ringkasan kuliah 4 dst
DESCRIPTION
Reaktor Kuliah CSTRTRANSCRIPT
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
1/60
1
Budhijanto, Februari 2010
Beberapa kesimpulan:
Semakin banyak CSTR yang diseri, total V CSTR akan makin mendekati V 1 buah PFRuntuk mencapai X yang sama.
Total V yang dibutuhkan untuk mencapai X tertentu tidak tergantung pada jumlah PFR
yang diseri. Bukti untuk 2 PFR yang diseri:F dXr F dXr F dXr
Reaksi dengan perubahan faseContoh: A(g) + 2B(g) C(g) + D(g,l)
Tekanan uap D pada suhu T adalah Pv. Jadi, pada suhu reaksi isotermal T, tekanan parsial
produk D (PD) di fase gas akan meningkat sampai tercapai PD= Pv, dimana pengembunan
D mulai terjadi. Pada saat itu, fraksi mol D di fase gas adalah:y, P PSelanjutnya, tekanan parsial D tetap = Pv; dan fraksi mol D tetap = yDe, sehingga setiap
kali tekanan parsial D naik akibat ada D yang terbentuk, D akan mengembun sampai
tekanan parsialnya kembali = Pv. Misalkan umpan mengandung A dan B dengan
FB0=2FA0, maka tabel stoikhiometri untuk reaksi ini adalah:
Tabel Stoikhiometri untuk Reaksi yang disertai Pengembunan
A(g) + 2B(g) C(g) + D(g,l)
Spesies Umpan Perubahan Sebelum Pengembunan,
PD < Pv,Tersisa
Setelah Pengembunan,
PD = Pv,Tersisa
A(g) FA0 FA0X FA=FA0(1X) FA=FA0(1X)B(g) FB0=2FA0 2FA0X FB=FA0(22X) FB=FA0(22X)C(g) FA0X FC=FA0X FC=FA0XD(g) FA0X FD=FA0X FD=yD,eFTTotal FT0 FT=FA0(3-X) FT=yD,eFT+ 3FA02FA0X
atau
( )
e,D
0AT
y1
X5,1F2F
=
Contoh Soal 3.6:
Reaksi di atas dijalankan di dalam reaktor alir pada T tetap = 300 K. Pada suhu ini,
tekanan uap jenuh spesies D = 16 kPa (120 mmHg). P tetap = 101,3 kPa (1 atm).
BAA CkCr = .a. Hitung X saat D mulai mengembun (=Xc).b. Tulis persamaan kecepatan reaksi sebagai fungsi X.c. Tulis persamaan kecepatan molar D fase cair setelah terjadi pengembunan.
Jawab:
a. Dari tabel stoikhiometri:
( ) cc
c0A
c0A
T
De,D
X3
X
X3F
XF
F
Fy
=
==
158,03,101
16
P
Py
T
vDe,D ===
Jadi: Xc= 0,41.
b. Untuk X
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
2/60
2
Budhijanto, Februari 2010
( )( )X1
XCC
jj
0Aj +
+=
( )3
11211
3
1y 0A =+==
( )
=
X3
11
X1CC 0AA ;
( ) ( )
=
=
X3
11
X1
C2X3
11
X22
CC 0A0AB
Jadi:
2
2
0AA
X3
11
X1kC2r
=
Untuk X>Xc: Pengembunan terjadi.
Karena P dan T tetap, dan perubahan Z diabaikan, maka:
0T
00
0T C
RTZ
P
ZRT
PC ===
( )( ) ( )( )e,D
0
0A
e,D0A
0
0T
T0
0
0
0T
T0
y15,1
X5,1v
F3
y1X5,1F2v
F
Fv
T
T
P
P
F
Fvv
=
=
=
=
( )( )( )
( )
=
== X5,1X1
y1C5,1
y15,1
X5,1v
X1F
v
F
C e,D0A
e,D
0
0AAA
( )( )( )
( )
=
==X5,1
X1y1C3
y15,1
X5,1v
X1F2
v
FC e,D0A
e,D
0
0ABB
Jadi: ( )2
2
e,D
2
0AAX5,1
X1y1kC5,4r
=
c.Setelah terjadi pengembunan (X > Xc):
( ) ( )( )e,D
e,D
0ATe,DDy1
yX5,1F2FygF
==
( ) ( )
( )e,De,D
0A0ADD
y1
yX5,1F2XFgFDtotal)l(F
==
Algoritma Perancangan Reaktor Isotermal
1. Tentukan reaktan pembatas koefisien reaktan pembatas pada persamaan reaksidijadikan 1. Reaktan pembatas dijadikan basis perhitungan.
2. Tulis persamaan kecepatan reaksi sebagai fungsi konsentrasi.3. Tulis persamaan perancangan yang sesuai dengan jenis reaktor.4. Nyatakan konsentrasi sebagai fungsi konversi atau variabel yang lain.5. Gabungkan hasil langkah 1 s/d 4.6. Selesaikan persamaan yang diperoleh untuk menentukan volum reaktor atau
waktu reaksi.
Contoh soal 4.1:
Reaksi fase gas: 2A B. k = 10 L/gmol.det. T0= 500 K. P0= 8,2 atm. Umpan A
murni. X = 90%. Hitung:
a. t jika dipakai reaktor batch bervolum tetap.
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
3/60
3
Budhijanto, Februari 2010
b. VCSTRjika FA0= 5 gmol/det, T dan P tetap.c. VPFRjika FA0= 5 gmol/det, T dan P tetap.
Jawab:
Penentuan reaktan pembatas:
Satu-satunya reaktan: A sehingga A adalah reaktan pembatas A adalah basis
perhitungan.
Persamaan reaksi: A 0,5B
Persamaan kecepatan reaksi:2AA kCr =
a. Persamaan perancangan Reaktor Batch :t N dXrV Persamaan Cjsebagai fungsi X, fase gas dengan V tetap :
( )XCC jj0Aj += A= 1; A= -1; ( )X1CC 0AA = ;
( )( )( )( )
L/gmol2,0K500K.gmol/atm.L082,0
atm2,81
RT
PyC
0
00A0A ===
Penggabungan hasil penjabaran:
( )
22
0A
2
AAX1kCkCr ==
;t N dXrV C dXkC 1 X 1kC 11 X 1 110 Lgmoldet. 0,2 gmolL 110,9 1 4,5 detik
b. Persamaan perancangan CSTR :
( )exitA
0A
r
XFV
=
Persamaan Cjsebagai fungsi X, fase gas, isotermal, isobarik:
( )X1X
CCjj
0Aj +
+=
= yA0= (0,5 1)(1) = -0,5; A= 1; A= -1; ( )( )X5,01X1CC 0AA
= ; L/gmol2,0C 0A =
Penggabungan hasil penjabaran:
( )( )2
2
2
0A
2
AAX5,01
X1kCkCr
== ;
( )( )
( )( ) { }{ }( )( )( ) ( )
L3409,01L/gmol2,0det.gmol/L10
9,05,019,0det/gmol5
X1kC
X5,01XF
r
XFV
22
2
22
0A
2
0A
A
0A =
=
=
=
c. Persamaan perancangan PFR :
=X
0A
0Ar
dXFV
Persamaan Cjsebagai fungsi X, fase gas, isotermal, isobarik:
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
4/60
4
Budhijanto, Februari 2010
( )( )X5,01
X1CC 0AA
= ; L/gmol2,0C 0A =
Penggabungan hasil penjabaran:
( )( )2
2
2
0AAX5,01
X1kCr
= ;
( )( )
( )( )
dXX1
X25,0X1
kC
F
X1kC
dXX5,01F
r
dXFV
X
0 2
2
2
0A
0AX
0 22
0A
2
0A
X
0A
0A +
=
=
=
Selesaikan sendiri secara numeris
Catatan Tambahan untuk Reaktor Batch
1. Waktu 1 siklus operasi reaktor batch (= tt):
Rceft ttttt +++= dengan:
tf = waktu yang dibutuhkan untuk pemasukan reaktan ke dalam reaktor dan
memulai pengadukan
te= waktu yang dibutuhkan untuk pemanasan reaktan sampai suhu reaksi
tc = waktu yang dibutuhkan untuk pengeluaran campuran hasil reaksi dari dalam
reaktor dan pembersihan reaktor sebelum pemasukan reaktan untuk siklus operasi
berikutnyatR = waktu reaksi yang dibutuhkan untuk mencapai konversi yang diinginkan
Contoh: Reaktor batch untuk reaksi polimerisasi
tf= 1,5 3,0 jam; te= 1,0 2,0 jam; tR = 5 60 jam; tc = 0,5 1,0 jam.2. Volum reaktor batch dihitung berdasarkan kapasitas produksi yang diinginkan.Misal: reaksi fase cair: 2A B. Kapasitas produksi per reaktor adalah NB
gmol B/tahun. Konversi A yang diinginkan adalah X yang dapat dicapai dalam
waktu 1 siklus operasi batch ttjam. Maka:
XN5,0N 0AB= ; XN2N B0A =
Jadi kebutuhan A = ( )XN2 B gmol/tahun.
Misal: reaktor beroperasi 330 hari/tahun, 24 jam/hari.
1 tahun = (330)(24) jam operasi = 7920 jam operasiJumlah siklus operasi batch = (7920/tt) siklus per tahun.
Jumlah umpan A =t
Bbatch,0A
t7920
XN2N = gmol/siklus
Volum cairan umpan = 0At
B C
t7920
XN2
mL/siklus.
dengan:
CA0= konsentrasi A pada umpan, g/gmol.
Reaktor tidak hanya terisi cairan reaktan, tetapi juga pengaduk, baffle, ruang
kosong di atas permukaan cairan, dsb. Misalkan dianggap cairan umpan mengisi
70% dari total volum reaktor batch (VR), maka:
VR=0A
t
B
C7,0
t7920
XN2
mL
Penurunan Tekanan di dalam Reaktor
Pengaruh penurunan tekanan:
dapat diabaikan pada reaksi fase cair.
penting pada reaksi fase gas.
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
5/60
5
Budhijanto, Februari 2010
Penurunan tekanan akibat dari gesekan dengan:
dinding pipa pada PFR
dinding pipa dan butir-butir katalis pada PBR.
a. Penurunan tekanan di dalam PBR
Persamaan Ergun:
( )
+
= G75,1D
11501
Dg
G
dz
dP
p
3
pc
dengan
P = tekanan, lbf/ft2
= porositas =totalbedvolum
voidvolum
1 =
gc= 32,174 lbm.ft/s2.lbf
= 4,17 x 108lbm.ft/h
2.lbf
Dp= diameter partikel di dalam bed, ft
= viskositas gas yang mengalir melalui bed, lbm/ft.hz = panjang sepanjang pipa packed bed, ft
u = kecepatan superfisial = kecepatan volumetris/luas penampang melintang pipa, ft/h
= densitas gas, lb/ft3G = u = kecepatan massa superfisial, (g/cm2.s) atau (lbm/ft2.h)
Parameter yang dipengaruhi P hanyalah .Persamaan Ergun dituliskan kembali sebagai berikut (lihat penjabarannya di text-book):
0T
T
0
00
F
F
T
T
P
P
dz
dP
=
dengan:
( )
+
= G75,1D
11501
Dg
G
p
3
pc0
0
Berat katalis: ( )== 1zAzAW cccb dengan: b= bulk density katalis
c= solid catalyst densityAc= luas penampang pipa reaktor
Ketiga parameter ini tetap sepanjang pipa reaktor. Dengan demikian, persamaan Ergun
dapat dituliskan menjadi:
( ) 0TT
00
0
F
F
T
T
P/P
P
2dW
dP
=
dengan:
( ) 0cc0
P1A
2
=
Karena:
X1F
F
0T
T +=
maka:( )
( )X1T
T
P/P
P
2dW
dP
00
0 +
=
Untuk reaktor isotermal:
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
6/60
6
Budhijanto, Februari 2010
( )( )X1
P/P
P
2dW
dP
0
0 +
=
Kasus khusus: PBR isotermal dengan = 0 (juga bisa dipakai sebagai pendekatan untuk
kasus dimana X
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
7/60
7
Budhijanto, Februari 2010
32
B
31
A
'
A PkPr = lbmol/lb katjdengan
jkatlbatm
lbmol0141,0k
= pada 260C.
Hitunglah berat katalis yang diperlukan untuk mencapai konversi 60%.
