pemahaman pai

79
i HUBUNGAN PEMAHAMAN KEAGAMAAN MASYARAKAT DENGAN KOMITMEN MENGEMBANGKAN MADRASAH DI DESA BABADAN KECAMATAN LIMPUNG KABUPATEN BATANG TAHUN 2009/2010 S K R I P S I Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh FAIZAL AZIZ NIM : 121 07 049 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010

Upload: alfianrosyadi

Post on 14-Apr-2016

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PEMIKIRAN ISLAM

TRANSCRIPT

Page 1: Pemahaman Pai

i

HUBUNGAN PEMAHAMAN KEAGAMAAN

MASYARAKAT DENGAN KOMITMEN

MENGEMBANGKAN MADRASAH

DI DESA BABADAN KECAMATAN LIMPUNG

KABUPATEN BATANG TAHUN 2009/2010

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

FAIZAL AZIZ

NIM : 121 07 049

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2010

Page 2: Pemahaman Pai

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:

Nama : Faizal Aziz

NIM : 121 07 049

Jurusan : Tarbiyah

Progdi : Pendidikan Agama Islam

Judul : HUBUNGAN PEMAHAMAN KEAGAMAAN

MASYARAKAT DENGAN KOMITMEN

MENGEMBANGKAN MADRASAH DI DESA

BABADAN KECAMATAN LIMPUNG

KABUPATEN BATANG TAHUN 2009/2010

telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 11 Agustus 2010

Pembimbing

Drs. Bahroni, M.Pd

NIP: 19640818 199403 1 004

Page 3: Pemahaman Pai

iii

KEMENTRIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433

Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:[email protected]

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi saudara : Faizal Aziz dengan Nomor Induk Mahasiswa 121 07 049

yang berjudul Hubungan Pemahaman Keagamaan Masyarakat Dengan

Komitmen mengembangkan Madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung

Kabupaten Batang Tahun 2009/2010 telah dimunaqosahkan dalam Sidang

Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Salatiga, pada

hari Selasa, 31 Agustus 2010, dan telah di terima sebagian dari syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Salatiga, 31 Agustus 2010

Panitia Ujian

Ketua sidang Sekretaris Sidang

Dr. Imam Sutomo, M. Ag Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd

NIP. 19580827 198303 1 002 NIP. 1967011 1219923 1 005

Penguji I Penguji II

Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag Achmad Maimun, M.Ag

NIP. 19570812 198802 2 001 NIP. 195700510 199803 1003

Pembimbing

Drs. Bahroni, M.Pd

NIP: 19640818 199403 1 004

Page 4: Pemahaman Pai

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Faizal Aziz

NIM : 121 07 049

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Salatiga, 11 Agustus 2010

Yang menyatakan

Faizal Aziz

NIM.121 07 049

Page 5: Pemahaman Pai

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Penyesalan selalu datang belakangan lakukan sesuatu hal sebaik

mungkin dalam hidup ini agar tidak menyesal di kemudian hari”

Selalu optimis dalam hidup dan selalu berdoa kepada allah agar di beri

kebaikan dan kemudahan dalam

dunia dan akhirat

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Ibu dan Ayahku yang telah memerikan segalanya baik dukungan

moril dan biaya dalam hidup ini, tanpa mereka aku tak akan

sampai ke titik yang seperti ini.

2. Adiku tercinta dan satu-satunya di dunia ini yang selalu

mendukungku dan selalu ku banggakan.

3. Teman-temanku seperjuangan PAI transfer 2007.

4. Teman-teman kontrakan Pak dhe Arief, Kempong Ikhsan, Budi

juga Bodonk dan arifin juga Mukus yang hidup bersama selama

di Salatiga. Thanks for All.

5. Untuk seseorang yang entah dimana yang selama ini belum aku

temukan.

6. Untuk kota Salatiga yang telah memberikan banyak pengalaman

dan kenangan dalam hidup ku.

7. Untuk segenap pembaca

Page 6: Pemahaman Pai

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

menganugrahkan nikmat, taufik, dan hidayahnya serta memberi petunjuk kepada

penulis sehingga skripsi dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan tanpa

halangan suatu apapun. Sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi

Agung Muhammad SAW, Nabi dan Rosul Rohmatan lil'alamin yang patut

diteladani bagi umat manusia di seluruh dunia.

Penulisan skripsi yang berjudul Hubungan Pemahaman Keagamaan

Masyarakat Dengan Komitmen Mengembangkan Madrasah di Desa Babadan

Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Tahun 2009/2010 dimaksudkan guna

memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

Skripsi ini penulis susun dengan kemampuan dan daya upaya yang

maksimal namun karena kurangnya kemampuan dan pengalaman yang ada pada

diri penulis, maka skripsi ini masih sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan.

Selama penyusunan Skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan

yang berupa bimbingan, pengarahan, dan petunjuk, dari berbagai pihak. Untuk itu

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag Selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Ag selaku Ketua Progam Studi Pendidikan

Agama Islam.

Page 7: Pemahaman Pai

vii

3. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd yang telah membimbing dan memberi

pengarahan sampai terselesainya penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen serta karyawan yang telah memberi ilmu dan pengetahuan

pada penulis.

5. Aparat dan tokoh masyarakat di desa Babadan serta semua pihak yang

telah membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.

6. Keluarga tercinta yang telah memberikan bantuan dan motivasi demi

terselesaikanya skripsi ini.

7. Teman-teman PAI Transfer 2007

8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap apabila dalam penulisan dan penyusunan skripsi belum

memenuhi syarat untuk dibaca, hendaknya pembaca berkenan memberikan solusi,

sarana dan kritikan yang membangun menuju ke arah perbaikan dan

penyempurnaan. Akhirnya ucapan terima kasih penulis haturkan kepada semua

pihak yang telah membantu, dan dengan kerendahan hati semoga penelitian ini

dapat berguna bagi masyarakat pada umumnya dan khususnya bagi penulis serta

berguna bagi pengembangan lembaga pendidikan yang ada di Indonesia.

Salatiga, 11 Agustus 2010

Penulis

Faizal Aziz

NIM.121 07 049

Page 8: Pemahaman Pai

viii

ABSTRAK

Aziz, Faizal. 2010. Hubungan Pemahaman Keagamaan Masyarakat

Dengan Komitmen Mengembangkan Madrasah. Skripsi, jurusan

Tarbiyah. Program study Pendidikan Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing Drs. Bahroni, M.Pd

Kata Kunci: Pemahaman Keagamaan Masyarakat Dengan Komitmen

Mengembangkan Madrasah.

Salah satu upaya untuk menciptakan manusia-manusia yang

bersumber daya manusia bermutu dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai

agama tersebut, antara lain adalah dengan membekali anak melalui

pendidikan madrasah. Secara teknis yakni dalam proses belajar mengajarnya

secara formal madrasah tidak berbeda dengan sekolah. Karena sejauh ini

lembaga pendidikan formal yang berciri khas agama tersebut masih mampu

mempertahankan kosistensi kesimbangan muatan kurikulum keagamaan

dengan prosentase lebih banyak dibanding sekolah umum.

Agar lembaga madrasah tetap eksis dan diminati oleh masyarakat,

maka pengembanyannya harus mempunyai relevansi yang kuat dengan

kebutuhan pembangunan. Sehingga lulusannya tidak hanya sekedar pekerja

agama tetapi juga mempunyai akses memasuki bidang-bidang pekerjaan

lain. Ini berarti pendidikan madrasah harus diberikan secara bermutu dan

tetap mengacu pada pemenuhan kebutuhan hidup peserta didik di masa

mendatang, dan untuk merealisisakan hal ini harus ada kerjasama yang baik

antara, orang tua, masyrakat dan lembaga madrasah itu sendiri

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode metode

pengumpulan data yaitu melalui metode angket, observasi, interview, dan

dokumentasi. Sempel sebanyak 50 orang. Dalam analisis data penulis

menggunakan Analisis data deskriptif yaitu data yang ada disusun,

dijelaskan dan dianalisa. .Dalam hal ini penulis menggunakan metode

statistik, yaitu teknik matematika yang menyusun, menyajikan, dan

menganalisa dalam bentuk angka dan tabel melalui statistik dengan teknik:

perhitungan presentasi frekwensi dan rumus product moment.

Dari hasil analisis, diperoleh nilai rxy = 0,490, kemudian

dikonsultasikan dengan r product moment dengan N = 50, diperoleh nilai r

pada taraf signifikasi 1% sebesar 0,361. Dengan demikian, nilai rxy = 0,490

> r tabel = 0,361, sehingga dapat dinyatakan bahwa hasilnya sangat

signifikan. Jadi ada pengaruh positif antara pemahaman keagamaan dengan

komitmen mengembangkan madrasah di Desa Babadan Kecamatan

Limpung Kabupaten Batang.

Page 9: Pemahaman Pai

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR BERLOGO .............................................................................. i

HALAMAN SAMPUL ............................................................................. ii

PERSSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. vi

KATA PENGANTAR............................................................................... vii

ABSTRAK................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ........................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................... . xii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... .. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 4

D. Hipotesis Penelitian ............................................................. 5

E. Kegunaan Penelitian ............................................................. 5

F. Definisi Operasional ............................................................. 6

G. Metode Penelitian ................................................................ 9

H. Sistematika Penulisan ............................................................. 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pemahaman Keagamaan Masyarakat .................................... 15

1. Batasan Pengertian Pemahaman Keagamaan .................. 15

2. Problem Pengembangan Madrasah .................................. 16

3. Upaya Pengembangan Madrasah ..................................... 20

B. Komitmen Mengembagkan Madrasah ................................. 22

1. Visi Pengembangan Madrasah ........................................ 22

2. Keterkaitan dan Kesepadanan .......................................... 25

Page 10: Pemahaman Pai

x

C. Kaitan Pemahaman Keagamaan Dengan Komitmen

Mengembangkan Madrasah .................................................. 28

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Babadan .......................................... 30

1. Letak Geografis............................................................... 30

2. Luas Wilayah .................................................................. 30

3. Keadaan Pendudukan ..................................................... 31

4. Mata Pencaharian ............................................................ 32

5. Tingkat Pendidikan ......................................................... 32

6. Fasilitas Pendidikan......................................................... 33

7. Pemeluk Agama ................................................................. 33

8. Tempat Ibadah ................................................................. 33

9. Struktur Organisasi ........................................................... 33

10. Organisasi Keagamaan Masyarakat ................................. 34

B. Penyajian Data ..................................................................... 40

1. Hasil Angket Pemahaman Keagamaan ........................... 40

2. Hasil Angket Komimen Mengembangkan Madrasah ...... 42

BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Data ......................................................................... 44

1. ................................................................................... A

nalisis Pertama (untuk mengetahui tingkat pemahaman

keagamaan) ..................................................................... 45

2. ................................................................................... A

nalisis Kedua (untuk mengetahui komitmen

mengembangkan madrasah) ............................................. 52

3. ................................................................................... A

nalisis Kerja (untuk mengetahui adakah korelasi antara

tingkat pemahaman keagamaan dengan komitmen

mengembangkan madrasah) ............................................. 60

B. Interpretasi Data ................................................................... 63

Page 11: Pemahaman Pai

xi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................... 65

B. Saran ................................................................................... 66

Page 12: Pemahaman Pai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan

(Departemen Agama, 2004:14). Hal ini dapat dilihat banyaknya ayat-ayat Al-

Qur’an maupun hadis yang menyinggung tingginya kedudukan orang yang

berilmu pengetahuan di dalam Islam. Pendidikan dalam islam merupakan

sarana untuk menuju ke arah penyempurnaan akhlak budi. Dengan kata lain,

pendidikan dalam islam adalah fungsi untuk mencapai keluhuran akhlak budi

sedangkan lembaga pendidikan adalah aspek material untuk menjalankan

fungsi tersebut.

