proposal teknis edit 3-01-2011

135

Click here to load reader

Upload: sri-vonny-rahim

Post on 01-Jul-2015

9.317 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

A. PENDAHULUAN

A.1. UMUM

Proposal Teknis ini disusun dan diajukan Konsultan PT. Perentjana Djaja Lelang

yang di keluarkan oleh Panitia Jasa Konsultasi SKNVT Perencanaan dan

Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo Tahun Anggaran 2007, Direktorat

Jenderal Bina Marga untuk pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat –

Paket 7.

Sehubungan dengan itu, kami mengajukan suatu Dokumen Usulan Teknis beserta

Rancangan Anggaran Biaya (RAB) yang disusun sesuai dengan Pokok – pokok

Acuan Tugas (Terms of Reference).

A.2. RINGKASAN DOKUMEN USULAN TEKNIS

Dokumen ini memberikan seluruh informasi – informasi yang diisyaratkan oleh pihak

pemberi Tugas seperti yang tertuan dalam Pokok – pokok Acuan Tugas.

Susunan proposal ini adalah sebagai berikut :

1. PENDAHULUAN

Menguraikan singkat latar belakang penyedia jasa, meliputi organisasi

pengalaman.

2. PENGALAMAN PERUSAHAAN

Menjelaskan pengalaman perusahaan selama kurun waktu 7 (tujuh) tahun

terakhir yang sesuai dengan pekrjaan yang akan dilaksanakan dan pengalaman

perusahaan mencakup jumlah orang bulan yang terlibat dalam pelaksanaan

pekerjaan, waktu pelaksanaan, uraian proyek, nilai kontrak dan instansi pengguna

jasa.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 1

Page 2: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

3. PEMAHAMAN TERHADAP KAK

Uraian tentang pengertian jasa atas lingkup proyek, sasaran, kebutuhan jenis dan

jumlah tenaga ahli dan substansi laporan yang dihasilkan berdasar dokumen

seleksi.

4. TANGGAPAN ATAS KAK

Berdasarkan pemahaman penyedia jasa, penyedia jasa dapat menyampaikan

tanggapan terhadap KAK dalam rangka pencapaian sasaran KAK.

5. APRESIASI INOVASI

Dalam hal ini penyedia jasa berpendapat KAK perlu disempurnakan, maka

penyedia jasa dapat mengusulkan inovasi yang secara konsisten dituangkan

dalam penawaran teknis mamupun penawaran biaya.

6. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Konsistensi antaran pemahaman KAK, lingkup pekerjaan dan tujuan serta

layanan, apresiasi terhadap inovasi KAK, tanggapan terhadap KAK, rencana

kerja, jadual penugasan dan jumlah orang bulan untuk tenaga ahli, organisasi dan

fasilitas penunjang.

7. RENCANA KERJA

Uraian mengenai pelaksanaan pekerjaan meliputi pola kerja, sistematika

pengumpulan data, analisi permasalahan, pemecahan masalah, konstribusi

masing – masing tenaga ahli dalam setiap kegiatan dan laporan.

8. JADUAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Menguraikan tentang jadwal yang akan dilaksanakan oleh tenaga ahli.

9. TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWABNYA

Menguraikan tentang jabatan dan tenaga ahli yang di butuhkan dalam pekerjaan

ini, menjelaskan tentang criteria tenaga ahli serta jadual dan tanggung jawabnya.

10. JADUAL PENUGASAN PERSONIL

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 2

Page 3: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Menguraikan tentang personil yang dilibatkan serta jadual pelaksanaan setiap

personil yang ditugaskan.

11. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Menggambarkan Struktur Organisasi Konsultas dan Struktur Organisasi dengan

Instansi terkait.

12. LAPORAN

Menguraikan tentang laporan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang ada

dalam kerangka acuan kerja.

13. STAFF PENDUKUNG

Menguraikan tentang staff pendukung yang akan terlibat dalam pekerjaan.

14. FASILITAS PENDUKUNG

Menguraikan Fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung kelancaran pekerjaan.

15. PENUTUP

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 3

Page 4: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

B. PENGALAMAN PERUSAHAAN

Proposal ini dipersiapkan oleh PT. Perentjana Djaja selaku konsultan yang telah lulus

prakualifikasi dalam Pengadaan Jasa Konsultasi SKNVT Perencanaan dan Pengawasan

Jalan dan Jembatan Gorontalo.

Uraian berikut member gambaran tentang segala yang dimiliki oleh perusahaan dan

pengalamannya yang terkait. Rincian lebih lanjut dari latar belakang perusahaan dan

aktifitasnya diberikan pada lembar – lembar berikut ini.

B.1. LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

PT. PERENTJANA DJAJA didirikan sebagai Konsultan Arsitektur dan Teknik pada 6

April 1962. Walaupun PT. PERENTJANA DJAJA memulai kegiatannya sebagai

Konsultan Arsitek dan Teknik, ia telah berkembang dengan cepat dan beberapa

tahun terakhir telah dikembangkan untuk mencakup bidang pelayanan yang luas,

mencakup : transportasi, lalu lintas, jalan, serta bidang rancang bangun sipil lainnya.

PT. PERENTJANA DJAJA adalah anggota INKINDO (Ikatan Konsultan Indonesia)

dan HPJI (Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia).

Sejak didirikan tahun 1962, PT. PERENTJANA DJAJA telah membina suatu staff

tetap yang terdiri dari Insinyur, Arsitek, Surveyor, ahli lanskap, Perencana,

Agronomist, Ekonomist, dll.

Selain pengetahuan di bidangnya masing – masing, personel utama telah

mendapatkan pengalaman penting dalam perencanaan awal, perencanaan teknik

dan konstruksi dan pemahaman yang baik atas factor – factor yang mempengaruhi

biaya konstruksi, serta aspek – aspek pengawasan yang ada dalam suatu proyek.

Saat ini PT. PERENTJANA DJAJA mempunyai staff lebih kurang 285 orang dimana

105 orang diantaranya adalah sarjan dari berbagai ilmu (pemegang gelar Msc. Ir dan

Bsc) disamping tenaga teknik non-gelar, Inspector, Surveyor, Laboratory Teknisi, juru

gambar, programmer dan tenaga administrasi lainnya.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 4

Page 5: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Dalam penanganan berbagai masalah proyek PT. PERENTJANA DJAJA ada dalam

posisi untuk mendapatkan solusi teknis terbaik yang memungkinkan dan pendekatan

ekonomis untuk masing – masing proyek.

Dari segi fasilitas pendukung, saat ini PT. PERENTJANA DJAJA menempati gedung

Wisma Pede di Jalan MT Haryono Kav. 17, Jakarta Selatan dengan peralatan kerja

lengkap termasuk jaringan computer beserta software (perangt lunak) untuk rancang

bangun, penggambaran dan pengendalian konstruksi.

B.2. LINGKUP PELAYANAN

Dalam bidang konsultansi PT. PERENTJANA DJAJA mampu dan telah melayani

bidang berikut :

- Survey;

- Studi dan Proyek Apraisal;

- Rancangan dan Perencanaan;

- Rancang Bangun dan Rencana Detail;

- Penelitian;

- Supervisi, Pengelolaan Proyek dan Monitoring;

- Technical Asistance & Advisory; dan

- Manajemen Teknik.

Disamping itu, PT. PERENTJANA DJAJA memiliki kemampuan dalam bidang

rancang bangun yang luas dan bervariasi untuk memberi layanan komprehensif,

seperti :

- Rancangan Wilayah dan Kota

- Rancang Bangun Transportasi dan Lalu Lintas;

- Rancang Bangun Jalan, Jembatan dan fly over;

- Penyelidikan Tanah dan Rancang Bangun Fundasi;

- Rancang Bangun Sanitary dan Lingkungan;

- Perencanaan Arsitektur dan Interior;

- Rancang Bangun Struktur;

- Rancang Bangun Listrik dan Mesin;

- Pertanian, Perikanan dan Peternakan;

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 5

Page 6: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

- Pekerjaan Topografi; dan

- Transmigrasi (Rural Development).

B.3. PENGALAMAN 7 (TUJUH) TAHUN PT. PERENTJANA DJAJA

Dalam lembar-lembar berikut diberikan tentang rekaman pengalaman proyek yang

telah dan sedang dilaksanakan oleh PT. PERENTJANA DJAJA. Informasi yang

diberikan dalam formulir ini adalah berupa uraian singkat tentang waktu pelaksanaan,

jumlah man month proyek, Pemberi Tugas, nilai kontrak dan posisi Konsultan dalam

proyek tersebut.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 6

Page 7: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

C. PEMAHAMAN KERANGKA ACUAN KERJA

C.1. LATAR BELAKANG

Berdasarkan hasil identifikasi / perkembangan yang terjadi dilapangan, ternyata ruas

jalan yang ada dalam Peket 7 – Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat, sudah

mendesak untuk segera mendapatkan penanganan yang memadai agar senantiasa

dapat berfungsi untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas barang dan penumpang

dalam rangka pencepatan pemulihan ekonomi.

Penanganan tersebut tidak hanya mengatasi kerusakan di Ruas-Ruas Jalan secara

menyeluruh, namun juga kekuatan strukturnya dapat mendukung beban lalu lintas

yang ada serta meningkatkan kapasitas jalan secara memadai.

Nama kegiatan ini adalah Paket Pengawasan Teknik Pelaksanaan Jalan untuk

Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan

Jembatan (P2JJ) Gorontalo.

C.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu unutk Satuan Kerja Non Vertikal

Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (SNVT P2JJ)

Gorontalo yakni pekerjaan pengawasan teknik pelaksanaan prasarana jalan dan

jembatan yang dibiayai oleh APBN murni.

Tujuan dari jasa pelayanan ini adalah :

Menjamin bahwa pekerjaan pengawasan teknik pelaksanaan dilaksanakan sesuai

rencana dengan menggunakan standar prosedur yang berlaku guna tercapainya

mutu pekerjaan fisik.

Tercapainya penyelesaian penangan masalah-masalah yang sifatnya khusus

serta memiliki tingkat problematika yang tinggi sehingga tingkat pelayanan jalan

yang diinginkan selama umur rencana dapat tercapai.

Memperkenalkan pendekatan system mutu untuk pencapaian mutu pelaksanaan

jasa kontruksi.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 7

Page 8: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

C.3. LINGKUP PEKERJAAN

1) Tugas Tim Pengawasan Pelaksanaan Teknik Konstruksi adalah

mencakup :

Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu proyek fisik dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam mengendalikan pelaksanaan

pekerjaan agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan desain,

persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen

kontrak serta jadwal waktu yang telah ditetapkan.

Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu proyek fisik dalam

memahami dan melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum

dalam dokumen kontarak, terutama sehubungan dengan pemenuhan

kewajiban dan tugas kontraktor.

Menyiapkan rekomenasi sehubungan dengan “Contract Cariation/Change

Order” dan “Addendum”, sehingga perubahan-perubahan kontrak yang

diperlukan dapat dibuat secara optimum dengan mempertimbangkan semua

aspek yang ada.

Melaksanakan pengumpulan data lapangan yang diperlukan secara terperinci

untuk mendukung peninjauan desain (Review Design), menyusun

perhitungan desain, membuat gambar desain dan perhitungan desain, dan

menyiapkan perintah-perintah kepada kontraktor sehingga perubahan desain

tersebut dapat dilaksanakan.

Melaksanakan pengecekan secara cermat semua pengukuran dan

perhitungan volume pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar

pembayaran, perhitungan volume dan pembayaran didasarkan kepada

ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak.

Melaporkan kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik

semua masalah sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan termasuk

keterlambatan pencapaian target fisik, serta usaha-usaha penanggulangan

dan tindak turun tangan yang diperlukan.

Konsultan harus memberitahukan secara tertulis Kepada Kontraktor atas

adanya penyimpangan-penyimpangan dari ketentuan dan persyaratan, baik

mutu dan volume bahan dan pekerjaan dan copy surat-surat pemberitahuan

tersebut harus disampaikan kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal

Tertentu Proyek Fisik dan Diarsipkan secara baik.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 8

Page 9: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Melakukan pengecekan dan persetujuan atas gambar terlaksana (As-Built

Drawing) yang menggambarkan secara terperinci setiap bagian pekerjaan

yang telah dilaksanakan oleh Kontraktor.

Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik

menyusun laporan bulanan tentang kegiatan-kegiatan pelaksanaan

pekerjaan untuk dilaporkan kepada Pusat.

Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik dalam

melaksanakan “Provisional Hand Over” terutama dalam menyusun daftar

kerusakan dan penyimpangan yang perlu diperbaiki.

2) Tugas Site/Field Team adalah sebagai berikut:

Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu dan seluruh staffnya

dalam hal pengawasan pekerjaan fisik pada tahap konstruksi.

Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan fisik yang dilakukan oleh

kontraktor.

Mengevaluasi statement bulanan dari kontraktor dan menyiapkan sertifikat

bulanan, mengevaluasi kemajuan pekerjaan dan kontrol terhadap kuantitas

pekerjaan yang dilakukan kontraktor termasuk rekomendasi terhadap kinerja

kontraktor di lapangan.

Mempersiapkan dan menyampaikan laporan kemajuan bulanan, laporan

triwulan dan laporan-laporan lainnya.

Menyimpan semua catatan koresponden dan dokumen sehubungan dengan

perubahan-perubahan dan penyimpangan terhadap kontrak awal.

Membantu dalam proses administrasi yang dibutuhkan selama masa

pelaksanaan proyek.

Koordinasi dengan pihak-pihak yang berwenang sehubungan dengan

pelaksanaan proyek.

C.4. LOKASI PROYEK

Untuk melaksanakan kegiatan pengawasan pada pekerjaan di atas dilakukan selama

4 (empat) bulan. Adapun lokasi masing-masing ruas jalan dapat dilihat pada Gambar

C.1.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 9

Page 10: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

D. TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

Setelah mempelajari dokumen pelelangan dan mengikuti rapat penjelasan untuk pekerjaan

Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7, maka konsultan berkesimpulan bahwa

seluruh isi materi yang terkandung di dalam kerangka acuan kerja secara jelas telah

mencakup semua aspek kegiatan untuk mencapai sasaran proyek dan sepenuhnya dapat

dipahami. Dalam hal ini konsultan dengan jelas memahami sepenuhnya segala ketentuan,

persyaratan dan tugas yang dimaksud, sehingga Konsultan berkesimpulan dapat

melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan persyaratan yang dimaksud dalam kerangka

acuan kerja.

Namun demikian, unutuk lebih memperjelas pandangan Konsultan terhadap kerangka

acuan kerja tersebut, maka ada beberapa hal yang perlu disampaikan sebagai tanggapan

untuk memperkaya dan menyempurnakan tata cara pengawasan teknis jalan Provinsi

Gorontalo yaitu :

1. Dalam kerangka acuan kerja tidak diberikan sedikit ulasan kondisi masing-masing

proyek yang akan dilakukan pengawasannya sehingga agak sulit untuk menentukan

durasi waktu pelaksanaan bagi kontraktor, namun demikian dalan jadual personil sudah

ditentukan lamanya penugasan untuk masing-masing tenaga ahli pada tiap lokasi

royek, sehingga konsultan dalam usulannya hanya mengikuti batas waktu yang telah

ditentukan dan tidak dapat memperkirakan waktu pelaksanaan dengan tepat.

2. Pada Standar Teknis, menurut konsultan perlu dipertegas lagi mengenai standarisasi

teknis yang dipergunakan sebagai pedoman tata cara prosedur kegiatan. Melalui rapat

koordinasi SKNVT P2JJ Gorontalo dapat melakukan standarisasi prosedur, tata cara

kerja, pelaporan, dan hal lainnya yang terlibat dengan pengawasan di lapangan.

3. Seluruh tim pengawas lapangan harus mengikuti rapat koordinasi di Provinsi Gorontalo

sejak awal hingga akhir masa pengawasan dengan jadwal yang teratur. Dengan

demikian tercipta homogenitas pengetahuan dan kemampuan tenaga pengawas di

seluruh tim, sehingga masing-masing field team dapat bekerja secara harmonis.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 10

Page 11: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

E.APRESIASI INOVASI

Disetiap tingkatan tim pengawas diperlukan disiplin yang tinggi untuk menerapkan tata cara

pengendalian mutu baik yang menyangkut mutu kerja dan mutu hasil kerja Kontraktor dan

Konsultan.

Pengendalian mutu memegang peranan yang sangat penting karena berkaitan dengan cara

kerja kontraktor dan konsultan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pelaksanaan

dilapangan diterapkan system kendali mutu yang diterapkan dari awal dengan penjelasan

yang detil mengenai system ini pada saat pre-contruction meeting. Sistem kendali mutu ini

akan disiapkan oleh konsultan secara sistematis dengan form-form yang telah dibuat

sebelumnya. Form tersebut akan dibahas pada saat awal konstruksi sehingga dapat

dievaluasi dengan baik dan dilakukan perubahan-perubahan seperlunya oleh konsultan

apabila ada hal-hal yang perlu disesuaikan dengan keadaan masing-masing proyek.

Dengan diterapkannya secara khusus system ini maka akan semakin mudah untuk

melakukan kontroling dalam bidang mutu dan diharapkan pelaksanaan pekerjaan juga

dapat dilaksanakan dengan lebih cepat dan bermutu.

Melalui Field Team dilakukan standarisasi prosedur, tata cara kerja, pelaporan, dan hal

lainnya yang terlibat dengan pengawasan di lapangan. Standarisasi kami anggap sangat

penting dalam menyamakan presepsi dalam pelaksanaan di lapangan, menghindari

perbedaan-perbedaan antara konsultan dan kontraktor dalam pemahaman Management

proyek secara umum dan secara khusus. Penerapan ini secara langsung dapat mendukung

tertib administrasi dari sejak awal hingga akhir proyek sehingga pada saat PHO segala hal

yang menyangkut administrasi dapat dipenuhi dengan baik dan benar. Standarisasi ini

saling mendukung antara system kendali mutu yang diterapkan sehingga dapat

menciptakan iklim pelaksanaan yang kondusif dan persoalan-persoalan rutin yang sering

dijumpai dapat diselesaikan dengan cepat.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 11

Page 12: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

F.PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Tugas utama Konsultan Pengawasan Teknik adalah menyiapkan informasi berupa data

teknik dan melaksanakan proses administrasi proyek, melaksanakan pemeriksaan dan

pengawasan secara terus-menerus, di lapangan termasuk melakukan pengujian-pengujian,

mengevaluasi dan memperbarui data serta membuat laporan-laporan dan rekomendasi bagi

SKNVT Proyek Fisik.

Secara umum dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja bahwa konsultan pengawas

merupakan institusi yang independen dalam membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal

Tertentu Proyek Fisik pada saat melaksanakan pekerjaan fisik yang mencakup

pengendalian keuangan, waktu dan mutu dengan rincian umum tugasnya sebagai berikut :

Membantu didelegasikan Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik

dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam mengendalikan pelaksanaan

pekerjaan agar pekerjaan dapat dikerjakan sesuai dengan desain, persyaratan dan

ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Kontrak serta jadwal waktu yang

telah ditetapkan;

Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik dalam memahami

dan melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum dalam Dokumen

Kontrak terutama sehubungan dengan pemenuhan kewajiban dan tugas kontraktor;

Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan “Kontrak Change Order” dan Addenda,

sehingga perubahan-perubahan kontrak yang diperlukan dan dibuat secara optimum;

Mengkoordinir pengumpulan data lapangan yang diperlukan secara terinci, menyusun

perhitungan desain, membuat gambar desain dan menyiapkan perintah-perintah

kepada kontraktor, sehingga perubahan tersebut dapat dilaksanakan;

Melaksanakan pengecekan secara cermat pengukuran dan perhitungan volume

pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar pembayaran, sehingga semua pengukuran

pekerjaan, perhitungan volume dan pembayaran didasarkan kepada ketentuan yang

tercantum dalam Dokumen Kontrak;

Melaporkan monitoring dan pengecekan secara terus-menerus sehubungan dengan

pelaksanaan pekerjaan termasuk keterlambatan pencapaian target fifik, serta usaha-

usaha penanggulangan dan tindak turun tangan yang diperlukan dengan terlebih

dahulu mengkonsultasikannya kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu

Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo;

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 12

Page 13: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Melakukan monitoring dan pengecekan secara terus-menerus sehubungan dengan

pengendalian mutu dan volume pekerjaan serta menandatangani “Monthly Certificate

(MC)” apabila mutu dan pelaksanaan pekerjaan telah memenuhi semua ketentuan dan

persyaratan yang ditentukan;

Melaksanakan pengecekan dan persetujuan atas gambar-gambar terlaksana : As Built

Drawing yang menggambarkan secara terinsi setiap bagian pekerjaan yang telah

dilaksanakan oleh kontraktor, serta membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal

Tertentu Proyek Fisik meneruskan gambar-gambar tersebut kepada Direktorat Jenderal

Bina Marga;

Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik menyusun laporan

bulanan tentang kegiatan-kegiatan pelaksanaan pekerjaan untuk dilaporkan kepada

Ditjen. Bina Marga;

Menyusun Laporan Triwulan (Quarterly Report) mencakup laporan kemajuan pekerjaan

dan laporan keuangan serta masalah-masalah yang di temui dilapangan;

Menyusun Laporan Akhir (Final Report) yang berisi ringkasan konstruksi yang telah

dilaksanakan, rekomendasi untuk pemeliharaan yang akan datang, segala

permasalahan teknis yang muncul selama pelaksanaan, persoalan yang mungkin akan

timbul bila ada, dan berbagai macam perbaikan yang diperlukan di masa datang;

Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik dalam

melaksanakan Provisional Hand Over (PHO) terutama dalam menyusun daftar

kerusakan dan penyimpangan yang perlu diperbaiki.