Jawab:
Penentuan reaktan pembatas: Umpan sesuai perbandingan stoikhiometris. Jadi reaktanpembatas yang dijadikan basis perhitungan dapat dipilih A atau B (sama saja). Dipilih
reaktan pembatasnya adalah A.
Persamaan kecepatan reaksi sebagai fungsi konsentrasi reaktan:
( ) ( ) 32B31
A
32
B
31
A
32
B
31
A
'
A CkRTCRTCRTCkPkPr ===
Persamaan perancangan PBR :'
A0A rdW
dXF =
Persamaan konsentrasi sebagai fungsi konversi fase gas dengan suhu tetap :
( )( )
+
+=
0
jj
0AjP
P
X1
XCC
Umpan A dan B sesuai perbandingan stoikhiometrisnya. Jadi B= 0,5; B= 0,5.( )( )
+
=0
0AAP
P
X1
X1CC
( )
( )
+
=
0
0AB
P
P
X1
X5,05,0CC
Penggabungan hasil penjabaran:
( )( )
( )( )
32
0
0A
31
0
0A
32
B
31
A
'
AP
P
X1
X1
2
1C
P
P
X1
X1CkRTCkRTCr
+
+
==
+
=0
32
0A
'
AP
P
X1
X1
2
1RTkCr
Reaktor isotermal: 0A00A0A PRTCRTC == . Jadi:
+
=0
32
0A
'
AP
P
X1
X1
2
1kPr
+
=0
32
0A0AP
P
X1
X1
2
1kP
dW
dXF
+=X1
X1
ykP
F2
dX
dW
0A
0A32
(1)
dengan
0PPy= (2)Persamaan pressure drop PBR isotermal:
( )( )X1
P/P
P
2dW
dP
0
0 +
=
dX
dW
dW
dP
dX
dP=
( )( ) 2
2
0A
0A
31yX1
X1
kP
F
2dX
dy
+
= (3)
dengan
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
8/60
8
Budhijanto, Februari 2010
( ) 0cc0
P1A
2
= (4)
( )
+
= G75,1D
11501
Dg
G
p
3
pc0
0 (5)
Data per tube:
Etilen: FA0= (0,3/1000) lbmol/s = 3104
lbmol/s = 1,08 lbmol/jOksigen: FB0= 0,5FA0= 0,54 lbmol/j
Inerts = N2= I: FI= 21,0
79,0
54,0 lbmol/j = 2,03 lbmol/j
Total: FT0= FA0+ FB0+ FI= 3,65 lbmol/j
30,065,3
08,1
F
Fy
0T
0A0A ===
( ) 15,015,013,0y 0A === ( ) atm0,3atm103,0PyP 00A0A ===
0141,0k= lbmol/atmlb katj.
Etilen: 0Am& = (1,08 lbmol/j)(28 lb/lbmol) = 30,24 lb/j
Oksigen: 0Bm& = (0,54 lbmol/j)(32 lb/lbmol) = 17,28 lb/j
Inerts = N2= I: Im& = (2,03 lbmol/j)(28 lb/lbmol) = 56,84 lb/j
Total: =++= I0B0A0T mmmm &&&& 104,36 lb/j
01414,0ft12
610,1
4ID4A
2
2
c =
=
= ft2
5,7380A
mG
c
0T == &
lb/jft2
Sifat fisis udara pada 260C dan 10 atm,= 0,0673 lbm/ftj0= 0,413 lbm/ft
3
Dp= 0,25 in = 0,0208 ft
gc= 4,17108lbmft/lbfj2
= 0,45
c= 120 lb/ft3
( )( )
( )
+
= 5,738075,10208,0
0673,045,01150
45,0
45,01
0208,01017,4413,0
5,7380380 = 163,9 lbf/ft
3
0774,00= atm/ft
( )( )
( )( )1045,0101414,01200774,02
P1A
2
0cc
0
=
= = 0,0166/lb kat
Persamaan (1) dan (3) diselesaikan dengan boundary conditions:
X = 0 W = 0; y = P0/P0= 1,0
Ditanyakan:
X = 0,6 W = ?
Penyelesaian numeris dengan cara Runge Kutta (Review/pelajari sendiri metode numeris
ini dari buku-buku, seperti Perry, dsb.)
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
9/60
9
Budhijanto, Februari 2010
Penyelesaian dengan MATLAB
menghasilkan: W = 44,3454 lb kat per pipaTotal kebutuhan katalis = 44345,4 lb kat
Jika pressure drop diabaikan (y = 1 = tetap):
W = 35,2138 lb kat per pipa
Total kebutuhan katalis = 35213,8 lb kat
Membrane Reactors
Contoh kasus:
FA
FB
FA
FB
FC
RB
RB
Membran
Membran
A B + C
Neraca massa A dan C:
AA r
dV
dF= ; C
C rdV
dF=
Neraca massa B:
BBB Rr
dV
dF=
dengan:
RB = kecepatan molar B secara difusi melalui membrane per satuan volum
reaktor. Contoh: RB= kcCB, dengan kc= koefisien transfer massa B melalui membrane.
Recycle Reactors (Levenspiel, 2 ed., pp. 144-156)
Jika tidak ada reaksi di dalam reaktor:( ) 01 v1R'v += ( ) 'vCF1R'F 10A0A0A =+=
Konversi di dalam PFR:
( )A0AA X1'FF = Isotermal, isobarik:
( )1A11 X1'vv += ; ( )2A12 X1'vv += ( )'vC
X1'vC'vC
'F
F'FX
10A
1A11A10A
0A
1A0A1A
+=
=
( )( )
0A1A
0A1A1A
CC1
CC1X
+
=
Analog:
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
10/60
10
Budhijanto, Februari 2010
( )( )
( )( )0AAf
0AAf
0A2A
0A2A2A
CC1
CC1
CC1
CC1X
+
=+
=
Konversi overall:
( )Af0AAf X1FF = ( )Af0f X1vv +=
Analog:
( )
( )2A
0AAf
0AAfAf X
CC1
CC1X =
+
=
Kemudian:
f0
Af0A
30
3A0A
1
1A1A
Rvv
RFF
vv
FF
v
FC
++
=++
==
Persamaan CA1, FAf, dan vfdigabung:
+++
=Af
Af0A1A
XRR1
RXR1CC
Disubstitusikan ke persamaan XA1, didapat:
1R
RXX Af1A +
=
Neraca massa A:
AA
0AA r
dV
dX'F
dV
dF==
=2A
1A
X
XA
A
0A r
dX
'F
V
Persamaan-persamaan di atas digabung:
( )+
+=Af
Af
X
1R
RX
A
A
0A r
dX1R
F
V
Dapat dibuktikan sendiri:
1. Jika = 0 (tidak ada perubahan densitas):
( )+
+
+=Af
Af0A
C
1R
RCC
A
A
0A
0A
r
dC1R
F
VC
2. Jika R = 0:
=AfX
0A
A
0A r
dX
F
V plug flow
3. Jika R = :
Af
Af
0A r
X
F
V
= mixed flow
R optimum: R yang memberikan V minimum atau minimum.( )
+
+=
==
Af
Af
X
1R
RX A
A0A0A00A
dXr
1R
CCv
V
F
V
( )0
dR
Cd
optimumR
0A =
Rumus Leibniz:
( ) ( )( )
( )
=Rb
RadXR,XfRF
( )( )
( )( ) ( )
dR
daR,af
dR
dbR,bfdX
R
R,Xf
dR
dF Rb
Ra+
=
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
11/60
11
Budhijanto, Februari 2010
( )( )
( ) Af21R
RXXAXA
X
1R
RX A
A
0A X1R
R
1R
1
r
1R0
r
1RdX
r
10
dR
Cd
AfAiAf
Af
Af
+
++
++
==
+=+
Af
XA
X
1R
RX A
A
X1R
1
r
1dX
r
1
Ai
Af
Af
+
= +
Karena:
( )
+
+=
==
Af
Af
X
1R
RX A
A0A0A00A
dX
r
1R
CCv
V
F
V
Jadi pada R optimum:
Af
XA0A0A
Xr
1
CF
V
Ai
=
=
Bentuk lain:
1R
RXXX Af1AAi +
==
1R
X
1R
RXXXX AfAfAfAiAf +
=+
=
Jadi:
AiAi
Af
Af
XA
AiAfAf
XA
X
1R
RX A
A r
XXX
1R
1
r
1dX
r
1
=
+
= +
atau
AiAf
X
XA
A
XAXX
dXr1
r
1
Af
Ai
Ai
=
Pelajari sendiri Ex. 7, Levenspiel, 2 ed., p. 155
Steady-State Nonisothermal Reactor Design
Apabila reaktor beroperasi secara non-isotermal, tambahan informasi apa lagi yang
diperlukan?
Diperlukan T = f1(X) atau T = f2(V). Persamaan ini diperoleh dari neraca energi.
Neraca Energi
Hukum Termodinamika I untuk open system(ada aliran massa melewati batas sistem):
W&
Q&
out
n
1iiiFE
=in
n
1iiiFE
= dt
Ed sys
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
12/60
12
Budhijanto, Februari 2010
dt
Ed sys= Q& W& +
in
n
1i
iiFE=
out
n
1i
iiFE=
=W& flow work + other workFlow work = kerja yang diperlukan untuk memasukkan massa masuk ke dalam dan
keluar sistem =in
n
1i
ii
out
n
1i
ii PVFPVF ==
dengan
P = tekanan; Vi= volum spesifik spesies i.Other work = shaft work =sW
&
Ei = jumlah energi internal (Ui), energi kinetik ( 2u2
i ), energi potensial ( gzi ), dan
energi-energi yang lain, seperti energi listrik, magnet, cahaya, dsb.
Di dalam hampir semua reaktor kimia, ii UE . Maka:
( ) ( )out
n
1i
iii
in
n
1i
iiis
sysPVUFPVUFWQ
dt
Ed
==
+++= &&
Definisi entalpi (Hi):
iii PVUH +=
Persamaan Umum Neraca Energi:
==
+=n
1i
ii
n
1i
0i0is
sysHFHFWQ
dt
Ed&&
Subscript0 kondisi inlet; tidak ada subscriptkondisi outlet.Padasteady state:
0HFHFWQn
1i
ii
n
1i
0i0is =+ ==
&&
Untuk persamaan reaksi umum:
Da
dC
a
cB
a
bA ++
dengan
( )XFF ii0Ai += ;i = A, B, C, D, I (= inert)
maka
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
13/60
13
Budhijanto, Februari 2010
( ) II0ADD0ACC0ABB0AA0A
0II0A0DD0A0CC0A0BB0A0A0A
n
1i
ii
n
1i
0i0i
HFHXa
dFHX
a
cFHX
a
bFHX1F
HFHFHFHFHFHFHF
+
+
++++= ==
( ) ( ) ( ) ( ) ( )[ ]++++= II0IDD0DCC0CBB0BA0A0A HHHHHHHHHHF
XFHHa
bH
a
cH
a
d0AABCD
+
dengan
H, H, H, HB, H ,= panas reaksi pada suhu T (joule per mol A yang bereaksi)Jadi:
( ) XFHHHFHFHF 0AT,Rxn
1i
i0ii0A
n
1i
ii
n
1i
0i0i = ===
Persamaan Neraca Energi Steady State:
( ) 0XFHHHFWQ 0AT,Rxn
1i
i0ii0As =+ =
&&
Persamaan entalpi molal spesies i pada T dan P tertentu (dengan mengabaikan panas
pencampuran):
QiT,ii HHH R += o
dengan
=o
RT,iH entalpi pembentukan spesies i pada TR
QiH = perubahan entalpi spesies i sebagai akibat perubahan suhu dari TRke T.
