repository.its.ac.idrepository.its.ac.id/2918/1/4212100136-underaduate_theses.pdf · secara...

70

Upload: others

Post on 17-Jan-2020

16 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

iv

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

vi

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

vii

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakandengan sebenarnya bahwa :

Pada laporan skripsi yang saya susun ini tidak terdapattindakan plagiarisme, dan menyatakan dengan sukarelabahwa semua data, konsep, rancangan, bahan tulisan, danmateri yang ada di laporan tersebut adalah milikLaboratorium Marine Machinery and System (MMS) diDepartemen Teknik Sistem Perkapalan ITS yangmerupakan hasil studi penelitian dan berhak dipergunakanuntuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan penelitian lanjut danpengembangannya.

Nama :Noval Dwi AnandaNRP : 4212100136Judul Skripsi : Desain Ruang Muat Kapal Ikan Hidup

Menggunakan Sistem Tertutup Pada Kapal300 GT

Departemen : Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS

Apabila di kemudian hari terbukti terdapat tindakanplagiarisme, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnyadan menerima sanksi yang diberikan oleh ITS sesuai denganketentuan yang berlaku.

Surabaya, 22 Januari 2017Noval Dwi Ananda

viii

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

ix

Desain Ruang Muat Kapal Ikan HidupMenggunakan Sistem Tertutup Pada Kapal

300 GT

Nama Mahasiswa : Noval Dwi AnandaNRP : 4212 100 136Dosen Pembimbing 1 : Ir. H. Alam Baheramsyah, M.Sc.Dosen Pembimbing 2 : Dr. Sutopo Purwono Fitri, S.T,

M.Eng

ABSTRAK

Ikan kerapu merupakan salah satu ikan yang digemari olwhmasyarakat khususnya di asia timur seperti hongkong,tiongkok. Taiwan, dll. Indonesia dengan kekayaan alamnyamenjadi salah satu pemasok terbesar ikan kerapu untukkawasan asia. Dengan aktifitas ekspor yang tinggi, bisnis ikankerapu juga harus ditunjang dengan sarana tarnsportasi ikanyang baik pula. Karena kualitas dari ikan kerapu akan sangatberpengaruh pada harganya. Tentunya nilai jual ikan kerapuhidup akan lebih tinggi dibandingkan dengan ikan kerapuyang sudah mati (segar). Oleh karena itu, untuk menjawabpermasalah tersebut dibuatlah tugas akhir ini yang merancangruang muat bagi kapal ikan hidup. Dengan adanya kapal ikanhidup, ikan dapat diekspor dalam keadaan hidup sehinngaketika dijual nilainyapun tinggi.

x

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

xi

Live Fish Cargo Hold Design Using ClosedSystem on 300 GT Ship

Student Name : Noval Dwi AnandaReg. Number : 4212 100 136Advisor 1 : Ir. H. Alam Baheramsyah, M.Sc.Advisor 2 :Dr. Sutopo Purwono Fitri, S.T,

M.Eng

ABSTRACT

Grouper is one of the favorite fish olwh community,particularly in East Asia such as hongkong, China. Taiwan,etc. Indonesia with its natural wealth to be one of the largestsuppliers of grouper for the Asian region. With high exportactivity, business grouper also be supported by meanstarnsportasi good fish too. Because the quality of grouper willgreatly affect the price. Of course, the sale value of livegroupers will be higher than the dead grouper (fresh).Therefore, to address these problems made this final task is todesign the cargo ships live fish. With their ship live fish, thefish can be exported alive sehinnga when it sold its value ishigh.

xii

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

xiii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dengan menyebut Asma-Nya yang mahapengasih dan penyayang. Telah memberikan taufik danhidayah atas terselesaikannya skripsi yang berjudul “DesainRuang Muat Kapal Ikan Hidup Menggunakan SistemTertutup Pada Kapal 300 GT”

. Dalam penyusunan laporan ini penyusun banyakmendapatkan bantuan, bimbingan, petunjuk, saran sertadorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, padakesempatan ini penyusun banyak mengucapkan terima kasihkepada :

1. Ibu dan Bapak tercinta yang telah memberikanmotivasi dan dukungan selama mengikutiperkuliahan di Departemen Teknik Sistem Perkapalanini.

2. Bapak DR. Eng M. Badruz Zaman, S.T, M.T, selakuKetua Departemen Teknik Sistem Perkapalan,Fakultas Teknologi Kelautan ITS.

3. Bapak Ir. H. Alam Baheramsyah, M.Sc., selaku dosenpembimbing skripsi yang telah memberikanbimbingan, ilmu, dan juga motivasi dalam pengerjaanskripsi ini.

4. Bapak Dr. Sutopo Purwono Fitri, S.T, M.Eng., selakudosen pembimbing skripsi yang juga memberikanbimbingan, saran, dan dukungan dalam pengerjaanskripsi ini.

5. Bapak Ir. Hari Prastowo,M.Sc ,selaku Dosen waliyang telah membimbing dari mulai mahasiswa baruhingaa sekarang..

6. Rekan-rekan skripsi tema kapal ikan hidup, WisnuPutra Kuniawan, Dhina Gustiana Chori, dan YuliaAyu Nastiti terima kasih atas kerjasamanya yang baik,semoga ini akan terus berlangsung.

xiv

7. Rekan-rekan Bismarck 12 yang sudah membantu danmemberikan dukungan selama ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah ikut memberi ide dan masukansehingga terselesaikannya laporan ini

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagikita semua dan dapat menjadi tambahan ilmu dan pedomanuntuk melakukan penulisan selanjutnya.

Surabaya, 22 Januari 2016

Penulis

xv

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................ ................................ ....... iLembar Pengesahan................................ ............................. iiiSurat Pernyataan ................................ ................................ viiAbstrak ................................ ................................ ................. xiKata Pengantar ................................ ................................ .. xiiiDaftar Isi ................................ ................................ .............. xvDaftar Gambar................................ ................................ .. xviiDaftar Tabel ................................ ................................ ....... xixBAB I PENDAHULUAN................................ ...................... 1

1.1 Latar Belakang ................................ .............................. 1

1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah............................ 3

1.3 Tujuan ................................ ................................ ........... 3

1.4 Manfaat ................................ ................................ ......... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................ ........... 52.1 Budidaya Ikan Kerapu................................ .................. 5

2.2 Sistem Pengangkutan Ikan Hidup................................ . 7

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengangkutan Ikan Hidup 9

2.4 Stabilitas................................ ................................ ...... 11

2.4.1 Titik-Titik Stabilitas ................................ ............. 11

2.4.2 Jenis-Jenis Stabilitas................................ ............. 12

BAB III METODE PENELITIAN ................................ .... 153.1 Studi Literatur ................................ ............................. 15

3.2 Pegumpulan Data ................................ ....................... 15

3.3 Perancangan Ruang Muat Ikan Hidup MenggunakanSistem Tertutup ................................ ................................ 15

xvi

3.4 Analisa Data dan Pembahasan ................................ .... 16

3.5 Kesimpulan dan Saran ................................ ................ 17

3.6 Diagram Tugas Akhir................................ .................. 17

3.7 Jadwal Pengerjaan Skripsi ................................ .......... 18

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN........... 194.1 Analisa Kapal Pengangkut Ikan Hidup....................... 19

