referat glaukoma akut

36
GLAUKOMA AKUT Penulis : Ivan Danusaputra (406127036) Pembimbing : dr. Saptoyo Argo Morosidi, Sp. M FK UNTAR Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata RSUD Ciawi Periode 24 April - 26 Mei 2014

Upload: kevin-malingkas

Post on 26-Dec-2015

116 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

GLAUKOMA AKUT

Penulis : Ivan Danusaputra (406127036)Pembimbing : dr. Saptoyo Argo Morosidi, Sp. M

FK UNTARKepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD CiawiPeriode 24 April - 26 Mei 2014

Definisi

• Glaukoma adalah suatu neuropati optik didapat yang ditandai :• pencekungan (cupping) diskus optikus, • pengecilan lapangan pandang; • biasanya disertai peningkatan tekanan intraokuler.

Glaukoma Akut• Merupakan salah satu glaukoma sudut tertutup primer. • Terjadi bila terdapat kenaikan mendadak dari tekanan

intraokular, yang disebabkan penutupan sudut bilik mata depan yang mendadak oleh akar iris, sehingga menghalangi sama sekali keluarnya humor akueus melalui trabekula, menyebabkan meningginya tekanan intraokular

Faktor Predisposisi

Anatomis: • Bulbus okuli yang pendek, biasanya pada mata yang

hipermetrop. Makin berat hipermetropnya makin dangkal bilik mata depannya.

• Tumbuhnya lensa. Pada umur 25 tahun, dalamnya bilik mata depan rata-rata 3,6 mm, sedangkan pada umur 70 tahun 3,15 mm.

• Kornea yang kecil, dengan sendirinya bilik mata depannya dangkal.

• Tebalnya iris. Makin tebal iris, makin dangkal bilik mata depan.

Manifestasi Klinis

Fase Prodormal ( Fase Nonkongestif).• Penglihatan kabur, melihat halo , disertai sakit kepala, sakit

pada mata dan kelemahan akomodasi. Keadaan ini berlangsung 0,5-2 jam. Bila serangannya reda, mata menjadi normal kembali.

Fase Glaukoma Akut ( Fase Kongestif).• Pada stadium ini penderita tampak sangat kesakitan

memegangi kepalanya karena sakit hebat. Jalannya dipapah, karena tajam penglihatannya sangat turun, muntah-muntah, mata hiperemis dan fotofobia.

PemeriksaanSlit-lamp Biomikroskopi• Konjungtiva bulbi: hiperemia kongestif, kemotis dengan injeksi

silier, injeksi konjungtiva, injeksi epislera.• Kornea : edema , keruh, insensitif karena tekanan pada saraf

kornea.• Bilik mata depan: dangkal dengan kontak iridokorneal perifer. • Iris: gambaran corak bergaris tak nyata karena edema,

berwarna kelabu, dilatasi pembuluh darah iris.• Pupil: oval vertikal, tetap pada posisi semi-dilatasi, kadang-

kadang didapat midriasis yang total, warna kehijauan, tidak ada reaksi terhadap cahaya dan akomodasi

Tonometri Schiotz: ( Normal TIO : 10-21 mmHg) pada glaukoma akut dapat mencapai 50-100 mmHg.

Funduskopi: • papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi, seperti pada

glaukoma simpleks. Sehingga cup disk ratio membesar • Sering juga ditemukan optic-disk edema dan hiperemis.

• Gonioskopi

Grade Lebar sudut

Konfigurasi

Kesempatan untuk menutup

Struktur pada Gonioskopi

IV 35-45 Terbuka lebar

Nihil SL, TM, SS, CBB

III 20-35 Terbuka Nihil SL, TM, SS

II 20 Sempit (moderate)

Mungkin

SL, TM

I 10 Sangat sempit

Tinggi Hanya SL

0 0 Tertutup

Tertutup

tidak tampak struktur

Pemeriksaan Lapang Pandang

Tes provokasi• Untuk glaucoma sudut tertutup, yang umum dilakukan adalah

tes kamar gelap (karena pupil akan midriasis dan pada sudut bilik mata yang sempit, ini akan menyebabkan tertutupnya sudut bilik mata).

• Caranya adalah ukur TIO awal, kemudian pasien masuk kamar gelap selama 60-90 menit. Ukur segera TIO nya.

• Kenaikan 8 mmHg, tes provokasi (+)

DIAGNOSIS BANDING

• 1. Iridosiklitis akut.• 2. Konjungtivitis akut.• 3. Keratitis.• 4. Skleritis.• 5. Glaukoma sudut tertutup kronik• 6. Cluster headache• 7. Migraine

Tatalaksana• mengurangi tekanan intra okular, • menekan inflamasi, dan • pemulihan sudut tertutup.