Jika pada perubahan suhu TRke T tidak terjadi perubahan fase, maka:
+=T
TpiT,ii
RR
dTCHH o
Jika terjadi perubahan fase, misal pada suhu TR, fase spesies i adalah padat dengan
entalpi pembentukan oRT,i
H ; dan pada suhu T, fase spesies i adalah gas, maka:
+++++=T
TpviT,vi
T
TpliT,mi
T
TpsiT,ii
bb
b
mm
m
RR
dTCHdTCHdTCHH o
dengan:
=psiC kapasitas panas spesies i fase padat
mT,miH = panas peleburan spesies i pada suhu Tm
=pliC kapasitas panas spesies i fase cair
bT,viH = panas penguapan spesies i pada suhu Tb
=pviC kapasitas panas spesies i fase uap/gas
Jika pada perubahan suhu inlet Ti0ke suhu outlet T tidak terjadi perubahan fase, maka:
=
+
+=
T
Tpi
T
TpiT,i
T
TpiT,i0ii
0i
0i
RR
RR
dTCdTCHdTCHHH oo
Jadi, Persamaan Neraca Energi Steady State, tanpa perubahan fase:
0XFHdTCFWQ0AT,Rx
n
1i
T
Tpii0As
0i
= =
&&
Demikian juga:
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
14/60
14
Budhijanto, Februari 2010
T,AT,BT,CT,DT,Rx HHa
bH
a
cH
a
dH +=
+
+
++
+=
T
TpAT,A
T
TpBT,B
T
TpCT,C
T
TpDT,D
RR
RR
RR
RR
dTCHdTCHa
bdTCH
a
cdTCH
a
d oooo
+=T
TpT,Rx
RR
dTCHo
dengan
ooooo
RRRRR T,AT,BT,CT,DT,RxHH
a
bH
a
cH
a
dH +=
pApBpCpDp CC
a
bC
a
cC
a
dC +=
2
iiipi TTC ++=
Data: oRT,i
H dengan TR= 25C dan Cpi,Ttersedia di berbagai handbooks (misal: Perry).
Dengan demikian,
Persamaan Neraca Energi Steady State, tanpa perubahan fase dapat pula dituliskan
sebagai berikut:
0XFdTCHdTCFWQ 0AT
TpT,Rx
n
1i
T
Tpii0As
RR
0i
=
+
=
o&&
Kalor yang ditambahkan ke reaktor, Q&
CSTR:
( ) ( )[ ]( ) ( )[ ]
( )( ) ( )[ ]TTTTln
TTUA
TTTTln
TTTTUAQ
2a1a
2a1a
2a1a
2a1a
=
=&
dengan
Q& = kalor yang ditransfer dari pemanas ke reaktan
U = koefisien transfer panas overall
A = luas perpindahan panas
Ta1, Ta2= suhu pemanas masuk, keluarT = suhu reaktan
Misal:
Hm& = kecepatan massa pemanas
CpH= kapasitas panas pemanas
maka:
( ) ( )( ) ( )[ ]TTTTln
TTUATTCmQ
2a1a
2a1a2a1aPHH
== &&
Persamaan ini dapat disusun kembali untuk memperoleh persamaan untuk Ta2.
( )
+=
PHH
1a2aCm
UAexpTTTT
&
Substitusi persamaan ini ke persamaan Q& , diperoleh:
( )
=
PHH
1apHH
Cm
UAexp1TTCmQ
&
&&
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
15/60
15
Budhijanto, Februari 2010
Jika Hm& besar:pHHpHH Cm
UA1
Cm
UAexp
&&
sehingga:
( )TTUAQ 1a =&
Arti fisisnya: Jika Hm& besar, a2a1a TTT ; dan: ( )TTUAQ a=&
PFR/PBR:
T dan Taberubah sepanjang reaktor, sehingga fluks kalor juga berubah sepanjang reaktor.
Untuk PFR: ( )TTUadV
Qda=
&
Untuk PBR: ( )TTUa
dW
Qda
b
=&
dengan
a = luas perpindahan panas per unit volum reaktor =( ) D
4
LD4
DL2
=
b= bulk densitykatalis
Nonisothermal CSTR
CSTR dikatakan beroperasi isotermal jika suhu umpan sama dengan suhu reaktan didalam reaktor.
Contoh soal: Adiabatic CSTR
Propilen glikol diperoleh dari hidrolisis propilen oksid menurut persamaan reaksi:
Tersedia sebuah CSTR dengan kapasitas 300 gallon, yang akan dioperasikan secara
adiabatik. Umpan 1 adalah larutan propilen oksid (A) di dalam pelarut methanol (M)
dengan data sebagai berikut.
FA0= 2500 lb/j = 43,04 lbmol/j; vA0= 46,62 ft3/j.
FM0= 71,87 lbmol/j; vM0= 46,62 ft3
/j.Umpan 2 adalah larutan 0,1 % berat H2SO4di dalam air (B) dengan data sebagai berikut.
FB0= 802,8 lbmol/j; vB0= 233,1 ft3/j.
Sebelum masuk reaktor, kedua umpan dicampur. Kontraksi volum selama pencampuran
diabaikan. Suhu larutan setelah pencampuran adalah 75F.Persamaan kecepatan reaksinya adalah:
AA kCr = dengan
RT/EAek = A = 16,961012j-1
E = 32400 Btu/lbmol
R = 1,987 Btu/lbmolRUntuk mencegah penguapan propilen oksid yang berlebihan, suhu reaksi tidak boleh
melebihi 125F.Pertanyaan:
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
16/60
16
Budhijanto, Februari 2010
Dapatkah CSTR yang tersedia digunakan untuk proses ini? Jika dapat, berapakah
konversi propilen oksid?Jawab:
1. Persamaan perancangan untuk CSTR:
A
0A
r
XFV
=
2. Persamaan kecepatan reaksi (fase cair: volum tetap) :
( )X1kCkCr 0AAA == 3. Kombinasi kedua persamaan:
( ) ( )X1kXv
X1kC
XFV 0
0A
0A
=
=
RT/E
RT/E
Ae1
Ae
k1
kX
+
=+
= (1)
dengan
0vV= 4. Neraca energi:
Adiabatik: 0Q=&
Energi yang diberikan oleh pengaduk diabaikan: 0Ws=&
Kapasitas panas setiap spesies dapat dianggap tetap, yaitu:
CpA= 35 Btu/lbmolF; CpB= 18 Btu/lbmolF;CpC= 46 Btu/lbmolF; CpM=19,5 Btu/lbmolF;Dengan demikian:
( ) ( ) ( )[ ] 0XFTTCTHTTCF 0ARpRRxn
1i
0ipii0A =+ =
o
( )
( ) ( )[ ]RpRRx
n
1i
0ipii
TTCTH
TTC
X+
=
=o
(2)
5.Perhitungan :
Data literatur:
TR= 68F = 528R; Ti0= 75F = 535R( ) 66600F68HA =oo Btu/lbmol;( ) 123000F68HB =oo Btu/lbmol;( ) 226000F68HC =oo Btu/lbmol;
( ) ( ) ( ) ( ) Albmol/Btu36400F68HF68HF68HF68H ABCRx == oooooooo
7CCCC pApBpCp == Btu/lbmolF3,326vvvv 0B0M0A0 =++= ft3/j
V = 300 gal = 40,1 ft3
1229,0vV 0== j
67,1F
F
0A
0MM == ; 65,18
F
F
0A
0BB == ; 0
F
F
0A
0CC == ;
Asam sulfat diabaikan dalam perhitungan karena jumlahnya yang sedikit.
=
=++=n
1i
pMMPBBpApii 3,403CCCC Btu/lbmolF
A = 16,961012j-1
E = 32400 Btu/lbmol
R = 1,987 Btu/lbmolR
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
17/60
17
Budhijanto, Februari 2010
Dengan data-data ini, persamaan (1) dan (2) dapat diselesaikan. Ternyata hanya ada satu
penyelesaian, yaitu (penyelesaian dengan MATLAB):
T = 613.66R; X = 0,86Karena suhu reaksi harus tetap di bawah 125F (= 585R), maka CSTR adiabatik initidak dapat digunakan untuk reaksi ini.
Contoh soal: CSTR dengan pendingin koil
Soal masih sama seperti di atas, hanya sekarang dipasang koil pendingin di dalam
reaktor. Luas transfer panas koil = 40 ft2, dengan koefisien transfer panas overall = 100
Btu/jft2
F. Sebagai pendingin dipakai air dalam jumlah yang banyak sehingga suhu airdapat dianggap tetap = 85F. Apakah sekarang CSTR dapat digunakan untuk proses ini?Jawab:
Yang berubah dari penyelesaian di atas adalah neraca energi, karena untuk kasus ini:
( )TTUAQ a=& Jadi:
( ) 0XFdTCHdTCFTTUA 0AT
TpT,Rx
n
1i
T
Tpii0Aacoil
RR
0i
=
+
=
o
Seperti pada penyelesaian contoh soal di atas, persamaan ini dapat disederhanakan
menjadi:
( )( ) ( )[ ] 0XTTCHTTC
F
TTUARpT,Rx
n
1i
0ipii
0A
acoil
R=+
=
o
( )( )
( ) ( )RpRRx
n
1i
0ipii
0A
acoil
TTCTH
TTCF
TTUA
X +
=
=
o
Selain data di atas, tambahan data adalah:
Acoil= 40 ft2; U = 100 Btu/jft2F;
Ta= 85F = 545R
Penyelesaian dengan MATLAB:
T = 563,72R = 103,72F (
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
18/60
18
Budhijanto, Februari 2010
Jawab:
1. Persamaan perancangan untuk PFR:
A0A rdV
dXF =
2. Persamaan kecepatan reaksi (fase cair: volum tetap) :
( )
+=
=
= X
K
111kC
K
XCX1Ck
K
CCkr
C
0A
C
0A0A
C
BAA
3. Kombinasi kedua persamaan:
+= X
K
111
F
kC
dV
dX
C0A
0A (1)
dengan
= T1
T
1
R
E
T1
1ekk (2)
Karena 0CCC pApBp == , berlaku
= T1
T
1
R
H
T,CC2
2eKK (3)
1
4. Neraca energi:
Adiabatik: 0Q=&
Tidak ada kerja yang dilakukan atau diberikan: 0Ws=&
0Cp
= ( ) ( )RxRRxRx
HtetapTHTH === o
Dengan demikian:
( ) 0XFHTTCF 0ARxn
1i
0ipii0A = =
( ) ( )XHCTT Rxn
1i
pii0 = =
( )
=
+=
n
1i
pii
Rx0
C
XHTT (4)
5.Perhitungan :
Data:
CA0= 9,3 kmol/m3; FA0= 0,9(163 kmol/j) = 146,7 kmol/j;
T1= 360 K; =1T
k 31,1 j-1; E = 65700 J/mol;
R = 8,3144 J/molK;T2= (60 + 273,16) K = 333,16 K; =2T,CK 3,03; HRx= -6900 J/mol butan
T0= 330 K;
0F
F
0A
0BB == ;
9
1
F
F
0A
0II == ;
=
=++=n
1i
pIIPBBpApii 9,158CCCC J/molK
Perlu dicek juga bahwa X tidak melampaui Xe(konversi keseimbangan).
Pada keseimbangan:
0XK
111kCr e
C
0AA =
+=
1Pelajari Appendix C
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
19/60
19
Budhijanto, Februari 2010
C
Ce
K1
KX
+= (5)
Dengan data-data ini, persamaan (1) s/d (5) dapat diselesaikan. Penyelesaian dengan
MATLAB:
V = 2,49 m3; Tout= 360,4 K;
X = 0,7 < Xe= 0,7151
Steady-state Tubular Reactor, Non-AdiabaticAsumsi: tidak ada gradient konsentrasi dan suhu ke arah radial di dalam reaktor.
Karena 0Ws=& , maka:
( ) 0XFdTCTHdTCFQ 0AT
TpRRx
n
1i
T
Tpii0A
R0i
=
+
=
o&
Persamaan ini dideferensialkan terhadap V (Review sendiri rumus Leibnitz untuk
differensial dari integral). Diperoleh
( ) 0dV
dXFdTCTH
dV
dTCXCF
dV
Qd0A
T
TpRRxp
n
1i
pii0AR
=
+
+
=
o&
Persamaan umum neraca mol reaktan A di PFR:
A0A rdV
dXF =
Telah dijabarkan di depan:
( )TTUadV
Qda=
&
Jadi:
( ) ( ) ( ) 0rdTCTHdV
dTCXCFTTUa A
T
TpRRxp
n
1i
pii0AaR
=
+
+
=
o
( ) ( ) ( )
+
+
=
=p
n
1i
pii0A
A
T
TpRRxa
CXCF
rdTCTHTTUa
dV
dT Ro
Contoh soal: PFR dengan pemanas
Reaksi fase gas peruraian aseton menjadi ketene dan metana ditunjukkan oleh persamaan
reaksi berikut ini. CH3COCH3 CH2CO + CH4
A B + C
Kecepatan reaksi berorder satu terhadap A dengan tetapan kecepatan reaksi mengikuti
persamaan sebagai berikut.
