referat (edited).docx

Upload: august-gurniwa

Post on 02-Apr-2018

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    1/40

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Penyakit kulit parasit menyebar di seluruh belahan dunia dan dikenal sejak

    zaman kuno.1 Terdapat 6 penyakit yang penting, di antaranya adalah skabies,

    pedikulosis, dan creeping eruption. Pada penyakit kulit parasit ini, interaksi host

    dan parasit terbatas pada stratum korneum, bagian teratas epidermis. Di bagian

    itu, ektoparasit menyelesaikan siklus hidup mereka.1

    Skabies, pedikulosis kapitis dan pedikulosis pubis terdapat di seluruh

    belahan dunia, tetapi pedikulosis korporis terbatas pada negara yang beriklim

    dingin dan hampir tidak ada di daerah tropis. Creeping eruption sangat jarang di

    negara industri, tetapi banyak terdapat di negara berkembang. Tungiasis secara

    geografi terbatas di caribbean, sub sahara afrika, dan amerika selatan. 2

    Distribusi penyakit kulit ini tidak teratur, insidensi dan prevalensinya sangat

    beragam. Sebagai contoh suatu penelitian di bangladesh, menunjukkan bahwa

    pada anak-anak yang berusia kurang dari 6 tahun mengalami skabies dalam

    periode 12 bulan. Di Tanzania, prevalensinya 6 %, di Brazil 8-10 %, dan di India

    sebesar 13 %. Pada anak-anak di Mesir, prevalensinya diperkirakan sebesar 5 %,

    tetapi di suatu komunitas aborigin Australia, prevalensinya mencapat 50%. Pada

    anak-anak yang berusia 5-9 tahun yang tinggal di sebuah kamp penampungan di

    Sierra Leone, 86% dari anak-anak tersebut diinfestasi oleh S. Scabiei.3

    Faktor yang berpengaruh terhadap tingginya angka kejadian penyakit parasit

    pada komunitas yang cenderung miskin ini sangat kompleks. Kepadatan, tidur

    dalam kasur yang sama, mobilitas populasi yang tinggi, higiene yang rendah,

    kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan, pengobatan yang tidak adekuat,

    dan malnutrisi, berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian penyakit parasit

    kulit ini. 4

    Dalam populasi yang miskin, beberapa kelompok mempunyai risiko tinggi

    untuk menderita penyakit tersebut. Perempuan lebih cenderung mengalami

    infestasiPediculus humanus var. capitis, anak-anak (infestasiPediculus humanus

    var. capitis, skabies, creeping eruption), orang dewasa (skabies), dan pada orang

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    2/40

    2

    yang tidak punya rumah lebih cenderung menderita skabies, pedikulosis korporis,

    dan pedikulosis pubis. 4

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    3/40

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. PEDIKULOSISPedikulosis adalah gangguan yang disebabkan infestasi tuma, termasuk

    famili Pediculidae. Pediculus ini merupakan parasit obligat yakni menghisap

    darah manusia untuk mempertahankan hidup. Pediculus menghisap darah

    setelah memasukkan saliva ke dalam tubuh. Saliva ini menyebabkan keluhan

    gatal. Pediculus bisa bertahan hidup jauh dari host-nya, yaitu manusia.

    Bagaimanapun juga, pediculus akan mati dalam 10 hari setelah dipisahkan

    dari tubuh manusia.5 Tempat timbulnya kelainan tergantung tuma

    penyebabnya, dikenal pediculosis capitis, pediculosis corporis, dan pediculosis

    pubis (Phthiriasis). 6,7

    Distribusi pedikulosis tersebar di seluruh belahan dunia, baik pada

    negara berkembang ataupun negara maju. Ratusan juta kasus telah dilaporkan

    dan cenderung meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Suatu penelitian

    pada 6.169 anak-anak sekolah di Belgia dengan usia 2,5-12 tahun disebutkan

    bahwa prevalensi pedikulosis capitis 8,9%. P. Capitis ditemukan sebanyak

    9,6% pada remaja usia sekolah di Saudi Arabia. P. Corporis sekarang jarang

    ditemukan di negara maju keciali pada mereka yang tidak mempunyai rumah.5

    Pada manusia sendiri, terdapat klasifikasi pedikulosis berdasarkan

    spesies pediculus yang menyerang beserta tempat predileksinya yaitu:

    1. Pediculus humanus capitis yang menyebabkan pedikulosis kapitis2. Pediculus humanus corporis yang menyebabkan pedikulosis korporis3. Pthirus pubis yang menyebabkan pedikulosis pubis

    1. Pedikulosis Capitisa. Definisi

    Infeksi kulit rambut kepala yang disebabkan oleh Pediculus

    humanus var.capitis yang termasuk famili Pediculidae. Pedikulosis telah

    ditemukan sejak zaman dahulu dan ditemukan kosmopolit.6,7

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    4/40

    4

    b. EpidemiologiPenyakit ini terutama menyerang anak-anak dan cepat meluas di

    lingkungan hidup yang padat, misalnya seperti asrama dan panti asuhan.

    Kondisi higiene yang tidak baik seperti jarang membersihkan

    rambut juga dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit ini.

    Penduduk di negara dengan pendapatan yang kurang lebih cenderung

    menderita penyakit ini daripada negara maju. 2 Cara penularannya

    melalui perantara (benda), misalnya sisir, bantal, topi, dan kasur. 6

    Pada infeksi berat denganP. humanus capitis, helaian rambut akan

    sering melekat satu dengan yang lain dan mengeras, dapat ditemukan

    banyak tuma dewasa, telur, dan eksudat nanah yang berasal dari luka

    gigitan yang meradang. Keadaan ini disebut "plica palonica" yang dapat

    ditumbuhi jamur. Infestasi mudah terjadi melalui kontak langsung. 7

    Gambar 1. MorfologiPediculus humanus capitis: A. Jantan; B. Betina;

    C. Larva; dan D. Telur.

    Dikutip dari : 7

    c. EtiologiKutu ini mempunyai 2 mata dan 3 pasang kaki berwana abu-abu

    yang kemudian berubah menjadi kemerahan setelah menghisap darah.

    Siklus hidupnya melalui stadium telur, larva, nimfa, dan dewasa. Telur

    yanglebih matang akan berada di bagian ujung rambut.6

    d. PatogenesisKelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk

    menghilangkan rasa gatal. Gatal tersebut timbul karena pengaruh liur

    dan ekskresi dari kutu yang dimasukkan ke dalam kulit ketika kutu

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    5/40

    5

    menghisap darah. Selain gatal, air liur ini juga dapat menimbulkan

    papula eritematosa.7

    e. Manifestasi KlinisRasa gatal merupakan gejala utama. Telur-telur cenderung lebih

    banyak ditemukan pada daerah oksipital kulit dan di atas telinga.

    Kadang-kadang serpihan ketombe atau lapisan keratin yang melekat

    pada batang-batang rambut bisa dikelirukan dengan telur-telur tersebut,

    sedangkan untuk membedakannya dengan jelas adalah dengan

    pemeriksaan mikroskopik. Kemudian arena garukan akan timbul erosi,

    ekskoriasi dan infeksi sekunder berupa pus dan krusta. Bila infeksi

    sekunder berat maka rambut akan menggumpal yang disebabkan oleh

    banyaknya pus dan disertai pembesarankelenjar getah bening regional.

    Pada keadaan tersebut akan memberikan bau yang busuk.6,8

    f. Penegakkan DiagnosisDiagnosis ditegakkan dengan menemukan P. humanus capitis

    dewasa, nimfa atau telur dari rambut kepala. Telur berwarna abu-abu

    dan berkilat. 6,7

    g. Diagnosis BandingTinea capitis, pioderma (impetigo krustosa), dan dermatitis

    seboroika. 6

    h. PengobatanPengobatan bertujuan untuk memusnahkan semua kutu dan telur

    serta mengobati infeksi sekunder. Pengobatan secara topikal di

    antaranya dengan pemberian malathion yang memberikan efek

    pedikulosid dengan cara pemberian topical sebanyak 0,5% atau 1%

    dalam bentuk losio atau sray. Cara penggunaannya :malam sebelum

    tidur rambut dicuci dengan sabun kemudian dipakaikan losio malathion,

    lalu kepala ditutup dengan kain. Kemudian keesokan harinya rambut

    dicuci lagi dengan sabun dan disisir menggunakan sisir rapat atau serit.

    Pengobatan dapat diulangi satu minggu kemudian jika masih terdapat

    telur.

    6

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    6/40

    6

    Selain malathion, bisa juga digunakan gama benzene heksaklorida.

