problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

35
PROBLEMATIKA MEMBACA MENULIS PERMULAAN Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra di SD Dosen Pengampu : Dra. Rukayah, M.Hum Disusun Oleh : Mitha Yulia Sari K7113142 5C PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN i

Upload: mitha-ye-es

Post on 13-Apr-2017

607 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

PROBLEMATIKA MEMBACA MENULIS PERMULAAN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Pembelajaran Bahasa dan Sastra di SD

Dosen Pengampu : Dra. Rukayah, M.Hum

Disusun Oleh :

Mitha Yulia Sari

K7113142

5C

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2015

i

Page 2: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

Kata PengantarSegala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan

inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Problematika

Membaca Menulis Permulaan dengan baik.

Makalah ini membahas mengenai apa saja masalah yang dihadapi peserta

didik kelas rendah ketika belajar Membaca dan Menulis Permulaan (MMP).

Awalnya guru akan mendiagnosa terlebih dahulu, apa penyebab permasalahan

anak dalam masalah MMP. Setelah itu guru mencari cara mengatasi permasalahan

tersebut. Selanjutnya penulis akan bahas lebih jauh lagi dalam makalah ini.

Selama proses penulisan, ada kesulitan-kesulitan yang penulis hadapi.

Namun kesulitan itu tidak membuat penulis menyerah.

Dalam proses penulisan makalah ini, penulis telah banyak mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung dan tidak langsung. Oleh karena

itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. Rukayah, M.Hum selaku dosen pembimbing pada mata kuliah

Keterampilan Berbahasa dan Sastra Indonesia yang telah membimbing

penulis dalam menyusun makalah ini.

2. Teman-teman kelas 5C yang telah memberikan semangat dan bantuan

kepada penulis.

Penulis menyadari, makalah ini jauh dari sempurna karena segala

kesempurnaan hanyalah milik Allah dan kekurangan berasal dari penulis sendiri,

maka penulis mohon maaf jika banyak kekurangan mengenai isi dan penulisan

dari makalah ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun, agar dapat dijadikan masukan dalam menyempurnakan makalah ini.

Harapan dari penulis, semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita

semua, baik bagi pembaca maupun penulis sendiri. Aamiin.

ii

Page 3: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

Daftar IsiKata Pengantar......................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................iv

A. Latar Belakang...............................................................................................iv

B. Rumusan Masalah...........................................................................................iv

C. Tujuan Penulisan............................................................................................iv

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5

A.   Pengertian Problem dan Kesulitan Belajar....................................................5

B. Membaca permulaan.....................................................................................8

1. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Anak Mengalami Kesulitan Membaca Permulaan..................................................................................................8

2. Kesulitan Yang dihadapi Anak Dalam Membaca Permulaan...................9

3. Bimbingan yang dapat Dilakukan Guru Dalam Mengatasi Anak yang Mengalami Kesulitan Membaca Permulaan............................................12

C. Menulis Permulaan........................................................................................17

1. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Anak Mengalami Kesulitan Menulis17

2. Kesulitan Yang dihadapi Anak Dalam Menulis Permulaan....................17

3. Bimbingan yang Dilakukan Guru Dalam Mengatasi Anak yang Mengalami Kesulitan Menulis Permulaan..............................................20

BAB III PENUTUP..............................................................................................23

A. Kesimpulan....................................................................................................23

B Saran...............................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24

iii

Page 4: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan sistemastis, yang dilakukan orang-

orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar

mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achmad Munib,

2004:34). Pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang

dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar

berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat (M. Ngalim Purwanto, 2002:10).

Untuk itu mereka harus disiapkan sejak dini agar mempunyai kemampuan,

karakter dan kepedulian terhadap perkembangan bangsa dan negaranya (Izhar,

1998).

Salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik adalah

kemampuan membaca dan menulis. Kemampuan membaca dan menulis

merupakan bekal utama bagi peserta didik untuk dapat memahami mata pelajaran

yang diberikan oleh guru di sekolah (Stephens, 2004). Kemampuan ini dapat

mulai pada kelas rendah. Namun, selama keberjalanan pembelajaran tidak semua

anak langsung mampu semua dalam mempelajari membaca menulis, ada beberapa

anak yang mengalami kesulitan. Hal inilah yang merupakan suatu permasalahan

atau problem yang dihadapi guru. Guru harus dapat memecahkan permasalahan

dalam membelajarkan Membaca dan Menulis Permulaan di kelas rendah.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Problem dan Kesulitan Belajar

2. Permasalahan dalam Membaca Permulaan

3. Permasalahan dalam Menulis Permulaan

C. Tujuan Penulisan

A. Untuk Mengetahui hakikat dari problem/masalah dan kesulitan belajar

B. Untuk mengetahui macam-macam permasalahan dalam Membaca

Permulaan

C. Untuk mengetahui macam-macam permasalahan dalam Menulis Permulaa

iv

Page 5: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Problem dan Kesulitan Belajar

Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu

"problematic" yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa

Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan; yang

menimbulkan permasalahan. (Debdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Bulan Bintang, 2002), hal.

