pemikiran islam update 2012

Upload: muhammad-akbar

Post on 30-Oct-2015

54 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • MAKALAH

    KEBIJAKAN DAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM

    PADA MASA NABI DAN SAHABAT

    Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

    pemikiran pendidikan islam dibimbing oleh dosen pengampu

    Ahmad Muthohar, AR,M.SI

    Di Susun Oleh :

    Agus Herlana

    Iskandar Husain

    Mohammad Akbar

    Local : A

    JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN AGAM A ISLAM (PAI)

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA

    2011/2012

  • 2

    A. Latar Belakang

    Pendidikan islam berawal dari hadirnya Rasul SAW di permukaan bumi ini, yaitu

    dengan mengusung wahyu yang diterimanya dari Allah SWT. Beberapa model

    pendidikan sudah diterapkan pada zaman Rasul SAW yang diterapkan oleh Rasul sendiri

    untuk mencapai tujuan dalam berdakwah menyampaikan ajaran islam.

    Selama dalam kurun waktu kurang lebih 23 tahun Nabi Muhammad berhasil dan

    sukses dalam menjalankan visi dan misi dakwah menyebarkan ajaran islam. Hal ini tidak

    lain didukung oleh strategi dan metode yang digunakan oleh Rasul dalam berdakwah

    (mendidik). Keberhasilan Rasulullah dalam berdakwah itu terlihat bahwa dengan waktu

    yang begitu singkat Nabi Muhammad SAW mampu merubah kondisi masyarakat baik

    dari segi keilmuan, sosial masyarakat, kepemimpinan, hingga politik masyarakat.

    Sudah Ada beberapa lembaga pendidikan dizaman Rasul SAW yang

    memudahkan masyarakat ummat islam untuk mempelajari ajaran Agama lebih

    mendalam. Diantaranya pendidikan berlangsung dari rumah kerumah, kuttab, masjid dan

    lain-lain. Lembaga-lembaga pendidikan diteruskan oleh para sahabat dan terus

    dikembangkan hingga lembaga-lebaga tersebut tersebar keberbagai daerah peluasan,

    seperti adanya lembaga madrasah makklah, madrasah madinah, madrasah basrah,

    madrasah kuffah dan banyak madrasah lainnya.

  • 3

    PEMBAHASAN

    A.PENGERTIAN

    Pendidikan islam dimulai pada bulan Ramadhan di mana Alquran dan petunujuk-

    petunjuk serta teladan pelaksanaannya, mulai diturunkan oleh Allah, dan mula idibudayakan

    dalam kehidupan manusia. Pelaksanaan pembinaan pendidikan islam pada zaman nabi dibedakan

    menja di dua tahap, baik dari segi waktu dan tempat penyelenggaraan, maupun dari segi isi dan

    materi pendidikannya, yaitu : 1) tahap/fase makkah, sebagai fase awal pembinaan pendidikan

    islam, dengan makkah sebagai pusat kegiatannya, dan 2) tahap/fasemadinah, sebagai fase

    lanjutan (penyempurnaan) pembinaan/pendidikan islam dengan madinah sebagai pusat

    kegiatannya.

    1.PelaksanaanPendidikan Islam Di Makkah

    Nabi muhammad saw mulai menerima wahyu dari Allah sebagai petunjuk dan instruksi

    untuk melaksanakan tugasnya, sewaktu beliau telah mencapai umur 40 tahun, yaitu pada tanggal

    17 ramadhan tahun sebelum hijrah (6 agustus 610 M). Petunjuk dan instruksi tersebut berbunyi :

    Bacalah dengan nama tuhanmu yang menciptakan. Yang menciptakan manusia dari segumpal

    darah. Bacalah demi tuhanmu yang paling pemurah. Yang mengajar dengan perantaraan kalam.

    Yang mengajar manusia apa-apa yang tidak diketahui nya. (Q.S. 96 :1-5)

    Kemudian disusul dengan wahyu berikutnya, yang berbunyi :

    Hai orang yang berselimut. Bangunlah, untuk memberikan peri ngatan. Agungkan (nama)

    tuhanmu, dan bersihkan pakaianmu. Dan tinggalkan perbuatan dosa, dan jangan engkau

    memberi, untu mendapatkan (balasan) yang lebih banyak. Dan demi tuhanmu, bersabarlah. (Q.S.

    74 :1-7)

    Dalam kedua wahyu yang mula-mula turun itu dapat diambil kesimpulan, bahwa

    pendidikan dalam islam terdiri dari empat macam :

  • 4

    a. Pendidikan Keagamaan, yaitu hendaklah membaca dengan nama allh semata-mata,

    jangan dipersekutukan dengan berhala, karena tuhan itu maha besar dan maha pemurah,

    sebab itu hendaklah dilenyapkan berhala itu sejauh-jauhnya.

    b. Pendidikan Akliyah dan Ilmiyah, yaitu mempelajari kejadian manusia dari segumpal

    darah dan kejadian alam semesta. Alam akan mengajarkan demikian itu kepada orang-

    orang yang mau menyelidiki dan membahasnya, sedangkan mereka dahulu belum

    mengetahuinya. Untuk mempelajari hal itu haruslah dengan banyak membaca dan

    menyelidiki serta memakai kalam(pena) untuk mencatat.

    c. Pendidikan Akhlak dan Budi pekerti, yaitu pendidik hendaklah suka memberi / mengajar

    tanpa mengharapkan balasan dari orang yang menerima pemberian itu, melainkan karena

    allah semata-mata dan mengharapkan keridaannya dan pendidik juga harus berhati sabar

    dan tabah dalam melakukan tugasnya.

    d. Pendidikan Jasmani (Kesehatan), yaitu mementingkan kebersihan, berih pakaian, berssih

    badan dan bersih tempat kediaman. Terutama pendidik harus bersih pakaian, suci hati dan

    baik budi pekertinya, supaya menjadi contoh dan suri tauladan bagi anak didiknya.

