presentasi bokong
TRANSCRIPT
Presentasi Bokong
INFORM ASIUMUM
Definisi
Presentasi bokong adalah letak memanjang dengan kelainan dalam polarilas.
Panggul janin merupakan kutub bawah. Penunjuknya adalah sacrum. Sacrum
kanan depan (RSA = right sacrum anterior) adalah presentasi bokong dengan
sacrum janin ada di kuadran kanan depan panggul ibu, dan diameter
bitrochanterica janin berada pada diameter obliqua dextra panggul ibu.
Insidensi
Presentasi bokong dalam persalinan terdapat pada 3 sampai 4 persen
kehamilan. lnsidensinya berkurang mendekati cukup buian, dan bertambah pada
persalinan prematur.
Etiologi
Faktor-faktor etiologi presentasi bokong meiipuli prematuritas, air ketuban
yang berlebihan, kehamilan ganda, placenta previa, panggul sempit,
fibromyoma, hydrocephalus, dan janin besar. Setiap keadaan yang
mempengaruhi masuknya kepala janin ke dalam panggul mempunyai pe-ranan
dalam etiologi presentasi bokong. Banyak yang tidak diketahui sc-babnya, dan
setelah mengesampingkan kemungkinan-kemungkinan lain maka sebab
malposisi tersebut baru dinyatakan hanya karena kebetulan saja. Sebaliknya,
ada presentasi bokong yang membakat. Beberapa ibu me-lahirkan bayinya
semuanya dengan presenta;;i bokong, menunjukkan bahwa bentuk panggulnya
adalah sedemikian rupa sehingga lebih cocok untuk presentasi bokong dari
pada presentasi kepala. Implantasi placenta di fundus atau di cornu uteri
cenderung untuk mempermudah terjadinya presentasi bokong.
Catalan dan komentar
1. Pasien merasakan gerakan ana It di perut bagian bawah dan mungkin
mengeluh rasa nyeri
2. Bokong masuk panggul sebelun persalinafi mulii ad a i ah tidak Uzim.
lurang pasien
mengalami lightening,
3. Tidak setnpurnanya bokong menutup panggul merupakan prt*ii3£>o3isi
ketuban pecih
awai. dengan bahaya tali pusat metiumbung. Insidensi tali pusat (ncnumbung,
sebcsar 4
sampai 5persen, lebih tinggipadapresentasi k&ki. Oleh karenanya ipabila
ksluban pcc»h
sebaiknya diadakan pemeriksaati vagina! steril untuk menentukan krudsan
cervix dan
untuk mcmastikan ad* tidaknya tali pusat mcnumbung.
4. Teoritii bokong adalflb pcmbuka cervix yang jelck dibiniling detigan
kepala y&ng fleii
akan makan waktu iebih l&ma- Meskip"fl keartaannya mcmang demikifin pada
beberapa .'
menunjukkan bah* a pad a kebanyakan kasus penalinnnnya tidak lebih lama.
5. Pada prcsentasi bokong mumi tungkai bawah janin, yang flcti pad^
pinggul dan extensi
pad a lutut, terieiak di depan dan dekat dengan perut janin. Ini bekerja sebagai
bidai dan •
karcna tncn^ut^ngi kcbcbasan Dt?r^crakjanin oapat mcngakioa^jcan
pcrs^Hnan tidak msju
6. Sal ah satu bah ay a pada janin den can present asi bokong acalah bahwa
diameter terbesar
7. Risikonya lebih tinggi untuk janin piematur olih karena proporsi kepala
relatrf lebih besar
dari pada anggota iubuh tainnya dibanding dengan janin cukup bulan. Dengan
demikian
meskipun tubuhyangkec.il dengan uiudah iewat, ia tidak membuka jaringan
lunak sampai '
cukup untuk difewati kepala dengan mudah-
S. Pada satu pihak, bokong murni mempunyai kerugian berupa bagian terendah
yang besar dan kurang bisa bergerak sehingga mungkin menjumpai kesulitan
pada waktu mtlewati panggul ibu. EH bin pihak, bnkong mumi membuka
jaringan ljnak Wtebar-lebatnya dan memDerj ruai^g yang cukup kepada
kep£la. fCaki yang kccii dengan mud ah melewati
9. Oleh karena segmen belakang panggul lebih lebardati pada segms'n depan,
bagian bagian janin di belakang biasanya lahtr lebih dahuiu.
10. Oleh karena kepala melewati panggul dengan cepat, tidak ad a aaktu
untuk terjadinya
moulage. Kepala bayi bentuknya buliit dan simetris.
11. Bayi yang'pada waktu masih berada didaiam uterus presentasinya bokong
mutniberbaring
sampai beberapa waktu setelah ^ahir dengan pinggulnya flexi dan kahi dekat
dengan
12. Caput (edema bagian terendah) terbentuk di bokong. Gr nit alia exteraa
membengkak.
13. Kduarnya meconium pada present as i bokong iidak berarti ad any a
gawal janin seperti
pada pre&enla.': V^pala- Meconium kelusrdari usus oleh karena kontraksi
uterus menekan
bagian bawi- ; J- "M janin terhadap panggul ibu.
KLASIHKASI
Adaempat .nacam prcsentasi bpkong (Gb. 1): Sempurna; flexi
p;ida paha dan lutut (Gb. 2A)
Mumi; Fiexi pads paha; extensi pada lutist. Ini merupakan jenis yang ter-sering
dan melipin; isampir dua per tiga prcsentasi bokong (Cb. 2B) Kuki: Satu atau
dua kaki, dengan extensi pada paha dan Itttut. Kaki me-rupakan bagian
terendah (Gb. 2C).
Lutut; Satu atau dua lutut, dengan extensi pada pah.a, flexi pada lutut. Bagian
terendahnya adalah lutut (Gb. 2D).
(1V1I
GB. 1. Berbagaiposisi pada present asi bokong
D. Presentabilutut
GB .2. Beberapa sikap pada presentasi bokong
C. Presentasikcki
SACRUM KANAN DEPAN (RSA: RIGHT SACRUM ANTERIOR)
Diagnosis kedudukan
PEMERIKSAAN ABDOMINAL
1. Uuknya adalah memanjang (Gb. 3A).
2. Di'atas panggul feraba massa lutiak, irreguist dan tidak terasa seperti
kepala. Dicurigai
bokong. Pada presentasi bokotig murni otot-olot paha teregang di atas till an g-
tu Jang dt
bawshnya. niernbenkati garnbaran keras rncnytrup&i kcpala dan menyebabkan
kesalanan
diafcnostik.
3. Punggiing ada di sebclah kanan deKat dengan gan& tengahi Hagian-
bagian kecil ada di
sebelah kiri, jauh dari garis tengah dan di belakang.
