salmah

15
Dzakiyy Hadiyan Achyar Muhammad Syukur Rian Hermana 2012 KONSEP IBADAT HAJI DALAM ISLAM

Upload: muhammad-faizal

Post on 07-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pozakar

TRANSCRIPT

Page 1: Salmah

Dzakiyy Hadiyan Achyar

Muhammad Syukur

Rian Hermana

2012KONSEP IBADAT HAJI DALAM ISLAM

Page 2: Salmah

Table of ContentsCover.......................................................................................................................................1

Table of Contents....................................................................................................................2

Pengertian Haji pada Syarak ...................................................................................................3

Latar Belakang .......................................................................................................................3

Jenis Ibadah Haji......................................................................................................................4

Syarat-syarat Haji mengikut Mazhab Syafie.............................................................................5

Filsafat Pelaksanaan Ibadah Haji..............................................................................................5

Rukun Haji ..............................................................................................................................8

Dam Haji..................................................................................................................................8

Haji Mabrur ............................................................................................................................9

Bumi Mekah..........................................................................................................................12

Makam Ibrahim.....................................................................................................................12

Hajarul Aswad ......................................................................................................................13

Telaga Zam-Zam....................................................................................................................13

2

Page 3: Salmah

Pengertian Haji pada Syarak

Mengerjakan haji (Bahasa Arab: حج Ḥajj "ziarah") merupakan salah satu

daripada Rukun Islam yang lima. Setiap orang Islam yang mempunyai kemampuan, diwajibkan

mengerjakan haji ke Makkah sekali seumur hidup. Firman Allah Taala :

( عن غني الله فإن كفر ومن سبيال إليه استطاع من البيت حج الناس على ولله

نالعالمي )

Ertinya: "Menjadi suatu kewajipan ke atas setiap manusia (orang-orang mukmin) pergi

mengerjakan haji ke Baitullah, iaitu bagi mereka yang mempunyai kemampuan. Barangsiapa

yang kufur (ingkar), maka ketahuilah bahawa sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak

memerlukan sesuatu pun) daripada pihak lain (alam)."

Haji pada syarak ialah mengunjungi Baitullah Al-Haram dalam bulan-bulan haji kerana

mengerjakan tawaf, sai'e dan wukuf di Arafah dengan menurut syarat-syaratnya serta

menunaikan segala wajib-wajibnya.

Latar Belakang

Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini yang mereka warisi

dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan disana-sini. Akan tetapi, bentuk

umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf, sa'i, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya

saja pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai lagi dengan syariat yang sebenarnya.

Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan

apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk syara' (syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-

Qur'an dan sunnah rasul.  Latar belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada ibadah serupa yang

dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutama nabi Ibrahim(nabinya agama Tauhid).

Ritual thawaf didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh umat-umat sebelum nabi

Ibarahim. Ritual sa'i, yakni berlari antara bukit Shafa dan Marwah (daerah agak tinggi di sekitar

3

Page 4: Salmah

Ka'bah yang sudah menjadi satu kesatuan Masjid Al Haram, Makkah), juga didasarkan untuk

mengenang ritual istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari susu untuk anaknya nabi Ismail.

Sementara wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat bertemunya nabi Adam dan

Siti Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari kelahiran seluruh umat manusia.

Jenis Ibadah Haji

Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin dilaksanakannya. Rasulullah

SAW memberi kebebasan dalam hal itu, sebagaimana terlihat dalam hadis berikut.

Aisyah RA berkata: Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah SAW dalam tahun

hajjatul wada. Di antara kami ada yang berihram, untuk haji dan umrah dan ada pula

yang berihram untuk haji. Orang yang berihram untuk umrah ber-tahallul ketika telah

berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji

dan umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar.

Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud.

Haji ifrad , berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila sesorang

bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah.

Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian

ihram di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila

ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk

melaksanakan umrah.

Haji tamattu' , mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan

umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan

pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama. Tamattu' dapat

juga berarti melaksanakan ibadah di dalam bulan-bulan serta di dalam tahun yang sama,

tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.