    Dengan turunnya kedua wahyu itu nabi muhammad saw telah diberi tugas oleh allah, supaya

    bangun melemparkan selimut dan menyingsingkan lengan baju untuk memberi peringatan dan

    pengajaran kepada kaumnya khususnya dan kepada umat manusia umumnya, sebagai tugas suci,

    tugas mendidik dan mengajarkan agama islam. Kemudian kedua wahyu itu diikuti oleh wahyu-

    wahyu yang lain. Semuanya itu disampaikan dan diajarkan oleh nabi, mula kepada karib

    kerabatnya (keluarganyaa) dan teman sejawatnya dengan sembunyi-sembunyi.

    Setelah mulai banyak orang yang memeluk agama Islam, lalu nabi menyediakan rumah Al-

    Arqam bin Abil Arqam untuk tempat pertemuan dengan sahabat-sahabat dan pengikutnya.

    Rumah Al-Arqam itulah tempat pendidikan islam yang pertama dalam sejarah pendidikan islam.

    Disanalah nabi mengajarkan dasar-dasar/pokok-pokok agama islam dan membacakan wahyu-

    wahyu alquran pada sahabat dan pengikutnya. Disanalah Nabi menerima tamu atau orang-orang

    yang ingin memeluk agama islam atau menanyakan hal-hal yang bersangkutan dengan agama

    islam. Singkatnya, di rumah Al-Arqam itulah terbentuk Jamaah Islamiyah yang pertama.

    Dan keadaan demikian berlangsung sampai lebih dari 3 tahun. Sampai akhirnya turun

    petunjuk dan perintah allah, agar nabi memberikan pendidikan dan seruannya secara terbuka.

  • 5

    Dengan turunnya perintah tersebut, maka mulailah nabi memberikan pengajaran kepada umatnya

    secara terbuka dan lebih meluas, bukan hanya dilingkungan kaum keluarga dikalangan penduduk

    makkah,tetapi juga kepada penduduk diluar makkah, terutama mereka yang datang ke mekkah,

    baik dalam rangka ibadah haji maupun perdagangan. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi

    oleh nabi semakin besar, tetapi semua dihadapi nabi dengan penuh kesabaran, dan dengan penuh

    keyakinan bahwa allah akan selalu memberikan petunjuk dan pertolongan dalam menghadapi

    tantangan tersebut.1

    a.Cara Nabi Menyiarkan Agama Islam

    Cara nabi menyiarkan agama islam ialah dengan berpidato dan bertablig ditempat yang

    ramai dikunjungi orang, terutama pada musim haji dimana banyak orang dari suku-suku bangsa

    arab datang berkunjung ke kota makkah. Nabi menyiarkan agama islam dengan membacakan

    ayat-ayat alquran yang berisikan petunjuk dan pengajaran. Oleh karena isi alquran terang dan

    hebat, indah dan fasihat, menarik dan bersemangat, lambat laun penduduk makkah memeluk

    agama islam sedikit demi sedikit dan pada akhirnya bertambah banyak jumlahnya. Meskipun

    para pemeluk islam mendapat siksaan dari kaum quraisy, tetapi mereka tetap berada dalam

    keimanan.

    Oleh karena siksaan yang diderita kaum muslimin di makkah, nabi pun menyuruh kaum

    muslimin untuk hijrah ke negeri Habasyah yang penduduknya beragama masehi. Nabi sendiri

    tetap tinggal di makkah dan selalu dibela oleh pamannya Abu Talib. Setelah meninggalnya Abu

    Talib dan Siti Khadijah, maka kaum quraisy makin menindas nabi dan sahabat-sahabatnya. Pada

    tahun itulah nabi pergi isra dan miraj tahun 11 dari nubuwah, pada malam itu diwajibkan oleh

    allah perintah sembahyang lima waktu sehari semalam. (sebelum itu nabi telah sembahyang juga

    bersama sahabat-sahabatnya, tetapi tidak lima kali dalam sehari semalam seperti sekarang ini).

    Pada tahun 12 nubuwah waktu musim haji datang 12 orang laki-laki dari jastrib

    (madinah) kepada nabi untuk memeluk agama islam. Kemudian nabi mengutus Mushab Umair

    pergi bersama mereka ke jastrib untuk membacakan alquran dan mengajarkan agama islam

    1 Hanun Asrahah, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Logos, 1999, hlm 72-73

  • 6

    kepada penduduk disana. Inilah guru agama yang pertama yang diutus oleh nabi ke daerah luar

    kota makkah. Dengan demikian tersebarlah agama islam di jastrib (madinah). Karena siksaan

    yang diderita kaum muslimin makin bertambah parah, maka nabi menyuruh mereka hijrah ke

    jastrib (madinah). Akhirnya nabi pun juga berhijrah ke madinah beserta sahabatnya Abu Bakar

    (tahun621 M).

    b. Intisari pendidikan dan pengajaran islam yang diberikan Nabi di mekkah selama 13

    tahun

    Nabi muhammad tinggal di makkah sejak mulai jadi nabi sampai hijrah ke madinah,

    lamanya 12 tahun 5 bulan 21 hari. Pengajaran yang diberikan nabi selama itu ialah

    menyampaikna wahyu allah, alquran, terdiri dari 93 surat yang diturunkan dimakkah sebelum

    hijrah, yang dinamakan surah makkiyah. Diantara intisari pengajaran di makkah itu, ialah

    menerangkan pokok-pokok agama islam, seperti beriman kepada allah, rasul, hari kemudian,

    serta sedikit amal ibadat seperti shalat. Adapun zakat belumlah diperinci di makkah bahkan zakat

    waktu itu berarti sedekah kepada fakir miskin dan anak-anak yatim. Selain daripada itu

    menyuruh manusia berakhlak mulia dan berkelakuan baik, melarang mereka berlaku jahat dan

    berkelakuan buruk.