4. Kepala teraba di fund us uteri. Mungkin kepala sukar diraba bila kepala
ada di bawah
hepar alau iga-iga. Kepala lebih keras dan lebih bulat daripada bokong, dan
kadang-
kadang dapat dipantulkan (ballottable). Kaiau di fundus uteri teraba massa
yang dapal
dipantulkan. harus dicurigai presiititasi bcikong.
5. Tonjolan kepaia tidak ada dan bokong tidak dapat dipantulkan r
DEN YUT JANTUNG JANIN
Denyut jantung janin terdengar paling keras pada atau di atas umbilicus dan
pada sisi yang sama dengan punggung. Pada RSA denyut jantung janin
terdengar paling keras di kuadran kanan atas perut ibu. Kadang-kadang denyut
jantung janin terdengar di bawah umbilicus; dalam 'hal ini maka diagnosis,
yang riibuat dengan palpasi jangan dirubah oleh karena denyut jantung janin
terdengar tidak di tempat yang biasa.
PEMERIKSAAN VAGINAL
1. Bagian terendah teraba tinggi.
2. Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan garis-garii sutura
dan fontandla.
Hasil pemeriksaan negatif ini menunjukkan adanya malpresentasi.
3. Bagian terendahnya teraba lunak dan irreguler. Anus dan tuber
ischiadicum ttrkt»kp»da
satu garis (Gb. 3B). Bokongdapatdikelirukan dengan muka.
4. Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum tertarik ke bawah
dan teraba oleh
jari-jari pemerik-.a, la dapat dikelirukan dengan kepala oleh karena tulang
yang keras.
5. Sacrum ada di kuadran kanan depan panggul. dan diameter bitroch ante
rice ada pada
diameter ubliqua kanan.
b. Kadang-kadang tsr aba kaki dan harus dibedakan dengan tang an,
PEMERIKSAAN SINAR -X
Sinar-X berguna baik untuk menegakkan diagnosis maupun untuk
memperkirakan ukuran dan konfigurasi panggul ibu. Pemeriksaan sinar-X harus
dikerjakan pada semua primigravida dan pada multipara yang mem-punyai
riwayat persalinan sukar atau bayi-bayi yang dilahirkan sebelumnya kecil
semua. Sinar-X menunjukkan dengan tepat sikapdan posisi janin, demikian pula
kelainan-kelainan seperti hydroccphalus.
A.Pandangan abdoi
B. Pandangan vaginal CB. 3. Sacrum kanandepan (RSA)
MEKANISME PERSALINAN: PRESENT AS I BOKONG
Prcseniasi kepala dan bokong menyerupai segi tiga. Pada presentasi kepala, alas
segi tiga menjadi bagian terdepan: Bagian terbesar dan terkeras janin keluar
lebih dahulu, dan bagian-bagian yang mengikutinya semakin kecil. Sebaliknya
pada presentas; bokong, puncak segi tiga keluar lebih dahulu dan menyusul
kemudian bagian-bagian lainnya yang semakin besar, dengan kepala yang
relalif besar menjadi bagian terakhir. Pada kasus disproporsi kepala-panggui
pada waktu disadari bahwa kepala terialu besar untuk panggul maka bagian
tubuh janin lainnya telah dilahirkan dan persaiinan per vaginam harus
diteruskan, dengan akibat buruk bagi bayinya.
Padapresentasi bokongada tigamekanisme persaiinan: (1)bokong dan tungkai
bawah, (2) bahu dan lengan, dan (3) kepala.
Mekanisme persaiinan: Sacrum Kanan Depan (RSA = Right Sacrum
Anterior)
BOKONC DAN TUNGKAI BA IVAfi
Penurunan. Bokong masuk panggul apabila diameter bitrochanterica
telah melewati PAP. Pada RSA maka sacrum ada di ku n*T&n >:-jri<*n depan
panggui ibu, dan diameter bitrochanterica ada pada diar . _:'(jua kanan
(Gb. 4A dan B). Olch karena bokong merupakan peri.ouka yang kurang baik
dibanding kepala, penurunan berjalan lambat dan mungkin bokong masih tetap
tinggi sampai persaiinan sudah berjalan beberapa lama. Ke-banyakan bokong
tidak turun sampai pembukaan lengkap dan ketiiban pecah.
Flexi. Untuk memudahkan lewatnya bokong melalui panggul, terjadi flexi
lateral pada pinggul. Panggul depan menjadi bagian terendah. Apabila
presentasinya bokong murni, kaki-kaki janin bekerja sebagai bidai se-panjang
badan dan dengan mengurangi flexi lateral dan keluwesannya maka kaki-kaki ini
dapat menghambat penurunan bokong ke dalam panggul.
Putaran paksi dalam, Panggui depan mendapat tahanan dari dasar panggul
dan berpTjtar ke depan bawah ke arah garis tengah (Gb. 5A dan B). Diameter
bitrochanterica berputar 45° dari diameter obliquaianan panggul ke
anterioposterior. Sacrum berputar menjauhi garis tengah, dari kuadran kanan
depan ke kanan lintang (RSA ke RST}.
5. Pandangan lateral
GB.4. RSA: Awalpcrsaliin
B Pandanaan vaginal
A. Pandanganlateral B l
G B. 5. Descensus dan putar paksi dalam bagian bokong.
~3>
Bokong lafiir dengatt Jlexi ke lateral. Panggul depan terbentur di
bawahsymphysispubis.terjadi flexi ke lateral, dan panggul belakang keluar
dan diiahirkan di atas perineum. Kemudian bokong jatuh ke arah anus dan
panggul depan tergdincir keluar di bawah symphysis (Gb. 6).
A. Crowning bokong
J. Melahirkan bokong belakang
GB.6. Melahirkan bokongC.Melahirkan bokong di
BAHU DAN LENGAN
Masuk panggvl Bahu masuk panggu! pada diameter obliqua kanan panggul,
ketika sacrum berputar dari RSTkeRSA(Cb. 7A).
Putaranpaksidalam. Bahu depan berputar di bawah symphysis, dan diameter
bisacromialis berputar 45° dari diameter obliqua kanan ke diameter
anteroposlerior PBP. Sacrum mengikuti, dari RSA ke RST (Gb. 7B).
Bahu lahir dengan flexi ke lateral. Bahu depan terbentur dibawah symphysis
dan balm belakang dengan lengan dilahirkan di atas pt'rineum ketika tubuh bayi
diangkat ke atas (Gb. 7C). Kemudian hayi diturutikan dan bahu depan dengan
lengan keiuar di bawah symphysis.
s dan putar paksi dalam bagian bahu
C. Melahirkan bahu belakang: kepala sudah masuk ke dalam panggul
GB. 7. Melahirkanbabu
Penurunan dan masuk panggul. Pada saat bahu ada di PBP, kepala mertcapai
panggul (Gb. 8A). la mencapai panggul dengan sutura sagittalis pada diameter
obliquakiri. UUK adadi kuadrankanan depan panggul.
