pre susan estes i fix
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Pre Susan Estes i Fix
1/37
LAPORAN KASUS
SPINAL ANESTESI PADA OPERASI SECTIO CESAREA
Diajukan Kepada:
Pembimbing : dr. A. Setyo Heru, S.An
Disusun Oleh :
!o"#m#d A$i H#rdity#n %. &'()((&*&
!. Abby +i#-ono &'&)((&&//
Krin# Perd#n# Lo$o &'&)((&)0/
!uti# R#"mi &'&)((&)12
!e$i# &'&)((&)3&
C"#erunni# Ut#mi &'&)((&)*)
4iny Oto5i#d &2()((&&)'
Ke#niter##n K$ini- De#rtemen Aneteio$ogi d#n Re#nim#i
%AKULTAS KEDOKTERAN 6 UNI4ERSITAS PE!7AN8UNAN
NASIONAL 4ETERAN 9AKARTA;
Rum#" S#-it Umum D#er#" Amb#r#
-
7/26/2019 Pre Susan Estes i Fix
2/37
LE!7AR PEN8ESAHAN KOORDINATOR KEPANITERAAN
ANESTESIOLO8I
Presentasi kasus dengan judul :
ANESTESI SPINAL PADA OPERASI SECTIO CESAREA
Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik
di Bagian Anestesiologi
Rumah Sakit Umum Daerah Ambaraa
Diuun O$e":
!o"#m#d A$i H#rdity#n %. &'()((&*&
!. Abby +i#-ono &'&)((&&//
Krin# Perd#n# Lo$o &'&)((&)0/
!uti# R#"mi &'&)((&)12
!e$i# &'&)((&)3& C"#erunni# Ut#mi &'&)((&)*)
4iny Oto5i#d &2()((&&)'
Te$#" dietu=ui o$e" Pembimbing:
N#m# embimbing T#nd# T#ng#n T#ngg#$
dr. A. Setyo Heru, S.An !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
!enge#"-#n:
Koordinator Kepaniteraan "lmu Anestesiologi
dr. A. Setyo Heru, S.An
-
7/26/2019 Pre Susan Estes i Fix
3/37
-
7/26/2019 Pre Susan Estes i Fix
4/37
KATA PEN8ANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada #uhan $ang Maha %sa karena atas
berkat rahmat dan karunia&'ya penulis dapat menyelesaikan presentasi kasus
yang berjudul (Anestesi Spinal Pada Operasi Se)tio *aesarea+ dengan tepat
aktu! Presentasi kasus ini dibuat sebagai syarat dalam mengikuti kepaniteraan
klinik departemen anestesi dan reanimasi RSUD Ambaraa, Kabupaten
Semarang! #erselesaikan nya laporan ini tidak lah lepas dari bantuan dari berbagai
pihak! Dalam hal ini penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar&besarnyakepada pembimbing utama penulisan presentasi kasus ini yang bertindak selaku
kepala departemen anestesi dan reanimasi RSUD Ambaraa, dr! A! Setyo -eru,
Sp!An!
Semoga laporan presentasi kasus ini dapat berman.aat untuk para pemba)a
yang memba)a nya, dan penulis sebagai manusia tidaklah lepas dari kesalahan
oleh karena itu penulis terbuka terhadap saran dan kritik yang membangun
terhadap penulisan makalah ini berikutnya!
Ambaraa, Mei /012
Penulis
-
7/26/2019 Pre Susan Estes i Fix
5/37
7A7 I
PENDAHULUAN
Kata anestesia diperkenalkan oleh Oli3er 4endell -olmes yang
menggambarkan keadaan tidak sadar yang bersi.at sementara, karena pemberian
obat dengan tujuan untuk menghilangkan nyeri pembedahan! Analgesia ialah
pemberian obat untuk menghilangkan nyeri tanpa menghilangkan kesadaran
pasien! Anestesiologi ialah ilmu kedokteran yang pada aalnya berpro.esi
menghilangkan nyeri dan rumatan pasien sebelum, selama dan sesudah
pembedahan!1
Anestesi adalah )abang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai tindakan
yang meliputi pemberian anestesi, penjagaan keselamatan penderita yang
mengalami pembedahan, pemberian bantuan hidup dasar, pengobatan intensi.
