proposal arma edit

Upload: arma-muslimin

Post on 07-Jul-2015

372 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Jalan raya merupakan sarana transportasi yang menunjang perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah. Semakin lancar sarana perhubungan suatu wilayah, maka akan semakin pesat perkembangan dan pertumbuhan wilayah tersebut. Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan lalu lintas yang semakin cepat, maka harus diimbangi dengan fasilitas jalan yang memadai, baik dengan pembuatan jalan baru maupun peningkatan jalan yang sudah ada atau jalan alternatif lainnya. Sesuai dengan UULLJ No. 14/1992 bahwa untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan yang terpadu dengan jenis alat transportasi lain ditetapkan jaringan transportasi jalan yang menghubungkan berbagai wilayah, dimana penetapan ini berdasarkan pada kebutuhan transportasi, fungsi, peranan, kapasitas lalu lintas dan kelas jalan. Dibeberapa wilayah di Indonesia sarana jalan belum dapat dikatakan baik. Keadaan ini dapat dirasakan di beberapa daerah, khususnya di Provinsi Sumatera Selatan yang masih banyak terdapat jalan dengan kondisi yang kurang layak untuk dilalui. Akibatnya pergerakan transportasi darat untuk mengangkut barang dan jasa baik yang masuk, keluar ataupun di dalam lingkupan daerah Sumatera Selatan itu sendiri menjadi terhambat. Karena itulah pemerintah daerah Sumatera Selatan khususnya Pemkab Ogan Ilir berusaha untuk membangun jalan-jalan baru ataupun memperbaiki dan meningkatkan jalan-jalan yang dianggap sudah tidak layak lagi untuk dilewati. Salah satunya ialah Pembangunan Jalan Lintas Betung Sekayu (Km. 92+050-Km.118+160) di Kabupaten Musi Banyuasin berbatasan dengan Kabupaten Pangkalan Balai. Untuk membantu kelancaran berbagai kegiatan pada proyek peningkatan jalan tersebut maka diperlukan operasional alat-alat berat. Alat berat merupakan salah satu faktor penting di dalam suatu proyek konstruksi, terutama proyekproyek konstruksi dengan skala yang besar. Hal ini bertujuan untuk memudahkan

1

manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat. Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat yang akan digunakan pada proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tepat sehingga proyek dapat berjalan dengan lancar. Kesalahan di dalam pemilihan alat-alat berat dapat mengakibatkan proyek menemui berbagai hambatan. Dengan demikian keterlambatan penyelesaian proyek dapat terjadi yang menyebabkan biaya membengkak. Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan alat yang lebih sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih besar lagi. 1.2 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan Laporan Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi alat-alat berat yang digunakan dan fungsinya terutama alat-alat berat yang digunakan pada proyek Pembangunan Jalan Lintas Betung Sekayu (Km.92+050-Km.118+160) di Kabupaten Musi Banyuasin berbatasan dengan Kabupaten Pangkalan Balai. (2) Menghitung produktifitas kerja pada pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat berat. (3) Membandingkan hasil perhitungan alat berat dalam laporan dengan hasil perhitungan alat berat yang ada dilapangan. 1.3 Ruang Lingkup Penulisan Dalam penulisan laporan hasil kerja praktek pada pelaksanaan proyek Pembangunan Jalan Lintas Betung Sekayu (Km.92+050-Km.118+160) di Kabupaten Musi Banyuasin berbatasan dengan Kabupaten Pangkalan Balai ini memiliki ruang lingkup yang luas, selain itu masa pelaksanaan kerja praktek yang dibatasi hanya selama dua bulan, maka pembahasan laporan ini hanya dibatasi pada pokok permasalahan mengenai hal yang berkaitan dengan Penggunaan Peralatan Mekanis, terutama produktifitas alat berat yang antara lain memuat

