sifat koligatif larutan
DESCRIPTION
SIFAT KOLIGATIF LARUTANTRANSCRIPT
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Sifat Koligatif
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi
hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan.
Satuan konsentrasi yang digunakan dalam perhitungan sifat koligatif :
1. Molaritas (M)
Adalah banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan (mol L-1)
Rumusnya :
M=1000mL
xgrMr
gr = massa zat terlarut (gram)
Mr = massa molekul relatif (gr/mol)
2. Molalitas (m) (mol kg-1)
Adalah banyaknya mol zat terlarut dalam tiap kg pelarut.
Rumusnya :
M= grMr
x1000P (gr )
gr = massa zat terlarut (gram)
Sifat Koligatif Larutan Non Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
5. Penurunan tekanan uap (P)
6. Penurunan titik beku (Tf)
7. Kenaikan titik didih (Tb)
8. Tekanan osmotik ()
1. Penurunan tekanan uap (P)
2. Penurunan titik beku (Tf)
3. Kenaikan titik didih (Tb)
4. Tekanan osmotik ()
P = massa pelarut (gram)
Mr = massa molekul relatif (gr/mol)
3. Fraksi Mol (X)
Adalah banyaknya mol suatu komponen dalam larutan dibagi banyaknya mol seluruhnya.
Rumusnya :
Fraksi mol A (XA) = nA
nA+nB
Fraksi mol A (XA) = nA
nA+nB
Ket :
XA = fraksi mol zat terlarut
nA = mol zat terlarut
XB = fraksi mol pelarut
nB = mol pelarut
Contoh soal :
1) Sebanyak 49 gr H2SO4 dilarutkan dalam air sehingga volume larutan menjadi 500 mL.
Hitunglah molaritas larutan!
2) Berapakah molalitas larutan yang dibuat dengan melarutkan 0,6 gr Urea CO(NH2)2
dalam 100 gr air!
3) Tentukan fraksi mol zat terlarut dan pelarut jika ke dalam 90 gr air dilarutkan 15 gr
asam cuka CH3COOH!
Jawaban :
1) Mr = ( 2 . Ar H ) + ( 1 . Ar S ) + ( 4 . Ar O )
= ( 2 . 1 ) + ( 32 ) + (4 . 16)
= 2 + 32 + 64 = 98
M = grMr
x1000mL
= 4998
x1000500
=4998
x2 = 0,5 x 2 = 1 mol/L
2) Dik : gr = 0,6 gr
P = 100 gr
Dit : M
Jawab :
Mr = (1 . Ar C) + (1 . Ar O) + (2 . Ar N) + (4 . Ar H)
= 12 + 16 + (2 . 14) + 4
= 28 + 28 + 4
= 60
m = grMr
x1000P
= 0.660
x1000100
= 0,01 x 10 = 0,1 mol / kg
3) Dik : MB = 90 gr
MA = 15 gr
Dit : XA dan XB
Jawab :
nB = grMr
=9018
= 5 mol mr = (2 Ar H) + 1 Ar O)
= 2 + 16 = 18
nA = grMr
=1560
= 0,25 mol mr = (2 Ar C) + (2 Ar O) + 4 Ar H)
= (2 . 2 ) + (2 . 16 ) + ( 4 ) = 60
XA = nA
nA+nB= 0,25
0,25+5=0,25
5,25 = 0,047 = 0,05
XB = nB
nB+nA
= 55+0,25
= 45,25
= 0,95
4. Persen Massa (% Massa)
Adalah jumlah gram zat terlarut dalam 100 gram larutan.