pasien gaat, terapi inhalasi, dan penanggulangan nyeri menahun!1
Anestesi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu anestesi lokal, yaitu suatu
tindakan menghilangkan nyeri lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran, dananestesi umum, yaitu keadaan ketidaksadaran yang re3ersible yang disebabkan
oleh 5at anestesi, disertai hilangnya sensasi sakit pada seluruh tubuh! Sebagian
besar operasi 6 70&78 9 dilakukan dengan anestesi umum, lainnya dengan
anestesi lokal ; regional!1
Dalam penatalaksanaan anestesi pada suatu operasi terdapat beberapa
tahap yang harus dilaksanakan yaitu tahap pra anestesi, tahap penatalaksanaan
anestesi dan pemeliharaan, serta tahap pemulihan dan peraatan pas)a anestesi!
#ahap pra anestesi merupakan tahap persiapan yang sangat menentukan
keberhasilan suatu anestesi! -al yang penting dalam tahap ini adalah menyiapkan
pasien, yang meliputi riayat penyakit pasien, keadaan umum pasien, dan mental
pasien< menyiapkan teknik, obat&obat, dan ma)am anestesi yang digunakan #est .ungsi hati Penyakit hepatobilier
Riayat penyahgunaan al)ohol
#umor dengan metastase ke hepar
10 #es .ungsi thyroid Bedah thyroid
Riayat penyakit thyroid
*uriga abnormalitas endokrin seperti tumor
pituitary
-asil pemeriksaan normal adalah 3alid selama periode aktu, jarak dari
yang 1 minggu 6JB*, ureum, )reatinin, konsentrasi elektrolit, glukosa darah, 1
bulan 6%*@, sampai 2 bulan 6)hest L&ray! Pemeriksaan sebaiknya diulang dalam
keadaan berikut#r#"noid 7$o-
Sejak anestesi spinal ) *ub!arachnoid block +*,- diperkenalkan oleh
August Bier 61=>= pada praktis klinis, teknik ini telah digunakan dengan luas
untuk menyediakan anestesi, terutama untuk operasi pada daerah baah
umbilikus! Kelebihan utama teknik ini adalah kemudahan dalam tindakan,
peralatan yang minimal, memiliki e.ek minimal pada biokimia darah, menjaga
le3el optimal dari analisa gas darah, pasien tetap sadar selama operasi dan
menjaga jalan na.as, serta membutuhkan penanganan post operati. dan analgesia
yang minimal=!
-
7/26/2019 Pre Susan Estes i Fix
21/37
Anestesi regional meliputi / )ara yaitu blok sentral yang meliputi blok
spinal, epidural, dan kaudal! $ang kedua adalah blok peri.er seperti blok pleksus
bra)hialis, aksiler, anestesi regional intra3ena, dan lainnya! Anestesi spinal adalah
pemberian obat anestetik lokal ke dalam ruang subara)hnoid! Anestesi spinal
diperoleh dengan )ara menyuntikkan anestetik lokal ke dalam ruang
subara)hnoid! #erjadi blok sara. yang re3ersibel pada radi/ anterior dan posterior,
radi/ ganglion posterior dan sebagian medula spinalis yang akan menyebabkan
hilangnya akti3itas sensoris, motoris dan otonomC!
#abel C!= "ndikasi, Kontraindikasi, dan Komplikasi Analgesia Spinal
"ndikasi;Kontraindikasi;Komplikasi Keterangan
"ndikasi
#ransurethral prostate)tomy 6blok pada #10
diperlukan karena terdapat iner3asi pada
buli buli ken)ing
-ystere)tomy
*aesarean se)tion 6#2
%3akuasi alat KB yang tertinggal
Semua prosedur yang melibatkanekstrimitas bagian baah seperti
arthroplasty
Prosedur yang melibatkan pel3is dan
perianal
"ndikasi Kontra Absolut
Pasien menolak
De.ormitas pada lokasi injeksi
-ipo3olemia berat
Sedang dalam terapi antikoagulan
*ardia) ouput yang terbatas< seperti stenosisaorta
Peningkatan tekana intrakranial!
"ndikasi Kontra Relati.