T
3422234,34kln =
k dalam detik-1
; dan T dalam K. Reaksi akan dijalankan di dalam sebuah PFR denganumpan A 8000 kg/j. Reaktor terdiri atas 1000 buah pipa dengan ukuran 1 inch Sch. 40 di
dalam shell. Suhu dan tekanan umpan adalah 1035 K dan 162 kPa (1,6 atm). Gambarlah
suhu dan konversi sepanjang reaktor, jika di dalam shell dialirkan pemanas dengan suhu
konstan 1150 K. Koefisien transfer panas overall = U = 110 J/m2detikKJawab:
1. Neraca mol:
0A
A
F
r
dV
dX =
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
20/60
20
Budhijanto, Februari 2010
2. Persamaan kecepatan reaksi:
AA kCr = 3. Stoikhiometri: reaksi fase gas tanpa pressure drop
( )( ) T
T
X1
X1CC 00AA +
=
( ) 11111y 0A =+== 4. Kombinasi(1) s/d (3):
( )
( ) T
T
X1
X1
v
k
dV
dX 0
0 +
=
( )( ) T
T
X1
X1kCr 00AA +
=
dengan:0A
0A0
C
Fv =
5. Neraca Energi:
( ) ( ) ( )
+
+
=
=
n
1i
ppii0A
A
T
TpRRxa
CXCF
rdTCTHTTUa
dV
dT Ro
6. Evaluasi Parameter:
ikdet/mol3,38j/kmol9,137kmol/kg58
j/kg8000F 0A ===
( )( )33
3
0
0A0A m/mol8,18m/kmol0188,0
K1035Kkmol/mkPa31,8kPa162
RTPC ====
ikdet/m037,2C
Fv
3
0A
0A0 ==
K1035T0= ; Kikdetm/J110U2 = ; K1150Ta=
Pipa 1-inch Sch. 40: ID = 1,049 in = 0,0266 m; OD = 1,315 in
( )1
2m150
m0266,0
4
D
4
L4D
DLa ===
=
K298TR= :
mol/kJ67,216H aseton,K298,f = o
mol/kJ09,61H ketene,K298,f = o
mol/kJ81,74H atanme,K298,f = o
( ) ( ) ( ) ( ) mol/kJ77,8067,21681,7409,61K298HRx =+= o
CH3COCH3: Kmol/JT1086,45T183,063,26C26
pA +=
CH2CO: Kmol/JT1095,30T0945,004,20C26
pB +=
CH4: Kmol/JT1071,18T077,039,13C
26
pC +=
Kmol/JT108,3T0115,08,6CCCC26
pApCpBp =+=
( ) ( ) ( ) Kmol/JTT3
108,3TT
2
0115,0TT8,6dTC 3R
36
2
R
2
R
T
Tp
R
=
Umpan adalah A murni, sehingga:
=
=n
1i
pApii CC
Penyelesaian dengan MATLAB:
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
21/60
21
Budhijanto, Februari 2010
Neraca Energi dinyatakan sebagai Fungsi Variabel selain Konversi
Telah dijabarkan persamaan umum neraca energi pada steady state:
0HFHFWQ
n
1i
ii
n
1i
0i0is =+ ==&&
PFR/PBR:
0dV
dHFH
dV
dF0
dV
Wd
dV
Qd n
1i
ii
n
inertbukani,1i
iis =+
==
&&
Telah dijabarkan:
( )A
A
ii
i rrdV
dF
==
( )TTUadV
Qda=
&
( ) +=T
TpiRii
R
dTCTHH o
dV
dTC
dV
dHpi
i =
0Ws=& .
Jadi:
( ) ( ) 0dV
dTCFHrTTUa
n
1i
pii
n
inerti,1i
iA
A
ia =
==
Juga telah dijabarkan di atas bahwa:
( ) =
=
n
inerti,1i
i
A
iRx HTH
Jadi:
( ) ( )( )
=
=
n
1i
pii
ARxa
CF
rTHTTUa
dV
dT
Analog untuk PBR:
0
0.2
0.4
0.6
0.8
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
X
V, m3
V vs X
1010
1020
1030
1040
1050
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
T,
K
V, m3
V vs T
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
22/60
22
Budhijanto, Februari 2010
( ) ( )( )
=
=n
1i
pii
'
ARxa
C
CF
rTHTTUa
dW
dT
dan'
AA r,r dinyatakan sebagai fungsi variabel selain konversi (telah dipelajari pada kuliahterdahulu).
CSTR:
Pada kuliah lalu juga telah dijabarkan bahwa:
( ) ( ) XFTHHHFHFHF 0ARxn
1i
i0i0i
n
1i
ii
n
1i
0i0i = ===
Persamaan perancangan CSTR:
A
0A
r
XFV
=
Jadi:
( ) ( )( )VrTHHHFHFHF ARxn
1i
i0i0i
n
1i
ii
n
1i
0i0i = ===
dengan:
( )TTUAQ a=&
0Ws=&
( ) ( )
=
+
+=T
T pi
T
T piRi
T
T piRii0i 0R
0
R
dTCdTCTHdTCTHHH oo
Dengan demikian persamaan umum neraca energi pada steady state dapat dituliskanmenjadi:
( ) ( )( ) 0VrTHdTCFTTUAARx
n
1i
T
Tpi0ia
0
= =
Jika Cpidapat dianggap tetap, maka:
( ) ( ) ( )( ) 0VrTHTTCFTTUA ARxn
1i
0pi0ia = =
( )( )
=
=
+
+=
n
1i
pi0i
ARx
n
1i
0pi0ia
CFUA
VrTHTCFUAT
T
Unsteady State Operation of Reactors
Operasi unsteady:1. Reaktor batch (telah dibahas)2. Startup CSTR: penentuan waktu yang diperlukan untuk mencapai kondisi steady3. Semibatch Reaktor: prediksi perubahan konsentrasi dan konversi terhadap waktu
Startup CSTR pada kondisi isotermal
Persamaan umum neraca mol untuk CSTR:
dt
dNFVrF
j
jj0j =+
Contoh kasus:
Cairan A bereaksi di dalam CSTR ini menurut persamaan reaksi: AA kCr = . Karena kitatidak dapat memisahkan antara jumlah A yang bereaksi dengan jumlah mol A yang
terakumulasi di dalam CSTR, maka kita TIDAK DAPAT melakukan perhitungan dengan
variabel konversi. Kita HARUS bekerja dengan variabel selain konversi.
dt
dNFVrF A
AA0A =+
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
23/60
23
Budhijanto, Februari 2010
Jumlah cairan yang berada di dalam CSTR adalah tetap = V. Dengan v = v0, dan0v
V= ,
maka:
=
+
+ 0AA
A CCk1
dt
dC
dengan:
t = 0, CA= 0
Penyelesaiannya:
( )
++=
tk1exp1k1
CC 0AA
Misal: tsadalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai CA= 0,99CAs, dengan:
k1
CC 0AAs +
= = konsentrasi A pada keadaan steady,
maka:
k16,4ts +
=
Isothermal Semibatch Reactors
Ada 2 tipe dasar operasi semibatch:
1. Salah satu reaktan ditambahkan sedikit demi sedikit ke reaktan yang kedua.
Neraca massa overall:
Input output + generation = accumulation
( )dt
Vd00v00
=+
Jika densitas sistem tetap, =0 . Jadi:
0vdt
dV= tvVV 00+=
Neraca mol spesies A:
Input output + generation = accumulation
dt
dNVr00 AA =+
( )dt
dVC
dt
dCV
dt
VCdVr A
AAA +==
A
00
0A
A CtvV
vr
dt
dC
+=
Neraca mol spesies B:
Input output + generation = accumulation
dt
dNVr0F BBin,B =+
( )dt
dVC
dt
dCV
dt
VCdvCVrFVr B
BB0in,BBin,BB +==+=+
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
24/60
24
Budhijanto, Februari 2010
( )
++=
tvV
vCCr
dt
dC
00
0Bin,BB
B
2. Kedua umpan seluruhnya dimasukkan ke reaktor bersamaan pada saat awal; salah satu
produk diuapkan dan dikeluarkan secara sinambung (reactive distillation).
Reactive distillation dilakukan bila titik didih salah satu produk lebih rendah daripada
titik didih spesies yang lain di dalam campuran reaksi. Perhatikan contoh reaksi
elementer berikut ini.
D diuapkan terus menerus dengan kecepatan penguapan FD,out.
Neraca mol spesies A, B, C, dan D:
Vrdt
dNA
A =
VrVrdt
dNAB
B ==
VrVrdt
dNAC
C ==
out,DAout,DDD FVrFVr
dt
dN==
Persamaan kecepatan reaksi:
=
C
DCBA2A K
NNNN
V
kr
Neraca massa overall:
Input output + generation = accumulation
( )dt
Vd0BMF0 Dout,D
=+
BMD= berat molekul D.
Jika densitas sistem tetap, maka:
out,DD FBM
dt
dV
=
Case 1: Begitu D terbentuk, D langsung menguap. Jadi tidak ada akumulasi D di fase
cair. Neraca mol spesies D menjadi:
VrF Aout,D =
Case 2: Produk D diusir keluar dengan cara menggelembungkan gas inert ke dalam
campuran reaksi. Berlaku hukum Raoult dengan asumsi terjadi keseimbangan uap cairan.
( ) ( )( ) P
P
NNNN
N
P
Plxgy vD
DCBA
DvDDD +++
==
yD(g) = fraksi mol D di fase gas
xD(l) = fraksi mol D di fase cair
PvD= tekanan uap murni D
P = tekanan total fase gas
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
25/60
25
Budhijanto, Februari 2010
Misal: FIadalah kecepatan molar gas inert yang digelembungkan ke dalam reaktor. Jika
diasumsi hanya D yang menguap, maka:
I
D
Dout,D F
y1
yF
=
Unsteady-State Nonisothermal Reactor Design
Dengan asumsi: perubahan energi potensial, kinetik, dan bentuk-bentuk energi yang lain
selain energi internal diabaikan; kondisi di dalam sistem seragam; dan perubahan volum
dan tekanan total sistem diabaikan; maka:
Untuk semibatch reactor(tipe 1) dan unsteady operation of CSTR, berlaku:
( )( )
+
=pii
ARx
T
Tpi0is
CN
VrHdTCFWQ
dt
dT0
&&
Untuk semibatch reactor(tipe 2) dan reaktor batchberlaku:
( )( )
+
=pii
ARxs
CN
VrHWQ
dt
dT &&
Pelajari example 9-2 dan 9-3 Fogler.
Unsteady-State Operation of PFRDengan mengabaikan perubahan tekanan total dan shaft work, persamaan-persamaan
neraca massa dan panas unsteady stateuntuk PFR adalah sebagai berikut:
( ) ( ) ( )[ ]=+
=
THrV
TCFTTUa RxA
n
1i
piiat
TCC
n
1i
pii
=
( )t
Cr
V
F iAi
i
=+
Reaktor Multifase (Chapter 12.8 Fogler)
Reaktor multifase adalah reaktor dimana reaksi di dalamnya melibatkan dua atau lebih
fase.
Slurry reactoradalah reaktor alir multifase dimana gas reaktan digelembungkan melalui
cairan yang mengandung katalis padat.
Cairan bisa merupakan:
a. Reaktan, misal hidrogenasi metil linoleatb. Produk, misal pembuatan hydrocarbon wax
c. Inert, misal oksidasi SO2di dalam inert air.Reaktor jenis ini bisa dioperasikan secara batchatau sinambung.
Pada perancangannya, fase cair dianggap teraduk sempurna (mixed flow); fase gas
dianggapplug flow; sedangkan padatan katalis terdistribusi seragam di dalam reaktor.Reaksi terjadi di permukaan katalis padat yang tersuspensi di dalam larutan. Dengan
demikian, reaktan di fase gas melalui 5 langkah reaksi seperti ditunjukkan gambar
sebagai berikut.
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
26/60
26
Budhijanto, Februari 2010
Pi
1 4 dan 5Ci
Cb
2 3Cs
Partikel katalis padatGelembung gas Cairan
1. Absorpsi reaktan dari fase gas ke fase cair melalui permukaan gelembung gas.2. Diffusi reaktan di fase cair dari permukaan gelembung gas ke badan cairan.3. Diffusi reaktan dari badan cairan ke permukaan luar dari padatan katalis.4. Diffusi internal reaktan sepanjang pori-pori katalis.5. Reaksi di dalam katalis.
Produk yang berupa gas akan melewati langkah-langkah reaksi di atas juga, tetapi dalam
urutan sebaliknya (langkah 5 ke 1).
Contoh kasus: Hidrogenasi metil linoleat (L) menghasilkan metil oleat (O).
