renaissance

51
Zaman Gelap Abad ke-5 sampai Abad ke-10 Akhir Cendekiawan Arab • Setelah tahun 1100, cendekiawan Arab terus berkurang (tidak ada penerus) Alkemi Arab juga meneruskan kegiatan alkemi Mereka memadukan alkemi dari Yunani dengan alkemi dari Cina (dari Taoisme) Kelompok eksoterik menguat lagi sehingga kedua-duanya esoterik dan eksoterik sama kuatnya • Dari kegiatan mereka ditemukan bahan alkali caustik (soda alkali) Zaman Pertengahan Zaman Gelap disusul oleh Zaman Pertengahan (Medieval) pada abad ke- 10

Upload: tajjdidd

Post on 14-Jun-2015

684 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

zaman kebangkitan

TRANSCRIPT

Page 1: Renaissance

Zaman GelapAbad ke-5 sampai Abad ke-10

Akhir Cendekiawan Arab• Setelah tahun 1100, cendekiawan Arab terus

berkurang (tidak ada penerus)

Alkemi• Arab juga meneruskan kegiatan alkemi• Mereka memadukan alkemi dari Yunani

dengan alkemi dari Cina (dari Taoisme)• Kelompok eksoterik menguat lagi sehingga

kedua-duanya esoterik dan eksoterik sama kuatnya

• Dari kegiatan mereka ditemukan bahan alkali caustik (soda alkali)

Zaman Pertengahan• Zaman Gelap disusul oleh Zaman Pertengahan

(Medieval) pada abad ke-10

Page 2: Renaissance

Zaman PertengahanAbad ke-10 sampai Abad ke-15

Karakteristik Zaman• Kehidupan di Eropa relatif lebih tenang

• Kegairahan belajar mulai bangkit lagi. Mulai ada pendidikan di luar katedral

• Karya Yunani dan Arab diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Latin terutama oleh orang Yahudi

• Perhatian kepada filsafat tararah ke metafisika dan bahkan diperdebatkan

• Filsafat digunakan untuk menjustifikasi agama

• Universitas dengan istilah universitas mulai muncul pada zaman ini

• Metoda induktif mulai digunakan di dalam pencarian pengetahuan

Page 3: Renaissance

Zaman PertengahanFilsafat Metafisika

Aliran Filsafat• Sejak zaman Yunani Kuno sudah ada

perbedaan aliran di bidang metafisika

• Pada zaman pertengahan, setiap aliran mengemukakan argumentasi masing-masing

• Ada yang berpegang kepada Plato serta ada yang berpegang kepada Aristoteles

Perdebatan• Ada kalanya, aliran berbeda saling berdebat

• Argumentasi cukup marak pada abad ke-12 sampai ke-14; Universitas juga mempelajari esensi universal pada filsafat

• Dari zaman ke zaman terjadi pergeseran anutan dari satu aliran ke aliran lainnya

Page 4: Renaissance

Zaman PertengahanStudium dan Universitas

Studium• Bermunculan studium yakni tempat orang

mempelajari bidang pengetahuan tertentu di bawah pengajar

• Ada tiga studium yang sangat terkenal yakni studium di Salerno (medik), Bologna (hukum dan teologi), dan Paris (seni dan teologi); semacam program studi sekarang

Studium Generale• Studium generale adalah studium yang terbuka

untuk semua pelajar (dari berbagai negeri)

• Jadi generale di sini berarti terbuka untuk semua jenis pelajar

• Biasanya studium yang terkenal berbentuk studium generale

Page 5: Renaissance

Zaman PertengahanStudium dan Uunivesitas

Docendi, Doctor, Magister• Pengajaran di studium dilakukan melalui

docendi (menggurui)

• Kemudian pengajar dibekali lisensi mengajar oleh katedral atau kaisar berupa licentiae docendi dan ius ubique docendi (berhak mengajar di mana-mana)

• Pelaksana docendi adalah doctor sehingga arti doctor adalah pemberi docendi atau guru

• Pengajar juga dikenal sebagai magister yang artinya juga guru

• Doctor dan magister adalah sejajar. Ada jenis studium yang menggunakan istilah doctor dan ada yang menggunakan istilah magister

Page 6: Renaissance

Zaman PertengahanStudium dan Universitas

Legere• Jarang ada buku sehingga buku hanya dimiliki

oleh para pengajar

• Pengajaran berlangsung melalui pembacaan (legere, lectus) oleh pengajar dan pelajar mencatatnya

• Pengajar yang membaca dikenal sebagai lektor yakni mereka yang membaca (sekarang dikenal sebagai lektor)

• Ada juga commentatio (komentar) dan summa (ringkasan)

