plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - … mereka telah berusaha untuk mengenalkan kitab suci...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS CERITA BERGAMBAR
SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGENALKAN KITAB SUCI
KEPADA ANAK DALAM PENDAMPINGAN IMAN ANAK (PIA)
DI PAROKI PENYELENGGARAAN ILAHI LUBUK LINGGAU
SUMATERA SELATAN
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh :
Valentina Wuri Widawati
Oleh:
Valentina Wuri Widawati
NIM: 081124013
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua orangtuaku Bapak Oktavianus
Sukarjiman, S.Pd dan Ibu Theresia Ngadiyem. Kepada saudara saudari ku mas
Budi, mbak Christ, mas Koko, mas Win’s, & mas Narno (†). Kepada keluarga
Bpk. Agustinus Suseno. Kepada adik-adik PIA paroki Penyelengggaraan Ilahi
Lubuk Linggau, seluruh dosen IPPAK-USD dan teman-teman angkatan 2008
yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk berkembang selama
menjalankan tugas perutusan studi di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan
Pendidikan Agama Katolik Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka
sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah”
(Mrk 10:14)
“Tetapi hendaklah kamu pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja, sebab
jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri ”.
(Yak. 1:22)
“Inilah jalan Tuhan yang telah disiapkan untuk-ku”.
(Zetia & Penulis)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul EFEKTIVITAS CERITA BERGAMBAR SEBAGAI
MEDIA UNTUK MENGENALKAN KITAB SUCI KEPADA ANAK DALAM PENDAMPINGAN IMAN ANAK (PIA) DI PAROKI PENYELENGGARAAN ILAHI LUBUK LINGGAU, SUMATERA SELATAN. Penulis memilih judul ini berdasarkan fakta yang ada di paroki Penyelenggaraan Ilahi Lubuk Linggau di mana mereka telah berusaha untuk mengenalkan Kitab Suci kepada anak sejak kecil lewat cerita bergambar. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bahwa cerita bergambar itu dapat menjadi sarana yang efektif dalam mengenalkan Kitab Suci pada anak.
Efektivitas adalah keseimbangan Produksi dan Kemampuan Produksi. Dalam skripsi ini Produksi ialah hasil yang diinginkan, yaitu anak mengenal Kitab Suci dan Kemampuan Produksi, yaitu menghasilkan/memiliki aset fisik, aset keuangan dan aset manusia. Cergam sendiri merupakan sebuah cerita yang ditampilkan dengan menggunakan gambar untuk memperjelas jalan cerita yang disajikan. Mengenal Kitab Suci adalah suatu proses di mana Kabar Gembira yang berasal dari Tuhan ini dapat dimengerti oleh anak sehingga nilai-nilai kebaikan yang terkandung di dalamnya sungguh-sungguh terekspresikan dalam kehidupan nyata.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dari penelitian ini adalah anak-anak PIA di Paroki Penyelenggaraan Ilahi Lubuk Linggau yang aktif mengikuti pendampingan iman setiap minggunya sebanyak 75 responden. Instrumen yang digunakan ialah skala sikap yang dikembangkan dalam 27 pernyataan mengenai efektivitas cerita bergambar. Dari 75 responden, hanya ada 63 responden yang dapat ditemui. Hasil uji validitas pada taraf signifikansi 5%, N 63 orang dengan nilai kritis 0,166 dari 27 pernyataan diperoleh sebanyak 19 item valid. Sedangkan dari hasil uji reliabilitas diperoleh koefisien alpha sebesar 0,726, yang berarti reliabilitas instrumen tinggi.
Hasil penelitian kuesioner menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari aspek Produksi (P) dari mengenal Kitab Suci ialah 25,6825, nilai rata-rata KP dari aset fisik, aset keuangan dan aset manusia sebesar 42,095 maka keseimbangan
. Ini menunjukkan bahwa penggunaan media cerita bergambar untuk mengenalkan Kitab Suci kepada anak-anak PIA di Paroki Penyelenggaraan Ilahi sudah efektif, karena rasio yang diperoleh tidak melebihi angka 2 atau 1: ½. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka pendamping PIA perlu mempertahankan penggunaan cergam dan terus melatih kemampuan, keterampilan membuat, dan memproses bahasa gambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
This thesis entitles THE EFFECTIVENESS ILLUSTRATED STORY AS A MEDIA TO INTRODUCE BIBLE FOR THE CHILDREN TO CATECHESIS FOR CHILDREN (PIA) IN PROVIDENTIA PARISH LUBUK LINGGAU, SOUTH SUMATRA. The writer chose this title based on the fact that there are in the Providentia Parish Lubuk Linggau has attempted to introduce the Scriptures to children since childhood through picture story. This thesis aims to find out that the picture story can be an effective means of introducing Bible to children.
Effectiveness is the balance of Production and Capability Production. In this thesis Production of the desired result namely the child knowing the Scriptures and Capability Production, which produces/has the physical assets, financial assets and human assets. Comic is a story that is displayed using images to clarify the way story is presented. The Bible is a process in which the Good News from God can be understood by the child.
This research applied descriptive quantitative. The population of this research were children PIA in the Providentia Parish in Lubuk Linggau who were in the active catechessis followed by 75 respondents each week. Instruments used attitutede scale was developed in the 27 statements about the effectiveness of a illustrated story. Of the 75 respondents, only 63 respondents were availabel. The results of the validity test was at significance level of 5% , N 63 with the critical 0.166 of 27 statements obtained were 19 valid items. While the results of test reliability coefficient alpha was of 0.726, which means high reliability of the instrument.
The result of the questionnaire showed that the average value of the aspect Production (P) of knowing the Scriptures was 25,6825, the average value of KP physical assets, financial assets and human assets by 42,095, then the equilibrium
. This suggests that the use illustrated story as media to introduce Bible for children PIA in the Providentia Parish has been effective, because the ratio obtained does not exceed the number 2 or 1: ½. Thats,the companion the teachers of PIA need to maintain and continue to the use of their ability to draw pictures, to be creative, and to be able to produce language processing images.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena
telah membimbing, menerangi dan mencerahkan penulis dengan Roh Kudus-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul EFEKTIVITAS
CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGENALKAN
KITAB SUCI KEPADA ANAK DALAM PENDAMPINGAN IMAN ANAK
(PIA) DI PAROKI PENYELENGGARAAN ILAHI LUBUK LINGGAU,
SUMATERA SELATAN. Skripsi ini bertujuan untuk memberikan inspirasi bagi
pendamping PIA agar semakin kreatif dan juga termotivasi untuk
mengembangkan dan juga mendidik anak-anak semakin mengenal Yesus dan
memahami Kitab Suci, sehingga dalam kehidupan mereka sehari-hari dapat
mencontoh teladan yang diajarkan dalam Kitab Suci. Di samping itu skripsi ini
sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian Program Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik. Penulis
menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat diselesaikan berkat keterlibatan
berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung yang dengan setia
mendampingi, memberi motivasi, membimbing dan memberi kritikan yang
membangun. Oleh sebab itu penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan
yang tulus kepada:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
1. Drs. F. X. Heryatno Wono Wulung. ,SJ., M.Ed., selaku Kaprodi IPPAK yang
telah memberikan semangat dan dukungan kepada saya dalam penulisan
skripsi ini.
2. F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd., selaku dosen utama dan sekaligus dosen
pembimbing akademik yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta
memberikan motivasi, saran dan kritik yang membangun selama proses
penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Y.I. Iswarahadi, S.J., M.A. selaku dosen pembimbing kedua yang telah
bersedia membimbing dengan penuh kesabaran dan memberikan petunjuk
berupa saran-saran dan kritikan demi kemajuan penulis, perhatian, dorongan
kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Y. H. Bintang Nusantara, SFK, M. Hum. selaku dosen penguji yang telah
meluangkan waktunya untuk penulis, serta memberikan pengarahan dan
masukan dalam penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran.
5. Segenap dosen, staf Sekretariat, perpustakaan dan seluruh karyawan Prodi
IPPAK Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
atas kerjasama yang baik dan juga dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Romo Freddy Bambang Soetarno, Pr dan Romo Yustinus Suwartono, Pr.
Selaku Pastor Paroki Penyelenggaraan Ilahi Lubuk Linggau yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di Paroki ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
7. Para pendamping PIA: Sr. Agnetta, Ibu Asih, Ibu Marmi, dll yang telah
membantu penulis dalam hal memperoleh data-data tentang anak-anak PIA
kepada penulis sehingga sangat membantu melengkapi penulisan skripsi ini.
8. Seluruh anak-anak PIA di Paroki Penyelenggaraan Ilahi Lubuk Linggau yang
telah berpartisipasi, mendukung, dan membantu dalam penulisan skripsi ini,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
9. Kedua orangtuaku dan seluruh keluargaku di Lubuk Linggau serta seluruh
kelurga yang di Yogyakarta, terimakasih atas doa, semangat, dukungan, dan
dorongan untuk segera menyelesaikan skripsi.
10. Keluarga Agustinus Suseno di Lubuk Linggau, terimakasih atas doa,
semangat, dukungan, perhatian, dan dorongan untuk segera menyelesaikan
studi di Prodi IPPAK.
11. Al’ndut terimakasih atas penghiburan yang polos dan menggemaskan darimu.
Serta kepada Kristin, Cici, Erin dan Wilin sebagai teman kostku yang
tercinta, terimakasih atas dukungan, doa dan kegilaan kalian semua selama di
kost.
12. Patrik, Asep, Suryo, Bian, Antok, Goy, Tuti, Happy, Berna, Deslita, Beni dan
Hesti terimakasih atas cinta, doa, semangat, persahabatan, suka duka
bersama, motivasi dan bantuannya dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
13. Teman-teman angkatan 2008, terimakasih atas doa, dukungan dan
pengalamannya selama ini.
14. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini namun tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii
PENGESAHAN ............................................................................................... iii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............................ vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ...................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xxi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xxii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 9
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 10
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 10
E. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 11
F. Manfaat Penulisan ..................................................................................... 11
G. Metode Penulisan ...................................................................................... 12
H. Sistematika Penulisan ............................................................................... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 15
A. Perkembangan Anak usia Pendampingan Iman Anak (PIA) ..................... 16
1. Perkembangan Anak PIA ...................................................................... 16
a. Perkembangan Kognitif Anak PIA ................................................... 16
b. Perkembangan Emosi Anak PIA ..................................................... 18
c. Perkembangan Spiritual ................................................................... 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
d. Perkembangan Moral ....................................................................... 21
B. Pendampingan Iman Anak (PIA) ............................................................... 22
1. Pengertian PIA ....................................................................................... 22
2. Tujuan PIA ............................................................................................. 23
3. Pendamping PIA .................................................................................... 23
4. Suasana PIA ........................................................................................... 25
a. Gembira ........................................................................................... 25
b. Bebas ................................................................................................ 25
c. Bermain ............................................................................................ 25
d. Mendalam ........................................................................................ 26
e. Beriman ............................................................................................ 26
f. Menjemaat ....................................................................................... 26
5. Peserta PIA ............................................................................................ 27
6. Pelaksanaan PIA .................................................................................... 28
7. Kerjasama PIA ....................................................................................... 29
a. Orangtua .......................................................................................... 29
b. Sekolah ............................................................................................ 30
c. Masyarakat ....................................................................................... 30
d. Jemaat Beriman ............................................................................... 30
8. Bahan PIA ............................................................................................. 30
a. Kitab Suci ........................................................................................ 31
b. Liturgi Gereja ................................................................................... 31
c. Ajaran Gereja ................................................................................... 31
d. Hidup Mengereja .............................................................................. 32
e. Hidup Memasyarakat ....................................................................... 32
9. Buku Pegangan PIA ............................................................................... 33
a. Aku Berharga Di Hadapan Tuhan ................................................... 33
b. Aku Berharga Bagi Jemaat .............................................................. 34
c. Aku Berharga Bagi Masyarakat dan Dunia ..................................... 34
10. Evaluasi PIA ........................................................................................ 34
a. Pengertian Evaluasi ........................................................................... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
b. Fungsi Evaluasi ................................................................................. 35
c. Tujuan Evaluasi ................................................................................ 35
d. Alat Evaluasi ..................................................................................... 36
C. Pengenalan Kitab Suci ................................................................................ 37
a. Pengertian Kitab Suci ...................................................................... 37
b. Mengenalkan Kitab Suci pada anak ................................................ 38
c. Tujuan Mengenalakan Kitab Suci pada anak .................................. 39
d. Kitab Suci dalam kehidupan anak ................................................... 40
e. Metode Mengenalkan Kitab Suci kepada anak ............................... 42
f. Sarana Mengenalkan Kitab Suci kepada anak ................................. 44
D. Cerita Bergambar (Cergam) ....................................................................... 45
1. Pengertian Cerita Bergambar .............................................................. 45
2. Unsur-unsur Cergam ........................................................................... 47
3. Prinsip Cergam .................................................................................... 48
4. Pembuatan Cergam ............................................................................. 49
5. Unsur Visual dalam Cergam ............................................................... 50
6. Macam-macam Bentuk Ballon ............................................................ 50
7. Kelemahan dan Kelebihan cergam ...................................................... 51
E. Efektivitas ................................................................................................... 52
F. Kerangka Pikir ............................................................................................ 56
G. Fokus Penelitian ......................................................................................... 56
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 57
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 57
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 58
C. Populasi ...................................................................................................... 58
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................. 58
1. Variabel Penelitian ................................................................................. 58
2. Definisi Konseptual Variabel ................................................................ 59
3. Definisi Operasional Variabel ............................................................... 59
4. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 60
5. Instrumen Penelitian .............................................................................. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
6. Pengembangan Instrumen ...................................................................... 62
a. Kisi-kisi ............................................................................................ 62
b. Uji Coba Terpakai............................................................................. 65
1) Validitas ...................................................................................... 66
2) Reliabilitas .................................................................................. 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 70
A. Hasil Penelitian ........................................................................................... 70
1. Data Aspek Produksi (P): Mengenal Kitab Suci .................................... 71
2. Deskripsi Keseluruhan Kemampuan Produksi (KP) ............................. 73
a. Aset Fisik .......................................................................................... 73
1) Angket .......................................................................................... 73
2) Hasil Observasi ............................................................................ 75
b. Aset Keuangan .................................................................................. 76
c. Aset Manusia .................................................................................... 78
3. Deskripsi Penggunaan Cerita Bergambar .............................................. 80
4. Analisis Data Efektivitas ....................................................................... 82
B. Pembahasan Hasil Penelitian Efektivitas Cerita Bergambar
Berdasarkan Setiap Aspek Variabel ........................................................... 82
1. Aspek Produksi (P): Mengenal Kitab Suci ............................................ 82
2. Aspek Kemampuan Produksi (KP): Aset fisik, keuangan, manusia ...... 84
a. Aset Fisik ......................................................................................... 84
b. Aset Keuangan ................................................................................. 88
c. Aset Manusia ................................................................................... 89
3. Aspek Penggunaan Cerita Bergambar (Cergam) ................................... 90
C. Refleksi Kateketis ........................................................................................ 91
1. Pengertian dan Tujuan Katekese ........................................................... 91
a. Katekese sebagai Pendidikan Iman ................................................. 92
b. Katekese sebagai Komunikasi Iman ................................................ 93
c. Peran Peserta .................................................................................... 94
d. Peran Pendamping ........................................................................... 94
e. Bahan ............................................................................................... 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
2. Ciri-ciri Komunikasi dalam Katekese .................................................. 95
a. Bebas ................................................................................................ 95
b. Dinamis ............................................................................................ 96
c. Terbuka ............................................................................................ 96
d. Terencana ......................................................................................... 96
3. Proses dalam Katekese .......................................................................... 97
4. Aspek Kateketis dalam Pendampingan Iman Anak (PIA) .................... 97
a. Aspek Komunikasi Iman dalam PIA ............................................... 98
b. Peran Pendamping PIA .................................................................... 99
c. Peran Peserta PIA ............................................................................ 99
d. Bahan ............................................................................................... 100
5. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 102
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 103
A. Kesimpulan ................................................................................................. 103
B. Saran ........................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 107
LAMPIRAN .................................................................................................... 109
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ............................................................... (1)
Lampiran 2 Lembar Observasi ................................................................... (6)
Lampiran 3 Hasil Studi Dokumen ............................................................. (8)
Lampiran 4 Daftar Nama Anak Kelompok Sekolah Minggu ..................... (9)
Lampiran 5 Daftar Nama Anak Kelompok SEKAMI ................................ (10)
Lampiran 6 Nilai Hasil Menjawab Soal Test ............................................. (11)
Lampiran 7 Surat Permohonan Ijin Penelitian ........................................... (14)
Lampiran 8 Contoh Cergam Yesus Dibaptis .............................................. (15)
Lampiran 9 Contoh Cergam Yesus Memilih Murid-murid Pertama .......... (16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Kel : Keluaran
Kej : Kejadian
Luk : Lukas
Mat : Matius
Mrk : Markus
Sam : Samuel
Tes : Tesalonika
Ul : Ulangan
Yun : Yunus
Yoh : Yohanes
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
Cergam : Cerita Bergambar
CT : Catechesi Tradendae
KHK : Kitab Hukum Kanonik
C. Singkatan Lain
Bdk. : Bandingkan/Buka dokumen
CD : Compact Disk
Cergam : Cerita bergambar
dll : dan lain-lain
dst : dan seterusnya
E : Efektivitas
KP : Kemampuan Produksi
Komkat : Komisi kateketik
KWI : Konferensi Wali Gereja
MUDIKA : Muda Mudi Katolik
PAP : Penilaian Acuan Patokan
PB : Perjanjian Baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
PG : Play Group
PIA : Pendampingan Iman Anak
P : Produksi
PUSKAT : Pusat Kateketik
SAV :Studio Audio Visual
SEKAMI : Serikat Anak Misioner
St : Santo/Santa
TK : Taman kanak-kanak
VCD : Video Compact Disk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi populasi ............................................................................. 58
Tabel 2 Skor Alternatif Jawaban Variabel Efektivitas Cerita Bergambar ...... 62
Tabel 3 Instrumen Efektivitas Cerita Bergambar ........................................... 62
Tabel 4 Panduan Studi Dokumen ................................................................... 63
Tabel 5 Instrumen Panduan Observasi ............................................................ 63
Tabel 6 Soal Tidak Valid ................................................................................. 66
Tabel 7 Rumus Reliabilitas ............................................................................. 67
Tabel 8 Reliability Statistics............................................................................. 68
Tabel 9 Kriteria Kategori ................................................................................ 69
Tabel 10 Deskriptif Data Mengenal Kitab Suci .............................................. 71
Tabel 11 Deskripsi Aspek Produksi (P): Mengenal Kitab Suci ...................... 72
Tabel 12 Deskriptif Data Aset Fisik ................................................................ 73
Tabel 13 Deskripsi Aset Fisik ......................................................................... 74
Tabel 14 Deskriptif Aset Keuangan ................................................................ 76
Tabel 15 Deskripsi Aset Keuangan ................................................................. 77
Tabel 16 Deskriptif Data Motivasi Pendamping ............................................. 78
Tabel 17 Deskripisi Motivasi Pendamping ..................................................... 79
Tabel 18 Deskriptif Keseringan Penggunaan Cerita Bergambar .................... 80
Tabel 19 Deskripsi Aspek Pengguaan Cergam ............................................... 81
Tabel 20 Nilai Tes perolehan siswa ............................................................... 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Frekuensi Produksi (P) Mengenal Kitab Suci ................................ 72
Gambar 2 Frekuensi Aset Fisik ........................................................................ 74
Gambar 3 Frekuensi Aset Keuangan ............................................................... 77
Gambar 4 Frekuensi Aspek Motivasi Pendamping ......................................... 79
Gambar 5 Frekuensi Penggunaan Cergam ....................................................... 81
Gambar 6 Foto Halaman, pagar, & Kamar Kecil............................................. 85
Gambar 7 Foto Tempat Kegiatan PIA ............................................................ 86
Gambar 8 Foto Ruang belajar TK sering digunakan untuk pertemuan PIA ... 87
Gambar 9 Foto Buku-buku PIA dan sarana pendukung lainnya ..................... 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengenalkan Kitab Suci kepada anak-anak bukanlah sesuatu yang mudah
untuk dilakukan. Sebelum mengenalkan Kitab Suci pada anak, orangtua dan juga
para pendamping harus sudah mengenal dengan sungguh-sungguh bagaimana
dunia anak-anak itu. Dunia anak-anak adalah dunia yang penuh dengan
kegembiraan, permainan, dan juga kebebasan. Semua hal itu sudah melekat pada
diri anak-anak, sehingga di mana mereka berkumpul dan bermain di situlah
suasana kegembiraan muncul karena mereka dapat dengan bebas melakukan
sesuatu yang mereka inginkan bersama dengan teman-teman mereka. Anak-anak
zaman sekarang ini mengalami kehidupan yang sangat berbeda dengan anak-anak
zaman dahulu, mulai dari cara merasakan, cara berfikir, cara menanggapi
keadaan, cara bertindak, dan seterusnya. Sekarang ini anak-anak makin terbiasa
dengan alat-alat elektronik canggih, permainan yang bermacam-macam, bahan
bacaan dan buku-buku bergambar tak terhitung jumlahnya.
Dengan keadaan dunia anak yang sedemikian rupa, maka orang tua harus
mampu mengenalkan Kitab Suci kepada anak-anak sejak usia dini. Usia dini
justru menjadi umur emas dalam proses pendidikan seseorang. Usia 0-6 tahun
adalah masa di mana seorang anak membutuhkan didikan yang tepat untuk
mencapai kematangan pribadinya. Para psikolog yakin, apabila pada usia dini
seorang anak telah memperoleh didikan yang tepat untuk mengembangkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mengaktualisasikan diri, pada masa-masa selanjutnya tinggal memodifikasi
struktur dan fungsi kepribadiannya, sehingga terbentuk kepribadian yang
diharapkan. Menurut Maria Montessori (1870-1952), bahwa selagi anak masih
dalam kandungan pendidikan sudah harus dimulai. Model pembelajaran dalam
umur 0-6 tahun sangat menentukan kepribadian anak setelah dewasa. Sebab
perkembangan anak pada tahun-tahun awal memasuki periode sensitif/peka untuk
belajar atau berlatih sesuatu.
Sebenarnya Kitab Suci memang ditulis bukan untuk anak-anak, tetapi
harus diwartakan kepada anak-anak. Orang dewasa dan para ahli Kitab Suci
sendiri juga masih merasa sulit untuk memahami isi Kitab Suci, apalagi anak-anak
mereka belum dapat dibiarkan sendirian untuk membaca dan memanfaatkan isi
Kitab Suci bagi hidup mereka, sehingga dibutuhkan orang lain yang dapat
membantu mereka untuk memahami pesan yang terkandung di dalam Kitab Suci
tersebut. Oleh sebab itu untuk bisa mengenalkan isi Kitab Suci dengan baik
kepada anak-anak isi Kitab Suci perlu disajikan dalam bentuk cerita yang mudah
ditangkap maknanya oleh anak-anak sehingga ajaran-ajaran tentang keselamatan
dari Tuhan yang terkandung di dalamnya dapat dipahami maknanya oleh anak
dengan mudah.
Hal ini perlu dilakukan oleh para orangtua, karena pendidik yang paling
utama dan terutama adalah orangtua mereka. Pengajaran Kitab Suci dan
pewarisan kekayaan iman harus dilakukan kapan pun selama kesempatan itu ada.
Orang tua harus menyesuaikannya dengan pendidikan yang menjadikan anak-
anak hormat dan taat. Mereka bertanggung jawab penuh terhadap pendidikan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
bina iman anak-anak. Hubungan orangtua dan anak terjalin suatu ikatan batin
yang menjadi kodrat kehidupan keluarga. Jadi, orangtua wajib menyediakan
waktu, biaya, sarana, tenaga dan perhatian serius untuk mendidik anak-anak. Oleh
karena itu, bila orangtua menyangi anak mereka tidak akan setengah hati dan tidak
merasa rugi dalam mendidik anaknya.
Di paroki Penyelenggaraan Ilahi Lubuk Linggau, ada beberapa orangtua
yang jarang sekali bisa meluangkan waktu untuk anak-anak. Hampir setiap hari
orangtua mereka bekerja tanpa kenal waktu dan juga tanpa memikirkan
perkembangan anak mereka. Orangtua hanya memikirkan profesinya karena
tuntutan ekonomi yang semakin hari semakin mahal. Mereka hanya memberikan
perhatian pada anak-anak berupa materi, sehingga dengan adanya materi yang
diberikan orangtua semua kebutuhan dan keinginan anak sudah tersedia dan dapat
dibeli sendiri oleh anak-anak. Selama kedua orangtua bekerja biasanya anak-anak
dititipkan pada tempat penitipan anak, pada nenek atau saudara, bahkan ada pula
yang menitipkannya pada seorang pengasuh.
