sedekah dan gerakan dakwah islam (studi...

155
SEDEKAH DAN GERAKAN DAKWAH ISLAM (STUDI PEMIKIRAN YUSUF MANSUR) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) Disusun Oleh: M. MASKHURI NIM: 61111014 FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: vophuc

Post on 09-Mar-2019

251 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

SEDEKAH DAN GERAKAN DAKWAH ISLAM

(STUDI PEMIKIRAN YUSUF MANSUR)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

Disusun Oleh:

M. MASKHURI

NIM: 61111014

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

NO TA PEMBIMBING

Lamp : 5 (lima) eksemplar

Hal : Persetujuan Naskah Skripsi

Kepada Yth.

Ketua Jurusan BPI

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaimana mestinya, maka

kami menyatakan bahwa skripsi saudara :

Nama : Muhammad Maskhuri

NIM : 61111004

Fak./Jur. : Dakwah/BPI

Judul : SEDEKAH DAN GERAKAN DAKWAH ISLAM (Studi Pemikiran

Yusuf Mansur)

Dengan ini saya setujui dan mohon agar segera diujikan. Atas perhatiannya

diucapkan terimakasih.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Semarang, 16 Juni 2011

Pembimbing

Bidang Substansi Materi Bidang Metodologi& Tatatulis

PENGESAHAN

Skripsi saudaria : Muhammad Maskhuri

NIM : 61111004

Fak/ Jurusan : DAKWAH/BPI

Dengan Judul : Sedekah Dan Gerakan Dakwah Islam (Studi Pemikiran Yusuf

Mansur)

Telah dimunaqosah oleh dewan penguji Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri

Walisongo Semarang pada Tanggal

28 Juni 2011

Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi

program sarjana strata 1 (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam dalam Ilmu

Dakwah

Semarang, 28 Juni 2011

Dewan penguji,

Ketua sidang Sekretaris sidang

Drs. H. Nurbini, M.Si Dr. H. Abu Rokhmad, M.Ag

NIP. 196810918 199303 1 004 NIP. 19760407 2001121 1 003

Penguji I Penguji II

Drs. H. Djasadi, M.Pd Komarudin, M.Ag

MOTTO

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan orang

yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah

kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa

yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah

kesempitan”.(QS. Ath-Thalaaq: 7)

PERSEMBAHAN

Atas rahmat, kasih sayang dan ridha Allah SWT, karya skripsi ini saya persembahkan untuk:

Kedua orang tuaku yang tak henti-hentinya mendoakan dan selalu mendukung baik

moral maupun material dengan tulus dan ikhlas.

Kakak dan adik-adikku tercinta yang selalu membangkitkan semangat dan motivasi.

Sahabat, teman-teman angkatan 2006 jurusan BPI dan teman-teman kos yang baik

dan penuh kebersamaan.

Pembaca yang budiman.

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri dan di

dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di

suatu perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari

hasil penerbitan manapun yang belum / tidak diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam

tulisan dan daftar pustaka.

Semarang, 14 Juni 2011

(Muhammad Maskhuri)

NIM : 61111004

KATA PENGANTAR

Bismillāhirrahmānirrahīm

Alhamdulillāhirrabbil „ālamīn, segala puji bagi Allah SWT atas beribu limpahan

rahmat, petunjuk dan jalan yang memungkinkan sehingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan. Sholawat dan salam semoga terlimpah selalu kepada tokoh revolusioner Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatsahabatnya, tak ketinggalan pula kepada para

penerus ajarannya yang senantiasa menjunjung tinggi harkat, martabat dan visi perjuangan

dalam upaya mengentaskan kehidupan manusia dari keterpurukan menuju kebaikan dunia

dan akhirat.

Terselesaikannya skripsi dengan judul “Sedekah Dan Gerakan Dakwah Islam (studi

pemikiran Yusuf Mansur)” ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis, lembaga terkait,

perorangan yang berkepentingan maupun bagi para pembaca pada umumnya.

Untuk itu penulis menyampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuannya, khususnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr Muhammad Sulton, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang.

2. Ibu Mahmudah, S.Ag, M,Pd. selaku Kajur Bimbingan Penyuluhan Islam dan Bapak

Drs. Safrodin, M.Ag, selaku Dosen Wali sekaligus Sekjur Bimbingan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.

3. Bapak Dr.H Abu Rokhmad, M.Ag, selaku pembimbing I yang telah berkenan

meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Wening Wihartati, S.Psi.M.Si selaku Pembimbing II yang telah berkenan

meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ustad Yusuf Mansur yang telah berkenan memberikan waktu dan pikirannya untuk

pelaksanaan penelitian.

6. Para Dosen pengajar dan staf karyawan di lingkungan Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang.

7. Segenap pimpinan dan Staf Daarul Qur‟an dan Wisata Hati yang bersedia membantu

penulis dalam pelaksanaan penelitian.

8. Kedua orang tuaku Bapak Mulyono dan Ibu Musanadah yang terhormat yang telah

memberikan dukungan moral dan material dengan tulus dan ikhlas.

9. Kakak dan Adik-adikku tersayang yang telah memberikan semangat untuk

menyelesaikan kuliah dan semangat dalam hidup.

10. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penyusunan

tugas akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Atas jasa-jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka

diterima di sisi Allah SWT. Dan mendapat balasan pahala yang lebih baik serta mendapatkan

kesuksesan baik itu di dunia maupun di akhirat kelak.

Penulis dalam hal ini juga mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para

pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Amin.

Semarang, 14 juni 2011

Penulis

Muhammad Maskhuri

NIM. 61111004

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Pedoman transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada SKB

Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor: 158/1987 dan

Nomor: 0543b/U/1987. Penyimpangan penulisan kata sandang [al-] disengaja secara

konsisten supaya sesuai dengan teks Arabnya.

ṭ ط a ا

ẓ ظ b ب

„ ع t ت

ṡ ث g غ

f ف j ج

ḥ ح q ق

k ك kh خ

l ل d د

m م ż ذ

n ن r ر

w و z ز

h ه s س

᾿ ء sy ش

ṣ ص y ي

ḍ ض

Bacaan Madd

ā : a panjang

ī : i panjang

ū : u panjang

Bacaan Diftong

au : َاْو

a : َاْي

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

NOTA PEMBIMBING ........................................................................................ ii

PENGESAHAN ................................................................................................... iii

MOTTO ............................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ................................................................................................ v

PERNYATAAN .................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB .............................................................. ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

ABSTRAKSI ....................................................................................................... xii

BAB I: PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B Rumusan Masalah ............................................................................. 10

C Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 10

1. Tujuan penelitian ........................................................................ 10

2. Manfaat Penelitian ...................................................................... 10

D Tinjauan pustaka ............................................................................... 10

E Metode Penelitian ............................................................................ 13

F Sisitematis Penulisan ........................................................................ 16

BAB II: SEDEKAH DAN GERAKAN DAKWAH ISLAM

A Sedekah ............................................................................................ 18

1. Pengertian Sedekah .................................................................... 18

a. Sedekah di artikan sebagai zakat ......................................... 19

b. Sedekah diartikan sebagai shodaqoh At-Tatawwu‟ .............. 23

2. Anjuran Bersedekah .................................................................. 27

3. Manfaat dan Fungsi sedekah ....................................................... 28

4. Adab Bersedekah ....................................................................... 33

B Gerakan Sosial dan Gerakan Dakwah Islam ..................................... 36

1. Pengertian Gerakan Sosial ......................................................... 36

2. Macam-Macam Gerakan Sosial ................................................. 39

3. Karakteristik gerakan Sosial ...................................................... 42

4. Pengertian Gerakan Dakwah Islam ............................................. 44

5. Sedekah dan Gerakan Dakwah Islam ........................................ 52

6. Sedekah Sebagai Serakan Sosial ................................................ 55

BAB III: SEDEKAH MENURUT YUSUF MANSUR

A. Biografi Yusuf Mansur ....................................................................62

B. Sedekah Menurut Yusuf Mansur .....................................................68

1. Landasan Sedekah .....................................................................72

2. Hukum Sedekah .........................................................................74

3. Sedekah Sebagai Idiologi ..........................................................75

4. Struktur Organisasi ....................................................................77

a. Program PPPA Daarul Qura‟an .....................................78

b. Pemanfaatan Dana Sedekah ...........................................81

5. Keutamaan Sedekah ...................................................................84

6. Konsep Sedekah Menurut Yusuf Mansur ..................................86

C. Sedekah Sebagai Gerakan Dakwah Menurut Yusuf Mansur ..........89

BAB IV: ANALISIS PEMIKIRAN YUSUF MANSUR TENTANG SEDEKAH DAN

GERAKAN DAKWAH ISLAM

A. Analisis Terhadap Pemikiran Yusuf Mansur .................................96

B. Analisis Sedekah Sebagai Gerakan Dakwah ................................104

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................119

B. Saran-saran ....................................................................................122

C. Penutup ..........................................................................................123

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BIODATA

ABSTRAKSI Sedekah Dan Gerakan Dakwah Islam

( Studi Pemikiran Yusuf Mansur)

M MASKHURI (NIM:61111004) , Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 2011.

Judul Skripsi “SEDEKAH DAN GERAKAN DAKWAH ISLAM (STUDI PEMIKIRAN

YUSUF MANSUR)”.

Penelitian ini bertujuan: untuk mengetahui sedekah menurut Yusuf Mansur dan

dakwah Islam yang dikembangkan melalui gerakan sedekah yang dikembangkan Yusuf

Mansur.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif untuk memaparkan

situasi atau peristiwa dakwah yang dilakukan oleh Yusuf Mansur, dengan pendekatan

sosiologi penulis menganalisis konsep sedekah yang dikembangkan Yusuf Mansur untuk

berdakwah. Hasil penelitian meunjukkan bahwa konsep sedekah menurut Yusuf Mansur

adalah mengunakan matematika sedekah yaitu sedekah akan dikembalikan oleh Allah SWT

sepuluh kali lipat bahkan lebih dengan dibarengi dengan ibadah wajib dengan benar dan

ibadah sunah-sunah lainnya (sholat tahajud dan sholat dhuha). Sedekah menurut Yusuf

Mansur adalah obat dari seribu masalah. Sedekah merupakan upaya untuk mentauhidkan

Allah SWT dengan percaya akan janji-janji Allah SWT dan berharap hanya kepada Allah

SWT. Keyakinan itu yang akan menambah iman seseoarang dan mau mempraktekkan ajaran

Allah SWT. Sedekah sebagai suatu gerakan dakwah punya tujuan dan pesan-pesan suci amar

ma‟ruf nahi munkar yang harus didakwahkan kepada semua orang. Menuruut Yusuf Mansur

dengan mengerakkan masyarakat untuk bersedekah maka kehidupan masyarakat tidak akan

ada lagi kesenjangan sosial, sehingga akan tercipta masyarakat yang harmonis. Cara

berdakwah yang dilakukan Yusuf Mansur dengan mengajak langsung para jama‟ah yang

diawali dari dirinya sendiri untuk bersedekah dengan penuh semangat dan yakin akan adanya

keajaiban-keajaiban sedekah. Untuk mengembangkan dakwahnya dibentuklah subuah

yayasan Daarul Qur‟an dan Wisata Hati, sehingga dengan adanya kedua lembaga itu gerakan

sedekah bisa lebih mudah dikembangkan. Gerakan sedekah yang dilakukan dalam berdakwah

oleh Yusuf Mansur merupakan upaya untuk mensejahterakan masyarakat. Dakwah Yusuf

Mansur memiliki konsep idiologi yang mapan, pemimpin yang pandai, organisasi yang solid,

program dakwah yang komprehensif dan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga

dakwahnya berhasil dan berkembang sampai saat ini.

Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan bisa

memberikan sumbangan pemikiran, yakni memberikan wawasan mengenai konsep sedekah

sebagai gerakan dakwah bagi mahasiswa, praktisi dakwah, para peneliti dan semua pihak

lingkugan fakultas dakwah IAIN Walisongo Semarang.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perjalanan hidup manusia yang semakin komplek membuat manusia

harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada, saling

bekerjasama dalam suatu tujuan agar hidup bahagia dunia dan akhirat kelak.

Tujuan itu akan mudah tercapai manakala manusia itu punya suatu gerakan

sosial yang sesuai dengan syariat agama Islam. Begitu pula dalam berdakwah

Islam tanpa adanya inovasi suatu gerakan akan terasa sulit untuk mencapai

misi ajaran Islam. Misi ajaran Islam itu sendiri adalah sebagai pembawa rahmat

bagi seluruh alam (Abdulah, 2008;97).

Gerakan sosial sendiri diartikan sebagai sebentuk aksi kolektif dengan

orientasi konfliktual yang jelas terhadap lawan sosial dan politik tertentu,

dilakukan dalam konteks jejaring lintas kelembagaan yang erat oleh aktor-aktor

yang diikat rasa solidaritas dan identitas kolektif yang kuat. Secara singkat

gerakan sosial berkaitan dengan aksi organisasi atau kelompok civil society

dalam mendukung atau menentang perubahan sosial (Triwibowo, 2006;xv).

Menurut Usman Sunyoto, gerakan sosial lazim dikonsepsikan sebagai kegiatan

kolektif yang dilakukan oleh sekelompok (orang) tertentu untuk menciptakan

kondisi yang sesuai dengan cita-cita kelompok tersebut (Usman, 2007;3)

2

Agama Islam dengan gerakan dakwahnya dikenal sejak jaman Nabi

Muhammad SAW di angkat menjadi Rasul. Berkat gerakan dakwah yang

dipimpin beliau Islam tersebar keseluruh penjuru dunia bahkan sampai ke bumi

nusantara ini yang mayoritas penduduknya muslim pada zaman sekarang ini.

Gerakan dakwah mengalami pasang surut, di Indonesia mulai populer

khususnya setelah Kyai H.Ahmad Dahlan mendirikan lembaga

Muhammadiyah yang kemudian munculah gerakan Dakwah Modern.

Dakwah Islamiyah bagi seorang muslim adalah suatu kewajiban dalam

menegakkan agama Allah SWT. Gerakan Islam agar tetap berada pada garis

perjuangannya, diperlukan penegasan terhadap komitmen tauhid kemanusiaan.

Tauhid merupakan pondasi utama Islam, karena tauhid yang akan

mempersatukan sesama manusia dan mengikat manusia dengan Allah, dengan

pengokohan tauhid sebagai dasar gerakan, maka gerakan Islam akan mampu

mencerahkan umat karena langkahnya disinari oleh cahaya dan bimbingan

Allah, memberdayakan umat karena setiap langkahnya tidak sia-sia, arah dan

tujuannya jelas sehingga mereka memiliki semangat berjuang (Mu’ti, 2004;33).

Dakwah sebagai gagasan maupun sebagai kegiatan sangat terkait dengan

ajaran amar ma‟ruf nahi mungkar (menyuruh untuk mengerjakan kebaikan dan

kebajikan melarang atau mencegah untuk melakukan keburukan) dua hal ini

keburukan dan kebaikan, selalu ada dalam kehidupan kita dan tampil sebagai

suatu keadaan atau kekuatan yang berlawanan.

Pada hakikatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang

dimanifestasikan dalam suatu wujud kegiatan manusia yang dilaksanakan

3

secara teratur untuk mempengaruhi cara berfikir dan sikap serta tindakan

manusia lain pada dataran realitas masing-masing (personal) dan sosio-kultural

dalam rangka mengusahakan terwujudnya implementasi ajaran Islam dari

semua segi kehidupan dengan mengunakan cara atau metode dan teknik

tertentu (Ahmad, 1985:3).

Gerakan sosial mempunyai tujuan untuk merubah keadaan sosial yang

lebih baik. Dalam hal ini gerakan dakwah juga mempunyai tujuan mengajak

manusia kepada kebaikan dan meningalkan kejahatan, sehingga keduanya

mempunyai tujuan yang hampir sama.

Seperti halnya aktivitas dakwah dengan strategi gerakan dakwah yang

dilakukan oleh Yusuf Mansur dalam berdakwah. Melalui lembaga yang

dipimpin Yusuf Mansur seperti pondok pesantren Daarul Qur’an dan pengajian

Wisata Hati, yang sudah berkembang diberbagai kota diantaranya di Semarang.

Melalui strategi dakwah yang terkenal dengan gerakan sedekah, sholat malam

dan sholat dhuha yang sering disampaikan. Penulis dalam penelitian ini akan

lebih fokus membahas tentang salah satu strategi dakwah Yusuf Mansur yang

menekankan pada sedekah yang sering disampaikannya.

Yusuf Mansur lahir di Jakarta, 19 desember 1976, memimpin pondok

pesantren Tahfid Quran-Daarul Quran di kediamannya dikampung Ketapang,

Cipondoh, Tangerang. Beliau juga banyak menulis buku diantaranya ; An

Introduction To The Miracle Of Giving, Wisata Hati Mencari Tuhan Yang

Hilang, Kajian Sufistik Perjalanan Lukman Hakim Menepis Azab Menuai

Rahmat, Susah itu Mudah, Kado Panjang Umur, Kun Fayakun, Kaya Lewat

4

Jalan Tol, Buat Apa Susah, Kado Ingat Mati, Membumikan Rahmat Allah,

Temukan Penyebabnya Temukan Jawabannya, Mencari Tuhan Yang Hilang

dll, (Mansur, 2008;61). Penulis sangat tertarik dengan gerakan dakwah yang

dikembangkan melalui sedekah yang sering Yusuf Mansur sampaikan. Melalui

Wisata Hati Yusuf Mansur menyediakan SMS Kun Fayakuun untuk menjawab

permasalahan yang ada, Yusuf Mansur juga menggagas program pembibitan

pengahafal Al-Quran (PPPA), sebuah program unggulan dan menjadi

laboratorium sedekah bagi seluruh keluarga besar Wisata Hati. Donasi dari

PPPA digunakan untuk mencetak pengahfal Al Quran melalui pendidikan

gratis bagi dhuafa Pondok Pesantren Daarul Qur’an Wisata Hati.

Lembaga dakwah adalah semua organisasi yang bergerak dalam usaha

menyampaikan dan melaksanakan ajaran Islam dalam masyarakat. Baik hal itu

sifatnya organisasi lokal dan sederhana seperti pengajian, majlis ta’lim,

organisasi-organisasi yang mempunyai jangkauan luas dan komplek seperti

organisasi kemasjidan dan badan-badan dakwah pada umumnya.

Bermacam cara dan teknik yang ditempuh oleh berbagai lembaga

dakwah untuk mencapai keberhasilan dakwah. Realisasi proses dakwah yang

ideal dalam kehidupan umat Islam perlu adanya sarana dan prasarana, strategi,

komunikasi, media, materi dan metode dakwah yang mampu menjawab

tantangan zaman yang mengacu pada konteks kekinian. Peran para pendakwah

agama selaku pewaris dakwah Rasulullah SAW khususnya pemuka agama,

yaitu Ulama’, Mubaligh, Da’i atau Kyai harus lebih kreatif dalam berdakwah.

Kegiatan yang dilakukan melalui pengajian, tabligh, dakwah baik di Rumah-

5

rumah, mushola, masjid maupun tempat-tempat lainnya. Selain dari itu pemuka

agama juga menyampaikan masalah kemasyarakatan dan memberikan

bimbingan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk amar ma‟ruf nahi

munkar. Seperti yang dilakukan Yusuf Mansur dalam berdakwah beliau selalu

meyakinkan kepada umat agar selalu bersedekah, sholat dhuha dan sholat

malam dan meyakini dengan adanya keajaiban ibadah tersebut untuk

menjawab permasalahan yang ada, bahkan menurutnya ini bisa dijadikan

sebagai sebuah metode.

Perbuatan atau tingkah laku manusia yang baik itu akan dinilai sedekah

oleh Allah SWT, Bahkan dalam hadis disebutkan “Setiap persendian manusia

wajib disedekahi, setiap hari yang padanya matahari terbit. Beliau bersabda,”

mendamaikan antara dua orang (yang berselisih) adalah sedekah, membantu

seseorang dalam masalah kendaraannya lalu menaikkannya ke atas

kendaraannya atau mengangkat barang bawaannya ke atas kendaraannya

adalah sedekah. Beliau bersabda,” (mengucapkan) kalimat yang baik adalah

sedekah, setiap langkah yang dia berjalan menuju masjid untuk shalat adalah

sedekah, dan menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Al-

Bukhari dan Muslim) (Thobrani, 2008 : 25).

Hadis diatas menyerukan bersedekah dengan berbagai cara, kebesaran

Allah SWT dalam menciptakan makhluk terbaik yaitu sebagai manusia harus

bersyukur. Salah satu wujud syukur yang tepat dan nyata adalah dengan

bersedekah kepada orang lain.

6

Bersedekah akan menyadarkan manusia, bahwa harta yang ada pada diri

manusia sesungguhnya tidak seluruhnya haknya, namun hak orang lain. Harta

yang menjadi hak orang lain itu perlu di sampaikan kepada yang berhak

dengan cara bersedekah. Dalam Al-Quran surat Ath-Thalaq:7, Allah SWT

berfirman:

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut

kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah

memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah

tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang

Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan

sesudah kesempitan.”

Berdasarkan ayat diatas, seseorang yang mencintai sesamanya sama

mencintai dirinya sendiri, mereka tidak dihinggapi rasa sombong dan takabur

gara-gara menumpuknya harta, bahkan sebaliknya harta menjadi anugerah

terbesar mereka untuk semakin meningkatkan amal kebaikan. Beramal baik

kepada sesama itu dijanjikan keuntungan yang besar berupa ganjaran yang

tidak akan pernah putus berupa kebahagiaan lahir dan batin, karena harta yang

disedekahkan akan diganti oleh Allah Swt, Firman Allah Swt.:

Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa

yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan

bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu

nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rizki

yang sebaik-baiknya.( QS. Saba’;39)

7

Berdasarkan ayat diatas inilah pesan penting yang hendaknya tidak

dilupakan oleh umat Islam untuk bersedekah dengan tulus dan ikhlas, dengan

niat beribadah dan berbagi dengan sesama yang membutuhkan, sesungguhnya

harta yang disedekahkan itu tidak hilang, tetapi menjadi pinjaman Allah SWT

dan akan diganti-Nya dengan lipat ganda (Thobroni, 2008:25-31).

Semula banyak orang yang berpikir bahwa hasil usaha manusia adalah

seukuran kerja, seukuran usaha, seukuran proyek, seukuran dagangan, atau

seukuran modalnya. Begitulah selama ini pikiran seseorang bekerja. Tidak

pernah terpikirkan atau jarang terpikirkan bahwa hasil usaha bisa diperbesar

lewat jalan ibadah, dan jalan usaha bisa diperluas lewat jalan ibadah. Seperti

yang dikonsepkan oleh Yusuf Mansur bahwa dengan modal sedekah bisa

memperoleh hasil usaha lebih banyak. Sedekah dapat menjadi sebuah metode

dan solusi yang di atas kertaskan menurut Yusuf Mansur, namun wacana yang

kurang yakin untuk meyakininya di dalam sebuah praktek ataupun di metode,

karena ada wacana yang mengatakan bahwa “ibadah itu harus ikhlas, tidak

boleh beribadah karena dunia-Nya. Harus karena wajah-NYA semata, dalam

Qur’an Surat Al-An’aam ayat 162 Allah berfirman:

“Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku

hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”.(QS,al-An’aam:162 )

Ayat di atas menerangkan apapun yang kita lakukan tentu harus

mengikhlaskan diri karena Allah SWT semata. Begitu pula ibadah dengan

mengetahui ilmunya, dunia akan didekatkan oleh Allah SWT. Pada saat yang

8

sama harapan pun digantungkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Contoh orang

yang mencari dunia milik Allah SWT lewat jalan ibadah salah satunya dengan

sedekah, lalu Allah SWT memberitahu kalau sedang disempitkan rezekinya,

bersedekahlah. Nanti Allah SWT akan buat apa-apa yang sulit jadi mudah,

firman Allah SWT:

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut

kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah

memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah

tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang

Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan

sesudah kesempitan.”(QS. Ath-Thalaaq: 7)

Ayat di atas menerangkan bila seseorang yang sedang diberi nikmat

kesulitan, percaya dan berkenan mengikuti dengan harapan agar benar-benar

kesulitan kita dimudahkan oleh Allah SWT. Jalan-Nya yaitu sedekah dengan

betul. Inilah yang disebut dengan “iman” percaya kepada seruan dan petunjuk

Allah SWT, dan inilah “tauhid” kita mengesakan Allah SWT. Iman dan tauhid

yang kemudian berbuah amal dan shaleh. Menurut Yusuf Mansur pengetahuan

dan pengalamannya di jadikan sebuah metode, bahwa kalau mau keluar dari

masalah maka bersedekahlah (Mansur, 2009:1-5). Dalam ajaran sedekah

sendiri sesungguhnya mendorong kaum muslimin untuk memiliki harta

kekayaan, yang di samping dapat memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarga

juga bermanfaat bagi orang lain (Hafidhuddin, 2003:91).

9

Ibadah bisa dikatakan sebuah ikhtiar juga, karena ibadah adalah kerjaan

yang membutuhkan waktu, energi, biaya, dan lain sebagainya. Ini yang disebut

bekerja dengan Allah SWT dan untuk Allah SWT dan yang akan membayar

Allah SWT pula (Mansur, 2009:21). Sedekah bisa mendatangkan ampunan

Allah SWT, menghapus dosa, dan menutup kesalahan dan keburukan. Sedekah

bisa mendatangkan ridho dari Allah SWT dan bisa mendatangkan kasih sayang

dan bantuan Allah SWT. Ini adalah sekian fadhilah sedekah yang ditawarkan

Allah SWT bagi para pelakunya. Konsep matematika dasar sedekah yang

dijelaskan oleh Yusuf Mansur mengacu pada ayat sbb;

“Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala)

sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan

jahat Maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan

kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).”

(QS. Al-An’aam:160).

Ayat di atas menerangkan amal kebaikan atau kejahatan yang akan di

balas oleh Allah SWT, tinggallah manusia yang kemudian membuka mata,

bahwa pengembalian Allah itu apa bentuknya. Bukalah mata hati dan

kembangkan ke-husnudhzan-an kepada Allah SWT, bahwa Allah SWT pasti

membalas dengan balasan yang pas buat manusia itu (Mansur, 2009:20-24).

Metode Islam menunjukan adanya perimbangan diantara perbuatan untuk

memenuhi kebutuhan hidup di bumi dan dalam mendidik jiwa berhubungan

dengan Allah SWT dan mencari keridhaan-Nya.

10

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana konsep sedekah menurut Yusuf Mansur?

2. Bagaimana gerakan dakwah Islam melalui sedekah yang dikembangkan

Yusuf Mansur?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana konsep sedekah menurut Yusuf Mansur

dan bagaimana dakwah Islam yang dikembangkan melalui gerakan

sedekah yang dikembangkan Yusuf Mansur.

2. Manfaat Penelitian

a. Teoritis

Diharapkan hasil penelitian bisa memberikan sumbangan

pemikiran. Yakni memberikan wawasan mengenai konsep sedekah

menurut Yusuf Mansur dan strategi gerakan dakwah Islam yang

dikembangkan Yusuf Mansur, bagi Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang.

b. Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pemahaman tentang

konsep sedekah menurut Yusuf Mansur dan gerakan dakwah Islam

melalui sedekah yang dikembangkan Yusuf Mansur.

D. Tinjauan Pustaka

Sepanjang pengetahuan penulis peneliti lain yang relevan dengan yang

penulis teliti, yaitu diantaranya: pertama, dengan judul skripsi

11

“Memasyaratkan Sedekah Melalui Pendidikan Agama Islam (Studi

Pemasyarakatan Shodaqoh di PPPA Daarul Qur‟an)”

(http://www.scribd.com/doc/11467893/skripsi oleh: Muhammad Mukhlis).

Dalam skripsi ini membahas tentang kedudukan dan kewajiban sedekah dalam

Islam sagat mendasar dan fundamental. Shodaqoh bukan sekedar kebaikan hati

orang kaya terhadap orang miskin, melainkan sedekah adalah hak tuhan dan

hak orang miskin yang terdapat dalam harta si kaya. Dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara, sedekah tidak hanya dimaknai secara teologis

(ibadah) tetapi juga dimaknai secara sosial-ekonomi, yaitu sebagai mekanisme

distribusi kekayaan. Dengan kata lain shodaqoh merupakan faktor utama dalam

pemerataan harta benda dikalangan umat Islam. PPPA Daarul Qur’an

memfokuskan pengelolaan dana sedekah yang terkumpul untuk dunia

pendidikan. Bertujuan untuk merubah kebiasaan konsumtif terhadap dana

sedekah.