Disputatio dan Tesis• Sewaktu-waktu ada disputatio yakni perdebatan

• Di dalam disputatio, ada yang mendudukkan atau menempatkan (thesis) pemikiran yang perlu dipertahankannya terhadap sanggahan

• Secara harfiah, thesis berarti mendudukkan atau menempatkan

Page 7: Renaissance

Zaman PertengahanStudium dan Universitas

Tujuan Belajar• Tujuan belajar di studium adalah untuk menjadi

doctor atau magister dengan hak mengajar (dengan semua hak yang berkenaan dengan jabatannya)

Gelar • Kecuali hukum, medik, dan teologi, semua

lainnya adalah filsasat, sehingga gelar lulusan menjadi PhD

• Lulusan medik adalah MD dan luluan hukum LLD (bukan PhD)

Pakaian• Di Oxford dan Cambridge, toga adalah pakaian

sehari-hari (kini dipakai pada upacara saja)

Page 8: Renaissance

Zaman PertengahanStudium dan Universitas

Universitas Scholarium• Dalam bahasa Latin, universitas berarti

organisasi atau korporasi

• Karena mahasiswa luar kota di Bologna mengalami sejumlah kesulitan (pemondokan, makan), pada tahun ± 1158, mereka membentuk universitas scholarium (korporasi pelajar)

• Mahasiswa berasal dari setiap negeri membentuk consiliarii masing-masing

• Mereka mengangkat rector scholarium (rektor pelajar) untuk menentukan kurikulum dan upah pengajar

• Dari Bologna, model universitas scholarium menyebar ke Padua, Roma, Montpellier, Salamanca, Perancis bagian selatan (umumnya di Eropa selatan)

Page 9: Renaissance

Zaman PertengahanStudium dan Universitas

Universitas Magistrorum• Di Paris, universitas dibentuk oleh para

magister menjadi universitas magistrorum (korporasi pengajar)

• Pimpinan dan organisasi universitas dipegang oleh para magister

• Model universitas magistrorum menyebar ke Oxford, Cambridge, dan Eropa utara (dan ke jajahan mereka)

Cessatio• Cessastio adalah berhenti (mogok). Cessatio

terjadi kalau timbul masalah serius

• Pada tahun 1229, terjadi cessatio di Universitas Paris selama hampir dua tahun. Banyak magister dan pelajar pergi ke Oxford

Page 10: Renaissance

Zaman PertengahanStudium dan Universitas

Tradisi di Universitas Paris• Metoda ajar belajar: collatio (kuliah) dan lectio

(penjelasan)

• Masa kuliah: • 1. St Remi (Okt) - Lent, dan

• 2. Easter - St. Pierre (29 Juni)

• Lulusan: di bawah magister adalah determinatio (baccaulaureate) dengan hak mengajar di bawah supervisi magister

Upacara di Universitas Paris• Di Paris terdapat upacara wisuda berupa pidato

pengukuhan (sekarang: untuk guru besar), duduk di kursi magister dan memakai topi magister

Page 11: Renaissance

Zaman PertengahanStudium dan Universitas

Pembentukan Universitas Baru• Mula-mula reputasi universitas bergantung

kepada namanya yang terkenal

• Pengajar dari universitas kurang terkenal yang pindah ke universitas lebih terkenal sering harus menempuh ujian dulu

• Kaisar atau raja ingin mendirikan universitas. Agar memiliki reputasi, pendiriannya dilakukan melalui keputusan kaisar atau raja

• Sering terjadi bahwa kaisar atau raja sendiri yang menjadi kepala dari universitas itu dan menjabat sebagai chancellor

• Dengan demikian, orang yang sehari-hari mengepalai universitas menjadi vice chancellor. Di sejumlah universitas, tradisi ini masih berlaku sampai sekarang

Page 12: Renaissance

Zaman PertengahanMetoda Deduktif dan Induktif

Metoda Deduktif• Dimulai dari yang telah diketahui (premis),

melalui penalaran, mencapai konklusi

• Metoda ini digemari karena argumentasinya sangat kuat dan lagi pula mereka tidak usah melakukan kegiatan manual (kegiatan manual dilakukan oleh para budak)

Asumsi• Kelemahan metoda deduktif terletak pada kasus

ketika yang diketahui itu (premis) tidak ada

• Diciptakan asumsi untuk dijadikan yang diketahui itu yakni dijadikan premis

• Asumsi tidak diuji, terserah mau diterima atau tidak

Page 13: Renaissance

Zaman PertengahanMetoda Deduktif dan Induktif

Belantara Asumsi• Karena banyak hal tidak memiliki atau

menemukan premis, maka asumsi bermunculan tanpa kendali

• Hal yang sama dapat diterangkan melalui asumsi yang berbeda-beda

Parsimoni (Pisau Cukur Ockham)• William Ockham mempopulerkan kegiatan

untuk hanya memilih argumentasi yang paling sederhana untuk diterima dan yang lainnya ditolak (seperti dicukur)

• Prinsip untuk hanya menerima argumentasi yang paling sederhana dikenal sebagai parsimoni atau pisau cukur Ockham

• Parsimoni berlaku sampai sekarang

Page 14: Renaissance

OCKHAMS’S RAZOR

Ockham’s razor, also spelled Occam’s razor, also called Law of Economy, or Law of Parsimony, name given to the principle stated by William of Ockham (1285-1349?), a Scholastic, that non sunt multiplicanda entia practer necessitatum; i.e. entities are not to be multiplied beyond necessity.