Salah satu upaya untuk menciptakan manusia-manusia yang

bersumber daya manusia bermutu dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai

agama tersebut, antara lain adalah dengan membekali anak melalui pendidikan

madrasah. Secara teknis yakni dalam proses belajar mengajarnya secara

formal madrasah tidak berbeda dengan sekolah. Karena sejauh ini lembaga

pendidikan formal yang berciri khas agama tersebut masih mampu

mempertahankan kosistensi kesimbangan muatan kurikulum keagamaan

dengan prosentase lebih banyak dibanding sekolah umum. Akan tetapi dalam

tataran realitas, masyarakat masih ada yang cenderung menilai lembaga

Page 13: Pemahaman Pai

2

madrasah sebagai sekolah kualitas nomor dua dan tempat pelarian anak-anak

yang tidak diterima di sekolah favorit (umum).

Kenyataan ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi masyarakat muslim,

utamanya para pakar pendidikan Islam dan guru madrasah untuk selalu

proaktif dalam mengembangkan strategi managemen pengelolaan madrasah

yang baik. Pendidikan merupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia

mendapatkan ilmu. Hanya dengan pendidikanlah ilmu akan didapat dan

diserap dengan baik. Tak heran bila kini pemerintah mewajibkan program

belajar 9 tahun agar masyarakat menjadi pandai dan beradab. Pendidikan juga

merupakan metode pendekatan yang sesuai dengan fitrah manusia yang

memiliki fase tahapan dalam pertumbuhan.

Agar lembaga madrasah tetap eksis dan diminati oleh masyarakat,

maka pengembanyannya harus mempunyai relevansi yang kuat dengan

kebutuhan pembangunan. Sehingga lulusannya tidak hanya sekedar pekerja

agama tetapi juga mempunyai akses memasuki bidang-bidang pekerjaan lain.

Ini berarti pendidikan madrasah harus diberikan secara bermutu dan tetap

mengacu pada pemenuhan kebutuhan hidup peserta didik di masa mendatang,

dan untuk merealisisakan hal ini harus ada kerjasama yang baik antara, orang

tua, masyrakat dan lembaga madrasah itu sendiri.

Keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan lembaga utama yang

cocok untuk pembentukan dasar-dasar pendidikan dan moral pada anak.

Bahkan kunci utama keberhasilan pendidikan bisa dikatakan terletak pada

Page 14: Pemahaman Pai

3

tiga komponen ini. Karena keluarga, sekolah dan masyarakat di lingkungan

tempat tinggal anak sangat berpengaruh pada perkembangan pendidikan anak

Oleh karena itu perlu adanya tanggung jawab bersama antara orang tua dan

masyarakat dalam pendidikan anaknya.

Fenomena yang terjadi pada masyarakat sekarang, mayoritas orang tua

lebih suka menyekolahkan anaknya ke SD dari pada ke MI, hal ini

mengakibatkan jumlah siswa yang masuk ke MI menajdi sangat berkurang.

Menurut pengamatan penulis, kencenderungan orang tua tersebut antara lain

disebabkan oleh:

1. Masyarakat muslim, terutama pemuka agama (orang yang dianggap

“paham” agama) justru tidak banyak menyekolahkan anaknya ke MI.

2. Kurangnya pemahaman masyarakat akan keberadaan dan profil MI yang

sebenarnya, (MI masih dianggap sekolah agama saja)

3. Pandangan masyarakat bahwa kualitas SD lebih tinggi daripada MI.

4. Pemahaman agama masyarakat pada umumnya relatif rendah sehingga

kurang peduli pada sekolah agama (MI)

Setidaknya gejala ini telah penulis temukan di beberapa Desa, salah

satunya adalah di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang.

Oleh karena itu penulis bermaksud ingin mengetahui lebih detail tentang

hubungan antara pemahaman keagamaaan masyarakat dengan komitmenya

untuk mengembangkan madrasah. Berangkat dari permasalahan tersebut,

maka penulis ingin mengangkat sebuah penelitian dengan judul:

Page 15: Pemahaman Pai

4

HUBUNGAN PEMAHAMAN KEAGAMAAN MASYARAKAT

DENGAN KOMITMEN MENGEMBANGKAN MADRASAH DI DESA

BABADAN KECAMATAN LIMPUNG KABUPATEN BATANG

TAHUN 2009/2010

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pemahaman keagamaan masyarakat muslim di Desa Babadan

Kecamatan Limpung Kabupaten Batang?

2. Bagaimana komitmen masyarakat muslim dalam mengembangkan

madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang?

3. Apakah ada hubungan pemahaman keagamaan masyarakat muslim di

Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang dengan Komitmen

Mengembangkan madrasah?

C. Tujun Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman keagamaan pada masyarakat

muslim di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang.

2. Untuk mengetahui komitmen masyarakat muslim di Desa Babadan

Kecamatan Limpung Kabupaten Batang dalam mengembangkan

madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang.

Page 16: Pemahaman Pai

5

3. Untuk mengetahui hubungan pemahaman keagamaan dengan komitmen

mengembangkan madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung

Kabupaten Batang.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari dua kata, yaitu hypo yang artinya di bawah dan

thesa yang artinya kebenaran. Jadi, “hipotesis sebagai suatu jawaban yang

sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui

data yang terkumpul” (Arikunto,1998 : 67-68).

Menurut Nazir (1988 : 182), hipotesis adalah jawaban sementara

terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris.

Berdasarkan pengertian diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah :

”ada hubungan positif antara pemahaman keagamaan dengan komitmen

mengembangkan madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten

Batang tahun 2009”. Artinya semakin tinggi pemahaman keagamaan

masyarakat, maka akan semakin tinggi komitmen mengembangkan madrasah

di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang.

E. Kegunaan Penelitian

Dari penulisan ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi

semua kalangan masyarakat pada umumnya. Adapun berbagai manfaat yang

diharapkan itu antara lain sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Page 17: Pemahaman Pai

6

Dalam penelitian ini diharapkan adanya pemahaman akan arti

pentingnya sebuah madrasah sebagai sarana pengembangan ilmu di

dalam masyarakat terutama pengembangan ilmu agama islam.

2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan bagi para tokoh masyarakat khusunya

orang tua asuh untuk mendorong anak-anak mereka untuk memilih

masuk sekolah ke madrasah.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah pengertian dan salah penafsiran pada judul di

atas, perlu penulis jelaskan sesuai dengan interpretasi yang dimaksudkan.

1. Pemahaman keagamaan

Pemahaman keagamaan adalah segala sesuatu yang diketahui yang

berkaitan dengan masalah agama.

2. Masyarakat

Masyarakat adalah sejumlah orang dalam kelompok tertentu yang

membentuk kehidupan berbudaya.

Adapun yang dimaksud masyarakat di sini adalah orang tua yang

beragama Islam yang tinggal di Desa Babadan kecamatan Limpung

kabupaten Batang, dan menjadi pemuka agama Islam, misalnya bapak

Kyai, alim ulama, para guru ngaji atau unstadz-ustadzah dan juga semua

kaum muslimin muislimat di Desa Babadan Kecamatan Limpung

Kabupaten Batang.

Page 18: Pemahaman Pai

7

3. Komitmen Mengembangkan

Komitmen mengembangkan adalah keinginan untuk melakukan

sesuatu menjadikan maju.

4. Madrasah

Kata “madrasah” dalam bahasa arab adalah bentuk kata keterangan

tempat (zharaf makan) dari akar kata darasa. Secara harifah “madrasah”

diartikan sebagai tempat belajar para pelajar atau tempat untuk

memberikan pelajaran (Departemen Agama, 2004:1).

Madrasah Ibtidaiyah yang kedudukannya setara dengan Sekolah Dasar

(SD) di Kementrian Pendidikan Nasional dianggap sebagai satu jenjang

pendidikan formal yang paling penting dalam perkembangan setiap

individu. Jenjang pendidikan ini mengajarkan tentang dasar-dasar ilmu

pengetahuan, seperti membaca, menulis, dan berhitung serta menanamkan

dasar-dasar nilai moral kepada setiap anak. Merupakan kewajiban para

orangtua untuk mendorong anak-anak agar dapat menyelesaikan jenjang

pendidikan ini yang merupakan dasar penting sebelum melanjutkan ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi untuk meraih gelar-gelar terhormat

dan prestasi-prestasi lainnya.

Madrasah umumnya dibawah pembinaan Kementrian Agama. Dalam

penelitian ini obyeknya pada Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif di Desa

Babadan.

Page 19: Pemahaman Pai

8

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditentukan variabel dan

indikator-indikator sebagai berikut:

1. Pemahaman Keagamaan Masyarakat.

Pemahaman keagamaan masyarakat sebagai variabel dependen atau

variabel yang dilambangkan dengan (x). dari variabel ini dapat

dijabarkan dalam beberapa indikator, diantaranya:

a. Masyarakat mengetahui tentang pemahaman keagamaan untuk

meningkatkan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah di Desa Babadan.

b. Pandangan masyarakat mengenai mutu pendidikan keagamaan di

Madrasah Ibtidaiyah di Desa Babadan.

c. Pandangan masyarakat tentang metode pengajaran pendidikan

agama di Madrasah Ibtidaiyah di Desa Babadan.

2. Komitmen Mengembangkan Madrasah

Komitmen mengembangkan madrasah sebagai variabel

independen atau variabel bebas yang dilambangkan dengan (y). dari

variabel ini dapat dijabarkan dalam beberapa indikator, diantaranya:

a. Membantu berupa dana untuk memajukan sarana dan prasarana

Madrasah Ibtidaiyah di Desa Babadan.

b. Memberi ide-ide positif dan ikut menyekolahkan anaknya ke

Madrasah Ibtidaiyah di Desa Babadan .

c. Terlibat dalam kepengurusan untuk memajukan mutu Madrasah

Ibtidaiyah di Desa Babadan.

Page 20: Pemahaman Pai

9

G. Metode Penelitian

Hal-hal yang perlu dipaparkan berkaitan dengan metode dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tempat dan waktu

Penelitian ini akan difokuskan di Desa Babadan Kecamatan

Limung Kapupaten Batang. Penelitian ini akan diagendakan memakan

waktu 2 (dua) bulan, di mulai tanggal 18 mei – 19 juni 2010 yang

terbagi menjadi beberapa teknis dari proses pengumpulan data hingga

proses penulisan laporan.

2. Populasi dan sampel

a. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang

ciri-cirinya akan diduga (Efendi, 1985 : 108). Adapun populasi

yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah Masyarakat Desa

Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang tahun 2009 yang

berjumlah 50 orang.

b. Sampel

Menurut Arikunto (1998 : 117&120), sampel adalah

sebagian wakil populasi yang diteliti, untuk sekedar ancer-ancer

apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, jika

jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%

atau lebih.

