rancangan praformulasi dan formulasi sediaan tablet eritromicin

Upload: muhammadilham

Post on 10-Jan-2016

160 views

Category:

Documents


57 download

DESCRIPTION

pdf

TRANSCRIPT

RANCANGAN PRAFORMULASI DAN FORMULASI SEDIAAN TABLET ERITROMICIN

DISUSUN OLEH :Muhammad Ilham138947 / IIADosen Pengampu : Fadli S.Farm, Apt

AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK2014/2015

1DAFTAR ISI

BAB I1DASAR TEORI1Tujuan Penelitian1Manfaat penelititan2Abstrak2BAB II3TINJAUAN PUSTAKA3Granulasi Basah3Taksonomi4I.Preformulasi Zat Aktif4II.Preformulasi Eksipien4Rasionalisasi Formula8BAB III9METODE PENELITIAN9PRA FORMULASI9Cara Kerja101.Evaluasi Granul dan Tablet13DAFTAR PUSTAKA18

BAB IPENDAHULUAN

Tablet adalah salah satu bentuk sediaan obat yang banyak dipakai, tablet yang baik adalah tablet yang sesuai dengan Farmakope atau literatur lainnya yang telah di tetapkan. Salah satu metode dalam pembuatan tablet adalah granulasi basah. Metode ini memiliki keuntungan dapat memperbaiki sifat alir dan kohesivitas serbuk. Pada metode ini Granul dibentuk dengan jalan mengikat serbuk dengan suatu perekat atau pengganti pengompakan. Zat aktif yang besar dosisnya akan sulit mengalir dan sulit untuk di kompresi tetapi dengan granul basah sifat alirnya menjadi lebih baik dan kohesinya cukup baik. Untuk membuat tablet dibutuhkan bahan tambahan yaitu bahan pengisi, penghancur, pelicin dan bahan lain yang sesuai. Bahan penghancur merupakan salah satu bahan tambahan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan tablet yang berfungsi untuk menghancurkan tablet di dalam tubuh setelah obat digunakan. Diharapkan tablet segera melepaskan bahan obatnya, terlarut dan selanjutnya dapat diabsorpsi oleh tubuh untuk dapat menimbulkan efek yang dikehendaki. Amilum sudah lama dikenal sebagai bahan tambahan dalam pembuatan tablet, salah satunya adalah untuk penghancur. Di antara beberapa amilum yang belum pernah digunakan sebagai penghancuadalah amilum buah sukun.Eritromisin termasuk antibiotika golongan makrolid dan efektif baik untuk kuman gram positif maupun gram negatif. Antibiotika ini dihasilkan olehStreptomyceserythreusdan digunakan untuk pengobatan akne. Eritromisin berikatan dengan ribosom 50S bakteri dan menghalangi translokasi molekul peptidil-tRNA dari akseptor ke pihak donor, bersamaan dengan pembentukan rantai polipepetida dan menghambat sintesis protein. Eritromisin juga memiliki efek anti-inflamasi yang membuatnya memiliki kegunaan khusus dalam pengobatan akne (IAI,2010)Tujuan Penelitian Menentukan sifat fisik eritrocimin dengan menggunakan pati biji sukun sebagai zat penghancur Menentukan konsentrasi pati sukun yang paling baik dalam pembuatan tablet asam mefenamat

Manfaat penelititan Manfaat penelititan ini sebagai data awal untuk penelitian selanjutnya untuk meningkatkan nilai tambah pemanfaatan buah sukun dan menambah jenis bahan penghancur tablet.

