ppt uji sidang

Upload: aprilliarhatdnasarie

Post on 01-Mar-2016

260 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

N

TRANSCRIPT

Asuhan keperawatan pada Nn. U dengan Typus Abdominalis

Disusun oleh :Sumaeni13.039Asuhan keperawatan pada Nn.U dengan Typus Abdominalis Typhus Abdominalis merupakan salah satu penyakit yang terjadi pada usus halus yang sifatnya akut dan ditandai dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Samonella Typhosa yang masuk ke dalam tubuh melalui perantaraan makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh kuman (Kandun, 2006).

Tinjauan teori Typus abdominalis Penyebab utama demam thypoid ini adalah bakteri salmonella thypi. Bakteri salmonella typhi adalah berupa basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, dan mempunyai tiga macam antigen yaitu antigen O (somatik yang terdiri atas zat kompleks lipopolisakarida), antigen H (flegella), dan antigen Vi. Faktor pencetus lainnya adalah lingkungan, sistem imun yang rendah, feses, urin, makanan/minuman yang terkontaminasi, fomitus, dan lain sebagainya.

Etiologi Pathway PerawatanKlien diistirahatkan 7 hari sampai demam tulang atau 14 hari untuk mencegah komplikasi perdarahan usus.Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila ada komplikasi perdarahan.

Penatalaksanaan b. DietDiet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari.

Lanjutttt.c. Obat-obatan Antibiotika umum digunakan untuk mengatasi penyakit thypoid. Waktu penyembuhan bisa makan waktu 2 minggu hingga satu bulan. Antibiotika, seperti ampicillin, kloramfenikol, trimethoprim sulfamethoxazole, dan ciproloxacin sering digunakan untuk merawat demam tipoid di negara-negara barat.Lanjutann Nn. A seorang perempuan dengan umur 18 tahun, alamat Mergasana Purbalingga, klien belum menikah, berbangsa Indonesia bersuku Jawa. Pendidikan terakhir SMK, klien sehari hari bekerja sebagia pramuniaga, masuk ke RSGT pada tanggal 3 Februari 2015 pada pukul 15.00 WIB, no RM 6019xx dengan diagnosa medis TF.

Kasus Saat dikaji tanggal 3 Februari 2015 klien mengeluh badannya terasa panas dan menggigil, pusing, mual dan muntah, serta nyeri di perut. P : Klien mengatakan nyeri karena makan tidak teratur, Q : nyeri seperti di tusuk-tusuk, R : nyeri diarsakan di ulu hati, S : skala nyeri 6, T : dirasakan pada waktu malam hari.Analisa DataTangalData Penyebab Masalah 3 Februari 2015DS : klien mengatakan pusing, badannya panas serta menggigil.DO : badan klien teraba panas, klien ampak menggigil S : 40,5C.Proses infeksi

Hipertermi 3 Februari 2015DS : klien mengatakan nyeri di area abdomenP : Klien mengatakan nyeri perut karena makan tidak teraturQ : nyeri seperti di tusuk-tusukR : nyeri diarsakan di bagian ulu hatiS : skala nyeri 6T : dirasakan ketika malam hariDO : klien tampak menahan nyeriAgen injury biologis

Nyeri akut3 Februari 2015DS : klien mengatakan mual dan muntahDO : klien tampak lemas, makan hanya habis 2-4 sendok makan.

Anoreksia Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhHipertermi berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan adanya kemerahan dan klien merasakan gatal pada luka bekas operasi.Diagnosa ini ditegakan karena adanya datadata dari klien yang mendukung untuk ditegakan diagnosa tersebut seperti, klien mengatakan badannya panas, suhu 40,5C, kemudian kulit tampak kemerahan.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan hipertermi dapat teratasi dengan kriteria hasil : suhu tubuh dalam rentang normal (36-37,5C), tidak ada kepala/pusing, tidak ada perubahan warna kulit. Intervensi : Monitoring suhu secara berkala tiap 4 jamMonitoring warna dan suhu kulitSelimuti pasien saat kedinginanAnjurkan pasien untuk minum banyakAnjurkan pada pasien untuk meningkatkan istirahatKolaborasi dengan dokter tentang pemberian antipiretikNyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis ditandai dengan klien tampak menahan nyeri.Diagnosa keperawatan ini ditegakan karena klien merasa nyeri di area abdomen, nyeri dirasakan pada duduk dan tiduran. P : Klien mengatakan nyeri dirasakan karena makan tidak teratur, Q : nyeri seperti di tusuk-tusuk, R : nyeri diarasakan di ulu hati, S : skala nyeri 6, T : dirasakan ketika malam hari. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri akut teratasi dengan kriteria hasil : melaporkan adanya nyeri, ekspresi wajah pada saat nyeri, kehilangan selera makan.Intervensi :Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan frekuensi, kualitasdan factor presipitasiLakukan teknik non farmakologi dengan nafas dalam untuk mengurangi nyeri Tingkatkan istirahat pasienCiptakan lingkungan yang nyaman Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat analgetik

Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan ketakutan untuk melakukan aktifitas.Diagnosa keperawatan ini ditegakan karena klien mengatakan mual dan muntah.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.Intervensi :Kaji adanya alergi makananDorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi seringTimbang BB pasienBerikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan kulit tampak kemerahan dan klien merasakan badannya panas.Tanggal 3 Februari 2015Memonitoring suhu, mengkolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat antipiretik, mrnganjurkan pasien untuk banyak minum air putih, Memberikan terapi sesuai prosedur : Ceftriaxone 2x1 gr, Ranitidine 2x50 mg, Dexamethasone 3x10 mg, Ketorolac 2x30 mg.Adapun respon dari klien setelah dianjurkan untuk banyak minum air putih dan memberikan obat antipiretik klien mengatakan panasnya berkurang, dan keluarga mengatakan memahami apa saja tanda-tanda hipertermi. Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 94x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu badan 390 C.