Page 21: Pemahaman Pai

10

Karena populasi yang penulis ambil hanya 50 orang, maka

sampel dalam penelitian ini adalah mengambil semua populasi

yang ada.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data, yaitu :

a. Metode angket

Metode angket atau quesioner merupakan sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia

ketahui (Arikunto, 1998 : 140). Teknik ini digunakan untuk

mengukur variabel satu yakni pemahaman keagamaan, variabel dua

yakni komitmen mengembangkan madrasah di Desa Babadan

Kecamatan Limpung Kabupaten Batang.

b. Metode interview

Menurut Hadi (1994 : 136), metode interview adalah metode

pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan

dengan sistematis dan berdasarkan pada tujuan pendidikan.

Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1986 : 129), metode interview

adalah metode penelitian yang dipergunakan seseorang untuk tujuan

suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau

Page 22: Pemahaman Pai

11

pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-

cakap berhadapan muka dengan orang itu.

Metode ini digunakan sebagai metode bantu dalam

mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, sehingga

data yang dieproleh benar-benar valid.

c. Metode Observasi

Menurut Hadi (1994 : 136), metode observasi adalah

pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-fenomena

yang diselidiki.

d. Metode Dokumentasi

Menurut Arikunto (1998 : 236), metode dokumentasi adalah

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan

transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,

agenda dan sebagainya.

Metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data-

data tentang keadaan masyarakat, struktur organisasi masyarakat dan

lain- lain.

4. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik

analisis data deskriptif, yaitu data yang ada disusun, dijelaskan dan

dianalisis dalam hal ini penulis menggunakan metode statistik yaitu

teknik matematika dalam mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan

Page 23: Pemahaman Pai

12

menganalisis dalam bentuk angket, berdasarkan data yang terkumpul,

disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisa dengan cara statistik dengan

teknik. Adapun data yang dianalisis meliputi:

a. Perhitungan persentase frekwensi

Teknik ini untuk menganalisis pemahaman keagamaan dan

komitmen mengembangkan madrasah, dengan menggunakan

sebagai rumus berikut.

%100xN

FP

Keterangan :

P : Persentase

F : Frekuensi

N : Jumlah responden

b. Mengenai data tentang hubungan pemahaman keagamaan dengan

komitmen mengembangkan madrasah, dianalisis dengan sistem

product moment, yang rumusnya sebagai berikut.

N

yy

N

xx

N

yxx

rxy2

22

2 )()(

))((

Keterangan : N

rxy : Koefisien korelasi antara x dan y

xy : Perkalian antara x dan y

Page 24: Pemahaman Pai

13

x : Variabel pertama (pemahaman keagamaan)

y : Variabel kedua (komitmen mengembangkan madrasah)

N : Jumlah responden

H. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah:

Bab I : Dalam bab pendahuluan ini berisi : latar belakar masalah,

penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, hipotesis penelitian, metode penelitian, sistematika

penulisan skripsi.

Bab II : Merupakan kerangka teori yang digunakan sebagai pijakan

dalam menelaah tema penulisan skripsi, di sini penulis

menguaraikan tentang, pemahaman keagamaan masyarakat, dan

komitmen terhadap perkembangan madrasah.

Bab III : Laporan Hasil penelitian

Pada bab ini akan diuraikan tiga bagian, yang pertama berupa

gambaran umum objek penelitian berisi, keadaan geografis

wilayah Desa Babadan, serta keadaan masyarakatnya, yang

kedua berupa penyajian data tentang pemahaman keagamaan

masyarakat dankomitmennya mengembangkan madrasah.

Bab IV : Analisis Data

Dalam menganalisi data yang ada, penulis menggunakan rumus

korelasi product moment.

Page 25: Pemahaman Pai

14

Bab V : Penutup

Bagian akhir dan skripsi ini terdiri dari kesimpulan akhir dari

hasil penelitian, saran-saran dan kata penutup.

Page 26: Pemahaman Pai

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pemahaman Keagamaan Masyarakat

1. Batasan Pengertian Pemahaman Keagamaan

Perlu dipertegas lebih dulu, bahwa dalam tulisan ini pemahaman

keagamaan masyarakat yang dimaksud adalah segala sesuatu yang

menyangkut wawasan, pemahaman dan persepsi masyarakat yang

berkaitan dengan masalah agama, khususnya berkait dengan pendidikan

agama di madrasah. Batasan ini didasarkan pada makna etimologi

pemahaman yang berarti segala sesuatu yang dipahami, kepandaian dan

keagamaan yang berarti hal-hal yang menyangkut agama, berhubungan

dengan agama. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000:1120). Beberapa

hal yang menjadi pijakan dalam menguraikan masalah pemahaman

masyarakat dalam bidang agama khususnya dalam pendidikan madrasah

antara lain;

a. Pemahaman masyarakat tentang pendidikan keagamaan itu sendiri.

b. Pemahaman masyarakat mengenai mutu pendidikan keagamaan.

c. Pemahaman masyarakat tentang mutu guru pengajar pendidikan agama

Oleh karena yang menjadi tolak ukur adalah ketiga hal di atas

maka ada benang merah yang dapat ditarik, bahwa pada dasarnya pokok

permasalahan yang harus mendapat perhatian adalah bagaimana membawa

masyarakat muslim lebih paham terhadap problematika yang muncul

dalam lembaga pendidikan madrasah yang dari hari ke hari perlu terus

dicari solusi terbaiknya.

Page 27: Pemahaman Pai

16

2. Problem Pengembangan Madrasah

Untuk mengembangkan madrasah ideal perlu dipahami

permasalahan yang dihadapi madrasah dewasa ini. Walaupun secara

konseptual tujuan pendidikan nasional sejalan dan tidak bertentangan

dengan cita-cita Islam, dan secara juridis pendidikan agama Islam dan

lembaganya memperoleh kedudukan yang kuat namun dalam

operasionalnya berhadapan dengan sejumlah permasalahan.

Salah satu permasalahan urgen untuk mengaktualisasikan tujuan

pendidikan baik Islam maupun nasional untuk mengahsilkan manusia

seutuhnya adalah adanya dualitas ilmu yang diajarkan, yakni dikhotomi

ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Keduanya tidak berada dalam satu

tujuan dan wawasan, melainkan saling terpisah. Dengan demikian selain

terjadi dikotomi dalam pendidikan terbukti juga berakibat tidak hanya

sekedar tidak beorintasi sepenuhnya pada pendidikan Islam, tetapi tujuan

yang umum juga tidak tercapai sepenuhnya. Dalam konteks pendidikan

Islam, menurut Abudin Nata, hal ini dapat diatasi antara lain dengan cara

menunjukkan dengan jelas cita-cita Islam dalam berbagai aspek kehidupan

yang diangkat dari ajaran Al Quran, yang cita-cita itu selanjutnya menjadi

misi ajaran Islam (Nata, 2003:162).

Di sisi lain, ilmu-ilmu keduniaan yang merupakan produk sistem

pendidikan barat modern menekankan pada pengembangan akal dan

rasionalitas serta menganggap sepele nilai spiritual. Dia mendorong

pencarian ilmiah dengan mengorbankan iman, mengutamakan

individualisme, melahirkan skeptisme, menolak segala sesuatu yang tidak

bisa dibuktikan dengan akal secara kongkret dan lebih bersifat

antroposentris daripada teosentris.

Page 28: Pemahaman Pai

17

Sistem pendidikan yang demikian jelas hanya menekankan pada

kecerdasan akal, tidak mendidik manusia beriman dan bertakwa kepada

Tuhan dan berakhlak mulia. Dan sebagai akibat dari dikhotomi ilmu

tersebut lahirlah manusia-manusia yang dualisme. Ini bertentangan dengan

konsep jati diri manusia menurut ajaran dasar Islam, bahwa manusia

diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang paling baik (ahsani taqwim)

yaitu mempunyai kualitas terbaik baik fisik maupun psikis dimana

keduanya harus dijaga secara seimbang seperti firman Allah;

)4: الطین ( ن تقویم لقد خلقنا االنسان فى احس

"Sungguh Kami telah mencipta manusia dalam bentuk yang sangat indah,

tegap dan tampan" (Al-Qur’an dan terjemahnya, 2002:903).

Menurut Muhaimin, bahwa pada dasarnya Al Quran secara

gamblang telah mengemukakan dua kutub kualitas manusia, yakni kualitas

terbaik, baik fisik maupun psikis dan kualitas terendah, dan manusia yang

terbaik (ahsani taqwim) adalah yang sesuai fitrah (asal) kejadiannya

(Muhaimin, 2003:147).

Dalam pandangan Syafi’i Ma’arif (1991), proses pendidikan yang

dualitis tadi akibatnya akan muncul pribadi-pribadi yang pecah dalam

masyarakat Islam. Di Masjid dan di Langgar seseorang menunjukkan

sikap akan alim, tetapi di pasar, di pabrik, atau bahkan di gelanggang

politik tampil sebagai orang asing sama sekali. Di sini kegiatan dunia

terlepas dari orientasi akhirat.

Pendidikan akan mengalami kegagalan dalam membentuk

keteguhan jiwa yang vital, keyakinan yang kokoh, dan disiplin yang tegas

bila ilmu pengetahuan yang diajarkan terpisah dari tata nilai dan loyalitas

Page 29: Pemahaman Pai

18

kemanusiaan serta nilai-nilai spiritual. Upaya menghilangkan dikhotomi

ilmu antara lain keduniaan dan ilmu keagamaan adalah menjiwai sains dan

teknologi dengan nilai-nilai agama, sehingga antara keduanya

mengarahkan kepada tujuan yang sama sebab tugas kekhalifaan manusia

untuk mengembangkan amanah Allah di bumi dan memakmurkan bumi

dengan sebagai bukti pengabdian manusia kepada-nya.

Oleh karena itu, sains yang diajarkan di madrasah tidak hanya

sekedar ilmu bantu belaka, tetapi mempunyai kedudukan yang sama

dengan ilmu-ilmu keagamaan sama-sama dikembangkan secara makro.

Impelementasi gagasan tersebut berimplikasi dibutuhkannya guru yang

memiliki kapasitas dan kualifikasi tertentu. Tampaknya di sini diharapkan

peranan STAIN untuk mempersiapkan calon-calon guru yang kualitasnya

sepadan dengan tuntunan di atas.

Permasalahan berikutnya adalah fungsi filsafat dalam pendidikan di

madrasah, apakah filsafat pendidikan telah berperan secara wajar atau tidak.

Sebab “filsafat pendidikan itu”, menurut Made Pidarta, “merupakan

pedoman dan arah berpikir dalam mencapai hasil pendidikan yang dicita-

citakan”. Dalam kaitan ini, Langgulung (1992) menyatakan bahwa filsafat

pendidikan berfungsi untuk “memahami sistem pengajaran, penganalisaan

konsep-konsep dan istilah-istilah, mengkritik asumsi-asumsi dan fakta-fakta,

membimbing asas-asas pendidikan, menerima perubahan-perubahan dasar,

membimbing sikap guru-guru, membangkitkan dialog dan persoalan,

mebongkar tradisi dalam pendidikan dan mengusulkan rencana-rencana

baru”.