% massa = gram zat terlarutgram larutan
x100 %
Contoh :
Dik : Massa H2SO4 = 49 gram
Massa pelarut H2O = 931 gram
Dit : a. % mol H2SO4
b. % mol H2O
Jawab : Mr H2SO4 = (2 Ar H) + (1 Ar S) + (4 Ar O)
= (2 . 1) + (1 . 32) + ( 4 . 16)
= 2 + 32 + 64 = 98
Mol = grMr
=4998
=0,5
Mr H2O = (2 Ar H) + (1 Ar O)
= (2 . 1) + (1 . 16)
= 2 + 16 = 18
Mol = grMr
=93118
=51,7
a. % mol H2SO4 = mol H 2SO4
mol H 2SO4+mol H 2Ox100 %
= 0,5
0,5+51,7x 100 % =
0,552,2
x100 %
= 0,0095 x 100% = 0,95%
b. % mol H2O = mol H 2O
mol H 2O+mol H 2SO4
x100 %
= 51,7
51,7+0,5x 100 % =
51,752,2
x 100 %
= 0,9905 x 100% = 99,05%
I. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN NON-ELEKTROLIT
Merupakan sifat koligatif yang dimiliki oleh larutan yang zat terlarutnya tidak terurai
menjadi ion-ion. Jadi sifat koligatif larutan non elektrolit sangat dipengaruhi oleh
jumlah zat terlarut yang ada dalam larutan.
Sifat koligatif larutan dapat dihitung melalui 4 rumus sebagai berikut :
1. Penurunan tekanan uap (P)
Tekanan uap jenuh (P) merupakan tekanan uap tertinggi suatu zat pada suhu
tertentu. Semakin mudah zat menguap semakin tinggi tekanan uap jenuhnya atau
sebaliknya.
Rumus : P = Po – P
Ket : P = penurunan tekanan uap jenuh (cmHg)
Po = tekanan uap jenuh pelarut
# P = Po . XA
P = XB . Po
XA = fraksi mol zat terlarut
XB = fraksi mol zat pelarut
2. Penurunan titik beku (Tf)
# Tf = M . Kf
# Tf = Tf pelarut – Tf larutan
Ket : Tf = titik beku (oC)
Tf = penurunan titik beku larutan (oC)
m = molalitas (m)
Kf = ketetapan penurunan titik beku molal (oC / m)
3. Kenaikan titik didih (Tb)
# Tb = m . Kb
# Tb = Tb larutan – Tb pelarut
Ket : Tb = titik didih (oC)
Tb = kenaikan titik didih larutan (oC)
m = molalitas (m)
Kf = ketetapan kenaikan titik didih molal (oC / m)
Pengertian Penurunan Titik Beku ( Tb)
penurunan titik beku disebabkan oleh penambahan zat terlarut non folatil
(tidak mudah menguap ke dalam suatu pelarut)
Pengertian Kenaikan Titik Didih ( Tf)
kenaikan titik didih disebabkan oleh penambahan zat terlarut non folatil (tidak
mudah menguap ke dalam suatu pelarut)
Titik didih adalah tekanan uap = tekanan luar.
4. Tekanan osmotik ( )
Adalah proses merembesnya pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang
lebih pekat (peristiwa osmosis)
Rumus : = R . M . T
Ket : = tekanan osmotik (atm)
M = Molaritas (mol/L-1)
R = tetapan gas (0,082)
T = suhu (K)
Contoh soal :
1. Tekanan uap pada temperatur 18oC sebesar 15,5 cmHg. Jika glukosa sebanyak
36 gram (Mr = 180) dilarutkan ke dalam 14,4 gram air (Mr = 18). Tentukanlah
penurunan tekanan uap jenuh larutan pada temperatur tersebut!
2. Apabila sukrosa (Mr = 342) sebanyak 6,84 gram dilarutkan ke dalam 100 mL
air, tentukanlah !
a. Penurunan titik beku larutan
b. Kenaikan titik didih larutan
(Kb air = 0,52oC/m, Kf air = 1,86 oC/m, = 1 gram / ml)
3. Tentukan besarnya tekanan osmotik 5 gram zat x (Mr = 492) dalam 500 ml
larutan pada suhu 27oC (300 K)! (R = 0,082)
Jawaban :
1. Dik : Po = 15,5 mmHg
mglukosa = 36 gram
Mr = 180
mair = 14,4 gram
Mr = 18
Dit P ?
