pp dioscorea.pptx

22
DIOSCOREA PERSEBARAN DAN KERAGAMAN DIOSCOREA DI WILAYAH NGANJUK UPT BKT Kebun Raya Purwodadi-LIPI, Pasuruan

Upload: friska-meinida

Post on 23-Oct-2015

101 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

DIOSCOREA PERSEBARAN DAN KERAGAMAN DIOSCOREA DI WILAYAH NGANJUK

UPT BKT Kebun Raya Purwodadi-LIPI, Pasuruan

FARMAKOGNOSI

Disusun Oleh :

RACHMI PARWATI (10330008)YULIANTO PRATOMO (10330014)FRISKA MEINIDA (10330036)SUDIONO SIAGIAN (10330050)

KLASIFIKASI DIOSCOREA

• Kingdom : Plantae• Filum: Magnoliophyta• Kelas : Liliopsida• Ordo : Dioscoreales• Famili : Dioscoreaceae• Genus : Dioscorea

ABSTRAK• Dioscorea merupakan jenis tanaman pangan

Indonesia yang mulai jarang ditemukan di masyarakat.

• Wilayah Nganjuk memilki potensi keragaman Dioscorea, sehingga perlu dilakukan inventarisasi dan karakterisasi jenis Dioscorea yang tersebar di Wilayah Nganjuk. Pendataan jumlah dan persebaran Dioscorea di wilayah Nganjuk juga perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kelimpahan Dioscorea di wilayah ini.

TUJUAN KEGIATAN PENELITIAN

1. Mengetahui jenis, jumlah dan persebaran Dioscorea di Nganjuk.

2. Melakukan inventarisasi dan mengkoleksi jenis Dioscorea yang ditemukan di Nganjuk.

3. Mengidentifikasi karakter umbi Dioscorea yang ada di Nganjuk untuk mengetahui potensi dari masing-masing umbi. Kegiatan dilakukan dengan metode jelajah dan observasi yaitu meneliti setiap daerah yang ada di wilayah Nganjuk kemudian mengambil setiap sampel Dioscorea yang ditemukan.

DIOSCOREA

• Genus Dioscorea terdiri dari kurang lebih 600 spesies, diantaranya ada sekitar 50-60 spesies yang dibudidayakan dan telah dimanfaatkan sebagai tanaman pangan dan obat.

• Dioscorea sebagai salah satu sumber karbohidrat telah dikenal oleh masyarakat Indonesia terutama di daerah Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Jawa sebagai pengganti beras atau sagu di musim paceklik.

TEMPAT PENELITIAN

• Penelitian dilakukan di sekitar wilayah Nganjuk propinsi Jawa Timur. Karakterisasi Umbi Dioscorea dilakukan di Kebun Raya Purwodadi. Kecamatan yang diambil sebagai lokasi pengambilan sampel antara lain, Ngliyu, Rejoso, Patianrowo, Lengkong, Ngluyu, Wilangan, Sawahan, Ngetos dan Tanjunganom.

ALAT DAN BAHAN

• Alat : buku registrasi Kebun Raya Purwodadi, peta lokasi Ngajuk, meteran, pensil, karton, kardus, koran, pacul, sabit, pisau, cutter, gunting, penggaris, benang bol, tas plastik, kamera digital, ph meter, higrometer, termometer, GPS, plastik polybag, timbangan analitik, log book, buku lapangan, linggis, dan kamera digital.

• Bahan : umbi Dioscorea, akuades, plastik, tali rafia,

kertas kalkir, kertas label, karung, lembar A1.

PROSEDUR PENELITIAN• Variabel yang akan diamati dari karakter morfologi adalah hanya bagian

umbi karena untuk bagian vegetatif lain sedang mengalami dormansi. • Variabel pengamatan umbi yang diamati adalah karakter yang mewakili

bahwa umbi tersebut memiliki karakter unggul berdasarkan pilihan masyarakat, karakter tersebut antara lain : Bentuk umbi, jarak umbi dari permukaan tanah dengan kriteria A,B dan C (A:0-5 cm, B:5-25 cm dan C: >45 cm), serat umbi, permukaan kulit, warna daging, serat daging, rasa daging matang, keempukan, berat, dari umbi.

