praktikum penyangga laporan

Upload: chalim-aaee

Post on 05-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kimid dasar lanjut

TRANSCRIPT

A. Judul Percobaan: Larutan PenyanggaB. Tanggal Percobaan: Senin, 02 April 2012; 07:00 WIBC. Selesai Percobaan: Senin, 02 April 2012; 09:40 WIBD. Tujuan: mempelajari pengaruh penambahan asam kuat, basa kuat, dan pengenceran terhadap pH larutan penyanggaE. Kajian Teori Pengertian Larutan PenyanggaLarutan penyangga adalah larutan yang tahan terhadap perubahan pH bila sejumlah kecil asam kuat ditambahkan ke dalam larutan ini maka akan terjadi penetralan terhadap basa lemah. Apabila ditambahkan basa kuat maka asam lemah akan ternetralkan. Komponen Larutan Penyangga Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari: Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam. Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa. Komponen larutan penyangga terbagi menjadi: Larutan penyangga yang bersifat asamLarutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain. Larutan penyangga yang bersifat basaLarutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih. Cara kerja larutan penyanggaLarutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga: Larutan penyangga asamAdapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut: Pada penambahan asamPenambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.CH3COO-(aq) + H+(aq) CH3COOH(aq)Karena sebagian besar ion hidrogen yang baru dihilangkan, pH tidak akan berubah terlalu banyak, tetapi karena kesetimbangan ikut terlibat, pH akan sedikit menurun. Pada penambahan basaJika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.CH3COOH(aq) + OH-(aq) CH3COO-(aq) + H2O(l)

Ion hidroksida dapat bergabung dengannya untuk membentuk air. Selama hal itu terjadi, ujung kesetimbangan menggantikannya. Hal ini tetap terjadi sampai sebagian besar ion hidrogen dihilangkan.

Karena kesetimbangan yang terlibat, tidak semua ion hidroksida dihilangkan, karena terlalu banyak. Air yang terbentuk terionisasi kembali menjadi tingkat yang sangat kecil untuk memberikan beberapa ion hidrogen dan ion hidroksida. Larutan penyangga basaAdapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut: Pada penambahan asamJika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.NH3(aq) + H+(aq) NH4+(aq)Ion hidrogen dapat bergabung dengan ion hidroksida tersebut untuk menghasilkan air. Selama hal itu terjadi, ujung kesetimbangan menggantikan ion hidroksida. Hal ini terus terjadi sampai sebagian besar ion hidrogen dihilangkan. Karena kesetimbangan yang terlibat, tidak semua ion hidrogen dihilangkan, hanya sebagian besar. Pada penambahan basaJika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air. Karena itu reaksi sedikit reversibel. Hal ini berarti bahwa sebagian besar (tetapi tidak semuanya) ion hidrogen dihilangkan dari larutan.NH4+(aq) + OH-(aq) NH3(aq) + H2O(l) Pengaruh pengenceran terhadap larutan penyanggaPengenceran larutan akan mengubah semua konsentrasi spesi yang ada dalam larutan, tetapi karena perubahan konsentrasi dirasakan oleh semua spesi maka perbandingan konsentrasi molar pasangan konjugat asam basa tidak berubah. Akibatnya, pH larutan tidak berubah. Indikator BuatanIndikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, indikator universal, fenolptalin, metal jingga, dll. Indikator UniversalIndikator Universal adalah suatu pH indikator untuk menandai kadar keasaman atau kadar kebasaan suatu larutan. Indikator universal adalah gabungan dari beberapa indikator. Larutan indikator universal yang biasa digunakan dalam laboratorium terdiri dari metal jingga (trayek : 2,9-4,0), metal merah (trayek : 4,2-6,3), bromtimol biru (trayek : 6,0-7,6), dan fenolftalein (trayek : 8,3-10,0). Indikator-indikator itu memberi warna yang berbeda bergantung pada pH larutan. Asam SitratAsam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat yang terjadi di dalam mitokondria, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup.Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut).Sifat-sifat fisis asam sitrat dirangkum pada tabel di sebelah kanan. Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan pH larutan. Kandungan Buah NanasNanas dimakan segar atau kalengan atau dijus. Hal ini populer digunakan dalam makanan penutup, salad, sebagai pelengkap hidangan daging dan koktail buah. Popularitas nanas karena rasanya manis-asam yang mengandung gula 15% dan buah asam malat dan sitrat. Hal ini juga tinggi vitamin B1, B2, B6 dan C. Jeruk NipisJeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang bermanfaat. Misalnya: limonen, linalin asetat, geranil asetat, fellandren dan sitral. Selain memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, jeruk nipis juga mengandung asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri (sitral, limonen, felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linali-lasetat, aktilaldehid, nildehid) damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C. Asam sitrat secara alamiahnya terdapat pada buah-buahan. Dahulu asam sitrat ini diisolasi dari buah-buahan yang mempunyai rasa asam seperti buah jeruk. Asam sitrat dihasilkan dalam bentuk Kristal monohidrat (C6H8O7H2O) yang tidak berwarna, tidak berbau, mempunyai rasa yang sangat asam, dan mudah larut dalam air dingin (Suriawira,1985).Dalam kandungan 100 g jeruk nipis, terdapat kalori 51 kal, protein 0,9 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 11,4 g, mineral 0,5 g, kalsium 33 mg, fosfor 23 mg, besi 0,4 mg dan asam askorbat 49 mg. TomatBuah tomat mengandung alkaloid solanin (0,007%), saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid (termasuk rutin), protein, lemak, gula (glukosa, fruktosa), adenine, trigonelin, kholin, tomating, mineral, (Ca, Mg, P, K, Na, Fe, sulfur, chlorine), vitamin (B1, B2, B6, C, E, likopen, niasin), dan histamine. Rutin dapat memperkuat dinding pembuluh darah kapiler. Klorin dan sulfur adalah trace element yang berkasiat detoksikan. Klorin alamiah menstimulir kerja hati dari terjadinya sirosis hati dan penyakit hati lainnya. Likopen adalah pigmen kuning betakaroten pada tomat. Tomatin berkasiat antibiotic. MentimunKandungan zat gizi per 100 gram berat mentimun: energi 12 kalori, protein 0.7gr, lemak 0.1gr, karbohidrat 2.7gr, kalsium 10mg, fospor 21mg, besi 0.3mg, vitamin A 0 RE, vitamin C 8.0mg dan vitamin B 0.3mg. Kandungan mineral yg ada pada mentimun adalah potassium, magnesium, kalium, zat besi dan fospor. Karena kandungan potasium, magnesium dan fosfor ini mentimun bagus sebagai obat alami hipertensi.Kandungan air mentimun sangat tinggi (hingga 90%), sehingga mentimun memiliki efek memperlancar buang air kecil, membantu menghilangkan dan menetralkan toksin (racun), membantu melunturkan bakter-bakteri di sepanjang usus dan dinding kandungan kemih.