4.1.1 Data Kapal Pembanding................................ ....... 19

4.1.2 Desain Kapal ................................ ........................ 20

4.1.3 Perhitungan Payload................................ ............. 22

4.2 Analisa Palka Ikan Hidup ................................ ........... 23

4.2.1 Persyaratan Palka Ikan ................................ ......... 23

4.2.2 Palka Ikan Hidup dengan Sistem Tertutup........... 24

4.3 Perencanaan Palka................................ ....................... 27

4.3.1 Pembagian Sekat Ruang Muat ............................ 27

4.3.2 Pemasangan Sekat Tambahan ............................. 29

4.3.3 Total Ikan yang Dapat Diangkut ......................... 34

4.3.4 Koreksi Payload Dengan Muatan ........................ 36

4.3.5 Tutup Palka ................................ ......................... 37

4.3.6 Desain 3D Palka Ikan Hidup ............................... 38

BAB V KESIMPULAN ................................ ...................... 41

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ikan Kerapu Bebek ............................................. 6

Gambar 2.2 Pengangkutan Ikan Terbuka................................8

Gambar 2.3 Penyimpanan Ikan Beku.....................................9

Gambar 2.4 Titik Stabilitas....................................................12

Gambar 2.5 Kestabilan Positif........................................ ........13

Gambar 2.6 Kestabilan Netral................................................ 13

Gambar 2.7 Kestabilan Negatif..............................................14

Gambar 4.1 MV Solundoy................................................ .....19

Gambar 4.2 General Arrangement...................................…..21

Gambar 4.3 Bagan Treatment Air.......................................... 25

Gambar 4.4 Pembagian Ruang Muat....................................28

Gambar 4.5 Palka 2 Sekat....................................……....…..31

Gambar 4.6 Palka 4 Sekat...................................................... 31

Gambar 4.7 Palka 6 Sekat...................................................... 32

Gambar 4.8 Tutup Palka Pontoon..........................................37

Gambar 4.9 Desain 3D Palka................................................. 38

Gambar 4.8 Desain 3D Palka................................................. 39

xviii

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Volume Palka...…...................................... ..28

Tabel 4.2 Tabel Berat Muatan....…...................................... ..36

xx

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara kelautan dengan kekayaanlaut maritim yang sangat melimpah, negara kepulauanterbesar di dunia dengan garis pantai yang terpanjangnomor dua setelah Kanada yaitu 81.000 km. Luas wilayahteritorial Indonesia yang sebesar 7,1 juta km2 didominasioleh wilayah laut yaitu kurang lebih 5,4 juta km2(berdasarkan konvensi PBB tahun 1982). Oleh karena itu,wajar jika Indonesia memiliki potensi penangkapan ikanyang tersebar di sebagian besar provinsi di Indonesia.Secara nasional, menurut data Kementerian Kelautan danPerikanan potensi sumber daya perikanan tangkapIndonesia sebesar 6,4 juta ton per tahun. Produksiperikanan tangkap di laut sekitar 4,7 juta ton per tahun,dari jumlah tangkapan yang diperbolehkan KementerianKelautan dan Perikanan maksimum 5,2 juta ton per tahun.Karena itu, perikanan laut (meliputi perikanan tangkapdan perikanan budidaya) merupakan sumber daya alamyang sangat potensial dalam upaya mendorongpertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesempatan kerja,dan mengurangi kemiskinan.

Salah satu kabupaten di Jawa Timur yang memilikipotensi perikanan yang cukup besar adalah Situbondo.Luas wilayahnya sekitar ± 1.669,87 km2 dengan panjanggaris pantai ± 150 km dan memiliki potensi ikan 7870 tonper tahun. Provinsi ini telah menjadikan hasil usahaperikanan dan kelautan sebagi salah satu produk unggulanuntuk memacu peningkatan pendapatan asli daerah. Usahaperikanan tangkap menjadi tumpuan dari sebagian besarkomunitas nelayan yang menempati di wilayah pesisirSitubondo. Usaha perikanan tangkap ini dikembangkandari usaha yang sifatnya tradisional menjadi usaha yanglebih profesional, sehingga meningkatkan pendapatan dankesejahteraan hidup nelayan serta memberikan kontribusiyang signifikan dalam mengisi kas daerah.

Dengan letak geografis yang dimiliki, usahakelautan dan perikanan yang meliputi penangkapan ikan,pengolahan hasil laut, pembenihan budidaya air laut sertaair payau sangat mungkin dikembangkan. Usahapenangkapan ikan laut di Situbondo tersebar pada desa-desa di 13 kecamatan pantai. Eksplorasi kekayaan lautyang dilakukan sekitar 13.000 nelayan daerah ini padatahun 2001 menghasilkan 13.189 ton ikan laut, meningkat25,8 persen dibanding tahun sebelumnya. Ikan hasilbudidaya tambak menghasilkan 2.155 ton, budidayakolam 20 ton, dan penangkapan di perairan umum 15 ton.Nelayan banyak memperolah ikan tongkol (3.999 ton),layang (3.526 ton), kembung (1.149 ton), dan lemuru(1.107 ton). Digabung dengan sekitar 10 jenis ikan yanglain.

Selain hasil dari penangkapan, saat ini diSitubondo sedang marak budidaya ikan laut menggunakankeramba jaring apung. Jenis ikan yang banyak dibudidayadengan cara ini yaitu kerapu. Ikan kerapu merupakansalah satu komoditas perikanan yang sangat digemaripasar ekspor dan menjadi makanan favorit bagimasyarakat Hongkong, Singapura, dan Taiwan. Bahkanpara pedagang dari kawasan ASEAN memberi syaratkepada para pembudidaya yaitu dalam sekali panenminimal ada 35 ton kerapu, sedangkan produksi ikankerapu di Situbondo sendiri jika ditotalkan hanyamenghasilkan belasan ton saja. Selain laris manis untukpasar ekspor, ikan ini juga selalu mendapat permintaandari beberapa kota salah satunya Surabaya. Prosesbudidaya ikan yang tidak sulit dan harga ikan kerapu yangstabil karena permintaan yang terus naik membuatbudidaya ikan ini menjadi begitu menjanjikan. Alhasilkini sudah banyak yang keramba jaring apung untukbudidaya ikan kerapu disekitar pesisir pantai Situbondo.

Dengan makin banyaknya budidaya ikan kerapuini maka diperlukan pula sistem transportasi ikan yang

tepat agar kualitas dari ikan tersebut dapat terjaga hinggasampai di konsumen. Tugas akhir ini diharapkan dapatmenyelesaikan masalah tersebut dengan cara mendesainsistem pengangkutan ikan kerapu denganmemepertimbangkan faktor-faktor yang terkait.

1.2 Perumusan dan Pembatasan MasalahDari uraian di atas maka permasalahan utama yang akandibahas adalah sebagai berikut :· Bagaimana mendesain ruang muat bagi ikan hidup

dengan mempertimbangkan aspek stabilitas kapaltersebut?