    Intinya pendidikan dan pengajaran yang diberikan nabi selama di makkah ialah

    pendidikan keagamaan dan akhlak, serta menganjurkan kepada manusia supaya mempergunakan

    akal pikirannya memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan alam semesta

    sebagai anjuran kepada pendidikan akliyah dan ilmiyah.

    2.Pelaksanaan Pendidikan Islam Di Madinah

    Kedatangan nabi muhammad bersama kaum muslimin makkah, disambut oleh penduduk

    madinah dengan gembira dan penuh rasa persaudaraan. Maka islam mendapat lingkungan baru

    yang bebas dari ancaman para penguasa quraisy makkah, lingkungan yang memungkinkan bagi

    nabi untuk meneruskan dakwahnya, menyampaikan ajaran islam dan menjabarkannya dalam

    kehidupan sehari-hari. Permasalahan yang dihadapi nabi di madinah yaitu umat nabi muhammad

  • 7

    terpecah menjadi dua kelompok yang berbeda latar belakang kehidupannya, yaitu mereka yang

    berasal dari makkah yang disebut kaum Muhajirin dan mereka yang merupakan penduduk asli

    madinah yang disebut kaum Anshor.

    Kenyataan lain yang dihadapi nabi muhammad adalah masyarakat kaum muslimin yang

    baru di madinah tersebut, berhadapan / tinggal bersama dengan masyarakat suku bangsa arab

    lainnya yang belum masuk islam dan masyarakat yahudi yang memang sudah menjadi penduduk

    madinah. Mereka tidak merasa senang dengan terbentuknya masyarakat baru kaum muslimin.

    Dan kenyataan lainnya yaitu berupa ancaman dari kaum quraisy makkah untuk sewaktu-waktu

    datang menyerbu dan menghancurkan kaum muslimin yang masih dalam keadaan lemah.

    Nabi pun mulai mengatur dan menyusun segenap potensi yang ada dalam lingkungannya,

    memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan menggunakan potensi dan kekuatan yang

    ada, dalam rangka menyusun masyarakat baru yang terus berkembang, yang mampu menghadapi

    segenap tantangan dan rintangan yang berasal dari luar dengan kekuatan sendiri.

    Pada periode madinah ciri pokok pembinaan pendidikan islam dapat dikatakan sebagai

    pendidikan sosial dan politik (dalam arti luas). Pembinaan pendidikan di madinah pada

    hakikatnya adalah merupakan lanjutan dari pendidikan tauhid di makkah, yaitu pembinaan

    dibidang pendidikan sosial dan politik agar dijiwai oleh ajaran tauhid, sehingga akhirnya tingkah

    laku sosial politiknya merupakan cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut.

    Wahyu secara beruntun turun selama periode madinah, kebijaksanaan nabi dalam

    mengajarkan alquran adalah menganjurkan pengikutnya untuk menghafal dan menuliskan ayat-

    ayat alquran sebagaimana diajarkannya. Beliau sering mengadakan ulangan-ulangan dalam

    pembacaan alquran yaitu dalam shalat, dalam pidato-pidato, dalam pelajaran-pelajaran dan

    dalam setiap kesempatan.2

    a.Intisari pendidikan dan pengajaran islam yang diberikan nabi di madinah

    Masalah pertama yang dihadapi oleh nabi dan kaum muhajirin adalah tempat tinggal.

    Oleh karenanya maka kegiatan yang pertama dikerjakan oleh nabi bersama dengan kaum muslim 2Mahmud Yunus, sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Hidakarya Agung,1992 Cet.7 hlm.5-8

  • 8

    adalah membangun masjid. Dalam membangun masjid Nabi juga turut bekerja dengan tangannya

    sendiri, kaum muslimin dan kaum muhajirin juga ikut membantu dalam pembangunan masjid

    tersebut. Masjid itulah pusat kegiatan nabi bersama kaum muslimin untuk secara bersama-sama

    membina masyarakat baru. Masjid itu merupakan pusat pendidikan dan pengajaran.

    Tugas selanjutnya yang dihadapi oleh nabi adalah membina dan mengembangkan

    persatuan dan kesatuan masyarakat Islam yang baru tumbuh, sehingga mewujudkjan satu

    kesatuan sosial dan satu kesatuan politik. Maka setelah pembangunan masjid dan tempat tinggal

    selesai nabi mulai meletakkan dasar-dasar terbentuknya masyarakat yang bersatu padu secara

    intern sebagai satu kesatuan politik. Dasar-dasar tersebut adalah :

    1. Nabi mengikis habis sisa-sisa permusuhan dan pertentangan antar suku, dengan jalan

    mengikat tali persaudaraan diantara mereka.

    2. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, nabi menganjurkan kepada kaum

    muhajirin untuk berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan masing-

    masing.

    3. Untuk menjalin kerja sama dan saling menolong dalam rangka membentuk tata

    kehidupan masyarakat yang adil dan makmur, turunlah syariat zakat dan puasa, yang

    merupakan pendidikan bagi warga masyarakat dalam tanggung jawab sosial, baik secara

    material maupun moral.

    4. Suatu kebijaksanaan yang sangat efektif dalam pembinaan dan pengembangan

    masyarakat baru dimadinah, adalah disyariatkan media komunikasi berdasarkan wahyu,

    yaitu salat jumat yang dilaksanakan secara berjamaah dan azan.

    Pendidikan sosial dan politik yang dilaksanakan oleh nabi kepada umat nya berlangsung

    terus atas bimbingan wahyu Allah. Dan wahyu Allah yang turun pada periode ini adalah dalam

    rangka memberikan petunjuk bagi Nabi dalam rangka memberikan petunjuk bagi nabi dalam

    memberikan keputusan-keputusan dan mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk membina

    umat dan masyarakat Islam.