Kedua, Mukhlisin (1198 107) 2005, dengan judul skripsinya “ Islam dan

Permasalahan Sosial (Studi Analisis Terhadap Pemikiran A. Qodri A. Azizy

Dalam Perspektif Dakwah) dalam skripsi ini membahas tentang pemikiran

Ahmad A. Azizy menitik beratkan pemikirannya pada upaya pembentukan

sistem sosial yang utuh, yakni pengembangan sikap dan perilaku yang

mengemukakan nilai-nilai pencerahan, karena dakwah memiliki makna sebagai

usaha untuk mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna,

baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Dakwah berperan kepada

pelaksanaan ajaran Islam yang menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan,

12

dengan demikian dakwah mempunyai tujuan untuk mewujudkan misi besar

Islam sebagi Rahmatan lil „alamin. Pemikiran Ahmad Qodri A. Azizy

memiliki dimensi gagasan dan kategori dakwah terlihat dari pemikiran-

pemikirannya yang tegas tentang Islam dan masalah sosial yang semuanya

bermuara kepada amar ma’ruf nahi munkar, pencerahan dan kebaikan umat.

Semuanya itu merupakan prinsip-prinsip dan tujuan dakwah Islam sedangkan

untuk teori dakwah A. Qodri A. Azizy memasukkan beberapa unsur didalam

praktek dakwah, yakni pelaku dakwah (da’i), penerima dakwah (mad’u),

materi dakwah (pesan/ajaran Islam), tujuan dakwah, media dakwah, dan respon

serta dimensi ruang dan waktu untuk mewujudkan kehidupan yang hasanah.

Ketiga, Ahmad Chaerudin (1199086) 2006, dengan judul skripsinya

“Demonstrasi Sebagai Strategi Dakwah (Studi Analisis Pemikiran Eggi

Sudjana)” dalam skripsi ini membahas tentang konsep demonstrasi Eggi

Sudjana ialah dakwah bil haq, demonstrasi dipakai untuk menyeru yang haq

dan batil. Demonstrasi mencakup tiga hal di dalamnya yaitu ideologi, faktual

keadaan yang menidas serta cita-cita yang bersifat idialis, dari ketiga faktor ini

bisa menjadi sebuah konsep demonstrasi untuk amar ma‟ruf nahi munkar.

Sehingga tercipta demonstrasi Islam yang berjuang dijalan Allah dengan penuh

keikhlasan sesuai tuntunan syari’at dengan penuh keikhlasan sesuai tuntunan

syari’at dengan niat menegur tindakan penguasa yang dholim. Kenapa

demonstrasi itu outputnya adalah perubahan kebijakan yang dibuat oleh negara

atau penguasa, dimana penguasa tersebut berlaku dholim serta memberlakukan

kebijakan yang melanggar dari ketentuan Islam. Kebijakan pemerintah yang

13

menyengsarakan rakyat (umat). Demonstrasi adalah suatu cara untuk

menyampaikan aspirasi tuntutan atas sebuah masalah yang dihadapi, baik

dilakukan pihak, kelompok lain maupun penguasa. Demonstrasi sendiri

merupakan suatu kontrol juga suatu tolak ukur kepuasan publik terhadap

penguasa maupun kelompok lain, demontrasi sendiri harus memiliki konsep,

untuk membedakan dengan demonstrasi lain. Manusia disuruh untuk beramar

ma’ruf nahi munkar, membela dan menegakkan Islam merupakan suatu

kewajibannya itu manusia diperbolehkan dengan macam-macam cara serta

memakai sarana-sarana yang berbeda dan demonstrasi bisa menjadi salah satu

sarana dakwah kepada umat.

Dari berbagai pendapat di atas, ada indikasi bahwa perubahan sosial

melalui gerakan sosial yang dilakukan untuk menyebarkan dakwah Islam

beragam bentuk dan cara, Berbeda dengan pembahasan penelitian di atas,

disini peneliti lebih khusus lagi tentang hubungan sedekah dengan gerakan

dakwah Islam, maka penulis akan berusaha menemukan pemaknaan baru

tentang konsep sedekah Yusuf Mansur dan gerakan dakwah Islam.

E. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan

Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor

penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2009:4). Dalam kaitannya dalam

objek kajian penelitian ini metode yang dipakai metode deskriptif. Sehingga

14

penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Dengan

metode deskriptif dimaksudkan bahwa pemikiran serta strategi dakwah

Yusuf Mansur akan dipaparkan sebagaimana adanya. Dengan pendekatan

sosiologi yaitu ilmu yang mempelajari kehidupan sosial manusia dalam tata

kehidupan bersama (Muhtadi, 2003:108). Dalam penelitian ini, pendekatan

sosiologi sangat penting untuk menganalisis konsep sedekah menurut Yusuf

Mansur dan gerakan dakwah yang dikembangkannya.

2. Sumber Data

Penelitian sedekah dan gerakan dakwah Islam (studi pemikiran Yusuf

Mansur) pasti membutuhkan data untuk menulis tulisan ini. Penulis

mencoba memakai sunber data, di antaranya:

a. Data primer : yakni data yang diperoleh dari sumber-sumber primer,

yaitu sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut adalah

wawancara dengan Yusuf Mansur yakni memakai faks, wawancara

langsung dan artikel.

b. Data sekunder : yakni data yang diperoleh dari sumber-sumber yang

bukan asli memuat informasi atau data tersebut (Amirin, 1995:132).

Dalam penelitian ini adalah buku-buku yang ada kaitannya dengan

skripsi ini.

3. Pengumpulan Data

a. Observasi.

Observasi adalah merupakan pengamatan secara langsung maupun tidak

langsung yang dilakukan peneliti secara terus menerus dan sistematis

15

terhadap fenomena yang diteliti pada waktu, tempat kejadian atau

kegiatan yang sedang berlangsung (Nasution, 1996:113). Metode

observasi digunakan untuk mendapatkan data yang akurat mengenai

strategi dakwah yang dilakukan Yusuf Mansur.

b. Wawancara.

Wawancara adalah merupakan teknik pengumpulan dengan

berkomunikasi langsung dengan sumber data, dengan cara bertanya

langsung dengan sejumlah informan dan dokumentasi tentang sumber

penelitian untuk memperoleh informasi (Nasution, 1996:113).

Wawancara dilakukan dengan cara face to face, artinya peneliti

berhadapan langsung dengan informan untuk menanyakan secara lisan

hal-hal yang di inginkan dimana jawaban tersebut dicatat oleh peneliti

(Adi, 2005:72).

c. Dokumentasi.

Dokumentasi adalah mengacu pada materi (bahan) yang digunakan

sebagai bahan informasi tentang data-data yang berhubungan dengan

Yusuf Mansur seperti dokumen-dokumen maupun rekaman kegiatan atau

aktivitas dakwah Yusuf Mansur.

4. Analisis Data

Kajian tentang Sedekah dan Gerakan Dakwah Islam (studi pemikiran

Yusuf Mansur) butuh dikaji secara mendalam. Oleh karena itu peneliti

mencoba menganalisis penelitian ini dengan memakai analisa kualitatif

deskriptif yang akan lebih menjadikan valid dalam penulisan skripsi.

16

Analisis ini mengandung dua tahap proses analisis data yakni : pertama

adalah analisis yang dilakukan terhadap data yang berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Maleong,

2009:4). Kedua adalah analisis yang bermaksud untuk memuat deskripsi

mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian yang telah dianalisis awal

pada tahap pertama. Dari dua proses analisis data ini akan ditemukan satu

titik akhir yang merupakan kesimpulan dari penelitian ini.

F. Sistematis Penulisan

Sistematis penulisan skripsi berjudul “Sedekah dan Gerakan Dakwah

Islam (studi pemikiran Yusuf Mansur), peneulis membagi beberapa bab, untuk

lebih memudahkan penelitian dan pemahaman dalam mengkaji masalah

tersebut. Penulis membagi sistematis penulisan skripsi menjadi V (lima) bab

terdiri dari :

BAB I : Berisi gambaran umum secara global namun menyeluruh

dengan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritik, metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Berisi tentang pengertian sedekah, anjuran bersedekah,

manfaat dan fungsi sedekah, adab bersedekah, gerakan sosial,

macam-macam gerakan sosial, gerakan dakwah Islam, sedekah

dan gerakan dakwah Islam, sedekah sebagai gerakan sosial.

17

BAB III : Membahas biografi, pemikiran Yusuf Mansur mengenai

sedekah dan sedekah sebagai gerakan dakwah Islam menurut

Yusuf Mansur..

BAB IV : Pada bab ini penulis mencoba membahas analisis atau

menganalisis dan penelitian yang akan diangkat, mengenai

sedekah dan gerakan dakwah Islam dan pemikiran Yusuf

Mansur mengenai sedekah.

BAB V : Merupakan penutup yang berisi: kesimpulan, saran-saran dan

penutup yang di anggap penting.

18

BAB II

SEDEKAH DAN GERAKAN DAKWAH ISLAM

A. Sedekah

1. Pengertian Sedekah

Sedekah berasal dari bahasa arab yaitu shadaqah ( ةصدق ) yang berarti

suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain

secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu dan

jumlah tertentu (Masykur, 2008:15). Sedekah juga berarti suatu pemberian

yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridha

Allah SWT dan pahala semata. Shadaqoh berasal dari kata shadaqa ( صدق)

yang berarti benar. Makna sedekah secara bahasa adalah membenarkan

sesuatu (Sanusi, 2009:9). Sedekah menurut bahasa adalah sesuatu yang

diberikan dengan tujuan mendekatkan diri pada Allah SWT.

Sedekah menurut istilah sama dengan infak yaitu mengeluarkan

sebagian harta, pendapatan atau penghasilan untuk suatu kepentingan yang

diperintahkan oleh agama (sanusi, 2009:9). Sedekah juga diartikan

memberikan sesuatu yang berguna bagi orang lain yang memerlukan

bantuan (fakir-miskin) dengan tujuan untuk mendapat pahala (Shodiq,

1988:289).

Sedekah adalah sesuatu yang ma‟ruf (benar dalam pandangan syara‟).

Pengertian ini didasarkan pada hadits shahih riwayat imam Muslim bahwa

Nabi SAW bersabda: “kullu ma’rufin shadaqah” (setiap kebajikan adalah

19

sedekah). Berdasarkan ini, maka mencegah diri dari perbuatan maksiat

adalah sedekah, memberi nafkah kepada keluarga adalah sedekah, ber-

amar ma’ruf nahi munkar adalah sedekah, menumpahkan syahwat kepada

istri adalah sedekah, dan tersenyum kepada sesama muslim pun adalah

juga termasuk sedekah (Sanusi, 2009:10).

Penggunaan kata sedekah memiliki arti sangat luas seperti yang

terdapat dalam Al Quran, menjadikan perbedaan dalam pemberian hukum

terhadap sedekah. Sedekah ada yang wajib yaitu yang disebut zakat. Ada

yang musthajab (dianjurkan) seperti memberi buka puasa pada orang yang

berpuasa Ramadhan dan memberi santunan kepada para fuqara‟ dan

masakin dari harta selain zakat atau dikenal juga dengan istilah shadaqah

at-tathawwu’.

a. Sedekah diartikan sebagai zakat

Secara kebahasaan zakat memiliki banyak arti. Ada yang menyebut

dengan nama (kesuburan), thoharah (kesucian), barokah (keberkahan),

dan ada pula yang menyebut tazkiyah, thahier yang berarti mensucikan.

Secara bahasa zakat berarti tumbuh, bersih, berkembang dan berkah

(Musbikin, 2008:151).

Sedangkan menurut istilah zakat adalah nama bagi sejumlah harta

tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan Allah

SWT untuk dikeluarkan dan diberikan kepada orang-orang yang berhak

menerimanya (Sanusi, 2009:11). kewajiban atas harta atau kewajiban

atas sejumlah harta tertentu untuk kelompok tertentu dan dalam waktu

20

tertentu. Zakat adalah sejumlah harta (berupa uang atau benda) yang

wajib dikeluarkan dari kepemilikan seseorang untuk kepentingan kaum

fakir dan miskin serta masyarakat yang lainnya yang memerlukan

bantuan dan berhak menerimanya.

Di dalam Al-Quran Allah SWT telah menyebutkan tentang zakat

dan shalat sejumlah delapan puluh dua kali (Ibrahim, 2008:29). Dari

sini disimpulkan bahwa zakat merupakan rukun Islam terpenting setelah

shalat. Zakat dan shalat dijadikan sebagai perlambang keseluruhan

ajaran Islam. Pelaksanaan shalat melambangkan hubungan seseorang

dengan Tuhan, sedangkan zakat melambangkan hubungan antar

manusia. Zakat dapat disimpulkan jadi beberapa pengertian, yaitu:

1) Zakat adalah predikat untuk jenis barang tertentu yang harus

dikeluarkan oleh umat Islam dan dibagi-bagikan kepada golongan

yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan syari‟at.

2) Zakat merupakan konsekuensi logis dari prinsip harta milik dalam

ajaran Islam yang fundamental, yakni haqq Allah (milik Alllah yang

dititipkan kepada manusia) dalam rangka pemerataan kekayaan.

3) Zakat merupakan ibadah yang tidak hanya berkaitan dimensi

keTuhanan saja (ghairu mahdhah), tetapi juga mencakup dimensi

sosial kemanusiaan yang kerap disebut mâliyah ijtimû’iyyah

(Musbikin, 2008:138).

Zakat dengan demikian adalah pemberian harta kepada orang yang

berhak menerima dengan adanya ketentuan (kadar) dan adanya syarat-

21

syarat tertentu bagi orang yang mengeluarkannya. Kewajiban atas

sejumlah harta tertentu, berarti zakat adalah kewajiban atas harta yang

bersifat mengikat dan bukan anjuran. Kewajiban tersebut terkena

kepada setiap muslim (baligh atau belum, berakal atau gila) ketika

mereka memiliki sejumlah harta yang sudah memenuhi batas nisabnya.

Kelompok tertentu adalah mustahiq yang terangkum dalam 8 ashnaf.

Waktu untuk mengeluarkan zakat adalah ketika sudah berlalu setahun

(haul) untuk zakat yang berupa hasil tanaman, dan ketika memperoleh

harta untuk rikaz, serta ketika bulan Ramadhan sampai sebelum

khutbah shalat „id al-fithri di mulai untuk zakat fitrah (Munir,

2001:188).

Sedekah mempunyai arti yang luas. Al-Quran menggunakan kata

sedekah (shodaqoh) untuk menyebut zakat seperti dalam surat At-

Taubah ayat 60:

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang

dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang

berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang

dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,

dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

Zakat merupakan syi‟ar kedua dalam Islam dan merupakan

kekuatan pendanaan sosial dari kekuatan-kekuatan besar lainnya. Zakat

22

merupakan saudara kandung shalat di dalam Al-Qur‟an dan As-Sunah.

Al-Qur‟an telah menyebutkan keduanya secara bersamaan dalam dua

puluh delapan kali. Sebagian disebutkan dalam bentuk perintah (amr).

Seperti firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 43:

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta

orang-orang yang ruku”.

Kadang-kadang dalam bentuk kalam khabar, seperti firman allah

SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 277:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal

saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat

pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka

dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.

Zakat merupakan ibadah yang memiliki akar historis yang cukup

panjang seperti juga shalat, dimana para nabi membawanya dan

diserukan oleh mereka. Wasiat pertama yang diberikan Allah SWT

kepada mereka adalah zakat, untuk kemudian disampaikan kepada

ummat-ummatnya.

Melalui ayat-ayat tersebut, secara jelas bisa dilihat bahwa zakat

disebutkan oleh Allah SWT bersamaan dengan shalat, karena keduanya

merupakan syi‟ar dan ibadah yang diwajibkan. Shalat merupakan

ibadah ruhiyah, maka zakat merupakan ibadah maliyah dan itima‟liyah

(harta dan sosial). Zakat tetap saja merupakan ibadah dan pendekatan

23

diri kepada Allah SWT, maka niat dan keikhlasan merupakan syarat

yang ditetapkan oleh syari‟at. Tidak diterima zakat tersebut kecuali

dengan niat bertaqarrub kepada Allah SWT, inilah yang membedakan

dengan pajak, suatu aturan yang dibuat oleh manusia (Qardhawi,

1997:91).

b. Sedekah diartikan sebagai shadaqah At-Tathawwu’

Sedekah sunnah (tathawwu‟) adalah sedekah yang diberikan

seseorang muslim kepada orang lain, badan atau lembaga sosial secara

sukarela (tidak diwajibkan) tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah

tertentu. Sedekah juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh

seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan

pahala semata. Sedekah sunnah (tathawwu‟) itu boleh diberikan kepada

siapa saja, baik muslim atau non muslim. Berbeda dengan zakat, baik

zakat maal atau zakat fitrah, hanya boleh diberikan kepada orang-orang

yang beragama Islam (Zuhdi, 1998:83).

Nabi juga menggunakan kata shadaqah jariah untuk menyebut

wakaf, sedekah tidak hanya terbatas pada pemberian dalam bentuk

materi, namun juga dalam bentuk non materi. Dalam hadist Rasulullah

SAW memberi jawaban kepada orang-orang miskin yang cemburu

terhadap orang kaya yang banyak bersedekah dengan hartanya, beliau

bersabda: “setiap tasbih adalah shadaqah, setiap takbir shadaqah,

setiap tahmid shadaqah, setiap tahlil shadaqah, amar ma’ruf shadaqah,

nahi munkar shadaqah, dan menyalurkan syahwatnya pada para istri

24

shadaqah”. Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda: “senyummu

kepada saudaramu adalah shadaqah”. Pemaknaan kata shadaqah

dengan pemberian yang hukumnya sunnah adalah masalah kebiasaan

(u’rf) saja (Ridho, 2006:1).

Sedekah adalah ungkapan kejujuran (shidiq) iman seseorang. Oleh

karena itu Allah SWT mengabungkan antara orang yang memberi harta

dijalan Allah SWT dengan orang yang membenarkan adanya pahala

yang terbaik. Antara yang bakhil dengan orang yang mendustakan

(Thobroni, 2008:40). Disebutkan dalam surat Al-Lail ayat 5-10

Artinya:“Adapun orang yang memberikan (hartanya dijalan Allah)

dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik

(syurga). Maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang

mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya

cukup, serta mendustakan pahala terbaik. Maka kelak kami akan

menyiapkan baginya (jalan) yang sukar”.

Sedekah merupakan bagian dari upaya tadzkiyyatun nafs,

membersihkan pribadi, baik lahir maupun batin. Jika hati bersih, rahmat

Allah SWT mudah menghampiri. Allah SWT itu maha suci, hanya

berdekatan dengan yang serba suci.

Ruang lingkup sedekah lebih luas dari pada infaq, dan lebih umum

ketimbang zakat, meskipun demikian ketiganya terkait dengan

memberikan sesuatu yang kita miliki dijalan Allah SWT. Zakat sendiri

adalah hak yang ditentukan ukurannya, yang wajib dikeluarkan dari

harta-harta tertentu. Infaq dalam kitab at-Ta’rifat al-Jurjani adalah

25

pengunaan harta untuk memenuhi kebutuhan, jadi infaq cakupannya

lebih luas dibandingkan zakat, Sedangkan sedekah adalah pemberian

harta kepada orang-orang fakir, orang-orang yang membutuhkan,

ataupun pihak-pihak lain yang berhak menerima sedekah. Menurut

Muhammad Muhyibin untuk membedakannya zakat adalah wajib

sedangkan sedekah adalah sunah. Sedekah sendiri adalah sesuatu yang

ma‟ruf, pada hadist shahih riwayat Imam Muslim Rasulullah Saw

bersabda,” Kullu ma’rufun shadaqah.” Bahwa setiap kebajikan adalah

sedekah. Sedekah pengertiannya lebih luas dari pada zakat dan infaq

(Muhyibin, 2009:34-37).

Sedekah dalam pengertian secara umum adalah memberi sesuatu

kepada orang lain. Sedekah bisa berupa materi maupun non materi,

bahkan dengan memberi senyuman kepada orang lain sudah bisa

dikategorikan memberikan sedekah. Agama lain pun mengajarkan

sedekah yang perwujudannya sama, namun sedekah hanya dipakai

dalam Islam, agama Kristiani dalam memberi sedekah mengunakan

kata Kasih, Hindu memberikan sedekah mengunakan kata Dharma,

bahkan dalam kepercayaan-kepercayaan kuno para Dewa diberi

sedekah yang dinamakan dengan Sesajen. Landasan sekuler memberi

sedekah adalah Humanisme. Ajaran sedekah itu bukan murni atau

bukan semata-mata menjadi ajaran Islam saja, namun sudah menjadi

ajaran yang bersifat unifersal (Muhyidin, 2008:22).

26

Sedekah menurut agama Islam berbeda dengan agama yang lain

Allah SWT berfirman:

“Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman

hendaklah mereka mendirikan sholat, menafkahkan sebagian

rezeki yang kami berikan kepada mereka secara sembunyi maupun

terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu

tidak ada jual beli dan persahabatan” (QS. Ibrahim:31).

Ayat di atas menerangkan menafkahkan sebagian rejeki baik secara

terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi disebut sebagai sedekah.

Sedekah dalam Islam merupakan perintah Allah SWT. Memberikan

sesuatu kepada orang lain atau makhluk lain akan disebut sedekah

apabila disertai niat karena Allah SWT. Perbedaan sedekah dalam

agama Islam dan agama yang lain adalah bahwa yang Islam karena

Allah SWT dan yang lain bukan karena Allah SWT tetapi karena dewa

atau sesuatu yang dipertuhankan dan didewakan seperti karena alasan-

alasan yang bersifat sosial-kemasyarakatan belaka (Muhyidin,

2008:23-24).

Perbedaan antara infaq, zakat dan sedekah yaitu, infaq berarti

mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan untuk kepentingan

yang diperintahkan ajatan Islam, infaq tidak ada nisabnya, sedangkan

zakat ada nisabnya. Jika zakat harus diberikan pada mustahik tertentu

maka infaq boleh diberikan kepada siapapun juga. Infaq dikeluarkan

oleh setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi

27

maupun rendah, apakah ia disaat lapang maupun sempit (Q.S Ali-

imron:134).

Pengertian sedekah sama dengan pengertian infaq, termasuk juga

hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja infaq berkaitan dengan

materi, sedangkan sedekah memiliki arti lebih luas menyangkut hal

yang bersifat non materiil.

Sedekah dalam tulisan ini mempunyai pengertian memberikan

sesuatu yang berguna bagi orang lain yang memerlukan bantuan (fakir-

miskin) dengan tujuan untuk mendapatkan pahala.

2. Anjuran Bersedekah

Anjuran bersedekah didalamAl-Qur‟an banyak sekali di antaranya

yang terdapat dalam surat Yusuf ayat 88:

“Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka berkata:

Hai Al Aziz, Kami dan keluarga Kami telah ditimpa kesengsaraan

dan Kami datang membawa barang-barang yang tak berharga,

Maka sempurnakanlah sukatan untuk Kami, dan bersedekahlah

kepada Kami, Sesungguhnya Allah memberi Balasan kepada

orang-orang yang bersedekah".

Ayat diatas mengandung seruan agar manusia gemar bersedekah.

Allah akan membalas kebaikan hambanya yang gemar bersedekah

dengan balasan yang berlipat ganda. Dalam ayat yang lain Allah

berfirman:

28

“tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,

kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia)

memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau Mengadakan

perdamaian di antara manusia. dan Barangsiapa yang berbuat

demikian karena mencari keredhaan Allah, Maka kelak Kami

memberi kepadanya pahala yang besar” (QS. An-nisaa‟:144).

Dalam bersedekah yang harus di utamakan adalah orang-orang

yang membutuhkan dalam hadits Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: wahai Abu Dzar, apabila kamu memasak makanan yang

berkuah, maka perbanyaklah airnya dan perhatikan tetanggamu

(HR. Muslim).

Hadist di atas mengandung seruan untuk bersedekah terhadap

orang yang lebih menbutuhkan. Memperhatikan tetangga diatas

memiliki maksud untuk berbagi terhadap sesama (Firdausy, 2009:27-

29). Melihat ayat-ayat tersebut yang menjelaskan tentang anjuran untuk

bersedekah, maka kewajiban manusia adalah mempraktekkan nilai-nilai

yang terkandung didalam ayat-ayat diatas.

3. Manfaat dan Fungsi Sedekah

Bersedekah banyak sekali manfaat dan fungsinya selain untuk diri

sendiri juga bermanfaat buat orang yang sedekahi. Sedekah di dalam salah

satu bukunya Yusuf Mansur banyak sekali kisah yang langsung

29

mendapatkan manfaat dari sedekah. Sedekah merupakan jalan cepat bagi

siapa saja yang ingin mendapatkan rezeki, sebagaimana sabda Rasulullah

SAW, “carilah rezeki dengan bersedekah”. Bahkan dalam keadaan sempit

pun seseorang di anjurkan untuk bersedekah agar seseorang itu menjadi

lapang, Allah SWT berfirman;

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut

kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah

memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah

tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa

yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan

kelapangan sesudah kesempitan.”(QS. Ath-Thalaaq;7)

Ayat diatas menerangkan agar manusia mau bersedekah baik dalam

keadaan sempit maupun lapang supaya manusia dimudahkan dalam

mendapatkan rezeki. Manusia pada saat mendapatkan nikmat kesulitan

kemudian percaya dan berkenan mengikuti dengan cara bersedekah

dengan harapan agar benar-benar kesulitan manusia dimudahkan oleh

Allah SWT, maka Allah SWT akan memudahkannya (Mansur,2008:4).

Tujuan sedekah bagi pemberi adalah:

a. Sedekah dapat membuat orang bekerja keras sehingga

melipatgandakan rezekinya. Bekerja itu sendiri merupakan sedekah

apabila diniatkan untuk kebaikan, baik kebaikan diri sendiri, kebaikan

keluarga, kebaikan masyarakat, dan juga bangsa. Sedekah memberi

sugesti kepada manusia agar mau bekerja keras, sehingga membuat

30

rezeki manusia dilipatgandakan. Bila seseorang mau bersedekah maka

Allah SWT akan melipatgandakannya hingga sebesar gunung uhud, di

Madinah, sabda Rasulullah SAW: “barang siapa bersedekah dengan

syarat dari harta yang halal, bukan dari harta yang haram, maka

Allah SWT akan memelihara sedekah itu sebagaimana seseorang yang

memelihara anak kuda kalian,sehingga sedekah itu akan menjadi

besar seperti gunung”(Thobrani, 2008:36). Dalam Al Quran Allah

SWT juga berfirman:

“perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang

menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir

benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus

biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia

kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha

mengetahui.”(QS.Al Baqarah: 261)

Ayat di atas menerangkan bahwa Allah SWT akan melipatgandakan

pahala sedekah tujuh ratus kali lipat oleh Allah SWT .

b. Bersedekah bisa mengawali orang untuk mencari rizki yang halal,

sedekah adalah cara manusia untuk bertaubat dari perilaku negatif

ditempat kerja. Sedekah akan menjadikan manusia lebih terkontrol

dalam bekerja, karena manusia akan merasa di awasi oleh orang-orang

yang anda beri sedekah dan ini akan menjadikan anda lebih hidup

penuh berkah. Itulah sebabnya, sedekah akan membuat manusia

berusaha mengumpulkan rezeki yang halal. Sedekah adalah bentuk

syukur seorang hamba kepada Allah SWT atas anugerah nikmat yang

31

diberikan oleh-NYA dengan cara yang tepat dengan memanfaatkan

harta benda dalam hal kebaikan, sehingga menghindarkan pemilik

harta benda dari perbuatan jelek dan maksiat.

c. Bersedekah bisa meningkatkan kepedulian sosial, karena manusia

hidup di dunia ini pasti membutuhkan sesama. Manusia bisa dikatakan

kaya karena adanya orang miskin dan itulah pentingnya bersedekah.

Bersedekah akan membuat jalinan silaturahim dengan sesama bisa

tersambung, dengan silaturahim yang baik maka manusia bisa menjaga

sumber rizki, karena orang yang gemar menyambung tali silaturahim

akan diluaskan rezekinya.

d. Bersedekah akan membuat hidup manusia sederhana dan rendah hati.

Sedekah yang ditunaikan dari sebagian harta terbaik, akan mendidik

seseorang menjadi pribadi yang rendah hati dan belajar hidup

bersahaja. Orang yang gemar bersedekah berarti mengoptimalkan

keberadaan harta benda, menghindari hidup berfoya-foya, hura-hura,

boros sekaligus mubadzir. Bersedekah akan selalu mengingatkan

manusia untuk hidup hati-hati dalam mengelola harta benda dan

mengunakannya secara tepat dan berguna.

e. Bersedekah bisa mengurangi cinta dunia dan menyiapkan kehidupan

akhirat. Harta benda bagi seorang pemberi sedekah hanya sebagai alat

untuk mendukung keberhasilan akhirat, dan mengunakan harta benda

yang dititipkan kepada mereka untuk berbanyak-banyak sedekah.

