program studi d-iii teknik mesin produksi …... · tugas atau perawatan mesin ..... 10 2.6. elemen...

Download PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN PRODUKSI …... · Tugas atau Perawatan Mesin ..... 10 2.6. Elemen Dasar Pengerjaan Mesin ... Mesin Bubut e) Mesin Miling f) Mesin Gergaji g) Mesin

If you can't read please download the document

Upload: buitram

Post on 06-Feb-2018

269 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    REKONDISI MESIN FRAIS UNIVERSAL SERI 4260

    LAPORAN PROYEK AKHIR

    Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

    Ahli Madya

    Disusun Oleh :

    Nama : Rohmat Tri Suseno NIM : I 8108028

    PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN PRODUKSI FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

    2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ii

    HALAMAN PERSETUJUAN

    Proyek Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

    Proyek Akhir Program Studi D III Teknik Mesin Produksi Fakultas Teknik

    Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Surakarta, Agustus 2011

    Pembimbing Pembimbing II

    Didik Djoko Susilo, ST, MT Heru Sukanto, ST, MT

    NIP. 19720313 199702 1 001 NIP. 19720731 199702 1 001

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Proyek Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim

    penguji Proyek Akhir Program Studi D III Teknik Mesin Produksi Fakultas

    Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

    persyaratan mendapat gelar Ahli Madya.

    Pada hari :

    Tanggal :

    Tim Penguji Proyek Akhir

    1.

    Didik Djoko Susilo,ST., MT.

    NIP.19691116 199702 1 001 (...........................................)

    2.

    Heru Sukanto,ST.,MT.

    NIP. 19720731 199702 1 001 (...........................................)

    3.

    Bambang Kusharjanta, ST., MT.

    NIP. 19691116 199702 1 001 (...........................................)

    4.

    Ir.Wijang Wisnu Raharjo, MT.

    NIP. 19681004 199903 1 002 (...........................................)

    Disahkan Oleh:

    Koordinator Proyek Akhir

    Jaka Sulistya Budi , ST NIP. 19671019 199903 1 001

    Mengetahui, Ketua Program D3 Teknik Mesin

    Fakultas Teknik Mesin UNS

    Heru Sukanto, ST. MT NIP. 19720731 199702 1 001

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iv

    HALAMAN MOTTO

    Allah S.W.T. lebih menyayangi kita lebih dari kita menyayangi diri kita

    sendiri. Sebisa mungkin kita jangan membalasnya dengan keburukan.

    Kasih orang tua sepanjang masa. Jangan khianati dengan

    mendurhakainya.

    Aja dhumeh, nanging aja gumunan.

    Aja rumangsa bisa, nanging bisaa rumangsa. Manungsa sak dherma titah,

    ora ana daya tanpa Gusti Kang Maha Kuasa.

    Nandhur becik, ngunduh becik. Nandhur ala, ngundhuh ala. Padha-padha

    nandhur, nandhura kang becik.

    Apa yang kita cita-citakan tidak akan terwujud tanpa disertai tekad dan

    usaha yangkeras serta doa.

    Kegagalan merupakan sebuah proses menuju keberhasilan.

    Orang yang mengabaikan orang lain lambat laun akan mengabaikan

    dirinya sendiri.

    Jangan pernah berpikir orang lain lebih baik darimu, dan jangan pernah

    berpikir kamu lebih baik dari orang lain, teruslah bersyukur atas apa

    yang kamu miliki.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    v

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Sebuah hasil karya yang kami buat demi menggapai sebuah cita-cita, yang

    ingin ku-persembahkan kepada:

    1. Allah SWT, karena dengan rahmad serta hidayah-Nya saya dapat

    melaksanakan `Tugas Akhir dengan baik serta dapat menyelesaikan laporan

    ini dengan lancar.

    2. Bapak dan Ibuku tercinta terima kasih atas semua dukungan, doa, materi,

    segala perjuangan dan pengorbanan yang telah diberikan untukku.

    3. Semua teman D3 Teknik Teknik yang selalu menberi bantuan dalam

    menyelesaikan Laporan Tugas akhir ini

    4. Bapak Didik selaku dosen pembimbing 1 yang selalu memberi masukan

    kepada kami dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

    5. Bapak Heru selaku dosen pembimbing 2 yang selalu memberi masukan

    kepada kami dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vi

    ABSTRAK

    Rohmat Tri Suseno, 2011, REKONDISI MESIN FRAIS UNIVERSAL

    SERI 4260

    Tugas akhir ini bertujuan merekondisi mesin frais di bengkel produksi

    Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) yang mengalami kerusakan.

    Rekondisi mesin frais ini dianggap perlu untuk mengoptimalkan kinerja mesin frais

    agar dapat beroperasi dengan normal.

    Proses rekondisi mesin frais ini diawali dengan mendeteksi masalah

    masalah yang ada dan kemudian memperbaikinya, masalah masalah yang

    ditemukan adalah gangguan kelistrikan, bagian mekanis seperti eretan pada meja

    yang bergerak kurang lancar, pompa pendingin mati. Pada proses rekondisi, yang

    dilakukan adalah dengan memperbaiki, mengganti, dan melumasi pada bagian-bagian

    yang perlu.

    Dari hasil rekondisi yang dilakukan mesin dapat beroperasi dengan baik.

    Langkah langkah rekondisi diatas dapat dilaksanakan dengan lancar, dan untuk

    menghindari kerusakan maka sebaiknya melakukan perawatan perawatan secara

    berkala dengan teratur.

    Pemilihan alat alat penganti bagian yang rusak didasarkan dari alat alat

    sebelumnya, bila tidak ada alat yang sama persis dengan sebelumnya maka diganti

    dengan alat alat yang mendekati spesifikasi aslinya. Total biaya yang dibutuhkan

    adalah sekitar Rp 2.573.300,00

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

    hidayah- Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir dan laporan yang

    berjudul REKONDISI MESIN FRAIS.

    Proyek akhir ini dibuat untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Ahli

    Madya dan untuk menyelesaikan program studi D-III Teknik Mesin Fakultas Teknik

    Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Banyak upaya dan usaha keras yang penulis kerjakan untuk mengatasi

    hambatan dan kesulitan yang ada selama pengerjaan proyek akhir ini. Dan berkat

    rahmat Allah SWT dan bantuan dari segala pihak, akhirnya tugas ini dapat

    terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan yang bahagia ini, penulis menyampaikan

    ucapan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada :

    1. Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya.

    2. Ayah dan Ibunda tercinta beserta semua keluarga yang telah memberikan

    dukungan, doa dan bimbingan kepada penulis.

    3. Bp. Heru Sukanto, S.T., M.T. selaku Ketua Program D-III Teknik Mesin

    Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    4. Bp. Jaka Sulistya Budi, S.T. selaku Koordinator Proyek Akhir.

    5. Bp. Didik Djoko Susilo, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing I Proyek

    Akhir.

    6. Bp. Heru Sukanto, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing II Proyek Akhir

    7. Semua Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

    Surakarta.

    8. Rekan-rekan mahasiswa D-III Teknik Mesin Produksi angkatan 2008 yang

    telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.

    9. Semua orang yang telah memberi kasih sayang, cinta, do'a dan semangat

    buat penulis.

    10. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya Proyek Akhir

    dan penyusunan laporan ini.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    viii

    Penulis yakin tanpa bantuan dari semua pihak, karya ini akan sulit

    terselesaikan dalam hal perancangan, pengujian, pembuatan laporan, dan dalam ujian

    pendadaran. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini,

    maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kemajuan

    bersama.

    Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan

    pembaca pada umumnya dan serta dapat menambah wawasan keilmuan bersama.

    Surakarta, Agustus 2011

    Penulis

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

    HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

    ABSTRAKSI ................................................................................................ vi

    KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

    DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

    DAFTAR NOTASI ....................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

    1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1

    1.2. Tujuan .................................................................................... 2

    1.3. Perumusan Masalah .............................................................. 2

    1.4. Batasan Masalah ................................................................... 2

    1.5. Sistematika Penulisan ............................................................ 2

    1.6. Manfaat Proyek Akhir............................................................ 3

    BAB II DASAR TEORI ............................................................................ 5

    2.1. Pengertian Mesin Frais .......................................................... 5

    2.2. Bagian-Bagian Mesin Frais.................................................... 6

    2.3. Jenis-Jenis Mesin Frais ......................................................... 7

    2.3.1 Mesin frais horisontal ................................................ 7

    2.3.2 Mesin frais vertikal .................................................... 7

    2.3.3 Mesin frais universal .................................................. 8

    2.4. Perawatan .............................................................................. 8

    2.4.1 Preventive maintenance .......................................... 8

    2.4.2 Corrective maintenance .......................................... 9

    2.4.3 Predictive maintenance ............................................ 9

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    x

    2.4.4 Break down maintenance ......................................... 9

    2.5. Tugas atau Perawatan Mesin ................................................. 10

    2.6. Elemen Dasar Pengerjaan Mesin ........................................... 12

    2.7. Perhitungan Daya Pemotongan .............................................. 12

    2.7.1 Daya pemotongan pergigi rata-rata ......................... 12

    2.7.2 Daya pemotongsn pergigi rata-rata ......................... 15

    2.7.3 Reduksi putaran ........................................................ 16

    BAB III ANALISA KERUSAKAN MESIN .............................................. 17

    3.1. Kondisi Awal Mesin Frais .................................................... 17

    3.2. Uraian Kerusakan Mesin........................................................ 18

    3.3. Analisa Kerusakan ................................................................ 19

    3.3.1 Melakukan penyelidikan ........................................... 19

    3.3.2 Melakukan diagnosa kerusakan ................................. 20

    3.4. Perbaikan................................................................................ 21

    3.4.1. Perbaikan bagian kelistrikan ...................................... 21

    3.4.2. Perbaikan bagian mekanis.......................................... 24

    3.4.3. Perbaikan pompa pendingin ....................................... 25

    3.5. Pengujian ............................................................................... 26

    3.5.1. Pengujian putaran motor listrik .................................. 26

    3.5.2. Pengujian putaran spindel .......................................... 26

    3.5.3. Pengujian gerakan meja ............................................. 28

    3.5.4. Pengujian skala ukur .................................................. 31

    3.5.5. Pengujian eretan ......................................................... 31

    3.6. Biaya Perbaikan ..................................................................... 35

    BAB IV ANALISA PERHITUNGAN ....................................................... 39

    4.1. Data Mesin ............................................................................ 39

    4.2. Perhitungan Daya Pemotongan ............................................. 39

    4.2.1. Menentukan gaya pemotongan .................................. 39

    4.2.2. Menentukan daya pemotongan .................................. 43

    4.3. Perhitungan Ulang Putaran Spindel ...................................... 43

    4.3.1. Perhitungan ulang putaran spindel rendah ....................... 45

    4.3.2. Perhitungan ulang putaran Spindel tinggi ........................ 49

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xi

    BAB V PERAWATAN MESIN ............................................................... 54

    5.1. Perawatan Preventive ............................................................. 54

    5.1.1. perawatan rutin................................................................. 54