Haji qiran , mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan. Yang

dimaksud disini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk

melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian

4

Page 5: Salmah

ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai

selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah,

melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa'i.

Syarat-syarat Haji mengikut Mazhab Syafie

1. Islam: Orang kafir tidak wajib mengerjakan Haji malah tidak sah ibadat Haji yang

mereka kerjakan.

2. Merdeka: Hamba tidak wajib mengerjakan Haji.

3. Mukallaf .

4. Berkemampuan dengan syarat:

Berkuasa membayar segala perbelanjaan bagi mengerjakan ibadat Haji sehingga

selesai dan kembali ke tanah air.

Ada kenderaan pergi dan balik.

Disyaratkan mempunyai bekalan yang cukup untuk saraan nafkah orang yang di

bawah tanggungannya.

Tidak mengalami kesulitan teruk semasa berada di dalam kenderaan.

Aman perjalanan.

Manakala bagi perempuan pula ditambah: Terdapat kawan perempuan berserta wanita Islam

yang boleh dipercayai.

Filsafat Pelaksanaan Ibadah Haji

Haji merupakan ibadah yang memiliki rukun-rukun yang sangat kompleks, dan tiap amalan

tersebut mengandung rahasia tertentu. Adapun` rahasianya adalah sebagai berikut :

5

Page 6: Salmah

Rahasia memakai ihram

Mengingatkan bahwa kelak jika kita meninggal mengenakan kain kafan untuk

membungkus tubuh kita.

Memperkuat kemauan

Menjauhi syahwat

Menghilangkan perbedaan daam masyarakat

Rahasia thawaf

Ibarat berkumpul dan berkeliling hati di sekitar kesucian Allah.

Menyerupai para malaikat yang mendekati Allah dan mengelilingi arsy

Menyatakan kebesaran Baitullah

Rahasia mencium al-Hajru al-aswad

Ibarat melekukan janji dengan Allah intuk mentaati-Nya.

Rahasia sa’i antara ash-Shafa dan al-Marwah

Mengenang perbuatan Ibu Isma’il

Menumbuhkan rasa syukur pada waktu memperoleh apa yang dibutuhkan walaupun

sudah lelah.

Untuk memohon turunnya rahmat Allah dan untuk mengharapkan ampunan serta

kerelaan-Nya.

Mengingatkan akan mondar-mandirnya antara dua daun neraca al Mizan dengan

mengumpamakan as-Shafa dengan daun neraca kebaikan dan al-Marwah dengan daun neraca

kejahatan.

Rahasia wuquf di Arafah

Mengingatkan lapangan luas tempat dimana semua umat berkumpul pada hari kiamat.

Menyerahkan diri dengan hati yang tunduk dan takut dengan tangan menengadah ke

langit untuk memohon dan mengharapkan curahan rahmat serta berkah dari Allah.

Rahasia singgah di Mina

6

Page 7: Salmah

Memperlihatkan kebesaran Islam.

Rahasia melempar jamrah

Meneladani Nabi Ibrahim pada waktu menaati perintah Allah melempari Iblis yang

menggodanya dengan batu untuk mngusirnya.

Sebagai ibarat yang menggambarkan kutukan terhadap kejahatan.

Sebagai ibarat untuk menyatakan kesungguhan dan kemauan untuk menyingkrkan hawa

nafsu yang merusak.

Rahasia penyembelihan Qurban

Meneladani Nabi Ibrahim pada waktu menaati perintah Allah untuk menyembelih

anaknya, kemudian diganti dengan biri-biri.

Mengenang nikmat Allah yang dilimpahkan kepada Isma’il.

Mendekatkan diri kepada Allah semoga Allah membebaskan bagian dari badan kita dari

neraka dengan tiap-tiap bagian tubuh dari binatang itu.

Rahasia mencukur rambut

Menyatakan selesai dari ihram, sebagaimana salam dalam shalat.

Membersihkan diri dari rambut yang panjang dan dibiarkan kusut.

