riki yuniagara: hak menguji peraturan . . . . · untuk menilai apakah legislative acts, ......
TRANSCRIPT
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 1
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 2
HAK MENGUJI PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN DI INDONESIA
Riki Yuniagara, S.HI
Publisher
Rikiyuniagara.wordpress.com
Banda Aceh 2013
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 3
DAFTAR ISI
Daftar Isi .............................................................................. 3
1. Judicial Review .............................................................. 6
2. Executive Review ........................................................... 9
3. Legislative Review ......................................................... 12
Daftar Pustaka .................................................................... 17
Daftar Riwayat Hidup ....................................................... 19
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 4
PENDAHULUAN
Dalam sistem peraturan perundang-undangan di
Indonesia, peraturan yang lebih rendah tidak boleh
bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi atau
yang sederajat dengannya. Hal tersebut dikarenakan
Indonesia menganut sistem hirarki peraturan
perundang-undangan. Dengan adanya sistem tersebut,
semua peraturan perundang-undangan di Indonesia
tersusun dengan rapi dan sistematis serta terhindar dari
perbenturan antar peraturan perundangan-undangan.
Hal tersebut dijelaskan dalam Pasal 7 Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan menyebutkan tata
urutan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 5
1. UUD 1945
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perpu)
4. Peraturan Pemerintah
5. Peraturan Presiden
6. Peraturan Daerah Propinsi
7. Peraturan Daerah Kabupaten /Kota.
Dalam undang-undang tersebut ditegaskan pula,
bahwa kekuatan hukum peraturan perundang-undangan
sesuai dengan hirarkinya. Setiap peraturan perundang-
undangan tidak boleh bertentangan dengan peraturan di
atasnya atau setara dengannya. Apabila ada yang
dianggap bertentangan maka akan diuji kelayakannya.
maka dari itulah muncul yang namanya hak menguji
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 6
peraturan perundangan-undangan yaitu judicial review,
legislative review dan eksekutive review.
1. Judicial review
Judicial review merupakan kewenangan hakim
untuk menilai apakah legislative acts, executive acts,dan
administrative action bertentangan atau tidak dengan
UUD (tidak hanya menilai peraturan perundang-
undangan).1 Definisi judicial review di sini digunakan oleh
negara yang menganut common law system seperti
Amerika Serikat dan Inggris.2
Sedangkan definisi judicial review menurut negara
yang menganut civil law system, seperti yang
dikemukakan oleh Jimly Asshiddiqie yaitu upaya
1 Fatmawati, Hak Menguji (toetsingsrecht) yang dimiliki Hakim
dalam Sistem Hukum Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005),
hlm. 8.
2 Ibid., hlm. 38.
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 7
pengujian oleh lembaga judicial terhadap produk hukum
yang ditetapkan oleh cabang kekuasaan negara legislatif,
eksekutif, ataupun yudikatif dalam rangka penerapan
prinsip checks and balances berdasarkan sistem pemisahan
kekuasaan negara (separation of power).3 Negara yang
menganut civil law system system seperti, Prancis dan
Jerman.4
Di Indonesia, definisi judicial review sama seperti
yang dianut oleh negara Prancis dan Jerman karena
sistem hukum Indonesia dipengaruhi oleh sistem hukum
Eropa Kontinental (civil law system).5
3 Jimly Asshiddiqie, Menelaah Putusan Mahkamah Agung tentang
Judicial Review atas PP No. 19 Tahun 2000 yang bertentangan dengan
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, (tanpa tempat, tanpa tahun), hlm.
1.
4 Fatmawati, Hak Menguji (toetsingsrecht) yang dimiliki Hakim
dalam Sistem Hukum Indonesia, hlm. 38.
5 Ibid., hlm. 92.
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 8
Praktek Judicial review bertujuan agar peraturan
perundang-undangan tidak saling bertentang antara
yang satu dengan yang lain, antara peraturan yang lebih
rendah dengan peraturan yg di atasnya (peraturan yg
lebih tinggi darinya) atau yang sederajat dengannya.
Kewenangan judicial review ini dimiliki oleh dua lembaga
tinggi Indonesia yakni Mahkamah Konstitusi dan
mahkamah Agung. Hal tersebut ditegaskan dalam Pasal
24a dan 24c UUD 1945.