Implementasi Tanggal 4 Februari 2015 Memonitoring suhu, memonitoring warna dan suhu kulit, menyelimuti pasien saat kedinginan, mengkolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat antipiretik, mrnganjurkan pasien untuk banyak minum air putih.Memberikan terapi sesuai prosedur : Ceftriaxone 2x1 gr, Ranitidine 2x50 mg, Dexamethasone 3x10 mg, Ketorolac 2x30 mg. Respon dari klien setelah dilakukan tindakan menyelimuti dan memberikan obat antipiretik pada klien, klien mengatakan panasnya berkurang, masih ada kemerahan pada kulit. Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 84x/menit, pernafasan 18x/menit, suhu badan 37,8 0 C.

Tanggal 5 Februari 2015 Memonitoring suhu, memonitoring warna dan suhu kulit, menyelimuti pasien saat kedinginan, mengkolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat antipiretik, mrnganjurkan pasien untuk banyak minum air putih. Memberikan terapi sesuai prosedur : Ceftriaxone 2x1 gr, Ranitidine 2x50 mg, Dexamethasone 3x10 mg, Ketorolac 2x30 mg.Respon dari klien setelah dilakukan tindakan menyelimuti dan memberikan obat antipiretik pada klien, klien mengatakan panasnya berkurang, masih ada kemerahan pada kulit. Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 17x/menit, suhu badan 360 C.

Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis ditandai dengan klien tampak gelisah dan menahan nyeri.Tanggal 3 Februari 2015 Mengkaji nyeri secara komprehensif, meliputi penyebab nyeri, nyeri dirasakan seperti apa, nyeri dirasakan dimana skala, kapan dirasakan, mengajarkan teknik non farmakologik relaksasi dengan nafas dalam. Adapun respon dari klien, klien mengatakan nyeri di area abdomen, klien mengatakan nyeri perut karena makan tidak teratur, nyeri seperti di tusuk-tusuk, nyeri diarsakan di bagian ulu hati, skala nyeri 6, nyeri dirasakan ketika malam hari, klien mengatakan nyeri berkurang setelah melakukan teknik relaksasi nafas dalam.

Tanggal 4 Februari 2015Mengkaji nyeri secara komprehensif, meliputi penyebab nyeri, nyeri dirasakan seperti apa, nyeri dirasakan dimana skala, kapan dirasakan, mengajarkan teknik non farmakologik relaksasi dengan nafas dalam, menciptakan lingkungan yang nyaman.Adapun respon dari klien, klien mengatakan nyeri di area abdomen, klien mengatakan nyeri perut karena makan tidak teratur, nyeri seperti di tusuk-tusuk, nyeri diarsakan di bagian ulu hati, skala nyeri 3, nyeri dirasakan ketika malam hari, klien mengatakan nyeri berkurang setelah melakukan teknik relaksasi nafas dalam.

Tanggal 5 Februari 2015Mengkaji nyeri secara komprehensif, meliputi penyebab nyeri, nyeri dirasakan seperti apa, nyeri dirasakan dimana, skala, kapan dirasakan, Adapun respon dari klien, klien mengatakan nyeri di area abdomen sudah tidak dirasakan lagi.

Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan klien tampak lemas.Tanggal 3 Februari 2015Mengkaji adanya alergi makanan, menganjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering, memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.Respon dari klien, klien mengatakan, klien tidak mempunyai alergi makanan, memahami tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi, mau makan sedikit demi sedikit, makan bubur habis 4 sendok.

Tanggal 4 Februari 2015Menganjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering, memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.Respon dari klien, klien mengatakan memahami tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi, mau makan sedikit demi sedikit, makan bubur habis 6 sendok.

Tanggal 5 Februari 2015Menganjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering, memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.Respon dari klien, klien mengatakan memahami tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi, mau makan sedikit demi sedikit, makan habis 1 gelas bubur.

Hasil evaluasi tindakan yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 5 Februari 2015 adalah :Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan kulit tampak kemerahan dan klien merasakan badannya panas.Dari evaluasi yang dilakukan oleh pernulis diperoleh hasil data subjektif klien mengatakan panas sudah tidak terasa lagi, ditunjang dengan data objektif kulit sudah tidak tampak kemerahan lagi. Dan kesimpulan dari masalah hipertermi berhubungan dengan proses infeksi sudah teratasi.

Evaluasi Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis ditandai dengan klien tampak gelisah dan menahan nyeri.Hasil dari evaluasi yang dilakukan oleh penulisdiperoleh hasil data subjektif klien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri, ditunjang dengan data objektif tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 17x/menit dan suhu badan 360 C. Kesimpulan dari masalah nyeri akut b.d agen injuri biologis sudah teratasi.

Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan klien tampak lemas.Hasil dari evaluasi yang dilakukan oleh penulis diperoleh hasil data subjektif klien mengatakan sudah tidak lemas, ditunjang dengan data objektif klien tampak menghabiskan 1 gelas bubur. Kesimpulan dari masalah resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sudah teratasi.

Terima kasih