pt. bpr artha karya usahabpr-aku.com/wp-content/uploads/2017/12/laporan-pelaksanaan-tata... ·...
TRANSCRIPT
PT. BPR Artha Karya Usaha
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Artha Karya Usaha Tahun 2017 1 | P a g e
LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT. BPR ARTHA KARYA USAHA
Tahun 2017
Perkembangan industri perbankan khususnya Bank Perkreditan Rakyat yang sangat pesat dan
disertai dengan semakin kompleksnya kegiatan usaha BPR yang mengakibatkan peningkatan
risiko BPR.
Tata Kelola yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) pada industri perbankan saat ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan kegiatan pengelolaan suatu Bank.
Tata Kelola yang baik akan memastikan pelaksanaan kegiatan bisnis dan pengelolaan asset
BPR dilakukan secara sehat, prudent, efektif, dan efisien serta sesuai dengan standar etika yang
berlaku dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar dari Tata Kelola yaitu Transparasi
(transparency), Akuntabilitas (accountability, Pertanggungjawaban (responsibility), Independensi
(independency), Kewajaran (fairness).
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola
bagi Bank Perkreditan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 72,
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5685) dan Surat Edaran OJK Nomor
5/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat, yang
mewajibkan lembaga perbankan untuk melaksanakan, menerapkan dan menyampaikan laporan
Tata Kelola Perusahaan atau GCG kepada OJK, telah mampu mendorong lembaga perbankan
untuk senantiasa berupaya untuk melaksanakan dan meningkatkan implementasi GCG secara
konsisten termasuk pula oleh BPR AKU. BPR AKU terus berkomitmen dan berupaya untuk
senantiasa konsisten dan secara berkesinambungan mengimplementasikan prinsip-prinsip yang
sesuai dengan Tata Kelola atau GCG.
Dasar-Dasar Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola BPR
Pelaksanaan Tata Kelola di PT. BPR Artha Karya Usaha mengacu pada beberapa ketentuan
yang berlaku antara lain :
a. Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
b. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 20/POJK.03/2014 tentang Bank
Perkreditan Rakyat.
c. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 4/POJK.03/2015 tentang
Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat.
PT. BPR Artha Karya Usaha
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Artha Karya Usaha Tahun 2017 2 | P a g e
d. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 5/SEOJK.03/2016 tentang
Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat.
Visi dan Misi Bank
Visi PT. BPR Artha Karya Usaha adalah :
"Menjadi BPR yang memahami kebutuhan masyarakat dan terpercaya”.
"
Misi PT. BPR Artha Karya Usaha adalah :
1. Membantu Pemerintah dalam upaya memutus mata rantai rentenir di masyarakat kecil.
2. Membantu Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendek di masyarakat.
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat kecil, usaha mikro kecil dan menengah.
Struktur Organisasi
Pelaksanaan Tata Kelola di BPR berlandaskan pada komitmen bersama dari seluruh jajaran
Pengurus dan Pegawai untuk tunduk dan patuh pada seluruh peraturan yang berlaku. Hal ini
dapat tercermin dari struktur organisasi BPR yang disusun dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Struktur Organisasi BPR ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi nomor 002
tahun 2017 tentang Struktur Organisasi. (Lampiran 1)
Tujuan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Artha Karya Usaha
a. Meningkatkan kinerja BPR dengan menerapkan tata kelola dalam segala kegiatan BPR
sejalan dengan visi, misi dan rencana strategi usaha yang telah ditetapkan BPR.
b. Menjaga agar semua kegiatan operasional BPR telah mematuhi peraturan internal dan
eksternal BPR, serta perundang-undangan yang berlaku.
c. Meningkatkan pertanggungjawaban dan memberikan nilai tambah BPR kepada
Stakeholders.
d. Memperbaiki budaya kerja BPR.
e. Mengelola sumber daya BPR secara lebih efektif dan efisien.
f. Mendorong dan mendukung pengembangan BPR.
Prinsip-Prinsip Tata Kelola BPR
a. Transparasi (transparency)
yang berarti keterbukaan dalam pengambilan setiap keputusan. BPR mengungkapkan
informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diakses oleh pihak yang
berkepentingan (stakeholder) sesuai dengan haknya.