    5.1.2. perawatan periodik ........................................................... 57

    BAB VI PENUTUP ...................................................................................... 59

    6.1. Kesimpulan ............................................................................ 59

    6.2. Saran ...................................................................................... 59

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Mesin perkakas adalah alat yang digunakan untuk memproduksi

    komponen dari logam untuk suku cadang sebuah mesin atau alat. Mesin

    perkakas membutuhkan tenaga sebagai penggerak utamanya yang berasal dari

    motor listrik ataupun penggerak lainnya. Para ahli sejarah teknologi

    berpendapat bahwa mesin perkakas sesungguhnya lahir ketika keterlibatan

    manusia dihilangkan dalam proses pembentukan atau proses manufaktur dari

    berbagai macam peralatan. Jadi, mesin frais adalah sebuah mesin yang

    membutuhkan energi dari luar sebagai penggerak utama yang digunakan

    untuk memotong/ mengurangi bagian material kedalam bentuk dan ukuran

    sesuai dengan kebutuhan.

    Contoh dari mesin perkakas adalah :

    a) Mesin Bor

    b) Pembentuk Roda Gigi

    c) Mesin Hobbing

    d) Mesin Bubut

    e) Mesin Miling

    f) Mesin Gergaji

    g) Mesin Ketam

    h) Mesin Gerinda

    Akan tetapi beberapa mesin yang biasa digunakan untuk proses

    pengerjaan industri adalah mesin bubut, mesin frais, mesin sekrap, dan mesin

    bor, karena dengan mesin mesin tersebut hampir semua pekerjaan dari

    kegiatan perindustrian dapat dikerjakan.

    Mesin mesin tersebut apabila sering digunakan akan berdampak

    pada penurunan performa mesin seperti putaran spindle yang tidak sesuai

    standart pada nameplate, eretan mengalami aus, bagian kelistrikan sering

    mengalami trouble, bagian pendukung seperti pompa pendingin, lampu,

    selang pada mesin tidak bekerja optimal, dan lain lain.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2

    Karena penting dan seringnya penggunaan mesin perkakas, baik di

    dunia industri maupun pendidikan, maka perawatan dan perbaikan perlu

    dilakukan. Oleh karena itu, pada proyek akkhir ini mengangkat judul

    Rekondisi Mesin Frais Universal Seri 4260. Selain itu mengingat salah satu

    mesin frais di laboratorium proses produksi Teknik Mesin Universitas

    Sebelas Maret dalam keadaan rusak, maka rekondisi mesin frais ini perlu

    dilakukan agar dapat digunakan kembali dalam keadaan baik. Perbaikan ini

    kami rasa sangat perlu dilakukan karena pentingnya mesin ini dalam kegiatan

    praktikum proses produksi.

    1.2 Tujuan

    Adapun tujuan dalam tugas akhir Rekondisi Mesin Frais Universal

    Seri 4260 yaitu :

    a. Memperbaiki dan merekondisi mesin frais sehingga berfungsi dengan baik

    sehingga setiap bagian dari mesin frais dapat berfungsi dengan baik.

    b. Menjadikan mesin dapat digunakan kembali untuk kegiatan praktikum.

    c. Mengetahui cara cara perawatan dan perbaikan mesin frais bila terjadi

    kerusakan.

    1.3 Perumusan Masalah

    Bagaimana merekondisi mesin frais agar dapat bekerja secara optimal,

    sehingga fungsi fungsi dari setiap bagian dapat berjalan lancar dan normal.

    1.4 Batasan Masalah

    Untuk pembatasan pokok masalah lebih difokuskan pada rekondisi

    mesin frais universal model 57 3C seri 4260 pada perbaikan sistem

    kelistrikan, pompa, dan mekanisme eretan.

    1.5 Sistematika Penulisan

    Dalam penulisan laporan proyek akhir ini penulis membuat

    sistematika laporan sebagai berikut :

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    3

    Bab I Pendahuluan.

    Menjelaskan latar belakang, tujuan, perumusan masalah, batasan masalah,

    sistematika penulisan, dan manfaat dari proyek akhir rekondisi mesin frais.

    Bab II Landasan Teori.

    Menjelaskan tentang pengertian dari mesin frais, bagian bagian mesin frais,

    jenis jenis mesin frais, prinsip kerja mesin frais, elemen dasar pengerjaan

    frais, serta perhitungan dari daya motor roda gigi.

    Bab III Analisa Kerusakan Mesin Frais

    Menjelaskan dari kondisi awal dari mesin frais, uraian kerusakan yang terjadi,

    menganalisa kerusakan, serta perbaikan dan hasil pengecekan setelah

    diperbaiki.

    Bab IV Analisa dan Perhitungan

    Berisi tentang perhitungan daya pemotongan pisau frais dan perhitungan ulang

    putaran spindle.

    Bab V Perawatan Mesin

    Menjelaskan tentang perawatan yang dilakukan pada mesin frais setelah

    dilakukan rekondisi.

    Bab VI Penutup

    Berisi tentang kesimpulan dan saran dari apa yang telah dilakukan pada waktu

    merekondisi mesin frais.

    1.6 Manfaat Proyek Akhir

    Manfaat yang diperoleh dari penyusunan laporan Tugas Akhir ini adalah

    sebagai berikut:

    a. Bagi Lulusan

    Dapat menambah pengetahuan, dan pengalaman tentang proses perbaikan

    dan perawatan mesin frais.

    b. Bagi Perguruan Tinggi

    Sebagai referensi dalam perbaikan mesin frais.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    4

    c. Bagi Industri

    Mesin dapat digunakan dalam industri dalam pekerjaan yang

    menggunakan mesin frais.

    d. Bagi Pengembangan IPTEK

    Mengetahui masalah - masalah dan kerusakan yang biasa terjadi pada

    mesin frais.

    e. Bagi laboratorium

    Mesin dapat berfungsi lancar dan dapat digunakan kembali dalam kegiatan

    praktikum.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    5

    BAB II

    DASAR TEORI

    2.1 Pengertian Mesin Frais

    Mesin frais merupakan salah satu mesin yang biasa digunakan untuk

    pengerjaan proses permesinan. Secara umum, mesin frais dapat didefinisikan

    salah satu mesin konvensional yang mampu mengerjakan penyayatan permukaan

    datar, sisi tegak, miring bahkan pembuatan alur dan roda gigi.

    Mesin frais merupakan mesin yang mampu melakukan banyak tugas bila

    dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain

    mampu mengerjakan permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan

    ketelitian yang tepat, mesin ini juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan

    benda kerja sesuai yang dikehendaki.

    Mesin frais ini mempunyai gerak utama putaran spindle yang memutar

    pahat dan benda kerja diam dalam vice yang dapat digerakkan oleh meja secara

    vertical, transversal atau horizontal.

    Jenis benda kerja yang biasa dikerjakan pada mesin frais adalah metal, besi

    tuang, logam campuran, dan plastic sintetis. Hasilnya dapat kasar dan halus, suatu

    pengerjaan harus memiliki kualitas permukaan yang baik seperti pada bagian pada

    mesin perkakas, biasanya masih dikerjakan lagi dengan disekrap atau digerinda.

    Geram yang terjadi dikarenakan oleh gerakan pisau frais, sisi potongnya

    membentuk sebuah lingkaran, pisau frais merupakan pahat potong yang berganda,

    agar supaya pisau frais dapat memotong benda kerja sisi potongnya juga

    mempunyai sudut baji seperti halnya pada bubut.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    6

    2.2 Bagian - bagian Mesin Frais

    Mesin frais mempunyai bagian utama sebagai berikut :

    Gambar 2.1 Mesin frais vertikal

    Nama bagian :

    1 Arbor : Menyediakan penambahan dari spindle

    untuk memegang cutter

    2 Tiang : Sebagai penyangga mesin frais

    3 Start & Stop Control : Menghidupkan dan mematikan mesin

    4 Table vertical travel

    control

    : Menaikkan dan menurunkan meja

    5 Pompa pendingin : Mengalirkan fluida pendingin ke benda

    kerja

    6 Alas : Sebagai landasan mesin frais dan tangki

    penyimpanan fluida pendingin

    7 Knee : Membawa meja mesin tempat untuk

    berbagai macam kontrol mesin

    8 Motor Listrik : Sebagai penggerak utama

    9 Meja : Membawa benda kerja yang tercekam untuk

    3

    1

    4

    5

    2

    6

    13

    12

    11

    10

    9

    8

    7

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    7

    dipotong oleh cutter

    10 Table cross travel control : Menggerakkan meja maju mundur

    11 Table hand feed : Sebagai penggerak meja ke kanan dan ke

    kiri

    12 Spindel feed gear box : Memilih kecepatan rotasi dan spindle

    13 Spindel : Menyediakan tempat untuk memegang

    arbour serta menggerakkan arbor

    2.3 Jenis-Jenis Mesin Frais

    2.3.1 Mesin frais horizontal

    Mesin ini termasuk type knee, namun bentuknya sama dengan mesin frais

    universal. Biasanya digunakan untuk mengerjakan permukaan datar dan alur.

