ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

66
1

Upload: others

Post on 11-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

1

Page 2: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

2

Page 3: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

3

Ringkasan

(Executive Summary)

Pengembangan STAIN Majene diarahkan pada performa lembaga

pendidikan tinggi yang mampu menghasilkan manusia-manusia beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan yang setia kepada Pancasila dan

UUD 1945 serta ikut bertanggung jawab kepada pencapaian cita-cita dan tujuan

Pembangunan Nasional melalui pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Dengan demikian, STAIN Majene sebagai lembaga pendidikan tinggi akan

mengutamakan pengembangan pendidikan profesi dalam berbagai bidang studi

dengan tujuan pokoknya menghasilkan tenaga ahli dan sarjana terdidik yang

terampil pada masing-masing program studi yang dipilihnya tanpa menagbaikan

cita-cita utamanya sebagai manusia Indonesia yang bertanggung jawab kepada

pembangunan negara dan bangsanya.

Berdasarkan sifat dan karakteristik pokok-pokok tersebut maka tujuan dasar

dari STAIN Majene adalah membentuk “Manusia Indonesia seutuhnya melalui Tri

Dharma Perguruan Tinggi”. Untuk melaksanakan misi dan peranan itu, maka

STAIN Majene langkah-langkah pokok yang akan digunakan sebagai ciri dasar dari

pendidikan yang akan dikembangkan: Pertama, Mengembangkan pendidikan yang

orientasi utamanya diletakkan kepada kebutuhan pembangunan masa kini dan

masa yang akan datang. Kedua, melakukan penelitian dan menghasilkan

pengetahuan baru yang bermanfaat tidak saja bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi tetapi juga untuk kepentingan pembangunan. Ketiga,

berperan serta di dalam kegiatan pembangunan melalui kegiatan pengabdian

kepada masyarakat.

Kebijakan dasar pengembangan pendidikan tinggi pada pokoknya telah

menggariskan bahwa arah pendidikan tinggi di Indonesia ditujukan untuk

mengembangkan sistem pendidikan yang tunggal. Ini berarti bahwa pendidikan

tinggi di Indonesia haruslah mencakup seluruh lembaga-lembaga perguruan tinggi

negeri dan swasta. Sementara itu, strategi pengembangan menuju ke arah itu

semestinya disusun dengan memperhatikan pelaksanaan dan perkembangan

pendidikan dari lembaga-lembaga perguruan tinggi yang ada. Oleh sebab itu,

Page 4: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

4

kerjasama di antara perguruan tinggi negeri maupun swasta dan diupayakan

secara maksimal.

Sejalan dengan pemikiran di atas, maka di dalam mengembangkan serta

melaksanakan misi dan peranannya, STAIN Majene sentiasa mengupayakan

terciptanya kerjasama yang baik di antara perguruan tinggi negeri dan swasta,

baik yang berada di sekitar Sulawesi Barat maupun yang berada di Indonesia.

Hubungan kerjasama ini pada dasarnya akan dikembangkan serta diarahkan

kepada usaha untuk mencapai sistem pendidikan tinggi yang tunggal, dengan

tanpa mengurangi potensi yang dimiliki STAIN Majene mencapai kemampuan

berkembang secara mandiri.

Dalam menyusun konsep kegiatan yang akan dikembangkan oleh STAIN

Majene perlu pula diperhitungkan tantang dan arah perkembangan yang sedang

dan akan terjadi, baik itu yang terdapat dalam lingkungan internal maupun

eksternal. Karena itu, diperlukan ancangan (approach) yang lebih berorientasi

kepada pengelolaan secara menyeluruh dan tidak hanya memperhitungkan hasil

akhir saja. Ini berarti semua unsur yang berkaitan dengan masukan (input),

proses (throughtput), dan keluaran (output), harus diberi tempat dan perhatian

secara proporsional dan memadai.

Satu yang perlu diperhatikan dalam masalah ini adalah bahwa proses

perkembangan ke arah bentuk yang kian kompleks, yaitu masing-masing bagian

terspesialisasi, sehingga perlu diimbangi dengan usaha integrasi dan konsolidasi.

Tindakan ini penting untuk tetap diperhatikan agar perkembangan yang sedang

berlangsung dapat tetap dikendalikan dan diarahkan kepada tujuan perencanaan

yang telah digariskan.

Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan Program Induk Perbaikan

Keadaan Perguruan Tinggi sebagaimana yang dituangkan dalam program utama,

maka secara lebih khusus STAIN Majene menetapkan kegiatan-kegiatan pokok

dalam bidang pendidikan, bidang penelitian, dan bidang pengabdian kepada

masyarakat.

Page 5: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

5

Bidang Pendidikan

Pengembangan bidang pendidikan ini diarahkan melalui peningkatan

Sarana, prasarana, peningkatan produktivitas dan pengembangan kapasitas

pendidikan.

a. Peningkatan Sarana dan Prasarana melalui:

1) Membangun Labotaorium terpadu yang mengintegrasikan kebutuhan

beragam displin kelimuan. Laborotorium ini dapat diwujudkan melalui

pembangunan rintisan Lab Islamic School (LIS STAIN Majene) yang

diharapkan akan terealisasi pada Tahun 2021.

2) Optimasi penggunaan sarana dan fasilitas pendidikan dengan cara

pengaturan sistem manajemennya.

3) Diversifikasi pendidikan melalui pembukaan jurusan/program studi baru

4) Akreditasi awal dan Peningkatan status akreditasi, terutama yang masih

memiliki nilai “C”.

b. Peningkatan Produktivitas melalui:

1) Peyempurnaan kurikulum dengan mengacu pada pelaksanaan isi dan jiwa

UUSPN No. 2 Th 1989, PP No. 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi

dan perkembangan ilmu dan teknologi serta kebutuhan tenaga kerja.

2) Peyempurnaan tujuan, metode, teknik dan evaluasi pengajaran untuk

mendorong oto aktivitas mahasiswa melalui proses belajar mengajar yang

bersifat dua arah;

3) Pemantapan dan pengembangan materi, struktur organisasi dan strategi

kurikulum program Pendidikan Strata Satu dengan cara: menciptakan

keseimbangan komposisi berbagai komponen dalam kurikulum dan

menyusun Tujuan Instruksional Umum/tujuan Instruksional Khusus, silabi

dan deskripsi untuk seluruh matakuliah di setiap prodi.

4) Penciptaan iklim belajar mengajar yang menunjang terlaksanya masyarakat

akademis di lingkungan kampus.

5) Peningkatan relevansi pendidikan sesuai dengan perkembangan dan

kebutuhan masyarakat; dan

Page 6: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

6

6) Peningkatan jumlah lulusan hingga mencapai sekurang-kurangnya 11,3%

pertahun dengan tanpa mengabaikan mutu lulusannya.

c. Pengembangan Kapasitas Sistem Pendidikan melalui:

1) Pengembangan staf akademika yang ditekankan pada jumlah, jenis dan

mutu serta komposisi dan rasio yang memadai.

2) Peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan serta pengembangan

secara gradual jumlah, jenis dan mutu staf pengajar.

3) Penyempurnaan proses manajemen pendidikan yang meliputi administrasi

umum, administrasi kepegawaian dan administrasi keuangan.

4) Pengembangan sumber-sumber finansial dengan cara melakukan

diversifikasi sumber dari berbagai pihak yang sifatnya tidak mengikat; dan

5) Pengembangan kampus dan fasilitas lainnya seperti perpustakaan,

laboratorium/studio beserta kelengkapannya.

Bidang Penelitian

a. Peningkatan dan Pengembangan kegiatan Penelitian melalui:

1) Pembentukan Staf Inti Peneliti dari berbagai disiplin yang penting dan

relevan bagi bidang studi yang ada;

2) Penataran dan pemberian latihan-latihan penelitian pada staf

peneliti/pengajar muda dengan tanpa mengabaikan kesempatan yang

seluas-luasnya bagi keikutsertaan mahasiswa.

3) Pembekalan tentang latar belakang masalah penelitian yang perlu

diteliti utamanya dalam lapangan studi yang ada di Jurusan maupun

Prodi.

b. Peningkatan dan Pendayagunaan Potensi Penelitian melalui:

1) Peningkatan kemampuan penelitian dengan mengutamakan dimensi

pendidikan dan penelitian terapan yang menunjang usaha

pembangunan

2) Peningkatan penyediaan sumber dana penelitian

3) Peningkatan hubungan kerjasama dengan lembaga lain; dan

4) Simplifikasi prosedur administrasi penelitian

Page 7: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

7

Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat

a. Pengembangan STAIN Majene sebagai unsur penunjang pnasional dan

pembangunan regional melalui:

1) Peningkatan kemampuan pengabdian kepada masyarakat dari seluruh

sivitas akademika khususnya oelh staf pengajar dan mahasiswa.

2) Pengembangan kelembagaan pengabdian kepada masyarakat terutama

dengan menenkankan kepada aspek keilmuan dari bidang-bidang studi

yang ada di Jurusan maupun Jurusan.

3) Pengembangan ilmu pengetahuan yang menunjang pembangunan

masyarakat.

4) Peningkatan relevansi pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan

perkembangan maupun kebutuhan masyarakat, dan

penyempurnaan/pembaharuan pelaksanaan Kuliah Kerja Sosial (KKS).

a. Pengarahan dan peningkatan Pengabdian Kepada Masyarakat secara tepat

guna dan efektif melalui:

1) Kegiatan pelayanan masyarakat dengan penekanan pada kegiatan

penyuluhan pembangunan dan Da’wah;

2) Kegiatan pendidikan masyarakat dengan penekanan pada bidang-bidang

studi yang ada di Jurusan maupun di prodi.

Kegiatan-kegiatan tersebut di atas pada pokoknya merupakan kegiatan

yang berkaitan satu sama lain dan karenanya dilaksanakan secara terpadu. Hal ini

berarti bahwa pengembangan pada bidang tertentu akan senantiasa

memperhatikan hasil pengembangan pada bidang yang lain. Selain itu,

pelaksanaan atas kegiatan-kegiatannya, sedikit atau banyak akan ditentukan juga

oleh kebutuhan dan kemampuan dari lembaga. Oleh sebab itu, dirasa perlu untuk

sedini mungkin mengadakan proyeksi ke depan, agar dengan demikian STAIN

Majene menentapkan skala prioritas pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan tersebut.

Menyadari bahwa untuk tercapainya pengembangan kegiatan-kegiatan itu

secara maksimal diperlukan adanya saling keterpaduan dari berbagai unsur

pelaksanaan, maka masing-masing unsur/bagiannya merupakan kesatuan yang

Page 8: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

8

saling berinteraksi, berinterpedensi dan beriterrelasi. Dalam pengertian itu. maka

seluruh unsur sivitas akademika yang terdiri dari dosen, mahasiswa karyawan dan

(alumni nantinya) perlu diikutsertakan secara aktif untuk upaya pencapaian

kegiatan sebagaimana yang dimaksud dalam konsep pengembangan, baik

perorangan, maupun secara bersama-sama, semua unsur sivitas akademika

senantiasa dibina dan diarahkan semaksimal mungkin bagi keberhasilan kebijakan

tersebut.

Selain itu, agar diperoleh kejelasan tentang konsep-konsep dasar yang

dikembangkan guna tercapainya kehidupan kampus yang diinginkan, maka berikut

ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan organisasi sekolah tinggi,

tata hubungan antar jurusan dan hubungan antar-lembaga/pusat/unit.

Organisasi STAIN Majene

Seluruh kegiatan STAIN Majene saat ini menempati lokasi Kampus Jl. BLK

Kel. Totoli. Perlu diketahui bahwa prasarana dan sarana fisik maupun non fisik

yang tersedia di lokasi-lokasi ini cukup memadai dalam menunjang proses

akademik, tetapi untuk mewujudkan real university sarana dan prasarana tersebut

perlu untuk ditingkatkan dan disempurnakan.

Tata hubungan antar Jurusan

Sekarang ini STAIN Majene memiliki tiga (3) jurusan, yaitu Jurusan Tarbiyah

dan Keguruan, Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam, Jurusan Ushuluddin, Adab

dan Dakwah. Pada STAIN Majene terbuka peluang besar untuk pembukaan jurusan

dan prodi baru jika secara kelembagaan dikonversi menjadi institut.

Hubungan antar Lembaga

Pada prinsipnya semua lembaga yang tersedia di lingkungan STAIN Majene

dan diintegrasikan kedalam suatu sistem yang terpadu. Pengelolaan semacam ini

sama sekali tidak berarti bahwa masing-masing Lembaga atau unit, baik yang

berada di tingkat jurusan maupun yang berada pada tingkat program studi akan

kehilangan keleluasaannya untuk mengambil inisiatif di dalam melaksanakan

fungsinya. Sebagai unsur pelaksana akademis, masing-masing unit/lembaga baik

Page 9: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

9

secara sendiri, maupun secara bersama-sama, akan dibina serta diarahkan

kepada usaha pencapaian tujuan secara keseluruhan. Dengan kata lain, semua

unit yang ada dipandang sebagai bagian satu sama lain saling berkaitan di dalam

kerangka yang sama, yakni Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Tata Ruang, Letak dan Pola Pengembangan

Tata ruang, letak dan Pola Pengembangan direncanakan berdasarkan azas:

pertama, kampus harus dibangun pada satu lokasi yang dalam hali ini telah

dilakukan secara bertahap di Kampus I Kelurahan Totoli Kecamatan Banggae di atas

tanah seluas 11 ha. Kedua, pembangunan ruangan diarahkan pada bentuk

kesatuan-kesatuan yang memungkinkan pemakaian ganda (multi

purposes)/resource sharing. Alokasi ruangan untuk fasilitas pimpinan dan

pembantu/wakil pimpinan seluas 1000 m2. Sedangkan ruang fasilitas pelaksana

2500 m2. Masing-masing klasifikasi = 1,5 m2/mahasiswa dan laboratorium= 2,5

m2/mahasiswa.

Page 10: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

10

Bagian Pertama

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah Tinggi Agama Islam Neger (STAIN) Majene sebagai institusi

pendidikan tinggi Islam negeri memegang peranan strategis dalam pengembangan

keislaman. Lembaga ini dituntut untuk berperan aktif dalam mengembangkan

keilmuan Islam & ilmu pengetahuan. Pengembangan ini dimaksudkan agar

kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa dapat ditingkatkan. Kegiatan riset

dan pengabdian kepada masyarakat bagi perguruan tinggi sesungguhnya

merupakan sumbangsih dalam upaya menyelesaikan dan mengatas imasalah

kemanusiaan dan pembangunan di daerah pada khususnya.

Dalam kerangka mengemban peran serta dan tanggung jawab yang diemban

oleh STAIN Majene tersebut, maka perlu disusun Rencana Induk Pengembangan

(RIP) yang cerdas dan dinamis. Perumusan RIP ini untukdimaksudkan untuk

menegaskan tekad bersama mewujudkan Misi Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni

pendidikan dan pengajaran, penelitiandan pengabdian kepada masyarakat tuntuk

dalam lima tahun kedepan. RIP sangat penting untuk menetapkan arah

pengembangan agar kegiatan akademik, penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat selalu terencana dan terukur sesuai dengan sasaran yang kongkret.

Rencana Induk Pengembangan (RIP) STAIN Majene 2017-2040 adalah

dokumen perencanaan yang berfungsi sebagai arahan pelaksanaan program

berdasarkan tugas dan fungsi STAIN Majene selama kurun waktu 25 (dua puluh lima

tahun) dan bersifat indikatif. RIP ini akan menjadi acuan (guidance) pelaksanaan

program dan kegiatan bagi setiap jurusan, Pusat dan unit kerja agar dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya semakin accountable. Sebagai dokumen

perencanaan publik, penyusunan RIP dilakukan melalui pendekatan; akademis,

partisipatif dan top-down-bottom-up, baik melalui kegiatan workshop dan Focus

Group Discussion (FGD) dengan institusi maupun mitra program pemerintah daerah

serta stakeholder. Harapannya dokumen RIP menjadi langkah kongkret, sinkron dan

Page 11: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

11

sinergis dalam pencapaian tujuan penyelenggaran pendidikan tinggi Islam di Majene

Provinsi Sulawesi Barat.