Sekarang ini pengenalan Kitab Suci dilakukan melalui metode cerita yang
kemudian dikembangkan dalam buku-buku cerita bergambar. Bahkan Gereja-
gereja Kristen sudah terlebih dahulu melakukan banyak usaha dalam
mengupayakan agar Kitab Suci dimengerti dan dicintai anak dengan mudah dan
juga menarik. Upaya mereka adalah membuat Kitab Suci khusus untuk anak-anak
dalam bahasa yang sudah disederhanakan dengan bahasa anak. Mereka juga
mengupayakan membuat cerita-cerita bergambar tentang Kitab Suci, baik dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kesatuan sebagai buku Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru maupun sesuai buku-
buku atau tokoh-tokoh Kitab Suci.
Karya Kepausan Indonesia juga pernah menerbitkan Kitab Suci untuk
anak-anak dengan variasi dan gambar-gambar yang menarik. Beberapa penerbit
Katolik di Indonesia, misalnya Kanisius telah menerbitkan banyak cerita Kitab
Suci atau tokoh-tokoh Kitab Suci untuk anak-anak. Meskipun begitu, di Indonesia
penyebarannya belum merata dan kadang belum dikenal baik itu oleh orang tua,
pendamping, maupun oleh anak sendiri. Cara yang paling mudah untuk
mengenalkan anak pada Kitab Suci ialah melalui cerita bergambar. Dengan
adanya cerita bergambar ini anak akan mendapatkan informasi baru, mereka lebih
mengenal dunia, diperkaya oleh nilai-nilai baru, semakin dilengkapi
pengetahuannya dan juga pemahamannya tentang Sabda Tuhan.
Iswarahadi dalam bukunya Media Dan Pewartaan Iman (2010: 107),
mengatakan untuk mendukung pewartaan iman Studio Audio Visual (SAV)
Puskat Yogyakarta, menyiapkan program-program berupa cerita bergambar,
selain itu SAV PUSKAT juga membuat program berupa kaset suara dan program
video. Tema-temanya diangkat dari cerita Kitab Suci, cerita rakyat dan cerita
kehidupan. SAV Puskat mengemas cerita-cerita Kitab Suci, cerita santo-santa,
perumpamaan moderen, atau kisah-kisah pendek. Program-program ini sebagian
besar didesain dengan cara lokal dalam bentuk drama dan cerita boneka. Program-
program ini dikemas sedemikian rupa, anak-anak pun bisa menikmatinya,
mempelajari dan memanfaatkannya sehingga ada harapan bagi anak-anak untuk
mengenal Kitab Suci dengan baik dan mudah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Tujuan dari mengenalkan Kitab Suci kepada anak sejak usia dini yaitu
dapat membuat anak-anak untuk belajar mengenal dan mengetahui Allah serta
dapat membantu mereka untuk percaya dan mencintai Allah. Melalui cerita suci
anak-anak akan melihat, mengenal, mencintai, dan mewartakan Allah dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Pewartaan Kitab Suci melalui cerita bergambar,
anak-anak akan berkobar-kobar dan terpesona akan Allah yang hidup. Hal ini
akan membekas di hati mereka seumur hidupnya. Melalui cerita tentang Tuhan
anak akan mulai menjadi pewarta Kabar Gembira cilik kepada orangtuanya,
kepada teman seusianya dan juga kepada semua orang yang mereka jumpai (Linda
Wahyudi, 2008:19-20).
Pengajaran Kitab Suci kepada anak sejak usia dini dapat menumbuhkan
harapan masa depan yang cerah bagi Gereja dalam hal pewarisan iman. Dalam
Kitab Ulangan 6:7, dikatakan: “Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang
kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu,
apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila
engkau bangun.”
Namun dengan tersedianya sarana yang mendukung ini tidak semua anak
bisa memanfaatkanya dengan baik. Hanya anak-anak yang mampu sajalah yang
dapat menggunakan dan juga membeli semua media yang tersedia itu. Walaupun
semua sarana tersedia dengan baik tetapi tidak ada orangtua, pendidik dan orang
dewasa lainnya yang bisa memanfaatkan sarana tersebut hal itu sama saja dengan
kesia-siaan. Oleh sebab itu dibutuhkan orangtua dan juga para anggota keluarga
lainnya untuk bisa meluangkan waktunya bagi anak-anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Paroki Penyelenggaraan Ilahi, Lubuk Linggau, Sumatera Selatan adalah
salah satu paroki yang sudah berusaha untuk mengenalkan Kitab Suci pada anak
sejak usia dini lewat Pendampingan Iman Anak (PIA). Dalam melaksanakan tugas
pelayanan Gereja, paroki ini juga sudah berusaha untuk melibatkan umatnya agar
ikut mengambil bagian dalam tugas-tugas pelayanan Gereja setempat. Salah satu
tugasnya adalah dengan menjadi pendamping PIA Paroki. Untuk menjadi
pendamping PIA dibutuhkan seseorang yang benar-benar mencintai anak-anak,
memiliki keterampilan khusus dalam hal mendampingi anak-anak, dan juga mau
dengan sepenuh hati tanpa ada paksaan untuk mau meluangkan waktu demi anak-
anak yang didampingi. Sekarang ini pendamping yang demikian jarang sekali
ditemukan, menurut sharing dari Ibu Asih yaitu salah satu pendamping PIA di
paroki Penyelenggaraan Ilahi, para pendamping PIA yang ada saat ini adalah
sukarelawan, walaupun di antara mereka memang ada yang berprofesi sebagai
guru Play Group (PG) dan Taman Kanak-kanak (TK), dibantu dengan beberapa
MUDIKA dan juga seorang suster. Mereka mempunyai latar belakang
pendidikan, pengalaman dan kemampuan yang berbeda-beda, tetapi mereka tetap
bersemangat untuk menjadi pendamping PIA, mereka juga berusaha untuk saling
belajar demi meningkatkan kemampuannya melalui pengalaman, bertanya kepada
ahlinya, dan membaca berbagai macam buku tentang pendampiangan iman anak.
Dengan demikian mereka dapat membantu paroki dalam mendidik anak-anak
sejak usia dini untuk bisa mengenal Kristus lewat Kitab Suci dan juga menjadikan
Yesus sebagai idola sejati anak-anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Paroki menyediakan tempat yang cukup memadai untuk kegiatan PIA
berlangsung. Penulis melihat bahwa kegiatan PIA ini biasanya berlangsung di
ruang sekolah TK yang kebetulan satu kompleks dengan Gereja. Pertemuan PIA
di Paroki ini diadakan secara rutin setiap hari minggu setelah perayaan Ekaristi
Minggu pagi selama satu jam lebih lima belas menit. Jumlah anak PIA di Paroki
ini ada 75 anak, mereka rata-rata berasal dari latar belakang keluarga kelas
menengah ke atas. Jumlah pendamping PIA di paroki ini ada 16 orang MUDIKA,
2 orang ibu-ibu yang memang berprofesi sebagai guru dan 1 orang Suster. Para
Pendamping mudika ini sudah terjadwal setiap minggunya, mereka berperan
sebagai tim “animasi”. Mengapa disebut tim “animasi”? Menurut sharing dari
salah satu pendamping PIA yang bernama Fitri, tim “animasi” merupakan tim
penghibur dan juga membantu jalannya proses pertemuan PIA berlangsung. Tim
“animasi” ini bertugas mengajak anak-anak untuk mengadakan acara gerak dan
lagu, permainan, mewarnai serta membantu mengatur anak-anak agar tertib ketika
pendamping lainnya mengajar. Mereka mengelompokkan anak-anak berdasarkan
tingkatan usia sekolah dan masing-masing kelompok ditempatkan pada ruang
tersendiri bersama dengan pendampingnya.
Paroki juga memberi dukungan dalam hal pemenuhan sarana dan juga
prasarana yang dapat digunakan pada saat pertemuan PIA seperti tersedianya
buku-buku cerita, Kitab Suci bergambar, Compact Disk (CD) kisah-kisah santo-
santa, boneka tangan, kaset lagu-lagu rohani, dan tape recorder. Pihak paroki
mengusahakan dana untuk kelompok PIA ketika mereka akan berziarah atau pun
pesta anak-anak. Penyediaan dana ini tidak sepenuhnya ditanggung oleh pihak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
paroki, karena anak-anak PIA setiap minggunya sudah mengumpulkan kolekte.
Kemudian hasil dari pengumpulan kolekte tersebut dapat mereka gunakan untuk
keperluan anak-anak PIA pergi berziarah pada saat bulan Maria, paroki juga
menyediakan transportasi bagi anak-anak. Transportasi ini biasanya berasal dari
para orangtua yang mampu secara sukarela menawarkan mobilnya untuk
digunakan anak-anak pergi berziarah.
Materi yang biasa digunakan untuk PIA di Paroki Penyelenggaraan Ilahi
yaitu disesuaikan dengan tema bacaan pada hari Minggu tersebut. Terkadang para
pendamping juga menggunakan materi yang ada di buku Biarlah anak-anak
datang Kepada-Ku, Temu Minggu Terbitan Kanisius dan buku Aku Sahabat
Yesus. Metode yang digunakan setiap minggunya berbeda-beda yaitu pada
Minggu pertama bercerita, Minggu kedua menggunakan Kitab Suci, Minggu
ketiga dan keempat mewarnai. Metode yang sering digunakan dalam kelompok
PIA usia TK sampai kelas 2 SD adalah metode cerita dengan menggunakan
boneka tangan sehingga dapat menarik perhatian mereka, sedangkan untuk anak
Sekolah Minggu dan Sekami pendamping menggunakan metode cerita
menggunakan gambar.
Kegiatan PIA ini dapat berjalan dengan baik tidak hanya ada dukungan
dari pihak paroki dan juga para pendamping saja, melainkan berkat adanya
dukungan dari orangtua anak-anak. Bentuk perhatian dan dukungan orangtua yang
konkret atas kegiatan PIA adalah orangtua merelakan anak-anaknya untuk
mengikuti kegiatan PIA, baik di lingkungan, stasi, maupun paroki. Orangtua juga,
merelakan anak-anaknya yang sudah berusia SMP atau SMA atau mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
untuk terlibat menjadi pendamping. Orangtua harus mendukung pengadaan sarana
atau kegitan lain yang menunjang terlaksananya kegitan PIA secara optimal dan
menarik. Namun ada juga beberapa orangtua yang memang acuh tak acuh dengan
kegiatan PIA, atau bersikap biasa-biasa dengan kegiatan ini. Mereka melihat
bahwa kegiatan PIA ini hanya merepotkan. Misalnya jika anaknya mengikuti
kegitan ini akan semakin bertambah banyak biaya yang mereka keluarkan, tidak
ada yang antar-jemput anak-anak mereka karena kesibukan orangtua dalam
mencari uang, selain itu ada juga orangtua yang takut nanti anaknya tidak bisa
istirahat karena sudah sekolah dari hari Senin-Sabtu, dan lain sebagainya.
Dengan adanya usaha dari paroki Penyelenggaraan Ilahi untuk
mengenalkan Kitab Suci pada anak-anak yang diaplikasikan dalam proses
kegiatan PIA setiap minggunya, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut
mengenai, “Efektivitas Cerita Bergambar Sebagai Media Untuk Mengenalkan
Kitab Suci Kepada Anak Dalam Pendampingan Iman Anak (PIA) Di Paroki
Penyelenggaraan Ilahi Lubuk Linggau, Sumatera Selatan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah anak-anak sudah mengenal Kitab Suci?
2. Apakah media Kitab Suci untuk anak-anak sudah banyak tersedia?
3. Metode apa yang biasa dipakai oleh pendamping PIA untuk mengenalkan
Kitab Suci pada anak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
4. Apakah metode yang dipakai tersebut menarik bagi anak-anak?
5. Bagaimanakah memilih cerita yang baik untuk anak-anak dalam PIA?
6. Bagaimana efektivitas cerita bergambar mampu mengenalkan Kitab Suci
pada anak dalam PIA?
7. Siapa saja yang berperan dalam mengenalkan Kitab Suci pada anak?
8. Bagaimana orang tua mengenalkan Kitab Suci pada anak?
9. Apakah sarana dan prasarana yang tersedia sudah cukup untuk mendukung
proses pelaksanaan PIA?
10. Apakah Paroki mendukung pengenalan Kitab Suci pada anak dalam PIA?
11. Hal konkret apa yang paroki tunjukkan dalam mendukung pengenalan Kitab
Suci pada anak dalam PIA?
C. Pembatasan Masalah
Dari judul Efektivitas Cerita Bergambar Sebagai Media Untuk
Mengenalkan Kitab Suci Kepada Anak Dalam Pendampingan Iman Anak (PIA)
Di Paroki Penyelenggaraan Ilahi Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, maka
penulisan skripsi ini dibatasi pada efektivitas dari penggunaan media cergam
sebagai sarana untuk mengenalkan Kitab Suci pada anak-anak.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan di atas maka rumusan masalahnya adalah
“Bagaimanakah efektivitas cerita bergambar sebagai media untuk mengenalkan
Kitab Suci pada anak dalam PIA?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
E. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan skripsi ini
adalah mengetahui sejauhmana cerita bergambar menjadi sarana yang efektif
dalam mengenalkan Kitab Suci pada anak.
F. Manfaat Penulisan
Penulisan skripsi ini memiliki manfaat antara lain:
1. Bagi pendamping PIA: memberikan sumbangan untuk membantu para
pendamping PIA dalam meningkatkan metode yang dapat dipakai dalam
mendampingi anak. Pendamping juga dapat menarik simpati anak untuk bisa
menerima dan juga mendekatkan anak dengan Kitab Suci.
2. Bagi orangtua: memberikan inspirasi baru untuk bisa semakin mengembangkan
keterampilan bercerita yang sudah dimiliki agar semakin mendekatkan
keluarga, sehingga hubungan yang harmonis dapat terjalin disini.
3. Bagi anak: dapat membantu mereka dalam mengenali dan menyadari bahwa
dirinya sebagai pemilik kerajaan Allah. Selain itu anak dapat menjadi pewarta-
pewarta kecil Kerajaan Allah di tengah dunia zaman sekarang.
4. Bagi penulis: sebagai seorang guru agama dan juga katekis penulis semakin
memiliki keterampilan dalam penggunaan sarana media cergam dalam proses
belajar mengajar dan juga dalam berkatekese, sehingga suasana yang tercipta
tidak lagi membosankan melainkan adanya relasi yang timbal balik antara umat
dan juga katekis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
G. Metode Penulisan
Skripsi ini berjudul “Efektivitas Cerita Bergambar Sebagai Media untuk
Mengenalkan Kitab Suci Kepada Anak Dalam Pendampingan Iman Anak (PIA)
Di Paroki Penyelenggaraan Ilahi Lubuk Linggau, Sumatera Selatan”. Dalam
penulisan ini metode yang akan digunakan adalah metode analisis deskriptif. Data
yang dibutuhkan dikumpulkan dengan menggunakan angket berskala yang
jawabannya bersifat tertutup. Selain itu penulis juga mengembangkannya dengan
bantuan buku-buku pendukung.
H. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penulisan skripsi ini,
penulis akan menyampaikan pokok-pokok gagasan dalam penulisan sebagai
berikut:
BAB I Pendahuluan yang meliputi latar belakang penulisan, rumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II berisi Kajian Pustaka yang akan diuraikan dalam lima bagian yaitu
bagaian pertama mengenai perkembangan anak yang meliputi: perkembangan
anak PIA, perkembangan kognitif, perkembangan emosi, perkembangan spiritual,
perkembangan moral. Bagian kedua mengenai pendampingan iman anak:
pengertian PIA, tujuan PIA, pendampingan PIA, suasana PIA, peserta PIA,
pelaksanaan PIA, kerjasama PIA, bahan PIA, buku pegangan PIA, dan evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
PIA. Bagian ketiga yaitu pengenalan Kitab Suci: pengertian Kitab Suci,
mengenalkan Kitab Suci pada anak, tujuan mengenalkan Kitab Suci, Kitab Suci
dalam kehidupan anak, metode mengenalkan Kitab Suci, dan sarana mengenalkan
Kitab Suci. Bagian keempat yaitu cerita bergambar (cergam): pengertian cerita
bergambar, unsur cergam, prinsip cergam, pembuatan cergam, unsur visual dalam
cergam, macam-macam bentuk balloon, kelemahan dan kelebihan cergam. Serta
bagian kelima penulis membahas tentang efektivitas, kerangka pikir dan fokus
penelitian.
BAB III menjelaskan mengenai metodologi penelitian yang meliputi;
jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi. Teknik dan instrumen
pengumpulan data meliputi: variabel penelitian, definisi konseptual variabel, dan
definisi operasional variabel. Teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,
pengembangan instrumen. Teknik pengolahan data meliputi: uji terpakai, uji
validitas, uji reliabilitas, dan deskripsi data.
BAB IV penulis akan menyajikan Pembahasan Hasil Penelitian yang
meliputi hasil penelitian berdasarkan angket, berdasarkan hasil observasi, dan
berdasarkan hasil penelitian dari setiap aspek variabelnya serta refleksi kateketis.
BAB V Kesimpulan dan Saran: penulis akan menyampaikan kesimpulan
dari keseluruhan penulisan skripsi ini dan juga saran yang membangun bagi diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
penulis sendiri dan bagi para pendamping PIA di Paroki Penyelenggaraan Ilahi
Lubuk Linggau, Sumatera Selatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Berkaitan dengan judul yang penulis pilih yakni “Efektivitas Cerita
Bergambar Sebagai Media Untuk Mengenalkan Kitab Suci Kepada Anak Dalam
Pendampingan Iman Anak (PIA) Di Paroki Penyelenggaraan Ilahi Lubuk
Linggau, Sumatera Selatan”, maka penulis akan membahasnya menjadi lima
bagian yang meliputi: bagian pertama akan membahas perkembangan anak usia
PIA yang terdiri dari: perkembangan anak PIA, perkembangan kognitif,
perkembangan emosi, perkembangan spiritual, dan perkembangan moral.
Kemudian pada bagian kedua penulis akan membahas Pendampingan Iman Anak
(PIA) yang meliputi: pengertian PIA, tujuan PIA, pendamping PIA, suasana PIA,
peserta PIA, pelaksanaan PIA, kerjasama PIA, bahan PIA, buku pegangan PIA,
dan evaluasi PIA. Pada bagian ketiga penulis akan membahas Kitab Suci yang
meliputi: pengertian Kitab Suci, mengenalkan Kitab Suci pada anak, tujuan
mengenalkan Kitab Suci pada anak, Kitab Suci dalam kehidupan anak, metode
yang dipakai dalam mengenalkan Kitab Suci pada anak dan sarana yang dipakai
dalam mengenalkan Kitab Suci pada anak. Pada bagian yang keempat penulis
membahas cerita bergambar (cergam) yang meliputi: pengertian cerita bergambar,
unsur-unsur cergam, prinsip cergam, unsur visual dalam cergam, macam-macam
bentuk balon, kelemahan dan kelebihan cergam. Sedangkan pada bagian kelima
penulis akan membahas tentang efektivitas. Pada bab ini juga akan diuraikan
kerangka pikir dan fokus penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
A. Perkembangan Anak Usia Pendampingan Iman Anak (PIA)
1. Perkembangan Anak PIA
Perkembangan ditentukan oleh faktor keturunan dan faktor lingkungan,
yang secara bersamaan bekerja dalam bentuk proses maturation/penyempurnaan
dan proses learning/proses belajar. Prinsip ini mengingatkan bahwa peran
orangtua amatlah besar dalam perkembangan seorang anak. Perkembangan anak
PIA menurut usianya adalah anak-anak seusia 4-12 tahun, atau seusia anak TK
sampai dengan kelas V SD. Untuk memudahkannya dalam mendampingi
sebaiknya dibentuk kelompok sesuai dengan usia mereka, karena hal ini akan
lebih memudahkan pendamping dalam menyampaikan materi dan juga
menggunakan metode pendampingan yang sesuai dengan usia mereka. Berikut ini
aspek-aspek perkembangan yang ada pada diri anak PIA:
a. Perkembangan Kognitif Anak PIA
Piaget dalam Hurlock (1989: 39) membagi tahap perkembangan kognitif
anak usia 4-12 tahun menjadi tiga, yaitu:
1) Tahap praoperasional (usia 2-7 tahun)
Tahap ini merupakan tahap pemikiran yang lebih simbolis tetapi tidak
melibatkan pemikiran operasional dan lebih bersifat egosentris dan intuitif
ketimbang logis. Tahap ini dibagi atas dua sub-tahapan yaitu:
a) Fase fungsi simbolis yang terjadi kira-kira antara usia 2-4 tahun. Dalam
tahap ini anak belajar menggunakan dan merepresentasikan obyek yang
tak hadir dengan gambaran dan kata-kata tetapi pemikirannya masih
bersifat egosentris dan animisme. Egosentris adalah keadaan dimana anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain sedangkan
animisme adalah kepercayaan bahwa obyek tak bernyawa adalah hidup
dan bisa bergerak.
b) Fase pemikiran intuitif yang terjadi antara usia 4-7 tahun. Piaget menyebut
tahap ini sebagai tahap yang intuitif karena anak-anak merasa yakin
tentang pemahaman mereka mengenai suatu hal tetapi tanpa menggunakan
pemikiran rasional. Pada tahap ini anak juga mulai banyak mengajukan
pertanyaan dan ingin tahu semua jawaban dari pertanyaan tersebut.
2) Tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun)
Pada umumnya anak-anak pada tahap ini telah memahami operasi logis
dengan bantuan benda konkret. Penalaran logika menggantikan penalaran intuitif
tetapi hanya dalam situasi yang konkret seperti menggunakan media-media
pembelajaran dan alat-alat peraga untuk anak.
3) Tahap operasional formal (usia 11-12 tahun)
Pada tahap ini anak mampu mempertimbangkan semua kemungkinan
dalam memecahkan masalah dan mampu menalar atas dasar hipotesis dan dalil.
Pemikiran anak menjadi lebih luwes dan konkret, mereka mampu mengabungkan
informasi dari sejumlah sumber yang berbeda dan dapat memecahkan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Perkembangan Emosi Anak PIA
Elizabeth B. Hurlock (1990:86) menggolongkan perkembangan emosi
manusia menjadi beberapa tahapan seperti berikut:
1) Usia anak 4-6 tahun
Anak yang berusia empat tahun menyenangi kejutan-kejutan dan juga
peristiwa roman. Mereka memerlukan keamanan dengan mengetahui bahwa ada
suatu struktur dalam kehidupan sehari-hari. Anak yang berusia empat tahun juga
sudah mulai menunjukkan selera humor. Pada usia lima sampai enam tahun anak
mulai matang dan mulai menyadari akibat-akibat dari emosinya. Ekspresi emosi
anak dapat berubah secara drastis dan cepat. Contohnya: baru saja anak menangis
tetapi setelah beberapa menit kemudian anak bisa gembira lagi karena
mendapatkan hiburan dari orang yang mengendalikan emosinya.
2) Usia anak 6-12 tahun
Anak-anak yang berusia tujuh dan delapan tahun mulai mencoba kembali
untuk memperoleh kendali yang lebih baik lagi dari tanggapan emosional mereka.
Mereka mulai menyadari kondisi di dunia dan lebih menaruh perhatian terhadap
cerita-cerita baru yang mereka lihat di televisi atau yang mereka dengar dari
bahan diskusi orang-orang dewasa. Anak yang berusia tujuh dan delapan tahun
mulai menunjukkan ketekunan di dalam usaha yang mereka lakukan untuk
mencapai tujuan mereka. Ini sering menyebabkan orangtua mereka menjadi kesal
dimana ketika anak meminta orangtua untuk melakukan suatu hal secara berulang
kali. Pada usia ini anak-anak mengembangkan sikap empati yang lebih
memperkenalkan diri kepada orang lain dan juga merasa bersalah ketika mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
melukai orang lain, baik secara fisik ataupun emosional. Mereka mencoba untuk
menimbulkan rasa nyaman terhadap keluarga atau teman tanpa diminta untuk
melakukannya.