2

mengenai alat-alat berat yang dipakai dalam proyek tersebut, cara kerja alat, batasan waktu, pekerjaan apa saja, seperti: (pemadatan tanah, pemadatan lapisan aspal, sebagai alat angkut material, dll). dan alat berat apa yang digunakan, yaitu: (Dump truck, excavator, tandem roller, motor grader, aspalt finisher, dll) maupun perhitungan pengoperasian alat berat yang dipakai, seperti (menghitung biaya pengoperasian alat berat, biaya pelumas, dll). 1.4 Metodologi Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, dikumpulkan berdasarkan data-data yang didapat secara lisan maupun tulisan antara lain : (1) Mempelajari literature yang berkaitan dengan tinjauan yang akan dibahas (Studi Literatur) Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca bukubuku referensi dan sumber lainnya yang berhubungan dengan proyek tersebut, melihat dokumen-dokumen perencanaan kerja seizin pemilik proyek, yang memuat antara lain kontrak kerja serta data-data yang berhubungan dengan proyek tersebut. (2). Melakukan pengamatan langsung di lokasi kerja (Observasi) Yaitu pengumpulan data dengan cara melihat ataupun terlibat secara langsung dengan proses pelaksanaan proyek di lokasi kerja praktek yang kemudian dicatat secara sistematis. (3) Wawancara (Interview) Dalam pengumpulan data ini dilakukan pula diskusi atau dialog dengan berbagai pihak baik dengan Pelaksana Proyek, Asisten Teknik, Pengawas Lapangan, Staff Laboratorium, Kontraktor, dan juga Konsultan Proyek tersebut.

3

1.5 Sistematika Penulisan Laporan kerja praktek ini ditulis dalam 6 bab antara lain: Bab I. Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang dilaksanakannya proyek Pembangunan Jalan Lintas Betung Sekayu (Km.92+050-Km.118+160) di Kabupaten Musi Banyuasin berbatasan dengan Kabupaten Pangkalan Balai, serta alasan dipilihnya judul yang berkaitan dengan Penggunaan Peralatan Mekanis dalam laporan kerja praktek ini. Selain itu pada bab ini juga menguraikan maksud dan tujuan, ruang lingkup penulisan, dan metode pengumpulan data pada proses penulisan laporan kerja praktek ini. Bab II. Gambaran Umum Proyek Bab ini berisikan mengenai data-data umum dan data teknis proyek serta menguraikan tentang tujuan proyek, kondisi proyek pada saat proyek baru dilaksanakan dan struktur organisasi yang disajikan dalam bentuk bagan. Bab III. Landasan Teori Pada bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan topik yang akan ditinjau yaitu mengenai peralatan mekanis yang digunakan dalam proyek ini sesuai referensi yang ada. Selain itu bab ini juga memaparkan rencana rumusrumus yang berkaitan dengan tinjauan pelaksaaan pekerjaan dan perhitungan pada bab V. Bab IV. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Jalan Bab ini berisikan detail pelaksanaan pekerjaan selama masa kerja praktek berlangsung. Selain itu juga akan dibahas pula mengenai hambatan-hambatan yang ditemui dalam pekerjaan serta upaya penanggulangannya.

4

Bab V. Rencana Tinjauan Perhitungan produktivitas alat berat Bab ini berisikan mengenai analisis perhitungan penggunaan peralatan mekanis antara lain mencakup produktivitas setiap alat yang digunakan dalam proyek serta pengaruhnya terhadap hasil kerja. Bab VI. Penutup Berisikan kesimpulan yang diambil dari seluruh hasil tinjauan serta saran untuk mengoptimalkan penggunaan peralatan mekanis.

5

II. GAMBARAN UMUM 2.1 Data Proyek Proyek Pembangunan Jalan Betung Sekayu ini di bawah pengawasan SNVT Pembangunan Jalan dan Jembata Propinsi Sumatera dan dilaksanakan oleh PT. Bangka Cakra Karya sebagai kontraktor.