L(l) + H2(g) O(l)
1. Keseimbangan absorpsi H2di fase gas ke fase cair:
'HPC ii= (1)Ci= konsentrasi H2di fase cair pada gelembung gas-cairan interface, mol/dm
3
Pi= tekanan parsial H2di fase gas dengan anggapan tidak ada hambatan transfer massa di
fase gas, atm
H = tetapan Henry, mol/dm3atm
2. Diffusi H2di fase cair dari gas-cairan interface ke badan cairan:
( )bibbA CCakR = (2)kb= koefisien transfer massa H2dari gas-cairan interfaceke badan cairan, dm/detik
ab= luas permukaan gelembung gas per volum larutan, dm
2
/dm
3
Cb= konsentrasi H2di badan cairan, mol/dm3
RA= kecepatan transfer massa H2dari gas-cairan interface ke badan cairan, mol/(dm3
larutan)detik
3. Diffusi H2di fase cair dari badan cairan ke permukaan luar padatan katalis:
( )sbpcA
CCmakR = (3)
kc= koefisien transfer massa H2 dari badan cairan ke permukaan luar padatan katalis,
dm/detikap= luas permukaan luar partikel katalis, dm
2/g katalis
m = catalyst loading= konsentrasi massa katalis, g katalis/dm3larutan
Cs= konsentrasi H2pada permukaan luar padatan katalis, mol/dm3
RA= kecepatan transfer massa H2dari badan cairan ke permukaan luar padatan katalis,
mol/(dm3larutan)detik
4. Diffusi dan reaksi H2di dalam padatan katalis:
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
27/60
27
Budhijanto, Februari 2010
'
AsA rmR = (4)= internal effectiveness factordari katalis (perbandingan antara kecepatan reaksi yang
sebenarnya dengan 'Asr )'
Asr = kecepatan reaksi jika konsentrasi reaktan di seluruh bagian dari katalis sama dengan
konsentrasi reaktan pada permukaan luar katalis, mol/(g katalis)detik
AR = kecepatan diffusi dan reaksi H2di dalam padatan katalis, mol/(dm3larutan)detik
Persamaan kecepatan reaksi intrinsik hidrogenasi metil linoleat adalah:
CC'kr L'A= Karena umpan cair dapat dianggap semuanya metil linoleat, maka metil linoleat
jumlahnya sangat berlebihan terhadap H2. Sehingga untuk waktu reaksi yang kecil atau
moderat, konsentrasi metil linoleat dapat dianggap tetap. Jadi:
kCCC'kr0L
'
A ==
dan
s
'
AskCr = (5)
k = tetapan kecepatan reaksi spesifik, dm3/(g katalis)detik
Karena pada setiap posisi di dalam reaktor, kecepatan transfer H2overall pada keadaan
steady, maka persamaan (1) (5) dapat digabung menjadi satu.
Persamaan (2) dan (3) dapat dituliskan sebagai berikut:
bi
bb
A CCak
R=
sb
pc
A CCmak
R =
Gabungan persamaan (4) dan (5):
sA Ckm
R=
Gabungan dari ketiga persamaan di atas adalah:
i
pcbb
A Ckm
1
mak
1
ak
1R =
++
Jika persamaan (1) disubstitusikan ke persamaan ini, diperoleh:
'HPkm
1
mak
1
ak
1R i
pcbb
A =
++ (6)
==bb
b
ak
1r tahanan absorpsi gas, detik
==pc
cak
1r tahanan transfer massa ke permukaan luar katalis, (g
katalis)detik/dm3
=
=k
1rr tahanan diffusi dan reaksi di dalam katalis, (g katalis)detik/dm
3
=+= rccr rrr gabungan tahanan diffusi eksternal, internal, dan reaksi, (gkatalis)detik/dm3
Untuk reaksi-reaksi yang ordernya 1,
( )'Ass
rr
Cr
=
Seringkali tidak semua tahanan reaksi di atas signifikan. Dalam hal ini, langkah reaksi
yang mengontrol reaksi keseluruhan adalah langkah dengan tahanan terbesar.
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
28/60
28
Budhijanto, Februari 2010
Contoh Soal: Slurry Reactor Design
Metil linoleat akan dikonversi menjadi metil oleat di dalam sebuah slurry reactor yangvolumnya 2 m3. Kecepatan molar umpan metil linoleat ke reaktor adalah 0,7 kmol/menit.
Tekanan parsial H2adalah 6 atm dan reaktor dapat dianggap teraduk sempurna. Ukuran
partikel katalis adalah 60 m. Reaksi berlangsung pada suhu 121C. Hitunglah kebutuhankatalis untuk mencapai konversi 30%.
Tambahan data:
==bb
bak
1r 0,08 menit
Untuk dp= 80 m,
=
+=k
1
ak
1r
pc
cr 0,28 menitkg/m3
pcr dr
H = 0,00233 mol H2/atmdm3
Jawab:
Persamaan perancangan well-mixed reactor:
A
0A
r
XFV
=
( ) 'HPkm
1
mak
1
ak
1r i
pcbb
A =
++
( )
+= crb
i
A
rm
1r
'HP
r
Jadi:
+
=
crb
i0A
rm
1r
'HP
V
XF
( )
( ) 80
60
r
r
m80cr
m60cr =
( ) ( ) ( ) 3m80crm60cr mkg
menit21,028,0
80
60r
80
60r
===
( )( ) ( )( )
( )3
3
3
m/kgmenit21,0m
1menit08,0
matm/kmol00233,0atm6
m2
3,0menit/kmol7,0
+
= m = 3,95 kg/m3
Catatan: Persamaan-persamaan empirik untuk perhitungan tetapan-tetapan kinetika reaksi
multifase dapat dipelajari di beberapa referenceseperti:
Froment, G.F. and Bischoff, K.B., 1990, Chemical Reactor Analysis and Design, 2 ed.,John Wiley and Sons, Inc., New York, p. 603-652.
Trickle Bed Reactor
Aliran di dalam reactor: Gas dan cairan mengalir ke bawah melewati tumpukan katalis.
Pori-pori katalis terisi cairan.
Tipe reaksi: A(g,l)+ B(l)C(l)
Contoh: Produksi butynediol dari acetylene dan aqueous formaldehyde dengan kataliscopper acetylide.
Langkah-langkah reaksi dari reaktan A sama dengan 5 langkah reaksi pada pembahasan
slurry reactor. Jika gas yang dipakai mengandung lebih dari satu spesies (misal: gas
umpan mengandung inert), selain kelima langkah tadi, juga terjadi transfer massa dari
badan gas ke gas-liquid interface.
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
29/60
29
Budhijanto, Februari 2010
Transport
from
bulk
gas to
gas-liquid
interface
to bulk
liquid
to solid-
liquid
interface
Diffusion
and
reactionin
catalystpellet
Figure CD12-1
(a) Trickle bed reactor; (b) reactant concentration
profile.
1. Transfer massa dari badan gas ke gas-liquid interface:
r k a 11 C C dengan:r kecepatan reaksi A, mol/g katdetikai= luas gas-liquid interface per volum bed, m
2/m
3
kg= koefisien transfer massa di fase gas, m/detik
c= densitas catalyst pellet, kg/m3
= porositas bed (terisi gas dan cairan)
1 = volum padatan per volum bed
CA(g)= konsentrasi A di badan gas, kmol/m3
CAi(g)= konsentrasi A di fase gas pada gas-liquid interface, kmol/m3
2. Keseimbangan pada gas-liquid interface:
CC H
dengan:
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
30/60
30
Budhijanto, Februari 2010
CAi= konsentrasi A di fase cair pada gas-liquid interface, kmol/m3
H = tetapan Henry
3. Transfer massa dari interface ke badan cairan:r k a 11 C C dengan
kl= koefisien transfer massa di fase cair, m/detik
CAb= konsentrasi A di badan cairan, kmol/m3
4. Transfer massa dari badan cairan ke permukaan eksternal katalis:r k aC C dengana luas permukaan eksternal pelletmassa pellet , m g kat.kc= koefisien transfer massa dari badan cairan ke permukaan eksternal katalis, m/detik
CAs= konsentrasi A pada solid-liquid interface, kmol/m3
5. Diffusi dan reaksi di dalam pellet:Misal: reaksi order satu terhadap A terlarut dan B.r kC CBdengan
= internal effectiveness factordari katalis (perbandingan antara kecepatan reaksi yang
sebenarnya dengan 'Asr )
'Asr = kecepatan reaksi jika konsentrasi reaktan di seluruh bagian dari katalis sama dengan
konsentrasi reaktan pada permukaan luar katalis, mol/(g katalis)detik
k = tetapan kecepatan reaksi spesifik, .
Jika kelima persamaan digabungkan, diperoleh:r k Cdengank 1 H1 Hka 1 ka 1ka 1kCBkvg= koefisien transfer A overall dari badan gas ke pellet,
.Langkah-langkah reaksi dari reaktan B adalah sebagai berikut.
1. Transfer B dari badan cairan ke solid-liquid interface:rB k aCB C Bdengan
CB= konsentrasi B di badan cairan, kmol/m3
CBs= konsentrasi B pada solid-liquid interface, kmol/m3
2. Diffusi dan reaksi di dalam pellet:rB kC CBKedua persamaan digabungkan, diperoleh:rB k CBdengank 1
1ka 1kC
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
31/60
31
Budhijanto, Februari 2010
kvl= koefisien transfer B overall dari badan cairan ke pellet, .
Aliran gas dan cairan diasumsi plug flow.
Jadi neraca massa:dFdW r k CdFBdW v dCB
dW r B k CB
Contoh soal:Hidrogenasi senyawa organik tak jenuh dilakukan di dalam sebuah reactor trickle bed
secara isothermal (400 K). Katalis berbentuk bola dengan diameter (dp) 0,20 cm. Reaksi:
A(g)+ B(l)C(l)dengan
A = H2; B = unsaturated organic; C = saturated organic.r kC CBUmpan: FA0+ FI0= 10 mol/detik
I = nitrogenI 1 ; P0= 20 atm;Diameter reaktor = D = 1 m.
Kecepatan massa cairan superfisial = 5 kg/m2detik
Gradien tekanan sepanjang bed katalis = 25 kPa/m
Viskositas cairan = l= 1,8 cP = 0,0018 kg/mdetik
Densitas cairan = l= 840 kg/m
3
Diffusivitas H2di dalam minyak =DLA-minyak= 2,4 x 10-9
m2/detik
Diffusivitas B di dalam C =DLB-organic product= 1,2 x 10-9
m2/detik
Berat molekul bahan organik unsaturated = 168
HH2-organic= 0,008 kmol/m3atm
Porositas pellet = p= 0,3
Densitas pellet = c= 1500 kg/m3
Porositas bed = = 0,4
Tortuosity = = 1,5Constriction = = 0,8
Diasumsi konsentrasi bahan organik tetap, sehingga kCBs = tetap = 3 x 10-5 m3/kg
kat.detik pada 400 K.
a. Hitung fraksi tahanan setiap step reaksi terhadap tahanan totalb. Hitung berat katalis yang dibutuhkan jika XA= 0,55.