Pasal 24c ayat (1) UUD 1945 (setelah amandemen)
menyatakan bahwa:
“Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada
tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat
final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-
Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan
lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 9
Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai
politik, dan memutus perselisihan tentang hasil
pemilihan umum”
Mahkamah Konstitusi berkewenangan menguji
undang-undang terhadap UUD, sedangkan Mahkamah
Agung berkewenangan menguji Peraturan perundang-
undangan dibawah undang-undang (PP, Perpres, Perda
provinsi/qanun provinsi, perda Kabupaten/perda
kabupaten) apabila terindikasi bertentangan dengan
peraturan diatasnya. Dengan demikian, peraturan
perundang-undangan di Indoesia tersusun dengan
sistematis dan tidak saling tumpah tindih.
2. Legislative Review
Legislative review adalah upaya ke lembaga
legislatif atau lembaga lain yang memiliki kewenangan
legislasi untuk mengubah suatu peraturan perundang-
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 10
undangan. Misalnya, pihak yang keberatan terhadap
suatu undang-undang dapat meminta legislative review ke
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah untuk
mengubah undang-undang tertentu.6
Dalam legislative review, setiap orang dapat
meminta agar lembaga legislasi melakukan revisi
terhadap produk hukum yang dibuatnya dengan alasan,
misalnya peraturan perundang-undangan itu sudah
tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman,
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi atau sederajat dengannya.7 Dengan
demikian, produk hukum yang lama tidak berlaku lagi
6 Hukumonline.com, Praktik Legislative Review dan Judicial
Review di Indonesia, 2012. Diakses Pada tanggal 02 Mei 2012 dari situs:
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl1105/praktik-legislative-revie
w-dan-judicial-review-di-indonesia.
7 Ibid.
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 11
apabila telah dikeluarkannya produk hukum yang baru
melalui revisi yang dilakukan oleh lembaga legislatif.
Contoh lainnya, mengenai Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang (Perpu). Apabila dalam
jangka satu tahun, suatu Perpu tidak mendapat
persetujuan DPR, maka Perpu itu harus dicabut oleh
Presiden. Sebelum Perpu dijadikan sebagai undang-
undang, terlebih dahulu harus diuji kelayakannya oleh
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), apakah layak Perpu
tersebut dijadikan sebagai undang-undang atau tidak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Apabila Perpu
telah melewati proses legislative review yang dilakukan
oleh DPR, maka Perpu akan naik tingkatannya menjadi
undang-undang, tapi apabila Perpu tersebut tidak
memenuhi syarat untuk dijadikan undang-undang
melalui proses legislative review, maka perpu tersebut
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 12
tidak dapat diberlakukan menjadi undang-undang dan
ditolak secara keseluruhan. Bentuk pengujian seperti ini
merupakan bentuk pengujian lembaga legislatif terhadap
produk hukum yang dibentuk lembaga eksekutif
(executive acts).
3. Executive Review
Selain itu, pengujian terhadap peraturan
perundang-undangan dapat juga dilakukan oleh
lembaga eksekutif (pemerintah) dikenal dengan istilah
eksekutif review.
Executive review adalah segala bentuk produk
hukum pihak executive diuji oleh baik kelembagaan dan
kewenangan yang bersifat hirarkis. Dalam konteks ini
yang diperkenalkan istilah “control internal” yang
dilakukan oleh pihak itu sendiri terhadap produk hukum
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 13
yang dikeluarkan baik yang berbentuk regeling maupun
beschikking.8
Sasaran objek “executive review” adalah peraturan
yang bersifat regeling melalui proses pencabutan atau
pembatalan. Pengujian yang disebut “executive review” ini
dilakukan untuk menjaga peraturan yang diciptakan
oleh pemerintah (eksekutif) tetap sinkron atau searah, dan
juga konsisten serta adanya kepastian hukum untuk
keadilan bagi masyarakat.9
Pemberlakuan executive review ini telah diatur
dalam Pasal 145 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Proses
8 Paulus effendi Lotulung, Laporan Akhir Dan Evaluasi Hukum
tentang Wewenang Mahkamah Agung dalam Melaksanakan Hak uji Materil
(judicial review), (Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Departemen hukum
Perundang-undangan Ri tahun 1999/2000), hlm. xix.
9 Zainal Arifin Hoesein, Judicial Review Di Mahkamah Agung
Tiga Dekade Pengujian Peraturan Perundang-Undang, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2009), hlm. 63.
