rencana pembangunan jangka panjang daerah tahun 2005-2025

76
DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Maksud dan Tujuan ........................................................................... 1 C. Dasar Hukum .................................................................................... 2 D. Sistematika Penyusunan .................................................................... 2 II. KONDISI UMUM DAN POTENSI STRATEGIS KOTA SALATIGA A. Kondisi Umum ................................................................................... 3 1. Kondisi Geografi ........................................................................... 3 2. Kondisi Sosial Budaya ................................................................... 6 3. Kondisi Ekonomi ........................................................................... 10 4. Kondisi Politik ............................................................................... 12 5. Kondisi Kelembagaan Aparatur dan Pelayanan Publik ...................... 13 6. Kondisi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ....................................... 14 7. Kondisi Pembangunan Bidang Hukum ............................................ 15 8. Ketentraman dan Ketertiban .......................................................... 15 9. Kondisi Struktur Ruang kota .......................................................... 16 10. Kondisi Lingkungan Hidup ........................................................... 23 B. Potensi Strategis ................................................................................ 25 III. VISI, MISI DAN ARAH PEMBANGUNAN KOTA SALATIGA TAHUN 2006- 2026 A. Visi ................................................................................................... 28 B. Misi ................................................................................................... 29 C. Arah Pembangunan ........................................................................... 30 IV. PENUTUP ............................................................................................. 35

Upload: phamkhue

Post on 31-Dec-2016

233 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Maksud dan Tujuan ........................................................................... 1

C. Dasar Hukum .................................................................................... 2

D. Sistematika Penyusunan .................................................................... 2

II. KONDISI UMUM DAN POTENSI STRATEGIS KOTA SALATIGA

A. Kondisi Umum ................................................................................... 3

1. Kondisi Geografi ........................................................................... 3

2. Kondisi Sosial Budaya ................................................................... 6

3. Kondisi Ekonomi ........................................................................... 10

4. Kondisi Politik ............................................................................... 12

5. Kondisi Kelembagaan Aparatur dan Pelayanan Publik ...................... 13

6. Kondisi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ....................................... 14

7. Kondisi Pembangunan Bidang Hukum ............................................ 15

8. Ketentraman dan Ketertiban .......................................................... 15

9. Kondisi Struktur Ruang kota .......................................................... 16

10. Kondisi Lingkungan Hidup ........................................................... 23

B. Potensi Strategis ................................................................................ 25

III. VISI, MISI DAN ARAH PEMBANGUNAN KOTA SALATIGA TAHUN 2006-

2026

A. Visi ................................................................................................... 28

B. Misi ................................................................................................... 29

C. Arah Pembangunan ........................................................................... 30

IV. PENUTUP ............................................................................................. 35

Page 2: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

i

PEMERINTAH KOTA SALATIGA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA

NOMOR 6 TAHUN 2010

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KOTA SALATIGA

TAHUN 2005-2025

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SALATIGA,

Menimbang : a. bahwa perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan

sistem perencanaan pembangunan nasional, yang disusun dalam jangka

panjang, jangka menengah dan jangka pendek;

b. bahwa untuk memberikan arah dan tujuan dalam mewujudkan cita-cita dan

tujuan daerah sesuai dengan visi, misi, arah kebijakan nasional dan provinsi

Jawa Tengah, maka perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah kurun waktu 20 (dua puluh) tahun mendatang;

c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

dan ketentuan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Rencana Jangka Panjang Nasional, Rencana Jangka Panjang Daerah

merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20

(dua puluh) tahun terhitung sejak Tahun 2005 sampai Tahun 2025 yang

ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf

b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Salatiga Tahun 2005-2025;

Page 3: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

ii

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Jawa

Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat;

2. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4389);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

nomor 4421);

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008;

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran negara

Republik Indonesia Nomor 4700);

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1992 tentang

Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga dan

Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1992 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3500);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian

Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4663);

Page 4: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

iii

11. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata cara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4664);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4737);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi dan

Tata Kerja Perangkat Daerah;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara

penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

15. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan

Dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;

16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 21 Tahun 2003 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah;

17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun

2005-2025;

18. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 5 Tahun 1996 tentang Rencana Umum

Tata Ruang Kota Salatiga .

19. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 1 Tahun 2002 tentang Renstra Kota

Salatiga Tahun 2002 – 2006.

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SALATIGA

Dan

WALIKOTA SALATIGA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA SALATIGA TAHUN 2005-

2025.

Page 5: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

iv

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota Salatiga.

2. Walikota adalah Walikota Salatiga.

3. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan daerah.

4. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 yang selanjutnya disebut

RPJP Nasional adalah perencanaan pembangunan nasional untuk periode 20 (dua puluh)

tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.

5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025

yang selanjutnya disebut RPJP Daerah Provinsi Jawa Tengah adalah perencanaan

pembangunan daerah Provinsi Jawa Tengah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung

sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.

6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Salatiga Tahun 2005-2025 yang

selanjutnya disebut RPJP Daerah Kota Salatiga adalah perencanaan pembangunan daerah

Kota Salatiga untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan

tahun 2025.

7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Salatiga yang selanjutnya disebut

RPJM Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah Kota Salatiga untuk

periode 5 (lima) tahunan yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Walikota

Salatiga dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah

Kota Salatiga Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Tengah.

8. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut RKPD adalah Dokumen

perencanaan periode 1 (satu) tahun

BAB II

PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Pasal 2

(1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Salatiga Tahun 2005-2025

disusun dengan sistematika sebagai berikut :

Page 6: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

v

BAB I PENDAHULUAN

BAB II KONDISI UMUM DAERAH

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KOTA SALATIGA TAHUN 2005-2025

BAB IV SASARAN, ARAH DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN JANGKA

PANJANG TAHUN 2005-2025

BAB V PENUTUP

(2) Dokumen RPJPD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tersebut dalam lampiran dan

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 3

RPJP Daerah merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai landasan dan

pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan 20 (dua puluh) tahun

terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025 dalam bentuk visi, misi dan arah

pembangunan.

Pasal 4

RPJP Daerah Kota Salatiga mengacu pada RPJ P Daerah Provinsi Jawa Tengah dan RPJP

Nasional.

Pasal 5

(1) RPJP Daerah Kota Salatiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 menjadi pedoman

penyusunan RPJM Daerah Kota Salatiga yang memuat visi, misi dan program Walikota

Salatiga.

(2) Penyusunan RPJM Daerah Kota Salatiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selanjutnya

dijabarkan dalam RKPD Kota Salatiga.

(3) RKPD Kota Salatiga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai pedoman untuk

menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

BAB III

PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Pasal 6

(1) Walikota Kota Salatiga melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJP Daerah

Kota Salatiga.

(2) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJP Daerah Kota Salatiga sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yan berlaku.

Page 7: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

vi

BAB IV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 7

Dengan berlakuya Peraturan Daerah ini, maka ketentuan mengenai Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah tahun 2007 – 2012 masih tetap berlaku sejak tanggal diundangkannya

Peraturan Daerah ini .

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 8

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Salatiga.

Ditetapkan di Salatiga

Pada tanggal 29 Oktober 2010

WALIKOTA SALATIGA,

Cap ttd

JOHN MANUEL MANOPPO

Diundangkan di Salatiga

Pada tanggal 29 Oktober 2010

SEKRETARIS DAERAH KOTA SALATIGA,

Cap ttd

AGUS RUDIANTO

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2010 NOMOR 6

Page 8: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

vii

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA

NOMOR 6 TAHUN 2010

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2005-2025

I. UMUM

Pembangunan Nasional adalah rangakaian upaya pembangunan yang berkesinambungan

yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan

tugas mewujudkan tujuan nasional sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahu 1945. Rangkaian upaya pembangunan

tersebut memuat kegiatan pembangunan yang berlangsung tanpa henti, dengan menaikkan

tingkat kesejahteraan masyarakat dari generasi demi generasi.

Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan

pembangunan nasional, yang disusun dalam jangka panjang, jangka menengah dan jangka

pendek, oleh karena itu untuk memberikan arah dan tujuan daerah sesuai dengan visi, misi

dan arah kebijakan daerah, maka perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah kurun waktu 20 (dua puluh) tahun mendatang.

Pemilihan Kepala Daerah secara langsung setiap periode lima tahunan juga menjadi

pertimbangan utama pentingnya penyusunan rencana pembangunan daerah yang

berkesinambungan. Mengingat akan pentingnya rencana pembangunan dalam dimensi jangka

panjang, serta memenuhi ketentuan Pasal 13 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pasal 1 Undang-Undang Nomor 17

Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 dan

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025, maka Kota

Salatiga menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah untuk kurun

waktu 20 Tahun (2005-2025).

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kota Salatiga adalah dokumen

Perencanaan Pembangunan Kota Salatiga yang merupakan jabaran dari tujuan dibentuknya

Kota Salatiga dalam bentuk visi, misi dan arah pembangunan daerah untuk masa 20 tahun ke

depan yang mencakupi kurun waktu mulai dari tahu 2005 hingga tahun 2025. Pelaksanaan

RPJP Daerah 2005-2025 terbagi dalam tahap-tahap perencanaan pembangunan dalam

periodisasi perencanaan pembangunan jangka menengah daerah 5 (lima) tahunan.

Page 9: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

viii

RPJP Daerah Kota Salatiga digunakan sebagai pedoman dalam menyusun RPJM Daerah

Kota Salatiga pada masing-masing tahapan dan periode RPJM Daerah Kota Salatiga sesuai

dengan visi, misi dan program Kepala Daerah yang dipilih secara langsung oleh rakyat.

RPJM Daerah tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD) yang merupakan rencana pembangunan tahunan daerah, yang memuat prioritas

pembangunan daerah, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran

perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program dan kegiatan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Salatiga.

Tujuan yang ingin dicapai dengan ditteapkannya Peraturan Daearah tentang RPJP

Daerah Tahun 2005-2025 adalah untuk (a) mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan

dalam pencapaian tujuan daerah, (b) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi

baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan

Daerah, (c) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan dan pengawasan, (d) menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara

efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan, dan (e) mengoptimalkan partisipasi

masyarakat.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut, maka perlu menetapkan Rencana Pembangunan

Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kota Salatiga Tahun 2005-2025.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup Jelas

Pasal 2

Cukup Jelas

Pasal 3

Cukup Jelas

Pasal 4

Cukup Jelas

Pasal 5

Cukup Jelas

Pasal 6

Cukup Jelas

Pasal 7

Cukup Jelas

Pasal 8

Cukup Jelas

Page 10: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

menegaskan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Daerah

berkewajiban untuk menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan

sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan tersebut harus

dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (untuk jangka waktu 20

tahun), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (untuk jangka waktu 5 tahun)

dan Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (untuk jangka waktu 1 tahun). Rencana

jangka panjang pembangunan ditetapkan mulai tahun 2005 sampai 2025.

Sesuai dengan amanat tersebut Pemerintah Kota Salatiga menyusun Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Salatiga Tahun 2005-2025, sebagai bentuk

perencanaan pembangunan yang menjadi penjabaran dan pelaksanaan rencana

pembangunan Jawa Tengah dan Nasional yang direncakanan sesuai dengan situasi dan

kondisi Kota Salatiga. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota

Salatiga 2005-2025 adalah suatu perencanaan pembangunan yang substansinya memuat

visi, misi dan arah pembangunan daerah dan merupakan satu kesatuan dalam Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional. Sesuai dengan amanat dalam UU Nomor 25 Tahun

2004 tersebut, RPJPD ini disusun untuk kurun waktu 2005 sampai 2025. Selain mengikuti

amanat UU Nomor 25 Tahun 2004 tersebut, penyusunan RPJPD ini juga dilakukan

sesudah RPJP Nasional tersusun pada tahun 2007 dan RPJPD Provinsi Jawa Tengah

tersusun pada tahun 2008. RPJPD Kota Salatiga ini disusun sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan pembangunan di Kota Salatiga dengan mengacu RPJP Nasional dan RPJPD

Provinsi Jawa Tengah.

Penyusunan RPJPD Kota Salatiga dimaksudkan agar Pembangunan Kota Salatiga

dalam kurun waktu 20 tahun mendatang dapat terarah, berkesinambungan, dan efisien.

RPJPD Kota Salatiga memiliki karakteristik, pertama memfokuskan pada identifikasi

kondisi, tantangan dan modal dasar, berarti perencanaan tersebut disusun berdasarkan

keadaan, kemampuan dan situasi saat ini. Bersifat antisipatif dan proyektif artinya

perencanaan tersebut disusun dengan memperhatikan kecenderungan yang akan terjadi di

Page 11: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

2

masa mendatang, sekaligus dengan mempertimbangkan hasil proyeksi kondisi yang

diperkirakan akan terjadi di masa mendatang. Berkaitan dengan hal tersebut, perencanaan

yang dibuat adalah bersifat indikatif dan tidak kaku.

RPJPD Kota Salatiga dalam proses penyusunannya juga memperhatikan dinamika

dan kebutuhan masyarakat melalui pendekatan partisipatif sehingga perencanaan ini

merupakan komitmen dan acuan semua pihak dalam pelaksanaan pembangunan Kota

Salatiga yang berkesinambungan. RPJPD ini juga diharapkan dapat menjadi pedoman

yang strategis bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun program

kerja, Rencana Strategis (Renstra) dan sebagai acuan bagi seluruh stakeholder di Kota

Salatiga dalam melaksanakan pembangunan selama kurun waktu 2005-2025.

Impelementasi RPJPD dalam waktu yang lebih pendek harus diwujudkan dalam bentuk

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah, dan Rencana Pembangunan

Tahunan Daerah atau Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

1.2. PENGERTIAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Salatiga adalah

dokumen perencanaan pembangunan Kota Salatiga yang merupakan penjabaran dari tujuan

dibentuknya Pemerintahan Daerah Kota Salatiga dalam bentuk visi, misi, dan arah

pembangunan daerah untuk masa 20 tahun ke depan yang mencakup kurun waktu mulai

tahun 2005 sampai tahun 2025.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah adalah suatu dokumen perencanaan

pembangunan daerah periode 20 tahun ke depan yang ditetapkan dengan maksud untuk

memberikan arah dan sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen pelaksana

pembangunan di Kota Salatiga, meliputi pemerintah, dunia usaha/swasta, dan masyarakat,

berdasarkan kondisi riil saat ini, dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan

pembangunan daerah yang integral dengan tujuan pembangunan Jawa Tengah dan

Nasional, sesuai dengan visi, misi dan arah pembangunan daerah yang sudah disepakati

bersama, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh segenap komponen pelaku

pembangunan akan menjadi lebih efektif, efisien, terpadu, berkesinambungan, dan saling

melengkapi satu dengan lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak.

Adapun tujuan penyusunan RPJPD ini adalah untuk memberikan pedoman bagi

penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang memuat

visi, misi, arah, dan program Kepala Daerah terpilih.

Page 12: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

3

1.4. LANDASAN HUKUM

Landasan Hukum Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota

Salatiga Tahun 2005-2025 adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Kota Kecil dalam

Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat;

2. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

3. Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

Undangan;

4. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional;

5. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12

Tahun 2008;

6. Undang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah;

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

8. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

9. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1992 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya

Daerah Tingkat II Salatiga dan Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang;

10. Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian Dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan ;

11. Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana

Pembangunan Nasional;

12. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

antara Pemerintah Daerah, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

13. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Perangkat Daerah;

14. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

15. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan Dan

Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;

16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 21 Tahun 2003 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah;

Page 13: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

4

17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Tengah;

18. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 5 Tahun 1996 tentang Rencana Umum Tata

Ruang Kota Salatiga;

19. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 1 Tahun 2002 tentang Renstra Kota Salatiga

Tahun 2002 – 2006.

1.5. HUBUNGAN RPJPD KOTA SALATIGA DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN

LAINNYA

1. Perencanaan pembangunan Kota Salatiga tidak terlepas dari sistem perencanaan

pembangunan nasional, perencanaan pembangunan Provinsi Jawa Tengah, dengan

merujuk pada Undang-Unadang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional. Dalam Undang-Undang tersebut pemerintah daerah baik

Provinsi maupun Kabupaten/Kota diamanatkan menyusun Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang merupakan dokumen perencanaan pembangunan

untuk kurun waktu 20 (dua puluh) tahun. Dalam rangka pengintegrasian perencanaan

pembangunan tersebut, penyusunan RPJPD Kota Salatiga Tahun 2005-2025 mengacu

pada arah pembangunan RPJP Nasional Tahun 2005-2025 dan RPJPD Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2005-2025.

2. RPJPD Kota Salatiga Tahun 2005-2025, akan digunakan sebagai pedoman dalam

penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Salatiga

pada setiap jangka waktu 5 (lima) tahunan.

3. RPJPD Kota Salatiga merupakan perencanaan yang bersifat makro yang memuat visi,

misi, arah, tantangan, dan prioritas pembangunan jangka panjang daerah. Dalam proses

penyusunannya dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pemangku

kepentingan pembangunan.

4. Rencana Strategis (Renstra) Kota Salatiga Tahun 2002-2006 sesuai Peraturan Daerah

Kota Salatiga Nomor 1 Tahun 2002, berlaku sampai dengan bulan Desember Tahun

2006. Renstra tersebut dipakai sebagai dasar penyusunan RKPD dan RAPBD Kota

Salatiga tahun 2005 dan 2006. Pada tahun 2007-2012, penyusunan RKPD dan RAPBD

mengacu pada Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Salatiga Tahun 2007-2012.

Renstra dan RPJMD tersebut secara substansial menjadi bagian dari RPJPD Kota

Salatiga tahun 2005-2025.

Page 14: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

5

1.6. TATA URUT

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Salatiga Tahun 2005-2025

disusun dengan tata urut sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

BAB II. KONDISI UMUM DAERAH

BAB III. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KOTA SALATIGA 2005-2025

BAB IV. SASARAN, ARAH, TAHAPAN PEMBANGUNAN KOTA SALATIGA

TAHUN 2005-2025

BAB V. PENUTUP

Page 15: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

6

BAB II

KONDISI UMUM DAERAH

2.1. KONDISI SAAT INI

Pembangunan Kota Salatiga yang telah dilaksanakan selama ini dalam kerangka

pembangunan daerah dan nasional, telah menunjukkan capaian diberbagai bidang

kehidupan masyarakat. Salah satu indikator yang dapat menunjukkan kemajuan

kesejahteraan Kota Salatiga adalah melalui perkembangan Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) yang sekaligus menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan.

Berdasarkan perhitungan IPM oleh BPS tahun 2002, nilai Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) tercatat 72,80. Capaian komponen pembentukan IPM tersebut adalah Usia

Harapan Hidup 70,2 tahun, Angka Melek Huruf 93,3 %, rata- rata lama sekolah 9,5

tahun, pengeluaran riil perkapita Rp.617.900.

Sedangkan pada tahun 2005, nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tercatat

meningkat menjadi 74,80. Capaian komponen pembentukan IPM tersebut adalah Usia

Harapan Hidup 70,3 tahun, Angka Melek Huruf 95,2%, rata- rata lama sekolah 9,5 tahun,

pengeluaran riil perkapita Rp.638.000. Dengan nilai tersebut Kota Salatiga menduduki

urutan 3 (ketiga) pada tingkat Jawa Tengah . Kondisi tersebut merupakan salah satu

indikator terhadap kualitas pembangunan manusia di Kota Salatiga. Tingginya usia

harapan hidup karena membaiknya pelayanan medis, sedangkan capaian angka melek

huruf karena keberhasilan program-program pembangunan yang mendorong meningkatnya

angka melek seperti penyediaan fasilitas belajar, guru dan peningkatan kesadaran

masyarakat untuk mengikuti wajib belajar sembilan tahun.

2.1.1. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama

2.1.1.1. Kependudukan

Jumlah penduduk Kota Salatiga pada tahun 2001 sebesar 145.301 jiwa

dan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun pada tahun 2005 terjadi penambahan

jumlah Penduduk sebesar 30.882 jiwa atau naik 21 % menjadi sebesar

176.183 jiwa dengan perincian 87.109 jiwa adalah pria, dan 89.074 jiwa

adalah wanita.