    Mesin frais jenis ini mempunyai jenis pemasangan spindel dengan arah

    horizontal dan digunakan untuk melakukan pemotongan benda kerja dengan

    arah mendatar.

    Gambar 2.2 Gerakan cutter frais horisontal

    2.3.2 Mesin frais vertikal

    Mesin frais vertikal adalah mesin frais dengan poros utama sebagai

    pemutar dengan pemegang alat potong dengan posisi tegak. Pada mesin frais

    jenis ini ada beberapa jenis menurut type kepalanya, ada type kepala tetap, type

    kepala yang dapat dimiringkan dan type kepala bergerak. Posisi kepala ini

    dapat dimiringkan kearah kiri atau kanan maksimal 600. Biasanya mesin ini

    dapat mengerjakan permukaan bersudut, datar, beralur, berlobang dan dapat

    mengerjakan permukaan melingkar atau bulat.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    8

    2.3.3 Mesin frais universal

    Mesin frais universal adalah mesin yang pada dasarnya gabungan dari

    mesin frais horizontal dan mesin frais vertikal. Mesin ini dapat mengerjakan

    pekerjaan pengefraisan muka, datar, spiral, roda gigi, pengeboran dan reamer

    serta pembuatan alur luar dan alur dalam.

    2.4 Perawatan (Maitenance)

    Perawatan adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan

    untuk menjaga peralatan agar tidak rusak, dan apabila peralatan tersebut rusak

    dapat diperbaiki sampai suatu kondisi yang dapat diterima.

    Gambar 2.3 Macam-macam perawatan

    2.4.1 Preventive maintenance

    Suatu aktifitas pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya

    kerusakan pada suatu alat atau mesin yang menyebabkan alat atau mesin

    tersebut tidak dapat dipakai. Metode ini dilakukan secara berkala untuk

    mencegah terjadinya kerusakan pada alat tersebut. Disamping itu juga untuk

    menentukan keadaan yang mana menyebabkan kerusakan pada saat

    beroperasi. Dalam prakteknya preventive maintenance dibagi menjadi dua

    macam:

    PERAWATAN

    PEMELIHARAAN TERENCANA

    PEMELIHARAAN TIDAK TERENCANA

    PEMELIHARAAN PENCEGAHAN

    PEMELIHARAAN KOREKTIF

    PEMELIHARAAN DARURAT

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    9

    a. Routine maintenance

    Adalah perawatan yang dilakukan secara rutin misalnya setiap hari

    yaitu melakukan pembersihan mesin setelah selesai digunakan.

    b. Periodik maintenance

    Adalah perawatan yang dilakukan secara periodik dalam jangka

    waktu tertentu misalnya yaitu dilakukan satu minggu sekali.

    2.4.2 Corrective maintenance

    Adalah perawatan yang dilaksanakan secara terencana yang didasarkan

    pada waktu operasi yang telah ditentukan pada buku petunjuk pada mesin

    yang digunakan. Pemeliharaan ini yaitu meliputi pemeriksaan, perbaikan dan

    penggantian alat yang tidak layak pakai baik karena rusak atau sesuai dengan

    waktu yang telah ditentukan.

    2.4.3 Predictive maintenance

    Perawatan yang dilakukan berdasarkan hasil monitoring dan analisis

    kondisi operasi suatu alat. Dalam metode ini kondisi alat terus menerus

    dimonitor dan dianalisis selama beroperasi. Jika ditemukan kecenderungan

    negatif, alat tersebut akan dihentikan operasinya untuk dirawat/diperbaiki,

    sebagai contoh adalah prediktif berdasarkan vibrasi dan prediktif berdasarkan

    kandungan metal pada oli pelumas.

    2.4.4 Break down maintenance

    Adalah segala aktifitas pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadinya

    kerusakan. Pada suatu kegiatan perawatan, agar dapat berjalan dengan baik,

    maka haruslah memperhatikan beberapa hal yaitu:

    a. Tersedianya kelengkapan perawatan yang cukup

    b. Tersedianya tenaga yang terampil

    c. Program pemeliharaan yang baik

    d. Persediaan suku cadang yang selalu siap

    e. Terpenuhinya pengetahuan mengenai perawatan

    f. Metode yang baik untuk perawatan

    g. Administrasi yang baik (pada kartu mesin)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    10

    2.5 Tugas Atau Kegiatan Perawatan Mesin

    Tugas atau perawatan mesin dapat digolongkan :

    a. Inspeksi

    Kegiatan ini meliputi pengecekan atau pemeriksaan secara berkala dan

    kegiatan membuat laporan secara berkala. Hasil inspeksi harus memuat

    keadaan peralatan, sebab-sebab terjadinya kerusakan, perbaikan kecil

    yang telah dilakukan, dan saran-saran perbaikan atau penggantian yang

    diperlukan.

    b. Kegiatan teknik

    1) Percobaan peralatan yang baru dibeli.

    2) Pengembangan peralatan yang baru terjadi

    3) Penelitian terhadap kemungkinan pengembangan peralatan

    4) Penyelidikan sebab-sebab terjadinya kerusakan dari peralatan serta

    usaha untuk memperbaikinya.

    c. Kegiatan produksi

    Yaitu kegiatan perawatan mesin yang sebenarnya memperbaiki serta

    mereparasi mesin-mesin serta peralatan. Kegiatan ini yaitu :

    1) Melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau diusulkan dalam

    kegiatan inspeksi dan teknik.

    2) Melaksanakan kegiatan sevis

    3) Melaksanakan kegiatan pelumasan

    d. Administrasi

    Kegiatan administrasi merupakan pencatatan seluruh kegiatan perawatan

    mesin, termasuk menentukan seluruh kegiatan perawatan mesin, termasuk

    menentukan planning, dan sceduling dari perawatan mesin antara lain :

    1) Pencatatan biaya-biaya pekerjaan

    2) Pencatatan biaya-biaya (part) yang dibutuhkan dan tersedia

    3) Membuat laporan

    4) Membuat penentuan waktu melakukan inspeksi dan perbaikan

    e. Kegiatan pemeliharaan dan instalasi

    Yaitu kegiatan secara terpadu agar suatu instalasi tetap terpelihara

    diantaranya adalah pembersihan mesin dan lingkungannya.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    11

    f. Pemeliharaan alat-alat mekanis

    Dalam suatu pabrik adalah kegiatan memelihara atau memperbaiki mesin

    dan alat bantu secara keseluruhan. Kegiatan teknis pemeliharaan dan

    perbaikan yang harus dilakukan pada mesin adalah :

    1) Membukan dan memasang kembali komponen dengan tepat

    2) Mengetahui apa yang harus dan tidak boleh dilakukan

    3) Hal-hal rutin yang harus dilakukan, misalnya penggantian oli, servis,

    dan over houl.

    4) Strat-up mesin dengan meneliti terlebih dahulu apakah ada gangguan

    dalam pemeliharaan terhadap mesin-mesin melalui kegiatan

    pelumasan atau penggantian oli mesin yang merupakan kegiatan rutin

    perawatan bila over lubricating akan mengurangi daya mesin serta

    biaya produksi meningkat atau pemborosan dan sebaliknya terjadi

    under lubricating akan terjadi gesekan (friction), sehingga mesin

    cepat panas dan rusak. Oleh karena itu pengaturan penggantian oli

    harus terus-menerus, diawasi oleh operator yang berpengalaman.

    Fakto-faktor yang harus diperhatikan yaitu :

    a) Nomor mesin

    b) Jenis / tipe

    c) Life time

    d) Operating

    e) Keadaan atau kondisi

    f) Jumlah mesin

    g. Planning dan sceduling

    Kegiatan pemeliharaan harus disusun dalam perencanaan jangka panjang

    dan jangka pendek, seperti perawatan pencegahan mesin, pelumasan,

    pembersihan, reparasi kerusakan,dll. Dalam planing dan scheduling

    ditentukan apa yang akan dikerjakan dan kapan akan dilaksanakan serta

    urutan pengerjaan dan mana yang harus dikerjakan.

    h. Pelaporan

    1) Apa yang sudah dikerjakan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    12

    2) Siapa yang mengerjakan dan bertanggung jawab

    3) Dimana pekerjaan itu dilaksanakan

    4) Berapa tenaga kerja dan part / alat yang dibutuhkan dalam waktu

    yang dibutuhkan.

    2.6 Elemen Dasar Pengerjaan Mesin Frais

    Elemen dasar pada proses pengerjaan frais adalah sebagai berikut :

    a. Kecepatan potong

    v = ; m/min ................................................................................ (2.1)

    b. Gerak makan

    fz = ; m/gigi .................................................................................. (2.2)

    Keterangan :

    z = Jumlah gigi

    d = Diameter luar

    vf = Kecepatan makan

    n = Putaran poros utama

    2.7 Perhitungan Daya Pemotongan

    2.7.1 Gaya pemotongan pergigi rata-rata

    Dalam pemotongan pisau frais, dipengaruhi oleh beberapa faktor,

    antara lain : penampang geram dan gaya potong spesifik. Pada penampang

    geram, geometri geram sebelum terpotong dalam proses frais ditunjukkan

    pada gambar 2.4 karena tebal geram tersebut berubah selama proses

    pemotongan berlangsung ( setiap gigi akan mengikuti lintasan sikloidal )

    maka dipilih harga tebal geram rata-rata dan gaya potong pergigi rata-rata.

