proposal skripsi abdullah sani (autosaved)

78
HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG MALARIA TERHADAP KESEMBUHAN PENYAKIT MALARIA DI DESA HUTABARGOT DOLOK KECAMATAN HUTABARGOT KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2014 Proposal Skripsi Disusun Oleh : Abdullah Sani NIM. 13010002P PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKes AUFA ROYHAN 1

Upload: zul-rahmansyah

Post on 07-Dec-2015

121 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

sd

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG MALARIA TERHADAP KESEMBUHAN PENYAKIT MALARIA DI DESA

HUTABARGOT DOLOK KECAMATAN HUTABARGOT KABUPATEN MANDAILING NATAL

TAHUN 2014

Proposal Skripsi

Disusun Oleh :

Abdullah Sani NIM. 13010002P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKes AUFA ROYHANPADANGSIDIMPUAN

2014

1

Page 2: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

HALAMAN PENGESAHAN (Proposal)

Proposal penelitian ini telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim penguji Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aufa Royhan Padangsidimpuan

Padangsidimpuan, 30 Juni 2014

Pembimbing I Pembimbing II

(Rostina Afrida Pohan, SST.M.Si) (Ns.Loly Irma Soviyana, S.Kep)

2

Page 3: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan

rahmat-Nya peneliti dapat menyusun proposal dengan judul “Hubungan

Pengetahuan Keluarga Tentang Malaria Terhadap Kesembuhan Penyakit Malaria

Di Desa Hutabargot Dolok Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal

Tahun 2014”, sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana keperawatan di

Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Royhan Padangsidimpuan.

Dalam proses penyusunan proposal ini peneliti banyak mendapat bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya

kepada yang terhormat :

1. Drs.H.Guntur Imsaruddin, M.Kes, selaku Ketua STIKes Aufa Soyhanj

Padangsidimpuan.

2. Ns.Loly Irma Soviyana, S.Kep, MSN, selaku Ka.Prodi Ilmu

Keperawatan, sekaligus pembimbing II yang telah meluangkan waktu

untuk membimbing dalam menyelesaikan proposal ini.

3. Rostina Afrida Pohan, SST.M.Si, selaku pembimbing I, yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing dalam menyelesaikan proposal

ini.

4. Keluarga yang menderita malaria dan bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini.

5. Seluruh dosen Program Studi Imu Keperawatan STIKes AUFA

ROYHAN Padangsidimpuan.

3

Page 4: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

Kritik dan saran yang bersifat membangun peneliti harapkan guna perbaikan

di masa mendatang. Mudah – mudahan peneliti ini bermanfaat bagi peningkatan

kualitas pelayanan keperawatan. Amin.

Padangsidimpuan, 30 Juni 2014

Peneliti

Abdullah Sani

4

Page 5: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

IDENTITAS PENULIS

Nama : Abdullah Sani

NIM : 1301002P

Tempat/Tgl Lahir : Sigalapang Julu, 7 Februari 1982

Jenis Kelamin : Laki – laki

Alamat : Sigalapang Julu, Kecamatan Panyabungan

Riwayat Pendidikan :

1. SD INPRES Sigalapang Julu Lulus Tahun 1995

2. SMP Muhammadiyah Gunung Tua Lulus Tahun

1998

3. SMA Negeri 1 Panyabungan Lulus Tahun 2001

4. D III Keperawatan Syuhada Padangsidimpuan Lulus

Tahun 2004

5

Page 6: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1. Latar Belakang ................................................................................ 1

2. Perumusan Masalah ........................................................................ 4

3. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5

4. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 6

1. Konsep Dasar Pengetahuan ............................................................. 6

2. Konsep Sikap .................................................................................. 10

3. Posyandu Balita ............................................................................... 17

4. Kerangka Konsep ............................................................................ 24

5. Hipotesis .......................................................................................... 24

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 25

1. Desain dan Metodologi Penelitian .................................................. 25

2. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 25

3. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 26

4. Alat Pengumpulan Data .................................................................. 27

5. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 27

6. Defenisi Operasional ....................................................................... 28

7. Pengolahan Data dan Analisa Data ................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

6

Page 7: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

BAB 1PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang terjadi di Negara –

Negara tropis. Penyakit ini pun maish menjadi masalah kesehatan di dunia

(Kemenkes, 2010) dan dikategorikan “re-emerging disease. WHO (World Health

Organization) dalam malaria resport 2011 menyatakan bahwa malaria cenderung

sekali meningkat dari tahun ketahun. Data lima tahun terakhir menunjukkan

bahwa pada tahun 2005 terdapat 83.551.210 kasus, tahun 2006 terdapat

85.573.379 kasus, tahun 2007 terdapat 86.746.527 kasus, tahun 2008 terdapat

75.585.630 kasus, tahun 2009 terdapat 82.485.969 kasus. WHO (2011)

melaporkan diri 106 negara yang dinyatakan edemis malaria terdapat 94.299.637

kasus malaria, 345.960 meninggal karena malaria dan 2426 kasus terjadi di Asia

Tenggara selama tahun 2011.

Organisais kesehatan dunia menetapkan pemberantasan penyakit malaria

hingga pervalensi minimal, sebagai salah satu target Millenium Defelompment

Goald (MDGs). Upaya pengendalian tahun 2000-2009, cenderung menurun yaitu

dari tahun 2000 menjadi 18,5 per 1000 penduduk pada tahun 2010 (Data

Sementara RIKESDES< 2010). Sehingga saat ini terdapat kejadian malaria hingga

18,6% juta pertahun. Salah satu publikasi mengemukakan bahwa penyakit malaria

menjadi masalah di 100 negara di dunia, menimpa lebih dari 2 juta penduduk.

Diperkirakan dalam setahun malaria menyerang 3000 juta penduduk 90% dari

jumlah ini ada di Negara tropis di Afrika, (Yatim, 2007).

7

Page 8: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

Kodisi ini terpapar di Indonesia, populasi Indonesia hamper setengahnya

tinggal di wilayah endemis malaria (kecuali Jawa dan bali). WHO 2011

melaporkan bahwa terdapat 1.849.062 kasus dan 432 meninggal dunia di tahun

2010 terdapat 424 yang ada Kabupaten/Kota edemis di Indonesia (Kemenkes,

2010). Kasus malaria klinis tahun 2009 di Indonesia dilaporkan sebanyak

1.143.024 kasus. Sebesar 75,5% dari kasus tersebut diperiksa sediaan darahnya,

dan dihadilkan 23,1% sediaan darah positif (Depkes, 2009). Berdasarkan data dari

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara jumlah menderita penyakit malaria di

beberapa Kabupaten/Kota yaitu : Mandailing Natal 5.927 orang, Nias 964 orang,

Tapanuli Selatan 668 orang, Tapanuli Tengah 618 orang. Tapanuli Utara 280

orang, Labuhan Batu 3.723 orang, Asahan 986 orang, Simalungun 27 orang, Dairi

120 orang, Karo 16 orang, Langkat 23 orang, Nias Selatan 2.314 orang, Humbang

Hasundutan 30 orang, Samosir 29 orang dan Serdang Bedagai 7 orang (Dinkes,

2007).

Berdasarkan data yang dilansir kantor pusat penanggulangan Malaria

Madina, tahun 2012 jumlah penduduk malaria di Madina mencapai 7.901 orang

dari total 410.931 jumlah penduduk Madina. Sementara berdasarkan data yang

ada, Kec.Panyabungan mendominasi angka tertinggi, yakni 3.842 kasus dari total

78.584 jumlah penduduk. Disusul Kec.Siabu sebanyak 1.111 kasus dari total

48.072 jumlah penduduk. Yang terendah adalah Kec.Pakantan dengan angka 6

kasus dari total 2.178 jumlah penduduk, disusul Kec.Ranto Baek dengan 8 kasus

dari total 11.426 jumlah penduduk.