Batasan masalah pada penelitian ini adalah:· Jenis ikan yang akan diangkut yaitu ikan kerapu· Hanya mendesain ruang muatnya saja

1.3 TujuanTujuan dari tugas akhir ini yaitu:· Merancang ruang muat kapal yang bermuatan ikan

hidup dengan mempertimbangkan faktor stabilitasnya

1.4 ManfaatManfaat dari tugas akhir ini yaitu:· Meningkatkan penghasilan nelayan keramba jaring

apung· Mengembangkan budidaya kerapu melalui keramba

jaring apung

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Budidaya Ikan KerapuKerapu merupakan jenis ikan demersal yang suka

hidup di perairan karang, di antara celah-celah karangatau di dalam gua di dasar perairan. Ikan karnivora yangtergolong kurang aktif ini relatif mudah dibudidayakankarena mempunyai daya adaptasi yang tinggi. Untukmemenuhi permintaan akan ikan kerapu yang terusmeningkat, tidak dapat dipenuhi dari hasil penangkapansehingga usaha budidaya merupakan salah satu peluangusaha yang masih sa1ngat terbuka luas. Dikenal 3 jenisikan kerapu, yaitu kerapu tikus, kerapu macan, dankerapu lumpur yang telah tersedia dan dikuasaiteknologinya. Dari ketiga jenis ikan kerapu di atas, untukpengembangan di Kabupaten Situbondo ini disarankanjenis ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis). Hal inikarena harga per kilogramnya jauh lebih mahaldibandingkan dengan kedua jenis kerapu lainnya. DiIndonesia, kerapu tikus ini dikenal juga sebagai kerapubebek atau di dunia perdagangan internsional mendapatjulukan sebagai panther fish karena di sekujur tubuhnyadihiasi bintik-bintik kecil bulat berwarna hitam.(Soesilo,2002)

Saat budidaya ikan kerapu sedang dikembangkandan dipromosikan sebagai unggulan untuk komoditasbudidaya laut yang diekspor oleh nilai jual cukup tinggi.Dalam rangka mendukung pengembangan budidayakerapu, diperlukan upaya untuk memecahkan masalahumum dalam budidaya ikan kerapu adalah pertumbuhanyang lambat. Kerapu tikus termasuk berhargakelompokikan tinggi.Jenis kerapu kerapu adalah ikan asliIndonesia yang hidup tersebar di berbagai perairanberbatu nusantara.

Gambar 2.1Ikan Kerapu Bebek(sumber : http://carabrink.blogspot.co.id)

Selain Indonesia, penyebaran daerah kerapu macanmeliputi perairan di wilayah Indo-Pasifik. Bentuk fisikdari ikan kerpu ini yaitu memiliki ujung sirip ekor, dada,dan sirip dubur ikan berupa busur. Kepala dan tubuhberwarna abu-abu atau pucat kehijauan-coklat. Tubuhpenuh dengan bintik-bintik gelap kemerahan oranye ataucoklat gelap. Spots di tengah lebih gelap dibanding ditepi. Spot ukuran menjadi lebih kecil menuju mulut.Dorsal punggung danpangkal sirip bintik-bintik hitambesar.

Budidaya ikan kerapu ini, dapat dilakukan denganmenggunakan bak semen atau pun dengan menggunakanKeramba Jaring Apung (KJA) untuk itu perlu dipilihbudidaya dengan menggunakan KJA. Budidaya ikankerapu dalam KJA akan berhasil dengan baik (tumbuhcepat Dan kelangsungan hidup tinggi) apabila pemilihanjenis ikan yang dibudidayakan ukuran benih yang ditebardan kepadatan tebaran sesuai.

Pengaturan penempatan kerangka jaring apungharus mengacu kepada peraturan yang telah dikeluarkandalam hal ini tentang Pengembangan Budidaya laut diPerairan Indonesia serta Petunjuk Pelaksanaannya yangtelah dikeluarkan. Berdasarkan petunjuk pelaksanaantersebut pihak yang berwenang melaksanakan

pengatuaran penempatan kurungan jaring apung adalahPemerintah Daerah setempat dalam hal ini yangbertindak sebagai Instansi Teknis adalah Dinas Perikanansetempat. Penempatan kerangka jaring apung diperairandisarankan tidak lebih dari 10 (sepuluh) buah dalam saturangkaian. Hal ini ditujukan untuk mencegah terjadinyapenumpukan/pengendapan sisa makanan atau kotoranikan serta limbah lainnya akibat terhambatnya arus jugauntuk memudahkan pengelolaan sarana dan ikanpeliharaan. Disamping itu sedapat mungkin penempatankerangka mengacu kepada Rancangan Tata RuangSatuan Pemukiman (RTSP) untuk memperolehrancangan menyeluruh yang efisien memilikiaksessibilitas yang tinggi serta aman bagi pelaksanaankegiatan budidaya.

2.2 Sistem Pengangkutan Ikan HidupPengangkutan ikan dalam keadaan hidup

merupakan salah satu mata rantai dalam usahaperikanan. Harga jual ikan, selain ditentukan olehukuran, juga ditentukan oleh kesegarannya. Oleh karenaitu, kegagalan dalam pengangkutan ikan merupakansuatu kerugian. Pada prinsipnya, pengangkutan ikanhidup bertujuan untuk mempertahankan kehidupan ikanselama dalam pengangkutan sampai ke tempat tujuan.Pengangkutan dalam jarak dekat tidak membutuhkanperlakuan yang khusus. Akan tetapi pengangkutan dalamjarak jauh dan dalam waktu lama diperlukan perlakuan-perlakuan khusus untuk mempertahankan kelangsunganhidup ikan.Pada dasarnya, ada dua metode transportasiikan hidup, yaitu dengan sistem terbuka dan sistemtertutup.(Askar Yunus, 2009)

· Sistem TerbukaYaitu ikan hidup yang diangkut dengan wadah atautempat yang media airnya masih dapat berhubungandengan udara bebas. Pengangkutan sistem ini biasa

digunakan untuk pengangkutan jarak dekat danmembutuhkan waktu yang tidak begitu lama.

Gambar 2.2 Pengangkutan Ikan Terbuka(sumber : http://duniaperikanankuu.blogspot.co.id)

Terdapat kelebihan dan kekurangan dari system ini.Kelebihannya antara lain difusi oksigen melalui udarake media air masih dapat berlangsung, dapatdilakukan penambahan oksigen melalui aerator, dandapat dilakukan pergantian air sebagian selamaperjalanan. Sementara kekurangannya dapatmembahayakan ikan dan tidak dapat dilakukan untukpengiriman menggunakan pesawat terbang. Sistem inisangat cocok untuk pengiriman ikan ukurankonsumsi.

· Sistem TertutupYaitu pengemasan ikan hidup yang dilakukan dengantempat atau wadah tertutup, udara dari luar tidakdapat masuk kedalam media tersebut. Pengemasandengan cara ini dapat dilakukan untuk pengangkutanjarak jauh. Seperti halnya dengan sistem terbuka,pengemasan sistem tertutup ini juga memilikikelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lainmedia air tahan terhadap guncangan selama

pengangkutan, dapat dilakukan untuk pengangkutanjarak jauh (dengan pesawat terbang), memudahkanpenataan dalam pemanfaatan tempat selamapengangkutan

Gambar 2.3 Pengangkutan Ikan Tertutup(sumber : http://tutorialbudidaya.blogspot.com)

Sementara kekurangannya antara lain adalah mediaair tidak dapat bersentuhan dengan udara langsung(tidak ada difusi oksigen dari udara) sehingga tidakada suplai oksigen tambahan, tidak dapat dilakukanpergantian air, dan memerlukan kecermatan dalammemperhitungkan kebutuhan oksigen dengan lamawaktu perjalanan.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengangkutan IkanHidup

Faktor-faktor penting yang mempengaruhikeberhasilan pengangkutan adalah (Rinto, 2012):· Suhu

Suhu ari berpengaruh terhadap aktivitas di dalamtubuh ikan. Suhu air yang baik 15-20oC. Karena itu,pengangkutan sebaiknya dilakukan saat cuaca tidakpanas, yakni pada pagi, sore, ataupun malam hari.

· OksigenOksigen yang terlarut di dalam air sangat dibutuhkanoleh ikan selama proses pengangkutan. Oksigenterlarut ini dibutuhkan oleh ikan untuk bernapas. Jikajumlah oksigen terlarut di dalam air sudah habis, ikanakan segera mati.