32

f. Bersedekah bisa menghindari gaya hidup bermegah-megahan dan suka

pamer. Banyak sekali contoh dalam kehidupan kita sehari-hari kalau

harta benda telah menipu mausia, mereka berlomba-lomba menumpuk

harta benda, tetapi tidak tahu bagaimana memanfaatkannya untuk

kebaikan sesama. Terlalu banyak manusia yang menempatkan harta

benda sebagai simbol status sosial, kebanggaan pribadi dan keluarga,

sehingga terjeak dalam hidup bermegah-megahan. Gaya hidup

bermegah-megahan adalah gaya hidup yang tidak sehat. Gaya hidup

bermegah-megahan dapat memancing rasa iri hati, dengki, hasud, dan

merusak tatanan sosial. Sedekah akan mendidik seseorang untuk tidak

hidup dalam bermegah-megahan dan suka pamer, karena dengan

sedekah, seseorang tidak hanya menumpuk harta benda tetapi

menyisihkan sebagian harta untuk disedekahkan kepada orang lain.

Orang yang gemar bersedekah juga akan menjadi orang yang rendah

hati dan tidak suka pamer, karena sedekah harus diiringi niat ikhlas.

Sedekah karena popularitas, niat mendapatkan sanjungan dan status

sosial, keinginan untuk dipuja-puji, hanyalah akan mendapatkan nista

di sisi Allah SWT (Thobrani, 2008: 50).

Tujuan sedekah bagi penerima adalah ada dua tingkatan tujuan

sedekah bagi penerima, yaitu:

a. Penerima sedekah diharapkan setelah menerima sedekah, mereka

mencapai tingkatan berdaya. Setidaknya dalam rentang beberapa

waktu mereka tidak lagi menjadi orang-orang menerima sedekah.

33

Orang-orang yang biasa menerima sedekah ini, seharusnya di waktu

tertentu sudah bisa memberdayakan diri mereka sendiri. Penerima

sedekah tidak perlu menengadahkan tangan, meminta-minta dan

berharap belas kasihan para penderma. Orang-orang yang biasa

menerima sedekah tidak lagi menerima sedekah karena sudah tidak

membutuhkan, meski demikian, dalam tingkatan ini mereka belum

menjadi penyedekah.

b. Penerima sedekah diharapkan berubah status dari penerima menjadi

pemberi sedekah, ini yang paling diharapkan, kalau satu tahun lalu

mereka masih menjadi penerima sedekah, seharusnya di tahun

berikutnya merekalah para penyedekah yang berniat memberdayakan

orang-orang yang disedekahinya (Masykur, 2008:61).

4. Adab Bersedekah

Dalam bersedekah ada beberapa cara yang mereka rasakan mampu

menggetarkan spiritual mereka:

a. Bersedekahlah saat merasa ingin bersedekah, jangan sampai merasa

terpaksa. Bila saat bersedekah kita justru merasa kesal, maka akan

tertanam dibawah alam sadar bahwa bersedekah itu tidak enak, bahkan

mengesalkan.

b. Bersedekahlah kepada sesuatu yang disukai sehingga hati akan tergetar

karenanya.

c. Bersedekah dengan sesuatu yang bernilai menurut diri sendiri,

kebanyakan wujudnya adalah uang, namun lebih luas lagi adalah

34

benda yang paling disukai, pikiran, ilmu yang disukai. Bersedekah

dengan memberikan sesuatu yang berharga akan membuat

penyumbang merasa berharga karena memberikan sesuatu yang

berharga.

d. Bersedekah dalam kuantitas yang terasa oleh perasaan. Orang

mempunyai kadar kuantitas berbeda agar hatinya bergetar ketika

menyumbang.

e. Bersedekah tanpa pernah mengharap balasan dari orang yang diberi.

Yakinlah bahwa Allah SWT akan membalas balasan, tapi tidak lewat

jalan orang yang diberi.

f. Bersedekah tanpa mengira bentuk balasan Allah SWT atas sedekah itu.

Balasan sedekah bisa berupa uang kalau bersedekah dengan uang,

namun tidak layak seseorang mengharap seperti itu. Siapa tahu

sedekah itu dibalas Allah SWT dengan kesehatan, keselamatan, rasa

tenang, dll, yang nilainya lebih besar dari nilai uang yang

disedekahkan (Kosasih, 2008:65-66).

Sedekah lebih utama jika diberikan secraa diam-diam dibandingkan

diberikan secara terang-terangan dalam arti diberitahukan atau diberitakan

kepada umum. Al-Qur‟an surat Al Baqarah ayat 271 menjelaskan:

Artinya:“Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik

sekali, dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu nerikan kepada

orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan

35

Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-

kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Hal ini sejalan juga dengan hadits Nabi SAW dari sahabat Abu

hurairah. Dalam hadits itu dijelaskan salah satu kelompok hamba Allah

SWT yang mendapat naungan-Nya di hari kiamat kelak adalah seseorang

yang memberi sedekah dengan tangan kanannya lalu ia sembunyikan

seakan-akan tangan kirinya tidak tahu apa yang telah diberikan oleh tangan

kanannya tersebut. Cara ini dimaksudkan untuk menghindari riya’ (pamer)

yang dapat melenyapkan pahala sedekahnya, dan juga untuk menjaga

perasaan orang yang diberikan sedekah agar tidak tersinggung.

Sedekah apabila akan diberikan kepada lembaga atau badan, seperti

panti asuhan anak yatim, madrasah atau masjid, maka akan lebih baik bila

bersedekah itu diberikan secara terbuka atau terang-terangan, dan lebih

baik dipublikasikan agar menarik perhatian masyarakat luas untuk

beramai-ramai membantu lembaga atau badan tersebut (Zuhdi, 2006:83-

84).

Sedekah lebih utama diberikan kepada kaum kerabat atau sanak

saudara terdekat sebelum diberikan kepada orang lain. Kemudian sedekah

itu seyogyanya diberikan kepada orang lain yang betul-betul sedang

mendambakan uluran tangan.

Pahala sedekah akan lenyap bila si pemberi selalu menyebut-nyebut

sedekah yang telah ia berikan atau menyakiti perasaan yang menerima. Hal

ini ditegaskan Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 264:

36

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan

(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti

(perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya

karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan

hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang

di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu

menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai

sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi

petunjuk kepada orang-orang yang kafir”.

Ayat diatas menjelaskan tentang bagaimana pahala sedekah bisa

hilang karena memberikan sedekah dengan menyakiti perasaan yang diberi

sedekah.

B. Gerakan Sosial dan Gerakan Dakwah Islam

1. Pengertian Gerakan Sosial

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, gerakan sosial adalah

tindakan atau agitasi terencana yang dilakukan oleh suatu kelompok

masyarakat yang disrtai program terencana dan ditujukan pada suatu

perubahan atau sebagai gerakan perlawanan untuk melestarikan pola-pola

dan lembaga masyarakat yang ada (Suharso, 2009:340).

Gerakan sosial adalah salah satu bentuk utama dari perilaku kolektif

(collective behavior). Menurut Turner dan Killan (1972), secara formal

gerakan sosial didefinisikan sebagai suatu kolektivitas yang melakukan

kegiatan dengan kadar kesinambungan tertentu untuk menunjang atau

37

menolak perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau kelompok yang

mencakup kolektivitas itu sendiri (Aminudin, 1992:195).

Gerakan sosial diartikan sebagai sebentuk aksi kolektif dengan

orientasi konfliktual yang jelas terhadap lawan sosial dan politik tertentu,

dilakukan dalam konteks jejaring lintas kelembagaan yang erat oleh aktor-

aktor yang diikat rasa solidaritas dan identitas kolektif yang kuat. Secara

singkat gerakan sosial berkaitan dengan aksi organisasi atau kelompok

civil society dalam mendukung atau menentang perubahan sosial

(Triwibowo, 2006:xv).

Menurut Usman Sunyoto, gerakan sosial lazim dikonsepsikan sebagai

kegiatan kolektif yang dilakukan oleh sekelompok (orang) tertentu untuk

menciptakan kondisi yang sesuai dengan cita-cita kelompok tersebut

(Usman, 2007:3). Gerakan sosial merupakan salah satu bentuk utama dari

perilaku kolektif. Secara formal gerakan sosial didefinisikan sebagai suatu

kolektivitas yang melakukan kegiatan dengan kesinambungan tertentu

untuk menunjang atau menolak perubahan yang terjadi dalam masyarakat

atau kelompok yang mencakup kolektivitas itu sendiri. Batasan yang

sedikit kurang formal dari gerakan sosial adalah suatu usaha kolektif yang

bertujuan untuk menolak perubahan.

Pada hakikatnya, gerakan sosial merupakan jawaban spontan maupun

terorganisir dari massa rakyat terhadap negara yang mengabaikan hak-hak

rakyat, yang ditandai oleh penggunaan cara-cara diluar jalur kelembagaan

negara atau buhkan yang bertentangan dengan prosedur hukum dan

38

kelembagaan negara. Gerakan sosial juga bisa dilihat sebagai upaya

bersama massa rakyat yang hendak melakukan pembaruan atas situasi dan

kondisi sosial politik yang dipandang tidak berubah dari waktu ke waktu

atau juga untuk menghentikan kondisi status quo. Meskipun

fungsionalisme sebagai aliran pemikiran mengklaim sebagai teori

perubahan, tetapi kalau dilihat asumsi dasarnya maka fungsionalisme

sebenarnya merupakan bersandar pada gagasan status quo (Faqih,

1996:42).

Secara historis gerakan sosial adalah fenomena universal. Rakyat

diseluruh masyarakat dunia tentunya mempunyai alasan dan tujuan

kolektif mereka dan menentang orang yang menghalangi mereka dalam

mencapai tujuannya. Sejarah juga melukiskan pemberontakan dan ledakan

ketidakpuasan di zaman kuno, gerakan keagamaan yang kuat diabad

pertengahan, pemberontakan petani yang hebat ditahun 1381 dan 1525,

reformasi dan gerakan kultural, etnis dan nasional sejak zaman renaisance.

Gerakan sosial besarlah yang menyumbang terhadap revolusi Prancis,

Inggris dan Amerika Serikat. Strategi dan taktik gerakan disemua zaman

itu telah banyak yang berubah dan berkembang, namun kebanyakan

pengamat sependapat bahwa hanya dalam masyarakat moderenlah era

gerakan sosial itu benar-benar dimulai. Hanya di abad 19 dan 20 gerakan

sosial telah menjadi begitu banyak, besar, penting, dan besar akibatnya

terhadap perubahan (Piotz, 2008:329).

39

Gerakan sosial secara teoritis merupakan sebuah gerakan yang lahir

dari dan atas prakarsa masyarakat dalam usaha menuntut perubahan dalam

institusi, kebijakan atau struktur pemerintah. Disini terlihat tuntutan

perubahan itu biasanya karena kebijakan pemerintah tidak sesuai lagi

dengan konteks masyarakat yang ada atau kebijakan itu bertentangan

dengan kehendak sebagian rakyat. Gerakan sosial lahir dari masyarakat

maka kekurangan apapun ditubuh pemerintah menjadi sorotannya. Dari

literatur definisi tentang gerakan sosial, ada pula yang mengartikan

gerakan sosial sebagai sebuah gerakan yang anti pemerintah dan juga pro

pemerintah. Ini berarti tidak selalu gerakan sosial itu muncul dari

masyarakat tapi bisa juga hasil rekayasa para pejabat pemerintah atau

penguasa (Sudarsono, 1976:24-25).

Gerakan sosial dalam penulisan ini mempunyai pengertian sebuah

kegiatan kolektif yang dilakukan oleh sekolompok (orang) tertentu untuk

menciptakan kondisi yang sesuai dengan cita-cita kelompok tersebut.

2. Macam- Macam Gerakan Sosial

Menurut Syarbaini (2009:159) ada bermacam jenis gerakan sosial,

meskipun diklasifikasikan sebagai jenis gerakan yang berbeda, jenis-jenis

gerakan bisa tumpang-tindih, dan sebuah gerakan tertentu mungkin

mengandung elemen-elemen lebih dari satu jenis gerakan. Macam-macam

gerakan itu antara lain:

a. Gerakan Protes. Gerakan protes adalah gerakan yang bertujuan

mengubah atau menentang sejumlah kondisi sosial yang ada. Ini

40

adalah jenis yang paling umum dari gerakan sosial di sebagian besar

negara industri. Di Amerika Serikat, misalnya, gerakan ini diwakili

oleh gerakan hak-hak sipil, gerakan feminis, gerakan antinuklir, dan

gerakan perdamaian. Gerakan protes sendiri masih bisa

diklasifikasikan menjadi dua, gerakan reformasi dan gerakan

revolusioner. Sebagian besar gerakan protes adalah gerakan reformasi,

karena tujuannya hanyalah untuk mencapai reformasi terbatas tertentu,

tidak untuk merombak ulang seluruh masyarakat. Gerakan reformasi

merupakan upaya untuk memajukan masyarakat tanpa banyak

mengubah struktur dasarnya. Misalnya, menuntut adanya

kebijaksanaan baru di bidang lingkungan hidup, politik luar negeri,

atau perlakuan terhadap kelompok etnis, ras, atau agama tertentu.

Sedangkan gerakan revolusioner adalah bertujuan merombak ulang

seluruh masyarakat, dengan cara melenyapkan institusi-institusi lama

dan mendirikan institusi yang baru. Gerakan revolusioner berkembang

ketika sebuah pemerintah berulangkali mengabaikan atau menolak

keinginan sebagian besar warganegaranya atau menggunakan apa yang

oleh rakyat dipandang sebagai cara-cara ilegal untuk meredam

perbedaan pendapat. Seringkali, gerakan revolusioner berkembang

sesudah serangkaian gerakan reformasi yang terkait gagal mencapai

tujuan yang diinginkan.

b. Gerakan Regresif atau disebut juga Gerakan Resistensi. Gerakan

Regresif ini adalah gerakan sosial yang bertujuan membalikkan

41

perubahan sosial atau menentang sebuah gerakan protes. Misalnya,

adalah gerakan anti feminis yang menentang perubahan dalam peran

dan status perempuan.

c. Gerakan Religius. Gerakan religius dapat dirumuskan sebagai gerakan

sosial yang berkaitan dengan isu-isu spiritual atau hal-hal yang gaib

(supernatural), yang menentang atau mengusulkan alternatif terhadap

beberapa aspek dari agama atau tatanan kultural yang dominan.

d. Gerakan Komunal, atau ada juga yang menyebut Gerakan Utopia.

Gerakan komunal adalah gerakan sosial yang berusaha melakukan

perubahan lewat contoh-contoh, dengan membangun sebuah

masyarakat model di kalangan sebuah kelompok kecil. Mereka tidak

menantang masyarakat kovensional secara langsung, namun lebih

berusaha membangun alternatif-alternatif terhadapnya. Ini bisa

dilakukan dengan berbagai cara. Seperti: membangun rumah kolektif,

yang secara populer dikenal sebagai komune (communes), di mana

orang tinggal bersama, berbagi sumberdaya dan kerja secara merata,

dan mendasarkan hidupnya pada prinsip kesamaan (equality).

e. Gerakan Perpindahan. Orang yang kecewa mungkin saja melakukan

perpindahan. Ketika banyak orang pindah ke suatu tempat pada waktu

bersamaan, ini disebut gerakan perpindahan sosial (migratory social

movement). Contohnya: migrasi orang Irlandia ke Amerika setelah

terjadinya panen kentang, serta kembalinya orang Yahudi ke Israel,

yang dikenal dengan istilah Gerakan Zionisme.

42

f. Gerakan Ekspresif. Jika orang tak mampu pindah secara mudah dan

mengubah keadaan secara mudah, mereka mungkin mengubah sikap.

Melalui gerakan ekspresif, orang mengubah reaksi mereka terhadap

realitas, bukannya berupaya mengubah realitas itu sendiri. Gerakan

ekspresif dapat membantu orang untuk menerima kenyataan yang

biasa muncul di kalangan orang tertindas. Meski demikian, cara ini

juga mungkin menimbulkan perubahan tertentu.

g. Kultus Personal. Kultus personal biasanya terjadi dalam kombinasi

dengan jenis-jenis gerakan lain. Gerakan sosial jenis ini berpusat pada

satu orang, biasanya adalah individu yang kharismatis, dan

diperlakukan oleh anggota gerakan seperti dewa. Pemusatan pada

individu ini berada dalam tingkatan yang sama seperti berpusat pada

satu gagasan. Kultus personal ini tampaknya umum di kalangan

gerakan-gerakan politik revolusioner atau religius (Syarbaini, 2009:

159).

Gerakan sosial mempunyai tujuan untuk merubah keadaan sosial yang

lebih baik. Dalam hal ini gerakan dakwah juga mempunyai tujuan

mengajak manusia kepada kebaikan dan meningalkan kejahatan. Sehingga

keduanya mempunyai tujuan yang hampir sama.

3. Karakteristik Gerakan Sosial

Menurut Surakhmad (2010: 25) sebuah gerakan yang dilakukan oleh

organisasi harus mempunyai dasar ideologi dan filosofi yang jelas dan

relevan dengan kondisi ruang dan waktu dan konteks organisasi yang

43

terkait. Sehingga kita dapat memilih gabungan dari keduanya, yakni

praktek yang berdasarkan filosofi yang relevan, untuk senantiasa

memberikan pembenaran, arah, tujuan dan makna dari seluruh spektrum

kegiatan organisasi.

Menurut Syarbaini (2009:156), ada empat unsur utama yang perlu

ditekankan dalam sebuah gerakan sosial , yaitu:

a. Jaringan yang kuat tetapi interakisnya bersifat informal atau tidak

terstruktur. Dengan kata lain ada ikatan ide dan komitmen bersama di

antara para anggota atau konstituen gerakan itu meskipun mereka

dibedakan dalam profesi, kelas sosial, dll.

b. Ada sharing keyakinan dan solidaritas di antara mereka.

c. Ada aksi bersama dengan membawa isu yang bersifat konfliktual. Ini

berkaitan dengan penentangan atau desakan terhadap perubahan

tertentu.

d. Aksi tuntutan itu bersifat kontinyu tetapi tidak terinstitusi dan

mengikuti prosedur rutin seperti dikenal dalam organisasi atau agama.

Syarat-syarat umum bagi setiap gerakan mempunyai beberapa ciri-

ciri, yaitu:

a. Mempunyai landasan tertentu.

b. Mempunyai tujuan atau target yang telah ditetapkan.

c. Mempunyai metode untuk meraih target.

Syarat-syarat diatas adalah umum bagi setiap gerakan. Sebagai contoh

sebuah gerakan sosial seperti Panti Asuhan akan mempunyai landasan

44

tersendiri, dengan target membantu anak yatim piatu dan anak-anak dari

keluarga tidak mampu dengan metode tertentu yang telah dirumuskan,

misalnya dengan mencari sumbangan atau sponsor untuk mendapatkan

dana (http://ferza.net/catatan-baru-semagat-baru.html/april/2011).

Suatu gerakan sosial dapat dikatakan terbuka apabila apabila ada

pernyataan yang secara eksplisit mengajak kearah perubahan. Suatu

gerakan sosial juga bisa dikatakan kolektif apabila terdapat kelompok

orang yang terpangil untuk melakukan perubahan. Suatu gerakan sosial

dikatakan mampu bertahan, apabila gerakan tersebut bertahan didalam

sejumlah peristiwa penting (Setyaningrum, 2002:44).

Dalam melihat perkembangan gerakan sosial, salah satu aspek penting

yang layak diperhatikan adalah mekanisme iternalnya yang

memungkinkan gerakan bisa tumbuh dan lebih terorganisasi. Pada awal

perkembangannya peran pemimpin dalam menciptakan mekanisme itu

sangat penting (Arifin, 2005:89).

4. Pengertian Gerakan Dakwah Islam

Gerakan dakwah Islam adalah istilah untuk individu-individu muslim

yang memahami Islam dengan benar dan menyeluruh sebagaimana dibawa

Rasulullah tanpa memilah-milah atau membuat penyimpangan (Masyhur,

2000:686).

Gerakan dakwah Islam di artikan setiap aktivitas dalam rangka

melaksanakan dakwah Ialam. Dalam rangka mengajak manusia kepada

45

kebaikan, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang

mungkar.

M Natsir dalam bukunya Fiqhud Da‟wah-nya menyebutkan gerakan

dakwah Islam adalah gerakan dalam rangka mengajak manusia kepada

Allah SWT dengan hikmah wal mau‟izhotil hasanah, hingga dia ingkar

kepada thoghut dan beriman kepada Allah SWT, dan keluar dari kegelapan

jahiliyah Islam (http://www.era-muslim.com/pengertian+gerakan-

dakwah.14/april/2011).

Dengan demikian pengertian gerakan dakwah Islam secara umum

adalah setiap gerakan dalam rangka mengajak kepada Islam dan

meninggalkan jahiliyah. Adapun secara khusus, gerakan dakwah Islam

sering disebut gerakan Islam (Al-Harakah Al-Islamiyah) atau juga disebut

jama‟ah dakwah atau juga disebut kutlah dakwah (kelompok dakwah),

yaitu sebuah kelompok yang terdiri dari orang-orang yang bersama-sama

melaksanakan dakwah dalam satu kesatuan kerja dan koordinasi.

Gerakan dakwah adalah sebuah aktifitas massal dalam format amal

jama‟i yang memiliki konsep idiologi yang mapan, smart leader,

organisasi yang rapi dan solid, program dakwah yang komprehensif,

seimbang dan berkelanjutan, sumber daya manusia berkualitas.

Dakwah Islam ditinjau dari etimologi atau asal kata (bahasa) dakwah

berasal dari bahasa arab yang berarti pangilan ajakan atau seruan. Dalam

ilmu tata bahasa arab, kata dakwah berbentuk sebagai isim masdar. Kata

ini berasal dari fi’il (kata kerja) da’a yad’u, artinya memangil, mengajak

46

atau menyeru. Arti kata dakwah seperti ini sering dijumpai atau

dipergunakan dalam ayat-ayat Al-Qur‟an seperti surat Al-Baqarah ayat 23:

Artinya:“dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran

yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[31]

satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-

penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”.

Sedangkan arti dakwah menurut istilah atau terminologi ini ada

beberapa ahli yang telah merumuskan istilah tersebut. Antara lain:

a. Prof. Dr Abu Bakar Aceh.

Dakwah adalah perintah mengadakan seruan kepada semua manusia

untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran yang benar, dilakukan dengan

penuh kebijakan dan nasehat yang baik.

b. Prof. H. M. Toha Yahya Umar

Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan

yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT untuk kemaslahatan dunia

dan akhirat.

c. Prof. A. Hasyimi

Dakwah Islamiah yaitu mengajak orang untuk meyakini dan

mengamalkan akidah, syari’ah Islamiah yang terlebih dahulu telah

diyakini dan diamalkan oleh pendakwah sendiri (Sukir, 1983:19).

47

Gerakan dakwah mempunyai beberapa karakter atau ciri-ciri,

diantaranya:

d. Memiliki konsep idiologi dan pemikiran yang mapan dan kuat

sehingga ada jaminan kebenaran dan kekuatan berdasarkan Al-Qur,an

dan sunah Rasul. Idiologi pemikiran itu menjadi motor sekaligus frame

work semua aktivitas organisasi.

e. Memiliki smart leader sebagai tingkatan struktural organisasi. Contoh

dalam segala hal misalnya pemikiran, ide, gagasan, teori konsep dll.

f. Memiliki sistem dan aturan main yang fair (adil) dan natural sesuai

dengan visi misi organisasi dalam Islam.

g. Memiliki program dakwah yang komprehensif, seimbang, sesuai

dengan perencanaan jangka panjang.

h. Memiliki sumber daya manusia yang tinggi khususnya mereka yang

memimpin formal dan informal sehingga menjadi refrensi dibidang

masing-masing, teori dan prakteknya baik tingkat daerah, nasional

maupun global (http://www.eramuslim.com/berita/gerakan-dakwah-

islam-1htm.april/2011).

Gerakan dakwah dalam penulisan ini mempunyai pengertian aktifitas

dakwah Islam dalam rangka mengajak manusia kepada kebaikan dan

mencegah kemungkaran. Latar belakang terbentuknya gerakan dakwah

Islam adalah demi memenuhi seruan Allah SWT didalam Al-Quran surat

Ali Imron ayat 104 yaitu, “dan hendaklah ada segolongan diantara kamu

48

segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada

kemungkaran. Dan merekalah orang-orang yang beruntung”.

Sejarah gerakan dakwah Islam umumnya muncul pada akhir abad ke-

19 dan awal abad ke-20. Yaitu saat negeri-negeri kaum muslimin

mengalami penjajahan dan menurunnya cahaya khilafah Islam, yaitu

Khilafah Turki Utsmani. Umat Islam sedang mengalami kesuraman dalam

kehidupan dan terseok-seok dalam arus sosial politik yang sedang

berkembang saat itu. Puncaknya adalah kejatuhan kekuasaan khilafah

Islam yang menyatukan seluruh kaum muslimin sedunia.

Peristiwa kejatuhan khilafah ini terjadi pada tanggal 3 Maret 1924

pada masa pemerintahan Sultan Abdul Hamid II. Kejatuhan khilafah ini

tidak dapat dilepaskan dari peran gerakan zionisme internasional melalui

tangan Mustafa Kemal Attaturk yang melakukan pembubaran sistem

khilafah dan menggantikannya dengan sistem republik sekuler.

Ketiadaan khilafah Islam sebagai sistem pemerintahan yang

menyatukan kaum muslimin sedunia pada satu blok kekuatan dalam

bidang sosial budaya, politik, ekonomi dan militer semakin

menenggelamkan kaum muslimin pada masa kegelapannya. Ketiadaan

khilafah Islam juga menjadikan musuh-musuh Islam semakin leluasa

mencabik-cabik dan menjarah negeri-negeri kaum muslimin. Tidak ada

lagi payung perlindungan atas negeri-negeri kaum muslimin. Lalu umat

Islam seduniapun hidup dalam kondisi porak-poranda dan tercerai berai.

49

Menyadari akan arti penting khilafah Islam dalam kehidupan umat

Islam, apalagi menyadari bahwa khilafah Islam merupakan warisan dari

Rasulullah SAW dan para sahabatnya, maka umat Islampun akhirnya

tergerak untuk memunculkan kembali sistem khilafah Islam melalui

konferensi Khilafah sedunia yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu tahun

1925 dan 1926.

Kegagalan yang dialami umat Islam tersebut akhirnya mendorong

kelahiran gerakan-gerakan dakwah Islam yang merintis dakwah dari

bentuk yang kecil sampai yang besar, dari tingkatan lokal, regional dan

akhirnya mondial (global) dengan mewujudkan kembali sistem khilafah

Islam di dunia (http://www.era-muslim.com/pengertian+gerakan-dakwah).

Gerakan dakwah Islam mempunyai beberapa landasan agar gerakan

dakwah itu bisa berlangsung dalam menjalankan gerakan dakwahnya,

yaitu:

a. Kekuatan moral dan spiritual menjadi modal utama dan pertama dalam

setiap gerakan. Landasan moral dan spiritual itu bersumber pada

petunjuk Allah SWT.

b. Kemampuan intelektual dalam memahami ayat-ayat Al-Qur‟an.

c. Idiologi atau idealisme yang dengannya gerakan mempunyai visi misi

perjuangan yang jelas. Ini juga merupakan karunia Allah SWT kepada

manusia berupa pemikiran yang paripurna, bisa memiliki pandanagan

jauh kedepan, walau masa-masa sulit.

50

d. Manhaj atau metodologi. Allah SWT tidak hanya memberikan perintah

saja, malainkan juga konsepsi dan landasan operasional. Dalam

berdakwah kita mencontoh Rasulullah SAW bagaimana dakwah yang

jelas, terarah dan sistematis.

e. Kefitrahan. Dinul Islam itulah modal besar, karena sesuai dengan fitrah

manusia, tidak berbenturan dengan kultur manusia, binatang, dan

ekosistem. Bahkan, Allah SWT menegaskan bahwa semua makhluk itu

adalah junud (tentara) Allah SWT. Berjuang tanpa fitrah alam akan

gagal, karena hukum itu bersifat baku dan tetap sepanjang zaman. Ini

adalah modal yang sangat besar, walaupun kita tidak merasakannya.

f. Institusional. Gerakan dakwah adalah kerja jama‟ah yang banyak

orang tidak melakukannya. Untuk memperoleh banyak dukungan dari

proses gerakan ini, seperti thawashau bil haq dan thawashau bis

shobri. Itu hanya bisa dilakukan dengan jamaah, karena bisa saling

mengingatkan, itu diperlukan dalam gerakan agar tidak tergelincir.

g. Bersifat Material. Sebenarnya Allah SWT telah banyak memberikan

modal material kepada manusia berupa alam semesta beserta segala

isinya, tetapi mungkin manusia belum bisa mendayagunakannya.

