refrat phina revisi

Upload: lakalaka1591

Post on 05-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    1/27

    I. PENDAHULUAN

    Struma disebut juga goiter adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena

    pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan

    fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya.Pembesaran kelenjar tiroid

    (kecuali keganasan), Menurut American society for Study of Goiter membagi

    Struma !on "o#ic $iffusa, Struma !on "o#ic !odusa, Struma "o#ic $iffusa dan

    Struma "o#ic !odusa. Struma nodosa non toksik adalah pembesaran dari kelenjar

    tiroid yang berbatas jelas tanpa gejala%gejala hipertiroidi. $ampak struma terhadap

    tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid yang dapat mempengaruhi kedudukan

    organ%organ di sekitarnya. $i bagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trakea

    dan esophagus. Struma dapat mengarah ke dalam sehingga mendorong trakea,

    esophagus dan pita suara sehingga terjadi kesulitan bernapas dan disfagia. &al

    tersebut akan berdampak terhadap gangguan pemenuhan oksigen, nutrisi serta cairan

    dan elektrolit. 'ila pembesaran keluar maka akan memberi bentuk leher yang besar

    dapat asimetris atau tidak, jarang disertai kesulitan bernapas dan disfagia

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    2/27

    II. PEMBAHASAN

    2.1 Anatomi Dan Fisiologi Tiroid

    Anatomi Tiroid

    "iroid berarti organ berbentuk perisai segi empat. elenjar tiroid merupakan organ

    yang bentuknya seperti kupu%kupu dan terletak pada leher bagian baah di sebelah anterior

    trakea (Gambar *). elenjar ini merupakan kelenjar endokrin yang paling banyak

    +askularisasinya, dibungkus oleh kapsula yang berasal dari lamina pretracheal fascia

    profunda. apsula ini melekatkan tiroid ke laring dan trakea. elenjar ini terdiri atas dua

    buah lobus lateral yang dihubungkan oleh suatu jembatan jaringan isthmus tiroid yang tipis

    dibaah kartilago krikoidea di leher, dan kadang%kadang terdapat lobus piramidalis yang

    muncul dari isthmus di depan laring.

    elenjar tiroid terletak di leher depan setentang +ertebra cer+icalis sampai

    thoracalis *, terdiri dari lobus kiri dan kanan yang dihubungkan oleh isthmus. Setiap lobus

    berbentuk seperti buah pear, dengan apeks di atas sejauh linea obli-ue lamina cartilage

    thyroidea, dengan basis di baah cincin trakea atau . elenjar tiroid mempunyai panjang

    / cm, lebar 0 cm, dan dalam keadaan normal kelenjar tiroid pada orang deasa beratnya

    antara *1 sampai 21 gram. Aliran darah kedalam tiroid per gram jaringan kelenjar sangat

    tinggi (/ ml3menit3gram tiroid).

    "iroid terdiri dari nodula%nodula yang tersusun dari folikel%folikel kecil yang

    dipisahkan satu dengan lainnya oleh suatu jaringan ikat. Setiap folikel dibatasi oleh epitel

    kubus dan diisi oleh bahan proteinaseosa berarna merah muda yang disebut koloid.

    Sel%sel epitel folikel merupakan tempat sintesis hormon tiroid dan mengaktifkan

    pelepasannya dalam sirkulasi. 4at koloid, triglobulin, merupakan tempat hormon tiroid

    disintesis dan pada akhirnya disimpan. $ua hormon tiroid utama yang dihasilkan oleh folikel%

    folikel adalah tiroksin ("5) dan triiodotironin ("0). Sel pensekresi hormon lain dalam

    kelenjar tiroid yaitu sel parafolikular yang terdapat pada dasar folikel dan berhubungan

    dengan membran folikel, sel ini mensekresi hormon kalsitonin, suatu hormon yang dapat

    merendahkan kadar kalsium serum dan dengan demikian ikut berperan dalam pengaturan

    homeostasis kalsium. "iroksin ("5) mengandung empat atom yodium dan triiodotironin ("0)

    mengandung tiga atom yodium. "5 disekresi dalam jumlah lebih banyak dibandingkan

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    3/27

    dengan "0, tetapi apabila dibandingkan milligram per milligram, "0 merupakan hormon yang

    lebih aktif daripada "5.

    gambar 1. Anatomy glandla tyroid.

    Smb!r" #tt$"%%&&&.googl!.'o.id%()12.&!b.nair.a'.iTI*+ID

    Fisiologi ,!l!n-ar Tiroid

    elenjar tyroid menghasilkan hormon tyroid utama yaitu "iroksin ("5). 'entuk aktif hormon

    ini adalah "riodotironin ("0), yang sebagian besar berasal dari kon+ersi hormon "5 di perifer,dan sebagian kecil langsung dibentuk oleh kelenjar tyroid. 6odida inorganik yang diserap dari

    saluran cerna merupakan bahan baku hormon tyroid. 6odida inorganik mengalami oksidasi

    menjadi bentuk organik dan selanjutnya menjadi bagian dari tyrosin yang terdapat dalam

    tyroglobulin sebagai monoiodotirosin (M6") atau diiodotyrosin ($6"). Senyaa $6" yang

    terbentuk dari M6" menghasilkan "0 atau "5 yang disimpan di dalam koloid kelenjar tyroid.

    Sebagian besar "5 dilepaskan ke sirkulasi, sedangkan sisanya tetap didalam kelenjar yang

    kemudian mengalami diiodinasi untuk selanjutnya menjalani daur ulang. $alam sirkulasi,

    hormon tyroid terikat pada globulin, globulin pengikat tyroid (thyroid%binding globulin,

    "'G) atau prealbumin pengikat tiroksin ("hyro#ine%binding pre%albumine, "P'A).*

    2.2 ,lasi(i)asi Strmao B!rdasar)an Fisiologisnya

    http://www.google.co.id/fk12.web.unair.ac.iTIROIDhttp://www.google.co.id/fk12.web.unair.ac.iTIROID
  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    4/27

    a. Etiroidism!

    7utiroidisme adalah suatu keadaan hipertrofi pada kelenjar tiroid yang disebabkan

    stimulasi kelenjar tiroid yang berada di baah normal sedangkan kelenjar hipofisis

    menghasilkan "S& dalam jumlah yang meningkat. Goiter atau struma semacam ini

    biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali pembesaran pada leher yang jika terjadi secara

    berlebihan dapat mengakibatkan kompresi trakea.2,

    b. Hi$otiroidism!