    Obat ini memberikan efek pedikulosid dan skabisid dengan cara

    pemberian topical sebanyak 1%. Cara penggunaannya : setelah obat

    dioleskan di rambut diamkan kurang lebih 12 jam lalu dicuci dan disisir

    dengan serit. Pengobatan dapat diulang satu minggu kemudian. Pada

    infeksi sekunder yang berat sebaiknya rambut dicukur, infeksi sekunter

    diobati dulu dengan antibiotik sistemik dan topikal lalu disusul dengan

    obat di atas dalam bentuk sampo. 6

    2. Pedikulosis Corporisa. Definisi

    Pedikulosis korporis merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh

    Pediculus humanus var. corporis. 6

    b. EpidemiologiPenyakit ini biasa menyerang orang dewasa dengan higiene yang

    buruk, misalnya penggembala. Hal ini disebabkan karena mereka jarang

    mandi, jarang mengganti dan mencuci pakaian,. Penyebaran penyakit

    ini bersifat kosmopolit, lebih sering pada daerah beriklim dingin karena

    orang memakai baju yang tebal dan jarang dicuci. 6 Selain itu juga,

    faktor risiko lain adalah situasi yang padat (misalnya bus atau kereta api

    yang padat). 5

    c. EtiologiPediculus humanus var. corporis mempunyai ukuran yang lebih

    besar daripada Pediculus humanus var. capitis. Tubuhnya berukuran

    antara 2-4 mm dengan ukuran betina yang lebih besar daripada jantan.

    Tidak seperti P. humanus var. corporis dan P. pubis, P. humanus

    corporis tidak hidup pada tubuh manusia. Pediculus ini lebih suka

    temperatur yang lebih dingin, hidup di pakaian manusia dan hanya

    menginfestasi manusia ketika malam hari untuk makan. Betina bisa

    bertelur 10-15 telur setiap hari pada serat pakaian. Rata-rata, 20 betina

    dewasa bisa ditemukan pada orang yang terinfestasi pediculus ini.5

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    7/40

    7

    Gambar 2. MorfologiPediculus humanus corporis: A. Jantan dan B. Betina

    Dikutip dari: 7

    d. PatogenesisKelainan yang timbul disebabkan oleh garukan untuk

    menghilangkan rasa gatal. Rasa gatal ini disebabkan oleh pengaruh liur

    dan ekskreta dari kutu ketika menghisap darah. 6

    e. Manifestasi KlinisUmumnya hanya ditemukan kelainan berupa bekas-bekas garukan

    pada badan, karena gatal baru berkurang dengan garukan yang lebih

    intensif. Kadang-kadang timbul infeksi sekunder dengan pembesaran

    kelenjar getah bening regional. 6 Gatal biasanya dirasakan pada malam

    hari terutama di daerah ketiak dan badan ketika kutu pindah dari

    pakaian ke tubuh untuk makan. 5

    Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya lesi yang multipel yang

    disebabkan oleh gigitan kutu. Gigitan ini dapat dilihat sebagai papula

    eritematosa dengan diameter 2-4 mm. Penemuan makula seruleadipecaya merupakan tanda patognomonik. Enzim pada kutu ketahui

    menyebabkan konversi bilirubin menjadi biliverdin dan menyebabkan

    perubahan pada warna kulit yang disebut makula serulea. 5

    f. Pembantu DiagnosisMenemukan kutu dan telur pada serat kapas. 6

    g. Diagnosis BandingNeurotic excoriation. 6

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    8/40

    8

    h. PengobatanPengobatannya ialah dengan krim gameksan 1% yang dioleskan

    tipis di seluruh tubuh dan didiamkan 24 jam, setelah itu penderita

    disuruh mandi. Jika masih belum sembuh, diulangi 4 hari kemudian.

    Obat lain ialah emulsi benzil benzoat 25% dan bubuk malathion 2%.

    Pakaian agar direbus dan disetrika untuk membunuh kutu. Jika terdapat

    infeksi sekunder, dapat diobati dengan antibiotik secara sistemik dan

    topikal. 6

    3. Pthiriasisa. Definisi

    Phthiriasis adalah gangguan pada daerah pubis yang disebabkan

    oleh infestasi tuma Phthirus pubis. 7

    b. EpidemiologiPenyakit ini menyerang orang dewasa dan dapat digolongkan

    dalam penyakit akibat hubungan seksual serta dapat pula menyerang

    jenggot dan kumis. Infeksi ini juga dapat terjadi pada anak-anak, yaitu

    di alis atau bulu mata dan pada tepi batas rambut kepala. 6

    c. EtiologiP. pubis mempunyai ukuran 0,8-1,2 mm dengan bentuk oval dan

    mempunyai abdomen yang lebih kecil dibandingkanP. humanus capitis

    dan P. humanus corporis. Rata-rata siklus hidup P. pubis sekitar 35

    hari. P. pubis betina mengeluarkan telur sebanyak 1-2 telur per hari.

    Infestasi yang berat dari P. pubis bisa juga meliputu alis, bulu mata,

    rambut wajah, dan rambut ketiak. P. pubis lebih mobile daripada P.

    humanus dan P. corporis. Mereka tidak bisa bertahan hidup lebih dari

    sehari jika dipisahkan dari tubuh manusia. 5

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    9/40

    9

    Gambar 2. MorfologiPhthirus pubis: A. Dewasa dan B. Larva

    Dikutip dari: 7

    d. PatogenesisRasa gatal terjadi pada tempat tusukan dan kadang-kadang kulit di

    sekitar tusukan tampak pucat. gangguan utama disebabkan perasaan

    gatal pada kulit daerah pubis. 1

    e. Manifestasi KlinisGejala yang terutama adalah gatal di daerah pubis dan sekitarnya.

    Gatal ini dapat meluas sampai ke daerah abdomen dan dada, disitu

    dijumpai bercak yang berwarna abu-abu atau kebiruan yang disebut

    sebagai makula serulae. Kutu ini dapat dilihat dengan mata biasa dan

    susah untuk dilepaskan karena kepalanya dimasukkan ke dalam muara

    folikel rambut. 6

    Gejala patognomonik lainnya adalah black dot, yaitu adanya

    bercak-bercak hitam yang tampak jelas pada celana dalam berwarna

    putih yang dilihat oleh penderita pada waktu bangun tidur. Bercak

    hitam ini merupakan krusta berasal dari darah yang sering

    diinterpretasikan salah sebagai hematuria. Kadang-kadang terjadi

    infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening regional. 6

    f. Penegakkan DiagnosisDiagnosis ditegakkan dengan menemukanP. pubis dewasa, nimfa

    atau telurnya dari rambut pubis atau dari rambut lainnya. 7

    g. Diagnosis BandingDiagnosis banding dari pthiriasis adalah dermatitis seboroika dan

    dermatomikosis.6

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    10/40

    10

    h. PengobatanPengobatannya yakni dengan gameksan 1% atau benzil benzoat

    25% yang dioleskan dan didiamkan selama 24 jam. Pengobatan

    diulangi 4 hari kemudiian jika belum sembuh. 6

    B. SKABIESa. Definisi Skabies

    Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan

    sensitisasi terhadap tungau Sarcoptes scabiei varietas hominis. Skabies

    disebut juga dengan the itch, pamaan itch, seven year itch (diistilahkan

    dengan penyakit yang terjadi tujuh tahunan). Di Indonesia skabies lebih

    dikenal dengan nama gudik, kudis, buduk, kerak, penyakit ampere, dan

    gatal agogo. 6

    b. EpidemiologiSkabies telah menyebar ke seluruh dunia, terutama pada daerah

    beriklim tropis dan subtropis. Penyakit ini dapat mempengaruhi semua

    jenis ras di dunia, meskipun demikian gambaran akurat insidensinya sulit

    ditentukan dengan pasti oleh karena berbagai laporan yang ada hanya

    berdasarkan catatan kunjungan pasien rawat jalan di rumah sakit. 10

    Di beberapa negara berkembang, penyakit ini dapat menjadi

    endemik secara kronik pada beberapa kelompok. Sebagai contoh, survey

    di sepanjang sungai Ucayali, Peru tahun 1983 menemukan bahwa di

    beberapa desa semua anak penduduk asli telah mengidap skabies.

    Penelitian lain di India tahun 1985 menemukan bahwa prevalensi skabies

    pada anak-anak di banyak desa sebesar 100%. Hasil survey di Kuna tahun

    1986 menemukan 61% dari 756 penderita skabies berusia 1-10 tahun dan

    84% pada bayi kurang 1 tahun. Di daerah Malawi, suatu penelitian

    memperlihatkan bahwa insidens tertinggi terdapat pada usia 0-9 tahun.

    c. EtiologiSarcoptes scabiei var.hominis termasuk filum Arthropoda, kelas

    Arachnida, ordo Ackarima, super famili Sarcoptes. Pada manusia disebut

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    11/40

    11

    Sarcoptes scabiei var. hominis. Secara morfologik merupakan tungau

    kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung, dan bagian perutnya rata.

    Tungau ini translusen, berwarna putih kotor, dan tidak bermata.

