sains dan teknologi islam

33
Judul Buku : Sains dan Teknologi Islam Pengarang : DR. Akhmad Alim, M. A Penerbit : PT Remaja Rosdakarya, Bandung Tahun Terbit : 2014 Ukuran Dimensi Buku : 24 x 16 cm Tebal : 138 halaman 1. Keutamaan Ilmu Ilmu mempunyai kedudukan yang paling tinggi disisi Allah. Banyak ayat, hadist, atsar dan qaul ulama’yang berkenaan dengan keutamaan ilmu, antara lain: a. Kedudukan orang berilmu jauh lebih mulia daripada orang yang tidak berilmu. di dalam surat Al Mujadilah ayat 11, berbunyi: 1

Upload: arina-maftuhah

Post on 05-Dec-2015

116 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

good

TRANSCRIPT

Page 1: Sains Dan Teknologi Islam

Judul Buku : Sains dan Teknologi Islam

Pengarang : DR. Akhmad Alim, M. A

Penerbit : PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Tahun Terbit : 2014

Ukuran Dimensi Buku : 24 x 16 cm

Tebal : 138 halaman

1. Keutamaan Ilmu

Ilmu mempunyai kedudukan yang paling tinggi disisi Allah. Banyak ayat, hadist, atsar

dan qaul ulama’yang berkenaan dengan keutamaan ilmu, antara lain:

a. Kedudukan orang berilmu jauh lebih mulia daripada orang yang tidak berilmu.

di dalam surat Al Mujadilah ayat 11, berbunyi:

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan

kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka

lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.

dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,

niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

1

Page 2: Sains Dan Teknologi Islam

b. Mencari ilmu adalah wajib bagi setiap muslim sebagaimana didalam hadist

yang diriwayatkan Ibnu Majah

c. Ilmu hanya didapat oleh orang yang jiwanya suci dari kesombongan. Mujahid

ibn Jubair al-Thabi’i berkata:

�ٍر� �ٍب �ْك َت ُمْس� � َو�َال �ْح�ٍي� َت ُمْس� �َم� �ِع�ْل اْل �َم �ِع�ْل �َت �َي َال

Artinya: “ Pemalu dan orang sombong, keduanya tidak akan mau belajar.

2. Pengertian Ilmu

Secara bahasa ‘ilm berkaitan dengan alam menurut pengamatan Rosenthal.

Ilmu juga merupakan kata-kata yang diulang pada tingkat ketiga sesudah Allah dan

Rabb.

Secara Istilah ilmu dipandang dua perspektif yaitu barat dan islam. Menurut

perspektif barat ilmu dibagi menjadi dua yaitu science (ilmu diperuntukkan bagi

bidang-bidang ilmu fisik atau empiris) dan knowledge (ilmu diperuntukan

diperuntukkan bagi bidang-bidang ilmu nonfiksi seperti konsep mental dan

metafisika. Adapun ilmu didefinisikan pada oxford english dictionary bahwa ilmu

adalah informasi dan kecakapan yang diperoleh melalui pengalaman atau

pendidikan;keseluruhan dari apa yang diketahui;kesadaran atau kebiasaan yang

didapat melalui pengalaman akan suatu fakta atau keadaan. Menurut perspektif islam

ilmu menurut Ibn Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa adalah pengetahuan yang berdasar

pada dalil. Dalil tersebut berupa penukilan wahyu dengan metode yang benar dan juga

bisa berupa penelitian ilmiah.

3. Cara memperoleh ilmu dengan ta’allum (proses belajar) yang gigih dan berusaha.

Dalam proses belajar diperlukan empat saluran ilmu yaitu:

a. Persepsi indrawi (indra pendengar, penglihatan, perasa, pencium, penyentuh,

dan indra keenam). Disini adanya daya ingat, daya khayal, dan daya estimasi.

2

Page 3: Sains Dan Teknologi Islam

b. Proses akal sehat mencakup nalar dan alur pikir. Disini manusia dapat

menyatakan pendapat, menganalogi dan sebagainya.

c. Intuisi hati. Disini sseorang dapat menangkp pesan ghaib,isyarat illahi, ilham.

d. Melalui informasi yang benar. Dari instrumen ketiga tersebut seseorang harus

mengkonfirmasi sumber ilmu yang sejati dan hakiki (benar).

Adapun dalil dari ke empat saluran tersebut terdapat dalam Al quran surah An

Nahl ayat 78 yang berbunyi:

Artinya: “dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak

mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,

agar kamu bersyukur”.

4. Klasifikasi Ilmu

Islam tidak pernah mengenal dikotomi. Semua jenis pengetahuan diakui

sebagai sesuatu yang ilmiah. Islam hanya mengenal klasifikasi (pembedaan) bukan

dikotomi. Sebagaimana Al ghazali membagi ilmu dari aspek tujuan menjadi dua yaitu

ilmu syari’ah dan ghair syariah. Selanjutnya Syaikh Al Utsaimin membagi menjadi

dua juga yaitu imu syar’i dan nazhari. Kemudian menurut Oliver Leaman bahwa umat

islam membagi ilmu menjadi dua juga yaitu ilmu yang tampak dan yang ghaib.