Jawab:
Mol glukosa = grMr
= 36180
=15
= 0,2 mol
Mol air = grMr
=14,418
=¿ 0,8 mol
XA = mol glukosa
mol glukosa+molair= 0,2
0,2+0,8=0,2
1=0,2
2. Dik : Mr = 342
msukrosa = 6,84 gram
Vair = 100 ml
Kb air = 0,52 oC/m
Kf air = 1,86 oC/m
= 1 gram / ml
Dit : a. Tb
b. Tf
Jawab
a. m = grMr
x1000P
= 6,84342
x1000100
= 68,4342
= 0,2 m
P = . V
= 1 . 100 = 100 gram
Tb = m . Kb
= 0,2 . 0,52
= 0,104 oC
b. Tf = m . Kf
= 0,2 . 1,86
= 0,1372 oC
3. Dik : Mx = 5 gr
Mr = 492
V = 500 mL
T = 27oC + 273 = 300 K
R = 0,082
Dit :
Jawab : M = grMr
x1000V
= 5
492x
1000500
= 0,02 M
= M . R . T
= 0,02 . 0,082 . 300
= 0,492 atm
II. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Merupakan sifat koligatif yang dimiliki oleh larutan yang zat terlarutnya dapat
terionisasi atau terurai menjadi ion-ion. Larutan elektrolit meliputi : asam, basa dan
garam.
Jacobus Henricus Van't Haff mengoreksi H Raoult agar sesuai untuk larutan
elektrolit. H. Raoult kemudian dikalikan dengan suatu faktor yang diberi lambang i
dan disebut faktor Vant Haff.
i = { i + (n – 1) }
Ket : n = jumlah (ion) dari larutan elektrolit
= derajat ionisasi / disosiasi
= jumlahmol zat terionisasi
jumlahmol zat yangdilarutkan
# Penurunan tekanan uap (P)
P = Po . XA . i
Atau
P = Po . XA . { 1 + (n – 1) }
Ket : i = faktor Vant Hoff
XA = fraksi mol zat terlarut
Po = tekanan jenuh pelarut murni (cmHg)
P = penurunan tekanan uap jenuh (cmHg)
# Penurunan titik beku (Tf)
Tf = m . Kf . i
Atau
Tf = m . Kf . { 1 + (n – 1) }
Ket : Tf = penurunan titik beku larutan (oC)
m = molalitas (m)
Kf = tetapan penurunan titik beku molal (oC/m)
I = faktor Vant Hoff
# Kenaikan titik didih (Tb)
Tb = m . Kb . i
Atau
Tb = m . Kb . { 1 + (n – 1) }
Ket : Tb = penurunan titik beku larutan (oC)
m = molalitas (m)
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal (oC/m)
I = faktor Vant Hoff
# Tekanan osmotik
= M . R . T . i
Atau
= M . R . T { 1 + (n – 1) }
Ket : = tekanan osmotik (atm)
M = Molaritas (M)
R = tetapan gas (0,082) L atm mol-1 K-1.
T = suhu (K)
i = faktor Vant Hoff
Contoh Soal
1. Hitunglah penurunan titik beku larutan NaCl 78,6 gram dalam 1 kg air. Jika
diketahui Kf air = 1,86oC/m dan Mr NaCl = 58,5!
2. Zat MgCl2 sebanyak 0,38 gram dilarutkan ke dalam 100 gram air. Jika Kf air = 1,8 oC/m dan titik beku larutan – 0,187o C, berapa % derajat ionisasinya? Ar Mg = 24,
Cl = 35,5)
Jawaban :
1. Dik : m NaCl = 78,6 gr = 1
m H2O = 1 kg = 1000 gr
Kf air = 1,86 oC/m
Mr NaCl = 58,5
Dit : Tf
Jawab : NaCl Na+ + Cl-
n = 2
Tf = grMr
x1000P
.Kf .{1+(n−1 )α }
= 78,658,5
x10001000
.1,86 .{1+ (2−1 )α }
= 1,34 . 1, 86 . 2
= 4,98 oC = 5 oC
2. Dik : m MgCl2 = 0,38 gr Catatan :
m air = 100 gr Tf air = 0 oC
Kf air = 1,8 oC/m
Tf larutan = - 0,187oC
Dit :
Jawab : MgCl2 = Mg2+ + 2 Cl- n = 3
Tf = Tf pelarut – Tf larutan
= 0 + 0,187oC = 0,187oC
Mr MgCl2 = ( Ar Mg ) + ( 2 Ar Cl )
= (24) + ( 2 . 35,5 )
= 95
Tf = grMr
x1000P
.Kf .{1+(n−1 )α }
0,187 = 0,3895
x1000100
.1,8 . {1+(3−1 )α }
0,187 = 0,004 . 18 . {1 + 2}
0,187 = 0,072 (1 + 2)
0,187 = 0,072 + 0,144
0,144= 0,187 – 0,072
0,144= 0,115
= 0,1150,144
= 0,798 x 100% = 0,80%
Berdsarkan diagam P-T terlihat bahwa dengan adanya zat terlarut non volatil, titik
beku larutan (Tf) lebih rendah daripada titik beku pelarut air (Tf).