    Adapun beberapa macam dalam pendidikan, yaitu meliputi sebagai berikut :

    a. Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan

  • 9

    Materi pendidikan sosial dan kewarganegaraan islam pada masa itu adalah pokok-pokok

    pikiran yang terkandung dalam konstitusi madinah, yang dalam prakteknya diperinci lebih lanjut

    dan disempurnakan dengan ayat-ayat yang turun selama periode madinah. Pelaksanaan atau

    praktek pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan meliputi :

    1. Pendidikan ukhuwah (persaudaraan) antara kaum muslimin

    2. Pendidikan kesejahteraan sosial

    3. Pendidikan kesejahteraan kaum keluarga

    b. Pendidikan anak dalam islam

    Adapun garis-garis besar materi pendidikan anak dalam islam yang dicontohkan oleh

    nabi adalah sebagaimana yang disyariatkan oleh allah dalam surah luqman 13-19 adalah sebagai

    berikut :

    1. Pendidikan tauhid

    2. Pendidikan shalat

    3. Pendidikan adab sopan santun dalam keluarga

    4. Pendidikan adab sopan santun dalam bermasyarakat

    5. Pendidikan kepribadian

    c. Pendidikan hankam dakwah islam

    Setelah masyarakat kaum muslimin di madinah berdiri dan berdaulat, usaha nabi

    berikutnya adalah memperluas pengakuan kedaulatan tersebut dengan jalan mengajak kabilah-

    kabilah sekitar madinah untuk mengakui konstitusi madinah.3

    B.Pusat-Pusat Pendidikan Islam Pada Masa Nabi dan Sahabat

    3 Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara, cet. 5, hlm 31-33

  • 10

    Meluasnya daerah kekuasaan islam, diiringi dengan usaha penyampaian ajaran

    islamkepada penduduknya oleh para sahabat, baik yang ikut sebagai anggota pasukan, maupun

    yang kemudian dikirim oleh khalifah dengan tugas khusus mengajar dan mendidik. Maka diluar

    madinah, di pusat-pusat wilayah yang baru dikuasai, berdirilah pusat-pusat pendidikan dibawah

    para pengurusan sahabat yang kemudian dikembangkan oleh para pengganti nya (tabiin) dan

    seterusnya.

    Mahmud Yunus dalam bukunya sejarah pendidikan islam, Dipusat-pusat tersebut para

    sahabat memberikan pelajaran agama Islam kepada muridnya baik yang berasal dari pendudduk

    setempat maupun daerah lain. Dipusat pendidikan tersebut timbullah madrasah-madrasah, yang

    masih merupakan sekedar tempat memberikan pelajaran dalam bentuk khalaqah dimesjid atau

    tempat pertemuan lainnnya.

    Diantara madrasah-madrasah yang terkenal pada masa tersebut adalah :

    a. Madrasah Makkah

    Guru pertama yang mengajar di mekkah adalah muad bin Jabal. Ialah yang mengajarkan

    Alquran, hukum-hukum halal dan haram dalam Islam. Lalu dilanjutkan oleh Abdullah

    bin Abbas yang menjadikan madrasah Makkah ini menjadi masyhur keseluruh penjuru

    negeri Islam.

    b. Madrasah Madinah

    Madrasah ini lebih termasyhur karena disanalah tempat khalifah Abubakar, Umar dan

    Utsman dan disana pula banyak tinggal sahabat-sahabat Nabi, sahabat yang mengajar di

    madrasah ini adalah Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit dan Abdullah

    bin Umar. Setelah Ulama-ulama sahabat wafat digantikan oleh murid-muridnya(tabiin).

    c. Madrasah Basrah

    Ulama sahabat yang terkenal di Basrah ini ialah Abu Musa AlAsyari dan Anas bin

    Malik. Diantara guru madrasah Basrah yang terkenal adalah : Hasan Albashri dan Ibn

    Sirin.

    d. Madrasah Kuffah

  • 11

    Ulama sahabat yang tinggal di Kuffah ialah Ali bin Abi Thalib yang mengurus masalah

    politik dan pemerintahan, dan Abdullah bin Masud sebagai guru agama. Madarasah

    Kuffah ini melahirkan Abu Hanifah, sebagai salah seorang imam mazhab yang terkenal

    dengan penggunaan Rayu dalam berijtihad.

    e. Madrasah Damsyik

    Setelah 4negeri syam (syiria) menjadi Negara Islam dan banyak penduduknya yang

    memeluk agama Islam. Khalifah Umar mengirimkan Tiga orang guru agama dianta-

    mranya : Muad bin Jabal, Ubadah dan Abu Darda. Kemudian mereka digantikan oleh

    murid-muridnya seperti Abu Idris Alkhailani, Makhul Aldimasyiki, Umar bin Abdul Aziz

    dan Raja bin Khaiwah. Dan belajarlah seorang imam yaitu Abdurahman Al AuzaI yang

    sederajat ilmunya dengan imam malik dan hanifah.

    f. Madrasah Fistat (Mesir)

    Yang pertama kali mendirikan madrasah di Mesir adalah Abdullah bin Amr bin Al Ash,

    yang seorang ahli hadits dan juga menuliskannya di dalam catatan, sehingga ia tidak lupa

    atau khilaf dalam meriwayatkannya kepada murid-muridnya. Kemudian sesudahnya ialah

    Yazid bin Abu Habib AlNubiy dan Abdillah bin Abu Jafar bin Rabiah. Murid Yazid

    yang terkenal adalah Abdullah bin Lahiah dan Allaits bin Said.

    Ulama-ulama sahabat y ang tersebar keseluruh kota-kota Negara Islam kata Mahmud

    Yunus di antaranya : Abdullah bin Umar di Madinah, Abdullah bin Masud di Kuffah,

    Abdullah bin Abbas di Makkah, Abdullah bin Amr bin Al Ash di Mesir.

    Karena sahabat-sahabat yang belajar di Mesir, Madinah, Kuffah, dan Makkah tidak

    mendapatkan pelajaran yang sama sehingga mereka pergi ke kota yang lain untuk

    melanjutkan ilmunya.