Bahkan, dalam al Qur‟an surat al Hajj ayat 31, Allah berfirman: “Telah

Aku datangkan segala apa yang kamu butuhkan, wa in ta’uddu

ni’matallah laa tuhsuha”. Karena kezaliman dan

ketidakproporsionalan sikap manusia, sehingga tidak memiliki daya

51

inovatif dan kreatif untuk memanfaatkannya. Menyadari dan

mensyukuri nikmat Allah SWT itu penting. Bagaimana nikmatnya

udara, sehari kurang lebih 350 kilogram manusia memakai oksigen

untuk tubuhnya, seperlima diantaranya dipakai oleh otak. Kesadaran

manusia, bahwa memiliki modal dasar itu penting demi keinginan

yang kuat dan cita-cita yang tinggi (http://peran-pemuda-dalam-

gerakan-dakwah.htm.blogspot.com.april/2011).

Kecenderungan pada beberapa kalangan dai untuk melakukan

kegiatan dakwah secara individual, tanpa terkait dengan dai-dai lainnya

untuk melakukannya secara bersama-sama. Akibatnya, dakwah yang

dilakukannya hanyalah terbatas pada dakwah bil-qoul (dengan lisan).

Mungkin juga tanpa perencanaan yang matang dan evaluasi pada setiap

langkahnya. Lebih berbahya lagi apabila setiap dai dalam melakukan

kegiatan dakwahnya berusaha menyesuaikan dengan hobi dan kesenangan

masyarakat pendengarnya. Sehingga walau sering berceramah, perubahan

pada masyarakat sasarannya hampir tidak ada. Sudah saatnya dakwah

dilakukan dalam sebuah organisasi yang rapi dan teratur, dalam sebuah

amal jama’i yang memadukan beberapa keahlian, profesi, dan kekuatan.

Disitu terdapat ahli perencanaan, ahli pendidikan, ahli komunikasi, ahli

psikologi, ahli pertanian, ahli kesehatan, dan ahli-ahli dibidang lainnya.

Dalam organisasi dan lembaga tersebut direncanakan dengan matang

materi dan metode dakwah, sasaran yang mau dicapai, termasuk klasifikasi

sasaran dakwah dan juga langkah-langkah evaluasinya. Allah SWT

52

berfirman dalam Al-Qur‟an surat Ash-Shaff ayat 4 yang

artinya,”Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang

dijalan-NYA dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti

suatu bangunan yang tersusun kokoh”.

Dalam ayat tersebut di atas Allah mengingatkan bahwa dalam

berdakwah sebaiknya dilakukan bersama-sama, saling membantu antara

yang satu dengan yang lainnya (Hafidhuddin, 1998:183).

Mengacu kepada pengertian dan teori gerakan sosial, gerakan dakwah

menjadi bagian dari gerakan sosial. Kesamaan antara gerakan sosial dan

dakwah terletak pada tujuan dan sistem organisasi yang digunakan untuk

mencapai perubahan yang lebih baik.

5. Sedekah Dan Gerakan Dakwah Islam

Sedekah yang dikembangkan melalui strategi dan metode tertentu

akan lebih efektif digunakan dalam memasyarakatkan sedekah. Sehingga

gerakan sedekah yang dilakukan untuk mengembangkan dakwah menjadi

lebih mudah. Berdasarkan teori-teori gerakan sosial dan gerakan dakwah,

Sedekah yang dilakukan dalam rangka untuk merubah keadaan sosial yang

lebih baik, menjadikan sedekah sebagai gerakan dakwah mempunyai tujuan

yang sama dengan gerakan sosial. Dalam mengerakkan suatu kelompok

untuk bersedekah, seorang pendakwah juga membutuhkan sebuah organisasi

dan strategi yang harus dimiliki untuk menggerakkan suatu kelompok itu.

53

Sedekah bisa dikatakan sebagai gerakan sosial, karena memiliki

beberapa karakter yang sama yang dimiliki dalam sebuah gerakan, yaitu

yang mempunyai beberapa ciri-ciri sebagai berikut:

a. Mempunyai landasan tertentu.

b. Mempunyai tujuan atau target yang telah ditetapkan.

c. Mempunyai metode untuk meraih target.

Syarat-syarat diatas adalah syarat umum bagi setiap gerakan. Sebagai

contoh sebuah gerakan sosial seperti Panti Asuhan akan mempunyai

landasan tersendiri, dengan target membantu anak yatim piatu dan anak-

anak dari keluarga tidak mampu dengan metode tertentu yang telah

dirumuskan, misalnya dengan mencari sumbangan atau sponsor untuk

mendapatkan dana.

Begitu juga dengan gerakan dakwah, misalnya yang dilakukan oleh

Yusuf Mansur dalam mengerakkan sedekah mempunyai sebuah landasan

yaitu Al-Quran sebagai petunjuk untuk mentauhidkan Allah SWT. Dengan

tujuan menjadikan masyarakat bisa hidup menjadi lebih baik melalui

lembaga-lembaga yang dipimpin oleh Yusuf Mansur, yaitu yayasan Daarul

Qur‟an dan Wisata Hati.

Pada hakekatnya sedekah dan gerakan dakwah Islam adalah suatu

upaya untuk merubah suatu keadaan menjadi keadaan lain yang lebih baik

menurut ajaran Islam. Ini berarti upaya menumbuhkan kesadaran dari dalam

pada diri sesorang (obyek dakwah). Suatu kesadaran yang memungkinkan

obyek dakwah mempunyai persepsi cukup memadai tentang Islam sebagai

54

sumber nilai dalam hidupnya dan yang dapat juga menumbuhkan kekuatan

dan kemauan dalam dirinya untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Islam

tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Ahmad,2005:2).

Proses aktualisasi nilai perintah dakwah pada semua dataran

kenyataan manusia memerlukan suatu upaya yang terorganisir dalam rangka

merealisir fungsi ajaran Islam. Fungsi ajaran Islam itu adalah upaya

membebaskan umat dari sistem kehidupan yang dhalim menuju suatu sitem

kehidupan yang adil yang diridhai Allah SWT. Proses ini terdiri dari

pengubahan sistem merasa, berfikir, bersikap dan bertindak individu dan

masyarakat menuju pembangunan dan penciptaan realitas sistem baru yang

menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, kebenaran,

perdamaian, keindahan, keindahan (Ahmad, 2005:4).

Gerakan dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, pertama kali

yang dilakukan adalah membentuk pribadi-pribadi muslim yang tangguh.

Mulai dari istrinya, Siti Khadijah, Ali bin Abi Thalib, dan sahabat dekat

lainnya. Mereka yang tercatat sebagai orang awal masuk Islam itu memang

menjadi tulang punggung gerakan dakwah Rasulullah SAW. Hal itu

mengandung pelajaran bahwa berdakwah haruslah mampu menumbuhkan

pioner-pioner muslim yang tangguh, yang pada akhirnya mereka mampu

menjadi dinamisator di dalam masyarakat (Hafidhuddin,1998:185). Dakwah

hendaknya mampu mengubah pribadi seorang muslim dari profil yang statis

dan lemah menjadi profil yang kokoh kuat, dinamis, kreatif, serta produktif.

55

6. Sedekah Sebagai Gerakan Sosial

Berbagai aspek dalam Islam, baik ideologi, spiritual, hukum sosial

maupun politik, masing-masing saling konsisten dan menopang satu sama

lain. Oleh karena itu, Islam tidak meminta kaum muslim untuk

menyibukkan diri hanya dengan shalat saja, tetapi mereka pun harus bekerja

keras untuk memperluas dan melaksanakan aspek-aspek Islam yang lain

dalam setiap sektor kehidupan serta menciptakan dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Islam. Sejalan dengan pandangan Islam di atas,

sedekah wajib atau zakat merupakan salah satu syarat mutlak di dalam

membina masyarakat muslim. Memberikan zakat merupakan salah satu

alasan diberikannya wewenang kepada orag-orang yang berbuat untuk

memakmurkan bumi. Sedekah wajib atau zakat, sebagai suatu lembaga,

benar-benar lekat kebijakan keuangan. Bahkan zakat memainkan peranan

lebih penting dalam menghapus kesenjangan sosial. Penerapannya tak hanya

dilakukan satu dua hari saja, melainkan melalui rentang waktu satu tahun

(Ibrahim, 2008:26).

Sistem Islam diabadikan untuk persaudaraan umat manusia diikuti

dengan keadilan sosial dan ekonomi serta distribusi pendapatan yang

merata. Sistem ini ditujukan pula bagi kebebasan individu dalam kerangka

kesejahteraan sosial. Pengabdian ini dengan penekanan, berorientasi

spiritual secara halus pada seluruh rajutan norma-norma sosial dan ekonomi.

Sedekah wajib atau zakat merupakan ibadah pokok dan bukan pajak,

merupakan pertumbuhan sekaligus penyucian diri. Secara teknis zakat

56

berarti menyucikan harta milik seseorang dengan cara pendistribusian oleh

kaum kaya sebagian harta kepada kaum miskin sebagai hak mereka. Dengan

membayar zakat, maka seseorang memperoleh penyucian hati dan dirinya

serta telah melakukan tindakan yang benar dan memperoleh rahmat selain

hartanya akan bertambah. Kata lain yang digunakan zakat baik di dalam Al-

Qur‟an maupun hadis adalah sedekah yang berasal dari kata shidiq (yang

hak dan benar). Istilah sedekah termasuk dalam zakat, sedekah ini ada dua

macam, yaitu sedekah tathawwu’ (sumbangan sukarela) dan sedekah

mafrudh (sumbangan wajib) (Ibrahim, 2008:27).

Sedekah wajib atau zakat menempati posisi ketiga dalam rukun Islam.

Yang pertama dan kedua adalah syahadat dan sahalat. Al-Qur‟an

menjadikan hal ini sangat penting, walaupun dalam bayangan mayarakat

pada umumnya puasa menempati kedudukan setelah shalat. Di atas dua

rukun inilah, shalat dan zakat, berdiri bangunan Islam. Jika keduanya

hancur, Islam sulit untuk bisa bertahan. Demikan pentingnya zakat dalam

Islam, sehingga kaum muslim menerimanya sebagai suatu kewajiban dan

satu jalan (Ibrahim, 2008:30).

Dari sudut pandang yang logis, pembayaran zakat akan menghasilkan

dua kebaikan utama, yaitu menjauhkan seseorang dari dosa dan

menyelamatkan si pemberi dari akhlak tercela yang ditimbulkan cinta dan

rakus pada harta. Maka melalui sedekah wajib atau zakat, kelompok yang

lebih miskin ditingkatkan kesejahteraannya.

57

Menurut Ũmar Bin Khaththâb dalam bukunya Ahmad Rofiq, zakat di

syari‟atkan untuk merubah mereka yang semula mustahiq (penerima) zakat

menjadi muzakki (pemberi). Ini hanya dapat diwujudkan jika zakat tidak

hanya dapat diwujudkan jika zakat tidak hanya dimaknai secara tekstual,

dan didistribusikan sebagai pemberian dalam bentuk konsumtif, untuk

memenuhi jangka pendek. Akan tetapi perlu dilakukan innovasi dam

pembaharuan pemahaman dalam bentuk penalaran utamanaya tentang harta

benda atau profesi yang hasilnya dikenakan beban zakat, dan

pendistribusiannya sebagian diberikan dalam bentuk dana untuk kegiatan

produktif. Dengan demikian mustahiq dapat memutar dana tersebut,

sehingga dapat menjamin kebutuhan sehari-hari da mengembangkannya

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam jangka panjang (Rofiq,

2004:259).

Pada awal Islam, sedekah wajib atau zakat dikelola negara atau

pemerintah. Praktik semacam ini juga diteruskan pada massa khulafa‟al-

Rasyidin. Pada massa Abu Bakar Al-Shidiq, warga yang enggan membayar

zakat diperangi. Abu Bakar merasa wajib untuk mengefektifkan

penghimpunan zakat. Dalam pendistribusian zakat misalnya, Umar bin al-

khatab tidak memberikan bagian zakat kepada muallafah qulũbuhum

(pemula muslim) karena pertimbangan politis (Rofiq, 2004:260).

Sedekah akan membangun mentalitas kepedulian sosial yang tinggi,

utamanya bagi mereka yang mampu. Selain agar kekayaan tidak hanya

beredar di kalangan orang-orang kaya saja, juga kokohnya sebagai ikatan

58

persaudaraan antaar mereka yang mampu dan yang tidak mampu,

menjadikan tali silaturrahim itu diikat denga semangat keagamaan yang

dikemas dalam bahasa ekonomi. Karena bagaimanapun juga, kepedulian

sosial dalam perspektif ini memiliki nilai ibadah yang sangat tinggi. Shalat

ritual yang dijalankan tanpa mengimbas kepada perilaku sosial secara riil,

maka shalat kehilangan jati dirinya. Simbol salam ikrar untuk menebar

kesejahteraan ke siapa saja yang membutuhkan di sebelah kanan dan

sebelah kiri, adalah perintah yang wajib dipenuhi dengan tindakan kongkrit

(Ahmad, 2004:242).

Sedekah yang dikembangkan melalui strategi dan metode tertentu

akan lebih efektif digunakan dalam memasyarakatkan sedekah. Sehingga

gerakan sedekah yang dilakukan untuk mengembangkan dakwah menjadi

lebih mudah. Berdasarkan teori-teori gerakan sosial dan gerakan dakwah,

Sedekah yang dilakukan dalam rangka untuk merubah keadaan sosial yang

lebih baik, menjadikan sedekah sebagai gerakan dakwah mempunyai tujuan

yang sama dengan gerakan sosial. Dalam mengerakkan suatu kelompok

untuk bersedekah, seorang pendakwah juga membutuhkan sebuah organisasi

dan strategi yang harus dimiliki untuk menggerakkan suatu kelompok itu.

Adapun komponen-komponen yang harus ada dalam definisi gerakan sosial:

1. Kolektivitas orang yang bertindak bersama.

2. Tujuan bersama tindakannya adalah perubahan tertentu dalam

masyarakat mereka yang ditetapkan partisipan menurut cara yang

sama.

59

3. Kolektivitasnya relatif tersebar namun lebih rendah drajatnya dari

pada organisasi formal.

4. Tindakannya mempunyai derajat spontanitas relatif tinggi namun tak

telembaga dan bentuknya tak konvensional (Rusdiyanta, 2009:156).

Teori psikologi menghubungkan gerakan sosial dengan ketidakpuasan

pribadi atau ketidakmampuan menyesuaikan diri yang menyebabkan orang

bersikap mudah terlibat dalam suatu gerakan. Teori sosiologi menekankan

depresiasi relatif, yaitu situasi dimana harapan orang terbukti lebih tinggi

daripada kenyataan yang terjadi (Horton, 1984:202).

Pola perkembangan gerakan sosial tidaklah sama, namun semua

gerakan sosial dimulai dari suatu gerakan krisis, lalu mengalami

perkembangan dalam berbagai tingkat, dan kemudian lenyap atau

melembaga. Menurut sosiolog W.E Gettys, kebanyakan gerakan sosial

melewati tahap-tahap berikut:

1. Tahap kegelisahan. Dalammtahap ini terjadi ketidakpuasan akibat

pergolakan sistem yang kurang baik. tahap ini bisa meluas dan

berlangsung selama beberapa tahun.

2. Tahap kegusaran. Setelah perhatian dipusatkan pada kondisi-kondisi

yang menimbulkan kegelisahan, maka terhimpunlah sebuah

kolektivitas. Kegelisahan yang muncul dalam kolektivitas ini

digerakkan oleh para agitator atau pemimpin.

3. Tahap formalisasi. Dalam tahap ini, tidak tampak adanya struktur

formal yang terorganisir yang dilengkapi dengan hierarki petugas-

60

petugas. Salah satu tugas penting adalah menjelaskan ideologi gerakan

kepada anggota yang telah bersatu. Sebab-sebab terjadinya

ketidakpuasan, rencana aksi dan sasaran-sasaran gerakan.

4. Tahap pengembangan. Jika gerakan tersebut berhasil menarik banyak

pengikut dan dapat memenangkan dukungan publik, akhirnya akan

terjadi pelembagaan. Selama tahap ini, ditetapkan suatu birokrasi dan

kepemimpinan yang profesional yang disiplin menganti figur-figur

kharismatik sebelumnya (Rusdiyanta, 2009:160).

Secara historis gerakan sosial adalah fenomena universal. Rakyat di

seluruh masyarakat manusia tentu mempunyai alasan untuk bergabung dan

berjuang untuk mencapai tujuan kolektif mereka dan menentang orang yang

menghalangi mereka mencapai tujuan itu.sejarawan telah melukiskan

pemberontakan dan ledakan ketidakpuasan d zaman kuno, keagamaan yang

kuat di abad pertengahan, pemberontakan petani yang hebat di tahun 1381

dan 1525, reformasi dan gerakan kultural, etnis dan nasional sejak zaman

Renaisan.gerakan sosial besarlah yang menyumbang terhadap kelahiran

modernitas di saat revolusi bojuis besar di Inggris, Perancis, dan AS.

Strategi dan taktik gerakan di semua zaman itu telah berkembang, namun

kebanyakan pengamat sependapat bahwa hanya dalam masyarakat

modernlah era gerakan sosial benar-benar dimulai. Hanya di abad 19 dan 20

gerakan sosial telah menjadi begitu banyak, besar, penting dan besar

akibatnya terhadap jalannya perubahan. Gerakan sosial adalah bagian

sentral modernitas. Gerakan sosial menetukan ciri-ciri politik modern dan

61

masyarakat modern. Gerakan sosial berkaitan erat dengan perubahan

struktural mendasar yang telah terkenal sebagai modernisasi yang menjalar

ke bidang sistem dan kehidupan dunia (Sztompka,2005:329).

Semua gerakan sosial berasal dari kondosi historis khusus. Gerakan

sosial lahir dalam kecenderungan struktur historis. Secara umum dapat

dikatakan bahwa sebelum adanya struktur, sudah tersedia tumpukan sumber

daya dan fasilitas untuk gerakan. Gagasan yang sudah ada sebelum adanya

struktur biasanya digunakan sebagai aset gerakan untuk membentuk

keyakinan, ideologi, penentuan tujuan, pengenalan lawan dan kawan, dan

visi masa depannya. Kesemuanya ini tak pernah merupakan ciptaan murni.

Wawasan ideologi, bidang kultural atau eposhistoris masyarakat tertentu

selalu sudah terbentuk terlebih dahulu. Gerakan mengartikulasikan

pandangan tradisional yang akan dihadapi ini, meyeleksinya, mengubah

penekanan, menatanya menjadi sistem yang berkaitan logis, dan

menambahkannya dengan temuan baru (Sztompka,2005:338).

62

BAB III

SEDEKAH MENURUT YUSUF MANSUR

A. Biografi Yusuf Mansur

Yusuf Mansyur lahir di Jakarta, 19 desember 1976. Terlahir dari

pasangan Abdurrahman Mimbar dan Humrif‟ah. Yusuf Mansur dibesarkan

dalam keluarga Betawi yang berkecukupan, Yusuf tumbuh menjadi sosok

yang cerdas, namun juga pembangkang waktu itu. Lulusan terbaik Madrasah

Aliyah Negeri 1 Grogol, Jakarta Barat, tahun 1992 ini pernah kuliah di

jurusan Informatika. Yusuf Mansur menikah dengan Siti Maemunah dan telah

dikaruniai tiga orang anak. Dia adalah cucu KH Muhammad Mansur, seorang

ulama besar Betawi yang tinggal di Jembatan Lima, Jakarta Barat (Mansur,

2008:346)

Di usia remaja Yusuf Mansur sudah menjadi seorang pebisnis. Saat usia

18 tahun, Yusuf Mansur sudah naik mobil mewah dan mempunyai

pendapatan puluhan juta rupiah sebulan dari hasil bisnisnya. Bisnis yang

dilakukan Yusuf Mansur rupanya tak selamanya berlangsung mulus dan

berjalan lancar. Usahanya menghadapi masalah. Yusuf Mansur terlibat

hutang dan dua kali masuk penjara. Namun ketika di penjara itulah, Yusuf

Mansur akhirnya bisa menghafal Alquran. Di sana pun Yusuf Mansur belajar

ilmu sedekah kepada semut.

63

Di penjara itu pula buku serial Wisata Hati lahir, kata Yusuf Mansur. Ia

telah menulis naskah serial Wisata Hati sebanyak lebih 40 judul waktu itu,

sebagian di antaranya sudah diterbitkan. Bukunya yang sangat terkenal antara

lain Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang, Kun Fayakun, Susah Itu

Mudah, Buat Apa Susah, Kaya Lewat Jalan Tol, Kado Ingat Mati, Kado

Panjang Umur, Allah Maha Penolong, Allah Maha Pemurah, Allah Maha

Pemberi dan Allah Maha Pelindung, dll. Pada tahun 1996, dia terjun di bisnis

Informatika. Sayang bisnisnya malah menyebabkan dia terlilit hutang yang

jumlahnya miliaran. Gara-gara hutang itu pula, Yusuf Mansur masuk ke

dalam lembaga pemasyarakatan selama 2 bulan. Setelah bebas, Yusuf Mansur

kembali mencoba berbisnis tapi kembali gagal dan terlilit hutang lagi. Cara

hidup yang keliru membawa Yusuf Mansur kembali masuk lembaga

pemasyarakatan pada tahun 1998 (Mansur, 2008: 2).

Saat di penjara itulah, Yusuf Mansur menemukan hikmah tentang

sedekah. Selepas dari penjara, Yusuf mansur mencoba berjualan es di

terminal Kali Deres. Berkat keikhlasan sedekah pula, akhirnya bisnis Yusuf

Mansur berkembang. Tak lagi berjualan dengan termos, tapi memakai

gerobak, Yusuf Mansur juga mulai mempunyai anak buah.

Hidup Yusuf Mansur mulai berubah saat dia berkenalan dengan polisi

yang memperkenalkannya dengan LSM. Selama kerja di LSM itulah, Yusuf

Mansur membuat buku Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang. Buku yang

64

terinspirasi oleh pengalamannya di penjara saat rindu dengan orang tua. Tak

disangka, buku itu mendapat sambutan yang luar biasa.

Yusuf Mansur sering diundang untuk bedah buku tersebut. Dari sini,

undangan untuk berceramah mulai menghampirinya. Di banyak ceramahnya,

Yusuf Mansur selalu menekankan makna di balik sedekah dengan memberi

contoh-contoh kisah dalam kehidupan nyata.

Karier Yusuf Mansur makin meningkat setelah bertemu dengan Yusuf

Ibrahim, Produser dari label PT Virgo Ramayana Record dengan

meluncurkan kaset Tausiah Kun Faya Kun, The Power of Giving dan

Keluarga. Hasil dari rekaman itu sangat laku dipasaran.

Konsep sedekah pula yang membawa Yusuf Mansur masuk dunia seni

peran. Melalui acara Maha Kasih yang digarap Wisata Hati bersama

SinemArt, Yusuf Mansur menyerukan keutamaan sedekah melalui tayangan

yang didasarkan pada kisah nyata.

Yusuf Mansur juga menggarap sebuah film berjudul KUN FA YAKUUN

yang dibintanginya bersama beberapa artis di Indonesia yang sudah terkenal,

mereka yaitu; Zaskia Adya Mecca, Agus Kuncoro, dan Desy Ratnasari. Film

ini merupakan sebuah proyek pamungkas dari kegiatan roadshow

(ceramah/dakwah keliling) yang berjudul sama selama bulan Januari sampai

april 2008 (http://annastacy.wordpress.com/2/mei/2011).

65

Melalui Wisata Hati, Yusuf Mansur menyediakan layanan SMS Kun

Fayakuun untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang ada. Yusuf

Mansur juga menggagas Program Pembibitan Penghafal Al Quran (PPPA),

sebuah program unggulan dan menjadi laboratorium sedekah bagi seluruh

keluarga besar Wisatahati. Donasi dari PPPA digunakan untuk mencetak

penghafal Alquran melalui pendidikan gratis bagi dhuafa Pondok Pesantren

Daarul Qur‟an, Wisata Hati. Yusuf Mansur bersama dua temannya

mendirikan perguruan tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya

Informatika.

Yusuf Mansur seorang pimpinan pondok pesantren Tahfid Quran-Daarul

Quran di kediamannya dikampung Ketapang, Cipondoh Tangerang, dan

pemimpin pengajian Wisata Hati. Yusuf Mansur juga banyak menulis buku

diantaranya: An Introduction To The Miracle Of Giving, Wisata Hati Mencari

Tuhan Yang Hilang, Kajian Sufistik Perjalanan Lukman Hakim Menepis

Azab Menuai Rahmat, Susah itu Mudah, Kado Panjang Umur, Kun Fayakun,

Kaya Lewat Jalan Tol, Buat Apa Susah, Kado Ingat Mati, Membumikan

Rahmat Allah, Temukan Penyebabnya Temukan Jawabannya Selalu Ada

Pertolongan Allah, Mencari tuhan Yang Hilang dll.(Yusuf Mansur,2008;61)

Yusuf Mansur mulai perjalanan karirnya dimulai dari Semarang dengan

seorang Ustad yang bernama Saifudin yang sekarang menjabat sebagai

koordinator Wisata Hati Semarang. Mereka mulai kenal di Bandung tepatnya

dipondok Daarut Tauhid yang dipimpin oleh Aa Gym, waktu itu Yusuf

66

Mansur di Pondok Daarut Tauhid sebagai salah satu Motivator bersama

seorang Ustad dari semarang yang bernama Saifudin. Yusuf Mansur dan

Saefudin selain mempunyai hubungan sebagai motivator juga mempunyai

hubungan kerja sama bisnis. Yusuf Mansur di Semarang mulai

menyampaikan tujuannya kepada Saifudin untuk berdakwah di daerah jawa

tengah yang kebetulan waktu itu saifudin mempunyai banyak relasi yang bisa

untuk berdakwah.

Yusuf Mansur menyampaikan pesan ajaran Islam dengan bahasa yang

sangat sederhana namun mengena, Yusuf Mansur berdakwah dengan

bercerita yang isinya sederhana namun sangat mendalam. Sehingga para

jama‟ah mudah memahami apa yang disampaikannya, yaitu tentang kekuatan

amalan-amalan ibadah wajib beserta sunah-sunahnya dan dengan bersedekah.

Yusuf Mansur menyapa para jama‟ah terutama yang mempunyai masalah

untuk meyelesaikan masalahnya salah satunya dengan sedekah. Sebenarnya

sedekah bukan satu-satunya konsep yang dikembangkan Yusuf Mansur, akan

tetapi pada intinya yang paling utama dan terutama di Wisata Hati adalah

konsep tauhid dalam berdakwah. Untuk menyelesaikan masalah sendiri agar

seseorang bisa segera mendapatkan manfaatkan dari sedekah, harus dibarengi

dengan ibadah-ibadah yang wajib dengan benar (Penulis wawancara dengan

koordinator wisata hati).

Wisata Hati Semarang sebagai lembaga atau yayasan yang bergerak di

bidang dakwah mempunyai kegiatan yang sangat banyak. Yusuf Mansur

67

sendiri punya jadwal sebulan sekali berkunjung di Semarang untuk mengisi

tausiah. Untuk mengembangkan dakwahnya, Yusuf Mansur mengembangkan

rumah tahfid di beberapa kota. Rumah tahfid ini dinamakan PPPA Daarul

Qur‟an, dan digunakan untuk anak-anak penghafal Al-Qur‟an. PPPA Daarul

Qur‟an sendiri juga berkembang diberbagai kota salah satunya di Semarang.

Yusuf Mansur mempunyai program Indonesia Menghafal Al-Qur‟an

yang di ikuti oleh ribuan jama‟ah. Menurutnya, melalui kegiatan ini

diharapkan akan terbentuk kader-kader hafisz Qur‟an yang tangguh yang

menguasai ilmu Al-Quran. Sebagian lembaga-lembaga yang dibawah binaan

Yusuf Mansur mencapai perkembangan yang sangat pesat.

Dari perjalan hidup Yusuf Mansur, dia mengajak para jama‟ah untuk

mengamalkan ibadah wajib dengan cara yang benar, kemudian dibarengi

dengan yang sunah dan bersedekah untuk menyelesaikan masalah yang

sedang dihadapinya.

Yusuf Mansur mengawali dari diri sendiri, kemudian benahi dan

cukupkan kebutuhan keluarga, setelah itu baru menegok ke orang lain atau

bersedekah dengan orang lain. Kini nama Yusuf Mansur terus berkibar

sebagai salah seorang da‟i muda yang selalu mengkampanyekan sedekah dan

shalat Tahajjud. Selain berceramah melalui televisi, radio, buku, dan ceramah

tatap muka, dia pun berdakwah melalui kaset dan CD. Bahkan ia pun

merambah ke layar lebar. Ia juga berdakwah melalui SMS, website/internet,

dan majalah mobile „‟Kun Fakayun‟‟.

68

Yusuf Mansur pun mengembangkan sayap di bidang pendidikan. Di

Semarang, Yusuf Mansur bersama Wisata Hati Jawa Tengah

mengembangkan sekolah internasional Daqu Kids. Ia tengah membangun

kompleks sekolah Islam internasional terpadu di Kampung Ketapang,

Tangerang, yang dikhususkan buat anak-anak yatim melalui Program

Pembibitan Penghapal Alquran (PPPA). Namanya Darul Quran International.

