presentation 1

15
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KASAR IKAN GABUS (Channa striata) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR PADA TIKUS PUTIH (Rattus novergiccus) YANG DIPAPAR ISONIAZID DOSIS TOKSIS

Upload: rint-rint-rintia

Post on 03-Oct-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nh

TRANSCRIPT

  • PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KASAR IKAN GABUS (Channa striata) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR PADA TIKUS PUTIH (Rattus novergiccus) YANG DIPAPAR ISONIAZID DOSIS TOKSIS

  • BAB IPENDAHULUANLATAR BELAKANGTuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit yang telah lama dikenal dan sampai saat ini masih menjadi penyebab utama kematian di dunia. WHO dalam global tuberculosis kontrol tahun 2009 melaporkan bahwa Indonesia masih menempati urutan ketiga sebagai negara yang memiliki jumlah kasus TB Paru terbesar setelah India dan China sampai akhir periode tahun 2007. (Depkes, 2008).

    Penggunaan Obat Anti tuberkulosis yang dipakai dalam pengobatan tuberkulosis . Isoniazid adalah obat Tuberkulosis yang paling poten memiliki efek samping berat berupa hepatitis imbas obat yang dapat timbul pada kurang lebih 0,5% pasien. Kerusakan hepar dapat terdapat bukti yakni, histologis terjadinya kerusakan dan nekrosis hepatoselular. (Suhendra, 2012).

    Dalam biotranformasi obat gugus hidrasid dari Isoniazid untuk membentuk suatu konjugat N-Asetil dalam suatu reaksi asetilasi yang dikatalisis oleh enzim N- Asetil transferase menjadi asetil isoniazid yang selanjutnya akan diubah oleh sitokrom P450 menjadi metabolit reaktif Mono Asetil-Hidrasin (MAH). Mono Asetil-Hidrasin akan memacu asetilasi makromolekul dan berefek hepatotoksis (Correira,1994: Jussi, 2006).

  • Untuk menghindari efek samping pengobatan TBC, dapat diberikan hepatoprotektan yang dapat melindungi hati. Salah satu sumber pangan yang berfungsi sebagai hepatoprotektor adalah ikan gabus yang mempunyai sumber mineral diantaranya Zn, Cu, Mn dan Fe pendukung proses sintesis jaringan , sehingga sangat berperan dalam proses penyembuhan luka. (Striata, 2013). Albumin ikan gabus juga dapat berfungsi sebagai antioksidan, memperbaiki kapasitas antioksidan plasma, dan dimungkinkan dapat berfungsi sebagai senyawa proteksi hati (hepatoprotector). (Santoso,2009).

    Berdasarkan hal diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak ikan gabus dapat menahan terjadinya kerusakan dan nekrosis hepatoselular akibat keracunan isoniazid terhadap gambaran histopatologis hepar yaitu berupa degenerasi bengkak keruh yang terjadi pada hepatosit dimana hepar tikus yang telah dipotong secara representatif kemudian segera difiksasi dengan larutan buffer formalin 10%.

  • B. Rumusan MasalahAdakah pengaruh pemberian ekstrak kasar albumin ikan gabus terhadap gambaran histopatologi hepar pada tikus putih yang dipapar dosis isoniazid?

    C. Tujuan Tujuan UmumUntuk mengetahui efek hepatoprotektor ekstrak kasar albumin ikan gabus terhadap hepar tikus putih yang diinduksi isoniazid.

    2. Tujuan KhususUntuk mengetahui dosis ekstrak kasar ikan gabus yang tepat dan efektif sebagai hepatoprotektor pada tikus putih yang diinduksi isoniazid.