Abstrak

Disintegran adalah zat yang ditambahkan ke dalam tablet, untuk membuat tablet hancur ketika kontak dengan lingkungan berair. Pati biasanya ditambahkan dalam bentuk kering dengan granulasi ekstra. Dalam penelitian ini, pati sukun digunakan sebagai disintegran eksternal dengan konsentrasi 5%, 12,5% dan 20% menggunakan tepung jagung sebagai standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu hancur pati sukun adalah 3.60, 3.41 dan 2.48 menit berturut-turut sedangkan untuk tepung jagung adalah 2,36, 1,18 dan 1,35 menit succesively. Hasil memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia IV yang di tidak lebih dari 15 menit. Dengan demikian pati sukun melayani tujuan disintegran eksternal di pembuatan tablet.Kata kunci: pati sukun, disintegran eksternal, tablet eritromisin

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Tanaman sukun merupakan salah satu jenis yang sangat dikenal di Indonesia dan banyak negara lainnya. Jenis ini memiliki banyak nama lokal tergantung daerah persebarannya. Tanaman sukun termasuk famili Moraceae, genus Artocarpus, dan spesies Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg. Para ahli ada yang memberi nama Artocarpus incisa Linn dan Artocarpus communis Forst. Beberapa sebutan lokal antara lain, di Siam dikenal dengan nama sake, di Malaysia dikenal sebagai Bandarase, serta dalam bahasa Inggris disebut dengan Breadfruit (Pitojo, 1992 : 12). Kedudukan tanaman sukun (Artocarpus altilis) mempunyai sistematika sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Urticales Famili : Moraceae Genus : Artocarpus Spesies : Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg

Granulasi Basah

Granulasi basah dalah proses menambahkan cairan pada suatu serbuk atau campuran serbuk alam suatu wadah yang dilengkapi dengan pengadukan yang akan menghasilkan granul (Chorles J.P Siregar, 2008). Dalam proses granulasi basah zat berkhasiat, pengisi dan penghancur dicampur homogen, lalu dibasahi dengan larutan pengikat, bila perlu ditambahkan pewarna. Diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40-50C. Proses pengeringan diperlukan oleh seluruh cara granulasi basah untuk menghilangkan pelarut yang dipakai pada pembentukan gumpalan gumpalan dan untuk mengurangi kelembaban sampai pada tingkat yang optimum (Lachman, 1986). Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak dengan mesin tablet (Anief, 1994).

Taksonomi 1. Preformulasi Zat Aktif

Rumus molekulC37H67NO13

Nama Erythromycinum (FI IV, hal 357)

Nama kimian-acetil-4-aminofenol

Berat molekul733,94

PemerianSerbuk hablur,putih atau agak kuning,tidak berbau atau praktis tidak berbau (FI IV,hal 357)

Suhu lebur1350C

pHAntara 8,0 hingga 10,5 (FI IV, hal 357)

Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol; dalam kloroform; dan dalam eter

StabilitasEritromisin etil setelah direkonstruksi dapat bertahan kurang dari 10 hari dan harus disimpan di dalam lemari es

InkompatibilitasDengan natrium ampisilin dan natrium kloklasin (FI IV, hal 357)

Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat

Daftar pustakaFI IV,hal 357

1. Preformulasi Eksipien PVP (Polivinil Pyrolidone)Rumus molekul(C6H9NO)n

Nama kimia1-Ethenyl-2-pyrrolidinone homopolymer [9003-39-8]

Berat molekul2500-3000000

PemerianSerbuk halus berwarna putih hingga putih krem,tidak berbau atau hampir tidak berbau,serbuk higroskopis

KelarutanSangat larut dalam asam,kloroform , etanol 95%,keton,metanol dan air,praktis tidak larut dalam eter hidrokarbon dan minyak mineral

Stabilitaspenurunan kelarutan povidone stabil untuk siklus pendek dari preparan Povidon mulai berwarna gelap sampai batas tertentu pada pemanasan 1500C ,dengan panas sekitar 1100C-1300C.Sterilisasi uap dari larutan berair tidak mengubah kandungan povidon,larutan berair yang peka,rentan terhadap pertumbuhn jamur dan akibatnya memerlukan penambahan bahan pengawet yang cocok

InkompatibilitasInkompatibel terhadap bahan organik dan anorganik

Penyimpanan Disimpan dalam wadah kedap udara ,sejuk dan tempat kering

Kegunaan Pengikat (0,5%-5%)

Daftar pustakaHOPE 6th edisi 2009 hal 581-582

AmylumRumus molekul[C16H10O5]n . dimana n= 300 1000

Nama kimiaStarch [9005 25 -8]

Berat molekul300 1000 tergantung jenis amylum

PemerianAmylum tidak berbau tidak berasa ,warna putih sampai putih tua ,serbuk halus

KelarutanPraktis tidak larut dalam etanol 96%dan dalam air dingin.pati mengembang seketika dalam air sekitar 5 10 % pada 378C .pati menjadi larut dalam air panas pada suhu diatas suhu gelatinasi.