Permasalahan lain adalah penghargaan masyarakat terhadap lembaga

pendidikan madrasah. Indikatornya antara lain in put peserta didiknya

umumnya berasal dari keluarga golongan ekonomi lemah dan berprestasi

Page 30: Pemahaman Pai

19

rendah karena tidak diterima di sekolah umum. Akibatnya lulusannya pun

berkualitas rendah, karena menurut Karim (1991) rendahnya kualitas

lembaga ini. Penyebabnya karena madrasah kurang berorientasi kepada

dunia kerja. Sementara masyarakat lebih menghargai lembaga pendidikan

yang berorientasi kepada dunia kerja. Lembaga pendidikan Islam ini lebih

terkesan sebagai lembaga yang memproduksi ulama dan da’i atau pekerja

agama, sehingga daya saingnya rendah. Model madrasah seperti ini tidak

menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional dna pemaksimalan fungsi

kekhalifahan manusia.

Dalam kaitan itu menarik untuk diteliti tentang masalah perbedaan

motivasi anatara keluarga muslim yang memasukkan anaknya ke sekolah

agama dan keluarga muslim yang tidak mau memasukkan anaknya ke

lembaga ini. Apakah motivasinya agar anaknya menjadi ahli agama

sehingga dimasukkan ke sekolah agama atau motivasinya agar anaknya

cukup memiliki pengetahuan keislaman untuk keperluan ibadah dan

pembinaan akhlaknya sehingga tidak perlu dimasukan ke madrasah sebab

pendidikan agama tambahan dapat diperoleh di luar sekolah. Dan bagaimana

pula keluarga-keluarga muslim yang sesungguhnya menginginkan anaknya

menguasai muatan kurikulum, metode belajar mengajar yang tidak dinamis,

sistem evaluasi yang lemah, terbatasnya ketrampilan yang diajarkan,

orientasi keilmuan yang diajarkan yang tidak jelas, kemampuan profesional

para guru, sarana dan prasarana serta biaya yang tidak memadai merupakan

permasalahan madrasah baik negeri maupun swasta di semua jenjang

pendidikannya yang membuatnya tertinggal dari lembaga-lembaga

pendidikan lainnya. Permasalahan-permasalahan tersebut membuat daya

saing lulusannya rendah.

Page 31: Pemahaman Pai

20

Paparan di atas merupakan gambaran global tentang realitas

pengetahuan, wawasan dan persepsi masyarakat muslim tentang kondisi

pendidikan Islam di Indonesia.

Sepanjang pengetahuan penulis, kondisi seperti di atas bagi

kalangan akademisi barang kali cukup dimengerti, akan tetapi belum tentu

disadari oleh sebagian besar masyarakat muslim yang nota bene sebagai

pihak yang telah menitipkan anaknya di madrasah. Mereka tentu kurang

tahu menahu bahwa sebenarnya penyebab kurang berkembangnya

madrasah sangat kompleks. Oleh karena itu adalah tugas bagi para guru

dan pengelola madrasah untuk selalu mengajak masyarakat dan orang tua

siswa agar ikut berfikir bersama dalam rangka memajukan madrasah.

3. Upaya Pengembangan Madrasah

Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah untuk membentuk

manusia yang berkualitas lahir dan batin, fisik dan psikis atau imtaq dan

iptek. Jadi sebenarnya madrasah telah mempunyai icon yang bisa

diandalkan untuk menarik pelanggan untuk berbondong-bondong masuk

madrasah, karena di madrasah telah memiliki sarana untuk mewujudkan

manusia yang berkualitas.

Menurut Joyonegoro, manusia yang berkualitas itu setidak-

tidaknya mempunyai dua kompetensi, yaitu kompetensi bidang imtak

(iman dan takwa) dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) (Wardiman,

2003:175). Artinya keseimbangan kemampuan untuk mempertahankan

dan mengambangkan potensi pribadi manusia harus dilaksankan secara

sinkron antara kebutuhan fisik dan mental, material dan spritual,

kompetensi teknologi dan kemampuan ber-akhlakul karimah.

Salah satu upaya untuk menciptakan manusia-manusia yang ber

SDM bermutu dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama tersebut,

Page 32: Pemahaman Pai

21

antara lain dengan membekali anak melalui pendidikan madrasah. Karena

sejauh ini lembaga pendidikan formal yang berciri khas agama (baca:

madrasah) ini masih mampu mempertahankan kosistensi kesimbangan

muatan kurikulum keagamaan dengan prosentase lebih banyak dibanding

sekolah umum.

Akan tetapi dalam tataran realitas, masyarakat masih ada yang

cenderung menilai lembaga madrasah sebagai sekolah kualitas nomor dua

dan tempat pelarian anak-anak yang tidak diterima di sekolah favorit

(umum). Kenyataan ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi masyarakat

muslim, utamanya para pakar pendidikan Islam dan guru madrasah untuk

selalu proaktif dalam mengembangkan strategi managemen pengelolaan

madrasah yang up date.

Agar lembaga madrasah tetap eksis dan diminati oleh masyarakat,

maka pengembangannya harus mempunyai relevansi yang kuat dengan

kebutuhan pembangunan. Sehingga lulusannya tidak hanya sekedar

pekerja agama tetapi juga mempunyai akses memasuki bidang-bidang

pekerjaan lain. Ini berarti pendidikan madrasah harus diberikan secara

bermutu dan tetap mengacu pada pemenuhan kebutuhan hidup peserta

didik di masa mendatang, dan untuk merealisisakan hal ini harus ada

kerjasama yang baik antara, orang tua, masyrakat dan lembaga madrasah

itu sendiri.

Keluarga merupakan akar bagi terbentuknya masyarakat, bangsa

dan bahkan sebuah peradaban. Karena itu jika keseimbangan keluarga baik

dalam sebuah masyarakat, maka akan baik pula masyarakat itu, demikian

sebaliknya. Keluarga yang seimbang sesuai dengan ajaran Islam adalah

mampu hidup dengan mengutamakan urusan agama tanpa meninggalkan

urusan-uruasan keduniaan seperti firman Allah dalam Q.S. Al Qosos:77

Page 33: Pemahaman Pai

22

رة والتنسى نصیبك من الدنیاوابتغ فیما اتاك اهللا الدار األخ

"Dan carilah apa-apa yang diberikan Allah kepadamu untuk kehidupan

akhiran dan jangan kamu melupakan keperluan duniamu" (Al-Qur’an dn

terjemahnya, 2002:556).

Keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan lembaga utama yang

cocok untuk pembentukan dasar-dasar pendidikan dan moral pada anak.

Bahkan kunci utama keberhasilan pendidikan bisa dikatakan terletak pada

tiga komponen ini. Karena keluarga, sekolah dan masyarakat di

lingkungan tempat tinggal anak sangat berpengaruh pada perkembangan

pendidikan anak Oleh karena itu perlu adanya tanggung jawab bersama

antara orang tua dan masyarakat dalam pendidikan anaknya.

Fenomena yang terjadi pada masyarakat sekarang, mayoritas orang

tua lebih suka menyekolahkan anaknya ke SD dari pada ke MI, hal ini

mengakibatkan jumlah siswa yang masuk ke MI menjadi sangat

berkurang. Menurut pengamatan penulis, kencenderungan orang tua

tersebut antara lain disebabkan oleh:

a. Masyarakat muslim, terutama pemuka agama (orang yang dianggap

“paham” agama) justru tidak banyak menyekolahkan anaknya ke MI.

b. Kurangnya pemahaman masyarakat akan keberadaan dan profil MI

yang sebenarnya, (MI masih dianggap sekolah agama saja).

c. Pandangan masyarakat bahwa kualitas SD lebih tinggi daripada MI.

d. Pengetahuan agama masyarakat pada umumnya relatif rendah

sehingga kurang peduli pada sekolah agama (MI).

B. Komitmen Mengembangkan Madrasah

1. Visi Pengembangan Madrasah

Madrasah adalah suatu lembaga pendidikan formal yang

kurikulumnya 70% pelajaran umum dan 30 adalah pelajaran agama.

Page 34: Pemahaman Pai

23

Beberapa komitmen masyarakat yang harus dikembangkan dalam

memajukan madrasah adalah kesadaran untuk memajukan mutu

madrasah dalam bidang visi, misi, tujuan, guru, siswa, metode sarana

dan lain-lain.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan

agama memperoleh kedudukan yang kuat. Pendidikan agama merupakan

subsistem dari pendidikan nasional. Oleh sebab itu, semua lembaga

pendidikan diharuskan menyelenggarakan pendidikan agama Islam.

Berdasarkan Undang-Undang tersebut juga mengandung konsekwensi

bahwa pendidikan agama wajib diberikan kepada peserta didik disetiap

jenis, jenjang, dan isi kurikulum sekolah. Jalur, jenjang, isi kurikulum

sekolah harus memuat pendidikan agama.

Dari segi tenaga pendidikan yang dapat diangkat, harus orang

yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan Yang Maha Esa, karena

tujuan pendidikan nasional tidak hanya mencerdaskan anak didik

(pendidikan intelek), tetapi juga meningkatkan peserta didik menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa dan berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian

yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan

kebangsaan. Itu sebabnya di lembaga pendidikan formal guru harus bisa

menjalankan tugas pokok dan fungsi yang bersifat multiperan, yaitu

sebagai pendidik, pengajar dan pelatih (Danim, 2002:15).

Eksistensi lembaga pendidikan agama yang mendapat tempat

dalam Undang-Undang tersebut, diperkuat dengan ketentuan Peraturan

Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang lembaga pendidikan agama

Islam. Dalam peraturan itu dinyatakan SD dan SLTP yang berciri khas

Islam masing-masing disebut Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah

Page 35: Pemahaman Pai

24

Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA) diselenggarakan oleh

Kementrian Agama. Dengan kedudukan lembaga pendidikan agama

yang begitu kuat, madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam yang

bertujuan mengembangkan unsur jasmani, rohani dan akal, juga

mempunyai kedudukan strategis untuk mengimplementasikan tujuan

pendidikan nasional tersebut.

Dengan kata lain, pengembangan madrasah harus mempunyai

keterkaitan dan kesepadanan dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu

mengembangkan anak didik menjadi manusia yang berwawasan

ketuhanan, berwawasan etik dan moral, menguasai dasar-dasar sains dan

teknologi, berketrampilan, berwawasan kemasyarakatan dan

kebangsaan. Selama madrasah tidak mengarah dari lembaga kualifikasi

tersebut, ia akan tetap tertinggal dari lembaga pendidikan yang lain,

yang dapat diduga sulit untuk merealisasi tujuan pendidikan nasional.

Dari sekian banyak tujuan dan misi pendidikan tadi, madrasah

harus bisa menonjolkan ketercapaian kompetensi di bidang imtaknya.

Kompetensi imtak amat penting karena tanpa dibingkai oleh iman dan

takwa, maka kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi

kurang bermakna, bahkan dikawatirkan akan liar dan tidak terkendali,

yang mewujud dalam bentyuk terjadinya erosi nilai-nilai moral (Sidi,

2003:84 ).

Berangkat dari kenyataan itu kurikulum 1994 sampai kurikuluim

edisi 2004 untuk MI, MTs dan MA tampaknya mengisyaratkan

perbaikan ke arah terciptanya kualifikasi tersebut. Muatannya

menekankan pada pengembangan siswa menguasai dasar-dasar sains dan

teknologi, serta pelaksanaan kurikulum itu menghadapi berbagai

permasalahan, seperti lembaga pendidikan madrasah, penghargaan

Page 36: Pemahaman Pai

25

masyarakat terhadap madrasah, metode belajar mengajar, sistem

evaluasi, sarana dan prasarana Fisik dan sebagainya.