6

2.1.1 Data Umum Data umum pada proyek ini adalah sebagai berikut : Nama Kegiatan No. DIPA & Tgl. Lokasi Kegiatan Sumber Dana Pelaksana Kegiatan Semula Paket Pekerjaan Menjadi Paket Pekerjaan No. Kontrak/ Tgl Nilai Kontrak No. Amd. 01 / Tgl Nilai Amd.01 No. Amd. 02 / Tgl Nilai Amd. 02 Kontraktor Konsultan Pengawas Pembiayaan Kontrak Lokasi Proyek Waktu Pelaksanaan Masa Pemeliharan Tanggal PHO Tanggal FHO Semula Panjang Efektif : Pembangunan Jalan Betung Sekayu : 0628/033-04.1/-/2010 tgl 31 Desember 2009 : Kabupaten Musi Banyuasin ( MUBA ) : APBN Murni : SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Provinsi Sumatera Selatan : Betung Sekayu (Km.111+025Km.116+550) : Betung Sekayu(Km.92+ 050Km.118+160) : KU.08.08/BT-SK/30/KTR/III/2010 Tanggal 10 Maret 2010 : Rp 12,179,976,690.67 : KU.08.08/BT-SK/72/AMD-KTR/IV/2010 Tanggal 21 April 2010 : Rp 12,396,484,814.33 : KU.08.08/BT-SK/106/AMD-KTR/VI/2010 Tanggal 17 Juni 2010 : Rp 12,691,498,000.00 : PT. BANGKA CAKRA KARYA : PT. SEECONS : APBN Murni : MUBA : 240 hari kalender : 180 hari kalender : 12 November 2010 : 12 Mei 2011 : 4.000 Km.

7

Menjadi Panjang Efektif 2.1.2 Data Teknis Semula Panjang Efektif Efektif Pekerjaan Bahu jalan Lebar Perkerasan Lap. Atas Permukaan - Konstruksi `

: 3.050 Km.

: 4.000 Km : 3.050 Km : 1,0 m : 6,00-7,00 m : Lapisan Aspal Beton (laston) : - Lapis Aus Aspal ( AC WC = 4 cm ) - Lapis Antara Aspal ( AC BC = 6 cm ) - Lapis Antara Aspal ( AC BC )Levelling - AC Base = 12 cm - Bahu Jalan Agg. Klas B

8

2.2 Pihak-pihak yang Terlibat Dalam Proyek Dalam pembangunan suatu proyek, dilakukan beberapa tahapan kerja yaitu mulai dari tahap perencanaan, survey lapangan, tender sampai dengan pelaksanaan proyek. Agar pelaksanaan dan pembangunan proyek dapat berjalan, maka dilibatkan banyak pihak dalam pelaksanaan tersebut. Secara umum pihakpihak yang berperan dalam pembangunan suatu proyek adalah sebagai berikut : 2.2.1 Pemilik Proyek Pemilik proyek atau owner adalah orang atau badan swasta atau pemerintah yang menghendaki suatu pekerjaan dilaksanakan oleh pihak lain. Dalam hal ini owner harus mempunyai cukup dana untuk merealisasikan proyek yang diinginkan. Adapun tugas-tugas dari owner atau pemilik proyek adalah : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 2.2.2 Menyediakan dana yang dibutuhkan untuk, pelaksanaan proyek. Mengurus Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Mengeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) kepada kontraktor mengenai pembangunan proyek sesuai dengan dokumen kontrak. Memerintahkan penambahan atau pengurangan pekerjaan suatu proyek. Menyetujui atau menolak perubahan suatu pekerjaan. Menerima pekerjaan apabila telah memenuhi persyaratan. Melakukan pembayaran kemajuan pekerjaan (progress) kontraktor dan konsultan. Kontraktor Kontraktor merupakan pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar-gambar kerja, peraturan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pihak perencana. Sebagai kontraktor umum di Proyek Cakra Karya Pembangunan Jalan Lintas Betung Sekayu (Km. 92+050-Km.118+160) di Kabupaten Musi Banyuasin ini adalah PT. Bangka

9

Hak dan kewajiban dari kontraktor adalah : 1) 2) 3) Menyediakan tenaga kerja, tenaga ahli, peralatan serta material Menyelesaikan proyek sesuai dengan ketentuan yang telah Menyerahkan contoh bahan-bahan material kepada laboratorium yang akan dipergunakan dalam proyek. ditetapkan. penelitian untuk mengetahui kekuatan bahan yang akan digunakan dalam proyek. 4) 5) 6) 7) Mengawasi pekerjaan dan bertanggung jawab kepada pemberi Dapat merubah gambar kerja (shop drawing) bila diperlukan Membuat laporan mengenai banyaknya biaya yang telah tugas. dengan persetujuan perencana. dikeluarkan kepada pihak pemberi tugas. Mengkoordinasikan seluruh gambar perencana.

