sastra melayu klasik

22
Sastra Melayu Klasik “Hikayat Indraputera” Bayang Nuansa Salju Belinda Sulistianingrum Cinta Gantina M. Yusron Aziz M. Fachrizal Rahman Tsara’ Hanifah

Upload: bellslides

Post on 24-Dec-2014

1.054 views

Category:

Education


10 download

DESCRIPTION

Analisis tentang sastra melayu klasik "Hikayat Inderaputera"

TRANSCRIPT

Page 1: Sastra Melayu Klasik

Sastra Melayu Klasik“Hikayat Indraputera”

Bayang Nuansa SaljuBelinda Sulistianingrum

Cinta GantinaM. Yusron Aziz

M. Fachrizal RahmanTsara’ Hanifah

Page 2: Sastra Melayu Klasik

Indraputera, putra Maharaja Bikrama Puspa adalah seorang putera yang sangat arif bijaksana, lagi terlalu perkasa dan saktinya. Tetapi nasibnya mula-mula tidak seberapa mujur. Semasa masih kecil, ia telah diterbangkan oleh seekor merak emas. Ia jatuh di suatu taman dan dipelihara oleh nenek kebayan. Sesudah beberapa lama ia diangkat menjadi anak perdana menteri.

Page 3: Sastra Melayu Klasik

Tersebutlah perkataan Raja Syahsian tiada mempunyai seorang anak. Pada suatu hari baginda pergi berburu dan melihat seekor kijang menangisi ibunya yang telah dipanah mati. Baginda terharu dan ingin berputera. Kemudian terdengar khabar bahwa di sebuah gunung yang jauh ada tinggal seorang maharesi pertapa yang terlalu sakti, Berma Sakti namanya. Barang siapa ingin beranak boleh meminta obat daripadanya. Akan tetapi, karena tempat gunung terlalu jauh dan harus melewati hutan rimba yang penuh dengan binatang buas, tiada seorang pun yang sanggup pergi ke gunung itu. Indraputera menawarkan diri untuk pergi ke gunung itu

Page 4: Sastra Melayu Klasik

Maka pergilah Indraputera mencari obat itu. Bermacam-macam pengalaman dialami. Ia pernah bertemu dengan tengkorak yang dapat berkata-kata, membunuh raksasa dan bota yang makan manusia. Ia juga pernah mengunjungi negeri jin Islam, negeri yang penghuninya kera belaka dan kalau siang hari menjadi manusia. Ia bersahabat dengan anak raja-raja yang berasal dari golongan manusia dan jin. Berbagai hikmat diperolehnya; ada hikmat yang dapat menciptakan negeri langkap dengan segalanya, menciptakan angin ribut, menghidupkan orang yang telah mati.

Page 5: Sastra Melayu Klasik

Akhirnya sampai ia di gunung tempat pertapaan Berma Sakti. Berma Sakti memberikan obat kepada Indraputera; di samping itu Indraputera juga diajar berbagai hikmat. Berkata Berma Sakti kepada Indraputera,” Hai anakku, pejamkan matamu dan citalah barang yang engkau kehendaki niscaya sampailah ke tempat itu”. Indraputera memejamkan matanya. ketika dibuka matanya, ia sudah ada kembali di kebun nenek kebayan di negerinya.

Page 6: Sastra Melayu Klasik

Raja Syahsian dan perdana menteri sangat gembita. Setelah memakan obat yang dibawa Indraputera, yaitu sekuntum bunga tunjung, permaisuri hamillah dan melahirkan seorang anak yang elok parasnya yang dinamakan Tuan Puteri Indra Seri Bulan. Pada suatu ketika Indraputera dituduh berbuat jahat dengan dayang-dayang istana dan akhirnya Indraputera dibuang di sebuah negeri yang kotanya terbuat dari batu hitam. Raja negeri ini sangat memuliakan Indraputera dan memberikan hadiah sehelai kain yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit kepada Indraputera.