Yusuf Mansur terkenal dilingkungan Wisata Hati dan PPPA Daarul Qur‟an

dengan sebutan, sang pelaku sedekah dan motivator sedekah.

B. Sedekah Menurut Yusuf Mansur

Sedekah Menurut Yusuf Mansur pengertiannya sangat luas yaitu

pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara

spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu dan jumlah

tertentu. Sedekah juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang

sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata.

Yusuf Mansur menyampaikan tentang sedekah untuk dilaksanakan oleh

setiap orang yang punya masalah ataupun yang sedang punya hajat. Yusuf

mansur menyampaikan dengan penuh semangat dengan memulai bersedekah

dari dirinya sendiri waktu proses pidato berlangsung. Para jama‟ah pun

semakin bersemangat menyambut ajakan Yusuf Mansur dan berbondong-

bondong bersedekah pada waktu itu. Management Daarul Qur‟an dan Wisata

Hati yang menjadi panitia berhasil mensosialisasikan sedekah kepada

masyarakat luas dengan mengumpulkan hasil sedekah puluhan juta dengan

69

berbagai bentuk uang, jam tangan, perhiasan dll. (tausiah Yusuf Mansur di

PIP Semarang, 22 Juli 2011)

Sedekah menurut Yusuf Mansur diumpamakan sebagai jawaban semua

masalah bahkan dengan keyakinan serta dengan keimanan Yusuf Mansur

mengatakan tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan sedekah.

Obat seribu satu masalah bisa di obati dengan sedekah, namun juga harus

dibarengi dengan ibadah wajib dan ibadah sunah yang lainnya. Ibadah yang

wajib misalnya sholat lima waktu harus benar dan ibadah sunnah misalnya

sholat tahajud dhuha dan lain-lain (wawancara penulis dengan Yusuf Mansur

di Audit PIP Semarang). itulah yang sering Yusuf Mansur sampaikan, bahkan

kata-kata itu sudah sangat biasa dan dijadikan slogan di Wisata Hati.

Menurut Yusuf Mansur semula banyak orang yang berfikir bahwa hasil

usaha seseorang adalah seukuran kerja, seukuran usaha, seukuran proyek,

seukuran dagangan, atau seukuran modalnya, begitu selama ini pikiran

seorang bekerja. Tidak pernah terpikirkan atau jarang terpikirkan bahwa hasil

usaha bisa diperbesar lewat jalan ibadah, dan jalan usaha bisa diperluas lewat

jalan ibadah. Banyak seseorang yang tidak berani berpikir bahwa jalan ibadah

bisa menambah dan diperluas rezeki dan hanya sebatas yakin saja. Namun

untuk menjadikan sebagai metode dan menjadi sebuah sebuah solusi yang

diataskertaskan, banyak yang kurang berani.

Wacana yang kurang berani untuk meyakini keyakinan secara bulat

dipraktik maupun teori (menjadi metode) adalah sebab ada wacana bahwa

70

ibadah itu harus ikhlas, tidak boleh ibadah karena dunia-NYA. Firman Allah

SWT:

Artinya: “Katakanlah, Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-

An‟aam:162)

Ayat diatas menerangkan bahwa dalam ibadah harus ikhlas semata-mata

karena Allah SWT. Menurut Yusuf Mansur kalau orang mencari dunia milik

Allah SWT lewat jalan ibadah tidak mesti tidak ikhlas. Bagaimana kalau

mereka cerdas memisahkan antara keikhlasan dan do‟a. Memisahkan antara

keikhlasan dengan harapan. Artinya ketika menjalankan mereka tahu dengan

ilmunya bahwa dengan beribadah, dunia akan Allah SWT dekatkan, tapi pada

saat yang sama, mereka beribadah sepenuh hati kepada Allah SWT. Harapan

pun dia gantungkan semata kepada Allah SWT. Bahwa seseorang itu

menempuh jalan ibadah, sebab karena Allah SWT dan Rasul-NYA memberi

petunjuk demikian. Dalam Al-Qur‟an Allah SWT berfirman:

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut

kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah

memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah

tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang

Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan

sesudah kesempitan.”(QS. Ath-Thalaaq: 7)

71

Contoh salah satu bentuk ibadah adalah sedekah. Allah SWT dalam Al-

Qur‟an memberi tahu kalau sedang disempitkan rezekinya, bersedekahlah.

Kesulitan yang sedang dihadapi akan menjadi lebih mudah. Kemudian

seseorang yang diberi nikmat kesulitan percaya betul dan berkenan mengikuti

dengan harapan agar benar-benar kesulitan seseorang itu dimudahkan oleh

Allah SWT. Jalan-NYA yaitu jalan sedekah dan seseorang itu mau

bersedekah. Menurut Yusuf Mansur inilah yang disebut dengan iman, percaya

dengan seruan dan petunjuk Allah SWT. Seseorang percaya dan berharap

akan janji-NYA dengan bersedekah kemudian ingin diberikan kemudahan

karena firman-NYA. Seseorang yang sangat yakin dan percaya sama petunjuk

Allah SWT dan berharap hanya kepada-NYA. Inilah tauhid mengesakan

Allah SWT. Iman dan tauhid yang kemudian berbuah amal shaleh. Inilah

yang dikembangkan oleh Yusuf Mansur, ketika ada seseorang yang percaya

dan menjalankan serta merasakan kemudian bercerita dan megajak kepada

yang lain. Bahwa bersedekahlah jika ingin menyelesaikan masalah dan

kesulitannya, yang kemudian bersedekah dijadikan sebagai metode

(wawancara dengan Yusuf Mansur melalui email,5/mei/2011).

Seseorang yang bernama Lukman memberikan kesaksian kepada Yusuf

Mansur tentang kebenaran sedekah. Orang itu tempo hari menjamu 10 orang

tamu. Paginya, dia dapat pesanan katering 100 orang. Demikianlah yang

mestinya terjadi. Setelah mendapat pengalaman bahwa berinfestasi sedekah

adalah menguntungkan, mestinya seseorang terus memacu dirinya untuk terus

menerus bersedekah. Ini bukan saja berlaku di ilmu sedekah (ibadah

72

sedekah). Diseluruh ibadah, bila istiqomah, maka akan diberikan cahaya oleh

Allah SWT. Firman Allah dalam Al-Quran surat al-Anfal ayat 2 yang artinya;

“...dan apaila dibacakan ayat-ayat-NYA bertambah iman mereka”. (Mansur,

2008: 117).

Begitu juga yang terjadi dengan Pramono, seorang pengusaha ayam

bakar, dia megakui sudah biasa membuktikan janji Allah SWT melipat

gandakan sedekah dengan 10 kali lipat hingga 700 kali lipat. Setelah

mendengarkan uraian dari Yusuf Mansur tentang sedekah, Pramono

tercerahkan bahwa sedekah bukan sekedar zakat (sedekah wajib) yang

jumlahnya terbatas. Pramono pun kian semangat bersedekah termasuk

mendukung PPPA Daarul Quran. Hasilnya kini dia mengelola 20 outlet ayam

bakar, yang berpusat di tebet 57 Jakarta Selatan, yang sebelumnya hanya 3

outlet. Pramono juga mengembangkan bisnisnya ke usaha lain seperti

catering dan warung bakso. Salah satu cateringnya adalah sebuah perusahaan

televisi swasta nasional (majalah daqu, 2011:5). Inilah beberapa kisah yang

membuktikan ibadah sedekah.

1. Landasan Sedekah

Bersedekah merupakan amalan yang terpuji, karena dengan

bersedekah dapat membantu orang lain dari kesusahan dan akan

mempererat antara yang lebih kaya dengan orang yang miskin. Oleh

karena itu perintah untuk bersedekah banyak tercantum dalam Al-Quran

dan hadits, sebagaimana tersebut dibawah ini:

73

a. Al-Qur‟an surat an-Nisa‟ ayat 114 yang artinya: “tidak ada kebaikan

pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisiskan-bisikan

dari orang yang menyuruh (manusia) memberi shadaqah atau

berbuat baik atau mengadakan perdamaian diantara mereka”.

b. Al-Quran surat at-Taubah ayat 103 yang artinya: “ambillah shodaqoh

(zakat) dari sebagian harta mereka, dengan shodaqoh (zakat) itu

kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk

mereka. sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenangan jiwa bagi

mereka dan Allah maha mendengar lagi mengetahui”.

c. Al-Qur‟an surat al-Baqaroh ayat 262 yang artinya: “orang-orang

yang menafkahkan hartanya dijalan Allah, kemudian mereka tidak

mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut

pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan penerima),

mereka memperoleh pahala disisi Tuhan mereka. Tidak ada

kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih

hati”.

d. Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dari

Abi Hurairah, yang artinya: “Tujuh kelompok yang akan dilindungi

oleh Allah dihari yang tidak ada perlindungan kecuali perlindungan

oleh Allah yaitu Imam yang adil, pemuda yang selalu ibadah kepada

Tuhannya, laki-laki yang hatinya terikat dengan masjid, dua orang

laki-laki yang saling mencintai karena Allah, baik ketika bersatu

maupun ketika berpisah, laki-laki yang dapat menghindar dari

74

berbuat mesum ketika seorang perempuan cantik mengajaknya dan

laki-laki tersebut berkata aku takut kepada Allah, laki-laki yang

hatinya tunduk kepada Allah dan selalu mengeluarkan air mata

ketika ibadah, laki-laki yang bershodaqoh dengan shodaqohnya ia

selalu menyembunyikannya, sehingga tangan kirinya tidak

mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kanannya”.

Dari contoh-contoh firman Allah SWT dan hadits Rasulullah SAW

diatas, adalah merupakan bagian kecil dari perintah sedekah, karena

masih banyak ayat-ayat Allah SWT dan hadits Rasulullah SAW yang

menjelaskan tentang sedekah dengan demikian sangat jelas, bahwa

sedekah sangat dianjurkan oleh agama dan merupakan amalan yang

sangat dicintai oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW dalam menolong

sesama umat manusia (wawancara penulis melalui email dengan Yusuf

Mansur, 5 mei 2011).

2. Hukum Sedekah

Hukum sedekah menurut Yusuf Mansur adalah sebuah keharusan

bagi seseorang yang sedang mengalami kesulitan ataupun yang sedang

mempunyai hajat. Sedekah merupakan perintah Allah SWT yang ada

dalam Al-Quran seperti dalam surat al-Baqarah ayat 254 yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah)

sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang

hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi

75

syafa'at. dan orang-orang kafir Itulah orang-orang yang

zalim”.(Mansur, 2008:27).

Zakat bersama infaq dan sedekah merupakan ekspresi cinta kasih

sayang kepada sesama ummat manusia. Bahasa cinta ini akan mengikis

dengki dan iri hati dari sesama. Berzakat merupakan manifestasi syukur

akan nikmat, terutama nikmat harta material. Berzakat juga

meminimalisir sifat kikir, materialistik, egoistik dan hanya mementigkan

diri sendiri (Mansur, 2011:63). Sedekah ini perlu didakwahkan kepada

semua orang agar mereka mau dan mengikuti apa yang diperintahkan

Allah SWT untuk bersedekah dan hanya memohon kepada Allah SWT.

3. Sedekah Sebagai Idiologi

Menurut Yusuf Mansur (2008) sedekah bisa dijadikan sebagai

metode untuk menjawab semua permasalahan yang sedang dialami

seseorang atau yang sedang mempunyai hajat di dunia. Metode sedekah

ini sudah dikembangkan di jama‟ah Wisata Hati dan Daarul Qur‟an

sehingga sedekah dijadikan sebagi idiologi mereka untuk melakukan

dakwah kepada umat dengan tujuan mentauhidkan Allah SWT dengan

metode sedekah.

Perintah sedekah banyak terdapat dalam Al-Qur‟an ataupun Hadist,

sehingga dengan melaksanakan sedekah berarti melaksanakan perintah

Allah SWT. Menurut Efendi selaku Manager PPPA (2011) melalui

76

organisasi yang dipimpin Yusuf Mansur gerakan sedekah bisa

berkembang dengan cepat, ini terlihat jumlah donatur sedekah yang

sudah menjadi anggota gerakan sedekah yang mempunyai kartu member

sudah mencapai + 40. 000 (empat puluh ribu) anggota.

Sedekah merupakan salah satu ajaran Islam yang di dalamnya

meniscayakan kepedulian dan keadilan sosial (social justice). Sedekah

juga berfungsi sebagai medium membangun solidaritas sosial (social

solidarity) dalam maknanya yang luas. Dalam konteks ke-Indonesia-an,

membincang kembali perintah sedekah merupakan sebuah keniscayaan

yang tidak akan pernah kehilangan titik relevansinya. Apalagi di tengah

realitas kemiskinan yang kian membengkak dari tahun ke tahun.

Kemiskinan makin merajalela, seperti rumput ilalang. Dibabat pagi sore

tumbuh lagi. Rezim demi rezim penguasa mencoba melawannya, tetapi

kemiskinan tetap di tempat semula. Kemiskinan dengan demikian

merupakan sebentuk bencana sosial yang penting direfleksikan, dan

realisasi perintah sedekah, sebagaimana diulas dalam buku the miracle of

giving, ini adalah wujud dari refleksi itu sendiri. Dengan berderma

kepada sesama berarti kita mengedepankan spirit kepedulian. Sedangkan

kepedulian meniscayakan adanya rasa cinta dan kasih sayang kepada

sesama (Mansur, 2008:19).

77

4. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI YAYASAN DAARUL QUR’AN NUSANTARA

SUSUNAN BADAN PENGURUS

Dewan syari‟ah : KH. Ahmad Kosasih, MA

Dewan Pendiri : KH. Yusuf Mansur

Pengawas : Drs. Yuli Pudjihardi

Ketua : M. Anwar Sani

Sekretaris : Hendi Irawan Saleh

Bendahara : Ahmad Jameel

PENGURUS PELAKSANA HARIAN

Direktur Eksekutif : Tarmizi

Manager keuangan & SDM : Nur Diana Dewi

Manager Program & Aset : Darmawan Eko Setiadi

Manager Fundrasing : Muhammad Yusuf

Manager Pendidikan : Abdoel Rochimi

Manager Marketing & Communicatioan : Dwi Purnomo

Manager Area Semarang : Efendi Wahyu P

Manager Area Bogor : Helmi Ariwibawa

Manager Area Malang : Hendra Irawan

78

a. Program PPPA Daarul Qur‟an

PPPA menggulirkan program-program inovatif sebagai media dalam

memasyarakatkan shodaqoh agar manfaat shodaqoh semakin menyetuh

dan dapat dirasakan untuk masyarakat luas. Sebuah program yang

digulirkan untuk menyediakan fasilitas umum seperti ; pendidikan,

kesehatan, ibadah dan lain-lain yang bermanfaat untuk masyarakat

melalui dana wakaf tunai. Melalui program ini PPPA Daarul Qur‟an telah

mendirikan Pondok Pesantren Daarul Qur‟an di Bulak santri, Ketapang,

Tangerang dan di Bogor. Selain Itu, PPPA juga telah mendirikan Daqu

Kids di Semarang.

Sampai saat ini, PPPA Daarul Qur‟an membagi programnya menjadi

3fokus, yaitu:

1) Pendidikan. Bantuan pendidikan diberikan dalam bentuk bantuan

Beasiswa bagi duafa yang berprestasi.

2) Pemberdayaan. Merupakan proram yang bertujuan meningkatkan

kualitas SDM mustahiq. Bantuan pemberdayaan diberikan berupa

bantu modal atau pelatihan sesuai dengan potansi individu atau

lembaga.

3) Sosial, Dakwah dan Kemanusiaan. Program ini merupakan

program bantuan kemanusiaan, seperti bantuan bencana alam

maupun bantuan bagi mustahiq yang sakit.

79

Selain itu, PPPA juga menggulirkan program yang bersifat

berjangka waktu, antara lain:

1) Simpatik Guru. Program ini digulirkan sebagai wujud keprihatihan

terhadap nasib guru yang mengabdikan ilmunya di madrasah, TK

atau TPA, majlis iqra dan masjid. Simpatik Guru akan memberikan

subsidi kepada 1000 guru perbulan. Mereka hanya membiasakan dan

mengajarkan anak didik mereka untuk sholat dhuha, tahajud dan

sholat sunnah lainnya selain ibadah fardhu.

2) Beasiswa Santri Qur‟an. Sebuah program kepedulian yang

digulirkan untuk santri-santri yang kurang mampu yang bercita-cita

ingin menjadi penghafal Al-Qur‟an. Pada tahun ini diharapkan PPPA

dapat memberikan beasiswa kepada 1000 santri di berbagai pondok

dan lembaga pendidikan lainnya.

3) Santri Gemar Membaca (SGM). Program ini digulirkan untuk

mewujudkan mimpi sekolah, madrasah dan pondok pesantren yang

belum memiliki perpustakaan. Perpustakaan adalah media yang tepat

untuk menumbuhkan budaya membaca dan menulis. Program ini

memberikan bantuan aneka ragam bacaan dan penyediaan

perpustakaan serta memberikan pelatihan menulis dan jurnalistik

kepada sekolah, madrasah dan pondok pesantren.

4) PPPA Training Center. Sebagai pusat pelatihan dan konsultasi PPPA

menggulirkan program:

80

a) Majelis Konseling. Program ini digulirkan sebagai sarana

masyarakat untuk berkosultasi mengenai masalah jodoh, hutang,

anak dan lain-lain.

b) Pusat Kajian Qur‟an Terpadu (PUQAT). Sebagai lembaga yang

mempunyai tujuan mencetak penghafal Al-Qur‟an, PPPA

membuat kajian-kajian terpadu mengenai metode terkini dalam

hal menghafal Al-Qur‟an.

c) Q – Learn. Menyediakan tenaga pengajar atau guru ngaji privat,

dengan membuat link pengajar yang berdekatan dengan calon

murid, setelah para guru ngaji mengikuti metode pelatihan dari

PPPA Daarul Qur‟an

d) Gerakan Wakaf Tunai (G-Waktu). Program ini digulirkan oleh

PPPA Yayasan Daarul Qur‟an Nusantara untuk memfasilitasi

dan mengajak partisipasi masyarakat untuk berwakaf senilai Rp

5 juta atau Rp 10 juta dalam “Pembangunan Kawasan Terpadu

Pondok Pesantren Daarul Qur‟an”.

5) Seminar Kun Fayakuun. Program dalam bentuk seminar ini

bertujuan untuk mengupas bagaimana seseorang dapat

menghadirkan kun fayakuun Allah dengan cara diatur dengan baik.

Sebuah manajemen yang mengkombinasikan kajian spiritual yang

dimantapkan dengan kajian tafsir tentang ayat innamaa amruhuu

dengan kajian merengkuh kesuksesan dunia dan akhirat.

81

b. Pemanfaatan Dana Sedekah

Adapun sebagai sebuah perwujudan dari hasil dana shodaqoh yang

sudah terkumpul, maka PPPA Daarul Qur‟an memanfaatkan dana

shdaqoh itu dalam bentuk “Pembangunan Kawasan Terpadu Pondok

Pesantren Daarul Qur‟an”. Diantaranya adalah:

1) Sekolah Daarul Qur‟an Internasinal. Sekolah Daarul Qur'an

Internasional awalnya hanya dikhususkan untuk anak-anak santri

atau anak-anak didik yang diberikan full beasiswa oleh PPPA

(Program Pembibitan Penghafal al Qur'an). Sekolah Daarul Qur'an

Internasional, menyelenggarakan jenjang pendidikan mulai dari

Toddler, Playgroup, TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi

(Disiplin Ilmu IT atau Computer Science), dan Pesantren (Boarding).

2) Daarul Qur‟an Kids (Daqu Kids). Daqu Kids adalah sekolah tingkat

taman kanak-kanak dan Playgroup berstandar internasional. Sekolah

tersebut didesain dengan arsitektur minimalis yang tampak megah

dan nyaman dihiasi dengan bambu yang rindang dan rumput yang

hijau. Bangunan Daqu Kids dilengkapi dengan fasilitasi berbagai

arena permainan bertaraf international seperti: kolam renang, kolam

ikan, papan titian, jembatan gantung, wall climbing dan flying fox.

Dalam melakukan proses belajar dan mengajar, PPPA Daarul Qur‟an

membantu operasional pendidikan dan memberikan bea study untuk

siswa atau siswi yang kurang mampu untuk mengenyam pendidikan

di Daqu Kids.

82

3) Daarul Qur‟an School (Daqu School). Daqu School adalah sekolah

tingkat SD bernuasa natural dan bersahaja ini dibangun untuk anak-

anak yang memerlukan pendidikan terbaik. Didesain dengan kesan

sederhana dan bersahabat. Bangunan ini terdiri dari 4 ruang kelas, 1

ruang kantor dan sebuah musholla. Daqu Shcool juga mendapatkan

bantuan operasional pendidikan dan PPPA juga memberikan bea

study untuk siswa atau siswi yang kurang mampu setelah mereka

lulus seleksi.

4) SMP Islam Daarul Qur‟an (SMPI Daqu). SMPI Daqu adalah sekolah

tingkat menengah pertama yang dibangun 2 lantai dengan jumlah 10

ruang kelas. Sekolah ini diperuntukkan bagi para santri PPPA Daarul

Qur‟an untuk mencetak dan membibit penghafal Al-Qur‟an yang

merupakan salah satu program yang dikedepankan oleh Yayasan

Daarul Qur‟an Nusantara. Para santri berasal dari berbagai daerah di

Indonesia seperti: Papua, Jatim, Jateng, Jakarta, Lampung, Jabar,

Tangerang dan daerah lainnya. Para santri merupakan anak-anak

yang kurang mampu namun mempunyai semangat belajar yang kuat

dan memiliki potensi akademik yang baik.

5) STEMIK Antar Bangsa. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan

Komputer (STEMIK) Antar Bangsa merupakan lembaga pendidikan

tinggi yang ikut serta dalam menghasilkan lulusan yang memiliki

spiritualitas (keseimbangan antara intelektual, integritas moral dan

iman) dan membangun generasi qur‟ani yang menguasai teknologi

83

serta mampu menjawab tantangan zaman dan bersaing dalam era

globalisasi. Sekolah ini bertujuan membangun generari qur'ani yang

mengusai teknologi dengan mengedepankan pengusaan teknoogi

informatika yang berlandaskan spiritual dan menyatukan akhlaqul

karimah. diharapkan mahasiswa yang telah menyelesaikan studi di

STIMIK Antar Bangsa, mampu berinteraksi dengan dunia usaha,

mengusai ilmu terapan khususnya teknologi dan berakhlalqul

karimah serta melibatkan Allah dalam setiap urusannya. Untuk

mahasiswa yang berprestasi dan penghafal Al-Qur'an, PPPA Daarul

Qur'an telah menyiapkan beasiswa.

6) Pondok Pesantren Daarul Qur‟an. Pondok Pesantren Daarul Qur‟an

adalah sebuah lembaga pendidikan modern yang bertujuan

menghasilkan para penghafal Al-Qur‟an. Memiliki jenjang

pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai tingkat sekolah

menengah atas. Pondok ini diperuntukan bagi para santri yang

kurang mampu dengan bantuan beasiswa dan juga bagi para santri

non-beasiswa.

7) Perpustakaan Sekolah Gratis. Perpustakaan sekolah gratis

merupakan bangunan bantuan dari PPPA Daarul Qur‟an.

Perpustakaan tersebut diperuntukan bagi sekolah atau pondok yang

belum memiliki fasilitas perpustakaan. Bantuan yang diberikan

berupa bangunan dilengkapi dengan buku-buku pelajaran dan bacaan

serta komputer yang dilengkapi dengan program bahasa arab, qur‟an,

84

hadits, tafsir dan fikih empat mazhab. Bantuan pembangunan

perpustakaan sekolah gratis tersebut telah dilakukan di beberapa

sekolah, diantaranya di Ponpes Al-Sabily kampung Secang desa

Sukatani kecamatan Cisoka kabupaten Tangerang Banten. Yang

diberikan bantuan senilai Rp. 12 juta untuk penyelesaian bangunan,

koleksi buku dan satu set komputer berserta program bahasa arab,

qur‟an, hadits, tafsir dan fikih empat mazhab. Bantuan perpustakaan

juga diberikan kepada MTs As-Syafi‟iyah 06 Pondokmiri,

Rawakalong Gunung Sindur Bogor (Manager pppa, 2011).

5. Keutamaan Sedekah

Sedemikian penting dan utamanya bersedekah, sehinga seseorang

dianjurkan menunaikannya sebagai inisiatif, bukan atas permintaan.

Sangat utama ditunaikan didepan, bukan setelah ada sisa dari suatu harta.

Sedekah juga jangan diberikan setelah melaksanakan suatu perbuatan,

karena hal itu bukan sedekah, malainkan syukuran.

Keutamaan sedekah menurut Rasulullah SAW, ada empat

keutamaan.

a. Sedekah justru mengundang rezeki. Semakin banyak

bersedekah semakin banyak rezeki melimpah. Sabda

Rasulullah SAW “Tidak akan berkurang rezeki orang yang

bersedekah, kecuali bertambah”.

85

b. Sedekah bisa menyembuhkan penyakit. Karena sedekah

dapat membersihkan hati dan pikiran, dampaknya secara

psikologis dapat pula membantu penyembuhan, berkat ridha

Allah SWT. Selain itu, Allah SWT menjanjikan

melipatgandakan ganjaran sedekah hingga 700 kali lipat.

Dengan bersedekah Rp.100.000,- misalnya, bukan tak

mungkin akan kembali Rp.70.000.000. dan dengan uang

itulah si sakit membiayai proses penyembuhannya.

c. Sedekah dapat menolak bala‟, menahan musibah,

menghilangkan kesulitan. Sabda Rasulullah, “Jika seseorang

ingin dihilangkan kesulitannya, diringankan bebannya,

ditolong atas semua permasalahannya, dia harus membantu

mereka yang lebih susah, lebih menderita,lebih bermasalah.

Dan bersedekah merupakan upaya terbaik untuk membantu

orang lain”. Sabda Rasululaah SAW lagi, “ Bersegeralah

bershodaqoh. Sebab musibah dan bencana tidak bisa

mendahului shodaqoh‟.

d. Bersedekah dapat memanjangkan umur. Dengan bersedekah

itu akan memberikan hidup penuh kebajikan.selalu tumbuh

kepuasan batin dan merasa lebih berbahagia, karena dapat

membantu orang lain, dan semakin dicintai para sahabat.

Dengan kebajikan, hidup menjadi lebih berkualitas (Mansur,

2008:20-22).

86

6. Konsep Sedekah Menurut Yusuf Mansur

Rumus Matematika Sedekah Yusuf Mansur yang sering disampaikan

olehnya, kini banyak dibicarakan dalam majelis pengajian. Rumus ini

memang tak lazim dibahas dalam bangku pendidikan umum. Yusuf

Mansur yang mengkampanyekan rumus tersebut. Inilah contohnya, 10-1

= 19. 10-2 = 28. 10-3 = 37. 10-4 = 46 dan seterusnya. Bicara ilmu

matematika, hitungan di atas, salah. Tapi tidak bagi Yusuf Mansur.

„‟Itulah matematika sedekah. 10- 1= 19‟‟ menurut Yusuf Mansur.

Dari mana datangnya angka 19. Dengan penuh keyakinan, Yusuf

Mansur menjelaskan, „‟Sepuluh dikurangi satu memang tinggal sembilan.

Namun satu yang disedekahkan itu akan dibalas Allah 10, sehingga kalau

dijumlahkan 9+10=19. Begitu seterusnya,‟‟ menurut da‟i yang selalu

mengkampanyekan shalat sedekah dan shalat Tahajjud itu. Apakah betul

kalau seseorang bersedekah satu dibalas sepuluh kali lipat. Yusuf Mansur

sering menegaskan hal itu dan Yusuf Mansur sangat yakin mengenai hal

itu. Menurutnya Allah SWT sendiri yang menyatakan hal tersebut di

dalam Alquran.

Sedekah seseorang akan dibalas sepuluh kali, bahkan 700 kali lipat.

Yusuf Mansur untuk itu tidak pernah ragu sedikitpun. Bagi Yusuf

Mansur jawaban atas berbagai persoalan hidup adalah sedekah dan shalat

Tahajjud. Kunci segala persoalan manusia ada pada sepertiga malam

menurut Yusuf Mansur. Ketika itu Allah menurunkan malaikat-malaikat-

87

Nya ke bumi untuk mendengarkan dan menyampaikan doa hamba-

hamba- Nya. Karena itu, bangunlah dan laksanakan shalat tahajud.

Sedekah menurut Yusuf Mansur diumpamakan sebagai jawaban

semua masalah bahkan dengan keyakinan serta dengan keimanan Yusuf

Mansur mengatakan tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan

dengan sedekah. Obat seribu satu masalah bisa di obati dengan sedekah,

namun juga harus dibarengi dengan ibadah wajib dan ibadah sunah yang

lainnya. Ibadah yang wajib misalnya sholat lima waktu harus benar dan

ibadah sunnah misalnya sholat tahajud dhuha dan lain-lain.