Adapun menurut Konferensi Pendidikan Islam II di Islamabad membagi ilmu menjadi

dua yaitu perennial (Naqliyah) seperti ilmu Al qur’an, ushul fiqh dan lain-lain dan

acquired (Aqliyah) seperti pengetahuan sosial, bahasa, kedokteran, perdagangan dan

sebagainya.

Hi erarki Ilmu

3

Page 4: Sains Dan Teknologi Islam

Hierarki pengetahuan adalah penilaian mana yang pokok dari semua pengetahuana

dan mana yang harus senantiasa berdasar pada ilmu-ilmu yang mendasar. MenurutIn

Taimiyah urutan ilmu dari yang paling pokok kepaa yang berstatus pelengkap adalah

a. Ilmu Akidah

b. Ilmu Syariat yang berkaitan dengan individu

c. Menghafal, memahami, dan mengamalkan Al Quran

d. Ilmu lain nya yang diperlukan oleh masing-masing individu.

5. Konsep Akal

Akal mempunyai makna menahan dan menjaga, hal itu karena akal adalah alat

yang berfungsi sebagai kendali yang mampu membentengi manusia dari hal yang

dapat melepaskannya dari kehinaan.

Kedudukan akal dalam khazanah Islam untuk memastikan, mengokohkan, dan

mengabsahkan suatu keyakinan. Ini tidak berarti bahwa sumber kebenaran wahyu

adalah akal atau akal dijadikan satu-satunya patokan untuk menilai salah benarnya

wahyu. Karena keterbatasan manusia, akal tidak dibebani mengenali hal ghaib seperti

interasi manusia kepada Rabb Nya. Oleh karena itu akal selalu diikat oleh nilai-nilai

wahyu. Maka di dalam Islam kedudukan akal dan wahyu harus seimbang dan terpadu.

Ada sebuah aliran yang menyakini bahwa akal diatas segala-galanya yaitu aliran

Muktazilah.

Konsep wahyu

Pengertian Wahyu menurut Al Maraghi yaitu pengetahuan yang diperoleh

para Nabi dengan penuh keyakinan bahwa datangnya dari Allah, baik dengan

perantaraan malaikat atau bukan, mendengar suara atau tidak mendengar suara.

Konsep wahyu dalam Islam mempunyai dua unsur yaitu pemberi berita (Allah) dan

penerima berita (Nabi). Nabi Muhammad merupakan salah satu contoh dari Nabi dan

4

Page 5: Sains Dan Teknologi Islam

Rasul yang mendapatkan wahyu dari Allah. Allah menurunkan Al qur’an pada beliau.

Bukan beliau yang membuat syair-syair yang ada dalam Al qur’an dengantangan

sendiri sebagaimana yang dituduhkan orang-orang barat. Mereka menolak kesucian

dan otoritas wahyu yang diterina Rasulullah SAW. Mereka menegaskan bahwa

wahyu tidak lain hanyalah hasil produksi oleh imajinasi dirinya sendiri dan sesuatu

yang dapat diusahakan secar sungguh-sungguh untuk dihasilkan oleh sipa sajayang

mampu. Hal ini ditolak Allah dalam Al qur’an Nya bahwa Allah menurunkan Al

qur’an dengan kata “nazala” yang berarti menurunkan atau diturunkan. Jadi secara

otomatis akan paham bahwa proses pewahyuan Al quran adalah ada unsur diluar Nabi

Muhammad SAW yang aktif sebagai pemberi yang otoritaf yaitu Allah SWT.

I ntegrasi A kal dan W ahyu

Integrasi antara wahyu dan akal adalah akal harus diposisikan dengan

posisinya, dan harus dikendalikan oleh wahyu agar akal berfungsi sesuai dengan

fitrahnya. Di bawah ini beberapa contoh isyarat yang dijelaskan oleh Al qur’an

tentang integrasi akal dan Wahyu

a. Kita harus tafakur dan tadabur terhadap Al qur’an, makhluk Allah, syari’at

Allah, kejadian dan keadaan umat terdahulu, keadaan dunia dan

kenikmatanya. Hal ini dijelaskan dalam beberapa surat diantaranya :

Artinya: “Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang

telah Kami binasakan sebelum mereka, Padahal (generasi itu) telah Kami

5

Page 6: Sains Dan Teknologi Islam

teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, Yaitu keteguhan yang belum

pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas

mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian

Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan

sesudah mereka generasi yang lain.”

b. Islam melarang taklid dan mengecam orang yang tidak mempergunakan

akalnya serta hanya fanatik buta terhadap ajaran nenek moyangnya

sebagaimana dijelaskan dalam Al qur’an surah Al Baqarah ayat 170.

