revisi penjarangan tanaman 6 x 2 setelah rapatpdf

Upload: ady-satriawan

Post on 11-Oct-2015

123 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

  • - 1 -

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar belakang

    Jati Plus Perhutani (JPP) merupakan jati unggul produk Perum Perhutani yangdiperoleh melalui program pemuliaan pohon. JPP didapat dari seleksi 600 pohonplus pada populasi hutan jati di Indonesia. JPP dikembangkan melalui dua carapembiakan yaitu pembiakan vegetatif (stek pucuk dan kultur jaringan) dan generatif(benih KBK).

    Penanaman JPP dilakukan sejak tahun 1998, namun mulai disebarluaskan tahun2002 di seluruh wilayah Perum Perhutani. Luas tanaman JPP yang dikembangkan diUnit I, II dan III mulai tahun 2002 s/d 2009 yaitu Unit I : 55.909,91 ha, Unit II :55.629,76 ha dan Unit III : 26.019,19 ha. (bahwa penanaman JPP merupakankebijakan Direksi)

    JPP mempunyai sifat unggul seperti tumbuh cepat, seragam namun demikian...untuk memperoleh tegakan berkualitas, maka perlu dilakukan pemeliharaantanaman. Salah satu kegiatan pemeliharaan adalah penjarangan, dengan tujuan untukmenghasilkan tegakan yang berkualitas. Oleh karena itu perlu disusun petunjukkerja penjarangan JPP.

    1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran

    a. MaksudPetunjuk kerja ini sebagai panduan dalam pelaksanaan penjarangan tanaman JPPjarak tanam 6 m x 2 m.

    b. TujuanMemperoleh tegakan yang berkualitas dengan volume kayu yang sebesar-besarnya pada akhir daur.

    c. Sasaran Memperoleh tegakan hutan yang terdiri atas pohon-pohon yang tumbuh

    sehat, tidak cacat, bertajuk normal, berbatang lurus, tersebar merata, bebashama dan penyakit di seluruh areal tanaman pada jarak yang sesuai dengankebutuhan ruang tumbuh pohon tersebut.

    Memperoleh hutan yang berfungsi secara ekologis, ekonomis dan sosial.

  • - 2 -

    II. PENGERTIAN

    1. Pohon plus adalah pohon yang diseleksi berdasarkan satu atau lebih kriteria seleksi.Kriteria seleksi tergantung jenis dan tujuan akhir pemanfaatan pohon.

    2. Jati Plus Perhutani (JPP) adalah jati unggul produk Perhutani yang diperolehmelalui program pemuliaan pohon yang dikembangkan melalui dua caraperbanyakan yaitu perbanyakan vegetatif (stek pucuk dan kultur jaringan) dangeneratif (benih KBK).

    3. Penjarangan adalah salah satu tindakan silvikultur, dengan tujuan untukmemberikan ruang tumbuh yang optimal bagi tegakan tinggal terpilih, sehinggasecara berangsur-angsur tegakan tinggal akan tumbuh lebih sempurna.

    4. Penjarangan JPP adalah penjarangan yang dilakukan terhadap tanaman JPP.

    5. Tegakan tinggal adalah tegakan yang terdiri atas individu-individu pohon yangtumbuh sehat, tanpa cacat, berbatang lurus dan bertajuk normal.

    6. Petak Coba Penjarangan (PCP) adalah petak berbentuk lingkaran yang luasnya0,10 ha (jari-jari lingkaran 17,8 m), diletakkan sistematis dalam areal penjarangandengan jarak antar PCP 200 m yang menggambarkan kondisi tegakan dalam petakdan mewakili keluasan 4 ha.

    7. SPK adalah Surat Perintah Kerja yang dikeluarkan oleh Administratur/KKPH.

    8. Tally sheet adalah blangko berupa lembar catat yang berisi data-data yangdiperlukan.

    9. RTT adalah Rencana Teknik Tahunan yang disusun oleh KPH, dinilai oleh SPHdan disahkan oleh Biro Perencanaan dengan nota pertimbangan untuk mendapatkanpengesahan.

    10. RPKH adalah Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan yang memuat gambaranumum, kondisi dan potensi serta rencana-rencana pengelolaan yang akandilaksanakan pada suatu bagian hutan selama 10 tahun.

