presentasi leptospirorosis
DESCRIPTION
referat leptospira presentasiTRANSCRIPT
REFERATLEPTOSPIROSIS
Dosen Pembimbing : dr. Rahmi Dewi, Sp.PD
Anada KaporinaNIM : H2A009003
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG2014
PENDAHULUAN
• Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yg
disebabkan oleh mikroorganisme patogen yang
dikenal dg nama Leptosira Interrogans.
• Penyakit ini pertama kali dikemukakan oleh Weil
pada tahun 1886.
DEFINISI
• Leptospirosis adalah penyakit infeksi akut yg dpt
menyerang manusia maupun hewan yg
disebabkan kuman leptospira patogen dan
digolongkan sebagai zoonosis.
• Nama lain: mud fever, slime fever, swamp fever,
autumnal fever, infektious jaundice, field fever,
cane cutter fever, canicola fever, nanukayami
fever, 7-day fever.
EPIDEMIOLOGI
• Tersebar diseluruh dunia, disemua benua kecuali
Antartika, terbanyak didaerah tropis.
• Kuman leptospira mengenai sedikitnya 160
spesies mamalia (anjing, babi, lembu, kuda,
kucing, marmut, dsb)
• Tikus → vektor utama dari L. icterohaemorrhagica
penyebab leptospirosis pd manusia.
• Dlm tubuh tikus kuman leptospira menetap →
koloni + berkembang biak didlm epitel tubus
ginjal tikus → dikeluarkan melalui urin saat
berkemih
• Sifat musiman, didaerah beriklim sedang masa
puncak insidens → musim panas & musim gugur,
didaerah tropis → musim hujan.
• International Leptospirosis Society menyatakan
Indonesia sbg Negara dg insidens leptospirosis
tinggi & peringkat ke-3 dunia untuk mortalitas
• Di Indonesia → Jakarta, JaBar, JaTeng, DIY,
Lampung, SumSel, SumBar, SumUt, KalTim, dan
KalBar
• Di Jakarta th 2002, dilaporkan >100 kasus
leptospirosis dg 20 kematian
ETIOLOGI
• Genus leptospira, famili treponemataceae, suatu
mikroorganisme spirocheata.
• Terdiri atas 2 spesies → L.interrogans yg patogen
dan L. biflexa yg hidup bebas (non
patogen/saprofit).
• Spesies L.interrogans dibagi mjd bbrp serogrup
dan serogrup ini dibagi mjd bnyk serovar menurut
komposisi antigennya.
• Bbrp serovar L.interrogans yg dpt menginfeksi
manusia: L. Icterohaemorrhagiae, L.manhao L.
Javanica, L. bufonis, L. copenhageni, dll.
• Serovar yg paling sering menginfeksi manusia
ialah L. icterohaemorrhagiae dg reservoir tikus, L.
canicola dg reservoir anjing, L. pomona dg
reservoir sapi dan babi
• Kuman leptospira dpt hidup di air tawar slm ± 1
bulan. Ttpi dlm air laut, selokan dan air kemih yg
tidak diencerkan akn cepat mati.
• Kuman leptospira hidup + berkembang biak di
tubuh hewan. Semua hewan bisa terjangkiti.
Paling banyak tikus dan hewan pengerat lainnya,
selain hewan ternak. Hewan piaraan, dan hewan
liar pun dpt terjangkit
MANIFESTASI KLINIS
• Masa inkubasi penyakit ini berkisar antara 2 – 26 hari,
biasanya 7 - 13 hari dan rata-rata 10 hari
• Gambaran klinis pada Leptospirosis:
Sering : demam, menggigil, sakit kepala, meningismus,
anoreksia, mialgia, conjuctival suffusion, mual, muntah, nyeri
abdomen, ikterus, hepatomegali, ruam kulit, fotophobi
Jarang : pneumonitis, hemoptoe, delirium, perdarahan,
diare, edema, splenomegali, atralgia, gagal ginjal, peroferal
neuritis, pancreatitis, parotitis, epididimytis, hematemesis,
asites, miokarditis
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Gejala klinik menonjol : ikterik, demam, mialgia, nyeri
sendi serta conjungtival suffusion
• Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium Umum: a. Darah (leukositosis N atau
↓, pe↑ netrofil, trombositopenia ringan, LED me↑).
b. Fungsi Hati (gejala ikterik → SGOT, SGPT dpt
me↑)
2. Laboratorium Khusus, pemeriksaan secara:
- langsung u/ mendeteksi keberadaan kuman leptospira
atau antigennya (kultur, mikroskopik, inokulasi hewan,
immunostaining, reaksi polimerase berantai),
- tidak langsung mllui pmx antibodi t’hdp kuman
leptospira (MAT/ Mikroskopik Aglutination Test,
ELISA, tes penyaring)
• Gold standard pmx serologi: MAT
(Mikroskopik Aglutination Test), suatu
pmx aglutinasi scra mikroskopik u/
mendeteksi titer antibodi aglutinasi dan dpt
mengidentifikasi jenis serovar. Pmx ini
dilakukan pada fase ke-2 (hari ke 6-12).
Dugaan diagnosis leptospirosis didapatkan
jika titer antibodi > 1:100 dengan gejala
klinis yg mendukung
• Ig M ELISA merupakan tes yang berguna
untuk mendiagnosis secara dini, tes akan
positif pada hari ke-2 sakit ketika manifestasi
klinis mungkin tidak khas. Tes ini sangat
sensitif dan efektif (93%).
