seminar ilmiah_kwashiorkor

22
SEMINAR ILMIAH PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS MAHASISWA BARU 2012 JAUHKAN KWASHIORKOR DARI INDONESIA SUB TEMA : MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN TOPIK : KWASHIORKOR OLEH : DESAK MADE TRISNA ULANDARI (125070301111002) DHANDY BUYA SANTOSA (125070301111021) DWI RATNAWATI (125070301111008) IKA DEWI CHOTIJAH (2507030711011) ILMI DEWI ASTUTI (125070300111013) NADIA ANGGIA MURNI (125070301111028) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

Upload: ilmi-dewi-a

Post on 31-Jul-2015

72 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

SEMINAR ILMIAH

PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS MAHASISWA BARU 2012

JAUHKAN KWASHIORKOR DARI INDONESIA

SUB TEMA : MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN

TOPIK : KWASHIORKOR

OLEH :

DESAK MADE TRISNA ULANDARI (125070301111002)

DHANDY BUYA SANTOSA (125070301111021)

DWI RATNAWATI (125070301111008)

IKA DEWI CHOTIJAH (2507030711011)

ILMI DEWI ASTUTI (125070300111013)

NADIA ANGGIA MURNI (125070301111028)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

Page 2: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami mampu

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis banyak memperoleh bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada teman-teman yang telah membantu

kami dalam memberikan motivasi dan data – data.

Penulis menyadari, bahwa tidak ada apapun yang sempurna di dunia ini.

Begitu pula dengan karya ilmiah yang penulis buat ini, tentu masih ada hal yang

kurang sempurna dari karya tulis kami. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan

karya tulis ini.

Akhir kata, penulis berharap agar karya tulis ini bermanfaat bagi kita

semua.

Malang, 24 Agustus 2012

Penulis

i

Page 3: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ i

Daftar Isi ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 2

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................. 2

BAB II TELAAH PUSTAKA ....................................................................... 3

2.1 Pengertian ............................................................................................. 3

2.1.1 Landasan Teori ............................................................................. 4

2.1.2 Pendapat Para Ahli ................................................................... 4

2.2 Gejala dan Penyebab kwashiorkor .................................................... 5

2.3 Akibat kwasahiorkor ........................................................................ 6

2.4 Pemecahan masalah .......................................................................... 9

BAB III METODE PENULISAN ................................................................ 13

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................... 14

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 17

5.1 Simpulan ........................................................................................ 17

5.2 Saran ............................................................................................... 17

Daftar Pustaka ............................................................................................. 19

ii

Page 4: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan ditingkat rumah

tangga (kemampuan memperoleh makanan untuk semua anggotannya),

masalah kesehatan, kemiskinan, pemerataan, dan kesempatan kerja.

Indonesia mengalami masalah gizi ganda yang artinya sementara masalah

gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh sudah muncul masalah

baru. Sekarang ini masalah gizi mengalami perkembangan yang sangat

pesat. Kasus penyakit kwashiorkor menjadi salah satu masalah gizi buruk

yang serius bagi Indonesia. Malnutrisi masih melatarbelakangi penyakit dan

kematian anak, meskipun sering luput dari perhatian. Keadaan kesehatan

gizi tergantung dari tingkat konsumsi yaitu kualitas hidangan yang

mengandung semua kebutuhan tubuh. Akibat dari kesehatan gizi yang tidak

baik, maka timbul penyakit gizi, umumnya pada anak balita

diderita penyakit gizi buruk. Hubungan antara kecukupan gizi dan penyakit

infeksi yaitu sebab akibat yang timbal balik sangat erat. Berbagai penyakit

gangguan gizi dan gizi buruk diakibatkan oleh tidak baiknya mutu/jumlah

makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh masing-masing orang.

Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan

gizi terutama pada balita. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan

kesehatan, prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu, adanya

kebiasaan/pantangan yang merugikan, kesukaan berlebihan terhadap jenis

makanan tertentu, keterbatasan penghasilan keluarga, dan jarak kelahiran

yang rapat. Kemiskinan masih merupakan bencana bagi jutaan manusia.

Begitu banyak masalah yang dihadapi Indonesia dalam kasus kwashiorkor.

Untuk mencegah agar penyakit ini tidak terjadi lagi pada anak-anak di

negara kita, perlu dilakukan suatu upaya dan usaha. Salah satunya dengan

penjelasan mengenai kwashiorkor agar masyarakat dapat mencegah penyakit

1

Page 5: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

yang berhubungan dengan kekurangan protein ini. Dengan demikian,

masyarakat menyadari akan pentingnya gizi dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah itu penyakit kwashiorkor?