    Bila gaya potong tangensial ( Ft ) didefinisikan sebagai berikut :

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    13

    Gambar 2.4 Geometri geram

    Ftm = Am .ksm ............................................................................... (2.3)

    Dimana : Ftm = gaya potong pergigi rata-rata ( N )

    A = penampang geram sebelum terpotong rata-rata

    (mm2)

    Ksm = gaya potong spesifik rata-rata ( N/mm2 )

    Perbedaan antara proses frais datar dan tegak ( muka ) terletak pada

    penampang geram ( Am ), yaitu :

    Am = w . hm ...................................................................................................................... (2.4)

    Dimana : w = lebar geram sebelum terpotong ( mm )

    Hm = tebal geram sebelum terpotong rata-rata (mm)

    Gambar 2.5 Proses frais

    a. Mengefrais datar ( Slab frais )

    hm = fz ........................................................................... (2.5)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    14

    Dengan : a = kedalaman potong,

    d = diameter pisau frais

    b. Mengefrais tegak ( Face Frais )

    hm = fz..sin r .sin .............................................................. (2.6)

    fz = ............................................................................... (2.7)

    Dengan : fz = gerak makan pergigi ( mm/gigi )

    Vf = kecepatan makan ( mm/min )

    Z = jumlah gigi mata potong

    n = putaran spindle

    r = sudut potong utama

    = sudut posisi rata rata

    Pada gaya potong spesifik, berdasarkan hasil percobaan

    untuk berbagai kondisi pemotongan dengan beberapa benda kerja,

    hanya dipengaruhi oleh tebal geram rata-rata (hm) sebagaimana

    rumus korelasi berikut :

    Ksm = ks1.1 . hm-p ..................................................................... (2.8)

    Dimana :

    Ksm = Gaya potong spesifik rata-rata ( N/mm )

    Ks1.1 = Gaya potong spesifik referensi ( N/mm2 ) merupakan sifat

    benda kerja sewaktu dipotong dengan proses frais,

    dipengaruhi oleh sudut geram dan kecepatan potong.

    P = Pangkat untuk tebal geram rata-rata ; dipengaruhi oleh

    material benda kerja dan kecepatan potong

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    15

    Tabel 2.1 Gaya potong spesifik referensi dalam proses frais

    Jenis Benda Kerja Klasifikasi

    DIN

    Kekuatan

    UTS

    (N/mm2)

    Ks1.1

    (N/mm2)

    P

    Baja Struktur

    ( Structual Steel )

    St 50

    St 60

    520

    620

    1990

    2110`

    0,25

    0,16

    Baja Mampu Laku Panas

    ( Heat Treable Steels )

    Ck 45

    Ck 60

    670

    770

    2220

    2130

    0,14

    0,17

    Baja Sementasi

    ( Cementation Steels )

    16 Mn Cr 5

    18 Cr Ni 6

    42 Cr Mo 4

    34 Cr Mo 4

    50 Cr V 4

    EC Mo 80

    770

    630

    730

    600

    600

    590

    2100

    2260

    2500

    2240

    2220

    2290

    0,27

    0,30

    0,26

    0,21

    0,27

    0,17

    Baja Perkakas Panas

    ( Hot Work Tool Steels )

    55 Ni Mo V6

    Annealed

    treated

    940

    ( 352 BHN )

    1740

    1920

    0,25

    0,24

    Besi Tuang

    ( Cast Iron )

    GG 26

    GG 30

    ( 200 BHN )

    1160

    1100

    0,26

    0,26

    (Taufiq Rochim, 1993)

    2.7.2 Daya pemotongan pergigi rata rata

    Nzm = .................................................................................. (2.9)

    V = ................................................................................... (2.10)

    Dimana : Nzm = Daya potong pergigi rata rata ( KW )

    V = Kecepatan potong ( m/min )

    Ftm . v

    60000

    . d.n

    1000

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    16

    2.7.3 Reduksi putaran

    Putaran spindle dihasilkan dari transmisi pasangan pasangan roda

    gigi dalam main gear box. Roda gigi yang dipakai oleh mesin frais di dalam

    gear box roda gigi silindris dengan gigi lurus. Roda gigi ini mempunyai gigi

    sejajar dengan sumbu roda gigi.

    Gambar 2.6 Sepasang roda gigi lurus

    Pada pasangan roda gigi seperti gambar 2.14 putaran roda gigi 1 adalah

    n1 dan putaran roda gigi 2 adalah n2. Garis tengah lingkaran bagi masing

    masing adalah d1 dan d2. Kecepatan keliling titik singgung kedua lingkaran

    adalah :

    V = .D1.n1 = .D2.n2 ................................................................ (2.11)

    = ........................................................................................ (2.12)

    Karena dua gigi berpasangan bergerak dengan lingkaran bagi yang

    saling menggelinding, maka P pada dua roda gigi yang berpasangan sama

    besar dan besarnya keliling lingkaran bagi adalah :

    .D1 = p.z1 dan .D2 = p.z2 ........................................................ (2.13)

    = jadi = ................................................................. (2.14)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    17

    BAB III

    ANALISA KERUSAKAN MESIN

    3.1 Kondisi Awal Mesin Frais

    Sebelum dilakukan rekondisi, mesin dalam keadaan tidak dapat berfungsi

    dengan baik. Beberapa hal yang ada dalam keadaan awal antara lain:

    a. Kondisi fisik

    Awal mesin sebelum direkondisi terlihat tidak bersih, badan mesin

    terdapat terak kotoran yang perlu dibersihkan. Cat pada sebagian badan mesin

    tidak terlihat baik, terkelupas. Selain itu banyak mur/baut yang hilang.

    b. Pompa cairan pendingin

    Pompa cairan pendingin rusak tidak dapat memompa cairan pendingin.

    Pompa terlihat kotor tidak terawat dan selang cairan pendingin tidak ada.

    Katup/kran tidak dapat berfungsi. Selain itu cairan pendingin juga sangat

    kotor.

    c. Bagian mekanis

    Bagian mekanis, yakni meja pada kondisi awal : eretan horizontal,

    vertical, dan melintang berat digerakkan. Pasak skala hilang dan handle eretan

    tidak ada.

    d. Bagian kelistrikan

    Instalasi kelistrikan dalam keadaan sangat tidak teratur, terutama pada

    pengkabelan. Apabila dipakai dalam pengoperasian, dalam jangka waktu

    sekitar 3 jam motor berhenti sendiri. Lampu penerangan juga tidak dapat

    berfungsi. Beberapa komponen kelistrikan tidak ada, antara lain : kontaktor,

    bohlam lampu penerangan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    18

    Gambar 3.1 Kondisi awal mesin frais

    3.2 Uraian Kerusakan Mesin :

    a. Bagian kelistrikan mesin.

    Gambar 3.2 Kondisi awal kelistrikan

    Kerusakan yang terjadi adalah :

    1) Motor tiba-tiba mati saat penggunaan dalam waktu lama sekitar

    setengah hari penggunaan

    2) Lampu penerangan mati

    b. Bagian mekanis mesin.

    Gerakan meja untuk arah melintang dan memanjang tidak lancar

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    19

    Gambar 3.3 Kondisi awal bagian mekanis mesin

    c. Bagian pompa pendingin mesin

    Pompa cairan pendingin ( coolant pump ) tidak berfungsi.

    Gambar 3.4 Kondisi awal pompa pendingin

    3.3 Analisa Kerusakan

    3.3.1 Melakukan penyelidikan

    Penyelidikan atau inspeksi bertujuan untuk memeriksa penyebab dari

    kerusakan-kerusakan tersebut. Bagian kelistrikan mesin

    a. Motor tiba-tiba mati, langkah langkah pemeriksaannya adalah :

    1) Mengaktifkan saklar utama dari MCB ( posisi ON ).

    2) Mengaktifkan saklar mesin.

    3) Memeriksa setiap aliran listrik yang masuk kemesin.

    4) Memeriksa bagian-bagian pada rangkaian kelistrikan, yaitu : terminal

    kabel, kontaktor, transformator (trafo), sekering, dan ampere control.

    b. Lampu penerangan mati, langkah langkah pemeriksaannya adalah :

    1) Mengaktifkan saklar utama dari MCB ( posisi ON ).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    20

    2) Mengaktifkan saklar mesin.

    3) Mengaktifkan saklar lampu.

    4) Memeriksa lampu masih hidup atau sudah putus.

    5) Memeriksa aliran listrik yang masuk kesaklar.

    c. Bagian mekanis mesin

    Gerakan meja untuk arah memanjang dan melintang tidak lancar,

    langkah langkah pemeriksaannya adalah memutar handle penggerak

    meja.

    d. Bagian cairan pendingin mesin

    Pompa cairan pendingin tidak berfungsi/mati, langkah langkah

    pemeriksaannya adalah :

    1) Mengaktifkan saklar utama dari MCB ( posisi ON ).

    2) Mengaktifkan saklar mesin.

    3) Mengaktifkan saklar pompa.

    4) Memeriksa arus listrik yang mengalir ke pompa.

    5) Memeriksa elemen-elemen yang terdapat pada pompa.

    3.3.2 Melakukan diagnosa kerusakan

    Setelah melakukan penyelidikan maka diketahui kerusakan yang terjadi :

    a. Bagian Kelistrikan

    1) Mesin mati jika digunakan dalam waktu lama. Penyebab kerusakan

    adalah:

    a) Ada kabel yang terlepas dari terminal.

    b) Ada beberapa komponen listrik yang mengalami kerusakan

    seperti kontaktor, transformator, sekering, dan ampere kontrol.

    c) Kualitas kabel yang sudah kurang bagus.

    d) Terjadi beban yang berlebihan saat penggunaan mesin.

    2) Lampu penerangan mati. Penyebab kerusakan adalah :

    a) Ada kabel yang terlepas dari terminal.

    b) Terjadi kerusakan pada saklar lampu.

    c) Bohlam putus.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    21

    b. Bagian mekanis mesin seperti gerakan meja untuk arah melintang dan

    memanjang tidak lancar. Penyebab kerusakan adalah :

    1) Bagian slide meja yang bergesekan dalam kondisi kotor

    2) Bagian ulir penggerak meja kurang pelumasan

    3) Ada bearing yang pecah

    c. Bagian cairan pendingin mesin

    Pompa cairan pendingin tidak berfungsi. Penyebab kerusakan adalah:

    1) Kumparan terbakar

    2) Terjadi penyumbatan pada saluran pendingin.