    &ipotiroidisme adalah kelainan struktural atau fungsional kelenjar tiroid sehingga sintesis

    dari hormon tiroid menjadi berkurang. egagalan dari kelenjar untuk mempertahankan

    kadar plasma yang cukup dari hormon. 'eberapa pasien hipotiroidisme mempunyai

    kelenjar yang mengalami atrofi atau tidak mempunyai kelenjar tiroid akibat

    pembedahan3ablasi radioisotop atau akibat destruksi oleh antibodi autoimun yang beredar

    dalam sirkulasi. Gejala hipotiroidisme adalah penambahan berat badan, sensitif terhadap

    udara dingin, dementia, sulit berkonsentrasi, gerakan lamban, konstipasi, kulit kasar,

    rambut rontok, mensturasi berlebihan, pendengaran terganggu dan penurunan kemampuan

    bicara.2,0

    '. Hi$!rtiroidism!$ikenal juga sebagai tirotoksikosis atau Gra+es yang dapat didefenisikan sebagai respon

    jaringan%jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan.

    eadaan ini dapat timbul spontan atau adanya sejenis antibodi dalam darah yang

    merangsang kelenjar tiroid, sehingga tidak hanya produksi hormon yang berlebihan tetapi

    ukuran kelenjar tiroid menjadi besar. Gejala hipertiroidisme berupa berat badan menurun,

    nafsu makan meningkat, keringat berlebihan, kelelahan, leboh suka udara dingin, sesak

    napas. Selain itu juga terdapat gejala jantung berdebar%debar, tremor pada tungkai bagian

    atas, mata melotot (eksoftalamus), diare, haid tidak teratur, rambut rontok, dan atrofi

    otot.2,0

    o B!rdasar)an )linisnya "

    a.!on%"oksik (eutiroid dan hipotiroid)

    $ifusa endemik goiter, gra+ida

    !odusa neoplasma

    b."oksik (hipertiroid)

    $ifus gra+e, tirotoksikosis primer

    !odusa tirotoksikosis skunder

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    5/27

    2. PEME*I,SAAN

    FISI,

    Pemeriksaan elenjar "iroid*

    6nspeksi

    6nspeksi dilakukan untuk memperhatikan tiroid tampak membesar3tidak. 'ila ada

    pembesaran, tentukan difusa (merata) atau noduler (berbenjol%benjol).

    Minta pasien untuk minum sedikit air dan mengekstensikan kembali lehernya

    serta menelan air tersebut. Amati gerakan kelenjar tiroid ke atas dengan

    memperhatikan kontur dan kesimetrisannya.

    Palpasi

    % Palpasi dapat dilakukan dengan 2 cara posterior approach dan anterior

    approach. Melakukan perabaan pada bagian leher yang bengkak apakah teraba

    rata (difusa) atau bergelombang (nodul keras3berbenjol%benjol). Perhatikan

    konsistensi, ukurun, nyeri serta mobilitasnya.

    % Pengukuran lingkar leher

    % Pengukuran dimensi benjolan3nodul

    Pada palpasi harus diperhatikan

    o lokalisasi benjolan terhadap trakea (mengenai lobus kiri, kanan atau keduanya)

    o ukuran (diameter terbesar dari benjolan, nyatakan dalam sentimeter)

    o konsistensi

    o mobilitas

    o infiltrat terhadap kulit3jaringan sekitar

    o apakah batas baah benjolan dapat diraba (bila tak teraba mungkin ada bagian

    yang masuk ke retrosternal)

    Meskipun keganasan dapat saja terjadi pada nodul yang multiple, namun pada

    umumnya pada keganasan nodulnya biasanya soliter dan konsistensinya keras sampai sangat

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    6/27

    keras. 8ang multiple biasanya tidak ganas kecuali bila salah satu nodul tersebut lebih

    menonjol dan lebih keras dari pada yang lainnya.

    &arus juga diraba kemungkinan pembesaran kelenjar getah bening leher dan raba arteri

    karotis jika tidak ada pulsasi, umumnya metastase karsinoma tiroid.

    Auskultasi

    9akukan auskultasi pada kedua lobus lateralis kelenjar tiroid dengan stetoskop.

    'ising tiroid (bruit) menandakan adanya hiper+askularitas pada kelenjar dan

    keadaan hipertiroid. "erdengar bunyi sistolik jantung di apeks jantung akibat

    palpitasi (rasa yang tidak nyaman yang diakibatkan denyut jantung yang tidak

    teratur3lebih keras).

    Pemeriksaan :ftalmopati

    % Ada e#optalmus ; mata menonjol dan bola mata dikelilingi oleh sclera

    berarna putih. Alat eksoftalmometer, yaitu alat mengukur penonjolan bola

    mata dari samping

    % Ada +on gra+e sign ; ketika melihat ke baah, palpebra superior tidak bisa

    mengikuti

    % Ada stellag sign ; mata jarang berkedip

    % Ada moebius sign ; mata tidak bisa kon+ergensi

    % Ada jofroy sign ; tidak dapat mengerutkan dahi

    %

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    7/27

    adar "S& didapatkan rendah pada keadaan hiperfungsi kelenjar tiroid.

    / P!m!ri)saan FT dan FT0

    adar >"0 dan >"5 akan meninggi pada pasien tersangka hipertiroidisme.

    / P!m!ri)saan TSH *ab TSH r!s!$tor antibodi!s

    Pada morbus Gra+es biasanya positif.

    / P!m!ri)saan antitirogloblin dan anti)rosomal antibodiMeningkat pada morbus Gra+es.

    adar "S& plasma sensitif dapat dipercaya sebagai indikator fungsi tiroid. adar tinggi pada

    pasien hipotiroidisme sebaliknya kadar akan berada di baah normal pada pasien

    peningkatan autoimun (hipertiroidisme). ?ji ini dapat digunakan pada aal penilaian pasien

    yang diduga memiliki penyakit tiroid.

    *ADI+L+3I

    / 4T S'an dan M*I orbital

    @" Scan dan M

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    8/27

    $ilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu keganasan. 'iopsi aspirasi

    jarum tidak nyeri, hampir tidak menyebabkan bahaya penyebaran sel%sel ganas.

    erugian pemeriksaan ini dapat memberikan hasil negatif palsu karena lokasi biopsi

    kurang tepat. Selain itu teknik biopsi kurang benar dan pembuatan preparat yang

    kurang baik atau positif palsu karena salah intrepertasi oleh ahli sitologi. 0,

    / T' S'intigra$#y

    ?ptake meningkat disebabkan oleh seluruh aktifitas radioaktif berkumpul dalam

    kelenjar tiroid.