1.2.2 Bagaimanakah gejala dan penyebab penyakit kwashiorkor?

1.2.3 Apakah akibat dari penyakit kwashiorkor?

1.2.4 Bagaimanakah cara mengatasi penyakit kwashiorkor?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Menjelaskan penyakit kwashiorkor

1.3.2 Menjelaskan gejala dan penyebab penyakit kwashiorkor

1.3.3 Menjelaskan akibat dari penyakit kwashiorkor

1.3.4 Menjelaskan cara mencegah penyakit kwashiorkor

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Agar tidak ada lagi anak-anak dan balita yang menderita

penyakit kwashiorkor.

1.4.2 Agar masyarakat bisa memperbaiki nilai gizi, energi, dan

protein sesuai kebutuhan.

1.4.3 Agar masyarakat mengetahui cara mengatasi agar anak-anak

mereka tidak ada yang mengalami penyakit kwashiorkor.

2

Page 6: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN

Definisi kwashiorkor adalah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh

defisiensi protein yang berat bisa dengan konsumsi energi dankalori tubuh

yang tidak mencukupi kebutuhan. Kwashiorkor atau busung lapar adalah

salah satu bentuk sindroma dari gangguan yang dikenali sebagai

Malnutrisi Energi Protein (MEP). Dengan beberapa karakteristik berupa

edema dan kegagalan pertumbuhan, depigmentasi, hyperkeratosis.

Penyakit ini merupakan bentuk malnutrisi paling banyak didapatkan di

dunia ini, pada dewasa ini,terutama sekali pada wilayah-wilayah

yangmasih terkebelakangan bidang industrinya.

Kwashiorkor paling seringnya terjadi pada usia antara 1-4 tahun, namun

dapat pula terjadi pada bayi. Kwashiorkor yang mungkin terjadi pada

orang dewasa adalah sebagai komplikasi dari parasit atau infeksilain.

Banyak hal yang menjadi penyebab kwashiorkor, namun faktor paling

mayor adalah menyusui, yaitu ketika ASI digantikan oleh asupan yang

tidak adekuat atau tidak seimbang. Setelah usia 1 tahun atau lebih,

kwashiorkor dapat muncul bahkan ketika kekurangan bahanpangan

bukanlah menjadi masalahnya, tetapi kebiasaan adat atau ketidaktahuan

(kurangnya edukasi) yang menyebabkan penyimpangan keseimbangan

nutrisi yang baik. Walaupun kekurangan kalori dan bahan-bahan makanan

yang lain mempersulit pola-pola klinik dan kimiawinya, gejala-gejala

utama malnutrisi protein disebabkan oleh kekurangan pemasukan protein

yang mempunyai nilai biologik yang baik. Bisa juga terdapat gangguan

penyerapan protein, misalnya yang dijumpai pada keadaan diare kronik,

kehilangan protein secara tidak normal pada proteinuria (nefrosis), infeksi,

perdarahan atau luka-luka bakar serta kegagalan melakukan sintesis

protein, seperti yang didapatkan pula pada penyakit hati yang kronis.

3

Page 7: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

2.1.1 Landasan Teori

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang

dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan

untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari

organ-organ serta menghasilkan energi.

Pada saat ini orang bisa dikatakan malnutrisi, tanda-tanda klinis gizi buruk

dapat menjadi indikator yang sangat penting untuk mengetahui seseorang

menderita gizi buruk. Kebutuhan tubuh akan zat gizi ditentukan oleh

banyak faktor. Data komposisi zat gizi bahan makanan yang berhubungan

dengan berbagai proses pengolahan belum cukup tersedia, pemeriksaan zat

gizi spesifik bertujuan untuk menilai status gizi. Gangguan gizi buruk

menggambarkan suatu keadaan pathologis yang terjadi akibat

ketidaksesuaian/tidak terpenuhinya antara zat gizi yang masuk kedalam

tubuh dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi dalam jangka waktu yang

relatif lama. Untuk mencapai kondisi anak perlu/cukup gizi harus

memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan serta melakukan kegiatan

yang baik seperti olah raga, dan lain-lain. Defisiensi gizi merupakan awal

dari gangguan sistem imun yang menghambat reaksi imunologis.

Gangguan gizi dan infeksi sering saling bekerja sama akanmemberikan

prognosis yang lebih buruk. Ada berbagai zat gizi yang sangat

mempengaruhi kondisi kesehatan manusia. Masalah kesehatan gizi dapat

timbul dalam bentuk penyakit dengan tingkat yang tinggi.