    B.PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA NABI

    Pemikiran pendidikan pada masa Nabi terjadi pada periode awal dalam sejarah umat

    Islam, dimana pada periode ini merupakan dari wujud dari ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan

    kepada Rasulullah SAW .

    4 Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara, cet. 5, hlm. 71-75

  • 12

    Pemikiran pendidikan yang tampak pada dua sumber utama pendidikan Islam ini

    bukanlah pemikiran pendidikan seperti yang dipahami dalam pendidikan modern, tetapi

    pemikiran pendidikan yang bercampur dengan pemikiran politik, ekonomi, sosial, sejarah,

    peradaban, yang keseluruhannya membentuk kerangka umum ideologi Islam.

    Dengan kata lain, pemikiran pendidikan Islam dilihat dari segi Alquran dan sunnah

    tidaklah muncul sebagai pemikiran pendidikan yang terputus, terlepas hubungannnya dengan

    masyarakat seperti digambarkan oleh Islam, tetapi suatu pemikiran bagi masyarakat seperti yang

    dikehendaki oleh Islam, dan disini pemikiran pendidikan yang kita lihat dalam Alquran dan

    sunnah mendapatkan nilai ilmiahnya.

    Rasulullah SAW dalam segala kata-kata yang diucapkannya, tingkah laku yang

    diperbuatnya, dan sikap yang diambilnya merupakan gambaran hidup terhadap pemikiran

    pendidikan Islam ini. Ketika Aisyah ra. Ditanya tentang akhlak Rasulullah SAW, beliau

    mengatakan akhlaknya adalalah Alquran. Oleh karena itu, beliaulah guru teragung pada sekolah

    Islam ini, karena beliau sendiri adalah lulusan sekolah Ilahiah di gua Hira yang telah meletakkan

    garis-garis besar pemikiran pendidikan ini pada Alquran.

    C.PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KHULAFAURRASYIDIN

    Pada masa ini, kaum muslimin tidak lagi ditemani guru agung yaitu Nabi Muhammad

    SAW, sehingga merupakan masa yang berat terhadap berbagai cobaan dan tekanan yang

    dihadapi kaum muslimin dari dalam dan luar semenanjung Arabia.

    Namun, berkat petunjuk dan arahan dari Rasulullah SAW, semasa beliau hidup, yakni

    berpeganglah pada Alquran dan Assunnah maka kaum muslimin dapat melintasi segala

    kesulitan yang ada di dunia fatamorgana ini.

    Tahun-tahun pemerintahan khulafaurrasyidin merupakan perjuangan terus menerus

    antara hak yang mereka bawa dan dakwahkan, dan kebatilan yang mereka perangi dan musuhi.

    Pada masa khulafaurrasyidin ini seakan-akan kehidupan Rasul itu berulang kembali.

    Pemikiran pendidikan Islam masih tetap berpegang teguh pada Alquran dan sunnah sebagai

  • 13

    sumber utama rujukan pendidikannya. Tidak ada pemikiran baru pada masa khulafaurrasyidin

    kecuali hanya sedikit bercampur filsafat Yunani. Akan tetapi, sangat terbatas dan pengaruhnya

    sedikit.5

    D.LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

    Lembaga-lembaga pendidian islam yang terdiri Masjid, Al-kuttab, Madrasah,

    Zawiyyah, Al Maristan.

    1. Masjid

    Menurut sejarah islam mesjid yang pertama-tama di bangun Nabi adalah masjid At

    Taqwa di Quba .

    Kemudian berturut-turut dibangunlah banyak masjid mengikuti penyebaran islam

    dan perluasan daerah/wilayah kekuasaan pemerintahan islam. Mesjid yang pertama-tama

    dibangun ialah mesjid Al-Madain di Iraq, yang di pelopori oleh Saad bian abi Waqqash.

    Di Mesir mesjid Jami al-Fustat oleh Amru bin Ash, dan di Damaskus mesjid Umawiyah.

    Oleh karena itu masjid dalam sejarah islam ialah sebenarnya merupakan madrasah

    pertama setelah rumah Dar al-Arqam bin Arqam, yang di dalam terkumpul bermacam-

    macam persoalan (politik, agama, kebudayaan sampai kemasyarakatan).

    Bahkan peranan masjid pada zaman pemerintahan Umawiyah adalah menyerupai

    gedung parlemen modern yang lebih banyak mengembangkan kehidupan politik yang

    berkaitan dengan pemilihan calon hakim yang dikukuhkan menjadi pemimpin.

    Mesjid Basrah dan Kuffah, sangat berperan dalam pembinaan kesastraan, ilmu

    pengetahuan, bahasa dan agama pada priode awal perkembangan islam; Di dalam mesjid

    itulah diletakkan dasar-dasar ilmu ushul fiqh, lughah, dan Nahwu: Basrah adalah

    pusatnya kehidupan intelektual Islam, yang menjadi pusat pengembangan kehidupan

    ilmiah dan kesastraan di Iraq.

    Mesjid juga dipergunakan untuk rapat-rapat atau pertemuan hari-hari besar Agama

    islam, dan dijadikan Universitas yang mana diajarkan ilmu agama dan kebudayaan secara

    5 A.Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah, 2009, Cet.1, hlm. 25-27

  • 14

    terpadu. Mengintegrasikan antara ilmu dan filsafat, dan antara politik dengan berbagai

    aspek sosial budaya.

    Salah satu masjid yang terkenal di dunia islam karena peranannya sangat besar ialah

    masjid Al-Azhar di Kairo, yang didirikan oleh Daulah Fatimiyyah yang bermazhab

    Syiah.

    Ketika dinasti Ayubiyah memegang kekuasaan pemerintahan di mesir, maka Al-

    Azhar dijadikan sarana untuk dakwah mazhab ahlussunnah wal jamaah berdasarkan

    mazhab Syafiiyah dengan menghapus segala unsure amaliah dari mazhab Syiah.