    11. Petak adalah Bagian Hutan yang dibatasi oleh alur

    12. IS (Intensitas sampling) adalah banyaknya sampel (contoh) yang diambil dalampembuatan PCP dengan satuan persen (%).

    13. Jp adalah Jarak rata-rata antar pohon di dalam/di luar PCP dengan menggunakanrumus : Jp = 100

  • - 3 -

    Np/HaKeterangan:Np adalah jumlah pohon normal (tanaman pokok) di dalam PCP.

    14. Jn adalah jarak rata-rata normal antar pohon.

    15. Silvikultur intensif adalah kegiatan pengelolaan hutan dengan melaksanakan pancausaha kehutanan yang meliputi penggunaan bibit unggul, pengolahan lahan,pemupukan, pemeliharaan dan perlindungan.

    16. Pemeliharaan Hutan adalah usaha untuk meningkatkan pertumbuhan setiap pohonatau tegakan hutan guna memperbaiki kualitas tegakan menjadi optimal.

    17. BAP (Berita Acara Pemeriksaan) adalah bukti penyelesaian pekerjaan yangdiketahui oleh pejabat setempat.

    18. Biodiversitas adalah keragaman diantara mahkluk hidup dari seluruh sumber sertabagian ekologi yang komplek.

    19. Peninggi adalah rata-rata arithmetik dari 100 pohon tertinggi per Ha, yang harustersebar rata luas yang bersangkutan.

    20. Riap tahunan rata-rata dihitung dengan jalan membagi volume produksi totalpada suatu umur dengan umur yang bersangkutan.

  • - 4 -

    III. PRINSIP-PRINSIP PENJARANGAN

    1. Penjarangan adalah salah satu tindakan silvikultur, dengan tujuan untukmemberikan ruang tumbuh yang optimal bagi tegakan tinggal terpilih, sehinggasecara berangsur-angsur tegakan tinggal akan tumbuh lebih sempurna.

    2. Dasar pertimbangan melakukan tindakan penjarangan adalah memberikan ruangtumbuh yang optimal untuk memacu pertumbuhan diameter (merupakan fungsikerapatan) dan tajuk lebih cepat bagi tegakan tinggal.

    3. Penjarangan JPP berbeda dengan penjarangan yang dilakukan selama ini(berdasarkan bonita, umur, N normal dan peninggi). Sedangkan penjarangan JPPberdasarkan peninggi, umur dan N Tabel Normal JPP.

    4. Peninggi tiap tegakan dalam areal penjarangan dipergunakan sebagai kunciuntuk penentuan perlakuan penjarangan.

    5. Frekuensi penjarangan dilakukan secara periodik menurut Tabel Normal JPP(Tabel 1). Penjarangan dilakukan 2 (dua) kali selama daur 20 tahun denganfrekuensi pada umur 10 tahun dan umur 15 tahun dengan metode penjaranganseleksi yang berbeda dengan metode penjarangan yang selama ini dilakukanyaitu 3, 6, 9, 12 tahun dan seterusnya.

    6. Tegakan tinggal setelah penjarangan yaitu tegakan yang terdiri dari individu-individu pohon yang tumbuh sehat, tanpa cacat, berbatang lurus, silindris danbertajuk normal.

    7. Persyaratan-persyaratan lain terhadap penjarangan adalah :a) Jarak antar pohon merata sehingga tidak terdapat bagian-bagian yang rapat

    atau terbuka (open area)b) Tajuk pohon menutup tetapi tidak saling berdekatan, sehingga cahaya

    matahari masih dapat mencapai lantai hutan. Masuknya cahaya ini untukmemacu pertumbuhan tumbuhan bawah atau tanaman lain dan organisme /biota tanah untuk membantu merangsang proses perombakan bahan organikdi lantai hutan.

    8. Pohon-pohon yang perlu ditebang pada saat penjarangan adalah pohon yangterserang hama dan atau penyakit, mati, rusak (jelek/cacat), tertekan, tumbuhabnormal, bentuk batang bengkok, batang berbentuk garpu, jarak terlalu rapatdan lebih kecil dari jarak rata-rata yang sudah diatur, kecuali apabila pohon-pohon yang telah disebutkan tersebut diperlukan untuk menutup areal terbuka(open area).