    Ukurannya, yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-350

    mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-

    200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di

    depan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina

    berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga

    berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat. 6

    Gambar. 3 Sarcoptes scabiei

    Dikutip dari 11

    Perkembangan penyakit ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,

    antara lain keadaan sosial-ekonomi yang rendah, kondisi perang,

    kepadatan penghuni yang tinggi, tingkat hygiene yang buruk, kurangnya

    pengetahuan, dan kesalahan dalam diagnosis serta penatalaksanaan

    skabies.10

    Transmisi atau perpindahan skabies antara penderita dapat

    berlangsung melalui kontak langsung (kontak kulit), misalnya berjabat

    tangan, tidur bersama, dan hubungan seksual. Selain itu juga dapat melalui

    kontak tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei,

    bantal, dan lain-lain.6

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    12/40

    12

    d. PatogenesisSetelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas kulit, yang

    jantan akan mati, kadang-kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari

    dalam terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah

    dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan

    2-3 milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari

    sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina yang dibuahi ini dapat

    hidup sebulan lamanya. Telur akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5

    hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat

    tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-4 hari larva

    akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan

    4 pasang kaki.6

    Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa

    memerlukan waktu antara 8-12 hari.6 Pada suhu kamar (21oC dengan

    kelembaban relatif 40-80%) tungau masih dapat hidup di luar pejamu

    selama 24-36 jam. 11

    Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies,

    tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi

    disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta dan ekskreta tungau yang

    memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu

    kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel,

    urtika, dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi,

    krusta, dan infeksi sekunder. 12

    e. Gejala klinisCiri-ciri seseorang terkena skabies adalah kulit penderita penuh

    bintik-bintik kecil sampai besar. Berwarna kemerahan yang disebabkan

    garukan keras. Bintik-bintik itu akan menjadi bernanah jika terinfeksi. 6

    Terdapat 4 tanda kardinal:

    1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkankarena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab

    dan panas.

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    13/40

    13

    2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalamsebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi.

    Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya,

    sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau

    tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota

    keluarganya terkena. Walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi

    tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa

    (carrier).

    3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yangberwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,

    rata-rata panjang 1 cm pada ujung terowongan itu ditemukan papul

    atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi

    polimorf (pustul, ekskoriasi, dan lain-lain). Tempat predileksinya

    biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu:

    sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar,

    lipat ketiak bagian depan, areola mamae (wanita), umbilikus, bokong,

    genitalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat

    menyerang telapak tangan dan telapak kaki.

    4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapatditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.

    Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal

    tersebut.

    Gambar 4. Gejala Kardinal

    Dikutip dari 13

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    14/40

    14

    f. Bentuk-bentuk skabiesTerdapat bentuk-bentuk khusus antara lain:6

    1. Skabies pada orang bersihBentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan

    yang sedikit jumlahnya hingga sangat sukar ditemukan. Dalam

    penelitian dari 1000 orang penderita skabies menemukan hanya 7%

    terowongan.

    2. Skabies in cognitoBentuk ini timbul pada skabies yang diobati dengan

    kortikosteroid sehingga gejala dan tanda klinis membaik. Tetapi

    tungau tetap ada dan penularan masih bias terjadi.

    3. Skabies yang ditularkan melalui hewanSumber utama dari skabies ini adalah anjing. Kelainan ini

    berbeda dengan skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan.

    Tidak menyerang sela-sela jari dan genitalia eksterna. Lesi biasanya

    terdapat pada daerah dimana orang sering kontak atau memeluk

    binatang kesayangannya yaitu paha, lengan, dan dada. Masa inkubasi

    lebih pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat

    sementara (4-8 minggu) dan dapat sembuh sendiri karena skabies

    varietas binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada

    manusia.

    g. Diagnosis Skabies1. Anamnesis

    Beberapa hal yang perlu ditanyakan dalam anamnesis antara

    lain: 12

    a) Biodata.Perlu dikaji secara lengkap untuk umur, penyakit skabies

    bisa menyerang semua kelompok umur, baik anak-anak maupun

    dewasa bisa terkena penyakit ini, tempat, paling sering di

    lingkungan yang kebersihannya kurang dan padat penduduknya

    seperti asrama dan penjara.

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    15/40

    15

    b) Keluhan utama.Biasanya penderita datang dengan keluhan gatal dan ada

    lesi pada kulit.

    c) Riwayat penyakit sekarang.Biasanya penderita mengeluh gatal terutama malam hari

    dan timbul lesi berbentuk pustul pada sela-sela jari tangan,

    telapak tangan, ketiak, areola mammae, bokong, atau perut bagian

    bawah. Untuk menghilangkan gatal, biasanya penderita

    menggaruk lesi tersebut sehingga ditemukan adanya lesi

    tambahan akibat garukan.

    d) Riwayat penyakit terdahulu.Tidak ada penyakit lain yang dapat menimbulkan skabies

    kecuali kontak langsung atau tidak langsung dengan penderita.

    e) Riwayat penyakit keluargaPada penyakit skabies, biasanya ditemukan anggota

    keluarga lain, tetangga atau juga teman yang menderita, atau

    mempunyai keluhan dan gejala yang sama.

    f) Psikososial.Penderita skabies biasanya merasa malu, jijik, dan cemas

    dengan adanya lesi yang berbentuk pustul. Mereka biasanya

    menyembunyikan daerah-daerah yang terkena lesi pada saat

    interaksi sosial.

    g) Pola kehidupan sehari-hari.Penyakit skabies terjadi karena hygiene pribadi yang

    buruk atau kurang (kebiasaan mandi, cuci tangan, dan ganti baju

    yang tidak baik). Pada saat anamnesis, perlu ditanya secara jelas

    tentang pola kebersihan diri penderita maupun keluarga. Dengan

    adanya rasa gatal di malam hari, tidur penderita sering kali

    terganggu. Lesi dan bau yang tidak sedap, yang tercium dari sela-

    sela jari atau telapak tangan akan menimbulkan gangguan

    aktivitas dan interaksi sosial.

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    16/40

    16

    2. Pemeriksaan fisikDari pemeriksaan fisik didapatkan kelainan berupa: 14

    a) Terowongan berupa garis hitam, lurus, berkelok, atau terputus-putus, berbentuk benang.

    b) Papula, urtika, ekskoriasi dalam perubahan eksematous ialah lesi-lesi sekunder yang disebabkan sensitisasi terhadap parasit, serta

    ditemukan eksantem.

    c) Terlihat infeksi bakteri sekunder dengan impetiginasi danfurunkulosis.

    Lokasi biasanya pada tempat dengan stratum korneum yang tipis

    seperti: sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku

    bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae (wanita),

    umbilikus, bokong, genitalia eksterna (pria) dan perut bagian bawah.

    Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan kaki bahkan diseluruh

    permukaan kulit, sedangkan pada remaja dan dewasa dapat timbul pada

    kulit kepala dan wajah. 15

    Sifat-sifat lesi kulit berupa papula dan vesikel milier sampai

    lentrikuler disertai ekskoriasi. Bila terjadi infeksi sekunder tampak

    pustul lentrikuler. Lesi yang khas adalah terowongan (kanalikulus)

    milier, tampak berasal dari salah satu papula atau vesikel, panjang kira-

    kira 1 cm, berwarna putih abu-abu. Ujung kanalikuli adalah tempat

    persembunyian dan bertelur Sarcoptes scabiei.15

    3. Pemeriksaan mikroskopisDiagnosis pasti ditegakkan dengan ditemukannya tungau pada

    pemeriksaan mikroskopis yang dapat dilakukan dengan berbagai cara,

    yaitu: 6,10,12

    a) Kerokan kulit.Minyak mineral diteteskan di atas papul atau terowongan

    baru yang masih utuh, kemudian dikerok dengan menggunakan

    scalpel steril untuk mengangkat atap papul atau terowongan, lalu

    diletakkan di atas gelas objek, di tutup dengan gelas penutup, dan

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    17/40

    17

    diperiksa di bawah mikroskop. Hasil positif apabila tampak tungau,

    telur, larva, nimfa, atau skibala. Pemeriksaan harus dilakukan

    dengan hati-hati pada bayi dan anak-anak atau pasien yang tidak

    kooperatif.

    b) Mengambil tungau dengan jarum.Jarum dimasukkan ke dalam terowongan pada bagian yang

    gelap, lalu digerakkan secara tangensial. Tungau akan memegang

    ujung jarum dan dapat diangkat keluar.

    c) Epidermal shave biopsi.Mencari terowongan atau papul yang dicurigai pada sela jari

    antara ibu jari dan jari telunjuk, lalu dengan hati-hati diiris pada

    puncak lesi dengan scalpel no.16 yang dilakukan sejajar dengan

    permukaan kulit. Biopsi dilakukan sangat superficial sehingga tidak

    terjadi perdarahan dan tidak memerlukan anestesi. Spesimen

    kemudian diletakkan pada gelas objek, lalu ditetesi minyak mineral

    dan periksa di bawah mikroskop.

    d) Tes tinta Burrow.Papul skabies dilapisi dengan tinta pena, kemudian segera

    dihapus dengan alkohol. Jejak terowongan akan tampak sebagai

    garis yang karakteristik berbelok-belok karena adanya tinta yang

    masuk. Tes ini mudah sehingga dapat dikerjakan pada bayi/anak

    dan pasien nonkooperatif.

    e) Kuretasi terowongan.Kuretasi superficial sepanjang sumbu terowongan atau pada

    puncak papul, lalu kerokan diperiksa dibawah mikroskop setelah

    ditetesi minyak mineral. Cara ini dilakukan pada bayi, anak-anak

    dan pasien nonkooperatif.

    h. Diagnosis BandingAda pendapat yang mengatakan penyakit skabies ini merupakan

    the great immitator karena dapat menyerupai banyak penyakit kulit dengan

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    18/40

    18

    keluhan gatal. Sebagai diagnosis banding ialah: prurigo, pedikulosis

    korporis, dermatitis, dan lain-lain. 6

    i. PenatalaksanaanPenatalaksanaan skabies dibagi menjadi 2 bagian : 6,10,12

    1. Penatalaksanaan secara umum.Pada pasien dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan mandi teratur

    setiap hari. Semua pakaian, sprei, dan handuk yang telah digunakan

    harus dicuci secara teratur dan bila perlu direndam dengan air panas.