2.1.2 Pendapat para ahli

Indonesia mengalami masalah gizi ganda yang artinya sementara masalah

gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh sudah muncul masalah

baru. Masalah gizi di Indonesia terutama KEP masih lebih tinggi daripada

Negara ASEAN lainnya.

Sekarang ini masalah gizi mengalami perkembangan yang sangat

pesat,Malnutrisi masih saja melatar belakangi penyakitdan kematian anak,

meskipun sering luput dari perhatian. Sebagian besar anak di dunia 80%

4

Page 8: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

yang menderita malnutrisi bermukim di wilayah yang juga miskin akan

bahan pangan kaya zat gizi, terlebih zat gizi mikro.

Hubungan antara kecukupan gizi dan penyakit infeksi yaitu sebab akibat

yang timbal balik sangat erat. Berbagai penyakit gangguan gizi dan gizi

buruk akibatnya tidak baiknya mutu/jumlah makanan yang tidak sesuai

dengan kebutuhan tubuh masing-masing orang. Jumlah kasus gizi buruk

pada balita yang ditemukan dan ditangani tenaga kesehatan.

2.2 Gejala Dan Penyebab Kwashiorkor

Tanda mendefinisikan kwashiorkor pada anak kurang gizi adalah pedal

edema (pembengkakan pada kaki). Tanda-tanda lainnya termasuk perut

buncit, pembesaran hati dengan infiltrat lemak, penipisan rambut,

kehilangan gigi, depigmentasi kulit dan dermatitis. Anak dengan

kwashiorkor sering mengembangkan lekas marah dan anoreksia.

Korban kwashiorkor gagal untuk menghasilkan antibodi setelah vaksinasi

terhadap penyakit, termasuk difteri dan tifoid. Secara umum, penyakit ini

dapat diobati dengan menambahkan protein untuk diet, namun dapat

memiliki dampak jangka panjang pada anak fisik dan mental

pengembangan, dan pada kasus berat dapat menyebabkan kematian.

Kwashiorkor adalah bentuk gizi buruk yang kekurangan protein. Asupan

timbal protein rendah untuk tanda-tanda spesifik: edema pada tangan dan

kaki, iritabilitas, anoreksia, ruam deskuamatif, perubahan warna rambut,

dan perlemakan hati yang besar. Perut bengkak khas adalah karena dua

penyebab: asites karena hipoalbuminemia (tekanan onkotik rendah), dan

perlemakan hati membesar.

Ketidaktahuan gizi dapat menjadi penyebabnya. Dr Latham, direktur

Program Gizi Internasional di Universitas Cornell , bersama dengan Keith

Rosenberg dikutip kasus di mana orang tua yang anak mereka makan

singkong gagal untuk mengenali kekurangan gizi karena adanya edema

yang disebabkan oleh sindrom ini dan bersikeras anak itu bergizi baik

meskipun kurangnya protein diet.

5

Page 9: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

Protein harus diberikan hanya untuk anabolik tujuan. Para katabolik

kebutuhan harus puas dengan karbohidrat dan lemak. Katabolisme protein

melibatkan urea siklus, yang terletak di hati dan dapat dengan mudah

membanjiri kapasitas organ sudah rusak. Yang dihasilkan gagal hati bisa

berakibat fatal. Ini berarti pada pasien yang menderita kwashiorkor,

protein harus diperkenalkan kembali ke dalam makanan secara bertahap.

Dalam sebuah penelitian terhadap anak kembar dari Malawi, kwashiorkor

terpengaruh satu kembar pada 50% kelompok studi, tapi kedua kembar

hanya 7% dari waktu. Ketika bakteri usus dari si kembar

ditransplantasikan ke tikus bebas kuman, tikus menerima bakteri dari

kembar yang terkena dampak kehilangan berat badan lebih pada diet

Malawi khas sebagian besar terdiri dari tepung jagung dan air dengan

beberapa sayuran. Ia berspekulasi bahwa transplantasi bakteri tinja dapat

membantu anak-anak yang terkena dampak.

2.3 Akibat Kwashiorkor

Banyak dampak merugikan yang disebabkan oleh penyakit kwashiorkor,

yaitu merosotnya mutu kehidupan, terganggunya pertumbuhan, gangguan

perkembangan mental anak, serta merupakan satu penyebab dari angka

kematian tinggi. Anak yang menderita penyakit kwashiorkor jika tidak

segera ditangani beresiko tinggi, dan dapat berakhir dengan kematian

anak.