10

2.3

Struktur Organisasi Proyek Dalam berbagi bidang, struktur organisasi merupakan suatu kelengkapan

yang sangat penting untuk pekerjaan yang berkaitan dengan pembangunan Site Development. Struktur organisasi merupakan manajemen atau pengelolaan suatu proyek mutlak yang diperlukan untuk menjamin kelancaran atau kesuksesan suatu proyek. Agar diperoleh suatu hasil pekerjaan yang sesuai dengan rencana, maka koordinasi dan kerjasama antara unsur-unsur pelaksanaan bangunan sangat diperlukan. Struktur organisasi proyek pada Proyek Pembangunan Jalan Lintas Betung Sekayu (Km. 92+050-Km.118+160) di Kabupaten Musi Banyuasin ini dapat dilihat pada gambar berikut :

Owner Pemkab Musi Banyuasin

Pengawas SNVT PJ2 Sumsel

Konsultan

PT. Seecons

Kontraktor PT. Bangka Cakra Karya

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pembangunan Jalan Lintas Betung Sekayu (Km.

92+050-Km.118+160) di Kabupaten Musi Banyuasin

11

2.4 Tujuan Proyek Tujuan dari proyek ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas ruas jalan antara Betung dan Sekayu di Kabupaten Banyuasin sehingga dapat meningkatkan daya dukung dan fungsi jalan tersebut sesuai dengan peningkatan arus lalu lintas jalan tersebut dan memudahkan dalam proses mobilisasi arus barang maupun orang. Karena jalan ini merupakan jalan yang menghubungkan antara lokasi unit pengolahan dan produksi berbagai komoditi baik hasil perkebunan, pertambangan maupun hasil olahan hutan. Hal ini ditujukan untuk menunjang Program Transmigrasi, Perkebunan dan Pertanian Rakyat. Selain itu pembangunan ini diharapkan dapat membuka daerah yang terisolir dan terpelosok sehingga hasil pembangunan dapat merata. 2.4 Kondisi Lokasi Proyek Proyek berada di lokasi Betung Sekayu(Km.92+ 050-Km.118+160). Jalur ini memiliki arus lalu lintas yang tidak terlalu padat dan rata-rata dilewati oleh kendaraan dengan kapasitas yang besar, misalnya kendaraan yang mengangkut penumpang dan barang menuju atau keluar dari lokasi permukiman yang membawa hasil perkebunan, pertanian, hutan. Seiring dengan perkembangan dan meningkatnya arus lalu lintas yang melewati jalan tersebut maka kondisi jalan semakin lama semakin memburuk bahkan dibeberapa tempat kondisinya memprihatinkan. Hal ini ditandai dengan banyaknya Lapisan Penetrasi (Lapen) yang sudah lepas (rusak), bahkan kondisi jalan mengalami kerusakan sampai pada lapisan base dan sub basenya yang diakibatkan karena daya dukung tanah sudah tidak sesuai lagi dengan kapasitas tonase jalan dan arus lalu lintas yang melewatinya. Selain itu kondisi drainase pada jalan ini kurang berfungsi dengan baik. Oleh sebab itu pada saat hujan dengan intensitas yang tinggi, jalan akan tergenang oleh air sehingga kendaraan tidak bisa melintas di ruas jalan tersebut.

12

Lokasi proyek ini berada pada lokasi pedesaan dan perkebunan yang jauh dari pusat kota sehingga untuk mencapai lokasi ini harus menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan daerah. Pemukiman penduduk di sekitar proyek tidak begitu padat, konsentrasi pemukiman penduduk juga terpusat pada titik-titik tertentu. Oleh sebab itu di sekitar proyek masih banyak terdapat rakyat. hutan-hutan kecil, semak-semak belukar, kebun milik penduduk dan areal tambak ikan dan pertanian