Kota Salatiga dengan luas wilayah 56,78 km2

terbagi atas 4 (empat)

kecamatan dan 22 (dua puluh dua) Kelurahan, dengan kepadatan penduduk

rata-rata sebanyak 2.578 jiwa per km2. Ditinjau dari segi persebaran

Page 16: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

7

penduduk belum merata, pada umumnya masih terkonsentrasi di daerah

perkotaan. Pada tahun 2005 rata-rata penduduk per rumah tangga tercatat

sebanyak 4,35 jiwa, jumlah penduduk usia produktif Kota Salatiga adalah

36.303 orang, diperkirakan pada tahun 2025 jumlah usia produktif ± 42.194

orang. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah/RTRW Kota Salatiga

Tahun 2004-2013, diperkirakan angka ketergantungan penduduk dalam

rumah tangga, 1 (satu) orang menanggung 4 (empat) orang dalam 1 (satu)

keluarga.

Peserta Keluarga Berencana aktif pada tahun 2001 sebesar 9.340 orang

dengan rincian yang menggunakan IUD 3.990 orang, MOP 394 orang,

MOW 2.235 orang dan susuk 2.721 orang. Peserta Keluarga Berencana aktif

pada tahun 2005 sebesar 11.156 orang dengan rincian yang menggunakan

IUD 4.100 orang, MOP 344 orang, MOW 2.205 orang dan susuk 4.506

orang. Rendahnya peserta KB pria antara lain disebabkan oleh rendahnya

pilihan alat kontrasepsi, terbatasnya layanan KB pria, dan masih ada

anggapan dalam masyarakat bahwa masalah KB merupakan urusan wanita.

2.1.1.2. Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian

Jumlah Angkatan Kerja Kota Salatiga tahun 2001 berdasarkan

kelompok umur (15-59) berjumlah 100.391 orang dan pada tahun 2005

Jumlah Angkatan Kerja turun 32.639 orang menjadi 67.752 orang atau

38,45% dari jumlah penduduk sebesar 176.183 orang. Selama 5 tahun

terakhir rata-rata jumlah angkatan kerja sebesar 55.039 orang atau 31,24%.

Jika memperhatikan dari data lapangan kerja utama baik sektor formal

maupun non formal diharapkan pada tahun-tahun mendatang angkatan kerja

yang terserap diharapakan meningkat sehingga diperlukan terobosan-

terobosan untuk penyediaan lapangan kerja yang baru. Terobosan tersebut

diantaranya adalah program transmigrasi.

Transmigrasi merupakan program nasional yang alokasinya

diprioritaskan untuk daerah yang potensi alamnya kurang subur dan padat

penduduknya. Pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 kota Salatiga

belum memberangkatkan peserta untuk bertransmigrasi.

2.1.1.3. Pendidikan

Pendidikan mempunyai peranan yang menentukan bagi masa depan

bangsa dalam penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas.

Page 17: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

8

Berdasarkan data tahun 2001 fasilitas pendidikan negeri maupun swasta

yang tersedia di Kota Salatiga sebagai berikut: SD sebanyak 96 sekolah

dengan jumlah siswa SD negeri dan swasta sebanyak 16.366, SMP sebanyak

20 sekolah dengan jumlah siswa sebanyak 9.166. SMU/SMK sebanyak 23

sekolah dengan jumlah murid SMU negeri dan swasta sebanyak 13.729.

Pada tahun 2005, fasilitas pendidikan negeri maupun swasta yang

tersedia di Kota Salatiga sebagai berikut: SD sebanyak 92 sekolah yang

terdiri dari 82 SD Negeri dan 10 SD swasta, dengan jumlah siswa SD negeri

dan swasta sebanyak 16.513, SMP sebanyak 21 sekolah yang terdiri dari 10

SMP negeri, 10 SMP swasta dan 1 SMP terbuka, , dengan jumlah siswa

sebanyak 8.999. SMU/SMK sebanyak 22 sekolah, terdiri dari 3 SMU negeri

dan 7 SMU swasta, dengan jumlah murid SMU negeri dan swasta sebanyak

5.380, serta 2 SMK negeri dan 10 SMK swasta, dengan jumlah murid SMK

negeri dan swasta sebanyak 7.572.

Lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh swasta sangat

membantu Pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan baik pada tingkat

dasar hingga perguruan tinggi dalam hal penyediaan SDM. Angka

Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) pada masing-

masing jenjang kondisi tahun 2003/2004 adalah sebagai berikut: APK untuk

SD/MI sebesar 125,97% dan APM 108,35%, APK SLTP/MTs sebesar

134,76% dan APM sebesar 102,19%, untuk APK SLTA sebesar 134,63%

dan APM 102,68%. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa penduduk

usia sekolah untuk SD, SLTP dan SLA telah dapat tertampung dan perlu

dipertahankan kedepan. Kinerja pendidikan ini belum sepenuhnya mampu

memberikan layanan pendidikan secara maksimai pada setiap jenjang.

Sementara dari sisi tenaga pendidik masih diperlukan peningkatan kualitas.

2.1.1.4. Perpustakaan

Mencerdaskan kehidupan masyarakat juga dilakukan melalui

penyediaan layanan perpustakaan dan peningkatan minat baca masyarakat.

Sampai akhir tahun 2004 jumlah perpustakaan umum 1 buah. Pada tahun

2005 perpustakaaan di Kelurahan yang aktif ada 4 buah, perpustakaan

Kelurahan lainnya sedang dalam rintisan. Sementara itu perpustakaan SLTP

22 buah, SLTA 22 buah dan PTN/PTS 6 buah. Jumlah pengunjung

perpustakaan umum pada tahun 2005 sebesar 15.750 orang dengan koleksi

Page 18: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

9

buku sebanyak 8000 buku yang dapat dijadikan referensi pelajar, mahasiswa

dan masyarakat.

2.1.1.5. Pemuda dan Olah Raga

Pada tahun 2005 jumlah pemuda sebesar 78.829 jiwa atau sekitar

52,05% dari keseluruhan jumlah penduduk. Hal ini mencerminkan jumlah

penduduk pada usia produktif sebagai potensi SDM yang cukup besar dalam

pembangunan Kota Salatiga. Namun sekaligus membutuhkan keseriusan

dalam hal pembinaan dan penyediaan lapangan kerja. Sementara itu, jumlah

organisasi kepemudaan pada tahun 2005 sebanyak 42 buah. Pada umumnya

organisasi kepemudaan ini belum berperan secara maksimal dalam

pembangunan Kota Salatiga.

Peran serta olah raga di Kota Salatiga nampak pada kegiatan PON XVI

yang berlangsung pada bulan September 2004 di Palembang yang

menampilkan 19 atlit dengan prestasi yang cukup membanggakan dalam

menyumbangkan perolehan medali Provinsi Jawa Tengah. Demikian pula

dalam PORDA Jateng tahun 2005, atlit Kota Salatiga dari 19 cabang olah

raga mampu menduduki peringkat 11 dari 35 Kabupaten/Kota se Jawa

Tengah dengan perolehan 35 medali. Tersedianya fasilitas olah raga seperti

stadion terbuka, GOR, pusat latihan, seperti Karate, Atletik, Sekolah Sepak

Bola, Bulu Tangkis, mendukung munculnya atlit-atlit berprestasi di tingkat

nasional dan internasional. Kondisi ini merupakan kekuatan yang dimiliki

oleh masyarakat Kota Salatiga. Walaupun dari jumlah penduduknya kecil,

namun prestasi olah raganya sangat bagus dilevel nasional bahkan

internasional.

2.1.1.6. Kesehatan

Perkembangan kondisi kesehatan masyarakat menunjukkan perubahan

yang positif, keberhasilan ini dapat dilihat dari beberapa indikator umum

antara lain: 1) Angka kematian bayi tahun 2001 sebesar 10,19 per 1.000

kelahiran hidup, tahun 2004 sebesar 11,72 per 1.000 kelahiran hidup,

sedangkan angka kematian ibu melahirkan 102,88 per 100.000 kelahiran

hidup pada tahun 2001 dan menurun menjadi 65,10 per 100.000 lahir hidup

pada tahun 2004, usia harapan hidup 71,4 tahun pada tahun 2004. Faktor

penentu derajat kesehatan mengindikasikan berbagai masalah kesehatan

masyarakat yang harus memperoleh prioritas yaitu kondisi status gizi

Page 19: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

10

masayarakat, pola penyakit dan perilaku hidup sehat serta kemandirian

dalam upaya kesehatan. Sampai saat ini prevalensi balita Kurang Energi

Protein (KEP) 16,6%, prevalensi HIV 3,8% pada kelompok resiko tinggi

dan masih rendahnya kemandirian masyarakat berperilaku hidup bersih dan

sehat. Banyaknya pendatang yang masuk ke Kota Salatiga juga perlu

mendapat perhatian dari pemerintah dalam hal pencegahan penyakit

menular.

Jaminan pelayanan kesehatan di Kota Salatiga dilaksanakan melalui

program kegiatan ODHA sebagai berikut; tahun 2002 jumlah sasaran 86

orang, tahun 2003 meningkat menjadi 147 orang sedangkan tahun 2004

menurun menjadi sejumlah 83 orang sasaran dan naik lagi menjadi 159

orang pada tahun 2005.

Pada tahun 2001 fasilitas kesehatan yang tersedia di Kota Salatiga

adalah: Rumah Sakit Umum sebanyak 2 buah yaitu 1 buah Rumah Sakit

Umum Daerah dan 1 buah Rumah Sakit milik TNI Angkatan Darat. Rumah

Sakit Paru 1 buah, Rumah Sakit Bersalin 3 buah, Balai Pengobatan 3 buah,

Balai Pengobatan Swasta 4 buah, Puskesmas 6 buah, Puskesmas Pembantu

15 buah, Posyandu 271 buah, Apotek 15 buah, jumlah dokter sebanyak 80

orang.

Pada Tahun 2005 fasilitas kesehatan yang tersedia di Kota Salatiga

adalah: Rumah Sakit Umum sebanyak 2 buah, Rumah Sakit Tubercolusa

Paru 1 buah, Rumah Sakit Swasta 2 buah, Rumah Sakit THT 1 buah, Rumah

Bersalin 1 buah, Puskesmas 6 buah, Puskesmas Pembantu 16 buah, Apotek

20 buah, jumlah Dokter sebanyak 105 orang. Jika dibandingkan dengan

target indikator Indonesia Sehat maka rasio tenaga medis di Kota Salatiga

cukup tinggi. Peningkatan derajat kesehatan telah menyebabkan perubahan

pola hidup sebagian masyarakat.

2.1.1.7. Kesejahteraan sosial

Berdasarkan data yang ada, dalam hal kesejahteraan masyarakat, di

Kota Salatiga masih banyak ditemui permasalahan kesejahteraan sosial.

Walaupun upaya penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial

(PMKS) terus dilakukan tetapi belum berhasil mengurangi jumlah PMKS

secara signifikan. Kondisi ini ditandai dengan meningkatnya jumlah

penduduk miskin (seperti gelandangan, pengemis, anak jalanan, dan anak

Page 20: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

11

terlantar), tindak kekerasan, korban bencana alam, dan penyandang masalah

kesejahteraan sosial lainnya.

Pada tahun 2005 terdapat anak balita terlantar sejumlah 33 orang, anak

terlantar 287 orang, anak nakal 5 orang, anak jalanan 98 orang, anak cacat

56 orang, wanita rawan sosial ekonomi 158 orang, lanjut usia terlantar 225

orang, penyandang cacat 72 orang, pengemis 87 orang, korban

penyalahgunaan NAPZA 12 orang. Untuk penanganan PMKS, di Kota

Salatiga terdapat 12 panti sosial untuk anak terlantar, 1 buah panti sosial

lanjut usia terlantar, 1 buah panti karya dan 3 buah panti sosial penyandang

cacat.

2.1.1.8. Kemiskinan

Berdasarkan data tahun 2001 jumlah rumah tangga Pra Sejahtera

sebanyak 7.528 rumah tangga (20,9 %) dari 36.012 rumah tangga. Merujuk

hasil pendataan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2005

jumlah rumah tangga miskin (RTM) di Salatiga sebanyak 9.128 RTM atau

19,68%, mengalami kenaikan sejumlah 1.400 RTM. Penanggulangan

kemiskinan telah menjadi agenda dan prioritas pembangunan serta telah

dilaksanakan dalam kurun waktu yang panjang. Berbagai strategi, kebijakan

program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan baik yang bersifat

langsung (program khusus) maupun yang tidak langsung telah

diimplementasikan. Namun demikian hasilnya belum optimal, salah satunya

ditandai dengan masih banyak penduduk miskin di Salatiga.

Penanggulangan kemiskinan bukanlah hal yang mudah diatasi mengingat

kemiskinan merupakan masalah yang multidimensional. Meskipun

demikian, Pemerintah Kota Salatiga perlu terus melakukan strategi, program

dan kegiatan untuk menanggulangi masalah kemisikinan ini, baik melalui

peningkatan kualitas SDMnya maupun mendorong dan menciptakan

lingkungan yang kondusif bagi peningkatan perekonomian masyarakat.

Upaya riil yang telah ditempuh sebagai upaya penanggulangan

kemiskinan di Salatiga adalah melalui 2 (dua) grand design yaitu

mengurangi beban pengeluaran orang miskin dan meningkatkan pendapatan

orang miskin. 2 (dua) grand design tersebut kemudian ditopang dengan 4

(empat) pilar utama kebijakan yaitu: perluasan kesempatan kerja dan

berusaha, peningkatan kapasitas SDM, penguatan kelembagaan masyarakat,

Page 21: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

12

pemenuhan jaminan sosial. Bentuk nyata dari pelaksanaan strategi tersebut

adalah dengan dilaksanakannya berbagai program antara lain Program

Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), pelatihan dan

peningkatan ketrampilan, pendampingan dan bantuan modal bergulir.

Upaya-upaya ini perlu diteruskan untuk mengentaskan kemiskinan yang ada

di Kota Salatiga.

2.1.1.9. Kebudayaan

Kota Salatiga yang lahir tepatnya pada Hari Jum'at tanggal 24 Juli 750

Masehi, memiliki beberapa jenis budaya yang hidup dan berkembang dalam

masyarakat. Budaya tersebut lahir dari proses akulturasi budaya asli dengan

budaya yang dibawa para pendatang. Peninggalan dalam bentuk Prasasti

PLUMPUNGAN sebagai salah satu benda purbakala, tradisi/upacara adat,

kesenian seperti Tari Krida Tamtama yang muncul pada tahun 1757 di

Salatiga bersamaan dengan terjadinya Perjanjian Salatiga, merupakan obyek

wisata yang menarik. Beberapa bangunan kuno yang mempunyai nilai

sejarah juga merupakan obyek wisata yang bisa dinikmati oleh masyarakat

dan dimasa mendatang perlu dipertahankan.

Adanya berbagai lembaga masyarakat, nilai-nilai budaya yang tumbuh

dan berkembang di masyarakat seperti gotong royong, kerukunan antar umat

beragama, antar etnis, keanekaragaman seni dan budaya merupakan

kekayaan Kota Salatiga dan dimasa yang akan datang perlu dilestarikan.

Upaya pelestarian ini bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai sosial dan

budaya yang baik agar supaya nilai-nilai ini tidak tergerus oleh masuknya

budaya asing yang tidak baik, yang belum tentu sesuai dengan masyarakat

kita.

2.1.1.10. Agama

Kehidupan beragama di Kota Salatiga selama ini berlangsung dalam

toleransi yang cukup tinggi dan harmonis. Keharmonisan salah satunya

dapat dilihat dari banyaknya tempat ibadah yang ada di sekitar warga yang

majemuk, seperti Masjid, Gereja, Vihara dan Pura. Jumlah tempat ibadah

pada tahun 2001 Masjid 167 buah, Musholla 290 buah, Gereja 61 buah,

Gereja Katholik 2 buah, Vihara/klenteng 5 buah, Pura 1 buah dan tahun

2005 mencapai 179 buah Masjid, Musholla 291 buah, Gereja 61 buah,

Gereja Katholik 2 buah, Vihara/klenteng 6 buah dan Pura 1 buah. Jumlah

Page 22: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

13

Pondok Pesantren tahun 2005 tercatat sebanyak 31 buah dengan jumlah

santri 284 orang.

2.1.1.11. Perempuan dan Anak

Pemberdayaan perempuan dan anak, telah menunjukkan peningkatan

yang tercermin dari peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak, tetapi

belum di semua bidang pembangunan. Kondisi anak dan remaja di Kota

Salatiga masih perlu mendapat perhatian serius. Sampai Tahun 2005 masih

terdapat 33 orang balita dan 287 orang terlantar.

2.1.2. Ekonomi

2.1.2.1. Kondisi dan Struktur Ekonomi

Kondisi makro perekonomian Kota Salatiga semakin membaik. Produk

Domestic Regional Bruto tahun 2004 atas dasar harga konstan tahun 2000

menjadi sebesar Rp. 693.287.410.000 dan pada tahun 2005 menjadi

Rp. 722.063.940.000. Ini berarti PDRB Kota Salatiga telah meningkat rata-

rata sebesar 4,15% per tahun. Pada lima tahun pertama pertumbuhannya

relatif kecil hanya sebesar 3,06% per tahun. Hal ini terjadi karena pada

waktu itu terjadi krisis ekonomi sejak medio tahun 1997, yang

mengakibatkan kemerosotan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,51% pada

tahun 1998. Kemerosotan ini mengurangi rata-rata laju pertumbuhan

ekonomi yang cukup memprihatinkan, yang pada tahun sebelumnya bisa

mencapai rata-rata 5,38%, tertekan selama 1995-1997. Namun, kemudian

telah terjadi pemulihan, dimana sampai dengan tahun 2000 rata-rata laju

pertumbuhan ekonomi dipertahankan 3,57%.

Selama tahun 1998-2004 telah terjadi perubahan struktur ekonomi

akibat perbedaan laju pertumbuhan ekonomi. Kontribusi PDRB Kota

Salatiga lebih dominan pada sektor sekunder dan tersier, sektor primer yang

terdiri sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian sangat

kecil sumbangannya. Pada tahun 2005, struktur perekonomian masih

didominasi oleh empat sektor yang menonjol yaitu sektor jasa-jasa, industri

pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan

komunikasi.

Sektor tersier yang terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran,

Page 23: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

14

sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor lembaga keuangan, persewaan

dan jasa usaha serta sektor jasa-jasa lain merupakan penyumbang terbesar.

Dalam kurun lima tahun terakhir, sektor jasa-jasa masih merupakan sektor

yang menjadi andalan terbesar di Kota Salatiga yang ditandai dengan

sumbangannya terhadap total PDRB yaitu berkisar diatas 27%, paling tinggi

dibanding sektor lain. Dibandingkan dengan keadaan tahun 2003,

sumbangan sektor jasa-jasa ini mengalami penurunan, dimana pada tahun

2004 sumbangan sektor ini terhadap pembentukan PDRB sebesar 27,18%.

2.1.2.2. Industri

Industri merupakan salah satu sektor andalan Kota Salatiga dalam

menunjang pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Jumlah

industri kecil tahun 2001 ada 1.780 unit, industri besar dengan investasi

Rp. 415.609.000.000,- dan penyerapan tenaga kerja 10.736 orang dan tahun

2005 ada 1.873 unit terdiri dari 16 unit industri besar dan sedang, 1857

industri kecil dengan total investasi Rp. 992.314.300.000, dan menyerap

tenaga kerja sebesar 13.784 orang. Kinerja sektor industri dalam penyerapan

tenaga kerja di Salatiga pada peringkat 20 dari seluruh Kota /Kabupaten di

Jawa Tengah.

2.1.2.3. Koperasi dan UMKM

Jumlah Koperasi di Salatiga tahun 2001 sebanyak 125 buah dengan

jumlah anggota sebanyak 24.950 orang dan jumlah KUD 1 buah dengan

jumlah anggota sebanyak 792 orang.

Jumlah Koperasi di Salatiga sampai tahun 2005 Koperasi Primer

sebanyak 139 buah, Koperasi sekunder 1 buah dan jumlah KUD 1 buah.

Jumlah UMKM tahun 2005 sebesar 481 buah, meningkat menjadi 119 dari

tahun 2004. Banyaknya tenaga kerja yang terserap disektor UMKM

memperlihatkan bahwa sektor UMKM sangat berpotensi dalam penciptaan

lapangan kerja, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam

rangka mengatasi kemiskinan. Sementara itu, perkembangan Koperasi di

Kota Salatiga juga cukup menggembirakan. Besar modal dan aset Koperasi

pada tahun 2004 sebesar Rp.51.505.059.000 dan pada tahun 2005 meningkat

menjadi Rp.59.699.528.000.

Page 24: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

15

Dari jumlah koperasi primer yang tersebut diatas, koperasi yang tidak

aktif sebagai berikut : 13 koperasi karyawan, 1 koperasi pasar, 1 koperasi

simpan pinjam, 7 koperasi serba usaha, 1 koperasi wanita, 3 koperasi

pemuda dan 9 koperasi lain-lain.