Penerapan Sifat Koligatif dalam Kehidupan Sehari-Hari
a. Penerapan Penurunan Tekanan Uap
Salah satu contohnya adalah laut mati. Laut mati tidak pernah kering karena tidak
mudah menguap. Tekanan uapnya turun akibat sukarnya molekul pelarut
meninggalkan permukaan karena terhadalang oleh partikel zat terlarut. Pada saat
berenang di laut mati, kita tidak akan tenggelam. Prinsip ini tentu saja dapat
dimanfaatkan sebagai sarana hiburan dan rekreasi.
b. Penerapan Penurunan titik beku
1. Membuat cairan pendingin sebagai bahan membuat es puter.
Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh dibawah
0oC. Cairan pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk
membuat es puter.
2. Membuat zat antibeku radiator mobil
Di daerah beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Oleh karena itu,
ditambahkan etilen glikol (HOH2C – CH2OH) ke dalam air radiator. Dengan
penambahan etilen glikol diharapkan titik beku air radiator menurun. Dengan
kata lain, air tidak mudah membeku.
3. Mencairkan salju di jalan raya.
Untuk mengatasi jalanan bersalju ditaburi campuran NaCl dan CaCl2.
Penaburan garam tersebut dapat mencairkan salju.
4. Antibeku pada tubuh hewan
Darah ikan-kan laut mengandung zat-zat antibeku yang mampu menurunkan
titik beku air hingga 0,8oC. Dengan demikian, ikan laut dapat bertahan di
musim dingin yang suhunya mencapai 1,9oC karena zat antibeku yang
dikandungnya dapat mencegah pembentukan kristal es dalam jaringan dan sel
tubuhnya.
5. Menentukan massa molekul relatif
Dengan mengetahui massa zat terlarut serta nilai penurunan titik bekunya,
maka massa molekul relatif zat terlarut itu dapat ditentukan.
c. Penerapan Tekanan Osmotik
1. Membuat cairan fisiologis
Larutan osmotik sama disebut isotonik. Larutan osmotik lebih rendah disebut
hipotonik. Larutan osmotik lebih tinggi disebut hipertonik. Contoh larutan
isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah. Cairan infus
harus isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmosis, baik ke dalam
ataupun ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami
kerusakan.
2. Membasmi keong mas
Garam dapur yang ditaburkan pada permukaan tubuh keong mas mampu
menyerap air yang ada dalam jaringan tubuh sehingga keong mas akan
kekurangan air dalam tubuhnya. Oleh karena itu, garam dapur digunakan
untuk membasmi binatang lunak seperti keong mas.
3. Pengawet makanan
Garam dapur dapat membunuh mikroba penyebab makanan busuk yang
berada di permukaan makanan. Oleh karena itu, garam dapur biasa digunakan
untuk mengawetkan makanan, seperti ikan.
4. Penyerapan air oleh akar tanaman
Tanaman mengandung zat-zat terlarut sehingga air dalam tanah dapat diserap
oleh tumbuhan.
5. Membuat obat tetes mata
Obat tetes mata dibuat mendekati isotonis terhadap cairan mata agar dapat
diterima tanpa rasa nyeri. Beberapa perlu dibuat hipertonik untuk
meningkatkan daya serap sehingga mempercepat efek obat.