Berdasarkan rencana Aktifitas seperti pada Gambar F, maka konsultan akan merinci

pelaksanaan pengawasan berdasarkan tahapan pekerjaan karena suatu kegiatan

mempunyai ketergantungan kepada kegiatan lainnya.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 13

Page 14: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

`                                                            

 Koordinasi proyek

 

         

       

  Survey, verifikasi data, pengendalian kerja

  Inspeksi lapangan    

       

Memeriksa dan menyetujui metode dan jadwal pelaksanaan konstruksi

kontraktor

       

           

   Kelengakapan kontraktor

      Memeriksa staking out/ pengukuran

   Pengujian laboratorium

 Pemeriksaan penyerahan

pekerjaan

 

                              

Tinjauan dokumen lelang dan collecting data

                                                

       Rekomendasi usulan pelaksanaan

   Memeriksa dan menyetujui daftar peralatan, fasilitas camp, lokasi

AMP, stokyard

   

Memeriksa dan menyetujui metode konstruksi

    Record kondisi cuaca        

                             

Memeriksa dan menyetujui As builit drawing yang dibuat kontraktor

 Laporan Akhir

                                                      

Proses perubahan rencana jika diperlukan penyesuaian dan revisi

rencana

                   pengukuran kuantitas

       

        Persiapan keseluruhan yang diperlukan, gambar tambahan untuk kerja kontraktor yang disetujui oleh

employer

                              

Memeriksa dan rekomendasi personil utama kontraktor

   

Memeriksa dan menyetujui quarry/ material yang disiapkan kontraktor

           

                  Contact change order bila ada

   Pekerjaan masa pemeliharaan

   

                                                  

                 

   

Membantu employer untuk memeriksa dan menyelesaikan problem utama untuk mencegah yang tidak perlu dari kontraktor

   

Memeriksa dan menata metodologi kualitas dan kuantitas

   Addendum kontraktor bila

ada

   

                                         

       

    Rekomendasi lain jika ada

   

       

                

Responding           

   

   

              Mendapatkan dan memelihara segala jaminan yang diperlukan : material, peralatan.               

   

              Pembayaran Sertifikat Bualanan (Monthly Certificate)               

   

              Catatan kondisi yang tidak pasti di lapangan dan mencegah kelambatan               

   

              Pengawasan kemajuan               

   

             Mengarahkan kepada kontraktor

           

   

   

              Menghindari / memeriksa claim kontraktor               

                                                             

GAMBAR : F. RENCANA AKTIVITAS

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 14

Page 15: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

F.1. MASA PRA PELAKSANAAN

a.1. Persiapan dan Mobilisasi Konsultan

Dalam hal ini Konsultan akan Menyiapkan :

1. Personil/tenaga ahli dan tenaga pendukung. Apabila ada penggantian personil

terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Satuan Kerja – P2JJ sebagai Pengguna

Jasa.

2. Kantor berikut perlengakapannya, kendaraan dan fasilitas penunjang lainnya.

3. Peralatan/alat-alat ukut dan laboratorium dalam hal ini bukan alat laboratorium

yang lengkap tetapi hanya peralatan pendukung pelaksanaan kerja karena yang

menyiapkan lebih lengkap Kontraktor.

4. Peta, data dan peralatan penunjang.

5. Fasilitas akomodasi dan transportasi untuk kebutuhan Proyek.

a.2. Rapat Pra Konstruksi

Secara umum walaupun hanya berbentuk suatu rapat, Rapat Pra Konstruksi adalah

tahapan penting untuk melaksanakan pekerjaan supaya sesuai dokumen kontrak

karena merupakan koordinasi awal yang dihadiri oleh semua pihak pelaksana

pekerjaan meliputi SNVT Perencanaan dan Pengawasan, Satuan Kerja Non Vertikal

Tertentu Proyek Fisik, Dinas-Dinas Terkait, Kontraktor dan konsultan. Dengan

demikian semua pihak akan memberikan tanggapan tata cara melaksanakan dan

apresiasi terhadap dokumen kontrak.

Didalam acara ini dijelaskan materi-materi berikut :

1) Materi

Organisasi Kerja.

Tata cara pengaturan pelaksanaan.

Review dan penyempurnaan terhadap schedule dikaitkan dengan target

volume, mutu dan waktu.

Jadwal pengadaan bahan, alat dan mobilitas personil.

Menyusun rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan (mutual check),

koordinasi dengan tim perencana.

Menentukan lokasi bahan material (quarry), estimate quantity dan rencana

quality control bahan yang akan digunakan.

Pendekatan terhadap masyarakat dan Pemda setempat.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 15

Page 16: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Penyusunan rencana kendali mutu proyek.

Penentuan titik Sta. 0+00 bersama tim perencana.

Menyusun acara “Rekayasa Lapangan/Field Engineering” guna penyesuaian

gambar rencana terhadap kebutuhan lapangan.

Pemahaman mengenai keselamatan kerja, keselamatan bangunan,

keselamatan pengguna jalan beserta penanganannya berupa asuaransi-

asuransi, peralatan-peralatan keselamatan kerja dan pengaturan lalu

lintasnya.

Penjelasan dan pembahasan mengenai rencana Base camp, lokasi AMP,

penentuan instansi penguji independent.

Pembahasan mengenai kebutuhan uang muka untuk kebutuhan pelaksanaan

fisik.

Pembahasan mengenai prosedur pelaporan, jenis-jenis laporan yang harus

dibuat oleh masing-masing pihak.

Penjelasan mengenai prosedur penilaian pekerjaan terlaksana dan prosedur

pembayaran.

2) Kesamaan pengertian terhadap pasal-pasal dokumen kontrak

Pekerjaan tambah/kurang

Termination atau force majeure.

Maintenance & protection of traffic.

Sub letting.

Asuransi.

Lainnya yang dianggap perlu.

3) Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur

Request, approval & examination of works.

Shop Drawing, As Buil Drawing.

Monthly Certificate (MC).

PHO & FHO.

Change Order, Addendum.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 16

Page 17: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

4) Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan utama

(major items).

Rigid pavement.

Flexible pavement.

Struktur

Berdasarkan rapat ini semua pihak terutama instansi-instansi pelaksana pekerjaan

akan mempunyai pandangan yang sama terhadap sasaran, tata cara dan detail-detail

pelaksanaan sehingga semua pihak bisa mendukung kelancaran pekerjaan.

F.2. MASA PELAKSANAAN

b.1. Mobilisasi Kontraktor

Pada tahap ini Konsultan Pengawasan Teknik akan melaksanakan pekerjaan-

pekerjaan antara lain :

Menyiapkan formulir-formulir yang diperlukan dalam pengawasan pekerjaan.

Memeriksa dan melengkapi data survai yang akan digunakan, serta

menentukan titik-titik lokasi survai di lapangan sesuai dengan data tersebut.

Memberikan rekomendasi bagi Pemberi Tugas didalam tahapan kegiatan

pelaksanaan.

Memeriksa dan merekomendasikan bagi Pemberi Tugas, polis dan batas

lingkup asuransi dan Kontraktor.

Memeriksa dan menyetujui daftar material, peralatan dan personil yang akan

didatangakan, fasilitas Base Camp dan lokasi penempatan peralatan.

Memeriksa dan mempersiapkan cara perhitungan kuantitas dan prosedur

pemeriksaan mutu (quality control).

Memeriksa dan menyetujui segi keamanan dari pengaturan lalu lintas didalam

proyek.

Memeriksa dan menyetujui jumlah kuantitas dan mutu material yang

disediakan oleh kontraktor.

Memeriksa pemasangan patok garis tengah jalan dan damija (ROW).

Membantu Pemberi Tugas untuk memeriksa dan memecahkan masalah yang

mungkin akan muncul, serta bertindak untuk menghindari timbulnya klaim dari

kontraktor.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 17

Page 18: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

b.2. Review Design

Metodologi pelaksanaan Review Design, akan dibagi dalam beberapa tahapan

proses :

b.2.1. Tahap Persiapan dan Survei Pendahuluan

Pekerjaan persiapan ini termasuk pengorganisasian personil dan

penyusunan rencana kerja, persiapan peralatan yang akan digunakan

untuk survai dan mobilisasi.

Survai pendahuluan ini bertujuan untuk mencari dan menentukan trase

jalan/wilayah pelebaran yang terbaik ditinjau dari segi teknis dan ekonomi,

mengumpulkan data lainnya untuk melengkapi data-data Survai topografi,

hidrologi, soil dan lain-lain.

Untuk pelaksanaan Survai pendahuluan ini konsultan akan membentuk tim

untuk mencatat data-data yang diperlukan seperti :

Data kondisi jalan lama dan bagian-bagian yang rusak

Data-data utilitas yang terletak/berada di Damija seperti : PAM, PLN,

GAS, Telkom, dll.

Data lokasi rencana trase jalan / pelebaran dan daerah sekitarnya

Data lain yang diperlukan untuk jembatan, gorong-gorong dan bangunan

pelengkap lainnya

Data kondisi lereng berupa data properties tanah, data topografi, serta

data lain berupa daerah peruntukkan pada lahan disekitar lokasi longsor.

Data banjir dan erosi.

Bahan-bahan yang tersedia yang dapat menentukan macam konstruksi

yang paling menguntungkan

Data mengenai informasi harga satuan dan biaya hidup sehari-hari.

Data lain yang diperlukan seta usulan dari Dinas Pekerjaan Umum

Provinsi.

Selama Survai pendahuluan, konsultan akan mengecek semua data-data

yang diperlukan tersebut dilapangan, memberi koreksi-koreksi seperlunya

serta mengambil keputusan apa yang harus dilakukan pada saat desain.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 18

Page 19: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Adapun tugas dari tim Survai pendahuluan ini antara lain :

Mencatat kerusakan jalan

Menentukan jenis pengujian mekanika tanah yang sesuai, lokasi titik

pengujian pada lereng tersebut serta perkiraan jenis keruntuhan yang

timbul.

Menentukan jenis konstruksi dinding penahan yang sesuai, dengan

pertimbangan ruang terbuka yang mungkin.

Menentukan tipe konstruksi yang paling baik untuk lokasi tersebut

sehubungan dengan material dan kondisi tanah.

Mencatat informasi banjir serta erosi yang terjadi

Menentukan titik referensi dari beton

Mencatat material yang tersedia

Membuat foto dokumentasi lapangan pada lokasi penting

Data lain yang diperlukan.

Semua hasil Survai pendahuluan akan dilaporkan dalam bentuk laporan

Survai pendahuluan lengkap dengan photo berwarna ukuran postcard.

b.2.2. Pengumpulan Data Lapangan

Pengumpulan data lapangan yang dilaksanakan pada pekerjaan ini sesuai

dengan Kerangka Acuan Kerja dilakukan dengan menggunakan data yang

disederhanakan (simplified method), yaitu cara pengumpulan data

lapangan yang telah dikembangkan oleh Dit. Jend. Bina Marga sejak tahun

1983 dan Field Data Collection Summarynya.

b.2.2.1. Dynamic Cone Penetrometer (DCP)

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menilai CBR lapisan tanah dasar

yang dilakukan pada ruas-ruas jalan yang belum beraspal, seperti jalan

tanah, jalan kerikil atau jalan aspal yang telah rusak hingga tampak

lapisan pondasinya.

Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan

sebagai berikut :

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 19

Page 20: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

- Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan

ukuran seperti yang diberikan dalam gambar.

- Pemeriksaan dilakukan dengan interval pemeriksaan 200 meter

- Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada permukaan

lapisan tanah dasar

- Harus dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada

seperti lapisan sirtu, lapisan telford, lapisan pasir dan sebagainya.

- Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm dari permukaan

lapisan tanah dasar, kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang sangat

keras (lapisan batuan).

- Selama pemeriksaan arus dicatat keadaan-keadaan khusus yang perlu

diperhatikan seperti timbunan, kondisi drainase, cuaca, waktu dan

sebagainya.

- Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus dicatat dengan jelas

- Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini, dicatat dalam formulir.

b.2.2.2. Survai Kondisi dan Geometrik Jalan

Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan data umum

mengenai kondisi perkerasan yang ada dan kondisi geometric jalan

yang bersangkutan.

Pemeriksaan dilakukan dengan metode yang disederhanakan, yaitu

cukup mencatat kondisi rata-rata setiap 1,0 km yang tercatat selama

berkendaraan dan mengisikannya dalam formulir.

- Lebar bahan perkerasan yang ada dalam meter

- Jenis bahan perkerasan yang ada, misalnya AC, HRS, Nacas,

Lasbutag, Penetrasi Macadam, Krikil, Tanah, Soil-cement dan

sebagainya.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 20

Page 21: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

- Nilai kekerasan jalan (Road Condition Index), yang dapat diperoleh

dari Survai NAASRA Roughness Meter atau ditentukan secara visual

dengan ketentuan skala sebagai berikut :

RCIKondisi Permukaan Jalan

AspalTipe – tipe Permukaan yang

Khas/Khusus

8 – 10 Sangat rata dan datarHotmix yang baru (lataston, laston setelah peningkatan dgn menggunakan beberapa lapisan)

7 – 9 Sangat baik umumnya rata

Campuran panas setelah pemakaian beberapa tahun hotmix yang baru diletakkan sebagai satu lapisan tipis diatas PM

6 – 7 BaikLapisan tipis lama dari otmix, latasbum, lasbutag setelah pemakaian beberapa tahun

5 – 6Cukup sedikit sekali atau tidak ada lobang – lobang, tepi permukaan jalan rata-rata

Penetrasi macadam baru, Latasbum baru, lasbutag setelah pemakaian beberapa tahun

4 – 5Jelek kadang-kadang ada lobang, permukaan jalan rata-rata

Penetrasi macadam setelah pemakaian 2 atau 3 tahun, latasbun baru, pemeliharaan yang jelek batu kerikil

3 – 4Rusak bergelombang banyak lobang

Penetrasi macadam lama, Latasbum lama, pemeliharaan yang jelek batu kerikil

2 – 3Rusak berat, banyak lobang dan seluru perkerasan hancur

Semua tipe-tipe perkerasan yang tidak diperhatikan lagi

2Tidak bisa dilalui kecuali oleh WD Jeep

Jalan-jalan dengan drainase yang jelek, semua tipe-tipe permukaan jalan tidak diperhatikan sama sekali.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 21

Page 22: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

- Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti

saluran samping, Gorong-Gorong, bahu, Kerb, kondisi drainase

samping, jarak pagar/bangunan pnduduk/tebing ke pinggir perkerasan.

- Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan

lokasi yang ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnnya.

- Data yang diperoleh dicatat dalam formulir

- Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometric jalan minimal 1

(satu) buah foto perkilometer.

- Foto-foto ditempel pada formulir dengan mencantumkan hal-hal uang

diperoleh seperti nomor dan nama ruas jalan, arah pengambilan foto,

tanggal pengambilan foto dan tinggi petugas yang memegang nomor

Sta.

b.2.2.3. Pemeriksaan Lokasi Sumber Material

Tujuan dari pemeriksaaan ini adalah untuk mengetahui informasi

mengenai bahan-bahan perkerasan yang dapat dipakai untuk

pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada ruas-ruas jalan yang dikerjakan.

Informasi yang harus diperoleh dan dicatat dalam formulir adalah

sebagai berikut :

- Jenis bahan untuk perkerasan yang ada, misalnya pasir, krikil, tanah

timbunan, batu.

- Lokasi quarry setiap jenis bahan perkerasan berikut perkiraan jumlah

volume yang ada,

- Perkiraan jarak angkut bahan dari quarry ke base camp proyek.

- Peta lokasi quarry berikut keterangan lokasinya (km / Sta)

- Data yang diperoleh dicatat dalam formulir.

b.2.2.4. Inventarisasi Lereng

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai

kondisi lereng yang terdapat pada sisi ruas jalan yang ditinjau.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 22

Page 23: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Informasi yang harus diproleh dan dicatat dalam formulir adalah sebagai

beikut :

- Lokasi lereng

- Depan Dimensi lereng yang meliputi benteng, lebar, kebebasan, dan

kondisi lereng.

- Perkiraan volume pekerjaan dan jenis perlindungan yang perlu untuk

dilakukan.

- Data yang diperoleh dicatat dalam formulir

- Foto dokumentasi sebanyak minimal 2 (dua) lembar untuk setiap

lereng yang diambil dari arah depan dan samping, foto ditempel pada

formulir.

b.2.2.5. Survai Topografi

Pegukuran Survai topografi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data

topografi yang cukup untuk kebutuhan perencanaan dan dilakukan pada

daerah yang direlokasi atau jalan baru.

Detail dari pengukuran ini adalah sebagai berikut :

- Pengukuran polygon dengan ketelitian 1:10.000 dan patok-patok

permanen harus dipasang dengan interval tidak lebih dari 500 m serta

dapat terlihat dengan mudah. Untuk kebutuhan review design data

yang didapatkan harua sedetail mungkin, pada umumnya cross section

dibuat per 12,5 m panjang jalan, sedang untuk lereng dilakukan pada

perubahan kemiringan yang mencolok.

- Pengukuran jarak dapat dilakukan secara langsung atau menggunakan

titik-titik sementara dan bantuan alat ukur elektronis.

Patok-patok pegukuran dapat berupa :

- Patok beton bertulang dengan ukuran 10 x 10 x 60 cm dipasang

ditempat yang bebas dari gangguan lalu lintas atau lainnya selama

pelaksanaan

- Paku yang dipasang pada beton atau cara lainnya, pada bangunan-

bangunan tetap.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 23

Page 24: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Pengukuran harus meliputi :

a) Titik-titik kontrol vertical dan horizontal berupa Patok-patok kayu

yang dipasang setiap interval 100 m pada rencana as jalan.

Ukuran patok kayu adalah 1 x 7 x 60 cm dan dapat ditancapkan ke

tanah sedalam 50 cm.

Pada pengukuran polygon :

- Titik Kontrol horizontal :

Pengukuran menggunakan theodolit dengan ketelitian bacaan 1

detik dan ketelitian orde ketiga.

- Titik Kontrol Vertikal :

Pengukuran menggunakan waterpass dengan ketelitian 1,5-2,5

mm/km, pengukuran dilakukan dua arah.

b) Titik-titik penting pada tikungan (CS, ST, PI, TS, SC) harus

ditentukan dengan teliti. Pada titik tersebut dibuat pula patok-patok

pembantu dan perlu dipasang 1 patok beton pada titik tersebut diluar

daerah pengukuran jalan harus dibuat patok pembantu.

c) Pengukuran lebar right pf way (ROW) dengan menyebutkan tata

guna tanah serta data lainnya seperti : pemukiman, sawah dan lain-

lain.

d) Cross Section dibuat untuk setiap interval 12,5 m pada tiap-tiap titik

control. Lebar Cross Section sampai dengan batas ROW kekanan

dan kekiri dari as jalan.

e) Perhitungan dan penggambaran peta topografi berdasarkan atas

koordinat titik-titik kontrol diatas.

