perubahan sosial budaya sebagai dampak …

26
1 PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK PERGESERAN OKUPASI MASYARAKAT DI DESA SANUR KAUH DENPASAR Oleh : I Gusti Putu Sudiarna PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA AGUSTUS 2019

Upload: others

Post on 28-Nov-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

1

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI

DAMPAK PERGESERAN OKUPASI MASYARAKAT

DI DESA SANUR KAUH DENPASAR

Oleh :

I Gusti Putu Sudiarna

PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS UDAYANA

AGUSTUS 2019

Page 2: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

2

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI

DAMPAK PERGESERAN OKUPASI MASYARAKAT

DI DESA SANUR KAUH DENPASAR

Oleh : I Gusti Putu Sudiarna

Pendahuluan

Antropologi melalui pendekatan yang dimilikinya, senantiasa berusaha untuk

mengungkapkan perkembangan keberadaan manusia di atas bumi ini, berkenaan dengan

berbagai macam tatanilai, norma, tradisi, dan pengetahuan yang melingkupi kehidupan

manmusia. Selain itu Antropologi juga mempelajari dan mengkaji aspek-aspek perilaku

yang membentuk kebudayaan manusia, dengan pengertian kerbudayaan bukanlah suatu

yang definitif, tetapi berdinamika dan berubah mengikuti perkembangan masyarakat.

Proses perubahan itu terjadi karena berkaitan dengan sifat dasar masnusia yang senantiasa

berupaya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik, lingkungan social budaya,

ataupun yang berkaitan dengan kompleksitas masalah kehidupan manusia yang semakin

maju.

Berbagai factor yang dapat menyerbabkan perubahan, baik perubahan yang

direncanakan maupun perubahan yang tidak terencana, secara langsung ataupun tidak

mempengaruhi perilaku manusia yang tidak mudah untuk dihindari. Terutama hal-hal

yang disebut sebagai “Kebudayaan masyarakat yang telah kehilangan relevansinya dengan

tuntutan perkembangan kontemporer”, yang dirasakan oleh ,masyarakat tidak sesuai lagi

dengan tuntutan kebutuhan hidup yang semakin meningkat kuantitas dan kualitas

modernitasnhya.

Ketidak puasan terhadap keadaan (tradisi yang melembaga dan membelenggu

kehidupan masyarakat) muncul berdasarkan asumsi bahwa nilai-nilai, norma social,

Page 3: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

3

pengetahuan budaya dan teknologi yang ada tersebut dianggap tidak sesuai lagi dengan

tuntutan perkembangan kehidupan masyaraakat kekinian (Bennis, Benne, Chin, 1990). Hal

tersebut dikarekan realitas budaya dianggap tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan yang

semakin kompleks dan serba tidak terbatas. Kondisi semacam ini menyebabkan

masyarakat berupaya mencari jalan keluar dengan mengganti nilai-nilai, norma-norma,

pengetahuan dan teknologi baru yang dianggap dapat memenuhi kehidupanya sekarang

dasn masa depan.

Desa Sanur Kauh, termasuk dalam Desa Adat Intaran merupakan salah satu desa di

Denpasar pada dasarnya masih memegang tinggi adat istiadat, dan dengan adat istiadat

yang demikian ketat seolah-olah membelenggu masyarakatnyanya. Kondisi seperti ini

menjauhkan masyarakatnya dari kemajuan dan modernitas, dalam kurun waktu yang

panjang keterikatan masyarakat yang sangat kuat terhadap adat-istiadatnya menjadikan

masyarakat “ada dalam ketertekanan”, yang menimbulkan protes-protes, stress, serta

keinginan untuk brontak dan keluar dari ketertekanan tersebut. Masyarakat golongan muda

mencari upaya-upaya tersendiri untuk dapat keluar dari belenggu adatnya, terkadang

upaya pemecahan yang diperolehnya mengarah pada bentuk-bentuk pelangaran terhadap

norma, bahkan kearah kriminal.

Peluang menuju kea rah perubahan lambat laun semakin besar, ketika masyarakat

sekitarnya menawarkan berbagai metode atau pendekatan-pendekatan baru yang dianggap

sesuai dengan kebutuhan kekinian dan masa datang. Peluang dari akibat terjadinya

perubahan antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda, hal ini sebagai

cirri dari masyarakat Indonesia yang beraneka ragam latar belakang dan kondisi social

budayanya. Perubahan yang terjadi tidak dapat dipisahkan dengan kondisi lingkungan

sekitarnhya, baik lingkungan fisik, social ekonomi maupun social budaya

Page 4: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

4

Berkenaan dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat, Ester Boserup

(dalam Sanderson 1995) menyatan bahwasanya orang tidak memiliki keinginan inheren

untuk meningkatkan teknologinya, kecendrungan mereka adalah memenuhi kebutuhan

subsistennya dengan bekerja sedikit mungkin. Beserup percaya bahwa kondisi penting

yang memaksa manusia untuk meningkatkan kualitas dirinya untuk perubahan adalah

karena tekanan kebutuhan, baik berkaitan dengan kebutuhan akan kebebasan dari

ketertekanan maupun kebutuhan dalam kehidupan secara lebih luas, dan penduduk

merupakan salah satu komponen imfrastruktur material masyarakat. Kerpadatan

penduduk, kualitas sumber daya manusianya (SDM), tingkat kesejahteraannya,

kebebasannya dalam berfikir dan berperilaku, serta

kekuatan adat yang memaksa, merupakan komponen-komponen penting sebagai pemicu

munculnya gerakan-gerakan perubahan.

Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menelaah secara objektif masalah-

masalah sosial budaya kesehatan, perilaku berkenaan dengan pergeseran okupasi

masyarakat dari pertanian ke sektor pariwisata, serta lingkunganya. Berkaitan dengan hal

tersebut dapat mendeskrifsikan dan menginterpretasi berbagai fenomena social budaya

berkenaan dengan berubahan social budaya yang terjadi sebadai dampak dari terjadinya

pergeseran okopasi masyarakat dari sektor pertanian ke sektor pariwisata. Kajian tentang

perubahan social budaya tersebut berkaitan erat dengan perilaku masyarakat dan

tanggapan aktif masyarakat tentang tempat-tempat atau lokasi pengembangan

kepariwisataan di wilayah Desa Sanur Kauh.