6. Pengolahan air limbah
Air limbah yang mengandung zat-zat terlarut pencmar lingkungan
dihubungkan dengan cairan yang hipertonis melalui membran semi permeabel.
Akibatnya, kandungan air dalam air limbah mengalami osmosis ke cairan
hipertonis. Dengan demikian, zat-zat pengotor yang mulanya terlarut dalam air
limbah tertinggal dan dapat dioleh lebih lanjut.
REDOKS
A. Persamaan Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi serah terima elektron yang disertai dengan perubahan
bilangan oksidasi atom-atom yang terlibat dalam reaksi. Reaksi redoks terdiri atas
setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi oksidasi.
Reaksi reduksi
1. Reaksi pelepasan oksigen.
Contoh : Zn (s) + CuO (s) ZnO (s) + Cu (s)
2. Reaksi dengan menangkap elektron
Contoh : 2I- (aq) + 2e- I2 (g)
3. Reaksi yang mengalami penurunan biloks
Contoh : Na+ (aq) + e - Na (s)
Biloks turun
4. Bertindak sebagai oksidator
5. Reaksi yang mengikat hidrogen.
Contoh : H2 (g) + Cl2 (g) 2HCl (g)
Reaksi Oksidasi
1. Reaksi pengikatan oksigen
Contoh : CH4 (g) + 2O2 (g) CO2 (g) + 2H2O (g)
2. Reaksi dengan melepas elektron.
Contoh : Ca (s) Ca2+ (aq) + 2e–
3. Reaksi yang mengalami kenaikan biloks
Contoh : 2Br- (aq) Br2 (g) + 2e-
-2 0
biloks naik
4. Bertindak sebagai reduktor.
5. Reaksi yang melepas hidrogen
Contoh : H2S (g) + Cl2 (g) 2HCl (g) + S (s)
1) Penentuan Bilangan Oksidasi
a. Biloks unsur bebas adalah nol. Contoh Na, K, Mg, H2, N2, P2 dan S8.
b. Biloks atom F = - 1
c. Biloks logam golongan IA, IIA, Ag, Zn dan Al sesuai dengan letak golongan pada
sistem periodik unsur dan selalu bertanda positif. Biloks golongan IA (Li, Na, K,
Rb, dan Cs) = +1, golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr dan Ba) = +2, Ag = +1, Zn = +2
dan Al = +3.
d. Biloks ion suatu atom sama dengan jumlah muatannya. Contoh, biloks Fe3+ = +3
dan S2 = - 2.
e. Biloks atom H dalam senyawa adalah +1 kecuali pada senyawa hidrida (NaH,
LiH, BaH2, AlH3, KH dan CaH2 ) memiliki biloks -1.
f. Biloks atom O dalam senyawa adalah – 2, kecuali :
1. Senyawa perioksida (H2O2, Na2O2, dan BaO2)
Biloks O = - 1
2. Senyawa superoksida (KO2 dan RbO2)
Biloks O = - ½
3. F2O, biloks O = + 2
g. Jumlah bilangan oksidai atom-atom dalam suatu senyawa adalah nol. Contoh
biloks Fe2O3 = 0 dan BaCO3 = 0.
h. Jumlah biloks atom-atom dalam suatu ion poliatom sama dengan jumlah
muatannya. Contoh SO42-
= 2, NH4+ = + 1 dan Cr2O7
2- = - 2
a. Bagaimanakah cara menyetarakan persamaan reaksi redoks menggunakan metode
biloks?
Penyetaraan reaksi redoks dengan metode biloks dapat dilakukan dengan langkah-
langkah berikut :
Jika semua zat (pereksi dan hasil reaksi) dalam reaksi redoks sudah tercantum
lengkap, lakukanlah langkah-langkah berikut
1) Tentukan atom-atom yang terlibat redoks (atom-atom yang biloksnya berubah)
2) Setarakan jumlah atom-atom yang terlibat redoks, di ruas kiri dan kanan, dengan
cara menambahkan koefisien.
3) Hitung selisih biloks masing-masing.