Gambar peta topografi dibuat pada kertas melimeter dengan skala

1:1000 dengan garis kontur tiap interval 1 meter semua titik-titik

kontrol harus dicantumkan dalam gambar.

b.2.2.6. Pengumpulan Data Penunjang Lainnya

Data-data tersebut terutama yang berkaitan dengan ruas jalan yang

bersangkutan yang berguna dalam proses desain, misalnya NAASRA

Roughmeter Survai, data perhitungan lalu lintas, FED dan SED, peta

lokasi, dan tata guna lahan sekitar lereng dan lain-lain.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 24

Page 25: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

b.2.2.7. Pengambilan Contoh Tanah

Pengambilan Contoh Tanah bertujuan untuk penyelidikan tanah tersebut

dilaboratorium. Pengambilan Contoh Tanah dikerjakan dengan cara

Disturbed Sample dengan jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Umumnya pada lapisan tanah yang berbeda harus dilakukan

Pengambilan Contoh Tanah.

Dalam hal ini dilakukan batasn-batasan sebagai berikut :

a) Pada daerah yang lapisan tanahnya sama, sekurang-kurangnya

sejauh 2 km harus diambil 1 buah contoh tanah untuk jalan baru dan

maksimum 5 km untuk peningkatan atau pemeliharaan jalan.

b) Pada tempat-tempat diman terjadi perubahan lapisan tanah, baik

kedudukan maupun macamnya harus diambil contoh tanah.

c) Untuk dinding lereng akan dilakukan percobaan pada titik-titik yang

telah ditentukan saat Survai pandahuluan.

d) Selain itu untuk perencanaan lereng, sampel tanah pada bagian kaki

lereng terbawah dapat dilakukan pengujian praktis guna penentuan

perkiraan jenis keruntuhan yang timbul.

b.2.2.8. Test Laboratorium

Pelaksanaan Test Laboratorium dimaksudkan untuk mendapatkan data-

data yang digunakan dalam perhitungan perencanaan.

Test yang dimaksud antara lain meliputi :

a) Analisa saringan digunakan untuk menentukan cara-cara dan

kemungkinan pemadatan lapisan tanah, baik sebagai subgrade

maupun sebagai base (Quarry, Materials).

b) Compaction Test

Hubungan Moisture Content dan Dry Density akan digunakan pada

pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan.

c) Atterberg Limits Test

Pengukuran Atterberg Limits Test akan memungkinkan kelengkapan

klasifikasi tanah dan peninjauan untuk Pavement Design dan

Embankment.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 25

Page 26: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

d) Penyelidikan ini digunakan terutama untuk perhitungan stabilitas

lereng-lereng galian dan urugan jalan serta penetapan nilai c dan q.

e) CBR Test

Nilai-nilai test digunakan untuk Klasifikasi Daya Dukung Tanah

Subgrade. CBR Test hendaknya dikerjakan sesuai dengan CBR

Modified AASHTO.

f) Consolidation test.

Nilai test digunakan untuk penentuan parameter koefisien pengaliran

tanah dan untuk penentuan nilai parameter kecepatan konsolidasi.

g) Triaxial test.

Nilai test ini digunakan untuk penentuan koefisien parameter

kekuatan tanah dan kemungkinan besaran gaya lateral tanah.

b.3. Metode Analisa

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, Konsultan mengadakan analisa

data dengan mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

b.3.1. Analisa Lendutan Balik

Lendutan balik rencana (D) ditentukan berdasarkan formula :

D = x + 1.0.s

Dimana ;

D = Lendutan balik rencana pada section tertentu

X = Lendutan balik rata-rata pada section tertentu

S = Standard Deviasi pada section tertentu

b.3.2. Analisa Data CBR

Nilai CBR rencana ditentukan dengan formula :

CBR (desain) = CBR (rata-rata) – 1 Standard Deviasi

Dalam pemakaian kedua formula tersebut, harus diperhatikan batasan-

batasan yang berlaku dalam teori statistik.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 26

Page 27: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

b.3.3. Penentuan “Unique Section”

Yaitu suatu seksi jalan yang mempunyai karakteristik seragam dalam

beberapa variable desain seperti :

Lebar perkerasan yang ada / rencana

Lendutan balik rencana atau

Nilai CBR rencana

Nilai beban lalu lintas

Perubahan Camber

b.3.4. Analisa Data Lalu Lintas

Analisa data lapangan lalu lintas, digunakan untuk menghitung besarnya

beban gandar kumulatif selama umur rencana dan menghitung besarnya

ADT pada pertengahan umur rencana.

b.3.5. Standar Perencanaan

Pada prinsipnya pekerjaan perencanaan teknik (simplified design) jalan ini

menggunakan metode desain yang disederhanakan dan mneggunakan

program komputer yang sudah dikembangkan oleh Ditjen Bina Marga

dalam Road Design System yang telag mengalami beberapa

penyesuaian, kecuali didaerah yang direlokasi dibuat desain khusus,

terutama yang menyangkut desain geometric dari jalan baru.

Sesuai dengan metode diatas maka konsultan dalam pelaksanaan

pekerjaannya harus selalu mengacu kepada hal-hal sebagai berikut :

a. Petunjuk Pengambilan Data Lapangan untuk Program Peningkatan

Jalan yang diterbitkan oleh Sub Direktorat Perencanaan Teknik Jalan,

Dit. BIPRAN, Dit. Jend. Bina Marga.

b. Optimising of Overlay Design in Indonesia, Cone, 1983

c. Literatur tentang overlay design yang digunakan dilingkungan Dit.

BIPRAN pada bulan April 1987.

d. Untuk desain geometric pada daerah yang direlokasi ataupun jalan

baru, mengikuti Buku Pedoman Bina Marga No : 13/70 tentang

“Spesifikasi Standard Untuk Perencanaan Geometrik pada Jalan

Rural”.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 27

Page 28: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

e. Pengumpulan data lapangan menggunakan cara yang telah

disederhanakan (simplified method) yaitu cara pengumpulan data

lapangan yang telah dikembangkan oleh Dit. Jend. Bina Marga sejak

tahun 1983.

f. Peratuaran pemerintah tentang jalan no. 26 tahun 1865 mengenai

kelas jalan, alinyemen dan lebar jalan.

g. Standar drainase jalan

h. Penerangan jalan raya

i. Peraturan Beton Bertulang Indonesia, NI-2, 1971

j. Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya SKBI

Nomor : 1.3.28.1987, UDC : 624.042.624.21.

k. Peraturan Perlindungan lereng oleh Dit. Jend. Bina Marga

Untuk standar yang belum tercakup dalam standar yang diuraikan diatas,

maka konsultan akan menggunakan spesifikasi teknis yang diterbitkan

ASTM / AASTHO (Amerika Serikat), BS (Inggris), atau sesuai dengan

arahan dari Pengguna jasa.

b.3.6. Perhitungan Rencana

Dalam phase perencanaan ini, konsultan wajib melaksanakan proses

sebagai berikut :

a. Penyusunan konsepn detail perencanaan untuk selanjutnya harus

mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa.

b. Pembuatan Perencanaan akhir, dilakukan setelah konsep tersebut

diatas telah mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa dengan

mencantumkan koreksi dan saran-saran yang diberikan oleh

Pengguna Jasa.

c. Semua perencanaan akan mengikuti standar-standar perencanaan

seperti telah dijelaskan dalam bab sebelumnya.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 28

Page 29: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

1. Konsep Detail Perencanaan

Dalam proses ini Konsultan menentukan semua kesimpulan hasil

Survai lapangan dari semua bagian proyek, antara lain

menyangkut :

- Penetapan alinyemen jalan baru berdasarkan peta topografi

dan evaluasi hasil Survai Pendahuluan dengan memperhatikan

standar perencanaan yang telah ditetapkan.

- Untuk perhitungan konstruksi perkerasan jalan harus

disesuaikan dengan hasil-hasil penyelidikan tanah maupun

keadaan bahan bangunan.

- Mempelajari kemungkinan pemakaian tipe bahan perkerasan

jalan yang sesuai untuk suatu daerah tertentu. Type perkerasan

yang diijinkan dalam pekerjaan ini adalah type-type yang

sekarang dipakai Direktorat Jenderal Bina Marga

- Melakukan hasil desain tebal perkerasan tambahan menurut

metode yang telah ditetapkan.

- Melakukan desain untuk perlindungan lereng dengan dasar

perhitungan menggunakan parameter kekuatan tanah dan

kondisi pengaliran dari air permukaan maupun air tanah yang

timbul.

- Membuat desain perlindungan untuk struktur penahan guna

keawetan struktur tersebut.

- Melakukan hasil desain sehingga diperoleh hasil desain yang

optimal dan selalu memperlihatkan batasan-batasan dalam

biaya proyek.

2. Laporan Konsep Dasar Perencanaan

Konsultan akan membuat dan menyampaikan kepada pengguna

Jasa Laporan yang berisi kesimpulan dan saran atas semua

bagian perencanaan jalan.

d. Standar-standar dari bangunan pengaman lainnya (bangunan

penahan erosi dan lain-lain)

e. Spesifikasi dan Dokumen Tender

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 29

Page 30: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

b.3.7. Perhitungan Volume

Program pembangunan jalan ini dibagi dalam dua paket pelaksanaan

sesuai dengan lokasi dan kemampuan pelaksana pembangunan. Untuk

tiap ruas jalan harus dihitung jumlah pekerjaan tiap bagian dengan

masing-masing kontrak pelaksanaannya dan diringkas dalam beberapa

divisi pekerjaan yaitu :

1. Mobilisasi

2. Pekerjaan Drainase

3. Pekerjaan Tanah

4. Pekerjaan Shoulder

5. Pekerjaan Pondasi

6. Pekerjaan Pavement

7. Pekerjaan Struktur Dinding Penahan.

8. Pekerjaan Minor

9. Pekerjaan Harian

10. Rutine Maintenance

b.3.8. Prakiraan Biaya

Setelah proses perencanaan selesai maka akan dilakukan perkiraan

biaya yang tetap beserta analisa harga satuan dari setiap jenis pekerjaan

berdasarkan factor-faktor : material, peralatan, sosial, pajak, overhead,

keuntungan dan pengawasan yang didapat dari keterangan-keterangan

daerah setempat. Perkiraan yang didapat dari analisa ini dibandingkan

dengan proyek-proyek sebelumnya atau pekerjaan-pekerjaan sejenis

didaerah itu, bila terjadi perbedaan maka harus dicari sebabnya dan di

adakan penelitian kembali sehingga didapatkan harga yang sesuai untuk

pekerjaan tersebut.

Perkiraan biaya pembebasan tanah (ROW) akan dibuat berdasarkan

harga satuan yang ditentukan oleh pemerintah untuk setiap jenis

penggunaan tanah.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 30

Page 31: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Konsultan akan mengumpulkan data dari Pelaksana Kegiatan dalam

negeri sehingga dapat memperkirakan kemampuan dalam melaksanakan

pekerjaan tersebut dan selanjutnya memberikan saran bagaiman cara

yang terbaik untuk melaksanakan pekerjaan fisik tersebut.

Dokumen-dokumen yang akan disiapkan adalah sebagai berikut :

Analisa harga satuan

Perkiraan biaya untuk masing-masing cara pelaksanaan; dan

Jumlah pekerjaan dari setiap cara pelaksanaan yang bersangkutan.

Dalam menganalisa periode-periode pelaksanaan dan biayanya, maka

Konsultan akan menyiapkan jadwal untuk setiap proyek dengan jumlah

biaya tahunan uang diperlukan.

b.4. Pelaporan

Konsultan akan menyiapkan Laporan untuk setiap bagian pelaksanaan yang

telah ditetapkan meliputi :

Data asli sesuai sesuai dengan data waktu lelang.

Catatan lengkap dari semua data desain yang dipakai untuk review design.

Catatan As-Built yang menunjukkan lokasi dan detail dari semua pekerjaan

yang telah dilaksanakan sampai dengan saat ini.

Copy dari penawaran kontraktor, termasuk harga satuan lelang dan detail

analisa harga satuan.

Diskripsi dari anggapan-anggapan yang dipakai dalam desain apabila dipakai

anggapan yang lain dari standard Bina Marga.

Gambar-gambar yang jelas menunjukan desain asli dan desain yang di

usulkan.

Daftar jadwal yang baru untuk kuantitas dari harga, sehubungan dengan

Revisi desain yang diusulkan.

Gambar-bambar yang menunjukkan lokasi yang pasti dari usulan perubahan

desain.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 31

Page 32: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

F.3. MASA KONSTRUKSI

Dalam masa konstruksi, Konsultan akan melaksanakan pengawasan dan pemantauan

terhadap pencapaian program fisik proyek secara menerus dilapangan dan

pengendalian proyek secara sistematis dengan menggunakan metode-metode yang

sudah baku, adalah sebagai berikut :

- Membuat analisa, prediksi dan rekomendasi terhadap kendala-kendala yang

berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan proyek.

- Memberikan nasihat kepada Pemberi Tugas didalam menyusun kebijakan dan

langkah untuk mencegah dan mengurangi klaim.

- Menyediakan bantuan dan arahan yang tepat bagi Kontraktor pada saat

ditemukannya masalah yang ada hubungannya dengan dokumen kontrak,

pemeriksaan terhadap survai tanah dasar, test pengawasan mutu, dan masalah

lain yang berhubungan dengan dipenuhinya kontrak dan kemajuan pekerjaan.

- Menyediakan informasi yang diperlukan oleh Pemberi Tugas, menghadiri dan

mencatat semua rapat/pertemuan dengan Kontraktor, Pemimpin Proyek, dan

instansi terkait lainnya serta menyediakan bantuan teknis apabila diperlukan

didalam kaitannya dengan pelaksanaan proyek dan masalah-masalah kontrak.

Sedangkan tugas Konsultan Pengawas dalam hal kontrak terhadap Kontraktor secara

garis besar akan meliputi :

- Pengendalian teknis : aspek mutu, volume, waktu dan biaya.

- Pengendalian atas proses koordinasi terkait.

- Pengendalian administrasi proyek.

- Evaluasi rencana proyek.

- Pelaporan.

Pekerjaan Konsultan Pengawas secara garis besar disajikan seperti pada Gambar F.1.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 32

Page 33: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

GAMBARRRRRRRRRRRRRRRRRRR F-23

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 33

Page 34: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

F.4. PENGENDALIAN PELAKSANAAN

Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas mengendalikan pelaksanaan fisik

pembangunan yang dilakukan oleh Pelaksana Kegiatan dengan rentang meliputi

“Preaudit”, “Monitoring”, dan “Post-audit”.

Lingkup pengendalian antara lain meliputi :

Aspek mutu hasil pekerjaan.

Aspek volume pekerjaan.

Aspek waktu penyelesaian pekerjaan.

Aspek biaya keseluruhan pekerjaan.

Segala sesuatunya merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum

dalam kontrak pemborongan.

1. Rentang Kendali Pre-audit

Kegiatan konsultan dalam rangka pengendalian teknis dalam rentang “pre-audit”

adalah seluruh kegiatan Konsultan sebelum melakukan pengawasan, yang terdiri

dari :

Pengumpulan dan analisa terhadap data.

Pengecekan hasil perencanaan dengan membandingkan terhadap kondisi

lapangan.

Pemeriksaan terhadap kesipan Pelaksana Kegiatan, yang meliputi material,

peralatan, tenaga dan jadwal pelaksanaan.

a. Pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil perencanaan akan

menghasilkan catatan mengenai seluruh kegiatan antara lain :

- Jenis Pekerjaan.

- Kuantitas Pekerjaan.

- Kualitas yang dipersyaratkan.

- Schedule pelaksanaan

- Schedule pembayaran.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 34

Page 35: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

b. Review Design

Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa hasil

perencanaan ke lokasi untuk menentukan apakah hasil perencanaan tersebut

telah sesuai dengan kondisi yang ada.

Apabila ternyata dari hasil pengecekan design tidak sesuai dengan kondisi

lapangan, Konsultan Coordination tim akan membuat alternatif lain yang sesuai

untuk diajukan kepada Pemberi Tugas.

c. Persiapan Konstruksi

Material dan peralatan yang didatangkan Pelaksana Kegiatan akan diperiksa

terlebih dahulu oleh Konsultan sehingga benar-benar memenuhi spesifikasi

yang telah ditetapkan.

Jadwal waktu yang dibuat oleh Pelaksana Kegiatan akan diteliti terlebih dahulu

apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan

dengan perkiraan tenaga kerja/tukang yang akan mengerjakannya serta alat

yang akan digunakan. Apabila menurut analisa tidak seimbang antara volume

dengan tenaga kerja dan peralatan terhadap waktu yang tersedia maka

Konsultan akan menyarankan kepada Pelaksana Kegiatan untuk menyiapkan

tenaga kerja dan peralatan yang memadai agar bias selesai tepat pada

waktunya.

Penyimpangan biaya keseluruhan biasanya disebabkan oleh adanya pekerjaan

tambahan sebagai akibat dari perubahan design dan pertambahan volume

pekerjaan.

Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar, Konsultan akan mengusulkan

menggantikan nilai pekerjaan tambah itu dengan pengurangan pekerjaan

lainnya sehingga terjadi kompensasi dan tidak memerlukan biaya tambah

sepanjang hal tersebut memungkinkan dan mendapat persetujuan dari Kepala

SNVT / Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan Fisik.

Dalam hal ini, Konsultan berupaya menghindari pekerjaan tambah, justru

mengupayakan pekerjaan kurang jika memang dari evaluasi teknis dan biaya

memungkinkan untuk dilakukan pekerjaan kurang.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 35

Page 36: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

d. Pre Construction Meeting (PCM)

Dalam waktu kurang dari 14 hari sejak SPMK, diadakan Pre Construction

Meeting (PCM) dengan meteri seperti telah dijelaskan dimuka.

2. Rentang Kendali Monitoring

Kegiatan pengendalian teknis rentang “monitoring” adalah kegiatan-kegiatan yang

dilakukan selama masa pelaksanaan pekerjaan. Meskipun Konsultan Pengawas

telah melakukan “pre-audit” namun setiap langkah pelaksanaan pekerjaan akan

terus dimonitor agar kalau terjadi penyimpangan segera diketahui dan dapat

diluruskan kembali sesuai petunjuk yang benar. Selama periode ini Konsultan akan

selalu melakukan evaluasi terhadap progress dan kualitas pekerjaan yang

dilaksanakan oleh Pelaksana Kegiatan.

Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan kita jaga sebaik-

baiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat, sehingga

kerugian yang menyangkut aspek mutu, volume, waktu, dan biaya keseluruhan

hasil pekerjaan dapat dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya. Selain mengawasi

pekerjaan fisik Konsultan Pengawas juga memonitor aspek lingkungan sekitar

proyek, agar jangan sampai pelaksana lapangan berikut tukang-tukangnya

mengganggu, mematikan serta merusak flora dan fauna yang ada.

Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan memperhatikan

peraturan-peraturan yang berlaku.

3. Rentang Kendali Post-audit

Setiap kemajuan penyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi kerja bagi

Pelaksana Kegiatan. Kemajuan fisik ini akan dipakai untuk pengajuan pembayaran

senilai hasil kerjanya. Namun Pelaksana Kegiatan tidak akan bisa mengajukan

permintaan pembayaran sebelum mendapat rekomendasi dari Konsultan

Pengawas bahwa hasil pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan teknis atau

tidak.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 36

Page 37: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

F.5. KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Konsultan Pengawas dalam rangka melaksanakan tugas pengendalian teknis tersebut

diatas berkewajiban mengendalikan proses koordinasi yang perlu dilakukan oleh pihak

lain (khususnya oleh Pemberi Tugas).

Koordinasi dengan instansi terkait, antara lain dilakukan dengan :

Dinas PU Provinsi setempat dan SKNVT-P2JJ setempat.

Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik.

Konsultan lain yang terkait.

Instansi terkait lainnya.

F.6. PENGENDALIAN ADMINISTRASI PROYEK

Dalam hal ini Konsultan Pengawas akan merancang, memberlakukan serta

mengendalikan pelaksanaan keseluruhan system administrasi proyek yang

diawasinya, yaitu mencakup antara lain : surat, memoramdum, risalah, laporan, contoh

barang, foto, berita acara, gambar, sketsa, brosur, kontrak dan addendum dan lain-lain

yang dianggap perlu.

Langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan Konsultan Pengawas untuk

maksud diatas adalah :

Mempelajari, menanggapi, memecahkan dan menyelesaikan sampai tuntas maksud

dari surat masuk maupun keluar.

Memperhatikan memorandum dan risalah untuk pedoman dalam pelaksanaan tugas

konsultan.

Mempersiapkan dan mengecek contoh barang agar memenuhi persyaratan yang

ditetapkan baik kualitas dan kuantitas.

Membuat foto-foto dokumentasi pada setiap paket pekerjaan.

Mempelajari dan mengecek gambar-gambar/sketsa pelaksanaan agar sebelum

maupun sesudah pekerjaan selesai tidak terjadi penyimpangan.

Membantu/menyiapkan addendum serta lain-lain yang dianggap perlu.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 37

Page 38: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

F.7. EVALUASI RENCANA

Konsultan Pengawas terus-menerus melakukan evaluasi atas rencana proyek yang

akan dilaksanakan serta menyarankan perubahan / penyempurnaan / penyesuaian

rencana yang perlu dilakukan (bila ada) guna menjamin tercapainya maksud dan

tujuan proyek dengan sebaik-baiknya.

F.8. VERIFIKASI HASIL PEKERJAAN PELAKSANA KEGIATAN

Konsultan Pengawas berwenang dan pada saatnya berkewajiban menyatakan bahwa

hasil pekerjaan Pelaksana Kegiatan telah memenuhi segala persyaratan untuk proses

selanjutnya yaitu persetujuan Pemberi Tugas. Verifikasi ini berupa sertifikasi pada saat

Pelaksana Kegiatan mengajukan pembayaran. Rekomendasi-rekomendasi

persetujuan, penundaan ataupun penolakan hasil kerja dilakukan saat tersebut

berdasarkan hasil penelitian mutu dan volume yang diproduksi.

F.9. KONTROL SISTEMATIK TERHADAP KEGIATAN LAPANGAN

Dalam konteks lebih luas, pekerjaan supervisi mengemban juga fungsi kontrol

manajemen proyek konstruksi. Sebelum memeriksa hasil pekerjaan, perlu diperiksa

dahulu persiapan kerjanya. Persiapan pekerjaan yang dilakukan setengah-setengah

atau dengan cara perencanaan yang mendadak akan mengakibatkan hasil kerja yang

tidak memuaskan. Untuk menanggulangi masalah ini, diperlukan suatu kontrol yang

sistematik. Pengawas lapangan perlu menerapkan system kontrol yang baik di

lapangan.

Kontrol yang sistematik terhadap kegiatan di lapangan memiliki 3 tujuan yaitu :

Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang

kegiatan pokok. Bila mana terdapat kekurangan yang terjadi, maka harus

dikembangkan sasaran jangka pendek dan program kerja untuk mengantisipasinya.

Memastikan bahwa pekerjaan pengawasan berjalan secara benar sehingga

peringatan secara dini dapat diberikan apabila terjadi sesuatu kesalahan.

Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh proyek tidak dilampaui

bila tidak terjadi perubahan kontrak.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 38

Page 39: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan

dilapangan yaitu :

Pencapaian target kemajuan fisik.

Pencapaian target keuangan.

Pengadaan dan pembelian barang, bahan dan peralatan.

Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektifitas dan efisiensi kerja

lapangan.

Pemantapan kerja sama pekerja proyek dari seluruh bagian / divisi.

Hubungan dengan pihak pemilik.

Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai atau

menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan.

Dengan mengetahui keadaan dan situasi masalah dengan benar, maka langkah-

langkah yang diambil untuk mengatasinya akan lebih cepat dan efektif.

F.10. KUNJUNGAN LAPANGAN / SITE VISIT

Frekuensi kunjungan ke lapangan tergantung dari pentingnya keadaan lapangan,

Sifatnya dapat secara harian, mingguan. Frekuensi kunjungan juga dapat tergantung

pada tahapan dari Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik yang

mengelolanya beserta para timnya sesuai urgensinya.

F.11. PENGENDALIAN WAKTU

Merencanakan dan membangun adalah suatu aktifitas yang dinamis, dan yang

dipengaruhi oleh bermacam-macam factor. Karena itu network / s-curve chart yang

telah disetujui sebagai pegangan untuk pelaksanaan harus secara periodik atau sesuai

kondisi dickeck kembali :

Apakah waktu yang direncanakan telah ditepati.

Akan ditepati dalam jangka panjang atau segera dan / atau.

Nantinya akan ditepati (jangka panjang).

Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya proyek

seperti yang dikehendaki.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 39

Page 40: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

1. Jarak Waktu Kontrol

Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi 2 macam rentang waktu yaitu :

1 – 2 minggu untuk aktifitas yang kritis atau bisa kurang dari 1 minggu.

2 – 4 minggu untuk aktifitas-aktifitas yang tidak kritis.

2. Cara Mengontrol

Dibedakan 3 cara mengontrol, sebagai berikut :

Untuk sebuah aktifitas yang akan dimulai : disajikan langkah-langkah cara

mengontrol seperti flow chart Gambar F-2.

Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai : disajikan langkah-

langkah cara mengontrol seperti flow chart Gambar F-3.

Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai : disajikan langkah-langkah cara

mengontrol seperti flow chart Gambar F-4.

Dapatkah Pekerjaan Dimulai ?

Tidak

Ya

Alasannya ? Ada ketelambatan ?

OKDiperlukan Penanganannya

Pemecahannya

GAMBAR : F – 2.FLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL

UNTUK AKTIVITAS YANG AKAN DIMULAI

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 40

Page 41: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

GAMBAR : F – 3FLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL

PEKERJAAN YANG SEHARUSNYA SUDAH DIMULAI

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 41

Tidak

Tidak

TidakTidak

Ya

Pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai

Apakah pekerjaan ini sesuai

schedul mulanya ?

Kenapa tidak dimulai ? apa penangguhannya

dapat dikejar ?

Berapa lama ditangguhkan ? apa ada float

OK

Ya

OK

Ya

OK Tangani

Berapa lama terlambat ? Kenapa ?

Apa prestasinya sampai waktu control tercapai ?

Ya

OK

Apa prestasinya bisa dikejar ?

Ya

OKBerapa lama ditangguhkan ?

apa ada float

Tangani

Page 42: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

GAMBAR : F – 4FLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL

UNTUK AKTIVITAS SUDAH SELESAI

Untuk monitoring dan pengontrolan proyek ini akan digunakan system informasi

pengendalian proyek yang dilaksanakan dengan suatu aplikasi berbasis komputer.

Monitoring dan pengendalian proyek dilakukan pada aspek-aspek berikut :

Planning dan scheduling pekerjaan yang meliputi quantity, duration, dates, network

planning atau precedence Diagram Methode.

Progress Performance.

Schedule Control.

Project cost control yang meliputi pelaporan status nilai kontrak vs aktual,

perhitungan pembayaran progress pekerjaan.

Unsur-unsur tersebut merupakan informasi dasar untuk memonitoring, pengendalian,

analisis dan manajemen proyek.

Pekerjaan pengendalian proyek ini diawali dengan pemasukan data-data proyek

(project data antry) yang akan menjadi acuan (baseline) dalam monitoring dan

pengendalian pelaksanaan proyek selanjutnya. Data-data tersebut disimpan didalam

database di kantor proyek, dan selalu di up-date untuk keperluan pelaporan dan

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 42

Tidak

Pekerjaan yang seharusnya selesai

OK

Sisa waktu sampai selesai ? Alasan keterlambatan

Ya

Diperlukan penanganan

Page 43: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

analisa secara periodik. Berdasarkan target-target pengendalian yang ditentukan

sebelumnya maka dapat dilakukan analisa terhadap permasalahan yang timbul dalam

aspek skedul, progress dan pembiayaan proyek. Dari analisa masalah tersebut

dilakukan upaya perbaikan untuk membawa program proyek kembali ke rencana

semula. Gambar F-5. Skematika aliran kerjanya adalah sebagai berikut :

GAMBAR : F – 5. SKEMA PENGENDALIAN PROYEK

Informasi yang di peroleh dari pelaporan tersebut dapat di analisa dan di jadikan bahan

dalam pengambilan keputusan menajemen kegiatan. Pelaporan kegiatan dibuat

dengan format dan prosedur yang standar untuk memperoleh peningkatan efisiensi,

efektifitas dan optimalisasi sinergi kerja, sehingga Dinas Pekerjaan Umum setempat

dapat mencapai performansi dan kualitas akhir manajemen pembangunan yang lebih

baik. Manfaat utama lainnya dari system ini antara lain adalah :

a. Satuan Kerja/Pejabat membuat Komitmen dapat memonitor dan mengendalikan

kegiatan secara terintegrasi dengan system yang ada di Dinas Pekerjaan Umum.

b. Memberikan tambahan kapasitas kepada Dinas Pekerjaan Umum untuk

meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kepada pengguna jalan melalui

penyelesaian pembangunan jalan beserta falisilitas pendukung lainnya yang sesuai

jadwal dan alokasi biaya.

Sofware yang digunakan untuk pengendalian proyek ini adalah : Microsoft Project.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 43

MONITORING SKEDUL, PROGRES DAN BIAYA

KONSTRUKSI

PELAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN SKEDUL PROGRES PEMBIAYAAN

ANALISA KOMPUTER

ANALISA KOMPUTER

PELAPORAN PERIODIK

MANAJEMEN PROYEK

PELAPORAN PERIODIK

RINGKASAN PROGRES

PEKERJAAN

PELAPORAN PERIODIK

RINGKASAN PEMBIAYAAN

Page 44: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Metodologi Pengontrolan Proyek

Untuk menerapkan metodologi pengendalian proyek secara baik dan sistematis, maka

Konsultan membaginya ke dalam beberapa tahap :

Tahapan Initialisasi

Tahap initialisasi dilakukan untuk menjabarkan aktifitas-aktifitas proyek (work

Breakdown Structurel WBS) sampai ke level yang terendah yang mencerminkan

keterkaitan antar aktifitas. Tahapan ini dimulai dari pendeskripsian dan penggolongan

aktifitas proyek yang ada, menentukan volume dan bobot dari masing-masing aktifitas,

pengurutan pekaksanaan aktifitas (network planning – predecessor dan successor dari

setiap aktifitas detail) dan tipe dari relasi-relasi antar aktifitas, yaitu SS-Start to Start,

SF – Start to finish, FS – finish to Start atau FF – Finish to Finish.

Juga dideskripsikan mengenai penjadwalan pekerjaan, resources atau sumber daya

yang terlibat dalam pelaksanaan proyek, seperti tenaga ahli, konsultan, tenaga pekerja,

administrator, serta bahan dan alat penunjang pelaksanaan proyek.

Setiap aktuifitas dilengkapi dengan volume pekerjaan, bobot (persentase perbandingan

antar volume pekerjaan dengan nilai nominal – rupiah). Hasil dari tahap ini akan

digunakan sebagai base line/dasar untuk pemgendalian proyek pada saat

pelaksanaan.

Tahapa Pelaksanaan

Tahap ini dipergunakan untuk memonitor dan mengawasi jalannya pelaksanaan

proyek. Termasuk didalam tahapan ini adalah proses update data kemajuan hasil

pelaksanaan proyek, yang diperinci dari prestasi detail sampai ke prestasi secara

umum, mengawasi aktifitas-aktifitas kritis yang ditampilkan pada barchart dan

pengawasan terhadap resource yang terlibat dengan menambah atau mengurangi

jumlah resource (tenaga, bahan dan alat) apabila perlu.

Pengisian hasil kemajuan proyek dapat dilihat dari hasil pencapaian kemajuan proyek

pada minggu sebelumnya, sehingga project control dapat memperlihatkan aktifitas

yang tidak memperlihatkan kemajuan yang berarti atau justru berada pada kondisi kritis

yaitu aktifitas yang memiliki total Float sama dengan nol. Pelaksanaan aktifitas tersebut

tidak boleh mengalami penundaan lebih dari satu hari kerja. Keberadaan kondisi kritis

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 44

Page 45: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

dari suatu aktifitas digambarkan dalam garis yang berbeda warna pada tampilan

barchart, yaitu sebagai berikut :

Total Float = 0, digambarkan dengan warna merah;

1 < Total float < 5, digambarkan dengan warna kuning;

Sedangkan total Float >=6, digambarkan dengan warna hijau.

Hal tersebut perlu menjadi perhatian bagi project control dan menjadi salah satu acuan

bagi analisa kemajuan pelaksanaan proyek yang menjadi tanggung jawabnya.

Selanjutnya dapat dilakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan kinerja proyek,

seperti penambahan tenaga ahli, tenaga pekerja, bahan dan alat penunjang, atau

merubah metode pelaksanaannya.

Tahap Pelaporan

Tahap pelaporan ini ditujukan untuk menyampaikan kemajuan pelaksanaan proyek

actual di lapangan kepada pihak Pemberi Tugas / pemilik proyek untuk mendapatkan

gambaran kemajuan proyek di lapangan, dengan ikut memperhatikan hal-hal kritis

yang di peroleh dari analisa pelaksanaan proyek. Bentuk laporan ini disesuaikan

dengan kebutuhan pelaporan, dan terbagi menjadi pelaporan kemajuan proyek secara

tabular, pelaporan kemajuan proyek secara barchart, serta dalam bentuk S-Curve;

yang membandingkan pencapaian actual dengan baseline proyek.

Dibawah ini adalah bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian agar

tidak terjadi perpanjangan waktu yang tidak perlu yang akan memboroskan waktu,

tenaga dan biaya.

1. Schedule Pelaksanaan Kegiatan

Sebelum pekerjaan dimulai konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan yang

dibuat Pelaksana Kegiatan.

Apakah rencana kerja Prosress pekerjaan yang di targetkan sudah layak dan

realistis. Misalnya dalam musim hujan, target pekerjaan lebih kecil bila

dibandingkan pada musim kemarau untuk pekerjaan pengaspalan misalnya untuk

kondisi kerja yang sama.

Kemudian juga construction method, urutan Kerja Pelaksanan Kegiatan apakah

sudah sistematis, konsepsional dan benar.

Selanjutnya berdasarkan schedule Pelaksana Kegiatan yang sudah disetujui,

Konsultan Pengawas akan mengendalikan waktu pelaksanaan tersebut.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 45

Page 46: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Dari time schedule tersebut bisa dijabarkan ke dalam target harian, sehingga setiap

hari apakah target volume tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target volume

tersebut tidak tercapai maka selisih volume harus diprogramkan/dikejar untuk

schedule hari berikutnya.

Dengan time schedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan

sebagaimana mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan proyek

bisa diselesaikan “on schedule”.

2. Alat Berat (Heavy Equipment)

Untuk mengerjakan pekerjaan jalan, diperlukan alat berat, bisa kombinasi/beberapa

jenis alat dan jumlah alat yang mencukupi.

Pertama harus diketahui/dihitung kapasitas alat, kalau alat tersebut adalah suatu

kombinasi, maka kapasitas yang diperhitungkan adalah yang terkecil, missal untuk

pengaspalan / overlay hotmix, maka alat yang digunakan adalah AMP, Asphalt

Sprayer, Ashpalt Finisher, Tendem Roller dan sejumlah Dump Truck. Dari alat

tersebut dihitung produksi nyata per jam, kemudian produksi terkecil yang

digunakan untuk evaluasi pengendalian waktu.

Demikian pula perlatan pekerjaan beton baik di Batching Plant maupun alat angkut

beton ke lapangan harus di analisis kapasitasnya agar sesuai dengan kebutuhan.

Untuk rencana sekian jam kerja per hari, apakah mampu alat tersebut

menghasilkan produk hotmix dan beton seperti volume yang di targetkan.

Bila tidak tercapai maka perlu di ambil tindalan-tindakan antara lain :

Menambah jumlah alat, atau

Menambah jam kerja/overtime.

Sedemikian hingga volume pekerjaan yang direncanakan bisa diselesaikan dalam

waktu yang ditentukan.

3. Tenaga Kerja

Demukian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan tenaga kerja

yang mencukupi, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh tenaga kerja

sesuai dengan jadwal/waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan diperkirakan

tidak bisa diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua shift atau

kerja lembur/overtime.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 46

Page 47: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

4. Jumlah Jam Kerja

Untuk penyelesaian suatu pekerjaan, tergantung juga pada jam kerja per hari.

Jumlah jam kerja yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih kecil dari pada

bila per hari jam kerjanya lebih banyak.

Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian

hingga volume pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau suatu

pekerjaan tidak bisa diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu untuk kerja

malam/overtime.

Untuk administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai secara

optimal maka Konsultan memahami secara sungguh-sungguh “Network Planning”

yang umumnya telah dibuat oleh Pelaksana Kegiatan dengan metode lintas kritis

(Critical Path Method/CPM).

Mengingat sangat pentingnya time schedule ini didalam suatu pekerjaan

pengawasan, maka Konsultan akan menganalisa secara rutin time schedule dari

Pelaksana Kegiatan dan akan membantu Pelaksana Kegiatan dalam mereview dan

menyusun kembali time schedule tersebut bila memang diperlukan.

Pengendalian schedule pelaksanaan lainnya dapat menggunakan “Barchart/S-

Curve” yang biasa dan juga dapat digunakan “Vector Diagram” yang baik/cocok

untuk pekerjaan jalan karena dapat mengetahui/menunjukkan lokasi dan waktu.

Schedule ini, pada arah “absis” menunjukkan lokasi atau STA, sedangkan arah

“ordinat” menggambarkan waktu.

F.12.PENGENDALIAN MUTU

Selama periode konstruksi, Konsultan akan senantiasa memberikan pengawasan,

arahan, bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada Pelaksana Kegiatan guna

menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualias untuk

semua jenis pekerjaan baik untuk konstruksi-konstruksi pokok maupun perlengkapan

jembatan, untuk itu akan di uraikan disini.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 47

Page 48: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan

konstruksi antara lain sebagai berikut dibawah ini namun tidak terbatas pada :

Peralatan laboratorium.

Penyimpanan bahan/material

Cara pengakutan material / campuran ke lokasi kerja.

Pengujian material yang akan diginakan

Penyiapan job mix formula campuran.

Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan.

Test lapangan.

Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian kualitas tersebut di atas seperti di uraikan berikut ini :

1. Peralatan Laboratorium dan Personil

Peralatan laboratorium yang perlu dipergunakan untuk pekerjaan utama (major

work), kalau tidak ditentukan lain adalah sebagai berikut :

Berat jenis.

Analisa ukuran butir.

Marshall Test.

Termometer logam.

Coreb Drill.

Test beton, slump, kuat tekan.

Alat uji spesifik seperti PDA, uji tegangan strand (biasanya disediakan oleh

Pelaksana Kegiatan Spesialis)

Dan lain-lain seperti disebutkan dalam spesifikasi.

Personil/tenaga yang terkait untuk maksud pengujian harus cukup berpengalaman

dan mengenal dengan baik tentang testing laboratorium maupun lapangan.

2. Penyimpanan Bahan/Material

Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa untuk

menjamin perlindungan kualitas.

Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa yang mudah

dapat diperiksa oleh Konsultan.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 48

Page 49: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbu-tumbuhan dan puing, harus

mempunyai drainase yang lancar.

Bahan-bahan yang diletakkan langsung diatas tanah tidak boleh digunakan

dalam pekerjaan kecuali tempat kerja tersebut telag dipersiapkan dan diberi

lapisan atas dengan suatu lapisan pasir atau kerikil setebal 10 cm.

Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa untuk

mencegah segregasi dan untuk menjamin gradasi yang sesuai serta mengontrol

kadar air. Tinggi maksimum tumpukan 5 m.

Penumpukan berbagai ragam agregat untuk hotmix, beton, harus dipisahkan

dengan papan pembatas guna mencegah pencampuran bahan-bahan.

Tumpukan agregat harus dilindungi dari hujan untuk mencegah kejenuhan

agregat yang akan mengakibatkan penurunan kualitas.

3. Cara Pengukuran Material / Campuran

Konsultan dapat mengenakan pembatasan bobot pengangkutan untuk

perlindungan terhadap setiap jalan atau struktur yang ada disekitar proyek.

Pengangkutan hotmix perlu ditutup dengan bahan tebal guna mempertahankan

suhu campuran. Walaupun pekerjaan ini kelak bukan pekerjaan utama tetapi

perlu ditekankan karena akan mempengaruhi kinerja jembatan nantinya.