    / US3 orbita

    Pemeriksaan ini sangat baik untuk diagnosa tiroid oftalmopati, dan kekhasan

    reflekti+itas internal otot%otot ekatraokuler dapat digambarkan dengan mudah. Pasien

    dengan tiroid oftalmopati menunjukkan peak%systolik rendah dan percepatan end%diastolic yang dapat dinilai dengan pencitraan $oppler.

    A. Strma Di((sa To)si)

    Struma disebut toksik apabila ia menghasilkan hormon tiroid yang berlebih%lebihan.

    Struma difusa toksik memiliki nama lain antara lain tirotoksikosis primerD primary

    hypertiroidD idiopatic hypertiroidiD Gra+e=s diseaseD Morbus 'asedoD 7#ophtalmic goiter.5

    Penyakit Gra+es adalah bentuk tirotoksikosis yang paling umum dan dapat terjadi

    pada segala umur, lebih sering pada anita daripada pria. Sindroma ini terdiri dari satu atau

    lebih dari hal%hal ini

    *) "irotoksikosis akibat hipertiroidisme yang terjadi karena pembesaran difuse tiroid yang

    hiperfungsional terjadi pada semua kasus

    2) Goitter

    Pada bentuk struma difus biasanya tiroidnya keras dan membesar simetris arnanya pada

    pemotongan merah kecoklatan, menyerupai otot, batasnya tidak tegas, konsistensi lunak.

    &istologis tampak sebagai hiperplasia sel%sel epitel. Sel epitel sendiri membesar seperti

    berbentuk kolumnar, kadang sampai berlipat%lipat, merupakan gambaran papiler.

    elenjar gondok pada penyakit ini selain membesar juga menjadi hiper+askular, sehingga

    dengan auskultasi mungkin terdengar suara bising (bruit).

    0) :ftalmopati (eksoftalmos)

    Akti+itas berlebihan saraf simpatis menyebabkan pasien menatap dengan lebar dan

    melotot serta kelopak matanya terbuka.:ftalmopati pada penyakit Gra+es, disebabkan

    oleh infiltrasi limfosit, pengendapan glikosaminoglikan, dan adipogenesis dalam jaringan

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    9/27

    ikat orbita sehingga terjadi penonjolan abnormal bola mata (eksoftalmus). Proptosis

    mungkin menetap atau bertambah alaupun tirotoksikosisnya berhasil diatasi, dan

    kadang menyebabkan cedera kornea dan jika parah bisa buta.

    5) $ermopati (miksedema pretibial)

    $ermopati, yang kadang disebut miksedema pratibia, terdapat pada sebagian kecil kasus.

    elainan ini biasanya bermanifestasi sebagai penebalan dan hiperpigmentasi kulit lokal di

    aspek anterior kaki dan tungkai baah.

    "emuan laboratorium pada penyakit Gra+es adalah peningkatan kadar "5 dan "0

    bebas serta penurunan kadar "S&. arena folikel tiroid terus mendapat rangsangan dari

    thyroid%stimulating immunoglobulin, penyerapan radioaktif meningkat dan pemindaian

    yodium radioaktif memperlihatkan penyerapan difus yodium.

    ETI+L+3I

    Struma difus 3 penyakit Gra+es dipandang sebagai penyakit autoimun yang

    penyebabnya tidak diketahui. "erdapat predisposisi familial kuat pada sekitar *E pasien

    Gra+es mempunyai keluarga dekat dengan kelainan sama dan kira%kira 1E keluarga pasien

    dengan penyakit Gra+es mempunyai auto antibodi tiroid yang beredar di darah.

    emungkinan yang mengenai satu atau lain kasus adalah kekurangan yodium ringan,

    masuknya bahan makanan yang bersifat goitrogenik (kubis, kol, singkong, lobak), kelainan

    biosintesis herediter dan reaksi autoimun. Selain bahan goitrogen tersebut di atas, terdapat

    pula factor lain seperti stress, kehamilan, infeksi, pubertas neoplasma yang dapat

    meningkatkan kebutuhan fungsi tiroid sehingga menyokong terjadinya goiter.5

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    10/27

    EPIDEMI+L+3I

    Fanita terkena kira%kira kali lebih banyak daripada pria. Penyakit ini dapat terjadi pada

    segala umur, dengan insiden puncak pada kelompok umur 21%51 tahun . 'isa timbul secara

    edemik yaitu hampir *1E penduduk dan didapatkan didaerah yang mengalami kekuranga

    yodium. Gambaran sporodis kemungkinan semua sebabnya adalah multifactor.5

    PAT+3ENESIS

    Pada penyakit Gra+es, limfosit " disensitasi terhadap antigen dalam kelenjar tiroid dan

    merangsang limfosit ' untuk mensintesis antibodi terhadap antigen%antigen ini. Satu dari

    antibodi ini bisa ditunjukan terhadap tempat resptor "S& pada membran sel tiroid dan

    memiliki kemampuan untuk merangsang sel tiroid dalam hal peningkatan dan pertumbuhan

    fungsi.* Adanya antibodi dalam darah berkorelasi positif dengan penyakit aktif dan

    kekambuhan penyakit. Ada predisposisi genetik yang mendasari, namun tidak jelas apa yang

    mencetuskan episode akut ini. 'eberapa faktor yang mendorong respon imun pada penyakit

    gra+es ialah 5

    *) kehamilan, khususnya masa nifas 5) 6nfeksi bakteri atau +irus

    2) kelebihan iodida ) Penghentian glukokortikoid

    0) terapi litium

    'erikut merupakan gambaran perjalanan penyakitnya

    Penyakit Gra+es adalah suatu gangguan autoimun, pada gangguan tersebut terdapat beragam

    autoantibody dalam serum. Antibodi ini mencakup antibody terhadap reseptor "S&,

    peroksison tiroid dan tiroglobulinD dari ketiganya, reseptor "S& adalah autoantigen terpenting

    yang menyebabkan terbentukanya antibodyD efek antibody yang terbentuk berbeda%beda,

    bergantung pada epitop reseptor "S& mana yang menjadi sasarannya. Sebagai contoh, salah

    satu antibody, yang disebut thyroid%stimulating imunoglonulin ("S6), mengikat reseptor "S&

    untuk merangsang jalur adenilat siklase3AMP siklik, yang menyebabkan peningkatan

    pembebasan hormone tiroid. Golongan antibody yang lain, yang juga ditujukkan kepada

    reseptor "S&, dilaporkan menyebabkan proliferasi epitel folikel tiroid (thyroid groth%

    stimulating immunoglobulin, atau "G6). Antibodi yang lain lagi, yang disebut "S&%binding