4) Setarakan jumlah elektron yang dilepaskan dengan jumlah elektron yang diterima
dengan cara menambahkan koefisien..
5) Setarakan jumlah atom H dan O yang tidak terlibat redoks.
6) Setarakan jumlah atom H.
Jika zat-zatnya dalam reaksi redoks tidak lengkap (hanya tercantum ion-ionnya)
lakukan langkah-langkah berikut :
1) Tentukan atom-atom yang terlibat redoks.
2) Jika atom-atom yang terlibat redoks itu belum setara, tambahkan koefisien.
3) Hitung selisih bilangan oksidasi setiap atom.
4) Setarakan jumlah elektron yang dilepaskan dengan jumlah elektron yang diterima
dengan cara menambahkan koefisien
5) Setarakan jumlah muatan di ruas kiri dan di ruas kanan.
a. Muatan di kanan lebih besar, tambahkan H+ (asam)
b. Muatan di kanan lebih kecil, tambahkan OH- (basa)
6) Setarakan jumlah atom H dengan menambahkan H2O.
b. Bagaimana menyetarakan persamaan reaksi redoks menggunakan metode setengah
reaksi?
Reaksi redoks dapat berlangsung dalam dua suasana, yaitu asam atau basa. Jika
suasana asam, persamaan reaksi disetarakan dengan cara berikut :
1) Setarakan jumlah atom yang terlibat redoks
2) Setarakan jumlah atom O dengan menambahkan H2O.
3) Setarakan jumlah atom H dengan menambahkan H+.
4) Setarakan jumlah elektron pada dua buah setengah reaksi dengan menambahkan
koefisien.
5) Jumlahkan kedua setengah reaksi tersebut.
Jika reaksi berlangsung dalam suasana basa, persamaan reaksi disetarakan dengan
cara berikut :
1) Setarakan jumlah atom yang terlibat redoks.
2) Setarakan jumlah atom O dengan menambahkan H2O.
3) Setarakan jumlah atom H dengan menambahkan H+.
4) Setarakan jumlah muatan dengan menambahkan elektron.
5) Tambahkan OH- pada kedua ruas sebanyak H+.
6) Hilangkan H+ (H+ dan OH- digabungkan menjadi H2O).
7) Kurangi kelebihan H2O.
8) Setarakan jumlah elektron pada dua buah setengah reaksi dengan menambahkan
koefisien.
9) Jumlahkan kedua setengah reaksi tersebut.
Contoh :
1. Jika reaksi redoks sudah lengkap
HNO3 + H2S NO + S + H2O
+1 +5 3(-2) 2(+1) -2 +2 -2 0 2(+1) -2 R. Reduksi turun 3
R. Oksidasi naik 2
2HNO3 + 3 H2S 2NO + 3S + 4H2O
+5 -2 +2 0 3
2
Ditukar buat digunakan koefisien
Ingat !
1) Cari biloks dulu, lihat mengalami kenaikan/penurunan
2) Kenaikan/penurunan ditukar buat jadi koefieisn
3) Setarakan koefisien yang terlibat biloks
2. Jika Redoks tidak lengkap / tercantum ion-ionnya
Fe2+ + MnO4- Fe3+ + Mn2+ (suasana asam)
+2 +7 4(-2) +3 +2
R. Oksidasi 1x R. Reduksi 5x
5Fe2+ + MnO4- 5Fe3+ + Mn2+ (suasana asam)
+2 +7 4(-2) +3 +2
1x 5x
Muatan kanan = (5 x 3) + 2 = 17
Muatan kiri = (5 x 2) – 1 = 9
Karena asam, muatan kanan lebih besar, maka yang kiri ditambah H+.