13

III. LANDASAN TEORI3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Alat Berat Ir. Heinz Frick (1990:23) menyatakan, pemilihan alat-alat berat dilakukan pada tahap perencanaan, sehingga jenis, jumlah, dan kapasitas alat merupakan faktor penentu. Tidak setiap alat berat dapat dipakai untuk setiap proyek jalan, oleh karena itu pemilihan alat berat yang tepat sangatlah diperlukan. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan sehingga kesalahan dalam pemilihan alat dapat dihindari. Faktor-faktor tersebut antara lain: (1) Fungsi yang harus dilaksanakan (2) Kapasitas peralatan (3) Cara operasi (4) Pembatasan dari metode yang dipakai (5) Ekonomi (6) Jenis proyek (7) Lokasi proyek (8) Jenis dan daya dukung tanah (9) Kondisi lapangan 3.2 Biaya Pengoperasian Alat Berat Berdasarkan Peraturan Perhitungan Alat-Alat Berat (Dep. PU 1992:44 61) bahwa, biaya pengoperasian alat berat akan timbul setiap saat alat berat dipakai. Biaya pengoperasian alat berat ini meliputi : (1) Bahan Bakar (Bensin dan Solar) Jumlah bahan bakar untuk alat berat yang menggunakan bensin atau solar berbeda-beda. Pada waktu suatu mesin yang berbahan bakar bensin dijalankan pada kondisi standar, maka akan menghabiskan lebih kurang 0,06 gallon per horse-power per jam. Sedangkan alat yang

14

menggunakan bahan bakar solar mengkonsumsi bahan bakar 0,04 gallon per horse-power per jam. (2) Pelumas Jumlah minyak pelumas yang digunakan oleh suatu mesin berubah-ubah terhadap ukuran mesin, kapasitas karter (Crankcase), kondisi cincin piston (piston rings), dan selang waktu (jam) pergantian minyak. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah minyak yang dibutuhkan:fxhpx 0,006 c + 7, 4 t

Qp =

(3.1)

Keterangan : f = faktor pengoperasian hp = horse power c = kapasitas karter t = lama penggunaan pelumas

3.3 Perhitungan Kerja Alat (1) Waktu Siklus Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berulang. Waktu yang diperlukan di dalam siklus suatu kegiatan disebut waktu siklus atau cycle time (CT). waktu siklus terdiri dari beberapa unsur. Pertama adalah waktu muat atau Loading Time (LT). Unsur kedua adalah waktu angkut atau hauling time (HT). Pada saat alat kembali ke tempat pemuatan maka waktu yang diperlukan untuk kembali disebut waktu kembali atau return time (RT). Waktu pembongkaran atau

15

dumping time (DT) juga merupakan unsur penting dari waktu siklus. Unsur terakhir adalah waktu tunggu spotting time (ST).

Dengan demikian untuk menghitung waktu siklus digunakan rumus : CT = LT+ HT + DT + RT + ST . (3.2)

(2) Efisiensi Alat Faktor yang mempengaruhi efektivitas alat antara lain : (a) (b) (c) (d) (e) (f) Kemampuan operator alat, Pemilihan dan pemeliharaan alat, Perencanaan dan pengaturan letak alat, Topografi dan volume pekerjaan, Kondisi cuaca, Metode pelaksanaan alat.

Cara umum yang dipakai untuk menentukan efisiensi alat adalah dengan menghitung berapa menit alat tersebut bekerja secara efektif dalam satu jam. (3) Produktivitas Dan Durasi Pekerjaan Produktivitas alat tergantung pada kapasitas dan waktu siklus alat. Rumus dasar untuk mencari produktivitas alat adalah :kapasitas CT

Produktivitas =

. (3.3)

16

Umumnya waktu siklus alat ditetapkan dalam menit sedangkan produktivitas alat dihitung dalam produksiperjam. Jika faktor efisiensi alat dimasukkan maka rumus di atas menjadi :60 x efisiensi CT

Produktivitas = kapasitas x

...................... (3.4)

Untuk menghitung jumlah suatu alat maka digunakan rumus :Pr oduktivita s (terbesar ) Pr oduktivita s ( alat )

Jumlah (3.5)

alat

=

..