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    11/27

    inhibitor imunoglobulins ("'66), menghambat pengikatan normal "S& ke reseptornya pada

    sel epitel tiroid. $alam prosesnya, sebagian bentuk "'66 bekerja mirip dengan "S& sehingga

    terjadi stimulasi akti+itas sel epitel tiroid, sementara bentuk yang lain menghambat fungsi sel

    tiroid. "idak jarang ditemukan secara bersamaan immunoglobulin yang merangsang dan

    menghambat dalam serum pasien yang sama, suatu temuan yang dapat menjelaskan mengapa

    sebagian pasien dengan penyakit Gra+es secara spontan mengalami episode hipotiroidisme.

    Meskipun peran antibody sebagai penyebab penyakit Gra+es tampaknya sudah

    dipastikan, apa yang menyebabkan sel ' menghasilkan autoantibody tersebut masih belum

    jelas. "idak diragukan lagi baha sekresi antibody oleh sel ' dipicu oleh sel " penolong

    @$5H yang banyak diantaranya terdapat di dalam kelenjar tiroid. Sel " penolong intratiroid

    juga tersensitisasi ke reseptor tirotropin, dan sel ini mengeluarkan factor larut, seperti

    interferon gamma dan factor nekrosis tumor. >aktor ini pada gilirannya memicu ekspresi

    molekul &9A kelas 66 dan molekul kostimulatorik sel " pada sel epitel tiroid, yang

    memungkinkan antigen tiroid tersaji ke sel " yang lain. &al inilah yang mungkin

    mempertahankan pengaktifan sel spesifik reseptor "S& dalam tiroid. Sesuai dengan sifat

    utama pengaktifan sel " penolong pada autoimunitas tiroid, penyakit Gra+es memperlihatkan

    keterkaitan dengan alel &9A%$< tertentu dan polimorfisme antigen 5 limfosit " sitotoksik

    (@"9A%5). Pengaktifan @"9A%5 dlam keadaan normal meredam respons sel " yang tak

    terkendali terhadap autoantigen.I

    Patogenesis oftalmopati dapat melibatkan limfosit sitotoksik dan antibodi sitotoksik

    tersensitasi oleh antigen yang umum pada fibroblas orbita, otot orbita, dan jaringan tiroid.

    Sitokin yang berasal dari limfosit tersensitasi ini dapat menyebabkan peradangan fibroblas

    orbita dan miositis orbita, berakibat pembengkakan otot%otot orbita, protopsi bola mata, dan

    diplopia sebagaimana juga menimbulkan kemerahan, kongesti, dan edema konjungti+a dan

    periorbita. Patogenesis dermopati tiroid (miksedema pretibial) dan inflamasi subperiosteal

    yang jarang pada jari%jari tangan dan kaki (osteopati tiroid) mungkin juga melibatkan

    stimulasi sitokin limfosit dari fibroblas pada tempat%tempat ini.

    3AMBA*AN ,LINIS

    * Metabolisme secara menyeluruh metabolisme meningkat, sehingga penderita lebih

    banyak makan. "etapi intake makanan ini biasanya tidak mencukupi kebutuhan

    metabolisme juga, sehingga meskipun banyak tetapi badan tambah kurus. Metabolisme

    yang meningkat menyebabkan perasaan panas dan penderita jadi tidak tahan haa panas,

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    12/27

    mudah berkeringat, bahkan telapak tanganpun berkeringat, bahkan tlapak tanganpun

    berkeringat. Absorbsi glukosa di usus meningkat sehingga kadar gula darah juga

    meningkat naik, bahkan terkadang seperti terjadi glukosura. ecepatan respirasi, karena

    kadar @:2 meningkat, jadi ikut bertambah pula. Metabolisme ini diukur dengan 'M

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    13/27

    * &anya ada tanda, tidak ada gejala (tanda%tanda terbatas pada retraksi kelopak bagian atas,

    membelalak, lambat menutup mata)

    2 "ekenanya jaringan lunak (gejala dan tanda%tanda)

    0 Protopsis (diukur dengan eksoftalmometer &ertal)

    5 "erkenanya otot%otot ektraokuler

    "erkenanya kornea

    &ilangnya penglihatan (terkenanya ner+us optikus

    "anda%tanda kelainan mata pada penyakit Gra+es telah diklasifikasikan oleh American

    "hyroid Association. lasifikasi ini berguna untuk menggambarkan keterlibatan mata,

    alau tidak berguna untuk mengikuti perjalanan penyakit karena tingkat yang satu tidak

    selalu berkembang ke tingkat yang lainnya. "ingkat * termasuk spasme kelopak atas yang

    berhubungan dengan tirotoksikosis aktif dan biasanya sembuh spontan bila tirotoksikosis

    telah cukup terkendali. "ingkat 2% meakili penyakit infiltrati+e yang betul yang

    menyangkut otot%otot orbital dan jaringan orbital. "ingkat 2 meakili terkenanya jaringan

    lunak dengan edema periorbital, kongesti atau kemerahan konjungti+a (kemosis). "ingkat

    0 meakili proptosis sebagaimana diukur dengan eksoftalmometer &ertel. 6nstrumen ini

    terdiri dari 2 prisma dengan skala dipasang pada suatu batang. Prisma%prisma ini

    diletakkan pada tepi orbital lateral dan jarak dari tepi orbital ke kornea anterior diukur

    dengan skala. 'atas atas dari normal, tergantung dari ras, diberikan pada catatan kaki.

    "ingkat 5 meakili keterlibatan otot yang paling sering terkena adalah rektus inferior,

    yang merusak lirikan ke atas. :tot yang kedua paling sering terkena adalah rektus

    medialis dengan gangguan lirikan ke lateral. "ingkat meakili keterlibatan kornea

    (keratitis) dan tingkat hilangnya penglihatan akibat terkenanya ner+us optikus. 5

    Gejala pada mata terdapat pada tirotoksikosis yang primer, pada tirotoksikosis yang

    sekunder, gejala mata ini biasanya tidak selalu ada dan bilapun ada, tidak seberapa jelas.