B. Landasan Hukum

Landasan hukum ini menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Induk

Pengembangan (RIP) STAIN Majene 2017-2040, baik berupa undang-undang,

peraturan pemerintah, di antaranya;

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendididkan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran

Negara RI Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4586);

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran

Negara Republik Indonesia tahun 201 2Nomor 158, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5336);

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

(Lembaran Negara RI Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5494);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5007);

6. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi

Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor

24);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan

Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, tambahan Lembaran Negara

Republik Indonsia Nomor 5500);

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan;

Page 12: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

12

9. Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);

10. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaiman telah beberapa kali

diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010 tentang

Perubahan Kedua atas Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang

Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

11. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 004 Tahun 2002 tentang

Akreditasi Program Studi Pada Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik

IndonesiaTahun 1999 Nomor 115 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);

12. Keputusan Menteri Agama Nomor 156 Tahun 2004 tentang Pedoman

Pengawasan, Pengendalian dan Pembinaan Program Diploma, Sarjana, dan

Pascasarjana pada Perguruan Tinggi Agama Islam;

13. Keputusan Menteri Agama Nomor 353 Tahun 2004 tentang Pedoman

Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Agama Islam;

14. Keputusan Menteri Agama Nomor 387 Tahun 2004 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pembukaan Program Studi pada Perguruan Tinggi Agama Islam;

15. Peraturan Menteri Agama Nomor 68 Tahun 2015 tentang Pengangkatan

Ketua STAIN Majene;

16. Peraturan Menteri Agama Nomor 55 Tahun 2014 tentang Penelitian dan

Pengabdian Kepada Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor 1958);

17. Peraturan Menteri Agama Nomor 39 Tahun 2016 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene Sulawesi Barat (Berita

Negara RI Tahun 2016 Nomor 1356);

18. Peraturan Menteri Agama Nomor 8 Tahun 2017 tentang Statuta Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri Majene (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2017 Nomor 379);

19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32 Tahun 2018 tentang Standar Biaya

Masukan Tahun Anggaran 2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 455);

Page 13: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

13

20. Permendagri Nomor 15 tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan

Pengarusutamaan di Daerah

21. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 tentang

Pemberian beasiswa Responsif gender Bagi Siswa Madrasah dan mahasiswa

Perguruan Tinggi Agama dan keluarga Miskin di Lingkungan Kementerian

Agama;

22. Keputusan Ketua STAIN Majene Nomor 168 Tahun 2019 tentang Tim

Penyusun Rencana Induk Pengembangan (RIP) STAIN Majene tahun 2017-

2040.

C. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Dokumen Rencana Induk Pengembangan (RIP) ini dimaksudkan

untuk menjadi dokumen komitmen bersama bagi STAIN Majene dan stakeholders

untuk pencapaian agenda STAIN Majene dalam 25 (dua puluh lima) tahun yang

akan datang yakni 2017-2040. Sedangkan tujuannya adalah: (a) menjadi dokumen

resmi bagi perencanaan pengembangan STAIN Majene dan kelembagaan di

dalamnya dalam menyusun rencana kerja bidang akademik, penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat; (b) menjadi dokumen resmi bagi institusi dan

jurusan serta unit-unit di lingkungan STAIN Majene dalam rangka meningkatkan

sinergitas pencapaian visi pendidikan tinggi Islam; dan (c) menjadi dokumen resmi

untuk pengukuran kinerja STAIN Majene.

Page 14: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

14

Bagian Kedua

KONDISI OBJEKTIF

A. Sejarah Singkat

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene terletak di lokasi

Kelurahan Totoli Kecamatan Banggae Kabupaten Majene Propinsi Sulaesi Barat

yang. Akses untuk menuju ke STAIN Majene dari Kota Majene ditempuh dalam

waktu kurang lebih10 menit. Kampus STAIN majene luasnya ± 10.843 m2 yang

sudah dibebaskan, namun secara bertahap tanah sekitar kampus akan dibebaskan

karena tanah tanah tersebut milik Pemda Majene. Sulawesi Barat adalah masyarakat

yang mayoritas muslim yang terekam sejarah masuknya Islam di Kerajaan Balanipa,

khususnya Polman dan Majene. Masyarakat Mandar terkenal masyarakat religius

yang kental dengan aqidah Islam yang kuat. Namun di propinsi terbaru ini, sampai

sekarang belum memiliki Perguruan Tinggi Negeri Agama. Sementara berdasarkan

data tentang estimasi jumlah penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi

Sulawesi Barat tahun 2017 berjumlah 1.330.096 jiwa, dan penduduk Muslim sekitar

957.735 jiwa, maka persentase penduduk yang beragama Islam 82,66%.

Menyusul terbentuknya provinsi Sulawesi Barat yang merupakan pemekaran

dari Provinsi Sulawesi selatan pada tahun 2004 sekaligus sebagai provinsi ke-33 Di

tanah air, maka para tokoh yang berasal dari Sulawesi Barat yang berkiprah di

Sulawesi Selatan khususnya terkhusus lagi yang ada di IAIN Alaudin Makassar pada

saat itu, muncul keinginan para tokoh tersebut untuk mendirikan lembaga

pendidikan keagamaan di Sulawesi Barat. Inisiatif tersebut dipelopri oleh tokoh

Mandar yang ada di Makassar antara lain Prof. Dr. H. Ahmad M. Sewang, MA, Prof.

Dr. H. Abd Rahman Halim, M.Ag, Prof. Dr. KH. M. Danial Djalaluddin, LC, M.Ag, Dr.

H. Arifuddin Ismail, Dr.H.M.Nafis Djuwaeni, MA, Dr.H. Mukhlis Latif, M.Si, inisiasi ini

didukung oleh tokoh-tokoh muda Mandar yang ada di Makassar.

Cita-cita mulia ini juga didukung oleh Gubernur Sulawesi Barat Bapak Drs. H.

M. Anwar Adnan Shaleh pada pertemuan tokoh-tokoh di atas pada tahun 2007, pada

dialog tersebut tidaklah berjalan dengan mulus, tetapi masih ada kendala. Tahun

2009 atas inisiasi Ka Kanwil Kemenag Drs. H. Sahabuddin Kasim bersama Kabag TU

Drs. H. Mukhlis Latif, M.Si setelah berkoordinasi dengan Prof Dr. H. Ahmad M.

Page 15: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

15

Sewang, MA untuk menghadirkan Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI

Prof. Dr. Muhammad Ali dan kepala Biro ORTALA Kemenag RI Drs Sahman Sitompul

bersama jajarannya untuk melakukan pertemuan dengan Gubernur Sulbar di

Mamuju. Pada pertemuan tersebut disepakati alih status STAIS Al Mardiyah menjadi

STAIN Majene, persetujuan tersebut ditindak lanjuti dengan terbentuknya tim

penggagas melalui SK Gubernur Sulbar yang terbit tahun 2009. Upaya alih status

dari STAIS Al Mardiyah ke STAIN mengalami cukup tantangan dan kendala karena

mempersuratkan banyak dokumen adminidtrasi untuk alih status menjadi STAIN.

Tahun 2014 ada usulan baru dari Kemenag Pusat untuk memperbaiki data

dan usulan dari pihak tim dari alih status menjadi pendirian IAIN Majene, keinginan

Kemenag pusat tersebut ditindak lanjuti dengan perubahan SK tim penggagas

menjadi tim pendiri. Berdasar pada ususlan tersebut, maka dibuatlah SK tim pendiri

Koordinator : Prof. Dr. H. Ahmad M Sewang, MA

Penanggung Jawab : H. Kalma Katta (Bupati Majene periode 2011-2016)

Ketua Tim : H. Mukhlis Latif

Wakil Ketua Tim : H.M. Nafis Djuwaeni,

Sekretaris : Anwar Sadat

Wakil Sekretaris : Muh. Said

Anggota : Abd Gafur

Anggota : Muliadi

Anggota : Suddin Bani

Anggota : H. Sofyan Mubarak

Tim tersebut bertugas untuk melakukan komunikasi secara intensif dengan

pihak pengambil kibijakan di pusat baik terhadap Kemenag maupun Mempan. Atas

inisiatif Bapak Mukhlis Latif menemui Bapak Kalma Katta agar meminta kepada

Gubernur Sulbar H. Anwar Adnan Shaleh untuk memfasilitasi pertemuan silaturrahim

dengan wakil Presiden RI H. M. Yusuf Kalla.

Tim pendiri diterima oleh Wapres di Istina Wapres tahun 2015, ketika itu

Wapres langsung menelpon Mempan Yudi Krisnandi agar pendirian STAIN Majene

segera direalisasikan. Proses selanjutnya adalah Mempan melakukan kunjungan

Page 16: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

16

kerja ke Mamuju khusus untuk membicarakan tentang rencana pendirian STAIN

Majene.

Pasca Mapan Yudi Krisnanda kembali dari Mamuju SK pendirian dari Menteri

Agama R.I. terbit dengan nomor : 38 Tahun 2016, langkah selanjutnya tim pendiri

bersama pihak Kemenag didampingi oleh Dr. Muhammad Zain sebagai perwakilan

tim pendiri dari Kemenag RI untuk melakukan pembahasan berkaitan dengan SK

Mempan yang ditindak lanjuti dengan Keputusan Manteri Agama (KMA), bersama

bagian ORTALA dan Hukum Kemenag RI bersama tim melakukan pembahasan

ORTAKER dan draft KMA pendirian STAIN .

Dengan melalui perjalanan panjang yang cukup melelahkan dan setelah

terjadi tiga kali pergantian kepemimpinan nasional dan kabinet pemerintahan, maka

turwujudlah cita-cita tersebut dengan SK Menetri Agama tanggal 31 Oktober 2016 M

bertepatan dengan 28 Zul Qa’dah 1437 H.dengan dasar Peraturan Menteri Agama RI

Nomor 38 Tahun 2016 tentang Pendirian STAIN Majene yang peresmian dilakukan

oleh Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin di Majene tepatnya pada tanggal 12

Nopember 2016. STAIN Majene berdiri secara resmi dan diresmikan oleh Menteri

Agama dan langsung melantik Dr. H. M. Nafis Dj, MA sebagai Ketua, yang menarik

dari peristiwa tersebut bahwa STAIN Majene pada saat itu belum memiliki kampus

sama sekali (sapras dan sumber daya mausia) kecuali sebuah lokasi yang masi

kosong sama sekali bangunannya. Namun dengan kegigihan Ketua terlantik dan

dengan kerja keras yang luar biasa hanya dalam jangka tidak cukup setahun

tepatnya tahun ajaran 2017 STAIN Majene sudah memiliki mahasiswa lebih dari 200

orang mahasiswa dengan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan meskipun masih

terbatas.

Hanya dalam kurun waktu kurang lebih setahun STAIN Majene sudah memiliki

Dosen tetap yang sebagian besar berkualifikasi Doktor ditambah tenaga

kependidikan. Meskipun nama STAIN Majene diambil dari nama sebuah tempat dari

salah satu ibukota kabupaten di Sulbar, tetapi levelnya adalah provinsi. Pendirian

STAIN Majene disemangati oleh keinginan mengangkat derajat tingkat pendidikan di

daerah tersebut yang merupakan provinsi termuda saat ini, karena sebelumnya

sangat tertinggal jauh dari provinsi lain.

Page 17: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

17

Secara geografis Majene adalah wilayah yang disepakti oleh para pejuang

pendiri provinsi Sulbar yaitu sebagai pusat pendidikan, sehingga semua perguruan

tinggi negeri berada di Kabupaten Majene, di samping Majene adalah afdeling tertua

dalam sejarah di daerah Mandar pada saat itu, yang sekarang manjadi wilayah

provinsi Sulbar. Sebelum STAIN Majene berdiri sebagai PT negeri, sebelumnya

sudah ada Universitas Sulawesi Barat (UNSULBAR). Kalau membaca sejarah

berdirinya beberapa perguruan tinggi agama khususnya, sebagian besar merupakan

konversi atau kelas jauh dari perguruan tinggi lain. Namun STAIN Majene tidaklah

demikian, sehingga pada saat diresmikan oleh Menteri Agama tidak satupun tenaga

pendidik dan tenaga kependidikan yang ada, hanya karena kegigihan dan kerja

keras Ketua terlantik, maka STAIN Majene hanya dalam kurn waktu kurang lebih

setahun PT ini telah memiliki tenaga pendidik yang rata-rata berkualifikasi Doktor

dan diperkuat tenaga kependidikan, sebagian besar adalah mutasi dari instansi lain

dan jatah penerimaan aparatur sipil negara.

Pada awal pendiriannya STAIN Majene membuka tiga jurusan, yang dapat

dirinci sebagai berikut:

1. Jurusan Tarbiyah dan Keguruan

a. Program Studi Pendidikan Agama Islam

b. Program Studi Tadris Bahasa Inggris

2. Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam

a. Program Studi Hukum Keluarga Islam

b. Program Studi Hukum Ekonomi Syariah

3. Jurusan Ushuluddin, Adab dan Dakwah

a. Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

b. Bahasa dan Sastra Arab

c. Komunikasi dan Penyiaran Islam

Sebagai lembaga pendidikan tinggi, seperti juga perguruan tinggi lain, STAIN

Majene memiliki tiga fungsi yang utama yaitu Tri Dharma Perguruan Tinggi yang

meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Pendidikan dan pengajaran dilaksanakan di kampus sebagai proses pengembangan

keilmuan melalui tatap muka antara tenaga pendidik dengan mahasiswa yang

Page 18: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

18

dilaksanakan pada tempat dan waktu yang telah diatur sesuai kalender akademik.

Sedangkan penelitian merupakan proses pengembangan teori yang dilakukan baik

dosen maupun mahasiswa baik perseorangan maupun kolaboratif (bersama-sama).

Adapun pengabdian kepada masyarakat merupakan bentuk kepedulian dan

pengabdian perguruan tinggi kepada masyarakat sebagai stakeholders sekaligus

untuk meingimplementasikan teori kepada masyarakat agar masyarakat merasa

bagian sekaligus ada rasa memiliki terhadap perguruan tinggi sehingga perguruan

tinggi bukanlah menara gading yang berdiri sendiri yang seakan terpisah dengan

dunia luar.

B. Perkembangan STAIN Majene Tahun 2016–2019

Pada awal pembukaan program studi di STAIN Majene angkatan pertama

Tahun Akademik TA.2017-2018, sejumlah program studi hanya memiliki izin

operasional dengan status belum terakrteditasi. Dalam kurun waktu 2 tahun, saat

ini berkat kerja keras pimpinan dan seluruh unsur yang terlibat dalam lingkup STAIN

majene sudah terakreditasi disetiap masing-masing prodi oleh pihak BAN-PT

Adapun daftar prodi beserta status akreditasinya adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Status Akreditasi Program Studi

Jurusan/Prodi Status

Terakreditasi

No. Akreditasi Tahun

Akhir

A. Jurusan IlmuTarbiyah & Keguruan 1 Pendidikan Agama Islam Terakreditasi 5195/SK/BAN-PT/Ak-

PKP/S/XII/2019

-

2 Tadris Bahasa Inggris Terakreditasi 5742/SK/BAN-PT/Ak-

PKP/S/IX/2020

2025

B. Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam 1 Hukum Keluarga Islam Terakreditasi 5718/SK/BAN-PT/Ak-

PKP/S/IX/2020

2025

2 Hukum Ekonomi Syariah Terakreditasi 4991/SK/BAN-PT/Ak-

PKP/S/XII/2019

-

C. Jurusan Ushuluddin, Adab dan Dakwah

Page 19: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

19

1 Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Terakreditasi 4970/SK/BAN-PT/Ak-

PKP/S/IX/2020

2025

2 Bahasa dan Sastra Arab Terakreditasi 5717/SK/BAN-PT/Ak-

PKP/S/IX/2020

2025

3. Komunikasi dan Penyiaran Islam Terakreditasi 5431/SK/BAN-PT/Ak-

PKP/S/IX/2020

2025

1. Keadaan Mahasiswa Tahun 2017 - 2019

Saat ini jumlah mahasiswa yang aktif hingga Semester Genap 2017-2019

berdasarkan mahasiswa yang melakukan pembayaran UKT adalah 1163 orang.