Beberapa tanda atau gejala seorang anak yang menderita kwashiorkor :

1. Wujud Umum

Secara umum penderita kwashiorkor tampak pucat, kurus, atrofi pada

ekstremitas, adanya edema pedis dan pretibial serta asites. Muka

penderita ada tanda moon face dari akibat terjadinya edema.

Penampilan anak kwashiorkor seperti anak gemuk (sugar baby).

2. Retardasi Pertumbuhan

Gejala penting ialah pertumbuhan yang terganggu. Selain berat badan,

tinggi badan juga kurang dibandingkan dengan anak sehat.

3. Perubahan Mental

6

Page 10: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

Biasanya penderita cengeng, hilang nafsu makan dan rewel. Pada

stadium lanjut bisa menjadi apatis. Kesadarannya juga bisa menurun,

dan anak menjadi pasif. Keadaan gizi buruk mengakibatkan perubahan

struktural dan fungsional pada otak.

4. Kelainan Rambut

Perubahan rambut sering dijumpai, baik mengenai bangunnya

(texture), maupun warnanya. Sangat khas untuk penderita kwashiorkor

ialah rambut kepala yang mudah tercabut tanpa rasa sakit. Pada

penderita kwashiorkor lanjut, rambut akan tampak kusam, halus,

kering, jarang dan berubah warna menjadi putih. Warna rambut yang

merah (seperti jagung) disebabkan karena kekurangan vitamin A,C,E.

Kelainan Rambut pada Kwashiorkor

5. Kelainan Kulit

Pada sebagian besar penderita ditemukan perubahan kulit yang khas

untuk penyakit kwashiorkor, yaitu crazy pavement dermatosis yang

merupakan bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi hitam

ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan.

Kurangnya nicotinamide dan tryptophan menyebabkan mudah terjadi

radang kulit.

6. Kelainan Gigi dan Tulang

Pada tulang penderita kwashiorkor didapatkan dekalsifikasi,

osteoporosis, dan hambatan pertumbuhan. Sering juga ditemukan

caries pada gigi penderita.

7

Page 11: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

7. Kelainan Hati

Pada biopsi hati ditemukan perlemakan, bisa juga ditemukan biopsi

hati yang hampir semua sela hati mengandung vakuol lemak besar.

Ditemukan juga tanda fibrosis, nekrosis, da infiltrasi sel mononukleus.

Perlemakan hati terjadi akibat defisiensi faktor lipotropik.

8. Kelainan Darah dan Sumsum Tulang

Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor. Bila

disertai penyakit lain, terutama infestasi parasit ( ankilostomiasis,

amoebiasis) maka dapat dijumpai anemia berat. Anemia juga terjadi

disebabkan kurangnya nutrien yang penting untuk pembentukan darah

seperti Ferum, vitamin B kompleks (B12, folat, B6). Defisiensi protein

menyebabkan gangguan pembentukan sistem kekebalan tubuh dan

terjadi defek umunitas seluler, dan gangguan sistem komplimen.

9. Kelainan Jantung

Bisa terjadi miodegenerasi jantung dan gangguan fungsi jantung

disebabkan hipokalemi dan hipmagnesemia.

10. Kelainan Ginjal

Malnutrisi energi protein dapat mengakibatkan terjadi altrofi

glomerulus sehingga GFR menurun.

Menifestasi klinis kwashiorkor pada anak

Untuk menegakkan diagnosis kwashiorkor ini bisa kita lihat melalui

pemeriksaan fisis dan pemeriksaan laboratorium. Dari pemeriksaan fisis yang

pertama adalah inspeksi, dapat kita lihat fisik penderita secara umum seperti

yang telah dijelaskan diatas antara lain edema dan kurus, pucat, moon face,

8

Page 12: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

kelainan kulit misalnya hiperpigmentasi, crazy pavement dermatosis. Pada

palpasi ditemukan hepatomegali.

Perubahan yang paling khas adalah penurunan konsentrasi albumin dalam

serum. Ketonuria lazim ditemukan pada tingkat awal karena kekurangan

makanan, tetapi sering kemudian hilang pada keadaan penyakit lebih lanjut.

Kerap kali juga ditemukan kekurangan kalium dan magnesium. Terdapat juga

penurunan aktifitas enzim-enzim dari pancreas dan xantin oksidase, tetapi

kadarnya akan kembali menjadi normal setelah pongobatan dimulai.