PT. BPR Artha Karya Usaha
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Artha Karya Usaha Tahun 2017 3 | P a g e
Kebijakan BPR harus tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan dan
yang berhak memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut.
b. Akuntabilitas (accountability)
yakni kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban personil sehingga pengelolaan
BPR dapat berjalan lebih efektif. BPR menetapkan sasaran usaha dan strategi untuk dapat
dipertanggungjawabkan kepada stakeholder. BPR menetapkan tugas dan tanggung jawab
yang jelas bagi masing-masing karyawan.
c. Pertanggungjawaban (responsibility)
BPR berpegang pada prinsip kehati-hatian dan menjamin kepatuhan terhadap peraturan
yang berlaku dan BPR berkomitmen untuk mematuhi peraturan perundangan dan kebijakan
internal yang telah ditetapkan.
d. Independensi (independency)
yaitu pengelolaan BPR secara professional tanpa ada tekanan atau pengaruh dari pihak
internal maupun eksternal.
BPR menghindari terjadinya dominasi yang wajar oleh stakeholder maupun serta terbebas
dari benturan kepentingan dan BPR mengambil keputusan secara obyektif dan bebas dari
segala tekanan dari pihak manapun.
e. Kewajaran (fairness)
yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan
(stakeholder) yang akan timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
A. Transparansi Pelaksanaan Tata Kelola BPR
1. Pelaksanaan Tata Kelola BPR berdasarkan hasil penilaian sendiri (Self Assessment)
meliputi aspek- aspek sebagai berikut :
a. Pelaksaan Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris dan Direksi.
a.1. Jumlah, komposisi, kriteria dan independensi Anggota Dewan Komisaris dan
Direksi belum lengkap sesuai kententuan :
1. Dewan Komisaris berjumlah 1 (satu) orang tidak sama dengan jumlah
Direksi, sehingga belum memenuhi ketentuan OJK, karena satu orang
anggota komisaris masih dalam tahap menunggu fit and profer test.
2. Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, dengan komposisi
sebagai berikut :
Komisaris Utama : Suwandie Drs
Anggota Komisaris : -
PT. BPR Artha Karya Usaha
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Artha Karya Usaha Tahun 2017 4 | P a g e
Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, dengan komposisi sebagai berikut :
Direktur Utama : Dwikun Agus Pamudji
Direktur : Toto Sugianto
3. Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi telah sepenuhnya lulus
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper test), dan telah
dilakukan RUPS.
Kondisi tersebut diatas secara rinci sebagai berikut:
Nama Jabatan
Efektif Penunjukan
Tah-un
Berakhir
Persetujuan Hasil
Fit and Proper
Test OJK /
BI
Persetujuan
RUPS
Persetujuan/Tata Usaha
OJK / BI
Dwikun Agus Pamudji
Direktur Utama
2 Des 2015
25 Februari 2016
28 Maret 2016
2021
Toto Sugianto
Direktur Operasional dan Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan
2 Des 2015
25 Februari 2016
28 Maret 2016
2021
Suwandie Drs
Komisaris Utama
5 Sept 2014
10 Nov 2014
10 Februari 2015
2020
4. Sesama anggota Dewan Komisaris dan Direksi secara umum tidak memiliki
hubungan keuangan, kepengaruhan, kepemilikan saham dan atau
hubungan keluarga yang mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen kecuali salah satu calon anggota komisaris memiliki hubungan
keluarga dengan pemegang saham. Kondisi hubungan ini nampak pada
table dibawah ini :
Nama & Jabatan
Hubungan Keluarga Dengan
Komut Dewan Komisaris Pemegang
SP
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Dwikun Agus Pamudji (Direktur Utama)
v
v
v
Toto Sugianto (Direktur)
v
v
v
Suwandie, Drs (Komisaris)
v v v
PT. BPR Artha Karya Usaha
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Artha Karya Usaha Tahun 2017 5 | P a g e
a.2. Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris dan Direksi
1) Tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris
Dewan Komisaris telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan Keputusan
RUPS.
Dewan Komisaris telah melakukan tugas pengawasan terhadap
kebijakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan BPR serta
memberikan nasehat kepada Direksi.
Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
secara independen.
Dewan Komisaris wajib memastikan terselengaranya pelaksanaan Tata
Kelola dalam setiap kegiatan usaha BPR.
Dewan Komisaris berwenang untuk meminta Direksi menindaklanjuti
hasil temuan Audit Internal, Otoritas Jasa Keuangan dan pengawas
otoritas lainnya.
Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan
operasional BPR, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak
terkait, memberikan persetujuan pada ranahnya komisaris terutama
yang berkaitan dengan penyimpangan-penyimpangan dalam
operasional dan kredit serta hal-hal lain yang ditetapkan dalam
Anggaran Dasar Bank dan/atau peraturan perundangan yang berlaku.
2). Tugas dan Tanggungjawab Direksi
Sepanjang RUPS tidak menetapkan lain, Direksi memiliki kewenangan
untuk menetapkan Job Description (pembagian tugas, wewenang, dan
tanggungjawab setiap Direktur) diantara para anggota Direksi namun
keputusannya harus mendapat persetujuan Komisaris.
Direksi bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan BPR.
Direksi mengelola BPR sesuai kewenangan dan tanggung jawab
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku sesuai dengan prinsip-prinsip Tata Kelola.
Direksi telah menindaklanjuti temuan audit internal dan audit eksternal
seperti Kantor Akuntan Publik, Otoritas Jasa Keuangan dan hasil
pengawasan otoritas lain.
Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Pemegang Saham melalui RUPS.
PT. BPR Artha Karya Usaha
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Artha Karya Usaha Tahun 2017 6 | P a g e
a.3. Rekomendasi Dewan Komisaris
Rekomendasi Dewan Komisaris kepada Direksi sehubungan dengan tugas dan
tanggungjawab, antara lain sebagai berikut :
Penghapusan Kredit Macet tahun 2017.
Penunjukkan Auditor Internal.
Persetujuan Biaya RUPS.
Persetujuan Kenaikan Gaji Karyawan 2017
Persetujuan / penetapan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) PT. BPR Artha
Karya Usaha tahun 2017
Persetujuan perubahan ketentuan yang mengatur tentang hak-hak dan
fasilitas Komisaris dan Direksi.
Persetujuan pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab Direksi.
Persetujuan Surat Keputusan pendelegasian wewenang Direktur Utama.
Persetujuan RBB tahun 2017
Persetujuan berbagai penyimpangan dalam operasional dan kredit tetapi
tidak melanggar atau melampaui ketentuan yang berlaku di atasnya.
b. Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern.
b.1. Fungsi Kepatuhan
Penunjukkan Direktur Utama dan Direktur telah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan telah menjalankan tugasnya
sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, tercermin dari laporan
pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direktur yang membawahkan fungsi
kepatuhan yang dilaporkan ke Dewan Komisaris.
Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan belum optimal dalam
menetapkan langkah-langkah kebijakan yang diperlukan untuk memastikan
BPR telah memenuhi seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan dan Pejabat Eksekutif
kepatuhan untuk pelaksanaannya, telah berupaya untuk memastikan BPR
telah melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur operasional
(SOP), Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, maupun
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PT. BPR Artha Karya Usaha
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Artha Karya Usaha Tahun 2017 7 | P a g e
b.2. Fungsi Audit Intern
Pelaksanaan fungsi audit intern yang dilaksanakan oleh auditor internal yang
dalam melaksanakan tugasnya belum optimal secara baik dan efektif
sesuai SPFAIB.
Dalam melakukan pemeriksaan audit intern kami akan berpedoman pada
SOP Internal, Ketentuan dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, Bank
Indonesia serta peraturan-peraturan yang terkait lainnya.
Audit Internal dalam melaksanakan pemeriksaannya berupa Audit Bulanan,
Audit Tiga Bulanan, Audit Semesteran, Audit Tahunan dan Audit Khusus
yang sesuai dengan rencana tahunan yang disetujui oleh Direktur Utama dan
Dewan Komisaris.
Audit Internal menyampaikan Laporan Hasil Audit kepada Direktur Utama
dengan Tembusan ke Dewan Komisaris dan Direktur yang membawahkan
fungsi kepatuhan.
Audit Internal melaksanakan proses audit yang telah direncanakan secara
efektif dan efisien.
b.3. Fungsi Audit Ekstern
BPR telah menunjuk kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar di Otoritas
Jasa Keuangan yaitu KAP Roebiandini dan Rekan untuk melaksanakan Audit
Laporan Keuangan secara Independen
Penunjukkan KAP sesuai dengan keputusan RUPS.
KAP telah menyampaikan hasil audit kepada BPR tepat waktu dan mampu
bekerja secara independen.
Nama Perusahaan
Konsultan Tujuan Ruang Lingup Kerja
KAP Roebandinie Pemeriksaan Laporan
Keuangan tahun
2017
Laporan Pemeriksaan Keuangan dan
Pembiayaan BPR AKU
c. Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian intern.