6. I ntegrasi I lmu dan A dab

Dalam Islam Ilmu dan Adab adalah dua hal yang saling berintegrasi, yang

saling menguatkan satu sama lain. Ilmu dan adab harus bersinergi, tidak boleh

dipisahkan. berilmu tanpa adab adalah dimurkai, sementara beradab tanpa ilmu adalah

kesesatan. Ilmu dan adab adalah inti dari ilmu yang bermanfaat yang akan

mendatangkan iman. Realisasi iman akan membawa amal saleh. Integrasi keduanya

kan membawa ke jalan yang lurus. Ilmu yang bermanfaat juga akan mendatangkan

rasa takut kepada Allah, sehingga orang yang mempunyai ilmu adab nya akan dijaga

dari kejelekan karena takut kepada Allah.

Menurut Hasyim Asy’ari kaidah urgensinya ilmu dan adab adalah tauhid

mewujudkan adanya iman; iman mewajibkan syari’at; syariat mewajibkan adanya

adab; maka barang siapa yang tidak beradab pada hakikatnya tiada syari’at, iman dan

tauhid. Penting nya ilmu dan adab melahirkan karya para intelektua muslim

diantaranya Al zarnuji dalam Ta’lim Al muta’alim ( adab al muta’allimin). Kajian

para ulama menelankan bahwa adab memiliki peran sentral pada dunia pendidikan.

Para akademisi harus punya adab dalam mencari ilmu agar mendapat ilmu yang

berkah dan bermanfaat. Jika adab hilang dalam para akademisi maka hilang fitrah

6

Page 7: Sains Dan Teknologi Islam

kemanusiaannya yang akan memunculkan penyimpangan, kebodohan, dan

sebagainya.

7. I nternalisasi A dab dan A kademik

Pengertian Adab

Secara etimologi adab adalah bentuk masdar dari Addaba yang berarti

mendidik, melatih berdisiplin, memperbaiki, mengambil tindakan, beradabm sopan,

berbudi baik, mengikuti jejak akhlaknya. Sedang menurut Al Attas kata Al adab atau

ta’dib menggambarkan pengertian pendidikan, karena pada dasarnya pendidikan

islam bertujuan melahirkan manusia yang beradab. Menurut beliau juga adab adalah

pengenalan (ilmu) serta pengakuan (amal) akan hak keadaan sesuatu dan kedudukan

seseorang, dalam rencana susunan berperingkat martabat dan derajat, yang merupakan

suatu hakikat yang berlaku dalm tabiat semesta. Ilmu tidak dapat diajarkan kecuali

jika orang tersebut memiliki adab terhadap ilmu pengetahuan dalam berbagai

pendidikan. Konsep pendidikan islam yaitu tarbiyah dan taklim.

Menurut Al Qayyim adab adalah inti dalam akhlak. Jadi pendidikan yang

benar adalah pendidikan akhlak bukan pendidikan berkarakter karena dalam

pendidikan karakter anak hanya berdimensi pada nilai dan norma kemanusian saja

(makhluk) sedang pendidikan akhlak memerhatikan dimensi ketauhidan juga (khalik).

Sehingga orang berkarakter belum bisa disebut berakhlak, karena bisa jadi orang yang

berkarakter “toleransi” ia mengikuti paham pluralisme sehingga memukul rata semua

agama tanpa batasan norma syariat.

Adab Akademik berdasarkan kitab Tadzikrah al sami’ wa mutakallim fi adab

al ilm wa al muta’allim karya Ibn Jama’ah, yaitu:

a. Adab Akademik Ilmuwan (al alim)

7

Page 8: Sains Dan Teknologi Islam

1) Adab ilmuwan terhadap dirinya sendiri, yaitu: senantiasa mendekatkan

diri kepada Allah, memelihara ilmunya, berperilaku zuhud dalam

urusan duniawi, tidak menjadikan ilmunya sebagai alat untuk

mencapai kepentingan duniawi, menghindari segala profesi yang

menurut syariat dan adat dipandang kurang bermartabat, menjaga

syiar-syiar keislaman, menjaga amalan sunnah, memiliki loyalitas yang

tinggi terhadap masyarakat dan memperlakukan nya dengan akhlak

mulia, dan lain sebagainnya.

2) Adab Ilmuwan dalam Proses Pengajaran, yaitu: Hendaknya setiap

ilmuwan menjelang berangkat mengajar menyucikan dirinya dari

hadast dan kotoran, merapikan diri, serta mengenaikan pakaian yang

layak. Hendaknya setiap ilmuwan memulai perkuliahan nya

membacakan beberapa ayat al Quran untuk mengambil hikmah dan

keberkahan. dan lain sebagainya.

