sastra islam melayu

of 5 /5
Nama : Hikmah Siti Nazwah NPM : 13.110.0003 Kelas : 1A Sastra Islam Melayu Indonesia Dr.Abdul Hadi WM Sastra Islam di Indonesia muncul mula-mula dalam bahasa Melayu pada abad ke-14 – 15 M bersamaan dengan luasnya penyebaran agama ini di kepulauan Melayu. Awal kemunculannya dalam bahasa Melayu ini dimungkinkan karena bahasa inilah yang mula-mula sekali digunakan sebagai media penyebaran Islam dan bahasa pengantar dilembaga-lembaga pendidikan Islam. Derasnya proses islamisasi kepulauan Nusantara pada abad ke-16 M membuat bahasa Melayu naik perannya menjadi bahasa keilmuan dan keagamaan terpenting di kawasan ini, dan karena itu pula memiliki kedudukan istimewa di tengah bahasa-bahasa etnik Nusantara yang lain. Begitu pula kesusastraammya. Walaupun pada abad-abad berikutnya karya-karya keislaman juga muncul dalam bahasa Nusantara lain seperti Jawa, Bugis, Sunda, dan Madura, namun karya-karya Melayu tetap memiliki kedudukan istimewa sebagai wadah ekspresi estetik Islam. Pada akhir abad ke-16 M, dan terutama sekali pada awal abad ke-17 M, ketika Islam telah tersebar luas ke hampir seluruh pelosok kepulauan ini, sastra Melayu mulai pula menapak puncak perkembangannya. Pada masa ini muncul tokoh-tokoh besar seperti Hamzah Fansuri, Bukhari al-Jauhari, Syamsudin Sumatrani, Nuruddin al-Raniri, dan lain-lain. Pada umumnya adalah ulama dan ahli tasawuf terkemuka, yang juga giat menulis karya-karya keilmuan dan kitab agama. Pada masa keemasan ini berbagai genre yang membentuk keseluruhan tradisi sastra Melayu, muncul secara bersamaan. Suburnya kegiatan penulisan sastra pada abad ini didorong pula oleh pandangan Islam yang melihat alam semesta ini sebagai kitab agung yang ditulis oleh Tuhan dengan kalamnya di atas lembaran yang benar-benar terpelihara (lawh al- mahfudz). Dalam kitab agung-Nya itu sang Khaliq menebarkan ayat-ayat atau tanda-tanda keberadaan-Nya, yang wajib dibaca, direnungi dan ditafsirkan oleh mereka yang terpelajar.

Author: hikmah-siti-nazwah

Post on 30-Jun-2015

125 views

Category:

Data & Analytics


3 download

Embed Size (px)

DESCRIPTION

just share

TRANSCRIPT

  • 1. Nama : Hikmah Siti NazwahNPM : 13.110.0003Kelas : 1ASastra Islam Melayu IndonesiaDr.Abdul Hadi WMSastra Islam di Indonesia muncul mula-mula dalam bahasa Melayu pada abad ke-14 15 Mbersamaan dengan luasnya penyebaran agama ini di kepulauan Melayu. Awal kemunculannya dalambahasa Melayu ini dimungkinkan karena bahasa inilah yang mula-mula sekali digunakan sebagai mediapenyebaran Islam dan bahasa pengantar dilembaga-lembaga pendidikan Islam. Derasnya proses islamisasikepulauan Nusantara pada abad ke-16 M membuat bahasa Melayu naik perannya menjadi bahasakeilmuan dan keagamaan terpenting di kawasan ini, dan karena itu pula memiliki kedudukan istimewa ditengah bahasa-bahasa etnik Nusantara yang lain. Begitu pula kesusastraammya.Walaupun pada abad-abad berikutnya karya-karya keislaman juga muncul dalam bahasaNusantara lain seperti Jawa, Bugis, Sunda, dan Madura, namun karya-karya Melayu tetap memilikikedudukan istimewa sebagai wadah ekspresi estetik Islam. Pada akhir abad ke-16 M, dan terutama sekalipada awal abad ke-17 M, ketika Islam telah tersebar luas ke hampir seluruh pelosok kepulauan ini, sastraMelayu mulai pula menapak puncak perkembangannya. Pada masa ini muncul tokoh-tokoh besar sepertiHamzah Fansuri, Bukhari al-Jauhari, Syamsudin Sumatrani, Nuruddin al-Raniri, dan lain-lain. Padaumumnya adalah ulama dan ahli tasawuf terkemuka, yang juga giat menulis karya-karya keilmuan dankitab agama.Pada masa keemasan ini berbagai genre yang membentuk keseluruhan tradisi sastra Melayu,muncul secara bersamaan. Suburnya kegiatan penulisan sastra pada abad ini didorong pula olehpandangan Islam yang melihat alam semesta ini sebagai kitab agung yang ditulis oleh Tuhan dengankalamnya di atas lembaran yang benar-benar terpelihara (lawh al-mahfudz). Dalam kitab agung-Nya itusang Khaliq menebarkan ayat-ayat atau tanda-tanda keberadaan-Nya, yang wajib dibaca, direnungi danditafsirkan oleh mereka yang terpelajar.Pada tahun 1928 bahasa Melayu dipilih menjadi bahasa nasional. Ini menjadikan sastra Melayudapat melanjutkan esksistensinya hingga sekarang. Apa yang disebut sebagai sastra Indonesia moderntidak lain adalah kelanjutan dari sastra Melayu yang telah berkembang berabad-abad sebelumnya.Derasnya pengaruh Barat berlangsung sejak sastra baru ini muncul, memang kerap memberi kesan bahwaia telah terpotong dari akarnya. Namun dalam kenyataan,Islam dan tradisi estetiknya tetap memberikan pengaruh, yang bahkan semakin kuat pada dekade1970an. Khususnya dengan munculnya gerakan sastra sufistik, yang berkembang bersamaandengan bangkitnya kembali minat terhadap tasawuf di kalangan luas masyarakat Muslim kota dalamdekade yang sama.