Menurut Yusuf Mansur, shalat tahajud baru setengah penyelesaian

persoalan. Lalu, setengahnya lagi adalah „‟Sedekah‟‟ ujar cucu KH

Muhammad Mansur, seorang ulama besar Betawi yang tinggal di

Jembatan Lima, Jakarta Barat. Ia mengkampanyekan dan menggerakkan

jamaah untuk sedekah tidak hanya di dalam negeri, melainkan juga

hingga ke mancanegara, seperti Singapura, Hongkong, Mesir, Australia

dan Selandia Baru.

Menurut Yusuf Mansur, untuk menjadikan ibadah sebagai sentra

gerakan dan pikiran, jangan semata hanya mengandalkan ikhtiar dunia

saja. Akan tetapi tempuhlah jalan ibadah, kalaupun harus membanting

tulang dan peras keringat, niat awalnya tetap harus ibadah. Ada beberapa

tips untuk disebut memiliki niat ibadah dari Yusuf Mansur yaitu:

88

a. Membuktikan bahwa hasil usaha adalah untuk Allah SWT, tidak

membawa hasil usaha kepada keburukan dan jalan maksiat,

membawa hasil usaha untuk menghidupi keluarga agar bisa

beribadah dan hidup dengan baik, bersedekah dan kebaikan-kebaikan

lain.

b. Tidak melupakan hak-hak Allah SWT, paling tidak yang wajib-wajib

dan akan lebih baik dengan sunah-sunahnya.

c. Membaca basmalah di awal dan di akhir.

Yusuf Mansur mengutip Surat Ali Imran: 92, yang artinya, „‟Kamu

belum berbuat kebaikan hingga kamu menafkahkan apa yang kamu

paling cintai. „‟Jadi, untuk meraih kebaikan yang sempurna, harus mau

bersedekah yang terbaik.

Bermacam cara dan teknik yang ditempuh oleh berbagai lembaga

dakwah untuk mencapai keberhasilan dakwah. Realisasi proses dakwah

yang ideal dalam kehidupan umat Islam perlu adanya sarana dan

prasarana, strategi, komunikasi, media, materi dan metode dakwah yang

mampu menjawab tantangan zaman yang mengacu pada konteks

kekinian. Peran para pendakwah agama selaku pewaris dakwah

Rasulullah SAW khususnya pemuka agama. Yaitu Ulama‟, Mubaligh,

Da‟i atau Kyai harus lebih kreatif dalam berdakwah. Kegiatan yang

dilakukan melalui pengajian, tabligh, dakwah baik di Rumah-rumah,

mushola, masjid maupun tempat-tempat lainnya. Selain dari itu pemuka

89

agama juga menyampaikan masalah kemasyarakatan dan memberikan

bimbingan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk amar ma’ruf nahi

munkar. Seperti yang dilakukan Yusuf Mansur dalam berdakwah beliau

selalu meyakinkan kepada umat agar selalu bersedekah, sholat dhuha dan

sholat malam dan meyakini dengan adanya keajaiban ibadah tersebut

untuk menjawab permasalahan yang ada, bahkan menurutnya ini bisa

dijadikan sebagai sebuah metode (wawancara dengan Yusuf Mansur

melalui email, 5 mei 2011).

C. Sedekah Sebagai Gerakan Dakwah Menurut Yusuf Mansur

Sedekah yang di kampanyekan Yusuf Mansur berkembang diberbagai

kota, salah satunya di Semarang. Untuk mengembangkan sedekah sebagai

suatu gerakan maka di bentuklah suatu organisasi untuk mewujudkannya.

Organisasi yang di dirikian Yusuf Mansur yaitu Daarul Qur‟an dan Wisata

Hati. Dengan adanya organisasi tersebut para pelaku sedekah dikembangkan

dan setiap anggota penyedekah akan mendapatkan kartu member. Sebagai

pemimpin Yusuf Mansur membina para tim dan anggota-anggotanya minimal

satu bulan sekali di setiap kantor cabangnya (wawancara penulis dengan

manager pppa area Semarang, Mei, 2011).

Sedekah sebagai salah satu bentuk gerakan dakwah yang digunakan

Yusuf Mansur untuk mewujudkan perubahan masyarakat agar peduli dan

lebih baik dalam hubungan antar sesama. Seperti halnya organisasi yang yang

dipimpin Yusuf Mansur, yaitu Daarul Qur‟an dan Wisata Hati sebagai sarana

90

untuk membuat kelompok yang gemar bersedekah dan menfasilitasi

masyarakat untuk bersedekah. Dakwah sendiri mempunyai pengertian

panggilan atau seruan bagi umat manusia menuju jalan Allah SWT. Dalam

Al-Qur‟an surat yusuf ayat 108 Yang artinya : Katakanlah: "Inilah jalan

(agama) ku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu)

kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan Aku tiada

termasuk orang-orang yang musyrik".

Dakwah adalah menyampaikan pesan-pesan suci dan luhur yang

bersumber dari ajaran agama. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia,

dakwah telah menjadi bagian dari gerak hidup dan dinamika di Indonesia.

Substansi dakwah yang disampaikan setidaknya mencakup dua hal, yakni

ajakan berbuat kebaikan (amar ma’ruf) dan mencegah berbuat jahat atau

penyimpangan (nahyu munkar). Hubungan sedekah dan gerakan dakwah

menurut Yusuf Mansur adalah menempatkan sedekah sebagai salah satu

strategi untuk menyampaikan dakwah amar ma’ruf nahi munkar. (wawancara

dengan Yusuf Mansur melalui email, 5 mei 2011).

Sedekah bisa dikatakan sebagai gerakan sosial, karena memiliki beberapa

karakter yang sama yang dimiliki dalam sebuah gerakan, yaitu yang

mempunyai beberapa ciri-ciri yaitu: mempunyai landasan tertentu,

mempunyai tujuan atau target yang telah ditetapkan, mempunyai metode

untuk meraih target.

91

Berdakwah adalah sebuah kemuliaan dan kebanggaan bagi seorang

muslim. Seorang muslim yang menjadi pendukung dakwah, penyeru kepada

Allah SWT, sesungguhnya orang itu menyeru kepada setinggi-tinggi cita-cita

dan semulia-mulia tujuan. Sesungguhnya berdakwah kepada Allah SWT

itulah tugas Rasulullah SAW kepada mereka semua. Setiap perkataan yang

saudara serukan manusia kepada Allah SWT, itulah sebaik-baik perkataan

dan Allah SWT telah menetapkan demikian dalam firmanNya dalam Al-

Qur‟an surat fushilat ayat 33 yang artinya: "Siapakah yang lebih baik

perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan

yang saleh dan berkata. "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang

menyerah diri". Menurut Yusuf Mansur “Sesungguhnya kita menyeru

manusia kepada kebenaran dan kebenaran inilah yang lebih patut diikuti.

Apakah ada lagi selain kebenaran itu kecuali kesesatan”.

Seorang muslim membawa mutiara dan cahaya supaya bisa memandu

manusia yang sesat di tengan-tengah kegelapan. Seorang muslim

sesungguhnya berada di atas agama yang benar yang diterima oleh Allah

SWT dan yang lain selainnya adalah batil. Al-Quran inilah kitab Allah SWT

yang tidak mungkin dicampuri oleh kebatilan, apakah dari depan atau dari

belakang.

Al-Qur‟an adalah kitab yang diturunkan dari Allah SWT yang maha

bijaksana lagi yang terpuji. Dunia pada hari ini sangat-sangat memerlukan

agama Islam ini untuk menyelamatkan kecelakaan yang menimpanya.

92

Marilah kita berdakwah, yakinlah, percayalah dan berpuas hatilah kepada

kesempurnaan dan ketinggian apa yang diserukan kepadanya. Dalam Al-

Qur‟an surat As-Saff: 2-3: "Hai orang-orang yang beriman, mengapakah

kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di

sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan".

Pendukung dakwah yang menyeru manusia mestilah ikhlas karena Allah

SWT di dalam dakwahnya. Berdakwah tidak ada yang diharapkan

daripadanya kecuali keridhaan Allah SWT, serta tidak mengharapkan pujian

dan sanjungan dari manusia dan tidak harus menunggu untuk dikagumi

ucapannya oleh manusia. Seseorang yang berdakwah mesti berkata benar dan

bersifat benar di dalam segala perkara supaya dia senantiasa dipercayai oleh

manusia.

Satu dari cara-cara yang berguna yang senantiasa mempunyai pengaruh

yang paling berkesan dan baik adalah pembicaraan yang mampu memuaskan

akidah manusia. Dimulai dengan memantapkan di hati manusia tentang

kewujudan Allah, seterusnya menjelaskan hakikat risalah manusia dan tugas

manusia dalam hidup ini. Diakhiri dengan mengukuhkan, menegaskan bahwa

Islam adalah manhaj, cara hidup, satu pegangan hidup yang sejahtera dan

lengkap dan berusaha untuk memulakan kehidupan Islam.

Perbaikilah dirimu dan ajak orang lain. Itulah pertama untuk satu-satunya

jalan dalam rangka membangun persatuan kaum muslimin, meninggikan

mereka supaya mereka dapat menduduki tempat yang wajar sebagaimana

93

yang dikehendaki oleh Allah SWT, sebagai golongan manusia yang memberi

pengajaran kepada manusia serta menunjukkan mereka kepada jalan yang

lurus. Firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an surat Ali Imran: 110 "Kamu

adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada

yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah".

Menurut Yusuf mansur tauhid merupakan inti dakwah yang dibawakan

oleh para Nabi dan Rasul, sejak Nabi Adam AS sampai Nabi Muhammad

SAW. Demikian dalam berdakwah harus menjadikan tauhid sebagai

landasannya. Sedekah sendiri juga mengupayakan seseorang untuk yakin

akan janji Allah SWT, sehingga dengan keyakinan itu akan menambah

keimanan seseorang dan mau mempraktikan ajaran-ajaran Allah SWT.

Dengan keyakinan bahwa kalau manusia mau dimudahkan dari kesulitan-

kesulitan yang dihadapinya, lalu manusia itu mau mengikuti dan menjalankan

petunjukknya dengan betul maka inilah yang disebut tauhid, yaitu hanya

mengesakan Allah SWT. Iman dan tauhid berbuah menjadi amal shaleh

(wawancara dengan Yusuf Mansur melaui email, 5 mei 2011).

Amal lebih utama dilakukan karena mempunyai ilmu dan iman, atau ilmu

dengan keyakinan. Namun, bila seseorang melakukan tanpa sebab kejadian

sesuatu yang melatar belakanginya, lalu menjadikan itu sebagai pengalaman

baginya, maka itu disebut juga ilmu dan iman, ilmu dan keyakinan. Akan

tetapi yang satu disebutnya ilmu teori, yang satunya lagi disebut ilmu

94

pengalaman, ilmu praktik, sehingga tidak heran orang pada menyebut,

pengalaman adalah guru yang terbaik.

Menurut Yusuf Mansur bila seseorang berbagi dan peduli terhadap orang

lain dan menjalankan perintah-perintah Allah SWT melalui sedekah maka

pasti tidak akan lagi terdengar ada masyarakat yang hidup dibawah standar

garis kemiskinan. Untuk menyadarkan umat bahwa keharusan mengeluarkan

zakat dari setiap harta yang dimilikinya, perlu adanya kelompok masyarakat

yang mengkoordinasikan pengumpulan zakat, infaq dan sedekah. Kemudian

digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan umat. Organisasi yang

tumbuh dengan visi dan misi pemberdayaan dan kepentingan umat seperti

yang sekarang ini banyak terdapat dimasyarakat perlu ada dukungan agar

tidak menjadi gerakan moral yang sesat. Untuk sesorang yang merasa banyak

melakukan dosa dan maksiat atau agar bersih harta dan jiwa sayogyanya

perbanyak-banyaklah bersedekah. Begitu juga yang sedang disempitkan

rezekinya, justru harus banyak-banyak bersedekah, banyak mencari orang

yang lebih susah, lebih menderita untuk kemudian menjadi amal saleh yang

bisa mengangkat kesusahan orang itu sendiri. Menurut Yusuf Mansur

bersedekah akan menyadarkan manusia, bahwa harta yang ada pada diri

manusia sesungguhnya tidak seluruhnya haknya, namun hak orang lain. Harta

yang menjadi hak orang lain itu perlu di sampaikan kepada yang berhak

dengan cara bersedekah (tausiah Yususf Mansur di PIP Semarang, 22 April

2011).

95

Menurut Yusuf Mansur, ketika setelah tahu ilmunya, tapi sesorang

menjadi tetap berdiam diri atau tidak melaksanakan, maka disebutlah ia

bodoh, tahu tetapi tidak melaksanakan. Maka demikian pula orang–orang

yang Alllah SWT anugrahi pengalaman, namun tidak menjadikan

pengalaman itu menjadi guru baginya, maka disebut pula ia sebagai orang

yang bodoh. Orang yang cerdas dan beruntung adalah seseorang yang

menjadikan ilmu dan pengalamnnya sebagai jalan yang membuatnya

istiqomah beribadah (Mansur, 2008: 82).

Dakwah sebagai proses komunikasi tidak lain adalah suatu kegiatan

menyampaikan pesan dari da'i kepada obyek dakwah dengan melalui media

tertentu, agar terjadi perubahan pada diri jamaah. Perubahan-perubahan

tersebut meliputi pemahaman (pengetahuan) sikap dan tindakan individu.

Dalam termonologi agama, perubahan terjadi, akan menyangkut aspek aqidah

(iman), akhlak, ibadah dan mu'amalah (amalan). Perubahan tersebut

dimungkinkan oleh karena terjadinya perubahan nilai yang secara aktual

dianut oleh seseorang. Dakwah juga merupakan perubahan sosial, oleh karena

perubahan nilai di atas juga terjadi pada tingkat masyarakat. Pada tingkat

komunitas ini, proses perubahan nilai dimungkinkan akibat interaksional

antar inividu anggota masyarakat baik sebagai obyek maupun subyek

dakwah.

96

BAB IV

ANALISIS PEMIKIRAN YUSUF MANSUR TENTANG SEDEKAH DAN

GERAKAN DAKWAH ISLAM

Pada bab IV ini berisi tentang analisa atas sebuah gagasan atau pemikiran

Yusuf Mansur mengenai sedekah sebagai strategi dakwah. Penulis pada bab

ini akan mencoba menganalisa sedekah sebagai gerakan dakwah dari

pemikirannya Yusuf Mansur, yang terdapat di atas (Bab III).

A. Analisis Terhadap Pemikiran Yusuf Mansur

Pada saat penulis mengikuti tausiah secara langsung dari Yusuf Mansur di

semarang, 22 april 2011. Yusuf Mansur terlihat penuh semangat dalam

menyampaikan pemikiran-pemikirannya mengenai sedekah. Dengan

meyampaikan keutamaan-keutamaan atau keajaiban-keajaiban sedekah

disertai dengan ibadah wajib dan sunah lainnya. Seperti sholat lima waktu

dilaksanakn tepat waktu dan berjama’ah, sholat dhuha dan sholat malam,

sehingga jama’ah pada waktu itu mau mengikuti apa yang Yusuf Mansur

sampaikan. Jama’ah berbondong-bondong mengamalkan sedekah yang sudah

disediakan tempat didepan podium.

Pemikiran-pemikiran Yusuf Mansur mengenai sedekah selalu ditanamkan

pada seluruh jama’ah yang mengikuti pengajiannya. Untuk mengembangkan

dakwahnya maka didirikanlah jama’ah Wisata Hati dan yayasan Daarul Quran

97

yang sudah tersebar diseluruh jawa. kedua lembaga itu direpon oleh

masyarakat sekitar dengan baik dan mulai berkembang pesat.

Keberadaan kedua lembaga tersebut, dakwah yang dilakukan oleh Yusuf

Mansur lebih mudah dalam mengerakkan masyarakat untuk bersedekah.

Melalui konsep yang terstruktur dengan rapi gerakan dakwah yang

dilakukannya bisa merubah keadaan sosial masyarakat menjadi lebih baik.

Sesuai dengan tujuan dakwah itu sendiri yaitu mengajak manusia berbuat

kebaikan sesuai dengan perintah-NYA.

Dakwah dengan demikian mempunyai tujuan untuk mewujudkan misi

besar Islam, yakni membuktikan Islam sebagai rahmatan lil-alamin (rahmat

bagi alam semesta) (QS al-Anbiya’ [21]: 107). Mempraktikkan Islam berarti

terbebaskan dari kegelapan menuju cahaya kehidupan dan lebih dari itu dalam

tataran operasional, dakwah juga bertujuan untuk memberi hidup. Ini semua

untuk tercipta kehidupan yang baik (hasanah) di dunia dan di akhirat (QS al-

Baqarah [2]: 201).

Sebenarnya tidak sedikit ajaran Islam yang indah dan seharusnya berupa

konsep kehidupan nyata di dunia, namun sering kali yang terjadi adalah

perdebatan atau perbedaan “ideologis” keakhiratan yang tak kunjung selesai,

bahkan kadang berakibat pada perpecahan. Seperti halnya dengan sedekah

yang dikonsepkan oleh Yusuf Mansur, kadang terjadi bahan perdebatan yang

menghabiskan waktu dan energi. Apakah sedekah dengan niat mengharap

sesuatu atau keajaiban-keajaiban dari Allah SWT termasuk ikhlas atau tidak.

98

Kalau perdebatan seperti ini kemudian dapat diminimalisir dan konsentrasinya

diarahkan untuk membangun kesejahteraan umat dalam kehidupan di dunia

yang Islami untuk bekal di akhirat kelak, maka tentunya akan banyak prestasi

yang dapat diwujudkan untuk kemajuan dan kesejahteraan umat. Kreativitas

dan inovasi harus ditumbuh-kembangkan dan dipacu dengan fondasi nilai-

nilai Islam untuk mencapai kemajuan dunia.

Gerakan dakwah diartikan: setiap aktivitas dalam rangka melaksanakan

dakwah Islam. Dalam rangka mengajak manusia kepada kebaikan, menyuruh

kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Amar ma`ruf nahi

munkar, kata yang satu ini mungkin sudah biasa didengar oleh orang Islam

dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Al-Baydlawi yang dikutip oleh Aep

Kusnawan M.Ag, mengartikan ma`ruf sebagai “apa yang dinyatakan dan

disetujui oleh hukum-hukum Allah” . Secara formal, ma`ruf berada pada

posisi yang bertentangan dengan munkar, perintah berbuat ma`ruf selalu

didampingi dengan larangan untuk melakukan perbuatan munkar. Ma`ruf

berarti tindakan yang muncul dari, sesuai dengan keyakinan yang benar,

sedangkan munkar adalah tindakan yang tidak sesuai dengan semua perintah

Allah. Ma`ruf juga berartikan iman, percaya, patuh (kusnawan, 2004:19-20).

Pada kenyataannya, dakwah ila Allah selalu ditekankan kepada

terwujudnya al ma`ruf atau al khayr, dan bajkan menjadi tugas pokok seorang

muslim. Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana yang

ma`ruf dan mana yang munkar. Antara ma`ruf dan munkar itu tidaklah

99

terpisah, kalau ada orang berbuat ma`ruf, maka seluruh masyarakat umumnya

menyetujui, membenarkan dan memuji. Begitu juga kalau ada perbuatan

munkar, seluruh masyarakat menolak, membenci dan tidak menyetujuinya.

Bertambah tinggi kecerdasan beragama, bertambah kenal akan yang ma`ruf

dan bertambah benci kepada yang munkar .

Seruan kepada yang ma`ruf dan larangan terhadap kemungkaran dalam

Dinul Islam sudah ada sejak awal bersama datangnya Islam itu sendiri. Oleh

karenanya Allah SWT telah menyuruh Rosul-Nya untuk melaksanakan hal ini

semenjak langkah-langkah pertama gerakan Islam dilakukan, yakni ketika

Allah SWT menugaskannya bertabligh dan menyeru manusia untuk beribadah

kepada-Nya (Mahmud, 1992:241). Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an

surat At-Taubah ayat 71:

“dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian

mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka

menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,

mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan

Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah

Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Menurut Ibnu Taimiyah yang dikutip oleh Prof. DR. Ali Abdul Halim

Mahmud, Allah SWT menjelaskan bahwa umat Islam ini adalah sebaik-baik

100

umat untuk manusia, paling bermanfaat bagi mereka, dan paling banyak

kebaikannya buat mereka, karena merekalah yang menyempurnakan urusan

manusia dengan menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang

munkar. Umat Islam melakukan hal itu kepada setiap orang, melaksanakan

dengan jihad fi sabilillah dengan jiwa dan harta mereka (Mahmud, 1992:243).

Konfrontasi antara yang ma`ruf dan yang munkar , antara dakwah yang

mengajak manusia agar menjadi golongan kanan (ashabu al-ayamin) dan

dakwah yang mendorong manusia supaya menjadi golongan kiri (ashabu al-

syimal), antara calon-calon penghuni surga (ashabu aljannah) dan calon

penghuni neraka (ashabu al-nar), memang membuat kehidupan umat manusia

menjadi penuh perjuangan, pergulatan dan pertentangan (kusnawan, 2004:30).

Pada praktiknya, kegiatan dakwah dalam Islam sesungguhnya meliputi

semua dimensi kehidupan manusia, karena amar ma`ruf nahi munkar juga

meliputi seluruh aspek kehidupan. Amar maruf nahi munkar dengan demikian

tidak hanya meliputi masalah agama, tapi juga meliputi kegiatan budaya,

politik, ekonomi, sosial serta dapat dijadikan kegiatan dakwah. Dakwah

didalamnya terdapat ide tentang progresivitas, yakni sebuah proses terus

menerus menuju kepada yang baik dan yang lebih baik dalam mewujudkan

tujuan dakwah itu, sehingga dalam dakwah ada ide dinamis, sesuatu yang

terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntunan ruang dan waktu.

Jihad dalam Islam memang diajarkan, jihad artinya bersungguh-sungguh,

bekerja keras, membanting tulang untuk mencapai suatu cita-cita yang mulia.

101

Jihad bukanlah langsung diartikan perang, meskipun telah dimaklumi pula

bahwasannya peperangan memang menghendaki kesungguhan, kerja keras,

membanting tulang dan sebagainya yang menghendaki semangat yang teguh

dan tinggi (Hamka, 1982:38). Menegakkan kebenaran Allah SWT, keadilan

serta melakukan amar ma`ruf nahi munkar merupakan bagian dari tujuan

jihad yang menginginkan tegakkan ajaran Islam. Dari semua itu menjadi

sebuah tujuan dakwah Islamiyah dengan maksud menyeru kejalan-Nya.

Tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di

dunia dan akhirat yang diridloi Allah SWT (Muhyiddin, 2002:25).

Hal-hal yang menyangkut sistem pengorganisasian di dalam petunjuk

ajaran Islam oleh Nabi SAW dalam rangka membangun jama’ah, tidak lain

merupakan pembentukan dakwah, yang dimulai sejak petunjuk ajaran pertama

dalam kaitannya dengan penyampaian dakwah secara individu yang tertutup

dan sewaktu penyampaian secara umum (Husen, 1993:156). Rasulullah SAW

ketika mengajarakn petunjuk ajaran pertama, dimana ada kelompok yang

sepakat menerima dakwahnya ada pula kelompok yang tidak mau menerima

dakwahnya.

Menurut Yusuf Mansur sedekah sebagai salah satu strategi dakwah yang

punya tujuan dan pesan-pesan suci amar ma’ruf nahi munkar yang harus

didakwahkan kepada semua orang. Dengan mengerakkan masyarakat untuk

bersedekah maka kehidupan masyarakat tidak akan ada lagi kesenjangan

sosial, sehingga akan tercipta masyarakat yang harmonis.

102

Penulis berpendapat apa yang dilakukan oleh Yusuf Mansur dalam

menyampaikan dakwahnya, merupakan sebuah gerakan yang bertujuan

mentauhidkan ajaran Allah SWT dengan menyandarkan apapun kepada

Islam. Sesuai dengan karakteristik yang ada pada gerakan dakwah, yaitu:

1. Menjadikan tauhid-aqidah sebagai landasannya. Tauhid-aqidah merupakan

asas Islam, sekaligus inti dari Islam. Yaitu sikap pengesaan semurni-

murninya, bahwasanya tidak ada Tuhan kecuali Allah SWT. Manusia

dengan bertauhid maka setiap manusia dibebaskan dari penyembahan

kepada makhluk, baik yang bersifat materi maupun abstrak. Kemudian

memusatkan peribadatan kepada Allah SWT semata. Tauhid merupakan

inti dakwah yang dibawakan oleh para Nabi dan Rasul, sejak Nabi Adam

AS sampai Nabi Muhammad SAW. Gerakan dakwah dengan demikian

juga harus menjadikan tauhid sebagai landasannya.

2. Melaksanakan aktivitas dakwah. Sebuah gerakan dakwah harus

mengemban dakwah, yaitu mengajak kepada kebaikan, menyuruh kepada

yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Bentuk dakwahnya dapat

meliputi dakwah fikriyah (menyebarkan pemahaman Islam), dakwah

siyasiyah (dakwah melalui strategi politik) dan jika diperlukan maka

melakukan dakwah askariyah (dakwah melalui kekuatan militer). Sebuah

gerakan dakwah tidak diperkenankan melakukan dakwah sektoral, hanya

melakukan dakwah serpihan-serpihan. Gerakan dakwah harus melakukan

dan mengajak kepada dakwah Islam yang menyeluruh (kaaffah/syumul).

103

3. Bertujuan mengembalikan dan melanjutkan kehidupan Islam. Gerakan

dakwah harus bertujuan untuk mengembalikan kehidupan Islam seperti

pernah dipraktekkan pada masa Rasulullah SAW dan masa khalifah Islam

yaitu diterapkannya hukum-hukum syara’ (hukum Islam) dalam

kehidupan. Sekaligus kehidupan tersebut sebagai upaya melanjutkan

kehidupan Islam yang pernah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian

umat Islam akan hidup dalam naungan kehidupan Islam. Kehidupan yang

penuh kebaikan, sejahtera dan dilimpahi rahmat, berkah dan ampunan dari

Allah SWT.

4. Menjadikan thariqah dakwah Rasulullah SAW sebagai jalan dakwahnya.

Gerakan dakwah harus mengacukan metode dakwahnya kepada metode

dakwah Rasulullah SAW sebagai contoh yang baik (uswah hasanah)

kaum muslimin. Perjalanan dakwah Rasulullah SAW harus ditetapi dan

diikuti sebagai wujud peneladanan kepada figur panutan umat sekaligus

sebagai bukti ketundukan kepada Allah SWT yang telah memerintahkan

kaum muslimin untuk mengikuti Rasulullah SAW dalam segala tindak

tanduknya.

Yusuf Mansur dalam melakukan berdakwah juga merupakan upaya untuk

mensejahterakan masyarakat sosial dengan bersedekah. Berkaitan dengan

proses mewujudkan kesejahteraan sosial harus dimulai dengan pribadi yang

Islam, yaitu penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT (Shihab,

1996:192). Sebab tidak mungkin jiwa akan merasakan ketenangan apabila

kepribadian terpecah (split personality). Oleh karena itu, kesejahteraan sosial

104

dimulai dari kesadaran bahwa Allah SWT dan sistem kehidupan yang

ditawarkan oleh Allah SWT apa pun bentuknya merupakan pilihan yang

terbaik. Selanjutnya diikuti oleh usaha dan kerja keras oleh setiap pribadi yang

memiliki keseimbangan dengan bersandar pada sistem yang ditawarkan oleh

Allah SWT. Usaha untuk mewujudkan kesejahteraan diaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari dan setelah usaha maksimal itu dilakukan hasilnya

apapun bentuknya merupakan sesuatu terbaik, dan selalu mengandung

hikmah. Setiap pribadi muslim yang Allah SWT memberikan penjelasan dan

sekaligus memerintahkan kepada manusia untuk berusaha secara maksimal,

kemudian setelah berusaha seorang muslim mesti berserah diri kepada-Nya,

disertai kesadaran bahwa Allah akan memberikan yang terbaik kepada setiap

manusia yang menyerahkan diri kepada-Nya.

B. Analisis Sedekah Sebagai Gerakan Dakwah

Yusuf Mansur dalam berdakwah selalu mengerakkan sedekah dari para

jamaah dengan berlandasankan tauhid kepada Allah SWT. Yusuf Mansur

mempunyai tujuan memberikan perubahan dalam masyarakat agar bisa hidup

menjadi lebih baik. Melalui lembaga-lembaga yang dipimpin oleh Yusuf

Mansur, yaitu yayasan Daarul Qur’an dan Wisata Hati.

Berdasarkan teori-teori gerakan sosial dan gerakan dakwah, Sedekah yang

dilakukan oleh Yusuf Mansur menjadikan sedekah sebagai idiologi yang

digunakan dalam rangka membentuk masyarakat untuk mendakwahkan

konsep sedekah sebagai jawaban permasalahan yang terjadi di masyarakat.