8

Page 9: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

Berdasarkan rencana strategi kesehatan tahun 2010-2014 telah ditetapkan

target penurunan angka kejadian malaria (Annual Practice Indeks) dari 2 menjadi

1 per 1000 penduduk (Kemenkes, 2010). Angka kejadian malaria berdasarkan AP

sejak tahun 2005-2006 cendrung meningkat dari 2.93-3.14%, namun tahun 2007-

2011 dengan berbagai upapa pemerintah jadi penurun yang sangat tajam dari

2.871-1.75% (Kemenkes, 2012).

Rendahnya alokasi anggaran bagi instansinya. Kondisi itu menyebabkan

banyaknya program yang direncanakan terbengkalai dari tahun ke tahun.

Dikatakan, program penyemprotan rumah – rumah penduduk, tahun 2013 ini

hanya mampu dilakukan di tiga kecamatan dengan jumlah kegiatan hanya sekali

dalam setahun. Penyebabnya akibat minimnya dana yang dialokasikan dalam

ABPD. Normanya seharusnya 2 kali dalam setahun, yakni setiap 6 bulan sekali.

Harusnya setiap desa diseluruh kecamatan agar siklus virus dapat distop”,

katanya. Selain itu, penyediaan kelambu bagi tiap rumah tangga juga sangat

mampu meminimalisir jangkitan malaria ini. Berdasarkan hitungan, jumlah

96.387 KK, dibutuhkan 192.774 helai kelambu. Kelambu ini tahan selama 5

hingga 10 tahun. Program ini tidak berjalan dengan lancer karena tak ada alokasi

dananya. Upaya ke lembaga PBB seperti WHO juga sudah diperjuangkan kantor

Pusat Penanggulangan Malaria Madina.

Berdasarkan data dari Puskesmas Hutabargot (2013) jumlah penderita

malaria sebanyak 156 orang. Diantaranya terdapat pada desa Hutabargot Dolok

yaitu penderita berjumlah 56 orang. Dalam memutuskan rantai penularan penyakit

dilakukan upaya pemberantasan nyamuk malaria baik nyamuk dewasa melalui

9

Page 10: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

penyemprotan maupun pemberantasan jentik yang berada disarang nyamuk.

Penataan lingkungan sehingga jentik tidak tumbuh atau penyemprotan bahan

pembunuh jentik nyamuk sangatlah penting. Selain itu dilakukan upaya untuk

menghindarkan diri dari gigitan nyamuk melalui promosi penggunaan kelambu di

masyarakat, penggunaan obat gosok penolak gigitan nyambuk dan lain – lain.

(Zulkoni, 2010).

Dengan pengetahuan dan kesembuhan terhadap penyakit seseorang atau

masyarakat akan tumbuh partisipasi dalam upaya penanggulangan penyakit

tersebut. Apabila malaria dianggap suatu penyakti berbahaya dan menular, maka

seseorang akan berupaya menghindari atau mencegah agar tidak terkena malaria

dan apabila sedang sakit akan berupaya mencari pengobatan untuk kesembuhan

penyakit atau jika pernah teresrang sakit maka segera diatasi agar terhindar dari

penularan penyakit (Manula, 2008). Kurangnya pengetahuan, sikap dan perilaku

masyarakat dalam upaya pengendalian malaria seperti kebiasaan di luar rumah

atau beraktivitas pada malam hari tanpa perlindungan dari gigitan nyamuk dan

adanya penebangan hutan bakau oleh masyarakat yang akan mengakibatkan

terbentuknya perindukan baru vector malaria (P.N.Harijanto, dkk 2010).

Keluarga dengan salah satu anggotanya keluarganya yang mempunyai

pekerjaan di wilayah endemis akan mempunyai resiko lebih tinggi tertular

penyakit malaria (Kemenkes, 2004). Keluarga rentan adalah person with

communicable disease atau penderita penyakit menular. Transmisi penularan

penyakit malaria begitu mudah dan cepat, sosial ekonomi kesehatan masyarakat.

10

Page 11: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

Semakin banyak pekerja yang sakit, maka akan makin sedikit keluarga yang

mampu bekerja untuk mempertahankan fungsi keluarga.

Sesuai dengan survey awal peneliti di desa Hutabargot Dolok Kecamatan

Hutabargot, dari 10 kepala keluarga yang dilakukan survey awal hanya 3 kepala

keluarga saja yang mengetahui cara pencegahan penyakit malaria, 7 keluarga

lainnya tidak tahun. Dan dari 10 kepala keluarga tersebut mengatakan jarang

sekali melakukan pencegahan malaria karena sibuk untuk bekerja sehingga tempat

perindukan malaria semakin banyak serta kebiasaan masyarakat disana yang

keluar pada malam hari yang salah satunya penyebab dari meningkatknya

penularan penyakit malaria. Maka dari itu peneliti ingin melakukan penelitian

terhadap Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang Malaria Kesembuhan

Penyakit Malaria di Desa Hutabargot Dolok Kecamatan Hutabargot Kabupaten

Mandailing Natal Tahun 2014.

2. Rumusan Masalah

Apakah ada Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang Malaria

Kesembuhan Penyakit Malaria di Desa Hutabargot Dolok Kecamatan Hutabargot

Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014.

3. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan keluarga tentang malaria terhadap

kesembuhan penyakit malaria di Desa Hutabargot Dolok Kecamatan

Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014.

11

Page 12: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

b. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi karakteristik demografi responden (usia, jenis kelamin,

pekerjaan, pendidikan).

2. Mengidentifikasikan pengetahuan keluarga tentang penyakit malaria.

3. Mengidentifikasi kesembuhan penyakit malaria di Desa Hutabargot Dolok

Kecamatan Hutabargot Tahun 2014.

4. Menganalisis hubungan pengetahuan keluarga tentang malaria terhadap

kesembuhan penyakit malaria di Desa Hutabargot Dolok Kecamatan

Hutabargot Tahun 2014.

4. Manfaat Penelitian

4.1. Bagi Ilmu

Keperawatan

Menambah wawasan bagi ilmu pengetahuan di bidang keperawatan tentang

penyakit malaria dan bagaimana penanganannya.

4.2. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi bagi masyarakat khususnya pada keluarga yang

menderita penyakit malaria agar lebih waspada dan melakukan penanganan

malaria di pelayanan kesehatan.

4.3. Bagi Penelitia

Dapat digunakan sebagai masukan dan menambah wawasan terutama

bagaimana penanganan dan penyakit malaria.

12

Page 13: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Teori

1.1. Konsep Dasar

Pengetahuan

1.1.1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoadmodjo, 2010). Pengetahuan

atau kognitif merupakan domiain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (Over Behavior). Pengetahuan mengungkapkan bahwa

sebelum orang mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi

proses sebagai berikut :

a. Anwereness (Kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

b. Interst (merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut. Disini sikap

obyek mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang – nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap merespon sudah lebih baik lagi.

d. Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu dengan apa yang

dikehendaki oleh stimulus.

e. Adaption, dimana subyek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran dan sikap terhadap stimulus.

13

Page 14: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa

perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap di atas.

1.1.2. Tingkat Pengetahuan

a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau dirangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan,

menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang obejek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tesebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramlkan, dsb

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi dapat diarikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisa

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan atau suatu objek

kedalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam satu struktur,

organisasi, dan masih ada kaitannya satu salam lain.

14

Page 15: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

e. Sintesis

Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menyambungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru, dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu

formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada.

f. Evaluasi

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2003). Penilaian itu

berdasarkan suatu criteria yang ditentukan sendiri, atau yang telah ada.