F. Rancangan Percobaan yang terdiri dari :1) Alat dan Bahan Alat-alat :1. Tabung reaksi2. Rak tabung reaksi3. Gelas ukur 10 ml dan 50 ml4. Gelas kimia 50 ml5. Lumping dan alu6. Indicator universal Bahan :1. HCl 0,5 M2. CH3COOH 0,5 M3. CH3COONa 0,5 M4. NaOH 0,5 M5. NH4OH 0,5 M6. NaCl 0,5 M7. NH4Cl 0,5 M8. Aquades9. Buah nanas10. Buah jeruk (jeruk nipis)11. Tomat12. Mentimun13. Minuman (sprite)

2) Langkah-langkah Percobaan1.Pembuatan larutan dari buah-buahan

Buah-buahan Tampung pada gelas kimiaPeras buah untuk mendapatkan sari

Ditambahkan aquades sebanyak 10 kali volume sari Disaring sari buah yang telah diencerkan Sari buah yang berlabelDiberi label

Pada percobaan pembuatan larutan dari buah-buahan hal yang dilakukan pertama adalah menyiapkan buah-buahan yang akan dibuat larutannya yaitu nanas, jeruk nipis, tomat, dan timun. Setelah itu buah-buah tersebut diperas untuk mendapatkan sarinya dan menampungnya dalam gelas kimia 50 ml lalu menambahkan aquades sebanyak 10 kali volume sari buah yang diperoleh. Jika buahnya keras potong kecil-kecil dan tumbuk dalam lumpang. Setelah diencerkan sari buah tersebut disimpan dalam gelas kimia yang telah diberi label sesuai nama buah.

