prof. dr. aswanto, s.h., m.si, dfm wakil ketua mahkamah … · 2020. 10. 20. · dpra dan dprk di...
TRANSCRIPT
Prof. Dr. Aswanto, S.H., M.Si, DFM
Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi
Daring dalam acara BIMTEK PHPUKADA
21 Oktober 2020
Pasal 24 Ayat (2) UUD 1945:
“Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuahMahkamah Agung dan badan peradilan yang
berada di bawahnya dalam lingkunganperadilan umum, lingkungan peradilanagama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara, danoleh sebuah Mahkamah Konstitusi”
2
UUD 1945 (Pasal 24C ayat (1) dan ayat (2))
UU No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi
Sebagaimana telah diubah dengan UU No. 8 Tahun
2011(Pasal 10 ayat (1) dan ayat (2))
UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (Pasal
29 ayat (1) dan ayat (2))
3
Berdasarkan ketentuan tersebut
Mahkamah Konstitusi memiliki
empat kewenangan dan satu
kewajiban
4
Menguji UU terhadap
UUD
Memutus sengketa
kewenangan
konstitusional lembaga
negara
Memutus pembubaran
partai politik
Memutus perselisihan
hasil pemilu
KEWENANGAN
5
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan
putusan atas pendapat Dewan Perwakilan
Rakyat mengenai dugaan Pelanggaran
oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
menurut UUD.
6
Dalam perkembangan pelaksanaan kewenangannya, Mahkamah
Konstitusi menyatakan Pasal 50 UU No. 24 Tahun 2003
bertentangan dengan UUD 1945. Pasal 50 memuat ketentuan yang
menyatakan bahwa UU yang dapat diuji di Mahkamah Konstitusi
adalah UU yang diundangkan setelah perubahan UUD 1945. Pasal
tersebut dinyatakan inkonstitusional berdasarkan putusan No.
066/PUU-II/2004 (Pengujian UU No. 1 Tahun 1987 tentang Kadin).
7
Berdasarkan putusan No. 138/PUU-VII/2009
Mahkamah Konstitusi menyatakan berwenang
menguji Peraturan Pemerintah Pengganti UU
dengan pertimbangan bahwa perpu menimbulkan
norma hukum baru yang kekuatan berlakunya
sama dengan UU
8
PeraturanMahkamahKonst i tus i
Nomor06 /PMK/2005
TentangPedomanBeracara
DalamPenguj ian
UU.
PeraturanMahkamahKonst i tus i
Nomor08 /PMK/2006
TentangPedoman
Beracara DalamSengketa
KewenanganKonst i tus iona l
Lembaga
Negara .
PeraturanMahkamahKonst i tus iNomor 12
Tahun2008
TentangProsedurBeracara
DalamPembubaran Par ta iPo l i t i k .
Pera turanMahkamahKonst i tus i
Nomor 1 , 4 , 5 , 6 TentangPedomanBeracara
DalamPerse l is ihan
Has i lPemi l ihan Gubernur ,
Bupat i , dan Wal iko ta .
PeraturanMahkamahKonst i tus i
Nomor 2Tahun 2018
tentangPedomanBeracara
DalamPerse l is ihanHasi l Pemi lu
DPR,DPRD Prov , DPRD
Kota dan PMK 3 /2018
tentang Pedoman Beracara
DalamPerse l is ihanHasi l Pemi lu
DPD
PeraturanMahkamahKonst i tus i
Nomor 4Tahun 2018
tentangPedomanBeracara
da lamPerse l is ihanHasi l P i lpres
dan Pi lwapres .
PeraturanMahkamahKonst i tus iNomor 21
Tahun2009
TentangPedomanBeracara
DalamMemutusPendapat
DPR Mengena i
DugaanPelanggar
an OlehPres idenDan/Atau
Waki lPres iden .
9
pengujian UU yang
berkenaan dengan materi
muatan dalam ayat, pasal,
dan/atau bagian UU yang
dianggap bertentangan
dengan UUD 1945. (Pasal 4
ayat (2) PMK No. 06/PMK/
2005).