Secara khusus penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan, memahami, dan

menjelaskan secara mendalam Perubahan social budaya masyarakat sebagai dampak dari

Page 5: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

5

pergeseran okopasi masyarakat dari sektor pertanian ke sektot pariwisata. Dalam pada itu

akan dapat pula dikaji parisipasi aktif masyarakat Desa Sanur Kauh di sektor

kepariwisataan. Mendeskrifsikan orang-orang yang memiliki keterlibatan lansung dengan

dunia kepariwisataan dan terjadinya perubahan pada peningkatan social ekonomi

masyarakat dan social budaya masyarakat bersangkutan.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini pada satu sisi diharapkan dapat menjadi sumbangan

terhadap ilmu pengetahuan, khususnya berkenaan dengan masalah-masalah perubahan

social budaya masyarakat. Ppenelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep-konsep,

perubahan, dan pemahaman terhadap sektor kepariwisataan, dalam hal ini dapat

memberikan perubahan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pada sisi lainya

hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan sumbangan pemikiran terhadap

pemerintah dan masyarakat dalam pengembangan kepariwisataan.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian tentang Perubahan social budaya sebagai dampak dari pergeseran

okupasi masyarakat dari sektor pertanian ke sektor pariwisata, merupakan penelitian

kualitatif, yang terfokus pada analisis deskriptif Interpretatif. Pendekatan ini akan dapat

mendeskripsikan dan menjelaskan tentang fenomena social ekonomi dan social budaya

berkenaan deng terjadinya perubahan okopasi masyarakat. Penempatan peneliti sebagai

instrument kunci, melakukan hubungan baik dan akrab dengan masyarakat yang diteliti,

dengan dibantu intrumen lainya seperti interview guide, camera dan alat perekam

informasi, sehingga menghasilkan deskripsi dengan pemahaman makna (thic description),

Page 6: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

6

dari sudut pandang masyarakat bersangkutan (from the native point of view) (Geertz :

1984; Spradley: 1979; Guba : 1985)

Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota

Denpasar. Sanur secara keseluruhan sebelumnya merupakan suatu kesatuan wilayah,

dalam proses pengembangan dimekarkan menjadi dua desa dan satu kelurahan, yakni

Desa Sanur Kaja dan Desa Sanur Kauh, dan Kelurahan Sanur. termasuk Wilayah

Kecamatan Denpasar selatan Kota Denpasar. Dua Desa dan satu Kelurahan tersebut terdiri

dari tiga Desa Adat, yakni Desa Adat Penyaringan, wilayahnya hanya satu banjar adat,

Desa Adat Sanur, wilayahnya meliputi Desa Sanur Kaja dan sebagian wilayah Kelurahan

Sanur; dan Desa Adat Intaran, wilayahnya meliputi wilayah Desa Sanur Kauh dan

sebagian wilayah Kelurahan Sanur. Kondisi ini memperlihatkan suatu keunikan yang

terjadi, dimana wilayah Kelurahan Sanur terbagi kedalam Desa Adat yang berbeda.

Terpilihnya Desa Sanur Kauh sebagai lokasi penelitian ditentukan secara sengaja

(purposive), dengan pertimbangan bahwasanya daerah tersebut sebagai daerah wisata,

dengan pandangan bahwa masyarakat bersangkutan sudah maju dan relatif banyak

memiliki mata pencaharian hidup di sektor pariwisata, sebagai karyawan hotel dan

restorant, memiliki usaha dalam bidang akomodasi wisata, seperti penginapan, villa,

restoran, took-toko seni (art shop), Spa, beauty salon dan lainya.

Pertimbangan lainya bahwasanya daerah tersebut sangat banyak didatangi oleh

orang-orang dari berbagai daerah, baik local Bali, lingkup nasional, maupun manca

Negara, termasuk juga didatangi oleh expatriate. Pendatang local dan nasional tersebut

menyebabkan terjadinya pengembangan pemukiman, yang dapat mengurangi luas sawah,

Page 7: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

7

yang sebelumnya Desa Sanur kauh berbasis pertanian basah. Pendatang manca Negara

juga mempersempit lahan persawahan untuk dikembangkan menjadi hunian wisatawan.

Metode dan Teknik Penelitian

Teknik Observasi

Sebagai tahap awal penelitian ini dilakukan pengenalan terhadap subyek penelitian,

dan obyek penelitian baik terhadap masyarakat umum, anggota masyarakat yang memiliki

keterkaitan dengan sektor kepariwisataan, Pemerintahan Desa, Institusi kepariwisataan,

akomodasi kepariwisataan dan secara keseluruhan wilayah Desa Sanur Kauh. Puskesmas

Melalui pendekatan grand-tour observation dilanjutkan dengan mini-tour observation

sampai pendekatan menjadi lebih terfokus pada situasi social yang diteliti (Spradley :

1979; Peneliti secara langsung mengamati daerah penelitianya secara keseluruhan,

selanjutnya mengidentifikasi, mengklasifikasi, memilah-milah dan mengkatagorisasi,

sampaiakhirnya terfokus pada satu situasi sosial, pada suatu dinamika pada okupasi

masyarakat dari pertanian ke sektor pariwisata..

Dalam penelitian ini peneliti hidup langsung dalam masyarakat dan menjalin

hubungan akrab (good rapport) dengan subyek penelitianya.Untuk mengamati secara

lebih mendalam peneliti melakukan pengamatan terlibat (observasi partisivasi) secara

aktif, berkenaan dengan keberada peneliti dalam setting penelitianmya. Dalam pada itu

kedudukan peneliti disini sebagai in-sider experience dan sebagai out-sider experience,

dimana disatu sisi dia bertindak sebagai orang dalam masyarakat itu sendiri, dan sekaligus

sebagai orang luar yang berbekal berbagai konsep, teori dan metodologi, yang

berlandaskan paradigma dan aksioma naturalistik dalam analisisnya (Spradley : 1980;

Lincoln dan Guba : 1985).