• Semua informasi yang terkait dengan Dioscorea dilakukan pengamatan langsung di lapangan ataupun melakukan wawancara dengan warga masyarakat. Beberapa data yang dicatat antara lain : jumlah Dioscorea yang ada di masyarakat, jumlah warga yang masih menanam Dioscorea, ekologi Dioscorea (pH, tanah, lokasi, suhu, kelembapan, garis lintang bujur, faktor biotik Dioscorea), dan etnobotani.

PEMANFAATAN DIOSCOREA• Dioscorea alata (uwi), Dioscorea esculenta (gembili) dan Dioscorea

hispida (gadung) merupakan tanaman pangan yang bisa digunakan sebagai tanaman alternatif pengganti makanan pokok. Tanaman jenis ini memilki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi hampir mendekati karbohidrat dari beras.

• Penanamannya juga tidak memerlukan media khusus dan cukup mudah. Ini terbukti di wilayah Nganjuk warga masyarakat hanya menanam pada kebun rumah mereka ataupun sebagai tanaman sela di sawah mereka.

• Dioscorea memiliki karakter-karakter morfologi yang berbeda. Bahkan pada Dioscorea alata atau jenis uwi saja ditemukan perbedaan karakter yang amat mencolok. Sebagai contoh umbi dari Dioscorea alata saja memiliki perbedaan dari ukuran, bentuk, jumlah umbi dan warna umbi.

KARAKTERISASI DIOSCOREA

• Penanda keragaman tanaman dapat dilakukan melalui karakterisasi. Karakterisasi dapat dilakukan melalui beberepa pendekatan yaitu melalui karakter morfologi, karakter fisiologi, marka isozim dan marka molekulernya. Kegiatan karakterisasi ini akan menghasilkan sumber-sumber gen dan sifat-sifat potensial yang dapat mendukung program pemuliaan tanaman. Penanda morfologi merupakan penanda yang menggunakan sifat-sifat yang biasanya terekspresi dalam fenotipe suatu jenis, misalnya : bentuk, letak, ukuran dan warna dari bagian vegetatif maupun generatif suatu tanaman.

KARAKTERISASI DIOSCOREA• Hasil Karakterisasi terhadap umbi dari jenis Dioscorea

menunjukkan perbedaan karakter morfologi, baik dari bentuk, warna, dan rasa. Dari 3 jenis Dioscorea yang ditemukan di wilayah Nganjuk yaitu Dioscorea alata (uwi), Dioscorea esculenta (gembili) dan Dioscorea hispida (gadung) ternyata jenis Dioscorea alata (uwi) memiliki keragaman yang paling banyak. Setelah dilakukan karakterisasi terhadap umbi yang diketemukan di wilayah Nganjuk ternyata didapatkan hasil bahwa setiap umbi memiliki ciri yang berbeda antara umbi yang satu dengan yang lain. Masing-masing umbi memilki kelebihan tersendiri. Ada umbi yang ukurunya besar tetapi bentuk, rasa, dan teksturnya tidak bagus, ada juga umbi yang rasa, tekstur dan warna umbi bagus tetapi ukurannya kecil.

FAKTOR VARIASI KARAKTER DIOSCOREA

• Tumbuhan memerlukan kondisi lingkungan yang optimum untuk dapat tumbuh dengan maksimal, kondisi tersebut meliputi tanah, ketersediaan air, ketinggian tempat, dan intensitas cahaya. Berbagai penelitian telah dilakukan bahwa faktor lingkungan dapat berpengaruh terhadap tanaman, sehingga bentuk morfologi tanaman juga akan berbeda jika ditanam pada lingkungan yang berbeda.

• Kelembaban udara, cahaya, tanah, suhu udara dan tanah merupakan komponen iklim mikro yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dan masing-masing berkaitan mewujudkan keadaan lingkungan optimal bagi tanaman.

FAKTOR VARIASI KARAKTER DIOSCOREA

• Faktor lingkungan diyakini dapat mempengaruhi terjadinya perubahan morfologi tanaman antara lain iklim, suhu, jenis tanah, kondisi tanah, ketinggian tempat dan kelembaban.