· EksresiEksresi adalah sisa-sisa metabolisme tubuh berupakotoran yang dikeluarkan oleh ikan selama prosespengangkutan. Kotoran tersebut bersifat racun bagiikan. Karena itu, sebelum diangkut kotoran ikan harusdibuang terlebih dahulu. Caranya dengan dipuasakanatau diberok di ari yang mengalir selama beberapajam atau berberapa hari.

· Jumlah dan Ukuran IkanJumlah dan ukuran ikan yang akan diangkut harusdipertimbangkan. Semakin kecil ukuran ikan, semakinbanyak jumlah yang bisa diangkut (hali ini terkaitdengan ketersediaan dan pemanfaatan ruang). Begitupun sebaliknya, jika ukuran ikam besar, jumlah yangbisa diangkut lebih sedikit.

· JarakJarak angkut harus diperhatikan karena berpengaruhterhadap lamanya pengangkutan. Semakin jauh jarakangkut, semakin lama proses pengangkutanberlangsung. Begitu pun sebaliknya, semakin dekatjarak angkut, waktu tempuhnya tidak terlalu lama.Pengangkutan jarak jauh dengan waktu angkut lamabisa membuat ikan stres. Hal ini dapat terjadi karenakadar oksigen dalam media pengangkutan menurundan sebaliknya kadar karbondioksidanya meningkatakibat prooses respirasi (pernapasan).

2.4 Stabilitas KapalStabilitas adalah keseimbangan dari kapal,

merupakan sifat atau kecenderungan dari sebuah kapaluntuk kembali kepada kedudukan semula setelahmendapat senget (kemiringan) yang disebabkan olehgaya-gaya dari luar (Rubianto, 1996). Secara umumhal-hal yang mempengaruhi keseimbangan kapal dibagimenjadi dua yaitu:1. Faktor Internal

Faktor yang disebabkan oleh gaya yang berkerjadari dalam kapal seperti tata letak muatan, bentukdan ukuran kapal, serta apabila ada kebocoran akibatkandas.

2. Faktor EksternalFaktor yang disebabkan oleh gaya-gaya yang berasaldari luar kapal seperti angin, gelombang, arus, danbadai.

2.4.1 Titik-Titk Penting StabilitasAda beberapa titik penting dalam ilmu stabilitas

kapal yaitu titik berat (G), titik apung (B), dan titikmetasentris (M). Letak titik-titik diatas akan sangatberpengaruh pada stabilitas kapal.

1. Titik Berat (G)Titik berat (center of gravity) atau biasa dikenaldengan titik G pada sebuah kapal merupakan titiktangkap dari semua gaya-gaya yang menekan ke arahbawah kapal. Letak titik g dapat diketahui melaluipembagian tata letak muatan. Semakin banyakmuatan yang diletakkan dibagian atas kapal makaletak titik g akan semakin tinggi pula. Begitu pulasebaliknya jika muatan banyak yang diletakkandibagian bawah kapal maka titik G-nya pun semakinrendah. Sehingga dapat disimpulkan titik G ini tidakakan berubah letaknya selama tidak adapergeseran/perpindahan muatan sekalipun kapaldalam keadaan miring atau oleng.

2. Titik Apung (B)Titik apung (center of buoyance) atau biasa dikenaldengan titik B pada sebuah kapal merupakan titiktangkap dari semua gaya-gaya yang menekan ke arahatas kapal. Sama seperti titik G, titik M ini jugaletaknya dapat berpindah-pindah sesuai denganadanya perubahan sarat kapal. Dalam stabilitas kapal,titik B inilah yang menyebabkan kapal dapat kembalike kondisi tegak kembali setelah mengalami oleng.

3. Titik Metasentris (M)Titik metasentris atau biasa dikenal dengan titik Mpada sebuah kapal adalah titik semu sebagai batasdimana titik G tidak boleh melewati diatasnya agarkapal mempunyai stabilitas positif. Letak titik M inijuga berubah-ubah sesuai dengan sudut keolengankapal.

Gambar 2.4 Titik Stabilitas(sumber : https://id.wikibooks.org)

2.4.2 Jenis-Jenis StabilitasStabilitas dibagi menjadi beberapa jenis

berdasarkan letak dari titik G, M, dan B-nya, yaitu:1. Stabilitas PositifStabllitas positif terjadi apabila letak titik G beradadibawah titik M. Ketika kapal mengalami oleng, maka

timbullah momen penegak yang akan mengembalikanposisi kapal menjadi tegak kembali.

Gambar 2.5 Kestabilan Positif(sumber : https://id.wikibooks.org)

2. Stabilitas NetralStabllitas netral terjadi apabila letak titik G berhimpitdengan titik M. Ketika kapal mengalami oleng, makatidak akan ada momen penegak yang mengembalikanposisi kapal ke semula sehingga kapal akan terusoleng.

Gambar 2.6 Kestabilan Netral(sumber : https://id.wikibooks.org

3. Stabilitas NegatifStabllitas positif terjadi apabila letak titik G beradadiatas titik M. Ketika kapal mengalami oleng, makatimbullah momen penerus yang akan membuat posisikapal bertambah miring atau bahkan terbalik.

Gambar 2.7 Kestabilan Negatif(sumber : https://id.wikibooks.org)

2.4.3 Pengaruh Luas Permukaan BebasEfek permukaan bebas terjadi didalam kapal

apabila ada suatu permukaan cairan yang bergerakbebas. Ketika kapal mengalami oleng permukaancairan tersebut ikut bergerak bebas sehingga timbullahgaya yang dapat mengganggu kestabilan kapal. TitikG yang semula dibawah akan akan naik akibat darigaya tersebut. Gejala ini dapat disebut kenaikan semutitik G (virtual lost of GM). Sehingga diperlukanKoreksi terhadap nilai GM yang diperhitungkan darikenaikan semu titik G dari cairan tadi pada saat kapalmengalami oleng. Perhitungan koreksi permukaanbebas dapat menggunakan rumus:

GGv = (N.L.B3/12.V). (ρ Air Tawar/ρ Air Laut)

GGv = Virtual Lost of GML = panjang kompartemenB = lebar kompartemenV = volume kompartemenρ = massa jenisN = jumlah sekat

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Studi LiteraturStudi literatur adalah mencari dan mempelajari

referensi teori yang berhubungan dengan kasus ataupermasalahan yang ditemukan. Referensi tersebutberisikan tentang:· Budidaya ikan kerapu· Metode pengangkutan ikan hidup· Faktor-faktor yang mempengaruhi pengangkutan ikanhidupReferensi ini dapat ditemukan dari buku, artikel, jurnal,laporan penelitian, dan situs-situs di internet.

3.2 Pengumpulan DataData dapat diperoleh melalui studi literatur

maupun studi lapangan. Data-data yang sudah terkumpultersebut dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan tugasakhir ini. Adapun data-data yang mendukung dalampengerjaan skripsi ini antara lain:· Data dimensi kapal· Karakteristik ikan kerapu· Kondisi perairan tempat budidaya kerapu· Lamanya pelayaran· Serta data-data lain yang mendukung.

3.3 Perancangan Ruang Muat Ikan Hidup MenggunakanSistem Tertutup

Dilakukan perancangan ruang muat ikan hidupmenggunakan sistem tertutup dengan memperhatikanfaktor-faktor yang mempengaruhinya agar ikan yangdiangkut tetap segar dan tidak mati selamaditransportasikan. Faktor-faktor yang mempengaruhidalam merancang ruang muat ikan hidup ini adalahsebagai berikut:

· TemperaturTemperatur air didalam palka harus disesuaikandengan lingkungan asal ikan kerapu. Sehinggadibutuhkan sistem yang dapat menjaga temperaturair tidak naik ataupun turun secara signifikan sertakonstruksi palka yang mendukung sistem tersebut.