Sesuai informasi dari pangkalan data (TIPD) STAIN Majene terdapat 1.138

mahasiswa yang berasal dari Sulawesi Barat, 12 orang dari Sulawesi Selatan, 10

orang dari Sulawesi Tengah, 2 orang dari wilayah Kalimantan, dan 1 orang

Mahasiswa dari pulau Jawa. Semuanya tersebar ke dalam 3 Jurusan dan 7

Program studi. Silakan lihat Tabel 3. Rasio Mahasiswa dan Dosen.

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene memiliki

heterogenitas dalam hal latar belakang sosial, budaya, politik, ekonomi dan

tingkat pengetahuan, terlebih lagi wilayah Majene merupakan daerah jalur

mobilisasi yang menghubungkan antara wilayah Sulawesi Tengah dan Sulawesi

selatan. Untuk itu, pada tahun-tahun mendatang diperkirakan akan terjadi

pergeseran proporsi dengan jumlah mahasiswa baru asal Sulawesi Barat

berimbang dengan mahasiswa baru yang berasal dari Indonesia Timur

diprediksikan juga meningkat.

Page 20: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

20

Tabel 3. Rasio Mahasiswa da n Dosen

Jurusan/ Prodi Jumlah

Mahasiswa

Jumlah

Dosen

Rasio Dose:

mahasiswa

A. Jurusan IlmuTarbiyah & Keguruan

1 Pendidikan Agama

Islam

396 12 33

2 Tadris Bahasa

Inggris

86 7 13

B. Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam

1 Hukum Keluarga Islam 125 7 18

2 Hukum Ekonomi Syariah 257 7 37

C. Jurusan Ushuluddin, Adab dan Dakwah

1 Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 109 9 12

2 Bahasa dan Sastra Arab 76 6 13

3. Komunikasi dan Penyiaran Islam 114 6 19

2. Keadaan Tenaga Dosen

Dosen merupakan salah satu faktor memegang peranan penting proses

dalam mengajar di perguruan tinggi. Dalam perbaikan kedepan sebagai upaya

untuk meningkatkan kualitas dosen dan dalam rangka untuk meningkatkan

pelayanan kepada para mahasiswa, maka STAIN Majene telah mengambil

beberapa kebijakan antara lain (1) mendorong dan memfasilitasi para dosen

melakukan studi lanjut ke jenjang S3, (2) mengikuti pelatihan, seminar atau

lokakarya, (3) mengikuti refressing course atau on job training, (4) penulisan

buku ajar (5) mendorong dan memfasilitasi para dosen untuk melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (6) meningkatkan atmosfir

akademik secara terus menerus dan konsisten untuk.

a. Studi lanjut (S-2 dan S-3)

Page 21: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

21

Dalam jangka waktu 4 (empat) tahun terakhir telah terjadi

peningkatan jumlah dosen yang menyelesaikan jenjang S2 dan S3. Sampai saat

ini jumlah dosen tetap yang telah menyelesaikan program magister sudah

mencapai 80,00 persen, yang telah menyelesaikan program doktor sebanyak 10,48

persen, sedangkan yang masih S1 atau masih dalam proses penyelesaian.

b. Peningkatan jabatan fungsional dosen

Selain melalui jalur pendidikan formal S3, upaya peningkatan kualitas proses

belajar mengajar juga dilakukan melalui peningkatan jabatan fungsional dosen.

Selama 3 (Tiga) tahun terakhir ini tejadi peningkatan jabatan akademik dosen.

Pada tahun 2019 dosen yang memiliki jabatan fungsional Asisten Ahli sudah

menjadi Lektor.

c. Jumlah dosen

Untuk meningkatkan kualiatas proses belajar mengajar dan pelayanan

kepada para mahasiswa, telah dilakukan penambahan dosen tetap yang total

tenaga dosen berjumlah 54 orang yang terdiri dari Doktor (S2) dan Magister (S2).

d. Penelitian dan Publikasi Ilmiah

Dalam rangka untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan

juga untuk meningkatkan pengalaman empiris dosen, maka STAIN Majene

mengambil kebijakan mendorong dan memfasilitasi semua dosen melakukan

penelitian, baik secara mandiri maupun secara berkelompok. Jenis penelitian yang

difasilitasi oleh STAIN Majene adalah Hibah LITABDIMAS.

Untuk meningkatkan kemampuan menulis dan berkomunikasi secara

ilmiah, sekolah tinggi telah mendorong P3M untuk menerbitkan jurnal ilmiah.

Sampai saat ini baru terdapat dua jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh sekolah tinggi

melalui P3M untuk menampung mempublikasikan hasil penelitian atau hasil

pemikiran para dosen, yaitu Jurnal al-Mutsla dan Jurnal Lets. Jurnal tersebut

belum terakreditasi.

Page 22: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

22

3. Keadaan Karyawan (Tenaga Administratif, Laboran, Pustakawan dan

Tenaga Keamanan)

Sejak berdirinya STAIN Majene sampai sekarang jumlah Karyawan pada

Unit-unit secara keseluruhan sebagai berikut:

No Nama Jumlah Keterangan

1 Tenaga Administrasi 39 Aktif

2 Laboran - Aktif

3 Pegawai Non PNS 16 Aktif

4 Pustakawan 2 Aktif

5 Keamanan (Security) dan

Cleaning Service 40 Aktif

Page 23: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

23

Bagian Ketiga

PERMASALAHAN DAN STRATEGI PERENCANAAN

Secara umum masalah utama pengembangan STAIN Majene sebagai salah

satu lembaga pendidikan Islam di Provinsi Sulawesi Barat dikategorikan menjadi lima

jenis, yaitu :

Pertama, Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia. STAIN Majene

memiliki perbedaan ratio dosen terhadap mahasiswa yang sangat variatif di masing-

masing unit, contoh tenaga dosen yang terkonsentrasi pada umur berkisar 40 tahun,

keperluan pembinaan etos kerja, tuntutan peningkatan karir dosen/karyawan, dan

tuntutan peningkatan kesejahteraan.

Kedua, Peningkatan Kualitas Metode Pedagogi. Metode pedagogi yang

terfokus pada ceramah diharapkan berkembang sesuai dengan peningkatan kualitas

pratikum, magang di dunia kerja, studi banding, penulisan inovatif dan karya-karya

kreatif mahasiswa. Interaksi ilmiah dosen dengan mahasiswa di luar perkuliahan dan

bimbingan skripsi masih relative rendah sehingga diperlukan adanya dorongan untuk

melakukan hal itu.

Ketiga, Peningkatan Kualitas Bahan Pembelajaran. Sebagai sebuah lembaga

yang terkemuka dalam pengembangan ilmu pengetahuan STAIN Majene perlu

peningkatan produktivitas dan kualitas buku dan berbagai jenis bahan ajar yang lain,

peningkatan produksi jurnal dan akses jurnal, peningkatan kualitas hasil penelitian

dan diseminasinya.

Keempat, Optimalisasi Peralatan. Beberapa jurusan masih memerlukan

pengadaan peralatan untuk peningkatan kualitas pembelajaran baik karena belum

memiliki peralatan yang dimaksud maupun untuk memenuhi rasio yang lebih baik

antara jumlah peralatan dan jumlah mahasiswa. Kualitas pembelajaran yang lebih

baik belum ditunjang dengan optimalisasi perpustakaan yang belum optimal

dimanfaatkan sebagai alat pembelajaran adalah internet. Kritikan dari dosen

maupun mahasiswa terhadap kelengkapan peralatan ruang kuliah yang memadai

untuk berbagai metode pembelajaran memerlukan tindaak lanjut yang nyata

sehingga penigkatan kualitas pembelajaran terpenuhi.

Page 24: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

24

Kelima, Peningkatan Kualitas Lingkungan. STAIN Majene memerlukan

peningkatan suasana akademik yang mencerminkan diri sebagai lembaga pendidikan

tinggi disbanding sebagai tempat berkumpulnya individu semata. STAIN Majene

tidak hidup dalam ruang kosong sehingga perubahan lingkungan, baik regional,

nasional maupun internasioanl perlu terus diikuti, untuk ini STAIN Majene perlu

membangun jaringan kerja sama yang lebih harmonis dan erat dengan berbagai

pihak yang dapat mendukung fungsi pendidikan tinggi. Perlu usaha-usaha khusus

untuk meningkatkan kerjasama regional, nasional. Sebagian besar mahasiswa STAIN

Majene adalah mahasiswa S-1 yang dibiayai oleh orang tuanya, oleh karena itu

hubungan dengan orang tua mahasiswa yang selama ini hanya pada saat

mahasiswa baru dan wisuda dapat dijalani dengan mensosialisasikan akses orang

tua terhadap internet untuk mengontrol mahasiswa. Adapun permasalahan lebih

rinci dapat dikategorikan sebagai berikut:

A. Bidang Pendidikan

STAIN Majene melaksanakan jenjang program pendidikan yaitu Sarjana Strata Satu

(S-1) dengan sistem kredit semester (SKS) dengan beban kredit 144-148 SKS.

1. Kondisi Kurikulum

a. Belum sempurnanya penyusunan tujuan pengajaran (tujuan instruksional

umum dan tujuan instruksional khusus) yang jelas dan terinci.

b. Penyelenggaraan bidang studi belum terlaksanasempurna sesuai

dengansilabi, isi dan metodenya.

c. Penerapan kurikulum yang menekankan pada profesionalisme masih kurang

mantap.

d. Belum tersedianya mata pelajaran pilihan yang luas.

e. Sistem Evaluasi dan bimbingan studi belum dilaksanakan sesuai dengan

pedoman yang telah ada.

f. Pelum terpenihinya sarana pengajaran yang ideal baik berupa kepustakaan

maupun laboratorium jurusan.

2. Keadaan Dosen

Masalah yang dihadapi sehubungan dengan keadaan dosen adalah jumlah

dosen tetap, komposisi kepangkatan dan pendidikan dosen.

Page 25: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

25

Jumlah dan mutu tenaga pengajar merupakan salah satu faktor yang paling

menetukan bagi STAIN Majene yang secara bertahap harus dipenuhi.Peningkatan

kualitas tenaga pengajar secara formal dapat dilakukan dengan studi lanjut S-3,

meningkatkan kepangkatan akademiknya sampai guru besar (profesor), atau

dengan meningkatkan karya tulis baik penelitian maupun tulisan inovatif/ opini. Staf

pengajar diupayakan sedemikian rupa supaya mengalami interaksi ilmiah baik intra

kampus maupun dengan individu, lembaga dengan lembaga, maupun akses

pemerintah dengan pemerintah.

Jenis, mutu dan komposisi staf pengajar berkaitan erat dengan jumlah staf

pengajar. Dalam kaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, STAIN Majene

perlu memperhatikan persoalan critical mass, yakni jumlah sarjana dari satu disiplin

yang minimal diperlukan. Jumlah ideal adalah 5 orang. Artinya setiap disiplin

diperlukan sekurang-kurangnya 5 sarjana untuk menyelenggarakan diskusi ilmiah

intern dan penelitian secara teratur. Untuk program magister dan doktor juga

diperlukan pemenuhan standar minimal master senior, doktor, maupun guru besar di

bidang yang bersangkutan.

Mutu staf pengajar sangat berkaitan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, tetapi kemahiran dalam mengajar dan pengabdian pada masyarakat

juga ikut menentukan. Seorang sarja perlu belajar terus, tidak hanya menambah

pengetahuannya, tetapi juga meninggalkan pengetahuan yang sudah ketinggalan

dan tidak relevan. Realita menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil dari ilmu

pengetahuan yang dia pahami ketika masih dibangku kuliah, bagian terbesar dari

ilmunya dia dapatkan dari belajar sendiri dan dengan menuntut pendidikan pasca

sarjana.

Seperti otot, otak perlu dilatih terus, kalau tidak otak menurun

kemampuannya dan ini harus dilakukan setiap hari. Itulah sebabnya mengapa para

pejabat di luar ilmu pengetahuan sering kurang cocok untuk menjadi tenaga inti dari

suatu perguruan tinggi, walaupun peranannya di perguruan tinggi juga penting.

Akselerasi guru besar. Untuk mengukuhkna diri sebagai tempat pengajar

yang berkualitas, STAIN Majene perlu merencanakan beberapa guru besarnya 5

tahun mendatang atau 10 tahun yang akan datang. Effect dari proses percepatan ini

adalah meningkatkan hasil penelitian, buku, karya tulis lain, perkuliahan yang

Page 26: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

26

berkualitas, dan pengabdian masyarakat. Dengan demikian STAIN Majene lebih

berkualitas baik proses di dalam maupun ekspose ke luar.

Kesejahteraan pengajar perlu diperhatikan disamping disiplin kerja. Tanpa

imbalan material dan non material yang memadai, akan sukar diperoleh staf

pengajar yang cukup bergairah untuk menjalankan tugasnya dengan baik. Gaji,

perumahan, alat pengangkutan, perlu disediakan dalam kadar yang memadai. Tetapi

hendaknya jangan dilupakan, bahwa keinginan untuk mengembangkan

pengetahuan, suasana yang kolegial, hubungan yang akrab perlu dibina terus

menerus dan berkesinambungan. Dengan demikian semangat pengabdian, gairah

kerja dan kreatifitas yang cukup menentukan pertumbuhan dan perkembangan

masa depan akan tetap terpelihara dan dapat ditingkatkan.

Mengingat bahwa masyarakat di Indonesia masih ditandai oleh orientasi pada

komunitas dan tidak pada individu maka dengan adanya komunitas kampus,

pengendalian diri dari nilai sikap dan pembawaan akan lebih mudah terlaksana,

termasuk disiplin kerja. Ini tidak berarti bahwa tindakana penertiban konvensional

seperti penertiban jam kerja dan penentuan beban kerja, serta hasi lkerja tidak

diperhatikan. Justru harus dipadukan dengan pengembangan masyarakat kampus.

Berdasarkan data yang ada di bagian kepegawaian diketahui bahwa sebagian dosen

STAIN Majene memiliki pangkat Asisten Ahli.sebanyak 41 orang, Lektor sebanyak 5

orang, lektor kepala 9 orang sedangkan yang berpangkat guru besar belum ada.

Masalah utamanya adalah bagaimana para dosen dapat melaksanakan Tri Dharma

Perguruan Tinggi, sehingga jabatan akademik dapat meningkat secara

berkesinambungan dan tepat waktu.

Ditinjau dari komposisi dosen terlihat bahwa pada saat ini seluruh dosen

STAIN Majene telah mencapai pendidikan magister, sedangkan yang sudah

berjenjang S-3 baru14 orang atau 25 persen. Sebagian besar dari mereka adalah

dosen yang baru direkrut oleh institute.

3. Keadaan Mahasiswa

Keadaan mahasiswa tidak saja dilihat dari segi jumlahnya akan tetapi juga

latar belakang yang mempengaruhi perkembangannya. Sebagai bagian dari strategi

untuk meningkatkan mutu lulusan, maka diambil kebijakan bahwa jumlah

Page 27: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

27

mahasiswa yang diterima setiap tahunnya minimal tetap. Jumlah mahasiswa yang

demikian akan memudahkan STAIN Majene untuk memilih dan mengadakan seleksi.

Seleksi perlu diketatkan dan sejauh mungkin didasarkan pada kriteria yang objektif

dan rasional. Selain dari test formal yang diberikan juga penggunaan test psikologis

dapat dilakukan, disamping penjajagan bakat dan minat. Keberadaan alternatif yang

beragam dalam memilih kampus yang berada tak jauh dari lokasi tempat tinggal

calon mahasiswa seperti, Sekolah Tinggi Agama Islam DDI Majene, Institute Agama

Islam DDI Polman, Universitas Sulawesi Barat, maupun Universitas Muhammadiyah

Pare-pare mendorong STAIN Majene untuk segera berbenah menampilkan penciri

dalam kegiatan akademiknya. Oleh karena itu citra STAIN Majene ditingkatkan

melalui upaya meningkatkan mutu akademiknya.

Jumlah mahasiswa yang dapat diterima dan daya tamping STAIN Majene,

pada akhirnya ditentukan oleh faktor-faktor yang menjadi pertimbangan utama

seperti jumlah dosen tetap berpendidikan S-2, S-3 dan fasilitas kampus yang

memadai. Perlu diperhitungkan total mahasiswanya. Produktifitas dan kualitas yang

rendah pada akhirnya akan mempengaruhi jumlah mahasiswa baru. Produktifitas

dapat dinaikkan lalu proses pendidikannya dapat ditingkatkan antara lain menaikkan

ratio dosen/ mahasiswa. Kualitas pelayanan dapat ditingkatkan dengan menerapkan

peningkatan kualitas yang berkelajutan dengan komitmen seluruh dosen dan

karyawan untuk meningkatkan mutu.