105

Dalam mengerakkan suatu kelompok untuk bersedekah, seorang pendakwah

juga membutuhkan sebuah organisasi dan strategi yang harus dimiliki untuk

menggerakkan suatu kelompok itu. Sedekah dalam bentuk gerakan yang

dilakukan oleh para anggota Wisata Hati ataupun Daarul Qur’an

dikembangkan ke masyarakat luas yang sudah tersebar di berbagai kota di

Indonesia. Sehingga jumlah dari anggoa penyedekah jumlahnya sangat

banyak.

Sedekah bisa dikatakan sebagai gerakan sosial, karena memiliki beberapa

karakter yang sama yang dimiliki dalam sebuah gerakan, yaitu yang

mempunyai beberapa ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mempunyai landasan tertentu.

2. Mempunyai tujuan atau target yang telah ditetapkan.

3. Mempunyai metode untuk meraih target.

Syarat-syarat diatas adalah syarat umum bagi setiap gerakan. Sebagai

contoh sebuah gerakan sosial seperti Panti Asuhan akan mempunyai landasan

tersendiri, dengan target membantu anak yatim piatu dan anak-anak dari

keluarga tidak mampu dengan metode tertentu yang telah dirumuskan,

misalnya dengan mencari sumbangan atau sponsor untuk mendapatkan dana.

Pada hakekatnya sedekah dan gerakan dakwah Islam adalah suatu upaya

untuk merubah suatu keadaan menjadi keadaan lain yang lebih baik menurut

tolak ukur ajaran Islam. Ini berarti upaya menumbuhkan kesadaran dari dalam

106

pada diri sesorang (obyek dakwah). Suatu kesadaran yang memungkinkan

obyek dakwah mempunyai persepsi cukup memadai tentang Islam sebagai

sumber nilai dalam hidupnya dan yang dapat juga menumbuhkan kekuatan

dan kemauan dalam dirinya untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Islam

tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Ahmad,2005:2).

Islam adalah agama yang mengatur seluruh dimensi kehidupan yang

orisinalitas dan ontensitasnya selalu terjaga (QS Al-Hijr :9), sedangkan

dakwah yang dilancarkannya adalah Islam itu sendiri. Dakwah untuk itu

haruslah bersifat Islamiah. Dakwah dengan begitu harus sejalan dengan sifat

dan ajaran Islam serta harus menjaga orisinalitasnya. Di sini perjalanan

dakwah dituntut menyesuaikan diri dengan perjalanan Islam. Rasulullah SAW

bersabda” ..maka bergeraklah kalian bersama Islam kemana saja Islam itu

bergerak”. Demikian pesan Rasulullah SAW, menekankan pada umatnya agar

pergerakan yang dilakukan senantiasa konsisten dengan nilai-nilai dan ta’alim

Islam (Hafidhuddin,1998:203).

Subtansi yang menjadi seruan dakwah ialah subtansi Islam itu sendiri,

yaitu tunduk, patuh, dan taat secara mutlak dan penuh keikhlasan hanya

kepada Allah SWT. Berarti sasaran dakwah para Rasul adalah terbentuknya

pribadi-pribadi yang merdeka secara keyakinan dan sistem yang pada

gilirannya pribadi-pribadi itu membentuk komunitas dan masyarakat yang

merdeka. Tidak ada penindasan manusia sesama manusia dan tidak ada

manusia yang secara keyakinan dan sistem dipertuhankan.

107

Memelihara universalitas dan kelangsungan subtansi yang menjadi seruan

setiap nabi, merupakan bagian integral dari pemeliharaan terhadap tujuan

diciptakannya manusia, yaitu beribadah kepada Allah SWT dengan penuh

kesadaran dan dan keikhlasan. Sedangkan ibadah, seperti yang dikemukakan

Ibnu Abduh (tafsir al-manar), berarti kepatuhan disertai dengan puncak

ketundukan. Ibnu Katsir mempertegas pengertian ibadah dengan penuh makna

yaitu ibadah adalah suatu pengertian yang memadukan totalitas cinta, tunduk,

dan rasa takut.

Ibnu Taimiyah merumuskan ibadah sebagai kata yang mencakup segala

yang disukai dan ridhai Allah SWT, baik berupa perkataan atau perbuatan

lahir dan batin. Maka dakwah, yang salah satu dimensi tujuan asasinya agar

manusia terbebas dari penghambaan manusia sesama manusia menuju

penghambaan hanya kepada Allah SWT dan terbebas dari sebuah sistem sosial

yang menjerat kemerdekaan kemanusiaannya, berarti tidak dapat dilepaskan

dari upaya pembentukan manusia dan masyarakat bertauhid, masyarakat yang

bermartabat yang penuh keadilan dan keamanan, masyarakat yang

menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia yang paling mendasar

(Hafidhuddin,1998:204).

Islam adalah agama samawi yang terakhir, yang sempurna konsep-konsep

makronya, dan dari konsep-konsep makro itu dapat ditarik konsep-konsep

mikro dalam menghadapi setiap perubahan zaman dan tidak terikat dengan

tempat atau dalam menghadapi perkembangan sosial dan teknologi (Hasan,

108

2005:28). Agama yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW, yang diyakini

akan membawa kebahagiaan dan keselamatan baik di dunia maupun akhirat.

Pilar-pilarnya terangkum dalam rukun Islam. Rasulullah SAW bersabda:

“Islam ditegakkan di atas lima perkara, yaitu mengesakan Allah

(mengucapkan syahadat), mendirikan sembahyang, mengeluarkan zakat,

berpuasa pada bulan ramadhan, dan mengerjakan haji”. (HR. Bukhari,

Muslim, Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad).

Seorang muslim sejati adalah yang mau menjalankan kelima rukun Islam

ini tidak hanya menjalankan secara formalitas, namun lebih jauh juga mampu

menerjemahkan dan mengali nilai-nilai yang terkandung didalamnya untuk

selanjutnya mereka bumikan secara konkrit dalam kehidupan nyata. Sehingga

rukun Islam (ajaran-ajaran Islam) terasa tidak melangit saja, tetapi juga

membumi (Musbikin, 2008:9).

Islam adalah sistem tata nilai dalam menjalani kehidupan yang

berdasarkan pada syari'at Allah SWT. Dakwah adalah bagian dari Islam yang

artinya dimana umat Islam ditugaskan serta diwajibkan untuk menyebarkan

atau menyiarkan hakekat Islam kepada seluruh manusia.

Dakwah yang intinya menyeru kepada Allah, adalah kewajiban setiap

muslim. Dalam menjalankan kewajibannya (dakwah) ini setiap muslim

disesuaikan dengan kapasitasnya masing-masing. Orang Islam yang

mempunyai kecerdasan dan kekuatan besar, mempunyai tanggung jawab yang

lebih daripada yang secara kecerdasan dan kekuatan sangat terbatas.

109

Menyeru manusia kepada Allah juga berarti menyempurnakan ibadah kita,

yang merupakan alasan mengapa kita diciptakan. Menyeru kepada Allah

adalah salah satu amal salih yang dijanjikan pahala yang besar (Wahid,

2004:9). Menyeru kepada Allah bersifat Qondisio sine Quanon, karena ini

merupakan bagian kewajiban serta tanggung jawab terhadap maju mundurnya

Islam. Sehingga manusia dimanapun, kapanpun, bagaimanapun mampu

mensemestakan Islam atas manusia yang lain.

Tidak tertutup kemungkinan dalam menjalankan kewajiban aktifitas

dakwah dijalankan dengan skill dan profesionalitas masing-masing. Selama

ini dakwah diibaratkan sebagai sebuah program untuk umat, sekarang

bagaimana program tersebut mampu menarik serta menghasilkan inovasi-

inovasi dakwah yang lebih progresif revolusioner. Pada dasarnya dakwah

merupakan ajaran Islam yang ditujukan sebagai penyadaran, menasehati umat

untuk beriman. Ada dua segi dakwah yang tidak dapat dipisahkan, tetapi dapat

dibedakan, yaitu menyangkut isi dan bentuk, substansi dan forma, pesan dan

cara penyampaian, esensi dan metode (Muhyidin, 2002:25).

Dakwah mempunyai satu tujuan yaitu menyeru manusia untuk kembali

kepada ajaran-Nya. Dakwah bisa dilakukan dengan berbagai cara maupun

bentuknya tergantung sasaran dakwahnya. Sudah saatnya muncul masjid-

masjid, mushola dan majelis taklim dan tidak menutup kemungkinan dakwah

dijalankan selain ditempat- tempat itu. Bicara bentuk dakwah berarti

110

menyangkut metode dan strategi dakwah. Dimana strategi menyesuaikan

situasi dan kondisi atau bahasa terkininya mengikuti perkembangan zaman.

Dakwah melalui metode sedekah untuk menjawab semua permasalahan

merupakan hal yang baru serta asing untuk didengar oleh masyarakat maupun

pelaku-pelaku dakwah. Inovasi dalam berdakwah tidak terbatas cara maupun

alat yang dipakai untuk mencapai sasarannya, karena tugas manusia untuk

mengfungsikan atau aplikasikan iman bisa lewat apapun, termasuk strategi

dakwah lewat sedekah.

Sedekah sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi

seseorang yang merasakan dengan cara lain dan gagal. Upaya menyelesaikan

dengan sedekah ini merupakan upaya mengajak manusia untuk peduli dengan

orang lain serta mengajak untuk ber-amar ma`ruf sehingga kemudian strategi

sedekah digunakan untuk mencapai tujuan dakwah. Penulis berpendapat

bahwa konsep sedekah sebagai strategi dakwah adalah sebagai upaya untuk

mentauhidkan ajaran Allah SWT dengan strategi dakwah dengan metode

sedekah yang dilakukan Yusuf Mansur.

Setiap kali berceramah Yusuf Mansur selalu mampu menggerakkan para

jamaahnya untuk sedekah. Tidak hanya berupa uang tunai, tapi juga HP,

perhiasan, jam tangan mewah, bahkan kendaraan seperti sepeda motor dan

mobil. Panitia pembangunan masjid, yayasan yatim piatu, sekolah, dan majelis

ta’lim selalu senang mengundang Yusuf Mansur. Dalam waktu hanya

setengah jam mampu menghasilkan sedekah jutaan bahkan puluhan juta

111

rupiah. Hukum sedekah itu 5+1, yakni tahu, yakin, mengamalkan,

membuktikan, merasakan, dan menceritakan.

Manfaat dari sedekah yang dikembangkan Yusuf Mansur bisa dirasakan

oleh banyak masyarakat luas. Seperti baru-baru ini di yayasan Wisata Hati

memberikan pelayanan mobil ambulance secara gratis kepada masyarakat

yang akan mengunakan dan sekolah gratis di yayasan Daarul Qur’an. Dana

sedekah di alokasikan keberbagai bidang, yaitu: bidang pendidikan, kesehatan,

pengembangan dakwah Islam, serta diberikan kepada yang memerlukan

bantuan seperti fakir miskin, korban bencana alam dll.

Dakwah dengan strategi sedekah adalah sesuatu yang ma’ruf,

menyebarkan kebaikan kepada sesama manusia sesuai dengan tujuan dakwah

itu sendiri. Tujuan dakwah sendiri menyeru manusia kepada Allah SWT, atau

mengajak kepada umat manusia kepada jalan yang benar yang diridloi Allah

SWT (Syukir, 1983:51)

Menurut Muhammad Muhyidin sedekah itu memang memiliki beberapa

keutamaan-keutamaan. Atas dasar hal yang demikian Muhammad Muhyidin

menemukan banyak fakta orang yang dari kalangan agama (Islam) yang

mendakwahkan umat Islam ini untuk bersedekah. Dalam hal ini Muhyidin

menangapi sekaligus mengkritisi cara berdakwah tentang seruan untuk

bersedekah tersebut dari sebagian kalangan yang telah menunjukkan dan

mengajukan keutamaan-keutamaan atau keajaiban-keajaiban sedekah.

112

Muhammad Muhyidin (2008: 55) menemukan adanya bahaya yang

disebut sebagai pemiskinan makrifatullah dalam cara berdakwah tersebut,

penjelasannya adalah demikian: ketika seorang ustad atau da’i dalam ceramah-

ceramahnya sering menyeru manusia untuk bersedekah. Da’i itu mengatakan

bahwa kalau seseorang mau bersedekah maka insyaallah akan dipanjangkan

umurnya, dijauhkan dari bala dan bencana, diperkaya dengan rezeki, dan akan

dijauhkan atau disembuhkan dari penyakit. Da,i itu mengambil dari beberapa

hadist-hadist atau riwayat-riwayat yang menunjukkan keutamaan-keutamaan

atau keajaiban-keajaiban sedekah tersebut.

Ustadz itu kemudian menukil dari berbagai kisah yang menunjukkan

keutamaaan-keutamaan atau keajaiban-keajaiban sedekah, kisah tersebut

diambil dari khasanah massa lalu atau klasik maupun dalam konteks kekinian.

Cara demikian itu tentu saja alam pikiran pendengar terbawa dengan cerita

atau kisah yang penuh keutamaan atau keajaiban tersebut. Harapannya,

dengan mendengar dan merenungkan kisah tentang keutamaan atau keajaiban-

keajaiban sedekah, seseorang akan tergerak untuk bersedekah. Dengan

harapan agar seseorang itu memperoleh keutamaan atau keajaiban yang sama.

Harapan yang seperti itulah yang Muhammad Muhyidin sebut sebagai

bahaya pemiskinan makrifatullah itu. Menuruttnya ustad atau da’i yang

melakukan sugesti untuk bersedekah itu melakukan dengan cara yang salah,

alasannya adalah sebagai berikut:

113

1. Seruan bersedekah bukanlah bertujuan agar seseorang memperoleh

keutamaan atau keajaiban sedekah yang dikeluarkan. Allah SWT

berfirman dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 31, yang artinya: “

Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman:

"Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki

yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-

terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada bari itu tidak ada

jual beli dan persahabatan”. Seseorang bersedekah karena memang

harus bersedekah. Sedekah adalah ketetapan agama. Maqam sedekah

itu sama halnya dengan maqam sholat, puasa, zakat, haji, membaca al-

Qur,an dll. Tujuannya adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah

SWT, bukan untuk mendapatkan keutamaan-keutamaan atau

keajaiban-keajaiban sedekah.

2. Menghadirkan kisah-kisah penuh keutamaan dan keajaiban tentang

orang yang bersedekah, itu berarti menduakan Allah SWT dengan

keutamaan-keutamaan atau keajaiban-keajaiban sedekah, ini berarti

memusyirikkan Allah dengan sedekah yang dikeluarkan.

3. Menghadirkan kisah-kisah penuh keajaiban dan keutamaan tentang

orang yang bersedekah, pikiran orang hanya akan terfokus pada

keutamaan atau keajaiban yang akan didapatkannya. Ini tentu berimbas

pada adanya masalah dalam niat, cara, dan tujuan dalam sedekah itu

sendiri. Kasusnya sama seperti orang yang memasang undian atau

lotere. Yaitu memasang undian atau lotere dengan harapan akan

114

memenangkan hadiah dari pemasangan tersebut. Sedekah menjadi

semacam ajang perjudian nasib.

4. Mengadirkan kisah-kisah penuh keutamaan atau keajaiban yang seperti

itu, orang menjadi lupa, bahwa tidak semua sedekah yang dikeluarkan

orang akan memiliki keutamaan-keutamaan atau keajaiban-keajaiban

yang seperti itu. Kasusnya sama seperti orang yang yang mengerjakan

sholat berhari-hari dalam hidupnya tapi maksiat tetap jalan juga.

Dengan kata lain, orang menjadi lupa bahwa orang memerlukan

syarat-syarat tertentu agar sedekah yang dikeluarakan itu memiliki

efek yang signifikan.

Menurut Muhammad Muhyidin persepsi tentang keutamaan atau keajaiban

perlu diluruskan. Mengingat efek adalah efek dan tujuan adalah tujuan,

misalnya sholat itu bukanlah tujuan menjadi seorang muslim, tetapi sholat itu

adalah cara dalam mencapai tujuan hidup sebagai seorang muslim, yakni ridho

Allah SWT. Dengan kata lain Allah-lah pusat dari tujuan sholat seseorang

(Muhyidin,2008:56-59).

Menurut Retnowati sedekah itu adalah menyisihkan sebagian harta yang

dimilikinya untuk diberikan kepada kaum fuqara wal masakin atau orang-

orang yang berhak mendapatkannya dengan hati yang ikhlas dan mengharap

ridha dari Allah SWT. Sedekah merupakan salah satu hukum yang diyariatkan

sejak umat terdahulu. Sedekah selalu disertai dengan keikhlasan, maksudnya

pemberian sedekah yang tidak disertai dengan rasa ikhlas tidak dapat

115

digolongkan sebagai bentuk sedekah, tetapi hanya disebut sebagai pemberian

belaka (Retnowati, 2009:6).

Semua bentuk sedekah yang ditafsirkan diatas selalu diikuti dengan

keikhlasan yang mendalam, sehingga apa yang dilakukan mendapatkan tempat

yang terpuji disisi Allah SWT. Sedekah dapat dilihat dari banyak versi dan

semuanya berpangkal dari pemberian sesuatu kepada orang lain. Tujuan

ibadah dalam Islam bukanlah menyembah, tetapi mendekatkan diri kepada

Tuhan, agar dengan demikian roh manusia senantiasa diingatkan kepada hal-

hal yang bersih lagi suci, sehingga akhirnya rasa kesucian seseorang menjadi

kuat dan tajam. Roh yang suci membawa kepada budi pekerti baik dan luhur,

oleh karena itu ibadah disamping merupakan latihan spiritual, juga merupakan

latihan moral. Demikian juga dengan sedekah yang mempunyai arti sangat

luasia mencakupi senyuman kepada manusia, seruan kepada perbuatan baik

dan larangan dari berbuat jahat, memberi petunjuk kepada manusia,

menjauhkan duri dari jalan, memberi air yang ada digayung kepada orang

yang berhajat dan menuntun orang yang lemah penglihatannya (Nasution,

1985:34).

Dalam tulisan ini bagaimana sedekah seseorang bisa menjadi solusi dari

semua permasalahan dengan jalan bersedekah. Misalnya menjadi kaya itu

bukan mimpi, asal benar caranya disertai ikhtiar langit dan bumi yang benar

dan tepat. Percayalah bahwa ada kekuatan lain di kehidupan kita yaitu

kekuatan Allah SWT, hendaknya manusia tidak usah kelelahan mencari dunia,

116

tidak juga putus asa dalam mencari rejeki, asal orang tahu sebenarnya sangat

mudah mencari kekayaan, asalkan dalam beribadah lebih ikhlas, lebih riang,

dan lebih lepas, sehingga ada dorongan untuk segera dan menaruh perhatian

yang benar dalam beribadah, yang akhirnya akan tumbuh keyakinan dan

menjadi kaya (dengan jalan baik dan halal) itu mudah.

Sebagai langkah awal dalam berdakwah, terlebih dahulu harus diperjelas

sasaran apa yang ingin dicapai, kondisi umat Isam yang bagaimana yang

diharapkan. Baik dalam wujudnya sebagai individu maupun wujudnya sebagai

suatu komunitas masyarakat. Gerakan dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah

SAW, pertama kali yang dilakukan adalah membentuk pribadi-pribadi muslim

yang tangguh. Mulai dari istrinya, Siti Khadijah, Ali bin Abi Thalib, dan

sahabat dekat lainnya. Mereka yang tercatat sebagai orang awal masuk Islam

itu memang menjadi tulang punggung gerakan dakwah Rasulullah SAW. Hal

itu mengandung pelajaran bahwa berdakwah haruslah mampu menumbuhkan

pioner-pioner muslim yang tangguh, yang pada akhirnya mereka mampu

menjadi dinamisator di dalam masyarakat (Hafidhuddin,1998:185). Dakwah

hendaknya mampu mengubah pribadi seorang muslim dari profil yang statis

dan lemah menjadi profil yang kokoh kuat, dinamis, kreatif, serta produktif.

Mayarakat muslim adalah masyarakat yang memiliki ciri secara organis-

dinamis, kuat dasar-dasar teori serta dasar-dasar organisatorisnya, kuat ikatan

hubungannya, dan kepaduan jalinannya. Prinsip teorinya bersumber dari

syahadat, yang berarti tidaklah ada suatu gerakan yang terjadi dan dijadikan,

117

kecuali yang bersumber dari Allah SWT. Setiap pribai bergerak dalam

dinamika kehidupan tuntunan sistem-NYA yang dicontohkan Rasulullah

SAW. Masyarakat muslim juga mendasarkan dinamikanya pada etika

berprestasi kerja. Setiap orang diharuskan bekerja dan berkelana di muka

bumi dalam rangka mencari rizeki dan karunia-NYA.

Islam memberikan spirit, motivasi, dan pemikiran-pemikiran praktis guna

mendorong gairah kerja dan berusaha, yang tidak melalaikan shalat, zakat, dan

zikir kepada-NYA. Firman Allah SWT:

“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk

dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan

waktu petang. laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak

(pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan

sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu

hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Meraka

mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberikan Balasan

kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah

mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya

tanpa batas”. (an-Nur: 36-38)

118

Masyarakat muslim juga mengutamakan memberi dari pada menerima.

Masyarakat muslim adalah masyarakat yang mengutamakan ukhuwah dan

kebersamaan, saling menolong, musyawarah dan sifat-sifat utama lainnya

(Hafidhuddin,1998:187). Dakwah jika didefinisikan sebagai sebuah tindakan

sosial, maka ia memilki makna usaha untuk mengubah situasi kepada situasi

yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.

Dakwah bukan hanya untuk meningkatkan pemahaman keagamaan, namun

harus sampai pada sasaran yang lebih luas. Yakni harus lebih berperan kepada

pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek

kehidupan (Shihab, 1996:194).

119

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab V ini penulis maksudkan sebagai penutup, yang berisi

kesimpulan dari penelitian mengenai sedekah dan gerakan dakwah Islam.

Dari data-data faktual yang ada, sesungguhnya pemikiran Yusuf Mansur

memiliki nilai subtansi dan prospek bagi pengembangan dakwah Islam.

Dalam bab ini, penulis akan menyimpulkan dari beberapa pokok-

pokok pemikiran yang menjadi intisari kajian:

1. Konsep sedekah yang dilakukan oleh Yusuf Mansur dalam berdakwah

merupakan upaya untuk mensejahterakan masyarakat sosial dengan

bersedekah. Berkaitan dengan proses mewujudkan kesejahteraan sosial

yang dimulai dengan pribadi yang Islam, yaitu penyerahan diri

sepenuhnya kepada Allah SWT. Kesejahteraan sosial dimulai dari

kesadaran bahwa Allah SWT dan sistem kehidupan yang ditawarkan

oleh Allah SWT apa pun bentuknya merupakan pilihan yang terbaik.

Melaui gerakan sedekah usaha dakwah Yusuf Mansur berkembang

pesat, sehingga mampu mendirikan kelompok pengajian Wisata Hati,

yayasan Daarul Qur’an dan yang lainnya. Sedekah merupakan jalan

dakwah untuk mentauhidkan Allah SWT, dengan menanamkan

keyakinan atau ideologi kepada jama’ah dan melihat fakta yang ada,

sehingga mereka mau menjalankan ibadah sedekah. Para jama’ah agar

120

punya cita-cita atau angan-angan yang idealis sesuai dengan perintah

Allah SWT. Dari beberapa faktor itu bisa menjadi sebuah konsep

sedekah yang dengan tujuan amar ma’ruf nahi munkar, sehingga

tercipta masyarakat yang peduli dengan sesama secara ikhlas dan mau

menjadikan ibadah kepada Allah SWT sebagai solusi permasalan yang

dihadapinya.

2. Pemikiran Yusuf Mansur ternyata memiliki dimensi gagasan dan

kategori gerakan dakwah yaitu memiliki konsep idiologi yang mapan,

smart leader, organisasi yang rapi dan solid, program dakwah yang

komprehensif, seimbang dan berkelanjutan, sumber daya manusia

berkualitas. Hal ini terlihat dari pemikiran-pemikirannya yang tegas

tentang Islam dan masalah sosial yang semuanya bermuara kepada

amar ma’ruf nahi munkar, pencerahan dan kebaikan umat, yang

semuanya itu merupakan prinsip-prinsip dan tujuan dakwah Islam.

Dalam Perspektif dakwah Islam, Yusuf Mansur menitikberatkan

pemikirannya pada upaya pembentukan sistem sosial yang utuh, yakni

pengembangan sikap dan perilaku yang mengemukakan terhadap nilai-

nilai pencerahan. Karena dakwah memiliki makna sebagai usaha untuk

mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik

terhadap pribadi maupun masyarakat. Dakwah berperan kepada

pelaksanaan ajaran Islam yang menyeluruh dalam berbagai aspek

kehidupan. Dakwah dengan demikian mempunyai tujuan untuk

mewujudkan misi besar Islam, yakni rahmatan lil ‘alamin.

121

Pemahaman dan pemaknaan ajaran Islam dari pemahaman yang sempit

kepada pemahaman yang lebih luas sangat ditekankan Yusuf Mansur

karena merupakan syarat dalam upaya dakwah Islam. Islam harus

diterjemahkan melalui kecenderungan-kecenderungan yang ada dalam

masyarakat. Dakwah Islam akan memiliki makna dan pengaruh jika

mampu memetakan medan sasaran, menterjemahkan materi yang

tepat, dan cerdas menentukan strategi pendekatan sosialnya, karena

Islam tidak boleh dipahami sebatas agama tauhid semata akan tetapi

juga sebagai agama sosial. Dakwah ditekankan dapat searah dengan

perkembangan masyarakat dan zaman, tanpa harus meninggalkan

substansi, nilai-nilai sejarah dan ajaran yang prinsipil. Yusuf Mansur

pada prinsipnya memandang bahwa Islam adalah agama yang

mengajarkan keseimbangan antara kehidupan keduniaan dan

ketaqwaan (keakhiratan), karena kehidupan dunia memiliki

konsekuensi pada kehidupan akhirat. Islam telah mengajarkan kepada

umat-Nya untuk mengejar kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan

akhirat. Oleh karena itu, Islam harus dapat memberi jalan keluar dari

kehidupan yang meliputi akhlak dan keimanan yang saat ini tengah

rapuh dan mengalami kemerosotan. Disisi lain, Islam harus dapat pula

membela dan memberi jalan keluar bagi permasalahan umat.

Kemiskinan, kebodohan, pengangguran, dan sebagainya merupakan

bagian dari tanggung jawab Islam.

122

B. Saran-Saran

1. Sebagai seorang penyeru dakwah Yusuf Mansur telah

memperkenalkan dan menggugah ruang dan dialektika pemikiran

dakwah, tanpa berpretensi kepada siapapun, penulis mengharapkan

ada upaya-upaya lebih lanjut dari berbagai pihak yang memiliki

komitmen, cita-cita, dan misi yang sejalan untuk melakukan prakarsa-

prakarsa pemikiran dakwah Islam dan rekayasa sosial yang lebih

konseptual dan terencana. Hal ini didasari pada sebuah kepentingan

bersama bahwa, upaya memformulasikan ajaran Islam secara

universal dan konseptual merupakan tuntutan yang menjadi kebutuhan

umat. Islam dengan ajaran sedekahnya dapat dihadirkan ditengah-

tengah (problematika) masyarakat sebagai alternatif jawaban terhadap

perubahan, perkembangan dan peradaban zaman yang semakin

kompleks dan maju.

2. Kepada masyarakat umum termasuk lembaga-lembaga yang memiliki

kompetensi mengkaji masalah-masalah Islam dan gerakan dakwah,

secara teoritis dan konseptual, pemikiran-pemikiran Yusuf Mansur

dapat dijadikan sebagai sebagian informasi, referensi dan acuan bagi

upaya-upaya kajian dan pengembangan dakwah Islam.

3. Sebagai seorang muslim dalam hal ini, para ulama, aktifis dakwah dan

guru pendidik supaya mempunyai semangat progresif revolusioner dalam

berdakwah. Serta wujudkanlah iman dari hati orang muslim dalam

kehidupan sehari-hari. Islam fungsional harus dikerjakan setiap muslim

123

kapanpun, dimanapun serta bagaimanapun demi menegakkan ajaran

Islam.

C. Penutup

Puji syukur Alhamdulillah rabbil `alamin, dengan limpahan rahmat

dan hidayah dari Allah SWT, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Masih banyak kekurangan, baik dari segi bahasa, penulisan, penyajian,

sistematika, pembahasan maupun analisisnya. Hal ini dikarenakan

keterbatasan materi dan kemampuan yang penulis miliki.

Teriring doa yang tiada henti, akhirnya penulis mengucapkan rasa

syukur dan terima kasih kepada Allah SWT, kedua orang tua dan keluarga,

bapak-bapak pimpinan Fakultas, pembimbing, bapak ibu dosen, teman-teman

seperjuangan, dan semua pihak. Semoga hasil karya ini dapat menjadikan

manfaat bagi penulis dan semua pihak, terutama bagi lembaga atau

perorangan yang berkepentingan dan terkait. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, Ahmad. 1985. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial. Yogyakarta:

Prima Duta.