Sejalan dengan adanya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/POJK.03/2015
tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Perkreditan Rakyat, maka BPR telah
berupaya untuk menyediakan perangkat-perangkat pelaksanaan berupa pedoman-
pedoman pelaksanaan yang lebih komperhensif termasuk metode identifikasi risiko,
pengukuran risiko dan pelaporan yang tentunya akan memudahkan BPR dalam
mengantisipasi kemungkinan terjadinya risiko yang dapat menimbulkan kerugian bagi
BPR.
PT. BPR Artha Karya Usaha
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Artha Karya Usaha Tahun 2017 8 | P a g e
BPR AKU telah menyampaikan laporan rencana tindak penerapan manajemen risiko
tanggal 07 Juni 2016 sesuai dengan surat dari Otoritas Jasa Keuangan Nomor S-
66/KR.02131/2016 tentang Format dan Tata Cara Penyampaian Laporan Rencana
Tindak Serta Realisasi Rencana Tindak Penerapan Manajemen Risiko BPR.
Dikarenakan BPR AKU memiliki modal inti kurang dari Rp. 50 Milyar maka sesuai
dengan POJK No.13/POJK.03/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko, BPR
belum menerapkan dan mengimplementasikan manajemen resiko secara
sepenuhnya.
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
Untuk mematuhi ketentuan BMPK sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank
Indonesia (PBI) Nomor 11/13/PBI/2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No.
11/21/DKBU perihal Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Perkreditan Rakyat,
BPR AKU telah melakukan hal sebagai berikut :
1. BPR tidak melanggar dan melampaui ketentuan BMPK dan Penyediaan Dana
kepada pihak terkait.
2. BPR telah memintakan kepada pihak terkait untuk mengisi formulir penyediaan
dana pihak terkait beserta keluarganya.
3. BPR sudah membuat ketentuan mengenai BMPK
4. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar diputuskan
oleh manajemen secara independen.
5. BPR telah menyampaikan secara berkala Laporan BMPK kepada Bank Indonesia,
dan Otoritas Jasa Keuangan
d. Rencana Bisnis Bank
Rencana Bisnis Bank disusun dalam rangka mengarahkan kegiatan operasional bank
yang sesuai dengan visi dan misi, BPR AKU menetapkan sasaran strategis dan
seperangkat nilai perusahaan (corporate values) yang dijabarkan lebih lanjut dalam
rencana bisnis berdasarkan prinsip kehati-hatian dan penerapan manajemen risiko,
dengan cakupan yang komprehensif yang bertujuan sebagai sarana BPR dalam
mengendalikan risiko strategis dengan memperhatikan faktor eksternal dan faktor
internal, serta merupakan salah satu acuan bagi pengawas bank dalam menyusun
rencana pengawasan berdasarkan risiko yang optimal dan efektif.
PT. BPR Artha Karya Usaha
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Artha Karya Usaha Tahun 2017 9 | P a g e
e. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank.
1. Laporan Tahunan BPR telah disusun dan disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan
tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank.
2. Laporan Tahunan BPR telah disajikan pada Home Page website PT. BPR Artha
Karya Usaha sesuai dengan ketentuan.
3. BPR telah mempublikasikan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi
secara tepat waktu.
4. PT. BPR Artha Karya Usaha menyampaikan Laporan Penilaian Sendiri (Self
Assessment) dan Laporan Penerapan Tata Kelola kepada Otoritas Jasa
Keuangan, Asosiasi BPR Indonesia dan disajikan ke homepage website Pt. BPR
untuk publikasi.
2. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
Dewan komisaris dan Direksi PT. BPR Artha Karya Usaha tidak memiliki saham pada PT.
BPR Artha Karya Usaha, Lembaga Keuangan Bukan Bank dan Perusahaan lainnya.
3. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dan
Direksi.
a. Hubungan Keuangan
Komisaris Utama PT. BPR Artha Karya Usaha secara tidak memiliki hubungan
keuangan dengan Direksi maupun Pemegang Saham Pengendali.
Seluruh anggota Direksi PT. BPR Artha Karya Usaha tidak memiliki hubungan
keuangan dalam hal menerima penghasilan, bantuan keuangan, atau pinjaman
dengan Komisaris maupun Pemegang Saham Pengendali BPR.