Prestasi mahasiswa di perguruan tinggi hanya tergantung dari prodi

mahasiswa dan latar belakang keluarganya. Harus diakui bahwa calon mahasiswa

yang masuk di perguruan tinggi ini umumnya terdiri dari mereka yang tidak diterima

di perguruan tinggi di kota-kota besar. Begitu pula persepsi mereka terhadap belajar

di perguruan tinggi yang belum memadai sebagai mana yang diharapkan

(pergururuan tinggi sebagai pusat pengembangan ilmu dan kebudayaan, bukan

pusat pemberian gelar dan ijasah). Maka kegairahan masuk perguruan tinggi negeri

namun tidak berhasil kuliah di kota besar termediasi dengan kehadiran STAIN

Majene yang baru berdiri sejak 2016. Namun demikian hal ini perlu diimbangi

dengan persepsi yang benar. Potensi mahasiswa sebenarnya sangat besar dan

belum dimanfaatkan sepenuhnya. Umur yang masih muda, tenaga yang masih kuat,

kecerdasan yang cukup dan terutama idealism yang tinggi merupakan faktor-faktor

Page 28: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

28

yang dapat mendorong perkembangan perguruan tinggi, asalkan diberi pengarahan

yang baik, melalui bimbingan dan penyuluhan, serta pembudayaan keilmuan.

Bertemu hanya untuk kuliah tidak akan mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi.

Mahasiswa perlu didorong berada pada kondisi akademik yang tinggi.

B. Bidang Penelitian

Masalah yang dihadapi STAIN Majene di dalam pembinaan penelitian ada

beberapa faktor antara lain adalah masih terbatasnya dana penelitian yang mampu

disediakan oleh pihak STAIN Majene. Selain itu masih banyak staf akademik yang

belu memiliki penelitian paying. Adapun permasalahan penelitian yang dhadapi di

lingkunagn STAIN Majene dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Tidak adanya Pedoman Penjaminan Mutu Penelitian

2. Mutu dan relevansi hasil penelitian yang dihasilkan masih rendah karena

buruknya tata kelola isu-isu penelitian, anggaran dann manajemen riset

3. Keterbatasan kapasitas penelitian dosen dan mahasiswa

4. Minimnya tenaga profesional bidang penelitian

5. Minimnya hasil penelitian dosen yang terpublikasi secara nasional dan

internasional

6. Minimnya karya tulis ilmiah (bukti) bagi dosen

7. Belum fokusnya pengelolaan isu-isu penelitian yang berbasis pengembangan

keilmuan, komprehensif dan berkelanjutan

8. Minimnya keterlibatan mahasiswa dalam penelitian

9. Rendahnya akuntabilitas pengelolaan penelitian

10. Minimnya fasilitas pendukung penelitian

11. Lemahnya monitoring dan evaluasi program penelitian

12. Lemahnya tata kelola, dokuentasi dan pubilkasi penelitian

13. Minimnya kemitraan penelitian dengan pihak eksternal

14. Minimnya anggaran penelitian

C. Bidang Pengabdian Masyarakat

Sehubungan dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan

ketentuan dalam Bab Dasar Perencanaan, ada beberapa hal yang menjadi masalah

Page 29: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

29

dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Masalah tersebut

adalah :

1. Ragam dan jumlah kegiatan pengabdian serta kualitasnya belum memadai

2. Pengabdian yang paling esensial yang seharusnya dilakukan oleh suatu

perguruan tinggi yaitu sumbangan dan pengabdian ilmu yang dikembangkan

di lembaga tersebut belum memadai.

3. Belum ada keseimbangan antara kegiatan yang telah dilaksanakan dengan

kegiatan yang akan diadakan.

4. Perangkat evaluasi belum memadai dan evaluasi belum dilakukan secara

teratur.

5. Efektifitas dan efisiensi kegiatan masih kurang

6. Kurangnya sarana penunjang untuk melakukan kegiatan yang makin hari

memerlukan sarana yang memadai. Saran penunjang yang memadai sangat

diperlukan untuk kegiatan ini misalnya alat-alat peraga. Demikian pula

fasilitas yang bersifat kultural edukatif sangat diperlukan.

7. Tidak adanya Pedoman Penjaminan Mutu Pengabdian pada Masyarakat

8. Minimnya aplikasi/ alih tekhnologi hasil-hasil penelitian dengan kebutuhan

masyarakat

9. Masih dominannya program Pengabdian yang bersifat internal

10. Rendahnya akuntabilitas Pengelolaan Program Pengabdian Masyarakat

11. Belum maksimalnya jaringan kemitraan Pengabdian pada Masyarakat

12. Keterbatasan anggaran yang belum memadai untuk mengoptimalkan program

Pengabdian pada Masyarakat

13. Lemahnya tata kelola, dokumentasi dan publikasi program Pengabisian pada

Masyarakat

14. Rendahnya dedikasi dan profesionalisme pengabdian masyarakat

15. Belum adanya daerah/ desa binaan

16. Minimnya kemitraan institusi dalam ranah lokal, nsional dan internasional

17. Minimnya keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan Pengabdian pada

Masyarakat

18. Lemahnya monitoring dan evaluasi program Pengabdian pada Masyarakat

Page 30: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

30

D. Bidang Organisasi dan Sarana Prasarana

Struktur organisasi STAIN Majene tahun 2016 mengacu pada PP No.30 Tahun

1990. Struktur organisasi ini sangat fleksibel. Hal yang sangat diperlukan bagi satu

organisasi yang sedang berkembang. Sebaliknya melihat beban tugas yang

bertambah berat, jumlah mahasiswa, tenaga pengajar yang bertambah dan kegiatan

yang kian meningkat sukar diharapkan bahwa struktur semacam ini bisa tetap

dipertahankan. Kesederhanaan organisasi itu perlu dipertahankan sebagai azas,

demikian fleksibilitasnya , tetapi pimpinan STAIN Majene pada semua eselon harus

ditangani oleh orang yang bekerja penuh dan professional, faham betul mengenai

pengelolaan perguruan tinggi.

Struktur organisasi yang fungsional yang berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan

Tinggi yang melibatkan para pelajar dan mahasiswa perlu dimantapkan. Struktur

organisasi semacam ini lebih bersifat kolegial, ciri dari satu komunitas ilmiah. Bentuk

organisasi ini penting, karena yang dilibatkan di sini adalah sarjana dengan berbagai

keahlian, tetapi juga diperlukan satu lembaga ilmu pengetahuan untuk mendapat ide

dan menampung kegiatan yang kreatif demi kemajuan ilmu pengetahuan. STAIN

Majene yang memiliki hubungan erat dengan kementrian agama dengan demikian

mempunyai kedudukan yang unik dalam kaitannya dengan gerakan dakwah dan

amal ma’ruf nahi mungkar. Mekanisme kerja organisasi STAIN Majene masih dapat

ditingkatkan efektifitasnya dan efisiensinya dengan berpegang pada rencana

pengembangan yang jelas, pelaksanaan yang terarah dan evaluasi berkala yang

mantap.

1. Tenaga Administratif

Tenaga administratif (tetap) STAIN Majene pada saat ini sudah mendekati

kebutuhan/ bidang-bidang yang ditangani. Namun inti personil administratif ini

belum cukup terampil, walaupun kemampuan mereka masih dapat ditingkatkan. Hal

utama yang ditangani saat ini adalah pada kegiatan bidang pendidikan sedangkan

kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang pengelolaannya

memerlukan kemakhiran khusus, mengharuskan staf administratif meningkatkan

kemampuannya secara khusus pula.

Page 31: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

31

Penghambat utama adalah mutu dan skill staf administrasi yang masih butuh.

Hal ini disebabkan keterkaitan kegiatan yang satu dengan yang lain dan juga sistem

dan kelancaran pelayanan yang harus dilakukan perlu kecepatan dan ketepatan.

Selain itu insentif yang memadai, jaminan sosial, kemungkinan aktualisasi diri dan

keterbukaan kesempatan mengembangkan karir bagi mereka perlu diperhatikan

untuk mempertinggi gairah kerja dan semangat pengabdiannya.

Pada kasus-kasus tertentu, suatu unit kerja memerlukan tenaga administrasi

dalam jangka pendek (setahun). Oleh karena itu diperlukan perencanaan tentang

pengadaan tenaga magang mahasiswa ataupun tenaga kontrak yang dapat

diberhentikan sesuai waktu kontak atau diperpanjang sesuai keperluan.

2. Perpustakaan

Perpustakaan adalah sumber informasi ilmu pengetahuan. Sekarang ini,

perpustakaan kampus dalam proses pembangunan. Namun keadaan ini tentu perlu

terus menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

informasi lainnya.

3. Sarana dan Prasarana

Dalam hal ini yang menjadi faktor penghambat adalah jumlah, jenis, mutu

sarana dan prasarana. Disamping itu pengelolaan dan pemeliharaanya sering

merupakan titik lemah dari perguruan-perguruan tinggi. Mengingat semakin

padatnya kegiatan dan bertambahnya jenis kegiatan seperti penelitian dan

pengabdian pada masyarakat maka pengadaan saran dan prasarana saat ini menjadi

faktor penting dalam anggaran pengeluaran STAIN Majene. Perlu ditekankan pada

setiap unit untuk enjada saran prsarana yang sudah ada. Pengadaan atau

pembangunan sarana prasarana dalam 5 sampai 10 tahun ke depan harus benar-

benar dihitung prioritasnya karena beban pemeliharaan juga amat besar.

4. Dana

Kelangsungan segala kegiatan yang dinaungi suatu badan hukum sering

ditentukan oleh tersedianya dana yang memadai. Efektifitas dan efisiensi

penggunaannya sangat menentukan optimalisasi capaian suatu kegiatan. STAIN

Page 32: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

32

Majene berupaya membuktikan kemampuannya dalam pengelolaan dana. STAIN

Majene berupaya menggali sumber dana lain, disamping sumber dana yang berasal

dari mahasiswa. STAIN Majene perlu meningkatkan sumber dana di luar sumber

dana mahasiswa dengan mempromosikan kemampuan STAIN Majene ke luar seperti

konsultan, jasa penelitian, hubungan dengan pengusaha dan lain-lain.

5. Kemahasiswaan

Kondisi objektif mahasiswa STAIN Majene yang dijadikan dasar untuk

mengadakan pembinaan secara kontinyu adalah :

a. Berasal dari masyarakat yang latar belakang sosial ekonomi dan budaya yang

beragam

b. Berasal dari daerah yang beragam, sebagian dari Sulawesi Barat dan

sebagian lagi dari luar Sulawesi Barat

c. Sebagian besar berusia pasca remaja yang tengah mengalami perubahan baik

fisik maupun psikis dan sebagian kecil tergolong berusia dewasa

d. Sebagian besar motivasi mahasiswa masuk STAIN Majene beragam dan

sebagian kecil ingin membina dirinya sesuai ciri khas Perguruan Tinggi yaitu

unggul dan malaqbiq

6. Lain-lain

Faktor-faktor lain yang mungkin dapat dimasukkan di sini adalah yang berada

di luar kekuasaan STAIN Majene untuk mengendalikannya seperti pemerintah,

masyarakat, perusahaan-perusahaan, organisasi-organisasi lokal, nasional, regional

dan internasional. Selain itu juga situasi politik, ekonomi, sosial budaya akan sangat

mempengaruhi perkembangan STAIN Majene di masa-masa mendatang.

Faktor ini dapat menjadi penghambat atau pendorong, karena STAIN Majene

memang tidak dapat dan tidak akan melepaskan diri dari lingkungan. Bahkan akan

berusaha bersikap dan tanggap terhadap keadaan serta perubahan di sekelilingnya.

Page 33: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

33

E. Tantangan

Tantangan menunjuk kepada adanya perkembangan situasi di luar STAIN

Majeneyang terbagi ke dalam tantangan perkembangan dunia internasional,

nasional, regional, perubahan pada stakeholder, dan perkembangan competitor.

Perkembangan globalisasi dunia yang berintikan liberalisasi informasi, liberalisasi

perdangangan, dan liberalisasi investasi telah menghadapkan STAIN Majene sebagai

salah satu lembaga pendidikan yang tertantang untuk go international. Liberalisasi

informasi dan investasi yang erambah dunia pendidikan mendorong STAIN Majene

untuk dapat mejadi lembaga pendidikan yang mampu disandingkan dan

dipertandingkan dalam pergaulan international. Perkembangan lingkup nasional dan

regional telah mendorong stakeholder (pemerintah, mahasiswa, sponsor mahasiswa,

pengguna lulusan, pengguna berbagai jasa STAIN Majene) menuntut lebih banyak

kepada STAIN Majene untuk lebih berkualitas sehingga STAIN Majene di masa yang

akan datang diharap melakukan peningkatan kualitas yang berkelanjutan

(continuous improvement) sesuai kebutuhan stakeholder sehingga memenuhi

tuntutan akuntabilitas. Perkembangan perguruan tinggi lain baik PTN, PTS, maupun

PTA adalah pesaing dalam usaha namun sekaligus mitra dalam pengembangan ilmu

pengetahuan. Keadaan ini dapat dijadikan dasar bagi STAIN Majene untuk bertekad

dan berusaha menjadi lembaga yang unggul dan malaqbiq.

Page 34: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

34

Bagian Keempat

KERANGKA PENGEMBANGAN

Kerangka Pengembangan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 3 menyatakan, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, (serta) bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung

jawab. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 56

menuturkan, fungsi dan peran perguruan tinggi, yakni sebagai: a) Wadah

pembelajaran mahasiswa dan masyarakat; b) Wadah pendidikan calon pemimpin

bangsa; c) Pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; d) pusat kajian

kebijakan dan kekuatan moral untuk mencari dan menemukan kebenaran; dan e)

Pusat pengembangan peradaban bangsa. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun

2010 tentang Tujuan Pendidikan Tinggi, menyatakan bahwa tujuan pendidikan

tinggi adalah: a) Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan,

mengembangkan dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi

dan/atau kesenian; b) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk

meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan

nasional.

Kemajuan perguruan tinggi dilihat dari keberhasilannya dalam melaksankan

Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu: Pendidikan dan Pengajaran; Penelitian dan

Pengembangan; dan Pengabdian kepada Masyarakat. Pertama, pendidikan dan

pengajaran merupakan kegiatan akademik yang diselenggarakan untuk memenuhi

pemahaman dan penguasaan ilmu-ilmu pengetahuan dan peningkatan

kemampuan skil secara handal dan profesional sesuai basis kompetensi. Kedua,

Page 35: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

35

penelitian senantiasa diarahkan untuk menggali segala potensi dan permasalahan

di masyarakat dalam rangka pengembangan produk-produk pengetahuan dan

teknologi bagi perbaikan kemajuan bangsa. Ketiga, pengabdian kepada

masyarakat dipahami sebagai kegiatan strategis dalam rangka pembangunan

kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, tingkat keberhasilan dalam

pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi sebanding dengan tingkat kemajuan

perguruan tinggi dalam pelaksanaan berbagi tugas yang diembannya.

Semua komponen yang tercakup dalam Tri Darma Perguruan Tinggi

merupakan satu kesatuan yang utuh. Komponen-komponen itu hanya dapat

dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Sebagai satu kesatuan yang integral,

mula-mula dilakukan produksi pengetahuan melalui penelitian (research) dan

pengembangan. Kemudian produk pengetahuan ditransfer dalam kegiatan

pendidikan dan pengajaran. Selanjutnya, hasil kegiatan dalam perkuliahan

diaplikasikan lewat pengabdian kepada masyarakat. Pelaksanaan Tri Darma

Perguruan Tinggi secara utuh akan menghasilkan “siklus pengetahuan”

(knowledge cyrcle). Keberlangsungan siklus pengetahuan dapat menghasilkan pola

kehidupan dalam bentuk “masyarakat berbasis ilmu” (society-based knowledge)

atau “ilmu berbasis masyarakat” (knowledge-based society).

Kerangka Pengembangan

Page 36: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

36

Kebijakan dan Tujuan pada Tahap Perkembangan (2017-2021);

Penambahan program studi di lingkungan STAIN Majene dan Pemekaran Jurusan

menjadi Fakultas. Masa pengembangan jangka pendek bertujuan yaitu

memenuhi semua persyaratan dasar sebagai Institut Agama Islam Negeri.

Kebijakan dan Tujuan Jangka Tahap Pemantapan (2022-2026):

Menjadi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dengan reputasi

regional kawasan timur Indonesia, dikenal secara nasional dan internasional. Masa

pengembangan jangka menengah bertujuan yaitu mewujudkan perguruan tinggi

Islam yang dapat mengelola ilmu pengetahuan secara spesifik menurut Fakultas.

Kebijakan dan Tujuan Jangka Tahap Pemantapan (2027-2031):

Menjadi PTKIN dengan reputasi regional kawasan timur Indonesia, dikenal secara

nasional dan internasional. Masa pengembangan jangka menengah yang

bertujuan mewujudkan perguruan tinggi Islam yang dapat mengelola ilmu

pengetahuan secara spesifik menurut fakultas.

Kebijakan dan Tujuan Jangka Tahap Pemantapan (2032-2036) :

Menjadi PTKIN dengan reputasi regional kawasan timur Indonesia, dikenal secara

nasional dan internasional. Masa pengembangan jangka menengah bertujuan

yaitu mewujudkan perguruan tinggi Islam yang dapat mengelola ilmu

pengetahuan secara spesifik menurut Fakultas.

Kebijakan dan Tujuan Jangka Panjang (2037-2042): Menjadi Perguruan

Tinggi Keagamaan Islam Negeri yang unggul dalam melaksanakan pengkajian

studi-studi Islam, Kesenian dan Kebudayaan di kawasan Timur Indonesia.

Masa pengembangan jangka panjang bertujuan yaitu: memenuhi semua

persyaratan sebagai PTKIN unggulan di skala internasional.

A. Visi, Misi dan Tujuan STAIN Majene

Pengembangan STAIN Majene harus dilakukan dengan pola yang terintegratif

antara tuntutan persyarikatan dan tuntutan pendidikan tinggi serta masyarakat

Page 37: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

37

pengguna. Berkenaan dengan itu, maka STAIN Majene telah memiliki rumusan

visi-misi sebagai upaya konsisten untuk menjalankan amanat persyarikatan.

Sebagaimana diketahui bersama visi-misi tersebut adalah;

Visi :

Visi Sekolah Tinggi “STAIN Majene sebagai Pusat Kajian dan Pengembangan ilmu-

ilmu keislaman, dan kebudayaan yang unggul, dan malaqbiq di Kawasan Timur

Indonesia Tahun 2042”.

Misi:

a. Membuka akses pelayanan pendidikan Islam yang merata;

b. Menyelenggarakan kajian Islam;

c. Menyelenggarakan dan mengembangkan kajian bahasa asing yang berbasis

teknologi informasi;

d. Melestarikan kearifan lokal (local wisdom) yang malaqbiq melalui kegiatan

penelitian; dan

e. Melaksanakan pengabdian masyarakat melalui program kemitraan (partnership)

dengan berbagai stackholders.

Tujuan:

a. Menghasilkan sarjana Islam yang berakter, profesional, dan mandiri dalam

ilmu-ilmu keislaman dan kebudayaan;

b. Menghasilkan sarjana Islam yang terampil berbahasa asing (Arab dan Inggris);

c. Menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas dan kompetitif; dan

d. mewujudkan pengabdian masyarakat yang bermutu, inovatif, produktif, dan

bermanfaat.

B. Pendekatan dan Strategi Pengembangan

Pendekatan yang perlu digunakan untuk menjawab tantangan dan masalah

yang dihadapi adalah melakukan peningkatan kualitas yang berkelanjutan

(continuous improvement) dengan dasar pemikiran yang bersifat sirkuler dalam

Page 38: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

38

teknis pelaksanaannya yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan perbaikan

(PDCA = Plan, Do, Check, Act). Perencanaan yang dimaksud adalah

perencanaan kualitas unit kerja yang diidentifikasi sesuai dengan kebutuhan.

Pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan benar-benar dikerjakan sehingga

mencapai mutu. Evaluasi terhadap pelaksanaan dilakukan sebagai suatu kebutuhan

untuk memperbaiki langkah selanjutnya agar dapat mencapai baku kinerja yang

ditetapkan bersama. Pelaksanaan peningkatan kualitas yang berkelanjutan

disesuaikan dengan keadaan di masing-masing unit kerja.

Penyusunan strategi perencanaan STAIN Majene berpegang pada

Kebijaksanaan Dasar Pendidikan Tinggi yang berisi pokok-pokok pengelolaan

pendidikan/perguruan tinggi yang menyangkut dasar, arah dan langkah

perkembanganya.Dengan menggunakan pendekatan konsolidatif, STAIN Majene

dalam menyusun strategi pengembangannya dengan memperhitungkan potensi

yang ada dan tingkat perkembangan yang telah dicapai. Dengan berdasarkan

ini universitas menginginkan perkembangan yang gradual yang akan menuju

pada perkembangan yang cepat dan pertumbuhan mandiri (self perpetuating

growth). Disamping itu ditempuh pula pendekatan pemecahan masalah dan

pendekatan perkembangan

Dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah, strategi

perencanaan STAIN Majene akan memanfaatkan cara ini sebagai pelengkap,

artinya masalah akan diselesaikan kasus demi kasus secara pragmatis.

Selanjutnya dengan pendekatan perkembangan tersebut di atas, maka strategi

perencanaan STAIN Majene akan mempehatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Tantangan dan masalah lingkungan di luar STAIN Majene dan

memperhitungkan pula kecenderungan dan arah perkembangan masa

depan.

2. Tujuan perencanaan dengan berusaha mengurangi pengaruh faktor

penghambat dan memperbesar pengaruh faktor pendorong.

3. Orientasi pada pengelolaan secara menyeluruh, masukan proses dan

keluaran dan tidak hanya memperhitungkan hasil akhir.

Page 39: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

39

4. Proses perkembangan itu sendiri harus dilaksanakan pada semua tingkat,

manusia, kelompok maupun lembaga, yang perlu diawali dengan

meletakkan dasar dan terus dikembangkan menjadi kesatuan/kegiatan yang

serba lengkap. Kecenderungan perkembangan itu untuk menjurus ke arah

diferensiasi/keanekaragaman yang perlu diimbangi dengan usaha integrasi

dan konsolidasi.

5. Faktor ketidakpastian yang selalu melekat pada setiap perkembangan dan

karena itu memerlukan strategi yang luwes dan evaluasi yang teratur, tanpa

mengorbankan keterarahannya.

Berdasarkan semua hal di atas STAIN Majene merencanakan perbaikan mutu

secara berkelanjutan selama lima tahun dan menentukan prioritas bagi tahap

pertama sebagai berikut :

1. Meningkatkan kesatuan/kegiatan yang telah ada dan meletakkan dasar dari

hal yang belum terdapat.

2. Meningkatkan mutu pendidikan diploma, S1, S2, S3, plus penelitian dan

pengabdian pada masyarakat sebagai pendukungnya.

3. Mengutamakan mahasiswa yang berprestasi untuk dibantu lebih lanjut

dalam mengembangkan dirinya.

4. Mengutamakan penambahan jumlah dan jenis tenaga pengajar dengan

mutu dan komposisinya untuk diperhatikan dan terus menerus

dikembangkan.

5. Mengutamakanpeningkatan kualitas tenaga pengajar dan karyawan agar

dapat memberikan kualitas pelayanan pendidikan yang prima.

6. Mengutamakan peningkatan kualitas proses belajar-mengajar.

7. Mengutamakan mata ajaran yang dapat menunjang berkembangnya

profesionalisme dan mengembangkan mata ajaran yang teoritis scintific

secara bertahap.

8. Menerapkan proses pembimbingan yang mendorong peningkatan kualitas

dan memperlancar kelulusan.

9. Merintis bentuk pengajaran yang dapat menunjang kemampuan

mengembangkan diri sencara mandiri.

Page 40: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

40

10. Menyeimbangkan dimensi pendidikan dan penelitian terapan yang

menunjang usaha pembangunan dengan penelitian yang memiliki dimensi

teoritik atau penelitian dasar.

11. Menyeimbangkan keikutsertaan mahasiswa dalam penelitian dengan

penelitian yang dikerjakan oleh staf pengajar.

12. Mendorong mahasiswa melakukan penelitian selain skripsi (tugas akhir)

untuk menciptakan lulusan yang lebih berkualitas.

13. Menyeimbangkan usaha pengabdian pada masyarakat yang dilakukan

mahasiswa dalam rangka kerjasama dengan instansi pemerintah dan

badan hukum swasta yang melayani kepentingan umum dan usaha

pengabdian yang dilakukan dan ditangani sendiri.

14. Mengutamakan peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan dan

pengembangan secara gradual jumlah, jenis dan mutu staf pengelola.

15. Mengutamakan pengadaan dana yang tidak mengikat dan ketertiban

pengelolaan, tanpa terlalu memberatkan mahasiswa dan keluarganya.

16. Mengutamakan pembangunan dan perluasan gedung bagi kegiatan pokok

pendidikan dan pengajaran.

17. Mengutamakan peningkatan mutu perpustakaan dan laboratorium.

18. Mengutamakan pengembangan kerjasama dengan Perguruan Tinggi Islam

Negeri maupun Swasta sewilayah Kopertis VII, serta merintis kerjasama

dengan lembaga-lembaga lain (negeri/swasta) yang dipandang mampu

mendukung pengembangan masa mendatang baik dalam maupun luar

negeri.

19. Mempersiapkan/merintis pengembangan program-program studi ilmu-ilmu

keras (hard science), baik untuk program D3 dan spesialisasi 1 maupun

S1 dan S2 serta peningkatan mutu dan status untuk program-program

studi yang sudah ada.

20. Merintis pengembangan kehidupan kampus dengan mengutamakan

kegiatan yang ada kaitannya dengan bidang-bidang studi seperti ceramah

ilmiah.

Page 41: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

41

Untuk menyusun Rencana Induk Pengembangan STAIN Majene ditempuh

melalui berbagai usaha, antara lain:

1. Koordinasi antarpimpinan baik vertikal maupun horizontal (mulai Ketua

STAIN Majene sampai Ketua Program Studi).

2. Rapat Senat Universitas untuk menentukan Visi, Misi, da Tujuan

Perguruan Tinggi.

3. Koordinasi Tim Penyusun Rencana Induk Pengembangan Perguruan Tinggi

yang terdiri dari unsur Ketua Senat Perguruan Tinggi, Biro Akademik, Biro

Administrasi Umum, Biro Keuangan, Biro kemahasiswaan, Lembaga

Penelitian, Lembaga Pengabdian pada Masyarakat, Bagian Perencanaan

Sarana/prasarana, dan Badan Kendali Mutu Akademik.

4. Identifikasi keadaan saat ini dan estimasi keadaan 10 tahun yang akan

datang.

C. Pengembangan Pendidikan dan Pengajaran

Pengembangan bidang akademik direncanakan dalam bentuk proses

peningkatan mutu kegiatan kependidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan

baik di dalam maupun di luar kelas, secara formal mau pun informal. Rencana

pengembangan akademik berlandaskan pada visi dan misi STAIN Majene meliputi

bidang pendidikan-pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

yang memiliki relevansi dengan kebutuhan stakeholders. Proses tersebut ditunjang

oleh perencanaan pengembangan kualitaskemampuan mendidik, mengajar dan

peningkatan jenjang pendidikan para dosen. Rencana pengembangan akademik

tersebut meliputi:

1. Pengembangan Jurusan dan Strata

Tujuan pengembangan: (a) Memantapkan jurusan atau program studi

sesuai dengan kebutuhan mahasiswa yang berorientasi pada lapangan kerja yang

tersedia. (b) Menambah jurusan atau program studi sesuai dengan kebutuhan

mahasiswa yang berorientasi pada lapangan kerja yang tersedia khususnya

Page 42: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

42

program studi ilmu-ilmu keras dan spesialis. (c) Membuka program S-2 (Pasca

Sarjana) baru, dan Program S-3 Pendidikan Agama Islam & Hukum.

Sasaran yang ingin di capai terbagi dalam Jangka Pendek (5 Tahun)

yakni; bahwa semua jurusan program studi yang ada diharapkan cukup relevan

dengan kebutuhan mahasiswa/masyarakat dan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

Pada tahun 2010 jumlah dosen bertambah meningkat menjadi 1000 orang,

sehingga pertambahan selama 5 tahun berjumlah 225 orang. Jumlah dosen

tersebut disediakanuntuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi pada STAIN

Majene yang mempunyai 10 Fakultas dengan 31 Jurusan/program studi, program

Pascasarjana dengan 6 program studi serta D-3 Keperawatan. Rasio dosen dengan

mahasiswa dalam jangka pendek diharapkan bias menunjukkan angka

perbandingan antara 1:20 sampai dengan 1:25. Sedangkan dalam Jangka

Panjang (10 tahun) diharapkan menjadi kelanjutan dari sasaran jangka pendek.

Peningkatan program studi lebih disempurnakan dan dititikberatkan kepada

kebutuhan masyarakat akan tenaga sarjana, serta pembangunan.

2. Pengembangan Kurikulum

Tujuan pengembangan pada aspek kurikulum ini adalah untuk

memantapkan dan mengembangkan materi, struktur organisasi dan strategi

kurikulum program D-3, S-1, S-2 dan S-3. Kurikulum dalam hal ini merupakan

semua yang secara nyata terjadi dalam proses kependidikan dan pembelajaran di

STAIN Majene, dalam berbagai bentuk penyajian mata kuliah. Adapun tujuan

spesifik adalah:

o Mata kuliah disampaikan dalam paradigma bahwa pembelajaran menjadikan

mahasiswa sebagai subjek didik dan ajar yang memiliki kebebasan

berekspresi.

o Setiap mata kuliah harus memiliki relevansi dengan cara hidup dalam arti

mahasiswa dapat memperoleh nilai-nilai akhlak, sehingga memiliki keyakinan

dan kemampuan untuk menerapkannya dalam kehidupan nyata.

Page 43: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

43

o Setiap mata kuliah hendaknya dapat melatih mahasiswa mengembangkan rasa

ingin tahunya sehingga mampu merasakan kenikmatan dalam mempelajari dan

mengembangkan IPTEKS.

o Setiap mata kuliah yang disajikan harus dikemas penyampaiannya (silabus)

sedemikian rupa sehingga terasa manfaatnya bagi kehidpan sehari-hari.

Bahwa menuntut ilmu berarti belajar dan melatih diri untuk berpikir,

berinteraksi dan berbuat secara sistematis, logis, rasional, terencana dan

teliti, yang akan membuahkan manusia pekerja-keras yang kreatif dan

inovatif yang mempunyai daya saing yang tinggi.

o Setiap mata kuliah harus mengandung motivasi bagi mahasiswa untuk

menguasai bahasa asing. Karena dengan penguasaan bahasa asing

mahasiswa dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan di luar negeri

lebih cepat dan mudah.

Sasaran :

a. Terwujudnya keseimbangan komposisi komponen-komponen dalam

kurikulum.

b. Tersusunnya Tujuan Instruksional Umum/Tujuan Instruksional Khusus,

serta stabilnya untuk tiap program dan strata yang lebih mantap.

c. Terlaksananya model-model pendekatan intern dan antar disiplin ilmu secara

luwes dan luas tanpa mengurangi disiplin yang diambil/digarap dalam

jurusan maupun program studi.

d. Terlaksananya sistem evaluasi dan bimbingan studi dengan pedoman yang

telah ditetapkan.

e. Tersedianya sarana penunjang untuk melaksanakan metode pengajaran

sesuai dengan kurikulum.

f. Terwujudnya sistem seleksi penerimaan calon mahasiswa sesuai dengan

bidang studi/jurusan yang ada.

3. Pengembangan Tenaga Edukatif.

Tujuan Pengembangan: (a) Meningkatkan jumlah dan mutu tenaga edukatif

secara keseluruhan, (b) Meningkatkan jumlah tenaga dosen yang berpangkat

Page 44: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

44

tinggi (Lektor–Guru Besar) dan (c) Meningkatkan jumlah tenaga dosen yang

berpangkat tinggi (Pascasarjana dan Doktor).

Sasaran yang ingin dicapai adalah: Dalam jangka pendek diharapkan ada

peningkatan penerimaan dosen, kenaikan pangkat dosen dan memberi

kesempatan tugas belajar pada dosen. Diharapkan dalam jangka panjang STAIN

Majene mempunyai perbandingan tenaga edukatif berpangkat Guru Besar, Lektor

Kepala, Lektor dan Asisten Ahli = 1 : 4 : 4 : 4. Pengembangan staf inti (kelompok

pengajar) sesuai dengan jurusan/program studi yang ada atau jenis disiplin yang

dikembangkan.

Kurikulum yang telah dirancang secara tepat sesuai dengan keberadaan

peserta didik akan menghasilkan lulusan yang kompetitif dalam dunia kerja, akan

selalu dikaitkan dengan peningkatan mutu para dosen yang bertugas

menyampaikan. Dosen dapat dikatakan sebagai struktur determinan dalam

mengembangkan potensi mahasiswa dalam mendekati tujuan pendidikan, karena

itu mutu sumber daya dosen perlu direncanakan pengembangannya agar para

dosen berkemampuan untuk:

a. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan perhatian terhadap mutu potensi

(intelektual, emosi, ketrampilan) mahasiswa melalui berbagai cara seperti:

pengamatan, wawancara, angket dan lain-lain.

b. Membantu mahasiswa mengembangkan potensi yang baik (positif) serta

memberi arahan dalam menghilangkan pembawaan atau kebiasaan

mahasiswa yang jelek.

c. Menginformasikan, memperlihatkan kepada mahasiswa tentang berbagai

peran atau tugas orang dewasa dalam keluarga, lembaga tempat bekerja

dan masyarakat dengan berbagai bidang keahlian, keterampilan agar

mahasiswa memilih sesuai dengan minat dan bakat mereka.

d. Memperhatikan perkembanagan potensi mahasiswa untuk mengetahui

apakah minat dan bakat mereka telah tersalurkan dengan baik atau

sebaliknya.

Page 45: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

45

e. Memberikan wawasan dan bimbingan terutama ketika mahasiswa

perwaliannya menemui kesulitan dalam pengembangan potensi mereka

atau suasana belajar dan atau ketenangannya mengalami gangguan.

f. Menyajikan setiap mata kuliah secara menarik, menyenangkan dan efektif,

baik di dalam mau pun di luar kelas.

g. Meningkatkan keahlian sesuai dengan bidang ilmunya dan keterampilan

dalam mengajarkannya melalui short-course, studi-lanjut, sehingga mampu

mengembangkan logika dan rasionalitas mahasiswa.

4. Rencana Pengembangan Perkuliahan Bermutu

Perkuliahan bermutu adalah proses yang terjadi dalam perencanaan,

penyajian materi sebagai pelaksanaan perencanaan, termasuk kegiatan evaluasi

proses, produk dan unsur-unsur yang terlibat dalam upaya memenuhi kebutuhan

stakeholders, baik mahasiswa sebagai pelanggan primer, orang tua, pemerintah,

lembaga sponsor, lembaga pendidikan yang lebih tinggi, lembaga penelitian

sebagai pelanggan sekunder, mau pun pelanggan tersier seperti perusahaan,

kewirausahaan dan dunia kerja yang lain. Untuk mewujudkan perkuliahan

bermutu perguruan tinggi ini merencanakan:

a. Menciptakan Sistem dan Proses Perkuliahan yang Korektif.

b. Mengupayakan terciptanya suatu sistem dan proses berdasarkan proses

sirkuler PDCA (Plan-Do-Check-Act) dalam perkuliahan. Dalam hal ini dosen

harus membuat perencanaan perkuliahan, rencana penyajian serta

pelaksanaan evaluasi. Berdasarkan evaluasi terhadap proses pembelajaran

tersebut dosen harus melakukan perbaikan atau peningkatan mutu

perkuliahan pada tahap (semester) berikutnya.

c. Menciptakan Perkuliahan dengan Managemen Keberagaman.

d. Menciptakan ”managemen keberagaman” dalam menyikapi,

memperlakukan keberadaan mahasiswa bersifat heterogin (perbedaan latar

belakang sosial-budaya, daya tangkap pemahaman,kepribadian),

pandangan dan sikap dosen, kelengkapan ruang kelas, lingkungan.

Keberagaman merupakan suatu kewajaran, karena itu generalisasi perlu

Page 46: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

46

dihindari, peraturan harus memperhitungkan heterogenitas, kecermatan

terhadap yang bersifat kasus atau gejala umum.

e. Menciptakan Kemandirian Mahasiswa.

f. Melatih dan mengevaluasi keterampilan dosen dalam pengembangan

kemandirian mahasiswa baik dalam berpikir, merasa dan bertindak. Dosen

harus mengembangkan sikap demokratis, terbuka. Mengembangkan teknik

diskusi, bekerja dan belajar mandiri, berprakarsa, berinovasi, berkreasi

serta menciptakan situasi win-win.

g. Menciptakan Managemen Berdasarkan Data.

h. Perkuliahan bermutu mempunyai prinsip utama Management By Fact, jadi

bukan Management By Objective. Karena itu dosen diharuskan mempunyai

data kelas secara lengkap dari perencanaan sampai dengan evaluasi,

sebagai dasar dalam menentukan langkah perbaikan mutu perkuliahan.

i. Membuat Perencanaan Perkuliahan Bermutu.

j. Setiap dosen pengampu mata kuliah diharuskan membuat susunan materi

perkuliahan untuk satu semester dan untuk setiap pertemuan berdasarkan

kurikulum dan kebutuhan para pelanggan, tujuan, sarana pendukung,

metode penyajian dan sistem evaluasi.

k. Membuat Perencanaan Pelaksanaan Perkuliahan Bermutu.

l. Dalam penyajian materi kuliah dosen harus menyususn Satuan Materi Sajian

(SMS) serta menyajikan SMS tersebut di kelas. Dalam hal ini dosen harus

betul-betul menyadari tentang fase-fase psikologis dalam belajar seperti

fase: motivasi, pemerhatian, pemerolehan, penyimpanan, pengingatan,

generalisasi, kinerja dan umpan balik.

m. Merencanakan Evaluasi Untuk Peningkatan Mutu Perkuliahan.

n. Dosen harus mengevaluasi mahasiswa bukan hanya pada penguasaan

materi yang disajikan seperti pada umumnya masih terjadi di setiap

perguruan tinggi (menurut Management By Objective, MBO, linier), tetapi

harus menggunakan Management Mutu Terpadu (MMT, sirkuler) yang

mempunyai tujuan untuk peningkatan dan pengendalian mutu. Evaluasi

perkuliahan merupakan dasar usaha peningkatan mutu perkuliahan secara

berkelanjutan, baik pada perencanaan, pelaksanaan maupun pada cara

Page 47: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

47

melakukan evaluasi. Evaluasi bisa dilakukan diri sendiri yakni evaluasi oleh

mahasiswa atau dosen terhadap dirinya sendiri (pengevaluasi internal), di

samping bisa dosen mengevaluasi mahasiswa, atau sebaliknya

(pengevaluasi eksternal). Di samping itu evaluasi harus mempunyai standar

untuk peningkatan mutu.

D. Pengembangan Penelitian

Kegiatan penelitian merupakan salah satu cara untuk mengembangkan ilmu

dan teknologi. Pengembangan ilmu dan teknologi pada dasarnya ditujukan

utnuk mensejahterakan kehidupan manusia agar dapat menikmati kehidupannya

secara selaras, seimbang, dan serasi dengan kemajuan ilmu dan teknologi itu

sendiri. Dengan demikian penelitian akan dapat memberi arti dan sumbangan

bagi upaya peningkatan kesejahteraan manusia.

Penelitian pada dasarnya merupakan bagian integral yang dilaksanakan

oleh dosen dan mahasiswa baik secara individual maupun kelompok. Kegiatan

penelitian dilaksanakan oleh staf dosen dari jurusan, laboratorium, fakultas-

fakultas dan pusat- pusat studi.Kegiatan peneltian yang dilakukan dosen-dosen

diharapkan menghasilkan konsep, model, prototipe, pengetahuan baru yang

bermanfaat bagi pengembangan kelembagaan dan juga berorientasi pada produk

yang relevan bagi pembangunan daerah dan nasional.

Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh dosen pada tiap

jurusan/laboratorium dan pusat-pusat studi di lingkungan STAIN Majene

dikoordinir oleh Lembaga Penelitian. Lembaga Penelitian dalam hal ini juga

menjalankan fungsinya sebagai koordinator dan fasilitator kegiatan penelitian.

Penelitian yang sifatnya "monodisiplin" dilakukan oleh jurusan/laboratorium.

Sedangkan pusat-pusat studi melakukan kegiatan penelitian yang sifatnya

monodisplin maupun multidisiplin. Dalam upaya mewujudkan STAIN Majene

menjadi "Real University", Lembaga Penelitian diharapkan menjadi salah satu

pemeran khususnya dalam menjalankan kegiatan dan keterpaduan penelitian

dengan bidang pendidikan dan pengabdian masyarakat. Dalam hal ini harus

dikembangkan pola keterkaitan antara kegiatan penelitian dengan pengabdian

pada masyarakat serta pendidikan.

Page 48: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

48

Penelitian yang dihasilkan selama ini dilakukan atas usaha STAIN Majene

sendiri dan melalui kerja sama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

dan Departemen Agama serta lembaga lain. Pembinaan secara institusional

dilakukan melalui tim atau kelompok-kelompok peneliti yang tenaganya juga

merupakan kelompok dari jurusan yang ada. Kelompok-kelompok peneliti tersebut

pembinaan maupun pengembangannya dilakukan lewat wadah Pusat Penelitian.

Kecuali dilakukan oleh para staf pengajar, penelitian yang diselenggarakan di

STAIN Majene senantiasa melibatkan para mahasiswa.

Adapun dasar pemikiran pembinaan dan pengembangan penelitian sesuai

dengan garis-garis yang telah ditentukan dalam Bab Dasar Perencanaan adalah:

Dari aspek Program pengembangan ini diarahkan pada : (a) Karena

penelitian merupakan bagian integral dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka

sudah menjadi keharusan bagi STAIN Majene untuk melaksanakannya

terutama dalam rangka mewujudkan masyarakat ilmiah. (b) Karena kebutuhan

masyarakat terhadap pengembangan ilmu, teknologi dan sosial keagamaan

terus meningkat, maka melalui kegiatan penelitian. STAIN Majene akan terus

melakukan usaha-usaha untuk memberikan jawaban dalam kaitannya dengan

pemenuhan kebutuhan dan pemecahan masalah tersebut. (c) Perkembangan

ilmu, teknologi dan sosial keagamaan membawa dampak dan perubahan terhadap

kehidupan manusia. Maka STAIN Majene melalui kegiatan penelitian akan terus

mengikuti timbulnya dampak dan perubahan tersebut. Pada Aspek ketenagaan,

Penelitian merupakan kegiatan yang mutlak harus ada di dalam usaha

pengembangan ilmu, teknologi dan bidang sosial keagamaan. Hal ini membawa

konsekuensi bagi STAIN Majene untuk menyediakan dan membina tenaga-tenaga

peneliti yang berbobot sesuai dengan bidangnya. Selain itu Pengembangan

penelitian memerlukan sarana yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan serta

tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan/teknologi dan sosial ke agamaan.

1. Konsep Pengembangan Penelitian

Program ini menyangkut yakni Pemegang Kebijaksanaan, berupa

Keterlibatan pimpinan STAIN Majene/Pusat Penelitian dan Ketua-ketua Jurusan

dalam merumuskan kebijaksanaan tanpa mengurani kemungkinan serta sifat

Page 49: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

49

kemandirian penelitian atau kebebasan akademik. Pengembangan penelitian juga

diarahkan kepada pengembangan jurusan-jurusan/program studi yang ada atau

yang sedang dipersiapkan.

Ketanagaan penelitian Lebih banyak mendorong dan memberikan

kesempatan kepada para peneliti, pengajar dan para mahasiswa untuk aktif dalam

kegiatan penelitian. Disamping itu juga terus dilakukan usaha untuk meningkatkan

kecakapan dan ketrampilan mereka sebagai pelaksana penelitiian yang tentunya

perlu di dorong oleh Penyediaan sarana penunjang yang memadai untuk kegiatan

penelitian seperti laboratorium, alat-alat peraga dan fasilitas transportasi.

Menurut kegunaannya penelitian dalam sistem pendidikan tinggi dibagi menjadi

tiga kelompok yaitu:

a. Sebagai tempat mendidik calon peneliti, tempat untuk mengingkatkan

kemampuan dan keahlian peneliti

b. Sebagai tempat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

c. Sebagai tempat yang kegiatannya dapat menunjang dan memberi

sumbangan bagi pembangunan.

2. Strategi Penelitian

a. Menyusun program penelitian dari berbagai bidang ilmu dari dosen dan

mahasiswa

b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pengkajian ipteks Melakukan

sinergi penelitian dan pengkajian ipteks dengan organisasi pemerintahan

(GO) dan non pemerintahan (NGOs) yang tidak mengikat

c. Menjalin kerjasama dan kemitraan dengan dunia usaha dan industry

d. Membangun pusat data kegiatan penelitian dan pengkajian ipteks

e. Membangun pusat informasi dan publikasi penelitian dan pengkajian

ipteks

f. Melakuakn sosialisasi dan fasilitasi kegiatan pengembangan ipteks

kearah paten

Page 50: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

50

E. Bidang Pengabdian kepada Masyarakat

Pembinaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat telah mendapat

dukungan dan bantuan dari instansi pemerintah dan lembaga-lembaga non

pemerintah. Sampai saat ini telah dilaksanakan kegiatan penyuluhan bakti sosial,

dan KKN terutama yang berhubungan dengan kegiatan pembangunan di

beberapa daerah di Sulawesi Barat.

Pengembangan pengabdian kepada masyarakat yang dikoordinasi melalui

Pusat Pengabdian Pada Masyarakat, diharapkan dapat mendukung kegiatan

yang ada dengan lebih efektif dan efisien, berkesinambungan dan evaluasinya

dapat dilaksanakan secara teratur. Pusat Penelitian, Pengabdian kepada

Masyarakat (P3M) STAIN Majene merupakan unsur pelaksana yang

menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat baik yang didanai

dari DIPA STAIN Majene maupun dari non DIPA. P3M-STAIN Majene

mengkoordinasikan kegiatan pengabdian yang ada di lingkungan STAIN Majene

Sulawesi Barat dalam melaksanakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi,

yaitu pengabdian kepada masyarakat, baik yang dilakukan oleh mahasiswa dalam

rangka Kuliah Kerja Sosial (KKS) maupun oleh dosen di lingkungan STAIN

Majene Sulawesi Barat. Selain itu, P3M STAIN Majene Sulawesi Barat juga

melaksanakan kegiatan pengabdian lain dalam bentuk pendampingan, perintisan

maupun pembinaan bekerjasama dengan lembaga/instansi lain baik pemerintah

maupun swasta.

P3M- STAIN Majene secara struktural memiliki Kepala P3M, Sekretaris

P3M dan 3 Koordinator Bidang (Ko.Bid) yaitu Kabid Program Kuliah Kerja Sosial

(KKS) dan Pengembangan Wilayah, Kobid Pendidikan dan Pelayanan

Masyarakat dan Kobid Pengembangan SDM dan Inkubator Bisnis. Administrasi

lembaga dilaksanakan oleh bagian Tata Usaha. Setiap Koordinator Bidang dalam

kegiatannya bekerjasama dengan seluruh jurusan yang ada di STAIN Majene

sesuai dengan bidang garap/pekerjaan yang sedang dilakukan, dimana

diharapkan seluruh tenaga dosen dari seluruh jurusan dilibatkan semaksimal

mungkin sesuai dengan prinsip dasar pengerjaan seluruh pekerjaani

Page 51: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

51

P3M-STAIN Majene yang menganut pola terintegrasi multidisiplin ilmu. Dengan

demikian diharapkan hasil yang dicapai menjadi maksimal.

Bidang Program Kuliah Kerja Sosial (KKS) dan Pengembangan Wilayah

merupakan bagian integral dari proses pendidikan yang mempunyai ciri–ciri

khusus, memerlukan landasan yang secara filosofis akan memberikan

gambaran serta pengertian yang utuh tentang apa, bagaimana, serta untuk

apa Kuliah Kerja Nyata dilaksanakan.Oleh karena itu pelaksanaan Kuliah Kerja

Nyata sekurang–kurangnya mengandung lima aspek yang bernilai fundamental

dan berwawasan filosofis yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya,

yaitu: keterpaduan pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi, pendekatan

interdisipliner dan komprehensif, lintas sektoral, dimensi yang luas dan

kepragmatisan, serta keterlibatan masyarakat secara aktif.

Bidang Pengembangan SDM dan Inkubator lebih diarahkan untuk

mengembangkan budaya kewirausahaan di lingkungan STAIN Majene, terutama

mahasiswa melalui kegiatan- kegiatan pelatihan kewirausahaan, pembinaan dan

pendampingan UKM, perintisan wirausaha baru bagi alumni dan

pelatihan penulisan proposal pengabdian DIKTIS.

Bidang pendidikan dan pelayanan masyarakat melaksanakan dan

mengkoordinasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh perguruan tinggi

diartikan sebagai pengamalan IPTEKS secara melembaga melalui metode

ilmiah langsung kepada masyarakat yang membutuhkannya, dalam upaya

mensukseskan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat menuju masyarakat

yang makmur dan sejahtera. Program pengabdian masyarakat dilaksanakan

dengan cara memanfaatkan dan menerapkan hasil penelitian maupun hasil

pendidikan perguruan tinggi. Dalam rangka melaksankan kegiatan pengabdian

dan menggiatkan program strategis dalam upaya pemberdayaan

masyarakat dan membantu mempercepat pembangunan masyarakat, LPM

telah merintis dan menjalin kerjasama dengan dinas/instansi/lembaga terkait dan

menindaklanjuti dengan berbagai kegiatan. Tujuan pokok program ini, selain

untuk mengembangkan saling pengertian antar lembaga dalam melakukan

tugas pembinaan di masyarakat, juga untuk memperoleh dana bagi kelancaran

Page 52: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

52

pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.Pemberdayaan pusat

pengabdian di lingkungan P3M- STAIN Majene

a. Meningkatkan dan mengembangkan serta penerapan ilmu pengetahuan

teknologi dan budaya sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat.

b. Memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi untuk kegiatan

pengabdian kepada masyarakat

c. Mengembangkan sistem dokumentasi dan informasi tentang proses dan

hasil kegiatan pengabdian dan pengembangan potensi masyarakat.

d. Memantapkan jaringan kerjasama dengan PTN/PTS, dunia usaha, dan

instansi pemerintah, serta lembaga- lembaga internasional

e. Pemberdayaan potensi kelompok-kelompok masyarakat

f. Pemanfaatan potensi STAIN MAJENE secara sinergis dan bekerjasama

dengan pihak luar dalam rangka penggalangan dana untuk kegiatan

pengabdian masyarakat

F. Pengembangan Kerjasama dengan Pihak Lain

Untuk menjadikan STAIN Majene sebagai lembaga yang terkemuka dalam

pengembangan ilmu pengetahuan maka diperlukan kerjasama dengan berbagai

pihak dalam lingkup Internasional, nasional, dan regional/lokal.

Pada tataran Internasional pengembangan STAIN Majene Sulawesi Barat

diarahkan pada : (a) pengembangan kerjasama dalam bentuk pertukaran

dosen dan mahasiswa, penelitian, publikasi ilmiah, dan pertukaran informasi

ilmiah antara STAIN Majene dengan perguruan tinggi Islam di Timur Tengah,

Asia Timur, Asia Tenggara, dan Australia. (b) Mengembangkan kerjasama

dengan pemerintah negara lain dalam kerangka pengembangan STAIN Majene

sebagai suatu perguruan tinggi. (c) Mengembangkan kerjasama dengan

organisasi non pemerintah lintas negara dalam kerangka pengembangan

akademik.

Pada tataran Nasional pengembangan STAIN Majene diarahkan pada :

(a) Mengembangkan kerjasama dengan instansi pemerintah tingkat pusat

dalam aktivitas yang saling menguntungkan.(b) Mengembangkan kerjasama

dengan institusi pendidikan lain baik PTN, PTM, maupun PTS lain untuk

Page 53: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

53

meningkatkan sinergi pengembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan. (C)

Mengembangkan kerjasama dengan pusat-pusat pengembangan ilmu

pengetahuan baik institusi pendidikan maupun institusi penelitian/institusi

pengembangan ilmu. (d) Mengembangkan kerjasama dengan perusahaan

nasional maupun multinasional yang ada di Indonesia yang saling

menguntungkan, dan (e) Mengembangkankerjasama dengan organisasi non

pemerintah lingkup nasional dalam kerangka pengembangan akademik.

Pada tataran Regional/Lokal pengembangan STAIN Majene diarahkan pada

(a) Mengembangkan kerjasama dengan instansi pemerintah provinsi dan

kabupaten yang saling menguntungkan. (b) Mengembangkan kerjasama dengan

institusi pendidikan di tingkat regional maupun lokal. (c) Mengembangkan

kerjasama dengan pusat pengembangan ilmu pengetahuan setempat, dan (d)

Mengembangkan kerjasama dengan perusahaan dan organisasi non pemerintah

lingkup regional/lokal.

G. Pengembangan Kemahasiswaan

Tujuan Pengembangan: Meningkatkan jumlah dan kualitas calon mahasiswa

yang diterima dan Meningkatkan produktivitas pendidikan. Sasaran: Pada 5-20

tahun kedepan diproyeksikan jumlah mahasiswa yang diterima stabil. Kebijakan

ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan mutu lulusan. Dengan

jumlah yang diterima, maka akan mempermudah penyusunan perencanaan dan

upaya untuk meningkatkan mutu akademik. Rata-rata lama studi 4,5 – 5,5 tahun

dan terus diusahakan makin mendekati ketepatan waktunya (4 – 5 tahun).

Mahasiswa sebagai salah satu komponen sivitas akademika STAIN Majene

yang memiliki karakteristik bersifat heterogen, kedudukan dan fungsinya sangat

strategis untuk dibina dan dikembangkan. Mereka sebagai Sumber Daya Manusia

(SDM), yang potensial untuk ditingkatkan daya kreativitasnya agar kelak menjadi

lulusan yang sesuai dengan tujuan diselenggarakan pendidikan di STAIN Majene

dan tujuan Pendidikan Nasional. Untuk menuju ke sana perlu diupayakan suasana

kampus yang sekondusif mungkin dalam bentuk kegiatan kurikuler, ko-

kurikuler dan ektrakurikuler yang utuh.

Page 54: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

54

Tujuan utama pelayanan akademik baik dalam bentuk kurikuler maupun

kokurikuler ialah mengantarkan mahasiswa mencapai tingkat kesarjanaan,

sedangkan pembinaan dan pengembangan mahasiswa dalam bentuk

ektrakurikuler ialah mempermatang keperibadian mahasiswa sesuai dengan

potensi yang dimiliki dan untuk melahirkan lulusan sesuai dengan cita-cita serta

tujuan pendidikan di STAIN Majene.

Hakekat pembinaan mahasiswa STAIN Majene adalah suatu usaha yang

sistematis bagi penciptaan iklim dan kondisi yang memberikan kemungkinan bagi

pengembangan diri mahasiswa dalam membentuk diri sendiri, sejalan

dengan peranan dan tujuan STAIN Majene maupun Pendidikan Nasional.

Pembinaan ini bertujuan untuk membentuk akademisi muslim yang

berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri dan berguna bagi masyarakat

dan agama, secara khusus tujuan pembinaan mahasiswa di harapkan dapat (a)

Terbinanya keperibadian akademik muslim yang cakap dan sadar menjalankan

tugas pengabdian, (b) Terbitnya suasana kehidupan kemahasiswaan yang

harmonis dan kondusif bagi pengembangan nilai keilmuan dan ke islaman dan

(c) Terbina generasi penerus perserikatan yang sanggup menlanjutkan

gerakan amal usaha sebagai kader umat dan kader bangsa.

Kegiatan pembinaan kemahasiswaan STAIN Majene dilakukan berdasarkan

pedoman dari DiKetuaat Jendral Pendidikan Tinggi Agama Islam. Kegiatan

pembinaan kemahasiswaan yang dilakukan meliputi :

Pertama, Pembinaan sikap dan kegiatan mahasiswa. Pada aspek ini

Pembinaan kemahasiswaan diarahkan pada: (a) Pembinaan sikap mental dan

orientasi mahasiswa. Disamping itu penalaran mahasiswa dikembangkan guna

membentuk sikap dan orientasi ilmiah, serta insan cendekiawan yang mantap

dikelak kemudian hari, yaitu dengan jalan menyelenggarakan seminar-seminar

ilmiah, diskusi, panel, riset dan sebagainya yang bertemakan masalah-masalah

sosial, keagamaan maupun masalah bidang studi baik yang dihadapi pada

dewasa ini maupun yang akan datang. Pembinaan kemahasiswaan itu juga untuk

mempersiapkan sikap dan perilaku profesionalisme yang ditekuni para

mahasiswa, khususnya yang dibidang yang berhubungan dengan disiplin ilmunya.

Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa akan memiliki daya tanggap dan

Page 55: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

55

kepekaan serta orientasi yang cukup tinggi terhadap masalah-masalah

keilmuan, kemasyarakatan dan keagamaan maupun dalam berbagai bidang

studi yang berkembang dewasa ini. (b) Pembinaan aspek sosio budaya

ketrampilan mahasiswa. Pengembangan partisipasi mahasiswa dalam kegiatan-

kegiatan generasi muda pada umumnya amat diperlukan, baik pada peringkat

lokal, nasional, regional maupun internasional. Seperti misalnya

mengikutsertakan para mahasiswa dalam program pertukaran pemuda dan

mahasiswa ASEAN, atau pada ruang lingkup internasional. Dengan demikian para

mahasiswa akan lebih banyak mengenal lingkungan sosial budaya diluar dirinya

dan kemudian membandingkan dengan lingkungan sosial dalam dirinya, serta

mampu mengidentifikasi lingkungan sosial budaya masing-masing. Hal ini

merupakan wahana yang paling tepat untuk menampilkan dan menunjukkan

kreatifitas serta keterampilan mereka dibidang seni dan budaya kepada dunia

luar. Akhirnya kegiatan tersebut akan menciptakan cakrawala pemikiran dan

pandangan yang cukup luas bagi para mahasiswa. (c) Pembinaan kelembagaan

kreatifitas mahasiswa. Kegiatan-kegiatan mahasiswa di luar perkuliahan dan

praktikum mutlak memerlukan dukungan, pembinaan dan bimbingan. Kesemuanya

itu disalurkan melalui lembaga-lembaga yang ada, seperti Senat Mahasiswa

Perguruan Tinggi (SMPT), Senat Mahasiswa (SEMA), dan unit-unit aktivitas

lainnya, sehingga kegiatan-kegiatan tersebut mampu memberi arti bagi upaya

pembinaan mahasiswa secara keseluruhan. Dan (d) Pembinaan kegiatan

penunjang, berupa pengembangan kegiatan karya inovatif produktif, pameran

karya ilmiah, pameran alat-alat peraga, pengembangan prestasi dalam kegiatan

olah raga dan seni budaya baik pada peringkat lokal maupun nasional. Hal itu

dimaksudkan agar kegiatan STAIN Majene lebih mendapatkan pengakuan dimata

masyarakat. Disamping itu mahasiswa STAIN Majene dapat mengkomunikasikan,

menampilkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang meraka peroleh selama

dibangku kuliah dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua, Pembinaan Kesejahteraan Mahasiswa. Pada aspek ini diharapkan

mahasiswa dapat; (a) Meningkatkan pelayanan kebutuhan dasar mahasiswa yang

meliputi koperasi mahasiswa, poliklinik mahasiswa, pemberian beasiswa bagi

mahasiswa yang berprestasi dan sebagainya. (b) Meningkatkan pelayanan

Page 56: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

56

kebutuhan pengembangan pribadi mahasiswa yang telah ditempuh lewat

bimbingan dan konseling bagi mahasiswa, himpunan mahasiswa pecinta alam,

resimen mahasiswa, kemah kerja, olah raga, kesenian dan sebagainya, dan (c)

Mengefektifkan pembinaan sarana penunjang kegiatan kesejahteraan dan

pelayanan mahasiswa. Pengembangan kegiatan yang bersifat

keagamaan/kerohanian seperti Ramadhan di kampus, Darul Arkom dan

sebagainya. Demikian pula kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial seperti bakti

sosial.

H. Bidang Kerumahtanggaan

Sesuai dengan PP No. 04 tahun 2014 tentang Pendidikan Tinggi. Statuta

pada STAIN Majene terdiri atas :

a. Unsur Pimpinan: Ketua dan Pembantu Ketua;

b. Senat;

c. Penelitian dan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat

d. Administrasi: Biro

e. Pelaksana Tugas

Menyadari bahwa keberhasilan peningkatan status dan pengembangan

STAIN Majene dan rencana pengembangan selanjutnya, perlu ditunjang oleh

suatu organisasi yang mantap dan baik, maka dirasa perlu mengadakan

perubahan struktur organisasi yang ada. Struktur organisasi STAIN Majene secara

bertahap akan mengikuti dan menyesuaikan serta berpedoman pada Peraturan

Menteri Agama Nomor 34 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Agama Nomor 22 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja STAIN Majene

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 843) Titik berat konsep

pengembangan bidang kerumahtanggaan STAIN Majene meliputi bidang:

Pengelolaan (management), Administrasi dan Pelayanan. Secara spesifik

pengembangan ini meliputi aspek-aspek: (a) Pembinaan administrasi personalia,

secara periodik dan rutin perlu dilakukan guna menambah pengetahuan dan

keterampilan sesuai dengan bidang tugas masing-masing. (b) Pembinaan

administrasi umum dan administrasi keuangan (sebagaimana ketentuan yang

Page 57: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

57

ditetapkan dan (c) Peningkatan kemampuan administrasi pelayanan

pendidikan/akademik. Dengan demikian program-program lain yang juga

menunjang pengembangan bidang kerumahtanggaan STAIN Majene, akan tetap

berorientasi pada ketiga hal di atas. Walaupun demikian peogram- program

yang sedang dilaksanakan saat ini akan tetap berpedoman pada PP.

No. 30 tahun 1990 dan Qoidah Perguruan Tinggi, serta ketentuan-ketentuan

atau kebijaksanaan- kebijaksanaan yang telah diterapkan. Dengan demikian

perencanaan dan pengembangan pada masa mendatang akan menuju ke arah

efisiensi, kreativitas dan produktivitas kerja.

I. Pembiayaan

Kemampuan keuangan yang ada, menunjukkan bahwa STAIN Majene dapat

mengembangkan diri walaupun menghadapi berbagai masalah dan tantangan.

Dengan demikian keterbatasan tersedianya biaya, STAIN Majene berusaha

mencapai apa yang telah dikemukakan dalam bab perencanaan. Pembiayaan

pendidikan termasuk kegiatan penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan

lainnya sampai saat ini dapat berjalan lancar. Namun disamping itu harus diakui

bahwa ditinjau dari segi sumber pembiayaan, STAIN Majene masih cukup rentan.

Sebab 90 persen sumber pembiayannya adalah dari mahasiswa. Baik itu berupa

SPP maupun Dana Pengembangan Pendidikan (DPP). Sedangkan 10 persennya

adalah dari sumber- sumber lain yang bersifat insidential. Dari dana yang ada

tersebut digunakan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan rutin sedangkan

sisanya untuk dana pembangunan dan pengembangan. Untuk masa-masa yang

akan datang, pengeluaran rutin akan sentiasa semakin membengkak. Hal ini

disebabkan oleh: Unit-unit pembangunan semakin banyak dan semakin “menua”

konsekuensinya biaya pemeliharaan dan perawatan akan semakin membengkak

sesuai jumlah karyawan, masa kerja dan golongan kepangkatan mereka dari

tahun ke tahun akan semakin naik, konsekuensinya pengeluaran untuk gaji

karyawan juga akan semakin naik. Dengan kecenderungan di atas, STAIN Majene

tidak bisa hanya mengandalkan sumber pembiayaan dari mahasiswa yang sifatnya

flutuatif. Untuk jangka panjang STAIN Majene perlu menyusun kembali struktur

anggarannya. Khususnya pada aspek sumber pembiayaan. Untuk itu mulai

Page 58: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

58

tahun anggaran 1996 yang lalu Universitas mengambil kebijakan surplus

buget, artinya dari setiap tahun anggaran harus ada saving yang secara

bertahap dapat digunakan untuk membangun sumber biaya alternatif dalam

bentuk investasi yang menguntungkan. Pada gilirannya hasil investasi tersebut

dapat mengurangi ketergantungan STAIN Majene dari sumber pembiayaan hampir

satu-satunya, yaitu berasal dari mahasiswa.

Dari pengalaman pengelolaan biaya akademik dan non akademik maka

program biaya pengembangan yang direncanakan bila dihitung dalam presentase

dari jumlah keseluruhan biaya akan terlihat sebagai berikut:

Tabel 3

Biaya Program Pengembangan 5 Tahun Pertama

No

Program / Proyek (%)

Jumlah Keseluruhan 100

No

Program / Proyek (%)

1. Pengembangan Staf Edukatif 15

2. Pengembangan staf non edukatif 5

3. Pengembangan Pembinaan Mahasiswa 10

4. Pengembangan Kurikulum dan Proses Belajar Mengajar

(termasuk pengembangan system kendali mutu akademik)

10

5. Pengembangan Perpustakaan 10

6. Pengembangan Penelitian 10

7. Pengembangan Pengabdian pada masyarakat 5

8. Pengembangan prasarana dan pemeliharaan gedung

Ruang pimpinan

Ruang fasilitas pelaksana

Ruang fasilitas penunjang

10

9. Pengembangan peralatan

Alat-alat kantor

Perlengkapan pendidikan/pengajaran

Kendaraan

15

10. Saving 10

Page 59: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

59

Bagian Kelima

JAMINAN MUTU,

MONITORING EVALUASI DAN PENGHARGAAN

A. Jaminan dan Pengendalian Mutu

Substansi jaminan dan pengendalian Pengembangan STAIN Majene

berdasarkan pada pengendalian mutu pada tiga aspek Tri Dharma Perguruan

Tinggi. Pengendalian mutu penelitian dan penerbitan misalnya mengacu pada

Tugas Pokok Penjaminan Mutu (P2M). Peraturan Menteri Agama RI Nomor 7

Tahun 2013, Pasal 70 LPM/P2M mempunyai tugas mengkoordinasikan,

mengendalikan, mengaudit, memantau, menilai, dan mengembangkan mutu

penyelenggaraan kegiatan akademik. Dalam menyelenggarakan tugas, P2M

menyelenggarakan fungsi: pelaksanaan penyusunan rencana, evaluasi program

dan anggaran, serta pelaporan; pelaksanaan pengembangan mutu akademik;

pelaksanaan audit, pemantauan, dan penilaian mutu akademik; dan pelaksanaan

administrasi lembaga. P2M STAIN Majene memiliki dua pusat. Pusat

Pengembangan Standar Mutu mempunyai tugas melaksanakan pengembangan

mutu akademik. Pusat Audit dan Pengendalian Mutu Akademik mempunyai tugas

melaksanakan audit dan pengendalian mutu akademik.

Sementara itu, STAIN Majene dapat memberikan penghargaan bagi

peneliti dari hasil penelitian yang dinilai memberikan kontribusi bagi

pengembangan ilmu dan/atau memberikan manfaat bagi masyarakat. Peraturan

Menteri Agama RI Nomor 55 Tahun 2014 menekankan agar penelitian

menjunjung tinggi kode etik penelitian dan terbebas dari plagiarism serta

manipulasi penelitian. Selebihnya, STAIN Majene berusaha memfasilitasi kemitraan

penelitian dengan pemerintah, dunia usaha, industri, lembaga swadaya

masyarakat, lembaga-lembaga donor, dan lembaga/organisasi lain serta

masyarakat.

B Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi (monev) merupakan keharusan dalam pelaksanaan

kegiatan penelitian dan penerbitan. Hal ini dilakukan untuk memonitor kegiatan

Page 60: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

60

agar sesuai dengan jaminan mutu dan sekaligus evaluasi kegiatan untuk

pengendalian mutu agar output dan outcome hasil penelitian yang telah

direncanakan dapat tercapai. Monev dilakukan oleh lingkungan internal dan

eksternal. Monev internal (monevin) dilakukan untuk pemantauan kegiatan

penelitian mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil penelitian.

Monev eksternal dilakukan sebagai review kegiatan penelitian dan penerbitan

tahun berjalan bagi perbaikan pelaksanaa pada tahun berikutnya. Monev internal

dan eksternal dilakukan oleh ahli/pakar dari kalangan profesional.

Monev erat hubungannya dengan instrument standar penelitian. Pedoman

akademik (academic plan) dan renstra STAIN Majene telah menggarisbawahi

pentingnya pelaksanaan monev melalui berbagai instrument penilaian. Peraturan

Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014

tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi telah menetapkan standar nasional

penelitian. Adapun standar nasional penelitian yang menjadi basis monev dalam

penyelenggaraan penelitian sebagaimana dalam uraian di bawah ini.

1. Standar Hasil

a. Standar minimal mutu hasil pengembangan IPTEK, peningkatan

kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa;

b. Pemenuhan kaidah dan metode ilmiah secara sistematis sesuai otonomi

keilmuan dan budaya akademik;

c. Desiminasi melalui seminar, publikasi, paten, dan lain-lain.

2. Standar Isi

a. Kriteria minimal tentang kedalaman dan keluasan materi;

b. Kedalaman dan keluasan materi meliputi materi dasar dan materi

terapan;

c. Materi penelitian dasar berorientasi pada luaran penelitian yang berupa

penemuan untuk antisipasi gejala, fenomena, kaidah, model, atau postulat

baru;

d. Materi penelitian terapa berorientasi pada luaran penelitian yang berupa

inovasi serta pengembangan IPTEK yang bermanfaat bagi masyarakat,

dunia usaha, dan atau industri;

Page 61: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

61

e. Materi penelitian dasar dan terapan mencakup kajian khusus untuk

kepentingan nasional;

f. Materi pada penelitian dasar dan terapan memuat prinsip-prinsip

manfaat, mutakhir, dan antisipasi kebutuhan mendatang.

3. Standar Proses

a. Kriteria minimal tentang kegiatan penelitian yang terdiri atas perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan;

b. Kegiatan yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara sistematis

sesuai otonomi keilmuan dan budaya akademik;

c. Kegiatan mempertimbangkan standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan,

kenyamanan, serta keamanan peneliti, masyarakat dan lingkungan.

4. Standar Penilaian

Kriteria minimal penilaian proses dan hasil penelitian;

a. Penilaian proses dan hasil penelitian dilakukan secara terintegrasi dengan

prinsip penilaian: (a) Edukatif, penilaian untuk motivasi peneliti agar terus

meningkatkan mutu; (b) Objektif, penilaian berdasarkan kriteria yang bebas

dari pengaruh subjektivitas; (c) Akuntabel, penilaian penelitian dengan

kriteria dan prosedur yang jelas dan dipahami oleh peneliti; dan (d)

Transparan, penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya dapat diakses

olehsemua pemangku kepentingan;

b. Penilaian proses dan hasil penelitian harus memperhatikan kesesuaian

dengan standar hasil, standar isi, dan standar proses penelitian;

c. Penilaian penelitian dilakukan dengan metode dan istrumen yang relevan,

akuntabel, dan dapat mewakili ukuran ketercapaian kinerja proses dan

pencapaian kinerja hasil penelitian.

5. Standar Peneliti

a. Kriteria minimal kemampuan peneliti untuk pelaksanaan penelitian;

b. Peneliti wajib memiliki kemampuan tingkat penguasaan metodologi

penelitian yang sesuai dengan bidang keilmuan, objek penelitian, serta

tingkat kerumitan dan tingkat kedalaman penelitian;

Page 62: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

62

c. Kemampuan peneliti ditentukan berdasarkan: 1) kualifikasi akademik; dan

2) hasil penelitian;

d. Kemampuan peneliti menentukan kewenangan melaksanakan penelitian.

6. Standar Sarana dan Prasarana

a. Kriteria minimal sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang

kebutuhan isi dan proses penelitian dalam rangka memenuhi hasil

penelitian;

b. Sarana dan prasarana penelitian merupakan fasilitas STAIN Majene yang

digunakan untuk memfasilitasi penelitian paling sedikit terkait dengan

bidang ilmu program studi;

c. Sarana dan prasarana penelitian merupakan fasilitas STAIN Majene yang

dimanfaatkan juga untuk proses pembelajaran dan kegiatan pengabdian

kepada masyarakat;

d. Sarana dan prasarana harus memenuhi standar mutu, keselamatan kerja,

kesehatan, kenyamanan, serta keamanan peneliti, masyarakat dan

lingkungan.

7. Standar Pengelolaan

a. Kriteria minimal perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan

dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan penelitian;

b . Pengelolaan penelitian dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk

kelembagaan yang bertugas untuk mengelola penelitian;

c . Kelembagaan adalah lembaga penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat;

Lembaga penelitian wajib:

a. Menyusunda n mengembangkan rencana program penelitian sesuai dengan

rencana strategis penelitian;

b. Menyusun dan mengembangkan peraturan, panduan dan sistem

penjaminan mutu internal penelitian;

c. Memfasilitasi pelaksanaan penelitian;

d. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penelitian;

Page 63: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

63

e. Melakukan desiminasi hasil penelitian;

f. Memfasilitasi peningkatan kemampuan peneliti untuk melaksanakan

penelitian, penulisan artikel ilmiah, dan perolehan hak kekayaan intelektual

(HaKI);

g. Memberikan penghargaan kepada peneliti yang berprestasi;

h. Melaporkan kegiatan penelitian yang dikelolanya.

8. Standar Pendanaan dan Pembiayaan

Kriteria minimal sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan

penelitian STAIN Majene wajib menyediakan dana penelitian internal. Pendanaan

penelitian dapat bersumber dari pemerintah, kerja sama dengan lembaga lain baik

di dalam maupun di luar negeri, atau dana dari masyarakat. Pendanaan

penelitian digunakan untuk membiayai: 1) Perencanaan penelitian; 2)

Pelaksanaan penelitian;3) Pengendalian penelitian; 4) Pemantauan dan evaluasi

penelitian; 5) Pelaporan hasil penelitian; dan 6) Diseminasi hasil penelitian.

Pelaksanaan monev diupayakan memenuhi komponen standar nasional penelitian

yang telah disebutkan terdahulu.

C. Sistem Penghargaan

STAIN Majene wajib memberikan penghargaan (reward) kepada

dosen/peneliti berprestasi. Terdepat sejumlah ketentuan peraturan yang

mewajibkan STAIN Majene memberikan penghargaan. Undang-Undang Nomor

18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan

Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: Pasal 12 Ayat (1) Dalam

meningkatkan keahlian, kepakaran, serta kompetensi manusia dan

pengorganisasiannya, setiap unsur kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi

bertanggung jawab mengembangkan struktur dan strata keahlian, jenjang karier

sumber daya manusia, serta menerapkan sistem penghargaan dan sanksi yang

adil di lingkungannya sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi; Pasal 24 Ayat (2) Setiap warga negara yang melakukan

penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi

Page 64: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

64

mempunyai hak memperoleh penghargaan yang layak dari pemerintah,

pemerintah daerah, dan/atau masyarakat sesuai dengan kinerja yang dihasilkan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 40 Ayat (1) Pendidik dan tenaga

kependidikan berhak memperoleh: penghargaan sesuai dengan tugas dan

prestasi kerja (poin b); Pasal 43 Ayat (1) Promosi dan penghargaan bagi pendidik

dan tenaga kependidikan dilakukan berdasarkan latar belakang pendidikan,

pengalaman, kemampuan, dan prestasi kerja dalam bidang pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49

Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, Pasal 50 Ayat

(1) Kelembagaan [sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (2)] wajib

memberikan penghargaan kepada peneliti yang berprestasi (Poin g). Bahkan,

Peraturan Menteri Agama RI Nomor 55 Tahun 2014 dalam Pasal 10 menegaskan

STAIN Majene dapat memberikan penghargaan bagi peneliti dari hasil penelitian

yang dinilai memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu dan/atau

memberikan manfaat bagi masyarakat. Penghargaan dapat berupa biaya

pengembangan, piagam, atau dukungan sarana dan prasarana.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015

tentang Statuta STAIN Majene Pasal 22 menyatakan: (1) STAIN Majene dapat

memberikan penghargaan kepada dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan serta

pihak lain baik lembaga maupun perorangan, yang dinilai berjasa atau berprestasi

dalam kegiatan tridharma perguruan tinggi; (2) Penghargaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dapat berupa penghargaan kesetiaan, penghargaan

prestasi akademik dan/atau non akademik; dan (3) Ketentuan lebih lanjut

mengenai pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan oleh Ketua.

Penerapan sistem penghargaan bagi dosen/peneliti yang berprestasi perlu

dibentuk dewan kehormatan akademik atau dewan penelitian yang melibatkan

Guru Besar. Dalam dewan ini dirumuskan berbagai kode etik terkait dengan

kegiatan penelitian. Termasuk dirumuskan pula kriteria atau indikator-indikator

dosen/peneliti berprestasi. Sebagaimana halnya Kementerian Agama RI

menyelenggarakan kualifikasi Dosen Teladan Nasional pada tahun 2017.

Page 65: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

65

Bagian Keenam

P E N U T U P

Perumusan RIP-P STAIN Majene merupakan bagian penting dalam

menentukan arah dan kebijakan serta tata kelola pengembangan Pusat

Penelitian dan Penerbitan P2M periode 2015-2019. Secara eksplisit, RIP-P STAIN

Majene mengarahkan pengembangan penelitian bagi peningkatan kualitas,

relevansi dan daya saing Pendidikan Tinggi Islam. Isu strategis yang diusung

STAIN Majene meliputi internasionalisasi, tata kelola yang sehat, pelaksanaan

berbasis mutu, dan character building berparadigma wahyu memandu ilmu.

Mandat STAIN Majene diturunkan dalam rencana strategis Pusat Penelitian dan

Penerbitan P2M dengan mengakat beberapa isu utama, yakni revitalisasi arah

dan kebijakan serta tata kelola penelitian dan penerbitan, penguatan SDM

peneliti dan pengelolaan penelitian dan penerbitan, peningkatan kerjasama dan

kemitraan dalam penelitian dan penerbitan, dan pengembangan insfrastruktur

penelitian dan penerbitan. Rumusan ini melahirkan beberapa program strategis,

yakni penelitian reguler, penelitian kolaboratif dan penelitian unggulan, termasuk

unggulan di Asia Tenggara tahun 2019.

Periode keberlangsungan RIP-P STAIN Majene tahun 2015-2019

membutuhkan penguatan regulasi. Oleh karena itu, pelaksanaan RIP-P ini

perlu ditopang oleh pedoman penjaminan mutu, manual prosedur dan intruksi

kerja pelaksanaan penelitian, dan lain- lain. Pasca kegiatan penelitian perlu

diatur mekanisme desiminasi hasil penelitian melalui ekspose dan penerbitan

atau publikasi ilmiah dalam bentu jurnal terakreditasi maupun penerbitan buku.

Selebihnya, harus diperhatika ketentuan pengurusan HKI atau hak paten, dan

system pemberian penghargaan bagi peneliti berprestasi.

Perumusan RIP-P dengan berbagai turunannya diharapkan menjadi

pegangan bagi pencapaian visi dan misi serta tujuan STAIN Majene. Beberapa hal

yang belum dirumuskan dalam buku ini akan ditentukan kemudian dalam

ketetapan lain. Atau akan dicantumkan melalui revisi di masa mendatang.

Akhirnya, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

perumusan RIP-P ini. Saran dan masukan agar di sampaikan kepada Pusat

Penjaminan Mutu STAIN Majene.

Page 66: Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id

66

Lampiran: I