prakarya kelas xi k13

28
PRAKARYA BUDIDAYA IKAN PATIN

Upload: dewi-inne

Post on 09-Feb-2017

324 views

Category:

Education


10 download

TRANSCRIPT

Page 2: PRAKARYA KELAS XI K13

Kelompok patinAnggota kelompok :

1. Ardhan Ar-Rasyid (04)2. Arini Miftaqul Jannah (06)3. Dewi Inne Kumalasari (12)4. Millenia Rosyi Datul M (22)5. Muh.Reza Santosa P (23)6. Revy Crismona Delia (26)7. Widyastuti Nur Al-Amin (31)

SMA N 1 NGAWITAHUN PELAJARAN 2015/2016

Page 3: PRAKARYA KELAS XI K13

A.Persiapan Sarana dan Prasarana

Page 4: PRAKARYA KELAS XI K13

1.KolamLokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir.

Kolam dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2‐5% sehingga memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.

1.Kolam pemeliharaan induk Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas

pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan pelet, maka untuk

100 kg induk memerlukan luas 150‐200 meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok

atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.

 

Page 5: PRAKARYA KELAS XI K13

2.Kolam pemijahanTempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg

memerlukan luas kolam sekitar 18 m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat

dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan

pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang

masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya. 

3.Kolam pendederanBentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini

biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25‐500 m2 dan pendederan lanjutan 500‐1000 m2 per petak. Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi

kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan.

Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.

Page 6: PRAKARYA KELAS XI K13

2.AirKualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih,

tidak terlalu keruhdan tidak tercemar bahan bahan kimia ‐beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kualitas air harus

diperhatikan, untuk menghindari timbulnya jamur, maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur

(Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter).Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva

di akuariumadalah antara 26 28 derajat C. Pada daerah daerah yang ‐ ‐suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas)

untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil. Keasaman air berkisar antara: 6,5 7‐

Page 7: PRAKARYA KELAS XI K13

B.Pemeliharaan Induk Atau Pemijahan Induk

Page 8: PRAKARYA KELAS XI K13

1.Syarat-syarat indukan yang baik

1.Menyiapkan Bibit

Bibit yang hendak dipijahkan bisa berasal dari hasil pemeliharaan dikolam sejak kecil atau hasil tangkapan dialam ketika musim pemijahan tiba. Induk yang ideal adalah dari kawanan patin

dewasa hasil pembesaran dikolam sehingga dapat dipilihkan induk yang benar benar ‐berkualitas baik.

2.Perlakuan dan Perawatan Bibit

Induk patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara khusus di dalam sangkar terapung. Selama pemeliharaan, induk ikan diberi makanan khusus yang banyak mengandung protein. Upaya untuk memperoleh induk matang telur yang pernah dilakukan oleh Sub Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Palembang adalah dengan memberikan makanan berbentuk gumpalan (pasta) dari bahan bahan pembuat makanan ayam dengan komposisi tepung ikan ‐

35%, dedak halus 30%, menir beras 25%, tepung kedelai 10%, serta vitamin dan mineral 0,5%. Makanan diberikan lima hari dalam seminggu sebanyak 5% setiap hari dengan pembagian pagi hari 2,5% dan sore hari 2,5%. Selain itu, diberikan juga rucah dua kali seminggu sebanyak 10%

bobot ikan induk. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad.

Page 9: PRAKARYA KELAS XI K13

Ciri ciri induk patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan ‐adalah sebagai berikut :

a.Induk betina• Umur tiga tahun.• Ukuran 1,5 2 kg.‐

• Perut membesar ke arah anus.• Perut terasa empuk dan halus bila di raba. Kloaka membengkak

dan berwarna merah tua. Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.‐• kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur

yang bentuknya bundar dan besarnya seragam.b.Induk jantan

• Umur dua tahun.• Ukuran 1,5 2 kg.‐

• Kulit perut lembek dan tipis.• Bila diurut akankeluar cairan sperma berwarna putih.• Kelamin membengkak dan berwarna merah tua

Page 10: PRAKARYA KELAS XI K13

Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam akuarium berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm. Setiap

akuarium diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium. Aerator ditempatkan pada setiap akuarium agar keperluan

oksigen untuk benih dapat tercukupi. Untuk menjaga kestabilan suhu ruangan dan suhu air digunakan heater atau

dapat menggunakan kompor untuk menghemat dana.Benih umur sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa

yolk sac atau kuning telur. Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang

direbus. Selanjutnya berangsur angsur diganti dengan ‐makanan hidup berupa Moina cyprinacea atau yang biasa

dikenal dengan kutu air dan jentik nyamuk.