Permasalahan mendasar yang terjadi adalah masih lemahnya akses

UMKM terhadap pembiayaan untuk peningkatan modal usaha, khususnya

akses pada perbankan/lembaga keuangan dan lemahnya inovasi produk.

Selain itu, sektor UMKM masih terkendala dibidang pemasaran, sementara

itu, untuk Koperasi masih terkendala kualitas sumberdaya pengelola

Koperasi dan penguatan organisasinya.

2.1.2.4. Pertanian

Sebagai satu wilayah perkotaan, peranan sektor pertanian di Kota

Salatiga tidak terlalu dominan. Secara keseluruhan luas lahan pertanian

terdiri dari sawah 878,27 hektar, tegalan 1.254,41 hektar, kebun campur

716,68 hektar, dan perkebunan 181,92 hektar. Produksi padi pada tahun

2001 mencapai 652.10 ton dengan luas panen 1.304 Ha. Produksi padi pada

tahun 2005 mencapai 665.80 ton dengan luas panen 1.340 Ha. Ketersediaan

beras 27.795 ton, sementara itu kebutuhan 16.353 ton sehingga terdapat

surplus sebanyak 9.093 ton.

Pada sektor peternakan, produksi daging Kota Salatiga 1.610.093,70 kg

dan konsumsinya 7,95 kg/kapita/tahun. Sementara untuk telur, produksinya

mencapai 1.069.253,53 kg dengan konsumsi 3,85 kg/kapita/tahun. Produksi

susu Kota Salatiga 5.523.861.00 liter dan konsumsi susunya 8,70

liter/kapita/tahun. Dari hasil analisis komoditas unggulan pertanian, sektor

peternakan yaitu pemerahan susu sapi merupakan subsektor unggulan sektor

pertanian Kota Salatiga.

Pada sektor perikanan darat tahun 2001 terdapat kolam dengan luas

22.740 m2 dengan hasil produksi 25.970 kilo dan jumlah petani ikan 386

orang. Sedangkan pada tahun 2005 luas kolam meningkat menjadi 30.575

m2 dengan hasil produksi 36.323 kilo dan jumlah petani ikan 308 orang.

Ketahanan pangan di Kota Salatiga secara umum baik aspek produksi,

distribusi, dan konsumsi masuk dalam kategori mantap. Sedangkan

permasalahan konversi/alih fungsi lahan pertanian pada tahun 2005

mencapai 66.738 hektar dengan kecenderungan makin meningkat pada 5

Page 25: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

16

(lima) tahun terakhir. Sementara itu produktivitas lahan cenderung menurun

sebagai akibat perubahan kejenuhan tanah, menurunnya tingkat kesuburan

tanah, rendahnya penguasaan teknologi pertanian.

Meskipun produksi sektor pertanian di Kota Salatiga untuk sebagian

besar komoditas meningkat, namun masih belum berdampak signifikan

terhadap tingkat kesejahteraan petani.

2.1.2.5. Perdagangan

Pembangunan perdagangan di Kota Salatiga selama kurun waktu

5 tahun terakhir menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Berbagai

fasilitas pendukung pengembangan perdagangan di Kota Salatiga telah

tersedia dengan memadai dan terus berkembang lebih baik. Hal ini

mengindikasikan kegiatan usaha di Kota Salatiga cukup meningkat.

Keberhasilan perdagangan di Kota Salatiga salah satunya dapat dilihat dari

indikator kinerja perdagangannya. Jumlah pasar tradisional tahun 2001

sebanyak 13 pasar terdiri dari 1.853 pedagang los , 596 pedagang kios, dan

759 PKL. Jumlah pasar tradisional tahun 2005 sebanyak 13 pasar terdiri dari

2.460 pedagang los , 820 pedagang kios, dan 1.882 PKL.

Pada tahun 2001 nilai ekspor Rp. 21.466.339.660 ,- untuk lima jenis

barang komoditi yaitu mebel, laminating board, benang, kain grey dan kain

jadi. Pada tahun 2005 realisasi ekspor sebesar Rp. 171.773.957,26 untuk

satu jenis barang komoditi (mebel).

Perkembangan penerbitan SIUP tahun 2004 sebanyak 263 buah dan

tahun 2005 meningkat 282 buah, sedangkan TDP tahun 2004 sebanyak 179

buah dan tahun 2005 meningkat menjadi 185 buah.

2.1.2.6. Pariwisata

Kota Salatiga merupakan salah satu kota yang memiliki karakteristik

khusus di Jawa Tengah sehingga sudah menjadi ‘kota peristirahatan’ sejak

jaman Belanda karena udaranya yang dingin dan suasananya yang nyaman.

Meskipun tidak memiliki obyek wisata khusus, Salatiga merupakan satu

tujuan wisata sebagai ‘kota transit’. Meskipun sumbangannya terhadap PAD

relatif kecil, tetapi senantiasa meningkat secara signifikan dari tahun ke

tahun.

Keberhasilan sektor pariwisata, untuk menjadikan Kota Salatiga

sebagai satu tujuan wisata baru, dapat dilihat pula dari multiplier effect serta

Page 26: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

17

meningkatnya kesejahteraan masyarakat sebagai akibat perkembangan

pariwisata. Persoalan yang dihadapi berkaitan dengan promosi dan

penyediaan infrastruktur pendukung pariwisata serta persaingan antar daerah

dari obyek wisata dan daerah tujuan wisata lainnya. Pada tahun 2001 di Kota

Salatiga terdapat 8 Hotel, 51 buah Rumah Makan dan 41 buah Tempat

Hiburan dan rekreasi , sedangkan pada tahun 2005 di Kota Salatiga

terdapat 9 buah Hotel, 48 buah Rumah Makan dan 63 buah Tempat Hiburan

dan Rekreasi.

Jika melihat potensinya, kegiatan pariwisata bisa diarahkan untuk

memaksimalkan potensi yang ada seperti lembaga pendidikan, makanan

khas, meeting, incentive, conference dan exhibition.

2.1.3. Ilmu pengetahuan dan Teknologi

Perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi sejalan dengan perubahan

peradaban dan budaya manusia, yang berdampak positif dan negatif bagi kehidupan

manusia, termasuk bagi pelaksanaan pembangunan daerah. Dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, telah banyak diaplikasikan hasil-

hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, disertai dengan adanya

berbagai penelitian dan pengembangan untuk mengatasi berbagai permasalahan

strategis daerah secara terarah dan berkelanjutan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi

informasi telah diterapkan di Kota Salatiga untuk meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat. Di masa yang akan datang, Kota Salatiga perlu terus mengembangkan

infrastruktur teknologi ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan, efisiensi dan

produktivitas organisasi pemerintahan.

2.1.4. Sarana dan Prasarana

Kota Salatiga terletak di koridor Semarang-Surakarta yang dilalui jalan arteri

primer dan merupakan jalur ekonomi yang penting untuk Jawa Tengah. Pergerakan

barang dan jasa yang sedemikian besar mendorong laju perkembangan dan

pertumbuhan Kota Salatiga sehingga berdampak pada meningkatnya kebutuhan

infrastruktur kota. Pemerintah Kota Salatiga sudah mengantisipasi kebutuhan ini

dengan telah membangun Jalan Lingkar sehingga aksesibilitas dari dan ke Semarang

bisa lebih lancar dan tidak menimbulkan kemacetan jalan menuju kota.

Sarana dan prasarana kota lainnya sudah tersedia namun jumlah dan

kualitasnya masih belum memadai. Air bersih keberadaannya belum mencukupi

Page 27: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

18

secara merata. Dimasa yang akan datang, persoalan sumber air akan menjadi

masalah mengingat kondisi sumber air di Kota Salatiga debitnya semakin berkurang.

Dalam satu tahun, debit air turun rata-rata 20 cm. Secara rinci, kondisi sarana dan

prasarana kota, dijelaskan sebagai berikut:

2.1.4.1. Perhubungan

Untuk jalan dengan tekanan gandar/muatan sumbu terberat ada dua

jenis yaitu MST 5 ton yang diatur dengan Peraturan Walikota No. 55.11-

184/2004 dan MST 7 ton yang diatur dengan Keputusan Menteri

Perhubungan No. 55 tahun 1999 tentang Penetapan Kelas Jalan. Jalan yang

ada di Kota Salatiga sepanjang 507.609,00 km terdiri dari jalan arteri

29.361 km (5,58%), jalan kolektor 76.912 km (38,19%), dan jalan lokal

206.095 km (56,24%).

Kondisi prasarana jalan yang ada di Kota Salatiga secara garis besar

sudah cukup baik dengan persentase jumlah perkerasan jalan aspal 75 %

(380.784 km) dari jumlah total jalan yang ada di Kota Salatiga. Ditinjau dari

kondisi jalannya adalah sebagai berikut kondisi baik 208.397 km (41%),

kondisi sedang 89.307 km (18 %), kondisi rusak ringan 174.546 km (34 %),

dan kondisi rusak berat 35.359 km (7 %). Jalan-jalan lokal yang kondisinya

kurang baik disebabkan oleh permukaan jalan yang memburuk akibat dari

kurangnya pemeliharaan dan sistem drainase yang kurang memadai.

Bagian yang tidak terpisahkan dengan prasarana jalan adalah bangunan

pelengkap jalan seperti trotoar, saluran air/ drainase, badan jalan, jembatan

dan lainnya. Kondisi jembatan di Kota Salatiga saat ini relatif baik.

Berdasarkan data tahun 2004, jumlah yang terbangun dan panjang jembatan

adalah sebagai berikut: Kecamatan Argomulyo 24 Buah dengan panjang

total jembatan 295,60 m; Kecamatan Tingkir 15 buah dengan panjang total

jembatan 131 m; Kecamatan Sidomukti 39 buah dengan panjang total 313,2

m; Kecamatan Sidorejo 40 buah dengan panjang total jembatan 295,60 m.

Secara umum ada 2 (dua) permasalahan transportasi di Salatiga yaitu

transportasi regional dan transportasi lokal. Permasalahan transportasi

regional adalah sering terjadi kemacetan pergerakan akibat jalan yang tidak

ideal ditambah ketidak-disiplinan pengguna lalu lintas dan perkembangan

kegiatan komersial di tepi jalur regional. Sedangkan permasalahan

transportasi lokal adalah pemusatan tujuan pergerakan ke kawasan pusat

Page 28: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

19

kota, sehingga ruas-ruas jalan yang menuju atau di dalam pusat kota menjadi

sangat tinggi. Terlebih pada beban puncak yaitu sekitar jam 06.30 s/d 07.30

dan pada sore hari jam 15.30 s/d jam 18.00 baik pada ruas jalan lokal

maupun jalan regional.

Hal tersebut diperberat kondisi lebar jalan yang tidak ideal dan tidak

sebanding dengan perkembangan jumlah pertumbuhan otomotif. Besarnya

tuntutan masyarakat akan pembangunan tidak sebanding dengan

kemampuan anggaran untuk peningkatan jalan, selanjutnya rendahnya

partisipasi masyarakat dalam pembangunan prasarana jalan serta

peningkatan jumlah kendaraan dan pengguna jalan yang melewati Kota

Salatiga mengakibatkan ketidaklancaran lalu lintas seperti: kemacetan,

kecelakaan, peningkatan polusi udara yang berdampak pada terjadinya

ekonomi biaya tinggi.

Rencana pembangunan jalan tol Semarang-Solo yang melewati wilayah

administrasi Kota Salatiga diharapkan mampu mengatasi gangguan

kelancaran Lalu lintas yang berdampak pada akselerasi pertumbuhan

ekonomi dan perkembangan wilayah. Selanjutnya rencana pembangunan

lokasi Gate Jalan Tol (pintu tol) di daerah Barukan diharapkan bukan satu-

satunya Gate di wilayah Salatiga. Perlu mempertimbangkan lokasi Gate

strategis yang kedua yaitu dari arah Bawen ke Salatiga. Rencana ini sangat

strategis dan memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi yakni akses ke jalan

alternatif (jalan lingkar) dan Rawapening sebagai obyek wisata alam.

Adapun rute pembangunan jalan alternatif antara jalan Sukarno Hatta

wilayah Kelurahan Cebongan melingkar ke arah utara barat sampai dengan

jalan Fatmawati tepatnya wilayah Kelurahan Blotongan sepanjang ± 12 km

diharapkan akan mampu mengatasi kemacetan lalu lintas, mendorong

pengembangan wilayah, pemerataan pertumbuhan yang selama ini tersentral

di pusat kota dan sekaligus mendorong perkembangan industri di wilayah

BWK IV sesuai dengan arahan pengembangan kebijakan Tata Ruang Kota

Salatiga. Adapun jalan alternatif dibagi menjadi 3 ruas:

Ruas I Jalan Sukarno Hatta s/d Jalan Hasanudin;

Ruas II Jalan Hasanudin s/d Jalan Imam Bonjol;

Ruas III Jalan Imam Bonjol s/d Jalan Fatmawati.

Page 29: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

20

Kepadatan arus lalu lintas Semarang-Solo dan sebaliknya memiliki

kerawanan kecelakaan lalu-lintas, kepadatan lalu-lintas, dan kemacetan Ialu

lintas. Sementara sepanjang jalur tersebut belum memiliki bus bay di setiap

titik pemberhentian bus yakni di titik lokasi yang dipilih dimana

penumpang/pengguna angkutan khususnya bis regional / lintas

Kabupaten/Kota berkumpul (titik bangkitan penumpang). Adapun titik

bangkitan penumpang yang tidak memenuhi persyaratan lebar jalan sebagai

berikut:

Arah Semarang : ABC, Pasar Rejosari, Klaseman, Pasar Jetis, Kauman

(depan Denpom)

Arah Solo (Surakarta) : Depan Poltas, Pertigaan Kalinongko, Pasar

Rejosari.

Pada titik-titik bangkitan penumpang tersebut sangat mendesak dan penting

dibangun dan disediakan busway, sehingga bus-bus yang berhenti

menurunkan/menaikkan penumpang tidak berada pada badan jalan, sehingga

tidak mengganggu kendaraan lain yang melintas pada jalur yang sudah

ditentukan.

Tidak kalah pentingnya penataan parkir sangat berpengaruh terhadap

kondisi ketertiban lalu lintas di perkotaan, Saat ini pelayanan parkir di

Kota Salatiga sebagian besar masih menggunakan badan jalan (on street)

sehingga mengurangi fungsi jalan dan berakibat tidak tertibnya lalu-lintas ,

sedangkan parkir off street hanya sebagian kecil saja terutama perkantoran .

2.1.4.2. Telekomunikasi

Prasarana Telekomunikasi yang ada pada tahun 2001 kapasitas terpasang

sebesar 11.993 SST terdiri dari 9.828 SST Rumah Tangga , 1021 SST bisnis

dan 1144 pemerintahan, umum, sosial, dan peribadatan .

Sedangkan pada tahun 2004 mengalami kenaikan menjadi 15.499 SST

dengan perincian 13.954 Rumah Tangga , 1.173 SST bisnis dan 3.72 SST

pemerintahan, umum, sosial, dan peribadatan .

2.1.4.3. Terminal

Jenis prasarana transportasi Kota Salatiga berupa terminal saat ini

adalah terminal Tingkir Tipe B yang posisi tepatnya di Kelurahan Tingkir

Tengah dan berada di jalur utama regional Semarang - Solo (Surakarta).

Posisi terminal memiliki potensi strategis dengan adanya rencana

Page 30: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

21

pembangunan jalan tol Semarang - Solo, dengan akses interchange atau gate

jalan tol ke terminal Tingkir. Terminal Tingkir memiliki aksesibilitas ke rute

jalan aiternatif yang berada ditengah BWK IV sebagai wilayah industri

sesuai kebijakan Tata Ruang Kota Salatiga. Diperkirakan pada terminal

Tingkir menjadi tempat pertemuan arus laiu lintas jalan ke Suruh, ke

Semarang, ke Solo yang melalui Jalan Tol maupun Jalan alternatif. Guna

mengantisipasi akumulasi lalu lintas di titik tersebut perlu penataan dan

pengelolaan managemen transportasi yang memadai seperti pemasangan

trafic light, pembangunan busway di titik keramaian.

Terminal Tipe C di Kota Salatiga seperti terminal Pasar Rejosari dan

Terminal Tamansari tidak difungsikan lagi karena sudah tidak memenuhi

persyaratan dan mengakibatkan ketidaknyamanan lalu lintas Kota Salatiga.

Permasalahan transportasi di Kota Salatiga sebagaimana tersebut diatas

memerlukan perhatian serius. Meningkatnya mobilitas penduduk di Kota

Salatiga menuntut peningkatan kebutuhan sarana dan prasarana transportasi.

Sementara Kota Salatiga belum memiliki sarana dan prasarana transportasi

yang memadai seperti terminal type C, car parking/tempat parkir off site,

traffic light dalam jumlah yang memadai, busway atau tempat berhentinya

angkutan kota atau penumpang yang aman dan nyaman, halte atau bus stop

yang tertata dan bersih, modal angkutan yang layak, sistim tranportasi yang

sustainable seperti Mass Rapid Transport (MRT) dan lainnya.

2.1.4.4 Perumahan dan Permukiman

Masih ada perumahan dan permukiman kondisinya belum memadai

sebagai sarana dan prasarana dasar yang sangat berpengaruh terhadap

kelangsungan dan kualitas kehidupan manusia. Ketersediaaan sumber

dayanya erat keterkaitannya dengan pertumbuhan penduduk, kesehatan,

pendidikan, lingkungan hidup, dan kemiskinan.

Pada tahun 2004 terdapat 32.259 unit rumah sedangkan jumlah KK

yang ada 37.342 maka selisih antara jumlah rumah dan jumlah KK terdaftar

ada kesenjangan kebutuhan rumah (back log) sebesar 5.083 unit rumah.

Kondisi perumahan pada tahun 2005 terjadi penurunan kesenjangan

kebutuhan rumah (back log) sebesar 3.043 unit rumah dengan laju

Page 31: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

22

pertumbuhan rata-rata sebesar 982 unit rumah/tahun.

Sampai dengan tahun 2005 terdapat 34.920 unit terdiri dari tipe A

sebanyak 17.055 unit (49%), tipe B 10.677 unit (30%), tipe C 7.368 unit

(4%). Kepadatan bangunan tertinggi ada di wilayah Kelurahan

Kutowinangun yaitu 57,3 %, kemudian Kelurahan Kalicacing yaitu 21,1 %,

Kelurahan Salatiga 11,6 %, Kelurahan Sidorejo Lor yaitu 10,5 % dan

Kelurahan Mangunsari yaitu 9,9 %.

Terjadinya pemusatan kegiatan perekonomian kota menyebabkan

terjadinya konsentrasi permukiman di pusat kota dan terjadinya kawasan

permukiman kumuh. Di Kota Salatiga ada beberapa kawasan yang

diindentifikasikan sebagai kawasan kumuh antara lain: Kelurahan

Kalicacing RW IV, Kelurahan Dukuh di Dukuh Warak, Lingkungan

Krasak/Juranggunting Kelurahan Ledok, Kampung Jangkungan Kelurahan

Mangunsari, Kampung Margosari Kelurahan Salatiga, dan Kampung

Mrican Kelurahan Gendongan. Berdasarkan pada kenampakan fisik

perumahan dan permukiman di Kota Salatiga, dapat dilihat bahwa pola

pemukiman Kota Salatiga memiliki kecenderungan lebih terpusat di pusat

kota (BWK I).

2.1.4.5. Pengelolaan Air Minum

Pola jaringan drainase/irigasi yang ada di Kota Salatiga lebih banyak

mengikuti pola jaringan jalan yang ada. Dalam perkembangan terakhir

kondisi drainase pembilas/pengglontoran kota tidak berfungsi lagi akibat

kerusakan saluran penghantar yang hulunya di daerah Senjoyo.

Daerah-daerah dengan ketinggian diatas 600 dpal antara lain di wilayah

Kecamatan Argomulyo, Tegalrejo bagian atas, Cebongan, Noborejo,

Randuacir, Kumpulrejo, merupakan daerah rawan air. Pelayanan air minum

oleh PDAM belum mencakup seluruh wilayah Kota Salatiga. Sistim

jaringan air minum di Kota Salatiga mengikuti jaringan jalan yang ada.

Debit penyaluran air bersih rumah tangga di Kota Salatiga cenderung

meningkat pada tahun 1995 sebesar 3.133.309 m3, pada tahun 2026

diprediksi sebesar 13.282.423 m3.