"n.eksi sistemik 6sepsis, bakteremia
"n.eksi sekitar tempat penyuntikan
Kelainan neurologis
Kelainan psikis
Bedah lama
Penyakit jantung
-ipo3olemia ringan
'yeri punggung kronis
-
7/26/2019 Pre Susan Estes i Fix
22/37
Komplikasi #indakan
-ipotensi berat
Bradikardia
-ipo3entilasi
#rauma pembuluh darah
#rauma sara.
Mual muntah
@angguan pendengaran
Blok spinal tinggi, atau spinal total
Komplikasi Pas)a #indakan
'yeri tempat suntikan
'yeri punggung
'yeri kepala karena kebo)oran likuor
Retensio urineMeningitis
Persiapan untuk anestesi spinal pada dasarnya sama dengan persiapan pada
anestesi umum! Adapun yang perlu diperhatikan adalah adanya informed consent
dari pasien, pemeriksaan .isik 6lebih diperhatikan terhadap kemungkinan kelainan
spesi.ik seperti kelainan tulang belakang, kondisi pasien yang gemuk sehingga
sulit identi.ikasi prosesus spinosus, dan lainnya, serta pemeriksaan laboratorium
anjuran seperti hemoglobin, hematokrit, P#, dan P##!
Peralatan yag diperlukan dalam anestesi spinal ini terdiri atas peralatan
monitor seperti tekanan darah, nadi, pulse o/ymetri, dan %K@< peralatan
resusitasi;anestesi umum< serta jarum spinal dengan ujung tajam 6ujung bamboo
run)ing, uin)ke&Bab)o)k atau jarum spinal dengan ujung pensil 6pen)il point,
4hite)are!
#eknik anestesi spinal dimulai dengan memposisikan pasien duduk atau
posisi tidur lateral! Posisi ini adalah yang paling sering dikerjakan! Perubahan
posisi berlebihan dalam C0 menit pertama akan menyebabkan menyebarnya obat!
Berikut teknik anesthesia spinal dengan blok subara)hnoid:
1! Setelah dimonitor, tidurkan pasien misalnya dalam posisi dekubitus laterl! Beri
bantal kepala, selain enak untuk pasien juga supaya tulang spinosus mudah
teraba! Posisi lain adalah duduk!
-
7/26/2019 Pre Susan Estes i Fix
23/37
@ambar C!/ Posisi anestesi spinal
/! Perpotongan antara garis yang menghubungkan kedua krista iliaka dengan
tulang punggung ialah EG atau EG&8! #entukan tempat tusukannya, misalnya
E/&C, EC&G, atau EG&8! #usukan pada E1&/ atau di atasnya berisiko trauma
medulla spinalis!
C! Sterilkan tempat tusukan dengan betadin atau alkohol!
G! Beri anestetik lokal pada tempat tusukan, misalnya dengan lidokain 1&/9 /&C
ml!
5. *ara tusukan median atau paramedian! Untuk jarum spinal sebesar // @, /C @
atau /8 @ dapat langsung digunakan! Sedangkan untuk yang ke)il /7 @ atau
/> @, dianjurkan menggunakan introducer 6penuntun jarum, yaitu jarum
suntik biasa semprit 10))! #usukkan introduser sedalam kira&kira / )m agak
sedikit ke arah se.al, kemudian masukkan jarum spinal berikut mandrinnya ke
lubang jarum tersebut! Setelah resistensi menghilang, mandrin jarum spinal
di)abut dan keluar likuor, pasang semprit berisi obat dan obat dapat
dimasukkan pelan&pelan 60,8 ml;detik diselingi aspirasi sedikit, hanya utuk
meyakinkan posisi jarum tetap baik!
Berat jenis )airan serebrospinalis 6*SS pada suhu C7* adalah 1,00C&
1,00=! Anestetik lokal dengan berat jenis sama dengan *SS disebut isobari)!
Anestetik lokal dengan berat jenis lebih besar dari *SS disebut hiperbarik!
Anestetik lokal dengan berat jenis lebih ke)il dari *SS disebut hipobarik!