Diagnosis leptospirosis dpt ditegakkan atas dasar
pmx klinis dan laboratorium, dibagi dlm 3
klasifikasi, yaitu :
• Suspek bila ada gejala klinis tapi tanpa
dukungan tes laboratorium
• Probable bila gejala klinis sesuai leptospirosis
dan hasil tes serologi penyaring yaitu dipstick,
lateral flow, atau dri dot positif
• Definitif bila hasil pmx laboratorium scra
langsung positif, atau gejala klinis sesuai dg
leptospirosis dan hasil MAT / ELISA serial
menunjukkan adanya serokonversi atau
peningkatan titer 4 kali atau lebih
• Tabel Kriteria WHO untuk Leptospirosis7
Keterangan :• Berdasarkan kriteria tsb,
leptospirosis dpt ditegakkan bila jumlah A+B >25, atau A+B+C >25 disebut presumptive leptospirosis;
• dan bila A+B nilai antara 20-25 disebut suggestive leptospirosis
Daftar Pertanyaan Jawaban Nilai
A. Jenis gejala dan laboratorium
Sakit kepala mendadak Ya/tidak 2/0
Conjunctival suffusion bilateral Ya/tidak 4/0
Demam Ya/tidak 2/0
Bila demam >38 C Ya/tidak 2/0
Meningismus Ya/tidak 4/0
Nyeri otot terutama betis Ya/tidak 4/0
Meningismus, nyeri otot dan konjungtiva suffosion bersamaan Ya/tidak 10/0
Ikterik Ya/tidak 1/0
Albuminuria atau azotemia Ya/tidak 2/0
B. Faktor epidemiologi seperti riwayat kontak binatang ke hutan, rekreasi, tempat kerja atau diduga atau diketahui kontak dengan air yang terkontaminasi.
Ya/tidak 10/0
C. Hasil laboratorium serologi :
Serologi (+) di daerah endemik :
Single (+), titer rendah Ya/tidak 2/0
Single (+), titer tinggi Ya/tidak 10/0
Pair sera, titer meningkat Ya/tidak 25/0
Serologi (+) bukan daerah endemik :
Single (+), titer rendah Ya/tidak 5/0
Single (+), titer tinggi Ya/tidak 15/0
Pair sera, titer meningkat Ya/tidak 25/0
KOMPLIKASI
• Gagal ginjal akut
• Perdarahan paru
• Liver failure
• Perdarahan gastrointestinal
• Syok
• Miokarditis
• Enchepalopaty
PENCEGAHAN
• Pencegahan penularan kuman leptospira dapat
dilakukan melalui tiga jalur intervensi yang
meliputi intervensi sumber infeksi, intervensi
pada jalur penularan dan intervensi pada
penjamu manusia
• Kuman leptospira mampu bertahan hidup
bulanan di air dan tanah, dan mati oleh
desinfektans seperti lisol → sanitasi sekitar rumah
dan lingkungan
• higiene perorangan → menjaga tangan selalu
bersih
• Hindari berkontak dengan kencing hewan
piaraan.
• Biasakan memakai pelindung, seperti sarung
tangan karet sewaktu berkontak dengan air kotor
PENGOBATAN
• Antibiotik sebaiknya diberikan sebelum
organisme merusak endotel pembuluh darah dan
berbagai organ atau jaringan.
• Kesulitan melihat hasil pengobatan adalah bahwa
fakta pada umumnya Leptospira merupakan
penyakit self limiting dengan prognosis yang
cukup baik
Leptospirosis An-ikterik Leptospirosis Ikterik
Pilihan pertama - Ampisilin 75 – 100 mg/kgBB/hari.
- Amoksisilin 50mg/kgBB/hari, oral,
tiap 6-8 jam, selama 7 hari
- Penisilin G 100,000
U/kgBB/hari, intravena,
tiap 6 jam,
- Ampisilin200mg/kgBB/
hari, intravena, tiap 6 jam
- Amoksisili
200mg/kgBB/hari,
intravena, tiap 6 jam
Pilihan kedua - Doksisiklin 40mg/kgBB/hari, oral,
dua kali
- Eritromisin 50
mg/kgBB/hari, intravena
Alergi penisilin - Doksisiklin
40mg/kgBB/hari,oral,2x sehari,
selama 7 hari (tidak
direkomendasikan untuk umur
dibawah 8 tahun)
- Eritromisin 50 mg
/kgBB/hari, intravena
(data penelitian in-vitro)
Penatalaksanaan konservatif
• Pemberian antipiretik, terutama apabila
demamnya melebihi 38°C
• Pemberian cairan dan nutrisi yang adekuat.
Kalori diberikan dengan mempertimbangkan
keseimbangan nitrogen, dianjurkan sekitar 2000-
3000 kalori tergantung berat badan penderita.
Karbohidrat dalam jumlah cukup untuk mencegah
terjadinya ketosis. Protein diberikan 0,2 – 0,5
gram/kgBB/hari yang cukup mengandung asam
amino essensial.
• Pemberian antibiotik-antikuman leptospira.
diberikan pd fase leptospiremia yaitu diperkirakan
pd minggu I stlh infeksi. Penicillin diberikan dalam
dosis 2-8 juta unit, bahkan pada kasus yg berat
atau sesudah hari ke-4 dpt diberikan sampai 12
juta unit
• Terapi suportif supaya tidak jatuh ke kondisi yang
lebih berat. Pengawasan terhadap fungsi ginjal
sangat perlu
PROGNOSIS
• Jika tidak ada ikterus, penyakit jarang fatal.
• Pada kasus dengan ikterus, angka kematian 5 %
pada umur di bawah 30 tahun, dan pada usia
lanjut menjadi 30-40 %