Bertambahnya penduduk Kota Salatiga menyebabkan semakin

tingginya kebutuhan air bersih, dan penurunan kualitas sanitasi lingkungan.

Sementara itu kebutuhan air bersih dan sanitasi lingkungan saat ini telah

Page 32: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

23

menjadi isu internasional (Millenium Development Goal 2015) dimana

kebutuhan terhadap pemenuhan air bersih menjadi hal yang sangat penting

dan menjadi prioritas utama. Oleh karena itu kondisi sanitasi di Kota

Salatiga perlu perbaikan dan penataan di lokasi tertentu seperti daerah pasar

dan permukiman yang padat. Perbaikan dan penataan sanitasi perlu

pemberdayaan masyarakat, pemerintah dan swasta seperti yang telah

dilaksanakan yakni pembangunan sanitasi yang berbasis masyarakat

(SANIMAS) Kalitaman Kelurahan Salatiga.

Kebutuhan air bersih masyarakat Salatiga, selain dipenuhi dari air

permukaan seperti tersebut diatas juga memanfaatkan air bawah tanah.

Litologi kota Salatiga yang tersusun dari batuan breksi volkanik

mempengaruhi pola alir air bawah tanahnya. Selama ini belum ada

penelitian tentang potensi air bawah tanah Kota Salatiga tetapi melihat

litologi penyusunnya diperkirakan potensi air bawah tanah cukup besar.

Sebaran kedalamannya tidak merata. Untuk kecamatan Tingkir, Sidorejo,

wilayah Sidomukti bagian barat laut relatif dangkal air bawah tanahnya,

kontras dengan wilayah kecamatan Sidomukti bagian barat daya dan

kecamatan Argomulyo air bawah tanahnya sangat dalam.

Pemanfaatan air bawah tanah untuk industri pada tahun 2001 sebesar

350 m3/hari, meningkat 400 m3/hari pada tahun 2002 dan pemakaian terus

meningkat pada tahun 2005 menjadi 450 m3/hari.

2.1.5. Politik dan Tata Pemerintahan

Meningkatnya tarap hidup dan derajat pendidikan masyarakat serta terbukanya

informasi, menimbulkan tuntutan yang lebih besar dan meningkatnya partisipasi

politik, namun saluran yang tersedia tidak memadai.

Tingginya dinamika politik dan perlunya kondisi dan sinkronisasi ketentuan

normatif maka lahirlah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah untuk mengganti undang-undang sebelumnya.

Partisipasi dan kesadaran politik masyarakat cukup tinggi ditunjukkan dengan

keikutsertaan masyarakat mempergunakan hak suaranya ± 80 % pada pemilu 2004.

Dari hasil Pemilihan Legislatif Jumlah dan komposisi perolehan kursi legislatif

masing-masing parpol di Kota Salatiga terinci sebagai berikut : Partai Golkar = 6

orang, PDIP = 4 0rang, PKPI = 4 Orang, PKS = 4 Orang, PKB = 2 0rang, PDS = 1

Orang, Partai Demokrat = 2 Orang, dan PAN = 1 Orang

Page 33: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

24

2.1.6. Keamanan dan Ketertiban

Keamanan dan ketentraman sebagai salah satu prasyarat utama untuk

keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Pada era reformasi tidak terjadi

peningkatan gangguan kriminalitas walaupun tingkat pengangguran, kemiskinan dan

faktor ekonomi lainnya cukup tinggi. Perkembangan kasus pelanggaran hukum yang

dilaporkan dan pada tahun 2004 ada 5006 perkara dan pada tahun 2005 meningkat

10.176 perkara. Pelanggaran yang sering terjadi dan meningkat pada pelanggaran

lalu lintas. Kondisi Kota Salatiga masih tampak semrawut dan kusam khususnya

pada bagian kota tertentu yang disebabkan oleh kurang tertibnya pedagang kaki lima,

periklanan, pemanfaatan trotoar, keindahan taman-taman kota.

2.1.7. Hukum dan Aparatur

2.1.7.1. Hukum

Pembangunan bidang hukum telah menunjukkan perkembangan sesuai

dinamika penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik. Selama lima

tahun terakhir telah dibentuk 40 buah Peraturan Daerah yang berupa Perda

baru maupun revisi atas Perda lama yang tidak sesuai dengan kondisi

dinamika penyelenggaraan pemerintahan.Tindak pidana pada tahun 2003

sejumlah 805 kasus , tahun 2004 sejumlah 425 kasus dan pada tahun 2005

turun jadi 202 kasus. Sementara untuk kasus perdata tahun 2003 sejumlah

46 kasus , tahun 2004 sebanyak 32 kasus dan pada tahun 2005 sebanyak 31

kasus. Berbagai permasalahan yang ditemukan selama ini terkait dengan

aspek hukum adalah masih lemahnya kinerja penegakan hukum daerah

terhadap berbagai pelanggaran yang terjadi, masih perlu ditingkatkannya

kualitas produk hukum daerah, perlu dikembangkannya budaya/kesadaran

hukum masyarakat.

2.1.7.2. Aparatur

Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah terdapat pelimpahan

pegawai dari instansi vertikal (pegawai pusat) sehingga sampai dengan

akhir tahun 2005 jumlah pegawai sebanyak 3.804 Pegawai Negeri Sipil dan

730 orang Tenaga Kontrak. Pada satu sisi jumlah pegawai yang cukup besar

merupakan aset daerah, namun yang penting adalah optimalisasi dan

profesionalisasi sumberdaya.

2.1.8. Wilayah, Tata Ruang dan Pertanahan

2.1.8.1. Wilayah

Page 34: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

25

Kota Salatiga dalam konteks kota-kota di Jawa Tengah sebagai kota

yang mempunyai herarki (ordo III) sebagai sub pembangunan wilayah WP I,

serta dalam lingkup Kabupaten Semarang, Kota Salatiga difungsikan

sebagai kota hirarki-2 bersama Kota Ungaran dan Kota Ambarawa. Kota-

kota hirarki-2 di Kabupaten Semarang difungsikan sebagai Pusat Kegiatan

Wilayah (PKW). Wilayah Kabupaten Semarang memiliki 3 Wilayah

Pembangunan (WP), yaitu WP memiliki wilayah Kota Ungaran dan

sekitarnya, WP II meliputi Kota Ambarawa dan sekitarnya dan WP III

meliputi wilayah Kota Salatiga dan sekitarnya. Wilayah Pembangunan III

(Wilayah Salatiga dan sekitarnya) Kota Salatiga sebagai pusat pelayanan.

Kondisi ini menjadikan fungsi Kota Salatiga sebagai distribusi pariwisata

( transit ), pusat perdagangan dan jasa ( pengembangan ekonomi wilayah

dan daerah penyangga, pusat pendidikan dan olah raga bagi daerah

penyanggga ).

2.1.8.2. Tata Ruang

Luas Kota Salatiga adalah 5.678,11 Ha, dari luas tersebut penggunaan

lahan dirinci menurut luasannya adalah sebagai berikut: pekarangan

52,84%; tegalan 29,41%; sawah 14,3%; lain-lain 3,45%.

Bila dilihat lagi untuk luasan kawasan tidak terbangun adalah seluas

3000,253 ha atau sebesar 53,38%, sedangkan kawasan terbangun yang

tersisa yang masih bisa disediakan adalah sebesar 45,42% diluar kawasan

konservasi dan daerah tangkapan air 1,20%. Sedangkan kondisi saat ini

kawasan terbangun ada pada Kecamatan Argomulyo (17,01%), Kecamatan

Sidorejo (15,49%), Kecamatan Sidomukti (11,18%), dan Kecamatan Tingkir

(9,17%) secara keseluruhan dibandingkan dengan luas lahan yang ada.

Sedangkan wilayah yang mampu memberikan peluang untuk dikembangkan

menjadi kawasan terbangun yang terbesar adalah di Kecamatan Argomulyo

(14,33%), yang dimungkinkan dibangun Desa Noborejo (4,01%), Desa

Randuacir (93,93%), dan Desa Kumpulrejo (3,71%). Untuk Kecamatan

Sidorejo (12,13%), yang dimungkinkan dibangun adalah di Desa Blotongan

(4,34%).

Penggunaan tanah di suatu daerah merupakan cerminan/perwujudan

interaksi antara manusia dengan tingkat teknologi yang dimiliki, jenis usaha,

kondisi fisik dan jumlah penduduk yang ada dalam wilayah tersebut. Pada

Page 35: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

26

tahun 2004 kondisi penggunaan tanahnya dapat digambarkan sebagai

berikut:

1) Wilayah terbangun seluas 2579,06 ha atau 45,42 % dari luas kota yang

terdiri: perumahan: 2.307,80 ha; jasa 183,72 ha;

perusahaan/perdagangan 33,32 ha; perindustrian 54,22 ha.

2) Wilayah belum terbangun seluas 3.031,28 ha atau seluas 53,38%

dari luas Kota yang terdiri dari: sawah 878,27 ha; tegalan 1.254,41 ha;

kebun campur 716,68 ha; perkebunan 181,92 ha.

3) Penggunaan lain-lain, yang meliputi antara lain jalan, sungai seluas

67,97 ha atau 1,20 % dari luas kota.

Secara existing pola struktur ruang adalah konsentris dengan masih

terpusatnya kegiatan utama pada pusat kota disertai pola jaringan jalan yang

linier, seperti sumbu dengan jalur-jalur jalan yang bermuara di jalan

utama/arteri primer, dan struktur ruang berpusat pada daerah Central

Busines District (CBD) sebagai down town/pusat kegiatan utama kota

(terdapat fasilitas perdagangan, jasa, dan permukiman dengan kepadatan

tinggi), yaitu pada kawasan Jalan Diponegoro dan Jalan Jendral Sudirman.

Hal ini menandakan belum terdistribusinya persebaran penduduk dengan

baik. Struktur ruang kota dilayani oleh sistem jaringan jalan utama arteri

primer yang linier dari arah utara - selatan. Jalan utama di Salatiga yang

merupakan jalan nasional menjadi prasarana transportasi Jawa Tengah jalur

selatan ke arah Semarang, Surakarta, Surabaya dan ke Yogyakarta.

Perkembangan permukiman terpola sesuai alur prasarana transportasi

perhubungan jalan yang ada. Dengan direalisasinya jalan alternatif

diharapkan mendorong bagi penyebaran dan pengembangan kegiatan ke

arah selatan dan barat. Pengembangan wilayah ke arah selatan dan barat

(barat daya) bisa terbangun suatu percepatan jika magnit-magnit

pengembangan ke arah barat daya dibangun. Oleh sebab itu ruang yang

terbentuk antara jalan Jenderal Sudirman, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan

Veteran merupakan ruang yang sangat strategis untuk menarik kegiatan

yang terpusat di daerah Pasar Raya I ke arah selatan dan barat, karena

dengan kegiatan ekonomi di lokasi tersebut akan mampu mempengaruhi

kegiatan ekonomi daerah selatan dan barat. Ruang yang terbentuk antara

Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Ahmad Yani dan Jalan Veteran dapat

Page 36: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

27

dipandang sebagai kawasan segitiga emas Salatiga.

Daerah tersebut merupakan peluang untuk pengembangan wilayah

sekaligus pengembangan ekonomi Kota Salatiga. Adapun kondisi

perkembangan Kota Salatiga sebagai berikut: Kota Salatiga berada pada

koridor utama jalur Semarang-Surakarta menyebabkan perkembangan fisik

kota ke arah perkembangan dan pertumbuhan yang cenderung berkembang

secara linear memanfaatkan kegiatan pada jaringan jalan utama kota/arteri

primer.

2.1.8.3. Pertanahan

Kota Salatiga yang terletak di kaki gunung Merbabu tersusun dari

empat macam jenis tanah berupa aluvial coklat kelabu dengan lokasi di

sebagian kecamatan Sidomukti, kecamatan Tingkir, kecamatan Sidorejo dan

sebagian kecil di kecamatan Argomulyo dengan luas sebesar 10% dari luas

wilayah Kota Salatiga. Andosol coklat terdapat di barat daya wilayah

kecamatan Sidomukti. Luas andosol coklat meliputi 1 % dari wilayah Kota

Salatiga. Latosal coklat kemerahan menyusun sebagian kecil wilayah

kecamatan Sidomukti dengan luasan sebesar 14% dari luas wilayah Kota

Salatiga. Latosol coklat merupakan jenis tanah yang paling dominan

penyusun Kota Salatiga menempati 75 % dari seluruh wilayah meliputi

kecamatan Sidomukti, kecamatan Tingkir, kecamatan Sidorejo dan

kecamatan Argomulyo

Berdasarkan aspek penguasaan tanah, status penguasaan tanah di

wilayah Kota Salatiga secara garis besar pada tahun 2001 dapat

diklasifikasikan sebagai berikut : tanah bersertifikat 1.756,77 ha dan tanah

belum bersertifikat 3.921,34 ha. Pada tahun 2004 tanah bersertifikat

1.955,45 ha dan tanah belum bersertifikat 3.722,66 ha

2.1.9. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

2.1.9.1. Sumber Daya Alam

a. Air

Kota Salatiga dilalui oleh 4 (empat) sungai utama yaitu Ngawen,

Ngaglik, Senjoyo dan sungai Bendo. Sistem Drainase di Kota Salatiga

terbagi atas dua sistem, yaitu drainase basah dan kering.

Drainase kering merupakan saluran yang mengalirkan air pada

musim hujan, sedangkan drainase basah merupakan saluran yang

Page 37: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

28

mengalir setiap tahun, disamping itu juga digunakan sebagai saluran

pembilas dalam kota. Namun yang terletak di luar pusat kota, jaringan

drainase/irigasi masih berupa saluran tanah, sedangkan di pusat kota

jaringan drainase sudah menggunakan kontruksi permanen.

Terdapat 4 (empat) potensi mata air yang ada di Kota Salatiga

antara lain: mata air Kalitaman, mata air Kalisombo, mata air Benoyo dan

mata air Senjoyo. Pelayanan air bersih di Kota Salatiga dilayani oleh

PDAM. Ketersediaan air bersih di Kota Salatiga dari berbagai sumber

baik perpipaan dan non perpipaan sebagai berikut: PDAM Kota Salatiga,

PDAM Kabupaten Semarang, Artetis (sumur dalam), dan sumur dangkal.

Pemenuhan kebutuhan air bersih (PDAM) Kota Salatiga untuk saat

ini dilayani oleh PDAM Salatiga dan sebagian dilayani oleh PDAM Kab.

Semarang. Sebagian besar daerah ketinggian dengan sumur dangkal/gali

pada saat kemarau tidak berfungsi karena tidak ada air dangkal/kering.

b. Energi

Data jumlah SPBU pada tahun 2001 sebanyak 3 unit, agen minyak

tanah 2 unit dan agen LPG 1 unit. Pada Tahun 2005 jumlah SPBU

sebanyak 4 unit, agen minyak tanah 2 unit dan agen LPG 2 unit

c. Pertambangan dan Penggalian.

Di Kota Salatiga potensi yang ada berupa bahan galian golongan C,

yang di prediksi sejumlah 837,25 juta m3 yang tersebar di 4 (empat)

kecamatan sampai dengan tahun 2005 belum dimanfaatkan secara

optimal.

2.1.9.2. Lingkungan Hidup

Menurunnya kualitas lingkungan hidup seperti: pencemaran

lingkungan, penebangan pohon-pohon besar, menurunnya debit air pada

sumber mata air, pencemaran sungai karena pembuangan sampah-sampah

sembarangan, banjir di beberapa tempat merusak prasarana fisik kota yang

ada. Kota Salatiga memiliki lahan sawah yang harus dipertahankan guna

menjaga keseimbangan ekosistem dan ketahanan pangan nasional, sesuai

dengan Perda Propinsi Jawa Tengah Nomor 21 Tahun 2003 tentang Rencana

Tata Ruang Propinsi Jawa Tengah bahwa ada kesepakatan antara

Bupati/Walikota se Jawa Tengah untuk mempertahankan lahan sawah yang

produktif dari alih fungsi lahan.

Page 38: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

29

Pengolahan persampahan di Kota Salatiga dilakukan melalui dua

sistem. Sistem pertama adalah sistem tradisional dengan cara menimbun

atau membakar dan dengan sistem pengelolaan melalui lembaga yang ada di

DPLH.

Volume sampah di Kota Salatiga dari tahun 2001 - 2004 adalah sebagai

berikut:

1. Tahun 2001 Produksi 371,37 M3 - Terangkut 354,15 M3;

2. Tahun 2002 Produksi 363,25 M3 - Terangkut 327,40 M3;

3. Tahun 2003 Produksi 363,98 M3 - Terangkut 328,06 M3;

4. Tahun 2004 Produksi 367,40 M3 - Terangkut 334,00 M3;

Sarana dan prasarana persampahan Pemerintah Kota Salatiga terbatas

sehingga belum semua sampah dapat terangkut dan dikelola dengan optimal

padahal jumlah sampah rumah tangga yang ada di Kota Salatiga pada tahun

2025 diperkirakan 287,12 m3/hari.

2.2. TANTANGAN

Banyak kemajuan yang telah dicapai tetapi banyak pula tantangan atau masalah

kedepan yang belum sepenuhnya terselesaikan. Perlu upaya-upaya penanganan dalam

pembangunan daerah 20 tahun kedepan, baik bidang sosial budaya dan kehidupan

beragama, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, keamanan dan ketertiban, hukum dan

aparatur, pembangunan wilayah dan tata ruang, penyediaan sarana dan prasarana, serta

pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup.

2.2.1. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama

Tantangan pembangunan dan sumber daya manusia dalam kurun waktu 20

tahun kedepan adanya tuntutan kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana

permukiman, pendidikan, utilitas perkotaan.

Dalam bidang ketenagakerjaan tantangan kedepan adalah perlunya pembukaan

lapangan kerja baru guna menampung angkatan kerja secara bertahap dan

memberikan peluang usaha bagi masyarakat luas. Kualitas SDM dan ketrampilannya

perlu terus menerus ditingkatkan agar siap pakai dan memiliki daya saing tinggi.

Penduduk atau sumber daya manusia merupakan salah satu penentu

keberhasilan pembangunan. Tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas

sumberdaya antara lain mencakup penyediaan sarana dan prasarana yang

memenuhi syarat, pemerataan persebarannya, menyediakan pelayanan pendidikan

Page 39: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

30

dengan biaya terjangkau, kualitas mutu tenaga pendidik, kualitas/mutu lulusan yang

mengarah kepada kebutuhan/bursa tenaga kerja dimasa mendatang baik untuk dalam

negeri maupun luar negeri.

Tantangan kedepan dibidang kesehatan yang harus di antisipasi adalah

beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh perubahan pola hidup dan perubahan

lingkungan, disamping tuntutan akan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan,

profesionalisme aparatur kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan, dan

mewujudkan budaya perilaku sehat masyarakat Kota Salatiga.

Di bidang kebudayaan tantangan yang dihadapi dimasa mendatang adalah

besarnya pengaruh luar/globalisasi informasi yang dapat dengan mudah diperoleh

melalui media cetak, elektronik dan visual (TV dll), sehingga perlu pelestarian

kearifan lokal dan dituntut pribadi yang kuat agar tidak kehilangan indentitas bangsa

dan tidak terjadi degradasi moral dikalangan generasi muda.

2.2.2. Ekonomi

Pembangunan ekonomi Kota Salatiga sampai saat ini telah menunjukkan

adanya peningkatan yang cukup signifikan, namun masihbelum dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan menciptakan lapangan pekerjaan secara memadai.

Oleh karena itu, tantangan pembangunan ekonomi pada dua puluh tahun ke depan

adalah meningkatkan pendapatan perkapita serta pemerataan sehingga secara

bertahap kesejahteraan masyarakat pada akhir periode pembangunan dapat mencapai

tingkat kesejahteraan minimal setara dengan kota-kota lainnya yang lebih maju.

Tantangan kedepan dibidang keuangan daerah adalah masih besarnya

ketergantungan dari penerimaan keuangan dari sumber dana perimbangan dan belum

seimbangnya proporsi pengeluaran daerah. Angka ketergantungan penerimaan

keuangan dari sumber dana perimbangan menurun dari 87,21% pada tahun 2004

menjadi 85,48% pada tahun 2005. Kondisi demikian menuntut intensifikasi dan

ekstensiflkasi PADS dan program-program pengembangan investasi.