    Namun bidang studi yang dipelajari tidak lagi terbatas pada aliran mazhab saja,

    melainkan meluas sampai kepada bidang setudi ilmu falak, matematika, ilmu alam dan

    geografi serta kedokteran.

    Disamping itu, masjid yang terkenal ada juga masjid Al-Qurawiyin (maroko), dan

    kemudian masjid Zaitinah di Tunis.

    Masjid Al-Qurawiyin lebih menekankan pada asas-asas demokrasi pendidikan

    islam, dan muncullah metode-metode baru dalam pengajaran dan teknik-teknik mengajar,

    serta jabatan-jabatan guru besar, dan ijazah doctor.

    2. Lembaga Pendidikan Al-kuttab

    Menurut sejarah Islam, yang pertama kali belajar menulis adalah Sufyan bin

    Umayyah bin Abdus Syansyi, dan Abi Qais bin Abdi Manaf bin Zahehah bin Kilab, dan

    yang mengajarkan menulis kepada keduanya adalah Basyar bin Abul Malik yang pernah

    belajar menulis dari penduduk Hirah. Dan Al-Kuttab yang berkembang pada awal masa

    permulaan islam adalah yang khusus mengajarkan membaca dan menulis sedangkan Al-

    Kuttab yang mengajarkan Al-Quran dan dasar-dasar agama islam tumbuh pada masa-

    masa selanjutnya.

    Sejak abad kedua Hijriyah dan abad berikutnya Al-Kuttab berkembang makin pesat,

    dan Al-Kuttab yang terkenal diantaranya Kuttab Abi Qasim Al-Balchi.

    Peranan Al-Kuttab sangatlah besar dalam jiwa kita , dan sangat berpengaruh dalam

    system pendidikan islam, karena didalamnya berkumpullah anak-anak dari berbagai

  • 15

    ragam lingkungan keluarga baik yang kaya maupun yang miskin, sehingga tidak terjadi

    diskriminasi.

    3. Lembaga Pendidikan Madrasah

    Madrasah sangat di perlukan keberadaanya sebagai tempat murid-murid menerima

    ilmu pengetahuan agama secara teratur dan sistematis. Dan pertama kalinya didirikan

    Madrasah di kota Naisabur yaitu Madrasah Baehaqiyyah, sebab didirikannya karena

    masjid-masjid telah dipenuhi dengan halakah-halakah (pengajian) dari para guru dan

    murid yang semakin berdesakan, sehinggah mengganggu orang yang bersembahyang dari

    satu segi, dan segi yang lainnya ialah karena pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

    setelah makin berkembangnya kegiatan penerjemahan buku-buku berbahasa asing (non

    Arab) ke dalam bahasa Arab.

    Adapun yang membuat madrasah ini semakin penting karena kelengkapan ruangan

    untuk belajar yang dikenal dengan ruangan muhadharahnya besrta bangunan-

    bangunannya.

    Di Madrasah ini tak ada perbedaan yang perinsip mengenai kurikulum dan silabus

    madrasah yang dikembangkan secara umum oleh Al-Kuttab. Ilmu-ilmu agama yang

    diajarkan di madrasah pada permulaannya dipusatkan pada suatu mazhab tertentu dari

    mazhab-mazhab yang ada.

    Ketika mazhab ahli sunnah wal jamaah menggantikan kedudukan mazhab syiah,

    maka khalifah Al-Ayubiyyah memperluas pembangunan madrasah untuk mendidik

    generasi muda islam menjadi pengikut mazhab ini, dan penguasa-penguasa pemerintahan

    serta para pembesar lainnya berlomba-lomba untuk mendirikan madrasah.

    Diantara madrasah yang terkenal adalah madrasah Nuriyah kubro di Damaskus,

    didirikan oleh Naruddin Zanki disamping banyak madrasah lainnya. Dan didalam

    madrasah ini tidak diajarkan ilmu kedokteran secara luas, karena hal ini menuntut adanya

    rumah-rumah sakit khusus, dan ilmu kedokteran berpindah ke bimaristan (semacam

    rumah sakit).

    4. Zawiyah (Sudut Mesjid)

  • 16

    Pada waktu para khalifah memenuhi tuntutan kebutuhan orang-orang yang

    merelakan dirinya untuk bertempat tinggal di tempat tertentu yang khusus guna

    menjalankan ibadah, maka khalifah memikirkan tempat tinggal tetap, dan cocok untuk

    mengajarkan agama islam yaitu tempat khusus yang kita kenal Zawiyah.

    Pada dasarnya mesjid-mesjid tersebut fungsi pokoknya adalah tempat untuk

    mengerjakan sembahyang, dan untuk tempat pengajian-pengajian yang mempelajari dan

    membahas dalil-dalil naqli dan aqli yang berkaitan dengan aspek agama serta digunakan

    pada kaum sufi sebagai tempat untuk halakah berzikir.

    5. Al-Maristan

    Maristan dikenal sebagai lembaga ilmiah yang paling penting dan sebagai tempat

    penyembuhan dan pengobatan pada zaman keemasan islam yang di dalamnya para dokter

    mengajar ilmu kedokteran yang secara tekun mengadakan setudi penelitian secara

    menyeluruh. Di antara dokter yang terkenal kemampuan dan kemasyurannya di dunia

    islam dan di Negara barat ialah Muhammad bin Zakariah Ar-Razi, yang pernah di

    percaya untuk memimpin Maristan di Bagdad. Dalam ilmu kedokteran telah dikenal

    suatu teradisi yang masyur yang dipraktekkan oleh Ar-Razi dalam mendidik muridnya

    dengan cara membagi kelompok. Metode ini merupakan metode yang paling modern,

    pada masa itu.6

    E.KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

    Kurikulum pendidikan Islam berbeda-beda isinya menurut kondisi perkembangan

    agama Islam, karena kaum muslimin berada dalam lingkungan dan negeri yang berbeda-

    beda, walaupun mereka sepakat bahwa kitab suci Al-Quran dijadikan sumber pokok

    ilmu-ilmu agama dan ilmu umum, Al-Quran tetap menjadi sumber pedoman pendidikan

    di seluruh Negara Arab yang Islam, dan juga dijadikan sumber studi lainnya.