3) Usia anak 12 tahun
Berikut ini adalah beberapa perkembangan emosi anak yang berusia 12
tahun menurut Hurlock:
a) Anak usia 12 tahun cenderung bersikap pemurung. Hal ini disebabkan
karena perubahan biologis dalam hubungannya dengan kematangan
seksual dan sebagiannya lagi karena kebingungannya dalam menghadapi
orang dewasa. Hal ini dapat memicu terjadinya suasana hati yang depresi.
Suasana hati seperti ini lebih banyak dialami oleh anak perempuan.
b) Ada kalanya mereka juga bersikap kasar dalam menutupi kekurangannya,
agar mereka terlihat lebih percaya diri.
c) Ledakan-ledakan kemarahan sering terjadi sebagai akibat dari kombinasi
ketegangan psikologis, ketidakstabilan biologis dan kelelahan karena
bekerja yang terlalu keras atau pola makan yang tidak tepat ataupun tidur
yang kurang cukup.
d) Cenderung berperilaku tidak toleran terhadap orang lain dengan
membenarkan pendapatnya sendiri.
e) Mengamati orangtua dan guru secara lebih objektif dan mungkin marah
apabila tertipu dengan gaya guru yang bersifat sok tahu (Hurlock 1990:
213).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
c. Perkembangan Spiritual
Menurut J. Fowler ada dua tahap perkembangan iman pada anak usia 4-12
tahun, yaitu:
1) Tahap kepercayaan intiutif-proyektif (Usia 4-6 tahun).
Pada tahap ini daya imajinasi dan dunia gambaran sangat berkembang,
walaupun anak belum memiliki kemampuan operasi logis yang mantap. Daya
imajinasi dan gambaran-gambaran tersebut dapat dirangsang oleh cerita, gerak,
isyarat, upacara, simbol-simbol dan kata-kata. Kemampuan untuk membedakan
perspektif diri sendiri dan perspektif orang lain sangat terbatas. Pada usia ini anak
diberikan cerita-cerita teladan dalam Alkitab, cerita-cerita yang menggugah hati
dan merangsang pertumbuhan iman. Namun harus diingat bahwa pada tahap ini
anak belum bisa membedakan perspektif dirinya sendiri dan persfektif orang lain.
Jadi, cerita-cerita yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan anak, sehingga
imajinasi anak benar-benar mengarah pada kebenaran tentang Tuhan.
2) Tahap kepercayaan mitis harafiah (Usia 7-12 tahun).
Di sini imajinasi dan gambaran masih berpengaruh kuat, namun mulai
muncul operasi-operasi logis yang melampaui tingkat perasaan dan imajinasi
sebelumnya. Anak mulai membedakan perspektif diri sendiri dan perspektif orang
lain, serta memperluas perspektifnya dengan mengambil alih perspektif orang
lain. Melalui cerita-cerita Alkitab yang ajaib dapat mendorong perkembangan
iman anak. Dengan cerita-cerita tersebut anak percaya adanya kuasa Tuhan.
Walaupun cerita-cerita tersebut masih ditafsirkan secara harafiah, cerita ini sangat
membantu anak untuk mengenal kuasa Tuhan dan mengenalkan simbol-simbol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dalam agama mereka, agar anak tidak salah mengerti tentang simbol-simbol
tersebut.
d. Perkembangan Moral
Kohlberg dalam Hurlock (1989: 80) menguraikan mengenai tahapan
perkembangan moral anak, yaitu:
1) Tahap Moralitas Prakonvensional (Usia 0-9 tahun)
Pada tahap ini perilaku anak tunduk pada kendali eksternal. Anak
berorientasi pada kepatuhan dan hukuman dan moralitas suatu tindakan dinilai
atas dasar akibat fisiknya. Anak hanya mengetahui hal yang baik dan yang buruk
melalui hasil dari tindakan tersebut. Dengan demikian jika anak berbuat baik
orangtua harus memujinya, dan jika anak berbuat yang tidak baik orangtua wajib
untuk menasihatinya. Nasihat yang dimaksud ialah nasihat yang membangun ke
arah perkembangan moral yang baik, tanpa harus menghukumnya secara fisik.
2) Tahap Moralitas Konvensional (Usia 9-15 tahun)
Dalam tahap ini, anak menyesuaikan diri dengan peraturan untuk
mendapatkan persetujuan orang lain dan untuk mempertahankan hubungan baik
dengan mereka. Pada fase kedua dalam tahap ini, anak yakin bahwa bila
kelompok sosial menerima peraturan yang sesuai bagi seluruh anggota kelompok,
mereka harus berbuat sesuai dengan peraturan itu agar terhindar dari kecaman dan
ketidak setujuan sosial. Orangtua hendaknya membimbing dan menasihati anak
agar tidak terlena terhadap penghargaan dan penerimaan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
B. Pendampingan Iman Anak (PIA)
1. Pengertian PIA
Pendampingan Iman Anak sering juga disebut dengan Sekolah Minggu.
Hal ini sudah lama dilaksanakan di dalam lingkungan Gereja Protestan. Sekolah
Minggu adalah sarana penginjilan yang terbesar bagi gereja, karena masa anak-
anak adalah waktu yang terbaik untuk bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus
(Ralph, 1978: 114).
Istilah Sekolah Minggu juga berasal dari lingkungan Gereja Protestan,
kegiatan ini merupakan sebuah wadah untuk memperkenalkan Injil, khususnya
kepada mereka yang ingin mendalaminya lebih dalam. Banyak orang menilai
bahwa istilah “sekolah” memberi kesan adanya pertemuan yang formal, sehingga
memunculkan gagasan-gagasan dan asosiasi yang berhubungan dengan sekolah
formal pada umumnya seperti ada ujian, raport, dll. Penggunaan istilah “sekolah”
juga dapat memberi kesan membosankan karena anak sudah bersekolah dari Senin
sampai Sabtu, dan pada hari Minggu masih sekolah lagi. Dari sinilah muncul
istilah Pendampingan Iman Anak atau disingkat PIA.
Menurut Suhardiyanto (2008: 1) pengertian Pendampingan Iman Anak
(PIA) adalah segala kegiatan apa pun, dalam lingkup mana pun yang dilakukan
demi perkembangan iman anak, baik dalam lingkup keluarga maupun dalam
lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2. Tujuan PIA
Menurut Goretti dalam kumpulan catatan PIA (1999: 17), tujuan PIA
adalah ingin membantu orangtua Kristiani dalam usaha mendampingi anak-anak
yang sedang berkembang menuju ke masa remaja, baik di dalam iman dan di
dalam kepribadian.
Dalam diktat mata kuliah PIA Suhardiyanto mengatakan (2008: 5) tujuan
utama PIA adalah anak-anak peserta PIA memiliki sikap dan wawasan iman
Kristiani serta bangga atasnya, serta mampu pula mengungkapkan dan
mewujudkan imannya sesuai dengan usia mereka.
3. Pendamping PIA
Seorang pendamping PIA perlu memenuhi beberapa persyaratan umum
sebagai berikut:
a. Telah dibaptis, seorang pendamping iman anak harus sudah dibaptis.
Persyaratan dibaptis kiranya belum cukup, masih ada persyaratan tambahan
yang cukup penting, yaitu pendamping harus berusaha meningkatkan kualitas
penghayatan hidupnya sebagai orang yang mengimani Kristus.
b. Menyadari sebagai utusan Tuhan, seorang pendamping adalah seorang
utusan. Pendamping diutus mewartakan Kabar Gembira, sehingga terlebih
dahulu sudah memiliki Firman Allah dalam dirinya. Dengan demikian,
seorang pendamping iman anak mestinya sudah cukup akrab dengan Kitab
Suci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
c. Menyadari kebutuhan Rohani anak, kebutuhan rohani merupakan kebutuhan
yang tidak tampak, namun kebutuhan tersebut sungguh ada dalam diri anak.
Seorang pendamping iman anak perlu berusaha mengenali kebutuhan rohani
anak.
d. Menyerahkan diri kepada Tuhan, pendamping iman anak mestinya bisa
menyelaraskan kehidupan doa dan perilaku hariannya. Hal ini penting karena
anak-nak masih memerlukan sebuah keteladanan hidup.
e. Tubuh sehat, tubuh adalah Bait Allah. Oleh karena itu, seorang pendamping
iman anak bisa menunjukkan bagaimana merawat dan menggunakan Bait
Allah tersebut. Perawatan yang sederhana pun mampu membuahkan tubuh
yang sehat dan bersih. Seorang pendamping juga harus menjaga tubuhnya
agar tidak dirusak oleh minuman keras dan narkoba.
f. Pernah mengikuti kursus Pendampingan Iman Anak. Hal ini disebabkan
seorang pendamping iman anak sudah sepantasnya memiliki pengetahuan
yang memadai berkaitan dengan pemahamannya terhadap Kitab Suci maupun
ilmu-ilmu yang diperlukan untuk memperlancar tugasnya sebagai seorang
pendamping iman anak.
g. Mencintai anak-anak, seorang pendamping iman anak mestinya juga seorang
yang dari lubuk hatinya yang terdalam memiliki dorongan untuk mencintai
anak-anak sehingga para pendamping tersebut dapat dengan mudah diterima
(Priyo Widiyanto 2008: 40-42).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
4. Suasana PIA
Pendamping perlu memperhatikan ciri suasana PIA jika ingin menjadikan
kelompok PIA sebagai wadah bagi pertumbuhan dan penyadaran iman yang telah
dimiliki anak, ciri suasananya yaitu:
a. Gembira
Suasana gembira melekat pada sifat anak-anak, dimana mereka berkumpul
di situlah kegembiraan muncul. Oleh sebab itu pendamping perlu berusaha sekuat
tenaga supaya kebosanan tidak muncul. Menyanyi bersama, bermain bersama-
sama, mendengarkan cerita, berdoa bersama, itu semua menyenangkan dan
menggembirakan. Dengan demikian warta gembira Yesus Kristus juga akan
dirasakan oleh mereka sebagai hal yang menggembirakan.
b. Bebas
Pendamping kelompok PIA ingin membantu anak-anak menyadari iman
yang telah mereka miliki, maka suasana yang membebaskan perlu dimiliki oleh
kelompok ini. Unsur keterpaksaan perlu dibuang jauh-jauh. Dalam PIA tidak
perlu lagi adanya absen karena akan membuat mereka mengikuti kegitan ini
dengan terpaksa. Pengikat kelompok PIA adalah suasana yang menyenangkan,
pendamping yang selalu ceria, simpati, dll sehingga suasana kebebasan dapat
dirasakan oleh anak-anak.
c. Bermain
Kehidupan anak-anak tidak dapat dipisahkan dari bermain. Bagi anak-
anak bermain merupakan aktivitas yang mendatangkan rasa puas. Dengan
bermain anak-anak dapat mengembangkan kreativitas, meningkatkan sosialisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dengan orang lain, menambah wawasan, perasaan, kehendak, dll. Kegiatan
bermain ini dapat dipikirkan, direfleksikan, dan dikaitkan dengan pendampingan.
Dengan refleksi, anak dapat lebih melihat arti, maksud dan tujuan permainan bagi
dirinya sendiri dan juga bagi teman-temannya, sehingga dapat membantu anak
dalam membentuk sikap dan pribadinya.
d. Mendalam
Pendamping perlu memilih kegiatan PIA yang pada akhirnya nanti dapat
dilihat bersama secara mendalam. Setelah kegiatan selesai dilaksanakan,
pendamping bersama anak-anak melihat kembali perasaan-perasaan yang muncul
selama melakukan kegiatan. Pendamping dapat membuat pertanyaan sederhana
untuk membantu anak-anak dalam mengungkapkan perasaan-perasaan yang
mereka alami.
e. Beriman
Kehidupan kristiani berarti kehidupan yang berpola pribadi Yesus Kristus.
Dengan memperkenalkan pribadi Yesus, anak diharapkan dapat semakin
membentuk hidupnya seperti yang dicita-citakan oleh Yesus. Pikiran, perasaan,
kehendak, wawasan, dan perilaku anak-anak perlu semakin mendekatkan pada
pribadi Yesus. Misalnya perhatian Yesus secara khusus kepada orang-orang yang
menderita, tersingkir, dan miskin, perlu makin menjadi perhatian anak-anak.
Beriman berarti makin mengikuti Yesus secara penuh.
f. Menjemaat
Belajar hidup berteman, belajar saling memahami, belajar saling bekerja
sama, belajar saling memaafkan, dst harus terlaksana dalam kelompok PIA. Iklim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
inilah yang dapat melatih anak-anak di dalam hidup menjemaat, hidup bersama
orang-orang lain dalam iman. Mereka mengalami bahwa hidup beriman bersama-
sama menyenangkan dan mengembirakan, sehingga pengalaman ini dapat
menumbuhkan benih keterlibatan mereka dengan umat di lingkungan, paroki, dan
masyarakat sekitar (Goretti, 1999:18).
5. Peserta PIA
Dalam buku Psikologi Perkembangan, diberikan dua kategori dengan
batasan usia yang jelas, yaitu: awal masa kanak-kanak usia 2-6 tahun, dan akhir
masa kanak-kanak usia 6-10 atau 12 tahun (Elizabeth 1990: 14).
Ada juga yang membedakan anak-anak menjadi tiga kategori, yaitu:
Kelompok anak-anak usia 5-8 tahun (TK-2 SD), kelompok anak-anak usia 9-11
tahun (kelas 3-4 SD), dan kelompok anak-anak usia 12-13 tahun (kelas 5-6 SD).
Kategori ini tidak dapat dipisahkan dari perkembangan diri anak-anak itu sendiri,
baik itu yang menyangkut fisik, psikis, minat, penertian, perilaku, agama, dsb.
Karena setiap anak memiliki kekhasannya sendiri. Dengan demikian,
pengelompokan anak-anak usia 2-6 tahun dan usia 6-10 tahun yang mau
mengikuti kegiatan PIA. Biasanya setelah mereka menerima Komuni Pertama,
anak-anak tidak mau terlibat lagi dalam kegiatan ini karena mereka akan memilih
ikut dalam kegiatan putra-putri altar (Prasetya, 2008:16-17).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
6. Pelaksanaan PIA
Pertemuan PIA pada umumnya terjadi seminggu sekali dengan lama
pertemuan sekitar satu jam sampai dua jam, namun lamanya pertemuan bisa
disesuaikan dengan keadaan dan kemungkinan. Kegiatan dapat diawali dengan
permainan, bernyanyi bersama, dll. Kegiatan ini dapat dikatakan “santai-santai
mendalam”, yang berarti dalam suasana menyenangkan, menarik, tidak terlalu
serius, tetapi selalu ada inti yang mendalam dalam rangka pendampingan iman
(katekese).
Setiap pertemuan sebaiknya menggunakan pendekatan dan cara yang
berbeda, misalnya: Ceritera, menyayi, dramatisasi, diskusi, bermain, belajar
mendengarkan orang lain, belajar bekerjasama, belajar berkomunikasi, belajar
kreativitas, belajar melihat kekuatan dan kelemahan dalam dirinya, belajar kagum
atas ciptaan Tuhan, belajar berdoa, dsb. Jika ada kemungkinan anak-anak dapat
diajak untuk melihat video singkat tentang kisah-kisah Kitab Suci kemudian
setelah menonton video tersebut dibahas secara bersama-sama. Pendamping juga
bisa mengajak anak-anak untuk bercerita dengan menggunakan cergam (ceritera
bergambar). Pendamping harus membawakan cerita tersebut dengan menarik.
Selain membuat pertemuan yang menarik, pendamping PIA juga dapat
mengajak anak-anak PIA rekreasi bersama, mengunjungi kelompok PIA di paroki
lain, membuat paduan suara anak-anak untuk tugas di gereja, belajar membaca
Kitab Suci untuk ibadat sabda dalam rangka Perayaan Ekaristi, mengadakan
lomba-lomba cerdas cermat Kitab Suci, mengunjungi orang jompo,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
mengumpulkan dana yang dapat disumbangkan kepada seorang anak yang sakit,
pengemis dan orang-orang tidak mampu lainnya.
Melaksanakan PIA secara teratur setiap tahunnya bukan hal yang mudah,
banyak hambatan yang muncul seperti liburan sekolah, kesibukan pendamping,
kegiatan paroki lainnya, dst. Untuk memudahkan jalannya pertemuan ini,
kemudian mereka membuat program tahunan sehingga kelompok PIA bisa
mendapatkan waktu dan perhatian khusus dari paroki untuk bisa melaksanakan
pertemuan katekese seperti adven, prapaskah, bulan Kitab Suci, rosario, dll.
Dengan demikian anak-anak dapat semakin memperdalam iman mereka.
7. Kerjasama PIA
Pendamping PIA diharapkan mengembangkan sikap dan semangat untuk
bekerjasama dengan berbagai pihak. Diharapkan mereka mau dan mampu
bekerjasama, berjuang bersama dengan pihak lain dalam upayanya untuk
mewartakan Kabar Gembira. Kerja sama yang perlu dibangun dan dilakukan
pendamping PIA yaitu:
a. Orangtua
Di dalam keluarga, iman merupakan unsur hidup. Namun hal ini sering
diabaikan karena orangtua banyak disibukan dengan keperluan tuntutan hidup
sehari-hari. Orangtua harus menaruh perhatian dan dukungannya dalam kegiatan
PIA. Orangtua merelakan anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan PIA baik di
Paroki, Lingkungan, maupun Stasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
b. Sekolah
Tujuan utama sekolah adalah belajar dan menambah ilmu pengetahuan.
Iman merupakan suatu segi hidup di sekolah untuk membantu orangtua dalam hal
pendidikan iman. Orangtua dapat meminta bantuan kepada sekolah untuk
memperhatikan iman anak-anak supaya mereka tidak terlantar. Di sekolah katolik
misalnya suasana iman katolik dimasukkan ke dalam suasana belajar mengajar.
c. Masyarakat
Keanekaragaman orang, keyakinan, kebudayaan, agama, status sosial,
suku, umur, hidup bersama-sama di dalam masyarakat. Di situ pula orang mencari
nafkah dan bekerja, mewujudkan diri dan mengejar cita-cita, mengalami suka dan
duka, membuat keputusan, dan bekerjasama. Di dalam masyarakat seseorang
dapat mewujudkan buah imannya, karena iman merupakan suatu segi hidup dalam
masyarakat.
d. Jemaat Beriman
Tujuan PIA ini ialah untuk mengungkapkan iman, baik secara pribadi
maupun secara bersama-sama. Iman adalah pusat, dasar dan daya hidup. Iman ini
diungkapkan di dalam perayaan ibadat, diwartakan di dalam sikap, tindakan dan
perilaku.
8. Bahan PIA
Kegiatan PIA sebagai tempat untuk mengembangkan kepribadian dan
iman bagi anak-anak. Bahan yang dipikirkan dan yang ingin disampaikan ini
hendaknya ditempatkan dalam kerangka berfikir demi menjaga kedalaman dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
keutuhan materi yang disampaikan. Bahan hendaknya dikemas secara sederhana
dan disesuaikan dengan pikiran anak-anak sehingga mudah dipahami. Menurut
Prasetya, 2008:37-41, bahan yang biasa digunakan dalam pertemuan PIA yaitu:
a. Kitab Suci
Pengenalan Kitab Suci dapat dilakukan dengan cara pengenalan secara
sederhana, baik isi maupun nilai-nilai, tokoh-tokoh, kisah atau peristiwa, dan
ajaran. Dalam mengenalkan anak-anak pada Kitab Suci, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu dari tahap perkembangan anak, dimana mereka baru
memasuki tahap pengertian spontan/secara langsung sehingga Kitab Suci yang
akan dikenalkan harus dikemas dalam bentuk cerita yang diperagakan secara
sederhana, kreatif baik melalui permainan dan cergam.
b. Liturgi Gereja
Pengenalan tentang Liturgi Gereja sangatlah penting dan tidak dapat
diabaikan. Melalui pengenalan liturgi inilah mereka mengetahui tradisi suci, sikap
doa, maupun identitasnya sebagai orang Katolik. Dalam hal ini anak-anak
dikenalkan secara sederhana susunan perayaan Ekaristi, benda-benda yang
dipakai, warna liturgi, tahun liturgi, hari-hari besar Katolik, dan petugas liturgi.
Hendaknya kegiatan ini dilangsungkan secara konkret antara lain dengan gerak,
sikap, alat peraga, dll.
c. Ajaran Gereja
Anak-anak hendaknya mulai dikenalkan dengan ajaran Gereja, seperti:
Allah, Yesus, karya keselamatan, cinta kasih. Ajaran ini bukan bersifat teologis,
tetapi berupa pengertian sederhana yang dapat dipahami dan dilaksanakan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
kehidupan sehari-hari. Pengenalan itu bisa dibuat dengan menggunakan buku
cerita, kaset, maupun film. Secara tidak langsung anak-anak tidak hanya
memahami secara teoritis, tetapi sudah sampai pada perwujudan nyata yang
disesuaikan dengan perkembangan diri dan dunia anak. Dengan demikian anak-
anak didampingi dan dididik untuk berlatih tidak hanya memikirkan dirinya
sendiri melainkan mau memikirkan kepentingan orang lain yang ada di
sekitarnya.
d. Hidup Menggereja
Anak-anak diajak untuk memasuki lingkungan yang lebih luas, dimana
mereka diajak untuk membuka diri dan hati untuk menerima orang lain khususnya
yang ada disekitar Gereja. Anak-anak diajak untuk menyadari dirinya sebagai
anggota Gereja, baik di tingkat paroki, lingkungan, maupun stasi dan mau terlibat
dengan aneka kegiatan yang ada, misalnya kegiatan PIA, putra-putri altar, anggota
koor, dan lektor.
e. Hidup memasyarakat
Pengertian masyarakat dalam diri anak-anak adalah teman-teman
sebayanya. Anak-anak didampingi untuk mengenal dan bergaul dengan teman-
temannya yang berbeda warna kulit, jenis kelamin, agama, status sosial, dsb. Di
sini anak mulai disadarkan untuk membangun sikap dan semangat keterbukaan
(inklusif) terhadap keragaman yang ada dalam diri teman-teman sebayanya. Tidak
hanya aspek keragaman (pluralitas) yang ditanamkan, tetapi kesadaran untuk
menjaga kelangsungan lingkungan hidup. Bila semua ini terwujud, akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
terciptalah suasana yang damai dan membahagiakan yang berdasarkan semangat
persaudaraan sejati.
9. Buku Pegangan PIA
Banyak buku pegangan PIA diterbitkan, ada buku-buku pegangan yang
diterbitkan oleh keuskupannya sendiri, buku dari Komisi Kateketik Keuskupan,
dll. Isi dan arah dari buku-buku tersebut bermacam-macam dan dapat menambah
kekayaan iman dan dapat dikembangkan dalam kegiatan PIA. Ada yang berisi
tentang gagasan tahun liturgi, kisah hidup santo-santa, bacaan Injil, dsb. Buku-
buku tersebut dibuat dengan tujuan agar dapat membantu para pendamping PIA
untuk menambah inspirasi dan gagasan-gagasan sehingga dapat mengajak anak-
anak untuk semakin beriman kepada Yesus. Dari sekian banyak buku yang
diterbitkan tersebut maka penulis memberikan salah satu contoh buku yang
menurut penulis isinya sesuai dengan usia anak-anak sehingga materi yang
disampaikan benar-benar dapat membantu anak dalam menambah kekayaan
imannya. Contoh bukunya adalah Minggu Gembira: Panduan untuk Pembimbing
Sekolah Minggu karangan Amin Susanto (2008: 10-16), terdapat 3 pokok tema
untuk Pendampingan Iman Anak, yaitu:
a. Aku Berharga Di hadapan Tuhan
Dalam materi ini anak diajak untuk menjadi diri sendiri, dimana mereka
dapat menilai positif terhadap dirinya, dan bermartabat luhur yang secitra dengan
Tuhan. Lewat tema ini juga mereka diajak untuk menyadari dirinya diciptakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
sebagai makhluk sosial, laki-laki dan perempuan, menyadari Tuhan mahakuasa,
percaya dan berserah diri kepada-Nya, dll.
b. Aku Berharga Bagi Jemaat
Pada materi ini anak diajak untuk menjadi diri bagi sesama, dimana
mereka mau terbuka, bersedia bekerjasama dengan sesama, taat pada peraturan
dan juga kesadaran mereka akan tugas anggota Gereja (misioner) bagi dunianya.
c. Aku Berharga Bagi Masyarakat dan Dunia
Dalam hal ini anak diajak untuk menjadi ragi, garam, dan terang dunia.
Tujuannya adalah untuk bisa menjadi diri yang mampu mewujudkan imannya di
tengah masyarakat sebagai ragi, garam dan terang dunia.