The principle was, in fact, invoked before Ockham by Durand de Saint-Pourçain, a French Dominican theologian and philosopher of dubious orthodoxy, who used it to explain that abstraction is the apprehension of some real entity, such as an Aristotelian cognitive species, an active intellect, or a disposition, all of which he spurned as unnecessary. Likewise, in science, Nicole d’Oresme, a 14th-century French physicist, invoked the law of economy, as did Galileo later, in defending the simplest hypothesis of the heavens. Other later scientists stated similar simplifying laws and principles.

Ockham, however, mentioned the principle so frequently and employed it so sharply that it was called

Page 15: Renaissance

“Ockham’s frazor.” He used it, for instance, to dispense with relations, which he held to be nothing distinct from their foundation in things; with efficient causality, which he tended to view merely as regular succession; with motion, which is merely the reappearance of a thing in a different place; with psychological powers distinct for each mode of sense; and with the presence of ideas in the mind of the Creator, which are merely the creatures themselves.

Page 16: Renaissance

Zaman PertengahanMetoda Deduktif dan Induktif

Kisah Gigi Kuda• Dikisahkan pada tahun 1432, terjadi

perdebatan di biara tentang berapa jumlah gigi di mulut kuda

• Semua karya kuno dan karya besar dibaca untuk dicari premis, tetapi belum juga ditemukan

• Dengan izin para tetua, biarawan muda membantu dengan menyeret kuda ke dalam ruangan dan menghitung giginya

• Dianggap sebagai cara hina, biarawan muda dan kuda diusir dan perdebatan berlangsung

• Setelah lelah berdebat, mereka berdamai dengan kesimpulan: jumlah gigi di mulut kuda adalah suatu misteri, tidak mungkin diketahui

Page 17: Renaissance

THE STORY OF HORSE TEETH In the year of our Lord, 1432, there arose a grievous quarrel among the brethren over the number of teeth in the mouth of a horse. For thirteen days the disputation raged without ceasing. All the ancient books and chronicles were fetched out, and wonderful and ponderous erudition was made manifest. At he beginning of the fourteenth day a youthful friar of goodly bearing asked his learned superiors for permission to add a word, and straightaway, to the wonder of the disputants, whose deep wisdom he sorely vexed, he beseeched them in a manner coarse and unheard of, to look in the mouth of a horse and find answers to their questionings. At this, their dignity being grievously hurt, they waxed exceedingly wroth; and joining in a mighty uproar they flew upon him and smote him hip and thigh and cast him out forthwith. For, they said, “Surely Satan hath tempted this bold neophyte to declare unholy and unheard-of ways of finding truth, contrary to all the teachings of the fathers.” After many days of grievous strife the dove of peace set on the assembly, and they, as one man, declaring the problem to be an everlasting mystery because of a dearth of historical and theological evidence thereof, so ordered the same writ down.

– Dari Francis Bacon as cited by CEK Mees, “Scientific thought and Social Reconstruction,” American Scientist 22 (1934): 13-24.

Page 18: Renaissance

Zaman PertengahanMetoda Deduktif dan Induktif

Metoda Induktif• Diperlukan metoda induktif untuk menemukan

jumlah gigi di mulut kuda, sehingga metoda induktif mulai digunakan

• Kelemahan: terjadi lompatan induktif yang membuat argumentasi lemah

• Penganut: Robert Grosseteste, Roger Bacon, John Duns Scotus, William Ockham

Bahaya Metoda Induktif• Metoda induktif dapat menghasilkan sesuatu

yang bertentangan dengan doktrin penguasa

• Contoh: Kopernikus menemukan sistem heliosentris yang bertentangan dengan doktrin katedral (yang geosentris)

Page 19: Renaissance

Zaman PertengahanAlkemi

Terjemahan• Terjemahan tulisan Arab ke Latin juga

mencakup alkemi

• Alkemi menyerap berbagai sumber termasuk dari Cina (alkemi Tao)

Buku Jabir• Pada 1310, Jabir menerbitkan 4 buku alkemi

• Logam memiliki prinsip terbakar dan karatan dari belerang serta prinsip cair dan lebur dari merkuri

• Paduan yang cocok dari belerang dan merkuri dapat menghasilkan emas

• Eksoterik dan esoterik sama majunya

• Ada kalanya menghasilkan bahan kimia baru

Page 20: Renaissance

ALCHEMYAlchemy, the pseudoscience whose aims were

to transform base metals such as lead or copper into silver or gold. Although such attempts have involved chemical procedures, evidence linking the pseudoscience with the development of chemistry itself remains inconclusive.