Flexi. Flexi kepala terjadi seperti pada presenlasi lain. Penting bahwa i
flexi ini dipertahankan.
Putaran paksi dalam. Kepala sampai di dasar panggul dan mengada-kan
putaran paksi dalam sehingga ia mencapai PBP dengan sutura sagittalis pada
diameter anteroposterior, dahi pada lengkung sacrum dan UUK di bawah
symphysis (Gb. 8B). Sacrum berputar ke arah pubis sehingga pung-gung adadi
depan.
Kepala lahir dengan flexi. Diameter -diameternya sama dengan ke-dudukan
UUK depan tetapi dalam arah yang sebaliknya. Tengkuk menjadi titik putardi
bawah symphysis, dandagu, mulut.hidung, dahi, bregma dan UUK dilahirkan
di atas perineum dengan gerakan flexi (Gb. SC).
Mekanisme persalinan: Sacrum iangsung di depan
Penurunan. Bokong masuk panggul dengan diameter bitrochanterica pada
diameter transversa PAP. Sacrum Iangsung ada di depan, di belakang
symphysis pubis (SA).
Flexi. Flexi sama dengan pada RSA.
Puiaran paksi dalam. Diameter bitrochanterica berputar 90° dari diameter
transversa panggul ke anteroposterior. Sacrum menjauhi garis tengah menjadi
lintang (SAke RST).
Mekanisme persalinan selanjutnya serupa dengan RSA.
A. Melahirkan bahu depan:descensus kepnla
B. PutarpaGi dalam:dan memulai fleksi kepala
C. Fleksi kepalasempurna GB. 8, Melahirkan kepala
r-4
Mekanisme persalinan: Saerurn di belakang |
|
Pada keaclaan yang jarang terjadi, sacrum dan kepala berputar ke belakang
sehingga UUK ada di lengkung sacrum dan muka di belakang sym-physis
pubis. Apabila kepala fleksi (Gb. 9A)maka persalinan terjadi dengan UUK di
belakang. Nasionmenjadi titik putarpadaangulussubpubicus.dan tengkuk,
UUK dan puiicak kepala berturut-tumt keluar di atas perineum. Kemudian
muka iimbul dari bawah symphysis. Cara persalinan ini dapat dibantu dengan
mengangkat tubuh anak ke atas.
Biia kepala ekstensi (Gb. 9B) maka dagu mengenai belakang pubis dan daerah
submentum pada Seher menjadi titik putar pada angulus subpubicus, Agar bayi
dapat dilahirkan tubuhnya harus dinaikkan oleh penolong sehingga UUK,
puncak kepala dan dahi berturut-turut dapat lewat cii atas perineum.
Pada kedudukan ini dapat terjadi kesukaran lahirnya kepata. Cara ter-baik
untuk mengatasi komplikasi ini adalah dengan pencegahan. Setelah bokong
lahir, seiiap kecenderungan sacrum untuk berputar ke belakang harus dicegah
oleh penolong dan diusahakan bokong beiputar dengan sacrum ke depan ke
arah symphisis pubis.
Mekanisme persalinan pada presentasi kaki dan lulul
Mekanisme persahnannya sama dengan yang telah diuratkan untuk RSA
(sacrum kanan depan) dengan perbedaan bahwa pada presentasi bokong
murni dan scmpurna bagian terendahnya adalah bokong. Pada pre-sen!asi kaki
bagian terendahnya salah satu atau kedua kaki; dan pada presentasi lutut bagian
terendahnya adalah lutut.
PROGNOSIS: PRESENTASI BOKONG
Bila terjadi persalinan sponian prognosis ibu adalah baik. Laserasi tractus
genitalis dan perdarahan dapat disebabkan oleh persalinan yang ter- lalu cepat
dan dipaksakan melalui panggul yang terlampau kecii alau melalui bagian-
bagian lunak yang belum cukup terbuka.
B.KepalaEkstensi
Gb.9. Ketidakmajuan kepala: sacrum postei
Jbnin
Mortalitas kasar janin berkisar antara 10 dan 20 persen. Sebab uiama
kematian bayi adalah prematuritas (30 persen dibanding dengan 10 persen pada
presentasi kepala). Kelainan kongenital dua kali lebih sering pada presentasi
bokong dibanding presentasi kepala dan mempunyai andil dalam ke-
Risiko presenlasi bokong harus dibedakan dengan bahaya persalinan
bokongnya sendiri. Risiko unluk janin pada persalinan bokong lebih besar
dibanding yang lahir dengan kepala lebih dahulu. Dengan mengesamping-kan
kelainan-kelainan yang tidak memungkinkan janin hidup dan kematian
inlrauterin sebelum persalinan mulai, mortalitas janin untisk bayi cukup bulan
(2.500 g atau lebih) adalah sebesar 1-2 persen di tangan ahli ke-bidanan yang
trampil. Di tangan penolong yang belum berpengaiaman maka risikonya lebih
tinggi.
SKBAB-SfcBABKFMATIANArAUPERLUKAANBAYl
a. Kompressi tali pusat antara panggul dan kepala yang terlalu lania.
2. Trauma pada tulang kepala dan otak.
a. Kepala yang dalang kemudian melalui panggul dengan cepat. Tidak terjadi
mciulage secara bertahap dalam waktu betKirapa jam tetapi kompresi dan
dekumpresi yang cepat dan kadang-kadang berlebihan hanya berlangsung
dalam waktu beberapa
dapat terjadi pada persalinan dengan pembukaan yang belum lengkap atau
melalui panggul yangsalab dinilai kapasitasnya.
b. Perdarahan-perdarahan kecil.
c.Fraklura tulang tengkorak.
3. Kerusakan akibat pertolongan yang kasar pada persalinan.
c. Robekan bepar oleh karena terl^lu kencang ntemegang bayi di sekeliling
abdomen pada waktu menahk keluar.
e.Trauma pada medulla spinalis.
f.Trauma pada pharynx oleh karena penolong meletakkan jarinya dalam
mulut bayi
gr Kerusakan organ-organ dalam perut, Bayi harus dipegang pada pinggul
bukan pada balang Cubuhnya.
4. Ukuranbayi.
ar Bayi yang besar. lebih dari 4 kilogram, mungkin terlalu besar untuk
panggul.
br Bayi-bayi prematur mempunyai tubuh yang kecil dibanding tiengan
kepalanya- Bo-
5. Kelainan kongenital. Insidensi kelainan kongenital seperti hydrocephalus
pada presentasi bokong metidekati o persen^ menyebabksn prognosisnya
kurang Tnenyenangkanr Mydrain~
b. Pecahnya ketuban. Tel ah dipcrlihatkan bahwa kematian janin jauh lebih
tinggi bila itiier-
persalinan lebih dari 12 jam. kematian janin natk tiga kali untuk primigravida
dan lima kilt* unttik multipara- Angka-angka ini tidak berlaku untuk bayi-bayi
prematur.