Arifin, Syamsul. 2005. Ideologi Dan Praksis Gerakan Sosial Kaum

Fundamentalis. Malang: UMM Press.

Adi, Rianto. 2004. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granet.

Adi, Sasono. Didin Hafidhuddin dan Saefudin. 1998. Solusi Islam. Jakarta: Gema

Insani Press.

Al-Bukhori, Abdullah Muhammad bin Ismail. 1993. Terjemahan Shahih Bukhori.

Semarang: Asy Syifa.

Faizah, dan Lalu Muchsin Efendi. 2006. Psikologi Dakwah. Jakarta: Fajar

Interpratama Offset.

Fakih, Mansour. 1996. Masyarakat Sipil untuk Transformasi Sosial Pergolakan

Ideologi di Dunia LSM Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hafidhuddin, Didin. 2003. Islam Aplikatif. Jakarta: Gema Insani.

Hamka. 1982. Prinsip dan kebijaksanaan Da`wah Islam. Jakarta: Umminda.

Hasan, Muhammad Tholhah, 2005. Islam dalam perspektif sosio kultural. Jakarta.

Lantabora Press.

Ibrahim, Yasin al-Syaikh. 2008. Kitab Zakat, Tata Cara Dan Sejarah. Bandung:

Penerbit Maja.

Irfan, M al-Firdausy. 2009. Dahsyatnya Sedekah. Yogyakarta: Solusi Distribusi.

Kosasih, Ahmad dan Abdul Azis. 2011. Panduan Riyadhoh. Tangerang: PPPA

Daarul Qur’an.

Kusnawan, Aep. 2004. Ilmu Dakwah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Mansur, Yusuf. 2009. An Introduction to The Miracle of Giving. Jakarta: Zikrul

Hakim.

Mansur, Yusuf. 2008. Allah Maha Pelidung Maka Engkau Gampang Siasati

Krisis. Bandung: Karya Kita.

Mansur, Yusuf. 2007. Kun Fayakun Selalu Ada Harapan Ditengah Kesulitan.

Jakarta Timur: Zikrul Hakim.

Mansur, Yusuf. 2006. Mencari Tuhan Yang Hilang. Jakarta Timur: Zikrul Hakim.

Maleong, lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mu’ti, Abdul. 2004. Deformalisasi Islam. Jakarta: Grafindo Khasanah Ilmu.

Mahmud, Ali Abdul Halim. 1992. Karekteristik Umat Terbaik, Jakarta: Gema

Insani Press.

Muhyiddin, Asep. 2002. Metode pengembangan Dakwah. Bandung: Pustaka

Setia.

Muhsin, Husein. 1993. Membentuk jama’ah muslimin. Jakarta: Gema Insani

Press.

Muhyiddin, Asep. 2002. Metode pengembangan Dakwah. Bandung: Pustaka

Setia.

Muhyibin, Muhammad. 2009. Candu Shadaqoh. Jogyakarta: Diva Pers.

Musbikin, Imam. 2008. Melogikakan Rukun Islam. Jogjakarta: Diva Press.

Munir, Ahmad dan Sudarsono. 2001. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta: Rineka

Cipta.

Masyhur, Syaikh Mushthafa. 2000. Fiqh Dakwah jilid 2. Jakarta: Al-I’tishom

Cahaya Umat.

Nata, Abdulah. 2008. Metodologi Studi Islam. Edisis revisi. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Nasution, Harun. 1985. Islam ditinjau dari berbagai aspeknya jilid 1. Jakarta:

Universitas Indonesia (ui-press).

Qardhawi,Yusuf 1997. Sistem Masyarakat Islam dalam Al Qur'an & Sunnah.

Jakarta: Citra Islami Press.

Ram, Aminuddin dan Tita Sobari. 1992. Sosiologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Ridho, Taufiq. 2001. Perbedaan Ziwaf. Jakarta: Tabung Wakaf Indonesia.

Sasono, Adi, Didin Hafidhuddin, Saefudin. 1998. Solusi Islam atas problematika

umat. Jakarta: Gema Insani.

Sanusi, M. 2009. The Power Of Sedekah. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Syaiful, Muhtadi, Asep dan Abdul Jalil, Maman. 2003. Metodelogi Penelitian

Dakwah. Bandung: Pustaka Setia.

Syafi’i, Muhammad Masykur. 2008. Keajaiban Sedekah. Yogyakarta: Genius

Publisher.

Sudarsono, Juwono. 1976. Pembangunan politik dan perubahan politik. Jakarta:

Gramedia.

Shihab, M Quraish, 1996. Membumikan al-Qur’an. Bandung: Mizan.

Shodiq. 1988. Kamus Istilah Agama Islam. Jakarta: Seintrama.

Sunyoto, Usman. 2007. Agama dan Gerakan Sosial di Indonesia Pasca Orde

Baru. Yogyakarta: UGM.

Shihab, M Quraish. 1996. Wawasan Al-Qur’an : Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai

Persoalan Umat cet. ke-2. Bandung: Mizan,

Syukir, Asmuni. 1983 .Dasar-dasar Strategi dakwah. Surabaya: Al Ikhlas.

Syarbaini, Syahrial dan Rusdiyanta. 2009. Dasar-dasar Sosiologi. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Shiddiq Al Jawi, Muhammad. 2011. Zakat, Infaq dan Shodaqoh, Jakarta: pkpu.

Sztompka, Piotz. 2008. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada.

S, Nasution. 1996. Metode Risert. Yogyakarta. Bumi Aksara.

Thobrani, Muhammad. 2009. Mukjizat Sedekah. Yogyakata: Pustaka Marwa.

Triwibowo, Darmawan. 2006. Gerakan Sosial Wahana Civil Society bagi

Demokrasi. Jakarta: LP3ES.

Tatang, M Amirin. 1995. Menyusu Rencana Penenelitian. Jakarta. Raja Grafindo

Persada.

Wahid, Fathul. 2004. Dakwah Dakwah Melalui Internet. Yogyakarta: Gava

Media.

Zuhdi, Masyfuk. 1992. Studi Islam. Jakarta: Rajawali.

http://www.eramuslim.com/berita/gerakan-dakwah/gerakan-dakwah-islam-

1htm:desember,2010.

http://Peran-Pemuda-dalam-Gerakan-Dakwah.htm.blogspot.com.

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS DAKWAH Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus III) Ngaliyan Telp./Fax. (024) 7606405 Semarang 50185

Nomor : In.06.1/D/TL.00/329/2011 Semarang, 11 April 2011

Lamp. : 1 (satu) bendel

Hal : Permohonan Ijin Riset.

Kepada,

Yth. Wali Kota Semarang

Di Semarang.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan ini kami beritahukan dengan hormat, bahwa dalam rangka penyusunan

skripsi mahasiswa untuk menyelesaikan program S.1 pada Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang kepada mereka diharuskan untuk mengadakan

penelitian.Sehubungan dengan hal tersebut, maka kami mohonkan ijin untuk

mengadakan penelitian/ riset bagi mahasiswa :

Nama : Muhammad Maskhuri

NIM/Jurusan : 061111004

Tempat Penelitian : PPPA Daarul Qur‟an Semarang/Wisata Hati Semarang

Judul Skripsi : SEDEKAH DAN GERAKAN DAKWAH ISLAM (STUDI

PEMIKIRAN YUSUF MANSUR)

Demikian atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan terima kasih

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

An. Rektor

Dekan,

Dr. Muhammad Sulthon, M.Ag.

NIP. 19620827 199203 1 001

Tembusan :

1. Rektor IAIN Walisongo (sebagai laporan)

2. Badan Kesbag Pol dan LINMAS di Semarang.

3. Koordinator Wisata Hati Semarang.

4. Manager PPPA Daarul Qur‟an semarang.

5. Camat Gayam Sari di Semarang.

SURAT KETERANGAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Efendi Wahyu P.

Jabatan : Manager PPPA Daarul Qur‟an Area Semarang

Menerangkan bahwa:

Nama : M Maskhuri

NIM : 061111004

Jurusan : BPI

Fakultas : Dakwah IAIN Walisongo Semarang

Benar-benar melakukan penelitian untuk keperluan penulisan skripsi dengan judul

SEDEKAH DAN GERAKAN DAKWAH ISLAM (STUDI PEMIKIRAN YUSUF

MANSUR)

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan untuk dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Wawancara dengan Yusuf Mansur (PIP Semarang, Jum’at, 22 April 2011)

1. Sedekah menurut Ustad Yusuf Mansur?

Jawaban:

Sedekah diumpamakan sebagai jawaban semua masalah bahkan dengan

keyakinan serta dengan keimanan tidak ada masalah yang tidak bisa

diselesaikan dengan sedekah. Obat seribu satu masalah bisa di obati dengan

sedekah, namun juga harus dibarengi dengan ibadah wajib dan ibadah sunah

yang lainnya. Ibadah yang wajib misalnya sholat lima waktu harus benar dan

ibadah sunnah misalnya sholat tahajud, dhuha dll.

2. Apakah lembaga atau yayasan Daarul Qur‟an dan Wisata Hati merupakan

salah satu pengembangan dakwah dari Ustad Yusuf Mansur?

Jawaban:

Kedua lembaga itu adalah sebagai sarana untuk berdakwah serta agar

memudahkan masyarakat untuk menikmati fasilitas-fasilitas program yang

sudah ada.

Wawancara dengan Manager PPPA Daarul Qur’an cabang semarang (2 Mei

2011).

1. Bagimana Ustad Yusuf Mansur dan Daarul Qur‟an mengerakkan masyarakat

untuk bersedekah?

Jawaban:

Sedekah yang di kampanyekan Yusuf Mansur berkembang diberbagai kota,

salah satunya di Semarang. Untuk mengembangkan sedekah sebagai suatu

gerakan maka di bentuklah suatu organisasi untuk mewujudkannya. Organisasi

yang di dirikian Yusuf Mansur yaitu Daarul Qur‟an dan Wisata Hati. Dengan

adanya organisasi tersebut para pelaku sedekah dikembangkan dan setiap

anggota penyedekah akan mendapatkan kartu member. Sebagai pemimpin

Yusuf Mansur membina para tim dan anggota-anggotanya minimal satu bulan

sekali di setiap kantor cabangnya

Wawancara dengan koordinator Wisata Hati Semarang (26, April 2011)

1. Bagaimana Ustad Yusuf Mansur dalam menyampaikan sedekah kepada para

jama‟ahnya?

Jawaban:

Yusuf Mansur menyampaikan pesan ajaran Islam dengan bahasa yang sangat

sederhana namun mengena, Yusuf Mansur berdakwah dengan bercerita yang

isinya sederhana namun sangat mendalam. Sehingga para jama‟ah mudah

memahami apa yang disampaikannya, yaitu tentang kekuatan amalan-amalan

ibadah wajib beserta sunah-sunahnya dan dengan bersedekah. Yusuf Mansur

menyapa para jama‟ah terutama yang mempunyai masalah untuk

meyelesaikan masalahnya salah satunya dengan sedekah. Sebenarnya sedekah

bukan satu-satunya konsep yang dikembangkan Yusuf Mansur, akan tetapi

pada intinya yang paling utama dan terutama di Wisata Hati adalah konsep

tauhid dalam berdakwah. Untuk menyelesaikan masalah sendiri agar seseorang

bisa segera mendapatkan manfaatkan dari sedekah, harus dibarengi dengan

ibadah-ibadah yang wajib dengan benar. Wisata Hati Semarang sebagai

lembaga atau yayasan yang bergerak di bidang dakwah mempunyai kegiatan

yang sangat banyak. Yusuf Mansur sendiri punya jadwal sebulan sekali

berkunjung di Semarang untuk mengisi tausiah. Untuk mengembangkan

dakwahnya, Yusuf Mansur mengembangkan rumah tahfid di beberapa kota.

Rumah tahfid ini dinamakan PPPA Daarul Qur‟an, dan digunakan untuk anak-

anak penghafal Al-Qur‟an. PPPA Daarul Qur‟an sendiri juga berkembang

diberbagai kota salah satunya di Semarang.

Wawancara Yusuf Mansur melalui email [email protected] (dikrim

dalam bentuk file, 5 Mei 2011)

1. Mengapa Ustad Yusuf Mansur dalam berdakwah memakai konsep sedekah

seperti yang sering bapak sampaikan?

2. Alasan Ustad Yusuf Mansur berdakwah dengan mengerakkan sedekah para

jama‟ah atau pada masyarakat umum?

3. Bagaimana konsep sedekah menurut Ustad Yusuf Mansur sendiri dan

bagaimana cara mensosialisasikan sedekah itu?

4. Apakah menurut Ustad Yusuf Mansur berdakwah dengan gerakan sedekah

perlu dilakukan oleh para pendakwah atau masyarakat umum?

Jawaban 1:

Semula banyak orang yang berfikir bahwa hasil usaha seseorang adalah

seukuran kerja, seukuran usaha, seukuran proyek, seukuran dagangan, atau

seukuran modalnya, begitu selama ini pikiran seorang bekerja. Tidak pernah

terfikirkan atau jarang terfikirkan bahwa hasil usaha bisa diperbesar lewat

jalan ibadah, dan jalan usaha bisa diperluas lewat jalan ibadah.

Banyak seseorang yang tidak berani berfikir bahwa jalan ibadah bisa

menambah dan diperluas rezeki dan hanya sebatas yakin saja. Namun untuk

menjadikan sebagai metode dan menjadi sebuah sebuah solusi yang

diataskertaskan, banyak yang kurang berani.

Wacana yang kurang berani untuk meyakini keyakinan secara bulat dipraktik

maupun teori (menjadi metode) adalah sebab ada wacana bahwa ibadah itu

harus ikhlas, tidak boleh ibadah karena dunia-NYA. Firman Allah SWT:

Artinya: “Katakanlah, Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan

matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-An‟aam:162)

Kalau orang mencari dunia milik Allah SWT lewat jalan ibadah tidak mesti

tidak ikhlas. Bagaimana kalau mereka cerdas memisahkan antara keikhlasan

dan do‟a. Memisahkan antara keikhlasan dengan harapan. Artinya ketika

menjalankan mereka tahu dengan ilmunya bahwa dengan beribadah, dunia

akan Allah SWT dekatkan, tapi pada saat yang sama, mereka beribadah

sepenuh hati kepada Allah SWT. Harapan pun dia gantungkan semata kepada

Allah SWT. Bahwa seseorang itu menempuh jalan ibadah, sebab karena Allah

SWT dan Rasul-NYA memberi petunjuk demikian. Dalam Al-Qur‟an Allah

SWT berfirman:

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.

dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta

yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada

seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak

akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.”(QS. Ath-Thalaaq: 7)

Contoh salah satu bentuk ibadah adalah sedekah. Allah SWT dalam Al-Qur‟an

memberi tahu kalau sedang disempitakan rezekinya, bersedekahlah. Kesulitan

yang sedang dihadapi akan menjadi lebih mudah. Kemudian seseorang yang

diberi nikmat kesulitan percaya betul dan berkenan mengikuti dengan harapan

agar benar-benar kesulitan seseorang itu dimudahkan oleh Allah SWT. Jalan-

NYA yaitu jalan sedekah dan seseorang itu mau bersedekah. Inilah yang

disebut dengan iman, percaya dengan seruan dan petunjuk Allah SWT.

Seseorang percaya dan berharap akan janji-NYA dengan bersedekah kemudian

ingin diberikan kemudahan karena firman-NYA. Seseorang yang sangat yakin

dan percaya sama petunjuk Allah SWT dan berharap hanya kepada-NYA.

Inilah tauhid mengesakan Allah SWT. Iman dan tauhid yang kemudian

berbuah amal shaleh. Ketika ada seseorang yang percaya dan menjalankan

serta merasakan kemudian bercerita dan megajak kepada yang lain. Bahwa

bersedekahlah jika ingin menyelesaikan masalah dan kesulitannya, yang

kemudian bersedekah dijadikan sebagai metode.

Jawaban 2:

Bersedekah merupakan amalan yang terpuji, karena dengan bersedekah dapat

membantu orang lain dari kesusahan dan akan mempererat antara yang lebih

kaya dengan orang yang miskin. Oleh karena itu perintah untuk bersedekah

banyak tercantum dalam Al-Quran dan hadits, sebagaimana tersebut dibawah

ini:

Al-Qur‟an surat an-Nisa‟ ayat 114 yang artinya: “tidak ada kebaikan pada

kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisiskan-bisikan dari orang yang

menyuruh (manusia) memberi shodaqoh atau berbuat baik atau mengadakan

perdamaian diantara mereka”.

Al-Quran surat at-Taubah ayat 103 yang artinya: “ambillah shodaqoh (zakat)

dari sebagian harta mereka, dengan shodaqoh (zakat) itu kamu membersihkan

dan mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk mereka. sesungguhnya doa

kamu itu (menjadi) ketenangan jiwa bagi mereka dan Allah maha mendengar

lagi mengetahui”.

Al-Qur‟an surat al-Baqaroh ayat 262 yang artinya: “orang-orang yang

menafkahkan hartanya dijalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa

yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan

tidak menyakiti (perasaan penerima), mereka memperoleh pahala disisi Tuhan

mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka

bersedih hati”.

Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dari Abi

Hurairah, yang artinya: “Tujuh kelompok yang akan dilindungi oleh Allah

dihari yang tidak ada perlindungan kecuali perlindungan oleh Allah yaitu

Imam yang adil, pemuda yang selalu ibadah kepada Tuhannya, laki-laki yang

hatinya terikat dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai

karena Allah, baik ketika bersatu maupun ketika berpisah, laki-laki yang

dapat menghindar dari berbuat mesum ketika seorang perempuan cantik

mengajaknya dan laki-laki tersebut berkata aku takut kepada Allah, laki-laki

yang hatinya tunduk kepada Allah dan selalu mengeluarkan air mata ketika

ibadah, laki-laki yang bershodaqoh dengan shodaqohnya ia selalu

menyembunyikannya, sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang

diperbuat oleh tangan kanannya”.

Dari contoh-contoh firman Allah SWT dan hadits Rasulullah SAW diatas,

adalah merupakan bagian kecil dari perintah sedekah, karena masih banyak

ayat-ayat Allah SWT dan hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang

sedekah dengan demikian sangat jelas, bahwa sedekah sangat dianjurkan oleh

agama dan merupakan amalan yang sangat dicintai oleh Allah SWT dan

Rasulullah SAW dalam menolong sesama umat manusia.

Jawaban 3:

Dengan rumus matematika sedekah, rumus ini memang tak lazim dibahas

dalam bangku pendidikan umum. Inilah contohnya, 10-1 = 19. 10-2 = 28. 10-3

= 37. 10-4 = 46 dan seterusnya. Bicara ilmu matematika, hitungan di atas,

salah. Tapi tidak bagi Yusuf Mansur. „‟Itulah matematika sedekah. 10- 1= 19‟‟

.

Dari mana datangnya angka 19. „‟Sepuluh dikurangi satu memang tinggal

sembilan. Namun satu yang disedekahkan itu akan dibalas Allah 10, sehingga

kalau dijumlahkan 9+10=19. Begitu seterusnya,‟‟ ini Allah SWT sendiri yang

menyatakan hal tersebut di dalam Alquran.

Sedekah seseorang akan dibalas sepuluh kali, bahkan 700 kali lipat. Yusuf

Mansur tidak pernah ragu sedikitpun. Bagi Yusuf Mansur jawaban atas

berbagai persoalan hidup adalah sedekah dan shalat Tahajjud. Kunci segala

persoalan manusia ada pada sepertiga malam. Ketika itu Allah menurunkan

malaikat-malaikat- Nya ke bumi untuk mendengarkan dan menyampaikan doa

hamba-hamba- Nya. Karena itu, bangunlah dan laksanakan shalat tahajud.

Shalat tahajud baru setengah penyelesaian persoalan. Lalu, setengahnya lagi

adalah „‟Sedekah‟‟ ini perlu dikampanyekan dan menggerakkan jamaah untuk

sedekah tidak hanya di dalam negeri, melainkan juga hingga ke mancanegara,

seperti Singapura, Hongkong, Mesir, Australia dan Selandia Baru.

Banyak orang yang tidak menyadari, sebab ilmunya yang barang kali kurang,

bahwa meniti jalan-jalan menuju Allah, itulah jalan ihtiar yang terbaik. Tidak

dekat dengan Allah SWT saja diberi dunia, apalagi kalau dekat dengan Allah

SWT dan mencari jalan-jalan untuk dekat dengan Allah SWT. Pasti dunia

tambah lagi diberi oleh Allah SWT. Kurangnya ilmu yang dimiliki seseorang,

menyebabkan ketika jalan dibukakan Allah SWT kebanyakan orang malah

meninggalkan ataupun mengurangi ibadah kepada Allah SWT. Banyak

manusia yang tidak mengakui agama sebagai soludi hidupnya. Banyak yang

tidak mengakui ibadah sebagai solusi ihtiarnya, bukan hanya sekedar

pelengkap.

Untuk menjadikan ibadah sebagai sentra gerakan dan pikiran, jangan semata

hanya mengandalkan ikhtiar dunia saja. Akan tetapi tempuhlah jalan ibadah,

kalaupun harus membanting tulang dan peras keringat, niat awalnya tetap

harus ibadah. Ada beberapa tips untuk disebut memiliki niat ibadah dari Yusuf

Mansur yaitu:

Membuktikan bahwa hasil usaha adalah untuk Allah SWT, tidak

membawa hasil usaha kepada keburukan dan jalan maksiat, membawa

hasil usaha untuk menghidupi keluarga agar bisa beribadah dan hidup

dengan baik, bersedekah dan kebaikan-kebaikan lain.

Tidak melupakan hak-hak Allah SWT, paling tidak yang wajib-wajib

dan akan lebih baik dengan sunah-sunahnya.

Membaca basmalah di awal dan di akhir.

Dalam Surat Ali Imran: 92, yang artinya, „‟Kamu belum berbuat kebaikan

hingga kamu menafkahkan apa yang kamu paling cintai. „‟Jadi, untuk meraih

kebaikan yang sempurna, harus mau bersedekah yang terbaik. bersedekah,

sholat dhuha dan sholat malam dan meyakini dengan adanya keajaiban ibadah

tersebut untuk menjawab permasalahan yang ada, bahkan ini bisa dijadikan

sebagai sebuah metode.

Jawaban 4:

Berdakwah adalah sebuah kemuliaan dan kebanggaan bagi seorang muslim.

Seorang muslim yang menjadi pendukung dakwah, penyeru kepada Allah

SWT, sesungguhnya orang itu menyeru kepada setinggi-tinggi cita-cita dan

semulia-mulia tujuan. Sesungguhnya berdakwah kepada Allah SWT itulah

tugas Rasulullah SAW kepada mereka semua. Setiap perkataan yang saudara

serukan manusia kepada Allah SWT, itulah sebaik-baik perkataan dan Allah

SWT telah menetapkan demikian dalam firmanNya dalam Al-Qur‟an surat

fushilat ayat 33 yang artinya: "Siapakah yang lebih baik perkataannya

daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan yang saleh dan

berkata. "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri".

Menurut Yusuf Mansur “Sesungguhnya kita menyeru manusia kepada

kebenaran dan kebenaran inilah yang lebih patut diikuti. Apakah ada lagi

selain kebenaran itu kecuali kesesatan”.

Seorang muslim membawa mutiara dan cahaya supaya bisa memandu manusia

yang sesat di tengan-tengah kegelapan. Seorang muslim sesungguhnya berada

di atas agama yang benar yang diterima oleh Allah SWT dan yang lain

selainnya adalah batil. Al-Quran inilah kitab Allah SWT yang tidak mungkin

dicampuri oleh kebatilan, apakah dari depan atau dari belakang.

Al-Qur‟an adalah kitab yang diturunkan dari Allah SWT yang maha bijaksana

lagi yang terpuji. Dunia pada hari ini sangat-sangat memerlukan agama Islam

ini untuk menyelamatkan kecelakaan yang menimpanya. Marilah kita

berdakwah, yakinlah, percayalah dan berpuas hatilah kepada kesempurnaan

dan ketinggian apa yang diserukan kepadanya. Dalam Al-Qur‟an surat As-

Saff: 2-3: "Hai orang-orang yang beriman, mengapakah kamu mengatakan

apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa

kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan". Pendukung dakwah

yang menyeru manusia mestilah ikhlas karena Allah SWT di dalam

dakwahnya. Berdakwah tidak ada yang diharapkan daripadanya kecuali

keridhaan Allah SWT, serta tidak mengharapkan pujian dan sanjungan dari

manusia dan tidak harus menunggu untuk dikagumi ucapannya oleh manusia.

Seseorang yang berdakwah mesti berkata benar dan bersifat benar di dalam

segala perkara supaya dia senantiasa dipercayai oleh manusia.

Satu dari cara-cara yang berguna yang senantiasa mempunyai pengaruh yang

paling berkesan dan baik adalah pembicaraan yang mampu memuaskan akidah

manusia. Dimulai dengan memantapkan di hati manusia tentang kewujudan

Allah, seterusnya menjelaskan hakikat risalah manusia dan tugas manusia

dalam hidup ini. Diakhiri dengan mengukuhkan, menegaskan bahwa Islam

adalah manhaj, cara hidup, satu pegangan hidup yang sejahtera dan lengkap

dan berusaha untuk memulakan kehidupan Islam.

Perbaikilah dirimu dan ajak orang lain. Itulah pertama untuk satu-satunya jalan

dalam rangka membangun persatuan kaum muslimin, meninggikan mereka

supaya mereka dapat menduduki tempat yang wajar sebagaimana yang

dikehendaki oleh Allah SWT, sebagai golongan manusia yang memberi

pengajaran kepada manusia serta menunjukkan mereka kepada jalan yang

lurus. Firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an surat Ali Imran: 110 "Kamu

adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada

yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah".

Tauhid merupakan inti dakwah yang dibawakan oleh para Nabi dan Rasul,

sejak Nabi Adam AS sampai Nabi Muhammad SAW. Demikian dalam

berdakwah harus menjadikan tauhid sebagai landasannya. Sedekah sendiri

juga mengupayakan seseorang untuk yakin akan janji Allah SWT, sehingga

dengan keyakinan itu akan menambah keimanan seseorang dan mau

mempraktikan ajaran-ajaran Allah SWT. Dengan keyakinan bahwa kalau

manusia mau dimudahkan dari kesulitan-kesulitan yang dihadapinya, lalu

manusia itu mau mengikuti dan menjalankan petunjukknya dengan betul maka

inilah yang disebut tauhid, yaitu hanya mengesakan Allah SWT. Iman dan

tauhid berbuah menjadi amal shaleh

STRUKTUR ORGANISASI YAYASAN DAARUL QUR’AN NUSANTARA

SUSUNAN BADAN PENGURUS

Dewan syari‟ah : KH. Ahmad Kosasih, MA

Dewan Pendiri : KH. Yusuf Mansur

Pengawas : Drs. Yuli Pudjihardi

Ketua : M. Anwar Sani

Sekretaris : Hendi Irawan Saleh

Bendahara : Ahmad Jameel

PENGURUS PELAKSANA HARIAN

Direktur Eksekutif : Tarmizi

Manager keuangan & SDM : Nur Diana Dewi

Manager Program & Aset : Darmawan Eko Setiadi

Manager Fundrasing : Muhammad Yusuf

Manager Pendidikan : Abdoel Rochimi

Manager Marketing & Communicatioan : Dwi Purnomo

Manager Area Semarang : Efendi Wahyu P

Manager Area Bogor : Helmi Ariwibawa

Manager Area Malang : Hendra Irawan

Gambar

PROSES PENELITIAN

Ustad Yusuf Mansur sedang mengisi pengajian akbar di Semarang

Penulis bersama ustad Fadlan panitia pengajian di audit PIP Semarang yang mempertemukan

penulis dengan Ustad Yusuf Mansur.

Penulis sedang melakukan observasi di lapangan.

Penulis sedang wawancara dengan ustad Saefudin koordinator Wisata Hati.

Penulis bersama Ustad Efendi Wahyu P manager PPPA Daarul Qur‟an untuk persiapan acara

bersama Yusuf Mansur dibalaikota Semarang sekaligus melakukan observasi.

Penulis sedang melakukan observasi bersama dengan para staf Daarul Qur‟an.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Muhammad Maskhuri

Nomor Induk Mahasiswa : 061111004

Jurusan : Bimbingan dan Penyuluhan Islam

TTL : Temanggung, 14 Juni 1983

Alamat Asal : Kintelan RT 01/06 Danupayan Bulu Temanggung

Jawa Tengah

Pendidikan Formal :

1. MI Hidayatullah Bulu Temanggung tahun 1996

2. MTs Miftahul Huda Bulu Temanggung tahun 1999

3. PPBM SMU Semarang Timur tahun 2006

4. IAIN Walisongo Semarang Fak. Dakwah Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam angkatan 2006

Yang menyatakan,

Muhammad Maskhuri