• Tanaman sejenis akan bervariasi morfologinya apabila faktor lingkungan lebih dominan mempengaruhi tanaman dari pada faktor genetik. Tanaman tidak akan menunjukan variasi morfologi yang significans apabila faktor genetik lebih dominan mempengaruhi tanaman tersebut. Sehingga pengakarakteran Dioscorea secara genetis, sebenarnya juga perlu dilakukan untuk mengetahui keragaman Dioscorea secara genetis.

KANDUNGAN ZAT AKTIF DIOSCOREA

• Menurut para peneliti umbi gadung ternyata mengandung dioskorin salah satu alkaloid yang bersifat racun bagi serangga, ulat, cacing (nematoda) bahkan juga tikus.

• Kandungan kimia umbi gadung yang berpotensi menimbulkan gangguan metabolisme (anti makan, keracunan, bahkan manusiapun bisa mengalami ini), yaitu jenis racun dioscorin (racun penyebab kejang), diosgenin (antifertilitas) dan dioscin yang dapat menyebabkan gangguan syaraf, sehingga apabila memakannya akan terasa pusing dan muntah-muntah.

• Selain itu, umbi gadung (Dioscorea composita) juga mengandung saponin, amilum, CaC2O4, antidotum, besi, kalsium, lemak, garam fosfat, protein, dan vitamin. Komponen yang merugikan pada gadung yaitu zat beracun berupa asam sianida (HCN), yang merupakan bahan aktif dalam pengendalian tikus.

KANDUNGAN ZAT AKTIF DIOSCOREA

• gadung KB (Dioscorea composita) mempunyai efek penekan kelahiran (aborsi atau kontrasepsi) yang mengandung steroid, dan gadung racun (Dioscorea hispida) yang mempunyai efek penekan populasi yang biasanya mengandung alkaloid.

• Gadung KB, sesuai namanya, tidak mematikan melainkan hanya akan membuat para tikus mandul. Berbeda dengan jenis gadung racun, yang dapat mematikan. Maka disarankan penggunaan gadung berselang-seling antara gadung racun dan gadung KB untuk menyiasati sifat tikus yang jera umpan.

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian menunjukan di wilayah Nganjuk ditemukan 3 jenis Dioscorea, yaitu :

1. Dioscorea alata (uwi) memilki varian terbanyak yaitu 13 varian uwi. Dioscorea alata (uwi) juga memilki persebaran paling luas yaitu ditemukan pada setiap lokasi pengamatan (6 kecamatan).

2. Dioscorea esculenta (gembili) memiliki 3 varian dan persebaran paling kecil.

3. Dioscorea hispida (gadung) ditemukan 4 varian dan memiliki jumlah individu yang paling banyak diantara Dioscorea jenis lain pada setiap lokasi pengamatan.

Gambar Tanaman Dioscorea

Dioscorea esculenta (gembili) Dioscorea esculenta (gembili)

Gambar Tanaman Dioscorea

Dioscorea alata (uwi) Dioscorea hispida (gadung)

Gambar Tanaman Dioscorea

Dioscorea composita (gadung KB)Dioscorea composita (gadung KB)

KESIMPULANKesimpulan dari penelitan terhadap Dioscorea yang dilakukan di wilayah Nganjuk adalah :

1) Ditemukan 3 jenis Dioscorea yang ditemukan di wilayah Nganjuk yaitu Dioscorea alata (uwi), Dioscorea esculenta (gembili) dan Dioscorea hispida (gadung) dengan total 20 varian.

2) Dioscorea alata (uwi) memiliki variasi paling banyak dan persebaran yang paling luas diantara jenis Dioscorea lain. Karakter Dioscorea alata (uwi) lebih beragam dibanding karakter Dioscorea esculenta (gembili) dan Dioscorea hispida (gadung) pada setiap varian yang dilakukan pengamatan.

3)Jenis Dioscorea yang dapat dipertimbangakan dalam pengembangan tanaman pangan Indonesia diantaranya uwi putih, uwi kelopo, gembili besar dan gadung canting.

Terimakasih