276)

Sedangkan ahli lain mengatakan menyatakan bahwa "definisi

problema/problematika adalah suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan

yang diharapkan dapat menyelesaikan atau dapat diperlukan atau dengan kata lain

dapat mengurangi kesenjangan itu." (Syukir, Dasar-dasarStrategi Dakwah Islami, (Surabaya : Al-Ikhlas,

1983), hal. 65)

Jadi, problema adalah berbagai persoalan-persoalan yang belum sesuai

dengan tujuan yang diinginkan.

Sedangkan arti dari kesulitan belajar adalah kesulitan atau gangguan

yang dialami seseorang dalam mempelajari bidang akademik dasar tertentu

sebagai akibat dari terganggunya sistem saraf pusat yang terkait, atau pengaruh

tidak langsung dari berbagai faktor lain. Kesulitan ini ditandai oleh kesenjangan

antara kemampuan umum seseorang dengan kemampuan yang ditunjukannya

dalam mempelajari bidang tertentu. The National Joint Committee for Learning

Disabilities (NJCLD), mendefinisikan kesulitan belajar adalah istilah generik

yang mengacu kepada sekelompok gangguan yang heterogen, yang muncul dalam

bentuk berbagai kesulitan dalam mendengarkan, berbicara, membaca, menulis,

member penalaran, atau kemampuan matematika, baik dalam perolehan maupun

penggunaannya.

Gangguan ini bersifat intrinsik artinya berada dalam diri individu

bersangkutan, dan dianggap disebabkan oleh tidak berfungsinya sistem saraf

pusat. Meskipun kesulitan belajar mungkin muncul bersamaan dengan kondisi

kecacatan yang lain (seperti gangguan sensori, cacat mental, gangguan sosial dan

emosi) atau pengaruh lingkungan (seperti perbedaan budaya, pengajaran yang

tidak tepat, dll), kesulitan belajar bukan merupakan akibat atau pengaruh langsung

dari faktor-faktor tersebut. (Lewis, 1988, hal. 258-359).

5

Page 6: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

Banyak faktor yang menyebabkan kesulitan belajar, faktor-faktor tersebut

tidak berdiri sendiri, tetapi saling berinteraksi dengan faktor yang lain dalam

memunculkan kesulitan belajar. Osman (1979) menyebutkan sedikitnya ada 9

faktor yang berperan baik langsung maupun tidak langsung dalam memunculkan

kesulitan belajar, yaitu: intelegensi, ketidaksempurnaan sensori, tingkat keaktifan

dan kemampuan memusatkan perhatian, memar otak dan fungsi otak yang

minimal, faktor keturunan, ketidakmatangan atau kematangan yang terlambat,

faktor emosi, faktor lingkungan, dan faktor pendidikan. Gejala-gejala kesulitan

belajar dapat muncul dalam tiga bidang utama, yaitu : bahasa dan pengembangan

konsep, keterampilan perseptual, dan manifestasi perilaku.

Dalam pendidikan luar biasa, identifikasi merupakan langkah awal dan

sangat penting untuk menandai munculnya gejala kelainan atau kesulitan. Tujuan

utama identifikasi adalah menemukan adanya gejala kelainan atau kesulitan, yang

kemudian akan dijadikan dasar untuk mengambil langkah selanjutnya, yang

biasanya berupa assesment yang lebih akurat dan sistematis. Identifikasi dapat

dilakukan dengan berbagai prosedur yang mampu membuat guru tanggap

terhadap kelainan atau kesulitan yang muncul pada diri anak. (Mc Loughlin, J.A.

& Lewis, R.B, 1981). Agar dapat melakukan identifikasi gejala kesulitan dalam

belajar membaca menulis permulaan, guru harus menguasai kemampuan yang

dituntut dalam membaca menulis permulaan serta berbagai jenis kesulitan yang

mungkin dialami murid dalam usaha menguasai kemampuan tersebut. Di samping

itu, guru harus dapat mengenal gejala-gejala yang merupakan indikator dari

adanya kesulitan.