Teknik Interview

Page 8: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

8

Dalam penelitian ini metode observasi dan metode interview dapat digunakan

secara terpisah atau secara bersamaan secara simultan pada subyek penelitian.Wawancara

dengan informan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide),

yang berisi pokok-pokok pertanyaan, yang dapat dikembangkan secara langsung dalam

proses wawancara. Melalui wawancara terbuka (open ended interview) dengan

menggunakan pedoman wawancara (interview guide) untuk memancing informasi, dari

informasi yang bersifat umum dengan informan kunci, yang mempunyai pengetahuan

yang bersifat umum tentang dinamika okupasi masyarakat dari masyarakat bertani ke

sektor kepariwisataan.

Wawancara mendalam (indepth interview) terhadap informan yang dipilih, antara

lain tokoh masyarakat, praktisi kepariwisataan dan anggota masyaraakat yang memeliki

keterlibatan lansung dengan terjadinya perubahan social budaya sebagai dampak dari

pergeseran okopasi masyarakat dari pertanian ke sektor pariwisata. Informan yang dipilih

dalam wawancara ini adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan luas dan mendalam,

sehingga dapat menghasilkan informasi yang mempunyai ketebalan makna (thic

description) dan terfokus.

Riset Kepustakaan

Siset kepustakaan (library research) dan studi dokumen dilakukan dilakukan untuk

mendapatkan informasi yang terkait dengan konsep-konsep, teori-teori dan metodologi

yang mempunyai relevansi dengan masalah-masalah kepariwisataan..Demikian pula

berbagai data skunder dari Kantor Desa dan institusi kepariwisataan,, hasil-hasil penelitian

buku-buku literatut, jurnal, makalah, melalui internet dan dokumen-dokumen, foto-

foto,piagam-piagam serta petujuk pelaksanaan dan petujuk teknis yang mempunyai kaitan

dengan focus penelitian ini.

Page 9: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

9

Penentuan Informan

Penelitian ini membutuhkan jenis data kualitatif,sehingga pengumpulan data

lapangan merupakan sumber data primer. Untuk mengapresiasi data lapangan dengan

baik, yang perlu dilakukan adalah caraberpikir reflektif (Alvesson dan Skoldberg, 2000)

sehingga dapat dipahami lebih jauh kultur masyarakat dalam konteks kehidupan

masyarakatnya. Setelah itu, dilakukan penghayatan maupun perenungan yang dilengkapi

hasil pengamatan sehingga seluruh realitas peristiwa yang terjadi di lapangan, dapat

direkam secara mendetail (Alvesson dan Sköldberg, 2000). Oleh sebab itu, seluruh

rangkaian peristiwa itu secara empiris dapat digambarkan secara utuh dan apa saja

sebenarnya yang sudah terjadi dibalik fenomena tersebut.

Berikutnya, penentuan informan diperoleh berdasarkan informasi dari Kepala Desa,

Orang-orang yang memiliki usaha terkait dengan sektor kepariwisataan, serta masyarakat

yang memiliki keterlibatan langsung dengan sektor kepariwisataan yang berdomisili di

wilayah Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan. Selanjutnya informan ini dibedakan ke

dalam informan kunci atau (key informant) dan informan biasa. Informan kunci adalah

orang memiliki informasi pokok terhadap fenomena yang diteliti. Sedangkan informan

biasa orang-orang yang mempunyai keterlibatan langsung serta memiliki pengetahuan luas

tentang kepariwisataan dan memiliki pengetahuan mendalam tentang fenomena social

budaya masyarakat bersangkutan.

Metode Analisis Data

Data primer yang dikumpulkan merupakan hasil pengamatan dan wawancara di

lapangan, serta ditunjang dengan data sekunder dari studi pustaka dan dokumen.Data ini

Page 10: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

10

dianalisis secara kualitatif dan deskriptif interpretative untuk menghasilkan thick

description (Geertz, 1973). Prosesnya diawali dengan kegiatan mereduksi (menfilter) data

dari file komputer secara terus-menerus selama proses pengumpulan data. Data yang

relevan ituselanjutnya dikategorisasi sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Setelah

itu, data dipilah dan dikelompokkan ke dalam satuan-satuan khusus yang sesuai dengan

masalah, tujuan, dan realitas empiris tradisi marabot. Dari proses ini ditarik spesifikasi-

spesifikasi data yang sesuai untuk setiap tema yang diturunkan dari setiap masalah

penelitian. Data yang telah terspesifikasi itu selanjutnya diabstraksi, diinterpretasi dari

sudut pandang masyarakat yang sedang diteliti.

Konsep Kebudayaan dan Perubahan Sosial Budaya

Perbedaan pandangan mengenai konsep kebudayaan tidak pernah akan hilang

dikalangan Sosiologi, Antropologi dan Ilmu-ilmu social lainnya. Oleh karena itu rumusan

kebudayaan yang diketengahkan di sini tidak akan terlepas dari pertentangan ilmiah

sebagai akibat dari perbedaan pandangan ini. Selain itu akibat banyaknya definisi dalam

kepustakaan ilmu-ilmu social, mengisyaratkan seolah-olah ilmuwan sosial ketiadaan

pemikiran dasar yang dapat dipegang bersama. Dalam hal ini akan diungkapkan beberapa

rumusan kebudayaan dalam konteks suatu aliran atau golongan teori-teori kebudayaan

yang sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan ilmu-ilmu sosial, yang dikenal

sebagai Ideasionalisme (ideasionalism) yang memiliki banyak cabang-cabang aliranya

(Keesing, 1992).