1.1.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang karena dengan bertambahnya usia maka pengalaman,

fsikis dan psikologis atau mental seseorang akan bertambah (Mubarok, 2007).

b. Pendidikan

Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin

mudah seseorang itu menerima informasi, yang akhirnya makin banyak pula

pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat

pengetahuannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang

terhadap penerimaan informasi dan nilai – nilai yang baru diperkenalkan

(Mubarok, 2007).

c. Pekerjaan

15

Page 16: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

Lingkungan pekerjaan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang baik

secara langsung maupun seara tidak langsung (Nursalam, 2008). Pekerjaan

dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang ibu atau masyarakat yang berasal

dari sosial ekonomi tinggi dimungkinkan lebih memiliki sikap positif

memandang diri dan masa depannya, tetapi bagi ibu – ibu atau masyarakat

yang sosial ekonominya rendah akan tidak merasa takut untuk mengambil

sikap atau tindakan (Ari Kunto, 2003).

d. Suku

Dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam penerapan nilai –

nilai sosial, keagamaan dalam memperkuat super egonya (Nursalam, 2008).

e. Pengalaman

Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebeanran pengetahuan pengalaman

dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar. Sehingga

dari pengalaman yang benar diperlukan berpikir yang logis dan kritis

(Notoadmojdo, 2005).

f. Lingkungan

Lingkungan berfikir luas tingkat pengetahuannya lebih baik dari pada orang

yang tinggal di lingkungan yang berpikirnya sempit (Notoatmodjo, 2005).

1.1.4. Kriteria Pengetahuan

Penilaian didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada. Misalnya bisa membandingkan

antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi. Menurut

16

Page 17: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

(Nursalam, 2008) kriteria untuk menilai dari tingkatan pengetahuan menggunakan

nilai :

a. Penilaian Baik

Bila persentase hasil : 76 – 100%

b. Persentase Cukup

Bila Persentase Hasil : 56 – 75%

c. Penilaian Kurang

Bila Persentase Hasil : 40 – 55%

d. Penilaian Tidak Baik

Bila persentase hasil : <40 stlyle=” (Arikunto, 2006)

1.2. Konsep Keluarga

1.2.1. Pengertian Keluarga

Secara tradisional, keluarga diartikan sebagai dua tau lebih orang yang

dihubungkan dengan pertalian darah, perkawinan atau adopsi (hukum) yang

memiliki tempat tinggal bersama. Sedang Morgan (1977) dalam Sitorus (1988)

menyatakan bahwa keluarga merupakan suatu grup sosial primer yang didasarkan

pada ikatan perkawinan (hubungan suami – istri ) dan ikatan kekerabatan

(hubungan antar generasi, orang tua – anak). Namun secara dinamis individu yang

membentuk sebuah keluarga dapat digambarkan sebagai anggota dari grup

masyarakat yang paling dasar yang tinggal bersama dan berintekrasi untuk

memenuhi kebutuhan individu maupun antar individu mereka. Menurut Duvall

(1997) kelaurga adalah sekelompok orang yang dihbungan oleh ikatakan

17

Page 18: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

pernikahan, adopsi, kelahiran yang endemis malaria dari dua individu yang

tergantung karena hubungan darah, perkawinan, pengangkatan dan merupakan

hidu dalam satu rumah tangga, berintekrasi satu salam lain, dan perannya masing

– masing dalam menciptakan dan mempertahankan kebudayaan.

1.2.2. Tipe – Tipe Keluarga

Keluarga dapat dibagi menjadi beberapa tipe diantaranya, yaitu :

a. Secara Tradisional

- Nuclear Family yaitu merupakan suatu keluarga inti yang terdiri dari

ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya tau adopsi atau

keduanya.

- Extended Family (keluarga besar) adalah keluarga inti ditambah

anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakeh,

nenek, paman-bibi). Secara modern Keluarga bentukan kembali adalah

keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau

kehilangan pasangannya.

- Single Parent Family (orang tua tunggal) yaitu keluarga yang terdiri

dari salah satu orang tua baik ibu atau ayah saja beserta anaknya akibat

perceraian atau ditinggal pasangannya. Ibu dengan anak tanpa

perkawinan The Single Adult Living Alone yaitu orang dewasa (laki –

laki atau perempuan ) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah.

Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya biasanya dapat

dijumpai pada daerah kumuh perkotaan besar, tetapi pada akhirnya

18

Page 19: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

mereka dinikahkan oleh pemerintah daerah meskipun usia pasangan

tersebut telah tua demi status anak – anaknya.

- Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama

gay and lesbian family).

1.2.3. Struktur Keluarga

a. Patrilineal yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari anak saudara sedarah

dalam beberapa generasi dimana hubungan itu dari garis ayah.

b. Matrilineal yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari anak saudara sedarah

dalam beberapa generasi dari jalur ibu.

c. Matrilokal yaitu sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah istri.

d. Patrilokal yaitu sepasang suami istri yang tinggal besama keluarga

sedarah suami.

e. Keluarga kawinan yaitu hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembimbingan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi

bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.

Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan

fungsi keluarga dimasyarakat sekitarnya. Parad dan Caplan (1965) yang diadopsi

oleh Friedman mengatakan ada 4 elemen struktur keluarga yaitu :

- Struktur peran keluarga menggambarkan masing – masing anggota

keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya dilingkungan

masyarakat atau peran formal dan informal.

19

Page 20: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

- Nilai atau norma keluarga menggambarkan nilai dan norma yang

dipelajari dan diyakini oleh keluarga khususnya yang berhubungan

dengan kesehatan.

- Pola komunikasi keluarga menggambarkan bagaimana cara dan pola

komunikasi ayah ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan

anak dan anggota keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga

inti.

- Struktur kekuatan keluarga menggambarkan kemampuan anggota

keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk

mengubah perilaku keluarg ayang mendukung kesehatan.

1.2.4. Fungsi Keluarga

Secara umum fungsi keluarga (Friedman, 1998) adalah sebagai berikut :

a. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama

untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga

untuk berhubungan dengan orang lain. Fungsi sosialisasi dan tempat

bersosialisasi (socialization and social placement function) adalah fungsi

mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum

meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

b. Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi untuk

mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

c. Fungsi ekonomi (the economic function) adalah keluarga berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

20

Page 21: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga.

d. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (the healt care function) yaitu

fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap

memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas

keluarga dibidang keseahtan.

Dari beberapa fungsi diatas, ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap

anggota keluarga adalah :

- Asih adalah memberikan kasih saying, perhatian, rasa aman,

kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka

tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan kebutuhannya.

- Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar

kesehatan terpelihara, sehingga dihapkan menjadikan mereka anak –

anak yang sehat baik mental, sosial dan spiritual.

- Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap

menjadi dewasa yang mendirikan dalam mempersiapkan masa.

1.2.5. Peran Keluarga

Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga dalah sebagai berikut :

- Peran ayah : ayah sebagai suami dari istri dan menjadi bapak dari anak

– anaknya, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan

pemberi rasa aman. Sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari

kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkunganya.

21

Page 22: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

- Peran ibu : sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai

peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik

anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah atu kelompok dari

lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari

nafkah tambahan dalam keluarga.

- Peran anak – anak menjalankan peranan psikososial sesuai dengan

tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

Peranan keluarga meliputi yaitu :

a. Pembinaan agama / religious

Mendorong dan membantu meningkatkan ketaqwaan kehidupan beragama

melalui kegiatan pengajian, penyediaan sarana dan media.

b. Pembinaan fisik

Memberitahu dan menyediakan makanan yang bergizi dan sesuai dengan

kebutuhan anggota keluarga. Memotifasi anggota keluarga yang mengalami

gangguan jiwa untuk tetap melakukan aktivitas yang baik dan tidak merugikan

orang lain. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa atau

menderita penyakit atau mengalami gangguan kesehatan.

c. Membina mental/jiwa

Apabila anggota keluarga tidak dapat menerima atau menyesuaikan diri

dengan adanya perubahan tersebut, dapat menimbulkan kecemasan,

kekecewaan, mudah tersinggung. Oleh karena itu diharapkan keluarga dapat

membantu anggota keluarga untuk saling membantu dalam menghadapi

permasalahan.