Selain amalan-amalan yang dilakukan dalm ibadah haji memiliki rahasia, Ibadah haji itu sendiri

juga mengandung hikmah dan rahasia sebagi berikut dilihat dari beberapa segi.

Dari segi aqliah

Mendorong umat islam untuk mencari kekayaan yang sebanyak-banyaknya, karena

untuk menyempurnakan agama dengan beribadah haji memerlukan biaya yang banyak.

Melatih berkorban

Melatih umat islam berani menempuh kesulitan

Mewujudkan pertemuan besar di antara umat islam seluruh dunia.

7

Page 8: Salmah

Media untuk berkenalan dengan seluruh umat islam di dunia dan menciptakan ukhuwah

islamiyah.

Mewujudkan persamaan di antara mereka.

Media untuk berunding dan bermusyawarah memikirkan kepentingan agama dan umat

islam.

Dari segi nash hadits

Memberikan jaminan masuk surga

Diampuni dosa-dosanya.

Memudahkan diterimanya doa.

Mendapat rahmat Allah.

Rukun Haji

1. Ihram , berniat bulat mengerjakan ibadah haji. Ibadah ini dimulai sesampai miqat (batas-

batas yang telah ditetapkan).

2. Wukuf  di Arafah, ialah berhenti di padang Arafah sejak tergelincirnya matahari tanggal 9

Zulhijah sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijah.

3. Tawaf  Ifadhah, ialah mengelilingi ka'bah sebanyak 7 kali, syaratnya : Suci, menutup

aurat, Ka'bah berada disebelah kiri orang yang mengelilingi, memulai tawaf dari arah

Hajar Aswat.

4. Sa'i , ialah lari-lari kecil atau jalan cepat antara bukit Shafa dan Marwah.

5. Mencukur/menggunting rambut. Sedikitnya memotong tiga helai rambut.

6. Tertib, ialah menjalankan rukun haji secara berurutan.

8

Page 9: Salmah

Dam Haji

Pengertian dam dari segi bahasa ialah darah. Ia merupakan ibadah gantian yang berbentuk

binatang ternakan yang disembelih atau digantikan dengan makanan atau puasa.

Sebab-sebab diwajibkan dam:

Melanggar pantang larang dalam Ihram

Meninggalkan perkara-perkara yang wajib dalam ibadat haji atau umrah

Mengerjakan Haji Tamattu' atau Haji Qiran, menurut syarat-syaratnya

Berlaku Ihsar bagi orang yang berniat ihram

Melanggar Nazar semasa mengerjakan haji

Luput Wuquf di Arafah

Meninggalkan Tawaf Wada'

Dam yang dikenakan ialah menyembelih binatang ternakan seperti seekor kibasy, kambing atau

satu pertujuh daripada lembu, unta atau kerbau. Jika tidak berkuasa, dikehendaki berpuasa

selama 3 hari pada bulan haji & 7 hari apabila ia balik ke tempatnya.

Haji Mabrur

Haji mabrur bermaksud haji yang diterima. Ibn Kholawaih mentakrifkan alMabrur sebagai

alMaqbul iaitu diterima. Dan ada yang mengatakan sesuatu yang tidak bercampur dengan dosa.

Kemudian, diabsahkan oleh Imam Nawawi dengan pendapat tersebut (tidak bercampur dosa) [1]

Apabila merujuk kitab hadith yang muktabar seperti Sahih Bukhari, Imam Bukhari meletakkan

bab yang khusus bertajuk ”Kelebihan Haji Mabrur”. Manakala, Imam Muslim meletakkan

perbincangan haji yang diterima di dalam bab “Iman kepada Allah Taala seafdal-afdal amalan”.[2]

9

Page 10: Salmah

Cara mencapai haji mabrur

Secara umumnya, untuk mencapai haji yang diterima disisi Allah hendaklah memenuhi kriteria

berikut;

1. Hajinya hendaklah ikhlas semata-mata kerana Allah dan tidak riyak (menunjuk-

menunjuk).