Kebudayaan menurut Spradley (1979), dan Goodenough dalam Casson (1981),

mengemukakan bahwasanya kebudayaan merupakan suatu system kognitif, berkenaan

dengan suatu system yang terdiri dari pengetahuan, kepercayaan dan nilai-nilai yang

berada dalam alam fikiran individu-individu dalam masyarakat. Dengan kata lain

kebudayaan berada dalam “tatanan kenyataan yang ideasional”, atau kebudayaan sebagai

Page 11: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

11

kelengkapan mental yang oleh anggota-anggota masyarakat dipergunakan untuk

menginterpretasi lingkunganya.

Clifford Geertz (1973) mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan system

makna simbolik yang mengandung resep-resep, symbol-simbol yang berfungsi untuk

mengkomunikasikan maknanya dari fikiran individu satu ke fikiran individu lainya. Dalam

pada itu symbol dan makna kebudayaan tidak berada dalam fikiran individu-individu,

tetapi berada diantara individu-individu yang dimaksud, dalam artian berada diluar kepala

manusia (kebudayaan sebagai suatu system) yang digunakan sebagai mekanisme control

pola bagi kelakuan individu dalam masyarakat.

Sedangkan kelompok ilmuwan yang bernaung dalam matrialisme kebudayaan

(culture materialism) atau yang sering disebut dengan kelompok behavioris, seperti

Marvin Harris (1980) mengemukakan bahwasanya kebudayaan merupakan system

perilaku rasional yang digunakan untuk menginterpretasi lingkungan dimana mereka

berada. Konsep kebudayaan seperti ini tidak menempatkan kebudayaan sebagai suatu

system yang dapat menata atau memberikan pedoman bagi perilaku individu da;lam

masyarakat, namun mekanisme control akan diwujudkan apabila individu-individu dalam

masyarakat membutuhkannya.

Koentjaraninggar (1979) mengemukan bahwa kebudayaan merupakan suatu

kelakuan manusia dan hasil kelakuan manusia, yang terdiri dari nilai-nilai, gagasan, norma

aturan, hokum, kelakuan manusia dan hjasil kelakuannya serta benda-benda yang

digunakan dalam kehidupan masyarakat. Dengan kata lain kebudayaan adalah keselurahan

aspek kehidupan manusia dalam masyarakat. Dalam hal ini dapat digolongkan menjadi

tiga wujud kebudayaan (wujud ideal, wujud perilaku dan wujud fisik), serta dikelompokan

,menjadi tujuh unsur universal dari kebudayaan itu sendiri.

Page 12: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

12

Konskuensi dari pemahaman kebudayaan seperti di atas memperlihatkan

bahwasanya disatu sisi mengacu pada pada hal-hal yang difikirkan oleh orang-orang, baik

yang ada dalam kepalanya (mind), bukan pada hal-hal yang dilakukan dan yang

digunakan oleh actor-aktor dalam kehidupan masyarakat. Pada sisi lain mengacu pada

hubungan antara pemikiran individu satu dengan lainya, yang berada diluar kepala

manusia (dalam system), dan perilaku itu sendiri merupak konskuensi logis dan tidak

terpisahkan dari kebudayaan. Kemudian pada sisi berikutnya kebudayaan itu merupakan

tanggapan aktif manusia terhadap lingkungan yang diwujudkan dalam perilaku rasional

manusia sebagai materialisme budaya. Suatu konsepsi yang lebih bersifat netral dan

memiliki ruang lingkup yang sangat luas berkenaan dengan konsep kebudayaan yang

mengungkapkan tentang segala kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang terdapat dalam

masyarakat, yang didapat melalui proses belajar.

Perubahan social budaya dalam hal ini berkenaan dengan adanya berbagai

dinamika dan peruhan unsur-unsur social budaya, teruama yang berkaitan dengan nilai-

nilai, norma, adat-istidat serta pengetahuan budaya masyarakat. Walaupun perubahan

tersebut tidak bersifat totalitas, namun mempunyai akibat dampak yang cukup besar

terhadap berbagai perilaku dalam masyarakat. Sejalan dengan konsep kebudayaan

Spradley (1979), ada dinamika dan perubahan pada tataran Pengetahuan budaya (cultural

knowledge), selanjutnya akan menyebabkan adanya perubahan pada tataran perilaku

budaya (cultural berhavior) dan benda-benda budaya (cultural artifact) dan alat-alat yang

mereka gunakan. Norman Long (1977) juga mengungkapkan bahwasanya perubahan

social budaya mencakup perbahan yang terjadi pada kognisi masyarakat sebagai

perwujudan internal immanen dari anggota masyarakat itu sendiri. Dalam pada itu

pertubahan social budaya tersebut mencakup tatanilai tradisi dan pengetahuan warga

masyarakat pendukung kebudayaan itu sendiri.

Page 13: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

13

GAMBARAN UMUM DESA SANUR KAUH

Letak Wilayah

Desa Sanur Terletak di dataran rendah dengan ketinggian 0-10 M diatas permukaan

Laut yang termasuk Wilayah Bali Selatan yang berbatasan dengan :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sanur Kaja

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Badung / Samudra Indonesia

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Renon dan Desa Sidakarya

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sanur.

Luas Wilayah

Luas Wilayah Desa Sanur Kauh secara keseluruhan 386,0 Ha yang sebagai besar

merupakan Daerah pemukiman dan sedikit Daerah tegalan, Persawahan yang terletak di

Wilayah Kerja Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar.

Pola permukiman di daerah ini adalah dengan pola campuran antara pola catus

patha dan linier. Daerah catus patha nya terdapat di dekat bale agung Desa Pekraman

Intaran. Dan untuk pola linier nya adalah di daerah pantai dimana permukimannya

mengikuti bentuk alur daerah pantai hal ini dapat diperhatikan di sepanjang Jalan Danau

Tamblingan dimana bentuk jalan dan permukimannya mengikuti bentuk alur pantai

(Sanurkauh.denpasarkota.go.id 2014).