Pengujian
Materiilpengujian UU yang
berkenaan dengan proses
pembentukan UU dan hal-
hal lain yang tidak
termasuk pengujian
materiil. (Pasal 4 ayat (3)
PMK No. 06/PMK/2005).
Pengujian
Formil
10
Berdasarkan putusan No. 27/PUU-VII/2009,Mahkamah Konstitusi telah menetapkanbahwa batas waktu pengujian formil suatu UUadalah 45 hari setelah UU tersebut dimuatdalam lembaran negara.
11
Pemohon
•Perorangan warga negara
•Kesatuan masyarakat hukum
adat
•Badan hukum publik atau
privat
•Lembaga Negara
Objek
•Formil: Proses pembentukan
UU
•Materiil: materi muatan ayat,
pasal dan/atau bagian dari UU
12
Pemohon dan/atau termohon dapat didampingikuasa.
Lembaga negara dapat diwakili pejabat yangditunjuk atau kuasanya.
Dalam praktek yang terjadi kuasa hukum yangberacara di Mahkamah Konstitusi tidak harusadvokat
Jaksa pengacara negara dapat menjadi kuasadalam persidangan di Mahkamah Konstitusi
Dalam perselisihan hasil pemilu tahun 2009 jaksamenjadi kuasa dari Komisi Pemilihan Umum
13
Permohonan pengujian undang-undangmemuat:
1. Identitas Pemohon;
2. Uraian mengenai hal yang menjadi dasarpermohonan yang meliputi:
a. Kewenangan Mahkamah Konstitusi;
b. Kedudukan hukum (legal standing);
c. Alasan permohonan pengujian.
14
adanya hak dan/atau kewenangan konstitusional Pemohon yangdiberikan oleh UUD 1945;
hak dan/atau kewenangan konstitusional tersebut oleh pemohondianggap dirugikan oleh berlakunya Undang-Undang yangdimohonkan pengujian;
kerugian konstitusional tersebut harus bersifat spesifik (khusus)dan aktual atau setidak-tidaknya potensial yang menurutpenalaran yang wajar dapat dipastikan akan terjadi;
adanya hubungan sebab akibat (causal verband) antara kerugiandimaksud dengan berlakunya UU yang dimohonkan pengujian;
adanya kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonanmaka kerugian konstitusional seperti yang didalilkan tidak akanatau tidak lagi terjadi.
15
Mahkamah Konstitusi juga memberikan legalstanding kepada organisasi non pemerintah yangpeduli terhadap isu tertentu yang berkaitandengan berlakunya UU tertentu untukmengajukan perkara ke Mahkamah Konstitusi.
Pembayar pajak (tax payer) juga memilikikewenangan mengajukan perkara di MahkamahKonstitusi. Timbulnya legal standing dalam halini akan dilihat dari keterkaitan antarapembayaran pajak dengan ketentuan yang diujiPutusan No. 003/PUU-I/2003 (Pengujian UUSurat Utang Negara)
16
Pihak
•MPR
•DPR
•DPD
•Presiden
•BPK
•Pemerintah Daerah
•Lembaga Negara lain yang
kewenangannya diberikan oleh UUD
Objek
Kewenangan konstitutional
lembaga negara yang
dianggap diambil, dikurangi,
dihalangi, diabaikan,
dan/atau dirugikan oleh
lembaga negara yang lain
17
18
Pihak
•Pasangan Calon sebagai Pemohon
•KPU / KIP Provinsi atau KPU / KIP Kabupaten / Kota sebagai
Termohon
Objek
•Hasil penghitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon yang
mempengaruhi penentuan Pasangan Calon yang dapat mengikuti
putaran kedua Pemilukada; atau terpilihnya Pasangan Calon
sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah
Permohonan sekurang-kurangnya
memuat:
Identitas lengkap
Pemohon yang dilampiri
fotokopi KTP dan bukti
sebagai peserta
Pemilukada
Uraian yang jelas mengenai:
a. Kesalahan hasil penghitungan suara
yang ditetapkan oleh Termohon;
b. Permintaan / petitum untuk
membatalkan hasil penghitungan suara
yang ditetapkan oleh Termohon;
c. Permintaan / petitum untuk
menetapkan hasil penghitungan suara
yang benar menurut Pemohon.