Meningkatnya jumlah penduduk, tingginya alih fungsi lahan dapat

mengganggu ketahanan pangan wilayah dan masyarakat. Tantangan kedepan adalah

mengantisipasi, mengendalikan, dan mengurangi secara bertahap permasalahan-

permasalahan tersebut di atas, serta terus berupaya meningkatkan produktivitas hasil-

hasil pertanian secara berkelanjutan.

2.2.3. Ilmu pengetahuan dan Teknologi

Tantangan utama yang dihadapi adalah semakin derasnya pengaruh

Page 40: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

31

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menuntut perubahan sikap dan

perilaku agar tidak menjadi korban perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

seperti memunculkan kesenjangan arus globalisasi yang berdampak pada

perubahan paradigma sistem dan mekanisme pemerintahan. Institusi dan aparatur

harus semakin tanggap dan mampu dalam menyiapkan dan mengaplikasikan

berbagai hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, meningkatkan

sumber daya dan membudayakan IPTEK pada masyarakat serta hasil-hasil

peneiitian demi menunjang pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

2.2.4. Sarana dan Prasarana

Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya di bidang sosial

budaya dan perekonomian pada waktu dua puluh tahun ke depan akan membawa

konsekwensi terhadap ketersediaan sarana prasarana wilayah yang memadai.

Apabila dilihat kondisi sarana dan prasarana saat ini untuk dapat memenuhi cakupan

layanan dan kenyamanan bagi masyarakat yang berkualitas, maka hal tersebut

menjadi tantangan yang cukup berat pada masa datang. Pembangunan di bidang

perhubungan, seiring dengan perkembangan dan dinamika masyarakat serta

perkembangan perekonomian wilayah memiliki banyak tantangan. Meningkatnya

mobilitas penduduk di Kota Salatiga menuntut peningkatan kebutuhan sarana dan

prasarana transportasi.

Tantangan ke depan perlunya pembangunan dan penataan sub terminal guna

menata sarana transportasi dari luar kota non bus, agar terbangun sinergisitas antara

kepentingan pengguna jalan dengan pembangunan di bidang transportasi oleh

Pemerintah. Permasalahan transportasi di Kota Salatiga sebagaimana tersebut diatas

memerlukan perhatian serius. Sementara Kota Salatiga belum memiliki sarana dan

prasarana transportasi yang memadai seperti terminal type C, car parking/tempat

parkir off site, traffic light dalam jumlah yang memadai, busway atau tempat

berhentinya angkutan kota atau penumpang yang aman dan nyaman, halte atau bus

stop yang tertata dan bersih, modal angkutan yang layak, sistim tranportasi yang

sustainable seperti Mass Rapid Transport (MRT) dan lainnya. Ketersediaan lahan

parkir yang semakin terbatas sehingga perlu penyediaan dan pembangunan parkir off

street dengan pengembangan vertikal ke atas ataupun ke bawah seperti

pembangunan basemen dan perlu adanya regulasi tentang fasilitas parkir.

2.2.5. Politik dan Tata Pemerintahan

Perkembangan dalam bidang politik dan tata pemerintahan seiring dengan

Page 41: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

32

semakin meningkatnya kesadaran politik dan implementasi kebijakan desentralisasi

menjadi fokus perhatian bagi pemerintah maupun masyarakat. Oleh karena itu,

tantangan yang dihadapi dalam bidang politik dalam pelaksanaan desentralisasi di

berbagai bidang adalah peningkatan kedewasan politik bagi masyarakat dan

pengembangan budaya politik, sehingga mampu mendorong demokratisasi yang

lebih transparan dan lebih bertanggung jawab, non diskriminatif serta mampu

menciptakan iklim kondusif yang didukung oleh tata pemerintahan yang baik.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dan menguatnya pelaksanaan

desentralisasi, tantangan utama yang dihadapi dimasa mendatang di bidang

pelayanan publik adalah semakin meningkatnya tuntutan publik akan sistem

pelayanan publik yang bermutu, transparan, akuntabel,mudah, murah, cepat, patut

dan adil kepada seluruh masyarakat serta pelaksanaan prinsip-prinsip tata

kepemerintahan yang baik guna menunjang kepentingan masyarakat dan dunia

usaha, serta mendorong partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.

2.2.6. Keamanan dan Ketertiban

Tantangan yang dihadapi dalam bidang keamanan dan ketertiban pada masa

yang akan datang adalah peningkatan gangguan keamanan, ketertiban yang

disebabkan dampak permasalahan ekonomi, kependudukan, ketenagakerjaan

maupun faktor lainnya, misalnya ketertiban berlalu-lintas, pedakang kaki lima,

kebersihan, dan masalah tata ruang. Kesadaran masyarakat yang tanggap terhadap

berbagai potensi ancaman dan gangguan kamtibmas perlu ditingkatkan bersama

dengan peningkatan sistem pengelolaan keamanan dan ketertiban yang komprehensif

dan partisipatif, khususnya dalam rangka mewujudkan kemandirian masyarakat

untuk mengelola keamanan dan ketertiban tanpa terlalu bergantung kepada peran

pemerintah.

2.2.7. Hukum dan Aparatur

Tantangan pembangunan hukum pada masa yang akan datang adalah jaminan

akan kepastian, rasa keadilan dan perlindungan hukum. Hal ini sejalan dengan

semakin besarnya tuntutan untuk membentuk tata peraturan daerah yang baik disertai

dengan peningkatan kinerja lembaga aparatur hukum serta peningkatan kesadaran

hukum masyarakat dan HAM

Tantangan kedepan terkait dengan aspek kelembagaan adalah tuntutan institusi

pemerintah untuk dapat memberikan kinerja terbaik dalam penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik, mampu mengatasi dan

Page 42: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

33

mengakomodasi dampak positif perubahan lingkungan eksternal maupun internal

dari berbagai aspek, seperti desentralisasi, demokratisasi, regulasi, globalisasi

maupun perkembangan teknologi dan informasi.

Tantangan di bidang aparatur adalah terciptanya peningkatan kapasitas dan

budaya kerja aparatur yang bermoral,profesional, produktif dan bertanggung jawab

agar aparatur mampu mewujudkan tata pemerintahan dan pelayanan yang baik

sesuai dengan tuntutan masyarakat.

2.2.8. Wilayah dan Tata Ruang

Meningkatnya dinamika dan aktivitas penduduk sejalan dengan semakin

mantapnya pelaksanaan otonomi daerah, pengaruh arus perdagangan bebas, dan

penurunan kualitas sumber daya alam. Dalam kondisi seperti ini ruang akan menjadi

komoditi yang sangat strategis. Untuk itu pelaksanaan penataan ruang yang aman,

nyaman, produktif dan berkelanjutan merupakan tantangan ke depan yang harus

dihadapi dan dipersiapkan bersama dengan seluruh stakeholders. Seiring dengan

meningkatnya kebutuhan ruang, maka kebutuhan akan lahan juga meningkat pula,

sehingga tantangan yang dihadapi pada bidang pertanahan adalah peningkatan

pelayanan administrasi pertanahan yang berpihak pada kepentingan masyarakat yang

telah mulai dirintis saat ini melalui sistem manajemen pertanahan berbasis

masyarakat.

2.2.9. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Laju pembangunan selain berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan

rakyat juga berdampak negatif terhadap fungsi lingkungan hidup.

Tantangan 20 tahun ke depan adalah ketersediaan bahan pangan makin

terbatas disebabkan oleh meningkatnya konversi lahan sawah dan lahan produktif

lainnya menjadi kawasan terbangun, buruknya kondisi jaringan irigasi dan

prasarananya, rendahnya produktifitas pertanian/perkebunan.

Kondisi kemiskinan dan terbatasnya pilihan lapangan kerja, berakibat pada

tidak pedulinya sebagian masyarakat akan pentingnya kelestarian alam. Hal ini

berdampak pada penurunan sumber daya dan semakin memperparah daerah aliran

sungai, sehingga berdampak terhadap ketersediaan sumber daya air. Pengeboran dan

pemakaian air bawah tanah /eksploitasi air tanah secara besar-besarn oleh industri

dan hotel akan menyebabkan penurunan air tanah. Selain itu akibat paling nyata dari

eksploitasi air tanah secara berlebihan adalah penurunan permukaan air tanah.

Tantangan ke depan adalah perlunya penyediaan air bersih secara inovatif,

Page 43: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

34

peningkatan cakupan layanan air bersih, mewujudkan regulasi dan pengawasan

pengambilan air tanah.

Peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan sosial ekonomi masyarakat

berpengaruh terhadap perkembangan produksi sampah per hari baik langsung

maupun tidak langsung, sehingga tantangan ke depan dituntut untuk pengelolaan

sampah yang ramah lingkungan dan inovatif.

2.3. MODAL DASAR

Modal Dasar pembangunan daerah adalah seluruh sumber kekuatan daerah, baik

yang berskala lokal, regional, maupun nasional yang secara riil maupun potensial dimiliki

dan dapat digunakan untuk pembangunan Kota Salatiga yang merupakan bagian integral

dari pembangunan nasional dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1. Secara geografis terletak berdekatan dengan ibukota Provinsi Jawa Tengah, Kota

Semarang yang merupakan pusat kegiatan perekonomian, pemerintahan, sosial dan

budaya bagi daerah-daerah di Jawa Tengah dan berada pada jalur utama Provinsi Jawa

Tengah, yaitu jalur Semarang-Surakarta, dan juga jalur alternatif menuju Ambarawa-

Magelang-Yogyakarta. Jalur ini merupakan jalur yang menghubungkan Jawa Tengah

bagian utara dan bagian selatan. Keberadaan jalur-jalur tersebut dan intensitas lalu

lintas yang melewati Kota Salatiga akan menimbulkan peluang perkembangan pada

kegiatan perdagangan, jasa, pariwisata atau kegiatan lain.

2. Kota Salatiga telah berhasil mewujudkan jatidirinya sebagai satu kota yang maju dan

modern, dan dengan semakin berkembangnya sarana perhotelan dan pertemuan yang

dikemas dalam konsep MICE (Meeting, incentives, conference dan exhibition) dengan

didukung dengan cuaca yang sejuk dan tatakota yang bersih telah menjadikan Kota

Salatiga menjadi salah satu kota tujuan wisata/meeting di Jawa Tengah.

3. Pusat Pelayanan Kegiatan Wilayah dengan fungsi sebagai Kota Pendidikan dan olah

raga, Keberadaan fasilitas pendidikan yang tersedia dari pendidikan Dasar sampai

pendidikan Tinggi, serta pusat pendidikan dan latihan Sepak Bola dan Atletik Kota

Salatiga mampu memberikan fasilitas pelayanan pendidikan dan olah raga dalam

skala Regional maupun Nasional. Sebagai fungsi Kota Perdagangan dan Jasa, Kota

Salatiga berperan penting sebagai titik simpul penyebar bagi produk-produk dari dan

ke daerah sekitarnya.

4. Pusat Pelayanan Kegiatan Wilayah dengan fungsi sebagai Jasa Wisata. Kondisi

topografi yang bergelombang dan berbukit serta iklim yang sejuk, hijau dan asri

merupakan modal sebagai daya tarik untuk jasa wisata. Kota Salatiga merupakan

Page 44: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

35

bagian pengembangan Wilayah segitiga Joglosemar (Yogyakarta - Solo - Semarang),

yang memiliki kompleksitas peran strategis, karena berada pada koridor utama jalur

Semarang - Surakarta dan berpotensi sebagai tempat transit, kondisi ini menjadikan

potensi Kota Salatiga sebagai kota tujuan wisata.

5. Potensi Sumber Daya Manusia yang ada merupakan modal dasar pembangunan yang

sangat penting, tersedia angkatan kerja produktif, memiliki institusi pemerintah yang

didukung oleh kualitas aparatur yang cukup baik yang didukung pula oleh banyaknya

lembaga pendidikan baik swasta maupun negeri yang mampu mencetak dan

menyediakan SDM yang dapat didaya gunakan bagi pembangunan daerah.

6. Tersedianya fasilitas pendidikan yang memadai dari tingkat TK hingga Perguruan

Tinggi baik yang bersifat umum, kejuruan ,keagamaan, adanya sekolah internasional,

tempat pendidikan non formal, sekolah berbasis komunitas serta beaya hidup yang

relatif murah membawa nama Kota Salatiga semakin dikenal dan menarik minat

masyarakat luas baik dalam maupun luar negeri untuk belajar di Kota Salatiga. Hal

tersebut dapat mendorong sektor-sektor jasa penunjang kependidikan yang dapat

memberikan kontribusi bagi pertumbuhan perekonomian Kota Salatiga.

7. Potensi penunjang bagi pembangunan daerah yaitu situasi lingkungan yang kondusif,

yang didukung oleh beberapa lembaga kemasyarakatan yang ada di Salatiga seperti :

Majelis Puasa, Forum Hati Beriman dan sebagainya. Keberagaman masyarakat

Salatiga dapat terlihat dengan adanya keberagaman suku, ras, budaya dan agama

namun sangat religius, humanis, berperilaku sesuai dengan norma agama yang dianut,

berbudaya dan berbudi luhur, serta selalu menjunjung tinggi solidaritas dan toleransi.

Kota Salatiga dikenal dengan Kota yang aman, tenteram dan nyaman. Hal tersebut

tampak dengan tidak berkembangnya konflik baik antar etnis maupun agama.

Lingkungan budaya masyarakat juga mendukung, selama ini Salatiga terkenal dengan

istilah Indonesia Mini karena terdapat mahasiswa yang belajar dari seluruh pelosok

tanah air, ternyata mereka dapat hidup berdampingan dan berinteraksi dengan

masyarakat Salatiga. Oleh karena itu mendukung Salatiga menjadi Kota yang nyaman

untuk belajar dan berusaha.

Page 45: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

36

BAB III

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KOTA SALATIGA

TAHUN 2005 - 2025

Berdasarkan kondisi Kota Salatiga saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 20 (dua puluh)

tahun mendatang dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki Kota Salatiga maka

keberagaman di masyarakat yang religius merupakan anugerah dan menjadi nilai dalam

merumuskan Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kota Salatiga tahun 2005-2025 sebagai

berikut:

3.1. VISI

"SALATIGA YANG MAJU, DEMOKRATIS DAN NYAMAN "

Visi tersebut di atas mengamanahkan kepada Pemerintah Kota Salatiga, masyarakat,

swasta dan segenap pemangku kepentingan yang bersatu dalam keberagaman suku,

budaya dan agama untuk mewujudkan Kota Salatiga menjadi Kota yang Maju, Demokratis

dan Nyaman. Adapun makna visi tersebut adalah :

Maju, bermakna bahwa Kota Salatiga sebagai kota yang semakin mempunyai

keunggulan komparatif dan kompetitif serta didukung oleh kualitas sumber daya manusia

yang semakin baik. Kemajuan tersebut dapat diukur dari beberapa indikator. Pertama,

kemajuan masyarakat Kota Salatiga diukur dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi,

peningkatan pendapatan perkapita dan pemerataan distribusinya, berkembangnya sektor

jasa perdagangan dan industri, iklim usaha dan penanaman modal yang semakin kondusif,

produktif dan berkembang, dengan memperhatikan potensi lokal, sumber daya manusia

lebih berkualitas dan produktif, tingkat pendidikan masyarakat lebih baik, penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semakin tinggi dan mampu mengadaptasi perkembangan

global, kesempatan memperoleh pendidikan yang semakin merata, meningkatnya derajat

kesehatan masyarakat, laju pertumbuhan penduduk yang lebih kecil, meningkatnya peran

serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan, masyarakat Kota Salatiga mampu

memenuhi tuntutan kebutuhan dan pembangunan yang dibutuhkan masyarakat,

mempunyai semangat dan lebih mampu menghadapi tantangan, serta dapat diukur dari

peningkatan kemampuan dan kekuatan untuk melaksanakan pembangunan, peningkatan

kemampuan keuangan daerah, ketergantungan dari pihak lain secara bertahap semakin

berkurang, peran serta masyarakat yang semakin meningkat dalam proses perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah, ketersediaan SDM

pemerintahan yang semakin berkualitas, tata kelola pemerintahan yang lebih baik,

Page 46: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

37

terjalinnya kerjasama regional dan internasional yang lebih baik, kehidupan masyarakat

baik sosial, politik, yang lebih bermoral, beretika, dan berbudaya.

Demokratis, bermakna bahwa Kota Salatiga melaksanakan demokrasi berlandaskan

hukum, etika, moral, kesantunan, memperkuat kelembagaan politik, kelembagaan

masyarakat sipil, peran serta masyarakat, menjunjung tinggi hak dan kewajiban pihak lain,

memperkuat kualitas pelaksanaan otonomi daerah dan mengedepankan supremasi hukum

dalam rangka mewujudkan ketentraman dan ketertiban.

Nyaman, bermakna bahwa terciptanya suasana dan kondisi kehidupan masyarakat

Kota Salatiga yang sehat, tertib, bersih indah dan aman. Warga Kota Salatiga merupakan

insan yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME menurut agama dan keimanan

masing-masing dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Adanya kondisi

yang harmonis, senantiasa memperhatikan keseimbangan material maupun spiritual

sehingga terjalin hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara segenap pemangku

kepentingan, dengan memperhatikan kondisi lingkungan, fasilitas dan utilitas kota yang

semakin baik, hasil-hasil pembangunan yang lebih merata dan berwawasan lingkungan,

serta meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sumber daya alam dan

melestarikan fungsi lingkungan hidup.

3.2. MISI

Untuk mewujudkan visi Kota Salatiga diatas, maka ditetapkan misi sebagai berikut:

1. Mewujudkan peningkatan kualitas SDM yang ditandai peningkatan penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi agar mampu mengadaptasi perkembangan global dengan

tetap berlandaskan pada norma, nilai-nilai luhur masyarakat, iman dan takwa agar dapat

menarik minat masyarakat luas baik dari dalam maupun luar negeri untuk belajar di Kota

Salatiga, sehingga dapat mendorong tumbuhnya sektor-sektor lain yang

menghasilkan berbagai jasa. Indikator yang akan digunakan untuk mewujud misi ini

adalah adanya peningkatan pemerataan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan

kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu, berkembangnya lembaga-lembaga

pendidikan dan pelatihan, peningkatan kualitas akademik dan profesionalisme SDM

pendidikan, peningkatan kualitas dan partisipasi pemuda dalam pembangunan,

berkembangnya seni budaya dan prestasi olah raga, meningkatnya kualitas tenaga kerja

yang mempunyai daya saing tinggi, meningkatnya kesejahteraan, perlindungan serta

kemandirian tenaga, meningkatnya kesejahteraan, perlindungan serta kemandirian

tenaga kerja, terciptanya lapangan kerja baru dan perluasan lapangan kerja dan

meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. Disamping

Page 47: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

38

penguasaan seperti tersebut diatas, pembangunan SDM Kota Salatiga juga diarahkan untuk

mewujudkan kehidupan masyarakat yang religius berdasar agama yang dianutnya,

bermoral, beretika dan berbudaya ditandai dengan semakin meningkatnya toleransi,

solidaritas, rasa kebangsaan, beretika, bermoral, santun dan beradab dalam kehidupan

sosial politik yang berbudaya, berwawasan kebangsaan dalam bingkai Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

2. Mewujudkan peningkatan perekonomian daerah berbasis pada potensi lokal yang

berorientasi pada ekonomi kerakyataan, hal ini ditandai dengan meningkatnya

PDRB Kota, kesempatan berusaha, optimalisasi potensi ekonomi lokal, pemberdayaan

usaha UMKM, serta terciptanya iklim usaha yang kondusif, meningkatnya pendapatan

perkapita masyarakat, meningkatnya nilai tambah yang berorientasi pada

peningkatan produktifitas, kesejahteraan petani baik pertanian pangan, hortikultura,

perikanan, peternakan, perkebunan, dan kehutanan, berkembangnya pertanian

perkotaan, dengan konsep pengembangan agribisnis, agar mampu bersaing dipasar

lokal maupun regional, serta mendukung ketahanan pangan nasional, meningkatnya

potensi sumberdaya secara terpadu, akses dan perluasan pasar ekspor bagi komoditas

unggulan daerah, optimalnya kegiatan ekonomi lokal, sistem distribusi yang efektif

dan efisien dan terjaminnya kepastian berusaha, meningkatnya peran koperasi, UMKM

sebagai pelaku ekonomi yang semakin berbasis IPTEK, berdaya saing, mandiri, dan

berakar pada masyarakat, menguatnya kewirausahaan, kelembagaan, dan produktifitas

yang didukung oleh peningkatan adaptasi kebutuhan pasar dan pemanfaatan hasil

inovasi dalam iklim usaha yang sehat, serta memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan penciptaan lapangan kerja baru untuk

mengurangi pengangguran dan kemiskinan sehingga meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, meningkatkan penanaman modal, pengembangan usaha daerah, dan

perluasan kesempatan kerja yang ditandai meningkatnya nilai investasi dalam negeri

maupun asing, guna mendukung pertumbuhan ekonomi, secara berkelanjutan dan

berkualitas, meningkatnya iklim usaha yang kondusif dengan dukungan perijinan yang

mudah, cepat, dan transparan, terpenuhinya sarana dan prasarana investasi yang

memadai dan terjaminnya kepastian hukum, dengan harapan akan dapat

menyerap/membuka lapangan kerja baru serta mewujudkan keunggulan komparatif dan

kompetitif yang ditandai dengan pengelolaan pembangunan Kota Salatiga yang efektif,

efisien, produktif dan berlanjut serta mengembangkan potensi daerah secara kreatif dan

inovatif didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan menguasai ilmu

Page 48: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

39

pengetahuan yang tetap berlandaskan pada norma dan nilai-nilai luhur masyarakat. Di

era globalisasi, keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif merupakan faktor

utama daya saing dalam memproduksi suatu barang maupun jasa agar dapat bersaing

baik pada pasar domestik maupun pasar luar negeri.