· Kadar NH3

Zat NH3 dihasilkan dari sisa-sisa proses pencernaanikan selama didalam palka. Tentunya jika zattersebut sudah melebihi ambang batas di dalampalka maka kualitas air akan menjadi buruk yangmengakibatkan ikan bisa mati.

· Kandungan OksigenOksigen sangat dibutuhkan bagi proses respirasiikan. Pasokan oksigen yang cukup akan membuatikan dapat bertahan lama didalam palka.

· SloshingFaktor sloshing juga mempunyai peranan yangsangat besar dalam perancangan karena efek darisloshing ini akan berpengaruh pada stabilitas kapal.Ada beberapa metode untuk mengurangi sloshing inicontohnya pemasangan sekat-sekat pemisah antartangki ataupun bisa juga dengan memasang baffleplate pada sekat-sekat.

3.4 Analisa Data dan PembahasanData yang sudah diperoleh dari studi literatur dan

studi lapangan di analisa. Apakah pengangkutan ikansistem tertutup ini dapat menjaga kualitas ikan tetap baik.Berdasarkan hasi analisa ini didapatkan hasilperancangan ruang muat ikan hidup yang efisien.

3.5 Kesimpulan dan SaranPada tahap ini merupakan tahap pengambilan

kesimpulan serta saran selama dilakukannya tugas akhirini. Kesimpulan dapat ditarik dari analisa data danpembahasan yang sudah dibuat dan juga saran dapatberisikan rekomendasi terkait pengangkutan ikan hidupagar kedepannya sistem tersebut lebih baik lagi danberguna bagi masyarakat.

3.6 Diaram Alir Tugas Akhir

Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Perancangan

Ruang Muat Ikan

Hidup

Analisa Data dan

Pembahasan

Kesimpulan dan

Saran

Selesai

Buku

Jurnal

Skripsi

Penelitian

3.7 Jadwal Pengerjaan Skripsi

No Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6

1 Studi literatur

2 Pengumpulan data

3 Perancangan Ruang Muat Sistem Tertutup

4 Analisa Data

5 Pengerjaan laporan

BAB IVAnalisa Data dan Pembahasan

4.1 Analisa Kapal Pengangkut Ikan Hidup4.1.1 Data Kapal Pembanding

Proses perancangan kapal pengangkut ikanhidup ini menggunakan metode kapal pembanding.Metode kapal pembanding adalah perancangan kapaldengan menggunakan beberapa data kapal yang setipeserta memilki dimensi yang realtif sama. Metode inidigunakan untuk mempercepat proses spiral designagar tidak memulai perancanaan dari nol. Tentunyametode ini jauh lebih cepat dibandingkan yangmenggunakan proses spiral design dari nol.

Adapun kapal pembanding yang digunakanadalah kapal dengan tipe yang sama yaitu kapalpengangkut ikan hidup dengan dimensi yang relatifsama dengan kapal yang akan dirancang dandidapatlah kapal yang dimaksud yaitu MV Solundoy.

Gambar 4.1 MV Solundoy(sumber : http://www.remoy.no)

Berikut ini merupakan data kapal pembanding yangdigunakan:

· Vessel specification CapacityLive fish carrier (Wellboat)

Flag: Irish, former M/V Oddegutt, NORIMO: 9158654

· Dimensions:LOA: 30,60 mBeam: 7,50 mDraft: 4,2 m ( loaded)Tonnage: 265 GT

· Propulsion:Main engine: Caterpillar 3508 TABBHP: 1065 BhpGears: Finnøy gearboxPropeller: Finnøy P-40 15-220Speed: 11 knots/ 9 knots loadedThruster fwd 100 bhpThruster aft: 100 bhp

4.1.2 Desain KapalData kapal pembanding diatas dapat digunakan untuk

tahapan senlanjutnya yaitu mendesain mulai dari lines planhingga general arrangementnya. Desain general arrangementakan digunakan untuk meletakkan posisi dari palka ikanhidup dan juga penempatan sistem penunjangnya berupatreatment air. Untuk kapal pengangkut ikan hidup ini, linesplan dan general arrangementnya didesain seperti padagambar ini.

4.1.3 Perhitungan PayloadPayload adalah beban muatan yang dapat kita

angkut di ruang muat. Payload, dapat menentukan jumlahikan yang mampu diangkut oleh kapal. Payload sendiribergantung pada nilai DWT, LWT, serta Wconsumabledari sebuah kapal. Semakin besar payload suatu kapalmakan akan semakin baik pula dari sisi ekonomisnya.Berikut ini adalah cara untuk menghitung payload kapalyang dirancang:

· Menghitung LWTW Baja Kapal = 113,93 TonW Oufitting = 80,32 TonW Permesinan = 10,68 TonLWT = 113,93 + 80,32 + 10,68LWT = 204,94 TonMargin = LWT + (0,02 x LWT)Margin = 209 Ton

· Menghitung DWTDisplasment = L x B x T x Cb 1,025Displasment = 624,83 TonDWT = Displacement – LWTDWT = 624,83 – 204,94DWT = 415,8 Ton

· Menghitung WconsumableW Bahan Bakar = 21,062 TonW Pelumas = 0,036 TonW Air Tawar = 16,996 TonW = 1,9 ToWConsumable = 42,124 + 0,036 + 16,996 + 1,9WConsumable = 61,06 Ton

· PayloadPayload = DWT - WConsumable

Payload = 415,8 – 61,06Payload = 354,73 Ton

Maka berat muatan yang dapat diangkut adalah sebesar 354Ton.

4.2 Analisa palka Ikan Hidup

4.2.1 Persyaratan Palka IkanPersyaratan palka ikan dibagi menjadi beberapasyarat antara lain

1. EkonomisDari segi ekonomis palka sebaiknya dibuat tidakterlalu besar namun juga tidak terlalu kecil. Volumepalka ikan harus disesuaikan dengan kemampuankapal dalam beroperasi dan juga hasil tangkapan ikanyang didapat. Palka yang terlalu besar akanmengakibatkan timbulnya panas yang berlebihsehingga akan diperlukan sistem pendinginan yanglebih pula. Palka yang terlalu kecil juga tidakekonomis bagi kapal karena semakin kecil palkamaka dibutuhkan konstruksi yang lebih untukmebagi-bagi palka menjadi beberapa bagian kecil.Tentunya berat dari konstruksi akan sangatberpengaruh pada hal tersebut yang mengakibatkanberkurangnya payload kapal.