    Ibnu Khaldun menjelaskan tentang kesepakatan negara-negara islam terhadap

    tujuan pendidikan, yakni Al-Quran tetap sebagai sumber pedomannya, ia menyatakan:

    sesungguhnya tujuan pendidikan yang bersumberkan Al-Quran adalah untuk mencapai

    6 H.M.Arifin, Perbandingan Pendidikan Islam, Jakarta : Rineka Cipta, 1994, Cet. 1, hlm. 22-26

  • 17

    tujuan pembentukan akidah/keimanan yang mendalam dan menumbuhkan dasar-dasar

    akhlak alkarimah melalui jalan agamayang diturunkan untuk mendidik jiwa manusia serta

    menegakkan akhlak yang membangkitkan kepada perbuatan yang baik.

    Dalam pendidikan Islam ada dua macam kurikulum yaitu : kurikulum khusus untuk

    pengajaran permulaan dan kurikulum untuk pengajar tingkat atas.

    1. Kurikulum Ibtidai (Tingkat Dasar)

    Secara umum telah dikenal di seluruh negara Islam bahwa ajaran Al-Quran dan

    Hadits Nabi merupakan dua materi pelajaran pokok, namun di negeri-negeri islam tidak

    sama dalam memprogramkan kedua materi pokok tersebut kedalam kurikulum, karena

    disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing Negara, yang pada umumnya

    berbeda mazhab dan pandangan dari pada Negara tersebut.

    Tentang penyebutan nama kurikulum tingkat dasar ini, didasarkan atas dimulainya

    pendidikan terhadap anak-anak yang sedang bertumbuh, lalu berproses kearah tingkat

    usaha murahaqah (usia dimana anak telah mampu berfikir). Kurikulum ini mencakup

    pendidikan bagi tingkat kanak-kanak dan murahaqah.

    2. Kurikulum Tingkat Atas

    Kurikulum tingkat ini berisi ilmu pengetahuan yang banyak jenisnya untuk

    dikembangkan dan didalami secara khusus. Dalam hal ini Ibnu Khaldun membagi jenis-

    jenis ilmu pengetahuan menjadi dua jenis ilmu yang dijadikan bahan pelajaran

    diantaranya :

    a. Ilmu Pengetahuan yang Mengandung Nilai Intrinsik (Nilai Aslinya).

    Ilmu ini merupakan ilmu syariah yang terdiri dari ilmu Fiqih, tafsir, hadits, ilmu

    kalam, ilmu alam, ilmu ketuhanan, dan filsafat.

    b. Ilmu pengetahuan yang Tidak Bersifat Intrinsik (extrinsic; yang Nilainya

    Tergantung dari Luar).

  • 18

    Ilmu-ilmu yang berfungsi sebagai alat untuk mendalami ilmu-ilmu di atas seperti

    bahasa Arab, ilmu hitung, dan ilmu Mantiq (logika).

    Dalam hal ini ahli pikir dan ahli penddikan berpendapat bahwa memperluas pengajaran

    ilmu-ilmu jenis pertama sampai pada penganalisaan problema-problemanya, dan

    merupakan kewajiban mutlak bagi mereka agar ilmu-ilmu tersebut betul-betul berfungsi

    di kalangan masyarakat luas.

    Adapun jenis ilmu pengetahuan kedua para ahli berpendapat bahwa memperluas

    ilmu ini tidak membahayakan kecuali pada kadar tertentu yang menetapakan pemahaman

    maksud dan tujuannya. Karena itulah para ahli ilmu pengetahuan yang memperluas ilmu

    alat tersebut dibebani tanggung jawab yang berat agar supaya ilmu tidak menyimpang

    dari tujuan dan tidak menyia-nyiakan waktu belajar.7

    3. Kurikulum yang Mengandung Ilmu dan Adab (Sastra/Kebudayaan)

    Kurikulum ini mulai diberlakukan semenjak pemikiran islam dunia Arab

    berkembang pada masa daulah Abbasiyah, akibat kontak bangsa Arab dengan sumber-

    sumber kebudayaan asing dari Persia, Yunani dan Hindu. Semenjak itu pemikiran islam

    mengalami perkembangan bebas, terlepas dari ikatannya. Maka timbul gerakan ilmiah di

    bidang filsafat.

    Para ahli terjemahan setelah menyelesaikan tugas mengoreksi hasil terjemahannya

    beserta refrensinya secara teliti maka dimualilah putaran berikutnya, yaitu pengkajian,

    penelitian tentang kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan, meringkaskan, dan

    memahami secara kritis. Bahkan mereka sampai kepada penemuan, penciptaan dan

    menghubung-hubungkan dengan peninggalan warisan ilmu dan peradaban yang amat

    tinggi nilainya dalam seluruh disiplin ilmu dan bidang-bidangnya seperti ilmu

    kedokteran, ilmu bedah, pengobatan, fisiologi, kimia, ilmu alam dan falak.

    4. Corak Khusus Kurikulum Pendidikan Islam

    Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kurikulum tingkat tinggi pendidikan Islam

    mmiliki keunggulan yakni : 7 Busyairi Madjidi, Sejarah Pendidikan Islam, Yogyakarta : Sumbangsih Offset, 1994, hlm. 87

  • 19

    a. Aspek perhatian kepada ilmu-ilmu agama, dan dengan perhatian menyebabkan

    penciptaan ilmu-ilmu pembantu untuk memahami ajaran agama dan untuk

    mengistimbatkan hukum-hukumnya; karena itu agama menjadi factor yang

    penentu dalam semua kurikulum, sehinggah para ahli filsafat pendidikan islam

    berpendapat bahwa kesempurnaan manusia tidak mungkin dicapai kecuali

    dengan mempertemukan antara agama dan ilmu pengetahuan atau antara

    pengetahuan islam dengan filsafat .

    b. Kedudukan pelajaran kesastraan berada pada tingkat dibawah ilmu agama, dan

    pelajaran ini tidak bias berdiri sendiri, melainkan sebagai alat memahami

    agama.

    c. Perhatian orang Arab kepada studi ilmiah semakin bertambah, sehinggah

    kurikulum pendidikan islam mencakup ilmu alam, falak, dan matematika,

    karena mereka merasakan dampaknya yang mendalam terhadap kemajuan

    berpikir dan peradaban.

    d. Disadari bahwa pemikiran yang mengkhususkan pada cabang-cabang ilmu tidak

    dikenal dalam islam, maka itu para pelajar harus mendalami semua ilmu,

    sehinggah orang yang mengajarkan ilmu kedokteran juga harus mengajarkan

    ilmu mantiq, matematika, dan ilmu-ilmu alam, dan ilmu bahasa Arab seperti

    nahwu, syair-syair, dan sebagainya.

    e. Sifat umum yang ada pada kurikulum pendidikan tingkat tinggi ialah semakin

    meluas dan beraneka ragam bahan-bahannya lebih yang menonjol pada upaya

    pendalaman, kearah kesadaran hati nurani yang memberikan peranan rasio

    secara lebih mantap. Pendidikan islam unggul dengan prinsip-perinsip yang

    sesuai dengan kemanusiaan yang hebat, yang dapat merealisasikan ketentraman

    hidup seluruh umat manusia dan dapat memelihara perdamaian dunia, karena

    pendidikan akan dapat mengintegerasikan antara pertumbuhan akal dan

    rohaniah yang kedua-duanya berjalan searah dalam waktu bersamaan.

    f. Kurikulum pendidikan tinggi islam keberadaannya bergantung pada lingkungan

    social islami; yang perkembangannya sangat berkaitan dengan kebutuhan

    masyarakat. Tuntutan inilah yang di kehendaki oleh pendidikan modern untuk

    diaplikasikan dalam kurikulum-kurikulum berikutnya. Lingkungan masyarakat

  • 20

    merupakan faktor yang menjadi asas-asas dari tujuan pendidikan secara

    integral.8

    8 H.M.Arifin, Perbandingan Pendidikan Islam, Jakarta : Rineka Cipta, 1994, Cet. 1, hlm. 58-60

  • 21

    ANALISA

    Menurut analisa kami, Pendidikan pada zaman Nabi ini berhasil dan sukses dalam

    menyampaikan dakwahnya dengan cara berbagai metode dan strategi yang dimiliki oleh

    Rasulullah SAW.

    Pemikiran pendidikan pada masa Nabi terjadi pada periode awal dalam sejarah umat

    Islam, dimana pada periode ini merupakan dari wujud dari ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan

    kepada Rasulullah SAW .

    Pemikiran pendidikan yang tampak pada dua sumber utama pendidikan Islam ini

    bukanlah pemikiran pendidikan seperti yang dipahami dalam pendidikan modern, tetapi

    pemikiran pendidikan yang bercampur dengan pemikiran politik, ekonomi, sosial, sejarah,

    peradaban, yang keseluruhannya membentuk kerangka umum ideologi Islam.

    Dengan kata lain, pemikiran pendidikan Islam dilihat dari segi Alquran dan sunnah

    tidaklah muncul sebagai pemikiran pendidikan yang terputus, terlepas hubungannnya dengan

    masyarakat seperti digambarkan oleh Islam, tetapi suatu pemikiran bagi masyarakat seperti yang

    dikehendaki oleh Islam, dan disini pemikiran pendidikan yang kita lihat dalam Alquran dan

    sunnah mendapatkan nilai ilmiahnya.

    Kemudian dilanjutkan dengan para pemikiran pendidikan pada masa khulafaurrasyidin

    Tahun-tahun pemerintahan khulafaurrasyidin merupakan perjuangan terus menerus antara hak

    yang mereka bawa dan dakwahkan, dan kebatilan yang mereka perangi dan musuhi.

    Pada masa khulafaurrasyidin ini seakan-akan kehidupan Rasul itu berulang kembali.

    Pemikiran pendidikan Islam masih tetap berpegang teguh pada Alquran dan sunnah sebagai

    sumber utama rujukan pendidikannya. Tidak ada pemikiran baru pada masa khulafaurrasyidin

    kecuali hanya sedikit bercampur filsafat Yunani. Akan tetapi, sangat terbatas dan pengaruhnya

    sedikit.

    Selain itu pula adanya Kurikulum pendidikan tinggi islam keberadaannya bergantung

    pada lingkungan social islami; yang perkembangannya sangat berkaitan dengan kebutuhan

    masyarakat. Tuntutan inilah yang di kehendaki oleh pendidikan modern untuk diaplikasikan

  • 22

    dalam kurikulum-kurikulum berikutnya. Lingkungan masyarakat merupakan faktor yang

    menjadi asas-asas dari tujuan pendidikan secara integral.

    Daftar Pustaka

    Zuhairini dkk, 1997. Sejarah Pendidikan Islam. Cet.V. Jakarta : Bumi Aksara

    Susanto A, 2009. Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta : Amzah

    Arifin M, 1994. Perbandingan Pendidikan Islam. Jakarta : Rineka Cipta

    Asrahah,Hanun, 1999. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Logos

    Yunus,Mahmud, 1992. Sejarah Pendidikan Islam. Cet. VII. Jakarta : Hidakarya Agung

    Madjidi,Busyairi. 1994. Sejarah Pendidikan Islam. Yogyakarta : Sunbangsih Offset