19
Berdasarkan putusan No. 41/PHPU.D-VI/2008(Pilgub Jawa Timur), Mahkamah Konstitusimenyatakan bahwa hasil pemilukada dapatdibatalkan apabila terjadi pelanggaran yangbersifat terstruktur, sistematis, dan massif yangmempengaruhi hasil pemilu.
20
21
22
Para pihak yang mempunyaikepentingan langsung:
1. Perorangan warga negaraIndonesia calon anggota DPDpeserta Pemilu sebagai Pemohon;
2. Partai politik peserta pemilusebagai Pemohon;
3. Partai politik dan partai politiklokal peserta Pemilu anggotaDPRA dan DPRK di Aceh sebagaiPemohon;
4. KPU sebagai Termohon
Objek PHPU adalah penetapanperolehan suara hasil Pemilu yangtelah diumumkan secara nasionaloleh KPU yang mempengaruhi:
1. Terpenuhinya ambang batasperolehan suara 4% sebagaimanadimaksud dalam UU No. 7 Tahun2017 tentang Pemilu;
2. Perolehan kursi parpol pesertaPemilu di suatu dapil;
3. Perolehan kursi parpol dan parpollokal peserta Pemilu di Aceh;
4. Terpilihnya calon anggota DPD.
23
Para pihak dalam PHPUPresiden dan WakilPresiden adalah:
1. Pasangan Calon sebagaiPemohon;
2. KPU sebagai Termohon.
Objek PHPU Presiden danWapres adalah penetapanperolehan suara hasilPemilu Presiden dan Wapresyang dilakukan secaranasional oleh KPU yangmempengaruhi:
1. Penentuan pasangan calonyang masuk pada putarankedua Pemilu Presiden danWapres; atau
2. Terpilihnya pasangan calonsebagai Presiden danWapres.
24
Pemohon adalahPemerintah yang dapatdiwakili oleh Jaksa Agungdan/atau Menteri yang ditugasi oleh Presidenuntuk itu.
Termohon adalah parpolyang diwakili oleh pimpinanparpol yang dimohonkanuntuk dibubarkan yang dapat didampingi ataudiwakili oleh kuasahukumnya.
Parpol dapat dibubarkanoleh MK apabila:
1. ideologi, asas, tujuan, program parpolbertentangan dengan UUD 1945; dan/atau
2. Kegiatan parpolbertentangan dengan UUD 1945 atau akibat yang ditimbulkannyabertentangan dengan UUD 1945.
25
Pihak yang memohon putusanMahkamah atas Pendapat DPRadalah DPR yang diwakili olehPimpinan DPR yang dapatmenunjuk kuasa hukumnya.
Pihak yang diduga melakukanpelanggaran adalah Presidendan/atau Wakil Presiden yangdapat didampingi dan /ataudiwakili oleh kuasa hukumnya.
DPR wajib menguraikan dengan jelas dalam permohonannya mengenai dugaan:
1. Presiden dan atau Waprestelah melakukan pelanggaranhukum berupa pengkhianatanterhadap negara, korupsi,penyuapan, tindak pidanaberat lainnya, atau perbuatantercela;
2. Presiden dan/atau Waprestidak lagi memenuhi syaratsebagai Presiden dan/atauWapres berdasarkan UUD1945.
26
Mahkamah Konstitusi mengadili pada tingkatpertama dan terakhir yang putusannyabersifat final.
Putusan Mahkamah Konstitusi memperolehkekuatan hukum tetap sejak selesaidiucapkan dalam sidang pleno terbuka untukumum.
27
Permohonan Pemohon tidak dapat diterima (NO)
Mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan
Pemohon
Menolak sebagian atau seluruh permohonan Pemohon
Konstitusional bersyarat (conditionally constitutional) atau
inkonstitusional bersyarat (conditionally unconstitutional)
Menunda keberlakuan putusan
28