2.4 Pemecahan Masalah

Bagi penderita kwashiorkor jangan berkecil hati untuk bisa bertahan hidup

karena ada beberapa cara untuk mengatasi dan mengobati penyakit tersebut.

Ada juga beberapa pencegahan yang bisa kita lakukan untuk menghindarinya,

sehingga kita tidak perlu khawatir akan terserang penyakit kwashiorkor

tersebut.

Beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk penderita kwashiorkor :

1. Pengobatan Pertama

Beri makanan: tinggi kalori, protein, cukup cairan, vitamin &

mineral

Makanan : mudah dicerna & diserap

Penangann terhadap penyakit penyerta

Tindak lanjut : pemantauan kesehatan.

2. Terapi Awal Kwashiorkor

Atasi kelainan akut: diare atau bronkopneumonia atau penyakit

infeksi lain, gangguan elektrolit, keseimbangan asam basa,

dehidrasi, gagal ginjal/ jantung

Jika terjadi dehidrasi & asidosis, maka beri cairan infuse

Jumlah cairan : 200 ml/kgBB/hr (kwashiorkor/marasmus-

kwasiorkor )

Makanan: kalori 150-200 kkal/kgBB/hr dengan protein 3-5

g/kgBB/hr

9

Page 13: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

Pemberian vitamin mineral: vit A, asam folat, KCL, Mg-sulfat,

fero-sulfat.

3. Terapi Dietetik

Tahap penyesuaian (1-2 minggu)

Berat badan kurang dari 7 kg, maka berikan makanan untuk bayi

Susu yang diencerkan /rendah laktosa (1/3, 2/3, 3/3)

Penambahan kalori : tambahkan glukosa 2-5%, tepung 2%

Berangsur-angsur tambahkan buah, biscuit, makanan lumat dan

lembek

Berat badan lebih dari 7 kg, maka berikan makanan untuk anak

usia lebih dari 1 tahun

Kalori 50 kkal/kgBB/hr, protein 1 g/kgBB, cairan 200 ml/kgBB

Makanan cair yang diencerkan (1/3, 2/3, 3/3 ) dari bahan dasar

susu dan glukosa 5% , porsi kecil tapi lebih sering.

4. Tahap Penyembuhan

Toleransi makan dan nafsu makan baik ____> jumlah kalori

meningkat / 1-2 hari, sampai mencapai 150-200 kkal/kgBB/hr.

5. Tahap Lanjutan

Dengan terapi adekuat, penderita kwashiorkor dapat ditolong untuk

mencapai berat badan cukup perlu waktu 2-3 bulan

Namun pekembangan IQ akan mengalami retardasi menetap,

terutama jika penyakit kwashiorkornya terjadi sejak usia kurang

dari 2 tahun (masih terjadi proses proliferasi, mielinisasi dan

migrasi sel otak).

6. Pengobatan untuk Tahap Penyakit Penyerta

Defisiensi vitamin A Bila ada kelainan di mata, berikan vitamin A

oral pada hari ke 1, 2 dan 14 atau sebelum keluar rumah sakit bila

terjadi memburuknya keadaan klinis diberikan vit. A dengan dosis:

1. umur > 1 tahun : 200.000 SI/kali

2. umur 6 – 12 bulan : 100.000 SI/kali

3. umur 0 – 5 bulan : 50.000 SI/kali

10

Page 14: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

Bila ada ulkus dimata diberikan : Tetes mata khloramfenikol atau

salep mata tetrasiklin, setiap 2-3 jam selama 7-10 hari, Teteskan

tetes mata atropin, 1 tetes 3 kali sehari selama 3-5 hari. Tutup mata

dengan kasa yang dibasahi larutan garam faali

Dermatosis Dermatosis ditandai adanya : hipo/hiperpigmentasi,

deskwamasi (kulit mengelupas), lesi ulcerasi eksudatif,

menyerupai luka bakar, sering disertai infeksi sekunder, antara lain

oleh Candida. Tatalaksana :

1. kompres bagian kulit yang terkena dengan larutan KmnO4 (K-

permanganat) 1% selama 10 menit

2. beri salep atau krim (Zn dengan minyak kastor)

3. usahakan agar daerah perineum tetap kering

4. umumnya terdapat defisiensi seng (Zn): beri preparat Zn peroral

Tuberkulosis Pada setiap kasus gizi buruk, lakukan tes

tuberkulin/Mantoux (seringkali alergi) dan Ro-foto toraks. Bila

positip atau sangat mungkin TB, diobati sesuai pedoman

pengobatan TB.