Jawab:a.k 1 H1 Hka 1 ka 1ka 1kCB 1 HR R R R Tahanan difusi internal dan reaksi:R 1kCBModulus Thiele = (pers. 12-20, Fogler, p.745)knSa= kCBs= 3 x 10
-5m3/kg kat.detik
c= 1500 kg/m3
Diffusivitas efektif = (pers. 12-1, Fogler, p. 739)
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
32/60
32
Budhijanto, Februari 2010
2,4 10 mdetik 0,30,81,5 3,84 10 mdetik
Jari-jari pellet = R = 0,1 cm = 103m
R 10 m ., 10,8 coth 1 (pers. 12-32, Fogler, p.749) , 10,8coth10,8 1 0,252R 1kCB 10,252 3 10 mkg kat. detikR 1,3 10 kg kat. detikm Tahanan absorpsi gas:R 1 Hka ka,detik 2 0,91E ; E, u
(Sumber: IEC Proc. Des. Dev., 6, 486 (1967))
vF RTP
0,01 kmoldetik0,082m atmkmolK 400 K20 atm 0,0164
mdetik
A D 4 1 m4 0,785 m u v A 0,01640,785mdetik 0,021 mdetikE PL u 25 kPam 0,021 mdetik 0,525kPadetik 10,97 ft lbf ft detik ka 2 0,91E 2 0,91 10,97 6,49 detik C P H C RTH C H H 1RTH 10,082m atmkmol K 400 K 0,008kmolm atm 3,81 c= 1500 kg/m
3
= 0,4
R 1 Hka 10 ,41500 kg kat. m 3,816,49 detik 36,4 kg kat. detikm Tahanan transfer massa dari gas-liquid interface ke badan cairan:R Densitas cairan = l= 840 kg/m
3
Re Gd 5kgm detik 2 10m 0,0018 kgmdetik 5,56
Ga d g 2 10m 840 kgm 9,8 mdetik0,0018 kgmdetik 17074
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
33/60
33
Budhijanto, Februari 2010
Sc 0,0018kgmdetik840 kgm 2,410 mdetik 893 ka 16,8 , cm (Sumber: Chem. Eng. Sci., 36, 569 (1981))ka 2,4 10 cm detik16,8 5,56 893 17074, 1cm 2,17 10detik
c= 1500 kg/m3
= 0,4R , , 4,15 10 Tahanan transfer massa dari badan cairan ke solid-liquid interface:R 1kaa 2 (pers. 12-93, Fogler, p. 777)Untuk Re
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
34/60
34
Budhijanto, Februari 2010
dPdW A1 dP P dW PA1 25 kPam 1 atm101,33 kPa20 atm 1500 kgm 0,785 m10,4 1,746 10 kg
PP 1 W
( )( )
( )W1X5,01
X1CC 0A)g(A
=
dFdW F dXdW k C 1 X10,5X 1W10,5X1 XdX 0,5 0,5 1 X1 X dX 0,51 X 0,5dX k v 1WdW0,5ln1 X 0,5X k vW 2Wv 0,0164 mdetikX = 0,550,5ln10,55 0,50,55
4,6210 m
kg kat. detik0,0164 mdetik W 1,74610kg 2 W Diperoleh:
W = 34065 kg
Tinggi tumpukan katalis = z , , 48,22 m Rancangan: 4 buah towers dengan diameter 1 m, dan tinggi 12,055 m yang dipasang seri.
Cek asumsi CBtetap:
Mol A yang terkonversi = FX 0,5 10 0,55 2,75 Mol umpan unsaturated oil =FB 5 kgm detik 0,785 m 1000 mol168 kg 23,36 moldetikDebit cairan =
v ,
4,67 10
CB 23,364,6710 molm 5002 molm Unsaturated oil keluar reactor = FB 23,362,75 20,61 CB 20,614,6710 molm 4413 molm Jadi asumsi CBtetap mengandung kesalahan 13%.
Fluidized-Bed Reactors
Fluidisasi terjadi jika padatan yang ukurannya kecil tersuspensi di dalam arus fluida yang
mengalir ke atas.
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
35/60
35
Budhijanto, Februari 2010
Kecepatan alir fluida cukup besar untuk mensuspensikan partikel, tetapi tidak cukup
besar untuk menghembus partikel-partikel ini keluar reaktor.
Fluida bisa berupa gas atau cairan.
Disengaging section: ruangan di atas tumpukan partikel yang memungkinkan padatan
yang terbawa aliran gas jatuh kembali ke dalam fluidized zone.
Kunii-Levenspiel bubbling bed model:
Reaktan yang berupa gas masuk dari dasar bed dan mengalir ke atas dalam bentukgelembung-gelembung gas. Selama gelembung gas bergerak naik, terjadi transfer massa
(difusi) gas reaktan dari gelembung gas ke partikel padatan, dimana terjadi reaksi
membentuk produk. Selanjutnya, terjadi transfer massa produk yang berupa gas dari
padatan ke gelembung gas. Kecepatan transfer massa gas reaktan dan produk keluar dan
masuk gelembung gas, dan waktu tinggal gelembung gas di dalam reaktor berpengaruhterhadap konversi reaktan.
Untuk menentukan kecepatan gerak gelembung melalui bed, kita perlu menghitung:
1. Porositas pada saat fluidisasi minimum, mf. 0.586 . d. .
dengan
= sphericity =
As= luas permukaan bola yang volumnya sama dengan volum partikel.
Ap= luas permukaan partikel.
Jika Vpadalah volum partikel, dan dsadalah diameter bola yang volumnya sama dengan
volum partikel, maka:
V d Sehingga: A d , dan A A A 6V
= viskositas
g= densitas gas
c= densitas partikel katalis g g = tetapan gravitasi
dp= diameter partikel katalis
2. Kecepatan fluidisasi minimum, umf.
u d
150
1
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
36/60
36
Budhijanto, Februari 2010
3. Ukuran gelembung, db.d d d d e . dengan
db = diameter gelembung di dalam bed yang diameternya Dt, yang teramati pada
ketinggian h di atas distributor
db0= diameter gelembung yang baru saja terbentuk di atas distributor
dbm = diameter maksimum gelembung jika semua gelembung yang berada pada
ketinggian yang sama di dalam kolom bergabung membentuk satu gelembung besar.d 0.652 Au u .Pada persamaan ini, dbmdalam satuan cm.
Ac= luas penampang bed, cm2.
uo= kecepatan superficial gas pada titik masuk bed, cm/detik
Jika distributor adalah plat yang porous, maka:d 0.00376 u u , cmJika distributor adalah plat yang berlubang (perforated plates), maka:d 0.347 ., cmnd= jumlah lubang pada plat
4. Kecepatan gelembung bergerak naik di dalam fluidized bed, ubu u u 0.71 gd 5. Koefisien transfer massa pertukaran gas antara gelembung (bubble) dan cloud, Kbc
K 4.5 ud 5.85B
g
d
Kbcdalam satuan detik-1
umfdalam satuan cm/detik
dbdalam satuan cm
DAB= diffusivitas, cm2/detik
g = tetapan gravitasi = 980 cm/detik2
6. Koefisien transfer massa pertukaran gas antara cloud dan emulsi, KceK 6.78 DBud
Kcedalam satuan detik-1
7. Fraksi volum bed yang ditempati oleh gelembung,
u u u u 1
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
37/60
37
Budhijanto, Februari 2010
Fraksi volum bed yang ditempati oleh wakes adalah
adalah fungsi ukuran partikel belum tersedia metode yang akurat untuk menentukannilai .
Figure CD12-6
Wake angle wand wake fraction of three-dimentional bubbles at ambientconditions; evaluted from x-ray photographs by Rowe and Partridge.
Adapted from D. Kuknii and O. Levenspiel,
Fluidization Engineering,2nd. Ed., (Stoneham, Mass.; Butterworth-Heinemann 1991).
8. Volum katalis di dalam gelembung, cloud, dan emulsi. volum katalis padat di dalam clouds dan wakesvolum gelembung 1 3 u u u volum katalis padat di dalam fase emulsivolum gelembung 1 1
volum katalis padat di dalam gelembungvolum gelembung
0.01 to 0.001 9. Reaksi katalitik volum order-n yang terjadi di gelembung, cloud, dan emulsi:Dalam fase gelembung:r kC Dalam fase cloud dan wakes:r kC Dalam fase emulsi:r kC Ketiga persamaan reaksi di atas dalam satuan mol A bereaksi per satuan volum
gelembung per satuan waktu.
kcat= kk adalah kecepatan reaksi spesifik per satuan berat katalis.
CAb, CAc, dan CAeadalah konsentrasi reaktan A di dalam gelembung, cloud, dan emulsi.
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
38/60
38
Budhijanto, Februari 2010
10. Neraca massa untuk volum tetap:Bubble balance:dCdt kC KC C Cloud balance:KC C kC K C C Emulsion balance:
KC C kC
Ketiga persamaan di atas diselesaikan secara simultan.
Untuk reaksi order satu (n = 1), penyelesaiannya adalah sebagai berikut:ln 11 X k Ktdengan
X = konversi =
CAo= konsentrasi A pada t = 0K 1kK 1 11 kK
Tinggi bed untuk mencapai konversi X:h tu u kK ln 11 XBerat katalis untuk mencapai konversi X:W Ah1 1 W Au1 1 kK ln 11 XContoh Soal:
Oksidasi katalitik ammonia dilakukan di dalam sebuah fluidized bed reactor. Reaksi
berorder satu terhadap konsentrasi ammonia, dan perubahan volum selama reaksi dapat
diabaikan. Jumlah katalis yang dipakai 4 kg, debit umpan gas pada kondisi reaksi = v o=
818 cm3/detik, dengan komposisi umpan: 10% NH3dan 90% O2. Data lain yang tersedia:
P = 1,11 atm; T = 523 K = 250C; Dt= diameter tangki reaktor = 11,4 cm; Distributor
adalah porous stainless steel; Diameter katalis = dp = 0,0105 cm; = 0,6; c = 2,06g/cm
3; Unexpanded bed height = hs= 38,9 cm.r k C, gmol NH3/detikcm3kat
kcat= 0,0858/detik pada kondisi reaksi.
g= 7,8510-4
g/cm3; g= 2,9810
-4g/cmdetik;DAB= 0,618 cm
2/detik.
Perkirakan konversi A keluar reaktor.
Jawab: g 980cmdetik 2,067,8510gcm 2,02 10 gcm detik 0.586 . d
. .
0.586 0,6.
x
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
39/60
39
Budhijanto, Februari 2010
, ,, , . x ,,
. 0,657u , ,, , x ,, 1,48 cm/detik
u vA v
D4 818
cmdetik11,4 cm4 8,01 cmdetik
d 0.00376 u u 0,003768,01 1,48 0,160 cm d 0,652 Au u . 0,652 11,4 cm4 8,01 cmdetik 1,48cmdetik, 8,79 cm
Unexpanded bed height = hs= 38,9 cm. The expanded bed height kira-kira 40 50%
lebih tinggi, dianggap = 60 cm. Untuk perhitungan db, diambil h = 30 cm. Jadi:d d d d e .
d d d d e.
8,79 8,790,160e,,
4,87 cm
u u u 0.71 gd 8,01 1,48 0.71 9804,87 55,6cm/detikUntuk glass sphere dengan dp= 0,0105 cm = 105 m Figure CD12-6 = 0,4
Fraksi volum bed yang ditempati oleh gelembung, u u u u 1 8,011,4855,61,4810,4 0,122 Massa katalis di dalam bed =W Ah1 1 h WA1 1 4000 g2,06g
cm 11,4 cm
4 10,65710,122
63,2 cm
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
40/60
40
Budhijanto, Februari 2010
Nilai h terhitung ini cukup dekat dengan nilai h trial (= 60 cm) nilai trial dianggap
benar.Koefisien transfer massa pertukaran gas antara gelembung (bubble) dan cloud, KbcK 4,5 ud 5,85B
g d 4,51,48 cmdetik
4,87 cm 5,85
0,618 cmdetik 980 cmdetik
4,87 cm
4,92 detikKoefisien transfer massa pertukaran gas antara cloud dan emulsi, Kce
K 6,78 DBud 6,78 0,657 0,618 cmdetik 55.6 cmdetik4,87 cm
3,00 detikVolum katalis di dalam clouds dan wakes per volum gelembung:
1 3 u u u 10,657 3 1,480,657
55,61,480,657
0,4 0,181Volum katalis di dalam fase emulsi per volum gelembung: 1 1 10,657 10,1220,122 0,181 2,287
Diasumsi, volum katalis di dalam gelembung per volum gelembung 0.01 Reaksi order satu:h tu lnX 1 exp dengan:K 1k
K 1
11 kK 0,01 10,0858
4,92 1
0,181 112,287 0,08583,00
2,25X 1 exp hkKu 1 exp 63,2 cm0,0858 detik2,25 55,6 cm detik 0,20 Catatan: Nilai X teramati pada percobaan = 0,22
Moving Bed Reactors
Sistem reaksi yang katalisnya terdeaktivasi dengan cepat memerlukan regenerasi ataupenggantian katalis secara terus menerus. Jenis reaktor komersial untuk sistem reaksi
semacam ini adalah moving bed reactor dan straight-through transport reactor.