    Mengapa sampai bisa terjadi suatu e#ophtalmus, seperti juga mengapa bila timbul

    'AS7$:F, sampai sekarang masih belum jelas betul. Penyebab e#opthalmus ini sering

    kali dihubungkan dengan kelebihan tirotropinD suatu fraksi dari tirotropinD semacam

    hormon dari hipofisis anterior.

    Gastro%intestinal peristaltik usus akan meningkat sehigga terjadi diare. $engan diare

    maka banyak calsium yang dikeluarkan bersama feces, lagipula pada hipertiroidi terjadi

    pula mobilisasi calsium keluar dari tulang dan ini ditambah dengan faktor diare itu akan

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    14/27

    menyebabkan tulang%tulang menjadi osteoporosis. ehilangan calsium ini perlu

    diperhitungkan, karena pasca tiroidektomi mungkin timbul tetani akibat terganggunya

    hormon paratiroid.

    Perubahan kadar hormon tiroid mempengaruhi juga system adrenal sehingga ada

    gangguan keseimbangan hormon seks. Mesnstruasi penderita terganggu.

    I ulit penderita akibat perubahan metabolisme dan hormonal, menjadi lebih halus, karena

    +asodilatasi, tetapi bila digaruk, kulit akan berbekas.

    K. $ermopatia tiroid terdiri dari penebalan kulit, terutama kulit di atas tibis bagian baah,

    yang disebabkan penumpukan glikosaminoglikan. ulit sangat menebal dan tidak dapat

    dicubit. adang mengenai seluruh tungkai baah dan dapat meluas sampai ke kaki.

    PENATALA,SANAAN

    "ujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang

    berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid

    (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).

    * :bat Antitiroid K

    6ndikasi "erapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yangmenetap, pada

    pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dantirotoksikosis.

    :bat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan,atau sesudah

    pengobatan pada pasien yang mendapat yodium aktif.

    Persiapan tiroidektomi

    Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia

    Pasien dengan krisis tiroid

    :bat antitiroid yang sering digunakan

    +bat Dosis a&al mg%#ari P!m!li#araan mg%#ari

    ,arbima6ol 01%1 %21

    M!tima6ol 01%1 %21

    Pro$iltorasil 011%11 %211

    2 Pengobatan denganyodium radioaktif6ndikasi

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    15/27

    Pasien umur 0 tahun atau lebih

    &ipertiroidisme yang kambuh sesudah penberian dioperasi

    Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid

    Adenoma toksik, goiter multinodular toksik

    $igunakan 8*0* dengan dosis %*2 m@i peroral. $osis ini dapat mengendalikan

    tirotoksikosis dalam 0 bulan, namun *30 pasien menjadi hipotiroid pada tahun pertama.

    7fek samping pengobatan dengan yodium radioaktif adalah hipotiroidisme, eksaserbasi

    hipertiroidisme, dan tiroiditis. 6ndeks >"5 serum dan kadar "S& harus diikuti dan bila

    mereka menunjukkan terjadinya hipotiroidisme terapi pengganti yang tepat dengan

    le+otiroksin 1,1%1,2 mg3hari. Semua penyakit Gra+es membutuhkan follo up seumur

    hidup utuk memastikan baha mereka tetap dalam keadaan eutiroid. K

    0 :perasi

    Tiroidektomi Subtotalefektif untuk mengatasi hipertiroidisme.

    6ndikasi

    Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat antitiroid

    Pada anita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis besar

    Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif

    Adenoma toksik atau struma multinodular toksik

    Pada penyakit gra+es yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul

    :perasi untuk mengangkat sebagian dari kelenjar tiroid (partial thyroidectomy)

    pernah sekali aktu dahulu adalah suatu bentuk yang umum peraatan hipertiroid.

    "ujuannya adalah untuk mengangkat jaringan tiroid yang memproduksi hormon tiroid

    yang berlebihan. 'agaimanapun, jika terlalu banyak jaringan yang diangkat, suatu

    produksi hormon tiroid yang tidak memadai (hipotiroid) mungkin berakibat. Pada kasus

    ini, terapi penggantian tiroid dimulai. omplikasi utama dari operasi adalah

    gangguan3kekacauan dari jaringan sekitarnya, termasuk syaraf%syaraf yang menyediakan

    pita%pita suara (+ocal cords) dan empat kelenjar%kelenjar kecil pada leher yang mengatur

    tingkat%tingkat kalsium dalm tubuh (kelenjar%kelenjar paratiroid). Pengangkatan kelenjar%

    kelenjar ini yang secara kebetulan mungkin berakibat pada tingkat%tingkat kalsium yang

    rendah dan memerlukan terapi penggantian kalsium. $engan perkenalan dari terapi

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    16/27

    yodium radioaktif dan obat%obat antitiroid, operasi untuk hipertiroid adalah tidak seumum

    seperti sebelumnya.

    Pembedahan struma dapat dibagi menjadi bedah diagnostik dan terapeutik. 'edah

    diagnostik berupa biopsi insisi atau biopsi eksisi. 'edah terapeutik bersifat ablatif berupa

    lobektomi, istmolobektomi, dan tiroidektomi subtotal atau total. "indakan bedah total dilakukan

    dengan atau tanpa diseksi leher radikal. ?ntuk struma nontoksik dan nonmaligna digunakan

    enukleasi nodulus yaitu eksisi lokal, (istmo) lobektomi, atau tiroidektomi subtotal. Pembedahan

    total dilakukan untuk karsinoma terbatas, dan pembedahan radikal dilakukan bila ada

    kemungkinan penyebaran ke kelenjar limfe regional. &emitiroidektomi atau (istmo) lobektomi

    dapat dilakukan pada kelainan unilateral. *

    Indi)asi +$!rasi"

    *. Pembesaran kelenjar thyroid dengan gejala penekanan berupa

    Gangguan menelan

    % Gangguan pernafasan

    % Suara parau

    2. eganasan kelenjar tiroid

    0. Struma nodus dan diffusa to#ica

    5. osmetik

    T!#ni) +$!rasi

    * 6ncisi leher bagian depan 5 cm di atas suprasternal notch sedikit melengkung ke atas,

    panjang sesuai besarnya kelenjar. 6ncisi diperdalam sampai m.Platysma

    2 >lap atas dibebaskan secara tajam kemudian tumpul sampai setinggi incisura thyroidea

    dari kartilago thyroid , perdarahan diraat. >lap baah dibebaskan setinggi suprasternal

    notch, kemudian kedua flap difi#er pada duck.