2. Keterkaitan dan Kesepadanan

Agar lembaga madrasah tetap eksis dan diminati oleh

masyarakat, maka pengembangannya harus mempunyai relevansi yang

kuat dengan kebutuhan pembangunan. Sehingga lulusannya tidak hanya

sekedar pekerjaan agama tetapi juga mempunyai akses memasuki

bidang-bidang pekerjaan lain. Konsep keterkaitan dan kesepadanan (link

and match) menghendaki sistem pendidikan pada suatu lembaga

pendidikan tidak terus menerus terpaku pada pola-pola yang sudah ada,

dan mengabaikan perkembangan-perkembangan yang terjadi di berbagai

aspek kehidupan.

Jika sistem pendidikan pada suatu lembaga pendidikan terus

menerus dalam kondisi demikian, maka akan terjadi kesenjangan antara

dunia pendidikan dan kehidupan nyata (khususnya dunia kerja) yang

disebut educational mismatch. Kesenjangan antara lain, ketidaksesuaian

lulusan dengan yang diinginkan masyarakat (khususnya dunia kerja),

dan kesenjangan antara tata nilai yang diajarkan di sekolah dan tata nilai

yang sebenarnya dilaksanakan dalam masyarakat. Sesungguhnya yang

diperlukan saat ini bukan hanya jumlah lulusan pendidikan (educational

out put) yang mengagumkan, melainkan dampak pendidikan

(educational out come), berupa utilitas atau daya guna lulusan yang

mampu memasuki dunia kerja baru ( Danim, Op.Cit., hlm.17).

Oleh karena itu pengembangan madrasah harus mempunyai

keterkaitan dan kesepadanan dengan kebutuhan pembangunan dan

masyarakat. Penerapan konsep ini sejalan dengan nilai fungsi

kehalifahan manusia. Artinya, manusia mukmin hanya akan dapat

Page 37: Pemahaman Pai

26

melaksanakan fungsinya tersebut secara maksimal apabila bersikap

dinamis dalam mencermati perkembangan nyata yang terjadi di

masyarakat. Selain itu, mengembangkan madrasah ideal niscaya

ditopang oleh nilai instrumen yang saling terkait dan sepadan dengan

sistem pendidikan yang mencakup;

a. Penyelenggara pendidikan (negeri, swasta).

b. Filsafat pendidikan yang di dalamnya tercakup tujuan pendidikan. Ini

berkaitan dengan manusia yang bagaimana diinginkan madrasah.

Filsafat pendidikan untuk madrasah dirumuskan berdasarkan nilai

dasar yang disebut di atas.

c. Kurikulum, yaitu bidang ilmu dan keterampilan yang diajarkan serta

sikap yang ingin ditanamkan kepada peserta didik. Merujuk kepada

nilai dasar di atas, muatan kurikulum madrasah yang ideal mengarah

kepada pengembangan dan penguasaan dasar-dasar sains, teknologi,

perangkat keterampilan dan sikap yang bertangggung jawab terhadap

tuhan, manusia dan lingkungannya.

d. Penyelenggaraan pendidikan, yaitu pemimpin, tenaga kependidikan,

tenaga peneliti, tenaga administrasi serta orang tua pelajar dan

keterlibatan masyarakat.

e. Proses belajar dan pembelajaran yang mencakup metode

penyampaian materi ajar, administrasi dan supervisinya.

f. Sarana pendidikan, yaitu berupa bangunan fisik dan fasilitasnya, alat

bantu pendidikan dan biaya.

Untuk mencapai tujuan pendiidkan madrasah sebagai dari

muatan kurikulum sangat ditentukan oleh pelaksanaannya di lapangan,

antara lain;

Page 38: Pemahaman Pai

27

a. Orientasi dan konsistensi semua unsur yang terdapat dalam sistem

pendidikannya

b. Pendidikan yang diterapkan adalah pendekatan yang berdasarkan

kompetensi atau tidak. Sistem pendidikan yang berdasarkan

pendekatan kompetensi berkaitan dengan “kompetensi apa yang

harus dikuasai siswa?”. Pendekatan yang tidak berdasarkan

kompetensi berkaitan dengan “apa yang harus diberikan oleh guru?”

tetapi tampaknya kedua model pendekatan ini perlu

dioperasionalkan dalam mencapai tujuan pendidikan.

c. Metode belajar-mengajar yang tepat agar materi ajar dapat

disampaiakan kepada peserta didik dalam bentuk yang lebih menarik

dan lebih relevan dengan kebutuhan hidup riil dengan kehidupan

bermasyarakat dan bernegara.

d. Kerjasama semua guru bidang studi, yaitu untuk menunjang tujuan

pendidikan nasional guru-guru agama harus menguasai dasar-dasar

sains dan teknoogi, dan guru-guru bidang studi umum harus

memiliki dasar-dasar pengetahuan keislaman, sehingga pengetahuan

yang diserap oleh anak didik berada dalam satu wawasan yang dapat

memenuhi kebutuhan spiritual dan inteleknya, bukan pengetahuan

yang saling bertentangan.

e. Pelaksanaan evaluasi terhadap proses belajar mengajar.

Menurut Malik Jafar, keberhasilan pendidkan Islam juga

ditentukan oleh sistem paedagois yang diterapkan oleh setiap guru yaitu

supaya tetap berlandaskan motivasi, etik dan moral, karena dalam

memeberikan landasan itu tidak cukup hanya dilihat dari persoalan

pengajaran atau didaktik metodiknya melainkan harus masuk ke dalam

persoalan pedagogiknya (Fadjar, 1998:160).

Page 39: Pemahaman Pai

28

Berdasarkan acuan pedagogisnya, penanaman motivasi etik dan moral

itu pada dasarnya adalah menanamkan suatu perangkat nilai, yaitu iman, amal

dan taqwa. Melalui materi pelajaran agama, guru agama mempunyai tugas

pokok untuk menanamkan nilai-nilai itu ke dalam diri peserta didik.

Persyaratan yang harus dipenuhi adalah setiap guru agama harus berusaha

mengetahui nilai-nilai yang dapat disentuh dalam diri peserta didik melalau

materi pengajaran yang disajikannya.

Dengan demikian guru agama harus mendalami nilai-nilai tersebut.

Dengan menguasai materi pelajaran secara mendalam guru agama dapat

meningkatkan kegiatan mengajarnya menjadi kegiatan “mendidik”. Hanya

dengan melangkah melalui langkah-langkah paedagogis kegiatan pendidikan

agama lewat sistem formal (sekolah) akan mampu secara sadar dan terencana

berbuat sesuatu menuju ke “kesadaran beragama” bagi peserta didiknya.

C. Kaitan Pemahaman Keagamaan dan Komitmen Mengembangkan

Madrasah

Problem pengembangan madrasah pada dasarnya masih berkisar pada

lemahnya kualitas orang muslim dalam memahami pendidikan Islam karena

minimnya pemahaman, dan rendahnya motivasi. Upaya pengembangan

madrasah harus dibarengi dengan peningkatan pemahaman keagamaan

masyarakat muslim utamanya yang menyangkut visi dan implementasi

pendidikan Islam

Komitmen masyarakat muslim dalam mengembangkan madrasah

antara lain sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuannya tentang

pendidikan Islam dan madrasah itu sendiri. Terjadinya dikotomi pendidikan

antara pendidikan Islam dan umum mengakibtakan tujuan pendidikan gagal

kedua-duanya.

Page 40: Pemahaman Pai

29

Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah untuk membentuk

manusia yang berkualitas lahir dan batin, fisik dan psikis atau imtaq dan

iptek. Jadi sebenarnya madrasah telah mempunyai icon yang bisa

diandalkan untuk menarik pelanggan untuk berbondong-bondong masuk

madrasah, karena di madrasah telah memiliki sarana untuk mewujudkan

manusia yang berkualitas.

Keberhasilan pendidkan Islam juga ditentukan oleh sistem

paedagois yang diterapkan oleh setiap guru yaitu supaya tetap

berlandaskan motivasi, etik dan moral, karena dalam memeberikan

landasan itu tidak cukup hanya dilihat dari persoalan pengajaran atau

didaktik metodiknya melainkan harus masuk ke dalam persoalan

pedagogiknya.

Penanaman motivasi etik dan moral itu pada dasarnya adalah

menanamkan suatu perangkat nilai, yaitu iman, amal dan taqwa. Melalui

materi pelajaran agama, madrasah mempunyai tugas pokok untuk

menanamkan nilai-nilai itu ke dalam diri peserta didik yang nantinya

peserta didik tersebut juga akan kembali kedalam lingkungan masyarakat.

Agar lembaga madrasah tetap eksis dan diminati oleh masyarakat,

maka pengembangannya harus mempunyai relevansi yang kuat dengan

kebutuhan pembangunan. Sehingga lulusannya tidak hanya sekedar

pekerja agama tetapi juga mempunyai akses memasuki bidang-bidang

pekerjaan lain. Ini berarti pendidikan madrasah harus diberikan secara

bermutu dan tetap mengacu pada pemenuhan kebutuhan hidup peserta

didik di masa mendatang, dan untuk merealisisakan hal ini harus ada

kerjasama yang baik antara, orang tua, masyrakat dan lembaga madrasah

itu sendiri.

Page 41: Pemahaman Pai

30

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Babadan

1. Letak Geografis

Desa Babadan merupakan salah satu desa yang ada di wilayah

Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Propinsi Jawa Tengah dengan

ketinggian dari permukaan air laut ± 500-700 m dengan batas-batas:

- Sebelah Barat : Desa Sempu

- Sebelah Timur : Desa Amongrogo

- Sebelah Selatan : Desa Plumbon

- Sebelah Utara : Desa Dlisen

2. Luas Wilayah

Luas wilayah Desa Babadan adalah 346.905 Ha. Dengan perincian

sebagai berikut:

- Tanah sawah sederhana : 2,7 Ha

- Tanah pekarangan/bangunan : 154. 499Ha

- Tanah tegalan/perkebunan : 185.306 Ha

- Lain-lain (jalan, sungai, pekuburan : 4,4 Ha

Dari keseluruhan wilayah tersebut terbagi atas Dukuh/lingkungan, 4 RW,

adapun Dukuh tersebut adalah:

a. Dukuh Babadan

b. Dukuh Banaran

Page 42: Pemahaman Pai

31

c. Dukuh Srabanan

d. Dukuh Kesasih

3. Keadaan Penduduk Desa Babadan

Adapun jumlah penduduk Desa Babadan sampai perhitungan

terakhir ada 6.557 jiwa terdiri dari:

- 1445 KK

- 3192 penduduk laki-laki

- 3365 penduduk perempuan

Tabel I

Jumlah Penduduk Menurut Usia

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0 - 4 th

5 – 9 th

10 – 14 th

15 – 19 th

20 – 24 th

25 – 29 th

30 – 39 th

40 – 49 th

50 – 59 th

60 tahuan keatas

343

388

412

343

272

235

486

271

218

224

342

380

440

356

208

291

511

338

246

253

685

768

852

690

680

526

997

609

464

477

Jumlah 3192 3365 6557

Page 43: Pemahaman Pai

32

4. Mata Pencaharian Penduduk

Sebagian besar penduduk Desa Babadan mempunyai mata

pencaharian sebagai petani, buruh tani, buruh industri, sebagian PNS dan

ABRI.