    3) Ada kebocoran dari pipa saluran luar cairan pendingin yaitu pada

    bagian katup pengaturnya sehingga menetes dan masuk kedalam

    pompa.

    3.4 Perbaikan

    Perbaikan dilakukan setelah mengetahui bagian-bagian yang menyebabkan

    kerusakan terhadap mesin dan harus diperbaiki atau diganti.Perbaikan yang

    dilakukan adalah :

    3.4.1 Perbaikan bagian kelistrikan mesin

    Gambar 3.5 Instalasi listrik

    a. Perbaikan rangkaian daya dan kontrol

    Tahapan perbaikan yang dilakukan adalah :

    1) Membuka penutup sabuk puli motor.

    2) Melepas sabuk pada puli.

    3) Membuka penutup ruang kelistrikan.

    4) Mengeluarkan rangkaian listrik.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    22

    5) Mengecek rangkaian kelistrikan menggunakan diagram instalasi

    kelistrikan.

    6) Mengecek komponen - komponen kelistrikan menggunakan

    multitester.

    7) Mengganti komponen - komponen kelistrikan yang rusak.

    8) Penggantian dilakukan pada komponen kontaktor, kabel, ampere

    control, dan untuk sekering diganti MCB ( Main Circuit Breaker)

    9) Menyambungkan rangkaian kontrol dan daya sesuai dengan

    rangkaian

    10) Memasang kembali rangkaian kelistrikan pada mesin frais.

    Gambar 3.6. Rangkaian Kelistrikan yang telah diperbarui

    Keterangan :

    1. MCB

    2. Overload

    3. Trafo

    4. Fuse

    5. Kontaktor

    5

    1

    3

    2

    4

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    23

    Tabel 3.1 Pengganti Komponen yang Rusak

    No Nama Komponen Spesifikasi Jumlah

    1 Main Circuit Breaker

    (MCB) 3 phase, 10A, 415 V 1

    2 Ampere Control / Over

    load 2.5, 3, 3.5, 4 a 1

    3 Trafo Stepdown 380-24 V ; 50 VA 1

    4 Fuse 30 A 2

    5 Kontaktor 220V; 230V; 50 Hz 4

    b. Perbaikan lampu penerangan

    Lampu pada mesin frais harus dalam keadaan hidup, karena lampu

    tersebut berfungsi untuk :

    1) Membantu pengerjaan disaat gelap / malam hari.

    2) Membantu operator dalam melihat kepresisian benda kerja selama

    pengerjaan.

    Gambar 3.7. Lampu penerangan setelah diperbaiki

    Tahapan perbaikan yang dilakukan adalah :

    1) Mematikan sumber listrik

    2) Melepas kabel yang terhubung dengan sumber arus.

    3) Mengganti kabel

    4) Memperbaiki saklar lampu.

    5) Memperbaiki tuas lampu.

    6) Memasang kembali kabel pada terminal listriknya.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    24

    7) Mengganti lampu bohlam.

    3.4.2 Perbaikan bagian mekanis mesin.

    Gambar 3.8. Bagian mekanis mesin

    Gerakan mekanis mesin (meja) untuk arah memanjang dan

    melintang tidak lancar. Tahap perbaikan yang dilakukan adalah :

    a. Melepas handel pemutar meja.

    b. Melepas pengunci poros ulir penggerak meja.

    c. Melepas baut penutup dudukan poros ulir penggerak meja.

    d. Melepas baut pengunci slot meja.

    e. Mengangkat meja dan menurunkannya.

    f. Mengecek bagian dari poros ulir dan bearing.

    g. Mengganti bearing yang pecah.

    h. Membersihkan bagian mekanisme penggerak yang kotor.

    i. Melumasi bagian slide meja dan memberikan grease pada poros ulir dan

    roda gigi penggeraknya.

    j. Mengembalikan posisi bagian-bagian mekanisme penggerak meja

    seperti semula

    k. Mengembalikan meja keposisi semula.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    25

    3.4.3 Perbaikan pompa cairan pendingin mesin

    Gambar 3.9. Pompa cairan pendingin

    Pompa cairan pendingin tidak berfungsi tahapan perbaikan yang dilakukan

    adalah :

    a. Melepas kabel listrik untuk pompa.

    b. Melepas baut pengunci dudukan pompa.

    c. Melepas selang dengan membuka pengunci selang (saluran cairan

    pendingin).

    d. Mengangkat pompa.

    e. Memperbaiki kumparan yang terbakar ( spul ).

    f. Memasang kembali bagian-bagian pompa seperti semula.

    Gambar 3.10 Saluran selang cairan pendingin

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    26

    Saluran selang cairan pendingin bocor. Tahapan perbaikan yang

    dilakukan pada kebocoran saluran keluar cairan pendingin adalah :

    a. Melepas sambungan saluran keluar dengan katup pengaturan

    b. Membersihkan selang dari kotoran yang menyumbat

    c. Memberi lem pada selang yang mengalami kebocoran dan pada selang

    katup pengaturan

    d. Memasang kembali bagian-bagian saluran keluar cairan pendingin

    seperti semula.

    3.5 Pengujian Mesin

    3.5.1 Pengujian putaran motor listrik

    Pengujian putaran motor listrik dilakukan dengan alat pengukur kecepatan

    putaran takometer dan dibandingkan dengan spesifikasi putaran motor pada

    nameplate

    Tabel 3.2. Hasil pengujian motor listrik

    Dari hasil pengujian hanya berbeda sedikit dengan spesifikasi motor hal

    ini dapat disimpulkan bahwa putaran motor listrik sudah sesuai dengan

    spesifikasi/ atau nameplate motor yang digunakan.

    3.5.2 Pengujian putaran spindel

    Pengujian putaran spindel dilakukan dengan alat pengukur kecepatan

    putaran tachometer , pengujian dilakukan dengan mengukur putaran pada spindel

    pemegang pahat dan putaran output pada gearbox hal ini dilakukan untuk

    mengetahui kesesuaian putaran yang sesuai dengan nameplate. Pengujian

    dilakukan untuk masing-masing kecepatan dari putaran rendah sampai dengan

    putaran tinggi.

    No Putaran Motor Pada Nameplate

    (rpm)

    Putaran Motor Hasil Pengujian

    (rpm)

    1. 1400 1480

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    27

    Tabel 3.3. Hasil pengujian putaran spindle

    Hasil pengujian menggunakan Tachometer berbeda jauh dengan name

    plate karena kecepatan spindle yang tertera pada name plate menunjukkan putaran

    pada poros output gear box bukan putaran pada pemegang pahat.

    Dari hasil pengujian pada poros output gear box (dalam posisi horizontal)

    didapat selisih sedikit antara hasil perhitungan dengan hasil pengujian. Hal

    tersebut dikarenakan data aktual pengujian putaran motor memiliki sedikit beda

    selisih dengan spesifikasi motor penggerak yang tertulis pada nameplate, yaitu

    pada pengujian tachometer 1480 rpm sedangkan pada name plate 1400 rpm.

    Pengujian putaran spindle dilakukan dengan mengukur putaran output

    poros gearbox dengan tachometer. Sedang output putaran spindle dalam posisi

    vertical adalah dua kali lipat dari putaran output gearbox. Peningkatan putaran

    tersebut dikarenakan susunan roda gigi yang mentransmisikan dari putaran output

    gearbox ke putaran spindle vertikal, seperti terlihat pada gambar 3.11.

    No.

    Putaran Output

    Gearbox (Pada

    Nameplate) (rpm)

    Putaran Output

    Gearbox Hasil

    Perhitungan (rpm)

    Putaran Output

    Gearbox Poros

    Horisontal (Tachometer)

    (rpm)

    Putaran Spindel Hasil

    Pengujian (

    Tachometer) (rpm)

    Putaran Spindel Hasil

    Perhitungan

    (rpm)

    1. 31 32 34 65 64

    2. 55 56 58 115 114

    3. 102 104 108 204 210

    4. 178 180 184 360 360

    5. 310 316 321 620 632

    6 570 580 582 1140 1160

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    28

    Gambar 3.11 Perbandingan roda gigi penghubung spindle posisi vertikal

    Gambar 3.12 Gambar poros output horizontal gearbox

    3.5.3 Pengujian gerakan meja secara otomatis

    Untuk mengetahui gerakan meja secara otomatis dapat bergerak

    sesuai dengan nameplate yang tertera pada mesin, maka dilakukan

    pengujian dengan cara memberi titik pada salah satu bagian dari setiap

    meja (longitudinal,transversal,vertical) kemudian otomatis eretan

    Putaran output gearbox

    Putaran spindle vertikal

    Perbandingan roda gigi

    Penghubung 20:40

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    29

    penggerak meja difungsikan selama 1 menit dan dihitung panjang

    perpindahan meja dalam satuan milimeter (mm).

    Cara Pengujian :

    a. Pengujian arah longitudinal

    Gambar 3.13 Gambar pengujian arah longitudinal feed

    b. Pengujian arah vertical

    Gambar 3.14 Pengujian arah vertical feed

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    30

    c. Pengujian arah transverse

    Gambar 3.15 Pengujian arah transverse feed

    Gambar 3.16 Nameplate kecepatan eretan otomatis

    Tabel 3.4. Hasil pengukuran kecepatan eretan otomatis

    No Arah Gerakan Posisi Handle

    Pada Nameplate

    Kec Pada Namplate

    Handle ( mm / min )

    Hasil Pengujian

    ( mm / min )

    1 Transverse feed 4B

    4C

    3C

    120

    67,8

    14,9

    121

    68

    16

    a b

    c

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    31

    2 Longitudinal

    feed

    6C

    6B

    5C

    33,5

    59,4

    7,3

    34

    60

    7,5

    3 Vertical feed 2C

    2B

    1C

    27,2

    48

    6

    28

    49

    7

    3.5.4 Pengujian skala ukur

    Pada skala ukur langkah pengujian yang dilakukan adalah dengan cara

    menentukan jarak yang akan ditempuh dibandingkan jumlah strip yang

    diperlukan untuk mencapai jarak yang telah ditentukan, kemudian jarak

    dibagi dengan jumlah strip, jika hasil pembagian adalah sama dengan

    ketelitian pada skala ukur maka skala dianggap normal.