    Demikian pula halnya dengan anggota keluarga yang beresiko tinggi

    untuk tertular, terutama bayi dan anak-anak, juga harus dijaga

    kebersihannya dan untuk sementara waktu menghindari terjadinya

    kontak langsung. Secara umum tingkatkan kebersihan lingkungan

    maupun perorangan dan tingkatkan status gizinya. Beberapa syarat

    pengobatan yang harus diperhatikan :

    a) Semua anggota keluarga harus diperiksa dan mungkin semua harusdiberi pengobatan secara serentak.

    b) Hygiene perorangan : penderita harus mandi bersih, bila perlumenggunakan sikat untuk menyikat badan. Sesudah mandi pakaian

    yang akan dipakai harus disetrika.

    c) Semua perlengkapan rumah tangga seperti bangku, sofa, sprei,bantal, kasur, selimut harus dibersihkan dan dijemur dibawah sinar

    matahari selama beberapa jam.

    2. Penatalaksanaan secara khusus.Obat-obat anti skabies yang tersedia dalam bentuk topikal antara

    lain: 6

    a) Belerang endap (sulfur presipitatum), dengan kadar 4-20% dalambentuk salap atau krim. Kekurangannya ialah berbau dan

    mengotori pakaian dan kadang-kadang menimbulkan iritasi. Dapat

    dipakai pada bayi berumur kurang dari 2 tahun.

    b) Emulsi benzil-benzoas (20-25%), efektif terhadap semua stadium,diberikan setiap malam selama tiga hari. Obat ini sulit diperoleh,

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    19/40

    19

    sering memberi iritasi, dan kadang-kadang makin gatal setelah

    dipakai.

    c) Gama benzena heksa klorida (gameksan=gammexane) kadarnya1% dalam krim atau losio, termasuk obat pilihan karena efektif

    terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan jarang memberi

    iritasi. Pemberiannya cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala

    diulangi seminggu kemudian.

    d) Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan obatpilihan, mempunyai dua efek sebagai anti skabies dan anti gatal.

    Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra.

    e) Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, kurang toksikdibandingkan gameksan, efektifitasnya sama, aplikasi hanya sekali

    dan dihapus setelah 10jam. Bila belum sembuh diulangi setelah

    seminggu. Tidak dilanjutkan pada bayi di bawah umur 12 bulan.

    j. PrognosisDengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakain obat, serta

    syarat pengobatan dapat menghilangkan faktor predisposisi, maka

    penyakit ini memberikan prognosis yang baik. 6

    C.CREEPING ERUPTIONa. Pendahuluan

    Creeping eruption disebut juga cutaneous larva migrans (CLM)

    disebabkan oleh penetrasi dan migrasi larva nemato da di dalam epidermis.

    Istilah creeping eruption digunakan pada kelainan kulit yang merupakan

    peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok, menimbul dan progresif,

    disebabkan oleh invasi larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan

    kucing. 16

    Creeping eruption termasuk dalam penyakit parasit hewani.

    Maksudnya parasit berupa hewan. Beberapabuku menyebutkan sebagai

    zoonosis, namun istilah ini kurang tepat karena zoonosis berarti penyakit

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    20/40

    20

    pada hewan yang dapat ditularkan pada manusia, sedangkan penyakit ini

    bukan panyakit hewan. Jadi istilah penyakit parasit hewani lebih tepat. 6,16

    Infestasi biasanya terjadi melalui kontak dengan tanah atau pasir

    yang terkontaminasi dengan kotoran binatang. Invasi ini sering terjadi

    pada anak-anak terutama yang sering berjalan tanpa alas kaki, atau yang

    sering berhubungan dengan tanah dan pasir. Demikian pula para petani

    atau tentara sering mengalami hal yang sama.

    b. EpidemiologiCreeping eruption ditemukan di seluruh dunia tapi paling sering

    terjadi di daerah dengan iklim tropis atau subtropis yang hangat dan

    lembab, misalnya di Afrika, Amerika Selatan dan Barat, terutama Amerika

    Serikat bagian tenggara, Karibia, Afrika, Amerika Selatan, Amerika Pusat,

    India, dan Asia Tenggara, di Indonesia pun banyak dijumpai.

    Infestasi lebih sering ditemukan saat ini karena tingginya mobilitas

    dan tamasya. Dilaporkan adanya outbreak insiden CLM di perkemahan

    anak-anak di Miami, Florida pada tahun 2006. Dilaporkan 22 orang

    (33,7%) terdiri dari anak-anak dan dewasa, menderita CLM setelah 2,5

    minggu berada di perkemahan. Dari analisa didapatkan 22 orang tersebut

    berain di kotak pasir selama minimal 1 jam per hari, berjemur matahari 1

    jam per hari, 17 dari 22 orang yag terkena ternyata tidak mengenakan

    sandal pada saat bermain pasir. Banyak yang mengakui adanya kucing

    yang bekeliaran dalam jumlah cukup banyak di sekitar perkemahan. 16

    Cara infeksi melalui kontak kulit dengan larva infektif pada tanah.

    Orang dari berbagai jenis umur, seksa dan ras bisaterinfeksi jika terpajan

    larva. Grup yang beresiko adalah mereka yang pekerjaan atau hobinya

    berkontak dengan tanah berpasir yang lembab dan hangat antara lain

    sebagai berikut: 6,17,18

    1. Orang yang tidak memakai alas kaki di pantai2. Anak-anak yang bermain pasir3. Petani4. Tukang kebun

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    21/40

    21

    5. Pembersih septic tank6. Pemburu7. Tukang kayu8. Penyemprot serangga

    c. EtiologiSreeping eruption biasanya ditujukan untuk lesi yang diakibatkan

    cacing tambang dengan hospes non manusia. Penyebab utama adalah larva

    yang berasal dari cacing tambang binatang anjing dan kucing, yaitu

    ancylostoma braziliense dan ancylostoma caninum. Ancylostoma

    braziliense adalah penyebab tersering. Di Asia Timur umumnya

    disebabkan oleh Gnathostoma babi dan kucing. Pada beberapa kasus

    ditemukan Echinococcus, Strongyloides stercoralis, Dermatobia maziales

    dan Lucilia caesar. Selain itu dapat pula disebabkan oleh larva dari

    beberapa jenis lalat, misalnya Castrophilus (the horse bot fly) dan cattle

    fly. 6,16,17

    Penyebab yang umum:

    1. Ancylostoma braziliense2. Ancylostoma caninum3. Uncinaria phlebotonum

    Penyebab yang jarang:

    1. Ancylostoma ceylonicum2. Ancylostoma tubaeforme3. Necator amricanus4. Strongyloides papillosus5. Strongyloides westeri6. Ancylostoma duondenale

    b. Siklus HidupSiklus hidup ancylostoma braziliense terjadi pada binatang dan

    serupa dengan ancylostoma duodenale pada manusia. Siklus hidup parasit

    dimulai saat telur keluar bersama kotoran binatang ke tanah berpasir yang

    hangat dan lembab. Pada kondisi kelembaban dan temperatur yang

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    22/40

    22

    menguntungkan, telur bisa menetas dan tumbuh cepat menjadi larva

    rhabditiform. Awalnya larva makan bakteri yang ada di tanah dan berganti

    buluh dua kali sebelum menjadi bentuk infektif (larva stadium tiga). Pada

    hospes alami binatang, larva mampu penetrasi sampai ke dermis dan

    ditranspor melalui sistem limfatik dan vena sampai ke paru-paru.

    Kemudian menembus samai ke alveoli dan trakea dimana kemudian

    tertelan. Di usus terjadi pematangan secara seksual, dan siklus baru

    dimulai saat telur diekskresikan. Larva yang infektif dapat tetap hidup

    pada tanah selama beberapa minggu. 6

    c. PatogenesisCreeping eruption disebabkan oleh berbagai spesies cacing

    tambang binatang yang didapat dari kontak kulit langsung dengan tanah

    yang terkontaminasi feses anjing atau kucing. Hospes normal cacing

    tambang ini adalah kucing dan anjing. Telur cacing diekskresikan ke

    dalam feses, kemudian menetas pada tanah berpasiryang hangat dan

    lembab. Kemudian terjadi pergantian bulu dua kali sehingga menjadi

    bentuk infektif (larva stdaium tiga). Manusia yang berjalan tanpa alas kaki

    terinfeksi secara tidak sengaja oleh larva dimana larva menggunakan

    enzim protease untuk menembus melalui folikel, fisura atau kulit intak.