a. Petani : 498 orang

b. Buruh tani : 100 orang

c. Nelayan : -

d. Pengusaha : 76 orang

e. Buruh Industri : 21 orang

f. Buruh Bangunan : 409 orang

g. Pedagang : 133 orang

h. Pengangkutan : 37 orang

i. PNS/ABRI : 320 orang

j. Pensiunan : 109 orang

k. Lain-lain : 2.200 orang

5. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Adapun tingkat pendidikan penduduk Desa Babadan adalah

sebagai berikut:

a. Tamat Akademi/Perguruan Tinggi : 155 orang

b. Tamat SLTA : 277 orang

c. Tamat SLTP : 344 orang

d. Tamat SD : 2.371 orang

e. Tidak tamat SD : 1.489 orang

Page 44: Pemahaman Pai

33

f. Belum tamat SD : 1.098 orang

g. Tidak sekolah : 138 orang

6. Fasilitas Pendidikan

a. Taman Kanak-kanak : 2 buah

b. Sekolah Dasar Negeri : 2 buah

c. MANU : 1 buah

d. Madrasah Ibtidaiyah/MI : 1 buah

7. Pemeluk Agama

a. Islam : 6.541 orang

b. Kristen : 16 orang

d. Budha : -

e. Hindu : -

8. Tempat Ibadah

a. Masjid : 4 buah

b. Gereja : - buah

c. Kuil : -

d. Surau/langgar/Musholla : 20 buah

9. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Babadan

Desa Babadan secara administrasi berada diwilayah Kecamatan

Limpung Kabupaten Batang. Dalam menyelenggarakan tugas

pemerintahan, baik tugas rutin maupun tugas pembangunan, seorang

kepala kelurahan dibantu oleh perangkat kelurahan, yang terdiri atas:

Page 45: Pemahaman Pai

34

Struktur Organisasi Desa Babadan

10. Organisasi Keagamaan Masyarakat

Ada beberapa organisasi keagamaan di Desa Babadan diantaranya:

a. Remaja Masjid

Remaja Islam Masjid Nurul Huda (RIMDA) adalah sebuah

perkumpulan para remaja islam khususnya di lingkungan Masjid Nurul

Huda dan masih dalam lingkup Rt 05 Rw 03 Desa Babadan.

RIMDA memiliki misi & visi untuk lebih memelihara eksistensi umat

Islam khususnya kaum muda untuk lebih mengembangkan potensi diri

dalam bidang keislaman. RIMDA suatu perkumpulan yang dirikan

beberapa puluh tahun yang lalu telah mencoba untuk mengenalkan

Islam secara dini kepada khalayak umum dengan metode pendekatan

BPD

Kepala Desa

Suharno, S.Ag

Kaur Pemerintahan

Pindin

Sekretaris Desa

Tohari

Kaur Pembangunan

M.Nur

Kaur Keuangan

Azizah R

Kaur Umum

Pramono

Page 46: Pemahaman Pai

35

riil dan terstruktur. RIMDA termotivasi dengan menumpahkan berbagai

kegiatan yang ditujukan guna memajukan kegiatan keremajaan dan

keislaman. Kegiatan tersebut meliputi 2 hal yakni : Kegiatan Talim

Formal Kegiatan yang bersifat non formal. Talim Formal terdiri dari

kegiatan yang bersifat kerohanian antara lain talim ahad malam (bab ila

bab) yang terdiri dari berbagai materi, talim tiap malam (pembacaan

ayat-ayat suci Al-Qur’an secara bergantian dan pelatihan pengisian

materi (kultum) serta Talim Khusus Keputrian. Talim Non Formal

terdiri dari kegiatan yang bersifat abstrak antara lain pelatihan musik

Islami yang berupa Marawis dan Nasyid. Selain kegiatan-kegiatan di

atas Remaja Islam Masjid Nurul Huda juga membentuk suatu Lembaga

Pendidikan Qur’an (LPQ) yang di khususkan untuk para regenerasi

Islam usia dini dan Alhamdulillah sudah miliki puluhan santriwan dan

santriwati. Seluruh kegiatan di atas akan terkonsentrasi penuh di Masjid

Nurul Huda. Dalam rangka menunjang kegiatan-kegiatan tersebut

Remaja Islam Masjid Nurul Huda menyusun secara terstruktur

kepengurusan kegiatan keremajaan antara lain:

Pelindung : Pengurus Masjid Nurul Iman

Pembina : Indratno, Mudji Mawardi

Ketua : Khaidir

Sekretaris : Rita

Bendahara : Siti Cholisoh

Page 47: Pemahaman Pai

36

b. TPQ

Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) Masjid Raya Nurul Huda

didirikan secara resmi pada tahun 1997 oleh sejumlah pemerhati dan

praktisi pendidikan Al-Qur'an di Desa Babadan. Taman Pendidikan Al-

Qur'an ini didirikan dengan semangat dan kesadaran bahwa Al-Qur'an

adalah petunjuk utama hidup manusia dengan mengacu kepada sunnah

Rasulullah sebagai tauladan ummat. Untuk itu, setiap pribadi muslim

seharusnya mampu membaca dan menterjemahkan Al-Qur'an,

mengamalkan ajaran-ajarannya serta mendakwahkannya kepada orang

lain.

VISI

1. Menjadikan TPQ Masjid Nurul Huda sebagai pusat pendidikan

keIslaman yang berorientasi pada Al-Qur'an.

2. Membudayakan generasi muslim untuk membaca Al-Qur'an dengan

baik dan benar.

MISI

1. Mendakwahkan pesan-pesan Al-Qur'an sebagai pola pembentukan

karakter santri yang berakidah serta berakhlaqul Karimah (berbudi

pekerti luhur).

2. Ikut serta melibatkan santri dalam berbagai aktifitas pembelajaran

yang mengarah pada pembentukan juwa kepemimpinan sejak dini

dengan semangat Iman dan Taqwa (IMTAQ) dan ilmu pengetahuan

teknologi (IPTEK).

Page 48: Pemahaman Pai

37

3. Mengikut sertakan santri dalam aktivitas masyarakat yang mengarah

pada jiwa kepedulian sosial.

TUJUAN PENDIDIKAN

Sebagai lembaga pendidikan non formal, Taman Pendidikan Al-Qur'an

mempunyai tujuan sebagai berikut: Membantu mengembangkan potensi

anak ke arah pembentukan sikap pengetahuan dan keterampilan

keagamaan melalui pendekatan yang disesuaikan dengan lingkungan

dan taraf perkembangan anak berdasarkan tuntunan Al-Qur'an dan

sunnah Rasulullah.

memepersiapkan anak agar mampu mengembangkan sikap

pengetahuan dan keterampilan keagamaan yang telah dimilikinya

melalui program pendidikan di TPQ Masjid Nurul Huda.

Tabel II

Daftar Nama Responden Penelitian

Adapun daftar nama responden ada dalam tabel sebagai berikut :

NO NAMA L / P

1 Samani L

2 Junaidi L

3 Suryono L

4 Kastiyah P

5 Suryatmi P

6 Mansyur L

7 Zaenab P

Page 49: Pemahaman Pai

38

8 Nurul P

9 Slamet L

10 Wawan. S L

11 Abdul Aziz L

12 Paimin L

13 Misadi L

14 Ahmad Fauzi L

15 Khozin L

16 Nur Azizah P

17 Simu P

18 Siti Aisyah P

19 Mistari L

20 Samsuri L

21 Khusen L

22 Anwar L

23 Mugiono L

24 Untung L

25 Syafii L

26 Uswatun P

27 Halimah P

28 Tarwiyah P

29 Mutiin P

Page 50: Pemahaman Pai

39

30 Nur Jannah P

31 Kastumi P

32 Ahmad Kholidin L

33 Farid Madji L

34 Siti Aminah P

35 Sri Munarti P

36 Nur Kholis L

37 Santoso L

38 Linawati P

39 Kiptiyah P

40 Nasekhah P

41 Sri Wahyuningsih P

42 Wijiyanti P

43 Nur Kholis L

44 Kisworo L

45 Mutakin L

46 Dewi Alwiyah P

47 Sodikin L

48 Yaenah P

49 Komaiyah P

50 Ahmad Sholeh L

Page 51: Pemahaman Pai

40

B. Penyajian Data

1. Hasil Angket Pemahaman Keagamaan

Adapun hasil penyebaran angket pemahaman keagamaan dapat dilihat

dari tabel berikut:

Tabel III

Jawaban Responden Dari Angket Pemahaman Keagamaan

No ItemNO Responden

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 A A A A A A A A A A

2 B A A A B C B A A A

3 B A C A A A A A B A

4 B B C A B B B B B B

5 B C B A B A B B B A

6 B A A A B A B A A A

7 A A B B B B B A B A

8 A A A A B A B A B A

9 B B C A B A A A A A

10 A A C B A A A A A A

11 A C A A B A A A B A

12 A A C A B A A A B B

13 B A A A B A B A A B

14 B A B A B A B A B A

15 A A A A B A A A B A

16 A B C A B A B A C A

17 A A B A B A A A B A

18 A C B A B B B A B A

19 B A A A B C B B A A

20 B A A A A A A A B A

Page 52: Pemahaman Pai

41

21 A A C A B A A A A A

22 A A B A B A A A B A

23 B A C A B B B A A A

24 A A C B B A B A A A

25 A A C A A A A A B A

26 B B C B B B B B B B

27 A A A A A A A A B A

28 A A C A A A A A B A

29 A A A B B A A A B A

30 B A C A B A B A A B

31 A A A A A A A A B A

32 A A A A A A B A B A

33 C C C A B A A A B B

34 B C A A B A B A A A

35 A A A A A A A A A A

36 B A C A A B A A B A

37 A B C B B A B A B A

38 A A A A A C A A B A

39 A B A C B C C B B B

40 B A C A B C A A B B

41 B A A A A A A A B A

42 B B A A B B B B B A

43 A A C A A A B A B A

44 B B A A B A B A C A

45 B A C A B B A A C A

46 B A B A B A A A B A

47 B A B A B B B A A B

48 B A A A A A A A A A

49 B A A A B A A A B A

50 B A A A B B A B A A

Page 53: Pemahaman Pai

42

2. Hasil Angket Komitmen Mengembangkan Madrasah

Adapun hasil penyebaran angket Komitmen Mengembangkan

Madrasah dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel IV

Jawaban Responden Dari Angket

Komitmen Mengembangkan Madrasah

No ItemNO Responden

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 B B A A A A A A A B

2 C C A A B B B B B B

3 B C A A A A A A A B

4 B C A A B B A A A B

5 B B A A B B A A B B

6 A B A A A B A A A A

7 C C A B B B A B B B

8 B C A A B B A A A A

9 C C A B B B A A B C

10 B B A A B B A A A A

11 C C A A B B A A A A

12 B B A A A A A A A B

13 A A A A A A A A B B

14 A C A A A A A A A B

15 A B A A B B A A A B

16 C C A A B B A A B B

17 B C A A B B A A A A

18 A A A A B B A A B B

19 B C A A A A A A A A

20 A C A A A A A A A A

Page 54: Pemahaman Pai

43

21 C C A A B B A A A B

22 B B A A B B A A A B

23 C C A A C C A A B B

24 C C A A A B A A A A

25 B B A A B B A A B A

26 B B B B B B B B B B

27 A A A A A A B A A B

28 A C A A A A A A A A

29 A C A A B B A A B B

30 B C A A B B A A A A

31 B B A A A A A A A A

32 A C A A B B A A A A

33 B C A A C C A A B B

34 A C A A B B A A B B

35 B B A A B B A A B A

36 B C A A A B A A A B

37 A C A A A A A A B A

38 B C A A A B A A A A

39 A C A A B B A A B A

40 C C A B B B A B B B

41 B B B B B B B B B B

42 C C A A B B A A A B

43 C C A A A B A A B A

44 A B A A A B A A B A

45 C C B B B B A B C C

46 B C A A B B A A A A

47 A B A A A A A A B A

48 C A A A A A A A A B

49 A A A A B B A A B B

50 B B A A B B A A B B

Page 55: Pemahaman Pai

44

Page 56: Pemahaman Pai

44

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Analisis Data

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pemahaman

keagamaan dengan komitmen masyarakat mengembangkan madrasah,

maka data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan analisis statistik.

Hal ini dilakukan karena banyaknya jumlah data yang terkumpul dan

bersifat kualitatif. Adapun dalam menganalisis data tersebut,

menggunakan teknik korelasi product moment, yang rumusnya sebagai

berikut:

NN

X-X

N

YX-rxy

rxy 2

2

2

2Y

Y

Keterangan: rxy : koefisien korelasi variabel x dan y

N : banyaknya data

x : variable pengaruh

y : variable terpengaruh

∑x : jumlah skor dalam distribusi x

∑y : jumlah skor dalam distribusi y

Page 57: Pemahaman Pai

45

Langkah selanjutnya adalah menyiapkan tabel nilai pemahaman

keagamaam, komitmen mengembangkan madrasah, dan tabel kerja

untuk koefisien korelasi atau untuk mencari hubungan antara variabel

pemahaman keagamaan dan komitmen mengembangkan madrasah.

1. Analisis Data Pemahaman Keagamaan

Data pemahaman keagamaan diperoleh dari penyebaran

angket yang terdiri dari sepuluh pertanyan. Dari masing-masing

pertanyaan terdapat tiga alternatif jawaban, dengan bobot sebagai

berikut

Alternatif jawaban A memiliki nilai 3

Alternatif jawaban B memiliki nilai 2

Alternatif jawaban C memiliki nilai 1

Adapun nilai dari hasil penyebaran angket pemahaman

keagamaan dapat diketahui pada tabel sebagai berikut:

Tabel V

Nilai Jawaban Angket Pemahaman Keagamaan

Nomor ItemNO

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Jumlah

1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

2 2 3 3 3 2 1 2 3 3 3 25

3 2 3 1 3 3 3 3 3 2 3 26

4 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 20

5 2 1 2 3 2 3 2 2 2 3 22

6 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 27

Page 58: Pemahaman Pai

46

7 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 24

8 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 27

9 2 2 1 3 2 3 3 3 3 3 25

10 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 27

11 3 1 3 3 2 3 3 3 2 3 26

12 3 3 1 3 2 3 3 3 2 2 25

13 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 26

14 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 25

15 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 28

16 3 2 1 3 2 3 2 3 1 3 23

17 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 27

18 3 1 2 3 2 2 2 3 2 3 23

19 2 3 3 3 2 1 2 2 3 3 24

20 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 28

21 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 27

22 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 27

23 2 3 1 3 2 2 2 3 3 3 24

24 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25

25 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 27

26 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 19

27 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29

28 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 27

29 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 27

30 2 3 1 3 2 3 2 3 3 2 24

31 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29

32 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 28

33 1 1 1 3 2 3 3 3 2 2 21

34 2 1 3 3 2 3 2 3 3 3 25

Page 59: Pemahaman Pai

47

35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

36 2 3 1 3 3 2 3 3 2 3 25

37 3 2 1 2 2 3 2 3 2 3 23

38 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 27

39 3 2 3 1 2 1 1 2 2 2 19

40 2 3 1 3 2 1 3 3 2 2 22

41 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 28

42 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 25

43 3 3 1 3 3 3 2 3 2 3 26

44 2 2 3 3 2 3 2 3 1 3 24

45 2 3 1 3 2 2 3 3 1 3 23

46 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 27

47 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 24

48 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29

49 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 27

50 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 25

Dari nilai hubungan pemahaman keagamaan dengan jumlah

10 item, diketahui nilai tertinggi 30, nilai terndah 19, dan kelas

interval 3. Maka kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai

berikut:

( Xt – X r ) + 1 i = ——————–

K i

Keterangan : i : Interval Ideal

Xt : Nilai Tertinggi

Xr : Nilai Terendah

Ki : Kelas Interval

Page 60: Pemahaman Pai

48

( Xt – X r ) + 1 i = ——————–

K i

( 30 – 19 ) + 1 i = ——————–

3

11 + 1 i = —————

3

12i = ————

3

i = 4

Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa

frekuensi dari tiap kategori (A) tinggi, (B) sedang ataupun (C)

rendah.

Tabel VI

Interval Pemahaman Keagamaan

Nilai

Interval

Jumlah Orang Nilai Nominasi Kategori

27 – 30 21 A Tinggi

23 – 26 23 B Sedang

19 – 22 6 C Rendah

Jumlah 50

Dengan demikian, dapat diketahui:

a. Untuk kategori pemahaman keagamaan yang tinggi, yaitu

dengan nilai antara 27 – 30 sebanyak 21 orang.

Page 61: Pemahaman Pai

49

b. Untuk kategori pemahaman keagamaan yang sedang, yaitu

dengan nilai antara 23 – 26 sebanyak 23 orang.

c. Untuk kategori pemahaman keagamaan yang rendah, yaitu

dengan nilai antara 19 – 22 sebanyak 6 orang.

Kemudian dibuat tabel nominasi A (tinggi), B (sedang), dan

C (kurang). Untuk mengetahui kategori pemahaman keagamaan

yang tinggi, sedang dan rendah.

Tabel VII

Kategori Pemahaman Keagamaan

No. Responden Skor Nominasi Kategori

1 30 A Tinggi

2 25 B Sedang

3 26 B Sedang

4 20 C Rendah

5 22 C Rendah

6 27 A Tinggi

7 24 B Sedang

8 27 A Tinggi

9 25 B Sedang

10 27 A Tinggi

11 26 B Sedang

12 25 B Sedang

13 26 B Sedang

14 25 B Sedang

15 28 A Tinggi

16 23 B Sedang

Page 62: Pemahaman Pai

50

17 27 A Tinggi

18 23 B Sedang

19 24 B Sedang

20 28 A Tinggi

21 27 A Tinggi

22 27 A Tinggi

23 24 B Sedang

24 25 B Sedang

25 27 A Tinggi

26 19 C Rendah

27 29 A Tinggi

28 27 A Tinggi

29 27 A Tinggi

30 24 B Sedang

31 29 A Tinggi

32 28 A Tinggi

33 21 C Rendah

34 25 B Sedang

35 30 A Tinggi

36 25 B Sedang

37 23 B Sedang

38 27 A Tinggi

39 19 C Rendah

40 22 C Rendah

41 28 A Tinggi

42 25 B Sedang

43 26 B Sedang

44 24 B Sedang

Page 63: Pemahaman Pai

51

45 23 B Sedang

46 27 A Tinggi

47 24 B Sedang

48 29 A Tinggi

49 27 A Tinggi

50 25 B Sedang

Setelah diketahui berapa banyak orang yang memiliki tingkat

pemahaman keagamaan tinggi, sedang, dan rendah, kemudian

masing-masing kategori dipersentasekan dengan rumus sebagai

berikut:

F

P = — x 100 %

N

Untuk pemahaman keagamaan yang tinggi, sebanyak 21 orang,

21—– x 100 % = 42 % 50

Untuk pemahaman keagamaan yang sedang, sebanyak 23 orang,

23—– x 100 % = 46 % 50

Untuk pemahaman keagamaan yang rendah, sebanyak 6 orang,

6—– x 100% = 12 % 50

Page 64: Pemahaman Pai

52

Tabel VIII

Komparasi Pemahaman Keagamaan Dari setiap Kategori

No

Nilai

Pemahaman

Keagamaan

Interval Frekuensi Prosentasi

1 Tinggi (A) 27 – 30 21 42 %

2 Sedang (B) 23 – 26 23 46 %

3 Rendah (C) 19 – 22 6 12 %

Jumlah 50 100 %

2. Analisis Data Komitmen Mengembangkan Madrasah

Data banyak sedikitnya Komitmen Mengembangkan

Madrasah diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari sepuluh

pertanyan. Dari masing-masing pertanyaan terdapat tiga alternatif

jawaban, dengan bobot sebagai berikut

Alternatif jawaban A memiliki nilai 3

Alternatif jawaban B memiliki nilai 2

Alternatif jawaban C memiliki nilai 1

Adapun nilai dari hasil penyebaran angket Komitmen

Mengembangkan Madrasah dapat diketahui pada tabel sebagai

berikut:

Page 65: Pemahaman Pai

53

Tabel IX

Nilai Jawaban Angket Komitmen Mengembangkan Madrasah

Nomor ItemNO

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Jumlah

1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 27

2 1 1 3 3 2 2 2 2 2 2 20

3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 24

4 2 1 3 3 2 2 3 3 3 2 24

5 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 24

6 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 28

7 1 1 3 2 2 2 3 2 2 2 20

8 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 25

9 1 1 3 2 2 2 3 3 2 3 20

10 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 26

11 1 1 3 3 2 2 3 3 3 3 24

12 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 27

13 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 28

14 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 27

15 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 26

16 1 1 3 3 2 2 3 3 2 2 22

17 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 25

18 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 26

19 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 27

20 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 28

21 1 1 3 3 2 2 3 3 3 2 23

22 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 25

23 1 1 3 3 1 1 3 3 2 2 20

24 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 25

Page 66: Pemahaman Pai

54

25 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 25

26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20

27 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 28

28 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 28

29 3 1 3 3 2 2 3 3 2 2 24

30 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 25

31 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28

32 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 26

33 2 1 3 3 1 1 3 3 2 2 21

34 3 1 3 3 2 2 3 3 2 2 24

35 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 25

36 2 1 3 3 3 2 3 3 3 2 25

37 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 27

38 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 26

39 3 1 3 3 2 2 3 3 2 3 25

40 1 1 3 2 2 2 3 2 2 2 20

41 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26

42 1 1 3 3 2 2 3 3 3 2 23

43 1 1 3 3 3 2 3 3 2 3 24

44 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 27

45 1 1 2 2 2 2 3 2 1 1 17

46 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 25

47 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 28

48 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 27

49 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 26

50 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 24

Page 67: Pemahaman Pai

55

Dari nilai Komitmen Mengembangkan Madrasah, dengan

jumlah 10 item diketahui nilai tertinggi 28, nilai terendah 17, dan

kelas interval 3. Maka kemudian diintervalkan dengan rumus

sebagai berikut:

( Xt – X r ) + 1 i = ——————–

K i

Keterangan : i : Interval Ideal

Xt : Nilai Tertinggi

Xr : Nilai Terendah

Ki : Kelas Interval

( Xt – X r ) + 1 i = ——————–

K i

( 28 – 17 ) + 1 i = ——————–

3

11 + 1 i = —————

3

12 i = —————

3

i = 4

Page 68: Pemahaman Pai

56

Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa yang

masuk kategori Komitmen Mengembangkan Madrasah banyak,

sedang ataupun sedikit.