2. Sanitasi dan HigienisPalka ikan hidup harus memiliki sistem sanitasi danhigienis yang baik. Palka sebaiknya mudah untukdibersihkan baik itu pada saat sebelum penyimpananmaupun setelah penyimpanan. Palka yang kotor akanmenyebabkan bersarangnya mikroorganisme danbakteri yang dapat mengkontaminasi ikan. Terlebihlagi ikan merupakan bakan pangan yang mudah sekaliterjangkit bakteri. Mikroorganisme, dll. Sehinggapalka harus dibuat dari bahan yang kedap air, mudahdibersihkan, serta terbuat dari bahan yang halus

3. StabilitasFaktor stabilitas disini menjadi sangat penting dalampengangkutan ikan hidup karena muatan dari palkatidak hanya ikan namun juga diisi dengan air agarikan tetap hidup selama berada didalam palka. Faktorstabilitas ini berkaitan dengan efek permukaan bebasair. Untuk menanggulangi masalah tersebut, salahsatunya yaitu dengan cara membagi palka menjadibeberapa bagian yang lebih kecil. Semakin besarpalka maka semakin besar pula efek permukaanbebasnya yang berpengaruh pada stabilitas kapal.Sebaliknya jika palka semakin kecil maka efekpermukaan bebasnya juga semakin kecil. Namun jikaterlalu kecil juga akan tidak efisien karena beratkonstruksi kapal akan bertambah dengan banyaknyajumlah sekat yang digunakan walaupun dari sisistabilitas akan lebih stabil. Jadi pemasangan sekatuntuk membagi palka harus sesuai dengankemampuan kapal dalam beroperasi, banyaknya hasiltangkapan serta juga harus dipertimbangkan dari sisstabilitasnya

4.2.2 Palka Ikan Hidup dengan Sistem TertutupPengangkutan ikan sistem tertutup dilakukan

menggunakan wadah yang tertutup yang tidak kontaklangsung denga udara bebas. Karena tertutup rapat dalamwadah angkut, diperlukan suplai oksigen yang cukupselama pelayaran agar ikan tidak mengalami stress akibatkekurangan oksigen. Selama pelayaran, air didalamwadah/palka disirkulasikan terus menerus untuk menjagakualitas air tetap baik sehingga ikan akan tetap hidup selamapelayaran. Selain faktor oksigen, ada beberapa faktor lainyang harus diperhatikan untuk menjaga kualitas air antaralain:

· Suhu· pH· Kadar Amonia· CO2· Kepadatan ikan· Aktivitas ikan

Faktor-faktor diataslah yang menentukan keberhasilandari pengangkutan ikan sehingga diperlukan sistem-sistemyang dapat menjaga kualitas air dari faktor-faktor tersebut.Untuk mengatasi masalah-masalah diatas maka dirancanglahsistem treatment air pada kapal ikan hidup agar menjagakondisi lingkungan pada palka tetap layak bagi ikan selamapelayaran. Sederhananya, sistem treatment air pada kapalpengangkut ikan hidup sistem tertutup adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3 Bagan Treatment Air

Kebutuhan udara bagi ikan selama pelayaran akandisuplai oleh kompressor. Kompressor akan menghasilkanudara bertekanan yang kemudian disaluran menuju palkamelalui pipa udara. Sebelum masuk menuju palka, udaraterlebih dahulu melewati O2 generator yang dapatmemisahkan antara oksigen, nitrogen, dan gas lainnya

Tangki

Desinfeksi

Kompressor

Palka

O2 Generator

Coil

Denitrator

Tangki

AeratorTangki

Nitritasi

sehingga udara yang digunakan hanya mengandung oksigensaja. Didalam palka juga dilengkapi dengan diffuser untukmenjaga dan juga menstabilkan pengeluaran O2 darikompressor.

Kadar amonia yang terlarut dalam air juga harus dijagasebab jika amonia terlalu berlebih didalam air maka akanmengakibatkan ikan menjadi stress atau bahkan mati. Makadari itu diperlukan sistem yang dapat menguraikan kandunganamonia tersebut. Proses ini diawali dengan air yang berasaldari palka dipompa menuju tangki nitritasi. Pada tangkinitritasi ini akan terjadi proses nitritasi yaitu prosespengubahan amonia menjadi nitrat oleh aktivitas enzimnitrogenase yang di miliki oleh bakteri nitrifikasi. Setelahamonia terurai menjadi nitrat, air kemudian dipompa menujucoil denitrator yang berfungsi untuk menurunkan kadar nitratpada air.

Selanjutnya air tiba pada proses selanjutnya yaituproses sterilisasi dari bakteri/mikroorganisme yang dapatmenurunkan kualitas air. Air akan dipompa dari coildenitrator menuju tangki desinfeksi yang sebelumnyamelewati ozone generator terlebih dahulu. Di ozene generatorinilah proses sterilisasi berlangsung dan air hasil sterilisasiditampung di tangki desinfeksi. Terakhir air akan menujutangki aerasi untuk mengingkatkan kadar oksigen didalamnya.Sama seperti pada palka ikan hidup, tangki aerasi mendapatsuplai udara dari kompressor.

Kebutuhan udara bagi ikan selama pelayaran akandisuplai oleh kompressor. Kompressor akan menghasilkanudara bertekanan yang kemudian disaluran menuju palkamelalui pipa udara. Sebelum masuk menuju palka, udaraterlebih dahulu melewati O2 generator yang dapatmemisahkan antara oksigen, nitrogen, dan gas lainnyasehingga udara yang digunakan hanya mengandung oksigensaja. Didalam palka juga dilengkapi dengan diffuser untukmenjaga dan juga menstabilkan pengeluaran O2 darikompressor.

Kadar amonia yang terlarut dalam air juga harus dijagasebab jika amonia terlalu berlebih didalam air maka akanmengakibatkan ikan menjadi stress atau bahkan mati. Makadari itu diperlukan sistem yang dapat menguraikan kandunganamonia tersebut. Proses ini diawali dengan air yang berasaldari palka dipompa menuju tangki nitritasi. Pada tangkinitritasi ini akan terjadi proses nitritasi yaitu prosespengubahan amonia menjadi nitrat oleh aktivitas enzimnitrogenase yang di miliki oleh bakteri nitrifikasi. Setelahamonia terurai menjadi nitrat, air kemudian dipompa menujucoil denitrator yang berfungsi untuk menurunkan kadar nitratpada air.

Selanjutnya air tiba pada proses selanjutnya yaituproses sterilisasi dari bakteri/mikroorganisme yang dapatmenurunkan kualitas air. Air akan dipompa dari coildenitrator menuju tangki desinfeksi yang sebelumnyamelewati ozone generator terlebih dahulu. Di ozene generatorinilah proses sterilisasi berlangsung dan air hasil sterilisasiditampung di tangki desinfeksi. Terakhir air akan menujutangki aerasi untuk mengingkatkan kadar oksigen didalamnya.Sama seperti pada palka ikan hidup, tangki aerasi mendapatsuplai udara dari kompressor.

4.3 Perencaanaan Palka

4.3.1 Pembagian Sekat Ruang MuatMasalah yang timbul pada kapal pengangkut ikan hidup

ini yang terkait dengan stabilitas adalah masalahssloshing/efek permukaan bebas air. Sloshing ini terjadidikarenakan air yang berada di palka tidak terisi penuhsehingga ketika kapal bergerak air tersebut ikut bergerakmenuju ruang yang tidak terisi. Jika hal tersebut tejadi makakapal akan mendapat gaya dari dalam palka oleh air yangmana dapat mengganggu stabilitas kapal. Selain itu lebartangki juga berpengaruh pada besarnya sloshing yang terjadi.Semakin besar lebar palka maka semakin besar pula gaya darisloshingnya. Maka dari itu palka harus didesain secara efisien.

Ap 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 FP-4

TreatmtSystRoom

35

palka 5

palka 5

palka 3palka 1

palka 2 palka 4

Ukurannya harus sesuai dengan kemampuan kapal dalamberoperasi serta jumlah muatan yang diangkut.