    Setelah penetrasi stratum korneum, larva melepas kutikelnya. Biasanya

    migrasi dimulai dalam waktu beberapa hari. 6

    Larva stadium tiga menembus kulit manusia dan bermigrasi

    beberapa cm per hari, biasanya antara stratum germinativum dan stratum

    korneum. Larva ini tinggal di kulit berjalan-jalan tanpa tujuan sepanjang

    dermoepidermal.hal ini menginduksi reaksi inflamasi eosinofilik setempat.

    Setelah beberapa jam atau hari akan timbul gejala di kulit.

    Larva bemigrasi pada epidermis tepat di atas membran basalis dan

    jarang menembus ke dermis. Manusia merupakan hospes aksidental dan

    larva tidak mempunyai enzim kolagenase yang cukup untuk penetrasi

    membran basalis sampai ke dermis. Sehingga penyakit ini menetap di kulit

    saja. Enzim proteolitik yang disekresi larva menyababkan inflamasi

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    23/40

    23

    sehingga terjadi rasa gatal dan progresi lesi. Meskipun larva tidak bisa

    mencapai intestinum untuk melengkapi siklus hidup, larva seringkali

    migrasi ke paru-paru sehingga terjadi infiltrat paru. Pada pasien dengan

    keterlibatan paru-paru didapat larva dan eosinofil pada sputumnya. 6

    Kebanyakan larva tidak mampu menembus lebih dalam dan mati

    setelah beberapa hari sampai beberapa bulan.

    d. Manifestasi KlinikMasuknya larva ke kulit biasanya disertai rasa gatal dan panas.

    Mula-mula akan timbul papul, kemudian diikuti bentuk yang khas, yakni

    lesi berbentuk linear atau berkelok-kelok, menimbul dengan diameter 2-3

    mm, dan berwarna kemerahan. Adanya lesi papul yang eritematosa ini

    menunjukkan bahwa larva tersebut telah ada di kulit selama beberapa jam

    atau hari. 6,17,18

    Perkembangan selanjutnya papul merah ini menjalar seperti benang

    berkelok-kelok, polisiklik, sepriginosa, menimbul dan membentuk

    terowongan (burrow), mencapai panjang beberapa cm. Rasa gatal biasanya

    lebih hebat pada malam hari. Terjadi rasa gatal pada ujung lesi yang

    bertambah panjang karena terdapat larva. Lebar lesi berkisar antara 3 mm

    dan panjang bervariasi mencapai 15-20 cm. Lesi bisa tunggal atau

    multipel, sangat gatal dan bisa juga nyeri.

    Tempat predileksi adalah di tungkai, plantar, tangan, anus, bokong,

    paha, juga di bagian tubuh di mana saja yang sering berkontak dengan

    tempat larve berada. Sering terjadi ekskoriasi dan infeksi sekunder oleh

    bakteri. Larva terbatas hanya pada lapisan epidermis. Penyakit ini self

    limited dengan kematian larva dalam waktu sebulan atau dua bulan.

    Infeksi bakteri sekunder bisa terjadi akibat garukan pada lesi. 6,17-19

    Tanda dan gejala sistemik (mengi, batuk kering, urtikaria) pernah

    dilaporkan pada pasien dengan infeksi ekstensif. Tanda sistemik termasuk

    eosinofilia perifer dan peningkatang kadar IgE. Pada kasus creeping

    eruption bisaterjadi sindrom loeffler dan mtositis namun jarang dijumpai.

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    24/40

    24

    Larva bisa bermigrasi ke usus halus dan menyebabkan enteritis eosinofilik.

    6

    e. DiagnosisDiagnosis creeping eruption ditegakkan berdasarkan riwayat

    pajanan epidemiologi dan penemuan lesi karakteristik. Bentuk khas, yakni

    terdapatnya kelainan seperti benang yang lurus atau berkelok-kelok,

    menimbul, dan terdapat papul atau vesikel di atasnya. Biopsi spesimen

    diambil pada ujung jalur yang mungkin mengandung larva. 6

    Bila infeksi ekstensif bisa dijumpai tanda sistemik berupa

    eosinofilia perifer, sindrom loeffler (infiltrat paru yang berpindah-pindah),

    peningkatan IgE. Hanya sedikit pasien yang menunjukkan eosinofilia

    perifer dan peningkatan IgE.

    Untuk menunjang diagnosa bisa dilakukan biopsi kulit. Biopsi kulit

    yang diambil tepat di atas lesi menunjukkan larva (tes periodik asam schiff

    positif) di terowongan suprabsalar, terowongan pada membran basalis,

    spongiosis dengan vesikel intraepidermal, nekrosis keratinosit dan infiltrat

    kronis oleh eosinofil pada lapisan epidermis dan dermis bagian atas. 17,19

    f. Diagnosis BandingDengan melihat adanya terowongan harus dibedakan dengan

    skabies. Pada skabies terowongan yang terbentuk tidak akan sepanjang

    seperti pada penyakit ini. bila melihat bentuk yang polisiklis sering

    dikacaukan dengan dermatofitosis. Pada permulaan lesi berupa papul,

    marena itu sering diduga insect bite. Bila invasi larvayang multipel timbul

    serentak, papul-papul lesi dini sering menyerupai herpes zoster stadium

    permulaan. Diagnosis banding mencakup serkaria atau dermatitis kontak,

    infeksi bakteri atau jamur, skabies, myiasis, loiasis dan beberapa parasit

    migran lainnya. 6

    g. PenatalaksanaanInfeksi cacing tambang binatang dicegah dengan menghindari

    kontak kulit langsung dengan tanah yang tercemar kotoran binatang.

    Pengobatan cacing tambang untuk kucing dan anjing merupakan hal yang

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    25/40

    25

    utama untuk mencegah creeping eruption. Kotoran binatang harus

    dipindahkan secara benar dari area aktivitas manusia. Creeping eruption

    bisa dicegah dengan mudah dengan memakai alas kaki yang memadai

    setiap saat. 6

    Jika dibiarkan saja tanpa pengobatan, larva akan mati dan

    diabsorbsi. Meskipun penyakit ini self limited, rasa gatal yang hebat dan

    resiko infeksi sekunder memaksa seseorang untuk berobat. Untuk kasus

    yang ringan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Jika perlu dapat

    diberikan secara topikal. Pengobatan topikal ditujukan untuk lesi awal

    yang terlokalisasi. Untuk kasus yang lebih berat dapat diberikan obat

    peroral. Pengobatan oral untuk lesi yang luas atau gagal dengan topikal.

    Antihistamin membantu mengurangi rasa gatal. Jika terjadi infeksi

    sekunder oleh bakteri dapat diberikan antibiotik. 6

    Sejak tahun 1963 telah diketahui bahwa antihelminthes

    berspektrum luas, misalnya tiabendazol ternyata efektif. Dosisnya 50

    mg/kgBB/hari, dua kali sehari, diberikan berturut-turut selama dua hari.

    Dosis maksimum 3 gr sehari. Jika belum sembuh dapat diulangi setalah

    beberapa hari. Obat ini sukar didapat. Efek sampingnya mual,pusing dan

    muntah. Eyster mencoba pengobatan topikal solusio tiabendazol dalam

    DMSO dan ternyata efektif. Demikian pula pengobatan secara oklusi

    selama 34-48 jam telah dicoba oleh Davis. Obat lain ialah albendazol,

    dosis sehari 400 mg sebagai obat dosis tunggal, oral atau thiabendazole

    topikal merupakan terapi yang direkomendasikan. Namun pengobatan ini

    mempunyai efek samping seperti nausea, diare, anoreksia, pusing, sakit

    kepala, pembesaran KBG dan reaksi alergi. Keamanan pengobatan ini

    selama kehamilan masih belum diketahui. 6,18

    Cara terapi ialah dengan cryotherapy yakni menggunakan CO2

    snow (dr ice) dengan b.penakanan 45 detik sampai 1 menit, 2 hari

    berturut-turut. Penggunaan N2 cair juga pernah dicoba. Cara beku dengan

    menyemprotkan kloretil sepanjang lesi. Cara tersebut di atas agak sulit

    karena kita tidak mengetahui secara oasti di mana larva berada, dan bila

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    26/40

    26

    terlalu lama dapat merusak jaringan di sekitarnya. Pengobatan cara lama

    dan sudah ditinggalkan adalah dengan preparat antimony. Penggunaan

    topikal spray etil klorida, nirtogen cair, fenl, Co2 beku, piperazin sitrat,

    elektrokauter dan radiasi tidak behasil karena larva bisa lolos. Kemoterapi

    dengan klorokuin, antimony, dan dietilkarbamazin juga tidak berhasil.

    1. TiabendazolMerupakan drog of choice. Menghambat enzim fumarat reduktase

    sehingga menginhibisi pembentukan mikrotubuli. Akan terjadi

    gangguan ambilan glukosa dan inhibisi malat dehidrogenase.