2. PembabakanPerkembangan sastra Melayu Islam sejak awal kemunculannya hingga akhir zamanklasiknya dapat dibagi menjadi empat periodisasi: (1) Zaman Awal, pada abad ke-14 15 M; (2) ZamanPeralihan, dari akhir abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-16 M; (3) Zaman Klasik, dari akhir abad ke-16 hingga awal abad ke-18 M; (4) Zaman Akhir, dari pertengahan abad ke-18 hingga awal abad ke-20 M.Zaman Awal ditandai dengan munculnya terjemahan dan saduran karya-karya Arab dan Persia kedalam bahasa Melayu. Babakan ini bersamaan dengan munculnya dua kerajaan Islam awal yaitu SamudraPasai (1270-1516 M) dan Malaka (1400-1511 M). Karya-karya saduran dan terjemahan itu padaumumnya ditulis untuk kepentingan pengajaran dan penyebaran agama. Terutama epos Arab Persiaseperti Hikayat Iskandar Zulkarnain, Hikayat Amir Hamzah dan Hikayat Muhammad AliHanafiya; kisah-kisah para nabi (Qisas al-Anbiya`), termasuk Nabi Muhammad s.a.w., dan ceritaberbingkai sepertiHikayat Bayan Budiman dan Hikayat Seribu Satu Malam. Pada masa ini puisi beberapapenyair seperti Ma`arri, Umar Khayyam, `Attar, Sa`di, dan Rumi juga telah muncul terjemahannya dalambahasa Melayu.Zaman Peralihan berlangsung beramaan dengan masa akhir kejayaan Malaka dan munculnyakesultanan Aceh Darussalam (1516-1700 M). Zaman ini ditandai dengan usaha Melayunisasi hikayat-hikayatArab dan Persia, pengislaman kisah-kisah warisan zaman Hindu, dan penulisan epos lokal sertahistoriografi. Syair-syair tasawuf, agiografi sufi, dan alegori-alegori mistik mulai ditulis pada zaman ini.Di antara alegori mistik terkenal ialah Hikayat Burung Pingai, yang merupakan versi Melayu dari Mantiqal-Tayr (Musyawarah Burung) karangan penyair sufi Persia Farid al-Din al-`Attar (w. 1220 M).Zaman Klasik sastra Melayu berlangsung dari akhir abad ke-16 hingga awal abad ke-18 M.Periode ini ditandai dengan kesadaran pengarang Melayu untuk membubuhkan nama diri dalam karanganyang ditulisnya. Syair-syair tasawuf dan karya bercorak sufistik lain kian banyak dilahirkan dalamperiode ini, begitu juga epos, karya sejarah, dan roman yang lebih orisinal. Keorisinalan karya penulisMelayu pada periode ini tampak terutama dalam syair-syair tasawuf Hamzah Fansuri yang indah danbegitu mendalam isinya.Dalam menulis karya-karya mereka, penulis-penulis Melayu pada umumnya bertolak dari duawawasan estetika yang popular di dunia Islam. Pertama, wawasan etsteika yag diasaskan para filosof danteoritikus peripatetik (mashsha`iya) seperti al-Farabi, Ibn Sina, dan Abdul Qahir al-Jurjani, yangmemandang sastra sebagai karya imaginatif (mutakhayyil). Keimaginatifan sebuah karya bisa tercapai jikapengarang menggunakan bahasa figuratif (majaz) seintensif dan semaksimal mungkin. Wawasan estetikini merupakan sinthesa pandangan Plato dan Aristoteles. Kedua, wawasan estetika yang diasaskan parasufi seperti Imam al-Ghazali, Ibn `Arabi, `Attar, Rumi, dan Jami. Bagi mereka karya sastra adalahrepresentasi simbolik dari gagasan dan pengalaman keruhanian.Zaman Akhir membentang dari awal abad ke-18 hingga akhir abad ke-19 M. Pada periode inikarya-karya keislaman ditulis di berbagai pusat kebudayaan Islam baru seperti Palembang, Banjarmasin,Patani, Johor, Riau, Kelantan, dan tempat-tempat lain di kepulauan Melayu. Sekalipun sejak akhir abadke-18 kerajaan-kerajaan Islam ini sudah jatuh ke tangan penguasa kolonial seperti Belanda dan Inggris,namun kegiatan penulisan sastra Islam masih terus berlanjut hingga awal abad ke-20 M. Tidak banyakpembaruan dilakukan pada zaman ini. Namun zaman ini melahirkan penulis-penulis kitab keagamaan danhistoriografi terkemuka seperti Abdul Samad al-Falimbangi, Arsyad al-Banjari, Kimas Fakhrudin, SultanBadruddin, Nawawi al- Bantani, Raja Ali Haji, dan lain-lain. 3. Dalam sastra Melayu semua karya berbentuk prosa pada umumnya disebut hikayat, dari kata-kataArab yang arti literalnya ialah kisah atau cerita. Berdasarkan pokok pembahasan dan corak penyajiannya,keseluruhan hikayat Melayu lazim dibagi ke dalam delapan jenis:(1) Hikayat Para Nabi, biasa disebut Surat Anbiya. Mengisahkan kehidupan para nabi sebelum NabiMuhammad, termasuk Nabi Adam, Idris, Nuh, Ibrahim, Musa, Ayub, Yusuf, Daud, Sulaiman, IsaAlmasih, dan lain sebagainya. Yang paling populer ialah Hikayat Nabi Musa, Hikayat Nabi Sulaiman,Hikayat Yusuf dan Zuleikha, dan Isa Almasih.(2) Kisah-kisah yang berhubungan dengan kehidupan Nabi Muhammad.Termasuk Hikayat Kejadian Nur Muhammad, Hikayat Nabi Mikraj, Hikayat Seribu Satu Masalah,Hikayat Nabi dan Iblis, Hikayat Nabi dan Orang Miskin, Hikayat Nabi Mengajar Ali, dan lainsebagainya.(3) Kisah Sahabat dan Kerabat Nabi. Menceritakan kehidupan dan perjuangan sahabat-sahabat NabiMuhammad seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Hikayat RajaHandak, Hikayat Salman al-Farisi, Hikayat Hasan dan Husein, dan lain sebagainya.(4) Hikayat Para Wali Sufi. Misalnya Hikayat Rabi`ah al-Adawiyah,Hikayat Ibrahim Adham, Hikayat Bayazid Bhistami, Hikayat Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Hikayat SyekhSaman, Hikayat Syamsi Tabriz, dan lain-lain.(5) Hikayat Pahlawan atau epos. Misalnya yang paling populer dan dijumpai dalam berbagai versiialah Hikayat Iskandar Zulkarnain, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Muhammad Ali Hanafiya.(6) Hikayat Para Bangsawan. Misalnya Hikayat Johar Manik, Hikayat Syamsul Anwar, Hikayat KamaruzZaman, Hikayat Sultan Bustaman, Hikayat Siti Hasanah, Hikayat Siti Zubaidah Perang DenganPendekar Cina, Hikayat Syekh Mardan dan lain sebagainya. Hikayat jenis ini paling banyak dijumpaidalam sastra Melayu. Yang diceritakan biasanya adalah petualangan, percintaan, dan perjuangan tokohmembela negeri atau martabat keluarga. Jadi termasuk ke dalam jenis roman.(7) Perumpamaan atau Alegori Sufi. Pada umumnya alegori sufi digubah berdasarkan roman yangpopular, tetapi disajikan secara simbolik sebagai kisah perjalanan kerohanian. Yang terkenal di antaranyaialah Hikayat Syekh Mardan, Hikayat Inderaputra, Hikayat Burung Pingai, dan lain-lain.(8) Cerita Berbingkai. Sebagian besar kisah berbingkai dalam sastra Melayu merupakan saduran daricerita berbingkai Arab dan Persia. Yang terkenal selain Kisah Seribu Satu Malam adalah Hikayat BayanBudiman, Hikayat Maharaja Ali, Hikayat Bachtiar, Hikayat Khalilah dan Dimnah, dan lain-lain. Diantara cerita terbingkai ini termasuk fabel, yaitu Hikayat Bayan Budiman dan Hikayat Khalilah danDimnah. Sebelum hadirnya versi Arab Persia, telah hadir versi India dalam sastra Jawa denganjudulTantri Kamandaka, yang merupakan saduran dari Panchatantra. Fabel asli Melayu yang terkenalialah Kisah Pelanduk Jenaka(9). Kisah Jenaka. Yang terkenal Hikayat Abu Nuwas, Hikayat Nasrudin Affandi. Kisah Jenaka asliMelayu yang terkenal di antaranya ialah Hikayat Pak Belalang.(10) Karya bercorak sejarah atau historiografi. Karya semacam ini sering puladisebutsalasilah. Khazanahnya tergolong banyak dalam sastra Melayu. Yang terkenal ialah Hikayat Raja-rajaPasai, Sejarah Melayu, Hikayat Aceh, dan lain-lain.