Terapi MedikamentosaKarbonik Anhidrase Inhibitor

Mengurangi produksi akuos humor dengan menghambat karbonik anhidrase di badan siliar sehingga mengurangi TIO secara cepat

• Asetazolamide : Merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat pada glaukoma akut. Dosis awal 500 mg IV yang diikuti dengan 500 mg per oral.

Agen osmotic

• Agen-agen hiperosmotik berguna untuk mengurangi volume vitreus, yang, kebalikannya, menurunkan tekanan intraokular

Gliserin • Dosis efektif 1-1,5 gr/kgBB dalam 50% cairan.

Manitol• Dosis 1-2 gram/kgBB dalam 50% cairan.

Ureum intravena• Dosis 1-1,5 g/kg i.v.

Miotik kuat (Parasimpatomimetik)• Pilokarpin 2% atau 4% setiap 15 menit sampai 4 kali

pemberian sebagai inisial terapi. • Tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-2 jam

karena muskulus sphingter pupil sudah iskemik sehingga tidak dapat merespon pilokarpin

Beta blockerBekerja dengan cara mengurangi produksi akuos humor.

Levobunolol 0,25%, 0,5%Betaxolol HCl• Betaxolol HCl adalah penghambat reseptor beta1 selektif

dalam bentuk sediaan gel untuk mata dengan kadar 0,1% dan tetes mata dengan kadar 0,5%.

Timolol maleat 0,25%, 0,5% dan 0,68%• Merupakan beta bloker tetes mata nonselektif. Inital dose

diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4, 8 dan 12 jam kemudian.

Alpha adrenergic agonist• Dapat ditambahkan untuk lebih mengurangi produksi akuos

humor dan mengurangi hambatan outflow akuos. • Brimonidine• Apraclonidine 0,5%, 1%

Analog Prostaglandin

• Latanoprost 0,005% merupakan senyawa analog prostaglandin yang dapat menurunkan tekanan intraokuler dengan cara meningkatkan outflow akuos humor.

• Dosis 1 tetes/ hari.

Kortikosteroid Topikal

• Steroid topical mengurangi reaksi inflamasi dan kerusakan nervus optikus.

• Prednisolon asetat 1% digunakan selama 1 minggu pasca operasi iridektomi.

• Diberikan sebagai pengganti obat-obat antiglaukoma yang digunakan saat serangan akut sebelumnya.

Observasi respon Terapi

Paling kurang dalam 2 jam setelah mendapat terapi medikamentosa intensif, observasinya meliputi:

• Monitor ketajaman visus, edem kornea dan ukuran pupil• Ukur tekanan intraokuler setiap 15 menit (terbaik dengan

tonometer aplanasi)• Periksa sudut dengan gonioskopi, terutama apabila tekanan

intraokulernya sudah turun dan kornea sudah mulai jernih.

Parasintesis• Jika pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih

dianggap lambat dalam menurunkan tekanan intraokuler• Pada prosedur ini, mata dilakukan anestesi lokal sebelumnya,

lalu jarum dimasukkan ke dalam bilik mata depan untuk mengeluarkan cairan akuos.

• Cairan disedot sebanyak 0,05 ml, sehingga secara cepat dapat mengurangi tekanan di mata. Cara ini jg dapat menghilangkan rasa nyeri dengan segera pada pasien

Laser Iridektomi• Terapi ini digunakan untuk mengurangi tekanan dangan

mengeluarkan bagian iris untuk membangun kembali outflow aqueus humor.

Indikasi• Untuk glaukoma sudut tertutup dengan blok pupil, iridektomi juga

diindikasikan untuk mencegah terjadinya blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi gonioskopi.

Kontraindikasi• Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis

iridis karena dapat terjadi perdarahan. Resiko perdarahan juga meningkat pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik, seperti aspirin.

Komplikasi• sinekia posterior, • katarak lokal, • meningkatnya tekanan intraokular, • iritis, l• lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali • terbakarnya kornea dan retina. • kerusakan lokal pada lensa dan kornea, • ablasio retina, • pendarahan, • gangguan visual

Laser Iridoplasty• untuk membakar iris agar otot sfingter iris berkonraksi

sehingga iris bergeser kemudian sudut pun terbuka.

Iridectomy

Trabekulektomi

Indikasi• Keadaan glaukoma akut yang berat atau setelah kegagalan

tindakan iridektomi perifer.Komplikasi• Setelah prosedur filtrasi meliputi hipotoni (TIO rendah yang

tidak normal), hifema (darah di kamera anterior mata), infeksi dan kegagalan filtrasi.

PROGNOSIS• Prognosa baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan

mendapat terapi yang sesegera mungkin. Sering diagnosis dibuat pada stadium lanjut, dimana lapang pandang telah hilang secara progresif, iris menjadi atrofi dan midriasis pupil telah menetap. Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan sinekia sudut tertutup permanent dan bahkan menyebabkan kebutaan permanent dalam 2-3 hari.

TERIMA KASIH