    Merupakan anihelminthes heterosiklik generasi ketiga. 6

    a) Dewasa1. Topikal berupa supensi 10-15% (kadang dicampur dengan

    krim kortikosteroid) secara oklusi, 2 kali sehari, selama

    minimal 1 minggu

    2. Oral 25-50 mg/kgBB/hari, tiap 12 jam, selama 2-5 harib) Anak-anak

    1. Dengan dosis 25-50 mg/kgBB/hari setiap 12 jam. Tidak lebihdari 3 gr/hari

    2. Tiabendazol lebih toksik daripada benzimidazol lainnya danivermectin sehingga lebih dipilih agen yang lain. Efek sampign

    yang sering berupa pusing, anoreksia, nausea dan muntah.

    Permasalahan yang lebih jarang seperti nyeri epigastrium,

    kram abdomen, diare, pruritus, nyeri kepala, mengantuk, dan

    simtom neuroleptik. Pernah dilaporkan kerusakan hati yang

    ireversibel dan sindrom steven johnson. Tiabendazol pada anak

    di bawah 15 kg masih terbatas penggunaaannya. Obat ini tidak

    boleh digunakan untuk ibu hamil atau yang menderita penyakit

    hati maupun ginjal.

    2. IvermectinAntiparasit semisintetik makrosiklik yang berspektrum luas

    terhadap nematoda. Cara kerjanya dengan menghasilkan paralisis

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    27/40

    27

    flaksid melalui pengikatan kanal klorida yang diperantarai glutamat.

    Mungkin merupakan drug of choice karena keamanan, toksisitas

    rendah dan dosis tunggal. 6

    a) Dewasa1. 12 mg atau 200 ug/kgBB dosis tunggal

    b) Anak-anak1. 5 tahun: sama dengan dewasa

    Efek samping mencakup kelelahan, pusing, nausea, muntah,

    nyeri perut dan bercak kemerahan. Hindari penggunaan bersama obat

    yang meningkatkan aktivitas GABA seperti barbiturat, benzodiazepin

    dan asam valproat. Ivermectin tidak boleh diberikan pada ibu hamil.

    3. AlbendazolAntihelmintas bersepektrum luas yang mengganggu ambilan

    glukosa dan agregasi mikrotubuli. Sebagai alternatif pengganti

    tiabendazol. 6

    a) Dewasa400 mg per oral, sekali sehari, selama 3 hari atau 2 x 200 mg

    sehari selama 5 hari

    b) Anak-anak1) 2 tahun: sama seperti dewasaBila digunakan 1-3 hari, albendazol hampir bebas efek

    samping. Bisa terjadi gejala ringan distres epigastrium, diare, sakit

    kepala, nausea, pusing, lesu dan insomnia. Pada pemakaian jangka

    panjang harus dicek darah dan fungsi hati. Tidak bileh diberikan pada

    orang yang hipersensitif terhadap benzimidazol lainnya atau orang

    dengan sirosis. Kemanan pada ibu hamil dan anak kurang dari 2 tahun

    masih belum diketahui.

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    28/40

    28

    4. MebendazolAntihelmintes spektrum luas yang menginhibisi perakitan

    mikrotubuli dan memblok ambilan glukosa sehingga terjdai deplesi

    cadangan glikogen parasit. 6

    a) Dewasa200 mg per oral, 2 kali sehari selama 4 hari

    b) Anak-anak1)2 tahun: seperti dewasa

    Bisa terjadi nausea, muntah, diare dan nyeri abdominal. Efek

    samping yang jarang berupa reaksi hipersensitivitas, agranulositosis,

    alopesia dan peningkatan enzim hati. Mebandazol teratogenik pada

    binatang sehingga tidak disarankan untuk ibu hamil. Pada anak kurang

    dari 2 tahun harus berhati-hati karena masih kurangnya penelitian.

    Kadar plasma bisa berkurang pada penggunaan bersama karbamazepin

    atau fenitoin. Meningkat ada penggunaan bersama simetidin. Harus

    berhati-hati pada orang dengan sirosis.

    Hasil studi yang dilakukan Tae Hyeung Kim, Byeung Song

    Lee, dan Wook Mok Sohn mendapatkan bahwa ivermectin dosis

    tunggal 12 mg pada studi acak 21 pasien didapat hasil lebih efektif

    daripada albendazol 400 mg dosis tunggal. Tiabendazol juga

    merupakan pengobatan yang efektif untuk CLM. Namun ivermectin

    dan tiabendazol sukar didapat sehingga disarankan pengobatan dengan

    albendazol dosis tunggal.

    h. KomplikasiKomplikasi yang sering terjadi adalah ekskoriasi dan infeksi

    sekunder oleh bakteri akibat garukan. Infeksi umumnya disebabkan oleh

    streptokokkus pyogenes. Bisa juga terjadi selulitis dan reaksi alergi.

    i. PrognosisPrognosis bisanyan baik. Ini merupakan penyakit yang self limited.

    Manusia merupakan hospes aksidental yang dead end di mana larva akan

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    29/40

    29

    mati dan lesi membaik dalam waktu 4-8 minggu. Dengan pengobatan

    progresi lesi danrasa gatal akan hilang dalam waktu 48 jam.

    Bisa terjadi reaksi hipersensitivitas. Sering terjadi eosinofilia

    perifer. Tidak terjadi imunitas protektif sehingga bisa terjadi infeksi

    berulang pada pajanan berikutnya.

    D. AMEBIASIS KUTISa. Definisi

    Amebiasis kulit adalah infeksi amuba ke dalam kulit dengan gejala

    gejala khas. 15

    b. EpidemiologiAmebiasis kutis dapat mengenai semua umur, walaupoun lebih

    sering terjadi pada usia dewasa. Penyebaran dari amebiasis kutis dapat

    terjadi di seluruh dunia dan paling sering adalah di daerah tropis. 6

    c. EtiologiPenyebab dari amebiasis kutis adalah Entamoeba Histolytica,

    berbentuk bulat dengan diameter 2040 mikron. 6

    d. Faktor PredisposisiFaktor faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit ini

    umumnya didahului oleh infeksi amuba di tempat lain terutama di saluran

    cerna dan abses hati. Orang orang yang kurang mengerti kebersihan

    lebih mudah terkena penyakit ini.

    e. Perjalanan PenyakitLesi dimulai sebagai abses di sekitar anus, selanjutnya memecah

    dan mengeluarkan amuba. Kemudian menjadi daerah yang merah dan

    menebal. Biasanya penderita mengeluh gatal dan sakit. 6

    f. Pemeriksaan KulitDari pemeriksaan kulit biasanya berlokasi di genitalia eksterna,

    sekitar anus, perineum dan bokong dengan efflorensi makula eritematosa

    dengan permukaan kasar tak rata, jika sudah lama akan menjadi granuloma

    merah di sekitar anus.

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    30/40

    30

    Gambar 5. Gambaran Klinis Amebiasis Kutis

    Dikutip dari 21

    g. Gambaran HisopatologiPada epidermis terjadi hiperkeratosis, terdapat pula sebukan

    jaringan nekrosis dengan sel plasma, limfosit dan sel sel polinuklear.

    E.histolytica dapat ditemukan dalam jaringan kulit.

    Gambar 6. Gambaran Histopatologi Amebiasis Kutis

    Dikutip dari 22

    h. Pemeriksaan Penunjang1. Mencari E.Histolytica dalam tinja2. Pemeriksaan Serologi.

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    31/40

    31

    i. Diagnosis BandingGranuloma Inguinale, limfogranuloma venereum atau tuberkulosis

    mukokutan bahkan karsinoma rektum harus dipikirkan sebagai diagnosis

    banding.

    j. Penatalaksanaan6o Emetin 1 mg/kgBB selama 1014 hario Diiodohidroksikuinolin atau tetrasiklin juga berkhasiat baik, jika tidak

    berhasil dengan emetin

    k. PrognosisPrognosis pada penyakit ini baik.