Page 7: Sastra Melayu Klasik

Tuan Puteri Indra Seri Bulan pun besarlah. Ramai anak raja yang datang meminang tuan puteri. Tidak lama kemudian, tuan puteri pun sakit dan semua tabib istana tidak dapat menyembuhkan. Maka gong pun dipalu,” Barang siapa dapat mengobati tuan puteri, jika hina sekalipun bangsanya akan diangkat menjadi menantu raja.” Indraputera muncul dan menyembuhkan tuan putri. setelah dengan berbagai masalah yang menerjang akhirnya Indraputera dapat meminang Tuan Puteri Indra Seri Bulan

Sumber: http://karodalnet.blogspot.com/2011/04/contoh-cerita-melayu-klasik.html

Page 8: Sastra Melayu Klasik

SinopsisSemasa kecil Indraputera dibawa oleh seekor burung, lalu

jatuh di taman, dan dirawat oleh nenek kebayan. Tak lama kemudian ia diangkat anak oleh perdana menteri.

Ada seorang raja yang bernama Raja Syahsian yang tidak memiliki anak. Ia senang berburu dan diwaktu ia berburu ia menemukan seekor kijang yang merintih ditinggal mati induknya. Raja Syahsian tersentuh dan terlintas keinginan untuk memiliki keturunan. Kemudian ia berniat untuk mendatangi Berma Sakti, seorang pertapa yang memiliki obat untuk dapat memiliki keturunan. Namun Raja Syahsian tidak menyanggupi hal itu.

Akhirnya, Indraputera menawarkan diri untuk pergi ke gunung untuk mencari obat tersebut. Selama perjalanan, ia mengalami berbagai hal yang menegangkan. Lalu, akhirnya ia bertemu dengan Berma Sakti. Berma Sakti memberikan obat itu kepada Indraputera dan memberi permintaan kepadanya.

Page 9: Sastra Melayu Klasik

Kemudian Indraputera, kembali ke rumah nenek Kebayan setelah ia menyampaikan permintaan kepada Berma Sakti.

Raja Syahsian dan Perdana Menteri merasa gembira setelah mendapatkan obat tersebut. Akhirnya sang permaisyuri Raja mengandung dan melahirkan seorang putri yang bernama Tuan Puteri Indra Seri Bulan.

Suatu ketika Indraputera dituduh berbuat jahat kepada dayang-dayang, sehingga ia diasingkan ke negeri yang terbuat dari batu hitam.

Karena Raja di negeri tersebut begitu menghargai Indraputera, ia memberikan sehelai kain yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Page 10: Sastra Melayu Klasik

Sang putri tumbuh dewasa dan suatu ketika ia jatuh sakit dan tidak ada tabib yang mampu menyembuhkan penyakitnya itu. Akhirnya diadakan sayembara bahwa siapa yang mampu menyembuhkan penyakit sang putri maka, akan dijadikan pendamping sang putri.

Kemudian Indraputera datang dan menyembuhkan sang putri, lalu dia pun dapat meminang sang puteri setelah melalui berbagai masalah sebelumnya.

Page 11: Sastra Melayu Klasik

Bukti Bahwa Hikayat Indraputera adalah Sastra Melayu Klasik

• Menggunakan sastra melayu klasik• Menggunakan kata-kata klise• Tidak sesuai logika umum

- Adanya tengkorak yang bisa berbicara, jin, dan raksasa.- Seorang anak yang diterbangkan oleh merak emas- Mendapat keturunan dengan memakan bunga tunjung

Page 12: Sastra Melayu Klasik

- Dengan mengucap permintaan, akan langsung terjadi, seperti Indraputera yang meminta kepada Berma Sakti untuk kembali ke rumah nenek Kebayan.- Menyembuhkan penyakit dengan sehelai kain.

• Berupa kisah tentang kehidupan Istana dan raja-raja- dalam cerita tersebut terdapat kisah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja dan permaisyuri beserta sang putri dan seorang perdana menteri

• Anonim- Cerita ini tidak diketahui siapa penulisnya

Page 13: Sastra Melayu Klasik

Unsur-Unsur Intrinsik• Tema: Perjuangan hidup

- Kalimat pendukung :“Bermacam-macam pengalaman dialami.”