22

Page 23: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

d. Pembinaan sosial ekonomi

e. Keluarga diharapkan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan bagi

anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dimana mereka masih

diperhatikan dan dibutuhkan oleh keluarganya.

f. Motivasi untuk mengembangkan hobi atau melakukan pekerjaan yang ringan

sebagai pengisi waktu agar kita tetap aktif.

1.2.6. Tugas – Tugas Pokok Keluarga

Pemeliharaan fisik keluarga dan apra anggotanya. Pemeliharaan sumber

daya yang ada dalam keluarga. Pembagian tugas masing – masing anggotanya

sesuai dengan kedudukannya masing – masing adalah :

a. Sosialisasi antar anggota keluarga

b. Pengaturan dan jumlah anggota keluarga

c. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga

d. Penempatan anggota – anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih

luas

e. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga

1.3. Malaria

1.3.1. Defenisi Malaria

Malaria adalah satu penyakit menular yang bersifat akut maupun kronis.

Terdiri dri kata mal dan area yang berarti udara yang busuk, diambil dari kondisi

yang terjadi yaitu suatu penyakit yang banyak diderita masyarakat yang tinggal di

sekitar rawa – rawa yang mengeluarkan bau busuk (Gandahusada dkk, 1998).

Penyakit malaria merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit malaria, suatu

23

Page 24: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

protozoa darah genus plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk anopheles betina

yang terinfeksi (Nugroho, 2000).

1.3.2. Gejala Klinis Malaria

Gejala klinis malaria merupakan petunjuk yang penting dalam diagnosis

malaria. Manifestasi klinis malaria sangat khas dengan adanya serangan demam

yang intermitten, anemia dan splenomegali. Penyakit ini cenderung untuk beralih

dari demam akut ke keadaan menahum. Selama stadium akut terdapat masa

demam yang intermitten. Sedangkan pada infeksi oleh plasmodium vivax, panas

bersifat ireguler, kadang – kadang remiten atau intermiten. Dalam stadium

menahum berikutnya terdapat masa laten yang diselingi kambuh beberapa kali.

Kambuhnya penyakit ini sangat mirip deengan serangan pertama. Sementara itu

rekrudensi sering terjadi pada infeksi yang disebabkan plasmodium malaria

(Harijanto, 2010). Demam yang terjadi pada penderita berhubungan dengan

proses skizogoni (pecahnya meroziot/skizon). Berat ringannya pun tergantung

pada jenis plasmodium yang menyebabkan infeksi. Di Indonesia sampai saat ini

terdapat empat macam plasmodium penyebab infeksi malaria yaitu :

a. Plasmodium falciparum penyebab malaria tropika yang menimbulkan

demam tiap 24-48 jam.

b. Plasmodium vivax penyebab malaria tertian yang menimbulkan deman tiap

hari ke 3.

24

Page 25: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

c. Plasmodium malaria penyebab malaria kuartana yang menimbulkan demam

tiap hari ke-4

d. Plasmodium ovale penyebab malaria ovale, memberikan infeksi yang paling

ringan dan sering sembuh spontan tanpa pengobatan (Harijanjot, 2010).

Selain itu, pada infek malaria terdapat gejala klasik malaria akut yang sering

disebut Tias Malaria, secara berurutan :

1. Periode Dingin

Stadium ini mulai dengan menggigil, kulit dingin dan kering. Gigi gemeretak

dan penderita biasanya menutup tubuhnya dengan selimut yang tersedia. Nadi

cepat tetapi lemah. Bibit dan jari pucat kebiru – biruan, kulit kering dan

pucat. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam diikuti

meningkatnya temperature.

2. Periode Demam

Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini penderita merasa kepanasan.

Suhu badan dapat meningkat sampai 400C atau lebih. Muka merah, kulit

kering dan terasa sangat panas seperti terbakar, sakit kepala, nadi cepat,

respirasi meningkat, muntah – muntah dan dapat terjadi syok (tekanan darah

turun) bahkan sampai terjadi kejang (pada anak). Stadium ini berlangsung

lebih lama dari periode dingin, antara 2 sampai 4 jam. Demam disebabkan

oleh pecahnya sison darah yang telah matang dan masuknya merozoit ke

dalam aliran darah.

3. Periode Berkeringat

25

Page 26: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

Pada periode ini penderta berkeringat banyak sekali sampai – sampai tepat

tidurnya bahsah. Temperature turun dan penderita merasa capek dan biasanya

dapat tidur nyenyak. Pada saat bangun dari tidur merasa lemah tetapi ada

gejala lain, stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4 jam. Gejala – gejala

yang disebutkan di atas tidak sealu sama pada setiap penderita, tergantung

pada spesies parasit dan umur dari penderita, gejala klinis yang berat biasanya

terjadi pada malaria tropika. Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan

parasit (bentuk trofosoit dan sison). Untuk berkumpul pada pembuluh darah

organ tubuh seperti otak, hati dan ginjal sehingga menyebabkan tersumbatnya

pembuluh darah pada organ – organ tubuh tersebut.

1.3.3. Diagnosis Malaria

Diagnosis malaria umumnya didasarkan pada manifestasi klinis (termasuk

anamnesis), uji imunoserologis dan ditemukannya parasit (plasmodium) dalam

darah penderita. Manifestasi klinis demam malaria seringkali tidak kahs dan

penyakit infeksi lain seperti demam dengue dan demam tifoid, sehingga sulit

dilakukan diagnosa dengan mengandalkan pengamatan secara klinis saja,

namunperlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk menunjang diagnosis

malaria sedini mungkin. Pemeriksaan mikroskopis membutuhkan syarat – syarat

tertentu agar diperoleh nilai diagnostic yang tinggi yaitu dengan sensivitas dan

spesifitas yang tinggi. Syarat – syarat tersebut meliputi :

a. Waktu pengambilan sampel harus tepat yaitu pada akhir periode demam

memasuki periode berkeringat karena pada perioede ini jumlah trofozoit

mencapai jumlah maksimum dalam sirkulasi.

26

Page 27: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

b. Volume darah yang diambil sebagai sampel cukup untuk sediaan darah tipis

(1-1,5 mikroliter) dan sediaan darah tebal (3-4 mikroliter).

c. Kualitas preparat harus baik agar terjamin kualitas identifikasi spesies

plasmodium dengan tepat (Purwanignsih, 2000).

1.3.4. Epidemiologi Malaria

Penularan malaria banyak terjadi pada kebanyakan daerah tropis dan sub

tropis, terutama terdapat pada daerah dimana orang – orang mempunyai gametosit

dalam darahnya sehingga menjadikan nyamuk anopheles terinfeksi dan

menularkan pada orang yang sehat. Walaupun Amerika Serikat, Kanda, Eropa,

Australia dan Israel sekarang bebas malaria local, wabah setempat dapat terjadi

melalui infeksi nyamuk local oleh wisatawan yang dating dari daerah endemis

(Nelson, 2000).

Daerah yang sejak semua bebas malaria adalah Pasifik Tengah dan Selatan

(Hawai dan Selandia Baru). Ini terjadi karena di daerah tersebut malaria tidak

dapat berlangsung dalam tubuh nyamuk anopheles (Anophelism Without Malaria)

karena kondisi iklim/temperature yang tidak sesuai (Sutanto dkk, 2008).

Batas dari penyebaan malaria adalah 640LU (Rusia) dan 320LS (Argentina)

dengan ketinggian yang dimungkinkan adalah 400 meter di bawah permukaan laut

(Laut Mati) dan 2600 meter di atas permukaan laut (Bolvia). Plasmodium vivax

mempunyai distribusi geografis yang paling luas, mulai dari daerah beriklim

dingin, subtropik sampai ke daerah tropic. Plasmodium ovale pada umumnya

dijumpai di Afrika di bagian yang beriklim tropic, kadang – kadang dijumpai di

27

Page 28: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

Pasifik Barat (Rampengan, 2010). Di Asia Tenggara negara – negara yang

termasuk wilayah endemis malaria adalah : Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia,

Maldives, Myanmar, Nepal, Srilanka dan Thailand.