    E. INSECT BITEa. Definisi

    Insect bite adalah kelainan akibat gigitan atau tusukan serangga

    yang disebabkan reaksi terhadap toksin atau alergen yang dikeluarkan

    artropoda. 6,15

    b. EpidemiologiGigitan serangga dapat mengenai semua umur dengan frekuensi

    yang sama pada pria dan wanita.

    c. EtiologiToksin atau alergen dalam cairan gigitan serangga tersebut. 6

    d. Faktor PredisposisiLingkungan yang banyak serangga, seperti perkebunan,

    persawahan dll

    e. Perjalanan PenyakitSetelah digigit serangga timbul edema pada kulit, disusul jaringan

    nekrosis setempat. Penderita mengeluh gatal dan nyeri pada tempat

    gigitan. Gejala sistemik berupa rasa tak enak, muntah muntah, pusing

    sampai syok dapat menyertai gigitan dengan toksin yang berat. 6

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    32/40

    32

    f. Pemeriksaan KulitLokasi yang terkena dapat hampir di seluruh tubuh dengan

    effloresensi dapat berupa eritema morbiliformis atau bula yang dikelilingi

    eritema dan iskemia, kemudian terjadi nekrosis luas dan gangren. Kadang

    kadang berupa pustul miliar sampai lentikular menyeluruh atau pada

    sebagian tubuh. 6,15

    g. Gambaran HistopatologiEdema antara sel sel epidermis, spongiosis, serta sebukan sel

    polimorfonuklear. Pada dermis ditemukan pelebaran ujung pembuluh

    darah dan sebukan sel radang akut. 15

    h. Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan darah melihat eosinofil2. Tes tusuk dan goresan dengan alergen tersangka

    i. Diagnosis Banding1. Prurigo : biasanya kronik, berbentuk papula/nodula kronik yang gatal.2. Urtikaria : tidak jelas ada gigitan/tusukan serangga3. Dermatitis kontak : biasanya jelas ada bahan bahan kontaktan, lesi

    sesuai dengan tempat kontak.

    j. Penatalaksanaan1. Topikal : jika reaksi lokal ringan, dikompres dengan larutan asam borat

    3% atau kortikosteroid topikal seperti krim hidrokortison 1 2%. Jika

    reaksi berat dengan gejala sistemik, lakukan pemasangan torniket

    proksimal dari tempat gigitan, dan diberi obat sistemik.

    2. Sistemik : injeksi antihistamin seperti klorfeniramin 10 mg ataudifenhidramin 50 mg. Adrenalin 1% 0,3 0,5 ml subkutan.

    Kortikosteroid sistemik diberikan pada penderita yang tak tertolong

    dengan antihistamin atau adrenalin. 6,15

    k. PrognosisPrognosis pada penyakit kulit akibat gigitan serangga umumnya

    baik.

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    33/40

    33

    F. TRIKOMONIASISa. Definisi

    Trikomoniasis merupakan infeksi saluran urogenital bagian bawah

    pada wanita maupun pria dapat bersifat akut atau kronik disebabkan oleh

    Trichomonas Vaginalis dan peniularannya biasanya melalui hubungan

    seksual. 6

    b. EtiologiPenyebab trikomoniasis adalah Trichomonas Vaginalis yang

    pertama kali ditemukan oleh Donne tahun 1836. T.Vaginalis merupakan

    flagellata berbentuk filiformis, berukuran 15 18 mikron, mempunyai 4

    flagela dan bergerak seperti gelombang. Parasit ini berkembang biak

    secara belah pasang memanjang dan dapat hidup dalam suasana PH 5

    7,5. Pada suhu 50 derajat celcius akan mati dalam beberapa menit, tetapi

    pada suhu 0 derajat celcius dapat bertahan sampai 5 hari. 6

    c. InsidensPenularan umumnya melalui hubungan kelamin, tetapi dapat juga

    melalui pakaian, handuk atau karena berenang. Oleh karena itu

    trikomoniasis terutama ditemukan pada orang dengan aktivitas seksual

    tinggi, tetapi dapat juga ditemukan pada bayi dan penderita setelah

    menopause. Penderita wanita lebih banyak dibandingkan pria. 6

    d. PatogenesisT. Vaginalis mampu menimbulkan peradangan pada dinding

    saluran urogenital dengan cara invasi sampai mencapai jaringan epitel dan

    sub epitel. Masa Tunas rata rata 4 hari sampai 3 minggu. Pada kasus

    yang lanjut terdapat bagianbagian dengan jaringan granulasi yang jelas.

    Nekrosis dapat ditemukan di lapisan sub epitel yang menjalar sampai di

    permukaan epitel. Di dalam vagina dan uretra parasit hidup dari sisasisa

    sel, kumankuman dan benda lain yang terdapat di dalam sekret. 6

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    34/40

    34

    e. Gejala Klinis1. Trikomoniasis pada wanita

    Pada kasus akut terlihat sekret vagina seropurulen berwarna

    kekuning kuningan, kuning hijau, berbau tidak enak, dan berbusa.

    Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab. Kadang kadang

    terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks, yang tampak

    sebagai granulasi berwarna merah dan dikenal sebagai strawberry

    appearance dan disertai gejala dispareunia, perdarahan pasca koitus

    dan perdarahan inttermenstrual. Bila sekret banyak yang keluar dapat

    timbul iritasi pada lipat paha atau di sekitar genitalia eksterna. Selain

    vaginitis dapat pula terjadi uretritis, bartholinitis, skenitis dan sistitis

    yang pada umumnya tanpa keluhan. Pada kasus yang kronik gejala

    lebih ringan dan sekret vagina biasanya tidak berbusa. 6,15

    2. Trikomoniasis pada lakilakiPada lakilaki yang diserang terutama uretra, kelenjar prostat,

    kadang kadang preputium, vesikula seminalis dan epididimis. Pada

    umumnya gambaran klinis lenih ringan dibandingkan dengan wanita.

    Bentuk akut gejalanya mirip uretritis non gonore, misalnya disuria,

    poliuria dan sekret uretra mukoid atau mukopurulen. Urin biasanya

    jernih, tetapi kadangkadang ada benangbenang halus. Pada bentuk

    kronik gejala tidak khas, gatal pada uretra, disuria dan urin keruh pada

    pagi hari. 6,15

    f. DiagnosisSelain pemeriksaan langsung dengan mikroskopik sediaan basah

    dapat juga dilakukan pemeriksaan dengan pewarnaan giemsa, akridin

    oranye, leishman, gram dan papanicolau. Akan tetapi pengecatan tersebut

    dianggap sulit karena proses fiksasi dan pengecatan diduga dapat

    mebgubah morfologi kuman. 6

    Pada pembiakan pemilihan media merupakan hal penting,

    mengingat banyak jenis media yang digunakan. Media modifikasi

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    35/40

    35

    diamond, misalnya in pouch tv digunakan secara luas dan menurut

    penelitian yang dilakukan media ini yang paling baik dan mudah didapat.

    g. PengobatanPengobatan dapat diberikan secara topikal atau sistemik. 6,15

    1. Secara topikal, dapat berupa :a) Bahan cairan berupa irigasi, misalnya hidrogen peroksida 1 2%

    dan larutan asam laktat 4%.

    b) Bahan berupa suppositoria, bubuk yang bersifat trikomoniasidal.c) Jel dan krim yang bersifat zat trikomoniasidal

    2. Secara sistemik (oral)\Obat yang sering digunakan tergolong derivat nitromidazol

    seperti :

    a)Metronidazol : dosis tunggal 2 gram atau 3 x 500 mg per hari selama7 hari

    b)Nimorazol : dosis tunggal 2 gramc)Tinidazol : dosis tunggal 2 gramd)Omidazol : dosis tunggal 1,5 gram

    Pada waktu pengobatan perlu beberapa anjuran pada penderita :

    1. Pemeriksaan dan pengobatan terhadap pasangan seksual untukmencegah jangan terjadi infeksi ping pong

    2. Jangan melakukan hubungan seksual selama pengobatan dan sebelumdinyatakan sembuh.

    3. Hindari pemakaian barang barang yang mudah menimbulkantransmisi.

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    36/40

    36

    BAB III

    KESIMPULAN

    Penyakit kulit parasit menyebar di seluruh belahan dunia dan dikenal sejak

    zaman kuno. Terdapat 6 penyakit yang penting, di antaranya adalah skabies,

    pedikulosis, tungiasis, dan creeping eruption. Pedikulosis merupakan gangguan

    yang disebabkan infestasi tuma yang menghisap darah manusia untuk

    mempertahankan hidup. Pada manusia terdapat 4 klasifikasi pedikulosis yaitu;

    Pediculus humanus capitis, Pediculus humanus corporis, dan Pthirus pubis.

    Pedikulosis Capitis merupakan infeksi kulit rambut kepala yang disebabkan oleh

    Pediculus humanus var.capitis. Rasa gatal merupakan gejala utama. Telur-telur

    cenderung lebih banyak ditemukan pada daerah oksipital kulit dan di atas telinga.

    Kemudian arena garukan akan timbul erosi, ekskoriasi dan infeksi sekunder

    berupa pus dan krusta. Pengobatan secara topikal di antaranya dengan pemberian

    malathion yang memberikan efek pedikulosid dengan cara pemberian topical

    sebanyak 0,5% atau 1% dalam bentuk losio atau sray.

    Pedikulosis Corporis merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh

    Pediculus humanus var. corporis. Umumnya hanya ditemukan kelainan berupa

    bekas-bekas garukan pada badan, karena gatal baru berkurang dengan garukan

    yang lebih intensif. Gatal biasanya dirasakan pada malam hari terutama di daerah

    ketiak dan badan. Pengobatannya ialah dengan krim gameksan 1% yang dioleskan

    tipis di seluruh tubuh dan didiamkan 24 jam, setelah itu penderita disuruh mandi.

    Phthiriasis adalah gangguan pada daerah pubis yang disebabkan oleh

    infestasi tuma Phthirus pubis. Gejala yang terutama adalah gatal di daerah pubis

    dan sekitarnya. Disitu dijumpai bercak yang berwarna abu-abu atau kebiruan yang

    disebut sebagai makula serulae. Gejala patognomonik lainnya adalah black dot,

    yaitu adanya bercak-bercak hitam yang tampak jelas pada celana dalam berwarna

    putih yang dilihat oleh penderita pada waktu bangun tidur. Pengobatannya yakni

    dengan gameksan 1% atau benzil benzoat 25% yang dioleskan dan didiamkan

    selama 24 jam.