Anestetik lokal yang sering digunakan adalah jenis hiperbarik diperoleh dengan
men)ampur anestetik lokal dengan dekstrosa! Untuk jenis hipobarik biasanya
digunakan tetrakain diperoleh dengan men)ampur dengan air injeksiC! Ada
beberapa hal yang dapat mempengaruhi blokade sara. pada pemberian anestesi
spinal! Jaktor tersebut antara lain barisitas, posisi pasien selama dan sesaat setelah
injeksi, serta dosis obat! Pada umumnya makin tinggi dosis dan posisi injeksi,
maka le3el anestesi akan semakin tinggi! Oleh karena itu pada posisi supine head
don, )airan hiperbarik akan menyebar ke arah kepala dan )airan hipobarik
menyebar ke kaudal dan sebaliknya pada posisi head up! Sementara pada posisi
-
7/26/2019 Pre Susan Estes i Fix
24/37
lateral, )airan spinal hiperbarik akan bere.ek pada bagian yang lebih rendah dan
)airan hipobarik akan men)apai daerah yang lebih tinggi2!
Obat yang sering digunakan pada anestesi spinal ini adalah bupi3a)aine
hiperbarik dan tetrakain! #oksisitas bupi3a)ain lebih rendah dibandingkan
lido)ain! 4alaupun onset kerja bupi3a)ain lebih lama 610&18 menit dibandingkan
lido)ain 68&10 menit tetapi durasi kerjanya lebih lama yaitu sekitar 61,8&= jam
dibandingkan lido)ain 61&/ jam! Penggunaan lido)ain harus diperhatikan karena
seringkali menyebabkan transient neurologi)al symptoms 6#'S dan )auda eQuine
sindrom! 'amun ada ahli yang menyatakan penggunaan lidokain ini aman pada
anestesi spinal dengan dosis terbatas 20 mg dan dien)erkan C!89! Oleh karena itu
penggunaan bupi3a)aine lebih aman dan lebih e.ekti.2!
2.2 Dur#nte Oer#i d#n !onitoring
#erapi )airan intra3ena dapat terdiri dari in.us kristaloid, koloid, atau
kombinasi keduanya! *airan kristaloid adalah )airan dengan ion lo0 molecular
0eight 6garam dengan atau tanpa glukosa, sedangkan )airan koloid juga
mengandung 5at&5at high molecular 0eightseperti protein atau glukosa polimer
besar! *airan koloid menjaga tekanan onkotik koloid plasma dan untuk sebagian
besar intra3askular, sedangkan )airan kristaloid )epat menyeimbangkan dengan
dan mendistribusikan seluruh ruang )airan ekstraseluler2!
*airan dipilih sesuai dengan jenis kehilangan )airan yang digantikan!
Untuk kehilangan terutama yang melibatkan air, penggantian dengan )airan
hipotonik, juga disebut )airan jenis maintenan)e! ?ika kehilangan melibatkan baikair dan elektrolit, penggantian dengan )airan elektrolit isotonik, juga disebut
)airan jenis repla)ement!
Karena kebanyakan kehilangan )airan intraoperati. adalah isotonik, )airan
jenis repla)ement yang umumnya digunakan! *airan yang paling umum
digunakan adalah larutan Ringer laktat! Meskipun sedikit hipotonik, menyediakan
sekitar 100 mE .ree ater per liter dan )enderung untuk menurunkan natrium
serum 1C0 m%Q ; E, Ringer laktat umumnya memiliki e.ek yang paling sedikit
-
7/26/2019 Pre Susan Estes i Fix
25/37
pada komposisi )airan ekstraseluler dan merupakan menjadi )airan yang paling
.isiologis ketika 3olume besar diperlukan! Kehilangan darah durante operasi
biasanya digantikan dengan )airan RE sebanyak C hingga empat kali jumlah
3olume darah yang hilang2!
#itik trans.usi dapat ditentukan saat preoperasi dari hematokrit dan
estimated blood $olume 6%BH! Pasien dengan hematokrit normal biasanya
ditrans.usi hanya apabila kehilangan lebih dari 10&/09 dari 3olume darah! 4aktu
yang tepat untuk trans.usi ditentukan oleh kondisi pasien dan prosedur operasi
yang dilakukan! ?umlah kehilangan darah yang dibutuhkan untuk menurunkan
hematokrit ke C09 dihitung seperti berikut:
1! stimate -lood olume
Pada orang deasa, %BH dapat dihitung rata&rata 70 ));kgBB! #etapi ada
sumber yang menyebutkan baha %BH pria dihitung dengan 78 ));kgBB dan
anita 28 ));kgBB!