The theory that five elements (air, water, earth, fire, space) in various combinations constitute all matter was postulated in almost identical form in ancient China, India, and Greece. Further, the world of matter was seen to function by means of antagonistic, opposing “forces”—e.g., hot and cold, wet and dry, positive and negative, male and female. Under their similar astrological heritages, philosophers of these three cultures found correspondences among the elements, planets, and metals.

Astrologers believed that events in the macrocosm of the natural world were reflected in the human microcosm, and vice versa. Thus, under the proper astrological influences, a “perfection,” or “healing,” of lead into gold might occur, just as the human soul could achieve a perfect state in heaven. The artisan in his laboratory could perhaps hasten this process by careful nurture and long heating, by “kill-

Page 21: Renaissance

ing” the metal and then “reviving” it in a finer form.While the practical alchemists invented and

used many laboratory apparatuses and procedures that in modified form are used today, they were still essentially artisans and did not wish to reveal their trade secrets. In an effort to preserve the esoteric nature of their practices, they devised many concealing, symbolic names for the materials with which they work. In addition, Greek writers usually ascribed their manuscripts to some god, hero, king, or philosopher of old as a further concealment.

The confusing tendencies were intensified as the mystically minded began to develop alchemical ideas. As Hellenistic philosophy shifted more and more from the technical scientific viewpoint to the emphasis on divine revelation of Gnosticism, Neoplatonism, and Christianity, the alchemical writings became esoteric to the point of total obscurity. In time the Chinese practitioners, who sought to make gold not for its own sake but as an elixir of immortality, also came to emphasize the esoteric aspects at the expense of all practical technique, and the art degenerated into a mass of superstition. Alchemy in India eventually met with a similar fate.

Arabic alchemy is as mysterious in its origins

Page 22: Renaissance

as the other currents. It presumably migrated to Egypt during the Hellenistic period, where it became incorporated into the work of the first alchemist whose identity has been authenticated, Zomisos of Panopolis. Through their contact with China, the Arabs adopted the use of a transmuting “medicine,” the mysterious substance that appears later in European alchemy as the philosopher’s stone. Translations of the Arabic works of ar-Razi (c. 850-923 or 924) by Christian scholars in the 12th century led to a revival of the art in Europe. By 1300 the subject was being discussed by the leading philosophers, scientists, and theologians of the day. Important alchemical discoveries of the period include the mineral acids and alcohol. Medical chemistry, or pharmacy, emerged from this revival two centuries later under the influence of Paracelsus (1493-1541), a Swiss-German alchemist.

Renaissance physicists and chemists began to discount the possibility of transmutation on the basis of a renewed interest in Greek atomism. The chemical facts that had been accumulated by the alchemists were now reinterpreted and made the basis upon which modern chemistry was erected. It was not until the 19th

Page 23: Renaissance

century, however, that the possibility of chemical gold-making was conclusively contradicted by scientific evidence. Sporadic revivals of alchemical philosophies and techniques persisted into the 20th century.

Page 24: Renaissance

Zaman PertengahanFilsafat Scholaticism

Filsafat Scholasticism• Pada zaman pertengahan, sejumlah biarawan

menjadi ahli filsafat

• Di antaranya St. Agustin, St. Anselmus, St. Thomas Aquinas

• Mereka menggunakan filsafat untuk menerangkan agama dan doktrin katedral

• Aliran filsafat mereka dikenal sebagai scholaticism

Scholaticism dan Induksi• Scholasticism tidak menolak metoda induksi

dengan syarat

• Syaratnya adalah seluruh kegiatan induktif tidak boleh bertentangan dengan doktrin katedral

Page 25: Renaissance

Zaman KebangkitanAbad ke-15 sampai Abad ke-18

Karakteristik Zaman• Disebut sebagai Renaissance, banyak

perubahan terjadi pada zaman ini

• Kemajuan di bidang observasi dan eksperimen

• Sintesis agung ilmu dengan matematika

• Metoda ilmiah

• Alkemi menjadi kimia

• Kemajuan di bidang matematika dan ilmu alam

• Kemajuan di bidang pertukangan

Penjelajahan• Terjadi penjelajahan ke seluruh dunia

• Columbus tiba di benua Amerika

• Vasco da Gama mengelilingi bumi

• Belanda sampai ke Indonesia

Page 26: Renaissance

Zaman KebangkitanObservasi dan Eksperimen

Observasi Ilmiah• Observasi astronomi melalui teropong

dilakukan oleh Kopernikus, Galileo, Tycho Brahe

• Lahir teori heheliosentris (berbeda dengan geosentris) dan ditemukan bulan di planet saturnus