PENANGANAN PRESENT ASI BOKONG Klasifikasi
kelahiran bokong
KELAMRAN PER VACINAM
1. Pvrsalinan bokong spontan: Bayi seluruhnya dtkelunrkan dc^gan tenaga
al^miah ibu,
tanpa bantuan sdain menahan tubuh bayi padawaktudilahirkan.
2. Persalinan bokong dengan pertohngan lekstraksi bokong tebagian): Bayi
dilahirkan de-
ngan tenaga alamiah ibu sampai pusat, Bagian bayi lainnya dikeluarkan olch
penoiong.
3. Ekstraksi bokong total: Seluruh badan bayi dikeluarkan oleh penoJong.
SECTIO CAESAREA Insidensinya sekitar lOpersen.
Penanganan PresenEasi Bokong pads Kehamilan f a
VERSILUAR
Ada ketidaksepakatan mengenai dapat atau tidaknya dianjurkan versi luar
pada kehamilan. Oleh karena mortalitas janin lebih besar pada kelahiran bokong
dibanding kelahiran kepala, banyak yang percaya bahwa versi luar (merubah
presentasi bokong menjadi kepala) harus dicoba untuk semua kasus (untuk
tehniknya lihat Bab 30). Meskipun insidensi presentasi
bokong berkurang dengan semakin dekatnya hari pmangkaan lahir,
umumnya janin berada dalam kedudukan yang final pada umur kehamilan
34minggu. Saat terbaik untuk versi luar adalah padaumur kehamilan 32-34
minggu. Prosedurnya harus dilakukan dengan hati-hati tartpa kekuatan yang
berlebihan, oleh karena ada bahaya lepasnya placenta atau trauma pada janin.
Versi dapat berhasil, lidak berhasil atau berhasil tetapt kembali lagi: Sebelum
mencoba versi !uar penolong harus yakin mengenai kedudukan janin untuk
menghindari nierubah presentasi kepala menjadi bokong.
Sebaliknya, karena (1) kematian janin yang ada hubungannya dengan versi !
uar kurang lebih sama dengan kelahiran bokong, (2) pada kehamilan 32-34
minggu sekitar 20 persen janin ada dalam presentasi bokong dengan hanya 3-4
persen tidak berubah secara spontan menjadi presentasi kepala, dan (3)
pengalaman dalam mengelola persaiinan bokong harus diperoleh agar
perawatan yang memadai dapat diberikan kepada kasus-kasus dengan presentasi
bokong meiietap (versi luar gagai atau presentasi bokong kembali lagi setelah
berhasil diversi luar), banyak ah!i kebidanan yang beranggapan bahwa versi iuar
tidak perlu dan tidak dapat dianjurkan. Versi luar paiing sukar dilakukan pada
presentasi bokong murni (terutama primigravida) sedang ini merupakan jenis
yang paling sering dijumpai.
PELVIMETRISINAR-X
Pelvimetri dengan sinar-x diindikasikan pada semua primigravida dan pada
multipara yang anaknya kecil dan mengaiami kesukaran dalam persaiinan-
persaiinan sebelumnya. Ini membantu menentukan cara persaiinan-nya. ^ka
peivigram menunjukkan panggul yang jeJek, lebih baik dilakukan
sectiocaesareaelektif. ^ka panggulcukup lebaratau "borderline"maka par- tus
percobaan dengan kemungkinan persalinan per vaginam merupakan pro-sedur
pilihan. Sinar-X juga membantu membuat diagnosis kelainan-kelainan janin
seperti hydrocephalus.
Pengeloiaan dalam Persaiinan
PERSALIKW KALA1
Oleh karena sebagian besar janin dengan presentasi bokong dapat di] ah irk an
per vaginan
maka menunggu sambil observasi, icrapi supportif dan tidak melakukan
tntervensi me
rupakan prosedur piiitian. '
j. Scbatkftya kctuban QLborksTi Kt&p uiuVi sstnpai pcmbuksan cukup Icbar-
Hsrus dihindsn
vaginal auu rektal yang terlalu string. 4. Bil& temyata ketuban pecah fUga,
dilakukan pemeriksaan vaginal untuk fnengesamping-
5h Meconium bukan tnerupakan tanda bahaya selarna DJJ normal.
PERSALINANKALA II
Posisi untuk bersalin. Setelah pembukaan lengkap, pasien diletak-kan di
atas meja bersalin. Meja yang kaku dan pegangan tangan yang di-gunakan
pasien untuk memperkuat dirinya akan menaikkan efekti\itas usaha mengejan
dan dengan demikian mempermudah majunya persalinan.
Pada waktn bokong mulai meregangkan perineum, pasien dibaringkan dalam
posisi liihotomi, dengan kaki diletakkan di aias penahan kaki dan bokong ibu
jauh ke bawah, sedikil melampaui lepi meja. Ini merupakan posisi terbaik
untuk menolong persalinan dan mengatasi komplikasi.
Selama kontraksi tekanan bagian terendah janin pada perineum me-rangsang
penderita untuk bergeser ke atas dan keluar dari posisinya. Untuk mencegah ini
digunakan penahan bahu.
Seorang asisten harus ikut cuci tangan dan memakai jas untuk setiap
persalinan.
Kandung kencing pasien dikosongkan.
In/us intravena. Setelah kala II muiai, dipasang infus intravena glukosa 5
persen dalam air. Untuk keberhasilan persalinan presentasi bokong diperlukan
koniraksi uterus yang baik terus menerus dan pasien mempertahankan
kemampuannya untuk mengejan serta melaksanakannya. Kalau kontraksinya
menjadi lemah atau tidak teratur dalam persalinan yang sebenarnya, segera
dapat diberikan oxytocin melalui infus, uterus dipacu untuk kerja yang lebih
efektif.
Bokong dengan penolongan. DJJ seringkali dip i Selama keada-an bayi
tetap baik maka ditunggu persalinan spontan lankan bayi vang lerlalu awal,
terutama di luar kontraksi uterus, haru hindan Ini dapat mengakibatkan deileksi
kepaia dan ekstensi lengan di dtas atau di beiakang kepala. Penting bahwa
pasien mengejan setiap kali ada kontraksi, dan dia harus dipimpin untuk
berbuat demikian, Setelah badan dilahirkan, kepala sekarang di luar bagian atas
uteru&:.yang berkontraksi dan ada di segmen bawah rahim, cervix atau vagina
bagian atas. Oleh karena organ-organ ini iidak mempunyai kekuatan untuk
mengeluarkan kepala, penurunan dan
pengeluaran kepala harus dilakukan dengan kcrja otot dinding perut secara
sadar dan dorongan si-prapubik oleh pembantu. Keselamatan bayi lebih besar
apabila penolong bekerja tenang dan perlahan-lahan, daripada kalau tidak
lenang dan lergesa-gesa.
