proposal kereta api.docx

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobilitas 1 manusia sudah dimulai sejak zaman dahulu kala, kegiatan tersebut dilakukan dengan berbagai tujuan antara lain untuk mencari makan, mencari tempat tinggal yang lebih baik, mengungsi dari serbuan orang lain dan sebagainya. Dalam melakukan mobilitas tersebut, manusia sering membawa barang ataupun tidak membawa barang. Oleh karenanya diperlukan alat sebagai sarana transportasi, menurut Bintarto (1977) transportasi adalah sarana bagi manusia untuk memindahkan sesuatu, baik manusia atau benda dari satu tempat ke tempat lain, dengan ataupun tanpa mempergunakan alat bantu seperti tenaga manusia, binatang, alam ataupun benda lain dengan mempergunakan mesin ataupun tidak bermesin. 1 Mobilitas: kesiapsiagaan untuk bergerak atau gerakan berpindah- pindah (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008) 1

Upload: pandawa-arczt

Post on 18-Jul-2016

86 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Kereta Api.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mobilitas1 manusia sudah dimulai sejak zaman dahulu kala, kegiatan tersebut

dilakukan dengan berbagai tujuan antara lain untuk mencari makan, mencari tempat

tinggal yang lebih baik, mengungsi dari serbuan orang lain dan sebagainya. Dalam

melakukan mobilitas tersebut, manusia sering membawa barang ataupun tidak

membawa barang. Oleh karenanya diperlukan alat sebagai sarana transportasi,

menurut Bintarto (1977) transportasi adalah sarana bagi manusia untuk memindahkan

sesuatu, baik manusia atau benda dari satu tempat ke tempat lain, dengan ataupun

tanpa mempergunakan alat bantu seperti tenaga manusia, binatang, alam ataupun

benda lain dengan mempergunakan mesin ataupun tidak bermesin.

Pada mulanya manusia masih menggunakan alat transportasi yang sangat

sederhana, kesederhanaan alat transportasi ini sejalan dengan kesederhanaan

kebutuhan hidupnya, dan kesederhanaan hidupnya menunjukkan pula kesederhanaan

pengetahuannya (Rahmat Susatya, 2008:3). Alat transportasi seperti gerobak, pedati,

dan lain-lain yang ditarik oleh binatang, kapal layar, dan alat transportasi tradisional

lainnya semakin lama tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan manusia akan alat

transportasi yang didambakannya. Dengan bertambah majunya kebutuhan dan

1 Mobilitas: kesiapsiagaan untuk bergerak atau gerakan berpindah-pindah (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008)

1

Page 2: Proposal Kereta Api.docx

pengetahuan manusia, maka semakin maju pula alat transportasi yang dibutuhkannya,

sehingga berbagai penemuan alat transportasi semakin kompleks.

Sebelum tahun 1800 alat angkut yang dipergunakan antara lain adalah tenaga

manusia, hewan dan sumber tenaga dari alam seperti angin. Pada masa itu barang-

barang yang dapat diangkut rata-rata dalam jumlah yang kecil dan waktu yang

ditempuh relatif lama. Namun setelah tahun 1800 hingga tahun 1860 transportasi

telah berkembang dengan baik karena mulai dimanfaatkannya sumber tenaga

mekanik seperti kapal uap dan kereta api, yang dimana mulai banyak dipergunakan

dalam dunia perdagangan dan dunia transportasi.

Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah transportasi pada umumnya

diawali dengan penemuan roda dan dikenal sebagai kereta kuda yang hanya terdiri

dari satu kereta (rangkaian) kemudian dibuatlah kereta kuda yang menarik lebih dari

satu rangkaian serta berjalan di jalur tertentu yang dibuat dari besi (rel) dan

dinamakan trem, seiring waktu tenaga kereta api yang berasal dari alam mulai

tergantikan dengan tenaga mekanis. Kereta api adalah sarana transportasi berupa

kendaraan dengan tenaga gerak baik berjalan sendiri yang dinamakan lokomotif

maupun rangkaian dengan kendaraan lainnya yang dinamakan gerbong atau kereta

yang bergerak di atas rel (Rustian Kamaludin, 1987:67). Rangkaian kereta atau

gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun

barang dalam skala besar, kereta api mempunyai sifat sebagai angkutan massal yang

efektif pada awal abad ke-20 maka beberapa negara berusaha memanfaatkannya

2

Page 3: Proposal Kereta Api.docx

secara maksimal sebagai alat transportasi terutama angkutan darat baik di dalam kota,

antar kota maupun antar negara.

Di Indonesia yang pada masa-masa kolonialisme dikuasai oleh imperialisme

Barat, khususnya Belanda juga sangat membawa dampak yang luas, apalagi dengan

pembangunan-pembangunan berbagai teknologi di Indonesia yang mereka lakukan.

Entah itu karena bertujuan untuk memang membangun Indonesia ataupun hanya

untuk memperlancar mobilitas mereka di Indonesia. Banyak warisan-warisan

pembangunan teknologi dari Pemerintah Kolonial Hindia Belanda di Indonesia yang

sampai saat ini masih kita gunakan, salah satunya adalah kereta api. Kereta api yang

pada saat itu dijadikan sebagai alat transportasi massal, pada masa sekarang juga

merupakan alat transportasi massal juga yang juga merupakan alat transportasi umum

yang banyak digunakan masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa.

Perkembangan perkeretaapian di Indonesia ditandai dengan adanya 70 kelas

lokomotif uap yang pernah beroperasi di Hindia Belanda. Lokomotif-lokomotif uap

ini bervariasi, mulai lokomotif yang kecil nan mungil yang dipergunakan untuk trem

uap pada perkebunan-perkebunan dan untuk transportasi penumpang di kota kota

besar di pulau Jawa hingga lokomotif raksasa yang perkasa untuk pengangkutan hasil

bumi dan barang tambang ke pusat pelabuhan-pelabuhan yang ada di Jawa.

Kereta api pertama di Indonesia dibangun tahun 1876 di Semarang (Kemijen-

Tanggung yang berjarak 26 km), atas permintaan Raja Willem I untuk keperluan

militer di Semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang. Kemudian dalam

melayani kebutuhan akan pengiriman hasil bumi dari Indonesia, maka Pemerintah

3

Page 4: Proposal Kereta Api.docx

Kolonial Belanda sejak tahun 1876 telah membangun berbagai jaringan kereta api,

dengan muara pada pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya.

Seperti halnya di Jawa dan Sumatera, pemerintah Hindia-Belanda juga

memiliki keinginan untuk menghubungkan semua wilayah Sulawesi dengan jalur

transportasi, khususnya kereta api. Rencana awal adalah membangun jalur trans

Sulawesi dari Makassar menuju Manado. Pada mulanya adalah berkaitan dengan

pembangunan pelabuhan laut di Makassar pada tahun 1912. Pembangunan ini

dilaksanakan oleh Firma de Groot sebagai pemenang tender. tahun 1912.

Sebelum pembangunan telah dilakukan berbagai kajian dan studi kelayakan. Kajian

tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk semacam buku panduan. Di dalam buku

tersebut terdapat satu bagian yang berjudul waar oceaan en rail elkaar ontmoeten

(dimana laut dan rel bertemu). Didalam bagian tersebut tercantum rencana pembangu

nan jalur kereta api Makassar-Manado. (Indonesian Railway Preservation

Society:2010)

Proyek diawali dengan membangun jalur rel disekitar pelabuhan dan sebuah st

asiun kecil. Jalur ini rencananya akan digunakan untuk mengangkut barang-barang

dengan menggunakan gerbong dari pelabuhan Makassar. Lokomotif yang akan

dipakai, rencananya juga akan diangkut secara khusus dengan kapal KPM dari Jawa.

Pembangunan jalur kereta api di Makassar sempat terganggu dengan meletusnya

Perang Dunia I antara tahun 1914-1918. Pada tahun 1920-1922, pembangunan jalur

rel kereta api telah sampai di kabupaten Takalar. Jalur Makassar-Takalar sejauh 47

4

Page 5: Proposal Kereta Api.docx

km dengan lebar sepur2 1067 mm ini secara resmi dimulai

dioperasikan pada tanggal 1 Juli 1922. (Indonesian Railway Preservation

Society:2010)

Jalur kereta api Makassar-Takalar ini dioperasikan oleh pemerintah. Namun

demikian nampaknya tidak ada nama atau singkatan resmi yang terkait nama

perusahaan atau anak perusahaan. Hanya disebutkan dengan nama Staatstramweg op

Celebes. Tercatat ada 7 buah lokomotif yang pernah dioperasikan di jalur ini. Semua

lokomotif tersebut buatan pabrik Cockerill, tipe Cn2, dengan nomer seri 24, 27, 31,

33, 36, 43, 44. Adapun nomor seri pabriknya adalah 1842, 1845, 1850, 1852, 1855,

1863, dan 1864. Semua lokomotif tersebut awalnya beroperasi di Jawa, terutama

untuk proyek Solo Valley Waterwerken. (Indonesian Railway Preservation

Society:2010)

1.2 Riwayat Penelitian

Secara kronologis, survei dan penelitian mengenai jalur kereta api Makassar-

Takalar baru dilakukan oleh Karyadi Baskoro tahun 2010 yang mengulas tentang

jejak sejarah jalur kereta api Sulawesi dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB)

Makassar tahun 2012 tentang peninggalan sejarah purbakala Kabupaten Takalar,

Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Wajo dan Sidrap yang didalamnya dijelaskan

mengenai tinggalan bekas halte kereta api di Kabupaten Takalar.

2 Jalur tertentu yang terbuat dari besi (rel)

5

Page 6: Proposal Kereta Api.docx

1.3 Rumusan Masalah

Kereta api yang merupakan sebuah sarana transportasi massal yang sampai

sekarang pun masih kita temui dan masih beroperasi di Jawa pada umumnya.

Pembangunan jalur-jalur kereta api tersebut kemungkinan merupakan salah satu cara

dari Pemerintah Kolonial Belanda untuk memperlancar arus lalu lintas jalan dan

perdagangan melalui transportasi kereta api. Sistem kereta api di wilayah Indonesia

pernah mengalami puncak perkembangan, terutama pada masa pemerintahan Hindia-

Belanda. Tidak kurang dari 18 perusahaan atau 23 anak perusahaan kereta api milik

swasta dan pemerintah yang pernah beroperasi. Ribuan kilometer jalur kereta api

telah dibangun serta ratusan tipe dan seri lokomotif pun pernah berlalu lalang di

sepanjang jalur tersebut.

Wilayah yang paling intensif dikembangkan sistem kereta api yaitu di pulau

Jawa. Disusul berikutnya adalah pulau Sumatera. Satu - satunya jalur kereta api

publik yang pernah dibangun diluar pulau Jawa dan Sumatera adalah di Sulawesi.

Cukup kontras jika dibandingkan dengan Jawa dan Sumatera, sangat sedikit informasi

mengenai jalur kereta api di Sulawesi. Beberapa penelitian dan survey yang

dilakukan oleh Indonesian Railway Preservation Society tahun 2010 dan Balai

Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Makassar tahun 2012, mengungkap sedikit

informasi mengenai jejak sejarah kereta api Makassar-Takalar. Berdasarkan hasil

survey tersebut ditemukan beberapa sisa tinggalan kereta api Sulawesi ini, seperti

bekas stasiun, halte, tower air, rumah kepala stasiun dan jembatan kereta api yang

kondisinya sangat memprihatinkan, karena cenderung hilang dan terabaikan.

6

Page 7: Proposal Kereta Api.docx

Tidak banyak masyarakat yang mengetahui bagaimana kondisi terkini situs

tersebut. Mencari dan menentukan lokasi pasti stasiun pertama di Sulawesi ini

menjadi hal yang sangat penting bagi bangsa Indonesia, sebab dari lokasi itulah

perkembangan sejarah perkeretaapian Sulawesi dimulai. Terlebih lagi dengan dapat

ditentukannya lokasi tersebut maka diharapkan tidak ada lagi simpang siur informasi

sejarah.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan mengajukan poin-poin

permasalahan seperti terangkum dalam pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimana bentuk-bentuk peninggalan perkeretaapian di Sulawesi Selatan ?

2. Apa yang menjadi latar belakang pembangunan kereta api di Sulawesi Selatan ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, ada dua tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk :

1. Mengetahui bentuk peninggalan perkeretaapian di Sulawesi Selatan.

2. Mengetahui latar belakang pembangunan kereta api di Sulawesi Selatan.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua manfaat yang ingin dicapai, yaitu :

1. Menambah pengetahuan arkeologi dan wawasan sejarah bagi penulis dan

pembaca.

7

Page 8: Proposal Kereta Api.docx

2. Memberikan gambaran mengenai jalur kereta api Makassar-Takalar.

3. Dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam merencanakan dan

mengembangkan penataan kota yang lebih konfrehensif.

1.5. Metode Penelitian

Suatu penelitian ilmiah perlu didukung dengan metode, karena peranan

sebuah metode dalam suatu penelitian ilmiah sangat penting, karena berhasil atau

tidaknya tujuan yang dicapai, tergantung dari metode yang digunakan. Penelitian ini

mengacu pada tiga tahapan arkeologi yang dikemukakan oleh James Deetz yakni;

tahap observasi atau pengumpulan data, deskripsi atau pengolahan data dan tahap

eksplanasi atau tahap penalaran hasil analisis data. Tahap-tahap tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

1.5.1 Pengumpulan Data

a. Metode Pustaka

Metode pustaka merupakan metode yang digunakan untuk pencarian data-data

yang menyangkut obyek penelitian. Dalam studi ini dimaksudkan agar penulis

mendapatkan referensi tentang konsep-konsep atau teori-teori yang dapat

dipergunakan oleh penulis untuk keperluan penulisan ini. Dengan sasaran agar

penulis dapat mengumpulkan data sebanyak-banyaknya untuk keperluan penelitian.

Pada tahap ini yang penulis lakukan adalah mengumpulkan referensi, baik berupa

buku-buku, makalah, artikel, dan sumber-sumber lainnya di perpustakaan, media

8

Page 9: Proposal Kereta Api.docx

massa, internet dan bahkan sampai pada instansi-instansi yang mempunyai hubungan

dengan obyek penelitian.

b. Survey lapangan

Pada metode ini dilakukan pengamatan langsung di lapangan atau lokasi

penelitian untuk mendapatkan data yang maksimal. Kegiatan yang pertama dilakukan

dalam metode ini adalah pengamatan terhadap kondisi fisik lingkungan, kondisi fisik

bangunan stasiun kereta api.

c. Wawancara

Wawancara ini dilakukan terhadap beberapa informan yang dianggap

mengetahui tentang latar belakang dan sejarah kereta api Makassar-Takalar itu

sendiri, dan letak stasiun dan halte kereta api serta hal lain yang berkaitan. Pada

metode ini dilakukan dengan cara memberikan rangkaian pertanyaan yang erat

kaitannya dengan sejarah dan latar belakang kereta api yang menjadi obyek penelitian

tersebut.

d. Deskripsi

Kegiatan ini mendeskripsikan seluruh temuan yang diperoleh dilapangan, baik

itu berupa situs dan lingkungannya, maupun setiap temuan yang ada di lapangan

(artefak).

1.5.2 Pengolahan Data

9

Page 10: Proposal Kereta Api.docx

Bentuk kegiatan ini berusaha mengolah data arkeologi dengan metode-metode

analisis arsitektural. Ada tiga langkah perlakuan data lapangan sebagai rangkaian

kerja dari hasil metode pustaka, survei, wawancara, deskripsi dan fotografi, yakni ;

a. General Description, adalah upaya penjelasan data berdasarkan obyek penelitian,

dimana jalur kereta api Makassar-Takalar sebagai obyek penelitian. Dalam hal ini

dibutuhkan ilmu dasar dan beberapa disiplin ilmu lain yang dapat memberikan

dukungan pada penulisan ini.

b. Identifikasi data, tahap ini adalah pengecekan data dari hasil pengumpulan data

dari setiap temuan arkeologi (artefak) berupa nama, jenis, bentuk dan fungsi dari

keseluruhan obyek penelitian.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mendapat gambaran umum dari keseluruhan dari isi penelitian ini,

maka penulis membagi dalam lima bab yaitu:

• Bab I. Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, riwayat penelitian,

permasalahan dan pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat, dan sistematika

penulisan.

• Bab II. Gambaran umum lokasi penelitian yang berisi tentang keadaan alam

lingkungan situs, deskripsi jalur kereta api Makassar-Takalar, latar belakang

sejarah.

• Bab III. Bentuk peninggalan kereta api yang ditemukan di Makassar-Takalar

10

Page 11: Proposal Kereta Api.docx

• Bab IV. Latar belakang pembangunan kereta api Makassar-Takalar

• Bab V. Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi.

11

Page 12: Proposal Kereta Api.docx

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Baskoro, Karyadi. 2010. Makassar – Takalar, Rekam Jejak Sejarah Jalur Kereta Api Sulawesi. Indonesian Railway Preservation Society.

Bintarto R. 1977. Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

kitlv.nl

Mansur, Syahruddin. 2002. “Kota Makassar Akhir Abad XVII hingga Awal Abad XX (Suatu Studi Arkeologi Ruang)”, Skripsi, Makassar : Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin.

Martin N. R, Auditya, 2010. “Transportasi Kereta Api Dalam Pembangunan Kota Solo Tahun 1900-1940”, Skripsi, Surakarta : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

Sunjayadi, A. 2008. Takalar = Tak Kelar ?

Susatya, Rachmat. 2008. “Pengaruh Perkeretaapian di Jawa Barat Pada Masa Kolonial”, Skripsi, Universitas Padjajaran Bandung.

Tim BPCB. 2012. Updating Laporan Peninggalan Sejarah Purbakala Kabupaten Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Wajo dan Sidrap. Makassar: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar.

Tropenmuseum.com

12

Page 13: Proposal Kereta Api.docx

LAMPIRAN

Halte Pasarboetoeng tahun 1922 (Sumber: Tropenmuseum).

Peresmian jalur kereta api Makassar-Takalar, di Halte Pasarboetoeng 1 Juli 1922(Sumber: kitlv.nl)

13

Page 14: Proposal Kereta Api.docx

Situasi terkini eks jembatan kereta api di dekat perbatasan Gowa – Takalar.Saat ini bangunan jembatan sudah berubah menjadi aquaduct saluran irigasi

Situasi terkini eks H. Djongaya, bekas papan nama di dinding kiri masih utuh,namun tulisan nama sudah tidak ada.

14