• Heliosentris ditentang oleh Katedral• (kini dilindungi dengan kebebasan akademik)

Temuan• Kopernikus mengemukakan sistem heliosentri

dengan garis edar lingkaran• Kepler (dengan data Tycho Brahe) menemukan

garis edar berbentuk elips• Galileo menemukan bulan di planet Jupiter

melalui teropong

Page 27: Renaissance

Zaman KebangkitanObservasi dan Eksperimen

Eksperimen Ilmiah• Galileo menjatuhkan benda dari menara Pisa

dan menemukan bahwa benda ringan dan berat tiba di tanah dalam waktu yang sama (membantah asumsi Aristoteles)

• Galileo melakukan percobaan tentang gerak benda pada bidang miring dan menyusun rumus gerak benda

Dinamika Gerak (Gallileo)• Sebelum Newton, Galileo menemukan

dinamika gerak

• Termasuk rumus gerak, gerak parabola, gaya sentripetal

Page 28: Renaissance

SCHOLASTICISM

The philosophical systems and speculative tendencies of various medieval Christian thinkers who, working on a background of fixed religious dogma, sought to solve anew general philosophical problems (as of faith and reason, will and intellect, realism and nominalism, and the provability of the existence of God), initially under the influence of the mystical and intuitional tradition of patristic philosophy and especially Augustinianism and later under that of Aristotle.

In the early Middle Ages the authority of the Church Fathers still remain important especially that of the Pseudo-Dionysus, with his hierarchically ordered cosmos. (Pseudo-Dionysus wrote under the name of Dionysus the Areopagite—one of St. Paul’s convents—around AD 500 in order to clothe his own works in a borrowed authority.) The impact of the controversial theologian Peter Abelard in the 11th century, however, brought logic to the forefront of scholastic philosophy and rendered reliance upon the authority of the Fathers alone inadequate.

For such medieval theologians as Albertus Magnus and Thomas Aquinas, reasoned assumed an important role in theology, not as the antithesis of faith, but as its supplement. Thus, the scholastics made a systematic attempt to map out the field of theology as a science and

Page 29: Renaissance

in so doing developed new treatises on matters that had previously belonged to preaching (e.g. the sacraments). They began to prevail over the more contemplative and monastic schools, which held that theology considered in wisdom rather than in science. They borrowed freely from the philosophy of Aristotle, which came to them largely via the Islamic philosophers Averoes (1126-98) and Avicenna (980-1037). They aimed at a synthesis of learning in which theology surmounted the hierarchy of knowledge.

The primary methods of teaching were the lectio (lecture) and the disputatio (formal debate), which consisted largely in the presentation and analysis of syllogisms. Although there was fairly general agreement as to method and aim, Scholastics did not always agree among themselves on points of doctrines. Distinct schools of theology emerged, the most influential being those of the Franciscan Duns Scotus, for whom a world created in God’s groundless, absolute freedom could exhibit no “necessary reasons,” and the Dominican St. Thomas Aquinas, for whom faith, in general, presupposed and therefore required natural reason. The Thomist position tended increasingly to prevail, and Aquinas was eventually declared “common doctor” of the church and consider-

Page 30: Renaissance

ed the repository of sound and orthodox doctrine. His Summa Theologiae (“Summary of Theology”) became the standard textbook of theology, and the era of the great commentaries on Aquinas began. One of the most famous was that of a 16th-century Dominican, Cardinal Thomas de Vio, commonly known as Cajetan.

The polemical atmosphere of the Reformation and Counter-Reformation introduced a new factor. While Protestant theologians stressed scriptural and patristic authority and despised the Scholastics as logic-chopping obscurantists, Catholic theologians came to rely on the latter more and more heavily. The Metaphysical Disputations of the late 16th-century Jesuit Francisco Suares, however, reveal a concern for the spirit rather than the letter of Scholasticism. Rather than commentary on Aquinas, his work is an original philosophical treatises inspired by Aquinas and others.

The first author to try to extract a philosophy (apart from theology) from Aquinas was the Dominican John of St. Thomas in the 17th century with his Cursus Philosophicus, and this example was much followed. The medieval synthesis was still further fragmented as new treatises were devised on such subjects as ecclesiology, apologetics, moral theology, and cosmology. Nevertheless, the medieval were retained

Page 31: Renaissance

as a point of reference, and these philosophers and theologians saw themselves as the heirs to the Scholastic tradition. Th18th and 19th centuries were a period of decadent Scholasticism. The tradition survived as a form of emasculated Aristotelianism out of touch with contemporary thought and science, it continues to be taught in Latin, providing what amounted to a memory test for Catholic seminarians.