• Latar:– Istana- Kalimat pendukung: “tuan puteri pun sakit dan

semua tabib istana tidak dapat menyembuhkan”– Rumah nenek kebayan - Kalimat pendukung: “ketika dibuka matanya, ia

sudah ada kembali di kebun nenek kebayan di negerinya.

Page 14: Sastra Melayu Klasik

– Hutan- Kalimat pendukung: “Akan tetapi, karena tempat

gunung terlalu jauh dan harus melewati hutan rimba yang penuh dengan binatang buas...”

– Gunung tempat pertapaan Berma Sakti- Kalimat pendukung: “di sebuah gunung yang jauh

ada tinggal seorang maharesi pertapa” – Negeri yang terbuat dari batu hitam- Kalimat pendukung: “akhirnya Indraputera

dibuang di sebuah negeri yang kotanya terbuat dari batu hitam”

Page 15: Sastra Melayu Klasik

Penokohan :Indraputera:

Pemberani

Kalimat pendukung: “Bermacam-macam pengalaman dialami. Ia pernah bertemu dengan tengkorak yang dapat berkata-kata, membunuh raksasa dan bota yang makan manusia.”

• Pantang menyerah

Kalimat pendukung: “Berbagai hikmat diperolehnya; ada hikmat yang dapat menciptakan negeri langkap dengan segalanya, menciptakan angin ribut, menghidupkan orang yang telah mati. Akhirnya sampai ia di gunung tempat pertapaan Berma Sakti”

Page 16: Sastra Melayu Klasik

Bijaksana

Kalimat pendukung: “Indraputera, putra Maharaja Bikrama Puspa adalah seorang putera yang sangat arif bijaksana, lagi terlalu perkasa dan saktinya.”

Perkasa

kalimat pendukung: “Indraputera, putra Maharaja Bikrama Puspa adalah seorang putera yang sangat arif bijaksana, lagi terlalu perkasa dan saktinya.”

Rela berkorban

kalimat pendukunga: “Indraputera menawarkan diri untuk pergi ke gunung itu.”

Page 17: Sastra Melayu Klasik

Raja syahsian: bijaksana

Berma sakti: murah hati

Kalimat pendukung: “Berma Sakti memberikan obat kepada Indraputera, di samping itu Indraputera juga diajar berbagai hikmat.”

● Sakti

Kalimat pendukung: ” Hai anakku, pejamkan matamu dan citalah barang yang engkau kehendaki niscaya sampailah ke tempat itu”

Page 18: Sastra Melayu Klasik

• Alur: maju

Alasan: cerita ini menceritakan cerita dari awal sampai akhir secara runtut, tidak ada kilas balik cerita.

• Amanat: harus pantang menyerah dan berani dalam menghadapi persoalan.

• Sudut pandang: orang ketiga pelaku utama

Alasan: menggunakan kata “ia” dan menyebut nama tokoh.

Page 19: Sastra Melayu Klasik

Kata-Kata yang Sudah Jarang Digunakan

• Khabar : kabar• Maharaja : raja besar• Maharesi : pendeta yang mulia• Bota : raksasa• Citalah : bayangkan• Niscaya : tentu / pasti• Gembita : gembira

Page 20: Sastra Melayu Klasik

Unsur Ekstrinsik• Nilai budaya : raja mengadakan sayembara

untuk menyembuhkan putrinya, • Nilai moral: menolong orang tanpa pamrih,• Nilai sosial : Indraputera bersahabat dengan

siapa saja tanpa pandang bulu

Page 21: Sastra Melayu Klasik

Perbandingan nilai cerita dengan nilai zaman sekarang Pada cerita Indraputera menolong

tanpa pamrih, namun saat ini banyak sekali orang yang menolong demi mendapat imbalan.

Pada cerita, Indraputra berteman dengan siapa saja, saat ini banyak orang yang pilih-pilih teman.

Pada cerita raja mengadakan sayembara untuk menyembuhkan penyakit putrinya, saat ini sayembara sudah sangat jarang ditemukan.

Page 22: Sastra Melayu Klasik