  • - 5 -

    9. Tanaman pengisi diperlukan sebagai biodiversitas tegakan dengan komposisitetap dipertahankan 20%, tanaman tersebut misalnya tanaman kesambi dan plosoyang berfungsi sebagai tanaman evergreen (hijau sepanjang tahun) dan jugamencegah kebakaran hutan. Apabila terdapat tanaman jenis lain yang tajuknyaberkembang mengganggu tanaman pokok dilakukan penjarangan.

    10. Semak atau perdu perlu dipertahankan sepanjang tidak mengganggupertumbuhan tanaman jati, hal ini dimaksudkan tumbuhan bawah akan berfungsisebagai keanekaragaman jenis dan melindungi tetesan air hujan yang langsungmengenai tanah atau lantai hutan yang dapat menyebabkan erosi. Tumbuhanbawah (semak atau perdu) dibersihkan hanya untuk ilaran api sepanjangdibutuhkan.

    11. Pertimbangan untung rugi pada saat penjarangan merupakan pertimbangankedua setelah pertimbangan silvikultur.

    12. Penjarangan JPP sebagai salah satu komponen dalam pengelolaan hutan perludibuat rencana untuk dituangkan dalam rencana teknik tahunan.

    13. Mandor penjarangan adalah orang yang ditunjuk khusus untuk kegiatan ini dandibantu oleh tenaga kerja yang terlatih dan terampil.

  • - 6 -

    IV. PERENCANAAN

    1. Rencana PenjaranganRencana penjarangan disusun dalam buku RPKH berdasarkan frekuensipenjarangan. Sebelum penjarangan dibuat PCP (Petak Coba Penjarangan).Tanaman yang terlambat dijarangi, dengan adanya petunjuk ini supaya segeradilaksanakan penjarangan sesuai Tabel Normal JPP.Rencana penjarangan JPP yang belum masuk RPKH perlu disusun suplemenrencana penjarangan JPP. Sedangkan yang sudah masuk RPKH frekuensipenjarangan disesuaikan dengan petunjuk ini.

    2. Frekuensi PenjaranganFrekuensi penjarangan dilakukan secara periodik menurut Tabel Normal JPP(Tabel 1). Penjarangan dilakukan 2 (dua) kali selama daur 20 tahun pada umur 10tahun dan umur 15 tahun dengan metode penjarangan seleksi.

    Tabel 1. Tabel Normal / ha JPP (pada jarak tanam 6 x 2 m). Hasil Penjarangan!!!!Peninggi (m) Keliling NNormal/ha LBDS/ha

    Volume /haUmur

    (Th)Min Max (cm) (pohon) (m) (m)

    JarakAntar

    Pohon *)(m)

    PenjaranganKe -

    1 2 3 4 5 6 7 81 3,2 - 3,5 13,0 660 0,9 1,07 3,52 8,1 - 9,2 23,5 660 2,9 5,32 3,53 10,2 - 11,4 28,7 660 4,3 9,14 3,54 11,0 - 12,3 33,9 660 6,0 14,35 3,55 12,2 - 13,6 35,0 660 6,4 15,65 3,56 13,1 - 14,2 36,1 660 6,8 17,01 3,57 13,9 - 15,0 40,9 660 8,8 23,85 3,58 16,2 - 18,2 50,8 660 11,3 42,89 3,59 18,3 - 20,2 55,6 660 13,5 54,76 3,510 19,7 - 21,7 59,6 554 15,6 55,57 3,7 I11 19,6 - 21,6 65,6 554 18,8 72,05 3,712 19,9 - 22,0 72,6 554 23,1 94,79 3,713 20,2 - 22,4 77,6 554 26,4 113,52 3,714 20,4 - 22,7 82,1 554 29,5 132,23 3,715 20,8 - 23,0 88,1 448 27,8 128,04 4,0 II16 21,0 - 23,3 91,1 448 29,7 140,18 4,017 21,4 - 23,7 94,1 448 31,7 153,03 4,018 21,5 - 23,9 97,1 448 33,8 166,60 4,019 21,8 - 24,2 99,9 448 35,8 179,92 4,020 22,1 - 24,5 104,9 448 39,4 205,35 4,0

    Catatan :* ) Perhitungan jarak antar pohon berdasarkan jumlah N/ha = 660 pohon (tanaman JPP + tanaman

    pengisi). TVL (Tarif Volume Lokal) menggunakan TVL KPH Ngawi tahun 2006. Rumus TVL = 1,944 x 10 6 x Kell 2,7066 Rumus Volume = Hasil Perhitungan TVL (Hasil Perhitungan TVL x Faktor Koreksi 20%)

    Isi tabel normal = jumlah???Masing jenis jati (KBK, PHT 1, PHT2, dst) harus ada tabel normal tersendiri...