Page 11: PRAKARYA KELAS XI K13

2.Ciri-ciri indukan yang siap di pijah

1.Induk betina• Umur tiga tahun.• Ukuran 1,5–2 kg.

• Perut membesar ke arah anus.• Perut terasa empuk dan halus bila di raba.• Kloaka membengkak dan berwarna merah tua.• Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.

•Kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam.

2.Induk jantan• Umur dua tahun.• Ukuran 1,5–2 kg.

• Kulit perut lembek dan tipis.• Bila diurut akankeluar cairan sperma berwarna putih.

Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.

Page 12: PRAKARYA KELAS XI K13

3.Perbandingan jantan dan betina saat pemijahan

Perbandingannya adalah 2:3 yaitu 2 untuk jantan dan 3 untuk betina.

Page 13: PRAKARYA KELAS XI K13

4.Proses PemijahanPemijahan ikan patin tidak bisa di lakukan secara alami ikan patin yang sudah di suntik itu di

lepaskan di kolam pembenihan untuk menuggu pasangan induk patin kawin dengan sendirinya, Pemijahan dengan suntikan ini harus di bantu lagi dengan lamgkah berikut yaitu

pengurutan (stripping). 

Cara maupun pengurutan harus sesuai dengan prosedur yang sudah di tentukan yaitu perut di urut pelan-pelan dari bagian depan (dada) ke arah belakan dengan menggunakan jari tengah dan jempol. jika sudah waktunya yaitu dekat dengan tanda-tanda ovulasi atau sekitar 8 - 12 jam dari penyuntikan kedua, induk betina di tangkap dengan menggunakan kain hapa. hal yang sama di

lakukan juga untuk induk jatan. siapkan baremail yang bersih. Cara yang akan di lakukan ini dinamakan dengan metode dry stripping atau metode kering. Perut

induk betina di urut pelan-pelan belakang dan telur yang keluar di tampung dalam piring beremail tersebut. setelah itu perut induk jantan juga diurut agar spermanya keluar. Kemudian telur dan sperma di aduk sampai rata dengan menggunkan bulu ayam selama sekitar 0,5 menit selanjutnya kedalam campuran telur dan sperma itu di tuangkan air bersih sedikit demi sedikit

sambil terus di aduk selama kurang lebih 2 menit. Kemudian air du buang dan di ganti dengan air yang bersih baru atau di bilas. pembilasan di lakukan dua atau sampai tiga kali hingga sisa sperma

dan sebagian gelembung minyak pada telur berkurang.

Page 14: PRAKARYA KELAS XI K13

C.Penetasan telur

Page 15: PRAKARYA KELAS XI K13

1.Cara Induk Menetaskan Telur

Karena Ikan patin budidaya ,berkembang biak dengan pemijahan buatan,maka penetasan telur di tangani oleh manusia yaitu :Telur di sebarkan merata

kedalam hapa yang telah di siapkan sebelumnya di dalam bak yang berisi air bersih yang telah di lengkapi dengan aerator telur ikan ini di jaga agar jangan

sampai bertumpuk karena akan mengakinatkan telur menjadi busuk. 

Untuk itu telur-telur tersebut di sebarkan dengan menggunakan bulu ayam agar telur-telur tidak pecah di bak penetasan telur yang di buahi akan berkembang

sedikit demi sedikit menjadi larva. telur patin yang di buahi akan menetas dalam jangka waktu 28 jam. lihat juga 

BUDIDAYA IKAN PATIN SISTEM MONO KULTUR 

Page 16: PRAKARYA KELAS XI K13

2.Lama Telur Menetas Dari Saat Pemijahan

Telur ikan patin yang di buahi akan menetas dalam jangka waktu 28 jam.

Page 17: PRAKARYA KELAS XI K13

D.Pemeliharaan Larva Dan Benih

Page 18: PRAKARYA KELAS XI K13

1.Perlakuan Setelah Telur Menetas

Benih yang berumur 1 hari di pindahkan kedalam akuarium berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm. setiap akuarium di isi dengan air yang sudah di

aerasi kepadatan penebaran benih adalah 500 ekor per akuarium sampai benih berumur satu hari belum tidak diberi makanan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur yang

menepel di perutnya. 

pada hari kedua dan ketiga baru di beri makanan tambahan dari luar yang berupa kuning telur ayam yang di rebus secukupnya.