10

4 mlLarutanMinuman(sprite)4 mlaquades4 mlLarutantimun4 mlLarutantomat4 mlLarutanjeruk4 mlLarutannanas2 ml NaCl+2 ml NaOH2 ml NaCl+2 ml HCl2 ml NH4OH+2 ml NH4Cl2 ml CH3COOH+2ml CH3COONa2.Pengaruh penambahan asam kuat

Ditambahkan 2 tetes indicator universal Dikocok dan dicatat warna larutan Dicatat harga pH dengan membandingkan dengan larutan pembanding Jumlah tetesan HCl yang ditambahkan hingga terjadi perubahan warnaDitambahkan tetesan HCl 0,5 M sampai terjadi perubahan

Pada percobaan pengaruh penambahan asam kuat hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan 10 tabung reaksi yang bersih dan memasukkan masing-masing ke dalam tabung tersebut larutan sebagai berikut:Tabung 1 : 2 ml CH3COOH + 2ml CH3COONaTabung 2: 2 ml NH4OH + 2 ml NH4ClTabung 3: 2 ml NaCl + 2 ml HClTabung 4: 2 ml NaCl + 2 ml NaOHTabung 5: 4 ml larutan nanasTabung 6: 4 ml larutan jeruk nipisTabung 7: 4 ml larutan tomatTabung 8: 4 ml larutan timunTabung 9: 4 ml larutan minuman (sprite)Tabung 10 : 4 ml aquadesLalu menambahkan pada masing-masing larutan diatas 2 tetes indicator universal. Kocok dan catat warna larutan serta harga pH-nya dengan cara membandingkan dengan larutan pembanding. Setelah itu menambahkan ke dalam masing-masing tabung diatas tetes demi tetes larutan HCl 0,5 M sambil mengocoknya ditiap tetesan dan menghitung jumlah tetesan HCl yang ditambahkan hingga terjadi perubahan warna.

2 ml CH3COOH+2ml CH3COONa2 ml NH4OH+2 ml NH4Cl2 ml NaCl+2 ml HCl2 ml NaCl+2 ml NaOH4 mlLarutannanas4 mlLarutanjeruk4 mlLarutantomat4 mlLarutantimun4 mlaquades4 mlLarutanMinuman(sprite)3.Pengaruh penambahan basa kuat

Ditambahkan 3 tetes indicator universal Dikocok dan dicatat warna larutan Dicatat harga pH dengan membandingkan dengan larutan pembanding Jumlah tetesan HCl yang ditambahkan hingga terjadi perubahan warnaDitambahkan tetesan NaOH 0,5 M sampai terjadi perubahan

Pada percobaan pengaruh penambahan basa kuat hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan 10 tabung reaksi yang bersih dan memasukkan masing-masing ke dalam tabung tersebut larutan sebagai berikut:Tabung 1 : 2 ml CH3COOH + 2ml CH3COONaTabung 2: 2 ml NH4OH + 2 ml NH4ClTabung 3: 2 ml NaCl + 2 ml HClTabung 4: 2 ml NaCl + 2 ml NaOHTabung 5: 4 ml larutan nanasTabung 6: 4 ml larutan jeruk nipisTabung 7: 4 ml larutan tomatTabung 8: 4 ml larutan timunTabung 9: 4 ml larutan minuman (sprite)Tabung 10 : 4 ml aquadesLalu menambahkan pada masing-masing larutan diatas 3 tetes indicator universal. Kocok dan catat warna larutan serta harga pH-nya dengan cara membandingkan dengan larutan pembanding. Setelah itu menambahkan ke dalam masing-masing tabung diatas tetes demi tetes larutan NaOH 0,5 M sambil mengocoknya ditiap tetesan dan menghitung jumlah tetesan NaOH yang ditambahkan hingga terjadi perubahan warna.

G.

16

H. Hasil PengamatanNO. PERCOBAANHIPOTESISHASIL PENGAMATANKESIMPULAN

1.Warna awal ekstrak: Larutan nanas : kuning (++) Larutan jeruk nipis : kuning (+) Larutan tomat: merah Larutan mentimun: hijauSetelah diencerkan dan disaring: Larutan nanas : tidak berwarna Larutan jeruk nipis : tidak berwarna Larutan tomat: tidak berwarna Larutan mentimun: tidak berwarnaWarna awal ekstrak: Larutan nanas : kuning (++) Larutan jeruk nipis : kuning (+) Larutan tomat: merah Larutan mentimun: hijauSetelah diencerkan dan disaring: Larutan nanas : tidak berwarna Larutan jeruk nipis : tidak berwarna Larutan tomat: tidak berwarna Larutan mentimun: tidak berwarna

Hasil percobaan sesuai dengan hipotesis yaitu Warna awal ekstrak: Larutan nanas : kuning (++) Larutan jeruk nipis : kuning (+) Larutan tomat: merah Larutan mentimun: hijauSetelah diencerkan dan disaring: Larutan nanas : tidak berwarna Larutan jeruk nipis : tidak berwarna Larutan tomat: tidak berwarna Larutan mentimun: tidak berwarna