Tabel X

Interval Komitmen Mengembangkan Madrasah

Nilai

Interval

Jumlah Orang Nilai Nominasi Kategori

25 – 28 31 A Banyak

21 – 24 12 B Sedang

17 - 20 7 C Sedikit

Jumlah 50

Dengan demikian, dapat diketahui:

a. Untuk kategori Komitmen Mengembangkan Madrasah yang

banyak, yaitu dengan nilai antara 26 – 30 sebanyak 31 orang.

b. Untuk kategori Komitmen Mengembangkan Madrasah yang

sedang, yaitu dengan nilai antara 21 - 25 sebanyak 12 orang.

c. Untuk kategori Komitmen Mengembangkan Madrasah yang

sedikit, yaitu dengan nilai antara 16 - 20 sebanyak 7 orang.

Kemudian dibuat tabel nominasi A (banyak), B (sedang), dan

C (sedikit). Untuk mengetahui kategori yang menerima Komitmen

Mengembangkan Madrasah banyak, sedang dan sedikit.

Page 69: Pemahaman Pai

57

Tabel XI

Nilai Nominasi Komitmen Mengembangkan Madrasah

No. Responden Skor Nilai Nominasi Kategori

1 27 A Tinggi

2 20 C Rendah

3 24 B Sedang

4 24 B Sedang

5 24 B Sedang

6 28 A Tinggi

7 20 C Rendah

8 25 A Tinggi

9 20 C Rendah

10 26 A Tinggi

11 24 B Sedang

12 27 A Tinggi

13 28 A Tinggi

14 27 A Tinggi

15 26 A Tinggi

16 22 B Sedang

17 25 A Tinggi

18 26 A Tinggi

19 27 A Tinggi

20 28 A Tinggi

21 23 B Sedang

22 25 A Tinggi

23 20 C Rendah

24 25 A Tinggi

25 25 A Tinggi

Page 70: Pemahaman Pai

58

26 20 C Rendah

27 28 A Tinggi

28 28 A Tinggi

29 24 B Sedang

30 25 A Tinggi

31 28 A Tinggi

32 26 A Tinggi

33 21 B Sedang

34 24 B Sedang

35 25 A Tinggi

36 25 A Tinggi

37 27 A Tinggi

38 26 A Tinggi

39 25 A Tinggi

40 20 C Rendah

41 26 A Tinggi

42 23 B Sedang

43 24 B Sedang

44 27 A Tinggi

45 17 C Rendah

46 25 A Tinggi

47 28 A Tinggi

48 27 A Tinggi

49 26 A Tinggi

50 24 B Sedang

Page 71: Pemahaman Pai

59

Setelah diketahui berapa banyak orang yang memiliki

Komitmen Mengembangkan Madrasah banyak, sedang, dan kurang,

kemudian masing-masing kategori dipresentasekan dengan rumus

sebagai berikut:

FP = — x 100 % N

Untuk komitmen mengembangkan madrasah yang tinggi, sebanyak

31 orang,

31—– x 100 % = 62 % 50

Untuk komitmen mengembangkan madrasah yang sedang, sebanyak

12orang,

12—– x 100 % = 24 % 50

Untuk komitmen mengembangkan madrasah yang rendah, sebanyak

7 orang,

7—– x 100% = 14 % 50

Page 72: Pemahaman Pai

60

Tabel XII

Komparasi Komitmen Mengembangkan Madrasah

Dari Setiap Kategori

No

Nilai Komitmen

Mengembangkan

Madrasah

Interval Frekuensi Prosentasi

1 Banyak (A) 25 – 28 31 62 %

2 Sedang (B) 21 – 24 12 24 %

3 Kurang (C) 17 – 20 7 14 %

Jumlah 50 100 %

Tabel XIII

Tabel Kerja Untuk Mencari Hubungan Antara Variabel

Pemahaman Keagamaan (X) Dan Komitmen Mengembangkan

Madrasah (Y)

No X Y X² Y² XY

1 30 27 900 719 810

2 25 20 625 400 500

3 26 24 676 576 624

4 20 24 400 576 480

5 22 24 484 576 528

6 27 28 729 784 756

7 24 20 576 400 480

8 27 25 729 625 675

9 25 20 625 400 500

10 27 26 729 676 702

11 26 24 676 576 624

Page 73: Pemahaman Pai

61

12 25 27 625 729 675

13 26 28 676 784 728

14 25 27 625 729 675

15 28 26 784 676 728

16 23 22 529 484 506

17 27 25 729 625 675

18 23 26 529 676 598

19 24 27 576 729 648

20 28 28 784 784 784

21 27 23 729 529 621

22 27 25 729 625 675

23 24 20 576 400 480

24 25 25 625 625 625

25 27 25 729 625 675

26 19 20 361 400 380

27 29 28 841 784 812

28 27 28 729 784 756

29 27 24 729 576 648

30 24 25 576 625 600

31 29 28 841 784 812

32 28 26 784 676 728

33 21 21 441 441 441

34 25 24 625 576 600

35 30 25 900 625 700

36 25 25 625 625 625

37 23 27 529 729 621

38 27 26 729 676 702

39 29 25 361 625 475

Page 74: Pemahaman Pai

62

40 22 20 484 400 440

41 28 26 784 676 728

42 25 23 625 529 575

43 26 24 676 576 624

44 24 17 576 729 648

45 23 17 529 289 391

46 27 25 729 625 675

47 24 28 576 784 672

48 29 27 841 729 783

49 27 26 729 676 702

50 25 24 625 576 600

Jml 1271 1235 32639 30853 31560

Diketahui:

X : 1271 X² : 32639 XY : 31560

Y : 1235 Y² : 30853

Kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment sebagai berikut:

NN

X-X

N

YX-rxy

rxy 2

2

2

2Y

Y

50

123530853

50

127132639

50

1235127131560

rxy 22

Page 75: Pemahaman Pai

63

50

152522530853

50

161544132639

50

156968531560

rxy

5,305043085382,3230832639

7,3139331560rxy

5,34818,330

3,166rxy

73,115067

3,166rxy

2,339

3,166rxy

,4900rxy

B. Interpretasi Data

Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi

product moment dan diperoleh nilai rxy = 0,490. Kaidah uji yang

digunakan adalah:

Bila nilai rxy > r tabel pada taraf signifikasi 1%, maka hasilnya

dinyatakan sangat signifikan.

Bila nilai rxy > r tabel pada taraf signifikasi 5%, maka hasilnya

dinyatakan signifikan.

Bila nilai rxy < r tabel, maka hasilnya dinyatakan tidak signifikan.

Dari hasil analisis, diperoleh nilai rxy = 0,490, kemudian

dikonsultasikan dengan r product moment dengan N = 50, diperoleh

Page 76: Pemahaman Pai

64

nilai r pada taraf signifikasi 1% sebesar 0,361. Dengan demikian, nilai

rxy = 0,490 > r tabel = 0,361, sehingga dapat dinyatakan bahwa hasilnya

sangat signifikan.

Jadi ada pengaruh positif antara pemahaman keagamaan dengan

komitmen mengembangkan madrasah di Desa Babadan Kecamatan

Limpung Kabupaten Batang. Dengan demikian hipotesis yang penulis

kemukakan yang berbunyi ada hubungan yang positif antara

pemahaman keagamaan dengan komitmen mengembangkan madrasah

di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Tahun

2009/2010, dapat diterima.

Page 77: Pemahaman Pai

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan atas pembahasan dan hasil analisis di atas, maka dapat

penulis simpulkan sebagai berikut:

1. Dari variabel pemahaman keagamaan, dapat diketahui:

a. Masyarakat dengan tingkat pemahaman keagamaan tinggi berjumlah

21 orang atau sebanyak 42%.

b. Masyarakat dengan tingkat pemahaman keagamaan sedang berjumlah

23 orang atau sebanyak 46 %.

c. Masyarakat dengan tingkat pemahaman keagamaan rendah berjumlah

6 orang atau sebanyak 12 %.

2. Dari variabel komitmen mengembangkan madrasah, dapat diketahui:

a. Masyarakat yang komitmen mengembangkan madrasah tinggi

berjumlah 31 orang atau sebanyak 62 %.

b. Masyarakat yang komitmen mengembangkan madrasah sedang

berjumlah 12 orang atau sebanyak 24 %.

c. Masyarakat yang komitmen mengembangkan madrasah sedikit

berjumlah 7 orang atau sebanyak 14 %.

3. Setelah data dianalisis menggunakan teknik korelasi product moment, dan

diperoleh nilai rxy = 0,490, kemudian dikonsultasikan dengan r tabel

product moment dengan N = 50 pada taraf signifikasi 1 % diperoleh nilai

Page 78: Pemahaman Pai

66

0,361. Nilai rxy yang lebih besar daripada nilai r tabel, atau (0,490 >

0,361).

Jadi ada hubungan antara pemahaman keagamaan dengan

komitmen masyarakat mengembangkan madrasah di Desa Babadan

Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Tahun 2009/2010.

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

a. Mengingat tanggung jawab pendidikan tidak hanya tugas pemerintah

dan sekolah, hendaknya orang tua/masyarakat lebih proaktif dalam

membantu perkembangan madrasah

b. Peran masyarakat dapat dioptimalkan dalam bidang perencanaan,

pelaksanaan dan kontrol

c. Sebagai bentuk dukungan riil hendaknya masyarakat bisa memberi

kontribusi yang riil, misalnya ikut meemantau kualitas dan mendukung

dalam bidang pendanaan.

2. Bagi Madrasah

a. Madrasah sebagai pelaksana pendidikan secara langsung hendaknya

tidak hanya bergantung pada pemerintah, pengelola madrasah harus

lebih proaktif and kreatuif dalam mengembangan mutu madrasah.

b. Dalam bidang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sebisa mungkin

melibatkan peran serta masyarakat

c. Sebagai upaya riil hendaknya warga sekolah bisa memberi bukti nyata

kepada masyarakat, misalnya adanya peningkatan prestasi dari tahun ke

tahun.

Page 79: Pemahaman Pai

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1983. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.

Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Departemen Agama RI. 2002. Al Quran dan Terjemahnya. Jakarta.

Departemen Agama RI. 2004. Sejarah Madrasah. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Fajdar, A Malik . 1998. Visi Pembaharuan Pendidikan Islam. Jakarta: LP3NI.

Hadi, Sutrisno. 1984. Metodologi Research. Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM.

Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research II. Yogyakarta: Andi Ofset.

Jalaludin. 2004. Psikologi Agama. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Muhaimin. 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Surabaya: Pustaka Pelajar.

Nata, Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan( Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia). Jakarta: Kencana.

Pulungan, J Sayuti. 2002. Univeralisme Islam. Jakarta: Moyo Segoro Agung.

Sidi Indra Djati. 2003. Menuju Masyarakat Belajar (Menggagas Paradigma Baru Pendidikan). Jakarta: Paramadina.

Kartono, Kartini. 1986. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Yogyakarta: Alumni UGM.

Wardiman, dalam Muhaimin. 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.