    D. ManfaatMenambah data khusus adanya efek ekstak albumin ikan gabus sebagai hepatoprotektor dengan adanya bukti empiris dari penelitiMemberi informasi ilmiah kepada masyarakat tentang manfaat ekstrak albumin ikan gabus sebagai hepatoprotektor

  • HeparAnatomi HeparHepar adalah organ yang sangat bertanggung jawab dalam melaksanakan proses metabolisme obat terutama obat-obatan yang diberikan melalui oral. Hati yang sehat melakukan detoksifikasi dengan 2 mekanisme, disebut fase I dan fase II. Pada fase I, enzim-enzim dalam tubuh menggerakkan zat-zat racun agar lebih mudah diproses di fase II. Di fase II ini terdapat enzym-enzym lain yang mengubah racun-racun menjadi bentuk yang lebih mudah larut oleh air. (BPOM, 2004 dalam Marisca 2010).

    Sumber : F.Netter, 2006 dalam Sugeng, 2012Gambar 2.1 Makroskopis Hepar

  • 2. Fisiologi HeparMenurut (Guyton & Hall 2008), hati mempunyai beberapa fungsi yaitu:a. Metabolisme karbohidratFungsi hati dalam metabolisme karbohidrat adalah menyimpan glikogen dalam jumlah besar, mengkonversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa, glukoneogenesis

    b. Metabolisme lemakmengoksidasi asam lemak untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh yang lain, membentuk sebagian besar kolesterol, fosfolipid dan lipoprotein, membentuk lemak dari protein dan karbohidrat.

    c. Metabolisme protein Deaminasi asam amino, pembentukan ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh, pembentukan protein plasma, dan interkonversi beragam asam amino dan membentuk senyawa lain dari asam amino

  • 3. Patologi HeparPerubahan struktur hepar akibat obat yang dapat tampak pada pemeriksaan mikroskopis antara lain (Sugeng, 2012): 1. Radang : Reaksi pertahanan tubuh melawan berbagai jejas. Secara mikroskopis tampak kumpulan sel sel fagosit berupa monosit dan sel polimorfonuklear.

    Fibrosis , terjadi apabila kerusakan sel tanpa disertai regenerasi sel yang cukup. Secara makroskopis dapat berupa atrofi atau hipertrofi, tergantung kerusakan mikroskopisnya.

    3. DegenerasiDegenerasi dapat terjadi pada inti maupun sitoplasma. Degenerasi yang dapat terjadi adalah :Degenerasi Parenkimatosa : disebut juga degenerasi keruh degenerasi paling ringan serta reversible, ditandai dengan pembengkakan dan kekeruhan sitoplasma karena endapan protein.Degenerasi Hidropik : mengalami pembengkakan sampai dua kali normal.Nekrosis : perubahan morfologi sebagai tindakan degradasi progresif oleh enzim-enzim pada sel yang terjejas

  • 4. Histologi Hepar Hepar terdiri atas beberapa lobus. Setiap lobulus merupakan badan heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hepar berbentuk kubus, tersusun radial mengelilingi vena sentralis. (Price & Wilson, 2005 dalam Desi, 2009).

    Sumber : Eroschenko, 2003.Gambar 2.2 Lobulus Hepar (sediaan seksional, potongan melintang). Pulasan: HE. Pembesaran kuat

  • 5. Histopatologi HatiJejas sel dalam hati dapat bersifat reversibel atau ireversibel (Chandrasoma & Taylor, 2005 dalam Fakhmiyogi, 2014 ).

    Jejas ReversiblePembengkakan SelPerlemakan Hati

    Jejas IrreversibleNekrosisFibrosisSirosis

    Sumber : Robbins dkk., 2007 dalam Fakhmiyogi, 2014Gambar 2.4 Pembengkakan sel disertai vakuolisasi; Ket.: 1. Sel yang MengalamiVakuolisasi; 2. Inti Sel Menggeser ke Tepi .

  • B. Ikan GabusProtein ikan gabus segar mencapai 25,1% sedangkan 6,224% dari protein tersebut berupa albumin. Jumlah ini sangat tinggi dibandingkan sumber protein hewani lainnya. Albumin merupakan jenis protein yang paling banyak dalam plasma darah yang mencapai 60% dan bersinergi dengan mineral 0,001741% Zn yang dapat mempercepat penyembuhan luka. (Suprayitno, 2006).

    C. Ekstrak Ikan GabusEkstrak ikan gabus merupakan cairan yang didapat dari ekstraksi daging ikan gabus. Prinsip dasar pembuatan ekstrak ikan gabus adalah ekstraksi protein plasma ikan gabus. Beberapa metode pengolahan ekstrak ikan gabus dikenal oleh masyarakat, diantaranya pengepresan langsung hancuran daging ikan gabus, pengukusan, ekstraksi vakum, dan ekstraksi dengan pengontrolan suhu. Proses yang baik akan menghasilkan ekstrak ikan yang berwarna putih kekuningan, tidak banyak endapan dan beraroma khas ikan (Suprayitno, 2003).

  • D. IsoniazidIsoniazid, Isonicotinic acid Hidrazide (INH), mempunyai struktur formula seperti di bawah ini yang mudah diidentifikasi secara fisik, karena merupakan bubuk kristal putih, mudah larut dalam air. Sumber : Katzung, 2008Gambar 2.6 Struktur Isoniazid

    Efek utama Isoniazid adalah menghambat biosentesis asam mikolat (mycolic acid) yang merupakan unsur penting dinding sel mikobakterikum (Zubaidi, 2003)

    Inaktivasi Isoniazid terjadi dalam hati oleh enzim N-acetyl transferase yang mengubah isoniazid menjadi acetyl isoniazid, yang mempunyai 2 bentuk yaitu monoacetyl hidrazine dan Isonicotinic acid. Monoacetyl hidrazine kemudian diasetilasi menjadi diacetyl hidrazine dan Isonicotinic acid, yang bersatu secara langsung membentuk Isonicotinyl glicine. Isoniazid juga bergabung secara langsung membentuk acid labile hydrazone. Isoniazid yang tidak diasetilasi dikeluarkan lewat urin dalam bentuk tidak berubah atau terikat dengan hydrazone. (Muzaijadah, 2012)

  • F. Isoniazid Hepatotoksik Disebabkan karena metabolit toksik isoniazid yaitu Mono Asetil Hidrazin (MAH). Eliminasi isoniazid yang kebanyakan berlangsung di hepar, yaitu dengan asetilasi oleh N-asetil transferase-2 (NAT-2). Asetilasi dari asetil isoniazid akan menghasilkan pembentukan dari MAH yang merupakan zat hepatotoksik poten pada hewan percobaan. Metabolisme mikrosomal dari Mono Asetil Hidrazin (MAH) menghasilkan reaktif alkilating agen yang dapat berikatan secara kovalen dengan makromolekul jaringan dan menyebabkan nekrosis hepar. Pendapat lain menyebutkan bahwa metabolit reaktif yaitu MAH kemungkinan menjadi agen toksik pada jaringan melalui produksi radikal bebas (Saukkonen et al., 2009)

  • G. Tikus Putih (Rattus norvegicus) Galur Sprague Dawley Tikus putih (Rattus norvegicus) Tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague Dawley merupakan tikus yang paling sering digunakan untuk percobaan. Tikus ini memiliki temperamen yang tenang sehingga mudah dalam penanganan. Rata-rata ukuran berat badan tikus Sprague Dawley adalah 10.5 gram. Berat badan dewasa adalah 250300 gram untuk betina, dan 450520 gram untuk jantan. Tikus ini jarang hidup lebih dari 3 tahun (Putra, 2009).

  • BAB IIIKERANGKA KONSEPEkstrak Ikan GabusAlbumin, Zn, Cu, Mn dan FeZn besama Methallothioinin menurunkan apoptosis sel akibat stress oksidatifMenghambat kerusakan sel hatiINHAsetil-isoniazidMono-Asetilhidrazin (MAH) (Radikal bebas)

    Asetilasi makromolekulKerusakan Sel HatiHistopatologi

  • Keterangan :

    Variabel yang ditelitiVariabel yang tidak diteliti