/! stimate the red blood cell $olume6RB*H pada RB*H pre operasi
C! Perkiraan RB*H pada heatokrit C09 6RB*HC09, menunjukkan 3olume
darah normal telah di)apai!G! Menghitung kehilangan sel darah merah jika hematokrit C09 dengan )ara
RB*Hlost RB*Hpreop I RB*HC09!
8! Kehilangan darah yang terjadi RB*Hlost C!
Kehilangan )airan tambahan diperhitungkan sesuai dengan jenis operasi
apakah ringan, sedang atau berat2!
#abel C!> Kebutuhan )airan berdasarkan derajat trauma
Derajat #rauma Kebutuhan )airan tambahanRingan 6herniorrhaphy 0&/ ml;kg
Sedang 6)hole)yste)tomy /&G ml;kg
Berat 6boel rese)tion G&= ml;kg
Salah satu tugas utama dokter anestesi adalah menjaga pasien yang
dianestesi selama operasi! Karena proses monitoring sangat membantu dalam
mempertahankan kondisi pasien, oleh karena itu perlu standard monitoring
-
7/26/2019 Pre Susan Estes i Fix
26/37
intraoperati. yang diadopsi dari ASA, yaitu *tandard -asic ,nesthetic
Monitoring!
Standard ini diterapkan di semua peraatan anestesi alaupun pada kondisi
emergensi, appropriate life support harus diutamakan! Standar ini ditujukan hanya
tentang monitoring anestesi dasar, yang merupakan salah satu komponen
peraatan anestesi! Pada beberapa kasus yang jarang atau tidak la5im 61
beberapa metode monitoring ini mungkin tidak praktis se)ara klinis dan 6/
penggunaan yang sesuai dari metode monitoring mungkin gagal untuk mendeteksi
perkembangan klinis selanjutnya!
Standard "
Personel anestesi yang kompeten harus ada di kamar operasi selama general
anestesi, regional anestesi berlangsung, dan memonitor peraatan anestesi!
Standard ""
Selama semua prosedur anestesi, oksigenasi, 3entilasi, sirkulasi, dan temperature
pasien harus die3alusi terus menerus!
Parameter yang biasanya digunakan untuk monitor pasien selama anestesi
adalah:- Jrekuensi na.as, kedalaman dan karakter
- -eart rate, nadi, dan kualitasnya
- 4arna membran mukosa, dan )apillary re.ill time
- Kedalaman;stadium anestesi 6tonus rahang, posisi mata, akti3itas re.lek
palpebra
- Kadar aliran oksigen dan obat anestesi inhalasi
- Pulse oimetry: tekanan darah, saturasi oksigen, suhu!
(.' !#n#=emen Anetei Pot Oer#i
3.%.1 Reco$ery dari Regional ,nastesi
Pasien yang dilakukan regional anestesi, lebih mudah mengalami re)o3ery
dibandingkan dengan general anestesi! -al ini dikarenakan pasien dalam posisi
sadar, sehingga komplikasi yang terkait air0ay breathing dan circulation lebih
minimal! Meskipun demikian, tetap harus dilakukan pemeriksaan tekanan darah,
nadi, dan .rekuensi na.as sampai pasien benar&benar stabil! Jungsi neuromuskuler
harus dinilai misalnya mengangkat kepala! Monitoring tambahan berupa penilaian
-
7/26/2019 Pre Susan Estes i Fix
27/37
nyeri 6skala deskripti. atau numerik, ada atau tidak mual atau muntah, input dan
output )airan termasuk produksi urin, drainase, dan perdarahan!
3.4.2 5riteria 6ischarge dari P,'7
Semua pasien harus die3aluasi sebelum dikeluarkan dari PA*U
berdasarkan )riteria dis)harge yang diadopsi! Kriteria yang digunakan adalah
Aldrete S)ore! Kriteria ini akan menentukan apakah pasien akan di&dis)harge ke
"ntensi3e *are Unit 6"*U atau ke ruangan biasa!