Gambar 4.4 Pembagian Ruang Muat

Sama halnya pada kapal tanker yang mempunyai sekatpada ruang muatnya untuk mengatasi sloshing, kapalpengangkut ikan hidup ini juga mengadopsi cara yang samadengan membagi palka menjadi lebih kecil menggunakansekat. Secara teori tentunya semakin kecil palka yangdidesain maka akan semakin baik stabiliitasnya. Namun jikaterlalu kecil juga tidak efisien karena akan menambah beratkonstruksi kapal walaupun kelebihannya terletak padastabilitasnya. Pada desain palka ikan hidup ini, palka dibagimenjadi 6 bagian palka dengan rincian masing-masingvolumenya sebagai berikut:

Palka VolumePalka 1 60,2 m3

Palka 2 60,2 m3

Palka 3 60,3 m3

Palka 4 60,3 m3

Palka 5 65,5 m3

Palka 6 65,5 m3

Tabel 4.1 Volume Palka

4.3.2 Pemasangan Sekat Tambahan

Cara lain untuk mengatasi masalah sloshing yaitudengan memasang sekat tambahan. Prinsip dari sekattambahan ini sama seperti bilge keel yang dipasangdilambung kapal. Bilge keel dapat mengantisipasi gerakanoleng kapal dengan cara menahan sejumlah luasan air denganbilge keel tersebut. Prinsip ini yang dapat diterapkan jugapada palka ikan hidup. Sekat tambahan ini dapat dipasangpada bagian dalam palka secara melintang maupun membujur.Untuk menentukan sekat yang dipasang apakah secaramelintang atau membujur, dapat dianalisa menggunakanperhitungan berikut.

GGv = (N.L.B3/12.V). (ρ Air Tawar/ρ Air Laut)

GGv = Virtual Lost of GML = panjang kompartemenB = lebar kompartemenV = volume kompartemenρ = massa jenisN = jumlah sekat

· Sekat MelintangData KapalL = 2,4 mB = 5,5 mT = 4,7 mN = 2 SekatMaka,GGv = (N.L.B3/12.V). (ρ Air Tawar/ρ Air Laut)

= (2 . 2,4 . 5,53 / 12 . 62,04). (1 / 1,025)= 1,046532 m

· Sekat MembujurData KapalL = 4,8 m

B = 2,75 mT = 4,7 mMakaGGv = (N.L.B3/12.V). (ρ Air Tawar/ρ Air Laut)

= (2 . 4,8 . 2,75 3 / 12 . 62,04). (1 / 1,025)= 0,261633 m

Berdasarkan perhitungan diatas, virtual lost of gmakibat pemasangan sekat melintang lebih besar dibandingkansekat membujur. Artinya dapat disimpulkan bahwapemasangan sekat secara membujur dapat lebih meredamsloshing yang ditimbulkan oleh muatan pada palkadibandingkan dengan sekat yang dipasang secara melintang.Jadi, sekat yang digunakan pada palka ini adalah sekatmembujur.

Jumlah SekatHal lain yang menjadi pertimbangan dalam

pemasangan sekat adalah jumlahnya. Berikut ini adalahperhitungan virtual lost of gm akibat berdasarkan penambahanjumlah sekat.

· 2 SekatData KapalL = 4,8 mB = 2,75 mT = 4,7 mMakaGGv = (N.L.B3/12.V). (ρ Air Tawar/ρ Air Laut)

= (2 . 4,8 . 2,75 3 / 12 . 62,04). (1 / 1,025)= 0,261633 m

View from Frame 28to After

View from Frame 28to After

Gambar 4.5 Palka 2 Sekat

· 4 SekatData KapalL = 4,8 mB = 1,375 mT = 4,7 mMakaGGv = (N.L.B3/12.V). (ρ Air Tawar/ρ Air Laut)

= (2 . 4,8 . 1,375 3 / 12 . 31,02). (1 / 1,025)= 0,130816 m

Gambar 4.6 Palka 4 Sekat

View from Frame 28to After

· 6 SekatData KapalL = 4,8 mB = 0,6875 mT = 4,7 mMakaGGv = (N.L.B3/12.V). (ρ Air Tawar/ρ Air Laut)

= (2 . 4,8 . 0,6875 3 / 12 . 15,06). (1 / 1,025)= 0,049056 m

Gambar 4.7 Palka 4 Sekat

Berdasarkan perhitungan diatas, jumlah sekat jugaternyata berpengaruh terhadap virtual lost of gm. Semakinbanyak sekat yang digunakan semakin kecil pula virtual lostof gmnya. Artinya semakin banyak sekat akan lebih baikdalam mengantisipasi dampak sloshing akibat muatan padapalka..

Berat Konstruksi SekatPertimbangan lain yang harus dicermati adalah

mengenai berat konstruksi dari sekat tersebut. Semakinbanyak sekat memang memberikan dampak yang baik terkait

sloshing namun akan semakin besar juga penambahan beratkonstruksinya. Akibatnya, payload kapal akan berkurang danjumlah muatan yang dapat diangkut akan berkurang. Haltersebut tentunya akan merugikan dari segi ekonomis. Berikutini adalah perhitungan berat konstruksi akibat daripenambahan sekat.

Perhitungan Berat Konstruksi Sekat BajaDimensi BajaP = 4,8 mL = 2,27 mT = 0,004 mBerat Jenis Baja= 7850 kg/m3

Berat Baja = Berat jenis baja . volume baja= 7850 . 0,042= 342,1344 kg

Berat Total Sekat = jumlah Sekat . berat sekat4 Sekat = 6 . 342,1344

= 2052,806 kg

6 Sekat = 12 . 342,1344= 4105,613 kg

Waktu Bongkar Muat

Penambahan sekat ruang muat juga berpengaruhterhadap waktu bongkar muat kapal. Hal ini diikarenakansemakin banyak sekat maka akan semakin banyak pularuang/kompartemen yang tebentuk sehingga waktu bongkarmuat kapal akan semakin lama dan jika terlalu lama tentunyaakan mengurangi dari segi ekonomis kapal. Berikut ini adalahperhitungan waktu bongkar muat kapal berdasarkan jumlahsekatnya

Total Waktu Bongkar Muat =(N. Waktu Evakuasi) +(N.Waktu Pemindahan Flexible Hose) + WaktuLoading/Unloading Seluruh Palka

T Evakuasi = 7,47 MenitT Pemindahan Flexible Hose = 5 MenitT Loading/Unloading Seluruh Palka = 270 Menit

Sehingga,2 Sekat = (6 . 7,47) + (6 . 5) + (270)

= 344,82 Menit4 Sekat = (12 . 7,47) + (12 . 5) + (270)

= 419,64 Menit6 Sekat = (24 . 7,47) + (24 . 5) + (270)

= 569,28 Menit

Berdasarkan beberapa pertimbangan diatas makaditentukanlah jumlah sekat yang akan dipasang yaitu 4 sekat.Dengan dipasangnya 4 sekat dampak sloshing akibat muatandipalka dapat berkurang. Dari sisi berat konstruksi juga tidakterlalu bertambah banyak karena hanya bertambah 4 sekat.Serta waktu bongkar muat juga tidak bertambah lama karenapalka hanya dibagi menjadi beberapa kompartemen saja.

4.3.3 Total Ikan yang Dapat Diangkut

Setelah mengetahui volume palka, kita tentunya bisamenghitung berapakah jumlah ikan yang dapat ditampung.Berdasarkan data dari Kementrian Kelautan Perikanan, bahwabesarnya padat penebaran ikan kerapu adalah sebesar 20ekor/m3. Sehingga dari data tersebut jumlah ikan yang dapatdiangkut adalah sebagai berikut :

Palka 1&2

Volume = 60,2 m3

Jumlah Ikan yang Dapat Diangkut= 60,2 x 20= 1204 ekor

Total Berat Ikan (Rata-Rata 500gr/ekor)= 1204 x 500= 602000 gr= 602 kg

Palka 3&4Volume = 60,3 m3

Jumlah Ikan yang Dapat Diangkut= 60,3 x 20= 1206 ekor

Total Berat Ikan (Rata-Rata 500gr/ekor)= 1206 x 500= 606000 gr= 603 kg

Palka 5&6Volume = 65,5 m3

Jumlah Ikan yang Dapat Diangkut= 65,5 x 20= 1310 ekor

Total Berat Ikan (Rata-Rata 500gr/ekor)= 1310 x 500= 655000 gr= 655 kg

Total Ikan yang Dapat Diangkut\= (602 x 2) + (606 x 2) + (655 x 2)= 3720 kg=3,72 ton

4.3.4 Koreksi Payload Dengan Muatan

Setelah dilakukan perhitungan jumlah ikan yang dapatdiangkut, langkah selanjutnya yaitu menghitung berat totalmuatan yang terdapat didalam palka dalam hal ini berat airdan ikan. Untuk berat ikan, pada perhitungan sebelumnyadidapatlah sebesar 4,022 Ton. Sedangkan untuk berat airberikut ini adalah perhitungannya.

Tabel 4.2 Berat Muatan

Dari perhitungan diatas didapatlah berat muatan yangterdiri dari ikan dan air yaitu sebesar 346,89 Ton. Langkahselanjutnya yaitu melakukan koreksi payload dengan muatandan juga adanya penambahan berat konstruksi akibat sekat.Berat Total Muatan (Ikan & Air) = 346,89 TonBerat Konstruksi Sekat = 2,0528 TonBerat Muatan + Sekat = 346,89 + 2,0528

= 348,942 TonPayload = 354,73 Ton

Berdasarkan perhitungan diatas berat muatan ditambahdengan berat konstruksi sekat tidak melebihi payloadnya yang

Palka Volume(m3)

Berat Ikan(Ton)

Berat Air(Ton)

Total(Ton)

Palka 1 60,2 0,602 55,5345 56,1365

Palka 2 60,2 0,602 55,5345 56,1365

Palka 3 60,3 0,603 55,62675 56,22975

Palka 4 60,3 0,603 55,62675 56,22975

Palka 5 65,5 0,655 60,42375 61,07875

Palka 6 65,5 0,655 60,42375 61,07875

Total 372 3,72 343,17 346,89

sebesar 354,73 Ton, jadi pada kasus ini tidak perlu dilakukankoreksi terhadap muatannya ataupun berat dari konstruksisekat.

4.3.5 Tutup PalkaPerlengkapan tutup palkah merupakan perlengkapan

kapal yang sangat penting yang dalam konstruksi danmekanismenya harus mengikuti dan diatur oleh peraturanKlasifikasi . Perlengkapan ini berfungsi untuk penutup lobangpalkah dikapal, dan untuk melindungi muatan didalamnya dariair laut yang dapat masuk kedalam palkah.Tutup palkahsecara konstruksi dipasang diatas ambang palkah yangmemiliki ketinggian minimum 600 mm . Tutup palkahterdapat pada kapal barang, kapal muatan curah atau jeniskapal lain yang memiliki ruang muatan.

Gambar 4.8 Tutup Palka Pontton

Jenis tutup palka yang digunakan pada kapal ini adalahjenis pontoon. Jenis tutup palkah ini terdiri dari beberapapanel yang terbuat dari bahan fibreglass yang terpasangmelintang diatas lubang palkah serta memiliki packingdiantara panel ataupun terhadan ambang palkah kapal.Material fibreglass ini dipilih menjadi bahan tutup palkakarena bahannya ringan sehingga tutup palka dapat diangkatsecara manual. Umumnya, tutup palka jenis pontoon inimenggunaka plat baja sebagai materialnya. Dikarenakan tutuppalka pada kapal ini harus bisa diangkat secara manual makamaterial yang dipilihpun tentunya harus yang ringan. Selain

itu material ini juga dapat dibentuk dengan mudah sesuaidengan bentuk palkanya. Jenis ini untuk membuka danmenutupnya dilakukan secara manual dan memerlukanpenutup tambahan berupa terpaulin untuk menghindari airmasuk ke ruang palka.Setiap palkah memiliki empat panelyang dapat dibuka dan ditutup.Adapun keleihan dari tutup palka ini adalah1. Pengoperasiannya sederhana2. Tidak perlu crane atau peralatan bantu lainnya.

4.3.6 Desain 3D Palka Ikan Hidup

Gambar 4.9 Desain 3D Palka

Gambar diatas merupakan desain salah satu palka.Terdapat 2 intlet yaitu untuk masuknya air yang sudahmelewati tahapan-tahapan treatment air dan juga terdapatinlet pipa udara untuk keperluan suplai oksigen bagi ikanyang berasal dari O2 generator dan kompressor.

Gambar 4.10 Desain 3D Palka

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

BAB VKesimpulan

1. Untuk mengurangi dampak sloshing palka dipasangsekat membujur karena sekat membujur lebih efektifmengurangi dampak sloshing dibandingkan sekatmelintang.

2. Semakin banyak sekat yang dipasang maka semakinbaik dari segi dampak sloshing namun penambahansekat juga berpengaruh terhadap payload kapal karenaakan menambah beban konstruksinya..

3. Semakin banyak sekat yang dipasang maka semakinlama pula waktu loading/unloading kapal.

4. Total ikan yang dapat diangkut oleh kapal ini adalah3,72 Ton

5. Tutup palka yang diunakan adalah jenis pontoondengan material tutupnya yaitu fibreglass. Fibreglassmempunyai kelebihan yaitu konstruksinya termasukringan bila dibadingkan dengan baja.

Daftar Pustaka

Khairani, Nurul. “Perancangan Sistem Ruang Muat UntukKapal Pengangkut Ikan Hidup di Sumatera Barat”, ITS –Surabaya, 2014

BBAP Situbondo. “Budidaya Kerapu di keramba JaringApung”<http://bbapsitubondo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=279:budidaya-kerapu-di-karamba-jaring-apung&catid=36:kegiatan-dan-pelayanan&Itemid=54>, April, 2013

Yunus, Askar, “Pengemasan dan Penanganan TransportasiIkanHidup”<URL:http://askaryunusumi.blogspot.co.id/2009/10/pengemasan-dan-penanganan- tranportasi.html>,2009 Makassar

Rinto,”TransportasiIkanHidup”<URL:http://teknologipascapanen.blogspot.co.id/2012/02/transportasi-ikan-hidup.html>,2012

Anonim, ”Cara Budidaya Ikan Kerapu” <URL:http://www.seputarikan.com/2014/07/cara-budidaya-ikan-kerapu.html>, 2015

Lampiran

NH3 pHNH3 pH O2 O2

BIODATA PENULIS

Noval Dwi Ananda, lahir di Subang-Jawa Barat, pada tanggal 04 November1994, merupakan anak kedua dari tigabersaudara pasangan Winanda danYanti Karyanti. Riwayat pendidikanformal yang telah ditempuh adalahSDN I Sukamenak, SMPN 1 Subang,

dan SMAN 22 Bandung. Kemudian pada tahun 2012, penulismelanjutkan pendidikan Strata 1 (S1) di Jurusan TeknikSistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, InstitutTeknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Di Jurusan TeknikSistem Perkapalan penulis mengambil konsentrasi bidangkeahlian Marine Machinery and System (MMS). Penulispernah melakukan kerja praktik di PT. Daya Radar UtamaJakarta Utara dan PT. Indonesia Power UPJP Gilimanuk Bali.Penulisjuga aktif dalam berbagai kegiatan kepanitiaanmaupun peserta seminar dan program kepelatihan bertarafnasional.