7. Pengobatan untuk Tindakan Kegawatan

Syok (renjatan) Syok karena dehidrasi atau sepsis sering menyertai

KEP berat dan sulit membedakan keduanya secara klinis saja.

Hati-hati terhadap terjadinya overhidrasi. Pedoman pemberian

cairan :

1. Berikan larutan Dekstrosa 5% : NaCl 0.9% (1:1) atau

larutan Ringer dengan kadar dekstrosa 5% sebanyak 15

ml/KgBB dalam satu jam pertama.

2. Bila ada perbaikan klinis (kesadaran, frekuensi nadi dan

pernapasan) dan status hidrasi ® syok disebabkan

dehidrasi. Ulangi pemberian cairan seperti di atas untuk 1

jam berikutnya, kemudian lanjutkan dengan pemberian

Resomal/pengganti, per oral/nasogastrik, 10 ml/kgBB/jam

selama 10 jam, selanjutnya mulai berikan formula khusus

(F-75/pengganti).

11

Page 15: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

3. Bila tidak ada perbaikan klinis ® anak menderita syok

septik. Dalam hal ini, berikan cairan rumat sebanyak 4

ml/kgBB/jam dan berikan transfusi darah sebanyak 10

ml/kgBB secara perlahan-lahan (dalam 3 jam). Kemudian

mulailah pemberian formula (F-75/pengganti).

Anemia berat Transfusi darah diperlukan bila : Hb < 4 g/dl atau Hb

4-6 g/dl disertai distress pernapasan atau tanda gagal jantung.

Transfusi darah : Berikan darah segar 10 ml/kgBB dalam 3 jam.

Bila ada tanda gagal jantung, gunakan ’packed red cells’ untuk

transfusi dengan jumlah yang sama. Beri furosemid 1 mg/kgBB

secara i.v pada saat transfusi dimulai. Perhatikan adanya reaksi

transfusi (demam, gatal, Hb-uria, syok).

Beberapa cara pencegahan kwashiorkor :

1. Revitalisasi posyandu

Di posyandu, penurunan berat badan dapat dipantau setiap bulan,

dan langsung ditangani agar tidak terjadi gizi buruk seperti

kwashiorkor. Inilah manfaat posyandu yang perlu digiatkan lagi.

2. Revitalisasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)

Revitalisasi SKPG bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat dan pemerintahan daerah melakukan pemantauan terus

menerus terhadap situasi pangan dan keadaan gizi masyarakat,

untuk dapat melakukan tindakan cepat dan tepat mencegah

timbulnya bahaya kelaparan dan kurang gizi, khususnya gizi buruk

di tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten.

3. Pencegahannya dapat berupa diet adekuat dengan jumlah-jumlah

yang tepat dari karbohidrat, lemak (minimal 10% dari total kalori),

dan protein (12 % dari total kalori). Protein terutamanya harus

disediakan dalam makanan. Memberikan ASI eksklusif (hanya

ASI) sampai anak berumur 6 bulan.

4. Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting lainnya.

5. Lakukan penyuluhan terkait pentingnya pemenuhan kebutuhan

gizi.

12

Page 16: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

BAB III

METODE PENULISAN

Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka. Dimana data, fakta dan

informasi di kumpulkan melalui jurnal ilmiah dan artikel ilmiah dari situs-situs

terpecaya. Sebagian besar jurnal dan artikel ilmiah ini diperoleh dari internet.

Untuk menjaga kebenaran data, fakta atau informasi maka hanya sumber-sumber

bacaan dalam rentang waktu lima tahun terakhir yang dijadikan acuan dalam

penulisan karya ilmiah ini.

Agar tulisan yang dibuat efisien dan efektif, disusunlah kerangka tulisan

berdasarkan topik dan permasalah yang ada. Kemudian data dikumpulkan,

disarikan, disusun, diolah dan ditafsirkan. Hasil tafsiran kemudian dianalisis dan

disintesis kemuadian disimpulakan. Analisis dan sintesis berisi gagasan baru

untuk memecahkan masalah yang telah dikemukakan.

Data dikumpulakan melalui sumber bacaan berupa jurnal dan artikel ilmiah di

internet. Pada tahap ini, data, fakta dan informasi yang terkumpul diseleksi

berdasarkan kesesuaian dengan topik dan permasalahan yang dibahas. Data

kemudian dipisah-pisahkan berdasarkan sub-sub judul dalam kerangka penulisan.