3) Adan Ilmuwan Terhadap Peserta Didiknya, yaitu: dalam mendidik

murid nya hendaknya berniat semata-mata karena Allah, memilih

metodologi pengajaran yang mudah diterima, memotivasi peserta

didiknya agar mencintai ilmu dan antusias dalam memperolehnya, dan

lain sebagainya.

b. Adab Penuntut Ilmu (al muta’allim)

1) Adab Penuntut Ilmu terhadap dirinya sendiri, yaitu: meluruskan niat

dalam mencari ilmu, bersifat wara’, menghindari diri dari segala

makanan yang dapat menyebabkan kebodohan dan lemahnya hafalan

seperti apel asam dan cuka, dan lain sebagainya.

8

Page 9: Sains Dan Teknologi Islam

2) Adab penuntut ilmu terhadap gurunya, yaitu: memilih guru yang

berkualitas, mentaati perintah dan nasihat guru, mengagungkan dan

menghormati guru, dan lain sebagainya.

3) Adab penuntut ilmu terhadap pelajarannya, yaitu: hendaknya para

penuntut ilmu memulai pembelajarannya dengan mempelajari Al

Quran terlebih dahulu, memperbaiki bacaan sebelum

menghafalkannya, senantiasa menjaga adab majelis selama pelajaran

berlangsung, dan lain sebagainya.

4) Adab penuntut ilmu terhadap buku sebagai alat ilmiah, yaitu: ketika

membaca buku, hendaknya buku tidak dibiarkan berhamburan dilantai

dan terhampar secara berlebihan, hendaknya suci ketika membaca

buku, memastikan kesahihan rujukan yang ia ambil dari sebuah kitab,

dan lain sebagainya.

8. F aktor P endorong K emajuan IPTEK

Menurut Prof. Dr. Mulyadhi dan Dr. Syamsudin ada empat faktor yang

mendorong kemajuan ilmu dan teknologi didunia islam, yaitu:

a. Kemurnian dan keteguhan dalam mengimani, memahami, dan mengamalkan,

ajaran islam (firm adherence to understanding and practicing of true islamic

faith and teachings)

b. Dorongan motivasi agama

c. Apresiasi Masyarakat

d. Patronase (dukungan) penguasa

9. Prestasi Ilmuwan Muslim

Tahapan Lahirnya Ilmu dalam Islam

9

Page 10: Sains Dan Teknologi Islam

Menurut Hamid Fahmi Zarkasyi ada empat periodik tahapan kelahiran dalam

islam, yaitu: periode pertama, turunnya wahyu dan lahirnya pandangan hidup islam.

Periode kedua, lahirnya kesadaran bahwa wahyu yang turun tersebut mengandung

struktur ilmu pengetahuan. Periode ketiga, lahirnya tradisi keilmuwan dalam islam

yang ditunjukkan dengan adanya komunitas ilmuwan. Periode keempat, lahirnya

disiplin ilmu-ilmu islam.

Prestasi Ilmuwan Muslim

Dalam bidang matematika yaitu Al Khawarizmi yang merumuskan aljabar.

Dalam bidang kedolteran yaitu Ibn Sina dalam karya medisnya Al Qanun fi At-thibb.

Dalam bidang fisika yaitu Al Biruni, dia mendahului Newton dalam menemukan

hukum gravitasi. Dalam bidang optik yaitu Ibn Haitsam, dia membuat buku yang

berjudul Al-Manazhir (tujuh jilid). Dalam bidang Astronomi yaitu Al Battani, Al

Farghani, Ibn Syathir.

10. Islamisasi Ilmu dan Kampus

Islamisasi ilmu maksudnya mengislamkan ilmu pengetahuan barat, modern,

dan kontemporer, tidak termasuk turast islam. Jadi ketika digunakan ungkapan

Islamisasi ilmu pengetahuan yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan kontemporer,

yang diproyeksikan melalui pandangan hidup budaya dan peradaban barat. Pengagas

ide ini adalah Syed Muhammad Naquib Al Attas dalam konferensi dunia pertama

mengenai Pendidikan Islam di Mekkah tahun 1997. Islamisasi menurut Al Attas

adalah pembebasan manusia dari unsur magic, mitologi, animisme, dan tradisi

kebudayaan kebangsaan serta dari penguasaan sekuler atas akal dan bahasanya.

Sekularisasi yang ada dalam ilmu pengetahuan barat telah melahirkan dikotomi yang

tidak mencakup keseluruhan fitrah manusia. Sementara dalam islam mengakui tidak

hanya rasio sebagai sumber pengetahuan, tetapi juga intuitif. Melalui Islamisai ilmu

10

Page 11: Sains Dan Teknologi Islam

pengetahuan bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dengan sebenarnya,

sehingga menambah keimanan dan akan melahirkan keamanan, kebaikan dan

keadilan.