Bilamana terjadi gangguan diantara operasi berbagai pekerjaan, Konsultan akan

mempunyai wewenang untuk memerintahkan Pelaksana Kegiatan dan untuk

menentukan urutan pekerjaan yang diperlukan guna mempercepat penyelesaian

seluruh proyek.

4. Pengujian Material Yang Akan Digunakan

Semua material dari setiap bagian pekerjaan akan di inspeksi oleh Konsultan.

Setiap saat Konsultan akan menginspeksikan material yang akan digunakan

berdasarkan atas jadwal Kerja Pelaksana Kegiatan.

Walaupun bahan yang disimpan telah disetujui sebelum penyimpanan, namun

dapat diperiksa ulang dan ditest kembali oleh Konsultan.

Material yang akan digunakan harus ditest di laboratorium untuk mendapat

persetujuan dari Konsultan, jenis dan jumlah test seperti yang disebutkan dalam

spesifikasi.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 49

Page 50: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

5. Job Mix Formula

Agar mendapatkan campuran yang baik dan memenuhi persyaratan spesifikasi,

sebelum pekerjaan dimulai perlu dibuatkan dahulu suatu job Mix Formula yang

disetujui Konsultan, antara lain untuk pekerjaan : Hotmix dan Beton.

6. Pengujian Rutin Laboratorium

Selama pelaksanaan seperti yang disebutkan dalam spesifikasi, bahan-bahan atau

campuran-campuran perlu dilakukan pengujian rutin harian atau selama pekerjaan

berlangsung guna menjamin kualitas sesuai dengan persyaratan.

Jenis dan frekuensi/jumlah test rutin ini seperti yang disebutkan dalam spesifikasi.

7. Pengujian Hasil Kerja / Test Lapangan (Uji Terima)

Sertelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu diadakan

pengujian/test lapangan guna memastikan kwalitas pekerjaan sesuai dengan yang

direncanakan.

Beberapa uji terima yang harus diadakan adalah sebagai berikut :

a. Uji kepadatan lapisan pondasi jalan

b. Uji kepadatan lapisan hot mix

c. Uji pemeriksaan kekuatan mortar

d. Pemeriksaan kekentalan mortar beton (slump)

e. Uji-uji kalibrasi alat secara periodic.

Tahap demi tahap pekerjaan ini sebagaimana yang didiagramkan pada Gambar

F.6. Flowchart Pengendalian Mutu.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 50

Page 51: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

PENGAWAS / PROYEK KONTRAKTOR

GAMBAR : F – 6. PENGENDALIAN MUTU

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 51

Survey lokasi sumber bahan

Penentuan sumber bahan

Permohonan pemakaian bahan

Pemeriksaan mutu bahan

Proses pengelolaan material

Proses penyiapan rumusan kerja

JMF

Pelaksanaan pekerjaan

Pengujian mutu

Penanganan perbaikan

Pemeriksaan mutu bahan

Dokumentasi mutu hasil pekerjaan

Mutu sesuai Spec.

Persetujuan mutu hasil pekerjaan

Page 52: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

F.13. ADMINISTRASI DAN FORMULIR-FORMULIR

Gamabar F-7 menunjukkan kelengkapan administrasi proyek yang umum digunakan.

Dokumen kontrol diperlukan proyek anatara lain sebagai berikut dibawah ini :

Buku direksi

Time schedule

MCA (Mutual Check Awal)

Request & shop drawing

Laporan harian

Laporan mingguan

Risalah Rapat

Berita acara opname pekerjaan

Record cuaca

Photo dokumentasi

Change order

Addendum

Monthly certificate (MC)

PHO (Provinsial Hand Over) / FHO (Final Hand Over)

Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan proyek.

GAMBAR : F – 7. ADMINISTRASI PROYEK PERIODE PELAKSANAAN FISIK

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 52

TAHAP AWAL

1. Dokumen Kontrak2. Gambar Rencana3. Struktur Organisasi4. Buku Direksi

TAHAP PELAKSANAAN

1. Time Schedule2. Mco3. Request & Shop Drawing4. Quantity Sheet5. Laporan Harian6. Laporan Mingguan7. Risalah Rapat 8. BA. Opname Pekerjaan9. Record Cuaca10. Photo dokumentasi11. Change Order12. Addendum13. Quality Control14. As Built Drawing

TAHAP PEBAYARAN

1. Monthly Cert2. Back-up Quantity3. Back-up Quality

Control

PHO

1. Berita Acara PHO2. Administrasi Kantor3. Mutu (Pengujian)4. Mutu (Dimensi)5. Defect &

PHO

Berita Acara PHO

Page 53: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

F.14. PENGENDALIAN KUANTITAS

Pengawasan kuantitas, akan mengecek bahan-bahan/campuran yang ditempatkan

atau dipindahkan oleh Pelaksana Kegiatan atau yang terpasang. Secara umum

tyerdapat 2 jenis pemeriksaan kuantitas yaitu :

Pemeriksaan terhadap bahan-bahan yang bisa dibayarkan sebagai material saja.

Pemeriksaan terhadap hasil kerja.

Untuk pemeriksaan hasil kerja Konsultan akan memproses bahan-bahan/campuran

berdasarkan atas :

Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.

Metode Perhitungan

Lokasi kerja.

Jenia Pekerjaan

Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kualitas maupun elevasi dan

persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan

denagn teliti/akurat yang disetujui oleh Konsultan sehingga kuantitas dalam kontrak adalah

benar di ukur dan di rekomendasikan untuk dibayar oleh Konsultan dan mendapat

persetujuan Pemberi Tugas. Rekomendasi hasil pengukutan kuantitas ini

Harus dala suatu Berita Acara yang disetujui bersama oleh tiga pihak pelaksana proyek.

Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut untuk semua item pekerjaan dalam kontrak

berupa Quantity Sheet dapat disiapkan semuanya oleh Konsultan.

Gambar F-8 menunjukkan diagram pengendalian folume pekerjaan guna memperjelas

uraian di atas.

GAMBARRRRRRRRRRRRRRRRRRRR 44

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 53

Page 54: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

F.15. PENGENDALIAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK

Didalam kontrak pelaksanaan pekerjaan tercantum :

Biaya proyek.

Estimated quantity /volume pekerjaan.

Harga satuan pekerjaan

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 54

Page 55: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan

antara lain sebagai berikut :

Pengukuran hasil pekerjaan, harus dilakukan dengan akurat dan benar-benar

sehingga kuantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana. Dengan demikian

volume dalam kontrak tidak dilampaui yang pada akhirnya biaya yang dikeluarkan

sudah sesuai dengan yang dianggarkan.

Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari segi

pengukuran/kuantitas dan kualitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah benar-

benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.

Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontark dan

harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak pelaksanaan, sehingga

biaya proyek dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada dalam kontrak.

F.16. PEMERIKSAAN MONTHLY CERTIFICATE (MC)

Pelaksanaan kegiatan harus menyerahkan suatu nilai estimasi dari pekerjaan yang

dilaksanakan kepada Site Engineer pada setiap akhir bulan yang berjalan, yang

selanjutnya disebut sebagai “Sertiofikat bulanan (Monthly Certificate – MC)”. Format

sertifikat bulanan harus sesuai dengan standar atau di usulkan oleh Konsultan dan

disetujui oleh Pemberi Tugas.

Site Engineer akan memeriksa/memverifikasi kemajuan pekerjaan yang diajukan pada

sertifikat bulanan berdasarkan hasil pemeriksaan volume (Chief Inspector) dan hasil

pemeriksaan mutu (Quality Engineer). Apabila telah dianggap sesuai dengan

sebenarnya yang telah terjadi di lapangan, selanjutnya dapat disetujui untuk

menandatangani bersama oleh wakil Pelaksana Kegiatan, Konsultan, dan Kepala

Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik.

Prosedur pembuatan MC dapat dilihat pada diagram alir Gambar F-9.

GAMBARRRRRRRRRRRRRRRRR F-46

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 55

Page 56: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

F.17. PEMERIKSAAN PEMBAYARAN AKHIR

Tim Pengawas Teknis akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah lalu.

Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apabila terdapat kesalahan masih dapat

dikoreksi pada pembayaran berikutnya.

Dalam tahap pembayaran akhir, perlu diperiksa dan dievaluasi kuantitas yang telah

dibayar sebelumnya, sehingga kuantitas/volume yang dibayar dalam pembayaran akhir

merupakan final quantity yang benar.

F.18. PROSEDUR PERUBAHAN (CONTRACT CHANGE ORDER)

Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Kepala Satuan Kerja Non Vertikal

Tertentu Proyek Fisik atau Pelaksana Kegiatan dan harus disetujui dengan suatu

Perintah perubahan yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Jika dasar

pembayaran yang ditetapkan dalam suatu Perintah Perubahan tersebut menyajikan

suatu perubahan dalam struktur Harga Satuan Jenis Pembayaran atau suatu

perubahan yang diperkirakan dalam Jumlah Kontrak, Maka Perintah Perubahan harus

dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu Addendum.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 56

Page 57: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

F.19. SERTIFIKAT PENYELESAIAN AKHIR

Bila Pelaksanaan Kegiatan menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua

kewajiban dalam Periode Jaminan, maka Pelaksana Kegiatan harus membuat

permohonan untuk serah terima pertama.

Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia Serah

Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka

Konsultan membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir.

F.20. PERNYATAAN PERHITUNGAN AKHIR

Pelaksana Kegiatan harus membuat permohonan untuk pembayaran perhitungan

akhir, bersama-sama dengan semua rincian pendukung sebagaimana diperlukan oleh

Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik.

Setelah peninjauan kembali oleh Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik dan

jika diperlukan, amandemen oleh Pelaksana Kegiatan, Kepala Satuan Kerja Non

Vertikal Tertentu Proyek Fisik akan mengeluarkan suatu pernyataan Perhitungan Akhir

yang disetujui untuk pembayaran oleh Pemberi Tugas.

F.21. ADDENDUM PENUTUP

Berdasarkan pada rincian Pernyataan Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu

Proyek Fisik mengenal Perhitungan Akhir, setelah disetujui dan ditanda tangani

Pelaksana Kegiatan, Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik akan

menyampaikan addendum penutupan tersebut kepada Pemberi Tugas untuk ditanda

tangani bersama-sama dengan Pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui.

F.22. DOKUMEN CATATAN PROYEK

Pelaksana Kegiatan harus memelihara suatu catatan yang cermat tentang semua

perubahan dalam Dokumen Kontrak dan Dokumen Catatan Proyek selama

pelaksanaan pekerjaan.

F.23. MANAJEMEN LALU LINTAS DAN KESELAMATAN KERJA

Pekerjaan ini yang denagn volume lalu lintas yang cukup padat memerlukan

pengaturan lalu lintas dan metode pelaksanaan yang lebih khusus dan teliti, baik pada

saat pelaksanaan pekerjaan survai maupun pelaksanaan pekerjaan konstruksinya agar

arus lalu lintas yang ada tetap terjaga kelancarannya dan pemakai jalanpun merasa

aman melewatinya sesuai dengan tujuan dari pembangunan itu sendiri.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 57

Page 58: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Manfaat yang didapatkan pada pemeliharaan lalu lintas yang baik selama pelaksanaan

memberikan keselamatan dan kenyamanan lalu lintas yang lebih baik pula.

Sitruasi semacam itu sangat membantu untuk menghilangkan persoalan-persoalan

yang diakibatkan oleh kacaunya lalu lintas yang pada gilirannya akan menghambat

pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri.

Untuk itulah pada proyek pembangunan tersebut diatas perlu dibuat sistem pengaturan

Lalu lintas yang baik dan memenuhi standar.

Penyajian rencana pemeliharaan lalu lintas selama masa pelaksanaan pembangunan

jalan dimaksudkan menyampaikan gambaran masalah yang ada dan yang diperkirakan

terjadi pada masa pelaksanaan.

Pada tahap pelaksanaan pembangunan, diperkirakan akan ada beberapa aktifitas

antara lain :

Pemasangan pagar untuk pengaman dan kerapian pekerjaan pada kedua sisi jalan.

Pekerjaan perkerasan jalan

Pembongkaran beton

Pemasangan form work

Pengecoran beton

Pekerjaan tanah, menggali dan mengangkut keluar lokasi

Pekerjaan lainnya.

Semua kegiatan tersebut di atas jelas menjadi kendala bagi kelancaran dan

keselamatan kerja bagi pemakai jalan maupun bagi pekerja proyek.

Oleh sebab itu penanganan khusus sangat diperlukan agar tercapai hasil yang optimal

dan sesedikit mungkin akibat buruk yang ditimbulkannya.

Untuk mengantisipasi pengurangan lebar jalur efektif, bahu jalan dibagian luar yang

sudah diperkeras dipakai sebagai jalur lalu lintas khusus untuk kendaraan penumpang

sedan dan jeep atau sejenisnya dan alternatif lain dengan membuat jalur baru dengan

memanfaatkan areal yang kosong disekitar lokasi pekerjaan tersebut.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 58

Page 59: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Demikian pula mengenai penanganan pembuangan tanah hasil galian haruslah

dengan penanganan yang baik, misalnya dimana Dump Truck harus masuk dan keluar

dari lokasi proyek. Tidak kalah pentingnya dari penanganan tersebut di atas adalah

cara pemuatan dan transportasi pembuangan tanah hasil galian haruslah

memperhatikan wawasan lingkungan.

Tanah yang dimuat di atas Dump Truck harus diberi penutup agar tidak tercecer di atas

permukaan jalan yang ada, sebab bila turun hujan akan menjadi licin dan dapat

menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang pada gilirannya menghambat arus lalu lintas

yang ada.

Didalam pelaksanaan traffic management untuk proyek ini kriteria penanganan dibagi

menjadi 2 bagian :

1. Pelayanan Umum

Indikasi yang diperlukan dalam pelayanan umum adalah sebagai berikut :

a. Efektifitas Sistem Informasi

Sistem informasi bersifat pemberitahuan kepada calon pemakai jalan selama

pelaksanaan yang tujuannya memberikan informasi bahwa akan ada proyek

pembangunan.

Sistem ini dapat diwujudkan dalam 2 media, yaitu :

Melalui media cetak yang bersifat pengumuman .

Pembagian “Pamflet”

b. Mengurangi Kemacetan

Dalam mengatasi adanya kemacetan lalu lintas, dapat dilakukan dengan

perambuan sementara selama pelaksanaan pekerjaan dan dengan

menyiagakan satuan penanggulangan gangguan.

2. Keselamatan Kerja

Indikasi diperlukan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Disiplin Kerja

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 59

Page 60: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Pengendalian pelaksanaan dilapangan secara ketat dan terus-menerus

dimonitor dengan perlengkapan komunikasi untuk dapat saling

berhubungan setiap saat dengan cepat.

Pengendalian waktu dimaksudkan agar penyelesaian proyek sesuai jadwal

yang talah ditetapkan.

b. Peniadaan Kecelakaan Fatal

Pembuatan sesuai dengan standar perambuan

Pemasangan pagar pengaman yang juga berfungsi sebagai penciptaan

kerapian kerja sepanjang daerah proyek (kiri dan Kanan) dan diberi lampu-

lampu agar mudah terlihat pada malam hari.

Kecelakaan lalu lintas adalah aspek negatif dari meningkatnya mobilitas

transportasi. Keseimbangan antara mentalitas pengemudi, kemajuan teknologi

kendaraan dan penyediaan prasarana lalu lintas merupakan unsur-unsur yang

menentukan mobilitas transportasi yang semakin dinamis, cepat dan semakin

nyaman sesuai dengan tuntutan keadaan.

Ketidak seimbangan dari salah satu unsure tersebut di atas dalam beradaptasi akan

menyebabkan kesenjangan yang cenderung kepada terjadinya kecelakaan.

Bekerja pada sebuah proyek jalan yang sedang beroperasi baik pada tahapan

perencanaan maupun tahap pelaksanaan menanggung resiko tinggi pada terjadinya

kecelakaan yang setiap saat bias terjadi. Untuk itulah maka diperlukan persyaratan

keselamatan kerja pada pelaksanaan proyek yang berbeda pada ruas jalan yang

sedang beroperasi.

Dalam pelaksanaan proyek ada beberapa factor keselamatan kerja yang terkait

antara lain :

Faktor perambuan darurat

Sistem transportasi pada lokasi proyek.

Atribut pada tenaga kerja

Astek

Dan lain-lain

Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktifitas jenis pekerjaan yang

ditangani dan melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan kerja dari

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 60

Page 61: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

pada semua eksponen terkait menjadi factor utama dari kelancaran progress yang

hendak dicapai.

Pada tahap ini, gamabaran pencapaian keselamatan kerja dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a.Perambuan Darurat

Seperti pada tahap perencanaan, maka perambuan pada tahap pelaksanaan pun

mempunyai andil besar dalam keselamatan kerja yang memberikan rasa aman

dalam melaksanakan pekerjaan bagi para pekerja yang berada pada daerah

perambuan.

Rambu-rambu darurat yang diperlukan pada tahap pelaksanaan misalnya rambu

peringatan, rambu perintah dan larangan serta rambu petunjuk, juga rubber cone

serta lighting yang pengaturan letak penempatan serta jaraknya seperti

ditunjukan pada keperluan “rambu darurat”.

Disamping itu diperlukan pagar pembatas antara daerah kerja dan lajur yang

beroperasi yang diletakkan sepanjang daerah kerja. Pagar pembatas dicat

dengan warna crossing “kuning-biru” dan pada setiap jarak tertentu diberi tanda

“spot light” atau cat berpendar yang bias terlihat bila kena sorot lampu pada

malam hari. Bisa juga dengan lampu-lampu sebagai pengganti spot light.

b.Sistem Transportasi Pada Lokasi Proyek

Pengaturan transportasi, adalah sebagai berikut :

Pintu keluar/masuk kendaraan proyek pada daerah kerja ditentukan, rute

perjalanan pembuangan dibuat searah dengan arus lalu lintas, pada

prinsipnya tidak boleh ada arah crossing sehingga tidak ada konflik. Dump

truck yang menunggu giliran pengangkutan, antri dan berderet kebelakang

namun harus masih tetap dalam area perambuan.

Untuk pengkutan tanah, tiap Dump truck harus dilengkapi dengan penutup

bak belakang. Ini dimakdudkan agar tanah yang diangkut tidak tercecer

dimuka jalan, sebab tanah yang tercecer tersebut sangat licin bila sedikit saja

kena air hujan dan ini dapat mengakibatkan kecelakaan fatal.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 61

Page 62: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Mobilisasi peralatan berat kelapangan juga harus memperhatikan

keselamatan dari peralatan maupum operatornya, dan bila perlu minta

bantuan pengawal dari pihak kepolisian.

c.Atribut Pada Tenaga Kerja

Semua tenaga kerja disarankan mengenakan atribut yang mudah dikenal dan

terlihat dari jarak yang cukup jauh dan ini bias terpenuhi dengan pemakaian baju

rompi refleksionis warna oranye menyolok yang harus selalu dikenakan padsa

saat melaksanakan tugas.

Penggunaan topi dilapangan juga dianjurkan, sebab sangat membantu

mengurangi keletihan akibat terik matahari. Bekerja pada kondisi badan letih

yang dipaksakan apalagi di jalan yang padat lalu lintas yang beroperasi sangat

membahayakan dan menguragi akurasi kerja.

d.Astek (Asuransi Tenaga Kerja)

Jaminan perlindungan keselamatan tenaga kerja pada daerah beresiko tinggi

adalah mutlak diperlukan. Setiap tenaga kerja tersebut harus dijamin dengan

asuransi tenaga kerja yang lebih dikenal dengan Astek.

F.24. PENGETAHUAN TENTANG PEKERJAAN FISIK

1. Pekerjaan jalan/Pavement

Komponen Utama Aktifitas Pekerjaan Pavement

a. Penentuan Batas-batas Pekerjaan

Sebelum pekerjaan dimulai perlu diadakan pengukuran, khususnya berkenaan

dengan ukuran lebar jalan, lokasi jalan, elevasi permukaan dan struktur drainase.