5Fe+2 + MnO4- 5Fe3+ + Mn2+
5Fe+2 + MnO4- + 8H+ 5Fe3+ + Mn2+
Jumlah atom H kiri = 8
Jumlah atom H kanan = 0
Maka ditambah H2O di ruas kanan
5Fe+2 + MnO4- + 8H+ 5Fe3+ + Mn2+
+ 4H2O
PENYETARAAN ½ REAKSI REDOKS
Suasana Asam
HNO3 + H2S NO + S + H2O
+1 +5 3(-2) 2(+1) -2 +2 -2 0 2(+1) -2
Cari yang terlibat ½ reaksi redoks / yang mirip
HNO3 NO reaksi reduksi
H2S S reaksi oksidasi
Setarakan jumlah atom O + H2O
Setarakan jumlah atom H + H+
HNO3 + 3H+ NO + 2H2O
H2S S + 2H+
Setarakan jumlah muatan +e-
HNO3 + 3H+ + 3e- NO + 2H2O x 2
0 0
H2S S + 2H+ + 2e- x 3
0 0
Setarakan jumlah elektron
2HNO3 + 6H+ + 6e- 2NO + 4H2O
3H2S 3s + 6H + + 6e - +
2HNO3 + 3H2S 2NO + 3S + 4H2O
Suasana Basa
0 +5 3(-2) +3 2(-2) -3 3(+1)
Al + NO3- AlO2
- + NH3
½ reaksi reduksi dan ½ reaksi oksidasi
Al AlO2- R. Oksidasi
NO3- NH3 R. Reduksi
Setarakan jumlah atom O + H2O
Setarakan jumlah atom H + H+
Al + 2H2O AlO2- + 4H+
NO3- + 9H+ NH3 + 3H2O
Tambahkan OH- di kedua ruas sebanyak H+
Al + 2H2O + 4OH- AlO2- + 4H+ + 4OH-
NO3- + 9H+ + 9OH- NH3 + 3H2O + 9OH-
Setarakan jumlah elektron + e-
x8 Al + 2H2O + 4OH- AlO2- + 4H+ + 4OH-
x3 NO3- + 9H+ + 9OH- + 8e NH3 + 3H2O + 9OH-
Jumlah elektron
8Al + 16H2O + 32OH- 8AlO2- + 32H+ + 32OH-
3NO3- + 27H + + 27OH - + 24e 3NH 3 + 9H2O + 27OH - +
8Al + 7H2O + 5OH- +3NO3- 8AlO2
- + 5H+ + 5OH- + 3NH3
5H2O8Al + 2H2O + 5OH- +3NO3
- 8AlO2- + 5H2O + 3NH3
8Al + 2H2O + 5OH- +3NO3- 8AlO2
- + 3NH3
SEL ELEKTROKIMIA
Merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara perubahan zat dan
arus listrik. Perubahan zat yang berupa reaksi kimia tersebut berlangsung dalam sel
elektrokimia. Reaksi kimia yang terjadi tersebut merupakan reaksi redoks.
Sel Elektrokimia terdiri dari :
1. Sel volta dari reaksi kimia dihasilkan arus listrik.
Contoh : Penggunaan batu baterai dan aki.
2. Sel elektrolisis dari arus listrik yang dialirkan dihasilkan reaksi kimia.
Contoh : Penyepuhan, pemurnian logam, dan penyetruman aki.
Perbedaan sel volta dan sel elektrolisis :
No. Sel Volta Sel Ektrolisis
1.
2.
3.
4.
5.
.
6.
Reaksi Redoks Spontan
Menghasilkan energi
Anoda (-)
Katoda (+)
Muatan Sel bergantung pada reaksi di
dalam sel
Energi kimia menjadi energi listrik
Reaksi Redoks tidak spontan
Membutuhkan energi
Anoda (-)
Katoda (+)
Muatan sel ditentukan sumber listrik
eksternal
Energi listik menjadi energi kimia
Persamaan sel volta dan sel elektrolisis
1. Anoda terdapat pada sel yang mengalami oksidasi sedangkan katoda yang mengalami
reduksi.
Sel Volta / Sel Galvani
Jenis Elektroda :
1. Katoda (elektroda positif) : terdapat pada sel yang mengalami reduksi
2. Anoda (elektroda negatif) : terdapat pada sel yang mengalami oksidasi
Diagram sel
Susunan suatu sel volta yang dirumuskan dengan suatu notasi.
Penulisan diagram :
Anoda / ion // ion / katoda
E0 Sel = E0 reduksi - E0 Oksidasi