Kependudukan

Jumlah Penduduk Desa Sanur Kauh Desember Tahun 2015 sebesar 8.076

JiwaKK 2.013berdasarkan rekapitulasi dari masing – masing Dusun se Wilayah Desa

Sanur Kauh.

PENDUDUK DESA SANUR KAUH

Page 14: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

14

No Dusun Jumlah KK Jumlah Penduduk Luas Wilayah Km 2

1 Dusun Danginpeken 302 KK 1.162 Jiwa 0,66 Km 2

2 Dusun Medura 171 KK 583 Jiwa 0,38 Km 2

3 Dusun Abiantimbul 96 KK 499 Jiwa 0,03 Km 2

4 Dusun Tewel 66 KK 490 Jiwa 0,01 Km 2

5 Dusun Puseh 88 KK 599 Jiwa 0,14 Km 2

6 Dusun Pekandelan 100 KK 614 Jiwa 0,04 Km 2

7 Dusun Penopengan 215 KK 654 Jiwa 0,67 Km 2

8 Dusun Belanjong 342 KK 913 Jiwa 0,73 Km 2

9 Dusun Tanjung 294 KK 897 Jiwa 0,81 Km 2

10 Dusun Betngandang 269 KK 1.364 Jiwa 0,28 Km 2

11 Dusun Puseh Kauh 70 KK 301 Jiwa 0,11 Km 2

Jumlah 1.993KK 7.752Jiwa 0,386 Km 2

Sepintas Tentang Sejarah Desa Sanur Kauh

Sejarah Desa Sanur Kauh, menurut sebagian pengamat sejarah nasional, adalah

cermin dari suatu bangsa terhadap pengalaman-pengalaman yang dihadapinya.

Pengalaman itu sendiri adalah soko guru terbaik. Menurut sejarawan Amerika, sejarah itu

ibarat orang yang naik kereta api menghadap kebelakang, sehingga dapat melihat ke

samping kiri dan kanan. Namun satu kendala adalah ia tidak bisa melihat ke depan. Dari

sejarah ini pula suatu bangsa tentunya akan mengambil hikmah atau pelajaran terhadap

pengalaman-pengalaman tadi, baik itu pengalaman manis, maupun pengalaman pahit. Bila

itu pengalaman pahit, maka perlu diupayakan agar tidak terulang lagi, tapi juga harus

diusahakan, agar tidak menghambat kemajuan bangsa dimasa mendatang. (Potensi Desa

Sanur Kauh, 2017).

Peribahasa mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mengetahui

sejarahnya serta dapat menghormati jasa para pahlawan atau pendahulunya. Dengan

demikian mengandung pengertian bahwa kepada generasi penerus diharapkan untuk

Page 15: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

15

mengenal atau minimal mengetahui tentang asal-usul bangsa dan negerinya. Demikian

pula halnya dengan sejarah Desa Sanur Kauh.

Sebelum lanjut membahas terbentuknya Desa Sanur Kauh ada baiknya diuraikan lebih

dulu tentang asal – usul nama “ SANUR “ . terkait dengan nama tersebut ada beberapa

informasi yang menurut cerita dari Tokoh – tokoh Masyarakat serta didukung oleh bukti –

bukti peninggalan yang diketemukan dan berdasarkan beberapa sumber yang di jadikan

pedoman dapat di kemukakan sebagai berikut :

1. Dari Universitas Udayana, kata Sanur berasal dari kata Saha dan Nuhur, yang

berarti memohon untuk dating kepada suatu tempat.

2. Dari Para Sesepuh kata Sanur terdiri dari urat kata Sa artinya Satu ( Tunggal ) dan

Nur artinya Sinar ( Teja / Cahaya ) yang artinya satu sinar mistik yang jatuh di

suatu tempat dan tempat jatuhnya sinar mistik itulah menjadi nama Sanur

sekarang.

3. Dari Buku – buku Sejarah Nasional tercatat bahwa pada Tahun 1906 terjadi

peristiwa perahu Srikomala yang berlabuh di Pantai Sanur oleh Belanda, dengan

siasat liciknya menuduh Rakyat Sanur membajak isi perahu tersebut, sedangkan

Raja Badung menolak tuduhan tersebut. Hal inilah dipergunakan sebagai dalih

untuk menyerang Kerajaan Badung sehungga berkecamuklah PerangPuputan

Badung yang Jiwa dan Semangat Puputannya di Rasakan oleh Generasi

Penerusnya.demikian pula masuknya Jepang pada Tahun 1945 tentara Nica / Gajah

Merah ke Bali melalui Pantai Sanur sehungga Sanur tercatat tiga peristiwa

masuknya penjajah ke Bali.

Page 16: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

16

Karena perkembangan jaman serta bertambahnya laju pertumbuhan Penduduk

perkotaan maka terbentulah Kota Administratip Denpasar sejak itu Desa Sanur yang

meliputi tiga Desa Adat dipecah berdasarkan surat keputusan Bupati Kepala Daerah

Tingkat II Badung Nomor : 167/Pem.15/166/1979, yang terbagi menjadi tiga Wilayah

yakni Kelurahan Sanur, Desa Sanur Kaja dan Desa Sanur Kauh. Kemudian Desa Sanur

Kauh ditetapkan menjadi Desa difinitif dengan surat keputusan Gubenur Kepala Daerah

Tingkat I Bali Nomor : 57/1982, 1 Juni 1982

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI

DAMPAK PERGESERAN OKUPASI MASYARAKAT

Sepintas Tentang Masyarakat Desa Sanur Kauh

Sanur merupakan suatu kawasan wisata yang terletak di wilayah Kecamatan

Denpasar Selatan Kota Madya Denpasar, yang terbagi kedalam satu Kelurahan Sanur dan

Desa sanur kaja, serta Desa Sanur Kauh. Desa Sanur kauh memiliki luas wilayah 3,86

KM2, dengan jumlah Penduduk 2476 Kepala Kerluarga (KK), dengan jumlah jiwa 9058

jiwa, terdiri dari 4556 orang laki-laki dan 4502 perempuan. Saat ini relative paling banyak

penduduknya berrkecimpung dalam sector kepariwisataan, dalam bidang jasa

kepriwisataan (seperti guide, karyawan hotel, villa, restaurant, serta akomodasi lainya),

Pengusaha Hotel, Restourant, Art Shop, Villa dan sebagainya.