Pengalaman kita adalah bahwa pada kasus yang berjalan normal, hasil terbaik
diperoteh dengan kebijakan sebagai berikut:
1. Tidak ada campur tangan (kccual! episioieiiii) sampai bad an dilahirkan
sebatas pmat. Ini
tidak hanya memungkinkan cervix terbuka lengkap tetapi juga menjadi Icmas,
faktor
penting dalam mencegah terjadinya disiokia kepala mcnjusul ("aftercoming
head
dystocia").
2. Mengcjan yang kuat oleh ibu pada waktu koiitraksi.
3. Dorongan suprapubik diperlaKankan selama penurunan kepaJa ur.tuk
nitnjdga agar
kepala leiap fteksi.
Terdapa; alasan kuat untuk menggunakan tehnik ini;
1. Telah dibuktikan kebcrhasilannya.
2. Atnan, trauma terhadap bayi kurang.
3. Fleksi k«pala dipettahanican.
4. Bahaya tkstensi l<ngan di at as kepala dihurangi.
5. Kemungkinan ccrvbi mcnjcpil kepala aiaii lehcr anak kurang.
Anestesi. Dipakai kombinasi anestesi lokai dan utnum. Blok pudenda! atau
infiltrasi perineum memungkinkan episiotomi tanpa rasa nyeri dan
mempermitdah persalinan - dengan merelaksasikan otot-otot. Sebagai
tambahan, pada setiap kontraksi pasien menarik nafas beberapa kali dengan
gas anestetikum. Ini bekerja sebagai analgetika, menghilangkan rasa nyeri, dan
membantu pasien untulc mengejan dengan lebih efisien. Anestesi umuiti yang
sesungguhnya diberikan setelah bayi dilahirkan sampai pusat.
Kita telah rriemakai anestesi epidural dengan sukses. Kerugiannya adalah
bahwa setelah dosis untuk perineum tercapai maka stimulasi reflex yang berasai
dati tekanan bagian terendah janin pada perineum berkurang atau hilang
sehingga keinginan pasien untuk mengejan setiap kali ada kontraksi juga ikut
hilang. Efek yang tidak diinginkan ini dapat dihindari dengan tidak memakai
dosis untuk perineum dan menggunakan anestesi lokal untuk episiotomi.
Dengan jalan ini maka nilai analgetik dosis epidural dalam persalinan
dipertahankan tanpa hilangnya reflex perineal pada waktu melahirkan.
'•-Mrclatan yang perlu. Peraiatan lerlentu hams disiapkan.
1. H&ndiik h&ftgat don kcring untuk Ettembungkus badai) baj'i sctclah
secukupnya dilahir-
Mstsudnya adalah:
». Untuk mengurangi cfek merangsang udara ding in terhadap bayi dengan
harapan pcr-
nafasan iidak dimulu psida waktu kepala rnasih bciada tjalam pcinggul, yang
dapar
mtngakibatkan upitui air ktluban atau isi vagina. b. Untuk
mtmpcrmudsh mcmegangobadan bayi yang licin.
2. Forceps Piper untuk kepala menyuiul, bil.a tidak dapat diiahirk.an
ticngan mudah.
3. Mat untuk rtsusitasi bayi, siap untuk segera dipaUi.
Episiotomi. Oleh karena pada umuninya bokong tidak membuka perineum
secukupnya untuk memungkinkan lewatnya Vepala dengan mudah maka
diperlukan episiotomi. Lebih aman untuk membuat episiotomi yang lebar untuk
menghindari masih harus memperlebarnya lagi apa-bila belum cukup untuk
diialui kepala. Lebih disukai insisi mediolateral. perineoiomi harus dilakukan
pada saat yang optima), yakni sebelum bokong membuka pintii. Bila tidak
demikian maka penolong dihadapkan pada situasi ia harus melahirkan bayi dan
melakukan insisi bersama-sama. Se-baliknya apabila episiotomi terialu awal
dilakukan akan menyebabkan per-darahan banyak. Jadi episiotomi harus
dilakukan sesaal sebelum bokong membuka pintu atau bila penolong merasa
bokong akan diiahirkan dalam satu atau dua kontraksi berikutnya.
Lahirnva bokong
sisclesai.
Bila bokong sudah siap untuk kduar dilakukan episiotomi mediolateralis yang
lebai dan
dilakukan hemostasis.
Selama tidak terjadi gawat ibu maupun janin, ditunggu p«rsalinan sponian
sampai pusai.
Sampai dini tidak adakcadaan yang merdesaK dan penolong lidakboieh iurun
tangan.
Setelah pusat lahit maka waklu menjadi faktor yang peming dan penalinan
selanjutnya
[trseiiia dalam waktu .1 sampai 5 menit untuk mencegah terjadinya kerusakan
otak oleh
KakibiasanyakeluarsecafaspontamkalautiJakdcnganmudahdapatdiekstraks
i. BayidibungkusJengan handuk hangatdan badannyaditahan.
Tali pusat ditarik keluar (Gb. 10) untuk mengurangi traksi padanya bila ierjepii
aniara ke-pala dan dindtng panggul- Pada waktu yang btrsan^aan diraba
pulsasrnya^
Lahirnya bahu dan lengan
I, P£[Tibatit(i menuatlakaTI doroiiG^n ^uprapubik pada kepais unti^k
mttnperlahtiiikiin iltksi k«pa!a.
dengan demikian bahu depan. ada di bawah synsphysis,
cnelalui bahu, dan lurun ke dada, dengan demikian dengan jarinya membaws
lengan dan langan bayi ke luar di bawah symphysis. IGb. 11AI.
4. Bayi dinaikkan he atas sehingga scapula belakar-s dan kemudian lengan
belakang dilahir-
kan di atas perineum densan car a yang sania £Gb< 11B).
5. Ada yang melahirkan lengan belakang lebih dahulu.
GB. 10. Melahirkan tali pusal. Gclungan [ali pusal dilarik K-:iuar.
B.Ekstraksilcnganbelakang GB. U.Melahirkanlengandanbahu.
Lahirnya kepala
Hampir pada semua kasus punggung berputar ke dcpan secara spontan. Ini harus
diusaha-kan sehingga kepala memutar UUK ke arah pubis dan muka
menghadsp sacnim. Ka-
Setelah punggung berputar ke depan dan kepala janin ada pada diameter
anieropo5terbr panggul, badan dilurunkan kc b&wah schingga UUK tampak di
bawah symphysis dan
Pada waklu yang bersamaan pembantu mempertahankan dorongan suprapubik
imluk
mengarahkan kepaia ke panggul dan menjaganya tetap fleksi.