Imam Nawawi ketika menafsirkan hadith diatas dengan berkata “mabrur (diterima)

adalah baik hajinya. Dikatakan almabrur juga ialah haji yang tidak bercampur dengan dosa. Ada

yang mengatakan tidak ria’ pada hajinya” [1]

Niat menunaikan haji hendaklah ikhlas bermula dari keluar rumah dan tidak boleh berniat

selain daripada Allah seperti perasaan riya’ iaitu menunjuk-nunjuk atau sebagainya yang

membawa kepada kemurkaan ALlah

Di dalam Musnad Ahmad, ada sebuah hadith:

“Sesiapa yang keluar dari rumahnya, pada tangannya ada dua bendera, satu bendera pada

malaikat dan satu bendera pada syaitan, jikalau dia keluar dengan niat kerana Allah, malaikat

akan mengekorinya bersama bendera tadi, maka bendera tadi masih bersamanya sehingga dia

kembali ke rumahnya, dan jikalau dia keluar dari rumahnya melakukan kemurkaan kepada Allah,

maka syaitan akan mengekorinya bersama benderanya, dan bendera tersebut masih bersamanya

sehingga dia kembali ke rumahnya” [1]

2. Kesemua perbelanjaan haji adalah berpunca daripada yang halal.

Di dalam Sahih Muslim ada hadith menyebut:

“Sesungguhnya Allah itu baik, dan tidak menerima kecuali yang baik-baik dan sesungguhnya

Allah menyuruh orang mukmin megikut apa yang diperintahkan oleh para utusan Allah.

Kemudian baginda membacakan ayat alQuran

“Wahai sekalian Rasul, makanlah dari (makanan) yang baik-baik (halal) dan beramal soleh.

Sesungguhnya aku tahu apa yang kamu lakukan [Surah alMukminun : 51]”

Kemudian Rasulullah membacakan lagi :

10

Page 11: Salmah

“Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari (makanan) yang baik-baik (halal) dari apa

yang kami rezekikan” [Surah alBaqarah 172]

Kemudian disebut, seorang lelaki bermusafir menadah tangan ke langit seraya berkata

“Ya Tuhanku” sedangnya punca makanan dari yang haram, minuman punca yang haram,

pakaiannya punca yang haram. Bagaimana ia boleh diterima??”

Oleh itu, sewajarnya sebagai seorang yang akan menunaikan haji meneliti dan bermuhasabah

kembali sumber-sumber pendapatan, perbelanjaannya dan bekalannya disana dari sumber-

sumber yang halal.

3. Melakukan fardhu haji sesuai dengan ditunjukkan oleh sunnah yang sahih.

Bermula dengan niat sehinggalah haji wada’ ditunjukkan oleh Baginda Rasulullah

didalam sunnahnya. Sebagai seorang muslim yang sejati, kita wajar meneladani Baginda tanpa

menambah-nambah ibadat yang tidak pernah dilakukan Baginda.

Ini sesuai dengan sabda Baginda;

“Sesiapa yang memperbaharui urusan agama (menokok tambah), maka mereka bukan dari

kalangan kami (umat Muhammad)”

Syeikh Mustafa azZarqa’ ketika ditanya makna haji yang mabrur, beliau menyatakan

diantara ciri-ciri hajinya diterima ialah “hendaklah bagi tuan empunya yang menunaikan haji

tidak melampau-lampau didalam mengerjakan kewajipan haji, tidak mengabaikan adab-adab haji

dan sunnah-sunnahnya, memperbanyakkan taat, ibadat, sedekah, menjadi teladan (kepada orang

lain) dengan memiliki budi pekerti yang baik, memberi makan sekadar kemampuannya, berkata-

kata dengan lembut, dapat mengawal setiap cabaran yang ditempuh, bersikap berlapang dada dan

pemaaf, kembalinya dari haji dengan memandang tinggi kehidupan akhirat dan berniat untuk

kekal (seperti keadaan tersebut) dan istiqomah”

4. Melakukan ibadat haji sepenuhnya dengan taat tanpa mempertikaikannya

Ali Radiyallahu’anh ketika ditanya perbuatannya mencium hajarul aswad, maka beliau

menjawab “Kau hanya sebuah batu yang tidak mempu memberi faedah dan mudarah, kalau

bukanlah kerana Rasulullah mengucupnya, sudah aku aku tidak aku mengucupnya”

11

Page 12: Salmah

Ini jelas menunjukkan kita melakukan ibadat mengikut teladan yang ditunjukkan oleh

Rasulullah tanpa menokok tambah berdasarkan akal semata-mata.

5. Setelah menunaikan haji, berusaha pula melakukan badal (ganti) haji ayah dan ibu

yang tidak berkemampuan menunaikan Haji:

Ini sesuai dengan hadith :

“Ya Rasulullah, sesungguhnya emakku telah bernazar untuk menunaikan haji, tetapi tidak

ditunaikan sehingga dia meninggal dunia, adakah aku perlu menunaikan hajinya? Sabda

Rasulullah : Ya, tunaikanlah haji untuknya. Adakah kau lihat jika emakmu berhutang engkau

akan membayarnya? Jawab wanita tersebut : Ya. Sabda Nabi : Begitu juga (hutang) kepada

Allah. Malah kepada Allah lebih layak dilunaskan (hutangnya)”.

Didalam hadith yang lain:

“Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah mewajibkan ke atas hamba-hambanya menunaikan haji.

Bapaku seorang yang tua tidak mampu pergi bermusafir (ke Mekah), adakah aku perlu

menunaikan haji untuknya? Sabda Rasulullah : Ya”

Bumi Mekah

Menurut riwayatnya, ramai para sahabat menyatakan, bahawa bumi Makkah adalah yang

pertama sekali muncul dari air selepas penciptaannya dan daripadanya bumi- bumi lain

terbentang dan terhampar. Keistimewaan yang terdapat di Makkah ialah Masjidil Haram.

Keistimewaan Masjidil Haram pula ialah kerana Kaabah atau Baitullah, yang menjadi

kiblat bagi umat Islam.

Baitullah adalah sebuah bangunan yang hampir-hampir empat persegi. Tingginya 15

meter dan luasnya lebih kurang 120 meter persegi. Bangunan ini terletak di tengah-tengah

Masjidil Haram. Di salah satu penjuru Kaabah ini terdapat Hajarul Aswad yang menjadi tempat

permulaan untuk mengerjakan tawaf.

12

Page 13: Salmah

Makam Ibrahim

Makam Ibrahim bukanlah kuburan Nabi Ibrahim sebagaimana dugaan atau pendapat

sebahagian orang-orang kebanyakan. Ia adalah merupakan bangunan kecil yang terletak lebih

kurang 20 hasta di sebelah timur Kaabah. Di dalam bangunan kecil ini terdapat sebiji batu yang

diturunkan oleh Allah dari Syurga bersama-sama dengan Hajarul Aswad. Di atas batu itu Nabi

Ibrahim berdiri di waktu baginda membangunkan Kaabah dan puteranya Nabi Ismail

memberikan batu kepadanya.

Batu itu dipelihara Allah, sekarang ini sudah ditutup dengan perak. Sedangkan bekas

kedua tapak kaki Nabi Ibrahim panjangnya 27 cm, lintangnya 14 cm dan dalamnya 10 cm masih

nampak dan jelas dilihat.

Atas perintah Khalifah Al Mahdi Al Abbasi di sekeliling batu makam Ibrahim itu telah

diikat dengan perak dan dibuat kandang besi berbentuk sangkar burung.

Hajarul Aswad

Menurut sejarahnya, Hajar Aswad diturunkan oleh Allah dari langit ke atas Jabal Qubais.

Ia merupakan sebiji permata putih, lebih putih dari salji, tetapi lama - kelamaan menjadi hitam

sebab disentuh oleh orang - orang musyrik.