Sanur sebagai Resort Pariwisata mulai tahun 1966, diawali dengan dibangunnya

Hotel Segara Vilage dan Hotel Bali Beach, selanjutnya dengan perkembangan yang

relative lambat dibangunlah akomodasi pariwisata lainya. Kawasan Wisata sanur

mengalami perkembangan yang cukup pesat mulai tahun 1980, hunian wisatawan

meningkat, dimbangi dengan penyediaan sarana dan prasarana pariwisata yang semakin

lengkap. Namun tidak demikian halnya peningkatan kesejahteraan masyarakat,

Page 17: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

17

pemerataan dalam memperoleh kesempatan berusaha dan berpartisipasi dalam bidang

kepariwisataan. Peningkatan perkembangan sumber daya manusianya (SDM) sangat

lambat, pola hidup masyarakatnya yang masih sangat tradisional dan bersahaja.

Berbagai keterikatan yang mengikat kehidupan masyarakat, seperti keterikatan

pada tanah kelahiran, keterikatan pada Pura Pemujaan, pada Dadia (clan) dan Pemerajan

(kuil keluarga), Keterikatan Pada Banjar, Keterikatan Pada Sekaa, serta keterikatan pada

Subak, yang menyebabkan mayarakat memiliki keterbatasan untuk keluar dari

wilayahnya, baik untuk menuntut ilmu, ataupun tuntutan pekerjaan atau profesi.

Masyarakat Sanur akan merasa hidup lebih aman dan nyaman hanya dalam lingkungan

desanya, dan masyarakat memandang kurang baik jika meninggalkan desanya dalam

kurun waktu relatif lama dengan meninggalkan kewajiban berkenaan dengan berbagai

keterikatan di atas.

Konsep ngayah (menyumbangkan tenaga) pada kegiatan upacara adat dan agama,

ngayah untuk kegiatan sekaa dan Banjar, konsep nguwopin (gotong royong antar sesama

warga) baik dalam penyediaan sarana upacara maupun kegiatan social lainya sangat

penting dan tidak dapat diabaikan oleh masyarakat Desa Sanur. Kegiatasn yang lebih

penting lagi bagi masyarakat secara keseluruhan adalah Upacara, dari Pura yang bersifat

Geneologis, yang bersifat Teritorial, sampai yang berrsifat lebih luas, mencakup

keseluruhan kehidupan masyarakat Bali yang beragama Hindu.

Pada sisi lain, hubungan patron-klien yang masih sangat kuat dikalang kelompok

Tri wangsa dan Jaba, dan lebih menghusus lagi pada hubungan Siwa (guru) dan sisya

(murid), atau “yang mengayomi dengan yang diayomi” antara kelompok Brahmana

dengan kelompok komunitas lainya (Ksatria, Waesya dan Sudra). Hubungan seperti ini

terpelihara dengan baik oleh kelompok Brahmana, dan disakralkan oleh masyarakat secara

keseluruhan. Keterikatan hubungan tersebut bahkan senantiasa dikaitkan dengan upacara

Page 18: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

18

(catur yadnya), empat tingkatan upacara, yakni Manusa yadnya (upacara manusia), Rsi

yadnya (upacara untuk pendeta), Pitra yadnya (upacara ngaben, leluhur), serta Dewa

yadnya (upacara untuk para dewa), yang dapat lebih menguatkan hubungan patron-klien.

Potensi Desa Adat Intaran

Desa adat intaran yang terletak di daerah sanur memiliki potensi yang besar di

bidang pariwisata. Hal ini mengingat bahwa daerah sanur memang merupakan daerah

pariwisata yang terkenal di Bali. Potensi ini ditunjang dengan keadaan daerah sanur yang

ada di pinggiran pantai yang menunjang dalam hal view sebagai objek wisata. Selain itu

sanur juga terkenal sebagai daerah seni hal ini terlihat dari banyaknya galeri dan art shop

yang bertebaran di daerah ini. Pengembangan ke arah potensi ini memang sudah banyak

dilakukan hal ini dapat dilihat dari banyaknya fasilitas sarana dan prasarana untuk

pariwisata yang tersedia di daerah sanur ini, seperti hotel dan restaurant.

Pantai Mertasari sebagai potensi pariwisata Desa Sanur Kauh merupakan pantai

berpasir putih di pinggir selatan desa, yang membentang dari timur ke barat, dengan

dipenuhi akomodasi kepariwisataan, seperti hotel berbintang, restorant, toko-toko seni (art

shop) dan taman hiburan

Desa Sanur Kauh berupaya keras agar pariwisata di Sanur Kauh semakin dikenal

oleh masyarakat luas. Salah satunya dengan diadakannya event tahunan Pesona Budaya

Page 19: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

19

Mertasari 4 yang akan dibuka mulai tanggal 11-14 Juli 2019 di Pantai Mertasari

Sanur.Total pengunjung sebanyak 25.000 orang. Pengunjung akan disuguhkan dengan

pagelaran budaya yang tentunya sangat menarik dan menghibur. Dengan adanya event

tahunan Pesona Budaya Merthasari dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Desa

Sanur Kauh (Baliportal News.Com, 2019)

Desa Sanur Kauh yang terletak di daerah pantai juga memiliki potensi dalam hal

kelautan. Di mana dahulu daerah sanur memang terkenal sebagai daerah nelayan. hal ini

Page 20: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

20

terlihat dengan banyaknya jukung (perahu nelayan) di daerah pantai, sebelumnya hanya

untuk mencari ikan, kini difungsikan juga untuk angkutan wisata.