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 14
executive review Peraturan Daerah dilakukan dalam
bentuk pengawasan oleh pemerintah pusat melalui
Kementerian Dalam Negeri.
Executive review dilakukan oleh pemerintah pusat
melalui Kementerian Dalam Negeri terhadap peraturan
daerah ditingkat provinsi dan tingkat Kabupaten.
Pemerintah pusat berhak membatalkan peraturan-
peraturan di daerah yang diajukan oleh pemerintah
daerah atau kabupaten untuk disahkan apabila dinilai
bertentangan dengan peraturan di atasnya atau sederajat
dengannya. Pembatalan peraturan didaerah yang
dilakukan oleh pemerintah pusat sering terjadi
belakangan ini karena dinilai bertentangan dengan
peraturan diatasnya.
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 15
Contohnya di Aceh, sebanyak 45 qanun dibatalkan
oleh Kementerian Dalam Negeri (lihat Serambi
Indonesia, selasa 21 Mei 2013). Alasan Kemendagri
membatalkan qanun tersebut karena terindikasi
bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi,
bertentangan dengan peraturan yang sederajat,
bertentangan dengan kepentingan umum dan tidak jelas
parameter HAM-nya. Atas dasar itulah qanun-qanun
tersebut batal demi hukum untuk diberlakukan atau
disahkan.
Adanya ketiga hak menguji peraturan perundang-
undangan di Indonesia yang telah diuraikan di atas
bertujuan agar setiap peraturan perundangan-undangan
selalu dipantau dan diawasi oleh pemerintah baik dari
lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif sehingga
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 16
tidak terjadi perbenturan antara peraturan yang satu
dengan peraturan yang lain.
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 17
DAFTAR PUSTAKA
Fatmawati, Hak Menguji (Toetsingsrecht) Yang Dimiliki Hakim Dalam Sistem Hukum Indonesia, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006.
H.R. Sri Soemantri M, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Bandung: PT. Alumni, 2006.
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid 2, Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2006.
_______________, Perihal Undang-Undang, Jakarta: Konstitusi Press, 2006.
_______________, Pokok Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2007.
Leonard W. Levy, Judicial review: Sejarah kelahiran, wewenang dan fungsinya dalam negara demokrasi (terj. Eni Purwaningsi), Bandung: Penerbit Nusamedia, 2005.
Maria Farida Indrati Soeprapto, Ilmu Perundang-undangan: Dasar-dasar dan Pembentukannya, cet. XI, Yogyakarta : Kanisius, 2006.
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 18
Muhammad Siddiq Armia, Studi Epistimologi Perundang-Undangan, Jakarta: CV. Teratai Plubisher, 2011.
Muhammad Siddiq Armia, M. Ya’kub AK, Epistimologi Perundang-Undangan Studi Legislasi Hukum Nasional Dan Hukum Internasional,Edisi Revisi, Banda Aceh: Yayasan PeNA, 2009.
Titik Triwulan Tutik, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2006.
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 19
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
a. Biodata Diri
Nama : Riki Yuniagara
Tempat / Tanggal Lahir : Terbangan, 02 Juni 1989
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Kebangsaan / Suku : Indonesia / Aceh
Status : Belum Kawin
Alamat : Jl. Rukoh Utama No. 3, Lr.
Lam Ara, Desa Rukoh, Banda
Aceh.
Email/web : [email protected]/
rikiyuniagara.wordpress.com
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 20
b. Pendidikan
1. Sekolah Dasar : SD Negeri 1 Blangpidie
Berijazah Tahun 2001
2. SLTP : SLTP N 2 Blangpidie
Berijazah Tahun 2004
3. SLTA : SMA N 1 Blangpidie
Berijazah Tahun 2007
4. Perguruan Tinggi :Fakultas Syari'ah Jurusan
Perbandingan Mazhab dan
Hukum IAIN Ar-Raniry
Tahun 2012.
5. Program Pendidikan dan Peningkatan Mutu Dosen
Muda (P3MDM)/SPU Ke-35 di IAIN Ar-Raniry
Tahun 2013
c. Pengalaman Organisasi
1. Wakil Ketua Koordinatoriat Wilayah Kesatuan
Mahasiswa Islam Provinsi Aceh Periode 2013-2015
2. Pengurus Pemuda Islam Provinsi Aceh Periode
2013-2016
3. Sekretaris Kabinet BEMA IAIN Ar-Raniry Tahun
2011-2012
4. Pengurus BEM se-Aceh Tahun 2012-2013
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 21
5. Ketua Umum MPM Fakultas Syariah Tahun 2010-
2011
6. Peneliti Muda The Aceh Institute tahun 2009
7. Ketua Litbang Himpunan Mahasiswa Islam Kom.
Fak. Syariah Tahun 2010
8. Ketua HUAL Himpunan Pelajar Mahasiswa
ABDYA (HIPELMABDYA) Tahun 2010-2012
9. Wakil Ketua HMJ-SPH Tahun 2009-2010
10. Wakil Ketua Lembaga Seni Mahasiswa Islam HMI
Tahun 2009-2010
11. Dewan Pembina HMJ-SPH Tahun 2010-2011
12. Ketua Komisi Pemilihan Raya Fakultas Syariah
IAIN Ar-Raniry tahun 2010
13. Pengawas Pemilihan Raya Fakultas Syariah IAIN
Ar-Raniry Tahun 2011
14. Penanggungjawab Tabloid Media Diplomasi dan
Aspirasi (MEDIASI) Tahun 2010-2011
d. Pelatihan dan Kegiatan yang diikuti
1. Debat Konsitusi Tahun 2012 di Fakultas Syari’ah
IAIN Ar-Raniry
2. Jelajah Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Aceh tahun 2011
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 22
3. Bakti Sosial IAIN Ar-Raniry Di Kabupaten
Simeulue Tahun 2009
4. Bakti Sosial BEMA IAIN ar-Raniry di Kecamatan
Tangse Tahun 2012
5. Latihan Kepemimpinan Mahasiswa IAIN Ar-
Raniry Tahun 2010
6. Seminar Mahasiswa Tingkat Nasional Tahun 2011
7. Kampanye Pendidikan di Kabupaten ABDYA
Tahun 2009
8. Sosialisasi Napza dan HIV/AIDS di ABDYA
Tahun 2009
9. Pelatihan tentang Revitalisasi lembaga Keuangan
Syari’ah Tahun 2009
10. Pelatihan Manajemen Keuangan Tahun 2009
11. Pelatihan Spiritual Awareness and Leadership
Training Tahun 2010
12. Training Motivation and Public Speaking Tahun
2010
13. Seminar Nasional “Peran Pemuda dan Mahasiswa
dalam Mensukseskan Pemilikada Aceh” Tahun
2011
14. Pelatihan Sehari Pertolongan Pertama dan
kesiagaan Menghadapi Bencana Tahun 2008
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 23
15. Survey “Pelayanan Publik” di Kabupaten ABDYA
tahun 2010
16. Survey “Musyawarah Rencana Gampong
(Musrembang)” di Banda Aceh tahun 2010
17. Kursus Bahasa Inggris “Basic Comversation” di
KIES Aceh 2012
18. Kursus Test Of English Foreign Language
(TOEFL) di Pusat Bahasa Unsyiah tahun 2013
e. Karya Ilmiah/Opini
1. Kewenangan Judicial Review Terhadap TAP MPR
RI (diterbitkan oleh Fakultas Syariah IAIN Ar-
Raniry ) tahun 2012
2. Keberadaaan Mahkamah Konstitusi Mahasiswa di
Kampus IAIN Ar-Raniry (diterbitkan Oleh IAIN
Ar-Raniry) tahun 2012
3. Fungsionalitas Badan Legislatif Kampus
(diterbitkan oleh tabloid MEDIASI) tahun 2011
4. Peran Lembaga Adat dalam Penerapan Qanun
Nomor 14 Tahun 2003 tentang Khalwat/Mesum di
Kota Banda Aceh (diterbitkan Oleh The Aceh
Institute) Tahun 2010
Riki Yuniagara: Hak Menguji Peraturan . . . .
Buku Saku: Studi Perundang-Undangan, Edisi Ke-2 24
5. Sistem Kekerabatan Aceh Singkil (diterbitkan oleh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh)
Tahun 2011
6. Buku Saku: Jenis dan Hirarki Peraturan Perundang-
Undangan Di Indonesia (TAP MPR dari Masa Ke
Masa). (diterbitkan melalui website:
rikiyuniagara.wordpress.com)
7. Dan masih banyak tulisan lainnya yang berbentuk
Opini dan Karya Ilmiah dalam website
rikiyuniagara.wordpress.com