Di Indonesia penyakit malaria tersebar di seluruh pelau dengan derajat

endemisitas yang berbeda – beda dan dapat berjangkit di daerah dengan

ketinggian sampai 1800 meter di atas permukaan laut. Penduduk yang paling

berisiko terkena malaria adalah anak bali, wanita hamil dan penduduk non imun

yang mengunjungi daerah endemic malaria. Angka API di pulau Jawa dan Bali

pada tahun 2000 ialah 0,81 per 1000 penduduk turun menjadi 0,15 per 1000

penduduk pada tahun 2004. Sedangkan di luar Jawa-Bali angka AMI tetap tinggi

yaitu 31,09 per 1000 penduduk pada tahun 2000, turun menjadi 20,57 per 1000

penduduk tahun 2004. Spesies yang terbanyak dijumpai adalah Plasmodium

Falciparum dan Plasmodium vivax, Plasmidium malaria banyak dijumpai di

Indonesia bagian TImur sedangkan Plasmodium ovale pernah ditemukan di Irian

dan Nusa Tenggara Timur (Rampengan, 2010).

1.3.5. Suklus Hidup Parasit Malaria

a. Siklus Aseksual Dalam Tubuh Manusia

1) Siklus di luar sela darah merah

Siklus di luar sel darah merah (eksoeritrositer) berlangsung dalam hati.

Stadium ini dimulai saat nyamuk anopheles betina menggigit manusia

dan memasukkan sporozoit yang terdapat pada air liurnya ke dalam darah

manusia. Beberapa menit kemudian (05-1 jam) sporotozoit tiba di hati dan

28

Page 29: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

menginfeksi hati. Di hati sporotozoit mengalami reproduksi aseksual

(skizogoni) atau proses pemisahan dan menghasilkan parasit anak

(merozoit) yang kemudian akan dikeluarkan dari sel inti. Pada

plasmodium vivax dan plasmodium ovale ditemukan dalam bentuk laten

dalam hati yang disebut hipnosit, yang merupkan suatu fase hidup parasit

malaria yang nantinya dapat menyebabkan kumat, kambuh dan rekurensi

(long term relapse). P.vivax dapat kambuh berkali – kali sampai jangka

waktu 3-4 tahun sedangkan P.Ovale sampai bertahun – tahun jika tidak

diobati dengan baik.

2) Siklus Dalam Sel Darah Merah

a. Siklus dalam darah dimulai dengan keluarnya merozoit dari skizon

matang di hati ke sirkulasi. Siklus dalam sel darah merah (eritrositer)

ini terbagi menjadi siklus sisogoni yang menimbulkan demam dan

siklus gametogoni yang menyebabkan seseorang menjadi sumber

penularan bagi nyamuk (Depkes RI, 1999).

b. Siklus Seksual Dalam Tubuh Nyamuk

Gametosit matang dalam darah penderita yang terhisap oleh nyamuk

akan mengalami pematangan menjadi gamet (gametogenesis)

sedangkan parasit malaria yang berbentuk trofozoit, skizon merozoit

dicerna dalam lambung nyamuk. Mikro gametosit membelah menjadi

4-8 mikro gamet (gamet jantan) dan makro gametosit mengalami

kematangan menjadi makro gambit (gamet betina). Kemudian

pembuahan terjadi antara mikro gamet dan makro gamet yang disebut

29

Page 30: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

zigot. Pada mulanya berbentuk bulat kemudian berubah menjadi

memanjang dan dapat bergerak dan diseubt ookinet. Ookinet

menembus dinding lambung dan menjadi bentuk bulat disebut ookista.

Ookista makin lama makin besar dan didalamnya intinya membelah –

belah dan masing – masing inti diliputi protoplasma dan mempunyai

bentuk memanjang (10-15 mikron) disebut sporozoit. Ookista akan

pecah dan ribuan sporozoit akan dibebaskan dalam rongga nyamuk

yang kemudian akan mencapi kelenjar liur. Nyamuk anopheles betina

menjadi siap menularkan penyakit malaria. Prinsip pemberantasan

malaria antara lain didasarkan pada siklus ini yaitu dengan

mengusahakan umur nyamuk lebih pendeik dari masa inkubasi

ekstrinsik sehingga siklus sporogoni (karena menghasilkan sporozoit)

tidak dapat berlangsung (Gandahusada, 1998). Berikut gambar siklus

hidup parasit malaria dalam tubuh nyamuk dan manusia (Tetriana,

2007).

1.3.6. Cara Penularan

a. Penularan secara alamiah (natural infection) terjadi pada nyamuk anopheles.

b. Penularan tidak alamiah

- Malaria bawaan (congenital), terjadi pada bayi yang baru dilahirkan

karena ibunya menderita malaria, penularan terjadi melalui tali pusat

atau plasenta.

- Secara Mekanik, penularan terjadi melalui transfuse darah atau melalui

jarum suntik yang tidak steril. Penularan lewat jarum suntik juga

30

Page 31: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

banyak terjadi pada pecandu obat bius yang menggunakan jarum

suntik yang tidak steril. Malaria lewat tranfusi hanya menghasilkan

siklus eritrositer karena tidak melalui sporozoit yang memerlukan

siklus hati sehingga dapat di obati dengan mudah.

- Secara oral, cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung, ayam

(P.gallinasium)¸burung dara (P.Relection) dan monyet (P.Knowlesi)

yang akhir – akhir ini dilaporkan menginfeksi manusia (Rampengan,

2010).

1.4. Kesembuhan

Penyakit Malaria

1.4.1. Pencegahan Penyakit Malaria

Setiap upaya penanganan malaria yang dilakukan bertujuan untuk

menurunkan angka kesaktian dan kematian sedemikian rupa sehingga penyakit ini

tidak lagi merupakan masalah kesehatan. Hal mendasar yang dilakukan untuk

penanganan penyakit ini adalah dengan memutuskan mata rantai dur hidup parasit

dalam tubuh manusia serta memusnahkan nyamuknya. Berbagai kegiatan yang

dapat dilakukan untuk mengurangi kejadian malaria adalah :

a. Menghindari / mengurangi gigitan nyamuk anopheles dengan pemakaian

kelambu, repelan dan obat nyamuk

b. Membunuh naymuk dewasa dengan menggunakan insektisida

c. Membunuh jentik baik secara kimiawi (larvasida) maupun secara biologic

(ikan pemakaian jentik, tumbuhan, penggunaan bacillus thurigiensis).

31

Page 32: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

d. Mengurangi tempat perindukan (source reduction) dengan modifikasi dan

manipulasi lingkungan. Modifikasi dilakukan seperti menimbun tempat –

tempat tergenang atau mengeringkannya sedangkan manipulasi merupakan

upaya mengubah keadan lingkungan sedemikian rupa sehinga tidak cocok

untuk perkembangan vector.

e. Mengobati penderita malaria.

f. Pemberian pengobatan pada penderita. Pemberian profilaksis, terutama bagi

mereka yang akan bepergian ke tempat yang endemis malaria.

1.4.2. Penatalaksanaan Penyakit Malaria

a. Terapi Umum

1. Istirahat : tidak perlu istirahat mutlak.

2. Diet : Makanan biasa

3. Medikamentosa

- Obat pertama Klorokin Basa

Hari pertama 600 mg, disusul 300 mg setelah 6 jam.