10. Evaluasi PIA
a. Pengertian Evaluasi
Evaluasi berasal dari kata “Evaluation” yang berarti menilai, namun
sebelum menilai orang akan mengadakan pengukuran terlebih dahulu
(Suharsimi,1990:3). Menurut Dapiyanta dalam bukunya Evaluasi Pembelajaran
PAK di sekolah (2008: 10) evaluasi pembelajaran adalah kegiatan mengukur dan
menilai interaksi guru, murid dan kondisi eksternal dari keadaan awal tertentu
menuju tujuan tertentu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan
proses pengumpulan data atau informasi tentang anak yang ditujukan untuk
membuat suatu keputusan. Biasanya evaluasi ini didukung juga dengan adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
pengumpulan data melalui pengamatan dan juga melalui pengumpulan lembar
kerja anak.
b. Fungsi Evaluasi
Evaluasi mempunyai dua fungsi yaitu: fungsi formatif berarti untuk
memperbaiki proses belajar. Sedangkan fungsi sumatif berarti mengambil
keputusan tentang keberhasilan suatu program dan penentuan tindak lanjutnya
(Dapiyanta, 2008: 11).
Dalam diktat mata kuliah Pendidikan Iman Anak, (2006:4) Suhardiyanto
menjelaskan fungsi dari evaluasi itu sendiri adalah untuk mendapatkan informasi
tentang pengetahuan, keterampilan, serta kemajuan perkembangan anak. Dengan
demikian pendamping dan orangtua mengetahui kebutuhan belajar setiap anak
sesuai dengan tahap pekembangannya.
c. Tujuan Evaluasi
Menurut Suhardiyanto dkk dalam diktat mata kuliah Pendidikan Iman
Anak, (2006:3) Tujuan dari evaluasi ini yaitu untuk mendukung kegiatan
pembelajaran, mengidentifikasi kebutuhan khusus setiap anak, untuk evaluasi
program dan monitoring pelaksanaan pencapaian tujuan kegiatan. Dari beberapa
tujuan tersebut tujuan utama penilaian adalah untuk mendukung kegiatan
pembelajaran.
Menurut Komkat KWI (2009:47) tujuan dari evaluasi adalah untuk
melihat apa saja yang sudah dijalankan dengan baik dan apa saja yang masih perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
ditingkatkan dan disempurnakan. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai,
menyeleksi, dan mengukur keberhasilan anak dalam mencapai tujuan tertentu
(Dapiyanta, 2008: 12).
d. Alat Evaluasi
Dalam PIA biasanya menggunakan alat evaluasi dengan cara
mengamati/observasi, mengumpulkan hasil karya anak dan mencatat tingkah laku
anak. Kegiatan evaluasi dalam PIA mencakup dua aspek yakni evalusi program
dan evaluasi terhadap perkembangan anak. Berikut ini uraian evaluasi dalam PIA:
1) Evaluasi program bertujuan untuk:
a) Mengetahui efektivitas pelaksanaan program.
b) Mengetahui apa yang sudah dijalankan dengan baik dan apa saja yang masih
perlu ditingkatkan.
c) Mengukur sejauh mana indikator keberhasilan dapat dicapai.
2) Evaluasi program ini mencakup:
a) Proses kegiatan.
b) Pengelompokan anak.
c) Frekuensi kegiatan.
d) Tempat kegiatan.
e) Kualitas Pembina.
3) Evaluasi Perkembangan Anak diperoleh dari catatan pendamping atas
perkembangan anak dalam setiap pertemuan. Aspek-aspek perkembangan anak
yang diamati meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
a) Hasil kegiatan/karya anak.
b) Kemampuan bahasa anak.
c) Kemampuan kognitif.
d) Kemampuan sosial dan emosional anak melalui relasi dengan temannya.
e) Kemampuan ekspresi anak terhadap kejadian.
f) Apresiasi anak terhadap kegiatan seni.
g) Pengetahuan iman sesuai tahapan usia anak.
h) Sikap-sikap keutamaan Injili misalnya, berdoa, mengampuni, berbagi,
berbelas kasih, mengagumi ciptaan Tuhan, bersyukur.
4) Cara mengevaluasi perkembangan anak
a) Mengamati/observasi.
b) Mengumpulkan hasil karya anak.
c) Mencatat tingkah laku anak.
C. Pengenalan Kitab Suci
a. Pengertian Kitab Suci
Dalam Kamus Alkitab, Kitab Suci Perjanjian baru adalah tulisan-tulisan
kudus yang telah dikumpulkan. Dalam Perjanjian Lama Kitab Suci adalah Taurat
(Musa) dan kitab-kitab para Nabi. Alkitab adalah kumpulan dari tradisi
keagamaan yang diakui sebagai suci karena diinspirasikan oleh Allah. Kitab Suci
menurut Dianne Bergant, CSA (2002:12) diartikan sebagai segala tulisan yang
diilhamkan Allah bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk
memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Kitab Suci adalah sebuah buku yang sangat istimewa bagi umat Kristiani.
Kitab Suci merupakan kumpulan bermacam-macam buku, seperti sebuah rak buku
yang berisi bermacam-macam buku (Lois Rock, 2002:4). Kitab Suci adalah suatu
narasi pergulatan orang beriman pada zaman tertentu yang tetap hidup dengan
kepercayaannya dalam situasi konkret tertentu (Indra Sanjaya, 2008:17).
Kitab Suci bukan pertama-tama sebuah buku pintar yang senantiasa siap
sedia menyediakan jawaban instan untuk segala permasalahan tertentu. Oleh
karena itu tidak ada jawaban konkret langsung jadi dan jelas terhadap suatu
persoalan spesifik yang menyangkut kehidupan umat manusia, lebih-lebih
kehidupan manusia di zaman modern ini.
b. Mengenalkan Kitab Suci pada anak
Arti mengenalkan adalah menunjukkan sesuatu hal agar mengerti dan
memahami. Pada hakikatnya mengenalkan Kitab Suci itu adalah bagian dari
pewartaan Kabar Gembira yang berasal dari Tuhan. Dalam surat St. Paulus
kepada umat di Tesalonika tertulis: “Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang
besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga
hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.” (1 Tes 2:8).
Seperti nasihat St. Paulus, mengenalkan Kitab Suci kepada anak tidaklah
hanya sekedar menyampaikan ayat-ayat agar diterima secara intelektual saja
namun juga bagaimana agar ayat-ayat tersebut dapat masuk dan dihayati, bahkan
kemudian menjadi nilai-nilai hidup yang bisa diyakini oleh anak dalam kehidupan
mereka sehari-hari. Mengenalkan Kitab Suci tidak seperti mengajarkan pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Matematika atau Bahasa Indonesia. Kitab Suci hendaknya bisa mewarnai karakter
seseorang sehingga nilai-nilai yang terkandung di dalam Kitab Suci sungguh-
sungguh terekspresikan dalam kehidupan anak.
Dalam proses mengenalkan Kitab Suci kepada anak, ada dua pihak yang
terlibat yaitu pendamping dan anak PIA. Di sini pendamping tidak hanya yang
berprofesi sebagai pendamping iman anak, namun juga orangtua yang setiap saat
mempunyai kewajiban menyampaikan ajaran-ajaran dalam Kitab Suci kepada
anak-anak. Kebutuhan mereka akan Firman Tuhan sama pentingnya dengan
kebutuhan orang dewasa. Oleh sebab itu, semua orang boleh mengenalkan dan
menjelaskan Kitab Suci pada anak sesuai dengan tahap perkembangan usia
mereka. Melalui kisah-kisah Kitab Suci yang disampaikan secara menarik, hidup
dan penuh imajinasi dapat membantu anak dalam menghayati, menjalankan nilai-
nilai dan ajaran iman dalam kehidupan melalui pengalaman para tokoh yang ada
di dalam Kitab Suci dengan pengalamannya sehari-hari.
c. Tujuan Mengenalkan Kitab Suci pada anak
Anak-anak adalah kesayangan Tuhan Yesus, Tuhan menghendaki suatu
kedekatan, intimitas, relasi personal dengan mereka. Tuhan juga menginginkan
anak-anak dapat datang kepada-Nya dengan bebas, tidak dihalangi. Hal ini
diungkapkan Yesus dalam Mark 10:14: “Biarkan anak-anak itu datang kepada-
Ku, jangan menghalang-halangi mereka sebab orang-orang yang seperti itulah
yang empunya Kerajaan Allah”. Sebagai anak-anak Bapa di surga, mereka berhak
mengenal, mengenyam, dan mengahyati Sabda Bapanya. Oleh sebab itu anak-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
anak perlu dibantu dalam mengenal Kerajaan Allah sehingga mereka sungguh
memilikinya, mengalaminya, dan juga merasakannya. Gereja dan orang tua
bertanggung jawab untuk membawa dan mengantar anak-anak kepada Tuhan
Yesus.
Dalam sakaramen baptis yang diterimanya maka anak menjadi warga
Gereja yang utuh dan penuh, oleh sebab itu mereka berhak menerima dan juga
mengenal ajaran-ajaran Tuhan melalui Kitab Suci. Kecilnya usia mereka bukan
suatu alasan untuk menjauhkan mereka dari kitab suci, justru dari usia dini inilah
mereka harus dikenalkan tentang Kitab suci sehingga mereka lama-kelamaan akan
semakin mengenal Yesus. Dengan demikian mengenalkan Kitab Suci pada anak
sejak kecil akan membuat mereka semakin mengenal dan mengetahui Allah serta
dapat membantu mereka untuk percaya dan mencintai Allah.
d. Kitab Suci dalam kehidupan anak
Anak-anak kecil menyenangi kisah-kisah yang pernah terjadi, Kitab Suci
penuh dengan cerita kisah-kisah yang memungkinkan anak sedikit demi sedikit
mengenal tentang Allah. Kitab Suci juga menceritakan tentang Allah sebagai
sumber kehidupan, sumber dari apa saja yang ada, Allah sebagai kasih, terang dan
kebenaran. Lewat tokoh-tokoh seperti Abraham, Musa, Daud, Bunda Maria, para
Rasul, Zakeus, dst anak dapat menemukan Allah.
Melalui cerita kisah dalam Kitab Suci yang diceritakan oleh orangtua
maka keluarga dipersatukan, dikumpulkan, diajak duduk bersama dalam suasana
santai, penuh kasih, dan anak-anak menikmati cerita tersebut. Melalui cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
itulah, para orang tua sudah menyampaikan ajaran, bimbingan, nasihat, dan
petuah bagi anak-anak. Apalagi sekarang ini orang tua dan juga pendamping PIA
sudah dimudahkan oleh banyaknya buku-buku cerita bergambar yang
menceritakan kisah-kisah yang ada di dalam Kitab Suci, sehingga mereka dapat
mewartakan kabar gembira dengan mudah dan menarik pesan inti dari Kitab Suci
tersebut.
Dalam kehidupannya anak sedang dalam proses belajar mengenali dan
mengelolah emosinya. Dalam Kitab Suci ada ayat-ayat yang menunjukkan bahwa
kemarahan itu perlu diekspresikan secara tepat tanpa perlu kekerasan baik kepada
seseorang maupun kelompok orang. Berikut bacaan Kitab Suci yang relevan bagi
pengelolaan emosi anak:
NO Perkembangan
Kehidupan Emosi Anak
Bacaan Kitab Suci yang
relevan
1 Marah Yun 4:4,9; Mrk 8:33; 11:15
2 Takut Kej. 3:10; Mat 25:25; 14:26
3 Cemburu Kej. 21:9-10; 30:1
4 Iri hati Kej. 38:12-36; Mat 2:16
5 Sedih Mat 2:18; 19:22; 28:4
6 Gembira Kel 15:20-21; Sam 17:52;
Yoh 20:20
7 Kasih Sayang Luk 15:11-31; Yoh 10:1-16
Selain mengenali dan mengolah emosi, seorang anak juga sedang dalam
proses belajar mengenal lingkungan kehidupan sosial masyarakat. Di sini anak
dibantu bisa berbagi rasa dengan orang lain merupakan kemampuan seseorang
untuk dengan cepat memahami kesusahan dan kesulitan orang lain sekaligus siap
membantu dengan kemampuan yang dimilikinya. Berperilaku sosial yang baik
merupakan kemampuan seseorang dalam mentaati aturan/norma-norma sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
yang dipandang baik oleh masyarakat. Kemampuan ini bisa diajarkan pada anak
dengan mengajaknya untuk menaati peraturan, misalnya tidak membuang sampah
sembarang tempat. Berikut bacaan Kitab Suci yang relevan bagi kehidupan sosial
anak:
(Priyo Widiyanto, 2008:53-55).
e. Metode Mengenalkan Kitab Suci kepada anak
Aneka metode yang tepat dan sederhana, menarik, menyenangkan,
sungguh membantu untuk mengembangkan kepribadian dan iman anak. Melalui
metode yang ada anak-anak diharapkan merasa betah dan bahagia mengikuti
kegiatan, dan tidak merasa jenuh. Di bawah ini ada beberapa metode yang dapat
digunakan (Prasetya, 2008: 45-46):
No Perkembangan
Kehidupan Sosial Anak
Bacaan Kitab Suci yang
relevan
1 Penyesuaian diri Yesus mulai tampil di tempat
umum (Mat 3:13-17).
2 Berbagi rasa dengan
orang lain
Perkawinan di Kana: Yesus
membuat mukjizat anggur
(Yoh 2:1-12).
3 Bertanggung jawab Yesus meredakan angin ribut
(Mrk 4:35-14).
4 Bekerja sama Pengutusan para murid (Luk
9:1-6).
5 Kemandirian Yesus mandiri saat berziarah
ke Yerusalem (Luk 2:41-52).
6 Berprilaku sosial yang
baik
Ajaran untuk mengasihi
orang lain seperti mengasihi
diri sendiri (Mat 5:38-48).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
1) Metode ekspresi
Metode ini digunakan untuk mengajak anak mengespresikan gagasan atau
ide yang telah diterima dalam pertemuan, baik secara individu maupun kelompok.
Ekspresinya dapat berupa gerak lagu, puisi, bahagia, sedih, marah, berdoa, dll.
2) Metode populer
Mengajak anak mendalami materi dan proses pendampingan dengan aneka
teknik dan model yang poluler, diminati, dan dekat dengan kehidupan anak.
Misalnya acara televisi seperti kuis, anak diajak untuk menebak gambar, lagu, dan
tokoh-tokoh yang ada dalam Kitab Suci.
3) Metode dinamika kelompok
Dinamika kelompik ini mengajak anak mendalami materi dan proses
pendampingan dalam bentuk outbond, menyusun puzzle, dan permainan dinamika
kelompok lainnya.
4) Metode eksploratif dan simulatif
Metode ini digunakan untuk mengajak anak mendalami materi dan proses
pendampingan dengan cara mengunjungi, melihat, mengamati, dan
mendeskripsikan aneka alat peraga serta melaksanakannya secara lansung.
5) Metode naratif
Metode ini biasanya digunakan untuk mendalami materi melalui cerita
yang berkaitan dengan cerita rakyat, cerita binatang, cerita Kitab Suci maupun
cerita bergambar lainnya yang menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
f. Sarana mengenalkan Kitab Suci kepada anak
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat bantu untuk
mencapai maksud dan tujuan proses pendampingan. Inilah yang kemudian disebut
dengan alat peraga. Sebaiknya pemilihan sarana yang digunakan haruslah tepat
dan mengandung unsur indrawi, permainan, populer dan edukatif. Berikut ini
beberapa sarana yang dapat digunakan (Prasetya, 2008: 42-44):
1) Gambar
Gambar yang dimaksud dapat berupa poster, lukisan, foto, cergam, dan
sebagainya. Sarana gambar ini berkaitan dengan unsur inderawi mata dan
berfungsi untuk mendukung proses pendampingan secara visual. Selain dapat
divisualisasikan sarana ini dapat juga dinarasikan untuk menceritakan tema atau
gagasan yang akan dialami atau dipelajari.
2) Audio
Sarana ini dapat berupa kaset dan Compact Disc (CD), berfungsi sebagai
sarana proses pendampingan secara audio, misalnya lagu, cerita rekaman. Sarana
ini hanya mengeluarkan suara sehingga kurang diminati karena ada suara namun
tidak ada gambar.
3) Audio-visual
Berupa VCD film atau gambar-gambar animasi flash player, sarana ini
berkaitan dengan unsur telinga dan mata sehingga berfungsi secara pendengaran
dan penglihatan sekaligus. Audio visual ini lebih diminati karena menampilkan
gambar dan suara yang dikemas secara menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
4) Gerak (kinestetis)
Sarana ini digunakan untuk mendukung aktivitas yang bernuansa
permainan. Permainan yang menunjukkan kerjasama yang bersifat motorik,
mekanis, langsung dan konkret. Misalnya permainan melengkapi gambar,
mewarnai, menempel, permainan tali untuk kerja sama, melipat kertas menjadi
bentuk tertentu, dan menyusun gambar.
5) Tiruan benda-benda
Sarana ini mengarah kepada unsur edukatif dan dapat digunakan untuk
memberikan gambaran konkret atas benda-benda yang dikenal dan dekat dengan
kehidupan anak. Dengan menggunakan maket, anak-anak semakin terbantu untuk
memahami bentuk benda tersebut sesuai dengan aslinya. Sarana ini menjadi alat
peraga untuk menjelaskan, menggambarkan dan memperagakan sesuatu sesuai
dengan tema. Misalnya alat-alat liturgi atau peribadatan.
D. Cerita Bergambar (Cergam)
1. Pengertian Cerita Bergambar
Cerita pada umumnya, dianggap berperan penting dalam kehidupan anak.
Pada zaman dahulu, waktu belum ada budaya tulis, hal-hal penting yang mau
disampaikan kepada orang banyak dan kepada keturunan pada umumnya
diungkapkan dalam bentuk ceritera. Cergam adalah bentuk detail dari sebuah
poster, namun lebih pendek dari sebuah komik. Karena sifatnya sebagai media
berdialog, cergam harus padat, singkat dan jelas dan mudah dipahami, sehingga
mudah mengundang dialog dari audience. Cergam adalah media komunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dalam format visual, yang terdiri dari beberapa gambar dan teks yang tersusun
menjadi suatu cerita. Cergam yang menarik memiliki sifat merangsang orang
untuk berfikir lebih dalam dan memancing orang untuk berdialog. Jadi di sini
pengertian dari cergam adalah sebuah cerita yang ditampilkan dengan
menggunakan gambar untuk memperjelas jalan cerita yang disajikan.
Dari pengertian cergam secara umum di atas, maka penulis melihat bahwa
pengertian cerita bergambar Kitab Suci itu dapat dilihat dari cara Yesus
berkomunikasi, yaitu naratif-eksperensial: “Kepada orang banyak Yesus
menyampaikan perumpamaan, dan tanpa perumpamaan Yesus tidak mengajar
mereka.” (Bdk. Mat 13:34).
Komunikasi pola Yesus itu sudah dihayati oleh jemaat-jemaat Kristen
perdana, di mana mereka sering bertemu untuk membawakan dan mendengarkan
cerita. Cerita-cerita itu berasal dari Kitab Suci Perjanjian Lama yang kemudian
ditambah dengan cerita-cerita baru tentang Yesus. Perumpamaan yang Yesus
gunakan dalam setiap pengajaran-Nya kepada umat zaman itu berfungsi untuk
mengantar para pendengar pada suatu makna yang dapat mengubah hidupnya.
Yesus tidak hanya berkomunikasi lewat perkataan, melainkan juga lewat
perbuatan. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa cerita bergambar Kitab Suci
adalah sebuah sabda Allah yang dituangkan/dilukiskan dengan format gambar
sehingga para pembacanya semakin memahami dan memaknai sabda yang
disampaikan lewat gambar tokoh atau pun gambar situasi pada zaman Yesus
(Iswarahadi 2010: 108).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Unsur-unsur Cergam
Pada diktat mata kuliah Media Pembelajaran semester II tahun ajaran 2008
oleh F.X. Tri Mulyono, dituliskan beberapa unsur yang selalu ada dalam
pembuatan cergam, yaitu:
a. Tanda dan simbol pada cergam:
Balloon
Menggambarkan dialog
Mega/Awan
Mengungkapkan pikiran yang tidak
diketahui oleh orang lain.
Garis, caption
Caption harus ditulis seminim
mungkin, untuk menghindari overlap,
sebaiknya tidak banyak menggunakan
tulisan tetapi lebih baik diviuslisasikan
dengan gambar.
b. Tema, dalam merumuskan cerita bergambar hendaknya tema harus jelas.
Kejelasan tema ini akan tampak dalam keseluruhan sajian cergam. Misalnya
melalui sajian visual, caption dan tanda-tanda gambarnya.
c. Aspek visual harus lebih dominan, sedangkan aspek tulisan hanya untuk
menemukan ide yang tidak terungkap. Dalam cergam biasanya pemaparan ide
tidak selalu dengan tulisan.
d. Surprise atau unsur “keterkejutan” merupakan syarat mutlak dari suatu cerita.
Surprise ini berawal dari rasa ingin tahu, dimana dalam cergam, surprise
dapat dibangun melalui penuangan ekspresi wajah tokoh-tokoh tertentu,
reaksi yang tiba-tiba oleh tokoh, kata-kata yang singkat tetapi kuat maknanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
e. Agar lebih mudah untuk memahami tokoh yang ada dalam cerita, visualisasi
tokoh bisa dibuat sama sepanjang cergam (misal: rambut, kostum, atribut dll).
Dalam proses pembuatan cergam cerita harus memperhatikan tangga
dramatik untuk mendukung emosi pembaca.
f. Framing atau bingkai dalam cergam diperlukan untuk mengartikan
pengertian adegan, permasalahan, atau pun membatasi satu kejadian.
g. Urutan dalam membaca cergam selalu dari kiri kekanan (searah jarum jam),
dan tidak boleh terbalik.
h. Aspek hitam putih, aspek ini diperlukan pada kostum, latar belakang karakter
tokoh atau pun hal-hal lain yang sekiranya diperlukan. Namun prinsipnya
hanya ingin menunjukkan gradasi atau dimensi untuk penekanan tertentu
(depan, tengah, belakang). Aspek hitam putih ini yang lebih banyak dipakai
karena bila ingin memperbanyak (foto copy) hasilnya akan lebih tajam
dibandingkan dengan yang berwarna. Selain aspek hitam putih arsir juga
dapat digunakan tujuannya sama dengan aspek hitam putih yaitu untuk
membuat kesan gradasi/dimensi. Cara arsir ini lebih simpel namun juga
membutuhkan ketelitian.
3. Prinsip Cergam
Dalam diktat Matakuliah Media Pembelajaran Semester II, ada empat
prisip utama cergam yang baik (Tri Mulyono, 2008:1):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
a. Komunikatif: prisip cergam pada umumnya adalah mengajak pembaca untuk
bisa membaca gambar/teks. Agar pembaca semakin bisa berkomunikasi dan
memahami isi cerita tersebut, maka dibuatlah gambar/teks yang jelas.
b. Menarik: dalam pembuatan cergam tema/ceritanya, visual gambar yang
disajikan harus dapat menarik para pembacanya.
c. Sederhana: agar lebih mudah dipahami lagi oleh pembaca hendaknya ide
cerita yang disajikan maupun visualisasinya tidak membingungkan, cukup
dibuat sederhana saja.
d. Dapat mempengaruhi orang untuk berfikir dan berdiskusi, bagian akhir
ceritanya tidak memberikan solusi tetapi menyodorkan suatu pertanyaan pada
pembaca.
4. Pembuatan Cergam
Dalam membuat cergam ada beberapa proses yang harus dibuat terlebih
dahulu, untuk itu penulis akan menguraikan beberapa proses dalam pembuatan
cergam yaitu sebagai berikut:
a. Menentukan tema/permasalahan yang diangkat.
b. Membuat sinopsis (ringkasan cerita), tujuannya adalah agar mengetahui alur
cerita satu sama lain menyambung apa tidak, dan tangga dramatiknya muncul
atau tidak (introduksi-penggawatan-klimaks-antiklimaks-tanpa solusi).
c. Agar jalan ceritanya lebih detail maka perlu dibuat penafsiran ringkasan
cerita dan perkenalan karakter tokoh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
d. Membuat Naskah/Sekenario, isinya berupa uraian adegan yang dilengkapi
sudut pandang, jumlah kolom yang akan dibuat, teks dialog dan keterangan
gambar dalam adegan. Naskah ini dibuat supaya memudahkan penggambaran
maka dibuat lebih terperinci (Tri Mulyono,2008:1).