Simpulan dibuat dengan menarik intisari-intisari dari data yang telah dianalisis,

kemudian di rangkaikan ke dalam sebuat tulisan yang lebih ringkas. Saran dibuat

berdasarkan simpulan.

13

Page 17: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

BAB IV

PEMBAHASAN MASALAH

Sepanjang tahun ini banyak sudah bencana kesehatan yang melanda bangsa ini.

Mulai dari demam berdarah, polio dan penyakit busung lapar yang cukup

mengejutkan. Kasus penderita gizi buruk terus bertambah di sejumlah daerah.

Kasus gizi buruk umumnya menimpa balita dengan latar belakang ekonomi

lemah serta ketidakmampuan akses pelayanan kesehatan . Beragam masalah

malnutrisi banyak ditemukan pada anak-anak dari kurang gizi hingga busung

lapar. Betapa banyaknya bayi dan anak-anak yang sudah bergulat dengan

kelaparan dan penderitaan sejak mereka dilahirkan. Penyebab utama kasus gizi

buruk di Indonesia tampaknya karena masalah ekonomi atau kurang pengetahuan.

Kemiskinan dan ketidakmampuan orang tua menyediakan makanan bergizi bagi

anaknya menjadi penyebab utama meningkatnya korban gizi buruk di Indonesia,

kemiskinan memicu kasus gizi buruk.

Saat ini, penyakit masyarakat yang berhubungan dengan kekurangan gizi, yaitu

berhubungan dengan protein adalah kwashiorkor. Kwashiorkor adalah salah satu

jenis penyakit kekurangan protein yang belakangan ini sering terjadi.

Kwashiorkor biasanya terjadi pada balita dan anak-anak. Gejala awal termasuk

kelelahan, lekas marah, dan kelesuan. Apabila hal ini terus berlanjut maka dapat

menyebabkan terganggunya pertumbuhan, kehilangan massa otot, edema atau

pembengkakan umum, perubahan mental, dan menurunkan fungsi sistem

kekebalan tubuh.

Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan pemerintah untuk menanggulangi

masalah gizi buruk termasuk penyakit kwashiorkor, terbagi menjadi 3 tahap yaitu

tahap promotif, preventif, dan kuratif. Tindakan promotif dilakukan melalui

kegiatan penyuluhan kepada masyarakat terutama ibu balita, diantaranya adalah

tentang :

1. Pemantauan berat badan balita. Pemantauan berat badan ini dilakukan dengan

penimbangan rutin balita di posyandu, puskesmas, poliklinik swasta, bidan

praktek, dokter umum, dokter anak atau dimana saja. Yang terpenting adalah

14

Page 18: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

orang tua tahu perkembangan berat badan anaknya, karena anak yang naik

berat badannya adalah anak yang tumbuh sehat dan berarti pula asupan

gizinya baik dan benar.

2. Penyuluhan kepada pada masyarakat terutama ibu-ibu tentang gizi untuk

balita dan ibu hamil. Penyuluhan dilakukan secara langsung kepada ibu-ibu

melalui kerjasama dengan kader PKK yang ada di posyandu, penyuluhan

langsung di puskesmas, melalui leaflet, media cetak, elektronik, dll.

3. Promosi Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) . KADARZI adalah keluarga yang

mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya.

Suatu keluarga disebut KADARZI jika telah berperilaku gizi baik yang

dicirikan minimal dengan:

a. Menimbang berat badan secara teratur

b. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur

6 bulan (ASI eksklusif)

c. Makan beraneka ragam

d. Menggunakan garam beryodium

e. Minum suplemen gizi (tablet tambah darah, kapsul vitaminA dosis tinggi)

sesuai anjuran

Tindakan Preventif dilakukan antara lain dengan :

1. Pemantauan berat badan balita setiap bulan melalui penimbangan rutin di

posyandu. Ibu sang balita diberi penyuluhan tentang cara mengatasinya

sehingga dapat dicegah agar balita tersebut tidak jatuh ke status gizi buruk.

2. Pemberian makanan tambahan penyuluhan (PMT Penyuluhan) dan pemberian

makanan tambahan pemulihan (PMT Pemulihan). PMT Penyuluhan berupa

contoh makanan yang diberikan pada balita pada saat pelaksanaan

penimbangan balita di posyandu, yang dimaksudkan untuk memberi contoh

kepada para ibu tentang makanan bergizi yang dibutuhkan oleh balita.