2.Warna larutan sebelum ditetesi indicator universal: CH3COOH + CH3COONa: tidak berwarna NH4OH + NH4Cl: tidak berwarna NaCl + HCl: tidak berwarna NaCl + NaOH: tidak berwarna Larutan Nanas: tidak berwarna Larutan Jeruk nipis: tidak berwarna Larutan Tomat: tidak berwarna Larutan Mentimun: tidak berwarna Larutan Sprite: tidak berwarna Aquades: tidak berwarnaWarna larutan setelah ditetesi indicator universal: CH3COOH + CH3COONa: jingga NH4OH + NH4Cl: ungu NaCl + HCl: jingga NaCl + NaOH: ungu Larutan Nanas: jingga Larutan Jeruk nipis: jingga Larutan Tomat: jingga Larutan Mentimun: kuning Larutan Sprite: jingga Aquades: hijauYang termasuk larutan penyangga adalah: CH3COOH + CH3COONa NH4OH + NH4Cl Larutan Nanas Larutan Jeruk nipis Larutan Tomat Larutan Sprite

Yang bukan termasuk larutan penyangga adalah: Tabung 3 yaitu NaCl + HCl Tabung 4 yaitu NaCl + NaOH Larutan mentimun AquadesWarna larutan setelah ditetesi indicator universal:Tabung 1 : jingga, pH= 4Tabung 2 : ungu, pH= 11Tabung 3 : jingga, pH= 3Tabung 4 : ungu, pH= 11-12Tabung 5 : jingga, pH= 4Tabung 6 : jingga, pH= 3-4Tabung 7 : jingga. pH= 4Tabung 8 : hijau, pH= 6-7Tabung 9 : jingga, pH= 4Tabung 10 : hijau, pH= 7

Jumlah tetesan HCl:Tabung 1 : 21 tetes, pH= 2-3Tabung 2 : 17 tetes. pH= 10Tabung 3 : 8 tetes, pH= 3Tabung 4 : 4 tetes, pH= 11Tabung 5 : 21 tetes, pH= 3-4Tabung 6 : 18 tetes, pH= 3Tabung 7 : 21 tetes, pH= 3-4Tabung 8 : 1 tetes, pH= 3-4Tabung 9 : 22 tetes, pH= 2-3Tabung 10 : 1 tetes, pH= 4 Hasil percobaan sesuai dengan hipotesis.Larutan penyangga membutuhkan banyak tetesan HCl untuk merubah warna atau pH.Yang termasuk larutan penyangga adalah: CH3COOH + CH3COONa NH4OH + NH4Cl Larutan Nanas Larutan Jeruk nipis Larutan Tomat Larutan Sprite

Yang bukan termasuk larutan penyangga adalah yang tidak membutuhkan banyak tetesan NaOH untuk merubah warna atau pH diantaranya sebagai berikut: Tabung 3 yaitu NaCl + HCl Tabung 4 yaitu NaCl + NaOH Larutan mentimun Aquades

3.Warna larutan sebelum ditetesi indicator universal: CH3COOH + CH3COONa: tidak berwarna NH4OH + NH4Cl: tidak berwarna NaCl + HCl: tidak berwarna NaCl + NaOH: tidak berwarna Larutan Nanas: tidak berwarna Larutan Jeruk nipis: tidak berwarna Larutan Tomat: tidak berwarna Larutan Mentimun: tidak berwarna Larutan Sprite: tidak berwarna Aquades: tidak berwarnaWarna larutan setelah ditetesi indicator universal: CH3COOH + CH3COONa: jingga NH4OH + NH4Cl: ungu NaCl + HCl: jingga NaCl + NaOH: ungu Larutan Nanas: jingga Larutan Jeruk nipis: jingga Larutan Tomat: jingga Larutan Mentimun: kuning Larutan Sprite: jingga Aquades: hijauYang termasuk larutan penyangga adalah: CH3COOH + CH3COONa NH4OH + NH4Cl Larutan Nanas Larutan Jeruk nipis Larutan Tomat Larutan Sprite

Yang bukan termasuk larutan penyangga adalah: Tabung 3 yaitu NaCl + HCl Tabung 4 yaitu NaCl + NaOH Larutan mentimun AquadesWarna larutan setelah ditetesi indicator universal:Tabung 1 : jingga, pH= 4Tabung 2 : ungu, pH= 11Tabung 3 : jingga, pH= 3Tabung 4 : ungu, pH= 11-12Tabung 5 : jingga, pH= 4Tabung 6 : jingga, pH= 3-4Tabung 7 : jingga. pH= 4Tabung 8 : hijau, pH= 6-7Tabung 9 : jingga, pH= 4Tabung 10 : hijau, pH= 7