5. Unsur visual dalam Cergam:
Ada beberapa unsur yang perlu dipehatikan dalam cergam, diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Frame (kotak adegan), berfungsi memisahkan gambar satu dengan yang lain.
b. Gambar: tokoh (utama/figuran-karater protagonis/antagonis), Seting (lokasi
kejadian), harus diperhatikan kesinambungan, jika tokoh/set yang sama
muncul dalam beberapa frame, supaya tidak membingungkan pembaca.
Sehingga ciri khas tokoh perlu diciptakan untuk mempermudah pengenalan
pada tokoh/setting.
c. Teks: penulisan teks dalam dialog dengan caption bisa dibedakan dengan cara
ditulis miring (dialog) dan ditulis tegak (caption).
d. Warna: hitam-putih atau full colour, tetapi untuk penggandaan dengan mesin
fotocopy lebih menguntungkan hitam-putih saja (Tri Mulyono, 2008:1)
6. Macam-macam bentuk balloon:
Berikut ini ada beberapa macam bentuk balloon yang sering digunakan dalam
cergam:
a. Balloon untuk membayangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
b. Balloon dialog
c. Balloon teriakan
d. Balloon berbisik
7. Kelemahan dan kelebihan cergam
Di bawah ini ada beberapa kelebihan dan juga kelemahan dalam cergam,
yaitu sebagai berikut ini:
a. Kelebihan cergam
1) Pada prinsipnya cergam sebagai media, sama seperti media cetak maupun
elektronik sebagai media informasi sekaligus menghibur.
2) Cergam bisa membantu minat para pembacanya, sehingga dapat dinikmati
oleh segala usia. Selain itu cergam juga sangat mudah untuk bisa dibawa
pembacanya kemana pun pergi.
3) Cergam tidak mengenal kadarluarsa, karena cergam masih bisa dibaca
sampai 20 tahun bahkan 100 tahun mendatang.
4) Cergam sebagai produk koleksi karena memiliki tolak ukur dari sisi
jumlah produksi maupun perkembangan jaman.
5) Cergam mampu berkembang ke media lainnya seperti animasi, film dan
pernak-pernik.
6) Biaya produksi cergam lebih murah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
b. Kelemahan cergam
1) Cergam tidak bergerak dan tidak mengeluarkan suara.
2) Cergam tergantung pada media visual atau bentuk. Jika tidak ada visualnya,
cerita yang disampaikan tidak bisa ditangkap dengan baik oleh pembacanya.
3) Proses pembuatan cergam bisa dikatakan mudah. Oleh karena itu
cergam merupakan sebuah media yang rawan pembajakan/ditiru oleh orang
lain.
4) Pembaca menjadi malas untuk membaca teks yang banyak, karena pembaca
merasa sudah terbantu melalui visual yang disajikan dalam cerita tersebut.
(http://indocomics.blogspot.com/2009/10/fungsi-cergamkomik-beberapa-
tipe.html;06:04:2013).
E. Efektivitas
Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh
tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai
dengan pengertian efektif menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa:
Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,
kualitas dan waktu) yang tercapai. Di mana makin besar persentase target yang
dicapai, makin tinggi efektifitasnya.
Pengertian efektif menurut Kamisa (1997: 147) adalah “pengaruh”.
Sedangkan Manser (1991: 133) mendefinisikan efektif (effective) adalah
“producing the results that one wants and actual”, yang artinya adalah membuat
atau menghasilkan produk yang merupakan hasil dari sebuah kebijakan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
keinginan-keinginan yang ingin dicapai yang selama ini dilihat dari kenyataan
yang ada di lapangan.
Efektivitas menurut Stephen (1997: 43) adalah suatu fungsi dari dua hal,
apa yang dihasilkan atau diproduksi dan aset yang menghasilkannya atau
kapasitas produksi. Jika manusia menggunakan pola kehidupan yang berfokus
pada apa yang diproduksi dan mengabaikan kemampuan produksi, manusia akan
segera kehilangan aset yang menghasilkan produksi tersebut. Sebaliknya, jika
manusia hanya mengurus aset tanpa memperhatikan produksi, manusia tidak akan
memiliki persediaan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri atau
orang lain. Efektivitas terletak dalam keseimbangan P dan KP, maka P= Produksi
hasil yang diinginkan, yaitu anak mengenal Kitab Suci. KP=Kemampuan
Produksi, yaitu menghasilkan/memiliki aset fisik, aset keuangan dan aset manusia.
Pada dasarnya ada tiga jenis aset yaitu fisik, keuangan, dan manusia. Dari
judul efektivitas media cerita bergambar sebagai sarana untuk mengenalkan Kitab
Suci pada anak dalam PIA maka aset fisiknya berupa sarana dan prasarna yang
dapat digunakan dalam proses kegiatan berlangsung seperti: tersedianya ruang
untuk melakukan kegiatan PIA, poster, lukisan, foto, cergam, boneka tangan, CD,
VCD, Kitab Suci bergambar, buku-buku cerita dan lain sebagainya. Semua aset
ini digunakan secara berulang-ulang tanpa ada pemeliharaan dengan baik, bila
lama-kelamaan akan menjadi rusak dan tidak dapat digunakan lagi.
Aset keuangan yang paling penting adalah kapasitas untuk memperoleh
penghasilan. Jika tidak dilakukan investasi secara terus menerus, akan berada
dalam situasi yang sulit dan tidak efektif. Jadi aset keuangan dari judul skripsi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
adalah pengumpulan kolekte anak setiap minggunya. Keuangan ini dikelola
sendiri oleh suster. Kemudian hasil kolekte ini mereka kumpulkan untuk membeli
alat-alat PIA dan keperluan lainnya. Jumlah kolekte setiap minggunya tidak
menentu, antara ≤ Rp 80.000,- ≥ Rp 100.000,-. Dengan demikian mereka dapat
melakukan pemeliharaan aset tersebut dan juga dapat menambah aset yang baru
lagi. Selain itu mereka juga mendapatkan donatur dari orang-orang yang mampu
untuk membantu pendanaan dan juga pengembangan PIA di paroki ini.
Dalam aspek manusia, keseimbangan manusia lebih penting, karena
manusialah yang dapat mengendalikan aset fisik dan keuangan tersebut. Aspek
manusia dari judul skripsi ini adalah orang-orang yang mendukung jalannya
proses pendampingan seperti; romo paroki, dewan paroki, pendamping PIA, dan
orangtua. Dengan adanya kerjasama yang seimbang dan juga saling mendukung
antara orangtua dengan paroki dan juga dengan pendamping PIA maka proses
kegiatan PIA ini dapat berjalan dengan lancar hingga sekarang ini. Hal ini juga
didukung oleh adanya motivasi yang kuat dari para pendamping sendiri yaitu
mereka termotivasi dan juga tergerak hatinya dalam melayani anak-anak untuk
mendewasakan iman mereka agar semakin mengimani Yesus Sang Juru Selamat
dalam kehidupan mereka.
Melanjutkan pembicaraan dari teori Stephen di atas, dapat dilihat bahwa
Keseimbangan P dan KP dari judul Efektivitas Cerita Bergambar Sebagai Media
Untuk Mengenalkan Kitab Suci Kepada Anak Dalam Pendampingan Iman Anak
(PIA) Di Paroki Penyelenggaraan Ilahi Lubuk Linggau, Sumatera Selatan adalah
Produksi (P) yang diinginkan yaitu PIA mengenal Kitab Suci. Sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Kemampuan Produksi (KP) yaitu fisik, keuangan, dan manusia. Jika memiliki P
dan KP yang seimbang, akan menghasilkan apa yang diinginkan yaitu PIA dapat
mengenal Kitab Suci melalui cerita bergambar sehingga mereka dapat semakin
mengenal Yesus dan meniru teladan Yesus dalam kehidupanya sehari-hari.
Namun jika hanya pada mengenalkan Kitab Suci saja tanpa adanya sarana cerita
bergambar dan lain sebagainya, tidak akan menghasilkan apa-apa, melainkan
anak-anak tidak mengerti terhadap maksud yang terkandung dalam Kitab Suci
tersebut.
Jadi efektivitas (KP) dari judul di atas dapat disimpulkan sebagai berikut;
dilihat dari segi fisiknya semua itu dipakai secara berulang ulang, jika dilakukan
pemeliharanaan dan perawatan aset tersebut dengan baik maka ruang dan alat-alat
peraga tersebut masih dapat terus digunakan. Oleh sebab itu untuk bisa dipakai
secara berkelanjutan di kemudian hari, paroki mengadakan perawatan yang baik
terhadap semua peralatan dan juga sarana yang digunakan sehingga akan jauh
lebih baik untuk memeliharanya dengan sebaik-baiknya ketimbang menghabiskan
banyak waktu dan uang untuk merenovasi ruangan dan mengganti alat-alat peraga
yang rusak.
Dari aset keuangan yang ada untuk membeli dan juga merenovasi gedung
maka kebijakan atau langkah yang diambil, yang tentunya timbul dari keinginan-
keinginan untuk mencapai target dengan melihat kenyataan yang ada di lapangan
maka mereka akan mengajukan proposal kepada dewan paroki untuk bisa
memenuhi semua keinginan tersebut tanpa mengalami devisit keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Dari segi manusianya di sini tetap terjaga, karena sumber daya manusianya
tetap ada karena dari pihak paroki juga melakukan suatu kebijakan yaitu
mengadakan rekrutmen pembina PIA dan juga pelatihan bagi pendamping yang
baru agar bisa mendampingi anak-anak dengan baik, sehingga anak-anak semakin
mencintai dan mengimani Allah.
F. Kerangka Pikir
Berdasarkan judul di atas maka kerangka pikir dalam skripsi ini adalah
efektivitas pengenalan Kitab Suci pada anak dipengaruhi oleh media yang
digunakan selama ini dapat menarik anak untuk semakin mengenal Kitab Suci.
Dengan adanya media yang menarik maka anak dapat memahami pesan sabda
Tuhan yang terdapat dalam Kitab Suci sehingga anak semakin mengenal Allah
dan dapat meneladan sikap-sikap yang baik dalam kehidupannya sehari-hari bagi
dirinya dan juga bagi orang lain.
G. Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Seberapa besar tujuan pengenalan Kitab Suci tercapai?
2. Sejauh mana kondisi aset fisik, keuangan dan motivasi pendamping sesudah
menggunakan cerita bergambar?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini penulis menguraikan metodologi penelitian yang digunakan
dalam memperoleh data Efektivitas Cerita Bergambar Sebagai Media Untuk
Mengenalkan Kitab Suci Kepada Anak Dalam Pendidikan Iman Anak (PIA) Di
Paroki Penyelenggaraan Ilahi Lubuk Linggau, Sumatera Selatan yang meliputi
jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik dan
istrumen pengumpulan data, teknik pengolahan data dan tehnik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan bentuk deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang
ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik yang yang
terjadi secara alamiah maupun buatan manusia. Fenomena ini bisa berupa bentuk,
aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara
fenomena yang satu dengan lainnya (Sukmadinata, 2006:72).
Melalui penelitian ini penulis dapat menggambarkan dan menganalisis
data-data yang diperoleh dari hasil penelitian melalui kuesioner yang disebarkan
kepada responden dan didukung dengan studi pustaka serta observasi secara
langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
B. Tempat dan waktu penelitian
Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di Paroki Penyelenggaraan Ilahi, Lubuk
Linggau.
Waktu : Penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan Juni 2013. Penulis
menggunakan waktu yang disesuaikan dengan waktu yang telah
disediakan oleh pihak paroki untuk melaksanakan penelitian.
C. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002:
108). Populasinya adalah anak-anak PIA/Sekolah Minggu yang ada di Paroki
Penyelenggaraan Ilahi, Lubuk Linggau. Jumlah anak-anak PIA yang aktif dalam
mengikuti pendampingan iman setiap minggunya ada 75 anak. Berdasarkan
kriteria populasi tersebut diperoleh distribusi populasi sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi populasi
Kelas Sekolah Minggu SEKAMI Jumlah
Sampel 36 39 75 anak
Dari jumlah populasi sebanyak 75 anak ini, jumlah angket yang kembali
sebanyak 63 angket.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Bentuk permasalahan dalam penelitian ini bersifat deskriptif atau
menggambarkan, maka hanya ada satu variabel yang akan diukur atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
digambarkan dalam penelitian ini yaitu variabel mengenai “Efektivitas Cerita
Bergambar sebagai sarana untuk mengenalkan Kitab Suci pada anak dalam PIA.”
2. Definisi Konseptual Variabel
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan pada bab II, maka
definisi konseptual variabel efektivitas cerita bergambar adalah salah satu usaha
pencapaian sasaran keseimbangan antara Produksi dan Kemampuan Produksi
dalam mengenalkan Kitab Suci kepada anak dalam PIA, yang meliputi usaha
pencapaian pemeliharaan aset fisik, pemeliharaan aset keuangan, serta
pemeliharan aset manusia sehingga semua itu dapat berjalan dengan seimbang dan
dapat mencapai apa yang diinginkan.
Dari pencapaian keseimbangan P dan KP maka dirumuskan 𝐸 =25,6825
42,095=
0,6 dengan nilai perbandingan 1: ½, atau rasio yang diperolah tidak melebihi
angka 2. Dari perbandingan tersebut maka tujuan dari PIA dalam mengenalkan
anak kepada Kitab Suci tercapai sehingga membentuk kedewasaan anak dalam
beriman kepada Yesus. Dengan adanya tujuan PIA yang sedemikian rupa maka
cerita bergambar merupakan salah satu sarana yang cocok untuk semakin
memperdalam iman mereka lewat gambar-gambar yang ada seperti gambar Daud
dan Goliat, Musa, Nuh, Yesus, Maria, dll.
3. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional dari Efektivitas cerita bergambar adalah sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
a. Aspek mengenalkan Kitab Suci dalam hal ini adalah anak memahami dan
juga mengenal kisah-kisah dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Karena dalam Kitab Suci begitu banyak menampilkan kisah, dalam skripsi ini
dibatasi seperti kisah penciptaan, dosa manusia, air bah, kelahiran Yesus,
Lima Roti dan Dua Ikan, kisah pembaptisan. Sebagai anak-anak Allah,
mereka juga mengenal tokoh-tokoh yang ada dalam Kitab Suci baik
Perjanjian Lama dan juga Perjanjian Baru, seperti tokoh Daud, Musa, Nuh,
Ishak, Abraham, Yesus dan Maria. Melalui pengenalan kisah-kisah dan
tokoh-tokoh Kitab Suci yang disampaikan secara menarik, hidup dan penuh
imajinasi dapat membantu anak dalam menghayati, menjalankan nilai-nilai
dan ajaran iman dalam kehidupan melalui pengalaman para tokoh yang ada di
dalam Kitab Suci dengan pengalamannya sehari-hari.
b. Keterpeliharaan aset fisik, berupa pemeliharaan sarana dan prasarana,
kemampuan dalam hal mengelola aset keuangan sehingga tidak terjadi devisit
dalam keuangan, serta kemampuan mempertahankan aset manusia sehingga
sumber daya manusia yang ada tetap tersedia sehingga kegiatan
pendampingan PIA dapat berjalan hingga sekarang ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
penyebaran kuesioner, observasi dan studi dokumen. Penyebaran kuesioner
dilakukan secara langsung. Kuesioner yang dibagikan kepada anak-anak PIA
paroki Penyelenggaraaan Ilahi Lubuk Linggau, setelah diisi langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
dikembalikan kepada peneliti pada hari yang sama. Observasi dan studi dokumen
mengacu pada data aset fisik (sarana & prasarana), aset keuangan, dan aset
manusia (dewan paroki, orang tua & pendamping PIA). Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan data yang lebih faktual mengenai efektivitas cerita bergambar atas
pengenalan Kitab Suci dalam PIA.
5. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur nilai variabel dalam
penelitian ini adalah skala sikap dengan model rating scale, dimana dalam
pembahasannya hanya dikemukakan skala untuk mengukur sikap. Perkembangan
ilmu sosiologi dan psikologi, maka instrumen penelitian akan lebih menekankan
pada pengukuran sikap (Riduwan,2008:87).
Rating Scale adalah pencatatan gejala menurut tingkat-tingkatnya. Adapun
tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan subyek
menurut tingkatan-tingkatan subyeknya dalam hal ini adalah anak PIA. Rating
Scale umumnya terdiri dari suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku yang
harus dicatat secara bertingkat dan dalam hal ini peneliti harus mencatat pada
tingkat yang bagaimana suatu gejala atau ciri tingkah laku itu nampak. Misalkan
saja kategori tertentu dibuat macam-macam rating (Sutrisno Hadi, 2004: 171-
172).
Instrumen ini bersifat tertutup, artinya jawaban untuk masing-masing
pertanyaan yang ada sudah tersedia pada kolom jawaban. Responden tinggal
memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaannya. Instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
model rating scale sematik meliputi pertanyaan dan peryataan tertulis mengenai
efektivitas media cerita bergambar. Terdapat satu alternatif jawaban pada setiap
pernyataan pada rating scale modifikasi, yaitu pernyataan setuju-tidak setuju dan
pernah-tidak pernah dengan nilai berjenjang 5, 4, 2, 1 kecuali pernyataan yang
negatif (unfavorable) sehingga penulisannya dibalik yaitu 1, 2, 4, 5. Jadi nilai
maksimum yang dapat diperoleh tiap 1 item pernyataan adalah 5 poin, dan
terendah adalah 1 poin.
Tabel 2. Skor alternatif jawaban variabel efektivitas cerita bergambar
Item Favorable 5 4 2 1
Item Non-faforable 1 2 4 5
6. Pengembangan Instrumen
a. Kisi-kisi
Tabel 3.Instrumen Efektivitas Cerita Bergambar.
No. Sub Variabel Indikator Item
Soal
No.
Item
1. Produksi (P):
Mengenal Kitab Suci.
Mampu menceritakan ulang cerita
dengan mudah, kisah yang terdapat
dalam Kitab Suci PL & PB yakni
kisah-kisah penciptaan, dosa
manusia, air bah, kelahiran Yesus,
Lima Roti dan Dua Ikan, kisah
pembaptisan.
5
1-7
Mampu mengungkapkan pesan
pokok dari cerita dengan bantuan
cerita bergambar.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
2. Kemampuan
Produksi
(KP)
Aset fisik Terpelihara dengan baik 4 8-11
Aset
Keuangan
Keuangan tidak devisit. 3 12-14
Aset
Manusia.
Menunjukkan sikap senang dalam
mendampingi PIA.
2
21-27 Motivasi pendamping. 2
Persiapan pendamping. 3
3. Penggunaan Cergam Sering menggunakan Cergam. 2
15-20 Ketertarikan pada Cergam 2
Kelancaran proses. 2
Jumlah Soal 27
Tabel 4. Panduan Studi Dokumen
No. Aspek Skor
1. Kelengkapan buku-buku
PIA/Sekolah Minggu.
Sangat
memadai 5 4 2 1
Tidak
memadai
2. Keuangan Surplus 5 4 2 1 Devisit.
3. Proses Pendampingan Sangat
Teratur 5 4 2 1
Tidak
Teratur
4. Membuat Persiapan mengajar
PIA/Sekolah Minggu (Catatan
Tertulis).
Sangat
Lengkap 5 4 2 1 Tidak Lengkap
5. Kreatifitas Pendamping. Sangat Kreatif 5 4 2 1 Tidak Kreatif
Tabel 5. Instrumen Panduan Observasi
Kondisi Gedung dan Lingkungannya Keadaan
Baik Tidak Baik
1. Kondisi banguanan …… a. Permanen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
…… b. Darurat
…… c. Lain-lain….
2. Halaman ….... a. Luas
……. B. Sempit
……. C. Hijau
…… d. Gersang
.…... e. Lain-lain….
3. Pagar …… a. Pagar besi
…… b. Pagar
hijau/tanaman hijau
…… c. Pagar
tembok
…… d. Lain-lain
4. Kamar Kecil ..….. a. Permanen
…… b. Darurat
…… c. Air cukup
…… d. Bersih
…… e. Lain-lain…
Ruangan dan Sumber Belajar
5. Ruangan …… a. Ukuran
kira-kira 7x 8 m
…… b. Ventilasi
cukup
…… c. Cahaya
cukup
…… d. Bersih dan
rapi
…… e. Hiasan
dinding
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
…… f. Lain-lain…
6. Keadaan fasilitas belajar ..….. a. Papan tulis
memadai
…… b. Meja dan
kursi anak cukup
…… c. Meja dan
kursi nyaman
.…..d.Lain-lain……
7. Alat penunjang PIA …… a. Boneka
tangan
…… b. Wayang
…… c. Gambar-
gambar
…… d. Lain-lain…
8. Sumber belajar .… a.Perpustakaan
……b. Kitab Suci
……c. Buku cerita
bergambar
……d. Media
penunjang
…… e. Majalah
rohani anak-anak
…… f. Lain-lain…
b. Uji Coba Terpakai
Uji coba instrumen ini bersifat uji coba terpakai dalam arti peneliti hanya
satu kali menyebarkan instrumen untuk dipakai dalam mengumpulkan data
penelitian. Butir instrumen yang sudah diisi oleh responden akan diuji tingkat
validitas dan reliabilitasnya, kemudian akan dilakukan analisis data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
1) Validitas
Arikunto dalam Riduwan (2010: 97) menjelaskan bahwa validitas
merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan
suatu alat ukur. Jika instrumen dinyatakan valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur data yang akan diukur. Agar kesimpulan tidak keliru
dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya
diperlukan uji validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang digunakan dalam
penelitian.
Dalam penelitian ini uji coba terpakai menggunakan validitas butir dengan
taraf singnifikan 0,05 dengan N 63 orang, maka butir yang memiliki koefisien
korelasi lebih besar atau sama dengan 0,244 dianggap valid dan layak digunakan.
Dalam penelitian ini, uji validitasnya dilakukan dengan menggunakan program
Microscope Excel dengan mengkorelasikan skor item menggunakan rumus teknik
Person Product Moment.
Hasil validitas butir pada efektivitas cerita bergambar dari 27 butir soal
yang diuji, rentang hasil validitas yang diperoleh adalah -0,07-0,166. Terdapat
delapan butir soal yang tidak valid karena nilai kurang dari 0,244 yaitu:
Tabel 6: Soal Tidak Valid
Nomor Nilai
5 0,198
12 0,166
18 0,118
19 0,132
21 -0,073
24 0,05
25 0,155
26 0,067
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Dengan demikian terdapat 19 butir soal yang dinyatakan valid dan layak untuk
dianalisis lebih lanjut.
2) Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata sifat reliabel yang artinya dapat diandalkan.
Sebuah alat disebut reliabel atau dapat diandalkan jika menghasilkan sesuatu yang
konsisten dan tidak berubah-ubah. Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan
ketepatan alat pengumpul data yang digunakan (Riduwan, 2010:213). Besar
koefisisen reliabilitas berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Jika koefisien
semakin mendekati 1,00 maka hasil pengukuran mendekati taraf sempurna.
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan teknik formula Alpha
dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Rumus manualnya adalah
sebagai berikut:
Tabel 7. Rumus Reliabilitas
Keterangan:
= nilai reliabilitas
Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Varians total
k = Jumlah item
= 𝑘
𝑘 − 1 1 −
∑𝑆𝑖𝑆𝑡
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Hasil pengujian reliabilitas melalui program SPSS 16.0 dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 8. Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
0,726 19
Dari hasil analisis terhadap 19 butir soal valid, diketahui nilai Alpha
sebesar 0,726 yang berarti reliabilitas soal tinggi.
Analisis data dilakukan secara deskriptif, baik deskriptif statistik dan
frekuentif. Analisis deskriptif dilakukan untuk memperoleh nilai rata-rata variabel
dengan mengklasifikasikan data variabel menurut tingkat tertentu. Deskripsi data
tersebut meliputi rata-rata (mean), standar deviasi, rentang skor (range), skor
minimum dan maksimum, nilai tengah (median), nilai yang sering muncul
(modus), skor total (sum) dan frekuensi dari skala yang digunakan dalam
pernyataan penelitian ini dengan menggunakan deskripsi frekuentif dengan cara
sebagai berikut:
1) Skor tertinggi yang dapat dicapai: 5 x 19 = 95
2) Skor terendah: 1 x 19 = 19
3) Hasil dari skor tertinggi dikurangi terendah: 95 – 19 = 76
4) Hasil dibagi 5 sesuai dengan interval skalanya: 76:5= 15
Kriteria tersebut diambil dengan rumus:
Smak - Smin
n
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Keterangan:
Smak : skor maksimal
Smin : skor minimal
N : rentangan skala tiap instrumen
Tabel 9. Kriteria kategori
Kategori Interval
Sangat Baik 64-79
Baik 48-63
Kurang 31-47
Sangat Kurang 15-30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab IV ini penulis memaparkan pembahasan hasil penelitian dan
usulan program bagi para pendamping PIA dalam rangka mengenalkan anak pada
Kitab Suci. Usulan program itu meliputi latar belakang program, tujuan program,
tema dan metode cerita bergambar dalam pendampingan PIA.
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini penulis melaporkan hasil penelitian secara keseluruhan
dan dari setiap aspeknya. Dalam menentukan efektivitas yang tercapai dengan
baik, maka penulis melaporkan sesuai dengan teori dari Stephen R. Covey di mana
Efektivitas terletak pada keseimbangan P dan KP. Dalam hal ini P=Produksi yang
diinginkan, yaitu anak mengenal Kitab Suci. Sedangkan KP=Kemampuan
Produksi, yaitu memiliki 3 aset yang meliputi aset fisik, aset keuangan dan aset
manusia.
Dalam penelitian ini yang termasuk dalam aset fisik meliputi: ruang untuk
melakukan kegiatan PIA, poster, lukisan, foto, cergam, boneka tangan, CD, VCD,
Kitab Suci bergambar, buku-buku cerita dan lain sebagainya. Kemudian aset
keuangannya yaitu uang kas yang diperoleh dari pengumpulan kolekte setiap
minggunya dalam pertemuan PIA. Sedangkan aset manusianya adalah motivasi
para pendamping PIA. Berikut ini adalah hasil pengolahan data dari setiap aspek
mengenai efektivitas cerita bergambar di paroki Penyelenggaraan Ilahi Lubuk
Linggau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
1. Data Aspek Produksi (P): Mengenal Kitab Suci
Tabel 10. Deskriptif data mengenal Kitab Suci
Statistik Deskriptif
Aspek Produksi (P): Mengenal Kitab Suci
N Valid 63
∑ Instrumen 6
Mean 25.6825
Median 26.0000
Mode 30.00
Std. Deviation 4.48231
Variance 20.091
Skewness -706
Kurtosis -500
Range 17.00
Minimum 13.00
Maximum 30.00
Sum 1618.00
Aspek Produksi (P) yang diukur dalam penelitian ini adalah mengenal
Kitab Suci. Pada tabel deskripsi di atas dapat dilihat bahwa N valid sebanyak 63
anak dengan jumlah instrumen yang valid 6 butir dengan skor terendah
(minimum) sebesar 13. Nilai rata-rata (mean) sebesar 25,6825 dengan simpangan
buku (Std. Deviation) sebesar 4,48231. Nilai Variance diperoleh 20,091 dengan
nilai tengah (median) 26,0000 dan nilai yang sering muncul (mode) adalah 30,00.
Sedangkan nilai kisaran (Range) sebesar 17,00 dengan kemencengan (Skewness)
sebesar -706 dan keruncingan (Kurtosis) sebesar -500 dengan nilai Sum yang
merupakan penjumlahan nilai keseluruhan aspek produksi (P) sebesar 1618.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 11. Deskripsi Aspek Produksi (P): Mengenal Kitab Suci
Kriteria Interval Jumlah Responden Persentase
Sangat Mengenal 25-30 42 63,5%
Mengenal 19-24 19 33,3%
Tidak Mengenal 13-18 2 3,2%
Sangat Tidak Mengenal 6-12 0 0%
Jumlah Total Responden & Persentase 63 100%
Gambar 1. Frekuensi Produksi (P): Mengenal Kitab Suci
Tabel di atas menunjukkan aspek mengenal Kitab Suci. Anak yang
menjawab dengan kriteria sangat mengenal sebanyak 42 anak (63,5%), anak yang
menjawab dengan kriteria mengenal sebanyak 19 anak (33,3%), anak yang
menjawab dengan kriteria tidak mengenal sebanyak 2 anak (3,2%) dan tidak ada
anak yang menjawab dengan kriteria sangat tidak mengenal. Hal ini berarti, anak-
anak sangat mengenal Kitab Suci.
25-30 Sangat Mengenal
19-24 Mengenal
13-18 Tidak Mengenal
6-12 Sangat Tidak
Mengenal
Persentase 63,5% 33,3% 3,2% 0%
Frekuensi 42 19 2 0
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Fre
kue
nsi
Aspek Produksi (P): Mengenal Kitab Suci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
2. Deskripsi Keseluruhan Kemampuan Produksi (KP) yaitu:
a) Aset Fisik
1) Angket
Berdasarkan dari pengisian angket, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 12. Deskriptif data aset fisik
Statistik Deskriptif Aset Fisik
N Valid 63
∑ Instrumen 4
Mean 19.0000
Median 20.0000
Mode 20.00
Std. Deviation 1.70389
Variance 2.903
Skewness -3.637
Kurtosis 18.731
Range 11.00
Minimum 9.00
Maximum 20.00
Sum 1197.00
Pada tabel data aset fisik di atas dapat dilihat bahwa N valid sebanyak 63
anak PIA dengan jumlah instrumen yang valid sebanyak 4 butir dengan skor
terendah (minimum) sebesar 9 dan skor tertinggi (maximum) sebesar 20.
Dihasilkan nilai rata-rata (mean) sebesar 19,0000 dengan simpangan baku (Std.
Deviation) sebesar 1,70389. Untuk nilai Variance didapat 2,903 dengan nilai
tengah (median) 20,0000 dan nilai yang sering muncul (mode) adalah 20,00.
Sedangkan nilai kisaran (Range) sebesar 11,00 dengan tingkat kemencengan
(Skewness) sebesar -3,637 dan tingkat keruncingan (Kurtosis) sebesar 18,731
dengan nilai Sum yang merupakan penjumlahan nilai keseluruhan aspek aset fisik
sebesar 1197.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 13. Deskripsi aset fisik
Kriteria Interval Jumlah Responden Persentase
Sangat Baik 17-20 61 95,2%
Baik 13-16 1 3,2%
Tidak Baik 9-12 1 1,6%
Sangat Tidak Baik 4-8 0 0%
Jumlah Total Responden & Persentase 63 100%
Gambar 2. Frekuensi aset fisik
Tabel di atas menunjukkan aspek aset fisik. Anak yang menjawab dengan
kriteria sangat baik sebanyak 61 anak (95,2%), yang menjawab dengan kriteria
baik sebanyak 1 orang (3,2%), anak yang menjawab dengan kriteria tidak baik
sebanyak 1 orang (1,6%) dan tidak ada anak yang menjawab dengan kriteria
sangat tidak baik. Hal ini berarti bahwa aset fisik yang dimiliki digolongkan
dengan frekuensi cukup tinggi, yaitu dengan kriteria sangat baik untuk sarana dan
prasarana yang memadai dan layak digunakan secara berulang-ulang.
17-20 Sangat Baik
13-16 Baik 9-12 Tidak Baik4-8 Sangat Tidak
Baik
Persentase 95,2% 3,20% 2% 0,0%
Frekuensi 61 1 1 0
0
10
20
30
40
50
60
70
Fre
kue
nsi
Aset Fisik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
2) Hasil Observasi
Kondisi Gedung dan Lingkungannya Keadaan
1. Kondisi bangunan …… a. Permanen Sangat baik & terawat
…… b. Darurat
…… c. Lain-lain….
2. Halaman ….... a. Luas Cukup luas untuk bermain
dan ruang gerak anak.
……. b. Sempit
……. c. Hijau Halaman cukup hijau
terawat dan bersih.
……. d. Gersang
.….... e. Lain-lain.
3. Pagar ……. a. Pagar besi Pagar dalam keadaan baik.
……. b. Pagar
hijau/tanaman hijau
……. c. Pagar
tembok
Tembok di cat putih bersih
tanpa coretan.
…… d. Lain-lain
4. Kamar Kecil .... a. Permanen jumlah ± 3 kamar kecil
dalam keadan baik.
…… b. Darurat
…… c. Air cukup air bersih.
…… d. Bersih bersih dan terawat.
…… e. Lain-lain…
Ruangan dan Sumber Belajar
5. Ruangan
…… a. Ukuran
kira-kira 7x 8 m
Daya tampung ± 30 anak.
Dalam keadaan baik & layak
digunakan.
…… b. Ventilasi
cukup
3 jendela cukup besar.
Keadaan baik
... c. Cahaya cukup Cahaya masuk cukup.
…… d. Bersih dan
rapi
Ruangan bersih dan rapi.
…… e. Hiasan
dinding
Baik serta tertata dengan
teratur. Keadaan baik
…… f. Lain-lain…
6. Keadaan fasilitas belajar ..... a. Papan tulis
memadai
1 papan tulis hitam keadaan
baik.
…… b. Meja dan
kursi anak cukup
baik ± 30 meja dan kursi.
…… c. Meja dan
kursi nyaman
Nyaman dan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
.….. d. Lain-
lain……
7. Alat penunjang PIA …… a. Boneka
tangan
Baik, berjumlah ±4.
…… b. Wayang
…… c. Gambar-
gambar
Cukup baik, jumlah ±10.
…… d. Lain-lain…
8. Sumber belajar … a. Perpustakaan
...… b. Kitab Suci Baik, jumlah ± 20.
…… c. Buku
cerita bergambar
Baik, jumlah ±10.
…… d. Media
penunjang
Tape+VCD: jumlah 1 unit,
baik.
… e. Majalah
rohani anak-anak
…… f. Lain-lain…
b) Aset Keuangan
Tabel 14. Deskriptif aset keuangan
Statistik Deskriptif Aset Keuangan
N Valid 63
∑ Instrumen 2
Mean 8,8889
Median 9,0000
Mode 10.00
Std. Deviation 1.50388
Variance 2.262
Skewness -2,479
Kurtosis 7,901
Range 8.00
Minimum 2.00
Maximum 10.00
Sum 560.00
Pada tabel data aset keuangan di atas dapat dilihat bahwa N valid sebanyak
63 anak PIA, dengan jumlah instrumen yang valid sebanyak 2 butir dengan skor
terendah (minimum) sebesar 2 dan skor tertinggi (maximum) sebesar 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Dihasilkan nilai rata-rata (mean) sebesar 8,8889 dengan simpangan baku (Std.
Deviation) sebesar 1,50388. Nilai Variance didapat 2,262 dengan nilai tengah
(median) 9,0000 dan nilai yang sering muncul (mode) adalah 10,00. Sedangkan
nilai kisaran (Range) sebesar 8,00 dengan tingkat kemencengan (Skewness)
sebesar -2,479 dan tingkat keruncingan (Kurtosis) sebesar 7,901 dengan nilai Sum
yang merupakan penjumlahan nilai keseluruhan aspek aset aset keuangan sebesar
560.
Tabel 15. Deskripsi Aset Keuangan
Kriteria Interval Jumlah
Responden Persentase
Sangat Cukup 9-10 46 49,2%
Cukup 7-8 2 34,9%
Tidak Cukup 5-6 2 11,1%
Sangat Tidak Cukup 2-4 2 4,8%
Jumlah Total Responden & Persentase 63 100%
Gambar 3. Frekuensi Aset Keuangan
Tabel di atas menunjukkan aset keuangan yang dimilki. Anak yang
menjawab dengan kriteria sangat cukup sebanyak 46 orang (49,2%), anak yang
menjawab dengan kriteria cukup sebanyak 2 orang (34,9%), anak yang menjawab
9-10 Sangat Cukup
7-8 Cukup5-6 Tidak
Cukup2-4 Sangat
Tidak Cukup
Persentase 49,20% 34,90% 11% 4,8%
Frekuensi 46 2 2 2
0
10
20
30
40
50
Fre
kue
nsi
Aset Keuangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dengan kriteria tidak cukup sebanyak 2 orang (11,1%) dan anak yang menjawab
dengan kriteria sangat tidak cukup sebanyak 2 orang (4,8%). Ini artinya bahwa
aset keuangan yang dimilki selama ini dapat digolongkan dengan frekuensi pada
tingkat prosentase yang tinggi, yaitu dengan kriteria sangat cukup, sehingga dapat
membeli sarana dan prasarana yang baru.
c) Aset Manusia
Tabel 16. deskriptif data motivasi pendamping
Statistik Deskriptif Aset Manusia (Motivasi)
N Valid 63
∑ Instrumen 3
Mean 14.2063
Median 15.0000
Mode 15.00
Std. Deviation 95307
Variance 908
Skewness -893
Kurtosis -334
Range 3.00
Minimum 12.00
Maximum 15.00
Sum 895
Pada tabel statistik deskripsi data aset manusia di atas dapat dilihat bahwa
N valid sebanyak 63 anak PIA dengan jumlah instrumen yang valid sebanyak 3
butir dengan skor terendah (minimum) sebesar 12 dan skor tertinggi (maximum)
sebesar 15. Dihasilkan nilai rata-rata (mean) sebesar 14.2063 dengan simpangan
baku (Std. Deviation) sebesar 95307. Untuk nilai Variance didapat 908 dengan
nilai tengah (median) 15,0000 dan nilai yang sering muncul (mode) adalah 15,00.
Sedangkan nilai kisaran (Range) sebesar 3,00 dengan tingkat kemencengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
(Skewness) sebesar -893 dan tingkat keruncingan (Kurtosis) sebesar -334 dengan
nilai Sum yang merupakan penjumlahan nilai keseluruhan aset manusia sebesar
895.
Tabel 17. Deskripsi motivasi pendamping
Kriteria Interval Jumlah Responden Persentase
Sangat Termotivasi 13-15 59 93,7%
Termotivasi 9-12 4 6,3%
Tidak Termotivasi 5-8 0 0%
Sangat Tidak Termotivasi 1-4 0 0%
Jumlah Total Responden & Persentase 63 100%
Gambar 4. Frekuensi motivasi pendamping
Tabel di atas menunjukkan motivasi manusia. Anak yang menjawab
dengan kriteria sangat termotivasi sebanyak 59 orang (93,79%), anak yang
menjawab dengan kriteria termotivasi sebanyak 4 orang (6,39%), tidak ada anak
yang menjawab dengan kriteria tidak termotivasi dan sangat tidak termotivasi. Ini
artinya bahwa para pendamping sangat termotivasi dalam mendampingi anak-
13-15 Sangat Termotivasi
9-12 Termotivasi
5-8 Tidak Termotivasi
1-4 Sangat Tidak
Termotivasi
Persentase 93,70% 6,30% 0% 0%
Frekuensi 59 4 0 0
0
10
20
30
40
50
60
70
Fre
kue
nsi
Aspek Manusia (Motivasi Pendamping)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
anak PIA. Mereka mendampingi dengan sepenuh hati dan tanpa ada paksaan dari
orang lain.
3. Deskripsi Penggunaan Cerita Bergambar
Tabel 18. Deskriptif Keseringan Penggunaan Cerita Bergambar
Statistik Deskriptif Nilai
keseluruhan
N Valid 63
∑ Instrumen 4
Mean 18.3492
Median 19.0000
Mode 19.00a
Std. Deviation 2.39056
Variance 5.715
Skewness -2.295
Kurtosis 5.928
Range 12.00
Minimum 8.00
Maximum 20.00
Sum 1156
Pada tabel statistik deskripsi keseringan penggunaan cerita bergambar di
atas dapat dilihat bahwa N valid sebanyak 63 anak PIA dengan jumlah instrumen
yang valid sebanyak 4 butir dengan skor terendah (minimum) sebesar 8 dan skor
tertinggi (maximum) sebesar 20. Dihasilkan nilai rata-rata (mean) sebesar 18,3492
dengan simpangan baku (Std. Deviation) sebesar 2,39056. Nilai Variance didapat
5,715 dengan nilai tengah (median) 19,0000 dan nilai yang sering muncul (mode)
adalah 19,00a. Sedangkan nilai kisaran (Range) sebesar 12,00 dengan tingkat
kemencengan (Skewness) sebesar -2,295 dan tingkat keruncingan (Kurtosis)
sebesar 5,928 dengan nilai Sum yang merupakan penjumlahan nilai keseluruhan
aspek keseringan penggunaan cergam sebesar 1156.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel 19. Deskripsi Aspek Penggunaan Cergam
Kriteria Interval Jumlah Responden Persentase
Sangat Sering 17-20 53 54,8%
Sering 14-16 7 36,5%
Kadang-kadang 11-13 2 7,1%
Tidak Pernah 8-10 1 1,6%
Jumlah Total Responden & Persentase 63 100%
Gambar 5. Frekuensi Penggunaan Cergam
Tabel di atas menunjukkan frekuensi penggunaan cergam dalam
pendampingan PIA. Anak yang menjawab dengan kriteria sangat sering sebanyak
53 anak (54,8%), anak yang menjawab dengan kriteria sering sebanyak 7 anak
(36,5%), anak yang menjawab dengan kriteria kadang-kadang sebanyak 2 anak
(7,1%) dan anak yang menjawab tidak pernah sebanyak 1 anak (1,6%). Dengan
melihat banyaknya jumlah anak yang menjawab sangat sering, maka berdasarkan
dari pandangan anak para pendamping PIA di paroki Penyelenggaraan Ilahi
Lubuk Linggau sering menggunakan cergam sebagai sarana dalam proses PIA
untuk mengenalkan anak pada Kitab Suci.
17-20 Sangat Sering
14-16 Sering11-13 Kadang-
kadang8-10 Tidak
Pernah
Persentase 54,80% 36,50% 7,1% 1,6%
Frekuensi 53 7 2 1
0
10
20
30
40
50
60
Frek
uen
si
Aspek Penggunaan Cergam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
4. Analisis Data Efektivitas
Sebagaimana dirumuskan pada bab II, maka dapat dilihat
keseimbangannya sebagai berikut, dengan menggunakan rumus 𝐸 =𝑃
𝐾𝑃.
Diketahui rata-rata aspek Produksi (P)=25,6825 dan nilai rata-rata KP dari aset
fisik, aset keuangan dan aset manusia sebesar 42,095. Dari nilai yang diperoleh
maka penulis menyimpulkan bahwa keseimbangan dari 𝐸 =25,6825
42,095= 0,6. Hal ini
berarti efektivitas cerita bergambar dapat mencapai keseimbanganya dengan baik
karena rasio yang diperoleh tidak melebihi angka 2 atau 1: ½. Dari hasil analisis
data ini berarti penyusutan yang terjadi tidak melebihi angka ½ dari target awal
tetap pada posisi 1 yang berarti Kemampuan Produksi ideal.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Efektivitas Cerita Bergambar Berdasarkan
Setiap Aspek Variabel.
1. Aspek Produksi (P): Mengenal Kitab Suci
Aspek Produksi (P) ini difokuskan pada mengenal Kitab Suci baik dalam
hal mengungkapkan pesan inti dan juga menceritakan kembali kisah-kisah yang
terdapat pada Kitab Suci. Berdasarkan hasil anak dalam mengerjakan soal tes
mengenal Kitab Suci maka, N valid sebanyak 63 responden. 42 anak (63,5%),
anak yang menjawab dengan kriteria mengenal sebanyak 19 anak (33,3%), anak
yang menjawab dengan kriteria sangat tidak mengenal sebanyak 2 anak (3,2%).
Dengan demikian, sebagian besar anak merasa sangat mengenal dan memahami
pesan inti dari Kitab Suci melalui cerita bergambar yang dipakai oleh pendamping
pada saat pertemuan PIA. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan anak-anak pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
saat mengungkapkan dan menceritakan kembali kisah yang terdapat dalam Kitab
Suci.
Hal ini juga didukung oleh hasil perolehan nilai dari setiap anak dalam
mengisi soal tes yang diberikan. Nilai yang diperoleh siswa tersebut dihitung
berdasarkan dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dengan kriteria tertentu, tabel
kriterianya sebagai berikut:
Tabel 20 nilai soal tes perolehan siswa
Nilai Skor Total
10-8 23-30
7-6 22-19
5-4 13-16
Dari 63 anak yang menjawab soal, terlihat bahwa 45 anak mendapatkan
nilai 10-8. 16 anak mendapatkan nilai 7-6, sedangkan ada 2 anak yang
mendapatkan nilai 5-4. Dari hasil data di atas, maka nilai yang diperoleh oleh
setiap anak diatas dapat disimpulkan bahwa anak yang memperoleh nilai sebesar
10-8 maka anak tersebut masuk dalam kriteria sangat mengenal, perolehan nilai 7-
5 masuk dalam kriteria mengenal, sedangkan yang memperoleh nilai 4-2 termasuk
dalam kriteria tidak mengenal dan sangat tidak mengenal. Dalam penelitian ini
jumlah anak yang mendapat nilai tertinggi ada sebanyak 45 anak. Hal ini berarti
anak-anak sangat mengenal Kitab Suci baik dari kemampuan anak-anak dalam
mengungkapkan pesan inti dan menceritakan kembali kisah yang terdapat dalam
Kitab Suci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
2. Aspek Kemampuan Produksi (KP): Aset fisik, keuangan, manusia.
Pada aspek Kemampuan Produksi (KP) ini akan membahas tiga aspek
yaitu fisik, keuangan dan manusia. Berikut penjabaran dari setiap aspek:
a. Aset fisik
Dalam penelitian ini aset fisik berupa tersedianya ruang untuk melakukan
kegiatan PIA, poster, lukisan, foto, cergam, boneka tangan, CD, VCD, Kitab Suci
bergambar, buku-buku cerita dan lain sebagainya. Dari tabel deskripsi di atas
bahwa dari N valid 63 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 19,0000, dengan 56
anak (84,1%) yang menjawab dengan kriteria sangat mampu, yang menjawab
dengan kriteria mampu sebanyak 6 orang (14,3%), tidak ada anak yang menjawab
dengan kriteria tidak mampu dan anak yang menjawab dengan kriteria sangat
tidak mampu sebanyak 1 orang (1,6%). Hal ini berarti bahwa aset fisik yang
dimiliki Paroki Penyelenggraan Ilahi digolongkan dengan frekuensi cukup tinggi,
yaitu dengan kriteria sangat mampu dalam hal ketersediaan sarana dan prasarana
yang memadai dan lengkap.
Hasil analisis di atas didukung dan diperkuat oleh data hasil observasi
lapangan dan studi dokumen. Dari hasil pengamatan secara langsung, penulis
melihat bahwa letak Paroki Penyelenggaraan Ilahi Lubuk Linggau sangat
strategis, dekat dengan jalan raya, pertokoan, rumah sakit, lapangan merdeka
subkos, museum, dan lain-lain. Kondisi bangunannya masih dalam keadaan baik
sehingga layak dipakai untuk beribadat, pertemuan dan kegiatan gereja lainnya.
Paroki ini memiliki dua pintu gerbang yang terbuat dari besi, sehingga
memudahkan bagi kendaraan yang akan keluar dan masuk. Selain memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
bangunan gereja, paroki ini juga memiliki gedung pastoran yang letaknya di
belakang gereja, gua maria di belakang gereja, sekolah Taman Kanak-kanak (TK)
Xaverius dan bangunan aula kecil untuk pertemuan serta kegiatan PIA. Halaman
gereja cukup luas dan ada beberapa tanaman untuk menambah keasrian
lingkungan. Halaman gereja dapat menampung parkir kendaraan umat seperti
sepeda, motor dan mobil. Selain itu halaman gereja masih cukup luas untuk
tempat bermain anak-anak, karena bagunan gereja berada dalam satu lahan
dengan Taman Kanak-kanak (TK) Xaverius. Kamar kecil dan bangunan lainnya
yang ada di paroki ini sudah permanen dengan keadaan bersih dan air yang
tersedia cukup banyak. Berikut beberapa gambar yang dapat penulis
dokumentasikan:
Gambar 6. Halaman, pagar & kamar kecil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Ukuran ruangan pertemuan PIA kira-kira berukuran 7x7 meter, memiliki
perlengkapan seperti papan tulis, ventilasi cukup, cahaya cukup, hiasan dinding,
meja guru serta bangku sejumlah anak dan dalam kondisi baik. Alat-alat
penunjang PIA seperti boneka tangan, gambar-gambar dll dalam keadaan baik dan
terawat. Sumber belajar lainnya seperti Kitab Suci, buku-buku cerita, tape,
majalah dll juga tersedia cukup lengkap dan sering digunakan sebagai sumber
belajar bagi anak-anak. Berikut beberapa gambar yang dapat penulis ambil.