#abel C!10 Aldrete Skor>
Obyek Kriteria 'ilai
Akti3itas 1! Mampu menggerakkan G ekstremitas/! Mampu menggerakkan / ekstremitas
C! #idak mampu menggerakkan ekstremitas
/1
0
Respirasi 1! Mampu na.as dalam dan batuk
/! Sesak atau perna.asan terbatas
C! -enti na.as
/
1
0
#ekanan darah 1! Berubah sampai /0 9 dari pra bedah
/! Berubah /0&809 dari pra bedah
C! Berubah 809 dari pra bedah
/
1
0Kesadaran 1! Sadar baik dan orientasi baik
/! Sadar setelah dipanggil
C! #ak ada tanggapan terhadap rangsang
/
1
0
4arna kulit 1! Kemerahan
/! Pu)at agak suram
C! Sianosis
/
1
0
'ilai #otal
"dealnya, pasien di&dis)harge bila total skor 10 atau minimal >, tanpa ada nilai 0
pada kriteria penilaian objekti.!
3.4.3 5un"ungan Post!8peratif
%3aluasi post operati. harus dilakukan dalam /GIG= jam setelah operasi dan
di)atat dalam rekam medis pasien! Kunjungan ini harus meliputi re3ie dari
rekam medis, anamnesa terkair perasaan atau keluhan subjekti. post operasi, dan
-
7/26/2019 Pre Susan Estes i Fix
28/37
pemeriksaan .isik serta penunjang, termasuk pemeriksaan kemungkinan
komplikasi seperti muntah, nyeri tenggorokan, kerusakan gigi, )idera sara., )idera
okular, pneumonia, atau perubahan status mental! Bila diperlukan, harus
dilakukan terapi atau konsultasi lebih lanjut10!
2.0 Pemb#"##n Ob#t Anetei y#ng digun#-#n d#$#m metode oer#i ini
?etion #e#re#@ deng#n metode #netei in#$ ?ub #r#"noid b$o-@.
Ondan)entron adalah suatu antagonis 8&-#C, diberikan dengan tujuan
men)egah mual dan muntah pas)a operasi agar tidak terjadi aspirasi dan rasa tidak
nyaman! Menurut penelitian obat ini tidak teratogenik, dapat digunakan pada
kehamilan jika ada indikasi!
Penggunaan bupi3akain dengan dosis 1/,8 mg dikarenakan potensi
bupi3akain sebagai analgetik lokal yang lebih kuat daripada lidokain, namun
tingkat toksisitasnya lebih tinggi! %D80 dan %D>8 bupi3akain adalah sebesar 7,2
mg dan 11 mg!1= %.ek samping yang paling penting dan sering terjadi terutama
adalah hipotensi dan bradikardi. Beberapa peneliti menurunkan dosis bupi3akain
dan menambahkan opioid lipo.ilik intratekal untuk mengurangi hipotensi dan
mempertahankan kualitas anestesia yang baik! Jentanil merupakan opioid lipo.ilik
yang banyak digunakan dan mudah didapat! -unt dkk! menyebutkan baha
penambahan 2,/8&80 m)g .entanil intratekal akan meningkatkan periode analgesia
perioperati. pada anestesia spinal dengan bupi3akain hiperbarik, tetapi tidak
mempengaruhi onset hambatan sensorik dan motorik!18
Pemberian oytoin dan metergin bertujuan untuk men)egah perdarahan
lebih banyak dengan merangsang kontraksi pada uterus!
2.* 7EDAH SESAR ?SECTIO CAESAREA@
Bedah sesar adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 800 gram! Dalam
praktek obstetri modern, pada dasarnya tidak terdapat kontraindikasi untuk
dilakukan bedah sesar! 'amun, bedah sesarjarang diperlukan apabila janin
sudah mati atau terlalu prematur untuk bisa hidup! Penge)ualian untuk
-
7/26/2019 Pre Susan Estes i Fix
29/37
pemerataan tersebut men)akup panggul sempit pada tingkatan tertentu di
mana persalinan per3aginam pada beberapa keadaan tidak mungkin
dilakukan, sebagian besar kasus plasenta pre3ia, dan sebagian besar kasus
letak lintang kasep! 1,G,8!