Proses Islamisasi Ilmu Pengetahuan Kontemporer

Ada dua proses yaitu yang pertama mengisolasi unsur-unsur dan konsep-

konsep kunci yang membentuk budaya dan peradaban barat dari setiap bidang ilmu

pengetahuan modern saat ini, khususnya bidang ilmu pengetahuan humaniora. Yang

kedua memasukkan unsur-unsur islam beserta konsep-konsep kunci dalam setiap

bidang ilmu pengetahuan saat ini yang relevan.

Islamisasi Kampus

Kampus merupakan sarana utama dalam melakukan Islamisasi ilmu

pengetahuan. Ada empat upaya dalam Islamisasi Kampus yaitu penyatuan pendidikan

sekuler dan agama, penanaman visi islam, Islamisasi kurikulum, dan Islamisasi Sains-

Ilmu sosial.

Aplikasi Islamisasi Melalui Budaya Akademik

a. Penguatan IPTEK, ada beberapa bentuk yaitu

1) Semangat Iqra’

2) mengembangkan ilmu pengetahuan atas dasar nilai-nilai islam,

diantaranya mengadakan workshop islamic worldview, seminar

bulanan tentang pemikiran islam, dan lain-lain

3) Apresiasi ilmu, diantaranya memberikan penghargaan kepada

mahasiswa yang berprestasi, memberikan bantuan dana penelitian

dosen, dan lain-lain

4) Membangun islamic learning society

b. Penguatan Ruhiyah, antara lain:

11

Page 12: Sains Dan Teknologi Islam

1) Gerakan pemberdayaan Masjid

2) Gerakan sholat berjama’ah

3) Gerakan berbusana islami

4) Gerakan Thaharah (lingkungan bersih dan sehat)

5) Gerakan keteladanan

11. Manusia Sebagai Penggerak Teknologi

Hakikat Manusia

Manusia terdiri dari dua jenis yaitu benda padat (tanah); tanah liat dan benda

cair (mani). Hal itu dijelaskan dalam QS. Al Hajj ayat 5. Selain itu manusia terdiri

dari dua unsur yaitu jasad dan ruh juga. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk

ruhani yang esensinya bukan fisiknya dan bukan pula fungsi fisik melainkan jiwa

adalah identitas manusia yang tetap. Manusia merupakan substansi immaterial yang

berdiri sendiri dan merupakan subjek yang mengetahui.

Karakteristik Manusia

a. Karakter Positif

Karakter Manusia mempunyai keunikan dari makhluk lainnya yaitu

kemampuannya dalam melahirkan kebudayaan, kemampuan untuk bergerak

dalam ruang apapun darat, laut, dan udara. Manusia merupakan makhluk yang

paling mulia jika mereka mampu memanfaatkan tiga keistimewaan yaitu

spiritual, emosional, dan intelektual dalam diri mereka. Mereka juga diberi

akal dan hati sehingga mampu memahami ilmu yang ada dalam Al Quran dan

As Sunnah.

b. Karakter Negatif yang dimiliki oleh manusia yaitu tergesa-gesa, bertindak

bodoh dan mempersulit diri, labil dan tidak bertahan, keluh kesah, kikir, suka

berdebat dan membangkang, dan lain sebagainya.

12

Page 13: Sains Dan Teknologi Islam

Tujuan hidup manusia yaitu bertanggung jawab memanfaatkan nikmat Nya

secara baik dan tidak menyalahgunakan amanat yang diberikan oleh Nya. Tujuan

tersebut diungkapkan dalam Al Quran sebagai predikat manusia untuk menjadi

Ibadullah dan khalifatullah fil Ardhi (menjaga dan mengelola bumi).

Manusia Ulul Albab Sebagai Penggerak Teknologi

Ulul Albab berasal dari kata dan (memiliki, mempunyai) اَوْلو .(akal) اَالْلٍباب

Jadi ulul albab berarti manusia yang menggunakan akalnya untuk memikirkan dan

memahami ayat-ayat Allah baik ayat kauniyah maupun ayat kauliyah. Ada sepuluh

karakteristik yang dimiliki manusia ulul albab sebagai penegak hukum yaitu:

a. Mampu mentadzaburi ayat-ayat Allah baik ayat kauniyah maupun ayat

kauliyah.

b. Memiliki ilmu yang mendalam

c. Mampu membedakan antara haq dan yang bathil

d. Senantiasa berbekal ketakwaan dalam hidupnya

e. Memiliki akidah yang kuat

f. Berorientasi ibadah dalam segala aktifitasnya

g. Memiliki hikmah

h. memiliki akhlak mulia

i. Memiliki amalan dengan cara yang terbaik

j. Menegakkan hukum Allah dimuka bumi

Konsep Ulul Albab ini sangat relevan jika diimplikasikan dalam dunia

teknologi kita saat ini, yaitu dengan memerhatikan hal-hal berikut ini:

a. Dari segi landasan ideologis, hendaknya teknologi dibangun atas dasar tauhid,

bukan dualisme.