3. Pelacakan kasus gizi buruk oleh kader kesehatan. Kader kesehatan bertugas

melakukan pelacakan balita yang tidak datang ke posyandu untuk mengetahui

kemana ibu balita memantau berat badan balitanya dan untuk mengetahui

15

Page 19: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

balita yang tidak datang ke posyandu tersebut apakah menderita gizi buruk

atau gizi kurang sehingga dapat dibantu penanggulangannya.

Tindakan kuratif adalah dengan mencari penyebab balita dengan gizi buruk.

Mungkin keadaan tersebut disebabkan karena penyakit kronis seperti radang paru-

paru, TBC, diare kronis, cacingan, sakit ginjal, dll. Mungkin juga dikarenakan

kelainan bawaan seperti kelainan jantung bawaan, kelainan pencernaan, kelainan

hormonal dll. Kelainan ini sangat penting untuk disembuhkan terlebih dahulu

karena pemulihan gizi buruk dengan PMT apapun tidak akan berhasil apabila

penyebabnya tidak diatasi.

16

Page 20: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut) merupakan keadaan kurang gizi

tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi energi dan

protein dan makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama.

Ada 4 faktor yang melatarbelakangi kasus gizi buruk yaitu : masalah sosial,

ekonomi, biologi, dan lingkungan. Kemiskinan salah satu determinan sosial

- ekonomi, merupakan akar dari ketiadaan pangan, tempat mukim yang

berjejalan, dan tidak sehat serta ketidakmampuan mengakses fasilitas

kesehatan.

Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari.

Kecukupan zat gizi berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak. Kasus

gizi buruk bukanlah jenis penyakit yang datang tiba-tiba begitu saja. Tetapi

karena proses yang menahun terus bertumpuk dan menjadi kronik saat

mencapai puncaknya. Masalah defisiensi gizi menjadi perhatian

karena berbagai penelitian menunjukan adanya efek jangka panjang

terhadap pertumbuhan dan perkembangan otak manusia

5.2 SARAN

Ketidakseriusan pemerintah terlihat jelas ketika penanganan kasus gizi

buruk terlambat. Seharusnya penanganan pelayanan kesehatan dilakukan

disaat penderita gizi buruk belum mencapai tahap membahayakan.

Keseriusan pemerintah tidak ada artinya apabila tidak didukung masyarakat

itu sendiri. Sebab, perilaku masyarakat yang sudah membudaya selama ini

adalah,anak-anak yang menderita penyakit kurang mendapatkan perhatian

orang tua. Anak-anak itu hanya diberi makan seadanya, tanpa peduli akan

kadar gizi dalam makanan yang diberikan.

Penanganan yang cepat dan tepat pada kasus-kasus gizi seperti kwashiorkor,

umumnya dapat memberikan prognosis yang cukup baik. Penanganan pada

17

Page 21: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

stadium yang lanjut, walaupun dapat meningkatkan kesehatan anak secara

umum, namun ada kemungkinannya untuk memperoleh gangguan fisik

permanen dan gangguan intelektual. Maka dari itu, jika ada gejala-gejala

yang mengarah pada penyakit kwasiorkor atau gejala gizi buruk lainnya,

segeralah bawa ke dokter atau ahli gizi untuk berkonsultasi tentang penyakit

tersebut. Jangan sampai kita membiarkan tanpa ada upaya pencegahan atau

pengobatan, karena itu akan berakibat fatal.

18

Page 22: Seminar Ilmiah_Kwashiorkor

Daftar pustaka :

Williams, Cicely (1935). "Kwashiorkor". The Lancet 226 (5855): 1151.

doi:10.1016/S0140-6736(00)94666-X

Fajar, Ibnu, dkk.2007. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Arisman. 2008. Gizi Dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi.Jakarta : Buku

Kedokteran EGC

Santoso, Soegeng, Ranti, Anne Lies.2010. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka

Cipta

Pretorius, PJ; De Villiers, LS (1962). "Antibody response in children with protein

malnutrition". The American journal of clinical nutrition 10: 379–83.

PMID 14037411

Williams, Cicely (1935). "Kwashiorkor". The Lancet 226 (5855): 1151.

doi:10.1016/S0140-6736(00)94666-X.

Jones, Nicola (2011). "Do gut bacteria worsen malnourishment?". Nature.

doi:10.1038/news.2011.151.

Sihadi. Strategi Penanggulangan Gizi Buruk. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Gizi dan Makanan – Departemen Kesehatan RI Bogor, Jawa Barat

Edwin Saputra Suryadi. Kejadian KEP Literatur. FKM UI 2009.

http://dinkes.malangkota.go.id/index.php/berita-terbaru/80-gizi-buruk-di-kota-

malang

19