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
41/60
41
Budhijanto, Februari 2010
Neraca massa pada keadaan steady:FdXdW r dengan:r a tr t 0a(t) = aktivitas katalis yang merupakan fungsi waktu kontak katalis dengan arus gas
reaktan. Kecepatan deaktivasi katalis dinyatakan sebagai berikut:
dadt k a
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
42/60
42
Budhijanto, Februari 2010
Katalis bergerak di dalam reaktor dengan kecepatan Us(massa per satuan waktu). Karena
gas reaktan bergerak searah dengan katalis, maka waktu kontak katalis dengan gas padasaat katalis mencapai posisi z adalah:t dt sehingga: aContoh soal:
Reaksi cracking minyak fase gas secara katalitik dijalankan di dalam sebuah moving bedreactor pada suhu 900F. Persamaan reaksinya adalah:A produkProduk reaksinya bermacam-macam. Kecepatan reaksinya dapat didekati dengan
persamaan sebagai berikut. r kC dengank 0,60 dmg cat. molminKecepatan deaktivasi katalis mengikuti persamaan sebagai berikut.dadt k adengan
k 0,72 menit
Umpan diencerkan dengan N2, sehingga perubahan volum selama reaksi dianggap dapat
diabaikan. Reaktor berisi 22 kg katalis yang bergerak dengan kecepatan = U s = 10
kg/menit. Kecepatan umpan minyak = 30 mol/menit dengan konsentrasi 0,075 mol/dm3.
Hitung konversi keluar reaktor.
Jawab: aa e F akC e kC Karena perubahan volum dapat diabaikan, maka:C C 1 XF e kC 1 XFkC dX
1 X e dW
X1 X kC U Fk1 e X1 X 0,60dmg cat. molmin0,075 moldm 10000 g cat.menit30 molmenit 0,72 menit 1exp0,72 menit22 kg10 kg menit 1,24
X = 0,55
Efek Panas di dalam Moving Bed Reactors
T = suhu gas
Ts= suhu padatan katalis
Case 1: T Ts
Neraca energi di fase gas:
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
43/60
43
Budhijanto, Februari 2010
dTdW Ua T T haT T r H FC dengan
U = koefisien transfer panas overalla= luas transfer panas pipa per satuan massa katalisTa= suhu pemanas/pendingin di luar pipa
h = koefisien transfer panas antara gas dengan padatan katalisa= luas permukaan padatan katalis per satuan massa katalisa 4DBa 6ddengan
Dp= diameter pipa
dp= diameter katalis
B= densitas bulk katalis
b= densitas 1 butir katalis
Neraca energi di padatan katalis:dTdW haT T UC dengan
Cps= kapasitas panas padatan katalis
Case 2: T = TsdTdW Ua T T r HUC FC Straight-Through Transport Reactors (STTR)
Reaktor ini digunakan untuk sistem reaksi yang katalisnya terdeaktivasi sangat cepat.
Reaktor ini disebut juga circulating fluidized bed (CFB).
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
44/60
44
Budhijanto, Februari 2010
Neraca massa A:dFdz r BAataudXdz BAF a tr t 0Jika katalis bergerak di dalam reaktor dengan kecepatan Up, waktu yang dibutuhkan
katalis untuk mencapai ketinggian z adalah:
t zUJika gas bergerak dengan kecepatan Ug,F U ACDengan demikian,dXdz Baz U r t 0UC Contoh soal:Cracking minyak bumi dilakukan pada fase gas di dalam sebuah STTR yang tingginya 10
m, dan diameternya 1,5 m. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
A B + C + coke
dengan
A = minyak bumi
B = dry gas (C1s/d C
4)
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
45/60
45
Budhijanto, Februari 2010
C = gasoline (C5s/d C14).r kP 1 KP K BPB K Pdengan
k = 0,0014 kmol/kg cat.detikatm
KA= 0,05 atm-1
KB= 0,15 atm-1
KC= 0,1 atm-1
a 11A t
dengan
A = 7,6 detik-1/2
Uap minyak bumi (A murni) masuk reaktor pada tekanan 12 atm dan suhu 400C.
Densitas bulk katalis di dalam STTR adalah 80 kg cat./m3. Kecepatan umpan uap minyak
bumi = U0= 2,5 m/detik. Anggap Up= Ug= U. Gambar kurva aktivitas katalis (a) dan
konversi A (X) vs z.Jawab:
Neraca massa:dXdz Bar t 0UC r t 0 kP 1 KP K BPB K P
a 11 Az U
U vAA D 4 Tekanan dianggap tetap, P = P0.P Py Py X1X P 1 X1XPB Py B Py B BX1X P X1 XP P BIsotermal, isobarik:v v1 XU U1 X y 11 1 1 1
C P RT 12 atm0,082m atmkmol K 673 K 0,22 kmolm Penyelesaian:
POLYMATH Results05-27-2008, Rev5.1.230
Calculated values of the DEQ variables
Var i abl e i ni t i al val ue mi ni mal val ue maxi mal val ue
f i nal val uez 0 0 10 10X 0 0 0. 56267490. 5626749r hob 80 80 80 80ca0 0. 22 0. 22 0. 22
0. 22
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
46/60
46
Budhijanto, Februari 2010
A 7. 6 7. 6 7. 6 7. 6PA0 12 12 12 12eps 1 1 1 1u0 2. 5 2. 5 2. 5 2. 5D 1. 5 1. 5 1. 5 1. 5u 2. 5 2. 5 3. 90668733. 9066873PA 12 3. 3582806 123. 3582806PB 0 0 4. 32085974. 3208597PC 0 0 4. 32085974. 3208597k 0. 0014 0. 0014 0. 00140. 0014KA 0. 05 0. 05 0. 050. 05KB 0. 15 0. 15 0. 150. 15KC 0. 1 0. 1 0. 1 0. 1act 1 0. 0759918 10. 0759918r a0 0. 0105 0. 0020913 0. 01050. 0020913Ac 1. 7671459 1. 7671459 1. 7671459
1. 7671459v 4. 4178647 4. 4178647 6. 90368646. 9036864
ODE Report (RKF45)
Differential equations as entered by the user
[1] d(X)/d(z) = rhob*act*ra0/u/ca0
Explicit equations as entered by the user[1] rhob = 80
[2] ca0 = 0.22
[3] A = 7.6
[4] PA0 = 12
[5] eps = 1
[6] u0 = 2.5[7] D = 1.5
[8] u = u0*(1+eps*X)
[9] PA = PA0*(1-X)/(1+eps*X)
[10] PB = PA0*X/(1+eps*X)
[11] PC = PB
[12] k = 0.0014
[13] KA = 0.05
[14] KB = 0.15
[15] KC = 0.1
[16] act = 1/(1+A*(z/u)^0.5)
[17] ra0 = k*PA/(1+KA*PA+KB*PB+KC*PC)
[18] Ac = 3.141592654*D^2/4
[19] v = u0*Ac*(1+eps*X)
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
47/60
47
Budhijanto, Februari 2010
Bioreactors
Di dalam bioreactors, sel hidup digunakan untuk memproduksi berbagai senyawa kimia.
Enzyme di dalam sel berfungsi sebagai katalis. Zat yang direaksikan disebut substrat.
Contoh produk yang disintesis di dalam bioreactors: insulin, antibiotics, polymers, dsb.
Persamaan reaksinya: cells substrat more cells productTermasuk produk di sini adalah CO2, air, protein, dan spesies lain tergantung pada
reaksinya.
Tahap pertumbuhan sel di dalam sebuah reaktor batch adalah:
1. Phase I (= lag phase): pada fase ini, kenaikan konsentrasi sel hanya sedikit selmenyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.
2. Phase II (= exponential growth phase): kecepatan pertumbuhan sel sebandingdengan konsentrasi sel.
3. Phase III (= stationary phase): kecepatan pertumbuhan sel nol akibat berkurangnyanutrient dan metabolites yang essential.
4. Phase IV (= death phase): konsentrasi sel berkurang sebagai akibat produk yangbersifat racun dan/atau berkurangnya jumlah nutrient.
Persamaan kecepatan pertumbuhan sel-sel baru disebut persamaan Monod untuk
exponential growth phase:r C C CK C
dengan
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
48/60
48
Budhijanto, Februari 2010
rg= kecepatan pertumbuhan sel baru pada exponential growth phase, g/dm3.detik
Cc= konsentrasi sel, g/dm3
= kecepatan pertumbuhan spesifik, detik-1
max= kecepatan pertumbuhan spesifik maksimum, detik-1
Ks= tetapan Monod, g/dm3
Cs= konsentrasi substrat, g/dm3
Seringkali, produk reaksi menghambat kecepatan pertumbuhan sel. Misalnya, pada
fermentasi glukosa menghasilkan etanol, kecepatan fermentasi dihambat oleh etanol.
Persamaan kecepatan reaksinya:r k CCK C 1 CC CCK C dengan
Cp= konsentrasi produk, g/dm3C = konsentrasi produk pada saat semua metabolisme berhenti, g/dm3
n = tetapan empirik
Contoh: untuk fermentasi glukosa menghasilkan etanol, n = 0,5 dan C = 93 g/dm3.Bentuk persamaan kecepatan pertumbuhan sel yang lain yang juga sering digunakan
adalah:
1. Persamaan Tessier:r 1exp Ck C
2. Persamaan Moser:
r C1kCdengan dan k adalah tetapan empirik
Persamaan kecepatan kematian sel:r k k CCdengan
Ct= konsentrasi zat yang merupakan racun bagi sel
kd= tetapan reaksi kematian sel secara alami
kt= tetapan reaksi kematian sel karena pengaruh zat yang bersifat racun
Doubling time = waktu yang dibutuhkan oleh mikroba untuk tumbuh sehingga massanya
menjadi 2 kali massa mula-mula
Yield coefficients:
Y mass of new cells formedmass of substrate consumed CCY 1Y Jika pembentukan produk hanya terjadi selama fase pertumbuhan eksponensial, maka
kecepatan pembentukan produk:r Y r Y C Y C CK C denganY mass of product formedmass of new cells formed CCKetika produk terbentuk pada fase stasioner (fase dimana tidak terjadi pertumbuhan sel):r Y rdengan:
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
49/60
49
Budhijanto, Februari 2010
Y mass of product formedmass of substrate consumed CC(-rs) = kecepatan konsumsi substrat, biasanya substrat adalah nutrient sekunder
Substrat selain dikonsumsi untuk menghasilkan sel yang baru, sebagian digunakan untuk
menjaga aktivitas sehari-hari sel.m mass of substrate consumed for maintenancemass of cells time Nilai tipikal:
m 0,05 g substratg sel berat kering jamKecepatan konsumsi substrat untuk maintenance baik sel tumbuh atau tidak adalah:r mC Jika maintenance dapat diabaikan, C Y C C Jika substrat (S) yang dikonsumsi untuk pembentukan sel (C) baru dapat dibedakan dari
substrat yang dikonsumsi untuk membentuk produk (P), maka:S Y C Y P dengan
Y mass of new cells formedmass of substrate consumed to form new cells
Y mass of product formedmass of substrate consumed to form new cellsNeraca massa substrat:net rate of substrate consumption rate consumed by cells rate consumed to form product rate consumed for maintenancer Y r Y r mC Jika produk terbentuk selama fase II (growth phase), tidak mungkin memisahkan jumlah
substrat yang dikonsumsi untuk pertumbuhan dan jumlah substrat yang dikonsumsi untuk
pembentukan produk. Pada kondisi semacam ini, semua substrat yang dikonsumsi
digabungkan dalam Y , sehingga persamaan neraca massa substrat menjadi:r Y r mC dan kecepatan pembentukan produk:
r Y r Selama fase III, tidak terjadi pertumbuhan sel. Pada fase ini, nutrient yang dibutuhkanuntuk pertumbuhan sel sudah habis. Untuk keperluan maintenance sel dan produksi
produk, ditambahkan secondary nutrient (sn). Kecepatan pembentukan produk pada fase
III ini adalah:r k CCK C dengan
Csn= konsentrasi secondary nutrient, g/dm3
kp= tetapan reaksi spesifik, detik-1
Cc= konsentrasi sel, g/dm3
Ksn= tetapan empirik, g/dm3r Y r,g/dm detik
Kecepatan netto konsumsi sn selama fase III:
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
50/60
50
Budhijanto, Februari 2010
r mC Y r mC Y k CCK C Hubungan konsentrasi produk dengan konsentrasi substrat adalah:C Y C C Neraca Massa di dalam sebuah reaktor batch dengan volum tetap
Sel:
dCdt r r
Substrat: dCdt r Produk: dCdt r Pada growth phase: r Y r mCPada stationary phase: r Y r mCContoh Soal:
Fermentasi glukosa (S) menjadi etanol (P) dijalankan di dalam sebuah reaktor batch.