A Thomist revival was announced and stimulated by Pope Leo XIII’s encyclical Aeterni Puris (1879); so called Neoscholasticism became the dominant school in the Roman Catholic universities, although it proved at first incapable of dialogue with contemporary philosophy and played a conservative role in the Modernist crisis of the early years of the 20th century. Subsequently, however, Neoscholasticism and Neothomism earned renewed respect on the basis of the historical scholarship of the French Christian philosopher Etienne Gilson and others, who traced the original contributions of the Scholastics and their influence on subsequent philosophy.

Page 32: Renaissance

Zaman KebangkitanObservasi dan Eksperimen

Teori Newton• Newton mengemukakan teori mekanika:

kelembaman dan gravitasi

• Merupakan salah satu temuan terbesar di bidang ilmu

Sintesis Agung • Observasi, eksperimen, dan teori Newton

menggunakan matematika sehingga terjadi sintesis di antara ilmu alam dengan matematika

• Sintesis ini sangat produktif sehingga menghasilkan kemajuan yang pesat di bidang ilmu

Matematika• Mengalami kemajuan yang pesat, dari ahli

matematika Italia, ke Perancis, dan ke Jerman

Page 33: Renaissance

Zaman KebangkitanObservasi dan Eksperimen

Alkemi• Alkemi eksoterik dan esoterik terus

berkembang

• Mereka mencari suatu bahan yang dinamakan elixir (al-iksir) atau philosopher’s stone yang dipercaya dapat menjadi katalisator pembuatan emas dari bahan murah

• Elixir dapat membuat orang panjang umur

• Pembuatan emas tidak mereka peroleh, tetapi mereka menemukan sejumlah bahan baru

• Kegiatan mereka mendekati kegiatan kimia

Bernard Trevisan• Ada kisah tentang Bernard Trevisan yang sejak

muda berusaha membuat emas tetapi tidak berhasil (agaknya fiktif)

Page 34: Renaissance

Zaman PertengahanObservasi dan Eksperimen

Paracelsus dan Pengobatan• Nama aslinya adalah Theophratus Philippus

Aureolus Bombastus von Hohenheim, kemudian menggunakan nama Paracelsus (1493-1541)

• Anak seorang dokter dan kemudian belajar di Universitas Basel dan menjadi dokter

• Paracelsus percaya bahwa bahan dari alkemi dapat dijadikan obat sehingga bertengkar dengan para dokter dan farmasi yang masih menggunakan pengobatan cara kuno

• Ketika diangkat menjadi guru besar medik di Universitas Basel, pada tahun 1527, di depan umum, Paracelsus membakar buku pengobatan kuno

• Dimusuhi banyak orang, Paracelsus pergi meninggalkan Basel dan berkelana

Page 35: Renaissance

Zaman PertengahanObservasi dan Eksperimen

Paracelsus dan Alkemi• Paracelsus percaya bahwa alkemi dapat

mengubah bahan alami dan menghasilkan bahan baru untuk keperluan baru

• Walaupun gagal membuat emas, para alkemi berhasil menemukan sejumlah bahan baru

Alkemi Menjadi Kimia• Dibantu dengan teori ilmiah, alkemi memudar

dan hilang

• Dirintis oleh Lavoisier, muncul kimia yang mengenal teori dan eksperimen di laboratorium

Pembetulan Kalender• Pada tahun 1527, Paus Gregorius membetulkan

kalender (ada lompatan 10 hari di bulan Oktober)

Page 36: Renaissance

Zaman PertengahanObservasi dan Eksperimen

Rekapitulasi Perkembangan• Kopernikus: heliosentrik (tata surya)

• Kepler (dengan data dari Tycho Brahe): gerakan benda langit adalah elips

• Galileo Galilei: dinamika gerak (percepatan jatuh dan sentrifugal, gerak parabola dan proyektil), bulan di Jupiter

• Isaac Newton: teori gravitasi

Dampak • Bumi hanya planet kecil, arti manusia di jagad

raya menjadi kecil

• Komet bisa diterangkan, banyak tahayul lenyap

• Tuhan berurusan dengan jagad raya yang besar sehingga urusan manusia hanya bagian kecil

Page 37: Renaissance

Zaman kebangkitanMetoda Ilmiah

Metoda Ilmiah Descartes• Rene Descartes menulis Risalat Metoda

• Ada empat aturan pada metoda ilmiah ini yang dimulai dari meragukan apa yang belum diyakini secara pasti

• Ragukan masa kini, masa lalu, masa depan, dan pikiran orang lain

• Bahkan Descartes meragukan keberadaan dirinya sendiri. Katanya cogito ergo sum (saya berpikir maka saya ada)

Pengaruh Metoda Descartes• Aturan Descartes ini berpengaruh sampai

sekarang

• Metoda ini digunakan pada metodologi penelitian

Page 38: Renaissance

METHODIC DOUBT

Methodic doubt in Cartesian philosophy, a way of searching for certainty by systematically though tentatively doubting everything. First, all statements are classified according to type and source of knowledge—e.g. knowledge from tradition, empirical knowledge, and mathematical knowledge. Then, examples from each class are examined. If a way can be found to doubt the truth of any statement, then all other statements of that type are also set aside as dubitable. The doubt is methodic because it assures systematic completeness, but also because no claim is made that all—or even that any—statements in a dubitable class are really false or that one must or can distrust them in an ordinary sense. The method is to set aside as conceivably false all statements and types of knowledge that are not indubitably true. The hope is that, by eliminating all statements and types of knowledge the truth of which can be doubted in any way, one will find some indubitable certainties.

In the first half of the 17th century, the French

Page 39: Renaissance

Rationalist Rene Descartes used methodic doubt to reach certain knowledge of self-existence in the act of thinking, expressed in the indubitable proposition cogito, ergo sum (“I think, therefore I am”). He found knowledge from tradition to be dubitable because authorities disagree; empirical knowledge dubitable because of illusions, hallucinations, and dreams; and mathematical knowledge dubitable because people made errors in calculating. He proposed an all-powerful, deceiving demon a a way of involving universal doubt. Although the demon could deceive men regarding which sensations and ideas are truly of the world, or could even make them think that there is an external world when there is none, the demon could not make men think that they exist when they do not.

Page 40: Renaissance

Zaman KebangkitanMetoda Ilmiah: Aturan Descartes

Aturan #1• Jangan menerima sesuatu sebagai kebenaran

selama kita tidak mengetahui secara jelas bahwa sesuatu itu adalah demikian

• (ini dikenal sebagai methodic doubt)

Aturan #2• Membagi kesulitan yang sedang diperiksa ke

dalam sebanyak mungkin bagian dan seperlu mungkin untuk memperoleh pemecahan yang pantas

• (kemudian dikritik sebagai reduksionis karena melihat sesuatu dari bagian-bagian dan bukan secara menyeluruh)

Page 41: Renaissance

Zaman KebangkitganMetoda Ilmiah

Aturan #3• Mengatur pikiran kita menurut urutan sehingga

dengan memulai penelitian pada obyek yang paling sederhana dan yang paling mudah untuk diketahui, langkah demi langkah, ke bagian yang lebih kompleks

Aturan #4• Di dalam setiap kasus kita membuat

perhitungan yang lengkap dan ditinjau secara umum sehingga kita dapat memastikan bahwa tidak ada cara yang terlewatkan

Page 42: Renaissance

Zaman KebangkitanMetoda Ilmiah

Kritik terhadap Descartes• Metoda ilmiah Descartes masih kita

pergunakan sampai sekarang

• Di semua penelitian, kita membagi dan membatasi masalah kita ke dalam bagian tertentu

• Kemudian kita membatasi masalah kita pada bagian tertentu saja

• Muncul kritik yang mengatakan bahwa metoda ini adalah reduksionis karena melihat sesuatu dari bagian-bagian

• Ada yang mengusulkan metoda wholistic yakni memecahkan masalah secara keseluruhan

Page 43: Renaissance

Zaman KebangkitanObservasi dan Eksperimen

Contoh Tubuh Manusia• Tubuh dipecah menjadi jiwa dan raga

• Jiwa dipecah menjadi psikiatri dan psikologi

• Raga dipecah menjadi banyak bagian (mata, kulit, jantung, dan lainnya)

• Tiap bagian dipelajari tersendiri dengan keahlian terpisah

• Ada yang ingin melihat tubuh manusia secara utuh

• Tidak jelas bagaimana sebenarnya metoda wholistic ini

• Masih di dalam pembicaraan

Page 44: Renaissance

Zaman KebangkitanBidang Pertukangan

Bidang Pertukangan• Bidang pertukangan juga mengalami kemajuan

yang cepat

• Terjadi sumbangan secara silang di antara ilmu dan pertukangan

• Pertukangan membuat alat yang lebih canggih (teropong, kompas) untuk digunakan oleh ilmu

• Sebaliknya temuan ilmiah dapat dimanfaatkan oleh pertukangan untuk meningkatkan kemampuan pertukangan

Teknik dan Teknologi• Ilmu dan pertukangan yang maju kelak menjadi

ilmu teknik dan teknologi

Page 45: Renaissance

Zaman ModernAbad ke-18 sampai Sekarang

Revolusi Industri• Revolusi industri pada abad ke-18 digunakan

sebagai waktu dimulainya zaman modern• Kemajuannya dapat kita saksikan pada zaman

ini, terutama di bidang ilmu dan teknologi• Ada yang mengidentifikasi zaman sekarang ini

sebagai zaman informasi pascaindustri

Filsafat• Ada sejumlah aliran filsafat yang berkembang

pada zaman modern (Hegel, Marx, Satre, dan lainnya), namun di sini, kita hanya melihat aliran yang banyak sangkut pautnya dengan filsafat ilmu

• Mereka mencakup filsafat positivisme, filsafat analitik (linguistik), dan filsafat postivisme logika

Page 46: Renaissance

Zaman ModernAliran Filsafat

Filsafat Positivisme• Diidentifikasi juga sebagai filsafat ilmu• Membatasi filsafat kepada hal-hal yang dapat

diuji secara empirik

Filsafat Analitik• Dikenal juga sebagai filsafat linguistik (bahasa)• Filsafat diungkapkan dan dikomunikasikan

melalui bahasa sehingga masalah filsafat adalah masalah bahasa

Filsafat Positivisme Logika• Positivisme ditambahkan dengan logika dan

analisis bahasa• Metodologi penelitian bertumpu juga pada

filsafat ini

Page 47: Renaissance

Zaman ModernKemajuan Ilmu dan Teknologi

Kemajuan Ilmu• Kemajuan pesat terjadi di berbagai cabang ilmu

• Muncul jurnal untuk publikasi temuan ilmiah

• Terdapat hadiah (termasuk Nobel) bagi temuan yang dinilai sangat menonjol

• Penerapan temuan ilmu ke teknologi terjadi dalam tenggang waktu yang makin singkat

Kemajuan Ilmu Teknik• Ilmu teknik juga mengalami kemajuan pesat

• Terpecah ke dalam sejumlah disiplin

• Menggunakan temuan di bidang ilmu

• Membuat alat canggih untuk penelitian di bidang ilmu

Page 48: Renaissance

Zaman ModernKemajuan Ilmu dan Teknologi

Beberapa dimensi kemajuan• Sangat kecil sampai ke partikel subatomik dan

bahkan partikel elementer

• Sangat besar sampai ke galaksi dan cluster galaksi

• Sangat cepat pada siklotron dan pencepat partikel subatomik lainnya

• Sangat jauh melalui pesawat antariksa dan bahkan ke luar tata surya

• Sangat mendekati inti kehidupan sampai ke genetika dan gnome

• Sangat cerdas sampai ke komputer dan kecerdasan buatan

• Sangat menyentuh kesehatan sampai ke transplantasi dan cloning

• Sangat halus sampai ke nanoelektronika dengan skala nanometer (submikron)

Page 49: Renaissance

Zaman ModernKemajuan Ilmu dan Teknologi

Segi Positif• Ada mesin tenaga alam sehingga hewan dan

budak menjadi bebas• Ada mesin terampil dan robot sehingga

membebaskan manusia dari pekerjaan monoton dan berbahaya

• Ada mesin komupter sehingga membebaskan manusia dari hitung yang lambat

• Ada pengobatan canggih sehingga membebaskan manusia dari banyak jenis penyakit

Segi Negatif• Alat digunakan untuk perang dan membunuh

orang secara massal• Senjata nuklir dapat memusnahkan peradaban

manusia

Page 50: Renaissance

Zaman ModernKemajuan Ilmu dan Teknologi

Moral Ilmuwan• Ilmuwan makin berbahaya sehingga diperlukan

ilmuwan yang bermoral dan jujur

• Diperlukan etika untuk eksperimen, biasanya, dilakukan melalui dewan etika

• Ada juga etika publikasi yang perlu dipatuhi oleh para ilmuwan

Konvensi Internasional• Larangan senjata pembunuh massal

• Perlindungan terhadap bumi

• Perlindungan terhadap hewan dan tumbuhan

• Hak asasi manusia

Page 51: Renaissance

Zaman ModernIlmu dan Teknologi

Dari Ilmu ke Teknologi• Dua abad lalu, tidak diketahui apa gunanya

listrik

• Satu setengah abad lalu, tidak diketaui apa gunanya sistem bilangan biner

• Pada waktu lalu, tidak diketahui apa gunanya bilangan prima

Kecepatan Kemajuan• Tiap 18 tahun isi perpustakaan melipat dua

• Jumlah organisasi ilmuwan bertambah

• Waktu antara ilmu ke teknologi makin singkat

• Kecepatan gerak yang dihasilkan manusia makin besar