Kalau tidak kerana sentuhan tersebut nescaya cahayanya menerangi antara timur dan

barat. Ini diterangkan dari hadis Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam yang bermaksud: Dari

Ibnu Abbas r.a. katanya, Rasulullah s.a.w bersabda :" Hajarul Aswad diturunkan dari syurga dan

berwarna lebih putih dari susu. Dosa-dosa manusia (anak Adam ) menyebabkannya menjadi

hitam " . Riwayat Ahmad dan Turmizi

Telaga Zam Zam

Telaga Zam-Zam adalah sebagaimana telaga biasa, tetapi mempunyai riwayat yang

tersendiri. Sejarahnya adalah berhubung kait dengan sejarah Nabi Ismail dan ibunya Siti Hajar

(isteri Nabi Ibrahim ) yang datang ke Makkah. Mengikut asal mula riwayat telaga ini adalah

13

Page 14: Salmah

seperti berikut; Nabi Ibrahim a.s. mempunyai dua orang isteri; Siti Sarah dan Siti Hajar (ibu Nabi

Ismail).

Pada satu ketika terjadi pertelingkahan antara kedua isteri tersebut sehingga Siti Sarah

bersumpah tidak akan tinggal bersama-sama ibu Ismail dalam satu negeri. Kemudian turunlah

wahyu kepada Nabi Ibrahim supaya baginda bersama-sama anak dan isterinya (Ismail dan Hajar)

pergi ke Makkah. Di waktu itu Makkah belum didiami manusia, hanya merupakan lembah pasir

dan bukit-bukit yang tandus dan tidak ada air.

Apabila mereka tiba di Makkah, mereka tinggal di bawah sepohon pokok yang kering. Di

tempat inilah bangunan Kaabah yang ada sekarang. Tidak berapa lama, kemudian Nabi Ibrahim

meninggalkan mereka dengan dibekalkan sekantong kurma dan sekibah air.

Siti Hajar memerhatikan sikap suaminya yang menghairankan itu lalu bertanya ;

"Hendak kemanakah engkau Ibrahim ?" "Sampai hatikah engkau meninggalkan kami

berdua ditempat yang sunyi dan tandus ini ? "

Pertanyaan itu berulang kali, tetapi Nabi Ibrahim tidak menjawab sepatah kata jua pun.

Siti Hajar bertanya lagi;

"Adakah ini memang perintah dari Allah ?"

Barulah Nabi Ibrahim menjawab, "ya".

Mendengar jawapan suaminya yang ringkas itu, Siti Hajar gembira dan hatinya tenteram.

Ia percaya hidupnya tentu terjamin walaupun di tempat yang sunyi, tidak ada manusia dan tidak

ada segala kemudahan. Sedangkan waktu itu, Nabi Ismail masih menyusu.

Selang beberapa hari, air yang dibekalkan Nabi Ibrahim habis. Siti Hajar berusaha

mencari air di sekeliling sampai mendaki Bukit sofa dan Marwah berulang kali sehingga kali

ketujuh (kali terakhir ) ketika sampai di Marwah, tiba-tiba terdengar oleh Siti Hajar suara yang

mengejutkan, lalu ia menuju ke arah suara itu. Alangkah terkejutnya, bahawa suara itu ialah

suara air memancar dari dalam tanah dengan derasnya. Air itu adalah air zam-zam.

Di sini Siti Hajar bertemu dengan Malaikat Jibril dan Jibril mengatakan kepadanya, "

Jangan khuatir, di sini Baitullah ( rumah Allah ) dan anak ini (Ismail ) serta ayahnya akan

mendirikan rumah itu nanti. Allah tidak akan mensia-siakan hambaNya".

14

Page 15: Salmah

Air zam-zam boleh menyembuhkan penyakit, menghilangkan dahaga serta

mengenyangkan perut yang lapar. Keistimewaan dan keberkatan itu di sebut dalam sepotong

hadith Nabi yang bermaksud:, " Dari Ibnu Abbas r.a. katanya, Rasulullah s.a.w bersabda:

"sebaik-baik air di muka bumi ialah air zam-zam, ia merupakan makanan yang mengenyangkan

dan penawar bagi penyakit ". Riwayat - At Tabrani dan Ibnu Hibban.

15