3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik yang ditandai dengan

meningkatnya kinerja pelayanan publik yang berorientasi kepada kepuasan masyarakat,

meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan kemandirian keuangan daerah dalam

rangka pelaksanaan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung- jawab,

meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan berkurangnya penyandang masalah

kesejahteraan sosial serta penduduk miskin, terkendalinya pertumbuhan penduduk,

meningkatnya kesejahteraan keluarga, tersedianya sistem administrasi kependudukan

yang terpadu, meningkatnya peran serta kelembagaan masyarakat dalam setiap proses

pembangunan, meningkatnya kesetaraan dan keadilan gender, dan terjaminnya hak-hak

tumbuh kembang anak, meningkatnya keimanan dan ketaqwaan, kerukunan antar umat

beragama, interen umat beragama dan umat beragama dengan pemerintah, meningkatnya

derajat kesehatan masyarakat serta mewujudkan perilaku lingkungan yang sehat di

dukung oleh profesionalisme aparatur kesehatan, meningkatnya Sistem Informasi

Manajemen Pemerintahan Daerah (SIMDA) dalam upaya memberikan layanan terpadu

pada masyarakat didukung oleh sarana, prasarana dan teknologi yang semakin memadai

serta mewujudkan kerjasama regional dan internasional yang ditandai dengan

meningkatnya kontak dagang dengan investor asing, meningkatnya kerjasama

pengembangan pendidikan, kesehatan, ekonomi, pengembangan ekonomi, budaya dan

kerjasama bidang pembangunan sarana dan prasarana serta penguatan hukum dan HAM.

Kerjasama regional dan internasional merupakan langkah strategis dalam rangka

meningkatkan kemandirian, diarahkan pada peningkatan kerjasama yang saling

menguntungkan dengan daerah lain baik dalam negeri maupun luar negeri guna

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4. Mewujudkan demokrasi berdasarkan hukum yang ditandai meningkatnya jaminan

kepastian hukum, meningkatnya rasa keadilan untuk semua warga masyarakat tanpa

membedakan kelas sosial, ras, etnis, maupun agama, meningkatnya perlindungan

hukum bagi masyarakat, menjunjung tinggi HAM, meningkatnya kesetaraan gender,

meningkatnya integritas dan profesionalisme aparat penegak hukum, meningkatnya

kedisiplinan dan kepatuhan masyarakat pada peraturan dan hukum serta berupaya

mewujudkan ketentraman dan ketertiban masyarakat yang ditandai semakin

Page 49: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

40

bertumbuhnya kesadaran masyarakat untuk ikut serta menjaga keamanan dan ketertiban

umum.

5. Mewujudkan pembangunan kota yang berwawasan lingkungan yang ditandai

dengan pembangunan dilaksanakan sesuai tata ruang kota yang berkelanjutan, wawasan

lingkungan dan berorientasi pada keindahan, lestari dan kenyamanan kota serta

didukung partisipasi masyarakat yang tinggi, meningkatnya sistem manajemen

transportasi kota yang efektif, efisien dan berlanjut (sustainable) untuk menciptakan

kondisi tertib, aman, nyaman, lancar pada tingkat pelayanan transportasi kota, lintas

Kabupaten/Kota dan lintas Provinsi, meningkatnya efektifitas dan efisiensi sistem

manajemen irigasi dan drainase, agar tercipta kenyamanan dan kesehatan lingkungan

perkotaan, terpenuhinya kebutuhan perumahan, sarana dan prasarana pendukung,

lingkungan yang sehat, nyaman, terjangkau semua lapisan masyarakat, peningkatan

efektifitas dan efisiensi sistem pengelolaan sampah yang ramah lingkungan agar

tercipta kenyamanan dan kesehatan lingkungan hidup manusia, terpenuhinya kebutuhan

air bersih dan perbaikan sanitasi yang memadai, guna terciptanya kesehatan

lingkungan permukiman perkotaan, terpenuhinya kebutuhan fasilitas umum dan

fasilitas kota yang berkualitas untuk masyarakat dan menarik bagi wisatawan.

6. Mewujudkan fasilitas dan utilitas Kota yang berkualitas dan memadai yang

ditandai dengan semakin meningkatnya aksesibilitas masyarakat, melalui peningkatan

kualitas jalan, jembatan, sarana dan sistem transportasi, meningkatkan penerangan jalan,

meningkatnya fasilitas air minum, energi listrik, sarana komunikasi dan sarana

perekonomian masyarakat serta sarana sosial, taman kota, sport zone dan peribadatan

masyarakat.

Page 50: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

41

BAB IV

SASARAN, ARAH DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

TAHUN 2005-2025

4.1. SASARAN POKOK PEMBANGUNAN

Tujuan pembangunan jangka panjang daerah Kota Salatiga tahun 2005-2025 adalah

mewujudkan Salatiga yang maju, demokratis dan nyaman, sebagai landasan bagi tahap

pembangunan berikutnya menuju masyarakat yang adil dan makmur dalam wilayah Provinsi

Jawa Tengah yang bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan

Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Sebagai ukuran tercapainya Kota Salatiga yang maju, demokratis dan nyaman,

pembangunan daerah dalam dua puluh tahun mendatang diarahkan pada pencapaian sasaran-

sasaran pokok sebagai berikut:

4.1.1. Terwujudnya SDM yang berkualitas melalui peningkatan penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi agar mampu mengadaptasi perkembangan global

dengan tetap berlandaskan pada norma dan nilai-nilai luhur masyarakat, yang

ditandai dengan:

1. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang ditandai dengan

meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan berorientasi Iptek.

2. Meningkatnya pribadi dan karakter masyarakat yang berakhlak mulia,

bermoral,beriman bertaqwa dan berbudi luhur.

3. Meningkatnya pemerataan sarana dan prasarana pendidikan.

4. Meningkatnya kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu.

5. Berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan.

4.1.2. Terwujudnya peningkatan perekonomian daerah berbasis pada potensi lokal

yang berorientasi pada ekonomi kerakyatan., yang ditandai dengan :

1. Meningkatnya PDRB Kota, kesempatan berusaha, optimalisasi potensi ekonomi

lokal, pemberdayaan UMKM, serta terciptanya iklim usaha yang kondusif.

2. Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat.

3. Terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan

kompetitif.

Page 51: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

42

4. Meningkatnya perkembangan perindustrian,perdagangan, pariwisata, agrobisnis

serta jasa dengan kualitas pelayanan lebih bermutu dan berdaya saing global serta

menjadi motor penggerak perekonomian.

5. Meningkatnya produksi,produktivitas dan nilai tambah hasil-hasil potensi daerah

yang berkelanjutan.

4.1.3. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, yang ditandai dengan :

1. Meningkatnya partisipasi dan kesadaran politik masyarakat terutama menyangkut

hak dan kewajiban warga negara serta institusionalisasi partai politik dalam

kegiatan politik.

2. Meningkatnya kualitas pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha.

3. Meningkatnya profesionalisme aparatur daerah untuk mewujudkan tata

pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, beretika, dan bertanggung jawab,

serta mampu mendukung pembangunan yang bebas dari korupsi, kolusi dan

nepotisme (KKN).

4. Meningkatnya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan yang

bersih, efisien, efektif, transparan, profesional dan akuntabel.

5. Meningkatnya pemanfaatan sumber daya dan organisasi yang efektif dan efisien.

6. Meningkatnya peran kelembagaan lokal yang mampu mengakomodasi tuntutan

perubahan dan berperan aktif dalam pembangunan daerah.

4.1.4. Terwujudnya demokrasi berdasarkan hukum, yang ditandai dengan :

1. Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang selalu mendasarkan diri pada

ketentuan perundangan yang berlaku dalam setiap pengambilan keputusan.

2. Terciptanya penegakan hukum tanpa memandang kedudukan, pangkat, dan

jabatan seseorang demi supremasi hukum dan terciptanya penghormatan pada

hak-hak asasi manusia.

3. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan

publik.

4. Meningkatnya kapasitas masyarakat untuk dapat mencukupi kebutuhan dirinya,

berpartisipasi dalam proses pembangunan dan mengawasi jalannya

pemerintahan.

5. Terwujudnya konsolidasi demokrasi pada berbagai aspek kehidupan politik.

6. Meningkatnya sikap dan perilaku, toleransi , solidaritas antar agama, antar suku,

ras, budaya, kepercayaan, meningkatnya keharmonisan hubungan antara anggota

masyarakat dengan segala macam perbedaan yang ada.

Page 52: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

43

4.1.5. Terwujudnya penataan pembangunan yang berwawasan lingkungan, yang

ditandai dengan:

1. Meningkatnya pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan

Hidup dengan penerapan prinsip pembangunan yang berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan.

2. Meningkatnya kualitas sumber daya air, udara, dan tanah sesuai baku mutu dan

terlindunginya kesehatan masyarakat dari dampak akibat pencemaran.

3. Meningkatnya kesadaran , sikap mental, dan perilaku masyarakat dalam

pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan, serta mengurangi dampak

bencana alam.

4. Meningkatnya pelaksanaan pembangunan sesuai tata ruang kota.

5. Meningkatnya kualitas lingkungan perkotaan yang sesuai dengan kehidupan yang

baik, berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat.

4.1.6. Terwujudnya fasilitas dan utilitas Kota yang berkualitas dan memadai, yang

ditandai dengan :

1. Meningkatnya infrastruktur wilayah sehingga dapat meningkatkan aksesibilitas

dan mobilitas faktor-faktor yang mendukung berkembangnya aktivitas produksi.

2. Meningkatnya perumahan layak huni yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas

pendukungnya untuk mewujudkan daerah tanpa permukiman kumuh.

3. Meningkatnya keterpenuhan dan pemeratan kebutuhan prasarana dan sarana

pelayanan dasar dalam rangka peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan

masyarakat.

4.2. ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG TAHUN 2005-2025

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Salatiga Tahun 2005 -2025 diarahkan

untuk mencapai "SALATIGA YANG MAJU, DEMOKRATIS DAN NYAMAN". Untuk

mencapai Visi dan Misi Kota Salatiga, maka ditetapkan arah pembangunan sebagai

berikut:

4.2.1. Mewujudkan SDM yang berkualitas melalui Peningkatan penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi agar mampu mengadaptasi perkembangan global

dengan tetap berlandaskan pada norma dan nilai-nilai luhur masyarakat.

1. Peningkatan penguasaan ilmu dan teknologi

Page 53: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

44

2. Peningkatan pemerataan sarana dan prasarana pendidikan.

3. Peningkatan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu.

4. Peningkatan dan pengembangan sekolah-sekolah kejuruan serta lembaga-lembaga

pendidikan dan pelatihan.

5. Peningkatan kualitas akademik dan profesionalisme SDM pendidikan.

6. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.

7. Peningkatan masyarakat berpengetahuan (The knowledge society)

8. Peningkatan Pendidikan Anak Usia Dini

9. Peningkatan pengarusutamaan gender bidang pendidikan

10.Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses,

pemerataan, dan mutu tenaga pelayanan kesehatan.

11.Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, penanganan masalah gizi, mutu

tenaga kesehatan dan perbaikan manajemen tenaga kesehatan

12.Peningkatan Kualitas Usia Lanjut

13.Pembinaan olah raga berprestasi.

14.Peningkatan kualitas dan partisipasi pemuda dalam pembangunan.

15.Peningkatan kualitas tenaga kerja yang mempunyai daya saing tinggi.

16.Peningkatan kesejahteraan, perlindungan tenaga kerja.

17.Peningkatan Pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

18.Peningkatan kehidupan masyarakat yang beriman dan bertakwa, bermoral,

beretika dan berbudaya.

19.Peningkatan sikap saling menghormati, berpikir dan bersikap positif, saling

mengakui eksistensi keberagaman, peningkatan keimanan , peningkatan sikap

inklusif dalam kehidupan beragama.

20.Pengembangan seni budaya.

4.2.2. Mewujudkan peningkatan perekonomian daerah berbasis pada potensi lokal

yang berorientasi pada ekonomi kerakyataan.

1. Peningkatan pengelolaan pembangunan Kota Salatiga yang efektif, efisien dan

produktif serta mengembangkan potensi daerah secara kreatif dan inovatif.

2. Peningkatan investasi pemerintah dan swasta, guna mendukung pertumbuhan

ekonomi, secara berkelanjutan dan berkualitas, mengembangkan iklim usaha

yang kondusif dengan dukungan perijinan yang mudah, cepat, dan transparan,

terpenuhinya sarana dan prasarana investasi yang memadai dan terjaminnya

kepastian hukum, dengan harapan akan dapat menyerap/membuka lapangan

Page 54: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

45

kerja baru

3. Peningkatan potensi sumberdaya secara terpadu, akses dan perluasan pasar ekspor

bagi komoditas unggulan daerah, optimalnya kegiatan ekonomi lokal, sistem

distribusi yang efektif dan efisien dan terjaminnya kepastian berusaha.

4. Peningkatan PDRB, kesempatan kerja dan berusaha, optimalisasi potensi

ekonomi lokal, pemberdayaan usaha UMKM, serta terciptanya iklim usaha yang

kondusif.

5. Peningkatan peran Koperasi, UMKM sebagai pelaku ekonomi yang semakin

berbasis IPTEK, berdaya saing, dan berakar pada masyarakat, menguatnya

kewirausahaan, kelembagaan, dan produktifitas yang didukung oleh peningkatan

adaptasi kebutuhan pasar dan pemanfatan hasil inovasi dalam iklim usaha yang

sehat, serta memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi daerah dan penciptaan lapangan kerja baru untuk mengurangi

pengangguran dan kemiskinan sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

6. Peningkatan nilai tambah yang berorientasi pada meningkatnya

produktifitas, kesejahteraan petani baik pertanian pangan, hortikultura, perikanan,

peternakan, perkebunan, berkembangnya pertanian perkotaan, dengan konsep

pengembangan agribisnis, agar mampu bersaing dipasar lokal maupun regional,

serta mendukung ketahanan pangan nasional.

4.2.3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Terwujudnya Tata Kelola

Pemerintahan yang baik diarahkan pada aparatur yang semakin berkualitas,

profesional, bersih dan bermartabat, serta semakin meningkatnya peran dan

fungsi pemerintahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

didukung oleh infrastruktur dan teknologi maju.

1. Peningkatan kinerja pelayanan publik sesuai dengan standar mutu pelayanan

yang berorientasi pada terciptanya kepuasan masyarakat.

2. Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah dalam rangka pelaksanaan

otonomi daerah yang nyata dan bertanggung-jawab.

3. Peningkatan profesionalisme aparatur daerah yang bersih berwibawa, beretika

dan bertanggung jawab serta bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme

4. Peningkatan Sistem Informasi Manajemen Pemerintahan Daerah (SIMDA)

dalam upaya memberikan layanan terpadu pada masyarakat didukung oleh

sarana, prasarana dan teknologi yang semakin memadai.

5. Peningkatan kerjasama regional dan internasional. Kerjasama regional dan

Page 55: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

46

internasional merupakan langkah strategis dalam rangka meningkatkan

kemandirian, diarahkan pada peningkatan kerjasama yang saling menguntungkan

dengan daerah lain baik dalam negeri maupun negeri guna meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

6. Pengembangan kebijakan pemerintah yang disusun berdasarkan kajian dan

analisis disertai dukungan data dan informasi yang mutakhir, valid dan

terpercaya.

7. Peningkatan penataan kelembagaan daerah sesuai dengan kewenangan yang

dimiliki daerah.

8. Peningkatan peran serta kelembagaan masyarakat dalam setiap proses

pembangunan.

4.2.4. Mewujudkan demokrasi yang berdasarkan hukum, bermartabat,

bertanggungjawab dan berkeadilan.

1. Peningkatan integritas dan profesionalisme aparat penegak hukum

2. Peningkatan disiplin dan kepatuhan masyarakat pada peraturan dan hukum serta

terwujudnya ketentraman dan ketertiban masyarakat.

3. Peningkatan Ketentraman dan ketertiban kehidupan masyarakat, merupakan

faktor penunjang utama terlaksananya pembangunan fisik, ekonomi.

4. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk ikut serta menjaga keamanan dan

ketertiban umum.

5. Peningkatan pemahaman paradigma politik yang desentralisasi, dan pendidikan

politik.

6. Peningkatan profesionalitas dan kemandirian masyarakat politik dan masyarakat

sipil

7. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap nilai dan etika

demokrasi, menghargai kesetaraan derajat individu sebagai manusia yang sama

tanpa membedakan jenjang sosial.

4.2.5. Mewujudkan penataan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

1. Pengendalian pencemaran dan kerusakan LH dengan penerapan prinsip

pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang, dengan

penegakan hukum yang tidak diskriminatif.

2. Peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat, dunai usaha dan industri

dalam memelihara lingkungan.

3. Peningkatan pelaksanaan pembangunan sesuai tata ruang kota yang

Page 56: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

47

berkelanjutan, berwawasan lingkungan dan berorientasi pada keindahan,

lestari dan kenyamanan kota.

4. Peningkatan pelaksanaan pembangunan sesuai tata ruang kota yang

berkelanjutan, dengan menjaga potensi sumber daya alam.

5. Peningkatan pemahaman rencana tata ruang sebagai acuan kebijakan spasial bagi

pembangunan di setiap sektor.

4.2.6. Mewujudkan fasilitas dan utilitas Kota.

1. Peningkatan efektifitas dan efisiensi sistem pengelolaan sampah yang ramah

lingkungan agar tercipta kenyamanan dan kesehatan lingkungan hidup manusia.

2. Peningkatan aksesibilitas masyarakat, melalui peningkatan kualitas jalan,

jembatan, sarana dan sistem transportasi.

3. Peningkatan efektifitas dan efisiensi sistem manajemen irigasi dan drainase, agar

tercipta kenyamanan dan kesehatan lingkungan perkotaan.

4. Pengembangan penyusunan RTRW dalam rangka mengoptimalkan struktur dan

pola pemanfaatan ruang.

5. Peningkatan penerangan jalan, peningkatan fasilitas air minum, energi listrik,

sarana komunikasi dan sarana perekonomian masyarakat serta sarana sosial,

taman kota, sport zone dan tempat peribadatan masyarakat.

6. Peningkatan pemenuhan kebutuhan air bersih dan perbaikan sanitasi yang

memadai, guna terciptanya kesehatan lingkungan permukiman perkotaan.

7. Peningkatan pemenuhan kebutuhan perumahan, sarana dan prasarana pendukung,

lingkungan yang sehat, nyaman, terjangkau semua lapisan masyarakat.

8. Peningkatan sistem manajemen transportasi kota yang efektif, efisien dan

sustainable untuk menciptakan kondisi tertib, aman, nyaman, lancar pada tingkat

pelayanan transportasi kota, lintas Kabupaten/Kota dan lintas Provinsi.

4.3. TAHAPAN DAN SKALA PRIORITAS PEMBANGUNAN

4.3.1. RPJMD I (2005-2009)

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Salatiga Tahun 2005 -2025

diarahkan untuk mencapai "SALATIGA YANG MAJU, DEMOKRATIS DAN

NYAMAN". Untuk mencapai visi dan misi Kota Salatiga, maka ditetapkan

arah pembangunan jangka menengah I sebagai berikut:

4.3.1.1. Mewujudkan SDM yang berkualitas melalui peningkatan penguasaan

Page 57: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

48

ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu mengadaptasi

perkembangan global dengan tetap berlandaskan pada norma dan

nilai-nilai luhur masyarakat, dengan fokus pada hal-hal sebagai berikut:

1. Pemerataan sarana dan prasarana pendidikan, khususnya diarahkan pada

pemerataan akses dan mutu pendidikan dasar serta peningkatan

relevansi dan daya saing pendidikan dengan perkembangan IPTEK,

peningkatan tata kelola , akuntabilitas dan pencitraan publik

pendidikan.