    Tabel 3.5. Hasil pengecekan skala ukur pada eretan

    No. Skala ukur Ketelitian Hasil Pengecekan Ket

    1. Skala ukur pada eretan

    memanjang/horizontal 0.05 mm

    6 mm/120

    1 strip = 0.05 mm Sesuai

    2. Skala ukur pada eretan

    melintang 0.05 mm

    5 mm/100

    1 strip = 0.05 mm Sesuai

    3. Skala ukur pada eretan

    naik-turun 0.02 mm

    2 mm/100

    1 strip = 0.02 mm Sesuai

    3.5.5 Pengujian eretan

    Pengujian eretan dilakukan untuk mengetahui gaya yang dibutuhkan untuk

    memutar handle eretan untuk masing-masing eretan (Eretan mendatar, Eretan

    melintang, eretan tegak) setelah gaya diketahui kemudian mencari torsi untuk

    memutar eretan tersebut dengan mengalikan gaya yang dibutuhkan dengan jarak

    atau jari-jari pemutar handel.Langkah pengujian yang dilakukan adalah dengan

    cara memasang neraca pegas pada handel kemudian neraca pegas ditarik secara

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    32

    perlahan sampai handle berputar sehingga eretan bergerak kemudian membaca

    angka yang ditunjuk pada neraca pegas tersebut.

    Untuk mengetahui standar torsi yang digunakan, maka hasil pengujian

    kemudian dibandingkan dengan mesin lain yang sejenis yang berada dalam

    kondisi normal.

    a. Pengujian eretan transversal

    Gambar 3.17 Pengujian Eretan mendatar dengan neraca pegas

    b. Pengujian eretan longitudinal

    Gambar 3.18 Pengujian eretan melintang dengan neraca pegas

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    33

    c. Pengujian eretan vertikal

    Gambar 3.19 Pengujian eretan vertikal dengan neraca pegas

    Tabel 3.6. Hasil pengujian dengan neraca pegas pada mesin yang telah direkondisi

    No Jenis Eretan Gaya (kgf) Jarak (m)

    1 Eretan Mendatar 2 0.083

    2 Eretan Melintang 4,5 0.083

    3 Eretan Vertikal 4 0.193

    1) Torsi yang dibutuhkan untuk memutar eretan (mesin yang direkondisi)

    a) Eretan mendatar

    T = F r

    = (m.g) r

    = ( 2 kg . 9,81 m/s2 ) 0,083 m

    = 1,63 kg.m2/s2

    = 1,63 N.m

    b) Eretan melintang

    T = F r

    = (m.g) r

    = ( 4,5 kg . 9,81 m/s2 ) 0,083 m

    = 3,619 kg.m2/s2

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    34

    = 3,66 N.m

    c) Eretan vertikal

    T = F r

    = (m.g) r

    = ( 4kg . 9,81 m/s2 ) 0,193 m

    = 7,57 kg.m2/s2

    = 7,57 N.m

    Sebagai referensi, maka pengujian dibandingkan dengan mesin lain sejenis yang

    berada dalam kondisi baik.

    Tabel 3.7. Hasil pengujian dengan neraca pegas pada mesin normal

    No Jenis Eretan Gaya (kgf) Jarak (m)

    1 Eretan Mendatar 2 0.083

    2 Eretan Melintang 5 0.083

    3 Eretan Vertikal 4 0.193

    2) Torsi yang dibutuhkan untuk memutar eretan pada mesin normal

    a. Eretan mendatar

    T = F r

    = (m.g) r

    = ( 2 kg . 9,81 m/s2 ) 0,083 m

    = 1,63 kg.m2/s2

    = 1,63 N.m

    b. Eretan melintang

    T = F r

    = (m.g) r

    = (5 kg . 9,81 m/s2 ) 0,083 m

    = 4,07 kg. m2/s2

    = 4,07 N.m

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    35

    c. Eretan vertikal

    T = F r

    = (m.g) r

    = ( 4kg . 9,81 m/s2 ) 0,193 m

    = 7,57 kg. m2/s2

    = 7,57 N.m

    Table 3.8. Hasil perhitungan torsi

    No

    .

    Eretan Gaya (mesin

    yang

    direkondisi)

    (kgf)

    Gaya

    (mesin

    normal)

    (kgf)

    Torsi

    (mesin yang

    direkondisi)

    (N.m)

    Torsi (mesin

    normal)

    (N.m)

    1. Transversal 1 1.5 1,63 1,63

    2. Longitudinal 4,5 5 3,66 4,07

    3. Vertical 4 4 7,57 7,57

    Dari hasil perhitungan momen pada mesin frais yang direkondisi dengan

    dibandingkan mesin lain yang berada dalam kondisi normal yang digunakan

    sebagai referensi momen yang digunakan untuk memutar tuas eretan tidak jauh

    berbeda. Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa eretan mesin yang

    direkondisi sudah dalam keadaan standard /normal.

    3.6 Biaya Perbaikan

    a. Rincian biaya komponen kelistrikan

    Table 3.9. Biaya kelistrikan

    No. Nama Bagian Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah

    1 Kontaktor 3

    phase 4 Unit Rp.182.500,00 Rp. 730.000,00

    2 Sekering 10A 3 Buah Rp. 35.000,00 Rp. 105.000,00

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    36

    3 Kabel NYA

    1 mm 28 Meter Rp. 7.000,00 Rp. 196.000,00

    4 MCB 1 Buah Rp. 100.000,00 Rp. 100.000,00

    5

    Ampere

    control /

    Thermal Relay

    3A-5A

    1 Buah Rp. 350.000,00 Rp. 300.000,00

    6 Terminal 5 Buah Rp. 8.000,00 Rp. 40.000,00

    TOTAL Rp. 1.471.000,00

    b. Biaya perbaikan eretan

    Table 3.10. Biaya perbaikan eretan

    No Komponen Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah

    1. Bearing 5 Buah Rp. 30.000,00 Rp. 150.000,00

    2. Pasak Skala

    Ukur Eretan 2 Buah Rp. 12.000,00 Rp. 24.000,00

    TOTAL Rp. 174.000,00

    c. Pompa pendingin

    Table 3.11. Biaya perbaikan pompa pendingin

    No Komponen Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah

    1 Penyepulan

    Pompa Pendingin 1 Set Rp. 200.000,00 Rp. 200.000,00

    2 Selang Pompa

    Pendingin 2 Meter Rp. 20.000,00 Rp. 40.000,00

    TOTAL Rp. 240.000,00

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    37

    d. Lampu penerangan

    Table 3.12. Biaya perbaikan lampu

    No Komponen Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah

    1. Lampu bohlam 10 Watt 1 Buah Rp. 3.500,00 Rp. 3.500,00

    2. Saklar 1 Buah Rp. 5.800,00 Rp. 5.800,00

    TOTAL Rp. 9.300,00

    e. Lain-lain

    Table 3.13. Biaya lain-lain

    No Komponen Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah

    1. Gasket 1 Buah Rp. 70.000,00 Rp. 70.000,00

    2. Baut & Mur 36 Pasang Rp. 500,00 Rp. 18.000,00

    3. Lem Gasket 1 Buah Rp. 30.000,00 Rp. 30.000,00

    4. Oli Gear Box 5 Liter Rp. 30.000,00 Rp. 150.000,00

    5. Solar 5 Liter Rp. 5.000,00 Rp. 25.000,00

    6. Pengait Kabel 20 Biji Rp. 1.000,00 Rp. 20.000,00

    8. Solasi 2 Buah Rp. 4.000,00 Rp. 8.000,00

    9. Lem Castol &

    Alteco 4 Buah Rp. 3.500,00 Rp. 14.000,00

    10. Cairan

    Pendingin 22 Liter Rp. 12.000,00 Rp. 264.000,00

    11. Pembersih Karat 2 Botol Rp. 25.000,00 Rp. 50.000,00

    13. Grease 1 Buah Rp. 30.000,00 Rp. 30.000,00

    TOTAL Rp. 679.000,00

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    38

    f. Rincian Biaya Secara Keseluruhan

    Table 3.14. Biaya keseluruhan

    No Biaya Jumlah

    1 Komponen kelistrikan Rp. 1.471.000,00

    2 Perbaikan eretan Rp. 174.000,00

    3 Perbaikan Pompa pendingin Rp. 240.000,00

    4 Lampu penerangan Rp. 9.300,00

    5 Lain-lain Rp. 679.000,00

    TOTAL Rp. 2.573.300,00

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    39

    BAB IV

    ANALISA DAN PERHITUNGAN

    4.1. Data Mesin

    Mesin frais yang terdapat pada bengkel proses produksi Fakultas

    Teknik UNS merupakan tipe frais universal , dengan menggunakan motor

    listrik AC 3 phase, daya sebesar 1,5 kW, arus dan tegangan input : 3.7 A / 380

    V, putaran : 1400 rpm pada frekuensi 50 Hz.