#abel /!1 Keputusan untuk melakukan tindakansectio caesaria 2
*ectio 'aesariaberulang
T #erjadal
T @agal per3aginam
Distosia
Presentasi yang abnormal
T #rans3erse
T Presentasi bokong
TMultiple gestasion
Fetal 6istress
Riayat penyakit ibu yang jelek
T Preeklamsi
T Penyakit jantung
T Penyakit paru
Perdarahan
T Plasenta pre3ia
TPlacental abruption
Menurut Mo)htar 6/007, Pre %klamsia Dibagi menjadi dua golongan,
yaitu :1
1 Pre&eklamsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut
a! #ekanan darah 1G0;>0 mm-g atau lebih yang diukur pada posisi
berbaring terlentang: atau kenaikan diastolik 18 mm-g atau lebih!C0 pasien masuk kamar operasi, manset dan monitor dipasang!
- ?am 0>!G8 mulai dilakukan anestesi spinal dengan prosedur sebagai
berikut:
a! Pasien diminta duduk dengan punggung .leksi maksimal!
-
7/26/2019 Pre Susan Estes i Fix
32/37
b! Dilakukan tindakan antiseptis pada daerah kulit punggung baah
pasien dengan menggunakan larutan "odin dan alkohol
)! Menggunakan sarung tangan steril, pungsi lumbal dilakukan
dengan menyuntikkan jarum spinal no! /C pada bidang median
dengan arah 10&C0 derajat terhadap bidang hori5ontal ke arah
kranial pada ruang antar 3ertebra lumbal G&8!
d! Setelah jarum sampai di ruang subara)hnoid yang ditandai dengan
menetesnya )airan E*S, stilet di)abut dan disuntikkan bunas)an
6bupi3a)ain 18 mg!
e! Eokasi penyuntikan ditutup dengan plester
.! Pasien dikembalikan pada posisi telentang! Oksigen C liter;menit!g! Operasi dimulai pada pukul 0>!80 4"B, selesai pukul 10!C0 4"B
h! Obat Pre sedasi yang diberikan : Ondansetron, Ranitidin,
Bunas)an! Obat durante sedasi yang diberikan : Oksitosin,
Deamethasone, Milo5! Obat Post Sedasi yang diberikan:
Ketorola)
C. !onitoring d#n L#or#n Anetei Oer#i d#n P## Oer#i
Pre Sedasi Durante Post Sedasi
Keadaan Umum Baik #idak Sadar Baik
#ensi 1=0;110 1C7;>0 1C7;>0
'adi 100 /00 1C0
Respirasi Rate /0 /1 /0
Saturasi => =/ ==
'yeri
Obat Ondansetron,
Ranitidin
Bunas)an
Oksitosin
Deamethasone
Ketorola)
Komplikasi ;
#emuan
& & &
Rekomendasi :
irah baring selama /G jam menggunakan bantal, boleh miring kiri dan kanan
&?ika tidak mual ; muntah, kembung 6&, boleh miring se)ara bertahap, monitor
#anda tanda 3ital
-
7/26/2019 Pre Susan Estes i Fix
33/37
Pada Saat di ruang RR 6pemulihan :
#D : 102 ; =8 mm-g
'adi : 1C8;menitKeadaan Umum Pasien : #ampak Pu)at dan Mengantuk
"nstruksi Post Operasi :
&Raat "*U
rans.usi hole blood C kol. 6disebabkan pasien mengalami kehilangan darah
yang )ukup banyak
&"nj *e.otaim /1 gram
&"nj! Metronida5ole /800
"nstruksi dr! -eru, SpAn&"ntubasi dan Pasang Hentilator
&Pasang "n.us / ?alur
&"njeksi asam traneksamat 1 ampul
7A7 4ANALISIS KASUS
Berdasarkan hasil anamnesis , pemeriksaan .isik dan pemeriksaan
penunjang pasien di diagnosis @1P1A0 hamil C> minggu gemelli dengan KPD
6Ketuban Pe)ah Dini dengan ASA ""! Pasien dianjurkan untuk melahirkan se)ara
se)tion se)area dengan segala resiko yang mungkin terjadi dan pasien sudah
memahami resiko tersebut! Pasien datang dengan rujukan dari bidan masuk ke
"@D RSUD Ambaraa dengan keluhan keluar )airan dari jalan lahir sejak 8 jamSMRS! Pasien juga mengeluh perut terasa ken)eng&ken)eng! #idak ada keluhan
mual maupun muntah! Berdasarkan pemeriksaan .isik pasien diajurkan untuk
operasi se)tion se)area! Menjelang Operasi keadaan pasien )ukup baik, namun
didapatkan tensi yang )ukup tinggi yaitu 1=0;100 mm-g! Pasien sudah
dipuasakan! Pasien dalam keadaan )ukupbaik dan kompos mentis saat akan
menjalani operasi!
Pada operasi ini, digunakan anastesi regional yaitu anestesi spinal 6metode
subara)hnoid blo)k 6SAB! Sebelum dilakukan operasi sudah dilakukan
-
7/26/2019 Pre Susan Estes i Fix
34/37
premedikasi yaitu dengan Ondansetron dan Ranitidin! Dan untuk obat yang
digunakan untuk metode SAB ini adalah Bunas)an! Selama masa operasi, pasien
di maintenan)e O/ C liter ; menit, dan juga diberikan Oksitosin dan
Deamethasone! Deamethasone dalam hal ini sebagai kortikosteroid diberikan
dengan proses menekan reaksi in.lamasi diakibatkan pasien )ukup sering
mengalami batuk! Pemberian ini dimaksudkan untuk mengurangi .rekuensi batuk
karena pasien )ukup sering mengalami batuk selama operasi berlangsung! Pasien
juga diberikan oksitosin!
Ondan)entron adalah suatu antagonis 8&-#C, diberikan dengan tujuan
men)egah mual dan muntah pas)a operasi agar tidak terjadi aspirasi dan rasa tidak
nyaman! Menurut penelitian obat ini tidak teratogenik, dapat digunakan pada
kehamilan jika ada indikasi!
Penggunaan bupi3akain dengan dosis 1/,8 mg dikarenakan potensi
bupi3akain sebagai analgetik lokal yang lebih kuat daripada lidokain, namun
tingkat toksisitasnya lebih tinggi! %D80 dan %D>8 bupi3akain adalah sebesar 7,2
mg dan 11 mg!1= %.ek samping yang paling penting dan sering terjadi terutama
adalah hipotensi dan bradikardi. Beberapa peneliti menurunkan dosis bupi3akain
dan menambahkan opioid lipo.ilik intratekal untuk mengurangi hipotensi dan
mempertahankan kualitas anestesia yang baik! Jentanil merupakan opioid lipo.ilik
yang banyak digunakan dan mudah didapat! -unt dkk! menyebutkan baha
penambahan 2,/8&80 m)g .entanil intratekal akan meningkatkan periode analgesia
perioperati. pada anestesia spinal dengan bupi3akain hiperbarik, tetapi tidak
mempengaruhi onset hambatan sensorik dan motorik!18
Pemberian oytoin bertujuan untuk men)egah perdarahan lebih banyak
dengan merangsang kontraksi pada uterus!
Setelah operasi selesai, pasien segera dipindahkan ke ruang re)o3ery
room! Pasien segera diperiksa nilai kesadarannya menggunkaan AldreteVs s)ore!
Penilaian tersebut men)akup penialaian terhadap kesadaran, arna kulit, akti3itas,
kardio3as)ular, dan respirasi! Pasien mendapatkan nilai Aldrete S)ore = yang
berarti pasien sudah diperbolehkan untuk pindah ke ruangan! -asil tindakan
anestesi yang baik didapatkan dengan persiapan yang baik dan tepat dengan
dimulainya praanestesi, pre medikasi, pemilihan teknik anestesi, pemilhan obat&
-
7/26/2019 Pre Susan Estes i Fix
35/37
obatan anestersi serta melakukan pengaasan tanda&tanda 3ital selama operasi
dan tindakan pas)a operasi!
DA%TAR PUSTAKA
1. *ole MA, Maldonado '! mergency Medicine Practice9 $idence!-ased
Management of *uspected ,ppendicitis &n The mergency 6epartment Hol!1C
'umber 10! /011:1&C/
2. Sarono!&lmu 5ebidanan! %d ""! ?akarta: $ayasan Bina Pustaka! 1>>>
3. -umes D?, Simpson ?,,cute ,ppendicitis. -M. /002
-
7/26/2019 Pre Susan Estes i Fix
36/37
-
7/26/2019 Pre Susan Estes i Fix
37/37