13

Page 14: Sains Dan Teknologi Islam

b. Dari segi teknologi, hendaknya diarahkan untuk melahirkan konsep teknologi

yang memiliki visi keutamaan dan kemaslahatan bagi alam semesta.

c. Dari segi kurikulum teknologi, hendaknya kurikulum mengintegrasikan antara

akal dan wahyu.

d. Dari segi metodologi, hendaknya menggunakan metode tadabur yaitu

mengintegrasikan antara zikir dan pikir pada setiap kegiatan teknologi.

12. Al Q uran dan IPTEK

Al Qur’an mencakup ilmu umat terdahulu dan umat yang akan datang. Al

Quran penuh dengan berbagai ilmu pengetahuan. Al Quran merupakan nasehat

terbaik yang mengembalikan para pendengarnya kepada kesadaran. Selain itu, A

Quran juga merupakan sistem teragung. Diantara sistem agung yang disebut dalam Al

Quran adalah sistem alam semesta ini.

L ogam B esi sebagai P erangkat T eknolog i

Di dalam QS Al Hadid ayat 25 di jelaskan tentang manfaat besi bagi manusia.

Besi tersebut dipanaskan akan mencair dan apabila didinginkan akan membeku. Besi

bisa dibuat untuk mobil, kereta api, kapal laut, dan lain lain.

T eknologi A ngin

Angin mampu menghasilkan energi pendorong yang amat dahsyat. Hal itu

dijelaskan dalam QS As Syuura ayat 33 dan QS Yunus ayat 22. Agin sebagai

teknologi penerbangan dijelaskan dalam QS Al anbiya ayat 81. Teknologi angin

mampu mengawinkan hujan dijelaskan dalam QS Al A’araaf ayat 57. Teknologi

angin membentuk salju dijelaskan dalam QS An Nur ayat 43.

Teknologi Ilmu Teknik Sipil

14

Page 15: Sains Dan Teknologi Islam

Geologi teknik yang mencakup gunung sebagai pasak bumi penahan gempa

dan rekayasa lalu lintas berupa sungai dan jalan sebagai penunjuk arah manusia

dijelaskan dalam QS An Nahl ayat 15. Bahan bangunan (teknologi rumah ringan dan

bahan kulit binatang) dijelaskan dalam QS An Nahl ayat 80. Arsitektur rumah (rumah

terkonsep alami pada dinding gunung) dijelaskan dalam QS As Syu’araa ayat 149.

Teknologi gedung dan kolam renang dijelaskan dalam QS Saba ayat 13. Teknologi

lampu bohlam penghias rumah dijelaskan dalam QS An Nur ayat 35. Dan Teknologi

pipa hidrolik untuk pengecoran beton pada pada lantai gedung tinggi.

Teknologi Supra Power

Teknologi super power terjadi pada peristwa isra’ mi’raj nya Rasulullah SAW

yang mengendarai buroq yang melakukan perjalanan horizontal dari Masjid Haram

Mekkah sampai Masjidil Aqsha Palestina kemudian perjalanan vertikal nya yaitu

melewati tujuh langit sampai di Sidratul Muntaha. Perjalanan ini hanya ditempuh

dalam waktu semalam saja. Hal ini dijelaskan dalam QS Al Isra ayat 1.

13. N etralitas S ains dan T eknologi

Sains dan Teknologi Tidak Netral

Muncul gerakan Islamisasi sains pada awal 80-an. Banyak pemikir muslim

melakukan eksperimen dan teori-teori. Teori tersebut berkaitan dengan hakikat ilmu

sementara penulis memberanikan bereksperimen dalam bidang ilmu tertentu sehingga

muncullah buku-buku seperti Ekonomi Islam. Saintek memang tidak bebas nilai, itu

bisa dibuktikan bahwa teori-teori ekonomi komunis maupun neoliberal. Saintek yang

bersandar pada sesuatu di luar islam terbukti islam, dan ilmuwan yang menekuninya

lebih sering dihitung sebagai ilmuwan sekuler, yaitu ilmuwan yang memandang

bahwa agama tidak perlu dilibatkan dalam pengaturan urusan kehidupan publik.