Untuk melakukan hal itu, guru dipersyaratkan mempunyai pengamatan

yang sensitive terhadap perilaku siswa dalam belajar membaca menulis

permulaan. Identifikasi harus menghasilkan informasi tentang siapa yang perlu

menjalani assesmen dan dalam bidang apa assesmen itu harus dilakukan. Assemen

bertujuan untuk mendapatkan informasi yang rinci mengenai kekuatan dan

kelemahan murid dalam bidang tertentu, sehingga informasi ini dapat

dimanfaatkan untuk penempatan atau mengembangkan pelajaran atau

merencanakan penanganan kesulitannya.

6

Page 7: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

B. Membaca permulaan

1. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Anak Mengalami Kesulitan Membaca

Permulaan

Membaca merupakan proses memperoleh makna dari barang cetak

(Spodek dan Sacacho, 1994). Adapun tujuan pembelajaran membaca permulaan di

kelas rendag adalah agar  siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana

dengan lancar dan tepat (Depdikbud, 1994/1995:4). Dalam praktek lapangan,

banyak kita jumpai pada anak usia Sekolah Dasar, terutama di kelas rendah masih

terhitung banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam hal membaca

bacaan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal (yang

berasal dari diri pembaca) maupun faktor eksternal (yang berasal dari luar diri

pembaca). Faktor internal antara lain meliputi : minat baca, kepemilikan

kompetensi pembaca, motivasi dan kemampuan pembacanya. Sedangkan faktor

eksternal antara lain meliputi unsur-unsur yang berasal dari lingkungan baca.

♦ Faktor Internal

1. Minat baca

Minat merupakan kegiatan siswa dengan penuh kesadaran terhadap suatu

objek, oleh karena itu minat perlu dikembangkan dan dilatih dengan terus

menerus. Jika minat baca anak rendah maka tingkat keberhasilan anak dalam

membaca akan sulit tercapai. Minat baca anak harus ditumbuhkembangkan sejak

dini. Dan untuk membangkitkan minat baca siswa, guru harus memberikan

motivasi dan bimbingan pada diri siswa.

2. Motivasi

Kegiatan pembelajaran akan berhasil dan tercapai tujuannya jika dalam

diri siswa tertanam motivasi. Motivasi dalam proses pembelajaran berfungsi

untuk: (1) fungsi membangkitkan (arousal function) yaitu mengajak siswa belajar,

(2) fungsi harapan (expectasi function) yaitu apa yang harus bisa dilakukan

setelah berakhirnya pengajaran, (3) fungsi intensif (incentive function) yaitu

memberikan hadiah pada prestasi yang akan datang, (4) fungsi disiplin

(disciplinary function) yaitu menggunakan hadiah dan hukuman untuk mengontrol

tingkah laku yang menyimpang (Abd. Rachman, 1993 : 115).7

Page 8: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

3. Kepemilikan Kompetensi Membaca

Keterampilan berbahasa ada empat, yaitu : keterampilan membaca,

berbicara,  menyimak dan menulis. Keterampilan dalam membaca diperlukan

latihan- latihan tahap demi tahap. Kegiatan membaca berkaitan dengan

pengenalan huruf, bunyi dan huruf atau rangkaian kata, makna atau maksud dan,

pemahaman terhadap makna atau maksud. Jika kegiatan membaca tidak 

dilakukan secara teratur maka keterampilan membaca yang dimiliki anak akan

berkurang dengan sendirinya.

♦ Faktor Eksternal

Faktor eksternal ini meliputi unsur-unsur yang berasal dari lingkungan

baca. Dalam hal ini sekolah sebagai pusat kebudayaan harus menciptakan siswa

yang gemar membaca melalui perpustakaan sekolah. Sekolah harus dapat

menciptakan suasana perpustakaan yang menyenangkan dan memberi

kenyamanan siswa dalam belajar. Lingkungan baca sangat mempengaruhi  tingkat

keberhasilan membaca anak. Lingkungan baca anak yang  menyenangkan akan

memberi kenyamanan bagi si pembaca dan mempermudah anak dalam membaca.

2. Kesulitan Yang dihadapi Anak Dalam Membaca Permulaan

Dalam pelaksanaan pengajaran membaca, guru seringkali dihadapkan pada

anak yang mengalami kesulitan belajar membaca khususnya di kelas rendah.

Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain :

1. Kurang mengenali huruf

Ketidakmampuan anak dalam mengenal huruf-huruf alfabetis seringkali 

dijumpai oleh guru yang sulit membedakan huruf besar / kapital dan huruf

kecil.

2. Membaca kata demi kata

Jenis kesulitan ini biasanya berhenti membaca setelah membaca sebuah kata,

tidak segera diikuti dengan kata berikutnya. Hal ini disebabkan oleh :

(a) gagal menguasai keterampilan pemecahan kode (decoding)

(b) gagal memahami makna kata

(c) kurang lancar membaca.

8

Page 9: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

3. Pemparafase yang salah

Dalam membaca anak seringkali melakukan pemenggalan (berhenti

membaca) pada tempat yang tidak tepat atau tidak memperhatikan tanda baca,

khususnya tanda koma.

4. Miskin pelafalan

Ketidak tepatan pelafalan kata disebabkan anak tidak menguasai bunyi-bunyi

bahasa (fonem).

5. Penghilangan

Penghilangan yang dimaksud adalah menghilangkan (tidak dibaca) kata atau

frasa dari teks yang dibacanya. Biasanya disebabkan ketidakmampuan anak

mengucapkan huruf-huruf yang membentuk kata.

6. Pengulangan

Kebiasaan anak mengulangi kata atau frasa dalam membaca disebabakan oleh

faktor tidak mengenali kata, kurang menguasai huruf, bunyi, atau rendah

keterampilannya.

7. Pembalikan

Beberapa anak melakukan kegiatan membaca dengan menggunakan orientasi

dari kanan ke kiri. Kata nasi dibaca isan. Selain itu, pembalikan juga dapat

terjadi dalam membunyikan huruf-huruf, misal huruf b dibaca d, huruf p

dibaca g. Kesulitan ini biasanya dialami oleh anak-anak kidal yang memiliki

kecenderungan menggunakan orientasi dari kanan ke kiri dalam membaca

dan menulis.

8. Penyisipan

Kebiasaan anak untuk menambahkan kata atau frase dalam kalimat yang

dibaca juga dipandang sebagai hambatan dalam membaca, misalnya, anak

menambah kata seorang dalam kalimat “anak sedang bermain”.

9. Penggantian

Kebiasaan mengganti suatu kata dengan kata lain disebabkan

ketidakmampuan anak membaca suatu kata, tetapi dia tahu dari makna kata

tersebut. Misalnya, karena anak tidak bisa membaca kata mengunyah maka

dia menggantinya dengan kata makan.

9

Page 10: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

10. Menggunakan gerak bibir, jari telunjuk dan menggerakkan kepala

Kebiasaan anak menggerakkan bibir, menggunakan telunjuk dan

menggerakan kepala sewaktu membaca dapat menghambat perkembangan

anak dalam membaca.

11. Kesulitan konsonan

Kesulitan dalam mengucapkan bunyi konsonan tertentu dan huruf yang

melambangkan konsonan tersebut.

12. Kesulitan vokal

Dalam bahasa Indonesia, beberapa vokal dilambangkan dalam satu huruf,

misalnya e selain melambangkan bunyi e juga melambangkan bunyi é (dalam

kata keras, kepala, kerang, telah dan sebagainya) huruf-huruf yang

melambangkan beberapa bunyi seringkali menjadi sumber kesulitan anak

dalam membaca.

13. Kesulitan kluster, diftong dan digraf

Dalam bahasa Indonesia dapat dijumpai adanya kluster (gabungan dua

konsonan atau lebih), diftong (gabungan dua vokal), dan digraf (dua huruf

yang melambangkan satu bunyi). Ketiga hal tersebut merupakan sumber

kesulitan anak yang sedang belajar membaca.

14. Kesulitan menganalisis struktur kata

Anak seringkali mengalami kesulitan dalam mengenali suku kata yang

membangun suatu kata. Akibatnya anak tidak dapat mengucapkan kata yang

dibacanya.

15. Tidak mengenali makna kata dalam kalimat dan cara mengucapkannya

Hal ini disebabkan kurangnya penguasaan kosakata, kurangnya penguasaan

struktur kata dan penguasaan unsur konteks (kalimat dan hubungan antar

kalimat).

10

Page 11: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

3. Bimbingan yang dapat Dilakukan Guru Dalam Mengatasi Anak yang

Mengalami Kesulitan Membaca Permulaan

Peran guru sebagai fasilitator sangat berpengaruh besar terhadap

perkembangan peningkatan belajar anak. Keberhasilan belajar anak tidak lepas

dari cara guru membimbing dan mendidik siswanya. Bimbingan yang harus

dilakukan guru dalam menghadapi anak yang mengalami kesulitan membaca

antara lain :

1. Bimbingan terhadap anak yang kurang mengenali huruf

Langkah yang harus ditempuh guru dalam membantu anak yang

mengalami kesulitan kurang mengenali huruf ini dapat berupa :

Huruf dijadikan bahan nyanyian.