Pelaksana kegiatan dan Konsultan akan mencapai persetujuan terlebih dahulu

mengenai ketepatan pengukuran agar hasil pekerjaan sesuai dengan Gambar

Kontrak.

b. Pekerjaan Pengaspalan / Hotmix

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan suatu lapisan hotmix, campuran tersebut

harus dicampur dalam Asphal Mixing Plant, dihampar dan dipadatkan pasa suatu

permukaan yang disetujui oleh Konsultan.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 62

Page 63: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Pelapisan Aspal direncanakan dengan menggunakan prosedur khusus yang

diberikan dalam spesifikasi, untuk menjamin bahwa asumsi-asumsi rencana

mengenai kadar aspal efektif, rongga udara, stabilitas, dan ketebalan lapisan

aspal benar-benar terpenuhi.

Equipment yang digunakan pada umumnya terdiri dari Asphalt Mixing Plant,

Asphal Sprayer, Asphalt Finisher, Tendem Roller, Pneumatic Tire Roller dan

Dump Truck.

Untuk mendapatkan campuran hotmix yang memenuhi spesifikasi, test-test

antara lain sebagai berikut ini perlu dilaksanakan :

Marshall test;

Exraction test;

Suhu Campuran;

Density;

Core drill;

Dan lain-lain yang disebutkan dalam spesifikasi.

Jenis dan Fungsi Lapisan Perkerasan

Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan diatas

tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk

menerima beban lalu lintas dan menyebarkannya ke lapisan dibawahnya.

Konstruksi perkerasan terdiri dari :

Lapisan Permukaan (Surface Course)

Lapisan permukaan berfungsi sebagai :

Lapis perkerasan penahan beban roda;

Lapis kedap air;

Lapis Aus;

Lapis yang menyebarkan beban ke lapisan bawah.

Jenis lapisan permukaan yang umum dipergunakan di Indonesia antara lain :

Wearing course.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 63

Page 64: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Lapisan Pondasi Atas (Base Course)

Fungsi lapisan pondasi ats ini antara lain sebagai berikut :

Menahan gaya lintang beban roda dan menyebarkan beban kelapisan

dibawahnya;

Lapisan peresapan;

Bantalan terhadap lapisan permukaan.

Jenis lapis pondasi atas yang umum dipergunakan di Indonesia antara lain :

Aspal beton (Asphalt Concrete Base/Asphalt Treated Base)

Agregat bergradasi baik : Batu pecah kelas A;

Stabilisasi : Cement treated base, lime treated base.

Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)

Lapisan pondasi bawah ini berfungsi sebagai :

Menyebarkan beban roda ke tanah dasar;

Efisisensi penggunaan material;

Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal;

Lapis peresapan;

Lapis pertama agar pekerjaan dapat berjalan lancer;

Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik

lapis pondasi atas.

Jenis lapisan pondasi bawah yang umum dipergunakan di Indonesia :

Agregat bergradasi baik : batu pecah kelas B;

Stabilisasi : Cement treated subbase, Lime treated subbase, soil cement

stabilization, soil lime stabilization.

Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)

Lapisan tanag dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah

aslinya baik, tanah baik yang didatangakan dari tempat lain da dipadatkan.

Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat ditentukan oleh

sifat-sifat daya dukung tanah dasar.

Konstruksi Perkerasan

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 64

Page 65: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Tanah Dasar

Tanah dasar yang baik untuk konstruksi perkerasan jalan adalah tanah dasar

yang berasal dari lokasi itu sendiri atau di dekatnya, yang telah dipadatkan

sampai tingkat kepadatan tertentu sehingga mempunyai daya dukung yang

baik serta berkemampuan mempertahankan perubahan volume selama

masa pelayanan walaupun terdapat perbedaan kondisi lingkungan.

Sifat masing-masing jenis tanah tergantung dari tekstur, kepadatan, kadar

air, kondisi lingkungan, dan lain sebagainya.

Agregat

Agregat batuan merupakan komponen utama dari lapisan perkerasan jalan yaitu

mengandung 92-95% agregat berdasarkan persentase berat.

Dengan demikian daya dukung, keawetan dan mutu perkerasan jalan ditentukan

juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain.

Sifat dan kualitas agregat menentukan kemampuannya dalam memikul beban

lalu lintas. Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai bahan konstruksi

perkerasan jalan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :

Kekuatan dan keawetan (strength dan durability) lapisan perkerasan

dipengaruhi oleh : gradasi, ukuran maksimum, kadar lempung kekerasan

dan ketahanan, bentuk butir, tekstur permukaan.

Kemampuan dilapisi aspal dengan baik, dipengaruhi oleh porositas,

kemungkinan basah dan jenis agregat.

Kemudahan dalam pelaksanaan dan menghasilkan lapisan yang nyaman

dan aman, dipengaruhi oleh : tahanan geser (skid resistance), campuran

yang memberikan kemudahan dalam pelaksanaan (workability).

Gradasi

Gradasi atau distribusi partikel-partikel berdasarkan ukuran agregat merupakan

hal yang penting dalam menentukan stabilitas dan kemudahan dalam proses

pelaksanaan.

Gradasi Agregat dapat dibedakan atas :

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 65

Page 66: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Gradasi seragam (uniform Graded)

Adalah agregat dengan ukuran yang hamper sama atau mengandung agregat

halus yang sedikit. Gradasi seragam disebut juga gradasi terbuka. Agregat

dengan gradasi seragam akan menghasilkan lapisan perkerasan dengan sifat

permeabilitas tinggi, stabilitas kurang dan berat vulome kecil.

Gradasi Rapat (Dense Graded)

Merupakan campuran agregat kasar dan halus dalam porsi yang berimbang,

suhingga dinamakan juga agregat bergradasi baik (well graded). Agregat dengan

gradasi rapat akan menghasilkan lapisan perkerasan dengan stabilitas tinggi,

kurang kedap air, sifat drainase jelek dan berat volume besar.

Gradasi Buruk (Poorly Graded)

Merupakan campuran agregat yang tidak memenuhi 2 kategori diatas. Agregat

bergradasi buruk yang umum digunakan untuk lapisan perkerasan lentur yaitu

gradasi dengan 1 fraksi hilang atau sedukit sekali. Ageregat dengan gradasi

senjang akan menghasilkan lapisan perkerasan yang mutunya terletak antara

kedua jenis di atas.

Kadar lempung

Lampung mempengaruhi mutu campuran agregat dengan aspal, karena :

Lempung membungkus partikel-partikel agregat sehingga ikatan antara

agregat dan aspal berkurang.

Luas daerah yang harus diselimutu aspal bertambah.

Tipisnya lapisan aspal mengakibatkan lapisan mudah teroksidasi sehingga

lapisan cepat rapu/getas.

Lempung cenderung menyerap air yang berakibat hancurnya lapisan aspal.

Daya Tahan Agregat

Daya tahan agregat adalah ketahanan agregat untuk tidak hancur / pecah oleh

pengaruh mekanis ataupun kimia.

Bentuk dan Tekstur Agregat

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 66

Page 67: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Bentuk dan tekstur mempengaruhi stabilitas dari lapisan perkerasan yang

dibentuk oleh agregat tersebut.

Partikel agregat bulat saling bersentuhan dengan luas bidang kontrak kecil

sehingga menghasilkan day interlocking yang lebih kecil dan lebih mudah

tergelincir.

Partikel agregat berbentuk lonjong mempunyai sifat interlocking hampir sama

dengan yang berbentuk bulat.

Partikel berbentuk kubus mempunyai bidang kontak yang lebih luas,

memberikan interlocking/saling mengunci yang lebih besar, dengan demikian

kestabilan yang diperoleh lebih besar dan lebih tahan terhadap informasi yang

timbul. Agregat berbentuk kubus ini paling baik digunakan sebagai bahan

konstruksi perkerasan jalan.

Agregat berbentuk pipih mudah pecah pada waktu pencampuran, pemadatan,

ataupun akibat beban lalu lintas, oleh karena itu banyaknya agregat pipih ini

dibatasi dengan menggunakan nilai indeks kepipihan yang disyaratkan.

Daya Lekat Terhadap Aspal

Faktor yang mempengaruhi lekatan aspal dan agregat dapat dibedakan atas 2

bagian yaitu :

Sifat mekanis yang tergantung dari : Pori-pori dan absorbs, bentuk dan tekstur

permukaan, ukuran butir.

Sifat kimiawi dan agregat.

Berat Jenis (Specific Grafity)

Besarnya berat jenis agregat penting dalam perencanaan campuran agregat

dengan aspal karena umumnya direncanakan berdasarkan perbandingan berat

dan juga untuk menentukan banyak pori. Agregat dengan berat jenis yang kecil

mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat yang sama

membutuhkan jumlah aspal yang lebih banyak. Disamping itu agregat dengan

kadar pori besar membutuhkan jumlah aspal yang banyak.

Aspal

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 67

Page 68: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Sebagai salah satu material konstruksi perkerasan lentur, aspal merupakan salah

satu komponen kecil,umumnya 4-8% berdasarkan berat, tetapi merupakan

komponen yang relative mahal. Sifat aspal akan berubah akibat panas dan umur,

aspal akan menjadi kaku dan rapuh dan akhirnya daya adhesinya terhadap

partikel agregat akan berkurang. Perubahan ini dapat diatasi / dikurangi jika sifat-

sifat aspal dikuasai dan dilakukan langkah-langkah yang baik dalam proses

pelaksanaan.

Aspal minyak dapat dibedakan :

Aspal keras / panas (Asphalt Cement = AC).

Aspal dingin / cair (Cut Back Asphalt) : RC (Rapid Curing cut Back), MC (Medium

Curing cut Back), SC (Slow Curing cut back). Aspal emulsi (Emulsion Asphalt).

Aspal yang dipergunakan pada konstruksi perkerasan jalan berfungsi sebagai :

Bahan pengikat;

Bahan pengisi.

Berarti aspal haruslah mempunyai daya tahan (tidak cepat rapuh) terhadap cuaca,

mempunyai adhesi dan kohesi yang baik dan memberikan sifat elastis yang baik.

Aspal Beton Campuran Panas (Hotmix)

Hotmix merupakan salah satu jenis dari lapis perkerasan lentur. Jenis perkerasan ini

merupakan campuran antara agregat dan aspal pasa suhu tertentu (dicampur dalam

keadaan panas).

i. Klasifikasi Aspal Beton

Berdasarkan fungsinya aspal beton campuran panas dapat diklasifikasikan

sebagai berikit :

Sebagai lapis permukaan;

Sebagai lapis pondasi atas;

Sebagai lapis pembentukan pondasi / permukaan.

ii. Karakteristik Campuran

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 68

Page 69: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Karakteristik campuran yang harus dimiliki oleh campuran aspal beton

campran panas adalah :

Stabilitas;

Durabilitas;

Fleksibilitas;

Tahanan geser (skid resistance);

Kedap air;

Kemudahan mengerjakan (workability);

Fatique resistance.

iii. Perencanaan Campuran

Campuran antara agregat dan aspal harus ditentukan / direncanakan

seoptimal mungkin sehingga dihasilkan lapisan perkerasan dengan kualitas

yang baik, meliputi gradasi agregat (dengan juga memperhatikan mutu

agregat) dan kadar aspal sehingga dihasilkan lapisan perkerasan yang dapat

memenuhi criteria sebagai berikut :

Kadar aspal cukup memberikan kelenturan;

Stabilitas cukup memberikan kemampuan memikul beban sehingga teak

terjadi deformasi yang merusak;

Kadar rongga cukup memberikan kesempatan untuk pemadatan tambahan

akibat beban berulang dan flow dari aspal;

Dapat memberikan kemudahan kerja.

Perencanaan campuran diperlukan untuk mendapatkan campuran yang

memenuhi spesifikasi. Metode perencanaan campuran yang umum

dipergunakan di Indonesia antara lain yang bersumber dari BS594 yang lebih

dikenal dengan nama metode CQCMU.

Gambar F.10 menunjukkan prosedur penyiapan rencana campuran kerja (job

mix formula) hotmix.

iv. Asphalt Mixing Plant

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 69

Page 70: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Proses pencampuran aspal beton campuran panas yang dilakukan pada

temperatur sesuai spesifikasi sehingga siap dihampar dilokasi, dilakukan di

Asphalt Mixing Plant (AMP).

Jenis AMP sesuai dengan komponen-komponen yang memiliki AMP dibagi

atas 2 jenis yaitu :

Alat pencampur dengan penakaran (Batch plant);

Alat pencampur tipe menerus (Continous Plant), dalam proyek ini tidak

direkomendasikan untuk digunakan.

v. Permasalahan yang Dapat Mempengaruhi Kualitas Hotmix

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas aspal beton antara lain :

Peninbunan agregat, yang dapar menyebabkan terjadinya segresi &

degredasi serta kontaminasi, jika dapat mengikuti proses yang benar;

Over heating baik agregat maupun aspal;

Under heating baik agregat maupun aspal;

Campuran rencana yang tidak tepat;

Agregat yang basah;

Komponen AMP mengalami kerusakan yang tidak diketahui;

Pengaturan masing-masing komponen tidak memenuhi persyaratan yang

diminta;

Penimbangan yang tidak baik / terkontrol baik;

Pemuatan ke truck pengangkut yang kurang baik sehingga terjadi

segregasi;

Penghamparan yang kurang baik sehingga terjadi segregasi;

Tebal penghamparan dan pemadatan yang tidak baik;

Temperature penghamparan dan pemadatan yang tidak tepat;

Kondisi lokasi jalan sebelum penghamparan tidak memenuhi persyaratan;

Jangka waktu dari proses pemadatan sampai jalan tersebut dibuka untuk

lalu lintas umum terlalu cepat.

vi. Pemadatan Hotmix

Pemadatan dilakukan dalam 3 tahap yang berurutan :

Pemadatan Awal (Breakdown Rolling)

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 70

Page 71: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Berfungsi untuk mendudukkan material pada posisinya dan sekaligus

memadatkannya. Alat yang digunakan adalah Tandem Roller.

Pemadatan Antara / Kedua (Secondary Rolling)

Merupakan pemadatan seperti pemadatan akibat beban lalu lintas. Alat yang

digunakan adalah Pneumatic Tire Roller.

Pemadatan Akhir (Finishing Rolling)

Untuk menghilangkan jejak-jejak roda ban. Penggilasan dilakukan pada

temperatur diatas titik lembek aspal. Alat pemadat yang digunakan adalah

Tandem Roller.

2. Prinsip-perinsip Dasar dari Beton Bertulang

Tedapat banyak persyaratan struktur dimana beton biasa tidak akan memberikan

pemecahan yang diharapkan. Beton bertulang menerima lebih banyak kondisi

pembebanan dari pada beton biasa. Juga dapat digunakan untuk memperkecil

lendutan dan mengurangi ukuran keretakkan.

Walaupun pembuatan desain dan detail beton merupakan tugas perencana,

adalah penting bahwa mereka yang mengawasi di lapangan dapat memahami

prinsip-prinsip dasar beton bertulang.

Sifat Beton :

Plastis dan mudah dibentuk waktu masih baru;

Berkekuatan tinggi waktu keras dan berkekuatan tarik rendah;

Mempunyai perlawanan (ketahanan) tinggi terhadap api. Tidak mahal.

Sifat Baja :

Dapat dibuat menjadi batang-batang yang cocok untuk dimasukkan dalam

beton;

Mempunyai kekuatan tekan tinggi;

Mempunyai kekuatan tarik tinggi;

Mempunyai ketahanan rendah terhadap api;

Mahal.

Baja dan Beton Dikombinasikan Bersama Karena :

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 71

Page 72: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Setelah pengerasan, beton melekat pada baja tulangan dan keduanya

bertindak sebagai satu kesatuan apabila diberi suatu beban. Ini berarti

tendensi pada beton untuk regangan dan retak pada daerah tegangan tarik

dapat langsung dilawan oleg batang-batang baja yang ditanamkan didaerah

itu.

Apabila mengalami perubahan temperature, beton dan baja memuai atau

menyusut dalam jumlah yang sama-sama. Apabila ini tidak terjadi,

kekurangan pengikatan antara beton dan baja akan mencegah tegangan

beton untuk diteruskan pada penulangan baja adan beton akan retak dan

runtuh.

Beton yang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap kerusakan oleh api,

melindungi baja bertulang yang ditanam didalamnya, menjaga dari kehilangan

kekuatan pada panas yang tinggi.

Tipe-tipe Tegangan yang Dijumpai Pada Suatu Struktur :

Tekanan tegangan-tegangan tekan cenderung untuk menyebabkan hancurnya

beton.

Tarikan : tegangan-tegangan tarik cenderung untuk menyebabkan beton

merenggang dan retak.

Geseran : tegangan geser cenderung untuk menyebabkan penggelinciran

diantara bagia-bagian yang berdekatan dalam beton.

Perencanaan Beton Bertulang

Perencanaan sebuah struktur meneliti bnagaimana beton melengkung karena

beban rencana dan menetukan dimana tegangan tarik dan kelebihan tegangan

geser terjadi, dan menempatkan penulangan baja yang cukup didaerah-daerah

ini untuk melawan tegangan tersebut.

Suatu pengujian bagaimana struktur-struktur berikut melentur menunjunkkan

dimana penulangan harus ditempatkan untuk melawan retakan akibat tarikan.

(a) Balok atau Pelat diatas Dua Tumpuan

Bila suatu balok diatas dua tumpuan (sederhana) dibebani terpusat atau merata,

balok cenderung untuk melenturtengan ke bawah ini menyebabkan puncak

menekan dan bawahnya meregang, oleh karena itu penulangan baja diletakkan

didekat bawah balok atau pelat dua tumpuan untuk mencegah retakan tarik.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 72

Page 73: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

(b) Konsol Sederhana (Kantilever Sederhana)

Bila balok atau pelat kantilever dibebani dengan suatu cara yang sama kebawah,

cenderung untuk melengkung kebawah ujung bebasnya. Ini menyebabkan pucuk

balok meregang dan bawahnya tertekan. Oleh karena itu penulangan baja

diletakkan pada bagian atas dari konsol (kantilever) untuk melawan tarikan

keretakan.

(c) Balok Dijepit Ujungnya

Suatu balok dijepit ujungnya dipegang kaku kedua ujungnya dan cenderung untuk

melengkung tengah ke bawah dan dekat tepi ke atas. Tarikan akan terjadi pada

bagian atas balok dekat tumpuan perletakkan. Karena itu tulangan baja harus

ditempatkan dekat bagian atas balok pada perletakkan tetap. Pusat dari balok

cenderung melentur, menyebabkan tarikan dibagian bawah. Penulangan baja harus

juga ditempatkan disini.

(d) Balok Dan Pelat Dua Bentang

Kalau dua bentang dibebani, sebuah balok dua bentang akan melengkung. Diatas

tumpuan tengah/antara, perlenturan akan menyebabkan bagian atas balok

meregang dan bawahnya tertekan. Penulangan baja harus ditempatkan di bagian

atas pelat, diatas tumpuan antaranya. Pusat dari bentang melentur dan diperkuat

dengan cara yang sama dengan balok dua tumpuan.

(e) Tembok Penahan

Tekanan tanah dibelakang tembok penahan dan tekanan tanah dibawah kaki

pondasi cenderung menyebabkan tembok dan kaki pondasi melengkung pada

ujungnya. Penulangan ditempatkan di daerah tegangan tarik.

(f) Kolom

Kolom yang dibebani dapat melendut ke beberapa arah tergantung dari distribusi

beban dari rangka balok. Penulangan karenanya ditempatkan dekat muka luar dari

semua sisi-sisi.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 73

Page 74: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Penulangan lateral dengan bentuk besi sengkang atau pengikat bentuk bundar

diperlukan dalam kolom untuk :

Memegang tulangan pokok tetap pada posisinya selama pengocoran.

Mencegah keretakkan kesamping dari kolom pada gaya tekan axial yang tinggi.

Penulangan Geser

Tegangan geser ada 2 tipe :

Tegangan geser vertical seperti yang ditunjukkan pada suatu balok didukung

sederhana terjadi di atas tumpuan sebagai hasil dari beban berat yang cenderung

menyebabkan bagian tengah menggelincir tegak lurus ke bawah relative terhadap

sambungan akhir balok.

Tegangan geser horizontal dihasilkan akibat kecenderungan balok yang melendut

karena beban dan pecah menjadi belahan-belahan horizontal.

Pada ujung suatu kombinasi geser vertical dan horizontal menghasilkan tegangan tarik

diagonal yang menyebabkan retak diagonal.

Untuk mencegah keretakan diagonal pada ujung balok atau yang berdekatan dengan

dalah satu tumpuan, sering diperlukan pembengkok penulangan tarik atau menggunakan

begel.

3. Desain Campuran Beton

Campuran beton biasanya direncanakan atas dasar gradasi agregat bahan yang terdapat

ditempat. Campuran percobaan harus diuji menemum empat minggu sebelum kegiatan

pengecoran.

Desain campuran percobaan harus menjelaskan campuran tambahan atau abu terbang

(flysh) yang akan dipakai, bila menggunakannya.

Kepala SKNVT Proyek fisik dilokasi harus memastikan bahwa ia mempunyai detail

lengkap mengenai gradasi rencana yang disetujui, dan harus memeriksa secara periodic

pada bahan yang dipakai. Jika ada perubahan besar yang timbul, penyebabnya harus

diselidiki dan Pelaksana Kegiatan diperintahkan mengambil langkah-langkah untuk

memperbaiki gradasinya. Sebagai usaha terakhir, Pelaksana Kegiatan mungkin perlu

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 74

Page 75: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

merencanakan kembali campuran kepada Kepala SKNVT Proyek Fisik untuk

persetujuan.

Tidak boleh ada penyimpangan dari campuran beton yang disetujui kecuali mendapat ijin

tertulis dari Kepala SKNVT Proyek Fisik.

4. Produksi Beton

Tujuan semua prosedur batching dan campuran adalah untuk menghasilkan beton yang

seragam yang mengandung bahan-bahan dalam perbandingan yang disyaratkan. Untuk

mencapai hal ini perlu dijamin bahwa :

Bahan dipelihara agar homogen dan tidak saling terpisah sebelum dan pada waktu

hatching.

Peralatan yang tersedia akan membantu batching bahan secara tepat dalam jumlah yang

diperlukan, dan jumlah tersebut akan dapat diganti dengan mudah jika dan bila

diperlukan.

Perbandingan bahan yang diperlukan dipeluhara dari batch ke batch lain. Semua bahan

dimasukkan kedalam pengaduk dalam urutan yang benar. Semua bahan dicampur

dengan menyeluruh pada waktu pengadukan dan semua partikel agregat dilapisi dengan

pasta semen.

Beton, bila dikeluarkan dari pengaduk, akan seragam dan homogen dalam tiap batch dan

dari satu batch ke batch lainnya.

(1) Beton Ready-Mix

Beton Ready-Mix harus memenuhi semua persyaratan syarat-syarat teknis. Beton

ready-mix mempunyai keuntungan bahwa pengendalian mutu yang baik lebih

mungkin pada plant yang besar dari pada dilokasi jembatan dengan kondisi yang

ada. Kebanyakan lokasi beton ready-mix meggunakan lokasi weight batching untuk

pengadukan dan truck-mounted untuk pencampuran.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 75

Page 76: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

(2) Beton yang Diaduk Di Lokasi (Site-batched)

Beton yang di aduk setempat (site-batched) dicampur dalam pengaduk mekanis

dilokasi.

Tempat pengadukan beton (Concrete mixing plant) paling baik terletak di lokasi pada

ketinggian yang mudah bagi pemasukan agregat kedalam tabung penyimpanan

(hopper) dan pengiriman beton yang sudah dicampur kelokasi pekerjaan. Tempat

paling baik untuk menimbang adalah antara bak agregat dan pengaduk sehingga

penuangan (discharge) dapat dilakukan langsung kedalam pengaduk.

Sebelum dimulainya operasi pengadukan, alat harus diperiksa untuk memastikan

kelancaran serta kebersihannya khususnya harus diperhatikan drum pengaduk.

5. Penanganan, Pengecoran dan Pemadatan Beton

Penanganan Beton

Dalam penanganan beton, keterlambatan harus diperkecil dan beton harus dijaga supaya

tidak mongering atau terjadi pemisahan.

Jika pekerjaan tertunda untuk jangja waktu lama, harus diperkirakan pemakain set

retarder (memperlambat pengerasan) dalam campuran dan diambil langkah agar beton

dalam keadaan dingin selama masa tertundanya pekerjaan. Dalam hal apapun beton

tidak boleh do cor ke dalam acuan bila tingkat kemudahan pengerjaannya (workability)

telah hilang, yaitu slump asli telah banyak berkurang oleh pengeringan atau pengerasan

awal (initial setting), sebab ini dapat menghasilkan beton berpori yang lemah. Air tidak

bolah ditambahkan pada wajtu penanganan sebab tidak dapat bercampur secara efektif

dan dapat memperlemah beton.

Pemisahan (segregation) adalah berpisahnya agregat kasar dari adukan beton (mortar).

Untuk mencegah pemisahan, langkah berikut harus diadakan :

Menjamin pengadukan dengan benar

Pengakutan tanpa benturan atau getaran berlebihan

Pengecoran beton serapat mungkin pada posisi akhir dalam acuan, jangan

memaksanya megalir kesamping dengan alat penggetar (interval vibrator) yang

berlebihan. Jika beton harus dipindahkan dalam acuan pakailah sekop.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 76

Page 77: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Catatan : Suatu pengecualian adalah beton yang di cor dalam zone angker dari

gelagar pratekan post-tensioned dimana beton mungkin harus di cor bebas dari

penulangan rapat dan di pendah mendatar untuk memungkinkan pengawasan efektif

terhadap pemadatan disekitar angker.

Memakai hopper dan talang pengecoran berbentuk pipa jika tinggi jatuh 2 meter atau

lebih.

Menghindari penuangan beton mengenai landasan tulangan vertical.

Menjamin sambuangn acuan terekat rapat untuk menghindari kehilangan air dan

adukan.

Masukkan dan mengelurkan penggetar (vibrator) internal secara vertical.

Peralatan Pengecoran Beton

Pilihan peralatan tergantung pada kondisi dan persyaratan lapangan. Harus diambil

langkah untuk mengurangi pemisahan beton dan pengeringan terlalu dini.

Cara-cara paling lazim untuk pengecoran adalah dengan ember kibble dan pompa beton.

Beton dalam volume yang sedikit dapat dicor oleh pekerja dengan menggunakan kereta

dorong dan atau tukang. System talang yang paling besar lebih efektif bila medan

memungkinkan. Sudut kemiringan 25 hingga 30 derajat adalah ideal untuk beton dengan

slump 40-50 mm.

Beton dapat dicor secara tepat dan menerus dengan pompa yang digunakan oleh tim

yang terdiri dari dua orang yang pertama mengndalikan pompa sedangkan yang ke dua

mengerahkan aliran dengan pekerjaan didepan operator penggetar dan finisher beton.

Pompa biasanya merupakan unit yang lengkap yang dinaikkan di atas truk dengan

kapasitas pengiriman berkisar antar 10 hingga 100 meter kubik per jam. Pipa penyaluran

pada umumnya terbuat dari baja atau karet dengan penghubung yang mudah untuk

dilepas.

Pengecoran Beton Dalam Acuan

Sebelum pengecoran di mulai, acuan harus dibersihkan secara menyeluruh dengan

penyemprotan udara atau air untuk melepaskan sisa-sisa bahan yang lepas. Mungkin

perlu menyediakan lubang sementara untuk membersihkan dasar acuan guna

memungkinkan pembersihan dengan baik.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 77

Page 78: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Pengecoran harus di awasi dengan hati-hati menjamin bahwa acuan dan tulangan tidak

rusak atau perpindahan tempat, dan juga beton tidak terpisah. Bila beton di cor dalam

acuan vertical untuk kolom dan dinding, tingkat pengecoran harus dikendalikan dengan

hati-hati untuk menjamin bahwa tingkat itu tidak melebihi tngkat dalam desain acuan.

Pemadatan Beton

Maksud pemadatan betonadalah untuk memastikan bahwa diperoleh kepadatan

maksimum dan bahwa kontak menyeluruh antara beton dengan permukaan baja

penulangan dan acuan dapat dicapai.

Pemadatan menyeluruh sangat penting karena menghasilkan :

Kekuatan Maksimum.

Beton yang padat dan kedap air.

Pembentukan sudut dengan baik.

Penampilan permukaan yang baik.

Ikatan yang baik dengan penulangan baja, dan

Selimut (penutup) beton yang padat pada penulangan baja.

Tindakan Pencegahan untuk Pengecoran Betob Dalam Cuaca Panas

Suhu tinggi menyebabkan percepatan hidrasi semen yang mengakibatkan berkurangnya

waktu untuk pengerasan. Air juga hilang oleh penguapan terutama dalam keadaan

banyak angin. Hal ini menagkibatkan hilangnya kemudahan pengerjaan (workability)

beton dan selanjutnya mempersulit pengecoran, pemadatan dan penyelesaian. Hal ini

akan menghasilkan beton berpori yang lemah dan timbulnya retakan akibat penyusutan.

Penyemprotan lapisan tipis dapat memperlambat penguapan dan memungkinkan

pekerjaan penyelesaian dilakukan dalam waktu yang lebih lama.

Jika suhu sekeliling mungkin melampaui 320C, sebagian atau semua tindakan

pencegahan berikut harus diambil untuk mencegah pengerasan beton lebih awal :

Pengecoran beton dilakukan pada waktu suhu udara setempat kemungkinan dibawah

320C (pada pagi hari atau di waktu malam, terutama pengecoran pelat lantai).

Melindungi timbunan agregat dari panas matahari.

Menyemprot timbunan agregat kasar dengan air.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 78

Page 79: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Penambahan pecahan es sebagai pengganti air campuran.

Penyuntikkan nitrogen cair kedalam campuran pada waktu campuran berada di

dalam pengaduk.

Pembungkusan atau penanaman pipa persediaan air.

Pengecatan tanki air dengan cat putih.

Pendinginan penulangan dan acuan dengan semprotan air.

Melindungi daerah kerja dan tanki aor dari panas matahari.

Pembuatan penahan angin.

Megurangi waktu untuk pengecoran dan penyelesaian.

Menutupi pekerjaan yang sudah selesai tanpa ditunda-tunda.

Segera dimulai perawatan.

Beton tidak boleh dicor pada pekerjaan bila :

Suhu udara ditempat di atas 350C.

Suhu udara setempat mungkin akan melampaui 350C dalam waktu 2 jam setelah

pengecoran.

6. Perawatan Beton

Tujuan perawatan adalah menahan kelembaban didalam beton pada waktu semen

berhidrasi, oleh karena itu usahakan tercapainya kekuatan struktur yang diinginkan dan

tingkat kekedapan (impermeabilitas) yang disyaratkan untuk ketahanannya. Permukaan

beton yang tidak dirawat akan terkikis lebih cepat dari pada yang dirawat, dan dalam

lingkungan agresif, permeabilitas tinggi dapat menyebabkan berkaratnya penulangan.

Perawatan yang kurang dapat menyebabkan pula penyusutan beton lebih banyak.

Setelah beton dicor dan dipadatkan, beton harus dilindungi serta dirawat dengan

memadai sesuai dengan syarat-syarat teknik.

Semua sifat-sifat beton seperti kekuatan, kerapatan air, ketahanan terhadap aus dan

stabilitas volume meningkat sesuai dengan umur beton selama terdapat kondisi yang

memadai untuk hidrasi yang berlanjut dari semen. Peningkatan itu berlangsung dengan

cepat pada umur awal tetapi berlanjut dengan lebih lambat untuk suatu masa yang tidak

ditentukan.

Dua kondisi diperlukan :

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 79

Page 80: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Adanya kelembaban.

Suhu yang memadai.

Beton dapat dipelihara kelembabannya dengan beberapa cara perawatan yaitu :

Cara yang memberikan tambahan kelembaban pada permukaan beton pada waktu

masa pengerasan awal. Cara-cara ini termasuk menggenangi, menyiram dan

menutupi dengan penutup basah (misalnya karung, tanah, pasir, atau jerami).

Perawatan suhu tinggi, misalnya perawatan uap dan auto cleaving. Suhu tingg

mempercepat reaksi kimia dan kelembaban diberikan oleh uap atau dipertahankan

oleh ruangan auto clave.

Perawatan harus dilanjutkan tanpa gangguan selama mungkin paling sedikit untuk masa

yang disyaratkan (umumnya 7 hari), dimulai dari saat beton telah diberi penyelesaian

awal.

7. Pengujian Beton

Pengujian pengendalian mutu beton harus dilaksanakan menurut cara pengujian

AASHTO yang sesuai dengan syarat-syarat teknik. Selain pengujian komponen bahan

beton, beton diuji pada waktu pembuatan untuk konsistensi dan kemudahan pengerjaan

(workability), dan setelah mengeras untuk kekuatan tekan serta sifat-sifat lain.

Penelitian visual oleh pengawas, pada beton yang dikirim ke lokasi sangat penting untuk

mendeteksi kesalahan dalam batching. Perubahan yang tampak harus segera dilanjutkan

dengan pengujian slump dan pembuatan silinder pengujian tambahan jika dianggap

perlu.

Pengujian Slump

Pengujian slump dari beton yang baru dicampue merupakan cara utama untuk meneliti

konsistensi dan kemudahan pengerjaan (workability). Pengujian slump harus dilakukan

pada campuran percobaan dan suatu kisaran (range) slump yang dapat diterima harus

ditentukan pada saat itu. Pada umumnya slump beton kurang dari 50 mm memerlukan

banyak usaha untuk mencapai pemadatan yang cukup, sedangkan slump beton diatas

100 mm biasanya tidak diperlukan, kecuali untuk beton yang dipompa.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 80

Page 81: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Pengujian slump harus dilakukan pada tiap batch beton yang disediakan oleh pengaduk

transit sebelum dicor pada acuan. Jika slump terlalu tinggi atau terlalu rendah,

penyebabnya harus dicari dan diperbaiki. Beton dengan slump diluar kisaran (range)

yang ditentukan harus ditolak.

Pengujian Kekuatan Tekan

Pengujian kuat tekan yang mengeras diperlukan pada waktu pelaksanaan untuk

menjamin bahwa asumsi desain untuk kekuatan tekan dipenuhi.

Jumlah benda uji yang harus diambil dari tiap tulangan beton harus sesuai denga syarat-

syarat teknik. Benda uji yang harus diambil dari talang tuang (discharge chute) dari

pengaduk atau truck. Benda uji tidak boleh diambil dari bagian perempat (quarter)

pertama atau terakhir dari beton dalam pengaduk atau truk. Benda uji harus didapatkan

dengan hati-hati, diselesaikan, dan ditandai dengan jelas untuk identifikasi lebih lanjut

dengan batch serta truk, dan lokasi beton yang diwakili oleh benda uji itu.

Benda uji harus di usahakan tetap lembab sampai sebelum pengujian. Benda uji boleh

dikeluarkan dari acuan (demoulded) setelah 18 jam, jika perlu, dan diangkut secara hati-

hati ke lab. Pengujian dalam keadaan masih tertutup dengan karung bawah atau

dibungkus plastik untuk mencegah pengeringan.

Waktu Pengujian

Biasanya dditerimanya beton dihubungkan dengan kekuatan 28 hari. Akan tetapi oleh

karena urutan pelaksanaan berlangsung dalam waktu yang singkat, dan pengecoran

lebih lanjut akan disambung pada beton yang ada kurang dari 28 hari setelah

pengecoran sebelumnya, pengujian tambahan yang lebih awal dari 28 hari mungkin

diperlukan. Pengawas pelaksanaan harus mengusahakan bahwa tiap bagian beton

mempunyai kekuatan dan mutu yang memadai sebelum dibangun diatasnya oleh bagian

beton yang lain, karena itu menyebabkan langkah perbaikan sukar dilaksanakan

bilamana kelak ditemukan beton dengan kekuatan kurang (undersrength). Dalam hal

demikian pengawas pelaksana harus menentukan, dengan pengujian sebelumnya, kurva

peningkatan kekuatan terhadap waktu mutu beton yang dipakai sehingga penilaian

perbandingan dapat dilakukan pada waktu kurang dari 28 hari.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 81

Page 82: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Penerimaan dan Penolakan

Beton adalah bahan denagn kekuatan variabel, dan cara normal untuk menyatakan

kekuatan yang perlu adalah 95 persen atau kekuatan “karakteristik” yaitu kekuatan,

dimana 95% dari semua pengujian akan melampaui kekuatan yang disyaratkan (dan 5%

akan dibawah kekuatan yang disyaratkan).

Kekuatan yang ditargetkan dipilih berdasarkan derajat pengendalian mutu yang

diharapkan pada bahan dan penanganan beton di lapangan. Syarat-syarat teknik harus

diteliti untuk pedoman mengenai pilihan devisa standard an kekuatan yang menyebabkan

penolakan terhadap beton.

8. Quality Assurance

Jaminan mutu memerlukan perubahan structural terhadap metode supervise. Juga

diperlukan supervisi yang bermanfaat (tentunya untuk pekerjaan yang lebih besar),

standarisasi test dan pengetesan (termasuk kekerapan pengetesan) serta criteria untuk

penaksiran (termasuk toleransi yang diijinkan). Diperlukan pula guideline yang spesifik

untuk supervisor dan client atau pihak ketiga (seperti konsultan atau tim audit teknis).

Aspek lain yang sangat mempengaruhi mutu akhir pekerjaan sipil adalah kecermatan

rancangan. Rancangan yang dibuat berdasarkan dana yang tersedia dan/atau

berdasrkan survai yang tidak akurat cenderung mendapatkan lebih banyak masalah mutu

dibandingkan dengan rancangan yang secara akurat mewakili kebutuhan-kebutuhan di

lapangan.

Pada format kontrak saat ini, supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan Pelaksana

Kegiatan mengikuti standard.

Persyaratan testing dan kekerapannya pada dasranya berarti pergeseran tanggung

jawab yaitu : Pelaksana Kegiatan harus membuktikan bahwa pekerjaan itu dilakukan

menurut spesifikasinya, bukannya Supervisor harus membuktikan bawwa pekerjaan ada

dibawah standar.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 82

Page 83: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

9. Diagram Alir Pekerjaan Fisik

Untuk memperjelas suatu gambaran dari tugas dan kewajiban supervisi sehubungan

dengan aktivitas dari proyek ini, maka dibuat suatu bagan alir sebagai berikut :

a. Gambar : F-11. Bagan alir pengendalian pekerjaan tanah

b. Gambar : F-12. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan sub base course

c. Gambar : F-13. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan tack coat/prime coat

d. Gambar : F-14. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan hotmix

e. Gambar : F-15. Bagan alir pelaksanaan pekrjaan struktur

f. Gambar : F-16. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan saluran sampling

Bagan alir tersebut, disajikan seperti gambar berikut ini :

gamffffffffffffffffffff

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 83

Page 84: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

G. RENCANA KERJA

G.1. UMUM

Dengan mengacu pada metodologi pengawasan seperti yang kami jelaskan pada bab

sebelumnya, maka sampai pada rencana kerja untuk mengimplementasikannya.

Rencana kerja ini harus sedapat mungkin menjamin bahwa metode pengawasan bisa

diterapkan seutuhnya.

Dengan dugunakannya model segi tiga dengan Bina Marga sebagai “Manager” dan

Pelaksana Kegiatan dan Konsultan sebagai pelaksana dalam manajemen pelaksanaan

suatu kegiatan sementara, dapat dilihat bahwa Bina Marga adalah pengatur dan

merangkap sebagai wakil pemilik pekerjaan.

Walaupun demikian masing-masing unsure dalam segitiga proyek harus mengorganisir

dirinya sendiri berdasarkan model yang sama / seimbang, terutama antara Pelaksana

Kegiatan dengan Konsultan yang berada dalam posisi Pelaksana.

Untuk itu, maka rencana kerja yang akan disusun harus dibuat dalam tahapan yang

sederhana sehingga mudah di pahami/’’diimbangi” oleh pihak Pelaksana Kegiatan.

G.2. RENCANA KERJA

Secara umum rencana kerja konsultan akan dibuat berdasarkan 3 kegiatan utama

seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Kegiatan-kegiatan tersebut adalah :

a. Kegiatan pada Tahap Pra Pelaksanaan

b. Kegiatan pada Tahap Pelaksanaan

c. Kegiatan Pelaporan

Kegiatan Tahap Pra Rencana diperkirakan akan memerlukan waktu 1,25 bulan.

Kegiatan ini dimulai dari mobilisasi personil dan peralatan konsultan sampai produk

utamanya yaitu Review Design. Dapat dilihat bahwa apabila suatu design sudah.

Sangat akurat, maka design tersebut tidak memerlukan perubahan untuk penyesuaiannya di

lapangan sehingga kegiatan Review

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 84

Page 85: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

I. TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWABNYA

Tugas dan tanggung jawab masing-masing keahlian dalam proposal ini direvisi (tidak sama

dengan yang tercantum dalam KAK), dengan tujuan untuk mempertajam arah penugasan

masing-masing keahlian.

1. Site Engieneer (Team Leader)

Site Engieneer bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu

Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (P2JJ) dan seorang senior Angineer

berpendidikan Sarjana Teknik Sipil (S1) dengan pengalaman sekurang-kurangnya

9 (Sembilan) tahun dalam bidang pekerjaan pengawasan jalan/jembatan.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 85

Page 86: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Tugas dan Tanggung Jawag Site Engineer sebagai berikut :

a. Menjamin bahwa semua isi dari Kerangka Acuan Kerja ini akan dipenuhi dengan baik

sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.

b. Membantu dan memberikan petunjuk kepada Quantity Engineer, Senior Inspector

dan atau Petugas Pengawas lainnya pada tiap paket pekerjaan, dalam

melaksanakan pekerjaan pengawasan teknik.

c. Mengikuti petunjuk-petinjuk dan persyartan yang telah ditentukan, terutama

sehubungan dengan :

- Inspeksi secara teratur ke paket-paket pekerjaan untuk melakukan monitoring

kondisi pekerjaan dan melakukan perbaikan-perbaikan agar pekerjaan dapat

direalisasikan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan.

- Pengertian yang benar tentang spesifikasi

- Metode pelaksanaan untuk tiap jenis pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi

lapangan.

- Metode pengukuran volume pekerjaan yang benar sesuai dengan pasal-pasal

dalam dokumen kontrak tentang cara pengukuran dan pembayaran.

- Rincian teknis sehubungan dengan Change Order yang diperlukan.

d. Membuat pernyataan penerimaan (acceptance) atau penolakan (Rejection) atas

material dan produk pekerjaan.

e. Melakukan pemantauan dengan ketat atas prestasi kontraktor dan segera

melaporkan kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik apabila

kemajuan pekerjaan ternyata mengalami keterlambatan lebih dari 5 % dari rencana,

membuat saran-saran penaggulangan serta perbaikan.

f. Melakukan pengecekan secara cermat semua pengukuran pekerjaan dan secara

khusus harus ikut serta dalam proses pengukuran akhir pekerjaan.

g. Menyusun laporan bulanan tentang kemajuan fisik dan financial, serta

menyerahkannya kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik.

h. Menyusun Justifikasi Teknis, termasuk gambar dan perhitungan sehubungan dengan

usulan perubahan kontrak.

i. Memeriksa dan menandatangani gambar kerja (Shop Drawing) yang diajukan oleh

kontraktor sebelum pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan.

j. Mengecek dan menandatangani dokumen pembayaran bulanan (MC).

k. Mengecek dan menandatangani dokumen-dokumen tentang pengendalian mutu dan

volume pekerjaan.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 86

Page 87: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

l. Membantu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik dalam

penyelesaian pekerjaan, baik dari segi teknis, maupun administrasi.

Bantuan teknis dapat berupa menyiapkan rekomendasi secara terperinci atas usulan

perubahan design termasuk data pendukung yang diperlukan, pemberi saran dalam

mengendalikan kegiatan-kegiatan kontraktor termasuk pengendalian pemenuhan

waktu pelaksanaan pekerjaan serta mencari pemecahan-pemecahan atas

pemasalahan yang timbul baik secara teknis maupum permasalahan kontrak dan

lainnya.

Bantuan administrasi dapat berupa pengumpulan data proyek, rapat-rapat koordinasi

lapangan, data pengukuran kuantitas, pembayaran kepada kontraktor, dan

pengumpulan semua data tersebut diatas dalam bentuk laporan kemajuan bulanan,

memberikan saran-saran untuk mempercepat pekerjaan serta memberikan

penyelesaian terhadap kesulitan yang timbul baik secara teknis maupun kontraktual

untuk menghindari keterlambatan pekerjaan lainnya.

m. Bertanggung jawab atas seluruh tugas-tugas pengawasan petugas lainnya, apabila

tenaga tersebut tidak disediakan dalam kontrak ini.

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Site Engineer bertanggung jawab kepada

Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik.

2. Chief Inspector / Quantity Engineer

Chief Inspector harus berpendidikan Sarjana Teknik Sipil (S1) dengan pengalaman

sekurang-kurangnya 7 (tujuh) tahun.

Tugas utama dari Chief Inspector / Quantity Engineer adalah pengendalian kegiatan

yang berhubungan dengan aspek design, pengukuran volume bahan dan pekerjaan

sebagai dasar pembayaran prestasi pekerjaan Chief Inspector / Quantity Engineer

bertanggung jawab kepada Site Engineer.

Tugas dan Tanggung jawab Inspector / Quantity Engineer mencakup tetapi tidak

terbatas, hal-hal sebagai berikut :

a. Melaksanakan pengawasan harian, agar pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh

kontraktor sesuai dengan design yang ditentukan.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 87

Page 88: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

b. Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan spesifikasi yang tercantum dalam dokumen

kontrak.

c. Menyiapkan data terinci serta rekomendasi teknis dan spesifikasi sehubungan

dengan variasi volume dan dokumen kontrak.

d. Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari Supervisor Engineer serta

mengusahakan agar Siet Engineer dan Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu

Proyek Fisik selalu mendapat informasi yang diperlukan sehubungan dengan

pengendalian mutu pekerjaan kontraktor sebagai dasar pembuatan pembayaran

bulanan (MC).

e. Melaporkan segera kepada Siet Engineer atau Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu

Proyek Fisik apabila ternyata pelaksanaan pekerjaan akan mengakibatkan

terlampauinya volume pekerjaan yang etrcantum dalam dokumen kontrak.

f. Membuat catatan yang lengkap tentang pembayaran kepada kontraktor sehingga

tidak terjadi pembayaran berganda atau pembayaran lebih.

g. Mengawasi dan membuat pengendalian pelaksanaan pekerjaan yang didasrkan

kepada system pembayaran harian “day Work’.

h. Memahami dan menguasai pasal-pasal dalam kontrak sehingga dengan tata cara

pengukuran dan pembayaran pekerjaan, sehingga semua pembayaran pekerjaan

kepada kontraktor benar-benar didasarkan kepada ketentuan yang tercantum.

i. Membuat dan menghimpun semua data sehubungan pengendalian pekerjaan.

j. Memantau kemajuan fisik

k. Mengecek semua “As Built Drawing” yang dibuat oleh kontraktor

l. Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan bulanan, jadwal kemajuan pekerjaan

dan lain-lain.

m. Membantu Site Engineer dalam menyiapkan data untuk “Final payment”

n. Melakukan pengawasan dan pemantauan ketat atas hasil volume pelaksanaan

pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak.

o. Menyerahkan kepada Site Engineer himpunan data bulanan tentang volume hasil

pekerjaan yang telah dilaksanakan. Himpunan data harus mencakup semua data

pengukuran berikut gambar-gambar yang diperlukan secara jelas dan terinci.

p. Memeriksa dokumen pembayaran bulanan (monthly Certificate) di ajukan oleh

kontraktor.

3. Quality Engineer

Quality Engineer adalah seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) atau anggota suatu lembaga

keahlian yang berstandar sama dengan perguruan tinggi, sekurang-kurangnya

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 88

Page 89: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

perpengalaman praktek 7 (tujuh) tahun dalam bidang pengawasan konstruksi jalan dan

pangendalian mutu pekerjaan.

Quality Engineer bertanggung jawab terutama atas mutu hasil pekerjaan yang

dilaksanakan oleh kontraktor berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang telah

ditentukan dalam dokumen kontrak.

Quality Engineer akan berkedudukan di tempat yang berdekatan dengan tempat-tempat

pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dan atau persyaratan yang telah ditentukan

dalam dokumen kontrak.

Quality Engineer akan berkedudukan ditempat yang berdekatan dengan tempat-tempat

pekerjaan ynag menjadi tanggung jawabnya dan atau ditempat yang akan ditentukan lain

oleh Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu.

Tuga dan tanggung jawabnya akan mencakup tapi tidak terbatas, hal-hal sebagai

berikut :

a. mengikuti petunjuk-petunjuk dan persyaratan yang telah ditentukan dalam spesifikasi.

b. Membuat pernyataan penerimaan (Acceptance) atau penolakan (rejection) atas

material dan produk pekerjaan.

c. Membuat dan menghimpun semua data sehubungan dengan pengendalian mutu

pekerjaan

d. Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari Siet Engineer serta mengusahakan agar

Siet Engineer dan Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik selalu

mendapat informasi yang diperlukan sehubungan dengan pengendalian mutu

pekerjaan.

e. Melakukan pengawasan dan pemantauan ketat atas pengaturan personil dan

peralatan laboratorium kontraktor, agar pelaksanaan pekerjaan selalu didukung

tersedianya tenaga dan peralatan pengendalian mutu sesuai dengan persyaratan

dalam dokumen kontrak.

f. Melakukan pengawasan setiap hari semua kegiatan pemeriksaan mutu dan bahan

dan pekerjaan, serta segera memberikan laporan kepada Siet Engineer setiap

permasalahan yang timbul sehubungan dengan pengendalian mutu bahan dan

pekerjaan.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 89

Page 90: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

g. Menyerahkan kepada Siet Engineer himpunan data bulanan pengendalian mutu

paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Himpunan data harus mencakup semua

data test laboratorium dan lapangan secara jelas dan terperinci.

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya Quality Engineer bertanggung jawab kepada Siet

Engineer.

K. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pada bagian ini disampaikan organisasi pelaksana pekerjaan. Tentunya diharapkan

organisasi pelaksana pekerjaan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 ini memiliki integritas

yang tinggi sehingga hasil pekerjaan memiliki kualitas yang cukup baik dan dapat

memberikan manfaat bagi pemberi kerja.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 90

Page 91: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Struktur organisasi pelaksana pekerjaan yang dirancang untuk pekerjaan ini disampaikan

pada Gambar K.1.

L. LAPORAN

Setiap laporan akan disusun dalam Bahasa Indonesia meliputi laporan-laporan sebagai

berikut :

a. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan berisi :

Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh

Mobnilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya

Jadwal kegiatan penyedia jasa.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 91

Page 92: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Laporan pendahuluan diserahkan tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari sejak SPMK

diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) rangkap/buku laporan beserta 1 (satu) keeping CD.

b. Laporan Bulanan

paling lambat setiap tanggal 10 pada bulan yang bersangkutan, konsultan harus

menyerahkan kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu dan Kepala Satuan

Kerja Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (P2JJ)

perihal laporan kemajuan proyek bulanan untuk bulan sebelumnya.

Laporan tersebut berisi kemajuan proyek yang telah dicapai, masalah yang

timbul/dihadapi, cara penaggulangannya, penyimpangan jadwal dan tingkat penyerapan

dana/pembayaran, termasuk didalamnya grafik-grafik dan foto-foto sebagai pendukung

laporan tersebut. Data laporan harus sesuai dengan kondisi actual lapangan yang

diperoleh dari laporan lapangan dan tinjauan lapangan yang dilakukan pada bulan

tersebut.

c. Laporan Antara / Interim, berisi :

Hasil sementara pelaksanaan pekerjaan harus dilaporkan selambat-lambatnya 60 (enam

puluh) hari sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepeuluh) rangkap / buku laporan

beserta 1 (satu) keeping CD.

d. Laporan Triwulan dan Berkala

Laporan ini dibuat untuk masing-masing paket kontak dikirimkan setiap akhir tiga bulanan

(triwulan). Tetapi juga waktu lain yang dipandang perlu oleh SKNVT P2JJ bila adanya

keterlambatan yang disebabkan oleh hambatan teknis dan kesulitan kontrak lainnya.

Laporan tersebut berisi ringkasan kemajuan kontrak, semua variasi kontrak dan perintah

perubahan bahan (change order). Status dari tuntutan kontrak, penjelasan ringkasan

mengenai kesulitan teknis dan kontraktual yang ditemui dan informasi lain yang

diperlukan.

e. Laporan Justifikai Teknik

Untuk setiap perubahan design team supervisi berkewajiban untuk menyiapkan laporan

detail design review, berisi :

Data asli sesuai dengan data waktu lelang

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 92

Page 93: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Catatan lengkap dan semua data design yang dipakai untuk review design

Catatan As-Built yang menunjukkan lokasi dan ukuran detail dari semua pekerjaan

yang telah dilaksanakan sampai saat ini.

Copy darui semua change order dan Addendum yang telah disahkan sebelumnya.

Copy penawaran Kontraktor, termasuk harga satuan lelang dan detail analisa harga

satuan

Deskripsi dari anggaran-anggaran yang dipakai dalam design apabila dipakai

anggapan yang lain dari standar Bina Marga.

Gambar-gambar yang jelas yang menunjukkan design asli dan design perbaikan

yang di usulkan

Daftar jadwal yang baru untuk kuantitas dan harga, sehubungan dengan revisi design

yang diusulkan.

Gambar-gambar yang menunjukkan lokasi yang pasti dari usulan perubahan design.

f. Laporan Akhir

pada akhir pelaksanaan pekerjaan, Konsultan supervisi akan membuat dan

menyerahkan laporan akhir yang menyangkut seluruh kegiatan termasuk perubahan-

perubahan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan.

Setelah berakhirnya masa kontrak, Konsultan akan menyerahkan Laporan Akhir yang

berisi pelaksanaan pekerjaan pengawasan konstruksi jasa konsultansi termasuk

didalamnya laporan indivisual untuk masing-masing paket proyek fisik yang direncanakan

mencakup rangkuman pekerjaan pengawasan yang dilaksanakan, yang ditujukan kepada

Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan

Jembatan Gorontalo. Laporan akhir diserahkan paling lambat satu bulan setelah

berakhirnya proyek.

Keseluruhan laporan yang menjadi kewajiban Konsultan Pengawas Pelaksanaan

Konstruksi masing-masing dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar beserta 1 (satu)

keeping CD.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 93

Page 94: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

M. STAFF PENDUKUNG

Selain staf ahli yang kebutuhan jumlah, kualifikasi, dan pengalokasiannya sudah

disampaikan pada bagian sebelumnya, untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan

pula staf pendukung agar pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya sangat teknis dan

administrative dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.

1. Kebutuhan Staff Pendukung

Kebutuhan staf pendukung sebagaimana disampaikan dalam KAK adalah sebagai

berikut :

a. Asisten tenaga ahli dengan berpendidikan STM, Diploma (D1, D2) dengan

pengalaman dibidangnya 12-15 tahun.

b. Sekretaris dengan berpengalaman dalam bidang administrasi perkantoran dan bias

mengoperasikan komputer dengan latar belakang minimal D3.

c. Operator Komputer dengan kualifikasi pengalaman dalam bidang Administrasi

perkantoran dan mempunyai pengetahuan tentang komputer. Dapat bekerjadengan

cepat denagn tingkat ketelitian yang tinggi. Mempunyai latar belakang pendidikan

minimal SMA.

d. Pesuruh yang memiliki pengetahuan mengenai seluk beluk pekerjaan konsultan.

2. Tugas Staff Pendukung

Setiap personel staff pendukung memiliki tugas spesifik sebagai berikut :

a. Asisten tenaga ahli bertugas membantu staf ahli sesuai bidangnya masing-masing

dalam melaksanakan kegiatan teknis berupa : pelaksanaan survey lapangan,

oerhitungan-perhitungan, pembuatan bagan/skema, studi literatur, dan lain

sebagainya sesuai denga arahan dan dibawah pengawasan tenaga ahli,

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 94

Page 95: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

b. Operator komputer bertugas untuk melaksanakan semua kegiatan administrasi

kantor, membantu Site Engineer dalam bidang administrasi untuk menjamin

keakuratan dan ketepatan waktu atas semua laporan dan penagihan dari pekerjaan

yang telah dilakukan.

c. Sekretaris bertugas untuk malaksanakan semua kegiatan administrasi kantor,

membantu Site Engineer dalam bidang administrasi untuk menjamin keakuratan dan

ketepatan waktu atas semua laporan dan penagihan dari pekerjaan yang telah

dilakukan

d. Pesuruh pemilik tugas sebagai kurir, menggandakan dokumen, dan membantu tim

studi dalam mengerjakan hal-hal substantif.

N. FASILITAS PENDUKUNG

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 95

Page 96: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Keberadaan fasilitas pendukung meskipun tidak secara langsung namun sangat

mempengaruhi kelancaran kegiatan dalam rangka melaksanakan semua lingkup pekerjaan

yang di embankan dalam Kerangka Acuan Kerja. Secara umum fasilitas pendukung yang

dibutuhkan berupa sarana dan prasarana yang diperlukan akan disediakan dan ditempatkan

di kantor yang dimiliki oleh Konsultan saat ini.

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, Konsultan akan menyediakan peralatan

dan fasilitas kerja, antara lain :

1. Fasilitas Ruang Kantor

Fasilitas pendukung yang saat ini sudah dimiliki dan tersedia di kantor Konsultan

diantaranya :

a. Ruang kerja sebanyak 1 ruangan yang memadai untuk menampung tenaga ahli,

asisten, dan tenaga pendukung untuk bekerja dengan baik,

b. Ruang rapat dengan kapasitas 20 orang yang cukup untuk menampung semua

anggota tim konsultan ketika melakukan rapat terbuka maupun pertemuan denagn

pihak lain,

c. Fasilitas komunikasi berupa jalur telepon dan mesin facsimile yang siap digunakan

setiap saat, termasuk sambungan dengan jalur intrnet untuk mengumpulkan data,

informasi dan komunikasi.

d. Fasilitas penerangan, AC, dan fasum (WC, tempat ibadah, dll) yang telah terpasang

dan tersedia.

2. Fasilitas Pendukung Yang Harus Disediakan

Fasilitas pendukung yang saat ini belum dimiliki dan tersedia di Kantor Konsultan

sehingga di usulkan untuk diadakan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini,

diantaranya :

a. Perangkat komputer tambahan untuk operasional asisten ahli dan operator komputer

sebanyak + 6 unit yang perlu disewa selama 4 bulan masa pelaksanaan pekerjaan

ini,

b. Printer dan tintanya yang khusus digunakan unutk melaksanakan pekerjaan ini

sebanyak + 2 unit yang disewa selama 4 bulan masa pelaksanaan pekerjaan ini,

c. Sewa kendaraan untuk Transportasi Tim Konsultan ketika melaksanakan survey di

lapangan dan presentasi ke kantor Pemberi Kerja. Penyewaan kendaraan dilakukan

sesuai dengan kebutuhan.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 96

Page 97: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

O. PENUTUP

Usulan teknik yang disampaikan ini merupakan hasil maksimal yang mapu dilakukan oleh

konsultan berikut dengan jajaran tim ahli yang dimiliki untuk menyatakan kesanggupan

melaksanakan lingkup pekerjaan sesuai dengan time frame yang disediakan dan sasaran

hasil pekerjaan yang diharapkan dalam KAK.

Beberapa kekurangan terkait dengan pemahaman, pendekatan dan metodologi, rencana

kerja dan alokasi SDM yang disampaikan dalam usulan teknis ini akan disemprnakan lebih

lanjut dalam Laporan dan dengan memperhatikan masukan dari pihak Pemberi Kerja.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 97

Page 98: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

Anggota tim ahli yang diusulkan sebagian besar telah memiliki pengalaman dalam pekerjaan

pengawasan sehingga diharapkan dengan kompotensi masing-masing dapat di peroleh hasil

pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.

Konsultan juga akan terus melakukan back up office untuk terus memantau jalannya proyek

berkaitan dengan permasalahan sulit yang perlu di atasi dan perlu dibantu untuk

mendapatkan solusi yang benar dan cepat. Monitoring personil yang ada dilapangan

merupakan salah satu program kami sehingga kinerja konsultan dalam memenuhi

kewajibannya dalam pelayanan jasa konsultan sesuai yang diminta dalam Kerangka Acuan

Kerja dapat tercapai.

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 98

Page 99: Proposal Teknis Edit 3-01-2011

PROPOSAL TEKNISPekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Lintas Barat – Paket 7 7 SKNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Gorontalo A- 99