Hubungan Keuangan dengan
Nama Dewan Komisaris
Direksi Pemegang Saham
Pengendali
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Dwikun Agus Pamudji
v v v
Toto Sugianto v v v
Suwandie, Drs v v v
PT. BPR Artha Karya Usaha
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Artha Karya Usaha Tahun 2017 10 | P a g e
b. Hubungan Keluarga
Dewan Komisaris dan Direksi PT. BPR Artha Karya Usaha tidak memiliki hubungan
keluarga sampai dengan derajat kedua antara sesama anggota Dewan Komisaris,
Direksi dan Pemegang Saham Pengendali.
Hubungan Keluarga dengan
Nama Dewan Komisaris
Direksi Pemegang Saham
Pengendali
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Dwikun Agus Pamudji
v v v
Toto Sugianto v v v
Suwandie, Drs v v v
4. Paket kebijakan Remunerasi dan Fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi
Peket / kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan komisaris dan Direksi meliputi
remunerasi dalam bentuk non natura (gaji, penghasilan tetap lainnya, antara lain tantiem
dan bentuk remunerasi lainnya) selama tahun 2017 sebesar Rp 387.000.000 sedangkan
fasilitas lain dalam bentuk natura (fasilitas tidak tetap lainnya termasuk tunjangan untuk
perumahan, transportasi, kesehatan dan fasilitas lainnya) selama tahun 2017 sebesar Rp
28.800.000 terlehat pada tabel berikut ini :
Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain
Jumlah Diterima dalam 1 Tahun
Dewan Komisaris Direksi
Orang Nominal Orang Nominal
Remunerasi dalam bentuk non natura (gaji dan penghasilan tetap lainnya, dan tantiem dll
1 Rp 67.000.000 2 Rp 319.000.000
Fasilitas lain dalam bentuk natura / non natura (fas. Tidak tetap lainnya seperti perumahan, transportasi, asuransi kesehatan, dll) yang tidak dapat dimiliki
1 Rp 0,- 2 Rp 28.800.000
Jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima paket remunerasi dalam
satu tahun yang dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan sebagai berikut :
PT. BPR Artha Karya Usaha
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Artha Karya Usaha Tahun 2017 11 | P a g e
Jumlah Renumerasi per Orang dalam 1 tahun*) Jumlah Direksi
Jumlah Komisaris
Di atas Rp 2 miliar
Di atas Rp 1 miliar s.d 2 miliar
Di atas Rp 500 juta s.d 1 miliar
Rp 500 juta ke bawah 2 orang 1 orang
5. Share Option
Tidak terdapat opsi untuk membeli saham oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan
Pejabat Eksekutif yang dilakukan melalui penawaran saham atau penawaran opsi saham
dalam rangka pemberian kompensasi yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris,
Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank dan yang telah diputuskan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham dan/atau Anggaran Dasar Bank.
6. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah
a. Rasio gaji Pegawai yang tertinggi dan terendah = 2,00 %
b. Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah = 1,30 %
c. Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah = 0,00 %
Secara rinci adalah sebagai berikut :
No Jabatan Gaji (dalam rupiah) perbulan
Rasio Tertinggi Terendah
1 Komisaris Rp 5 juta Rp 0 Juta 0,00%
2 Direksi Rp 13 Juta Rp 10 Juta 1,30%
3 Pegawai Rp 6 Juta Rp 3 Juta 2,00%
7. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris
a. Rapat Dewan Komisaris telah diatur dalam pedoman dan tata tertib Dewan Komisaris
dan pengaturan Rapat Dewan Komisaris juga dicantumkan dalam SOP Tata Kelola
tentang Pedoman bagi Dewan Komisaris dan Direksi.
b. Pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris belum dituangkan dalam Risalah Rapat,
dikarenakan belum diadakannya Rapat Dewan Komisaris karena jumlah komisaris
saat ini hanya 1 orang.
c. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris belum dilaksanakan dikarenakan jumlah komisaris
sebanyak 1 orang.
PT. BPR Artha Karya Usaha
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Artha Karya Usaha Tahun 2017 12 | P a g e
Dalam melaksanakan dan mengkoordinasikan tugasnya, Komisaris dapat
menyelenggarakan Rapat Komisaris dengan Direksi. Selama tahun 2017 frekuensi dan
jumlah kehadiran Komisaris pada setiap rapat dapat diinformasikan sebagai berikut :
Nama
Rapat
Dewan Komisaris Komisaris - Direksi
Frekuensi Kehadiran Frekuensi Kehadiran
Suwandie, Drs. - - 7 100%
Dwikun Agus
Pamudji - - 7 100%
Toto Sugianto - - 7 100%
Sebagai bahan pertanggung jawaban pelaksanaan tugasnya di BPR AKU, Laporan
Pengawasan Komisaris mengenai rencana bisnis bank telah disampaikan kepada
Otoritas Jasa Keuangan setiap semester. Dalam laporan pengawasan tersebut telah
disampaikan antara lain mengenai :
1. Perekembangan usaha.
2. Realisasi Rencana Bisnis Bank.
3. Kinerja Bank.
4. Tingkat Kesehatan Bank.
8. Jumlah Penyimpangan Internal (internal Fraud)
Penyimpangan / kecurangan Internal Bank yang dilakukan oleh para pegawai Bank, baik
yang berkaitan dengan simpanan dana masyarakat atau penyalahgunaan kredit di PT.
BPR Artha Karya Usaha selama tahun 2017 adalah tidak ada/ tidak pernah terjadi. fraud
adalah suatu penyimpangan dengan sengaja dan sadar, langsung/tdk untuk memperkaya
sendiri.aturan intern dan ekstern dilabrak.
Internal Fraud Jumlah kasus yang dilakukan oleh
dalam 1 tahun Direksi Dewan Komisaris
Pegawai Tetap
Pegawai Tidak Tetap
Total Fraud NIHIL
Telah diselesaikan NIHIL
Dalam proses penyelesaian NIHIL
Belum diupayakan penyelesaian NIHIL
Telah dilanjutkan melalui proses hukum
NIHIL
PT. BPR Artha Karya Usaha
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Artha Karya Usaha Tahun 2017 13 | P a g e
9. Permasalahan Hukum
Permasalahan hukum secara perdata atau pidana yang dihadapi oleh PT. BPR Artha
Karya Usaha, selama tahun 2017 adalah tidak ada, baik yang berkaitan dengan
penyalahgunaan kredit atau simpanan dana masyarakat.
Permasalahan Hukum Jumlah
Perdata Pidana
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap)
NIHIL
Dalam proses penyelesaian NIHIL
10. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan
Terkait dengan benturan kepentingan sebagaimana dalam rincian table di bawah ini, dari
kejadian tersebut tidak termasuk benturan kepentingan.
Jabatan Pihak yang
Memiliki Benturan
Kepentingan
Jabatan Pengambila
n Keputusan
Jenis Transaks
i
Nilai Transaksi
Keterangan
Pemilik Direksi Sewa Gedung
Rp.42.000.000per tahun
Tidak terjadi benturan kepentingan karena nilai transaksi dibawah harga pasar dan perjanjian sewa telah dibuat dan didaftarkan ke notaris serta pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah.
11. Pemberian Dana untuk kepentingan Sosial dan Kegiatan Politik
Selama tahun 2017 terdapat pemberian dana kepada pihak-pihak tertentu untuk
kepentingan sosial sebesar Rp.350.000,- dan tidak terdapat pemberian dana untuk
kepentingan politik yang dilakukan oleh PT. BPR Artha Karya Usaha.
No. Nama Penerima Jumlah Tanggal Keterangan
1. Panitia Idul Fitri RW.04 Rajawali Bandung
Rp. 250.000 16/06/2017 Sumbangan dana idul fitri Rajawali RW.04 tahun 2017
2. Panitia HUT RI RW 04 Rajawali Bandung
Rp. 100.000 15/08/2017 Sumbangan HUT RI Ruko Rajawali
PT. BPR Artha Karya Usaha
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Artha Karya Usaha Tahun 2017 14 | P a g e
B. Kesimpulan Umum hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Tata Kelola.
Berdasarkan hasil Self Assessment pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Artha Karya Usaha
periode Desember 2017, disampaikan hal-hal sebagai berikut :
Berdasarkan hasil Self Assessment PT. BPR Artha Karya Usaha selama tahun 2017 (Januari-
Desember) diperoleh nilai komposit 3,08 dengan predikat Cukup Baik. Besarnya nilai komposit
tata kelola tersebut bila dilihat dari dimensi tata kelola BPR secara berurutan adalah sebagai
berikut :
Pertama : Hasil tata kelola dengan komposit 2,49 dengan predikat Baik
Kedua : Proses tata kelola dengan komposit 2,40 dengan predikat Baik
Ketiga : Struktur tata Kelola dengan komposit 2,58 dengan predikat Cukup Baik
Kemudian apabila dilihat dari nilai faktor tata kelola adalah sebagai berikut :
SUMMARY PERHITUNGAN NILAI KOMPOSIT BERDASARKAN FAKTOR TATA KELOLA
PT. BPR ARTHA KARYA USAHA
No Faktor-Faktor Tata Kelola BPR SPH Bobot Nilai Akhir
Komposit Deviasi
1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 2,51 22,22% 0,56 3,08 (0,56)
2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dekom 2,78 16,67% 0,46 3,08 (0,29)
3 Kelengkapan Komite - 0,00% - 3,08 (3,10)
4 Penanganan Benturan Kepentingan 3,60 11,11% 0,40 3,08 0,52
5 Penerapan Fungsi Kepatuhan 3,37 11,11% 0,37 3,08 0,30
6 Penerapan Fungsi Audit Intern 3,68 11,11% 0,41 3,08 0,60
7 Penerapan Fungsi Audit Esktern 2,05 2,78% 0,06 3,08 (1,03)
8 Penerapan Manajemen Risiko - 0,00% - 3,08 (3,08)
Hasil Penilaian Sendiri (self assessment) Penerapan Tata Kelola
Nilai Komposit Peringkat Komposit
3,08
Cukup Baik
Analisis
Adapun penilaian penerapan tata kelola PT. BPR Artha Karya Usaha untuk periode penilaian akhir tahun 2017 adalah sebagai berikut : Mencerminkan Manajemen BPR telah melakukan Penerapan Tata Kelola yang secara umum cukup baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan struktur, proses dan hasil yang masih belum sepenuhnya memadai terhadap prinsip-prinsip penerapan tata kelola dan dalam pelaksanaannya masih belum optimal. Kelemahan-kelemahan dalam hal penerapan tata kelola, akan segera dilakukan perbaikan oleh manajemen BPR.
PT. BPR Artha Karya Usaha
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Artha Karya Usaha Tahun 2017 15 | P a g e
9 BMPK 3,15 8,33% 0,26 3,08 0,07
10 Rencana Bisnis 3,17 8,33% 0,26 3,08 0,09
11 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
3,45 8,33% 0,29 3,08 0,37
2,54 1,00 3,08 3,08 (6,08)
Tabel predikat komposit sebagai berikut
Nilai Komposit Predikat Komposit
1.0 < Nilai Komposit < 1.8 Sangat Baik
1.8 < Nilai komposit < 2.6 Baik
2.6 <Nilai Komposit < 3.4 Cukup Baik
3.4 < Nilai Komposit < 4.2 Kurang Baik
4.2 < Nilai Komposit < 5 Tidak Baik
Berdasarkan faktor-faktor tata kelola tersebut dapat disimpulkan :
1. Nilai komposit BAIK terdiri dari :
Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi
Penerapan fungsi audit ekstern.
2. Nilai komposit CUKUP BAIK terdiri dari :
Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris
Batas Maksimum Pemberian Kredit
Rencana Bisnis
Penerapan fungsi kepatuhan
3. Nilai komposit KURANG BAIK terdiri dari :
Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan
Penanganan benturan kepentingan
Penerapan fungsi audit intern
Kekuatan Pelaksanaan Tata Kelola
Dengan disusunnya SOP Tata Kelola PT. BPR Artha Karya Usaha, tata kelola Bank akan
berjalan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dengan adanya pedoman bagi Dewan Komisaris dan Direksi, dan Direksi dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif.
Komite-komite Dewan Komisaris telah melaksanakan program kerja dan rapat secara
efektif dan efisien yang dapat menjadi acuan bagi keputusan Dewan Komisaris.
Fungsi kepatuhan Bank, Fungsi Audit Intern, Fungsi Audit ekstern akan berjalan sesuai
dengan Ketentuan Tata Kelola.
PT. BPR Artha Karya Usaha
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Artha Karya Usaha Tahun 2017 16 | P a g e
Terlampir disampaikan Hasil Self Assessment Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Artha Karya
Usaha tahun 2017.
Demikian laporan pelaksanaan Tata Kelola ini disampaikan. Atas perhatiannya kami ucapkan
terima kasih.
PT. BPR Artha Karya Usaha
Suwandie, Dr Dwikun Agus Pamudji Toto Sugianto Komisaris Utama Direktur Utama Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan