sda makalah

21
SNI 03-0090-1999 “BRONJONG KAWAT” NAMA KELOMPOK 12 : Fajar ALDOKO K. 105060400111009 DONA DWI L. 105060400111014 Rizky setyawan 105060401111019 Aditya arga Y. 105060403111001 Agung rizqi R. 105060407111001 Husein triono 105060407111020 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Upload: aditya-arga-yusandinata

Post on 17-Dec-2015

259 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dfsfs

TRANSCRIPT

SNI 03-0090-1999

BRONJONG KAWAT

NAMA KELOMPOK 12 :Fajar ALDOKO K.105060400111009

DONA DWI L.

105060400111014

Rizky setyawan105060401111019

Aditya arga Y.105060403111001

Agung rizqi R.

105060407111001

Husein triono

105060407111020

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANGBAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring bertambahnya populasi penduduk maka berbanding lurus juga dengan kerusakan hutan akibat ulah manusia. Tidak terkecuali pohon-pohon yang berada di sekitar bantaran sungai juga ikut hilang akibat penebangan liar ulah manusia. Hal ini mengakibatkan erosi tebing sungai (river bank erosion) yang mana penyebabnya adalah air yang mengalir dari bagian atas tebing sungai atau oleh terjangan aliran sungai yang kuat pada belokan sungai. Erosi akan lebih buruk, jika vegetasi penutup tebing tidak ada atau pengolahan tanah dilakukan sampai ke tebing sungai.

1.2 Maksud danTujuan

Maksud

Modul ini mencakup penjelasan umum tentang standar ini meliputi ruang lingkup, acuan, definisi, syarat bahan baku, syarat mutu,pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji, pengemasan dan syarat penandaan bronjong kawat. SNI Tata Cara PerencanaanBronjong Kawat untuk membantu para teknisi dalam bidang desain, perbaikan dan pemeliharaan serta pemasangan bronjong kawat.

Tujuan

SNI Tata Cara PerencanaanBronjong Kawat untuk membantu para teknisi dalam bidang desain, perbaikan dan pemeliharaan serta pemasangan bronjong kawat untuk menambah wawasan mahasiswa tentang bronjong kawat pada sungai sesuai dengan keburuhan wawasan jurusan Teknik Pengairan.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Pengertian

Bronjong kawat adalah kotak yang terbuat dari anyaman kawat baja berlapis seng yang pada penggunaannya diisi batu-batu untuk pencegah erosi yang dipasang pada tebing -tebing ,tepi-tepi sungai, yang proses penganyamannya menggunakan mesin. Acuannya adalah SNI 03-0090-1987 tentang Mutu dan Cara Uji Bronjong dan Kawat Bronjong, dan syarat bahan baku mengacu pada SNI 03-6154-1999 tentang Kawat Bronjong.

Erosi tebing sungai (river bank erosion) yang terjadi sebagai akibat pengikisan tebing sungai oleh air yang mengalir dari bagian atas tebing atau oleh terjangan aliran sungai yang kuat pada belokan sungai. Erosi tebing akan terjadi lebih hebat, jika vegetasi penutup tebing tidak ada atau jika pengolahan tanah dilakukan sampai ke tebing sungai.

Ada berbagai macam cara untuk mencegah terjadinya erosi pada tebing sungai, yaitu memelihara satu strip tumbuhan sepanjang sungai untuk mencegah erosi tebing. Strip tumbuhan, berupa rumput, semak atau hutan disepanjang sungai yang disebut riparian strip (strip atau jalur riparian ) merupakan metode untuk mencegah terjadinya erosi tebing.

Apabila hal diatas tidak dimungkinkan karena kondisi bantaran sungai yang telah dipadati bangunan rumah penduduk maupun sarana dan prasarana publik lainnya sehingga tidak memungkinkan lagi untuk menanam tumbuhan di pinggir sungai (riparian strip), maka cara lainnya adalah memasang bronjong kawat di tepi atau tebing sungai.

Gambar 2.1. Erosi pada pinggir sungai2.2. Spesifikasi Bronjong KawatSifat tampak bronjong kawat harus kokoh, bentuk anyaman heksagonal dengan lilitan ganda dan berjarak maksimum 40 mm serta harus simetri. Lilitan harus erat, tidak terjadi kerenggangan hubungan antara kawat sisi dan kawat anyaman dililit minimum 3 kali sehingga kawat mampu menahan beban dari segala arah.

Gambar 2.2Spesifikasi Bronjong Kawat yang Diisyaratkan Menurut Standar SNI 03-0090-1999Bentuk dan ukuran bronjong kawat adalah bentuk I, ukuran anyamannya 80 mm x 100 mm atau 100 mm x 120 mm dengan kawat anyaman 2,70 mm atau 3,00 mm, kawat sisi 3,40 mm atau 4,00 mm, kawat pengikat 2 mm. Toleransi ukuran kotak (panjang,lebar, tinggi) sebesar 5%. Bronjong kawat bentuk II, ukuran anyamannya 60 mm x 80 mm, diameter kawat anyaman 2 mm, kawat sisi 2,70 mm, kawat pengikat 2 mm. Untuk ukuran anyaman 80 cm x 100 cm, diameter kawat anyaman 2,7 mm, kawat sisi 3,40 mm dan kawat ikat 2 mm. Toleransi ukuran kotak (panjang, tinggi, lebar) sebesar 5%.

2.3. Bronjong Kawat Pabrikasi

a)Harus terbuat dari bahan baja karbon rendah berlapis galvanis tebal, minimum untuk kawat anyaman harus 0,26 kg/m2, untuk kawat tulangan tepi harus 0,275 kg/m2, untuk kawat pengikat harus 0,24 kg/m2, yang memenuhi BS 1052/80 dan BS 443/82.

b)Karakteristik Bronjong Kawat Pabrikasi adalah :KarakteristikHeavy Galvanized dan Lapis PVC

Tulangan tepi, diameter:4,4 mm

Anyaman, diameter:3,7 mm

Pengikat, diameter:3,0 mm

Kuat Tarik Kawat:41 51 kg/mm2Perpanjangan diameter:12% (maksimum)

c)Anyaman : Anyaman harus merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan tiga lilitan dengan bukaan lubang kira-kira 80 mm x 110 mm (toleransi 10%), dengan kuat tarik anyaman sebesar 42 50 kN/m. Keliling tepi dari anyaman kawat harus diikat pada kerangka bronjong sehingga sambungan-sambungan yang diikatkan pada kerangka harus sama kuatnya seperti pada badan anyaman.

d)Keranjang harus merupakan unit tunggal dengan dimensi yang disyaratkan dalam Gambar dan dibuat sedemikian sehingga dapat dikirim ke lapangan sebelum diisi dengan batu.

e)Tiap Bronjong Kawat Pabrikasi harus diberidiaphragma/sekat setiap jarak 1 meter.Sekat ini harus disatukan dengan cara dililit dengan kawat pengikat pada bagian dasar bronjong.

2.4. Bronjong Angkur

a)Ketentuan

Bronjong Angkurmerupakan kombinasi dari system angkur(tile mesh)danfacingbronjong. Tinggifacingbronjong untuk setiap unitnya adalah 0,5 m atau 1,0 m. Fungsi utama dariBronjong Angkuradalah sebagai system perkuatan tanah, karenatile (angkur)di-desain untuk dapat memotong garis keruntuhan sehingga tanah menjadi stabil, memenuhi syarat sebagai bahan konstruksi jalan dan jembatan (BBA 93/R075-1998 dan BBA 00/R119-2000)

Gambar 2.3. system perkuatan tanah dari bronjong angkur

Tiap bagian keranjang dariBronjong Angkurharus diberidiaphragma/sekat setiap jarak 1 meter.Sekat ini harus dilekatkan pada bagian dasar bronjong dengan kawat spiral.

Kawat pengikat adalah kawat yang dipakai untuk merakit Bronjong Angkur, mengikat antar unitBronjong Angkurdan digunakan sebagaiBracinguntuk mencegah menggelembungnya keranjang bronjong.

Spasi kawat pengikat tidak boleh lebih dari 150mm.Prosedur untuk menggunakan kawat pengikat terdiri dari pemotongan kawat dengan panjang secukupnya dan pelilitan kawat pengikat ke anyaman kawat. Mulai dengan mengikat dengan dua lilitan atau satu lilitan melalui setiap lubang anyaman dan terakhir, ikatkan kawat pengikat ke anyaman kawat. Tempatkan diafragma dalam posisi vertical, dan ikat ke sisi panel dengan cara yang sama.

Gambar 2.4. deskripsi kawat pengencangan sebagai penyambung tepi bronjong

b)Semua kawat baja yang dipakai dalam pembuatanBronjong Angkurharus sesuai dengan ketentuan dalam BS 1052/80, dan BS 443/82. Kuat tarik dari kawat baja = 41 51 kg/mm2.

Diameter kawat, toleransi dan berat lapisan galvanis harus sesuai table di bawah ini :

Diameter Kawat & Lapis PVC(mm)Toleransi(mm)Lapisan GalvanizedMin. (gr/m2)

3.00+0.06240

3.70+0.08260

4.40+0.08275

Lapisan galvanis pada kawat harus tetap melekat meskipunkawat tersebut dililit melingkar sebanyak 6(enam) kali pada batang uji dan tidak mengelupas atau retak bila digosok dengan jari-jari telanjang.

c)Lapisan plastic PVC yang melindungi kawat baja memenuhi syarat ketebalan lapisan minimal harus 0.5 mm dengan toleransi 0.05mm (SNI 03-3046-1992dan ASTM A-975 - 1997).

d)Anyaman kawat harus dibuat dengan mesin penganyam, membentuk segi enam yang masing-masing sama ukurannya, dengan cara melilitkan setiap pasangan kawat sebanyak 3(tiga) lilitan (double twist), dengan kuat tarik anyaman minimal sebesar 42 kN/m.

Diameter kawat serta ukuran bukaan anyaman harus sebagai berikut :

Type AnyamanUkuran Bukaan AnyamanTebal Kotak

(m)Diameter Kawat & Lapis PVC (mm)

8 x 1080 mm x 110 mm

(toleransi 10%)0.50 1.003.70

e)Semua ujung anyaman yang terpotong kecuali ujung bawah dari penyekat, harus terikat kuat pada kawat sisi yang mempunyai diameter paling sedikit 0.70 mm lebih besar dari kawat anyamannya (= 4,4 mm).

Bagian sisi anyaman harus dianyam menyatu dengan keranjang anyaman sebagaimana dijelaskan di paragraph (d) di atas, dengan kawat sisi paling sedikit 0.70 mm lebih besar untuk keranjangBronjong Angkurberlapis PVC.

f)Bagian atas dan sisi vertical dari ujung panel harus terikat dengan kawat sisi sedangkan diapraghma/sekat harus terikat pada semua bidang sisinya sebagaimana dijelaskan di paragaraph (e)

Ujung panel harus dipasangdengan melilitkan ujung kawat anyaman pada kawat sisi bagian bawah keranjangBronjong Angkur.Dengan cara yang sama, penyekat harus dililit dengan kawat berlapis galvanis dan PVC pada dasar keranjangBronjong Angkur.

Kekuatan yang diperlukanuntuk memisahkan panel dari dasarnya harus tidak boleh kurang dari yangdiperlukan untuk memutuskan anyaman kawat pada panelnya.

g)Panel anyaman angkur merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keranjangBronjong Angkur, yaitu panel angkur harus dibentuk dengan anyaman panel yang tidak terputus, membentuk bagian muka dan atas dari keranjangBronjong Angkur.

h)Kawat pengikat dan penyambung harus juga terbuat dari heavy galvanized dengan lapisan PVC serta cukup tersedia untuk keranjang-keranjangBronjong Angkur, agar perakitan keranjangBronjong Angkurpada pekerjaan konstruksi bisa sempurna.Diameter kawat pengikat harus 3.00mm dan berlapis PVC.