Gambar 7. Tempat kegiatan PIA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Gambar 8. Ruang belajar TK sering digunakan untuk pertemuan PIA
Gambar 9. Buku-buku PIA dan sarana pendukung lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
b. Aset keuangan
Di sini aset keuangan yang dimaksudkan adalah keuangan yang dimiliki
selama ini mengalami surplus atau devisit. Berdasarkan data deskripsi diatas
bahwa N valid sebanyak 63 anak PIA, dengan nilai rata-rata (mean) sebesar
8,8889. Anak yang menjawab dengan kriteria sangat mampu sebanyak 46 orang
(49,2%), anak yang menjawab dengan kriteria mampu sebanyak 2 orang (34,9%),
anak yang menjawab dengan kriteria tidak mampu sebanyak 2 orang (11,1%) dan
anak yang menjawab dengan kriteria sangat tidak mampu sebanyak 2 orang
(4,8%). Ini artinya bahwa aset keuangan yang dimilki selama ini dapat
digolongkan dengan frekuensi pada tingkat persentase yang tinggi, yaitu dengan
kriteria sangat mampu. Dengan demikian mereka dapat melaksanakan kegiatan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
dan juga dapat membeli alat-alat peraga dan kelengkapan lainnya yang sudah
rusak.
Data ini juga didukung dengan studi dokumen dimana dalam dokumen
yang penulis peroleh bahwa setiap minggunya mereka mampu mengumpulkan
uang kolekte sebesar ≤ Rp 80.000,- ≥ Rp 100.000,-. Dengan demikian mereka
dapat menambah aset yang baru lagi. Selain itu mereka juga memiliki dana
cadangan yang diperoleh dari donatur untuk membantu pendanaan dan juga
pengembangan PIA di paroki Penyelenggaraan Ilahi.
c. Aset manusia
Aset manusia dalam penelitian ini adalah orang-orang yang mendukung
jalannya proses pendampingan seperti romo paroki, dewan paroki, pendamping
PIA, dan orangtua. Namun dalam pembahasan kali ini penulis membatasi aset
manusia yang diteliti yaitu para pendamping PIA saja. Deskripsi data kuesioner di
atas menunjukkan, bahwa N valid sebanyak 63 dengan nilai rata-rata (mean)
sebesar 14.2063. Jumlah anak yang menjawab dengan kriteria sangat termotivasi
sebanyak 59 orang (93,79%), anak yang menjawab dengan kriteria termotivasi
sebanyak 4 orang (6,39%), tidak ada anak yang menjawab dengan kriteria tidak
termotivasi dan sangat tidak termotivasi. Ini artinya bahwa para pendamping
sangat termotivasi dalam mendampingi anak-anak PIA. Para pendamping
mendampingi anak-anak dengan sepenuh hati dan tanpa ada paksaan dari orang
lain. Selain itu para pendamping tergerak hatinya secara sukarela dalam melayani
anak-anak untuk mendewasakan iman mereka agar semakin mengimani Yesus
Sang Juru Selamat dalam kehidupan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Dari keseluruhan aset yang dibahas di atas dapat disimpulkan bahwa
Keseimbangan P dan KP dari judul Efektivitas Cerita Bergambar Sebagai Media
Untuk Mengenalkan Kitab Suci Kepada Anak Dalam Pendidikan Iman Anak
(PIA) Di Paroki Penyelenggaraan Ilahi Lubuk Linggau, Sumatera Selatan yaitu
ketercapaiannya kemampuan aset fisik dan juga aset keuangan yang surplus/tidak
devisit, sehingga kelompok PIA mampu melaksanakan kegiatan dan memenuhi
sarana prasarana dalam pendampingan. Kemudian dari aset manusia yaitu dilihat
dari pendamping sangat termotivasi dan juga menunjukkan sikap senang untuk
mendampingi anak-anak PIA. Motivasi para pendamping ini tidak hanya pada
saat mereka mendampingi anak-anak namun juga mereka wujudkan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu memiliki semangat melayani dan bekerjasama yang
baik dengan berbagai pihak (pastor paroki, sesama guru, umat).
3. Aspek Penggunaan Cerita Bergambar (Cergam)
Pada aspek penggunaan cergam ini dilihat dari keseringan atau tidaknya
penggunaan cerita bergambar dalam pendampingan berlangsung. Dari deskripsi di
atas dapat dilihat bahwa N valid 63 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 18,3492.
Jumlah anak yang menjawab dengan kriteria sangat sering sebanyak 53 anak
(54,8%), yang menjawab dengan kriteria sering sebanyak 7 anak (36,5%), yang
menjawab dengan kriteria kadang-kadang sebanyak 2 anak (7,1%) dan yang
menjawab tidak pernah sebanyak 1 anak (1,6%). Dengan melihat banyaknya
jumlah anak yang menjawab sangat sering, maka berdasarkan dari pandangan
anak para pendamping PIA di paroki Penyelenggaraan Ilahi Lubuk Linggau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
sangat sering menggunakan cergam sebagai sarana dalam mengajar PIA untuk
mengenalkan anak pada Kitab Suci.
Hal ini juga didukung oleh hasil studi dokumen dan juga pengamatan dari
penulis, di sini penulis melihat bahwa proses pendampingan sangat teratur karena
adanya jadwal rutin yang mereka buat untuk setiap minggunya yaitu Minggu
pertama bercerita, Minggu kedua menggunakan Kitab Suci, Minggu ketiga dan
keempat mewarnai. Para pendamping juga cukup lengkap dalam hal membuat
persiapan pendampingan PIA. Untuk menambah variasi dalam pendampingan
biasanya mereka memodifikasi metode-metode yang ada di buku dengan
kreativitas sendiri agar anak-anak semakin tertarik untuk mengikuti kegiatan PIA.
Selain itu metode cerita bergambar dapat memperlancar proses pendampingan dan
juga menghemat biaya serta waktu pelaksanaannya dapat berjalan efektif.
C. Refleksi Kateketis
1. Pengertian dan Tujuan Katekese
Dalam anjuran apostolik “Catechesi Tradendae”, Paus Yohanes Paulus II
menegaskan bahwa katekese adalah “pembinaan anak-anak, kaum muda, dan
orang-orang dewasa dalam iman, yang mencakup keseluruhan ajaran Kristen,
diberikan secara organis dan sistematis, dengan tujuan mengantarkan umat
menuju kedewasaan dalam iman”. Dewasa dalam iman berarti memahami,
menghayati, dan mewujudkan imannya tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh sebab itu semua warga Gereja wajib menerima katekese.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Anak-anak juga termasuk di dalamnya, karena anak-anak merupakan
generasi penerus Gereja maka mereka layak untuk mendapatkan katekese. Anak-
anak menerima unsur-unsur dasar katekese dari orangtuanya dan lingkungan
keluarga. Perkenalan unsur-unsur ini dimulai dengan cara yang sederhana agar
mereka belajar membuka hati untuk bisa menerima Tuhan dalam kehidupannya.
Orangtua dapat mengenalkan unsur-unsur dasar ini dengan mengajaknya
mengucapkan doa singkat pribadi, mengajarkan doa-doa dasar seperti doa Bapa
kami, Salam Maria, mengenalkan gambar-gambar tokoh dll. Melalui doa-doa
yang diucapkan sendiri oleh anak, maka dialog cintakasih antara dirinya dengan
Allah yang tersembunyi sudah menjadi titik tolak yang besar terhadap sikap
hormat dan taat kepada Allah.
a. Katekese sebagai Pendidikan Iman
Katekese sebagai pendidikan iman merupakan salah satu bentuk karya
pewartaan Gereja, yang bertujuan membantu semua orang beriman agar iman
mereka semakin mendalam dan mereka semakin terlibat dalam dinamika hidup
menggereja serta masyarakat baik itu secara pribadi maupun kelompok. Katekese
sebagai pendidikan iman bertitik tolak dari pengertian iman sendiri. Dimana iman
merupakan tanggapan manusia terhadap sabda Allah. Pertama-tama sabda Allah
bukanlah suatu pengajaran tetapi suatu fakta keselamatan yang memiliki
hubungan antar pribadi. Katekese juga menolong umat agar terpikat pada Allah,
sehingga mereka terdorong untuk melakukan kehendak dan perintah Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
b. Katekese sebagai Komunikasi Iman
Dalam Pertemuan Kateketik antar keuskupan se-Indonesia kedua (PKKI
II), Katekese Umat diartikan:
Komunikasi iman atau tukar pengalaman iman (penghayatan iman) antar
anggota jemaat/kelompok. Melalui kesaksian para peserta saling membantu
sedemikian rupa, sehingga iman masing-masing diteguhkan dan dihayati secara
makin sempurna. Dalam Katekese Umat tekanan terutama diletakkan pada
penghayatan iman, meskipun pengetahuan tidak dilupakan. Katekese Umat
mengandaikan ada prencanaan (Yosef Lalu 2007:12).
Katekese merupakan komunikasi iman, dimana umat menjadi saksi atas
imannya akan Yesus Kristus, di mana ia merasakan karya keselamatan Allah
terlaksana dalam diri Yesus. Isi dari komunikasi ini adalah penafsiran Kitab Suci
atau tradisi Gereja maupun pengalaman atau kesaksian hidup umat beriman. Kitab
Suci perlu ditafsirkan agar umat terbantu untuk bisa memahami dan memaknai
karya Allah dalam hidupnya dalam terang Injil. Pengalaman akan karya Allah
yang ditemukan dalam pergulatan dan pergumulan hidupnya setiap hari perlu
dikomunikasikan/dibagikan sehingga ikut serta dalam memperkaya dan
mendewasakan iman umatnya.
Mengapa komunikasi iman? Karena yang dibagikan adalah pengalamn iman,
pengalaman akan Tuhan sendiri yang berkarya melalui pengalaman sehari-hari
umat beriman. Tuhan menyapa manusia justru melalui pengalaman hidup
kongkret. Jadi, pengalaman iman adalah pengalaman hidup manusia sehari-hari
yang dimaknai dalam terang Injil sehingga umat semakin meresapi arti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
pengalaman sehari-hari dan semakin saling meneguhkan, mengokohkan iman
kristiani mereka.
c. Peran Peserta
Peranan peserta dalam katekese adalah sebagai pelaku katekese itu sendiri
yang artinya mereka secara pribadi memilih Kristus dan secara bebas berkumpul
untuk lebih memahami Kristus. Kristus menjadi pola hidup pribadi dan juga pola
kehidupan kelompok, jadi seluruh peserta terpanggil untuk semakin
memperdalam imannya secara terus menerus menuju kepada kedewasaan.
d. Peran Pendamping
PKKI II menyampaikan bahwa dalam katekese pendamping/pemimpin
katekese bertindak sebagai pengarah dan pemudah atau sering disebut dengan
fasilitator. Pendamping menciptakan suasana yang komunikatif. Ia
membangkitkan gairah para peserta agar berani bicara secara terbuka. Disini
pendamping katekese tidak membawa diri sebagai pembesar, melainkan melayani
peserta yang mengalami kesulitan serta mengarahkan pembicaraan agar tidak lari
dari konteks pembicaraan tentang Kristus. Walaupun pendamping sebagai
pengarah, ia juga harus mau untuk membagikan kesaksian hidupnya akan Kristus
sehingga dapat memberikan ide, dan semangat kepada para peserta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
e. Bahan
Bahan dari katekese itu sendiri adalah pengalaman dan Kitab Suci.
berangkat dari pengalaman iman setiap peserta kemudian dihubungkan dengan
Kitab Suci, sehingga dalam terang Injil kita semakin meresapi arti pengalaman-
pengalaman kita sehari-hari dan kita bertobat kepada Allah serta semakin
menyadari kehadiran-Nya dalam kenyataan hidup sehari hari. Dengan demikian
kita semakin sempurna beriman, berharap, mengamalkan cinta kasih dan semakin
bersatu dalam Kristus.
2. Ciri-ciri Komunikasi dalam Katekese
Katekese disebut sebagai komunikasi iman karena peserta saling bertukar
pengalaman akan Tuhan sendiri. Tukar menukar pengalaman ini menjadi bentuk
kesaksian akan kehadiran Tuhan secara nyata dalam pengalaman hidup mereka
masing-masing. Berikut ini ada beberapa ciri komunikasi yang harus diperhatikan
dalam katekese:
a. Bebas
Dalam unsur “bebas” ini sangat penting diperhatikan dalam komunikasi
iman. Karena iman adalah jawab pribadi yang bebas terhadap tawaran
keselamatan Allah. Dalam komunikasi iman dibutuhkan suasana yang bebas tanpa
paksaan, nyaman bagi semua peserta, dan terjadi secara sukarela. Dengan adanya
suasana yang bebas seperti ini maka umat tidak akan merasa takut salah pada saat
mengungkapkan pengalaman imannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
b. Dinamis
Bersifat dinamis artinya iman itu bergerak maju sejalan dengan dinamika
perkembangan manusia baik sebagai pribadi maupun kelompok. Allah berkarya
menyelamatkan manusia melalui hidup nyata dan Ia hadir melalui berbagai
macam tanda yang dapat ditangkap oleh manusia melalui peristiwa-peristiwa yang
dialami dalam hidupnya. Dari setiap peristiwa itulah manusia semakin
dikembangkan dalam imannya sebagai usaha untuk mencari Allah. Oleh sebab
itulah katekese harus dinamis, flekesibel dan terbuka terhadap berbagai
pengalaman manusia.
c. Terbuka
Proses katekese menerima banyak jalur komunikasi. Keselamatan Allah
terbuka kepada semua orang, setiap orang dipanggil menuju kepada keselamatan.
Hal ini juga sama dengan Katekese yang terbuka kepada semua orang, dan setiap
orang bebas menanggapi tawaran dari Allah sesuai dengan situasi hidupnya.
Dalam katekese peserta memiliki martabat dan derajat yang sama, maka suasana
yang diciptakan saling menghargai, mendengarkan dan komunikatif.
d. Terencana
Katekese merupaka usaha sadar yang diupayakan, jadi katekese tidak
terjadi secara spontan melainkan direncanakan dan dipersiapkan serta memiliki
tujuan yang jelas. Katekese itu berlangsung sebagi sebuah proses tidak terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
sekali saja maka sesama umat saling membantu, memperkembangkan iman
kepada kedewasaan yang terlaksana secara terencana dan terus-menerus.
3. Proses dalam Katekese
Katekese mengandaikan adanya suatu perubahan atau perkembangan
dalam diri umat. Perubahan dan perkembangan ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi
melalui proses yang berkesinambungan. Manusia harus berusaha membaharui diri
secara terus-menerus sehingga iman mereka semakin hari semakin berkembang
dan matang. Pertobatan merupakan salah satu perubahan sikap yang mencakup
cara hidup, perilaku dan tindakan seseorang. Sikap mengandung tiga aspek antara
lain; aspek pengetahuan yaitu dapat mendalami isi dan makna iman serta
keyakinan iman, untuk menjamin wawasan dan motivasi yang perlu agar dewasa
dalam iman, aspek penghayatan yaitu menanggapi tuntutan iman secara sadar dan
personal sedangkan aspek tindakan yaitu dapat berperilaku dan bertindak sebagai
orang yang mengenal Kristus (Marianus Telaumbanua 1999:50).
4. Aspek Kateketis dalam Pendampingan Iman Anak (PIA)
Seperti yang telah penulis jabarkan di atas bahwa proses katekese
memiliki ciri bebas, dinamis, terbuka, dan terencana untuk saling bertukar
pengalaman akan Tuhan melalui kesaksian akan kehadiran Tuhan secara nyata
dalam pengalaman hidup mereka masing-masing. Hal ini juga terdapat dalam
proses pendampingan iman anak, yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
a. Aspek Komunikasi Iman dalam PIA
Aspek komunikasi iman dalam Pendampingan Iman Anak yaitu unsur
bebas, dinamis, terbuka, dan terencana. Seperti yang telah terungkap pada bab I di
mana dunia anak-anak adalah dunia yang penuh dengan kegembiraan, permainan,
dan juga kebebasan. Semua hal itu sudah melekat pada diri anak-anak, sehingga di
mana mereka berkumpul dan bermain di situlah suasana kegembiraan muncul
karena mereka dapat dengan bebas melakukan sesuatu yang mereka inginkan
bersama dengan teman-teman mereka. Unsur dinamis dalam PIA terdapat pada
suasana yang mendalam dan beriman, hal ini tertuang dalam bab III di mana anak
dapat meneladan pribadi Yesus yang berbelas kasihan terhadap orang yang lemah,
miskin dan tersingkir. Anak-anak dapat meniru teladan ini dengan cara melakukan
kegiatan bakti sosial terhadap orang yang lemah, miskin dan tersingkir. Unsur
terbuka dalam PIA masuk pada unsur menjemaat, dalam bab III dijelaskan bahwa
anak-anak adalah warga gereja sehingga mereka hidup berdampingan dan juga
saling bekerja sama, dengan umat di lingkungan, paroki, dan masyarakat sekitar.
Unsur terencana dalam PIA yaitu adanya rencana rutin setiap minggunya dan
dipersiapkan serta memiliki tujuan yang jelas, tidak hanya berlangsung sekali saja
namun terjadi secara terus-menerus. Rencana tersebut yaitu adanya jadwal yang
rutin setiap minggunya, adanya satuan persiapan dan proses pendampingan secara
kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
b. Peran Pendamping PIA
Berdasarkan deskripsi data kuesioner tampak bahwa nilai rata-rata (mean)
sebesar 14.2063 menunjukkan para pendamping sangat termotivasi dalam
mendampingi anak-anak PIA. Mereka mendampingi dengan sepenuh hati dan
tanpa ada paksaan dari orang lain. Selain itu para pendamping tergerak hatinya
dalam melayani anak-anak untuk mendewasakan iman mereka agar semakin
mengimani Yesus Sang Juru Selamat dalam kehidupan mereka.
Selain motivasi seorang pendamping PIA perlu memiliki kemampuan
seperti bisa menjalin hubungan antar pribadi, mengabdi, selalu ingin belajar,
sabar, dan kreatif. Dari semua kemampuan yang dimiliki oleh pendamping ini
harus berjalan dengan seimbang dan juga harus menyadari perannya sebagai
utusan Tuhan untuk mewartakan Kabar Gembira, oleh sebab itu seorang
pendamping mestinya sudah cukup akrab dengan Kitab Suci, menyadari
kebutuhan Rohani anak, dan mencintai anak-anak.
c. Peran Peserta PIA
Anak-anak bukanlah objek, mereka adalah subjek/pelaku pewarta Kabar
Gembira, karena setiap anak yang sudah di baptis adalah warga Gereja yang utuh
dan penuh, mereka berhak menerima dan mengenal ajaran-ajaran Gereja melalui
Kitab Suci. Sesuai dengan usia dan daya serap mereka, maka apa yang didengar
itulah yang akan mereka hidupi, katakan, dan wartakan. Peran anak PIA dalam hal
ini ditunjukan dari hasil penelitian pada bab IV, diperoleh nilai rata-rata sebesar
25,6825. Dari nilai rata-rata tersebut disimpulkan bahwa anak-anak sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
mengenal Kitab Suci dan dapat mengungkapkan serta menceritakan kembali kisah
yang terdapat dalam Kitab Suci. Jadi peran anak di sini juga sebagai pelaku dalam
proses pendampingan PIA di paroki.
d. Bahan
Seperti yang telah diungkapkan pada bab II, setiap pertemuan sebaiknya
menggunakan pendekatan dan cara yang berbeda, misalnya: Ceritera, menyanyi,
dramatisasi, diskusi, bermain, bekerjasama, berkomunikasi, kreativitas, melihat
kekuatan dan kelemahan dalam dirinya, kagum atas ciptaan Tuhan, berdoa, dsb.
Anak-anak dapat diajak untuk melihat video singkat tentang kisah-kisah Kitab
Suci kemudian dibahas secara bersama-sama.
Pengenalan Kitab Suci dapat dilakukan dengan cara pengenalan secara
sederhana, baik isi maupun nilai-nilai, tokoh-tokoh, kisah atau peristiwa, dan
ajaran. Dalam mengenalkan anak-anak pada Kitab Suci, harus dikemas dalam
bentuk cerita yang diperagakan secara sederhana, kreatif baik melalui permainan
dan dramatisasi. Pengenalan tentang Liturgi Gereja sangatlah penting dan tidak
dapat diabaikan. Melalui pengenalan liturgi inilah mereka mengetahui tradisi suci,
sikap doa, maupun identitasnya sebagai orang Katolik. Dalam hal ini anak-anak
dikenalkan secara sederhana susunan perayaan Ekaristi, benda-benda yang
dipakai, warna liturgi, tahun liturgi, hari-hari besar Katolik, dan petugas liturgi.
Hendaknya kegiatan ini dilangsungkan secara konkret antara lain dengan gerak,
alat peraga, dll.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Anak-anak dikenalkan dengan ajaran Gereja, seperti: Allah, Yesus, karya
keselamatan, cinta kasih. Ajaran ini bukan bersifat teologis, tetapi berupa
pengertian sederhana yang dapat dipahami dan dilaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari. Pengenalan itu bisa dibuat dengan menggunakan buku cerita, kaset,
maupun film. Secara tidak langsung anak-anak tidak hanya memahami secara
teoritis, tetapi sudah sampai pada perwujudan nyata yang disesuaikan dengan
perkembangan diri dan dunia anak. Dengan demikian anak-anak didampingi dan
dididik untuk berlatih tidak hanya memikirkan dirinya sendiri melainkan mau
memikirkan kepentingan orang lain yang ada di sekitarnya.
Pengertian masyarakat dalam diri anak-anak adalah teman-teman
sebayanya. Anak-anak didampingi untuk mengenal dan bergaul dengan teman-
temannya yang berbeda warna kulit, jenis kelamin, agama, status sosial, dsb.
Anak mulai disadarkan untuk membangun sikap dan semangat keterbukaan
(inklusif) terhadap keragaman yang ada dalam diri teman-teman sebayanya. Tidak
hanya aspek keragaman (pluralitas) yang ditanamkan, tetapi kesadaran untuk
menjaga kelangsungan lingkungan hidup. Anak-anak diajak untuk memasuki
lingkungan yang lebih luas, dimana mereka diajak untuk membuka diri dan hati
untuk menerima orang lain khususnya yang ada di sekitar Gereja. Anak-anak
diajak untuk menyadari dirinya sebagai anggota Gereja, baik di tingkat paroki,
lingkungan, maupun stasi dan mau terlibat dengan aneka kegiatan yang ada,
misalnya kegiatan putra-putri altar, anggota koor, dan lektor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
5. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengalami beberapa keterbatasan,
kekurangan dan hambatan sabagai berikut:
a. Perolehan data, dalam penelitian ini diasumsikan bahwa responden mengisi
jawaban sesuai dengan keadaan dan kenyataan, sehingga kebenaran data
dapat diukur dengan baik. Bila responden mengisi tidak sesuai dengan
keadaan dan pengalaman yang sebenarnya, maka kesimpulan dapat berbeda
dan kebenaran data tidak dapat diukur dengan baik.
b. Penulis memiliki keterbatasan waktu untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
Hal ini di karenakan bertepatan dengan libur sekolah sehingga banyak anak-
anak yang pergi liburan dan kegiatan PIA diliburkan. Oleh sebab itu, penulis
meminta bantuan pendamping untuk menyebarkan kuesioner kepada anak-
anak PIA yang tidak pergi berlibur di beberapa lingkungan. Hal ini
dimungkinkan karena petunjuk pengisian kuesioner dan pernyataan-
pernyataan yang ada di dalamnya kurang dimengerti oleh responden sehingga
responden dapat keliru dalam mengisi kuesioner.
c. Penulis mempunyai keterbatasan dalam mendapatkan dokumen dan
foto/gambar yang dapat digunakan untuk mendukung dan melengkapi data
penelitian.
d. Penulis memiliki keterbatasan dan kekurangan dari segi pengetahuan,
kemampuan dalam membuat pernyataan kuesioner, dan menjelaskan semua
indikator sesuai dengan bahasa anak-anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan nilai mean dari aspek Produksi (P) yakni
mengenal Kitab Suci sebesar 25,6825 hal ini dapat masuk dalam kategori
sangat mengenal, yang berarti bahwa anak-anak PIA paroki Penyelenggaraan
Ilahi memiliki kemampuan yang baik dalam mengenal Kitab Suci sehingga
mampu menceritakan dan mampu mengungkapkan pesan pokok yang
terdapat dalam Kitab Suci PL & PB yakni kisah-kisah penciptaan, dosa
manusia, air bah, kelahiran Yesus, Lima Roti dan Dua Ikan, kisah
pembaptisan.
2. Berdasarkan pengisian angket Kemampuan Produksi (KP) yang meliputi aset
fisik, aset keuangan, dan aset manusia dengan mean keseluruhan sebesar
42,095 hal ini berarti termasuk dalam keriteria sangat mampu untuk
memenuhi kebutuhan sarana dan juga prasarana yang dibutuhkan anak-anak
PIA di Paroki.
3. Berdasarkan hasil P & KP maka efektivitas yang diperoleh adalah E=
25,6825
42,095= 0,6. Hal ini berarti efektivitas cerita bergambar dapat mencapai
keseimbangannya dengan baik karena rasio yang diperoleh tidak melebihi
angka 2 atau 1: ½, atau 2:1. Dari hasil analisis data ini berarti penyusutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
yang terjadi tidak melebihi angka ½ dari target awal tetap pada posisi 1 yang
berarti KP ideal. Dari ketiga aset tersebut dapat dikategorikan dalam
seimbang atau dapat juga disebut efektif, karena aset fisik terpelihara dengan
baik, aset keuangan juga tidak mengalami devisit serta aset manusianya juga
menunjukkan sangat termotivasi dan juga sikap senang dalam mendampingi
PIA.
4. Dari hasil deskripsi penggunaan cerita bergambar diperoleh mean sebesar
18,3492, hal ini dapat dikategorikan sangat sering, di mana para pendamping
PIA di paroki Penyelenggaraan Ilahi Lubuk Linggau sering menggunakan
cergam sebagai sarana dalam mengajar PIA untuk mengenalkan anak pada
Kitab Suci. Keseringan ini juga didukung oleh kelancaran proses dan juga
ketertarikan anak-anak pada cerita bergambar.
Dari keseluruhan hasil di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
penggunan media cerita bergambar untuk mengenalkan Kitab Suci kepada anak-
anak PIA di Paroki Penyelenggaraan Ilahi sangat efektif.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas dan melihat hasil yang baik, maka penulis
akan memberikan beberapa saran yang dapat berguna dalam meningkatkan
Efektivitas Cerita Bergambar Sebagai Media Untuk Mengenalkan Kitab Suci
Kepada Anak Dalam Pendidikan Iman Anak (PIA) Di Paroki Penyelenggaraan
Ilahi Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
1. Pihak paroki agar senantiasa menempatkan PIA dalam suasana dan semangat
tim kerja sehingga pendamping dapat bekerjasama dalam tim dengan orang
lain, agar pendampingan dapat menumbuhkan hasil yang lebih maksimal dan
optimal sehingga dirasakan menarik dan berdaya guna bagi pengembangan
kepribadaian dan iman anak-anak. Pihak paroki juga perlu mengadakan
pertemuan khusus dengan orangtua anak agar dapat memberikan pendidikan
iman sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan anak-anak mereka.
2. Pendamping PIA hendaknya mempertahankan penggunaan cergam pada saat
pendampingan PIA dan terus melatih kemampuan dan keterampilan mencari,
membuat, dan menggunakan sarana yang inovatif, dapat memproses bahasa
gambar, permainan, mengelola bahan, sarana, metode dan sebagainya.
Pendamping juga harus menambah pemahaman iman Katolik yang
mencukupi baik Kitab Suci, tradisi Gereja, maupun moral kristiani.
Pendamping PIA juga perlu adanya kerja sama yang baik dengan orang tua,
Pastor Paroki dan pengurus Dewan Paroki, sehingga berkembanglah suasana
dan semangat kerja sama, koordinasi dan komunikasi yang sehat dan baik di
antara mereka.
3. Orangtua agar senantiasa mau merelakan anak-anaknya untuk mengikuti
kegiatan PIA dan mengurangi kesibukannya dalam hal mencari materi,
setidaknya mereka dapat meluangkan waktunya sedikit di rumah untuk bisa
memperhatikan anak-anak dalam hal pendidikan iman. Sebab orangtua adalah
pendidik anak-anak yang pertama dan utama, di mana mereka yang dapat
menciptakan lingkup keluarga yang diliputi semangat bakti kepada Allah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
kasih sayang terhadap sesama, sehingga menunjang keutuhan pendidikan
pribadi dan sosial anak-anak mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
DAFTAR PUSTAKA
Anton Nugroho, Yohanes. (2011). It’s Easy Olah Data Dengan SPSS.
Yogyakarta: Skripta Media Creative.
Covey, Stephen R. (1997). The 7 Habits of Hinghly Effective People (Drs.
Budijanto, Penerjemah). Jakarta: Binarupa Aksara.
Dapiyanta, F.X. (2008). Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.
Diktat Prodi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI. (2006). Catechesi Tradendae
Penyelenggaraan Katekese. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan
Penerangan KWI.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Proyek Normalitas Kehidupan Kampus. (1979). Perkembangan Anak
dan Remaja. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Dianne Bergant, CSA & Robert J. Karris, OFM. (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian
Baru. Yogyakarta: Kanisius.
Fatimah, Enung. (2008). Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta
Didik). Bandung: CV Pustaka Setia.
Gunarsa, Singgih D & Yulia Singgih (1983). Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja. Jakarta Pusat: BPK Gunung Mulia.
http://daniste.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-efektifitas/. accessed on April
4, 2013.
http://hendrycr.blogspot.com/2012/09/psikologi-perkembangan-teori-james.html.
accessed on April, 6, 2013. http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2186154-
pengertian-efektivitas/. Accesed on Mei13, 2013.
http://indocomics.blogspot.com/2009/10/fungsi-cergamkomik-beberapa-tipe.html.
accessed on Maret 20, 2013.
Hurlock, Eilzabeth B. (1989). Perkembangan Anak. Jilid 2. Alih Bahasa dr. Med.
Meitasari Tjandrasa. Jakarta: Erlangga.
(1990). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Alih Bahasa Dra. Istiwidayanti &
Drs. Ridwan Max Sijabat. Jakarta: Erlangga.
Iswarahadi, Y.I. (2003). Beriman dengan Bermedia Antologi Komunikasi.
Yogyakarta: Kanisus.
(2010). Media Dan Pewartaan Iman Usaha Mencari Model
Pewartaan Iman Pada Zaman Digital. Yogyakarta: Studio Audio
Visual Puskat.
Kitab Hukum Kanonik. (2006). Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici)
Edisi Resmi Bahasa Indonesia (R. D. R. Rubiyatmoko, Editor).
Jakarta: KWI.
Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia. (2009). Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Bina Integrasi BIA-PAUD. Jakarta: KWI.
Lalu, Yosef. (2007). Katekese Umat. Jakarta: Komisi Kateketik KWI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lembaga Alkitab Indonesia. (2006). Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
Monks, F.J. Knoers. & Rahayu, Siti Haditono. (1989). Psikologi Perkembangan
Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Prasetya. Joko Warwanto. & Purwono Nugroho Adhi. (2008).Dasar-dasar
Pendampingan Iman Anak. Yogyakarta: Kanisius.
Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Rock, Lois. (2002). A First Look the Bible, Perkenalan Pertama tentang Kitab
Suci (penerjemah Imelda Kusumastuty). Yogyakarta: Kanisius.
Sanjaya, Indra V. Priyo Widianto, T. & Saptandari, Edilburga. (2008). Dongeng
Mendekatkan Kitab Suci Pada Anak. Yogyakarta: Kanisius.
Sugiarti, Goretti. (1999). PIA Pendampingan Iman Anak. Kumpulan Catatan
FIPA-Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhardiyanto. (2008). Pendidikan Iman Anak. Diktat Mata Kuliah Pendidikan
Iman Anak Semester III, Prodi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Susanto, Amin Al. Dkk. (2008). Minggu Gembira Panduan untuk Sekolah
Minggu. Yogyakarta: Kanisius.
Stanislaus, Surip. (2010). Bimbing Anak Cinta Alkitab. Yogyakarta: Kanisius
Telaumbanua, Marianus. (1999). Ilmu Kateketik Hakikat, Metode, dan Peserta
Katekese Gerejawi. Jakarta: Obor.
Tri Mulyono, F.X. (2008). Cerita Bergambar. Diktat Mata Kuliah Media
Pembelajaran Semeter II, Prodi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Wahyudi, Linda. (2008). Ber-Cerita Seni Mewartakan Kabar Gembira.
Yogyakarta: Kanisius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
Lampiran 1:
INSTRUMEN PENELITIAN EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR SEBAGAI SARANA UNTUK MENGENALKAN KITAB SUCI PADA ANAK DALAM PIA
Identitas Responden Nama : ________________________ Kelas/Umur : ________________________ Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan *Coret yang tidak perlu. I. Petunjuk Pengisian Lengkapilah penggalan cerita dibawah ini sesuai dengan cerita dalam Kitab Suci. Usahakan adik-adik tidak melihat Kitab Suci. 1. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari ……............... Dan Allah menamai terang itu ……………, dan gelap itu ................ Jadilah ……….. dan jadilah pagi, itulah hari pertama. 2. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ……………. di laut dan …………… di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan ……………………. diciptakan-Nya mereka.
3. Pesan apa yang disampaikan dalam cerita no 1 dan 2? Jawab:.........................................................................................................................
4. Kelahiran Yesus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan ………………., ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari …………………………….. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia ……………………., karena Dialah yang akan ........................... dari dosa mereka. 5. Datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada ……......... untuk dibaptis olehnya. Tetapi ………………….. mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?" Lalu Yesus menjawab,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya. Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung ………………… turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari …………………….. yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
6. Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka berkata: "…………….... dan dua ikan." Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau. Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang. Dan setelah Ia mengambil ……………… dan dua ikan itu, Ia menengadah ke …………….. dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan sisa makanan sebanyak ………………… bakul penuh.
7. Nilai kebaikan apa yang dapat saya petik dari cerita No. 6 (Yesus memberi makan lima ribu orang) diatas?
Jawab:....................................................................................................................
II. Petunjuk Pengisian Instrumen
1. Bacalah secara cermat dan teliti sebelum mengerjakan soal di bawah ini.
2. Ada empat jawaban yang tersedia untuk menjawab pernyataannya, yaitu:
SS = jika Anda Sangat Setuju dengan pernyataannya.
S = jika Anda Setuju dengan pernyataannya.
TS = jika Anda Tidak Setuju dengan pernyataannya.
STS = jika Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataannya.
3. Berilah satu tanda Check (√) saja pada kolom jawaban yang adik-adik pilih
sesuai dengan keadaannya. Misalnya:
No. PERNYATAAN ALTERNATIF
JAWABAN SS S ST STS
1. Saya senang mendengarkan cerita Kitab Suci.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
No. PERNYATAAN ALTERNATIF
JAWABAN SS S ST STS
8. Tersedia ruang khusus untuk melaksanakan kegiatan Sekolah minggu.
9. Ruangan yang bersih, rapi, dan terawat dengan baik membuat saya nyaman.
10. Menurut saya, sarana dan alat-alat peraga yang tersedia seperti gambar, buku cerita bergambar, Kitab Suci boneka tangan, dan lain-laian dalam keadaan baik dan tidak rusak.
11. Tersedia sarana lain yaitu multi media seperti VCD/DVD, laptop dan LCD/proyektor yang dapat digunakan untuk menonton Video.
12. Keuangan yang kami miliki selama ini dalam keadaan baik.
13. Keuangan yang ada membantu cerita bergambar. 14. Dengan digunakan cerita bergambar kegiatan lain
seperti ziarah, kunjungan kepada orang yang tidak mampu dan bakti sosial berjalan dengan baik.
15. Pendamping/guru selalu menggunakan Cerita Bergambar pada saat membawakan cerita.
16. Ketika membawakan cerita, pendamping /guru mengunakan alat peraga seperti gambar-gambar yang dibuat sendiri atau pun gambar dari buku-buku lainnya.
17. Sekarang saya lebih senang membaca cerita Kitab Sucikarena dijelaskandengancerita bergambar.
18. Dengan adanya gambar yang menarik membuat saya semakin tertarik untuk membaca cerita Kitab Suci.
19. Selama ini proses pendampingan dapat berjalan dengan lancar.
No. Pernyataan SS S TS STS 20. Dengan mengunakan cerita bergambar proses
pertemuan PIA/Sekolah Minggu teatap berjalan lancar.
21. Ketika bercerita, para pendamping/guru menyampaikan cerita dengan wajah yang ceria.
22. Ketika bercerita, gerak-gerik badan (tangan, tubuh, kepala) yang dilakukan oleh pendamping/guru sesuai dengan raut wajahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
23. Menurut saya, para pendamping mempunyai semangat dalam mendapingi/melayani yang tinggi.
24. Menurut saya, dalam hidupnya sehari-hari para pendamping/guru Sekolah minggu mempunyai semangat bekerjasama degan berbagai pihak (pastor, sesama guru, umat).
25. Menurut saya, pendamping/guru selalu membuat satuan persiapan untuk setiap minggunya.
26. Menurut saya, ketika bercerita para pendamping/guru membawa persiapan cerita dalam bentuk catatan yang rapi.
27. Menurut saya, pendamping/guru mengemas dan menyajikan cerita bergambar secara lengkap dan dengan urutan yang jelas (sistematis) sehingga mudah dimengerti.
♥♥ Terima Kasih Tuhan menyertaimu ♥♥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
Lampiran 2:
Lembar Observasi
Kondisi Gedung dan Lingkungannya Keadaan Baik Tidak Baik
1. Kondisi bangunan …… a. Permanen …… b. Darurat …… c. Lain-lain….
2. Halaman ….... a. Luas ……. b. Sempit ……. c. Hijau ……. d. Gersang .….... e. Lain-lain….
3. Pagar ……. a. Pagar besi ……. b. Pagar hijau/tanaman hijau
……. c. Pagar tembok
…… d. Lain-lain 4. Kamar Kecil ..….. a. Permanen
…… b. Darurat …… c. Air cukup …… d. Bersih …… e. Lain-lain…
Ruangan dan Sumber Belajar 5. Ruangan …… a. Ukuran
kira-kira 7x 8 m
…… b. Ventilasi cukup
…… c. Cahaya cukup
…… d. Bersih dan rapi
…… e. Hiasan dinding
…… f. Lain-lain… 6. Keadaan fasilitas
belajar ..….. a. Papan tulis memadai
…… b. Meja dan kursi anak cukup
…… c. Meja dan kursi nyaman
.….. d. Lain-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
lain…… 7. Alat penunjang PIA …… a. Boneka
tangan
…… b. Wayang …… c. Gambar-gambar
…… d. Lain-lain… 8. Sumber belajar …… a.
Perpustakaan
…… b. Kitab Suci …… c. Buku cerita bergambar
…… d. Media penunjang
…… e. Majalah rohani anak-anak
…… f. Lain-lain…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
Lampiran 3:
Hasil Studi Dokumen
No. Aspek Skor
1. Kelengkapan buku-buku
PIA/Sekolah Minggu.
Sangat
Memadai 5 4 2 1
Tidak
memadai
2. Keuangan Surplus 5 4 2 1 Devisit
3. Proses Pendampingan Sangat
Teratur 5 4 2 1
Tidak
Teratur
4. Membuat Persiapan mengajar
PIA/Sekolah Minggu (Catatan
Tertulis).
Sangat
Lengkap 5 4 2 1
Tidak
Lengkap
5. Kreatifitas Pendamping. Sangat
Kreatif 5 4 2 1
Tidak
Kreatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(8)
Lampiran 4:
DAFTAR NAMA ANAK KELOMPOK SEKOLAH MINGGU PAROKI PENYELENGGARAAN ILAHI LUBUK LINGGAU
SUMATERA SELATAN
NO NAMA ANAK KELAS
1 Amelia III SD 2 Angela Merici III SD 3 Aldino III SD 4 Brigita Ayu III SD 5 Claren III SD 6 Glen III SD 7 Jason III SD 8 Niko III SD 9 Samuel Krisandy III SD 10 Tata III SD 11 Valentino III SD 12 Wawa III SD 13 Athanasia III SD 14 Novita Sari III SD 15 Pelita Halim III SD 16 Putri III SD 17 Nindita III SD 18 Bagas III SD 19 A.B. Wulan IV SD 20 Agata Febriana IV SD 21 Arbi IV SD 22 Cicilia Gloria IV SD 23 Ensi IV SD 24 Elisabet M IV SD 25 Giovani Dian C IV SD 26 Maria Marsinta IV SD 27 Preti IV SD 28 Sahma IV SD 29 V.Popy IV SD 30 Rafi Sijabat IV SD 31 Maria Gabriella IV SD 32 Santa Brighnes IV SD 33 Alvin IV SD 34 Dhita IV SD 35 Tori IV SD 36 Stevani IV SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
Lampiran 5: DAFTAR NAMA ANAK KELOMPOK SEKAMI
PAROKI PENYELENGGARAAN ILAHI LUBUK LINGGAU SUMATERA SELATAN
NO NAMA ANAK KELAS
1 Anggita V SD 2 D. Gusti W. Dani V SD 3 D. Reanita V SD 4 Dionisius Jalu V SD 5 Laurensius Reza V SD 6 Maria Melianasari V SD 7 Natalia Destiana V SD 8 Natalia Putri V SD 9 Roland Galang V SD 10 Imelda Gultom V SD 11 Sylvia Agatha V SD 12 Yuni V SD 13 Theo Benediston V SD 14 Yuna Dian V SD 15 Septi V SD 16 Rica V SD 17 Leonardo V SD 18 Andi V SD 19 Pandu V SD 20 Edwin V SD 21 Fano V SD 22 Wahyu V SD 23 Adi Nababan V SD 24 Diki Wiyoto V SD 25 Han Han V SD 26 Kiki V SD 27 Renata V SD 28 Renita V SD 29 Cin cin V SD 30 Yohana V SD 31 Vivi V SD 32 Ine V SD 33 Agatha V SD 34 Rio V SD 35 Selin VI SD 36 Hesti VI SD 37 Grace VI SD 38 Gagas VI SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(10)
39 Rian VI SD 20 Edwin VI SD 21 Fano VI SD 22 Wahyu VI SD 23 Adi Nababan VI SD 24 Diki Wiyoto VI SD 25 Han Han VI SD 26 Kiki VI SD 27 Renata VI SD 28 Renita VI SD 29 Cin cin VI SD 30 Yohana VI SD 31 Vivi VI SD 32 Ine VI SD 33 Agatha VI SD 34 Rio VI SD 35 Selin VI SD 36 Hesti VI SD 37 Grace VI SD 38 Gagas VI SD 39 Rian VI SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(11)
Lampiran 6:
Hasil Perolehan Nilai anak Menjawab Soal Tes.
No. Nama Skor Skor Maksimal Persentase Nilai
1 Amelia 27 30 (27/30)x100%= 90% 9 2 Angela 25 30 (25/30)x100%= 83% 8 3 Aldino 26 30 (26/30)x100%= 76% 8 4 Brigita 26 30 (26/30)x100%= 76% 8 5 Claren 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 6 Glen 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 7 Jason 26 30 (26/30)x100%= 76% 8 8 Niko 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 9 Samuel 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 10 Tata 25 30 (25/30)x100%= 83% 8 11 Valentino 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 12 Wawa 26 30 (26/30)x100%= 76% 8 13 Athanasia 26 30 (26/30)x100%= 76% 8 14 Novita 26 30 (26/30)x100%= 76% 8 15 Pelita 26 30 (26/30)x100%= 76% 8 16 Putri 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 17 Nindita 28 30 (28/30)x100%= 93% 9 18 Bagas 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 19 Ensi 29 30 (29/30)x100%= 96% 9 20 Elisabet 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 21 Shama 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 22 Rafi 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 23 Maria 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 24 Santa 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 25 Alvin 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 26 Dhita 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 27 Tori 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 28 Stevani 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 29 Reanita 26 30 (26/30)x100%= 76% 8 30 Melianasari 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 31 Natalia 26 30 (26/30)x100%= 76% 8 32 Sylvia 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 33 Yuni 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 34 Theo 21 30 (21/30)x100%= 70% 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(12)
35 Leonardo 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 36 Andi 23 30 (23/30)x100%= 77% 8 37 Pandu 22 30 (22/30)x100%= 73% 7 38 Edwin 26 30 (26/30)x100%= 76% 8 39 Indira 20 30 (20/30)x100%= 66% 7 40 Puji 22 30 (22/30)x100%= 73% 7 41 Septi 19 30 (19/30)x100%= 63% 6 42 Rica 22 30 (22/30)x100%= 73% 7 43 Yoan 21 30 (21/30)x100%= 70% 7 44 Yunadian 19 30 (19/30)x100%= 63% 6 45 Renatta 27 30 (27/30)x100%= 90% 9 46 Giovani 20 30 (20/30)x100%= 66% 7 47 Dominikus 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 48 Laurensius 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 49 Galang 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 50 Jalu 26 30 (26/30)x100%= 86% 9 51 Anggita 13 30 (13/30)x100%= 43% 4 52 Imelda 29 30 (29/30)x100%= 96% 9 53 Renitta 30 30 (30/30)x100%= 100% 10 54 Patricia 19 30 (19/30)x100%= 63% 6 55 Natalia 19 30 (19/30)x100%= 63% 6 56 Regina 23 30 (23/30)x100%= 76% 8 57 Vincensia 20 30 (20/30)x100%= 66% 7 58 Agata 20 30 (20/30)x100%= 66% 7 59 Cicilia 20 30 (20/30)x100%= 66% 7 60 Pretty 20 30 (20/30)x100%= 66% 7 61 Wulan 20 30 (20/30)x100%= 66% 7 62 Masinta 23 30 (23/30)x100%= 76% 8 63 Erbi 16 30 (16/30)x100%= 53% 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I7
Podo suotu hori, di dekot Sungoi YordonAlloh memberikon peson kepodo orong-orong melolui Yohones Pemboptis. Merekoberbondong-bondong doton g mendengorkonkhotboh Yohones Pemboptis.
"Bertobotlah dori doso-dosomu!" terioknyo.Yohones jugo membaptis bonyok orong diSungoi Yordan.
(15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
t
Yohones Pemboptis berkots,memboptis komu dengon oir.memboptis komu dengon Rohkerumunon orong bonyok don
"Aku bukon Juru Selcmot. AkuNomun, song Juru Selomot okonKudus." Lolu, keluorloh Yesus doriminto untuk dibcptis.
Pqdo owolnyo Yohones rogu-rogu,tetopi Yesus berkoto bohwq iniodoloh kehendok Alloh.
I
(16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yohones setuju untuk membcptis Yesus.Ketiko Yesus keluor dori oir, Roh Kudus turundori Surgo dolcm rupo seekor merpoti, ke otosNyo.Lolu, terdengorloh suoro dori Surgo, "fniloh Anokyong Kukosihi, kepodoNyoloh Aku berkenon."
(17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I
Ajok onok-onok mewornoi gombor Yohones Pemboptis yong sedong berkhofbah inJeloskon bohwo pokoion sederhonq Yohones menunjukkon bohwo sebogoi pengikuiTuhon kitq tidqk boleh mementingkon horto bendq, tetopi horus mengutomakonTuhan di atos segolonyo.
(18)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
M
Pembimbins: li:ll":.:l;:.f ilnlllrns jumtoh. orone yane mou dibopris.
f#"iffi f X11 n:l.Li:ii "o i"t"lor,. f
".T"6"iall, i,i"pir.,. t, ro horus h i dup kudus
odon tidok berbuot johot logi.
H
(1e)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
.--
Suotu pogi,Yesus pergi ke DonouGenesoret untuk berkhotboh tentongkebenoron. Bonyok orong berkerumununtuk mendengorkon khotbohnya.
Ketiko berpoling, fo melihot di tepi donouodo duo perohu don empot neloyon, yongbernomo Simon, Andreos, Yokobus, donYohones. Mereko sedong mencuci jolo.
Yesus menyuruh Simon Petrus melemporkonjolonyo ke oir, tetopi Petrus berkoto,"6uru, komi teloh bekerjo keras seponjongmolom, tetopi komi tidak menongkopseekor ikan pun.
Meskipun begitu,Petrus dan temon-temonnyomenootiperkctoon Yesusdon menebarkanjolo ke oir.
Qr)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(22)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ffiryANDREASIYOHANIES
@FILIPUs
@BARTOLOMEUs
$Yesus rnerni I i h..|A....o rang rnurid
TOA AS
ffiPETRUs
sIMON
ORAN6 ZELOT
YAKOBUS ANAK
ALFEUs
Pembimbing: Ajok onok-onok menghitung jumloh murid Yesus. Lolu, minto mereka menulis1;1 jumlohnyo di titik-titik yong teloh disediokon.9....1-''J
TADEUS
MATIUS
YAKOBUS
(24)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(26)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI