seminar nasional bulan bahasa 2013

26
BAHASA INDONESIA SEBAGAI JATI DIRI BANGSA VS BAHASA ALAY SEBAGAI GAYA HIDUP PELAJAR MASA KINI Linda R Tagie Mahasiswa STIBA Cakrawala Nusantara, Kupang [email protected] ABSTRAK Bahasa Indonesia adalah jati diri bangsa yang harus di pertahankan untuk menunjukkan keberadaannya di antara bangsa lain. Penulis ingin menganalisis Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa dengan judul “BAHASA INDONESIA SEBAGAI JATI DIRI BANGSA VS BAHASA ALAY SEBAGAI GAYA HIDUP PELAJAR MASA KINI”. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mempertahankan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa berdasarkan sumpah pemuda 28 oktober 1928 yaitu berbahasa satu, Bahasa Indonesia. Metode yang di gunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil analisis menunjukan adanya kontroversi antara Bahasa Indonesia dengan gaya hidup pelajar masa kini yang lebih cenderung menggunakan bahasa alay agar terlihat gaul dan tidak ketinggalan zaman. Kata kunci : Bahasa, Alay, Kontroversi, Jati Diri.

Upload: linda-tagie

Post on 01-Jan-2016

78 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

BAHASA ALAY VS BAHASA INDONESIA

TRANSCRIPT

Page 1: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

BAHASA INDONESIA SEBAGAI JATI DIRI BANGSA VS BAHASA ALAY

SEBAGAI GAYA HIDUP PELAJAR MASA KINI

Linda R Tagie Mahasiswa STIBA Cakrawala Nusantara, Kupang

[email protected]

ABSTRAK

Bahasa Indonesia adalah jati diri bangsa yang harus di pertahankan untuk menunjukkan keberadaannya di antara bangsa lain. Penulis ingin menganalisis Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa dengan judul “BAHASA INDONESIA SEBAGAI JATI DIRI BANGSA VS BAHASA ALAY SEBAGAI GAYA HIDUP PELAJAR MASA KINI”. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mempertahankan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa berdasarkan sumpah pemuda 28 oktober 1928 yaitu berbahasa satu, Bahasa Indonesia. Metode yang di gunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil analisis menunjukan adanya kontroversi antara Bahasa Indonesia dengan gaya hidup pelajar masa kini yang lebih cenderung menggunakan bahasa alay agar terlihat gaul dan tidak ketinggalan zaman. Kata kunci : Bahasa, Alay, Kontroversi, Jati Diri.

Page 2: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dan bahasa persatuan Republik

Indonesia. Penggunaan Bahasa Indonesia diresmikan setelah proklamasi

kemerdekaan bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Dari segi linguistik,

bahasa Indonesia adalah varian dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu merupakan

sebuah bahasa Austronesia dari cabang Sunda-Sulawesi yang digunakan sebagai

lingua franca atau bahasa perhubungan di Nusantara sejak abad awal penanggalan

modern.

Dalam perkembangannya Bahasa Indonesia mengalami perubahan akibat

penggunaannya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan

berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia"

diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang

bertujuan untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama "bahasa

Melayu" tetap digunakan.

Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian

bahasa Melayu yang digunakan di beberapa daerah di Indonesia termasuk Nusa

Tenggara Timur seperti Kupang, Sabu dan Larantuka.

Page 3: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus

menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari

bahasa daerah, bahasa asing maupun kata-kata yang tercipta dari lingkungan sekitar.

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam Bahasa Indonesia sering dikenal dengan

istilah Bahasa alay. Biasanya hal ini terjadi di kalangan kaum muda termasuk para

pelajar.

Bahasa alay adalah bahasa nonformal yang digunakan oleh remaja masa kini

dengan tujuan agar tidak ketinggalan zaman. Hal ini terjadi hampir di seluruh pelosok

bumi Indonesia termasuk Kupang. Bahasa alay yang terjadi di Indonesia muncul

sejak adanya telepon seluler (HP) dengan program short message service (SMS).

SMS adalah pesan singkat dari layanan operator yang mengenakan tarif per karakter

dengan tujuan untuk menghemat biaya. Ini berarti bahwa pesan harus di ketik secara

singkat. Namun dalam perkembangannya bahasa-bahasa yang disingkat tersebut

semakin melenceng dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Bahasa Alay telah menggeser eksistensi nilai budaya bahasa Indonesia.

Remaja lebih cenderung mengunakan bahasa alay dalam pergaulan sehari-hari

dibandingkan Bahasa Indonesia. Kosa kata Bahasa Indonesia telah di rubah menjadi

lebih singkat untuk menghasilkan sebuah istilah baru. Fenomena-fenomena ini

mendorong penulis untuk menulis makalah ini dengan judul ”BAHASA

INDONESIA SEBAGAI JATI DIRI BANGSA VS BAHASA ALAY S EBAGAI

GAYA HIDUP PELAJAR MASA KINI”.

Page 4: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

1.2 Masalah

Dalam penulisan makalah ini, penulis mengemukakan dua masalah, yakni:

1. Apa pengaruh bahasa Alay dalam peran Bahasa Indonesia sebagai jati diri

bangsa?

2. Bagaimana bahasa Alay mempengaruhi peran Bahasa Indonesia sebagai jati diri

bangsa?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini, yakni:

1. Untuk memenuhi persyaratan penyajian materi sebagai pemakalah Seminar

Nasional Bulan Bahasa STIBA CNK.

2. Untuk mendeskripsikan pengaruh bahasa alay dalam peran Bahasa Indonesia

3. Untuk menjelaskan asal mula dan karakteristik bahasa alay dalam kehidupan

remaja masa kini.

1.4 Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode kualitatif

deskriptif. Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan tentang kontroversi antara

Bahasa Alay dan Bahasa Indonesia.

Page 5: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

1.5 Defenisi Istilah

1. Bahasa

Bahasa adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama

benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang

dalam arus udara lewat mulut (Plato).

2. Alay

Alay adalah gejala yang di alami pemuda-pemudi Indonesia yang ingin di akui

statusnya di antara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya bahasa baik

secara lisan maupun tertulis termasuk gaya berpakaian ( Koentjara Ningrat).

1.6. Konsep

1.6.1 Sosiolinguistik

Dalam penulisan makalah ini, penulis akan mengemukakan defenisi Sosiolinguistik

menurut beberapa ahli bahasa, yakni:

1. Sosiolinguistik adalah bidang ilmu antar disiplin yang mempelajari bahasa

dalam kaitannya dengan penggunaan itu didalam masyarakat. (Abdul

Chaer:2004:2)

Page 6: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

2. Sosolinguistik adalah cabang linguistik yang mempelajari faktor-faktor sosial

yang berperan dalam pemakaian bahasa dan yang berperan dalam pergaulan.

(Rafiek:2005:2)

3. Sosiolinguistik sesungguhnya mempelajari bahasa dan hubungannya dengan

masyarakat seperti juga halnya sosiologi, antropologi, politik, ekonomi,

agama, dan beberapa bidang lainya yang memerlukan bahasa untuk

menerangkan substansinya. (Sabon Ola:2009:19)

Dari defenisi sosiolinguistik diatas, maka sudah jelas cabang-cabang dari

sosiolinguistik mempunyai cakupan yang luas. Sosiolinguistik artinya ilmu yang

mempelajari tentang hubungan timbal balik antara bahasa dan masyarakat. Ini berarti

bahwa sosiolinguistik merupakan kajian bahasa. Akan tetapi, para ahli umumnya

cenderung menganggap bahasa sebagai suatu yang tidak bervariasi (monolitik).

sebaliknya bagi ahli sosiolinguistik, bahasa, terutama pemakaianya, tidak bersifat

monolitik.

1.6.2 Variasi Bahasa

Menurut Bachman (1990) Variasi bahasa adalah ragam bahasa menurut

pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang di bicarakan, menurut hubungan

pembicara, kawan bicara, orang yang di bicarakan, serta menurut medium pembicara.

Ini berarti bahwa variasi bahasa dapat dianalisis secara deskriptif. Semua jenis dan

Page 7: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

perubahan dalam bahasa dapat dilihat dari subjek dan objek yang ditutur. Pernyataan

ini juga di dukung oleh Ferguson. Ferguson menjelaskan bahwa variasi bahasa adalah

bentuk ujaran berpola yang dapat dianalisis secara deskriptif sinkronis yang di batasi

oleh makna dan di pergunakan dalam konteks komunikasi.

1.6.3 Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang memiliki fungsi sebagai

lambang kebanggaan kebangsaan, identitas nasional, alat penyatuan berbagai suku

bangsa dalam kesatuan kebangsaan, dan alat perhubungan antar daerah dan antar

budaya berdasarkan butir ketiga Sumpah Pemuda 28 oktober 1928 yang juga di

dukung dalam Undang – Undang No.24 Tahun 2009.

1.6.4 Bahasa Alay

Bahasa alay adalah bahasa hasil kreatifitas kaum muda yang tidak mau

ketinggalan zaman sehingga mereka berusaha menciptakan sesuatu yang

berbeda dan bisa menarik perhatian publik. Hal ini di dukung oleh Koentjara

Ningrat yang menegaskan bahwa alay merupakan gejala yang di alami oleh

pemuda-pemudi indonesia yang di ingin di akui statusnya di antara teman-

temannya sebagai seseorang yang penuh kreatifitas dengan menciptakan

sesuatu yang baru untuk menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.

Page 8: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bahasa

Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti

(Sabon Ola , 2009 : 2). Ini berarti bahasa merupakan sarana komunikasi yang paling

efektif untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan orang lain. Melalui bahasa,

manusia dapat menyampaikan ide, gagasan dan pokok pemikiranya baik secara lisan

maupun tertulis sebagai perumusan maksud dan tujuan dengan harapan dapat di

mengerti oleh orang lain. Menurut Plato, Bahasa adalah pernyataan pikiran seseorang

dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang

merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut . Bahasa juga

berfungsi sebagai alat ekspresi diri. Dengan bahasa manusia dapat mengekspresikan

dirinya dengan mengungkapkan segala sesuatu yang berada atau yang bergejolak

dalam batinnya. Terlepas dari fungsi sebagai alat ekspresi diri, bahasa juga

merupakan sarana yang paling ampuh untuk melepaskaan diri dari belenggu yang

menghimpit batin kita, sesuatu yang masih dalam taraf angan-angan pun dapat di

sampaikan melalui bahasa, oleh karna itu, bahasa bukan saja mencerminkan gagasan

dan pikir an melainkan juga mencerminkan perilaku seseorang. Dengan kata lain,

bahasa adalah tolak ukur yang menunjukkan keberadaan seseorang.

Page 9: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

2.2 Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional sebagai bahasa pemersatu seluruh

Warga Negara Republik Indonesia. Lahir dari peristiwa bersejarah yang monumental

yang di ikrarkan pada tanggal 28 oktober 1928 di Jakarta. Bahasa Indonesia berasal

dari bahasa melayu. Bahasa ini adalah sebuah bahasa Austronesia dari cabang

bahasa-bahasa sunda Sulawesi yang di gunakan sebagai lingua france di Nusantara.

Istilah Melayu berasal dari kerajaan Malayu, yaitu sebuah kerajaan Hindu-

Budha pada abad ke-7 di hulu sungai Batanghari, jambi di pulau sumatera jadi secara

geografis semula hanya mengacu pada wilayah kerajaan yang merupakan sebagian

dari wilayah pulau sumatera. Namun, dalam perkembangannya, pemakaian istilah

melayu mencakup wilayah geogafis yang lebih luas dari wilayah kerajaan Malayu

tersebut.

Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu

mulai terlihat. Pada tahun 1901, Indonesia yang saat itu disebut Hindia-Belanda,

mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayu-

yang saat ini menjadi wilayah Malaysia,di bawah pimpian Inggris mengadopsi ejaan

Wilkinson. Ejaan Van Ophuijsen diawali dari penyusunan Kitab Logat Melayu Van

Ophuijsen pada tahun 1896 yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan

Moehammad Taib Soetan Ibrahim.

Page 10: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

Intervensi pemerintah semakin kuat dengan dibentuknya Commissie voor de

Volkslectuur ("Komisi Bacaan Rakyat" - KBR) pada tahun 1908 yang saat ini

bernama Balai Pustaka. Pada tahun 1910 komisi ini, di bawah pimpinan D.A Rinkes,

melancarkan program Taman Poestaka dengan membentuk perpustakaan kecil di

berbagai sekolah pribumi dan beberapa instansi milik pemerintah. Perkembangan

program ini sangat pesat, dalam dua tahun telah terbentuk sekitar 700 perpustakaan.

Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada saat

Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober.

Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional merupakan usulan

Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah.

Dalam pidatonya di Kongres Nasional kedua di Jakarta. Yamin mengatakan :

"Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan

kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa

persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah

yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan."

Selanjutnya perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi

oleh sastrawan Indonesia yang banyak mengisi dan menambah perbendaharaan

kata,sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia.

Page 11: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

Bahasa Indonesia dituturkan di seluruh Indonesia, walaupun lebih banyak

digunakan di area perkotaan dengan dialek dan logat daerahnya masing-masing.

Untuk berkomunikasi dengan sesama orang sedaerah kadang bahasa ibulah yang

digunakan sebagai pengganti bahasa Indonesia.

2.2.1 Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa

Berdasarkan sumpah pemuda 28 oktober 1928 di mana salah satu butir

sumpah pemuda berbunyi ” Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa

persatuan, bahasa indonesia”. Pernyataan ini menunjukan bahwa ada kesepakatan

bersama untuk mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan

pemersatu seluruh warga Negara. Hal ini berarti bahwa bahasa Indonesia merupakan

salah satu kebutuhan pokok warga Negara Indonesia.

Sebuah pepatah lama mengatakan “ Bahasa Menunjukkan Bangsa”. Artinya

bahasa yang di gunakan menunjukkan asal-usul seseorang. Berbahasa Indonesia

menandakan seseorang berasal dari bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia juga

menandakan jati diri bangsa. Maksudnya bahasa menandakan pola pikir, kebiasaan

dan sifat khusus seseorang. Karena itu Bahasa Indonesia harus di pertahankan. Dalam

UUD No 24 tahun 2009 juga menegaskan tentang bendera, bahasa dan lambang

Negara serta lagu kebangsaan sebagai jati diri bangsa. Dari sini, jelaslah bahwa

bahasa Indonesia merupakan jati diri bangsa yang menunjukkan esksistensinya di

antara bangsa lain.

Page 12: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

2.3 Alay

Alay merupakan sebuah fenomena yang merujuk kepada gaya hidup remaja

masa kini. Remaja lebih cenderung menciptakan sesuatu yang baru dan berlomba-

lomba menjadi orang pertama yang menemukan hal baru. Hal ini biasanya terjadi

pada usia remaja yang berada dalam tahapan pencarian jati diri. Mereka berusaha

untuk mencari perhatian publik dengan hal-hal baru yang mereka yakini akan menjadi

satu fenomena yang menarik perhatian khalayak luas. Mulai dari gaya bahasa, gaya

bicara, gaya berpakaian termasuk gaya hidup.

Dalam ensiklopedia inggris, “Alay is a pop culture phenomenon in Indonesia,

it is a stereotype describing something tacky and cheesy”. Hal ini tentu saja terjadi

kesalahpahaman (Miss understanding) dari para alayers (pengguna bahasa alay)

terhadap makna yang sebenarnya, karna para pengguna bahasa alay menganggap diri

mereka gaul atau tidak ketinggalan zaman dengan menggunakan bahasa alay,

sedangkan makna alay yang sesungguhnya adalah “Norak atau Kampungan”.

Eksistensi bahasa alay semakin hari semakin luas, hingga kaum mudapun berlomba-

lomba menjadi alayer agar tidak di katakan ketinggalan zaman. Padahal, entah di

sadari atau tidak, justru para pengguna bahasa alaylah yang kampungan atau Norak.

Page 13: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

2.3. Sejarah Bahasa Alay

Bahasa alay merupakan budaya remaja Indonesia yang merujuk pada satu

fenomena gaya hidup remaja Indonesia yang selalu berusaha tampil beda dengan

teman-temannya. Bahasa Alay muncul pertama kalinya sejak ada program SMS

(Short Message Service) atau pesan singkat dari layanan operator yang mengenakan

tarif per karakter ataupun per SMS yang berfungsi untuk menghemat biaya. Ini

mengharuskan mereka agar lebih kreatif untuk mengetik pesan secara singkat. Di

tambah lagi dengan munculnya beberapa Jejaring Sosial yang merupakan dunia maya

tempat berkreasi sebebas-bebasnya tanpa aturan . seperti Facebook, twitter,blackberry

messager, line, kakao talk, yahoo messager dan beberapa layanan chating lainnya.

Bahasa alay merupakan pengembangan dari bahasa prokem. Bahasa prokem

adalah ragam bahasa nonstandar yang lazim di gunakan di Jakarta pada tahun 1970an.

Bahasa prokem merupakan kode rahasia bagi kaum muda yang saling mengenal

dengan baik. Namun dalam perkembangannya, penggunaan bahasa alay lebih di

kenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan kosa-kata yang di

gunakan dalam komunitas tertentu dan menerbitkan buku yang berjudul “Kamus

bahasa gaul” pada tahun 1999. Saat ini bahasa prokem telah banyak di gunakan

masyarakat luas sebagai bentuk percakapan sehari-hari dalam pergaulan di

lingkungan sosial bahkan di media massa seperti Majalah, koran bahkan televisi.

Namun, bahasa prokem lebih dominan di pengaruhi oleh bahasa dan dialek betawi,

karna itu, kaum muda berusaha lebih kreatif lagi dengan menciptakan kata-kata baru

Page 14: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

sesuai dengan popularitas daerah masing-masing. Hal ini muncul pertama kali dalam

Dialek jawa lalu berkembang ke seluruh pelosok tanah air termasuk Kupang, Nusa

Tenggara Timur.

2.4 Variasi Bahasa

a. Variasi bahasa dalam kajian sosiolinguistik

Dalam kajian ilmu sosiolinguistik, ada berbagai macam variasi bahasa.

Variasi bahasa ini di sebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang di lakukan

oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan di karenakan oleh para

penuturnya yang tidak homogen. (Sabon Ola, 2009:62-63)

Ada empat variasi bahasa berdasarkan kajian ilmu sosiolinguistik, yaitu :

1) Variasi dari segi penutur.

Ada empat variasi bahasa dari segi penutur yaitu :

• Idiolek : Variasi bahasa yang bersifat perseorangan . setiap orang

mempunyai idiolek masing-masing, idiolek ini berkenaan dengan warna

suara, pilihan kata,gaya bahasa, susunan kalimat, dan sebagainya. Yang

paling dominan adalah warna suara.

• Dialek : Variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif,

yang berada di suatu tempat atau area tertentu. Bidang studi yang

mempelajari tentang variasi bahasa ini adalah dialektologi

Page 15: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

• Kronolek : merupakan dialek temporal, yaitu variasi bahasa yang di

gunakan oleh sekelompok sosial pada masa tertentu.

• Sosiolek : merupakan dialek sosial, yaitu variasi bahasa yang berkenan

dengan status, golongan dan kelas sosial para penuturnya. Dalam kajian

sosiolinguistik, variasi inilah yang menyangkut semua masalah pribadi

penuturnya, seperti usia, pendidikan, keadaan sosial ekonomi, pekerjaan

dan sebagainya.

2) Variasi dari segi pemakaian

Variasi ini biasanya di biacarakan berdasarkan bidang penggunaan,

gaya, atau tingkat keformalan dan sarana penggunaan. Variasi bahasa

berdasarkan bidang pemakaian ini ialah menyangkut bahasa itu di gunakan

untuk keperluan atau bidang apa. Misalnya bidang sastra, jurnalistik,

pertanian, militer, pelayaran, pendidikan dan sebagainya.

3) Variasi dari segi keformalan

Variasi jenis ini di gunakan dalam situasi resmi. Misalnya upacara,

Pidato kenegaraan, surat resmi, undang-undang, akte notaris, sumpah dan

sebagainya.

4) Variasi dari segi sarana

Variasi jenis ini di lihat dari segi sarana atau jalur yang di gunakan

baik lisan maupun tertulis, dalam hal ini ragam bahasa dengan menggunakan

sarana atau alat terntentu, misalnya bertelepon dan mengirim e-mail

Page 16: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

b. Variasi bahasa Alay

Bahasa alay juga merupakan variasi bahasa yang biasa terjadi di ranah

kebahasaan. Berdasarkan kajian sosiolinguistik, bahasa alay termasuk

variasi bahasa dari segi penutur karena bahasa alay termasuk dalam

keempat konsep sosiolinguistik berdasarkan segi penutur. Yaitu

dialeknya yang berbeda dari bahasa-bahasa lainnya dari segi dialek,

gaya dan susunan kalimat dari segi idiolek, hanya berlaku pada masa

tertentu dari segi kronolek dan hanya terjadi pada komunitas tertentu

dari segi sosiolek

Ada dua variasi bahasa alay , yaitu alay lisan dan alay tulisan.

1. Alay Tulisan

Ada lima variasi penulisan bahasa alay, yaitu :

1.1 Alay Matematika

alay ini adalah mengganti jenis huruf tertentu dengan angka. Misalnya I di ganti

dengan 1, A di ganti dengan 4, G di ganti dengan 6 atau 9, E di ganti dengan 3, S di

ganti dengan 5 dan sebagainya.

Contoh : 4ku 54y4nk k4m03 (aku sayang kamu)

1.2 Alay Capslock

Jenis alay ini penggabungan huruf besar dengan huruf kecil, hal ini tentu saja membutuhkan kreativitas jari supaya lebih lincah menekan tombol capslock untuk menghidupkan dan mematikan huruf kapital. Contoh : - saMpai JuMpa beZok EaaahH ( Sampai jumpah besok ya)

- CeMuuNgUdh Eaah Kak’Z ( Semangat ya kakak )

Page 17: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

1.3 Alay Double

Jenis alay ini merupakan penulisan dengan pendobelan huruf tertentu. Tidak

hanya itu, terkadang alay jenis ini mengganti beberapa huruf tertentu dengan huruf –

huruf sesuai dengan keinginan para alayers untuk mencapai kata yang di targetkan

Contoh :

- kamuuu dii manaaaaa???? Akuuu mauuu ketemu kamuuu (kamu di

mana? Saya ingin bertemu denganmu)

- akuu chayank cama kamuuu ( aku sayang padamu)

1.4 Alay tanda baca

Jenis alay ini di temukan dalam penulisan yang lebih dominan di hiasi tanda

baca yang berlebihan.

Contoh : Hy…boleh kenalan gaak???????? Nama aku siska,,, kamu siapa?????

(hai, bolehkah kita berkenalan? Nama saya siska, namamu siapa?)

1.5 Alay Constraction

Jenis alay ini biasanya menggunakan singkatan kata atau kalimat tertentu. Jenis ini

merupakan pemekaran dari bahasa slang yang biasa menghiasi beranda jejaring

sosial.

Contoh :

- u R d best (you are the best)

- OTW (on the way)

Page 18: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

- LOL ( Laughing of Loud)

- teng’s b’4 (thanks before)

- GWS (Get Well Soon)

- b4 (Before)

2. Alay Lisan

Dalam perkembangannya, bahasa alay kini tidak hanya di temukan dalam

bentuk tulisan, tapi juga dalam bentuk lisan. Jenis alay ini berdasarkan ilmu

sosiolinguistik tergolong Variasi idiolek dari segi penutur. idiolek ini berkenaan

dengan warna suara, pilihan kata,gaya bahasa, susunan kalimat, dan bentuk mulut

yang di atur sedemikian rupa saat berbicara.

Berikut ini adalah beberapa contoh alay yang biasa menghiasi beranda

jejaring sosial dan juga biasa di pakai kaum muda dalam komunikasi lisan dengan

sesama mereka. Yaitu :

1. Ciyus, Miapah?

Artinya : serius? Demi apa?

2. Enelan?

Artinya : benaran?(jawa) Apakah benar?(Indonesia)

3. Trus, Gue Harus bilang Wow gitu?

Apakah saya harus mengatakan Wow? Wow artinya sesuatu yang luar

biasa. Biasanya kata-kata ini di ucapkan ketika seseorang bercerita

tentang sesuatu yang berlebihan. Entah kalimat ini merupakan isyarat

Page 19: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

untuk tidak berbicara lagi ataupun tanda iri karna sang penutur tidak

sanggup menjadi seperti yang di ceritakan.

4. Cetar Membahana

Kata ini pertama kali di popularkan oleh penyanyi asal Indonesia,

Syahrini. Yang berarti sesuatu yang spektakuler atau luar biasa.

5. Unyu-unyu

Unyu-unyu artinya imut, cantik, manis dan menggemaskan.

6. PHP

Merupakan singkatan dari Pemberi Harapan Palsu atau dapat di

artikan sebagai hanya tipuan belaka. Julukan ini di berikan kepada

mereka yang suka mengumbar janji namun tak di tepati hingga

membuat galau.

7. Prikitiew

Istilah ini pertama kali dipopularkan oleh pelawak Indonesia, Sule.

Prikitiew artinya menggambarkan suasana bahagia, terkadang bersifat

mengejek.

8. Afgan

Istilah ini lahir dari nama seorang penyanyi asal Indonesia, Afgan

Syahreza. Ini bermula ketika Afgan mengeluarkan lagunya yang

berjudul “sadis”. Jadi afgan artinya sesuatu yang misterius, tidak

berlogika, namun benar-benar terjadi.

Page 20: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

9. Kamseupay

Artinya Kampungan sekali, Uh payah !

Istulah ini berawal dari sinetron remaja “Putih Abu-abu”. Istilah

kamseupay di gunakan untuk mengejek orang lain yang di anggap

tidak gaul atau ketinggalan zaman.

10. Kepo

Kepo merupakan kepanjangan dari Knowing Every Particular Object.

Adalah sebutan bagi orang yang selalu ingin tahu segala hal termasuk

urusan pribadi orang lain. Dan pada akhirnya menjadi penyebar

gossip. Akhir-akhir ini istilah kepo kebanyakan terdengar dengan

istilah ‘google’. Yaitu serba tau segalanya.

11. Maaciw

Artinya terima kasih, namun disini terjadi perbuahan gaya bahasa dan

diucapkan dengan nada suara genit supaya terdengar alay.

12. Narsis

Berasal dari cerita yunani, ada seorang lelaki tempan yang bernama

Narcissus yang menolak cinta seorang gadis bernama Echo. Echo

kemudian patah hati dan mengutuk Narcissus agar tidak pernah jatuh

cinta, akhirnya narcissus menjadi seseorang yang suka menyendiri.

Page 21: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

Bagi kaum alayers hal ini di tandai dengan suka foto sendiri dengan

gaya alay atau berlebihan.

13. Oretz

Artinya oke. Berasal dari bahasa inggris yang berarti all right atau

baiklah.

14. Paku Alus

Istilah ini merupakan jenis Alay yang cukup popular di kalangan

remaja kota kupang. Artinya belum dewasa atau masih labil.

15. Kak’Z / Adig’z

Istilah ini juga merupakan bahasa alay yang popular di kota kupang.

Artinya Kakak sayang atau adik sayang.

16. Keloli Love

Istilah ini lahir dari kolaburasi antara bahasa daerah Sabu,Nusa

Tenggara Timur dengan bahasa inggris. Keloli berasal dari bahasa

sabu yang artinya Jatuh, sedangkan love berasal dari bahasa inggris

yang artinya Cinta. Jadi keloli love artinya jatuh cinta.

17. Karmendez?

Artinya Bagaimana. Berasal dari melayu kupang “Karmana”.

Page 22: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

18. MaCamah

Artinya sama-sama. Merupakan jawaban dari kata alay maaciw atau

terima kasih.

19. Cemungudh

Artinya : Semangat. Kini ada kata alay baru yang mirip dengan istilah

ini, yakni “Semangka” artinya “Semangat Kakak”.

20. Ma’em

Artinya : Makan.

Dalam dunia sosiolinguistik juga di kenal istilah ‘Alih Kode’ dan ‘Campur Kode’.

• Alih Kode (switching code).

Alih kode (switching code) adalah beralihnya penggunaan suatu kode

(entah bahasa atau ragam bahasa tertentu) ke dalam kode yang lain

(Chaer, 1994: 67). Alih kode mrupakan salah satu aspek ketergantungan

bahasa dalam masyarakat multilingual. Dalam masyarakat multilingual

sangat sulit seorang penutur mutlak hanya menggunakan satu bahasa.

Suwito (1985) membagi alih kode menjadi dua, yaitu :

1. Alih Kode Ekstern

Merupakan alih bahasa, seperti dari Bahasa Indonesia beralih ke

bahasa inggris dan sebaliknya.

Page 23: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

2. Alih Kode Intern

Merupakan alih varian, seperti dari Bahasa Indonesia beralih ke

melayu Kupang, atau dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Alay.

• Campur Kode (Mixing Code).

Campur kode ( Mixing Code) adalah dua kode atau lebih yang di gunakan

bersama (Chaer, 1994 : 69). Ini terjadi dengan menyisipkan bahasa lain ke

dalam bahasa yang menjadi kode utama atau kode dasar.

Campur kode juga di bagi menjadi dua, yaitu :

1. Campur kode ke dalam (innercode mixing).

Campur kode yang berasal dari bahasa asli dengan segala variasinya.

2. Campur kode ke luar (outer code mixing).

Campur kode yang berasal dari bahasa asing

Berdasarkan kajian tersebut di atas, maka bahasa alay dapat di golongkan dalam

campur kode (mixing code) karena bahasa alay merupakan campuran beberapa

variasi bahasa yang menghasilkan satu istilah baru yang cukup rumit untuk didefinisi.

Page 24: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

2.5 Dampak Bahasa Alay

Pesatnya perkembangan jumlah pengguna bahasa alay menunjukkan semakin

akrabnya generasi muda Indonesia dengan dunia teknologi terutama internet.

Munculnya bahasa alay juga menunjukkan adanya perkembangan zaman yang

dinamis, karena suatu bahasa harus disesuaikan dengan masyarakat penggunanya

agar tetap eksis.

Di samping itu, munculnya bahasa alay juga merupakan sinyal ancaman yang

sangat serius terhadap eksistensi bahasa indonesia sebagai jati diri bangsa. Hal ini di

tandai dengan semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi muda Indonesia. Ini

berarti resmilah kita mengubur semangat sumpah pemuda berbahasa satu, bahasa

Indonesia.

Hasrat tidak ingin dianggap ketinggalan zaman membuat bahasa alay semakin

di minati, di samping itu juga, pelan-pelan bahasa alay mulai menggeser eksistensi

bahasa indonesia. Akibatnya, kaum muda yang cenderung berbahasa alay kebanyakan

tidak mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

Page 25: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Bahasa

Indonesia merupakan bahasa nasional sebagai bahasa persatuan yang menunujukan

eksistensi dan jati diri Bangsa Indonesia. Ini dapat dilihat pada tanggal 28 Oktober

1928 silam, dimana para pemuda berkumpul dan berikrar dalam sumpah pemuda

untuk menjunjung tinggi bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia.

Akan tetapi, nilai dan eksistensi Bahasa Indonesia telah dirusak oleh

kehadiran bahasa alay sebagai bahasa pergaulan anak muda jaman sekarang untuk

berinteraksi satu sama lainnya. Beberapa kosa kota Bahasa Indonesia dirubah menjadi

kosa kata baru tetapi memiliki arti yang sama. Sebenarnya penggunaan bahasa alay

itu sah-sah saja, asalkan digunakan dalam konteks dan sikon tertentu, dalam hal ini,

situasi informal. Akan tetapi, jangan terlalu sering digunakan juga sehingga tidak

mempengaruhi tata Bahasa Indonesia dalam situasi formal.

Page 26: Seminar Nasional Bulan Bahasa 2013

DAFTAR PUSTAKA

- Sabon Ola,Simon. 2009. Sosiolinguistik . Yogyakarta : The Dogge Press.

- Kementrian pendidikan dan kebudayaan. 2011. Undang-undang republik

indonesia No 24. Tahun 2009 Jakarta :badan pengembangan dan pembinaan

bahasa kementrian pendidikan dan kebudayan.

- http// www.pmjournal.com . 2012 : Categories bahasa alay

- WordPress :2011. Pengaruh bahasa alay trhadap perkembangan bahasa

indonesia

- Munsyi, alif danya. 2005. Languages shows Nation. Jakarta : KPG