Setelah jumlah masing-masing alat diketahui maka selanjutnya perlu dihitung durasi pekerjaan alat-alat tersebut dengan rumus :Volume ( pe ker jaan ) Pr oduktivita s

Durasi =

.(3.6)

17

IV. RENCANA TINJAUAN PELAKSANAAN4.1 Waktu Pelaksanaan Proyek Proyek Pembangunan Jalan Lintas Betung Sekayu (Km. 92+050Km.118+160) merupakan salah satu proyek pemerintah. Proyek ini dimulai pelaksanaannya pada tanggal 17 Maret 2010 dan direncanakan akan selesai pada tanggal 12 November 2010, dengan masa pelaksanaan 240 hari kalender dan masa pemeliharaannya 180 hari kalender. Sedangkan masa kontrak adalah 330 hari kalender. 4.2 Pelaksanaan Pekerjaan 4.2.1 Umum Pada tahap pekerjaan ini dilakukan mobilisasi proyek yang bersifat umum seperti : (1) (2) (3) Mempersiapkan tenaga kerja profesional yang diperlukan Menyediakan fasilitas agar proyek dapat berjalan lancar Mempersiapkan dan mengangkut bahan-bahan atau untuk melaksanakan pekerjaan dilapangan. dan selesai tepat waktu, termasuk penyediaan alat-alat berat. material yang diperlukan dalam pekerjaan perkerasan jalan dan pembuatan siring, plat decker dan box culvert pada jalan. 4.2.2 Pekerjaan Pendahuluan

18

Pekerjaan pendahuluan ini merupakan pekerjaan galian dan timbunan serta pembersihan pada ruas jalan yang akan diperbaiki dengan meratakan lokasi pekerjaan guna mendapatkan kondisi permukaan yang ideal dalam pelaksanaan pekerjaan perkerasan.

4.2.3 Perkerasan Lapisan Base dan Sub Base Dalam proyek ini, perkerasan menggunakan AC base ( aspalthic concrete base)/ lapisan aspal Beton (Laston). 4.2.4 Perkerasan Aspal Pada proyek Proyek Pembangunan Jalan Lintas Betung Sekayu (Km. 92+050-Km.118+160) memiliki lapisan pengikat Asphaltic Concrete Base (AC base) dengan ketebalan 4,0 6,0 cm sesuai ketentuan yang ada.

19

V. RENCANA TINJAUAN PERHITUNGANDalam bab ini akan dibahas mengenai perhitungan produktivitas kerja alat berat. Adapun cara-cara untuk menghitung produktivitas kerja alat berat sebagai berikut : 5.1 Pengumpulan Data Jenis alat berat yang digunakan Volume pekerjaan Faktor efisiensi tiap alat berat

5.2 Menghitung Kapasitas Aktual Data yang dibutuhkan antara lain : Kapasitas alat Faktor isi setiap alat Panjang/jarak lintasan pekerjaan

5.3 Menghitung Waktu Siklus Data yang dibutuhkan antara lain :

20

Waktu muat Waktu tempuh isi Waktu buang Waktu tempuh kosong Waktu tetap

5.4 Menghitung Produksi Kerja Kasar (PKK) Produksi kerja kasar dapat dihitung dengan menggunakan data-data : Kapasitas aktual tiap alat berat Waktu siklus Kecepatan pemadatan, lebar efektif, ketebalan pemadatan, jumlah lintasan tandem roller dan pneumatic tired roller.

5.5 Menghitung Produksi Kerja Aktual Kapasitas aktual alat Waktu siklus masing-masing alat Produksi kerja kasar masing-masing alat

21

RENCANA DAFTAR PUSTAKA

Frick, Ir. Heinz. 1990. Peralatan Pembangunan Konstuksi, penggunaan dan pemeliharaan.Jakarta : Penerbit Kanisius. Nabar, Drs. Darmansyah. 1998. Pemindahan Tanah Mekanis. Palembang: Penerbir Universitas Sriwijaya, Rochmanhadi, Ir. 1992. Alat-alat berat dan Penggunaannya. Jakarta:Penerbit Departemen Pekerjaan Umum. Rostiyanti,M. Sc, Ir. Susi Fatena. 2002. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Jakarta Penerbit Rineka Cipta. Wignall, Arthur dkk, Proyek Jalan Teori dan Praktek, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999

22

23