Hari kedua dan ketiga masing – masing 300 mg atau dosis

disederhanakan menjadi 2 x 300 mg/hari. Dosis total 1500 mg. pada

plasmodium vivax ditambahkan primakin 15 mg/hari selama 14

hari diberikan bersama atau setelah pemberian klorokin, sedangkan

pada Plasmodium falciparum diberikan 3 sampai 5 hari saja untuk

mensterilkannya.

b. Obat Alternatif

32

Page 33: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

1. Amodiakin 3 z 200 mg hari pertama, disusul 2 x 200 mg pada 2 hari

berikutnya.

2. Sulfadoksin-pirimetamin (Fansidar) dosis tunggal 2-3 tablet.

3. Kina (Quinine sulfat) 3 x 650 mg oral selama 7 – 14 hari.

4. Meflokoin 15 sampai 25 mg/kg BB, dosis tunggal peroral atau terbagi

dalam 2 dosis setiap 12 jam.

5. Halonfantrin dengan dosis 500 mg tiap 6 jam.

6. Inghaosu, KinghaoQsu, dan Pironaridin

1.4.3. Antimikroba Penyakit Malaria

Beberapa antimikroba yang dapat digunakan untuk malaria antara lain :

Tetrasiklin 4 x 250 mg/hari, 7-10 hari

Deksisiklin 2 x 100 mg/hari, 7 hari

Klindasimin 3 x 300 mg/hari, 7 – 10 hari

Spiramisin 3 x 500 mg

Rifampisin 1 x (450 – 600) mg

Flouroquinolon

Sulfanamid

1.4.4. Jenis Pengobatan Malaria

1. Kemoprofilaksis

Jarang dilakukan

2. Pada keadaan akut

33

Page 34: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

a. Klorokin basa (lihat pada terapi umum di atas). Apabila terpaksa diberi

obat secara parntral, diberikan klorokin 200 mg IM/6 jam, maksimal 800

mg/hari b. Kina Sulfas.

b. Kina HCI dalam NaCI fisiologis/dextrose 5% dalam waktu 4 jam infuse

dan diulangi 12 jam kemudian, maksimal 1800 mg/24 jam.

3. Terapi supresif

Agar tidak timbul serangan malaria. Jenis obat yang digunakan :

a. Klorokin untuk :

- Pendatang sementara ke darah endemis. Dosis klorokin : 300

mg/minggu, I minggu sebelum berangkat, selama berada di lokasi

sampai 4 minggu setelah kembali.

- Penduduk di daerah endemis dan penduduk baru yang akan menetap

tinggal, dianjurkan menelan klorokin 300 mg/minggu selama 6 tahun

atau amodiakin 600 mg/2 minggu.

- Sementara penderita demam di daerah endemis diberi klorokin dosis

tunggal 600 mg. bila di daerah itu Plasmodium falsiparum sudah

resisten terhadap klorokin, ditambahkan primakin sebanyak 3 tablet.

b. Mepakrin 100 mg/hari dimulai 2 minggu sebelum sampai hingga 4 minggu

setelah keluar dari daerah endemis tersebut.

c. Pirimetamin (Daraprim) 50 mg/minggu dosis tunggal/minggu sampai

dengan 4 minggu setelah kembali.

34

Page 35: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

d. Kina 1 table (25o mg/hari) sampai dengan 4 minggu setelah meninggalkan

lokasi.

4. Terapi radikal

Untuk menghilangkan seluruh parasit malaria dalam tubuh, diberikan obat :

a. Klorokin, seperti terapi akut bersama dengan primakin 15 mg selama 14

hari.

b. Pirimetamin + sulfadoksin (FANSIDAR) plus primakin.

5. Terapi kasus – kasus khusus

a) Malaria serebral, dirawat diruangan perawatan intensif (ICU). Obat

diberikan parental adalah :

- Klorokin 200 mg IM, diulang 6 jam kemudian. Dosis maksimal 800

mg/hari, hati-hati!

- Kina hidroklorida dalam NaCI fisiologis/dextrose 5 % dalam waktu 4

jam, diulang 12 jam kemudian. Dosis maksimal 1800 mg/24 jam.

Kalau sudah sadar diteruskan dengan pemberian peroral 3 x 650 mg –

7 hari sejak hari pertama pemberian.

- Kinidin (isomer kina) 15 mg basa/kg BB dalam larutan seperti pada

kina. Dilanjutkan peroral setelah sadar.

- Dekstran molekul rendah, 500 cc/24 jam.

- Bila ada hipoglikemi, diberikan 50 ml glukosa 40% IV, lalu diteruskan

dengan dekstrose 10%.

35

Page 36: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

- Ada yang berhasil dengan pentoksifilin 60 mg/hari plus kini dan

klindasimin.

- Bila kejang – kejang diberikan : fenobarbital 3,5 mg/kg BB :

Diazepam 10 – 20 mg/IV atau klorpromazin 50-100 mgIM.

- Pentoksifilin 600 mg/hari

- Kinin + klindasimin

b) Gagal ginjal akut

Perlu dipertimbangkan hemodialisis secepatnya, pengaturan cairan dan

elektrolit.

c) Malaria biliosa

Tidak ada tindakan khsus. Kina dapat diberikan 20 mg/kg.

d) Hipoglikemi

Apabila kadar gula darah sangat rendah (40 mg%) segera berikan 40-50

ml dekstrosa 40% bolus, lalu dilanjutkan glukosa 10% infuse. Dapat juga

diberikan obat yang menekan produksi insulin seperti dizoxide, glucagon

atau somastatin analogue.

e) Malaria Algid

Terutama ditujukan untuk mengatasi syok yang ada.

f) Edema paru

Karena edema paru umumnya fatal, yang terpenting adalah pencegahannya

seperti : pemberian cairan harus hati – hati, transfuse darah pelan – pelan,

pemberian diuretika.

g) Anemi berat

36

Page 37: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

Transfuse darah pelan – pelan (lebih baik darah segar) bila Hb gr% atau

hematokrit turun.

h) Black water fever

- Harus istirahat

- Menghentikan muntah dengan sedative atau transkuiliser

(klorpromasin, diazepam).

- Bila hipotensi, secepatnya diberi cairan plasma atau darah

- Tranfusi bila Hb gr% atau RBC juta/mm3

- Bila ureum 200 mg% perlu hemodialisis

- Bila parasitemi tingggi diberikan klorokin atau amodiakin. Bila

resisten diberikan sulfadoksin + pirimetamin.

i) Malaria pada ibu hamil

- Klorokin

Dosis seperti tepi umum di atas (600 mg -> 300 mg : 300 mg : 300 mg)

- Pirimetamin + sulfadoksin (FANSIDAR) 1 x 3 tablet

1.4.5. Tanda – Tanda Pasien Yang Sudah Sembuh dari Malari

1) Suhu tubuh kembali normal

2) Mata tidak ikterus (penumpukan zat warna bilirubin yang ditandai

dengan kulit dan mata menguning).

3) Nyeri pada tubuh dan nyeri pada persendian hilang

4) Denyut nadi dan pernapasan normal

5) Tidak terjadinya gangguan pencernaan seperti diare dan kontipasi yang

ditandai dengan tidak adanya distensi abdomen.

37

Page 38: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

6) Berat badan mulai berangsur kembali seperti sebelumnya

7) Tekanan darah mulai kembali normal

8) Tidak gelisah dan ketakutan yang di tandai tidak ada keringat yang

berlebihan.