15

Page 16: Sains Dan Teknologi Islam

Menurut Prof. Didin Hafidhuddin, ketidaknetralan sains dapat dilihat dari dua

segi, pertama, keberpihakan pada teori yang berkembangnya pengetahuan logis,

empiris dan rasa manusia. Kedua, terdapatnya kecenderungan untuk memasukkan

unsur metafisika ke dalam pembahasan sains dengan berbagai tabiatnya. Proses

islamisasi sains memiliki beberapa dimensi. Pertama, pendalaman terhadap teori-teori

sains sebagai wujud dari sikap kritis ilmuwan muslim. Kedua, mewarnai pembahasan

sains dengan aspek-aspek metafisika yang selaras dengan nilai-nilai islam. Ketiga,

mengarahkan aplikasi sains ke dalam teknologi yang menjamin keberlangsungan

penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

K omparatif I lmuwan M uslim dan Il muwan S ekuler

Ada tiga aspek Filsafat Islam dalam menguji ilmuwan muslim dan sekuler yaitu

Ontologi, epistomologi, dan aksiologi.

a. Ilmuwan islam akan berontologi dengan kebutuhan yang merupakan hajatul

udhawiyah (asasi) dan kewajiban syar’iyah, terinspirasi dan termotivasi suatu

ayat Al Quran yang bermuatan pertanyaan yang dapat dikaji lanjut secara

ilmiah. Sedang ilmuwan sekuler akan berontologi pada kepuasan batin

peneliti, kebutuhan dalam masyarakat kapitalis.

b. Dari sisi epistomologi ilmuwan muslim akan melakukan nya dengan cara

dibatasi syariat. Sedang ilmuwan sekuler pada dasarnya bebas dan tidak ingin

diatur, sekalipun oleh hukum.

c. Dari sisi aksiologi, produk saintek ilmuwan muslim dikembangkan

sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat sebesar-besarnya sesuai syariat,

dan tidak disalahgunakan untuk aktifitas yang tidak syar’i. Sementara ilmuwan

sekuler aksiologinya adalah yang memberi keuntungan sebanyak-banyaknya.

14. Menuju Sains Islam

16

Page 17: Sains Dan Teknologi Islam

Urgensi Filsafat Sains Islam

Dalam islam alam tidak dilihat sebagai entitas terpisah, melainkan sebagai

bagian integral dari pandangan holistik islam tentang Tuhan, manusia, dan alam

semesta. Alam semesta dalam Al Quran merupakan kumpulan ayat-ayat keberadaan

Tuhan. Umat islam membutuhkan filsafat sains islam yang menunjukkan bagaimana

konsep tauhid dalam memahami alam dan kerjanya.

Memahami Sains Kontemporer

Sains adalah suatu modus penelitian terorganisasi, sistematis, dan disiplin

berdasarkan eksperimentasi dan empirisme yang menghasilkan hasil yang berulang

dan berlaku universal untuk semua budaya. Memahami sains yang terpenting yaitu

memahami metode nya. Menurut Guessoum ada empat metode saintifik secara

sederhana diantaranya mengamati fenomena dan merekam sebanyak mungkin data

tentang hal yang diamati. Keyakinan berlebihan pada metode saintifik telah membuat

ilmuwan barat terjebak dalam saintisme, yang menjadi sains sebagai satu-satunya

sumber jawaban untuk setiap pertanyaan yang mereka hadapi. Menurut Guessoum

ada sepuluh keterbatasan sains kontemporer diantaranya sains memunculkan beberapa

pertanyaan yang relevan dengan pokok persoalannya, tapi penjelasannya berada diluar

jangkauan sains. Misalnya: Dari mana datangnya hukum-hukum fisika? Mengapa kita

bisa memahami hukum-hukum fisika? Mengapa harus ada alam semesta yang

didalamnya hukum-hukum fisika berlaku seperti itu?.

Menurut Syed Muhammad an Naquib mengungkapkan ada tiga model metode

saintifik yang berkembang di Barat dimana metode tersebut mengarah pada penolakan

terhadap eksistensi dan konsepsi Tuhan. Salah satu metodenya antara lain

rasionalisme sekuler yang cenderung lebih bersandar pada pengalaman atau persepsi

indrawi.

17

Page 18: Sains Dan Teknologi Islam

Definisi Sains Islam

Menurut Al Attas sains islam adalah kegiatan saintifik yang kerangka

utamanya berada dalam worldview islam. Golshani merinci empat ciri sains dalam

kerangka worldview islam, diantaranya: memandang Tuhan sebagai pencipta dan

pemelihara alam semesta, tidak membatasi alam semesta pada ranah materi saja,

menisbatkan tujuan pada alam semesta dan menerima tertib moral bagi alam semesta.