Daerah desa adat intaran terutamanya yang berada di desa sanur kauh memiliki

keadaan tanah yang cukup subur. Sehingga cukup ideal utuk daerah pertanian. Namun hal

ini sudah sangat sulit kita jumpai kembali (hanya tersisa sedikit), hal ini karena

pengembangan ke arah pariwisata yang begitu pesat. Pengembangan pariwisata yang

begitu pesat terjadi di Desa Adat Intaran di Kelurahan Sanur yang sepanjang pantai

banyak didirikan fasilitas-fasilitas yang menunjang pariwisata.

Jogging track sanur kauh

Pemerintah Kota Denpasar berkomitmen untuk melestarikan keberadaan Subak

Lestari Intaran Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan. Terlebih lagi subak sudah

diakui menjadi warisan budaya dunia, sehingga subak patut dipertahankan. Subak Lestari

Intaran tidak hanya dilestarikan, tetapi juga ditata dengan membuat areal jogging track.

Panjang track sekitar 985 meter dan lebar 2 meter. Tempat berjalan kaki ini tergolong

indah karena berada di areal subak. Hal ini merupakan suatu investasi yang sangat

menjanjikan untuk masyarakat, terutama dibidang kesehatan. Masyarakat bisa berjalan

kaki sambil berolahraga dengan suasana alam persawahan yang masih asri dan segar.

“Dengan berjalan kaki itu kita sudah bisa menyehatkan badan apa lagi dengan suasana

yang alam sawah yang indah.

Suasana yang indah dan damai, jelas Wakil Walikota Jaya Negara, pasti membuat

hati serta pikiran menjadi tenang dan senang. Sebab jika sudah sehat dan bahagia, pastinya

akan berpengaruh dalam kehidupan pribadi maupun social,” sambungnya saat berjalan

mencoba areal jogging track Subak Lestari Intaran bersama Kadis Pertanian Kota

Page 21: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

21

Denpasar, I Gede Ambara Putra, Plt. Kabag Humas dan Protokol Kota Denpasar, IB.

Mayun Suryawangsa, Camat Denpasar Selatan, I Wayan Budha dan Perbekel Desa Sanur

Kauh, I Made Ada.

Kadis Pertanian I Gede Ambara Putra mengatakan, Subak Lestari Intaran ini telah

dijadikan subak lestari dengan penataan seperti untuk jalan kaki. Dengan dibuatkannya

jalan yang baik nantinya para petani akan dimudahkan membawa sarana dan prasarana

seperti membawa pupuk serta hasil panen sawah mereka. Masyarakat juga bisa berjalan-

jalan sambil berolahraga dengan view pemandangan persawahan, serta sebagai edukasi

bagi anak-anak sekolah untuk bisa mengenal sawah, karena keberadaan sawah di

perkotaan saat ini sudah jarang sekali ada.

Subak Lestari Intaran Sanur Kauh juga diharapkan bisa menjadi destinasi wisata

sehingga membangkitkan perekonomian masyarakat petani. Sebab, slain penataan untuk

pejalan kaki, juga telah melakukan berbagai lomba terkait subak seperti lelakut, pindekan,

dan sunari. “Kami berharap kedepannya keberadaan subak ini akan terus lestari meski

ditengah kemajuan pembangunan di Kota Denpasar,” ungkapnya.

(Sanurkauh.denpasarkota.go.id, 2014).

Page 22: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

22

Pergeseran Okopasi Masyarakat

Berbagai keterikatan dan hubungan patron-klien di atas yang sudah terpola dalam

adat-istiadat masyarakat menjadi pedoman umum bagi semua anggota masyarakat,

sekaligus berfungsi menata perilaku setiap anggotanya. Seperti telah disinggung pada

uraian di atas, bahwasanya masyarakat Desa Sanur secara disadari ataupun tidak disadari,

berbagai nilai, norma, adat-istiadat serta pengetahuan budaya yang mereka ciptakan,

dalam penerapannya menjadi tekanan yang sangat berat bagi individu-individu dalam

masyarakat. Dari tekanan-tekanan yang berkepanjangan tersebut menimbulkan berbagai

keterbelakangan, serta kesulitan-kesulitan dalam kehidupan. Dari tekanan-tekanan tersebut

juga menimbulkan pribadi-pribadi yang berontak terhadap tatanan yang ada, disamping

munculnya pengaruh-pengruh luar yang dibawa oleh kelompok-kelompok pendatang.

Pada sisi lainya dibangunnya kompleks-kompleks perumahan yang memberikan

peluang masuknya kelompok pendatang baru, disadari ataupun tidak disadari banyak

mempengaruhi kehidupan social ekonomi dan social budaya masyarakat asli. Keberadaan

lahan-lahan pertanian yang semakin menyempit, memaksa masyarakat petani mengalihkan

Page 23: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

23

mata pencaharian pokoknya. Adaptasi pada sector kepariwisataan mulai intesif dilakukan,

diimbangi juga dengan peningkatan pendidikan dan keterampilan yang sesuai dengan

sector kepariwisataan. Dalam kurun waktu 15 tahun terakhir ini okupasi masyarakat

terlihat sudah tergeser dari pencaharian pokok pada sector pertanian sawah ke sector

pariwisata. Pergeseran tersebut tentunya diikuti oleh berbagai macam tatanilai, tradisi dan

pengetahuan, yang sejalan dengan mata sector kepariwisataan.

Masyarakat yang sebelumnya “membrontak” terutamas dari kelompok muda usia

bertndak sebagai agen-agen perubahan, mereka sangat inovatif dalam memasyarakatkan

ide-ide baru dalam masyarakatnya, mereka dapat menjalin komunikasi dua arah, baik

dalam lingkungan masyarakatnya maupun dengan agen-agen pembaruan yang ada diluar

lingkunganya. Setiap individu dapat beradaptasi dengan lingkungan fisik, lingkungan

social ekonomi maupun social budaya. Agen-agen pembaruan tersebut bukan hanya

berasal dari kelompok muda yang memiliki stratifikasi social rendah, akan tetapi

kelompok-kelompok muda yang berada dalam stratfikasi social tinggipun turut serta

sebagai pendobrak tradisi yang menekan kehidupan masyarakat.

Tidak dapat difungkiri dilingkungan kelompok muda tersebut masdih ada pula

individu-individu yang tetap mempertahankan segala perilaku piodal, tradisi yang

menekan perilaku masyarakat. Menurut Koentjaraningrat, individu-individu yang sulit

beriubah oleh situasi-situasi baru adalah individu-individu yang telah lama mengalami

kepuasan hidup dalam masyarakat. Sebaliknya individu yang mudah diubah oleh situasi-

situasi baru adalah individu yang tidak memiliki kedudukan yang baik dalam masyarakat

(Koentjarangrat, 1964). Demikian pula dengan unsur-unsur kebudayaan, ada yang mudah

berubah atau diterima, dan ada pula unsure-unsur kebudayaan yang sangat sulit berubah,

walaupun pendukung dari kebudayaan bersangkutan menginginkan perubahan.

Page 24: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

24

Unsur-unsur kebudayaan yang mudah berubah adalah unsure-unsur yang konkrit,

seperti benda-benda atau alat-alat yang digunakan dalam beraktifitas, unsure-unsur yang

terbukti memiliki manfaat yang besar bagi kelompok penerima unsure kebudayaan

tersebut, unsur-unsur yang mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat bersangkutan.

Pada sisi lain terdapat unsure-unsur kebudayaan yang sulit berubah, ataupun yang dapat

berubah namun membutuhkan waktu yang relative lama, seperti Sistem kekerabatan,

unsur-unsur kebudayaan yang sudah terpola secara turun-temurun dalam masyarakat, serta

unsure kebudayaan yang berkaitan dengan adat-istiadat dan agama.

KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan pokok bahwa masyarakat Desa Sanur

Kauh sejak tahun 1966 telah berinteraksi dengan dunia kepariwisataan dan telah menjadi

kawasan wisata, namun masyarakat bersangkutan relative sanagt lambat dapat

menanggapi secara aktif lingkungan mereka. Kelambatan dalam proses adaptasi tersebut

mengakibatkan masyarakat sangat sulit untuk berpartisipasi dalam lingkungan

kepariwisataan

Masyaraskat Desa sanur Kauh pada dasarnya adalah masyarakat Petani yang masih

memegang teguh nilai-nilai, norma, adat-istiadat dan pengetahuan budaya tradisional,

memiliki keterikatan yang kuat terhadap unsure-unsur social budaya, keterikatan terhadap

tanah kelahiran, keterikatan terhadap kuil keluarga, keterikatan terhadap pura pemujaan,

keterikatan terhadap sisterm banjar, ketrikatan terhadap sekaa, serta ketrikatan terhadap

system sudak. Disamping itu masyarakat juga sangat teikat pada sisterm ngayah

(menyumbangkan tenaga) untuk kegiatan upacara, kegiatan banjar serta nguwopin (tolong-

menolong) dalam aktifitas social, adat-istiadat dan agama.

Page 25: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

25

Adanya gerakan-gerakan mental dan moral ketidakpuasan masyarakat terutama

kelompok muda usia dari kondisi ketertekanan dari nilai, norma adat-istiadat dan

pengetahuan budaya yang mereka ciptakan sendiri, kermudian terpola dalam budaya

masyarakat, selanjutnya berfungsi menata perilaku masyarakat bersangkutan. Disadari

ataupun tidak berbagai tatanilai tradisi dan pengetahuan tersebut seolah-olah menekan dan

membatasi ruang gerak masyarakat untuk berkembang kea rah masyarakat yang lebih

maju atau modern.

Menyempitnya lahan pertanian menyebabkan terjadinya Pergeseran okupasi

masyarakat, dari masyarakat petani sawah ke sector pariwisata. Demikian pula peraanan

kelompok muda sebagai agen-agen pembaruan, yang dapat mendobrak tradisi yang

membelenggu kehidupan masyarakat, serta dapat membuka diri terhadap berbagai inovasi,

dan dapat mengkomunikasikan dan mensosialisasikan dalam kehidupan masyarakatnya.

Perubahan okupasi masyarakat serta gerakan moral kelompok yang menginginkan

perubahan memberikan dampak yang cukup besar terhadap perubahan social budaya

masyarakat bersangkutan. Perubahan-perubahan tersebut diawali dari perubahan unsure-

unsur kebudayaan yang paling mudah berubah, unsure yang bersifat fisik, seperti alat-alat

atau benda-benda budaya yang digunakan oleh masyarakat, selanjutnya perubahan pada

tataran perilaku budaya masyarakat, kemudian perubahan pada unsure-unsur yang paling

sulit berubah, yang mencakup tatanilai, tradisi dan pengetahuan budaya.

DAFTAR PUSTAKA

Bennis, Warren G. Kenneth D. B. Robert Chin, 1990, Merencanakan Perubahan

(terjemahan). Jakarta : Intermedia

Harris, marvin, 1979, Cultural Materialism : The Struggle for a Science of Culture. New

York : Random House.

Page 26: PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SEBAGAI DAMPAK …

26

Geertz, Clifford, 1973, The Interpretation of Culture. New York : Basic Book Inc.

Publishers.

Keesing, Roger M. 1992, Antropologi Budaya : Suatu Perspektif Kontemporer, edisi II

(alih bahasa R.G. Sukardijo). Jakarta : Airlangga.

Koentjaraningrat, 1964, Tokoh-Tokoh Antropologi. Jakarta : PT Penerbitan Universitas.

1979, Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Aksara Baru.

Sanderson, Stephen K. 1995, Sosiologi Makro : Suatu Pendekatan Terhadap realitas

social. Jakarta : RaajagrafindoPersada.

Spradley, James P. 1979, Metode Etnografi (terjemahan). Yogyakarta : PT Tiara Wacana

Yogya.

Spradley, James P. 1980. Participant Observation. New York : Holt, Rinehart and

Winston.

Spradley, James P. 1980. Participant Observation. New York : Holt, Rinehart and

Winston.