9) Tidak pucat dan tubuh tidak merasa lemas

1.4.6. Komplikasi

Malaria berat adalah malaria yang disebabkan oleh P.falcifarum, dengan

disertai satu atau lebih kelainan di bawah ini, berdasarkan criteria WHO tahun

1997 yaitu :

a. Malaria serebral dengan kesadaran menurun (delirium, stupor, koma)

b. Anemia berat, kadar hemoglobin <5 gr% atau hematokrit < 15%

c. Dehidrasi, gangguan asam basa (asidosis metabolic) dan gangguan elektrolit

d. Hipoglikemia (gula darah < 40 mg %)

e. Gagal ginjal akut (urin < 1 ml/kgBB/jam, kreaatinin serum > 3 mg%)

f. Edema paru akut

g. Kegagalan sirkulasi atau syok (tekanan nadi >20 mmHg)

h. Kecendrungan terjadi pendarahan

i. Hiperpireksia / hipertermia (suhu badan > 410C)

j. Hemoglobinuria atau black water fever

k. Ikterus (kadar bilirubin darah > 3mg%

l. Hiperparasitemia (> 5% eritrosit dihinggapi parasit)

m. Komplikasi pada ibu hamil janin

2. Kerangka Konsep

38

Page 39: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

Kerangka konsep merpupakan upaya menjelaskan hubungan antar variable

yang sudah diidentifikasi untuk diteliti (Setati, 2011). Kerangka konsep dalam

penelitian ini diuraikan dalam skema berikut ini :

Skema 1 : Kerangka Konsep Penelitian

3. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil

sementara yang kebenarannya akan dibuktkan dalam penelitian tersebut

(Pratiknya, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H0 = Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan malaria oleh

keluarga terhadap kesembuhan penyakit malaria di Desa Hutabargot Dolok

Kecamatan Hutabargot Tahun Kabupaten Mandailing Natal 2014.

39

Variable Independen

Tingkat Pengetahuan - Biak - Cukup - Kurang

Variable Independen

Kesembuhan Penyakit Malaria- Sembuh - Tidak Sembuh

Page 40: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

Ha = Ada hubungannya yang signifikan antara pengetahuan malaria oleh

keluarga terhadap kesembuhan penyakit malaria di Desa Hutabargot Dolok

Kecamatan Hutabargot Tahun Kabupaten Mandailing Natal 2014.

BAB 3

METOLOGI PENELITIAN

1. Desain dan Metode Penelitian

Desain penelitian adalah suatu rancangan yang digunakan dalam melakukan

prosedur penelitian. Desain penelitian dapat digunakan sebagai petunjuk dalam

perencanaan dalam pelaksanaan penelitian untuk mencapai tujuan atau menjawab

satu pernyataan penelitian yaitu Hubungan Pengetahuan Malaria Oleh Keluarga

Terhadap Kesembuhan Penyakit Malaria, maka desain yang digunakan dalam

penelitian ini adalah desain koraltif yaitu desain yang mengungkapkan hubungan

antara variable dengan pendekatan Cross Secsional study atau penelitian yang

dilakukan dalam satu waktu (Nursalam, 2011).

2. Tempat Penelitian

40

Page 41: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

Penelitia ini akan dilakukan di Desa Hutabargot Dolok Kecamatan

Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal. Alasan dilakukan penelitian di desa ini

karena desa Hutabargot Dolok penderita malaria lebih banyak di Kecamatan

Hutabargot.

3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Juli s/d November tahun 2014.

Table 1 : Waktu Penelitian

No Proses PenelitianBulan

Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des1 Pengajuan Judul 2 Pembuatan Proposal 3 Seminar Proposal 4 Pelaksanaan Penelitian 5 Seminar Hasil

4. Populasi dan Sampel

4.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi

dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang ada anggota keluarganya

menderita penyakit malaria sebanyak 46 orang di Desa Hutabargot Dolok

Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014.

4.2. Sampel

41

Page 42: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

Sampel adalah seluruh atau sebagian dari populasi dengan karakteristik yang

sama dengan populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan

Accident sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak direncanakan

terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedi bagi

peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya sampel semacam

ini disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan. Dan sampel yang diperoleh

sebanyak 30 kepala keluarga yang menderita penyakit malaria di Desa Hutabargot

Dolok Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal tahun 2014. Adapun

criteria insklusi penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Kepala keluarga yang anggota keluarganya menderita penyakit malaria

b) Tinggal di Desa Hutabargot Dolok Kecamatan Hutabargot

c) Bersedia menjadi responden

5. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebar kuesioner yang

dilakukan sendiri oleh peneliti. Kuesioner terbagi 3 yaitu data demografi, lembar

pengukuran tingkat pengetahuan keluarga tentang malaria dan lembar observasi

kesembuhan malaria. Jumlah kuesioner tingkat pengetahuan sebanyak 20 soal

pernyataan. Soal pernyataan positif pada nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, dan soal pernyataan negatif pada nomor 2, 6, 13, 15.

Kepala keluarga yang berpengetahuan baik jika menjawab 15 s/d 20 soal,

42

Page 43: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

berpengetahun cukup jika menjawab 12 s/d 14 soal, dan berpengetahuan kurang

jika menjawab < 11 soal. Pada pernyataan positif jika menjawab Ya diberi skor =

1 dan menjawab tidak diberi skor = 0. Pada pernyataan negatife jika menjawab

Tidak diberi skor = 1 dan menjawab Ya diberik skor = 0. Kuesioner dalam

penelitian ini dilakukan dengan pengujian validalitas (kesahihan) dan reabilitas

(keandalan) dengan menggunakan person product moment (Nursalam, 2011).

6. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur ataupun langkah – langkah dalam penelitian perlu disusun

sedemikian rupa agar berjalan dengan dan mencapai tujuan yang di inginkan.

Adapun prosedur yang dijalani peneliti dalam melakukan penelitian ini antara

lain:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan penelitian ini, peneliti dahulu menentukan masalah

penelitian, dilanjutkan dengan mencari studi kepustakaan dan pendahuluan.

Selanjutnya peneliti menyusun proposal untuk mendapatkan persetujuan dari

pembimbing dan izin penelitian dari pihak STIKes Aufa Royyan. Peneliti juga

menjalankan proses administrasi untuk mengurus permohonan melakukan

penelitian termasuk perihal pengambilan data dari puskesmas Hutabargot.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dimulai setelah peneliti menyelesaikan urusan

administrative. Peneliti lalu menandatangani lokasi penelitian, yaitu kecamatan

Hutabargot tepatnya di Desa Hutabargot Dolok yang merupakan wilayah kerja

43

Page 44: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

Puskesmas Hutabargot. Setelah sampai ke lokasi penelitian, penelitian melakukan

pengecekan criteria insklusi pada Kepala Keluarga yang ada anggota keluarganya

yang menderita penyakit malaria dengan memberikan pertanyaan yang

berhubungan dengan kriteria insklusi. Selain itu peneliti juga menjelaskan maksud

dari penelitian, tujuan dari penelitian, dan dampak yang akan diperoleh responden

jika bersedia berpartisipai dalam penelitian. Setelah mendapatkan kesediaan dari

responden menjadi subjek dalam penelitian ini, peneliti meminta responden untuk

mengisi data pada lembar observasi atau kuesioner serta menandatangani

informed consent lalu peneliti melakukan pengumpulan data.

3. Tahap Akhir

Setelah proses pengumpulan data selesai, peneliti melakukan analisa dengan

menguji statistik yang sesuai dengan data. Selanjutnya diakhiri dengan

penyusunan laporan hasil penelitian dan penyajian hasil penelitian.

7. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah mendefenisikan variable secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan penelitian untuk

melakukan observasi maupun pengukuran seara cermat terhadap fenomena atau

objek. Defenisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan

sebagai ukuran dalam suatu penelitian (Nursalam, 2011).

Table 2 Defenisi Operasional

44

Page 45: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

No Variable Defenisi Alat Ukur Skala Hasil ukur1 Indevenden :

Pengetahuan keluarga tentang Malaria

Sejauh amna pengetahuan keluarga terhadap penyakit malaria

Kuesioner Ordinal Baik 16 s/d 20Cukup 12 s/d 15Kurang < 11

2 Dependen :Kesembuhan terhadap penyakit malaria

Sejauh mana tercapainya kesembuhan keluarga terhadap penyakit malaria

Lembar Observasi

Nominal

Sembuh Tidak sembuh

8. Pengolahan Data dan Analisa Data

8.1. Pengolahan Datan

Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu diolah menjadi informasi.

