polusi udara

Upload: evaroosyida

Post on 06-Jan-2016

34 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

no

TRANSCRIPT

BAB I

POLUSI UDARA SERTA UPAYA PENANGANANNYAMakalahDisusun untuk memenuhi tugas matakuliah Pengetahuan Lingkungan

yang dibina oleh Dr. Hedi Sutomo, M.Si

Oleh

Kelompok 4

Kelas A dan BKuney Shofwatul H.(106341400292)

Yan Surachman(106341403395)

Fifin Indarwati(106341403403)

Rusdianto

(106341403412)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

Maret, 2009

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara, dan keadaan lingkungan sekitarnya. Udara juga merupakan atmosfer yang berada yang berada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan di dunia ini. Dalam udara terdapat oksigen untuk bernafas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh klorofil daun dan ozon untuk menahan sinar ultraviolet (Wardhana, 1995).Fakta-Fakta empirik juga menunjukkan bahwa udara merupakan komponen kehidupan yang sangat penting untuk manusia maupun mahluk hidup lainnya (seperti tumbuhan dan hewan). Tanpa makan dan minum kita bisa hidup untuk beberapa hari tetapi tanpa udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja. Tidak seperti air yang bisa kita pilih untuk diminum maka sekali udara tercemar susah untuk membersihkannya. Karena kita tidak dapat memilih udara yang kita hirup.

Kualitas udara (ambien) sangat berhubungan erat dengan tingkat kesehatan masyarakat dan kegiatan pembangunan. Kegiatan pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tentunya akan meningkatkan penggunaan energi. Semakin banyak energi yang dibakar maka pada akhirnya akan meningkatkan polusi udara. Udara yang tercemar (tidak memenuhi baku Mutu Udara Ambien) dapat meningkatkan berbagai jenis penyakit seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) atau bahkan dapat menyebabkan kematian apabila kadarnya di udara tidak sehat atau berbahaya untuk jangka waktu yang panjang.Penurunan kualitas udara untuk jangka waktu yang panjang (long term exposure) dapat meningkatkan berbagai penyakit (seperti kanker) akibat bahan karsinogenik yang digunakan dalam bahan bakar kendaraan bermotor. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh World Bank pada tahun 1990 dan JUDP III (Environmental Component) polusi udara yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor dapat meningkatkan biaya kesehatan, penurunan IQ anak-anak akibat tercemar oleh Pb (Timah Hitam) untuk jangka waktu yang panjang. Kualitas udara yang buruk akibat tingginya kadar PM (Particulate Matter) dapat menyebabkan menurunnya produktifitas kerja, menurunkan kunjungan wisata, dan akhirnya dapat mengancam generasi yang akan datang. Kegiatan pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan sangat ironis apabila ternyata semakin merusak kualitas lingkungan khususnya udara yang semakin kotor dan tidak sehat.

Kualitas dari udara yang telah berubah komposisinya dari komposisi udara alamiahnya seperti yang dimaksud di atas sebetulnya adalah udara yang sudah tercemar tetapi berdasarkan peraturan yang ada sekarang dapat saja dinyatakan sebagai udara yang (masih) aman atau sehat (untuk manusia) karena konsentrasinya masih berada di bawah ambang batas BMUA. Seiring dengan perkembangan teknologi di Negara kita pada saat ini, polusi udara juga semakin meningkat.penggunaan alat-alat transportasi dan mesin-mesin industri di pabrik merupakan masalah utama penyebab polusi udara (Saragih, 2008).

Berdasarkan latar belakang masalah seperti dijelaskan di atas, maka penulis ingin menulis sebuah makalah yang berjudul polusi udara serta upaya penanganannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu polusi udara?

2. Bagaimana zat-zat polutan dapat menyebabkan terjadinya polusi udara?

3. Apa saja dampak polusi udara bagi manusia dan lingkungan?

4. Bagaimana alternatif solusi untuk menangani polusi udara?

B. Tujuan 1. Mengetahui pengertian dari polusi udara.2. Mengetahui cara zat-zat polutan dapat menyebabkan terjadinya polusi udara.3. Mengetahui dampak polusi udara bagi manusia dan lingkungan.4. Mengetahui cara menanggulangi terjadinya polusi udara.BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Polusi UdaraPencemaran udara dapat diartikan sebagai adanaya bahan-bahan atau zat-zat asing didalam udara yang dapat menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Dengan kata lain apabila keadaan itu terjadi maka udara menjadi tercemar dan kehidupan dapat terganggu (Yulianto, 2008)Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannnya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara tekananan udara dan lingkungan sekitarnya. Udara adalah juga atmosfir yang berada disekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan di dunia ini. Dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernafas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh klorofil daun dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultraviolet. Susunan (komposisi) udara bersih dan kering, kira-kira tersusun oleh:

Nitrogen (N2) = 78,09%

Oksigen (O2) = 21,94%

Argon (Ar) = 0,93%

Karbondioksida (O2) = 0,032%

Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain gas-gas mulia, nitrogen oksida, hidrogen, methana, belerang dioksida, amonia dan lain-lain. Susunan udara bersih dan kering secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:

Unsur% VolumeKandungan ppm

Nitrogen78,09780900

Oksigen20,94209400

Argon0,939300

Karbondioksida0,0318318

Neon0,001818

Helium0,000525,2

Krepton0,00011

Xenon0,00000080,008

Nitogen oksidsa0,0000250,25

Hidrogen0,000050,5

Metana0,000151,5

Nitrigenoksida0,00000010,001

Ozone0,0000020,02

Belerangoksida0,000000020,0002

Karbonmonoksida0,000010,1

Amonia0,0000010,01

Apabila susunan udara seperti diatas berubah dan mengganggu kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan, maka berarti udara telah tercemar (Wardhana, 1995).B. Cara Zat-zat polutan menyebabkan polusi UdaraPembangunan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya dalam industri dan teknologi, serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita hirup disekitar kita menjadi tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran.Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu:a. Karena faktor internal (secara alamiah), contoh: debu yang beterbangan akibat tiupan angin

abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapai berikut gas-gas vulkanik

proses pembusukan sampah organikb. Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh:

hasil pembakaran bahan bakar fosil

debu/serbuk dari kegiatan industri

pemakakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara

Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, cairan atau gas yang masuk terdispersi ke udara dan akemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya. Kecepatan penyebaran ini sudah barang tentu akan tergantung pada keadaan geografi dan meteorologi setempat.

Udara bersih yang kita hirup merupakan gas yang tidak tampak, tidak berbau dan tidak berasa. Akan tetapi udara yang benar-benar bersihsudah sulit diperoleh, terutama di kota-kota besar yang banyak industrinya dan padat lalu-lintasnya. Udara yang tercemar dapat merusak lingkungan da kehidupa manusia. Terjadinya kerusakan lingkungan berarti berkurangnya daya dukung alam yang selanjutnya akan mengurangi kualitas hidup manusia.

Di negara-negara industri banyak dijumpai kasus penyakit yang erat kaitannnya dengan pencemaran udara dan pencemaran lainnya. Udara di daerah perkotaan yang mempunyai banyak kegiatan industri dan teknologi serta lalu-lintas yang padat, udaranya relatif sudah tidak bersih lagi. Udara di daerah industri kotor terkena bermacam-macam pencemar. Dari beberapa pencemar udara yang paling banyak berpengaruh dalam pencemaran udara adalah komponen-konponen berikut:

1. Karbon Monoksida (CO)

2. Nitrogen Oksida (NOx)

3. Belerang Oksida (SOx)

4. Hidrokarbon (HC)

5. Partikel

Komponen dasar pencemar udara tersebut bisa mencemari udara secara sendiri-sendiri, atau dapat pula mencemari udara secar bersama-samma. Jumlah komponen pencemar udara tergantung pada sumbernya.

Sumber pencemar udara di indonesia kini masih terus diteliti. Akan tetapi dapat dilihat prosentase komponen pencmar udara dari sumber pencemar transportasi. Perkiraan pencemar udari dari sumber pencemar transportasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Komponen pencemarProsentase

CO70,50%

NOx8,89%

SOx0,88%

HC18,34%

Partikel1,33%

Total100%

Pencemaran udara seringkali dapat ditangkap oleh pancaindera kita. Walaupun tidak dapat ditangkap panca indera, namun potensi bahayanya tetap ada.

a. Karbon Monoksida

Karbon monksida atau CO adalah suatu gas tak berwarna, tidak berbau dan juga tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah -192o C. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dengan udara, berupa gas buangan. Kota besar yang adat lalu-lintasnya akan banyak menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam udar relatif tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Selain itu gas CO dapat terbentuk dalam proses industri. Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk, walaupun jumlahnya relatif sedikit. Secara umum proses terbentuknya gas CO adalah melalui proses berikut ini:

pembakaran bahan bakar fosil dengan udara yang reaksinya tidak stoikiometris yaitu pada harga ER > 1

pada suhu tinggi terjadi reaksi antara karbon dioksida (CO2)dengan karbon C yang menghasilkan gas CO

pada suhu karbon tinggi, CO2 dapat terurai kembali menjadi CO dan oksigen

pad reaksi pembakaran dengan harga ER > 1, bahan bkar yang dapat digunakan lebih banyak dari pada udara. Hal ini memungkinkan terjadinya gas CO. Reaksinya dalah sebagai berikut:

2C + O2 2CO

Kalau jumlah udara (oksigen cukup) atau stoikiometris maka terjadi reaksi lanjutannya, yaitu:

CO + 0,5 O2 2CO2

Reaksi pembentukan CO lebih cepat daripada pembentukan CO2, sehingga pada hasil akhir pembakaran masih mungkin terdapat gas CO. Apabila percampuran bahan bakar dan udara tidak rata, maka masih ada bahan bakar (karbon) yang tidak berhubungan dengan oksigen dan dalam keadaan ini menambah kemungkinan terbentuknya gas CO yang terjadi pada suhu tinggi dengan mengikuti reaksi berikut ini:

2CO2 + C 2CO

Selain daripada itu, pada reaksi pembakaran yang menghasilkan panas dengan suhu tinggi akan membantu terjadinya penguraian (disosiasi) gas CO2 menjadi gas yang mengikuti reaksi berikut:

CO2 CO + O

Semakin tinggi suhu hasil pembakaran maka jumlah gas CO2 yang terdisosiasi menjadi CO semakin banyak. Suhu tinggi merupakan pemicu terjadinya gas CO.

Penyebaran CO di udara tergantung pada keadaan lingkungan. Untuk daerah perkotaan yang banyak kegiatan industrinya dan lalu-lintasnya padat, udaranya sudah banyak tercemar oleh gas CO. sedangkan daerah pingghiran kota, cemaran CO di udara relatif sedikit. Ternyata tanah yang masih terbika dimana belum ada bangunan diatasnya, dapat membantu penyerapan gas CO, hal ini disebabkan mikroorganisme yang ada di dalam tanah menyerap gas CO yang terdapat di udara. Angin dapat mengurangi konsentrasi gas CO pada suatu tempat karena dipindahkan ke tempat lain.b. Nitrogen Oksida

Nitrogen oksida sering disebut dengan NOx karena oksida nitrogen mempunyai 2 bentuk yang sifatnya berbeda, yaitu gas NO2 dan gas NO. Sifat gas NO2 adalah berwarna dan berbau, sedangkan gas NO tidak berwarna dan tidak berbau. Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat hidung.

Kadar NOx di udara daerah perkotaan yang berpenduduk padat akan lebih tinggi dari daerah pedesaan yang berpenduduk sedikit. Hala ini disebabkan karena berbagai macam kegiatan yang menunjang kehidupan manusia akan menambah kadar NOx di udara, seperti transportasi, generator pembangkit listrikstasioner, dan mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar gas alam.

Keberadaan NOx diudara dapat dipengaruhi oleh sinar matahari yang mengikuti daur fosfolitik NO2 sebagai berikut:

NO2 + sinar matahari NO +O

O + O2 O3 (ozon)

O3 + NO NO2 + O2Daur reaksi fotolitik tersebut diatas dapat terganggu apabila dalam udara terdapat HC (hidrokarbon), karena hidrokarbon akan bereaksi dengan O maupun O2. reaksi HC dengan O akan menghasilkan radikal bebas HC yang sangat reaktif. Radikal bebas HC akan menyerang NO menjadi NO2 sehingga jumlah NO akan berkurang. Radikal bebas HC dapat juga bereaksi dengan HC lainnya dan menghasilkan senyawa-senyawa organik. Disamping itu radikal bebas HC yang bereaksi dengan O2 dan NO2 akn menghasilakan peroxy acetyl nitrates (PAN).Campuran O3, CO, PAN dan senyawa organik lain di udara disebut sebagai Photo Chemistry Smog atau kabut fotokimia. Reaksi pembentukan PAN akan mengikuti model reaksi fotokimia berikut:Mengikuti daur reaksi NOx:

NO2 + sinar matahari NO +O

O + O2 O3 (ozon)

O3 + NO NO2 + O2Pembentukan asam nitrat:

O3 + NO2 NO3 +O2NO3 + NO2 + H2O 2 HNO3

NO2 + NO + H2O 2 HNO2

HNO2 + sinar matahari NO + OH

Pembentukan aldehida dan radikal peroksida:

CO + OH + O2 CO2 + HO2

HO2 + NO NO2 + OHHC + O R* + RO*HC + O3 l RO2 + m RCHOHC + OH n RO2 + o RCHOHC + RO2 p RO2 + q RCHOOksidasi NO menjadi NO2:

RO2 + NO NO2 + RO*

Pembentukan PAN:

RO2 + NO2 PANCatatan:

* = tanda radikal bebas

L, m, n, o, p, q = koefisien stoikiometris reaksi tersebut

R = berupa gugus metil (CH3)

PAN dapat berupa cairan tak berwarna yang mempenyai berat molekul 121. PAN menyebabkan iritasi terhadap mata sehingga mata terasa pedih. Terhadap tanaman, PAN dapat merusak pertumbuhan tanaman dan mengakibatkan kerugian.c. Belerang Oksida

Gas belerang oksida atau sering ditulis SOx terdiri atas gas SO2 dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif. Gas SO3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada di udara untuk membentuk asama sulfat atau H2SO4. asam sulfat ini sangat reaktif, mudah bereaksi denagn benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses pengkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya.

Konsentrasi gas SO2 di udara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia (*tercium baunya) manakala konsentrasinya berkisar antara 0,3-1 ppm. Gas buanagan hasil pembakaran pada umumnya mengandung gas SO2 lebih banyak dari gas SO3. Jadi dalam hal ini yang dominan adalah gas SO3. namun demikian gas tersebut akan bertemu dengan oksigen yang ada di udara bebas dan kemudian membentuk gas SO3 melalui reaksi berikut:

2 SO2 + O2 (udara) 2 SO3 Gas SO2 juga dapat membentuk garam sulfat apabila bertemu dengan oksida logam, yaitu melalui proses kimiawi berikut ini:

4 MgO + 4 SO2 3 MgSO4 + MgSUdara yang mengandung uap air akan bereaksi dengan gas SO2 sehingga membenuk asam sulfit:

SO2 + H2O H2SO3 (asam sulfit)Udara yang mengandung uapa air juga akan bereaksi dngan gas SO3 membentuk asam sulfat:

SO3 + H2O H2SO4 (asam sulfat)Pemakaian batubara sebagai bahan bakar pada beberapa kegiatan industri seperti yang terjadi pada negara-negara di eropa barat dan amerika, menyebabkan kadar SOx di udara meningkat. Seperti tampak pada uraian di atas, reaksi antara gas SOx dengan uap air yang terdapat di udara menyebabkan pembentukan asam sulfit maupun asam sulfat. Apabila asam sulfit atau asam sulfat turun ke bumi bersama-sama dengan jatuhnya hujan, maka terjadilah hujan asam (Acid Rain).

Hujan asama sangat merugika karena dapat merusak tanaman maupun kesuburan tanah. Pada beberapa negara industri, hujan asam menjadi masalah yang sangat serius karena sifatnya yang merusak. Hutan yang gundul akibat hujan asam akan mengakibatkan kerusakan lingkungan yang semakin parah.

Pencemaran SOx di udara terutama dari pemakaian batubara yang digunakan pada kegiatan industri, transportasi dan lainnya. Sumber kedua dalah dari proses industri.

Belerang pada batubara berupa mineral besi pirits atau FeS2 dan dapat pula berbentuk mineral logam sulfida lainnya seperti PbS, HgS, ZnS, CuFeS2 dan Cu2S. Dalam proses industri besi dan baja (tanur logam) banyak dihasilkan SOx karena mineral-mineral logam banyak terikat dalam bentuk sulfida.

d. Hidrokarbon

Hidrokarbon atau lebih sering disebut dengan HC adalah pencemar udara yang dapat berupa gas, cairan maupun padatan. Dinamakan hidrokarbon karena penyusun utamanaya adalah atom karbon dan ataom hidrogen yang dapat terikat secara lurus atau membentuk ikatan cincin. Jumlah atom karbon akan menentukan bentuknya, apakah akan berbentuk gas, berbentuk cairan atau padatan. Pada suhu kamar umumnya hidrokarbon suku rendah (jumlah atom C sedikit) akan berbentuk gas, hidrokarbon suku menengah (jumlah atom C sedang) akan berbentuk cairan hidrikarbon suku tinggi (jumlah atom C banyak) akan berupa padatan.

HC suku rendah, jumlah atom C nya anatara 1 sampai dengan 4 berbentuk gas. Contoh:

C = 1 = metana (CH4)C = 2 = etana (C2H6)C = 3 = propana (C3H8)

C = 4 = butana (C4H10)

HC suku sedang, jumlah atom C nya anatara 5 samapai dengan 15, berbentuk cairan. Contoh:

C = 5 = pentana (C5H12)C = 6 = heksaana (C6H14)

C = 7 = heptana (C7H16)

C = 8 = oktana (C8H18)C = 9 = nonana (C9H20)

C = 10 = dekana (C10H22)

C = 13 = propa dekana (C13H28)

C = 15 = penta dekana (C15H32)

HC suku tinggi:

Jumlah atom C nya lebih darai 15, berbentuk padatan.

Contoh:

C = 16 = heksa dekana (C16H24)

C = 18 = okta dekana (C18H38)

Selain senyawa-senyawa alkana yang dicintohkan juga ada senyawa alkena dan alkuna. Senyawa alkena memiliki rumus CnH2n dan senyawa alkuna memiliki rumus CnH2n-2. Melihat hirokarbon yang begitu banyak jenis dan macamnya, sudah barang tentu gas buangan hasil pembakaran hidrokarbon dengan oksigen juga abanyak macam dan jenisnya. Apabila dalam pembakaran hidrokarbon jumlah oksigen yang digunakan tepat stoikiometris, gas buangan hasil pembakaran ahanyalah CO2 dan H2O. Akan tetapi keadaan stoikiometris sangat sulit dipenuhi sehingga gas-gas buangan hasil pembakaran bermacam-macam.

Dalam keadaan ideal (stoikiometris) pembakaran terhadap hidrokarbon, sebagai contoh diambil dari pembakaran terhadap oktana C8H18, akan mengikuti reaksi sebagai berikut:

C8H18 + 12,5 O2 8 CO2 + 9 H2O + Energi (panas)Apabila ada hidrokarbon yang tidak tercampur rata pada saat pembakaran, sehinggga tidak bereaksi dengan oksigen, maka hidrokarbon ini akan ikut keluar dengan gas buangan hasil pembakaran dan menjadi bahan pencemar udara. Kemungkina lain, hidrokarbon yang tidak ikut terbakar dengan oksigen akan mengalami pemecahan (cracking) akibat adanya suhu panas yang tinggi dari hasil pembakaran. Peristiwa pemecahan (cracking) pada suhu tinggi tersebut akan manghasilkan beberapa kemungkinan reaksi.

Dengan melihat peristiwa pemecahan (cracking) tersebut diatas maka buangan yang keluar dari hasil pembakaran hidrokarbon akan menghasilkan banyak sekali senayawa-senyawa hidrokarbon lainnya, baik yang berupa gas, cairan maupun berupa padatan. Contoh hasil padatan yang keluar dari peristiwa cracking adalah arang atu karbon (C). Karena yang keluar adalah arang maka peristiwa tersebut sering disebut sebagai pengarangan. Peristiwa pengarangan selain dapat mengganggu kelancaran jalannya mesin-mesin, karena dapat menimbulkan penyumbatan (oleh arang), juga mengganggu lingkungan berupa pencemar partikel padat.

Keberadaan HC sebagai pencemar dapat berupa gas apabila HC termasuk suku rendah, atau berupa padatan apabila HC termasuk suku tinggi. Apabila HC berupa gas maka akan tercampur bersama gas-gas hasil buangan lainnya. Kalau berupa cairan , HC tersebut akan membentuk semacam kabut minyak (droplet) yang sangat mengganggu. Kalau HC berupa padatan, maka HC padat tersebut akan membentuk asap yang pekat dan akhirnya menggumpal menjadi debu. Dalam keadaan seperti ini pencemar HC termasuk kelompok pencemar partikel (Wardhana, 1995).e. Partikel

Partikel adalah pencemar udara yang dapat berada bersama-sama dengan bahan atau bentuk pencemar lainnya. Partikel dapat diartikan secara murni atau sempit sebagai bahan pencemar udara yang berbentuk padatan. Namun dalam pengertian yang lebih luas dalam kaitannya dengan masalah pencemaran lingkungan, pencemaran partikel dapat meliputi berbagai macam bentuk, mulai dari bentuk yang sederhana samapai dengan bentuk yang rumit atau kompleks yang kesemuanya merupakan bentuk pencemaran udara.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka partikel meliputi berbagai macam bentuk yang dapat berupa keadaan-keadaan berikut:

Aerosol, adalah istilah umum yang menyatakan adanay partikel yang terhambur dan melayang di udara.

Fog atau kabut, adalah aerosol yang berupa butiran-butiran air yang berada di udara.

Smoke atau asap , adalah aerosol yang berupa campuran antara butir padatan dan cairan yang terhambur melayng di udara.

Dust atau debu, adalah aerosol yang berupa butiran padat yang terhambur dan melayang di udara karena adanya hembusan angin.

Mist, artinya mirip dengan kabut. Penyebabnya adalah butiran-butiran zat cair yang terhambur dan melayang di udara (bukan butiran air).

Fume, artinya mirip dengan asap hanya saja penyebabnya adalah aerosol yang berasal dari kondensasi uap panas (khususnya uap logam).

Plume adalah asap yang keluar dari cerobong asap suatu industri (pabrik).

Haze adalah setiap bentuk aerosol yang mengganggu pandangan di udara.

Smog adalah bentuk campuran antara smoke dan fog. Istilah ini bnayak digunakan di inggris dan amerika, sehingga ada istilah London smog dan Los Angeles smog.

Smaze adalah istilah yang bnayak dipakaidi Amerika untuk mengartika campuran antara smog dan haze

Selain pengertian tersebut diatas, ada juga sementara pendapat yang menyatakan bahwa partikel aerosol adalah suatu bentuk udara yang berasal dari zarah-zarah kecil yang terdispersi ke udara, baik berupa padatan, cairan ataupun padatan dan cairan secara bersama-sama, yang dapat mencemari lingkungan. Dengan demikian maka pengertian partikel maupun aerosol hampir sama. Perbedaannya terletak pada ukurannya. Ukuran partikel berkisar antara 0,0002 - 500 mikron. Aerosol yang mempunyai ukuran yang relati lebih besar daripada ukuran partikel.

Sumber pencemaran partikel dapat berasal dari peristiwa alami dan dapat juga berasal dari ulah tanagan manusia dalam rangka mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Pencemaran partikel yang berasal dari alam contohnya adalah:

Debu tanah/pasir halus yang terbang terbawa oleh angin kencang

Abu dan bahan-bahan vulkanik yang terlempar ke udara akibat letusan gunung berapi.

Semburan uap air panas di sekitar daerah sumber panas bumi di daerah pegunungan.

Sumber pencemaran partikel akibat ulah tangan manusia sebaian besar berasal dari pembakaran batubara, proses industri, kebakaran hutan dan gas buangan alat transportasi (Astika, 2008).B. Dampak Polusi Udara Bagi Manusia dan lingkungan1. Dampak Polusi Udara Terhadap KesehatanTabel 1 Dampak pencemaran udara berupa gas

NOBAHAN PENCEMARSUMBERDAMPAK/AKIBAT PADA INDIVIDU/MASYARAKAT

1.

Sulfur Dioksida (SO2)

Batu bara atau bahan bakar minyak yang mengandung Sulfur.

Pembakaran limbah pertanah.

Proses dalam industri. Menimbulkan efek iritasi pada saluran nafas sehingga menimbulkan gejala batuk dan sesak nafas.

2.Hidrogen Sulfa (H2S)Dari kawah gunung yang masih aktif.Menimbulkan bau yang tidak sedap, dapat merusak indera penciuman (nervus olfactory)

3.

Nitrogen Oksida (N2O)

Nitrogen Monoksida (NO)

Nitrogen Dioksida (NO2)Berbagai jenis pembakaran.

Gas buang kendaran bermotor.

Peledak, pabrik pupuk. Menggangu system pernapasan.

Melemahkan sistem pernapasan paru dan saluran nafas sehingga paru mudah terserang infeksi.

4. Amoniak (NH3) Proses Industri Menimbulkan bau yang tidak sedap/menyengat.

Menyebabkan sistem pernapasan, Bronchitis, merusak indera penciuman.

5. Karbon Dioksida (CO2)Karbon Monoksida (CO)Hidrokarbon Semua hasil pembakaran.Proses Industri

. Menimbulkan efek sistematik, karena meracuni tubuh dengan cara pengikatan hemoglobin yang amat vital bagi oksigenasi jaringan tubuh akaibatnya apabila otak kekurangan oksigen dapat menimbulkan kematian.

Dalam jumlah kecil dapat menimbulkan gangguan berfikir, gerakan otot, gangguan jantung.

Tabel 3 Dampak Pencemaran udara berupa partikel

NOBAHAN PENCEMARSUMBERDAMPAK/AKIBAT PADA INDIVIDU/MASYARAKAT

1.

Debu - partikel

Debu domestik maupun dari industri

Gas buang kendaraan bermotor

Peleburan timah hitamPabrik battere Menimbulkan iritasi mukosa, Bronchitis, menimbulkan fibrosis paru.

Dampak yang di timbulkan amat membahayakan, karena dapat meracuni sistem pembentukan darah merah .

Menimbulkan gangguan pembentukan sel darah merahPada anak kecil menimbulkan penurunan kemampuan otakPada orang dewasa menimbulkan anemia dan gangguan tekanan darah tinggi.

2BenzenKendaraan bermotor.Daerah industri. Menimbulkan gangguan syaraf pusat.

3Partikel polutan bersifat biologis berupa : Bakteri, jamur, virus, telur cacing.Daerah yang kurang bersih lingkungannyaPada pencemaran udara ruangan yang ber AC dijumpai beberapa jenis bakteri yang mengakibatkan penyakit pernapasan.

(Kastiyowati, 2008)2. Dampak Polusi Udara Terhadap TumbuhanDi dalam lingkungan perkotaan terdapat berbagai macam tumbuhan yang dapat ditemukan di taman-taman kota, di pinggir jalan, di taman-taman perumahan, dan bagian-bagian lainnya. Saat ini, ditemukan keanekaragaman spesies yang lebih besar meskipun terancam punah akibat polusi terutama yang dihasilkan dari kendaraan bermotor.

Kualitas udara merupakan faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan vegetasi di lingkungan perkotaan. Beberapa studi menunjukkan bahwa palawija dan tumbuhan lain yang ditanam sepanjang jalur jalan utama dari wilayah pinggir kota sampai dengan pusat kota memperlihatkan tingkat pertumbuhan yang rendah di lokasi sekitar kota.

Efek dari masing-masing pencemar sulit untuk diketahui, dan kerusakan tumbuhan kemungkinan merupakan hasil dari campuran pencemar di udara. Tetapi kadar ozon yang tinggi telah memperlihatkan kerusakan species tumbuhan dalam beberapa studi.

Beberapa spesies terutama yang berdaun pendek seperti bayam dan semanggi peka terhadap ozon, dan kerusakan tampak setelah pajanan yang pendek. Meskipun tidak ada pengetahuan rinci tentang efek ozon terhadap spesies, diasumsikan bahwa kerusakan struktur sel diakibatkan masuknya ozon ke dalam stomata. Ozon dapat mengganggu fungsi stomata dan kemudian merusak keseimbangan kelembaban.3. Dampak Polusi Udara Terhadap BangunanKadar sulfur dioksida yang tinggi di udara telah diketahui dapat mengakibatkan kerusakan bangunan. Namun meskipun kadar SO2 rendah, kerusakan bangunan masih terjadi. Hal ini dapat diakibatkan meningkatnya konsentrasi ozon dan nitrogen di dalam lingkungan perkotaan. Percobaan-percobaan yang dilakukan telah memperlihatkan bahwa campuran pencemar-pencemar seperti ozon, nitrogen dioksida dan sulfur merusak batu lebih cepat dibandingkan dengan satu persatu pencemar tersebut.

Masalah penting terkait dengan polusi udara perkotaan adalah kotornya bangunan-bangunan. Kepadatan area perkotaan semakin meningkat, asap dan partikel udara yang berasal dari kendaraan bermesin diesel telah mengambil alih asap dari batu bara sebagai penyebab utama kotornya permukaan bangunan. Jelaga dan partikel lainnya dapat bergabung dengan pencemar dan meningkatkan bahaya pengikisan bangunan-bangunan.

4. Dampak Polusi Udara terhadap Pemanasan GlobalPemanasan global merupakan peningkatan secara gradual dari suhu permukaan bumi yang sebagian disebabkan oleh emisi dari zat-zat penecemar seperti karbondioksida (CO2), metan (CH4) dan oksida nitrat (N2O), serta bertanggungjawab terhadap perubahan dalam pola cuaca global. Karbondioksida dan zat pencemar lainnya berkumpul di atmosfer membentuk lapisan yang tebal menghalangi panas matahari dan menyebabkan pemanasan planet dengan efek gas rumah kaca.

Pemanasan global merupakan fenomena yang kompleks, dan dampak sepenuhnya sangat sulit diprediksi. Namun, setiap tahunnya para ilmuawan makin banyak belajar tentang bagaimana pemanasan global tersebut mempengaruhi planet, dan banyak diantara mereka setuju bahwa konsekuensi tertentu akan muncul jika kecenderungan polusi yang terjadi saat ini berlanjut, diantaranya adalah:

Peningkatan permukaan laut yang disebabkan oleh mencairnya gunung es akan menimbulkan banjir di sekitar pantai;

Naiknya temperatur permukaan air laut akan menjadi pemicu terjadinya badai terutama di bagian tenggara atlantik

Rusaknya habitat seperti barisan batu karang dan pegunungan alpen dapat menyebabkan hilangnya berbagai hayati di wilayah tersebut. Para ilmuawan telah meneliti kemungkinan-kemungkinan perubahan cuaca yang tiba-tiba yang dipicu oleh pemanasan global dan menyebabkan sebagian dari dunia ini mengalami pemanasan atau pendinginan yang tiba-tiba dalam kurun waktu yang relatif singkat (beberapa tahun). Sementara kejadian seperti ini masih merupakan spekulasi, beberapa dampak pemanasan global telah dapat diamati dan dirasakan (Zaini, 2008).C. Cara Menanggulangi Polusi Udara Hal-hal yang dapat kita lakukan sehari-hari: 1. Mengurangi jumlah mobil lalu lalang. Misalnya dengan jalan kaki, naik sepeda, kendaraan umum, atau naik satu kendaraan pribadi bersama teman-teman (car pooling).

2. Selalu merawat mobil dengan seksama agar tidak boros bahan bakar dan asapnya tidak mengotori udara.

3. Meminimalkan pemakaian AC. Pilihlah AC non-CFC dan hemat energi.

4. Mematuhi batas kecepatan dan jangan membawa beban terlalu berat di mobil agar pemakaian bensin lebih efektif.

5. Meminimalkan penggunaan bahan kimia.

6. Membeli bensin yang bebas timbal (unleaded fuel).

7. Memilih produk yang ramah lingkungan. Misalnya parfum non-CFC.

8. Memakai plastik berulang kali. Sampah plastik sulit diurai dan kalau dibakar menimbulkan zat beracun.

9. Tidak merokok.

10. Kalau toilet menggunakan pengharum ruangan, pilih yang tidak mengandung aerosol. Usaha pemerintah untuk mengurangi tingkat polusi udara terutama di kota-kota besar antara lain:

1. Pemberi insentif bagi kendaraan bermotor yang memakai bahan bakar gas:

a. Keringanan pajak kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar gas berupa PBBKB (Pajak Bahan Bakar Kendaran Bermotor). Ref. PERPU. No.21 tahun 1997.

b. Pemberian keringanan pajak untuk bea-impor conversion kit, sehingga harga jualnya dapat ditekan dan terjangkau oleh masyarakat.

c. Peraturan pemerintah yang mewajibkan kepada Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) untuk memasang Catalytic Converter pada setiap kendaraan baru yang sudah diproduksi.

2. Pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN) Kebijakan pemerintah untuk percepatan pembuatan BBN antara lain:

a. Peraturan Pemerintah (PP) No.5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional.

b. Instruksi Presiden (Inpres) No.1 tahun 2006 tentang penyediaan dan pemanfaatan BBN.

c. Keputusan Presiden (Keppres) No.10 tahun 2006 tentang Tim Nasional pengembangan BBN untuk percepatan pengurangan kemiskinan dan pengangguran.

Solusi BBN untuk transportasi adalah sebagai pengganti/subtitusi solar atau bensin. Untuk solar digunakan bio-diesel, sedangkan untuk bensin digunakan bio-ethanol. Bio-diesel merupakan bentuk ester dari minyak nabati (sawit, minyak kelapa, jarak pagar,dll). Sedangkan bio-ethanol merupakan anhydrous alkohol berasal dari fermentasi tetes/nira tebu, singkong, jagung atau sagu. BAB IIIPENUTUPB. Kesimpulan1. Pencemaran udara diartikan sebagai adanaya bahan-bahan atau zat-zat asing didalam udara yang dapat menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. 2. Zat-zat yang dapat menyebabkan polusi udara antara lain : Karbon Monoksida (CO)

Nitrogen Oksida (NOx)

Belerang Oksida (SOx)

Hidrokarbon (HC)

Partikel

3. Polusi udara menimbulkan dampak negetif terhadap kesehatan manusia, terhadap tumbuhan, terhadap bangunan, dan terhadap pemanasan global.

4. Alternatif solusi untuk menanggulangi pencemaran udara adalah penanggulangan yang dilakukan oleh setiap masyarakat dalam kehidupan sehaari-hari dan oleh pemerintah.C. Saran Untuk penulisan makalah selanjutnya hendaknya menggunakan lebih banyak sumber sebagai kajian pustaka, supaya penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKAAstika. 2008. Udara Tercemar. (online). (http//www. Udarakota.com, diakses tanggal 8 Maret 2009).Kastiyowati. 2009. Dampak Polusi Udara. (online). (http//www.udarabersih.com, diakses tanggal 8 Maret 2009).

Saragih. 2008. Pengelolaan Udara Bersih. (online). (http//www.polusi.html.com, diakses tanggal 15 maret 2009).

Wardhana. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi Offset : Yogyakarta.

Yulianto. 2008. Pencemaran Udara Semakin Parah. (online). (http//www.udara tercemar.org.html).Zaini. 2008. Dampak dan Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara. (online). (http//: udara kota. Bappenas.go.id, diakses tanggal 8 Maret 2009).