Kemudian dengan nali-hati bad an dinaikkan iebingga ada sedikit ekstensi pada
leher.
danpuncak kepala di alas perineum (Gb. 12B).
Kecepatan lah^rnya kepala menyusul harus diperhatikan. Kepala yang terlalu
cepat me-
Pada keadaan yang berat ligamenta otak terobek, mengakibatKan perdarahan.
kerujakan otak dan kemattan. Sebaliknya, lah^nva kepala yang terialu lamban
menyebabkan asphyxia yang juga dapat berakibat fatal. Pengalaman
mengajarkan jalan tengah - cukup pelan
A. Badan dilurunkan sehingga bagian tengkuk berada pada
angulussubpubicum. Asistenmempcitahankan flekM kepala.
B. Perasal Kristeiiar: kepalalahirdalani kedudukan fleksi
CB.12.Melahirkankepala.
Kepala tertekan
M'paia leneKan
:adang-kadang badan, bahu dan lengan lahir, tetapi kekuatan ineiige-an
ibu dan perasat Kristellar tidak berhasil meiahirkan kepala, Pada ke-idaan
kepala tertahan, atia beberapa eara untuk melahirkannya.
PER AS AT WIGAND-MARTIN
Badan bayi diielakkan pada tangan operator, jari icngab tangan ter-scbut
dilaruh pada mului bayi, dan jari Eelunjuk dan jari manis pada maxilla (Ob.
I3A). Maksud jari di mulut lidak untuk craksi tetapi untuk meng-usahakan dan
mempertahankan fleksi. Dengart tangan lainnya penolong melakukan dorongan
suprapubik pada kepala melalui perut ibu.
PER ASA T MA URICEA U-SMELUE- VEl T
Posisinya sama dengan perasat Wigand-Martin, dcngan satu jari di mulut
dan dtia jari pada maxilla. Perbedaannya adalah penolong melctak-kan
tangannya yang lain mengangkang di atas bahu bayi dan dengan cara ini
melakukan traksi (Gb. 13B). Efisiensi prosedur ini dipertinggi dengan dorongan
suprapubik pada kepala bayi oleh pembantu ketika penolong mengerjakan
perasal Mauriceau.
FORCEPS PIPER PADA KEPALA MENYUSVL
I. KsKi-kiiki payi dipcfisng olch pcrnb^ntu dsn tjfldflnnyB din^ikkin (Gb r
13C). risTiis ucr-hati-hati unruk tidak ni^naikkan badan bavi terialu tinggi
oleh karena dapaT menycbab-kan kerusakan m. slernocleidomastoideus.
Cara yang baik untuk menjaga jangan sampai lengan bayi mengganggu
adalah dengan menggunakan handuk yang dilipaf sepeiii yang dilakukan
oleh Savage.
ib
A.Perasai Wigand -Martin
C. Penatalaksanaan lengan janin (savage) dengan menggunakan forceps piper
GB.13.Pelbagaiperasatuntuk kepalatertahan. 221
os parietal?. Kalau bibir portio masih ad a roaka daun Forceps hams dipasang di
sebelah
Daun forceps sebelah kanan ketnudian juga dipasang dengan menggunakari
tangan kin s sebagaipenunjuk.
Forceps dikunci. Daun forceps terpasang sepanjang diameter occipitomentali-
s, masing- '
masingdi atas telinga. i
Kecuali dorongan suprapubik, cara terbsik untuk melahirkan kepala sdalah
dengan |
menggunakan forceps Piperr -Tidak sepeiti perasat lain dimana traksi kepala
dilakukAn '
melalui leher maka dengan forceps Piper traksi langsung dikerjakan pada
kepala dengan
cuntikJan menghtndan hcrusakati struktur pada Jencr bayi '
Dilakukan traksi dan kepaia diekstraksi perlahan-lahan (lihat Bab 29).
Tindakan ini harm ; dikerjakan hanj-a apabila kepala sudah berada dalam
pangguL Semua jenis forceps dapal
pada daun dan tangkainya' ta-ngkaniya panjang dan pegangannja tcrtekan di
Tjawah leng-Ichih efisien dibanding forceps laintiya.
JALAN VOARA
Diia ada penundaan daSam lahirnya kepala dan penolong harus me-nunggu
bantuan alau peralatan, uniuk sementara dapal digunakan re-traktor vagina
untuk membebaskan jalan udara bagi mulut bayi di dalam vagina (Cb. 14).
Retraklor dipasang pada vagina dan ditekan ke beiakang. Isi vagina
dikeluarkan sehingga udara dapal sampai kepada bayi biia ia ber-
ROTASI DACU KE PUBIS
Rotasi dagu ke depan adalali jarang, dan biasanya ierjadi sebagai bagian
dari rotasi pung^ung ke beiakang. Penanganan yang disenangi ada-lah: (1)
Berikan anestesi yang dalam. (2) Hetitikan semua traksi. (3) Bebas-kan dagu
dari beiakang pubis. (4) Putar muka ke beiakang dan punggung ke depan. (5)
Fleksikan dagu. (6) Usahakan masuknya kepala dengan dorongan suprapubik.
(7) Lahirkan kepsla dengan forceps Piper.
Kalau (ehnik ini gagal dapal digunakan perasat Prague (Gb. 15). Di sini jari-
jari diletakkan di aias bahu dan dilakukan traksi ke luar dan atas. Kaki-kaki
dipegang dengan tangan lain dan badan anak diayun ke atas perut ibu.
Dengan prosedur ini UUK dilahirkan di atas perineum. Metode ini jarang
digunakan oleh karenamengandung bahaya penarikan berlebihan atau patahnya
leher anak.
GB.14. Relrakior vaginauntukmemberikan jalanuciara bagi hidung dan mulut
bayi.
GB.15. Perasat Prague
EMBR YOTOMl
Biia lahirnya kepala tidak tercapai dalam jangka waktu tertentu maka janin
dapat meninggal. Bila demikian maka keselamatan ibunyaiah salu-salunya yarig
harus dipertimbangkan.Untuk menyelamatkan ibu dari per-lukaan yang tidak
perlu, lebih baik dilakukan pengurangan ukuran kepala bayi dengan perforasi
kepala daripada menariknya rfengan paksa.
Ixherleriahan
Kadang-kadang cervix yang telah membuka secukupnya untuk me-
mungkinkan badan dan bahu lahir, menjepit ieher bayi, rnenjebak kepala di
dalam uterus. Kemungkinan terjadinya lebih besar pada bayi prematur yang
badannya belum ditumouhi jaringart lemak dan tidak dapat membuka cervix
dengan baik. Situasi yangberbahaya ini memerlukan tindakan segera untuk
niemutuskan spasme cervix yang sebelumnya telah terbuka. Ini tercapai dengan
melakukan insisi tunggal pada cervix menggunakan gunting. Relaksasi yang
dihasilkan akan memungkinkan lahirnya kepala.