Pengolahan data menggunakan system komputerisasi dengan tahapan sebagai

berikut :

a. Editing (Pemeriksaan)

Memeriksa kembali kebenaran data yang telah diperoleh atau dikumpulkan,

dapat dilakukan saat pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Peneliti

memeriksa data responden mulai dari data usia, jenis kelamin, pendidikan, dan

pekerjaan.

b. Coding (Pengkodean)

45

Page 46: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

Proses pemberian kode numeric (angka) terhadap data terdiri beberapa

kategori. Selain itu, peneliti juga memberikan koding pada karakteristik

responden.

c. Entry Data (Memasukkan Data)

Peneliti memasukkan data yang telah dikumpulkan berupa karakteristik dan

hasil kuesioner ke dalam computer sesuai dengan kelompok responden.

d. Celanning Data (Merapikan Data)

Memeriksa kembali data responden dan hasil kuesioner yang didapat pada

lember observasi agar tidak ada kesalahan yang ditemukan.

e. Analyzing (penilaian)

Penelitian ini meliputi analisa univariat dan analisa bivariat menggunakan

program SPSS.

1. Analisa Univariat

Analisa ini digunakan untuk mendapat gambaran tentang distribusi

karakteristik responden untuk variable usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan

dan jenis kelamin. Selain itu, juga untuk mendapatkan gambaran mengenai

hubungan pengetahuan malaria oleh keluarga terhadap kesembuhan penyakit

malaria.

2. Analisa Bivariat

Uji hioptesis Chi Square ini digunakan untuk mendapatkan gambaran

apakah terdapat hubungan pengetahuan malaria oleh keluarga terhadap

kesembuhan penyakit malaria.

46

Page 47: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

BAB 4HASIL PENELITIAN

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

kareksteristik responden dan variabel-variabel yang di teliti untuk mendapatkan

gambaran umum.

1.1 Karekteristik responden

Dari 30 orang responden diperoleh karekteristik ibu-ibu yang meliputi,

usia, jenis kelamin, dan pendidikan, dan pekerjaan di Desa Hutarimbaru

Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal sebagai berikut :

Tabel 3.

47

Page 48: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia di desa Hutabargot Dolok Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal pada

bulan November 2014 (n=30)

No Karekteristik Responden Frekuensi Persentase (%)

1 21-30 Tahun 8 26,72 31-40 Tahun 15 503 40-50Tahun 7 23,3

Total 30 100

Dari tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

berusia 31-40 tahun dengan jumlah 15 orang (50%), responden berusia 21-30

tahun sebanyak 8 orang (26,7%) dan berusia 40-50 tahun sebanyak 7 orang

(23,3%).

Tabel 4.Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di

Desa Hutabargot Dolok Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal pada bulan November 2014 (n=30)

No Karekteristik Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-Laki 24 802 Perempuan 6 20

Total 30 100

Dari tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa sebagian responden berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 24 orang (80%), dan berjenis kelamin perempuan

sebanyak 6 orang (20%).

Tabel 5.

48

Page 49: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis pendidikan di Desa Hutabargot Dolok Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal

pada bulan November 2014 (n=30)

No Karekteristik Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak Sekolah 4 13,32 SD 7 23,33 SMP 6 204 SMA 11 36,75 Perguruan Tinggi 2 6,7

Total 30 100

Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

mempunyai pendidikan tamat SMA sebanyak 11 orang (36,7%), tamat SD

sebanyak 7 orang (23,3%), tamat SMP sebanyak 6 orang (20%), tidak sekolah

sebanyak 4 orang, dan tamat perguruan tinggi sebanyak 2 orang (6,7%).

Tabel 5.Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di desa

Hutabargot Dolok Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal pada bulan November 2014 (n=30)

No Karekteristik Responden Frekuensi Persentase (%)

1 PNS 2 6,7 2 Petani 18 603 Wiraswasta 10 33,3

Total 30 100

Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

bekerja sebagai petani sebanyak 18 orang (60%), wiraswata sebanyak 10

orang (33,3%), dan PNS sebanyak 2 orang.

1.2 Tingkat Pengetahuan

49

Page 50: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

Berdasarkan tingkat pengetahuan meliputi pengetahuan baik,cukup dan

kurang di peroleh hasil sebagai berikut :

Tabel 6.Distribusi frekuensi Tingkat Pengetahuan Keluarga tentang Malaria di desa

Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal pada bulan November 2014 (n=30)

No Tingkat pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 6 202 Cukup 13 43,33 Kurang 11 36,7

Total 30 100

Dari tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

berpengetahuan cukup sebnayak 13 orang (43,3%), responden

berpengetahuan kurang sebanyak 11 orang (36,7%), dan berpengetahuan baik

sebanyak 6 orang (20%).

1.3 Kesembuhan Penyakit Malaria

Berdasarkan penelitian terhadap kesembuhan penyakit malaria pada

keluarga yang menderita penyakit malaria diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 7.Distribusi frekuensi Kesembuhan Penyakit Malaria di desa Hutabargot Dolok Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal pada bulan November

2014 (n=30)

No Kesembuhan Penyakit Malaria Frekuensi

Persentase (%)

1 Sembuh 22 73,3 2 Tidak Sembuh 8 26,7

Total 30 100

50

Page 51: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar keluarga responden sembuh

dari penyakit malaria sebanyak 22 orang (73,3%) ,dan keluarga yang tidak

sembuh sebanyak 28 orang.

2. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat ini menggunakan uji statistik Chi-Square Test untuk

melihat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu dalam pemanfaatan

Posyandu Balita di Desa Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot Kabupaten

Mandailing Natal yang Hasilnya sebagai berikut :

Tabel 8.Distribusi frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pemanfaatan Posyandu

Balita di desa Hutarimbaru Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal pada bulan November 2014 (n=62)

No PengetahuanKesembuhan Penyakit

Malaria Total P-ValueSembuh Tidak Sembuh

1 Baik 6 0 6 0,002 Cukup 11 2 133 Kurang 5 6 11

Total 22 8 30

51

Page 52: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2012). Malaria, Diperoleh Pada Tanggal 05 Mei 2014http://edhybecksmencatat.blogspot.com/p/malaria.html

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Budianingsih. (2008). Pengertian Pengetahuan. Diperoleh Pada Tanggal 5 Mei 2014 dari http://www.Pengetahuan Menurut Para Ahli.com

Harijanto, P.N. Nugroho, A., (2012). Malaria Dari Molekul ke Klinis. Jakarta : EGC

52

Page 53: Proposal Skripsi Abdullah Sani (Autosaved)

Hudri, S. (2013). Macam – Macam Teknik Pengambilan Sampel. Diperoleh pada tanggal 25 Juli 2014. http://expresisastra.blogspot.com/2013/11/macam-macam-teknik-pengambailan-sampel.html.

Kantor Pusat Penanggulangan Malaria Kabupaten Mandailing Natal (2013). Profil Malaria Kabupaten Mandailing Natal. Mandailing Natal : KPPM

Kantor Pusat Penanggulangan Malaria Kabupaten Mandailing Natal (2013).pamantauan Jentik-Jentik Malaria. Mandailing Natal : KPPM

Mubarok. (2007). Tingkat Pengetahuan. Diperoleh pada tanggal 04 Mei 2014 dai http://www.pengetahuanmenurutparaahli.com

Notoadmodjo, (2007). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta

Notoadmodjo, (2010). Metode Penelitain Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam, (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keparawatan. Surabaya : Salemba Medika

Ramali, A. dkk. 2005. Kamus Kedokteran. Jakarta

Siswono, (2012). Penyebab Penyakit Malaria. Diperoleh pada tanggal 13 Mei 2014. http://penyebabpenyakitmalaria.blogspot.com

Syarifuddin, S. Theresia, S.Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta : Rineka Cipta

53