  • - 7 -

    3. Urut-urutan pembacaan Tabel Normal JPP (Tabel 1) supaya tegakan penjarangandapat dilaksanakan: Pelaksanaan penjarangan dilakukan pada umur 10 tahun dan umur 15 tahun

    (bagaimana dengan umur 8,9 dst jika sudah mencapai tabel??? Apa tidak perludijarangi??) dengan membuat PCP pada T-2.

    Apabila peninggi saat pembuatan PCP pada T-2 telah sesuai Tabel Normal JPPmaka dapat diperkirakan peninggi saat akan dijarangi telah tercapai sesuaiTabel Normal JPP.

    Pada T-1 hanya dilakukan tunjuk, seset, polet (TSP). Apabila Peninggi belum mencapai Tabel Normal JPP namun terdapat pohon-

    pohon terlalu rapat/bergerombol (Jp < Jn), tertekan (tinggi kurang dari 2/3peninggi), mati dan cacat serta terserang hama/penyakit, maka penjarangantetap dilakukan terhadap pohon-pohon tersebut maksimal 5 % dari N TabelNormal JPP. Apabila lebih dari 5 % dari N Tabel Normal JPP, harus dibuatBAP oleh SPH dan KPH.

    4. Pembuatan Petak Coba Penjarangan (PCP)Petak Coba Penjarangan dibuat dengan desain artificial stratified sampling yaitudengan membagi petak/anak petak kedalam blok-blok seluas 4 ha, dan membuatlingkaran dengan jari-jari 17,8 m atau intensitas sampling 2,5 % (luas lingkaranPCP 0,1 Ha), pada tempat yang mewakili atau memberi gambaran rata-ratategakan di dalam blok tersebut. PCP dibuat dengan as (pohon tengah), selanjutnyasemua pohon JPP didalam PCP dihitung.

    5. Penaksiran Volume Kayu PenjaranganPohon yang dijarangi diberi tanda silang (x) dan diukur kelilingnya. Volume kayuditaksir (buku taksasi) menggunakan tarif volume lokal (TVL) dan disusun untuksetiap Bagian Hutan (BH).Cara menaksir volume kayu penjarangan dari tiap petak/anak petak dengan caramenjumlahkan volume kayu penjarangan dari masing-masing PCP di dalampetak/anak petak kemudian dibagi dengan seluruh jumlah PCP dan dikalikandengan 10 x luas petak/ anak petak yang berisi tegakan.

  • - 8 -

    6. Tata Waktu Rencana Penjarangan

    Tabel 2.Tata Waktu PenjaranganT-0 (bulan)No Jenis Kegiatan T-2 T-1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    1 Penyusunan RTT

    2 SPK

    3 Orientasi lapangan

    4 Pembuatan Batas Blok

    5 Pembuatan Tanda Batas /babat terowong

    6 Pembuatan PCP

    7 TSP / Tunjuk Tolet8 Klem

    9 Penebangan

    Keterangan :PCP (T-2) dan TSP (T-1) paling lambat diselesaikan pada bulan Mei.

  • - 9 -

    V. PELAKSANAAN

    1. Penjarangan dilaksanakan berdasarkan RTT Penjarangan dengan diterbitkan SuratPerintah Kerja (SPK) oleh Administratur/KKPH:a. SPK pembuatan PCP s/d tunjuk dan tolet,b. SPK tebangan penjarangan.

    2. Khusus untuk tegakan yang terlambat dijarangi, SPH melakukan pengecekanlokasi sebelum pelaksanaan penjarangan dengan membuat BAP bersama KPHsebelum diterbitkan suplisi/suplemen RTT.

    3. Batas lokasi penjarangan ditetapkan berdasarkan peta kerja skala 1 : 10.000,setelah itu pada peta yang sama dibuat jaringan PCP dengan titik awal rintisdiletakkan pada titik yang mudah dikenal di lapangan, seperti pal hm, pal bataspetak, persilangan alur, dll.

    4. Titik awal rintisan PCP dinyatakan pada pohon atau patok permanen dengandituliskan petunjuk arah ke letak PCP (azimuth dan jarak) sesuai dengan jaringanpada peta kerja.

    5. Titik pusat PCP dinyatakan pada pohon tinggal (pohon tengah) yang terdekat padapatok yang menunjukkan titik pusat PCP sebagai sumber identitas data PCP.Pohon tengah diberi tanda lingkaran cat warna merah selebar 20 cm denganketinggian 160 cm diatas permukaan tanah (Gambar 5). Data yang tertulis dipohon tengah :Petak : ..................................... Nn = ..................................phPCP No. : . NP =.......phUmur : th. Nmn = ......phPeninggi : Nmp = ......phTanggal : ..//.. Jn = ..mNama Mandor : ................................... Jp = ..m

    Keterangan :Nn : banyaknya pohon JPP normalNp : banyaknya pohon JPP dalam PCPNmn : banyaknya pohon JPP penjarangan normalNmp : banyaknya pohon JPP penjarangan dalam PCP (prinsip III. 8)Jn : jarak antar pohon normalJp : jarak antar pohon dalam PCP

  • - 10 -

    6. Pada Pohon tengah saat pembuatan PCP agar dituliskan tanda arah (azimuth danjarak) ke letak PCP berikutnya dengan ketinggian 100 cm di atas permukaan tanahdengan cat warna merah.

    7. Pohon JPP yang masuk dalam lingkaran PCP adalah pohon-pohon yang setengahdan lebih dari diameternya terkena oleh ujung tali pengukur radius (17,8 m).Untuk pohon-pohon yang terletak pada batas tepi keliling lingkaran diberi tandacat warna merah selebar 10 cm setinggi 160 cm.

    8. Setelah dibuat PCP, pohon-pohon JPP yang masuk dalam lingkaran PCPdilakukan penghitungan dan diberi nomor urut. Untuk memudahkan ataukeseragaman pemberian nomor dimulai dari pohon tengah kemudian bergeserkearah barat laut selanjutnya menuju ke titik pusat dan demikian seterusnya. Darihasil penghitungan pohon JPP maka akan diperoleh: jumlah pohon (N), reratadiameter, rerata tinggi, peninggi, prosentase tumbuh dan volume taksasi tegakandan penjarangan.

    9. Pengukuran peninggi pada setiap PCP diukur dari rerata 5 - 10 pohon tertinggi.

    10. Untuk menentukan pelaksanaan penjarangan JPP dengan cara hasil PCP reratapertumbuhan peninggi dibandingkan dengan peninggi pada Tabel Normal JPP.

    11. Apabila hasil pertumbuhan rerata peninggi pada PCP lebih besar atau sama dariTabel Normal JPP maka dapat dilakukan penjarangan, bila sebaliknya penjaranganditunda sampai pertumbuhan peninggi sama dengan Tabel Normal JPP. Tetapi jikaterdapat pohon-pohon terlalu rapat/bergerombol (Jp < Jn), tertekan (tinggi kurangdari 2/3 peninggi), mati dan cacat serta terserang hama/penyakit, makapenjarangan tetap dilakukan terhadap pohon-pohon tersebut maksimal 5 % dari NTabel Normal JPP (Tabel 1). Apabila lebih dari 5% dari N Tabel Normal JPP(Tabel 1), harus dibuat BAP oleh SPH dan KPH.

    12. Pelaksanaan pembuatan PCP penjarangan JPP dengan ketentuan sebagai berikut:- PCP penjarangan pertama (1) umur 10 tahun : peninggi antara 19,7 21,7 m

    : metode penjarangan seleksi, jumlah pohon tinggal setelah penjarangan 554pohon.

    - PCP penjarangan kedua (2) umur 15 tahun : peninggi antara 20,8 23,0 m :metode penjarangan seleksi, jumlah pohon tinggal setelah penjarangan 448pohon.