Terlahannya bahu dan lengan
Lengati menjungkit. Lengan-lengan ekstensi di atns kepala bayi (Gb. 16A).
Lengan nuchal. Terdapat ekstensi pada babu dan fleksi pada siku se-hingga
iengan bawah terletak di beiakang kepala janin (Gb. I6B). Keadaan
PROFILAKSIS
Salah satu cara untuk mengurangi insidensi komplikasi ini adalah dengan
menahan din untuk tidak menarik kaki janin untuk mempercepat
kelahirannya.terutama pada saat uterus dalam keadaan relaksa.si.
EKSTRAKSI SEDERHANA
Bila kesulitan ini terjadi maka pertama-tama harus dicoba untuk me-lahirkan
lengan dengan menggesernya di alas dada seperti biasa. Kebanyak-an ini akan
berhasil pada kasus-kasus ekstensi biasa dan kadang-kadang pada kasus iengan
nuchal jika lengan atas tidak terjepii kuat di beiakang kepala.
4 C. Lengan nuchal: putar paksi badan bayi
sebesar 90° ke arah tangan menunjuk
D. Lengan nuchal: Tangan
penolong
dimasukkan ke dalam uterus
uniuk
memfleksikan dan menarik
keluar
lengan nuchal.
. 16. Lengan nuchal dan
menjungkit 225
ROTAS! BAD AN
Biia ekstraksi gagat pada kasus lengan nuchal, badan bayi diputar ke arah
mana tangan menunjuk (Gb. 16C). Ini membebaskan lengan dari be- '< lakang
kepala dan kemudian biasanya dapat dilahirkan dengan cara seperti ■ yang telah
diuraikan di alas. Jika kedua lengan nucha! maka badan diputar : ke satu arah
untuk membebaskan tangan periama yang kemudian dikeluar- '. kan dan
kemudian ke arah yang berlawanan untuk membebaskan lengan yang lain.
FRACTVRA
Pada keadaan yang jarang rotasi akan gagal maka humerus atau clavi-cula
harus dipatahkan. Ini dapat dikerjakan secara langsung atau dengan menarik
lengan sampai patah. Setelah ini maka bayi akan dapat dilahirkan. Karena
biasanya fractura akan sembuh baik dan cepat dan karena pilihan-nya adalah
antara bayi yang mati dengan lengan yang patah maka tindakan ini dapat
dibenarkan.
Bokong tidakturun
ETIOLOGI
Pada setiap keadaan, besarnya janin, kapasitas panggul, elasttsitas jaringan
lunak ibu dan sifat kontraksi uterus semuanya ikut tnenentukan apakah akan
terjadi persalinan spontan. Pada presentasi bokong murni ada faktor tambahan.
Efek bidai daripada kaki janin sepanjang perutnya dapat mengurangi
keleluasaan gerak janin sampai sedemikian rupa sehingga ke-majuan
terhambat.
DISPROPORSI
Dengan adanya kontraksi uterus yang baik maka bokong yang tidak mau
turun bukan merupakan indikasi untuk tergesa-gesa bertindak tetapi harus
dilakukan penilaian kembali dengan cermat. Dengan selalu meng-ingat bahwa
salah satu sebab presentasi bokong adalah kepaia yang besar yang tidak dapal
dengan mudah masuk panggul, penolong harus yakin tidak hanya mengenai
kapasitas umum panggul tetapi juga bila dibauding-
A. Dckoniposisipadapresentasibokong: menarik keluar kaki dantungkai.
A. Tahap pertama ' B. Tahap kedua
BdanC.PerasatPinard GB. 17.
Tindakandekomposisipadapresentasi hokong.
kan dengan janin yang ada. Semakin banyak terkumpui bukti bahwa bi
bokong tidak mau turun meskipun kontraksi uterus baik maka berarti ai
disproporsi dan sectio caesarea harus dipertimbangkan dengan seksama.
DEKOMPOSISI
i
Apabita ada bukti yang kuat bahwa bayi dapat lahir per vaginam ke-majuan
persaiinan dan penurunan dapat diusahakan dengan mengurangi besarnya
bokong, suatu tindakan yang dinamakan dekomposisi. Ini dilaku-kan dengan
menurunkan kaki, kaiau mungkin dua-duanya. Kaiau kaki fleksi sempurna
pada pinggul dan lutut maka dengan mudah kaki akan dapat dicapai. Tangan
masuk ke dalam uterus, ketuban dipecah kemudian kaki dipegang dan
diturunkan (Gb. 17A). Penoiong harus yakm bahwa ini .: bukan tangan.
Tindakan serupadilakukanuntuk kaki yang lair.. Keduduk-annya dirubah
menjadi bokong kaki dan persaiinan dapat maju.
PERASATPINARD
Bila presentasinya bokong murnf (fleksi pada pinggul dan ekstensi pada ^ ut)
maka penoiong mungkin tidak akan dapat mencapai kaki oleh karena ;
letaknya tinggi di dalam uterus dekat muka janin. Pada keadaan yang
demikian dilakukan pera^at Pinard di bawah anestesi (Gb. 17B dan C).
Dengan satu tangan di dalam uterus, dilakukan tekanan pada fossa poplitea
dengan jan-jari ke arah depan dan belakang. Ini menyebabkan fleksi lutut
sampai sedemikian rut.a sehingga kaki dapat dipegang dengan jari-jari yang
lain dan dilahirkan. Bila mungkin dilahirkan kedua kaki. Kecuali ada indi-kasi
mendesak uncuk segera melahirkan bayi maka persaiinan diteruskan seperti
pada presentasi bokong kaki.
Kadang-kadang hanya ada satu kaki yang turun sampai panggul . tengah.
Pemeriksaan mungkin menunjukkan bahwa baik kaki yang lain £atau lutut
yang fleksi terjepit pada symphysis pubis sehingga menghambat kemajuan
persaiinan. Dengan membebaskan kaki atau lutut dan kemudian menurunkan
tungkai bawah maka umumnya persalinan akan menjadi, maju
SECT1Q CAESAREA
Kadang-kadang dengan memperkedl bokong akan memberikan hasil yang
memuaskan pada multipara. Sebaliknya, semakin banyak yang meng-anggap
bahwa bila tindakan ini harus dilakukan pada primigravida maka sectio
caesarea merupakan prosedur yang Iebih bijaksana dan aman.