Larva di pelihara di akuarium hingga berumur 15 hari kemudian binih di deder di dalam kolam yang lebih luas . dan sip di budidaya atau

pembesaran dengan berbagai metode. 

Page 19: PRAKARYA KELAS XI K13

2.Makanan Yang Diberikan dari Larva Hingga Benih

• Larva ikan patin mulai membutuhkan makan dari luar setelah cadangan makanannya yang berupa yolk suck• Larva yang berumur 2 hari diberi pakan berupa artemia sampai berumur 7 hari • Pemberian cacing sutera hingga berumur 14 hari•Pemberian pakan ikan patin dapat dilakukan pada pagi hari dan sore hari (2x sehari), banyaknya pakan yang diberikan untuk patin dalam satu hari sebanyak 3% sampai dengan 5% dari berat tubuh ikan patin yang sedang diperlihara•Untuk sumber pakan tambahan dapat diberikan pellet, ikan-ikan kecil, serta sisa-sisa bahan makanan di dapur. Pakan tambahan dapat diberikan setiap 3 hari sampai dengan 4 hari sekali, hal ini bertujuan untuk merangsang nafsu makan ikan.

Page 20: PRAKARYA KELAS XI K13

3.Perawatan Air Dan Kolam

Jenis kolam yang bisa di gunakn untuk pembesaran ikan patin yaitu : 1. Kolam Irigasi2. Kolam tadah hujan3. Kolam rawa non Pasang surut

Page 22: PRAKARYA KELAS XI K13

Sesuai dengan namanya, kolam irigasi memperoleh air dari jaringan irigasi.

penggunaan kolam irigasi bagi pembesaran ikan patin sangat di

anjurkan karena di dalam kolam ini air tersedia sepanjang waktu dan jauh

dari kekhawatiran kemungkinan kekurangan air.

Page 24: PRAKARYA KELAS XI K13

Umumnya kolam rawa bersifaf sangat asam (pH rendah, kurang dari 4). Sifat tanah dan

air kolam yang asam sebenarnya tidak cukup baik untuk pembesaran ikan patin. Namun

hal ini dapat di atasi dengan teknik reklamasi (pericucian). caranya kolam rawa tersebut di

aliri air baru untuk mempercepat proses pelepasan material asam dan selanjutnya di

buang ke perairan ke yang lebih luas.  

Page 25: PRAKARYA KELAS XI K13

4.Penyakit Yang Menyerang Dan Cara Menanggulanginya

1.HamaSerangan hama biasanya tidak separah serangan penyakit, hanya

biasanya berukuran lebih besar daripada ikan dan bersifat pemangsa.2.Penyakit

Secara umum penyakit yang menyerang ikan patin digolongkan ke dalam dua golongan yaitu penyakit yang timbul akibat adanya gangguan factor bukan patogen, penyakit ini tidak menular. Yang

kedua yaitu penyakit yang timbul karena organisme patogen.a. Penyakit non infeksi

Contoh penyakit non infeksi yaitu keracunan dan penyakit kekurangan gizi. Beberapa factor yang menyebabkan keracunan yaitu pemberian pakan yang kurang baik kualitasnya atu pencemaran air

media akibat tumpukan bahan organic.

Page 26: PRAKARYA KELAS XI K13

b. Penyakit Infeksi1.Parasit(Bintik Putih/White Spot)Ikan berkumpul di tempat yang gelapMenggosok-gosokan tubuhnya2.Bakteri(Aeromonas sp)Menyerang bagian punggung, perut dan pangkal ekor yang disertai dengan pendarahan3.Jamur(Saproglegnia )Luka di bagian tubuh, tutup insang, punggung, dan sirip yang ditumbuhi benang halus seperti kapas berwarna putih

Page 27: PRAKARYA KELAS XI K13

Penanggulangan Penyakit1.

Parasit(Bintik Putih/White Spot)

Formalin 20 ppmMalachite green 4 gr/lt selama 24 jam

Sambiloto yaitu dengan cara mengambil ekstraknya dan dilarutkan ke dalam air2.

Bakteri(Aeromonas sp)

PK 10-20 ppm selama 30-60 menitMemakai kunyit dengan cara diparut. Kunyit ini berfungsi untuk mengobati borok atau luka dan

mempercepat pengeringan3.

Jamur(Saproglegnia )

Malachite green 2-3 gr/m3 air selama 30 menit pengobatan diulang selama 3 hari berturut-turutMemakai rimpang lengkuas yang diparut dan diambil ekstraknya

  

Page 28: PRAKARYA KELAS XI K13