    0 'uat incisi +ertikal ditengah leher pada fascia colli dari cartilago thyroid sampai

    sprasternal notch. Pisahkan m.Sternothyroideus dengan jari telunjuk sisihkan ke lateral ,tampak kapsula glandula thyroid (fascia colli media) dan m.Sternothyroid.

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    17/27

    5 'uat incisi pada kapsula glandula thyroid, pisahkan dengan jari ke arah lateral , tampak

    glandula thyroid

    $engan jari%jari lobus lateralis kanan kelenjar thyroid di tarik ke medial dan +."hyroid

    media diklem dan diligasi kemudian dipotong.

    9obus lateral kanan kelenjar thyroid di tarik kekiri baah dan m.Sternohyoideus dan

    m.Sternothyroideus kanan atas untuk mengekpose polus superior lobus lateralis kanan

    kelenjar thyroid. $engan jari%jari polus ini dibebaskan seluruhnya , tetapi hati%hati

    karenan terdapat n.laryngeus superior

    I Setelah ramus ekternus n.9aryngeus superior diidentifikasi, kemudian +asa thyroid

    superior diklem dan diligasi dengan Jide atau catgut kemudian dipotong

    K Setelah kelenjar thyroid teridentifikasi kemudian dipotong. Pada subtotal thyroidektomi

    sisa lobus dijahitkan pada fascia pretrachealis dengan Jyde.

    C M.Sternothyroid kanan dan kiri dijahit dengan Jyde. Pasang drain

    *1 >ascia colli dijahit

    ** M.Platysma dan kulit ditutup

    *2 :perasi selesai

    omplikasi tiroidektomi

    a. Perdarahan.

    b. Masalah terbukanya +ena besar dan menyebabkan embolisme udara.

    c. "rauma pada ner+us laryngeus recurrens. menimbulkan paralisis sebagian atau

    total (jika bilateral) laring. Pengetahuan anatomi bedah yang adekuat dan kehati%

    hatian pada operasi seharusnya mencegah cedera pada saraf ini atau pada ner+us

    laryngeus superior.

    d. Memaksa sekresi glandula ini dalam jumlah abnormal ke dalam sirkulasi dengan

    tekanan.

    e. Sepsis yang meluas ke mediastinum.

    f. &ipotiroidisme pasca bedah akibat terangkatnya kelenjar paratiroid.

    g. "rakeumalasia (melunaknya trakea).

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    18/27

    5 "indakan medis lain

    Selama fase akut tirotoksikosis agen penghambat beta adrenergic sangat membantu.

    Propanolol *1%51mg tiap jam akan mengendalikan takikardi dan mengurangi gejala

    hipertiroidisme. !utrisi yang cukuo termasuk suplemen multivitamin sangat penting.

    Barbiturat mempercepat metabolism "5 dan fenobarbital berguna untuk khasiat

    sedasinya maupun untuk menurunkan kadar "5. 8odium dapat untuk persiapan operasi ,

    sesudah pengobatan dengan yodium radioaktif, dan pada krisis tiroid. $osisnya *11%

    011mg3hari. Natrium ipodatmemiliki kerja yang lebih cepat disbanding propiltiourasil

    dan sangat baik digunakan dalam keadaan akut seperti krisis tiroid. erjanya adalah

    menurunkan kon+ersi "5 menjadi "0, mengurangi sintesis hormone tiroid. Litium juga

    dapat digunakan untuk pasien krisis tiroid yang alergi terhadap yodium.

    Pengobatan oftalmopati pada penyakit Gra+es mencakup usaha untuk memperbaiki

    hipertiroidisme dan mencegah terjadinya hipotiroidisme yang dapat timbul setelah terapi

    radiasi ablatif atau pembedahan. Pada banyak pasien, oftalmopati dapat sembuih sendiri

    dan tidak perlu pengobatan selanjutnya. "etapi pada kasus yang berat hingga ada bahaya

    kehilangan penglihatan, perlu diberikan pengobatan dengan glukokortikoid dosis tinggi

    disertai tindakan dekompresi orbita untuk menyelamatkan mata tersebut. &ipotiroidisme

    dapat timbul pada penderita hipertiroidisme yang menjalani pembedahan atau

    mendapatkan terapi

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    19/27

    nodosa unilateral dapat menyebabkan pendorongan sampai jauh ke arah kontra lateral.

    Pendorongan demikian mungkin tidak mengakibatkan gangguan pernafasan. Penyempitan

    yang berarti menyebabkan gangguan pernafasan sampai akhirnya terjadi dispnea dengan

    stridor inspirator.I,K

    eluhan yang ada ialah rasa berat di leher. Seaktu menelan trakea naik untuk menutup

    laring dan epiglotis sehingga terasa berat karena terfiksasi pada trakea.

    Etiologi*. $efisiensi yodium

    Pendapat yang menyokong defisiensi yodium sebagai penyebab ada 5 yaitu

    Adanya hubungan yang erat antara rendahnya kadar yodium pada air dan makanan

    dengan kejadian penyakit di masyarakat.

    Adanya penurunan yang tajam dari kejadian,jika ditambahkan yodium dalam diet

    Adanya bukti yang menunjukkan baha metabolisme yodium pada penderita dengan

    gondok endemik cocok dengan pola yang diharapkan dari kekurangan yodium dan

    membaik bila diberi yodium.

    $efisiensi yodium menyebabkan perubahan dalam kelenjar tiroid.2

    2. >aktor goitrogen

    :bat Propylthiouracil, litium, phenylbutaJone, aminoglutethimide, e#pectorants yang

    mengandung yodium.

    Agen lingkungan Phenolic dan phthalate ester deri+ati+e dan resorcinol berasal dari

    tambang batu dan batubara.'eberapa Jat%Jat makanan dalam sayur%sayuran seperti goitrin, yang ditemukan dalam akar%

    akaran dan biji%bijian, glikosida sianogenik yang terdapat pada singkong dan kol dapat

    melepaskan tiosianat yang dapat mengakibatkan goiter, terutama dengan adanya defisiensi

    iodida. $isamping itu senyaa seperti fenol, ftalat, piridin dan hidrokarbon poliaromatik

    yang ditemukan pada air limbah industri adalah goitrogenik lemah. Peranan goitrogenik

    sayur%sayuran dan polutan ini dalam menyebabkan goiter tidak jelas.