PARTUS PERCOBAAN PADA PRESENT ASI BOKONG
Pada presentasi kepala partus percobaan didasarkan atas pikiran bahwa jika
kepala janin yang relatif besar dapat melalui panggul maka demikian pula
bagian janin lainnya. Tetapi pada presentasi bokong, pada waktu kepala
memasuki panggul maka bagian janin yang kecil telah lahir, dan sudah
terlambat untuk berbual sesuatu kecuali persalinan per vaginam. Sampai batas
tertentu, setiap persalinan pada presentasi bokong adalah parius percobaan.
Pertama ukuran panggul harus ditenlukan dengan cara manual atau radiologik.
Keputusan mengenai janin didasarkan atas per-kiraan klinis besarnya janin dan
penentuan presentasi secara klinis dan radiologis, serta konligurasi dan
kenormalan janin.
Dengan panggul yang cukup lebar dan hasil-hasit lainnya yang sesuai, pasien
bersalin dengan observasi ketat. Persalinan dibiarkan berlangsung terus bila
kontraksi uterus efisien; bila DJJtetap kuat, teratur dan frekuensi-nya normal;
bila pembukaan cervix berjalan lancar; dan bila bagian te- rendah turun dengan
mantap. Pengalaman menunjukkan bahwa umumnya bila bokong dapat lahir
spontan maka bagian janin lainnya akan dapat dilahirkan pula dengan selamat.
Sebaliknya, gawat janin, kontraksi yang tidak efisien, tidak adanya penurunan
atau pembukaan cervix dalam waktu 2 sampai 3 jam dengan kontraksi yang
baik, bokong :idak mau maju setelah pembukaan lengkap, persalinan yang
berlangsung Iebih dari 12 jam, dan persalinan tidak maju setelah ketuban pecah
spontan, semuanya merupak:<"v ^jala-gejala yang tidak menyenangkan yang
memerlukan penilaian kerr:~*Ii situasi seluruh-nya dan pertimbangan untuk
melakukan seciio caesar.-/. Pada kasus-kasus yang berakhir dengan kematian
atau kerusakan bayi «ua kombinasi faktor-faktor ini dan bila dikaji kembali
umumnya ada sesuatu yang tidak beres sebelum terjadi pcrsalinan
sesungguhnya.
Keputusan mengenai berapa lama partus percobaan dilakukan hanya dapat
dibuat oleh dokter penolongnya, Iebih baik dengan konsultasi, dan bervariasi
dari kasusyang satu ke kasus lainnya.
EKSTRA&SI BOKONG
Tindakan ini adalah ekstraksi bayi segera per vaginam biia gejaia-
gejalagawat janin memeriukan persalinan tanpa diiundalags.
Pfrsaratan
Ada keadaan-keadaan tertentn yang hams dipenuhi sebeksm prosedur ini
dapat dikerjakan. (1) Panggul harus cukup iebar, ianpa disproporsi. (2)
Pembukaan harus lengkap. (3) Vesica urmaria dan rectum harus kosong. (4)
Anestesi yang dalam dan ahlinya sangat diperlukan. {;") Diperlukan pembantu
yangbaik. (6) Anak harus hidup.
Prosed ur
Pasien berbaring daiam posisi lithotomi, dilakukan kaleterisasi kandung
kencing dan diberikan anestesi. Seperti lelah diuraikan di muka dilakukan
dekomposisi bokong dan kaki diturunkan. Bila presentasinya bokong sempurna
maka kaki dikeluarkan, bila bokong mums digunakan perasat Pinard. Pasien
tidak dipimpin untuk melahlrkan secara spontan telapi dengan cepat dilakukan
ekstraksi bayi. Kontraksi uterus dari atas di-gantikan oieh iraksi dari bawah,
tetapi perasai-perasat unSuk melahirkan bahu, lengan dan kepala adalah seperti
yang telah dibicarakan pada pengc-lolaan kasus-kasusyang tertahan.
Meskipun oleh ahli-ahli kebidanan yang berpengalaman lelah dilapor-kan
hasi! yang memuaskan dengan ekstraksi bckong secara rutin segera setelyh
[lembukaan Icnykap- Karn percaya bahwB di tangan dokter biasa tindakan ini
berbahaya baik untuk ibu maupun bayinya. Kami merasa bahwa lindakan ini
harus dikerjakan har.ya bila keadaannya mendesak yattu bahaya menunggu
persalinan spontan lebih besar daripada bahaya ekstraksi yang dipaksakan.
INERTIA UTERI DAN OXYTOON
Komplikasi persalinan presentaii bokong yang berbahaya adalah inertia uteri
primer (kerja uterus yang tidak efisien) atau sekunder (ke-lelahan myometrium).
Hall dan kawan-kawan mendapatkan bahwa pada persalinan dengan inertia dan
yang berlangsung lebih dari 30 jam kematian
tianya.
Bahaya pacuan dengan oxyiocin pada presentasi bokong Jebih besar di-
banding presentasi kepala. Jangan dilakukan Dacuan kecuaii ada kepastian
bahwa panggulnya cukup untuk dilewati anak. Pemakaian oxytocin drip dapat
dipertimbangkan untuk kasus-kasus tertentu dengan inertia uteri sekunder
(terutama pada muitipara) yang panggumya cukup iebar dan ke-majuan
persalinan cukup mcmuaskan sampai terjadinya inertia. Pada kasus ini lebih
baik dilakukan percobaan singkat dengan pacuan oxytocin daripada ekstraksi
bokong dan mungkin pacuan diindikasikan sebelum ke-putusan diambii yang
lebih mengarah ke sectiocaesarea.
Setelah bokong mencapai perineum dan harus dilakukan persalinan per
vaginam, oxyiocin drip sangat berharga untuk menjamin lerbs berlangsung-nya
kontraksi uterus yang baik sampai persaltnan selesai.
PRESEIV1ASI BOKONG PADA PRIMIGRAVIDATUA
Ini merupakan kasus yang khusus. Biia semua. keadaaa tueryenangkan maka
boieh dilakukan partus percobaan. Bila ada keragu-raguan tentang mudahnya
persalinan per vaginam maka lebih baik dipilih setrio caesarea.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Friedlander D: Esternal cephalic version in Ihe management of breech
presentation. Am J
Obster Cynecol 95:906, 1%6 Gerber AH: Arrest of the aflcrcoming head In
breech birth caused by chin io pubis rotation. Am
J Obstet Gynecol 109:418. 1S7J Hall IE. Kohl SG. O'Brien F, et al: Breech
presentation and perinatal menni'ty. Am J Obsiet
Gynecol 91:665, 1965
Am J Obstet Gynecol 86:302, 1964 Ncimand KM. Rosenthal AH: Oxytocin in
breech presentation. Am J Obstet Gynecol 93:330.
1965 Tank ES. Davis R, HoltJF, Morle> CW: Mechanism of trauma during
breech delivery. Obstet
Gynecol .18:761, 197] Todd WD. Steer CM: Term breech: review of 1006 term
breech deliveries. Obstet Gynecol 2."
583. 1963