Organisme yang digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae (C). Plot Cc, Cs, Cp, dan rgvs t. Pada t = 0, Cc0= 1,0 g/dm
3, dan Cs0= 250 g/dm
3.r 1 CC
CCK C C 93 g/dm ; n = 0,52; 0,33 jam ;K 1,7 g/dm r mC m = 0,03 g substrat/g seljam
r k Ckd= 0,01 jam
-1
Y 0,08 g g;
Y 0,45 g g;
Y 5,6 g g Jawab:Neraca massa:Sel:
r r (1)Substrat:
r (2)Produk:
r (3)r 1 (4)r k C (5)Pada growth phase:r Y r mC (6)r Y r (7)Penyelesaian dengan MATLAB:
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
51/60
51
Budhijanto, Februari 2010
0 2 4 6 8 10 120
2
4
6
8
10
12
14
16
18
t, jam
Cc,g/dm3
0 2 4 6 8 10 120
50
100
150
200
250
t, jam
Cs,g/dm3
0 2 4 6 8 10 120
10
20
30
40
50
60
70
80
90
t, jam
Cp,g/dm3
0 2 4 6 8 10 120.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
2.2
t, jam
rg,g/dm3.jam
0 2 4 6 8 10 120
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.16
0.18
t, jam
rd,g/dm3.jam
0 2 4 6 8 10 12-30
-25
-20
-15
-10
-5
0
t, jam
rs,g/dm3.jam
0 2 4 6 8 10 120
2
4
6
8
10
12
14
t, jam
rp,g/dm3.jam
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
52/60
52
Budhijanto, Februari 2010
Neraca Massa di dalam sebuah CSTR (chemostat) dengan volum tetap
Sel:
VdCdt v
C vC
r
r
V
Pada umumnya, Cc0= 0.Substrat:
V dCdt v C vC r VDitinjau kasus dimana: Cc0= 0, dan v = v0.
Didefinisikan:
Dilution rate =
D
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
53/60
53
Budhijanto, Februari 2010
Neraca massa sel: dCdt DC r r Neraca massa substrat: dCdt D C C rPada steady state:0 DC r r DC r r 0 DC C r
DC C r
Jika rddiabaikan dan rgmengikuti persamaan Monod:DC r C D C Jika pemakaian substrat hanya untuk pertumbuhan sel (cell maintenance diabaikan),
maka: r r Y DC C r r Y DC Y C C C Y C Y C C C Y C Efek dilution rate, wash-out dCdt DC r r r C C
K
C
Jika rd= 0,
dCdt C K C D C 0 jika D , sehingga Ccakan terus berkurang sampai Cc= 0.D pada saat terjadi wash out (Dmax):C Y C 0 C D D yang memberikan kecepatan produksi sel maksimum (Dmaxprod)
Kecepatan produksi sel per satuan volum reaktor = DC DY C 0 D 1
Safety
Contoh kasus: Efek Panas di dalam Sebuah Reactor Batch
Telah terjadi ledakan pada reaktor batch yang digunakan untuk produksi nitroanilin dari
ammonia dan o-nitrochlorobenzene (ONCB). Persamaan reaksinya adalah sebagai
berikut.
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
54/60
54
Budhijanto, Februari 2010
Normalnya, reaksi berlangsung secara isothermal pada 175C dan tekanan sekitar 500 psiselama 24 jam. Umpan terdiri atas 3,17 kmol A, 43 kmol B, dan 103,6 kmol air (W).
Suhu dipertahankan isotermal dengan mengatur kecepatan aliran pendingin air yang
suhunya 25C (dapat dianggap tetap). Reaktor dilengkapi dengan katup/kran pengamanyang akan terbuka secara otomatis jika tekanan di dalam reaktor melebihi 700 psi. Begitu
kran terbuka, tekanan di dalam reaktor akan turun, dan air akan menguap. Penguapan air
yang membutuhkan panas memberikan efek pendinginan pada campuran reaksi.
Pada hari terjadinya ledakan, pihak manajemen memutuskan melipat-tigakan produksi
dengan melakukan 2 perubahan kondisi operasi dari keadaan normalnya.
1. Umpan terdiri atas 9,044 kmol A, 33,0 kmol B, dan 103,7 kmol air (W).2. Empat puluh lima menit setelah reaksi dimulai, pendingin dihentikan sementara
selama 10 menit saja untuk menaikkan suhu reaksi. Keputusan ini dinilai amankarena pengalaman terdahulu pada kondisi operasi normal menunjukkan, tidak
terjadi efek yang berbahaya jika pendingin dihentikan selama 10 menit.
Gambarlah kurva Tvs tsampai waktu 120 menit setelah reaktan dicampur dan dinaikkan
suhunya sampai 175C. Tunjukkanlah bahwa ledakan terjadi sebagai akibat keputusanyang salah (penambahan umpan A dan penghentian pendingin selama 10 menit)
ditambah rusaknya kran pengaman.Tambahan informasi yang tersedia:
BAA CkCr = ;menitkmol
m00017,0k
3
= pada 188C (= 461 K)
Volum reaksi pada jumlah umpan A 9,044 kmol adalah:333
m119,5Wm854,1B/Am265,3V =+= Volum reaksi pada jumlah umpan A 3,17 kmol (operasi normal) adalah:
3
m26,3V= Diasumsi: 0Cpii =
kmol/kcal109,5H 5Rx = E= 11273 cal/mol
CpA= 40 cal/molK; CpW= 18 cal/molK;CpB= 8,38 cal/molK;UA = 35,85 kcal/menitC;Ta= 298 K = 25C (dianggap tetap)
Jawab:
Neraca mol:
0A
AN
Vr
dt
dX= (1)
Persamaan kecepatan reaksi:
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
55/60
55
Budhijanto, Februari 2010
BAA CkCr = (2)Stoikhiometri (fase cair, Vdapat dianggap tetap):
( )
0
0AA
V
X1NC
= (3)
( )
0
B0A
BV
X2NC
= (4)
0A
0BB
N
N= (5)
Neraca Energi:
( )( )
+
=pii
ARxs
CN
VrHWQ
dt
dT && (6)
dengan
=T
1
461
1
987,1
11273exp00017,0k (7)
( )TTUAQ a=& (8)
0Ws=& (9)
( ) pW0WpB0BpA0Apii0Apiii0Apii CNCNCNCNCXNCN ++==+= (10)Didefinisikan:
Qg= panas yang dibangkitkan = ( )( )RxA HVr (11)Qr= panas yang dibuang = ( )aTTUA (12)
A. Operasi isothermal (T= 175C = 448 K) pada 45 menit pertamaPenyelesaian dengan POLYMATH:
POLYMATH ResultsNo Title 05-24-2005, Rev5.1.230
Calculated values of the DEQ variables
Var i abl e i ni t i al val ue mi ni mal val ue maxi mal val ue
f i nal val uet 0 0 45 45X 0 0 0. 03360790. 0336079NB0 33 33 33 33NA0 9. 044 9. 044 9. 044
9. 044V 5. 119 5. 119 5. 1195. 119TETAB 3. 648828 3. 648828 3. 6488283. 648828T 448 448 448 448dHr - 5. 9E+05 - 5. 9E+05 - 5. 9E+05 -5. 9E+05Ta 298 298 298 298k 1. 189E- 04 1. 189E- 04 1. 189E- 041. 189E- 04CA 1. 7667513 1. 7073745 1. 76675131. 7073745CB 6. 4465716 6. 3278179 6. 44657166. 3278179
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
56/60
56
Budhijanto, Februari 2010
NW0 103. 7 103. 7 103. 7103. 7r A - 0. 0013548 - 0. 0013548 - 0. 0012851 -0. 0012851Qg 4091. 645 3881. 2935 4091. 6453881. 2935UA 35. 85 35. 85 35. 8535. 85Qr 5377. 5 5377. 5 5377. 55377. 5
Jadi pada akhir 45 menit pertama: X= 0,0336
Selama 45 menit pertama ini, Qgterus berkurang akibat berkurangnya kecepatan reaksi
dan Qg< Qrseperti yang ditunjukkan hasil perhitungan POLYMATH di atas.
JADI REAKSI DAPAT TERUS DIKONTROL DAN TIDAK AKAN TERJADI
LEDAKAN SEANDAINYA ALIRAN PENDINGIN TIDAK DIHENTIKAN.
B. Operasi adiabatic selama 10 menit (dari menit ke 45 s/d 55)
Penyelesaian dengan POLYMATH:
POLYMATH ResultsNo Title 05-24-2005, Rev5.1.230
Calculated values of the DEQ variables
Var i abl e i ni t i al val ue mi ni mal val ue maxi mal val uef i nal val uet 45 45 55 55X 0. 0336079 0. 0336079 0. 04300010. 0430001T 448 448 468. 00739468. 00739NB0 33 33 33 33NA0 9. 044 9. 044 9. 0449. 044V 5. 119 5. 119 5. 1195. 119TETAB 3. 648828 3. 648828 3. 6488283. 648828k 1. 189E- 04 1. 189E- 04 2. 038E- 04
2. 038E- 04dHr - 5. 9E+05 - 5. 9E+05 - 5. 9E+05 -5. 9E+05Ta 298 298 298 298CA 1. 7073745 1. 6908673 1. 70737451. 6908673CB 6. 327818 6. 2948036 6. 3278186. 2948036NW0 103. 7 103. 7 103. 7103. 7r A - 0. 0012851 - 0. 0021697 - 0. 0012851 -0. 0021697Qg 3881. 2936 3881. 2936 6552. 8396552. 839UA 35. 85 35. 85 35. 8535. 85
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
57/60
57
Budhijanto, Februari 2010
Qr 5377. 5 5377. 5 6091. 02496091. 0249Q 0 0 0 0CPB 8. 38 8. 38 8. 388. 38CPA 40 40 40 40CPW 18 18 18 18NCP 2504. 9 2504. 9 2504. 92504. 9
Jadi pada akhir 55 menit pertama: X= 0,0430, T= 468,01 K.
Pada menit ke 55 ini, pendingin kembali dialirkan. Hasil perhitungan POLYMATH
menunjukkan, pada menit ke 55 ini: Qg = 6552.839 kcal/menit, dan Qr,maksimum =
6091,0249 kcal/menit. Jadi: Qg> Qr. Akibatnya TAKAN NAIK TERUS!
C. Operasi Batch dengan Pendinginan mulai menit ke 55
Penyelesaian dengan POLYMATH:
POLYMATH ResultsNo Title 05-24-2005, Rev5.1.230
Calculated values of the DEQ variables
Var i abl e i ni t i al val ue mi ni mal val ue maxi mal val ue
f i nal val uet 55 55 120 120
X 0. 0430001 0. 0430001 0. 20457250. 2045725T 468. 00739 468. 00739 631. 99564631. 99564NB0 33 33 33 33NA0 9. 044 9. 044 9. 0449. 044V 5. 119 5. 119 5. 1195. 119TETAB 3. 648828 3. 648828 3. 6488283. 648828k 2. 044E- 04 2. 044E- 04 0. 00424150. 0042415dHr - 5. 9E+05 - 5. 9E+05 - 5. 9E+05 -5. 9E+05
Ta 298 298 298 298CA 1. 6907808 1. 4126173 1. 69078081. 4126173CB 6. 2946306 5. 7383036 6. 29463065. 7383036NW0 103. 7 103. 7 103. 7103. 7r A - 0. 0021754 - 0. 034382 - 0. 0021754 -0. 034382Qg 6570. 0575 6570. 0575 1. 038E+051. 038E+05UA 35. 85 35. 85 35. 8535. 85Qr 6094. 7649 6094. 7649 1. 169E+041. 169E+04Q - 6094. 7649 - 1. 169E+04 - 6094. 7649 -
1. 169E+04
-
5/28/2018 Ringkasan Kuliah 4 Dst
58/60
58
Budhijanto, Februari 2010
CPB 8. 38 8. 38 8. 388. 38CPA 40 40 40 40CPW 18 18 18 18NCP 2504. 9 2504. 9 2504. 92504. 9
Jadi pada menit ke 120: X= 0,2045, T= 632 K.
Grafik Tvs t ditunjukkan oleh gambar berikut ini.
Saat T mencapai 300C (= 573 K), terjadi reaksi samping dekomposisi nitroanilinmenjadi gas CO, N2, dan NO2, melepaskan lebih besar lagi energi. Energi total yang
dilepaskan kurang lebih 6,8109
J (energi sebesar ini cukup untuk mengangkat bangunanseberat 2500 ton setinggi 300 m).
Bagaimana profil Tvs t jika jumlah umpan sesuai operasi normal dan setelah menit ke
55, pendingin dialirkan pada kecepatan maksimum?
Penyelesaian POLYMATH memberikan kurva sebagai berikut.
400.00
450.00