Stabilitas Pati kering stabil jika dilindungi dari kelembaban tinggi.pati dianggap sebagai bahan kimia dan mikrobiologi pada kondisi penyimpanan dibawah normal .larutan amilum atau atau pasta amylum tidak stabil dan mudah dimetabolisme oleh microorganisme,karena itu untuk granulasi basah harus selalu dibuat baru. Pati harus disimpan dalam wadah kedap udara di tempat sejuk dan kering

InkompatibilitasPati tidak kompatibel dengan zat pengoksidasi kuat. Berwarna senyawa inklusi terbentuk dengan yodium

Penyimpanan Dalam tempat sejuk dan kering

Kegunaan Desintegran 3 25 %

Daftar pustakaHOPE 6th edisi 2009 hal 686 691

TalkumStruktur kimia

Rumus molekulMg6(S12O5)4(OH)4

Nama kimiaTalk(14807-96-6)

Berat molekul-

PemerianSangat halus,warna putih sampai putih ke abu-an,tidak berbau ,berkilat mudah melekat pada kulit dan bebas dr butiran

KelarutanTidak larut dalam hampir semua pelarut

StabilitasTalk merupakan bahan yang stabil,dapat di sterilisasi dengan pemanasan sampai 1600 C tidak kurang dari 1 jam .dapat juga disterilkan dengan gas etilen oxide atau gama radiasi

InkompatibilitasInkompatibilitas dengan kandungan ammonium kwartener

Penyimpanan Talk harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dan tempat kering

Kegunaan Glidan (1,0 % - 10 %)

Daftar pustakaHOPE 6th edisi 2009 hal 728 731FI ed IV hal 771

Lactosa AnhydrousRumus molekulC12H22O11

Nama kimiaO--D-galactopyranosyl-(1 4)--D-glucopyranose

Berat molekul342,30

PemerianLaktosa anhidrat adalah serbuk atau partikel kristal berwarna putih, rasa manis, tidak berbau.

Suhu Lebur2320C

KelarutanLarut dalam air, sedikit larut dalam ethanol 95% dan eter.

Density1,589 g/cm3

StabilitasLaktosa dapat berubah warna menjadi kecoklatan dalam penyimpanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh panas, kondisi lembab yang kelembabannya hingga 80%.

InkompatibilitasLaktosa anhidrat inkompatibel dengan oksidator kuat. Dapat mengalami reaksi maillard dengan amin primer dan sekunder bila disimpan dalam kondisi kelembaban tinggi pada waktu tertentu.

PenyimpananDalam wadah tertutup di tempat sejuk dan kering.

KegunaanTablet filler atau diluent atau pengisi.

PustakaHandbook of Pharmaceutical Exipient Halaman 359 361

Magnesium StearatRumus molekulC36H70MgO4

Nama kimiaOctadecanoic acid magnesium salt [557-04-0]

Berat molekul591,29

PemerianSerbuk halus berwarna putih,bau samar rasa khas

KelarutanPraktis tidak larut dalam etanol,etanol 95%,eter dan air ,sedikit larut dalm benzen hangat,dan etanol hangat 95%

StabilitasMagnesium stearat stabil dan dapat disimpan dalam wadah tertutup rapat dan kering

InkompatibilitasInkompatibel dengan asam kuat,basa, garam besi.Hindari pencampuran dengan bahan yang teroksidasi kuat.Mg stearat tidak dapat digunakan dalam produk yang mengandung aspirin,beberapa vitamin dan garam besi

Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup rapat dan disimpan dalam tempat sejuk dan kering

Kegunaan Lubricant,0,25 % - 5,0 %

Daftar pustakaHOPE 6th edisi 2009 hal 404 405

Rasionalisasi Formula Dosis eritromisin dalam sediaan tablet >5% sehingga pembuatan tablet dengan metode granulasi. Fungsi aqua yang digunakan dalam pembuatan tablet parasetamol bukan sebagai pelarut zat aktif tetapi untuk melarutkan zat pengikat karena zat pengikat yang digunakan dalam formula ini larut dalam air. Berdasarkan data stabilitas, eritromisin stabil pada temperatur 1350C (dalam bentuk serbuk) sehingga pada saat pengeringan granul dilakukan pada temperatur dibawah 1350C Bobot tablet yang dibuat 700 mg sedangkan bobot eritromisin adalah 500 mg sehingga ditambahkan zat pengisi laktosa untuk menambah bobot tablet. Untuk mengikat zat aktif dan zat tambahan serta agar tablet dapat dicetak maka ditambahkan zat pengikat PVP. Tablet merupakan sediaan solid sehingga ditambahkan penghancur atau disintegran dengan menggunakan amilum pada fase luar dan dalam yang berfungsi untuk memfasilitasi kehancuran tablet sesaat setelah ditelan oleh pasien. Untuk memperbaiki sifat alir serbuk ditambahkan talkum sebagai pelicin/ glidan Untuk menurunkan friksi antara serbuk dan dies pada saat proses filler ditambahkan mg stearat sebagai lubricant. Laktosa digunakan sebagai pengisi/filler yang berfungsi untuk menambah bobot tablet PVP digunakan sebagai pengikat atau binder yang berfungsi untuk mengikat zat aktif dan zat tambahan agar tablet dapat dicetak Amilum pati sukun digunakan sebagai penghancur/disintegran yang berfungsi untuk mempermudah kehancuran tablet dalam pencernaan Talkum digunakan sebagai pelicin/glidan yang berfungsi untuk memperbaiki sifat alir serbuk dari hoper ke die. Mg stearat digunakan sebagai lubricant yang berfungsi untuk menurunkan friksi antara serbuk dan die.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

Alat penelitianAlat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Beaker glass 100 ml Corong Batang pengaduk Gelas ukur Mortir Pengayak mesh 8 & 12 Pencetak tablet single punch korch Stopwatch Timbangan gram kasar Timbangan digital

Bahan yang digunakan

Eritromisin Lactosa Amylum PVP Talk Mg StearaT

PRA FORMULASIBAHANKADAR

Fase dalamEritromisinLactosaAmylum 10%PVP500 mgq.s10%5%

Fase luarAmylumTalkMg stearat5%2%1%

FormulaPerhitungan 1 TabletPerhitungan 250 TabletKondisi Sebenarnya

Fase dalam (92%)

Eritromisin

PVP 5%

Amylum 10%

Laktosa q.s500 mg

= 39 mg500 mg x 250 = 125 gram35 mg x 250 = 8,75 gram

70 mg x 250 = 17,5 gram

39 mg x 250 = 9,75 gram125,24 gram

8,758 gram

17,506 gram

9,756 gram

Fase luar (8%)

Amylum 5%

Mg stearat 1%

Talk 2%

5%

5%

6,520 gram

1,304 gram

2,608 gram

Cara Kerja

1. Fase dalam1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan1. Proses milling1. Haluskan bahan yang akan digunakan 1. Timbang bahan aktif dan bahan tambahan sebanyak: Eritromisin Amylum Polivinilpirrolidon Lactosa 1. Proses mixing1. Siapkan wadah mixing (yang tersedia di laboratorium adalah toples)1. Masukkan dalam toples dari bahan yang terkecil yaitu lactosa1. Ditambahkan amylum kemudian toples ditutup1. Toples diaduk digoyang secara berputar dengan kecepatan yang konstan kurang lebih selama 5 menit , toples dibuka (hindari pengetukan pada toples)1. Ditambahkan sisa amylum dan sedikit eritromisin kemudian toples ditutup1. Toples diaduk digoyang secara berputar dengan kecepatan yang konstan kurang lebih selama 5 menit 5, toples dibuka (hindari pengetukan pada toples)1. Ditambahkan sedikit eritromisin kemudian toples ditutup1. Toples diaduk digoyang secara berputar dengan kecepatan yang konstan kurang lebih selama 5 menit, toples dibuka (hindari pengetukan pada toples)1. Ditambahkan sisa eritromisin kemudian toples ditutup 1. Toples diaduk digoyang secara berputar dengan kecepatan yang konstan kurang lebih selama 5 menit, toples dibuka (hindari pengetukan pada toples)1. Pembuatan larutan pengikat 1. Timbang povidon polivinil pirolidon1. Dimasukkan dalam beaker glas 50 ml1. Ditambahkan kurang lebih sedikit aquades1. Diaduk sampai povidon polivinil pirolidon larut sempurna menggunakan batang pengaduk

1. Proses granulasi 1. Serbuk yang telah melalui proses mixing ditambahkan larutan pengikat sedikit demi sedikit sambil diaduk perlahan sampai larutan pengikat habis1. Diukur kelembaban serbuk,jika belum sesuai ditambahkan aquades sampai kelembaban yang diinginkan1. Masukkan serbuk dalam mesin granulasi1. Lakukan granulasi sampai serbuk habis1. Proses pengayakanGranul yang sudah terbentuk diayak melalui mesh no. 121. Proses pengeringan1. Granul ditempatkan dalam wadah yang permukaanya luas (dalam praktikum digunakan loyang)1. Dimasukkan dalam oven 1. Atur suhu oven pada temperatur 37 0C 1. Dilakukan evaluasi granul meliputi:1. Berat granul 1. BJ nyata,BJ mampat dan % komprebilitas (% K)1. Kecepatan aliran1. Kandungan lembab1. Proses mixing dengan fase luar1. Timbang fase dalam ,hitung jumlah fase luar yang akan digunakan berdasarkan jumlah fase dalam 1. Timbang bahan-bahan fase luar: Amylum Talk Mg stearat1. Fase dalam dimasukkan dalam toples 1. Ditambahkan talk aduk secara kontinyu dengan kecepatan tetap sampai homogen (pengadukan jangan terlalu lama)1. Ditambahkan mg stearat aduk secara kontinyu dengan kecepatan tetap sampai homogen (pengadukan jangan terlalu lama)1. Ditambahkan amylum aduk secara kontinyu dengan kecepatan tetap sampai homogen (pengadukan jangan terlalu lama)1. Pengadukan fase luar tidak lebih dari 5 menit

1. Evaluasi Granul dan Tablet1. Evaluasi Granul1. BJ nyata, BJ mampat dan % Kompresibilitas (%K)Tujuan: Menjamin aliran granul yang baikPrinsip: Pengukuran BJ nyata dan BJ mampat berdasarkan perbandingan bobot granul terhadap volume sebelum dan setelah dimampatkan (diketuk 500x). Pengukuran % kompresibilitas berdasarkan Carrs Index.

Penafsiran hasil : Jika % K: 5 10 % artinya aliran sangat baik11 20 % artinya aliran cukup baik21 - 25 % artinya aliran cukup>26 % artinya aliran buruk

1. Kecepatan aliranTujuan:Menjamin keseragaman pengisian kedalam cetakanPrinsip:Menetapkan jumlah granul yang mengalir melalui alat selama waktu tertentu.Alat:Flow Tester ManualPenafsiran Hasi:Aliran granul baik jika waktu yang diperlukan untuk mengalirkan >4 g granul adalah 1 detik.

1. Kandungan lembabTujuan:Mengontrol kandungan lembab granul sehingga dapat mengantisipasi masalah yang terjadi selama proses pengempaan tablet, terutama kandungan lembab menjadi faktor penyebabnya.Prinsip:Alat menentukan persentase massa yang hilang (air, komponen yang mudah menguap) selama pemanasan pada suhu tertentu (70oC)Alat:Moisture balance BalancePenafsiran Hasil:Kadar air yang baik 2-4 %

1. Evaluasi Tablet1. OrganoleptisTujuan :Penerimaan oleh konsumenPrinsip:Pemeriksaan organoleptik meliputi warna, bau dan rasaPenafsiran hasil:Warna homogen, tidak ada binitk-bintik/noda, bau sesuai spesifikasi (bau khas bahan, tidak ada bau yang tidak sesuai), rasa sesuai spesifikasi1. Keseragaman ukuranTujuan:Menjamin penampilan tablet yang baikPrinsip:Selama proses pencetakan, perubahan ketebalan merupakan indikasi adanya masalah pada aliran massa cetak atau pada pengisian granul ke dalam die. Pengukuran dilakukan terhadap diameter dan tebal tablet.Alat: jangka sorongPenafsiran hasil:Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 kali tebal tablet.Sebanyak 20 tablet diambil secara acak, lalu diukur diameter dan tebalnya menggunakan jangka sorong.

1. FriabilitasTujuan:Menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses, pengemasan dan penghantaran.Prinsip:Pengukuran friabilitas dilakukan dengan menentukan persentase bobot tablet yang hilang selama diputar dan dijatuhkan dari ketinggian tertentu dalam waktu tertentu. Alat:Friabilator Penafsiran hasil : Kehilangan bobot tidak boleh > 1% Jika tablet pecah maka tidak memenuhi syarat dan tidak dimasukan dalam penimbangan tablet akhir. Jika hasil meragukan/kehilangan bobot lebih besar dari yang ditargetkan maka pengujian diulang 2-3 kali.Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat friabilitator terhadap 20 tablet yang diambil acak. Tablet yang diambil secara acak dibersihkan satu-satu dengan kuas lalu ditimbang. Tablet lalu dimasukkan pada alat dan diputar sebanyak 100 putaran. Tablet dibersihkan lagi dan ditimbang.

1. Keragaman bobotTujuan:Menjamin keseragaman kandungan zat aktif. Prinsip:(untuk tablet tidak bersalut) Sebanyak 20 tablet diambil secara acak lalu ditimbang masing-masing tablet. Rata-rata bobot kemudian dihitung bersama penyimpangan terhadap bobot rata-rata. Penafsiran hasil:Tidak boleh ada 2 tablet yang masing-masing menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari 5 %, dan tidak boleh ada satupun tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari 10%. 1. Kekerasan tabletTujuan:Menjamin ketahanan tablet pada gaya mekanik pada proses, pengemasan dan penghantaranPrinsip:Kekerasan tablet menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan tekanan pada saat produksi, pengemasan, dan pengangkut. Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan pada tablet sampai tablet retak kemudian pecah.Alat :Hardness testerPenafsiran hasil:Kekerasan tablet yang baik adalah 4-7 kg/cm2 Pengukuran dilakukan terhadap 20 tablet yang diambil acak. Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan tablet dengan menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg.

1. Kekerasan tabletTujuan:Menjamin ketahanan tablet pada gaya mekanik pada proses, pengemasan dan penghantaranPrinsip:Kekerasan tablet menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan tekanan pada saat produksi, pengemasan, dan pengangkut. Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan pada tablet sampai tablet retak kemudian pecah.Alat :Hardness testerPenafsiran hasil:Kekerasan tablet yang baik adalah 4-7 kg/cm2 Pengukuran dilakukan terhadap 20 tablet yang diambil acak. Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan tablet dengan menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indoneia,. edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan.Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV, Jakarta: Departemen Kesehatan. Ansel,Howard C. 2005. Pengantar bentuk sediaan farmasi edisi IV, Jakarta: Universitas Indonesia.

Rowe, Raymond C, Paul J, Sheskey., & Marian E, Quinn. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 6th ed., London : Pharmaceutical Press.

Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. Teori dan Praktek Farmasi Indrustri. Edisi Ketiga. Vol II. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: UI Press; 1994. hal. 1355