    0. Asupan yodium yang berlebihan.2

    5. $idalam kelenjar tiroid timbul kelainan pada sistem yang dibutuhkan untuk pembentukan

    hormon tiroid. $iantara kelainan%kelainan yang dapat dijumpai adalah

    $efisiensi mekanisme pengikatan iodida, sehingga iodium dipompakan ke dalam sel

    jumlahnya tidak adekuat.

    $efisiensi sistem peroksidase, dimana iodida tidak dioksidasi menjadi iodium.

    $efisiensi penggandengan tirosin teriodinasi di dalam molekul tiroglobulin, sehingga

    bentuk akhir dari hormon tiroid tidak terbentuk.

    $efisiensi enJim deiodinase yang mencegah pulihnya iodium dari tirosin teriodinasi

    yang tidak mengalami penggandengan untuk membentuk hormon tiroid sehingga

    menyebabkan defisiensi iodium.2

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    20/27

    E$id!miologi

    Pre+alensi nodul tiroid berkisar antara E sampai 1E bergantung pada populasitertentu dan sensitifitas dari teknik deteksiD pre+alensi nodul tiroid meningkat sesuai

    dengan umur, keterpajanan terhadap radiasi pengion dan defisiensi iodium.$i Amerika

    Serikat pre+alensi nodul tiroid soliter sekitar 5%IE dari penduduk deasa, 0%5 kali lebih

    sering pada anita dibandingkan pria. !odul akan ditemukan lebih banyak pada aktu

    operasi, autopsi, dan dari hasil pemeriksaan ultrasonografi yang luput atau tidak

    terdeteksi secara klinik. Pada autopsi nodularitas ditemukan pada sekitar 0IE dari

    populasi, *2E di antaranya dari kelompok yang tadinya dianggap sebagai nodul soliter.

    ?ntungnya hanya sebagian kecil yaitu hanya kurang dari E nodul tiroid soliter ganas.

    'elum ada data epidemiologi mengenai pre+alensi nodul tiroid di berbagai daerah di

    6ndonesia yang dikenal memiliki tipologi geografis dan konsumsi iodium yang

    ber+ariasi.0

    Pato(isiologis

    6odium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan

    hormon tiroid. 'ahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke dalam sirkulasi

    darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tiroid.

    $alam kelenjar, iodium dioksida menjadi bentuk aktif yang distimuler oleh tioid

    stimulating hormon kemudian disatukan menjadi molekul diyodotironin membentuk

    tiroksin dan molekul yoditironin.

    "iroksin menunjukkan pengaturan umpan balik negatif dari sekresi tiroid stimulating

    hormon dan bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedang tyrodotironin merupakan

    hormon metabolik tidak aktif. 'eberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis,

    pelepasan dan metabolisme tyroid sekaligus menghambat sitesis tiroksin dan melalui

    rangsangan umpan balik negatif pelepasan "S& oleh kelenjar hypofisis.

    kelainan sintesis sebagai berikut

    o Gangguan transport iodin

    o ekurangan peroksidase dengan gangguan oksidasi iodida jadi iodin dalam

    tiroglobulin

    o Gangguan emasangan tiroksin beriodin menjadi triidotironin atau

    tetraiodotironin

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    21/27

    o "idak adanya atau defisiensi deidodinase iodotirosin, sehingga iodin tidak

    tersimpan dalam kelenjar

    o Produksi berlebihan dari iodoprotiroid.

    emudian dapat melibatkan gangguan sintesis tiroglobulin abnormal. Pada semua

    sindrom%sindrom ini, gangguan produksi hormon tiroid diperkirakan berakibat

    timbulnya pelepasan "S& dan pembentukan goiter.2

    INDEX

    WAYNE

    Tanggal INTERPRETA

    SISimptoms Indeks

    Wayne:Dyspneu

    defort

    1 Eutiroid

    11Palpitasi 2 Equivocal =

    11 -18Fatigue 2 Hipertiroid

    18!u"a udara

    panas

    -#

    !u"a udara

    dingin

    # Indeks New

    Castle :$ver s%eating & Eutiroid '

    11 -2&(ugup 2 Equivocal '

    2) * &+,ppetite & Hipertiroid '

    ). * 8.,ppetite / -&00 -& T3 :

    nmol!00 / -& T" :

    ngdl

    Sign - #T3 :

    Palpale tiroid & -& #t" :0ruit 2 -2 TS$ :E3op4t4al5us 2 .6Eye7 lid lag 1 . %p take :Hiper"inetic

    6gelisa47

    ) -2 - 2 a5 '

    Fine 9nger

    tre5or

    1 . - 2) a5 '

    :angan 4angat 2 -2:angan asa4 1 -1 %S& Ti'oid :

    ,triu5

    9rilasi

    ) .

    ;adi < 8. . & S(anning

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    22/27

    35enit Ti'oid :;adi 8.-+.

    35enit

    . .

    ;adi +.

    35enit

    & .

    )%*!A$

    INDEX NEW

    CAST!E

    %sia m+lai :

    >sia saat

    5ulai

    1# * 2. ' .

    Psycological

    precipitate

    -# 2# * &) ' )

    Frequent

    c4ec"ing

    -& * )) ' 8

    !evere anticip?

    ,n3iety

    -# )# * #) ' 12

    ,ppetite # ## ' 1@Palpale

    :iroid

    &

    0ruit 18 $ea't 'ateE3op4t4al5us 1+ < +. ' 1Aid retraction + 8. * +. ' 8Hiper"inetic ) < 8. ' .Fine 9nger

    tre5or

    )

    Heart rate)%*!A$

    E,3

    3!-ala ,linis

    Pada penderita goiter non toksik biasanya mempunyai pembesaran tiroid.

    o Pada penyakit struma nodosa non toksik tyroid membesar dengan lambat.

    Struma nodosa dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal

    * 'erdasarkan jumlah nodul bila jumlah nodul hanya satu disebut struma nodosa

    soliter (uninodosa) dan bila lebih dari satu disebut multinodosa.