    13. Perhitungan pohon yang akan dijarangi sebagai berikut :a) Penjarangan pertama umur 10 tahun dengan rumus sebagai berikut:

    Peninggi : mKeliling : cmN PCP : ph/PU 0,1 ha.N Normal : 554 ph/haN dijarangi / ha : N PCP N Normal

    b) Penjarangan kedua umur 15 tahun dengan rumus sebagai berikut:Peninggi : m

  • - 11 -

    Keliling : cmN PCP : ph/PU 0,1 ha.N Normal : 448 ph/haN dijarangi / ha : N PCP N Normal

    14. Perhatian utama dalam penjarangan ditujukan pada pohon-pohon yang hendakmenjadi pohon tinggal/akhir, yaitu pohon-pohon yang normal, sehat dan tersebarmerata di lapangan.

    15. Semua pohon penjarangan dalam tiap PCP diberi tanda silang (X) dan nomor urut,kelilingnya diukur dan ditulis pada pohon dengan ketinggian 1,30 m di atas tanah .

    16. Penaksiran volume kayu penjarangan dengan mempergunakan Tabel VolumeLokal Penjarangan dari Bagian Hutan (BH) setempat.Volume PCP dihitung dengan menjumlahkan volume pohon penjarangan, denganrumus :Vpcp = Vpl + Vp2 + ...............+ Vpn.dimana :Vpcp = volume PCPVpl = volume pohon penjarangan dalam PCP yang ke1 sampai dengan ken.Perhitungan banyaknya pohon dan volume untuk tegakan dan areal penjaranganadalah sebagai berikut :

    a. Banyaknya pohon dan volume tegakan :

    m

    NpmNpNplNt10.0

    ......2 ++=

    b.Banyaknya pohon dan volume arealpenjarangan :

    n

    NpmNpNplNt10.0

    ......2 ++=

    n

    VpmVpVplVt10.0

    ......2 ++=

    Keterangan :Np1, Np2 dst : banyaknya pohon dalam PCP ke-1, ke-2 dst;Vp1, Vp2 dst : volume pohon penjarangan dalam PCP ke-1, ke-2 dst;m dan n : banyaknya PCP dalam tegakan dan dalam areal penjarangan.

    17. Data PCP dicatat pada lembar catat /tally sheet (lampiran 1), daftar klem dantunjuk, seset, polet (TSP) (lampiran 2), kemudian dibuat register/rekapitulasi PCP(lampiran 3) dan daftar evaluasi hasil pembuatan PCP, TSP dan klem (lampiran4).

    m

    VpmVpVplVt10.0

    ......2 ++=

  • - 12 -

    18. Klem dilakukan pada tanaman dengan keliling diatas 20 cm, sedangkan yang ditolet adalah semua pohon yang akan dijarangi.

    VI. PENUTUP

    Mengingat penjarangan memerlukan keahlian dan pengalaman, makaPelaksana/Mandor Penjarangan haruslah orang yang ditunjuk khusus untuk kegiatan inidan dibantu oleh tenaga kerja yang sedapat mungkin tenaga kerja terlatih dan diujiketerampilannya secara teratur. Penjarangan merupakan salah satu tindakan silvikultur,apabila dilakukan dengan benar dapat meningkatkan produktivitas tegakan.

    Pengawasan terhadap kegiatan penjarangan mulai dari pembuatan PCP sampai denganpenebangan merupakan tanggungjawab dari semua jajaran Perum Perhutani terkait.

  • - 13 -

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, 1992. Pedoman Penjarangan Hutan Tanaman. PHT 84 Seri Produksi 61.Jakarta.

    Anonim, 1992. Petunjuk Ringkas Uji Coba Penjarangan Di Lokasi Perhutanan Sosial.PHT 13 Seri Produksi 82. Jakarta.

    Anonim, 1993. Cetak ulang Korte Mededelingen Van Het Boschbouwproefstation No.63 Opstandstafels Voor Djatiplansoenen (Tecthona grandis L.f) bewerktnaar de gelijknamige tafels van 1932. van H.E WOLFF von WULFING.1 e druk: 1939. 2 e druk : 1949 Buitenzorg (Java).Archipel Drukkerij.Perum Perhutani.

    Anonim, 1999. Pedoman Penilaian Pelaksanaan Penjarangan Hutan (YangDisempurnakan). Direksi Perum Perhutani. Jakarta.

    Anonim, 1999. Petunjuk Kerja Pelaksanaan Penjarangan Hutan Tanaman Kayu Jati.Biro Pembinaan Hutan. Unit II Jawa Timur.

    Anonim, 2003. Pedoman Pembuatan Tanaman Jati Plus Perhutani (Suplement II). PHT95 Seri Produksi 140. Jakarta.

    Anonim, 2003. Petunjuk Pelaksanaan Penjarangan Hutan Tanaman Biro PembinaanSumberdaya Hutan , Semarang,

    Anonim, 2004. Kamus Pemuliaan Pohon. Departemen Kehutanan. Direktorat jenderalRRH. Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan. Jakarta.

    Anonim, 2005. Cetakan Keempat Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. BalaiPustaka Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

    Anonim, 2008. Suplement Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penjarangan Hutan Tanaman.Edisi II. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten.

  • - 14 -

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 . Grafik N Normal JPP / Ha

    Gambar 2. Grafik Normal Peninggi (m) JPP

    Grafik N Normal JPP/Ha

    660 660

    448 448 448 448 448

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    900

    1000

    Tahun

    Poho

    n

    Jumlah Pohon 660 660 660 660 660 660 660 554 554 554 554 554 554 554 448 448 448 448 448 448

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    660 660 660 660 660 660 660

    554 554 554 554 554

    448

    Penjarangan 1 Penjarangan 2

    Grafik Normal Peninggi (m) JPP

    3,5

    9,2

    11,412,3 13,6

    14,215,0

    18,2

    20,2 21,421,8 22,0

    22,4 22,7 23,0 23,323,7 23,9 24,2 24,5

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    Tahun

    Peni

    nggi

    (m)

    Peninggi (m) 3,5 9,2 11,4 12,3 13,6 14,2 15,0 18,2 20,2 21,4 21,8 22,0 22,4 22,7 23,0 23,3 23,7 23,9 24,2 24,5

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    Penjarangan 1 Penjarangan 2

  • - 15 -

    Gambar 3. Grafik Keliling JPP

    Gambar 4. Grafik pertumbuhan volume JPP / pohon

    Grafik Keliling JPP

    13,0

    23,528,7 33,9

    35,0 36,140,9

    50,8 55,659,6

    65,672,6 77,6

    82,188,1 91,1

    94,1 97,1 99,9104,9

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    Tahun

    Kel

    iling

    (cm

    )

    Keliling 13,0 23,5 28,7 33,9 35,0 36,1 40,9 50,8 55,6 59,6 65,6 72,6 77,6 82,1 88,1 91,1 94,1 97,1 99,9 104,9

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    Penjarangan 1

    Penjarangan 2

    Grafik Volume JPP / pohon

    0,00

    0,10

    0,20

    0,30

    0,40

    0,50

    1 3 5 7 9 11 13 15 17 19

    Umur (Tahun)

    Volu

    me

    (m3)

    0,05

    0,15

    0,25

    0,35

    0,45

    2 64 8 10 12 14 16 18 20

  • - 16 -

    Gambar 5. Penulisan Data Pada Pohon Tengah

    Keterangan :PCP No : PCP ke-........Pt : Petak .........T.1 1 : Pohon tengah, Nomor pohon 1, Tinggi Pohon .........U : Umur pada saat dibuat PCPP : Peninggi (rata-rata tinggi pohon peninggi dalam PCP)B : Bonita pada umur saat PCP dibuatNpp : Jumlah pohon JPP saat PCP dibuatNn : Jumlah pohon normal JPP dalam tabel normal JPPNm : Jumlah pohon JPP yang akan dimatikan pada saat penjarangan 2 tahun

    yang akan datang berdasarkan peninggi pohon kenyataan dilapanganJn : Jarak rata-rata normal (Tabel Normal JPP)Jp : Jarak rata-rata lapangan

    PCP No: Pt :

    T.1- 1 : .

    U : Npp :P : Nn :B : Nm :Jn : Jp :

    Tgl :Mandor :

    20 cm

    5 cm

    45 cm

    105 cm

  • - 17 -

    LAMPIRAN - LAMPIRAN

    Lampiran - 1.

    LEMBAR CATAT PETAK COBA PENJARANGAN (PCP)

    KPH : Jenis Tanaman :BKPH : No. PCP :RPH : Umur :Petak : Peninggi :Luas : Bonita :Tgl Pelaksanaan :

    No Pohon Keliling(cm)

    Volume(m)

    Keterangan

    1 2 3 4

    JumlahRata-rataBanyaknya pohon:- Normal (Nn) :- Dalam PCP (Np) :- Penjarangan Normal (Nmn) :- Volume rata-rata/phn :- Volume rata-rata/PCP :- Jarak antar pohon normal (Jn) :- Jarak antar pohon dalam PCP (Jp):

    Disahkan Oleh Dinilai Oleh Dibuat OlehAsper/KBKPH ...... KRPH .......... Mandor

    RKP

    ............................... ........................ ........................

  • - 18 -

    Lampiran - 2.

    LEMBAR CATAT PETAK COBA PENJARANGAN (PCP)

    KPH : Jenis Tanaman :BKPH : No PCP :RPH : Umur :Petak : Peninggi :Luas :Tgl Pelaksanaan :

    No Pohon yang dimatikan Keliling(cm) Volume (m) Keterangan1.2.3.4.5.

    dst

    JumlahRata-rataBanyaknya pohon:- Normal (Nn) :- Dalam PCP (Np) :- Penjarangan Normal (Nmn) :- Jarak antar pohon normal (Jn) :- Jarak antar pohon dalam PCP (Jp):

    Disahkan Oleh Dinilai Oleh Dibuat OlehAsper/KBKPH ...... KRPH .......... Mandor

    RKP

    ............................... ........................ ........................

  • - 19 -

    Lampiran - 3

    REGISTER/REKAPITULASI PCP

    KPH : .............................. Petak : ............BKPH : .............................. Luas : ............ haRPH : .............................. Tgl Pelaksanaan : ....................

    Banyaknya Pohon ProduksiNo PCP Umur(Th)P

    (m) Np Nn Nmn Nmp M Sm Ket

    JumlahRerataTaksasi/haTaksasi/petak

    ................,...........................................

    Disahkan Oleh, Dinilai Oleh, Dibuat Oleh,

    ------------------- ------------------- -------------------

    Adm/KKPH Asper/KBKPH Mandor RKP

  • - 20 -

    Lampiran - 4

    DAFTAR KLEM DAN TUNJUK SESET POLET (TSP)

    KPH : Thn Tanam/umur :BKPH : Pengisi :RPH : Jarak tanam :Petak : Tanggal palaksanaan :Luas :

    No Keliling (Cm) Tinggi (M) Volume (M3) KeteranganB : BengkokT : TertekanM : MatiC : CacatP : PenyakitH : HamaJ : Jarak

    ..........., Tgl.............................Disahkan Oleh Dinilai Oleh Dibuat OlehAsper/KBKPH ...... KRPH .......... Mandor

    RKP

    ............................... ........................ ........................

  • - 21 -

    Lampiran - 5

    DAFTAR EVALUASI HASIL PEMBUATAN PCP, TSP DAN KLEM

    KPH : .............................. Petak : ............BKPH : .............................. Luas : ............ haRPH : .............................. Tgl Pelaksanaan : ....................

    Hasil Pembuatan PCP Taksiran Dalam Blok Sesuai PCPnya Hasil Tunjuk Tolet dan KlemDalam BlokDerajat

    Kekerasan

    NoBlok

    LuasBlok No

    PCP

    Peninggi

    Bonita

    Np Nn Nmn Nmp Jp Jn Np Nn Nmn NmpTak

    Menghasilkan

    Menghasilkan

    Jumlah +

    Produksi

    (M) (Ph) (Ph) (Ph) (Ph) (Ph) (Ph) (Ph) (Ph) (Ph) (Ph) (Ph) (%) (%) M

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

    Catatan :1. Kolom 12 = kolom 6 x 10 x kolom 2 5. Kolom 16 = jumlah pohon yg kelilingnya < 20 cm (Jati) dan < 40 cm (Rimba)2. Kolom 13 = kolom 7 x 10 x kolom 2 6. Kolom 17 = jumlah pohon yg kelilingnya 20 cm (Jati) dan 40 cm (Rimba)3. Kolom 14 = kolom 12 kolom 13 7. Kolom 19 atau 20 = (kolom 12 kolom 18 : kolom 13 x 100 %) 100%4. Kolom 15 = kolom 9 x 10 x kolom 2 8. Kolom 21

    Disahkan Oleh, Dinilai Oleh, Dibuat Oleh,

    ------------------- ------------------- -------------------

    Adm/KKPH Asper/KBKPH Mandor RKP