Menampilkan huruf dan mendiskusikan bentuk (karakteristiknya) khususnya

huruf-huruf yang memiliki kemiripan bentuk (misalnya p, b, dan d).

2. Bimbingan terhadap anak yang membaca kata demi kata

Langkah yang dilakuan guru untuk mengatsi anak yang mengalami

kesulitan jenis ini adalah :

– Gunakanlah bacaan yang tingkat kesulitannya rendah.

– Anak disuruh menulis kalimat dan membacanya dengan keras.

– Jika kesulitan ini disebabkan oleh kurangnya penguasaan kosakata, maka

perlu pengayaan kosakata.

– Jika anak tidak menyadari bahwa dia membaca kata demi kata, rekamlah

kegiatan anak membaca dan putarlah hasil rekaman tersebut.

3. Bimbingan terhadap anak yang salah memparafrase.

Langkah yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan ini yaitu dengan cara :

– Jika kesalahan disebabkan ketidaktahuan anak terhadap makna kelompok

kata (frasa), sajikan sejumlah kelompok kata dan latihkan cara membacanya.

– Jika kesalahan disebabkan oleh ketidaktahuan anak tentang tanda baca,

perkenalkan fungsi tanda baca dan cara membacanya.

– Berikan paragraf tanpa tanda baca, suruhlah anak untuk membacanya.

11

Page 12: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

Selanjutnya ajaklah anak untuk menuliskan tanda baca pada paragraf

tersebut.

4. Bimbingan terhadap anak yang miskin pelafalan

Untuk mengatasi kesulitan pelafalan, guru dapat menggunakan cara berikut :

– Bunyi-bunyi yang sulit diucapkan perlu diajarkan secara tersendiri.

– Bagi anak yang tidak dapat mengucapkan kata secara tepat berikan latihan

khusus pengucapan kata-kata tertentu yang dipandang sulit.

5. Bimbingan terhadap anak yang mengalami penghilangan kata

Untuk mengatasi hal ini ditempuh cara :

– Anak disuruh membaca ulang.

– Kenali jenis kata atau frasa yang dihilangkan.

– Berikan latihan membaca kata atau frasa.

6. Bimbingan terhadap anak yang sering mengulangi kata

Upaya yang dilakukan guru dalam hal ini antara lain :

– Anak perlu disadarkan bahwa mengulang kata dalam membaca merupakan

kebiasaan buruk.

– Kenali jenis kata yang sering diulang.

– Siapkan kata atau frasa jenis untuk dialatihkan.

7. Bimbingan terhadap anak yang sering melakukan pembalikan kata

Upaya mengatasi kesulitan ini dapat dikukuhkan dengan cara sebagai berikut :

– Anak perlu disadarkan bahwa membaca (dalam bahan yang menggunakan

sistem alfabetis) menggunakan orientasi dari kiri ke kanan.

– Bagi anak yang kurang menguasai hubungan huruf-bunyi, siapkan kata-

kata yang memiliki bentuk serupa untuk dilatihkan.

– Latihan hendaknya dilakukan dalam bentuk kata yang bermakna,

misalnya: huruf p dan b dilatihkan dengan menggunakan kata pagi dan

bagi.

8. Bimbingan terhadap anak yang memiliki kebiasaan menyisipkan kata

Untuk mengatasi hal ini, bimbinglah anak dengan menyuruh anak

membaca dengan pelan-pelan dan mengingatkan bahwa dia telah menambahkan

kata dalam membaca.

9. Bimbingan terhadap anak yang memiliki kebiasaan mengganti suku kata

12

Page 13: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan cara :

– Gunakan bahan bacaan yang teramsuk kategori mudah.

– Identifikasi kata-kata yang sulit diucapkan oleh anak.

– Latihkan cara mengucapkan kata-kata tersebut.

10. Bimbingan terhadap anak yang memiliki kebiasaan menggunakan gerak bibir,

jari telunjuk dan menggerakan kepala.

Untuk mengubah kebiasaan anak yang selalu menggerakkan bibir sewaktu

membaca dalam hati, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut

– Anak disuruh mengumumkan suatu kalimat, selanjutnya suruh anak untuk

mengulangi membaca kalimat tersebut tanpa mengunyam.

– Jelaskan pada anak bahwa membaca mengunyam dapat menghambat

keefektifan membaca.

Sedangkan untuk menghadapi anak yang menggunakan jari telunjuk dalam

membaca, dapat dilakukan kegiatan berikut.

- Perhatikan apakah anak mengalami gangguan mata.

- Gunakan bacaan yang cetakannya besar dan jelas.

- Latihkan teknik membaca prosa.

- Peringkatkan anak untuk tidak menggunakan jari telunjuk dalam

membaca.

11. Bimbingan terhadap anak yang kesulitan mengucapkan bunyi konsonan dapat

dilakukan bimbingan antara lain :

- Kembangkan anak dalam mendengarkan konsonan yang sulit

misalnya tuliskan kata-kata yang dimulai dengan konsonan (depan,

adat, dapat, diri dan sebagainya).

- Suruh anak mencari dan mengumpulkan kata yang didalamnya

terkandung konsonan tersebut.

- Latihkan anak mengucapkan kata-kata yang didalamnya terkandung

konsonan.

12. Bimbingan terhadap anak yang mengalami kesulitan vokal

Untuk mengatasi anak yang mengalami kesulitan ini dapat dilakukan :

- Tanamkan pengertian pada diri anak bahwa huruf-huruf tertentu

dalam melambangkan lebih dari satu bunyi misalnya : huruf e dapat

melambangkan bunyi e dan é.

13

Page 14: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

- Berikan contoh huruf e yang melambangkan bunyi e dan é dalam

kata-kata

- Ajaklah anak mengumpulkan kata yang didalamnya terkandung huruf

tersebut.

13. Bimbingan terhadap anak yang mengalami kesulitan kluster, diftong dan

digraf

Untuk mengatasi kesulitan ini lakukan :

– Kenalkan kluster (misalnya st, kl, gr, pr, sw), diftong (misalnya ai, oi,

ui) dan digraf (misalnya sy, ng, kh, dan ny) dalam kata atau kalimat.

– Tuliskan kata atau kalimat yang mengandung kluster, diftong, dan

digraf.

– Mintalah anak untuk mengumpulkan kata-kata yang di dalamnya

terkandung kluster, diftong, dan digraf.

– Perintahkan anak membacakan kata-kata yang telah dikumpulkan.

14. Bimbingan terhadap anak yang kesulitan menganalisis struktur kata

Untuk mengatasi kesulitan ini lakukanlah :

– Catatlah kata-kata yang seringkali dipandang sulit untuk diucapkan oleh

anak.

– Perkenalkan kata-kata yang seringkali dipandang sulit untuk diucapkan

oleh anak.

– Perkenalkan kata-kata tersebut kepada anak dengan memanfaatkan

metode yang ada.

– Suruhlah anak mencari kata-kata lain yang sejenis dan membacanya.

15. Bimbingan terhadap anak yang sulit mengenali makna kata dalam kalimat dan

cara mengucapkannya.

Untuk mengatasi anak yang mengalami kesulitan ini lakukan :

- Ambil satu kata dan daftarkan kata turunannya (misalnya kata :

membaca, membacakan, dibaca, dibacakan, bacaan, dan terbaca).

- Bimbinglah anak untuk mengenali kata baca dan turunannya yang

terdapat dalam bacaan tersebut.

- Alihkan pada kata lain (misalnya kata tulis, gambar, makan, lari dan

sebagainya) (http://digilib.unnes.ac.id).

14

Page 15: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

C. Menulis Permulaan

1. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Anak Mengalami Kesulitan

Menulis

1) Lingkungan keluarga

Orang tua merupakan guru bahasa pertama yang memberikan makna

lisan dari benda-benda yang ada disekitarnya. Namun terkadang orang

tua kurang memperhatikan anaknya. Keberhasilan anak sekolah pada

dasarnya dapat ditentukan pada apa yang dilakukan di rumah,

dorongan serta rangsangan minat menulis anak. Luangkan waktu

untuk membimbingnya, kenalkan anak pada huruf abjad, ajarkan pada

anak cara memegang pensil yang benar, sikap menulis yang benar

supaya anak memiliki kemampuan dasar menulis dari rumah.

2) Lingkungan sekolah

adanya penggunaan metode pengajaran yang kurang tepat sehingga

timbul permasalahan dalam proses pembelajaran menulis anak

materi – materi yang diajarkan belum tepat, belum sesuai dengan

tingkat perkembangan intelektual siswa Sekolah Dasar kelas I

guru kurang memahami keinginan siswa

siswa yang benar-benar malas belajar menulis.

(http://digilib.unnes.ac.id)

2. Kesulitan Yang dihadapi Anak Dalam Menulis Permulaan

Kemampuan menulis seperti halnya dengan kemampuan berbahasa yang

lain, yaitu tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui

latihan dan praktek yang banyak dan teratur (Henry Guntur Tarigan, 1993:

3). Sejak awal masuk sekolah anak harus belajar menulis dengan tangan

karena kemampuan ini merupakan prasyarat bagi upaya belajar berbagai

15

Page 16: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

bidang studi yang lain. Kesulitan menulis dengan tangan tidak hanya

menimbulkan masalah bagi anak, tetapi juga guru (Mulyono, 1999: 227).

Tulisan yang tidak jelas misalnya, baik anak maupun guru tidak dapat

membaca tulisan tersebut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kemampuan anak untuk menulis antara lain :

a) Motorik

Anak yang perkembangan motoriknya belum matang akan

mengalami  gangguan atau kesulitan dalam menulis (tulisannya tidak

jelas, terputus-putus atau tidak mengikuti garis).

b) Perilaku

Anak yang hiperaktif atau yang perhatiannya mudah teralihkan, dapat

menyebabkan pekerjaannya terhambat, termasuk pekerjaan menulis.

c) Persepsi

Anak yang terganggu persepsinya dapat menimbulkan kesulitan dalam

menulis. Jika persepsi visualnya yang tergangu, anak mungkin akan

sulit  membedakan bentuk-bentuk huruf yang hampir sama seperti d

dengan b, p dengan q, dan lain-lain. Namun jika persepsi auditorisnya

yang terganggu, mungkin anak akan mengalami kesulitan menulis

kata-kata yang diucapkan oleh guru.

d) Memori

Gangguan memori juga dapat menjadi penyebab terjadinya kesulitan

belajar menulis karena anak tidak mampu mengingat apa yang akan ia

tulis.

e) Kemampuan melaksanakan cross modal

Kemampuan melaksanakan cross modal menyangkut kemampuan

mentransfer dan mengorganisasikan fungsi visual ke motorik.

16

Page 17: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

f) Penggunaan tangan yang dominan

Anak yang tangan kirinya lebih dominan atau kidal, tulisannya juga

sering terbalik-balik dan kotor.

g) Kemampuan memahami instruksi

Jika anak tidak memiliki kemampuan untuk memahami instruksi dapat

menyebabkan anak sering keliru menulis kata-kata yang sesuai dengan

perintah guru. (Mulyono, 2003:227)

Kesulitan belajar menulis sering disebut juga dengan istilah disgrafia

(disgraphia). (Jordon dikutip dalam Hallahan dkk, 1985 dalam

Mulyono, 2003:227). Kesulitan belajar menulis yang berat disebut

juga agrafia. Disgrafia menunjuk pada adanya ketidakmampuan

mengingat cara membuat huruf atau simbol-simbol matematika.

Disgrafia sering dikaitkan dengan kesulitan belajar membaca atau

disleksia (dyslexia) karena jenis kesulitan tersebut sesungguhnya

sangat terkait. (Mulyono, 1003:228). Kesulitan belajar menulis sering

dikaitkan dengan cara anak memegang pensil yang dapat dijadikan

sebagai petunjuk bahwa anak berkesulitan belajar menulis, yaitu (1)

sudut pensil terlalu besar, (2) sudut pensil terlalu kecil, (3)

menggenggam pensil, (4) menyangkutkan pensil ditangan atau

menyeret. (Hornsby, 1984 dalam Mulyono, 2003:228). Jenis

memegang pensil yang terakhir (menyeret pensil) adalah khas bagi

anak kidal.

Untuk mengetahui apakah anak mengalami kesulitan menulis tangan,

guru dapat melakukan observasi terhadap berbagai kemampuan

sebagai berikut:

1. Menulis dari kiri ke kanan

2. Memegang pensil dengan benar

17

Page 18: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

3. Menulis nama penggilannya sendiri

4. Menulis huruf-huruf

5. Menyalin kata-kata dari papan tulis ke buku atau kertas

6. Menulis pada garis yang tepat. (Mulyono, 2003:233).

3. Bimbingan yang Dilakukan Guru Dalam Mengatasi Anak yang

Mengalami Kesulitan Menulis Permulaan

Ada 10 macam aktivitas yang dapat digunakan untuk membantu anak

berkesulitan belajar menulis dengan tangan (menulis permulaan) sebagai

berikut :

1) Aktivitas menggunakan papan tulis

Aktivitas ini dilakukan sebelum pelajaran menulis yang

sesungguhnya. Kepada anak disediakan papan tulis dan

sepidol/kapur, dan pada papan tulis tersebut anak diberi kebebasan

untuk menggambar garis, lingkaran, dsb.

2) Posisi

Untuk latihan menulis, anak hendaknya disediakan kursi yang

nyaman dan meja yang cukup berat agar tidak mudah goyang.

Kedua tangan anak diletakkan diatas meja, tangan yang satu untuk

menulis dan tangan yang lain untuk memegang kertas bagian atas.

3) Kertas

Posisi kertas untuk menulis cetak sejajar dengan sisi meja, untuk

menulis tulisan sambung 60 derajat ke kiri bagi anak yang

menggunakan tangan kanan, dan 60 derajat ke kanan bagi anak

yang menggunakan tangan kiri atau kidal. Agar kertas tidak

bergerak, dapat direkat dengan selotip.

18

Page 19: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

4) Memegang pensil

Banyak anak berkesulitan belajar menulis yang memegang pensil

dengan cara yang tidak benar. Untuk memegang pensil yang benar,

ibu jari dan telunjuk di atas pensil, sedangkan jari tengah berada di

bawah pensil, dan pensil di pegang agak sedikit di atas bagian yang

diraut. Bagi anak yang belum dapat memegang pensil dengan

benar, bagian pensil yang harus dipegang dapat dibatasi dengan

selotip, atau latihan dapat dimulai dengan sepidol besar, sepidol

sedang, sepidol biasa, dan baru kemudian pensil.

5) Titik-titik

Guru membuat dua jenis huruf, huruf yang utuh dan huruf yang

terbuat dari titik titik. Selanjutnya, anak diminta untuk

menghubungkan titik-titik tersebut menjadi huruf yang utuh

6) Menjiplak dengan semakin dikurangi

Pada mulanya guru menulis huruf utuh dan anak diminta untuk

menjiplak huruf tersebut. Lama kelamaan guru yang menulis

sebagian besar hingga sebagian kecil huruf tersebut dan anak

diminta untuk meneruskan penulisan.

7) Buku bergaris tiga

Buku bergaris tiga sering disebut juga buku tebal tipis (halus

kasar). Dengan buku bergaris semacam itu, anak dapat berlatih

membuat dan meletakkan huruf-huruf secara benar.

8) Memperhatikan tingkat kesulitan penulisan huruf

Ada huruf yang mudah dan ada pula huruf yang sulit ditulis.

Berbagai huruf yang mudah ditulis adalah m, n, t, i, u, r, s, l, dan e;

sedangkan yang sulit adalah x, z, y, j, p, b, h,k,f, g, dan q. Anak

hendaknya diajar menulis dengan huruf-huruf yang lebih mudah,

19

Page 20: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

meningkat ke yang lebih sulit, dan baru kemudian gabungan dari

keduanya.

9) Bantuan verbal

Pada saat anak sedang menulis, guru dapat memberikan bantuan

dengan mengucapkan petunjuk seperti “naik”, “turun”, “belok”,

“stop”, dll.

10) Kata dan kalimat

Setelah anak mampu menulis huruf-huruf, latihan ditingkatkan

dengan menulis kata-kata dan selanjutnya kalimat. Penempatan

huruf, ukuran, dan kemiringan hendaknya juga memperoleh

perhatian. (Lerner, 1988 dalam Mulyono, 2003: 240 243).

20

Page 21: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

(1)   Kesulitan dalam belajar membaca menulis permulaan akan berpengaruh

pada siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran lainnya.

(2)   Terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi anak sehingga

ia mengalami kesulitan dalam belajar membaca menulis permulaan.

(3)   Peran guru sangatlah penting dalam membantu siswa untuk mengatasi

berbagai kesulitan belajar yang dialaminya.

B Saran

(1)   Guru harus mempunyai pengamatan yang sensitive dalam mengidentifikasi

berbagai kesulitan yang dihadapi oleh siswa.

(2)   Guru perlu meningkatkan dan pengembangan kompetensi dalam merancang

dan melaksanakan pembelajaranmembaca menulis permulaan.

(3)   Guru perlu mengembangkan kemampuan untuk dapat menggunakan media-

media pembelajaran yang menarik dan dapat memberikan pengaruh

kontruktif pada kemampuan membaca dan menulis anak.

21

Page 22: Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2

DAFTAR PUSTAKA

Diakses pada Minggu, 04 Oktober 2015

http://mumiro29.blogspot.co.id/2013/05/mengatasi-kesulitan-belajar-membaca.html

http://www.sarjanaku.com/2013/04/pengertian-problematika-defisi-menurut.html

http://dodoprastyoko.blogspot.co.id/2013/04/belajar-menulis-awal.html

22