    4.2. Perhitungan Ulang Daya Pemotongan

    4.2.1 Menentukan gaya pemotongan pisau frais ( per gigi rata-rata )

    a. Mencari penampang geram sebelum terpotong rata-rata (Am)

    Gambar 4.1 Proses frais datar (slab frais)

    1) Proses frais datar (slab frais )

    a) Mencari gerak makan per gigi ( fz ) dengan persamaan

    berikut:

    Kecepatan makan ( vf ) = 100 mm/min

    Diameter pisau frais ( d ) = 40 mm

    Jumlah gigi ( z ) = 8

    Kecepatan potong ( v ) = 18 m/min

    (B. Sudibyo, 1986)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    40

    Putaran pisau frais ( n ) =

    =

    = 143,31 178 rpm

    Pembulatan diambil dari pendekatan nameplate putaran pada mesin.

    fz =

    =

    = 0,07 mm/gigi

    b) Mencari Tebal Geram Sebelum Terpotong Rata-Rata ( Hm )

    Kedalaman potong ( a ) = 3mm

    (Universal Milling Machine Manual Hand Book)

    hm = fz

    = 0,07

    = 0,019 mm

    c) Mencari penampang geram sebelum terpotong rata-rata.

    Lebar geram sebelum terpotong rata-rata ( w) = 60 mm

    Am = w . hm

    = 60.0,019

    = 1,14 mm2

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    41

    Gambar 4.2 Proses frais muka ( face frais )

    2) Proses Frais Muka ( Face Frais )

    a) Mencari gerak makan per gigi ( fz )

    Kecepatan makan ( vf ) = 100mm/min

    Diameter pisau frais ( d ) = 60 mm

    Jumlah gigi ( z ) = 8

    Kecepatan potong ( v ) = 18 m/min

    (B. Sudibyo, 1986)

    Putaran pisau frais ( n ) =

    =

    = 95,54 102 rpm

    Pembulatan diambil dari pendekatan name plate putaran pada mesin

    fz =

    =

    = 0,12 mm/gigi

    b) Mencari tebal geram sebelum terpotong rata-rata ( hm )

    Sudut potong utama ( r ) = 15

    Sudut posisi rata-rata ( ) = 50

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    42

    hm = fz..sin r .sin

    = 0,12 . sin 15 .sin50

    = 0,02 mm

    c) Mencari penampang geram sebelum terpotong rata-rata

    Lebar geram sebelum terpotong rata-rata ( w ) = 60 mm

    Am = w. hm

    = 60.0,02

    = 1,2

    Penampang geram sebelum terpotong rata-rata diambil yang terbesar,

    Am = 1,2 mm2

    b. Mencari gaya potong spesifik rata-rata ( ksm )

    Dengan melihat tabel 2.2 maka didapat :

    1) Jenis benda kerja baja struktural ( Structural Steel ) St. 60

    2) Gaya potong spesifik referensi ( ksl.l ) = 2110 N/mm2

    3) Pangkat untuk tebal geram rata-rata ( p ) = 0,16

    4) Tebal geram sebelum terpotong rata-rata ( hm )= 0,02 mm

    ksm = ksl.l . hm-p

    = 2110 . 0,02-0,16

    = 3945,6 N/mm2

    c. Mencari gaya pemotongan per gigi rata-rata ( Ftm )

    Ftm = Am . ksm

    = 1,2 . 3945,6

    = 4734,72 N

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    43

    4.2.2 Menentukan daya pemotongan pisau frais ( per gigi rata-rata )

    Nzm =

    =

    = 1,42 kW

    Dengan hasil perhitungan untuk daya pemotongan pisau frais ( per gigi

    rata-rata ) adalah 1.42 kW, sedangkan pada mesin frais menggunakan motor

    listrik dengan daya sebesar 1.5 kW. Dapat diambil kesimpulan mesin frais

    tipe ini kondisi aman.

    4.3. Perhitungan Ulang Putaran Spindel

    Putaran spindle mesin frais ini ditentukan dari perbandingan roda gigi

    dan puli. Perbandingan tersebut dirumuskan :

    i = = = . 4.1

    Dimana :

    n1 = Putaran puli motor ( rpm )

    n2 = Putarn puli yang digerakkan ( rpm )

    d1 = Diameter puli penggerak (mm)

    d2 = Diameter puli yang digerakkan ( mm )

    z1 = Jumlah gigi yang penggerak

    z2 = Jumlah gigi yang digerakkan

    Dari hubungan roda gigi ( gambar ), didapat tabel sebagai berikut :

    Tabel 4.1 Transmisi roda gigi putaran rendah

    Putaran rendah

    (rpm) Roda gigi yang

    berhubungan Jumlah gigi ( z )

    31 1D / 1C, 4C / 3B, 5B / 2A,

    3A /1F, 2F/1G

    22 / 48, 20 / 53, 20 / 55,

    40 /20, 30/30

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    44

    55 1D / 1C, 3C / 2B, 5B / 2A,

    3A /1F, 2F/1G

    22 / 48, 29 / 44, 20 / 55,

    40/20, 30/30

    102 1D / 1C, 2C / 1B, 5B / 2A,

    3A /1F, 2F/1G

    22 / 48, 40 / 33, 20 / 55,

    40 /20, 30/30

    Tabel 4.2 Transmisi roda gigi putaran tinggi

    Putaran rendah (rpm)

    Roda gigi yang berhubungan

    Jumlah gigi ( z )

    178 1D / 1C, 4C / 3B, 4B / 1A, 3A /1F, 2F/1G

    22 / 48, 20 / 53,40 / 20,

    40/20, 30/30

    310 1D / 1C, 3C / 2B, 4B / 1A, 3A /1F, 2F/1G

    22 / 48, 29 / 44, 40 / 20,

    40/20, 30/30

    570 1D / 1C, 2C / 1B, 4B / 1A, 3A /1F, 2F/1G

    22 / 48, 40 / 33, 40 / 20,

    40/20, 30/30

    Dengan data yang diketahui :

    n1 = 1400 mm

    d1 = 105 mm

    d2 = 280 mm

    Maka dapat dihitung besarnya putaran pada poros D (n2) :

    =

    =

    n2 =

    = 525 rpm

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    45

    4.3.1. Perhitungan ulang putaran spindle rendah

    Putaran spindle rendah yang tertera dalam mesin :

    a. Putaran spindle 31 rpm

    Roda gigi yang berhubungan terjadi pada roda gigi

    1D / 1C, 4C / 3B, 5B / 2A, 3A /1F, 2F/1G

    Dengan jumlah gigi sebagai berikut ;

    z1D = 22 ; z1C = 48 ; z4C = 20 ; z3B= 53 ; z5B = 20 ; z2A = 55 ; z3A = 40 ; z1f = 20

    ; z2f = 30 ; z1g = 30

    Besarnya putaran spindle dengan perhitungan sebagai berikut :

    1) Putaran Poros C (nC)

    =

    nC = nD = n2 = 525 rpm

    =

    = 240,625 240 rpm

    2) Putaran Poros B (nB)

    =

    nB =

    =

    = 90,57 90 rpm

    3) Putaran Poros A (nA)

    =

    nA =

    =

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    46

    = 32 rpm ( Putaran output pada gearbox )

    4) Putaran Poros F (nF)

    =

    nF =

    =

    = 64 rpm

    5) Putaran Poros G (nG) / Putaran Spindel

    =

    nG =

    =

    = 64 rpm (putaran pada spindle/pemegang pahat)

    b. Putaran spindle 55 rpm

    Roda gigi yang berhubungan terjadi pada roda gigi

    1D / 1C, 3C / 2B, 5B / 2A, 3A /1F, 2F/1G

    Dengan jumlah gigi sebagai berikut ;

    z1D = 22 ; z1C = 48 ; z3C= 29 ; z2B= 44 ; z5B = 20 ; z2A = 55 ; z3A = 40 ; z1f = 20 ;

    z2f = 30 ; z1g = 30

    Besarnya putaran spindle dengan perhitungan sebagai berikut :

    1) Putaran Poros C (nC)

    nC = 240 rpm

    2) Putaran Poros B (nB)

    =

    nB =

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    47

    =

    = 158,18 158 rpm

    3) Putaran Poros A (nA)

    =

    nA =

    =

    = 57,45 57 rpm ( putaran output pada gearbox )

    4) Putaran Poros F (nF)

    =

    nF =

    =

    = 114 rpm

    5) Putaran Poros G (nG) / Putaran Spindel

    =

    nG =

    =

    = 114 rpm (putaran pada spindle/ pemegang pahat)

    c. Putaran spindle 102 rpm

    Roda gigi yang berhubungan terjadi pada roda gigi

    1D / 1C, 2C / 1B, 5B / 2A, 3A /1F, 2F/1G

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    48

    Dengan jumlah gigi sebagai berikut ;

    z1D = 22 ; z1C = 48 ; z2C= 40 ; z1B= 33 ; z5B = 20 ; z2A = 55 ; z3A = 40 ; z1f

    = 20 ; z2f = 30 ; z1g = 30

    Besarnya putaran spindle dengan perhitungan sebagai berikut :

    1) Putaran Poros C (nC)

    nC = 240 rpm

    2) Putaran Poros B (nB)

    =

    nB =

    =

    = 290,9 290 rpm

    3) Putaran Poros A (nA)

    =

    nA =

    =

    = 105,45 105 rpm ( putaran output pada gearbox)

    4) Putaran Poros F (nF)

    =

    nF =

    =

    = 210 rpm

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    49

    5) Putaran Poros G (nG) / Putaran Spindel

    =

    nG =

    =

    = 210 rpm( putaran pada spindel/pemegang pahat)

    4.3.2. Menentukan putaran spindle tinggi dengan perhitungan

    Putaran spindle tinggi yang tertera dalam mesin :

    a. Putaran spindle 178 rpm

    Roda gigi yang berhubungan terjadi pada roda gigi

    1D / 1C, 4C / 3B, 4B / 1A, 3A / 1F, 2F / 1G

    Dengan jumlah gigi sebagai berikut ;

    z1D = 22 ; z1C = 48 ; z4C = 20 ; z3B= 53 ; z4B= 40 ; z1A = 20 ; z3A = 40 ; z1f

    = 20 ; z2f = 30 ; z1g = 30

    Besarnya putaran spindle dengan perhitungan sebagai berikut :