    2 'erdasarkan kemampuan menangkap yodium radoiaktif

    cold nodule bila tidak ada penangkapan yodium atau kurang daro sekitarnya.

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    23/27

    Farm nodule bila penangkapan yodium sama seperti jaringan sekitarnya.

    &ot nodule bila penangkapan yodium melebihi jaringan sekitarnya.

    0 'erdasarkan konsistensinya nodul lunak, kistik, keras, atau sangat keras.

    o Pada umumnya pasien struma nodosa datang berobat karena keluhan kosmetik atau

    ketakutan akan keganasan. Sebagian kecil pasien, khususnya yang dengan struma

    nodosa besar, mengeluh adanya gejala mekanis, yaitu penekanan pada esophagus

    (disfagia) atau trakea (sesak napas).

    o . Gangguan pita suara akibat keterlibatan dari ner+us laringeus

    o adang%kadang penderita datang dengan karena adanya benjolan pada leher sebelah

    lateral atas yang ternyata adalah metastase karsinoma tiroid pada kelenjar getah bening,

    sedangkan tumor primernya sendiri ukurannya masih kecil. Atau penderita datang

    karena benjolan di kepala yang ternyata suatu metastase karsinoma tiroid pada

    kranium.,I,K

    T!ra$i

    *. "erapi supresi dengan l%tiroksin.

    "erapi supresi dengan hormon tiroid atau le+otiroksin merupakan pilihan yang paling sering

    dan mudah dilakukan. "erapi supresi dapat menghambat pertumbuhan nodul serta mungkin

    bermanfaat pada nodul yang kecil. "etapi tidak semua ahli setuju melakukan terapi supresif

    secara rutin, karena hanya sekitar 21E nodul yang responsif. :leh karena itu perlu diseleksi

    pasien yang akan diberikan terapi supresi, berapa lama, dan sampai berapa kadar "S& igin

    dicapai. 'ila kadar "S& sudah dalam tersupresi, terapi l%tiroksin tidak diberikan. "erapi

    supresi dilakukan dengan memberikan l%tiroksin dalam dosis supresi denagn sasaran kadar

    "S& sekitar 1,*%1,0 m6?3ml. 'iasanya diberikan selama bulan%*2 bulan dan bila dalam

    aktu tersebut nodul tidak mengecil atau bertambah besar perlu dilakukan biopsi ulang atau

    disarankan untuk operasi. 'ila selama setahun nodul mengecil, terapi supresi dapat

    dilanjutkan. Pada pasien tertentu terapi supresi hormonal dapat diberikan seumur hidup,

    alaupun belum diketahui pasti manfaat terapi supresi jangka panjang.

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    24/27

    8ang perlu diaspadai adalah terapi supresi hormonal jangka panjang yang dapat

    menimbulkan keadaan hipertiroid subklinik dengan efek samping berupa osteopeni dan

    gangguan pada jantung.0

    2. Suplementasi 8odium

    0. "erapi 8odium

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    25/27

    Prognosis dari struma uninodosa non toksik umumnya baik namun tergantung jenis nodul dan

    penangan yang cepat dan benar. Sehingga penyembuhan dapat terlaksana dengan baik yaitu

    dengan cara pemberian obat dan proses pembedahan pada goiter yang besar.2

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    26/27

    III. PENUTUP

    ,ESIMPULAN

    Struma nodosa non toksik tidak mempunyai gejala hipotiroid atau hipertiroid. 7tiologi goiter

    nontoksik antara lain adalah defisiensi yodium atau karena gangguan kimia intratiroid yang

    disebabkan beberapa faktor. Secara klinis pasien dapat memperlihatkanpenonjolan di

    sepertiga bagian baah leher. Goiter yang besar dapat menimbulkan masalah kompresi

    mekanik, disertai pergeseran letak trakea. Pemeriksaan laboraturium memperlihatkan tiroksin

    bebas yang rendah dan normal dan biasanya kadar "S& normal. Pencegahan struma nodolar

    non toksik dengan cara memberikan yodium yang adekuat.

    Penyakit gra+es atau laJim juga di sebut 'asedo (jika dijumpai trias 'asedo, yaitu adanya

    struma tiroid difuse, hipertiroidisme dan eksoftalmos) adalah hipertiroidisme yang sering di

    jumpai. Penyakit ini lebih sering dijumpai dengan orang muda dengan gejala seperti keringat

    berlebihan, tremor tangan, toleransi terhadap panas menurun, berat badan menurun, emosi

    tidak stabil, mengalami gangguan menstruasi berupa amenorea, dan sering buang air besar.

    I7. DAFTA* PUSTA,A

    * Sherood 9. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 7d 2.Lakarta Penerbit 'uku

    edokteran 7G@D 211*.h.1C.

    2 'ickles, 9.S. 'uku Ajar Pemeriksaan >isik dan S, 'a#ter L$, editor. 7ndokrionologi $asar dan linik. 7disi 5. Lakarta

    7G@D 2112. h.2%.

  • 7/21/2019 refrat phina revisi

    27/27

    ** American "hyroid Association ?pdates Guidelines for "hyroid !odules and @ancer.

    >rom http33.medscape.com

    *2 $e+ita, &ellman, and rom .cancerppoK.com

    *0 $iagnostic testing for papillary carcinoma. >rom

    http33.medhelp.org3posts3"hyroid3$iagnostic%testing%for%papillary%

    carcinoma3sho3251C

    *5 $oherty, Gerrard M. 211. Malignant tumors of the thyroid. 6n current Surgical

    $iagnosis "reatment. 9ange Medical Publication. &al 2K0%2K.

    * &o is "hyroid @ancer $iagnosed. >rom http33.acs.com

    * &urthel @ell @ancer. >rom http33.emedicine.com

    http://www.medscape.com/http://www.cancerppo8.com/http://www.medhelp.org/posts/Thyroid/Diagnostic-testing-for-papillary-carcinoma/show/264509http://www.medhelp.org/posts/Thyroid/Diagnostic-testing-for-papillary-carcinoma/show/264509http://www.acs.com/http://www.emedicine.com/http://www.medscape.com/http://www.cancerppo8.com/http://www.medhelp.org/posts/Thyroid/Diagnostic-testing-for-papillary-carcinoma/show/264509http://www.medhelp.org/posts/Thyroid/Diagnostic-testing-for-papillary-carcinoma/show/264509http://www.acs.com/http://www.emedicine.com/