Untuk membedakan mana sains islam dan mana yang bukan menurut Ahmad

Annes ada sepuluh hal yang tidak bisa disebut sebagai sains islam.

a. Sains barat yang dilabeli islam

b. Reduktif (Paradigma tauhid menggabungkan semua pengetahuan dalam

sebuah organik)

c. Anakronistik (menyalahi zaman)

d. Terlalu didominasi metodologi tertentu

e. Terfragmentasi (terpisah-pisah)

f. Ketidakadilan

g. Sempit

h. Ada yang tidak relevan secara sosial

i. Bucaillism (kesalahan berfikir logis)

j. Kesektean

Sains Dalam Al Qur’an

Ada dua pandangan mengenai apakah Al Quran memuat seluruh ilmu

kealaman atau Al qur’an sebagai rujukan sains.

a. Al Quran sebagai sumber sains. Menurut As Suyuti Al qur’an telah

melingkupi semua ilmu. Untuk mendukung pandangan As Suyuthi didalam

Al Quran di jelaskan pada Al An’am ayat 38 dan An Nahl ayat 89. Dan ayat

18

Page 19: Sains Dan Teknologi Islam

yang cukup fenomenal sebagai kemujizatan sains dalam Al Quran yaitu QS

An Naba’ ayat 7.

b. Al Qur’an sebagai sumber petunjuk. Apabila Al Quran dibaca secara saintifik

didalamnya mengungkapkan cara semi-tersurah kebenaran saintifik yang

ditemukan pada zaman modern ini.

Kontradiksi Antara Sains Dan Wahyu

Secara konseptual kontradiksi antara sains dan wahyu tidak mungkin terjadi.

Alam semesta raya seisinya dan Al Qur’an sama-sama berasal dari Allah. Keduanya

tidak bertentangan bahkan saling menjelaskan dan memperkuat fakta tentang

keberadaan Allah bagi mereka yang mengimaninya.

15. Teknokrat R abani

Definisi dan Proses

Kata Rabbani artinya tinta dan pemilik ilmu, orang yang mengabdi kepada

Tuhan, orang yang berke Tuhanan mengenal Allah. Jadi Teknokrat Rabani

yaituTeknokrat yang senantiasa mengikat ilmunya dan akhlaknya dengan ketentuan

Allah SWT.

Proses dalam melahirkan teknokrat Rabani ada tiga yaitu

a. Afkar (pemikiran), memberi bekal akal dengan wawasan Allah, manusia,

alam, dan kehidupan yang diasaskan pada wahyu, ayat-ayat alam semesta, dan

jiwa manusia.

b. Athifah (perasaan), menyucikan jiwa dari berbagai penyakit yang dideritanya,

meninggikan cita-cita kalbu, mengikatnya dengan Allah serta memberinya gizi

dengan berbagai hakikat azaliah.

19

Page 20: Sains Dan Teknologi Islam

c. Suluk (sikap perilaku), memenuhi sikap perilakunya dalam perbuatan-

perbuatn yang diridhoi Tuhan nya melakukan kebaikan, mempropagandakan

reformasi kebenaran, dan meluruskan penyimpanagan dalam tatanan hukum

alam kehidupan.

Karakter Teknokrat Rabani

Menurut Ali Muhammad Al Shallabi merinci karakter Rabbaniyah dalam

empat rumpun yaitu:

a. Karakter Imaniyah (ikhlas, pencari akhlak)

b. Karakter Sulukiyah Akhlaqiyah (Shidiq, sabar, memberi dan berkorban)

c. Karakter Harakiyah Da’wiyah (generasi yang disiplin, generasi dakwah dan

jihad)

d. Karakter Nafsiyah (kemauan yang teguh, banayk berkorban, mengetahui

prinsip)

Aplikasi Pengembangan Saintek Rabani

Dalam mengembangkan sains dan teknologi, teknokrat Rabani akan senantiasa

berpegang pada prinsip-prinsip: tauhid, integrated, pengamalan, pengajaran,

berpegang pada kebenaran, kesesuaian dengan agama, terbuka, dan manfaat.

16. Membangun Peradaban Ilmu dan Teknologi

Peradaban dibangun oleh pandangan hidup dan itu berakar pada ilmu

pengetahuan, khususnya tentang manusia dan alam semesta. Jadi ilmu adalah akar

dari peradaban dan peradaban adalah buah dari ilmu pengetahua. Menurut Abdul

Hamid Abu Sulaiman usaha-usaha untuk membangun kembali peradaban islam harus

terarah pada tiga pokok yaitu:

20

Page 21: Sains Dan Teknologi Islam

a. Menyiapkan kader muda umat yang tangguh, demi menyongsong peradaban

islam kedepan yang cemerlang

b. Mengaktifkan kembali peranan lembaga-lembaga ilmiah dalam mencapai

islamisasi dan pembangunan pandangan islam dalam lapangan ilmu, performa

peradaban yang efektif, dan pembangunan generasi yang dibekali dengan

beban risalah

c. bekerja menuju masa depan wujud manusia dan pembangunan peradaban.

Dari pandangan pakar di atas asas peradaban islam adalah ilmu pengetahuan,

yang bersumber pada Al Quran dan Sunnah. Dengan demikian, maka peranan ilmu

pengetahuan yang sangat sentral dalam keseluruhan struktur konsep peradaban islam

perlu dikembalikan sebagaimana mestinya. Maka umat muslim perlu melakukan

islamisasi ilmu pengetahuan kontemporer dan islamisasi kampus.

21