    1) Putaran Poros C (nC)

    nC = 240 rpm

    2) Putaran Poros B (nB)

    =

    nB =

    =

    = 90,57 90 rpm

    3) Putaran Poros A (nA)

    =

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    50

    nA =

    =

    = 180 rpm ( putaran pada output gearbox )

    4) Putaran Poros F (nF)

    =

    nF =

    =

    = 360 rpm

    5) Putaran Poros G (nG) / Putaran Spindel

    =

    nG =

    =

    = 360 rpm (putaran pada spindle/pemegang pahat)

    b. Putaran spindle 310 rpm

    Roda gigi yang berhubungan terjadi pada roda gigi

    1D / 1C, 3C / 2B, 4B / 1A, 3A / 1F, 2F / 1G

    Dengan jumlah gigi sebagai berikut ;

    z1D = 22 ; z1C = 48 ; z3C = 29 ; z2B= 44 ; z4B= 40 ; z1A = 20 ; z3A = 40 40 ;

    z1f = 20 ; z2f = 30 ; z1g = 30

    Besarnya putaran spindle dengan perhitungan sebagai berikut :

    1) Putaran Poros C (nC)

    nC = 240 rpm

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    51

    2) Putaran Poros B (nB)

    =

    nB =

    =

    = 158,18 158 rpm

    3) Putaran Poros A (nA)

    =

    nA =

    =

    = 316 rpm ( putaran output pada gearbox )

    4) Putaran Poros F (nF)

    =

    nF =

    =

    = 632 rpm

    5) Putaran Poros G (nG) / Putaran Spindel

    =

    nG =

    =

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    52

    = 632 rpm (putaran pada spindle/pemegang pahat)

    c. Putaran spindle 570 rpm

    Roda gigi yang berhubungan terjadi pada roda gigi

    1D / 1C, 2C / 1B, 4B / 1A, 3A / 1F, 2F / 1G

    Dengan jumlah gigi sebagai berikut ;

    z1D = 22 ; z1C = 48 ; z2C = 40 ; z1B = 33 ; z4B = 40 ; z1A = 20 ; z3A = 40 ; z1f

    = 20 ; z2f = 30 ; z1g = 30

    Besarnya putaran spindle dengan perhitungan sebagai berikut :

    1) Putaran Poros C (nC)

    nC = 240 rpm

    2) Putaran Poros B (nB)

    =

    nB =

    =

    = 290,9 290 rpm

    3) Putaran Poros A (nA)

    =

    nA =

    =

    = 580 rpm ( putaran output pada gearbox )

    4) Putaran Poros F (nF)

    =

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    53

    nF =

    =

    = 1160 rpm

    5) Putaran Poros G (nG) / Putaran Spindel

    =

    nG =

    =

    = 1160 rpm (putaran pada spindle/pemegang pahat)

    Dalam perhitungan putaran spindle di atas, untuk putaran yang

    dihasilkan lebih besar dengan selisih yang relatif sedikit dibandingkan dengan

    nilai putaran spindle yang tertera pada mesin. Hal ini disebabkan karena

    putaran pada motor listrik sedikit lebih besar dari putaran yang tertera pada

    spesifikasi motor.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    54

    BAB V

    PERAWATAN MESIN

    5.1 Perawatan Preventive

    5.1.1 Perawatan rutin

    Perawatan rutin merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan

    secara rutin, dalam hal ini biasa dilakukan setiap hari atau setelah

    pemakaian mesin. Perawatan rutin meliputi :

    a. Pembersihan mesin :

    Pembersihan dilakukan terhadap mesin dari kotoran - kotoran,

    terutama geram dari hasil penyayatan. Pembersihan sangat penting

    untuk menjaga kelancaran gerak dari komponen - komponen mesin,

    sehingga apabila dipakai kembali dapat bekerja dengan baik. Beberapa

    bagian yang perlu mendapat perhatian khusus, meliputi :

    1) Pemegang benda kerja (tanggem / vice)

    Pemegang benda kerja / tanggem ini sangat penting pada

    mesin frais karena sangat berkaitan dengan kerataan benda kerja.

    Tanggem perlu dibersihkan sebelum digunakan untuk menjepit

    benda kerja, karena kotoran, beram-beram akan mempengaruhi

    ukuran dalam pengerjaan frais.

    Pembersihan tanggem terutama dilakukan setelah dipakai,

    bagian pencekam penjepit akan kotor oleh geram-geram dan cairan

    pendingin, sehingga perlu dibersihkan untuk memperlancar

    gerakan penjepit terhadap benda kerja. Pembersihan dilakukan

    menggunakan kuas, lap, dan kompresor.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    55

    Gambar 5.1 Vice / Tanggem

    2) Meja mesin

    Gambar 5.2 Meja Mesin

    Bagian ini perlu dijaga kebersihannya, karena pada permukaan

    meja berbentuk alur sehingga kemungkinan geram-geram dan

    cairan pendingin masuk kedalam alur-alur tersebut dapat

    mengganggu kelancaran dalam proses pengerjaan benda kerja.

    Pembersihan dilakukan dengan menggunakan kuas, kain lap, dan

    kompresor.

    b. Pelumasan

    Pelumasan dengan menggunakan minyak pelumas (oli) dan

    grease terhadap beberapa komponen sebagai berikut :

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    56

    1) Eretan

    Gambar 5.3 Eretan

    Pelumasan diberikan pada bagian yang bergeser dari

    eretan atas, eretan melintang, dan eretan memanjang. Pelumasan

    berfungsi untuk memperlancar gerakan dari eretan tersebut dan

    mencegah terjadinya korosi.

    2) Poros ulir pada meja

    Gambar 5.4 Poros ulir pada meja

    Pelumasan diberikan pada bagian poros ini agar dapat bekerja

    dengan lancar. Pelumasan menggunakan grease.

    c. Penggantian dan penomoran kabel

    Penggantian kabel ini dilakukan karena banyak kabel yang

    terlepas dari terminalnya dan bila dipasang kembali panjang kabel

    sudah tidak mencukupi. Sedangkan untuk penomoran kabel disesuaikan

    dengan gambar instalasi kelistrikannya, hal ini bertujuan agar dalam

    perbaikan selanjutnya dapat dilakukan dengan mudah.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    57

    5.1.2 Perawatan periodik

    Perawatan periodik adalah perawatan yang dilakukan secara periodik

    atau dalam jangka waktu tertentu, dalam hal ini dapat dilakukan beberapa

    minggu sekali. Perawatan periodik ini meliputi :

    a. Pengecekan

    Pengecekan dilakukan terhadap bagian - bagian yang berhubungan

    antara satu dengan yang lainnya, selain itu pengecekan juga dilakukan

    pada bagian kelistrikan mesin.

    b. Pelumasan

    Pelumasan dilakukan pada bagian - bagian yang mendapat perhatian

    khusus antara lain :

    1) Kotak transmisi (main gear box )

    Gambar 5.5 Kotak Transmisi

    Pelumasan ini berguna untuk memperlancar putaran roda gigi yang

    terdapat didalamnya serta untuk mengurangi gesekan pada roda gigi

    sehingga roda gigi tidak cepat aus.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    58

    2) Bak eretan

    Gambar 5.6 Bak Eretan

    Pelumasan ini berguna untuk memperlancar putaran roda gigi yang

    terdapat didalamnya serta untuk mengurangi gesekan pada roda gigi

    sehingga roda gigi tidak cepat aus.

    Sebagai pedoman pada bagian perawatan mesin, maka dibutuhkan

    kartu kontrol yang isinya terdiri dari segala sesuatu yang harus dilakukan

    selama mengadakan perawatan preventive terhadap mesin frais.

    Tabel 5.1 Jadwal perawatan

    No Perawatan Jenis Perawatan

    Harian Mingguan Bulanan

    (6 bulan-12 bulan tergantung frekuensi pemakaian)

    1. Meja B 2. Eretan L 3. Ragum B 4. Poros Ulir L 5. Oli Kotak Transmisi G 6. Bak eretan G 7. Bak Coolant G 8. Pompa/saluran

    pompa BG

    Keterangan : B : Bersihkan L : Lumasi G : Ganti ( Oli / Coolant / Komponen )

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    59

    BAB VI

    PENUTUP

    6.1 Kesimpulan

    Dari hasil rekondisi mesin frais universal, maka proyek akhir ini

    dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

    a) Pada rekondisi mesin frais kegiatan yang dilakukan adalah memperbaiki

    kelistrikan mesin, memperbaiki sistem mekanik (meja) dan eretan, serta

    perbaikan pompa pencairan pendingin.

    b) Pada perhitungan ulang daya motor, diperoleh hasil 1.42 KW, sedangkan

    daya motor pada nameplate adalah 1.5 KW.

    c) Pada perhitungan ulang putaran spindle diperoleh hasil yang cenderung

    lebih besar dibandingkan dengan putaran spindle yang tertera pada mesin,

    hal ini terjadi karena selip pada sabuk diabaikan.

    d) Putaran spindle yang dimaksud pada nameplate adalah putaran pada poros

    output horizontal, sedangkan untuk putaran pada spindle pemegang pahat

    didapat 2 kali lipat dari putaran pada spindle output horizontal/nameplate

    dikarenakan terdapat system penghubung transmisi output horizontal

    dengan perbandingan 1:2.

    e) Untuk meminimalisir kerusakan pada mesin frais adalah dengan

    melakukan perawatan preventif.

    6.2 Saran

    Untuk memperlancar dalam proses pengerjaan proyek akhir maka :

    a) Penerapan praktek materi kelistrikan dalam penangan mesin perkakas

    masih kurang, sehingga diperlukan adanya pengarahan dan bimbingan

    mengenai kelistrikan mesin perkakas yang lebih mendalam.

    b) Kerjasama dan rasa tanggungjawab setiap individu sangat diperlukan

    dalam proses pengerjaan proyek akhir untuk dapat menyelesaikan secara

    tepat waktu dan memperoleh hasil yang maksimal.