Jumlah tetesan NaOH:Tabung 1 : 20 tetes, pH= 4-5Tabung 2 : 20 tetes. pH= 11-12Tabung 3 : 7 tetes, pH= 4-5Tabung 4 : 11 tetes, pH= 12-13Tabung 5 : 3 tetes, pH= 11-12Tabung 6 : 15 tetes, pH= 6-7Tabung 7 : 2 tetes, pH= 12-13Tabung 8 : 1 tetes, pH= 12Tabung 9 : 7 tetes, pH= 6-7Tabung 10 : 1 tetes, pH= 13

Terdapat ketidaksesuaian antara hasil pengamatan dengan hipotesis yaitu pada larutan nanas, tomat, dan sprite.Yang termasuk larutan penyangga adalah: CH3COOH + CH3COONa NH4OH + NH4Cl Larutan Nanas Larutan Jeruk nipis Larutan Tomat Larutan Sprite

Yang bukan termasuk larutan penyangga adalah yang tidak membutuhkan banyak tetesan NaOH untuk merubah warna atau pH diantaranya sebagai berikut: Tabung 3 yaitu NaCl + HCl Tabung 4 yaitu NaCl + NaOH Larutan mentimun Aquades

I. Analisa DataPada percobaan pertama yaitu pembuatan larutan dari buah-buahan, kami menyiapkan buah-buahan seperti nanas, jeruk, tomat, dan mentimun lalu ditumbuk dan disaring untuk mendapatkan ekstraknya. Hasil ekstrak yang kami dapatkan adalah 5 ml yang kemudian diencerkan dengan aquades sampai 50 ml. Hasil pengenceran tersebut yang akan digunakan untuk mengetahui apakah ekstrak tersebut termasuk larutan penyangga atau tidak.Pada percobaan yang kedua yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan asam kuat pada larutan penyangga, maka pada setiap tabung ditambahkan tetes demi tetes larutan HCl 0,5 M. Namun, sebelumnya ke 10 tabung diberikan indicator universal sebanyak 2 tetes. Untuk larutan yang termasuk larutan penyangga membutuhkan tetesan HCl lebih banyak daripada larutan yang bukan termasuk larutan penyangga, maka didapatkan hasil percobaan sebagai berikut: Setelah ditetesi indicator Pada tabung 1 berisi larutan CH3COOH(aq) + CH3COONa (aq) : larutan berwarna jingga dengan pH= 4 Pada tabung 2 berisi larutan NH4OH(aq) + NH4Cl(aq) : larutan berwarna ungu dengan pH= 11 Pada tabung 3 berisi larutan NaCl(aq) + HCl(aq) : larutan berwarna jingga dengan pH= 3-4 Pada tabung 4 berisi larutan NaCl(aq) + NaOH(aq) : larutan berwarna ungu dengan pH= 11-12 Pada tabung 5 berisi larutan nanas : larutan berwarna jingga dengan pH= 4 Pada tabung 6 berisi larutan jeruk nipis : larutan berwarna jingga dengan pH= 3-4 Pada tabung 7 berisi larutan tomat : larutan berwarna jingga dengan pH= 4 Pada tabung 8 berisi larutan mentimun : larutan berwarna hijau dengan pH= 6-7 Pada tabung 9 berisi larutan sprite : larutan berwarna jingga dengan pH= 4 Pada tabung 10 berisi aquades : larutan berwarna hijau dengan pH= 7 Setelah ditetesi HCl Pada tabung 1 : setelah ditetesi 21 tetes larutan HCl, larutan CH3COOH(aq) + CH3COONa (aq) mengalami perubahan pH dari pH= 4 menjadi 2-3. Larutan ini termasuk larutan penyangga karena membutuhkan tetesan HCl lebih banyak. Berikut reaksinya: Buffer asam : CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(s) + H2O(l)Ditambah sedikit asam yaitu HCl yang bereaksi adalah garam dari asam lemahCH3COO-(aq) + H+ CH3COOH(aq)Kesetimbangan bergeser kearah kiri yaitu reaktan Pada tabung 2 : setelah ditetesi 17 tetes larutan HCl, larutan NH4OH(aq) + NH4Cl(aq) mengalami perubahan pH dari pH=11 menjadi 10. Larutan ini termasuk larutan penyangga karena membutuhkan tetesan HCl lebih banyak. Berikut reaksinya: Buffer basa : NH4OH(aq) + HCl(aq) NH4Cl(aq) + H2O(l)Ditambah sedikit asam yaitu HCl yang bereaksi adalah basa lemahnyaNH4OH(aq) + H+ NH4+ + H2O tetapi biasa ditulis NH3 + H+ NH4+Kesetimbangan bergeser kearah kanan yaitu produk Pada tabung 3 : setelah ditetesi 8 tetes larutan HCl, larutan NaCl(aq) + HCl(aq) mengalami perubahan pH dari pH=3-4 menjadi 3. Larutan ini bukan termasuk larutan penyangga tetapi membutuhkan tetesan HCl lebih banyak. Pada tabung 4 : setelah ditetesi 4 tetes larutan HCl, larutan NaCl(aq) + NaOH(aq) mengalami perubahan pH dari pH=11-12 menjadi 11. Larutan ini bukan termasuk larutan penyangga sehingga membutuhkan tetesan HCl lebih sedikit. Pada tabung 5 : setelah ditetesi 21 tetes larutan HCl, larutan nanas mengalami perubahan pH dari pH= 4 menjadi 2-3. Larutan ini termasuk larutan penyangga karena membutuhkan tetesan HCl lebih banyak. Pada tabung 6 : setelah ditetesi 18 tetes larutan HCl, larutan jeruk nipis mengalami perubahan pH dari pH=3-4 menjadi 3. Larutan ini termasuk larutan penyangga karena membutuhkan tetesan HCl lebih banyak. Pada tabung 7 : setelah ditetesi 21 tetes larutan HCl, larutan tomat mengalami perubahan pH dari pH=4 menjadi 3-4. Larutan ini termasuk larutan penyangga karena membutuhkan tetesan HCl lebih banyak. Pada tabung 8 : setelah ditetesi 1 tetes larutan HCl, larutan timun mengalami perubahan pH dari pH=6-7 menjadi 3-4. Larutan ini bukan termasuk larutan penyangga sehingga membutuhkan tetesan HCl lebih sedikit. Pada tabung 9 : setelah ditetesi 22 tetes larutan HCl, minuman sprite mengalami perubahan pH dari pH=4 menjadi 2-3. Larutan ini termasuk larutan penyangga karena membutuhkan tetesan HCl lebih banyak. Pada tabung 10 : setelah ditetesi 1 tetes larutan HCl, aquades mengalami perubahan pH dari pH=7 menjadi 4. Larutan ini bukan termasuk larutan penyangga sehingga membutuhkan tetesan HCl lebih sedikit.Pada percobaan yang ketiga yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan basa kuat pada larutan penyangga, maka pada setiap tabung ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 0,5 M. Namun, sebelumnya ke 10 tabung diberikan indicator universal sebanyak 3 tetes. Untuk larutan yang termasuk larutan penyangga membutuhkan tetesan NaOH lebih banyak daripada larutan yang bukan termasuk larutan penyangga, maka didapatkan hasil percobaan sebagai berikut: Setelah ditetesi indicator Pada tabung 1 berisi larutan CH3COOH(aq) + CH3COONa (aq) : larutan berwarna jingga dengan pH= 4 Pada tabung 2 berisi larutan NH4OH(aq) + NH4Cl(aq) : larutan berwarna ungu dengan pH= 11 Pada tabung 3 berisi larutan NaCl(aq) + HCl(aq) : larutan berwarna jingga dengan pH= 3-4 Pada tabung 4 berisi larutan NaCl(aq) + NaOH(aq) : larutan berwarna ungu dengan pH= 11-12 Pada tabung 5 berisi larutan nanas : larutan berwarna jingga dengan pH= 4 Pada tabung 6 berisi larutan jeruk nipis : larutan berwarna jingga dengan pH= 3-4 Pada tabung 7 berisi larutan tomat : larutan berwarna jingga dengan pH= 4 Pada tabung 8 berisi larutan mentimun : larutan berwarna hijau dengan pH= 6-7 Pada tabung 9 berisi larutan sprite : larutan berwarna jingga dengan pH= 4 Pada tabung 10 berisi aquades : larutan berwarna hijau dengan pH= 7 Setelah ditetesi NaOH Pada tabung 1 : setelah ditetesi 20 tetes larutan NaOH, larutan CH3COOH(aq) + CH3COONa (aq) mengalami perubahan pH dari pH= 4 menjadi 4-5. Larutan ini termasuk larutan penyangga karena membutuhkan tetesan NaOH lebih banyak. Berikut reaksinya: Buffer asam : CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(s) + H2O(l)Ditambah sedikit basa yaitu NaOH yang bereaksi adalah asam lemahnya.CH3COOH(aq) + OH- CH3COO-(aq) + H2O(l)Kesetimbangan bergeser kearah kanan yaitu produk Pada tabung 2 : setelah ditetesi 20 tetes larutan NaOH, larutan NH4OH(aq) + NH4Cl(aq) mengalami perubahan pH dari pH=11 menjadi 11-12. Larutan ini termasuk larutan penyangga karena membutuhkan tetesan NaOH lebih banyak. Berikut reaksinya: Buffer basa : NH4OH(aq) + HCl(aq) NH4Cl(aq) + H2O(l)Ditambah sedikit asam yaitu HCl yang bereaksi adalah garam dari basa lemahnyaNH4Cl(aq) + OH- NH4OH(aq) + Cl- tetapi biasa ditulis NH4++ H+ NH4OH(aq)Kesetimbangan bergeser kearah kiri yaitu reaktan Pada tabung 3 : setelah ditetesi 7 tetes larutan NaOH, larutan NaCl(aq) + HCl(aq) mengalami perubahan pH dari pH=3-4 menjadi 4-5. Larutan ini bukan termasuk larutan penyangga tetapi membutuhkan tetesan NaOH lebih banyak. Pada tabung 4 : setelah ditetesi 11 tetes larutan NaOH, larutan NaCl(aq) + NaOH(aq) mengalami perubahan pH dari pH=11-12 menjadi 12-13. Larutan ini bukan termasuk larutan penyangga sehingga membutuhkan tetesan NaOH lebih sedikit. Pada tabung 5 : setelah ditetesi 3 tetes larutan NaOH, larutan nanas mengalami perubahan pH dari pH= 4 menjadi 11-12. Larutan ini termasuk larutan penyangga karena membutuhkan tetesan NaOH lebih banyak. Pada tabung 6 : setelah ditetesi 15 tetes larutan NaOH, larutan jeruk nipis mengalami perubahan pH dari pH=3-4 menjadi 6-7. Larutan ini termasuk larutan penyangga karena membutuhkan tetesan NaOH lebih banyak. Pada tabung 7 : setelah ditetesi 2 tetes larutan NaOH, larutan tomat mengalami perubahan pH dari pH=4 menjadi 12-13. Larutan ini termasuk larutan penyangga karena membutuhkan tetesan NaOH lebih banyak. Pada tabung 8 : setelah ditetesi 1 tetes larutan NaOH, larutan timun mengalami perubahan pH dari pH=6-7 menjadi 12. Larutan ini bukan termasuk larutan penyangga sehingga membutuhkan tetesan HCl lebih sedikit. Pada tabung 9 : setelah ditetesi 7 tetes larutan NaOH, minuman sprite mengalami perubahan pH dari pH=4 menjadi 6-7. Larutan ini termasuk larutan penyangga karena membutuhkan tetesan NaOH lebih banyak. Pada tabung 10 : setelah ditetesi 1 tetes larutan NaOH, aquades mengalami perubahan pH dari pH=7 menjadi 13. Larutan ini bukan termasuk larutan penyangga sehingga membutuhkan tetesan NaOH lebih sedikit.Terdapat ketidaksesuaian antara hasil pengamatan dengan hipotesis yaitu pada tabung 5 (nanas), tabung 7 (tomat), dan tabung 9 (sprite) yang seharusnya membutuhkan tetesan NaOH lebih banyak. Namun ternyata, hanya sedikit tetesan NaOH saja pada ketiga tabung tersebut sudah mengalami perubahan warna.J. PembahasanPada percobaan larutan penyangga penambahan asam kuat dibutuhkan tetesan yang lebih banyak dan yang bukan merupakan larutan penyangga hanya membutuhkan sedikit tetesan untuk dapat berubah warna. Tetapi, pada tabung ke-3 yang berisi larutan NaCl(aq) + HCl(aq) bukan merupakan larutan penyangga, namun membutuhkan tetesan HCl lebih banyak. Hal ini dikarenakan adanya penambahan senyawa yang sama dengan konsentrasi yang sama pula. Oleh sebab itu, tidak mempengaruhi perubahan pH yang signifikan.Pada percobaan larutan penyangga penambahan basa kuat dibutuhkan tetesan yang lebih banyak dan yang bukan merupakan larutan penyangga hanya membutukan sedikit tetesan untuk dapat berubah warna. Tetapi, pada tabung ke-4 yang berisi larutan NaCl(aq) + NaOH(aq) bukan merupakan larutan penyangga, namun membutuhkan tetesan NaOH lebih banyak. Hal ini dikarenakan adanya penambahan senyawa yang sama dengan konsentrasi yang sama pula. Oleh sebab itu, tidak mempengaruhi perubahan pH yang signifikan.Nanas, jeruk nipis, tomat dikatakan sebagai larutan penyangga karena mengandung asam sitrat C6H8O7. Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan pH larutan. Pada buah timun mengandung asam sitrat, tetapi bukan merupakan larutan penyangga karena memilki kandungan air sebesar 90%. Minuman sprite termasuk larutan penyangga karena mengandung Natrium bikarbonat (NaHCO3) atau kerap disebut dengan Bicnat merupakan senyawa garam yang bersifat basa. Bikarbonat bereaksi dengan ion H+ membentuk air dan karbon dioksida. Bikarbonat berfungsi sebagai buffer atau penyangga pada kondisi asidosis. Asidosis merupakan peningkatan asam didalam darah yang disebabkan oleh berbagai keadaan atau penyakit tertentu.Pada percobaan larutan penyangga penambahan basa kuat dibutuhkan tetesan yang lebih banyak dan yang bukan merupakan larutan penyangga hanya membutuhkan sedikit tetesan untuk dapat merubah warna. Terdapat ketidaksesuaian antara hasil pengamatan dengan hipotesis yaitu pada tabung 5 (nanas), tabung 7 (tomat), dan tabung 9 (sprite) yang seharusnya membutuhkan tetesan NaOH lebih banyak. Namun ternyata, hanya sedikit tetesan NaOH saja pada ketiga tabung tersebut sudah mengalami perubahan warna. Hal ini dikarenakan ketidaksesuaian volume larutan dengan molaritas larutan. Sesuai teori, bahwa setiap larutan yang dikatakan larutan penyangga harus memiliki sisa asam atau sisa basa. Mungkin, pada larutan mentimun tidak terdapat sisa asam atau sisa basa, dengan kata lain reaksi yang terjadi adalah hidrolisis.K. Simpulan Penambahan asam kuat, basa kuat dan pengenceran terhadap larutan penyangga tidak mempengaruhi pH yang signifikan. Pada larutan penyangga dibutuhkan tetesan asam kuat dan basa kuat untuk dapat amerubah pH. Larutan penyangga dapat dibuat dengan cara mencampurkan asam lemah dengan basa konjugatnya dan basa lemah dengan asam kojugatnya, serta dapat diperoleh secara alami dalam kehidupan sehari-hari seperti pada buah-buahan dan minuman bersoda. Yang termasuk larutan penyangga adalah: CH3COOH + CH3COONa NH4OH + NH4Cl Larutan Nanas Larutan Jeruk nipis Larutan Tomat Larutan Sprite Yang bukan termasuk larutan penyangga adalah: Tabung 3 yaitu NaCl + HCl Tabung 4 yaitu NaCl + NaOH Larutan mentimun Aquades

L. Jawaban PertanyaanPertanyaan :1. Berdasarkan hasil percobaan no. 3 dan no. 4 menurut anda larutan apa yang merupakan larutan peyangga ?2. Apa yang terjadi jika campuran CH3COOH+ CH3COONa dan campuran NH4Cl+NH4OH masing-masing ditambahi HCl ?3. Seperti no. 2 apa tetapi pada campuran yang ditambahkan NaOH ?Jawaban :1. Larutan yang termasuk larutan penyangga adalah Larutan nanas Larutan tomat Larutan jeruk nipis Minuman sprite Larutan CH3COOH+ CH3COONa Larutan NH4Cl+NH4OH2. Jika campuran CH3COOH+ CH3COONa dan campuran NH4Cl+NH4OH masing-masing ditambahi HCl, maka tidak akan terjadi perubahan warna dan perubahan harga pH3. Jika campuran CH3COOH+ CH3COONa dan campuran NH4Cl+NH4OH masing-masing ditambahi NaOH, tidak akan terjadi perubahan warna dan perubahan harga pH

M. Daftar Pustakaapotekerbercerita.wordpress.com/2011/04/23/infus-bicnat.diakses 06 April 2012, pukul 20:05 WIBchem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/kesetimbangan_asam_basa/larutan_penyangga. diakses 29 Maret 2012, pukul 00:56 WIBDasar, T. K. (2012). Penuntun Praktikum KIMIA DASAR LANJUT. Surabaya:Unipress.id.wikipedia.org/wiki/Larutan_penyangga. diakses 29 Maret 2012, pukul 00:55 WIBkimia.upi.edu/staf/nurul/Web%202011/0802658/materi3.html. diakses 29 Maret 2012, pukul 00:56 WIB

LAMPIRAN

tabung 1, 2, 3, 4, 5, 6 setelah ditetesi indicator universal dan HCl

tabung 7 setelah ditetesi indicator universal dan HCl

tabung 8 setelah ditetesi indicator universaltabung 9 setelah ditetesi indicator universal

tabung 9 dan 10 setelah ditetesi HCltabung 7 dan 8 setelah ditetesi HCl

tabung 7 dan 9 setelah ditetesi NaOHtabung 1, 2, 3, 4, 5, 6 setelah ditetesi NaOH

Tabung 8 dan 10 setelah ditetesi NaOH