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    37/40

    37

    Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan

    sensitisasi terhadap tungau sarcoptes scabiei varietas hominis. Terdapat 4 tanda

    kardinal yang merupakan tanda khas pada pasien skabies, diantaranya: Pruritus

    nokturna, penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, adanya terowongan

    (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi, dan menemukan tungau.

    Penatalaksanaan skabies dibagi menjadi 2 bagian, yaitu penatalaksanaan secara

    umum berupa anjuran untuk menjaga kebersihan dan mandi teratur setiap hari.

    Semua pakaian, sprei, dan handuk yang telah digunakan harus dicuci secara

    teratur dan bila perlu direndam dengan air panas. Dan penatalaksanaan secara

    khusus dengan pemberian belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam

    bentuk salap atau krim, emulsi benzil-benzoas (20-25%), gama benzena heksa

    klorida 1%, krotamiton 10%, dan permetrin dengan kadar 5%.

    Creeping eruption disebut juga cutaneous larva migrans (CLM)

    disebabkan oleh penetrasi dan migrasi larva nemato da di dalam epidermis.

    Masuknya larva ke kulit biasanya disertai rasa gatal dan panas. Mula-mula akan

    timbul papul, kemudian diikuti bentuk yang khas, yakni lesi berbentuk linear atau

    berkelok-kelok, menimbul dengan diameter 2-3 mm, dan berwarna kemerahan.

    Tempat predileksi adalah di tungkai, plantar, tangan, anus, bokong, paha, juga di

    bagian tubuh di mana saja yang sering berkontak dengan tempat larve berada.

    Infeksi cacing tambang binatang dicegah dengan menghindari kontak kulit

    langsung dengan tanah yang tercemar kotoran binatang. Untuk kasus yang ringan

    biasanya tidak memerlukan pengobatan. Jika perlu dapat diberikan secara topikal.

    Untuk kasus yang lebih berat dapat diberikan obat peroral. Antihistamin

    membantu mengurangi rasa gatal. Obat-obatan yang dapat digunakan antyara lain:

    tiabendazol, ivermectin, albendazol, dan mebendazol.

    Amebiasis kulit adalah infeksi amuba ke dalam kulit dengan gejala

    gejala khas. Dari pemeriksaan kulit biasanya berlokasi di genitalia eksterna,

    sekitar anus, perineum dan bokong dengan efflorensi makula eritematosa dengan

    permukaan kasar tak rata, jika sudah lama akan menjadi granuloma merah di

    sekitar anus. Penatalaksanaan dengan pemberian emetin 1 mg/kgBB selama 10

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    38/40

    38

    14 hari, diiodohidroksikuinolin atau tetrasiklin juga berkhasiat baik, jika tidak

    berhasil dengan emetin.

    Insect bite adalah kelainan akibat gigitan atau tusukan serangga yang

    disebabkan reaksi terhadap toksin atau alergen yang dikeluarkan artropoda.

    Penderita mengeluh gatal dan nyeri pada tempat gigitan. Penatalaksanaan dengan

    pemberian secara topikal : jika reaksi lokal ringan, dikompres dengan larutan

    asam borat 3% atau kortikosteroid topikal seperti krim hidrokortison 12%. Dan

    sistemik : injeksi antihistamin seperti klorfeniramin 10 mg atau difenhidramin 50

    mg. Adrenalin 1% 0,30,5 ml subkutan.

    Trikomoniasis merupakan infeksi saluran urogenital bagian bawah pada

    wanita maupun pria dapat bersifat akut atau kronik disebabkan oleh Trichomonas

    Vaginalis dan peniularannya biasanya melalui hubungan seksual. Pengobatan

    dapat diberikan secara topikal atau sistemik. Secara topikal, dapat berupa bahan

    cairan berupa irigasi, bahan berupa suppositoria (bubuk yang bersifat

    trikomoniasidal), dan jel dan krim yang bersifat zat trikomoniasidal. Secara

    sistemik obat yang sering digunakan tergolong derivat nitromidazo: metronidazol,

    nimorazol, tinidazol, dan omidazol.

  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    39/40

    39

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Hawker, J. et al., 2006. Communicable Disease Control Handbook.Blackwell: Oxford.

    2. Heukelbach, J. & Feldmieier, H., 2008. Epidemiological And ClinicalCharacteristics Of Hookworm-Related Cutaneous Larva Migrans. Lancet

    Infect Dis, 8, pp.302-9.

    3. Terry, B. et al., 2001. Sarcoptes Scabiei Infestation Among Children In ADisplacement Camp In Sierra Leone.Public Health, 115, pp.208-11.

    4. Feldmeier, H. & Heukelbach, J., 2008.Epidermal Parasitic Skin Diseases: ANeglected Category Of Poverty-Associated Plagues. WHO.

    5. Guenther, L., 2012. Pediculosis (Lice). [Online] Available at:http://emedicine.medscape.com/article/225013-overview [Accessed 2 April

    2012].

    6. Djuanda, A. et al., 2007. Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta:FKUI.

    7. Natadisastra, D. & Ridad, A., 2009. Parasitologi Kedokteran: Ditinjau dariOrgan Tubuh yang Diserang. Jakarta: EGC.

    8. Graham, R. & Burns, T., 2005. Lecture Notes Dermatologi. 8th ed. Jakarta:Erlangga.

    9. Heukelbach, J., Walton, S. & Feldmeier, H., 2005. Ectoparasitic Infestations.Curr Infect Dis Rep, 7, pp.373-80.

    10. Burns DA. Diseases Caused by Arthropods and Other Noxious Animals, in:Burns T,Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Rooks Textbook of Dermatology.

    Vol.2. USA:Blackwell publishing; 2004. 37-47

    11. Http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c0/Sarcoptes_scabei_2.jpg/230px-Sarcoptes_scabei_ 2.jpg

    12. Amiruddin MD. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.1. Makassar: FakultasKedokteran Universitas Hasanuddin ; 2003. 5-10.

    13. : http://en.wikipedia.org/wiki/File:ScabiesD08.JPG14. Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit.Ed.1. Jakarta: Hipokrates; 2000. 109-13

    http://emedicine.medscape.com/article/225013-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/225013-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/225013-overview
  • 7/27/2019 Referat (Edited).docx

    40/40

    15. Siregar RS, Wijaya C, Anugerah P. Saripati Penyakit Kulit dan Kelamin.Ed.3. Jakarta: EGC; 1996. 191-5.

    16. Peris,M. Pruritic, serpiginous eruption in a returning traveller. CMAJ2008;179:51-52.diunduh dari: http//:www.cmaj.ca/cgi/content/full/179/1/51

    17. Tierney,M, Papadakis.Cutaneous Larva Migran. Terdapat dalam: Currentmedical diagnosis & treatment 45th ed[ebook]. San Francisco:Mc Graw

    Hill.2003.pg 1520.

    18. Gerd P,Thomas J.Cutaneous Larva Migran. Terdapat dalam: Fitzpatrick`sdermatology in general medicine 6th ed[ebook]. New York:Mc Graw

    Hill;2003.ch 236.

    19.Ngan,V. Cutaneous larva migran. DermNetNZ:New Zealand.2007. diunduhdari:http://www.dermnetnz.org/arthropods/larva-migrans.html

    20. Carlson,Amy Olivia. Cutaneous larva migran. 2005. Diunduh dari:http://www.stanford.edu/group/parasites/ParaSites2005/CLM

    21. (http://dermatology.cdlib.org/DOJvol2num1/path/clinical.jpeg)22. (http://dermatology.cdlib.org/DOJvol2num1/path/histo2.jpeg)

    http://www.dermnetnz.org/arthropods/larva-migrans.htmlhttp://www.dermnetnz.org/arthropods/larva-migrans.htmlhttp://www.dermnetnz.org/arthropods/larva-migrans.htmlhttp://www.stanford.edu/group/parasites/ParaSites2005/CLMhttp://www.stanford.edu/group/parasites/ParaSites2005/CLMhttp://dermatology.cdlib.org/DOJvol2num1/path/clinical.jpeghttp://dermatology.cdlib.org/DOJvol2num1/path/clinical.jpeghttp://dermatology.cdlib.org/DOJvol2num1/path/clinical.jpeghttp://dermatology.cdlib.org/DOJvol2num1/path/histo2.jpeghttp://dermatology.cdlib.org/DOJvol2num1/path/histo2.jpeghttp://dermatology.cdlib.org/DOJvol2num1/path/histo2.jpeghttp://dermatology.cdlib.org/DOJvol2num1/path/histo2.jpeghttp://dermatology.cdlib.org/DOJvol2num1/path/clinical.jpeghttp://www.stanford.edu/group/parasites/ParaSites2005/CLMhttp://www.dermnetnz.org/arthropods/larva-migrans.html