i)KeranjangBronjong Angkuryang dikirimkan oleh pabrik, baik bagian panel sisi, tutup dan penyekatnya dapat dirakit dilokasi pekerjaan membentuk keranjang empat persegi panjang yang ditunjukkan atau ditetapkan pada ukuran standar di bawah ini dan ditunjukkan pada gambar berikut :

Kotak KeranjangBronjong AngkurDimensi

Panjang(W)2m

Lebar 1(L1)1m

Tailed (L2)2m, 3m, 4m, 5m atau sesuai design

Lebar (L) = (L1 +Tailed (L2))3m, 4m, 5m, 6m atau sesuai design

Tinggi(H)0.5m atau 1m

Sekatsetiap 1m

Toleransi untuk semua ukuran keranjangBronjong Angkuradalah 3%

2.5. BatuMaterial batu yang akan dipakai untukBronjong Kawat Pabrikasi danBronjong Angkurharus terdiri dari batu yang bersih, keras dan dapat tahan lama, berbentuk bulat atau persegi.

Ukuran batu yang diijinkan untuk digunakan adalah antara 15 cm 25 cm (toleransi 5%) dan sekurang-kurangnya 85% dari batuan yang digunakan harus mempunyai ukuran yang sama atau lebih besar dari ukuran tersebut serta tidak boleh ada batuan yang diijinkan melewati lubang anyaman.

Gambar 2.5. batuan bronjong

2.6. Material TimbunanMaterial tanah timbunan yang digunakan pada pemasangan Bronjong Kawat Pabrikasi danBronjong Angkurharus memenuhi Spesifikasi yang telah ditetapkan dalam desain. Idealnya tanah timbunan yang digunakan adalah SIRTU atau dapat juga menggunakan timbunan pilihan dengan Spesifikasi sebagai berikut :-Granular dan Porous.-Persentase material yang ukuranbutirannya lebih kecil dari 75 micron, tidak boleh lebih dari 15%-Persentase material yang ukuranbutirannya lebih kecil dari 100 mm, minimal harus 90%.-Pemadatan minimal mencapai 90 % Standar Proctor.-Mengacu pada parameter tanah timbunan sesuai dengan desain yaitu c = 5 kN/m2,gdry= 18 kN/m3,f= 30dengan deskripsi tanah berupasilty sand.

Landasan

INCLUDEPICTURE "http://images.gafindowahanack.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/SZ0SGgoKCIsAAApVVXw1/brosur-maccafferri-3.jpg?et=c3jVw8MBKPXAILXKBHrV3A&nmid=0" \* MERGEFORMATINET

2.7. Contoh Bronjong Kawat yang tidak sesuai SNI03-0090-1999

HYPERLINK "http://chompey.files.wordpress.com/2009/08/dsc00580.jpg"

INCLUDEPICTURE "http://chompey.files.wordpress.com/2009/08/dsc00580.jpg?w=300" \* MERGEFORMATINET

Seputar pembuatan bronjong di Sungai Aek SitumandiDesa Siraja Hutagalung Tapanuli Utara:

Proyek pembuatan bronjong sepanjang tepian sungai Aek Situmandi di Desa Siraja Hutagalung Kecamatan Siatas Barita yang bersumber dari dana APBD Propinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2008 dinilai dikerjakan asal jadi dan tidak sesuai dengan SNI 03-0090-1999 yang memuat standarisasi bronjong kawat. Pelaksana proyekpun tidak jelas sebab tidak ada pamphlet ataupun plang pengumuman nama proyek sehingga masyarakat bertanya-tanya, ini proyek apa dan untuk apa.Seperti halnya penuturan Suasa Hutagalung, tokoh masyarakat setempat yang keberatan dengan adanya proyek tersebut. Kami merasa dirugikan oleh proyek tersebut, sebab tanah kami juga ikut diserobot, ujarnya ketika dihubungi SKPK dirumahnya. Kami kira pembuatan bronjong tersebut bisa membantu, tapi akhirnya tanah kami yang dikeruk untuk tempat penanaman bronjong, sehingga sungai bertambah lebar sampai dengan 2 meter, ujarnya menambahkan. Suasa juga menyebutkan bahwa pembuatan bronjong tidak sesuai dengan standarisasi yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian yaitu SNI 03-0090-1999 tentang bronjong kawat.Proyek yang dinaungi oleh UPT Pengairan Sibolga ini akhirnya menyisakan luka di hati masyarakat. Sudah tanah kami di serobot, bronjongnya juga tidak becus, sungai malah semakin lebar, ujar Serly gadis desa yang kebetulan melintas dilokasi tersebut. Serly juga menimpali bahwa bronjong ditanam tidak sampai kedasar, yang akhirnya tanah sekitar beronjong ikut ambruk terbawa arus bawah sungai. Hal ini dibenarkan oleh Benget Lambas Hutagalung, Kepala Desa Siraja Hutagalung Kecamatan Siatas Barita ketika dimintai keterangannya akan masalah ini.Lambas menambahkan bahwa pada Bulan Juni 2008 yang lalu ada seorang pria mendatangi rumahnya dan mengaku bermarga Panggabean yang mengemukakan bahwa akan dilaksanakan proyek pembuatan bronjong ditepian sungai Aek Situmandi Desa Siraja Hutagalung guna mengantisipasi pengikisan tanah. Sebagai seorang Kepala Desa, beliau hanya bisa mengucapkan terimakasih karena ternyata Pemerintah masih memperdulikan perkembangan desa. Namun, pelaksanaan proyek tersebut tidak diketahui apa sudah selesai atau belum karena si tamu tadi tidak pernah lagi kelihatan dan proyek tersebut nampaknya dikerjakan asal jadi. Lambas juga mengatakanbahwa tanah sekitar bronjong tersebut sudah ambruk terbawa arus bawah air, batu-batu yang diisi kedalam bronjong adalah batu tanah yang mudah hancur, tinggi bronjong yang berada dibawah permukaan jalan raya dan dekatnya dinding bronjong dengan badan jalan dan permukiman penduduk. Saya rasa ini bukan pengendalian lingkungan lagi, tapi malah lebih mengarah kepada perusakan lingkungan,BAB IIIPENUTUPDari hasil survey yang pernah lakukan selama ini di Sungai bronjong kawat bisa rusak diterjang banjir dan terjadi erosi pada tebing sungai. Bahan kawatnya atau anyamannya yang salah atau juga arus banjir yang memiliki energi yang kuat sehingga mampu merusak bronjongan, kawat berisi batu tersebut tidak mampu menahan beban dari segala arah, jembatan lama yang pondasinya dari beton terkadang tidak mampu menahan dan bisa ambruk, apalagi kawat-kawat bronjong yang kecil dengan diisi batu-batu yang beratnya tidak seberapa akan lebih rawan jika diterjang arus sungai yang deras. Sehingga sangat diharapkan pemasangan bronjong kawat harus mengacu pada spesifikasi yang tertera dalam SNI 03-0090-1999.

Jadi kita sebagai engineer saat melaksanakan proyek harus berpegang atau beracuan dengan SNI ada, agar hasil yang diharapkan sesuai dengan yang kita inginkan, terutama pada pokok bahasan ini yaitu Bronjong Kawat nomor SNI 03-0090-1999.

Daftar pustaka :

file:///D:/123%20TEKNIK%20!!!/smester%204/sni/penanganan-river-bank-erosion-dengan.htmlfile:///D:/123%20TEKNIK%20!!!/smester%204/sni/spesifikasi-bronjong-kawat-sni03-0090.htmlhttp://lorenskambuaya.blogspot.com/2012/03/penanganan-river-bank-erosion-dengan.htmlhttp://ptpembangunanziyad.blogspot.com/2011/02/spesifikasi-teknik.htmlhttp://fadlysutrisno.wordpress.com/2010/07/page/2/http://matanews.com/2011/03/22/bronjong/http://mulyadi202.blogspot.com/2010/03/konstruksi-penahan-tebing-dari-bronjong.htmlhttp://chompey.wordpress.com/page/2/file:///D:/123%20TEKNIK%20!!!/smester%204/sni/10653-SNI-03-0090-1999-Bronjong-kawat.html