2. Pengembangan kesempatan memperoleh pendidikan dasar yang

bermutu.

3. Pengembangan peran lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan untuk

menyiapkan SDM siap pakai dan langsung bisa bekerja dan berusaha

melalui bengkel latihan kerja dan berusaha.

4. Pengembangan kualitas akademik dan profesionalisme SDM pendidikan

melalui pencapaian sertifikasi guru.

5. Pengembangan kualitas dan partisipasi pemuda dalam pembangunan di

Kelurahan masing-masing dalam pembangunan.

6. Pengembangan peran seni budaya lokal dan prestasi olah raga dalam

pembangunan.

7. Peningkatan kualitas tenaga kerja yang mempunyai daya saing tinggi.

8. Pengembangan kesejahteraan, perlindungan serta kemandirian tenaga

kerja.

9. Pengembangan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

pendidikan.

10. Pengembangan kepedulian terhadap etika dan moral, nilai-nilai

keagamaan dan budaya lokal.

11. Pengembangan perpustakaan sebagai sarana penyebaran informasi,

ilmu pengetahuan, hasil penelitian dan penemuan lainnya kepada

masyarakat.

12. Peningkatan pemerataan, jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan

masyarakat, pelayanan kesehatan perseorangan/rujukan yang didukung

oleh persebaran sarana prasarana, tenaga kesehatan yang memadai dan

berkualitas serta mampu menjangkau masyarakat miskin.

13. Peningkatan pengendalian laju pertumbuhan penduduk dan pengaturan

Page 58: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

49

persebarannya melalui peningkatan, peningkatan fasilitas program KB

dan transmigrasi.

14. Peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan IPTEK yang mampu

mendorong berkembangnya teknologi tepat guna.

15. Peningkatan pemberdayaan penyandang masalah kesejahteraan sosial.

4.3.1.2. Mewujudkan peningkatan perekonomian daerah yang tinggi, merata,

berkeadilan dan berkelanjutan, serta berdaya saing tinggi, dengan

fokus:

1. Pengembangan peran UMKM dalam pemenuhan kebutuhan pasar lokal,

regional dan berorientasi ekspor serta pengembangan kewirausahaan

untuk mendorong daya saing.

2. Pengurangan peran pemerintah dalam berbisnis manakala masyarakat

telah mampu menjalankan usahanya secara mandiri

3. Peningkatan nilai tambah barang dan jasa yang berorientasi pada

peningkatan produktifitas, kesejahteraan petani baik pertanian pangan,

hortikultura, perikanan, peternakan, perkebunan, berkembangnya

pertanian perkotaan, dengan konsep pengembangan agribisnis, agar

mampu bersaing dipasar lokal maupun regional, serta mendukung

ketahanan pangan nasional.

4. Peningkatan kualitas produk sektor pendidikan, perindustrian,

perdagangan, dan pariwisata melalui pemanfaatan teknologi,

kelembagaan dan sarana dan prasarana pendukung.

5. Penciptaan iklim usaha yang kondusif untuk masuknya investor dalam

rangka menanamkan modalnya dengan dukungan perijinan yang mudah,

cepat, dan transparan, terpenuhinya sarana dan prasarana investasi yang

memadai dan terjaminnya kepastian hukum, dengan harapan akan

dapat menyerap/membuka lapangan kerja baru.

6. Peningkatan pengelolaan pembangunan Kota Salatiga yang efektif,

efisien dan produktif serta mengembangkan potensi daerah secara

kreatif dan inovatif.

7. Peningkatan Struktur perekonomian daerah melalui pengembangan

potensi dan produk unggulan daerah yang memiliki daya saing.

4.3.1.3. Mewujudkan pengembangan aparatur yang semakin berkualitas,

profesional, bersih dan bermartabat, serta semakin meningkatnya

Page 59: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

50

peran dan fungsi pemerintahan daerah dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat didukung oleh infrastruktur dan teknologi maju,

dengan fokus pada hal-hal sebagai berikut:

1. Pengembangan sistem penyelenggaraan pemerintah yang efektif dan

efisien dengan menerapkan prinsip good governance melalui

peningkatan akuntabilitas, transparansi, keadilan, serta partisipasi

masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

2. Peningkatan kualitas aparatur melalui peningkatan kesadaran akan

budaya kerja yang profesional, bersih, beretika, dan berwibawa.

3 Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan dan kemandirian keuangan

daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang nyata dan

bertanggung-jawab.

4. Pengembangan sistem pelayanan publik melalui peningkatan

kompetensi sesuai kewenangan berdasarkan standar pelayanan minimal

pada bidang pelayanan dasar.

5. Pengembangan sistem perencanaan yang berorientasi pada potensi

sumberdaya dan urgensi kebutuhan masyarakat dengan melibatkan

partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan.

6. Pengembangan kerjasama dan kemitraan strategis antar pelaku

pembangunan.

4.3.1.4. Mewujudkan demokrasi berdasarkan hukum dengan cara

dilaksanakannya sistem hukum yang mampu memberikan jaminan

kepastian hukum, rasa keadilan, dan perlindungan hukum bagi

masyarakat dan menjunjung tinggi HAM.

Upaya ini bisa dicapai dengan fokus pada hal-hal sebagai berikut:

1. Peningkatan integritas dan profesionalisme aparat penegak hukum.

2. Peningkatan kedisiplinan dan kepatuhan masyarakat pada peraturan dan

hukum serta terwujudnya ketentraman dan ketertiban masyarakat.

3. Peningkatan Ketentraman dan ketertiban kehidupan masyarakat.

4. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk ikut serta menjaga keamanan

dan ketertiban umum.

5. Pengembangan demokrasi politik, penegakan hukum dan HAM melalui

peningkatan partisipasi dan pendidikan politik rakyat serta

profesionalisme aparat dan penegak hukum.

Page 60: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

51

6. Pengembangan tata nilai kehidupan masyarakat dengan menjunjung

tinggi kesejajaran, keharmonisan, saling percaya, toleransi, kooperatif

dan solidaritas dalam keberagaman.

7. Peningkatan perlakuan dan pelayanan yang sama pada seluruh lapisan

masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan , kemasyarakatan dan

pembangunan

4.3.1.5. Mewujudkan penataan pembangunan sesuai Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) berwawasan lingkungan, dengan pengelolaan SDA

dan LH yang optimal, didukung penegakan hukum yang tidak

diskriminatif serta partisipasi masyarakat, dunia usaha dan industri,

dengan difokuskan pada hal-hal sebagai berikut:

1. Peningkatan Inventarisasi dan identifikasi kuantitas dan kualitas

sumberdaya alam (in situ) dalam rangka menerapkan pembangunan

berkelanjutan dengan perspektif lingkungan.

2. Pengembangan perencanaan pembangunan yang dilaksanakan sesuai

tata ruang kota yang berkelanjutan, wawasan lingkungan dan

berorientasi pada keindahan, lestari dan kenyamanan kota.

3. Pengembangan pemahaman aparatur penyelenggara pemerintahan dan

masyarakat terhadap pembangunan berkelanjutan.

4. Pengembangan sistem pengendalian kerusakan dan pencemaran

lingkungan .

5. Peningkatan pembangunan perumahan, sarana dan prasarana

pendukung, lingkungan yang sehat, nyaman, terjangkau semua lapisan

masyarakat.

6. Peningkatan efektifitas dan efisiensi sistem pengelolaan sampah yang

ramah lingkungan agar tercipta kenyamanan dan kesehatan lingkungan.

4.3.1.6. Mewujudkan kualitas dan kuantitas fasilitas dan utilitas yang sesuai

dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dengan fokus pada hal-

hal sebagai berikut:

1. Peningkatan identifikasi dan inventarisasi kebutuhan masyarakat akan

infrastruktur dan utilitas

2. Peningkatan aksesibilitas masyarakat, melalui pemeliharaan dan

peningkatan kualitas jalan, jembatan, sarana dan sistem transportasi,

meningkatkan penerangan jalan, meningkatnya fasilitas air minum,

Page 61: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

52

energi listrik, perumahan, sarana komunikasi dan sarana perekonomian

masyarakat serta sarana sosial, taman kota, sport zone, dan tempat

peribadatan masyarakat serta sarana pembuangan sampah.

3. Peningkatan pemenuhan kebutuhan air bersih dan perbaikan

sanitasi yang memadai, guna terciptanya kesehatan lingkungan

permukiman perkotaan.

4. Peningkatan pemenuhan kebutuhan fasilitas umum dan fasilitas

kota yang berkualitas untuk masyarakat dan menarik bagi wisatawan.

5. Peningkatan pembangunan dan penerapan penatagunaan pertanahan

mendasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah dan peningkatan

cakupan pelayanan administrasi pertanahan.

4.3.2. RPJMD II (2010-2014)

Pada RPJMD II ini dilaksanakan berdasarkan pada pencapaian RPJMD I,

pembangunan Kota Salatiga diarahkan dengan tahapan sebagai berikut:

4.3.2.1. Mewujudkan SDM yang berkualitas melalui Peningkatan penguasaan

ilmu pengetahuan dan teknologi agar mabempu mengadaptasi

perkembangan global dengan tetap berlandaskan pada norma dan

nilai-nilai luhur masyarakat, yang difokuskan pada:

1. Pemerataan sarana dan prasarana pendidikan, khususnya diarahkan pada

pemerataan akses dan mutu pendidikan menengah serta peningkatan

relevansi kurikulum pendidikan dengan perkembangan iptek

2. Peningkatan kesempatan memperoleh pendidikan dasar yang bermutu

3. Peningkatan peran lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan untuk

menyiapkan SDM siap pakai dan langsung bisa bekerja dan berusaha

melalui bengkel latihan kerja dan berusaha

4. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.

5. Peningkatan jangkauan kualitas akademik dan profesionalisme SDM

pendidikan melalui pencapaian sertifikasi guru

6. Peningkatan kualitas dan partisipasi pemuda dalam pembangunan di

Kelurahan Masing-masing dalam pembangunan.

7. Peningkatan pemerataan, jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan

masyarakat dan pelayanan kesehatan perseorangan/rujukan yang

didukung oleh persebaran sarana prasarana, tenaga kesehatan yang

Page 62: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

53

memadai dan berkualitas serta mampu menjangkau masyarakat Miskin

serta terwujudnya sitem jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat.

8. Pengembangan sistem Pengendalian laju pertumbuhan penduduk dan

pengaturan persebarannya melalui peningkatan, peningkatan fasilitas

program KB dan transmigrasi

9. Peningkatan Pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.

10. Peningkatan kualitas tenaga kerja yang mempunyai daya saing tinggi.

11. Peningkatan kesejahteraan, perlindungan serta kemandirian tenaga

kerja.

12. Peningkatan peran seni budaya dan prestasi olah raga dalam

pembangunan.

13. Peningkatan kepedulian terhadap etika dan moral, nilai-nilai keagamaan

dan budaya lokal.

14. Peningkatan pelayanan Perpustakaan sebagai sarana penyebaran

informasi, ilmu pengetahuan, hasil penelitian dan penemuan lainnya

kepada masyarakat

15. Peningkatan dan penerapan hasil penelitian dan pengembangan IPTEK

yang mampu mendorong berkembangnya teknologi tepat guna

4.3.2.2. Mendorong peningkatan perekonomian daerah yang tinggi, merata,

berkeadilan dan berkelanjutan, serta berdaya saing tinggi.

Pembangunan Ekonomi dan Pendapatan Perkapita diarahkan untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi, merata, berkeadilan dan

berkelanjutan, serta berdaya saing tinggi, dengan fokus:

1. Peningkatan kualitas produk sektor pendidikan dengan tetap

mempertikan pengembangan sektor lain seperti perindustrian,

perdagangan, dan pariwisata melalui pemanfaatan teknologi,

kelembagaan dan sarana dan prasarana pendukung.

2. Peningkatan situasi iklim usaha yang kondusif untuk masuknya

investor dalam rangka menanamkan modalnya dengan dukungan

perijinan yang mudah, cepat, dan transparan, terpenuhinya sarana dan

prasarana investasi yang memadai dan terjaminnya kepastian hukum,

dengan harapan akan dapat menyerap/membuka lapangan kerja baru.

3. Pengembangan peran UMKM dalam pemenuhan kebutuhan pasar

domestik dan berorientasi ekspor serta pengembangan kewirausahaan

Page 63: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

54

untuk mendorong daya saing.

4. Peningkatan Pengurangan distorsi pasar dan pengurangan peran

pemerintah dalam berbisnis

5. Peningkatan nilai tambah barang dan jasa yang berorientasi pada

pengembangan produk, kesejahteraan petani baik pertanian pangan,

hortikultura, perikanan, peternakan, perkebunan, dan kehutanan,

berkembangnya pertanian perkotaan, dengan konsep pengembangan

agribisnis, agar mampu bersaing dipasar lokal maupun regional,

serta mendukung ketahanan pangan nasional.

6. Peningkatan pengelolaan pembangunan Kota Salatiga yang efektif,

efisien dan produktif serta peningkatan potensi daerah secara kreatif

dan inovatif

7. Pengembangan struktur perekonomian daerah melalui pengembangan

potensi dan produk unggulan daerah yang memiliki daya saing.

4.3.2.3. Mewujudkan peningkatan aparatur yang semakin berkualitas,

profesional, bersih dan bermartabat, serta semakin meningkatnya

peran dan fungsi pemerintahan dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat didukung oleh infrastruktur dan teknologi maju, dengan

fokus pada hal-hal sebagai berikut:

1. Peningkatan sistem perencanaan yang berorientasi pada potensi

sumberdaya dan urgensi kebutuhan masyarakat dengan melibatkan

partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan.

2. Peningkatan sistem penyelenggaraan pemerintah yang efektif dan

efisien dengan menerapkan prinsip good governance melalui

peningkatan akuntabilitas, transparansi, keadilan, serta partisipasi

masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

3. Peningkatan kualitas aparatur melalui peningkatan kesadaran akan

budaya kerja yang profesional, bersih, beretika, dan

berwibawaMeningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan

kemandirian keuangan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi

daerah yang nyata dan bertanggung-jawab.

4. Peningkatan sistem pelayanan publik melalui peningkatan kompetensi

sesuai kewenangan berdasarkan standar pelayanan minimal pada

bidang pelayanan dasar.

Page 64: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

55

5. Peningkatan kerjasama dan kemitraan strategis antar pelaku

pembangunan.

4.3.2.4. Mewujudkan peningkatan kehidupan politik dan demokrasi yang

beretika dan berbudaya serta bertanggung jawab didukung oleh sistem

hukum yang mampu memberikan jaminan kepastian hukum, rasa

keadilan, dan perlindungan hukum bagi masyarakat dan menjunjung

tinggi HAM, dengan fokus pada hal-hal sebagai berikut:

1. Peningkatan integritas dan profesionalisme aparat penegak hukum.

2. Peningkatan kedisiplinan dan kepatuhan masyarakat pada peraturan

dan hukum serta terwujudnya ketentraman dan ketertiban masyarakat.

3. Peningkatan Ketentraman dan ketertiban kehidupan masyarakat.

4. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk ikut serta menjaga keamanan

dan ketertiban umum.

5. Peningkatan proses demokrasi politik, penegakan hukum dan HAM

melalui peningkatan partisipasi dan pendidikan politik rakyat serta

profesionalisme aparat dan penegak hukum.

6. Peningkatan tata nilai kehidupan masyarakat dengan menjunjung

tinggi kesejajaran, keharmonisan, saling percaya, toleransi, kooperatif

dan solidaritas dalam keberagaman.

7. Peningkatan perlakuan dan pelayanan yang sama pada seluruh lapisan

masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan , kemasyarakatan

dan pembangunan

4.3.2.5. Mewujudkan peningkatan penataan pembangunan sesuai Rencana

Tata Ruang Wilayah berwawasan lingkungan, dengan pengelolaan SDA

dan LH yang optimal, didukung penegakan hukum yang tidak

diskriminatif serta partisipasi masyarakat, dunia usaha dan industri,

dengan difokuskan pada hal-hal sebagai berikut:

1. Peningkatan perencanaan pembangunan yang dilaksanakan sesuai tata

ruang kota yang berkelanjutan, wawasan lingkungan dan berorientasi

pada keindahan, lestari dan kenyamanan kota serta didukung

partisipasi masyarakat yang tinggi.

2. Peningkatan pemahaman aparatur penyelenggara pemerintahan akan

pembangunan berkelanjutan.

3. Peningkatan kualitas pengelolaan SDA dan LH melalui penguatan

Page 65: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

56

kelembagaan.

4. Peningkatan sistem pengendalian kerusakan dan pencemaran

lingkungan

5. Peningkatan pemahaman masyarakat akan pembangunan berkelanjutan

4.3.2.6. Mewujudkan peningkatan fasilitas dan utilitas Kota bagi masyarakat.

Pembangunan fasilitas dan utilitas Kota diarahkan pada pembangunan

infrastruktur yang semakin memadai, sesuai kebutuhan, dengan fokus pada

hal-hal sebagai berikut:

1. Peningkatan aksesibilitas masyarakat, melalui pemeliharaan dan

peningkatan kualitas jalan, jembatan, sarana dan sistem transportasi,

meningkatkan penerangan jalan, meningkatnya fasilitas air minum,

energi listrik, perumahan, sarana komunikasi dan sarana perekonomian

masyarakat serta sarana sosial, taman kota, sport zone, dan tempat

peribadatan masyarakat serta sarana pembuangan sampah

2. Pengembangan infrastruktur dan utilitas baru yang dibutuhkan

masyarakat

3. Peningkatan kualitas layanan air bersih dan perbaikan sanitasi

yang memadai, guna terciptanya kesehatan lingkungan

permukiman perkotaan.

4. Peningkatan kualitas layanan fasilitas umum dan fasilitas kota yang

berkualitas untuk masyarakat dan menarik bagi wisatawan.

5. Pengembangan cakupan dan penerapan penatagunaan pertanahan

berdasarkan RTRW dan peningkatan cakupan serta kualitas pelayanan

administrasi pertanahan yang sesuai dengan SPM serta pemanfaatan

dan pengendalian pertanahan secara merata dan berkeadilan.

6. Peningkatan kualitas penataan ruang melalui peningkatan penerapan

RTRW dalam pembangunan daerah.

4.3.3. RPJMD III (2015-2019)

Berdasarkan pada pelaksanaan, pencapaian dan rencana keberlanjutan program

pembangunan, pada tahap pembangunan ketiga ini diarahkan untuk pemantapan

program yang telah dilaksanakan pada dua tahapan sebelumnya, sebagai berikut:

4.3.3.1. Penguatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu

mengadaptasi perkembangan global dengan tetap berlandaskan pada

Page 66: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

57

norma dan nilai-nilai luhur masyarakat

Peningkatan kualitas SDM diarahkan pada penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi agar mampu mengadaptasi perkembangan global dengan tetap

berlandaskan pada norma dan nilai-nilai luhur masyarakat dengan didukung

kondisi yang nyaman agar dapat menarik minat masyarakat luas baik dari

dalam maupun luar negeri untuk belajar di Kota Salatiga, sehingga dapat

mendorong tumbuhnya sektor-sektor lain yang menghasilkan berbagai

jasa, yang difokuskan pada:

1. Peningkatan pelayanan pendidikan yang bermutu didukung oleh tenaga

pendidik yang kompeten dibidangnya, serta serta peningkatan relevansi

kurikulum pendidikan dasar dan menengah dengan disesuiakan dengan

perkembangan iptek, serta kebutuhan pasar.

2. Peningkatan kesempatan memperoleh pendidikan dasar dan menengah

yang bermutu.

3. Penguatan peran lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan untuk

menyiapkan SDM siap pakai dan langsung bisa bekerja dan berusaha

melalui bengkel latihan kerja dan berusaha.

4. Peningkatan jangkauan kualitas akademik dan profesionalisme SDM

pendidikan melalui pencapaian sertifikasi guru.

5. Penguatan peran partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

pendidikan dan kegiatan sosial.

6. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan serta terwujudnya sistem

jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat.

7. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat Dan pelayanan

kesehatan perseorangan/rujukan melalui penguatan profesionalisme

dan kompetensi tenaga kesehatan serta terwujudnya sistem jaminan

pemeliharaan kesehatan masyarakat.

8. Penguatan peran dan partisipasi pemuda dalam pembangunan di

Kelurahan Masing-masing dalam pembangunan.

9. Peningkatan kualitas tenaga kerja yang mempunyai daya saing tinggi.

10. Peningkatan kesejahteraan, perlindungan serta kemandirian tenaga

kerja.

11. Penguatan sistem Pengendalian laju pertumbuhan penduduk dan

pengaturan persebarannya melalui peningkatan Peningkatan Fasilitas

Page 67: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

58

program KB dan transmigrasi mandiri.

12. Penguatan Pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.

13. Penguatan dan penerapan hasil penelitian dan pengembangan IPTEK

yang mampu mendorong berkembangnya teknologi tepat guna.

14. Penguatan peran seni budaya dan prestasi olah raga dalam

pembangunan.

15. Penguatan kepedulian terhadap etika dan moral, nilai-nilai keagamaan

dan budaya lokal.

16. Peningkatan pelayanan Perpustakaan berbasis teknologi informasi

sebagai sarana penyebaran informasi, ilmu pengetahuan, hasil

penelitian dan penemuan lainnya kepada masyarakat.

4.3.3.2. Mendorong penguatan perekonomian daerah yang tinggi, merata,

berkeadilan dan berkelanjutan, serta berdaya saing tinggi.

Pembangunan Ekonomi dan Pendapatan Perkapita diarahkan untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi, merata, berkeadilan dan

berkelanjutan, serta berdaya saing tinggi, dengan fokus:

1. Penguatan peran sektor sektor pendidikan dalam pembanguna ekonomi

dengan tetap mempertikan penguatan peran sektor lain seperti

perindustrian, perdagangan, dan pariwisata melalui pemanfaatan

teknologi, kelembagaan dan sarana dan prasarana pendukung.

2. Penguatan UMKM dalam pemenuhan kebutuhan pasar domestik dan

berorientasi ekspor serta pengembangan kewirausahaan untuk

mendorong daya saing.

3. Peningkatan Pengurangan distorsi pasar dan pengurangan peran

pemerintah dalam berbisnis

4. Peningkatan nilai tambah barang dan jasa yang berorientasi pada

peningkatan produktifitas, kesejahteraan petani baik pertanian pangan,

hortikultura, perikanan, peternakan, perkebunan, dan kehutanan,

berkembangnya pertanian perkotaan, dengan konsep pengembangan

agribisnis, agar mampu bersaing dipasar lokal maupun regional,

serta mendukung ketahanan pangan nasional.

5. Peningkatan situasi iklim usaha yang kondusif untuk masuknya

investor dalam rangka menanamkan modalnya dengan dukungan

perijinan yang mudah, cepat, dan transparan, terpenuhinya sarana dan

Page 68: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

59

prasarana investasi yang memadai dan terjaminnya kepastian hukum,

dengan harapan akan dapat menyerap/membuka lapangan kerja baru.

6. Peningkatan pengelolaan pembangunan Kota Salatiga yang efektif,

efisien dan produktif serta peningkatan potensi daerah secara kreatif

dan inovatif

7. Penguatan struktur perekonomian daerah yang berbasis produk

unggulan yang komparatif dan kompetitif dalam rangka mendorong

peningkatankualitas produk melalui pemanfaatan kemajuan IPTEK.

4.3.3.3. Mewujudkan penguatan aparatur yang semakin berkualitas,

profesional, bersih dan bermartabat, serta semakin meningkatnya

peran dan fungsi pemerintahan dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat didukung oleh infrastruktur dan teknologi maju, dengan

fokus pada hal-hal sebagai berikut:

1. Penguatan sistem dan kualitas penyelenggaraan pemerintah yang

efektif dan efisien dengan menerapkan prinsip good governance

melalui peningkatan akuntabilitas, transparansi, keadilan, serta

partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

2. Penguatan budaya kerja yang profesional, bersih, beretika, dan

berwibawa.

3. Penguatan pengelolaan keuangan dan kemandirian keuangan daerah

dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang nyata dan

bertanggung-jawab.

4. Penguatan sistem pelayanan publik melalui peningkatan kompetensi

sesuai kewenangan berdasarkan standar pelayanan minimal pada

bidang pelayanan dasar.

5. Penguatan sistem perencanaan yang berorientasi pada potensi

sumberdaya dan urgensi kebutuhan masyarakat dengan melibatkan

partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan.

6. Penguatan kerjasama dan kemitraan strategis antar pelaku

pembangunan.

4.3.3.4. Mewujudkan penguatan kehidupan politik dan demokratis, dan

bertanggung jawab didukung oleh sistem hukum yang mampu

memberikan jaminan kepastian hukum, rasa keadilan, dan

perlindungan hukum bagi masyarakat dan menjunjung tinggi HAM,

Page 69: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

60

dengan fokus pada hal-hal sebagai berikut:

1. Penguatan integritas dan profesionalisme aparat penegak hukum.

2. Penguatan kedisiplinan dan kepatuhan masyarakat pada peraturan dan

hukum serta terwujudnya ketentraman dan ketertiban masyarakat.

3. Penguatan Ketentraman dan ketertiban kehidupan masyarakat.

4. Penguatan peran serta masyarakat untuk ikut serta menjaga keamanan

dan ketertiban umum.

5. Penguatan demokrasi politik, penegakan hukum dan HAM melalui

peningkatan partisipasi dan pendidikan politik rakyat serta

profesionalisme aparat dan penegak hukum.

6. Penguatan tata nilai kehidupan masyarakat dengan menjunjung tinggi

kesejajaran, keharmonisan, saling percaya, toleransi, kooperatif dan

solidaritas dalam keberagaman.

7. Penguatan perlakuan dan pelayanan yang sama pada seluruh lapisan

masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan , kemasyarakatan

dan pembangunan

4.3.3.5. Mewujudkan penguatan penataan pembangunan sesuai RTRW

berwawasan lingkungan, dengan pengelolaan SDA dan LH yang

optimal, didukung penegakan hukum yang tidak diskriminatif serta

partisipasi masyarakat, dunia usaha dan industri, dengan difokuskan

pada hal-hal sebagai berikut:

1. Penguatan pengelolaan SDA dan LH dalam rangka menjaga

keberlanjutan fungsi sumber daya

2. Penguatan sistem pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan.

3. Penguatan perencanaan pembangunan yang dilaksanakan sesuai tata

ruang kota yang berkelanjutan, wawasan lingkungan dan berorientasi

pada keindahan, lestari dan kenyamanan kota serta didukung

partisipasi masyarakat yang tinggi.

4. Penguatan pemahaman aparatur penyelenggara pemerintahan akan

pembangunan berkelanjutan.

5. Penguatan Perilaku masyarakat akan pembangunan berkelanjutan

4.3.3.6. Mewujudkan penguatan kualitas dan kuantitas fasilitas dan utilitas

yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dengan fokus pada

hal-hal sebagai berikut:

Page 70: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

61

1. Penguatan aksesibilitas masyarakat, melalui pemeliharaan dan

peningkatan kualitas jalan, jembatan, sarana dan manajemen

transportasi, meningkatkan penerangan jalan, meningkatnya fasilitas air

minum, energi listrik, perumahan, sarana komunikasi dan sarana

perekonomian masyarakat serta sarana sosial, taman kota, sport zone,

dan tempat peribadatan masyarakat serta sarana pembuangan sampah.

2. Peningkatan infrastruktur dan utilitas yang dibutuhkan masyarakat dan

pengembangan infrastruktur baru.

3. Penguatan kualitas layanan air bersih dan perbaikan sanitasi yang

memadai, guna terciptanya kesehatan lingkungan permukiman

perkotaan.

4. Penguatan kualitas layanan fasilitas umum dan fasilitas kota yang

berkualitas untuk masyarakat dan menarik bagi wisatawan.

5. Pengembangan cakupan dan penerapan penatagunaan pertanahan

berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah dan peningkatan cakupan

serta kualitas pelayanan administrasi pertanahan yang berbasis

Kelurahan serta pemanfaatan dan pengendalian pertanahan secara

merata dan berkeadilan.

6. Penguatan kualitas penataan ruang melalui pengembangan penerapan

perencanaan Tata Ruang, percepatan dan pengembangan pemanfaatan

ruang dan peningkatan pengendalian pemanfaatan ruang.

4.3.4. RPJMD IV (2020-2024)

Berdasarkan pada pelaksanaan, pencapaian dan rencana keberlanjutan program

pembangunan, pada tahap pembangunan keempat ini dengan berusaha untuk mencapai

visi dan misi dari Kota Salatiga. Pada tahap ini diarahkan untuk pemantapan program

yang telah dilaksanakan pada tiga tahapan sebelumnya, sebagai berikut:

4.3.4.1. Pemantapan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu

mengadaptasi perkembangan global dengan tetap berlandaskan pada

norma dan nilai-nilai luhur masyarakat, yang difokuskan pada:

1. Pemantapan pelayanan pendidikan yang bermutu didukung oleh tenaga

pendidik yang kompeten dibidangnya, serta serta peningkatan relevansi

kurikulum pendidikan dasar dan menengah dengan disesuaikan dengan

perkembangan iptek, serta kebutuhan pasar

Page 71: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

62

2. Pemantapan kesempatan memperoleh pendidikan dasar dan menengah

yang bermutu

3. Pemantapan peran lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan untuk

menyiapkan SDM siap pakai dan langsung bisa bekerja dan berusaha

melalui bengkel latihan kerja dan berusaha

4. Pemantapan jangkauan kualitas akademik dan profesionalisme SDM

pendidikan melalui pencapaian sertifikasi guru

5. Pemantapan mutu pelayanan kesehatan serta terwujudnya sistem

jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat.

6. Pemantapan kesejahteraan, perlindungan serta kemandirian tenaga

kerja.

7. Pemantapan peran dan partisipasi Pemuda dalam pembangunan di

Kelurahan Masing-masing dalam pembangunan.

8. Pemantapan sistem Pengendalian laju pertumbuhan penduduk dan

pengaturan persebarannya melalui peningkatan, peningkatan fasilitas

program KB dan transmigrasi mandiri.

9. Pemantapan pemberdayaan penyandang masalah kesejahteraan sosial.

10. Pemantapan kepedulian terhadap etika dan moral, nilai-nilai

keagamaan dan budaya lokal.

11. Pemantapan dan penerapan hasil penelitian dan pengembangan IPTEK

yang mampu mendorong berkembangnya teknologi madya

12. Pemantapan pelayanan Perpustakaan berbasis teknologi informasi

sebagai sarana penyebaran informasi, ilmu pengetahuan, hasil penelitian

dan penemuan lainnya kepada masyarakat

4.3.4.2. Mendorong pemantapan perekonomian daerah yang tinggi, merata,

berkeadilan dan berkelanjutan, serta berdaya saing tinggi, dengan

fokus:

1. Pemantapan peran sektor sektor pendidikan dalam pembanguna

ekonomi dengan tetap mempertikan penguatan peran sektor lain seperti

perindustrian, perdagangan, dan pariwisata melalui pemanfaatan

teknologi, kelembagaan dan sarana dan prasarana pendukung.

2. Pemantapan situasi iklim usaha yang kondusif untuk masuknya

investor dalam rangka menanamkan modalnya dengan dukungan

perijinan yang mudah, cepat, dan transparan, terpenuhinya sarana dan

Page 72: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

63

prasarana investasi yang memadai dan terjaminnya kepastian hukum,

dengan harapan akan dapat menyerap/membuka lapangan kerja baru.

3. Pemantapan peran UMKM dalam pemenuhan kebutuhan pasar

domestik dan berorientasi ekspor serta pengembangan kewirausahaan

untuk mendorong daya saing.

4. Pengurangan distorsi pasar dan mengembalikan peran pemerintah

sebagai regulator, dinamisator dan fasilitator.

5. Pemantapan nilai tambah barang dan jasa yang berorientasi pada

peningkatan produktifitas, kesejahteraan petani baik pertanian pangan,

hortikultura, perikanan, peternakan, perkebunan, dan kehutanan,

berkembangnya pertanian perkotaan, dengan konsep pengembangan

agribisnis, agar mampu bersaing dipasar lokal maupun regional,

serta mendukung ketahanan pangan nasional.

6. Pemantapan pengelolaan pembangunan Kota Salatiga yang efektif,

efisien dan produktif serta peningkatan potensi daerah secara kreatif

dan inovatif

7. Pemantapan struktur perekonomian yang didukung oleh produk-produk

unggulan yang mempunyai nilai ekonomis strategis, berkualitas serta

mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif.

4.3.4.3. pemantapan aparatur yang semakin berkualitas, profesional, bersih

dan bermartabat, serta semakin meningkatnya peran dan fungsi

pemerintahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

didukung oleh infrastruktur dan teknologi maju, dengan fokus pada hal-

hal sebagai berikut:

1. Pemantapan sistem perencanaan yang berorientasi pada potensi

sumberdaya dan urgensi kebutuhan masyarakat dengan melibatkan

partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan.

2. Pemantapan sistem dan kualitas penyelenggaraan pemerintah yang

efektif dan efisien dengan menerapkan prinsip good governance

melalui peningkatan akuntabilitas, transparansi, keadilan, serta

partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

3. Pemantapan budaya kerja yang profesional, bersih, beretika, dan

berwibawa

4. Peningkatan pengelolaan keuangan dan kemandirian keuangan daerah

Page 73: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

64

dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang nyata dan

bertanggung-jawab.

5. Pemantapan sistem pelayanan publik melalui peningkatan kompetensi

sesuai kewenangan berdasarkan standar pelayanan minimal pada

bidang pelayanan dasar.

6. Pemantapan kerjasama dan kemitraan strategis antar pelaku

pembangunan.

4.3.4.4. Mewujudkan demokrasi berdasarkan hukum dengan cara

dilaksanakannya sistem hukum yang mampu memberikan jaminan

kepastian hukum, rasa keadilan, dan perlindungan hukum bagi

masyarakat dan menjunjung tinggi HAM. Upaya ini bisa dicapai dengan

fokus pada hal-hal sebagai berikut:

1. Pemantapan integritas dan profesionalisme aparat penegak hukum.

2. Pemantapan kedisiplinan dan kepatuhan masyarakat pada peraturan

dan hukum serta terwujudnya ketentraman dan ketertiban masyarakat.

3. Pemantapan Ketentraman dan ketertiban kehidupan masyarakat.

4. Pemantapan peran serta masyarakat untuk ikut serta menjaga keamanan

dan ketertiban umum.

5. Pemantapan demokrasi politik, penegakan hukum dan HAM melalui

peningkatan partisipasi dan pendidikan politik rakyat serta

profesionalisme aparat dan penegak hukum.

6. Pemantapan tata nilai kehidupan masyarakat dengan menjunjung tinggi

kesejajaran, keharmonisan, saling percaya, toleransi, kooperatif dan

solidaritas dalam keberagaman.

7. Pemantapan perlakuan dan pelayanan yang sama pada seluruh lapisan

masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan , kemasyarakatan dan

pembangunan

4.3.4.5. Mewujudkan pembangunan yang merata dan berwawasan lingkungan:

Pembangunan dilaksanakan secara merata diseluruh wilayah

kota, diarahkan pada dilaksanakannya tata ruang kota yang

berwawasan lingkungan, dengan difokuskan pada hal-hal sebagai berikut:

1. Pemantapan pengelolaan SDA dan LH dalam rangka menjaga

keberlanjutan fungsi sumber daya

2. Pemantapan sistem pengendalian kerusakan dan pencemaran

Page 74: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

65

lingkungan

3. Pemantapan pemahaman aparatur penyelenggara pemerintahan akan

pembangunan berkelanjutan.

4. Pemantapan Perilaku masyarakat akan pembangunan berkelanjutan.

5. Pemantapan perencanaan pembangunan yang dilaksanakan sesuai tata

ruang kota yang berkelanjutan, wawasan lingkungan dan berorientasi

pada keindahan, lestari dan kenyamanan kota serta didukung

partisipasi masyarakat yang tinggi.

4.3.4.6. Mewujudkan pemantapan kualitas dan kuantitas fasilitas dan utilitas

yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, dengan fokus pada

hal-hal sebagai berikut:

1. Pemantapan aksesibilitas masyarakat, melalui pemeliharaan dan

peningkatan kualitas jalan, jembatan, sarana dan sistem transportasi

yang berorientasi pada keamanan dan kenyamanan, meningkatkan

penerangan jalan, meningkatnya fasilitas air minum, energi listrik,

perumahan, sarana komunikasi dan sarana perekonomian masyarakat

serta sarana sosial, taman kota, sport zone, dan tempat peribadatan

masyarakat serta sarana pembuangan sampah

2. Peningkatan infrastruktur dan utilitas yang dibutuhkan masyarakat dan

pengembangan infrastruktur baru

3. Peningkatan kualitas layanan air bersih dan perbaikan sanitasi

yang memadai, guna terciptanya kesehatan lingkungan

permukiman perkotaan.

4. Peningkatan kualitas layanan fasilitas umum dan fasilitas kota yang

berkualitas untuk masyarakat dan menarik bagi wisatawan.

5. Pemantapan penatagunaan pertanahan, administrasi dan hukum,

pemanfaatan dan pengendalian pertanahan untuk menunjang

perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.

6. Pemantapan sistem penataan ruang yang nyaman, produktif dan

berkelanjutan melalui pemantapan penerapan perencanaan tata ruang,

pengembangan pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan

ruang.

Page 75: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

66

BAB V

PENUTUP

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Salatiga Tahun 2005 -

2025 merupakan dokumen perencanaan makro, disusun sebagai satu acuan resmi bagi jajaran

Pemerintah Daerah dan DPRD serta seluruh pemangku kepentingan pembangunan Kota Salatiga.

Dalam pelaksanaannya diwajibkan menerapkan 3 pilar dari Good Governance yang meliputi

transparansi, akuntabilitas dan partisipasi dalam melaksanakan program dan kegiatan dalam

rangka pencapaian visi, misi dan arah pembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJPD Kota

Salatiga 2005-2025.

Transparansi berarti terbukanya akses bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap

setiap informasi terkait seperii berbagai peraturan dan perundang-undangan, serta kebijakan

pemerintah dengan biaya minimal. Informasi sosial, ekonomi, dan politik yang andal (reliable).

Transparansi dibangun atas pijakan kebebasan arus informasi yang memadai disediakan untuk

dipahami dan dapat dipantau.

Akuntabilitas atau accountability adalah kapasitas suatu instansi pemerintanan untuk

bertanggung gugat atas keberhasilan maupun kegagalannya dalam melaksanakan misinya dalam

mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan secara periodik. Setiap instansi pemerintah

mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pencapaian organisasinya dalam

pengelolaan sumberdaya yang dipercayakan kepadanya, mulai dari tahap perencanaan,

iimpiementasi, sampai pada pemantauan dan evaluasi.

Akuntabilitas merupakan kunci untuk memastikan bahwa kekuasaan itu dijalankan

dengan baik dan sesuai dengan kepentingan publik. Untuk itu, akuntabilitas mensyaratkan

kejelasan tentang siapa yang bertanggung jawab, kepada siapa dan apa yang dipertanggung

jawabkan. Akuntabilitas bisa berarti pula penetapan sejumlah kriteria dan indikator untuk

mengukur kinerja instansi pemerintah, serta mekanisme yang dapat mengontrol dan memastikan

tercapainya berbagai standar tersebut.

Akuntabilitas menuntut adanya kepastian hukum yang merupakan resultan dari hukum

dan perundang-undangan yang jelas, tegas, diketahui publik di satu pihak, serta upaya penegakan

hukum yang efektif, konsisten dan tanpa pandang bulu di pihak lain. Kepastian hukum juga

merupakan indikator penting dalam menimbang tingkat kewibawaan suatu pemerintahan,

legitimasinya di hadapan rakyatnya dan dunia internasional.

Page 76: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

67

Partisipasi merupakan perwujudan dari berubahnya paradigma mengenai peran

masyarakat dalam pembangunan. Masyarakat bukanlah sekedar penerima manfaat

atau objek belaka, melainkan agen pembangunan (subjek) yang mempunyai porsi

penting.

Agar Dokumen RPJPD mempunyai makna yang berarti maka bagi segenap penangku

kepentingan mempedomani secara konsisten dalam merencanakan, melaksanakan serta

mengevaluasi pembangunan di Kota Salatiga.

WALIKOTA SALATIGA

JOHN M. MANOPPO