pertumbuhan dan perkembangan anak usia 2-3 tahun

42
TUGAS TERSTRUKTUR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN Ditujukan untuk memenuhi tugas pertumbuhan dan perkembangan anak Oleh : Kelompok 6 Kelas B Lies Ratna Juita G1B013010 Rizky Adrian Noer G1B013042 Chendy Prastika Sari G1B013052 Dinda Syifa Al’adila G1B013081 Yesinta Bella Savitri G1B013087 Afaf Dwi Luthfiyah G1B013099 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Upload: yesintabella

Post on 09-Jan-2017

3.444 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

TUGAS TERSTRUKTUR

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

Ditujukan untuk memenuhi tugas pertumbuhan dan perkembangan anak

Oleh :Kelompok 6

Kelas BLies Ratna Juita G1B013010Rizky Adrian Noer G1B013042Chendy Prastika Sari G1B013052Dinda Syifa Al’adila G1B013081Yesinta Bella Savitri G1B013087Afaf Dwi Luthfiyah G1B013099

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

PURWOKERTO

2015

Page 2: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tahun-tahun pertama kehidupan seorang anak merupakan fase-fase

yang sangat kritis dan penting dalam hal tumbuh kembang fisik, mental dan

psikosisal yang berjalan sedemikian cepatnya sehingga keberhasilan tahun-

tahun pertama untuk sebagian besar menentukan masa depan anak sebagai

generasi penerus bangsa. Kelainan atau penyimpangan apapun bila tidak

diintervensi secara dini dengan baik pada saatnya dan tidak terdeteksi secara

nyata mendapatkan perawatan yang bersifat komprehensif yaitu promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif akan mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak selanjutnya. Dewasa ini tumbuh kembang anak adalah

salah satu aspek yang diperhatikan serius oleh para pakar, karena hal tersebut

merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan individu

secara fisik maupun psikologis pada anak (Sunawari, 2007).

Pertumbuhan merupakan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan

jumlah dan ukuran sel yang akan menghasilkan peningkatan ukuran dan berat

seluruh atau sebagian bagian sel sedangkan perkembangan merupakan

perubahan kualitatif yaitu perubahan fungsi tubuh yang terjadi secara bertahap

dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi melalui proses

kematangan dan belajar. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti

yang berbeda. Pertumbuhan berdampak terhadap aspek fisik sedangkan

perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ dan individu.

Kedua kondisi tersebut saling berkaitan dan berpengaruh pada tumbuh

kembang pada setiap anak (Wong, 2009).

Pengukuran pertumbuhan dapat dilakukan dengan penilaian

antropometri (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKUI, 2011) salah

satunya dengan melihat indeks tunggal berat badan/tinggi badan (BB/TB) atau

TB/BB. Indeks TB/BB ini merupakan indikator yang baik untuk menyatakan

status gizi masa anak. Indeks ini dapat menggambarkan proporsi BB relatif

terhadap TB dan menjadi indikator kekurusan atau yang lebih dikenal dengan

Page 3: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

wasting. Indeks ini digunakan untuk mengevaluasi dampak gizi dan untuk

memantau perubahan status gizi dalam jangka waktu pendek. Pengukuran

perkembangan dapat dilakukan dengn menggunakan DDST (Wong, 2008).

Terdapat empat aspek perkembangan anak melingkupi kepribadian/tingkah

laku sosial (personal social), motorik halus (fine motor adaptive), motorik

kasar (gross motor), dan bahasa (language). Metode skrining ini yang sering

digunakan untuk menilai perkembangan anak mulai usia 0-6 tahun

(Suwariyah, 2013).

Tumbuh kembang pada anak terjadi di sepanjang kehidupan yang

terdiri dari beberapa tahapan, salah satu diantaranya adalah masa toddler.

Masa toddler berada dalam rentang dari masa kanak-kanak mulai berjalan

sendiri sampai mereka berjalan dan berlari dengan mudah, yaitu mendekati

usia 12 sampai 36 bulan. Pada masa ini seorang anak mulai belajar

menentukan arah perkembangan dirinya, suatu fase yang mendasari derajat

kesehatan, perkembangan emosional, derajat pendidikan, kepercayaan diri,

kemampuan bersosialisasi serta kemampuan diri seorang anak di masa

mendatang. Interaksi antara anak dan orang tua dalam proses ini sangat

bermanfaat bagi proses perkembangan anak secara keseluruhan karena orang

tua dapat segera mengenali kelainan proses tumbuh kembang anaknya sedini

mungkin. (Potter & Perry, 2010).

Periode penting dalam proses tumbuh kembang anak adalah masa lima

tahun pertama (Center on the Developing Child Harvard University, 2009),

yang merupakan masa emas kehidupan individu atau disebut dengan the

golden period (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Golden period merupakan

masa dimana kemampuan otak anak untuk menyerap segala bentuk informasi

sangatlah tinggi, karena sekitar 80% otak anak berkembang pada periode

emas tersebut (Ambarwati & Handoko, 2011). Masa ini juga merupakan

jendela kesempatan bagi anak, yang memungkinkan anak untuk mengasah

seluruh aspek perkembangan motorik, penglihatan, kemampuan berpikir,

kemampuan bahasa, perkembangan sosial, serta kecerdasan emosional

Page 4: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

(Schiller, 2010). Masa emas ini sekaligus merupakan periode kritis bagi anak

karena pada masa ini lingkungan memiliki dampak yang besar terhadap

perkembangan anak, khususnya lingkungan yang tidak mendukung seperti

asupan gizi yang tidak adekuat, tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang

memadai, serta kurangnya stimulasi, akan berdampak buruk pada

perkembangan anak (Kemenkes RI, 2011). Anak dibawah lima tahun

merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat

namun kelompok ini sering menderita kekurangan gizi (Proverawati, 2009).

Dampak kurang gizi pada anak dapat meningkatkan risiko kematian,

menghambat perkembangan kognitif, dan mempengaruhi status kesehatan

pada usia remaja dan dewasa (Almatsier, Soetardjo & Soekatri, 2011).

World health organitation (WHO) melaporkan bahwa 5-25% anak-

anak usia prasekolah menderita disfungsi otak minor, termasuk gangguan

perkembangan morik halus (Widati,2012). Sedangkan menurut (Kay-

Lambkin, dkk, 2007) secara global dilaporkan anak yang mengalami

gangguan berupa kecemasan sekitar 9% , mudah emosi 11-15%, gangguan

perilaku 9-15%. Maka dari itu perhatian dari orang tua sangat berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini lah yang mendorong

kelompok kami untuk melakukan observasi terhadap anak usia 2-3 tahun

untuk mengetahui hal-hal apa saja yang terjadi dan gangguan apa saja yang

terdapat pada anak usia 2-3 tahun.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak usia 2-3 tahun

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak usia 2-3 tahun

b. Mengetahui gangguan perkembangan dan pertumbuhan anak usia 2-3

tahun

c. Mengetahui penanganan gangguan anak usia 2-3 tahun

Page 5: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tumbuh Kembang Anak

1. Definisi Tumbuh Kembang

Wong (2009) menyatakan bahwa pertumbuhan merupakan perubahan

kuantitatif yaitu peningkatan jumlah dan ukuran sel yang akan menghasilkan

peningkatan ukuran dan berat seluruh atau sebagian bagian sel sedangkan

perkembangan merupakan perubahan kualitatif yaitu perubahan fungsi tubuh

yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang

paling tinggi melalui proses kematangan dan belajar.

Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang berbeda.

Pertumbuhan berdampak terhadap aspek fisik sedangkan perkembangan

berkaitan dengan pematangan fungsi organ dan individu. Kedua kondisi

tersebut saling berkaitan dan berpengaruh pada tumbuh kembang pada setiap

anak

Pertumbuhan masa prasekolah pada anak yaitu pada pertumbuhan

fisik, khususnya berat badan mengalami kenaikan rata-rata pertahunnya

adalah 2 kg, kelihatan kurus, akan tetapi aktivitas motoriknya tinggi, dimana

sistem tubuh sudah mencapai kematangan, seperti berjalan, melompat,

dan lain -lain. Sedangkan pada pertumbuhan tinggi badan anak

kenaikannya rata-rata akan mencapai 6,75-7,5 cm setiap tahunnya (Hidayat,

2009, hlm. 25).

Perkembangan merupakan proses yang tidak akan berhenti. Masa

prasekolah merupakan fase perkembangan individu dapat usia 2-6

tahun, perkembangan pada masa ini merupakan masa perkembangan

yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting (Fikriyanti, 201 3,

hlm.18).

2. Teori-Teori Perkembangan

a. Teori Perkembangan kognitif (Jean Piaget)

Perkembangan kognitif menurut Piaget merupakan perubahan

perubahan yang terkait usia yang terjadi dalam aktifitas mental. Ia juga

Page 6: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

menyebutkan bahwa kesuksesan perkembangan kognitif mengikuti

prosses yang urutannya melewati empat fase, yaitu fase sensorimotorik

(0-2 tahun), fase pra-operasional (2-7 tahun), fase operasional (7-11

tahun) dan fase operasional formal (>11 tahun) (Wong, 2008, hlm

118). Dalam teori perkembangan ini anak prasekolah termasuk dalam

fase praoperasional, fase pra-operasional anak belum mampu

mengoperasionalisasikan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam

pikiran anak (Wong, 2008, hlm 119).

b. Teori Perkembangan Psikososial (Erikson)

Menurut Santrock (2011), Teori perkembangan ini dikemukakan oleh

Erikson yang mengemukakan bahwa perkembangan anak selalu

dipengaruhi oleh motivasi sosial dan mencerminkan suatu keinginan

untuk berhubungan dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan

kepribadian psikososial anak harus melewati beberapa tahap yaitu :

tahap percaya dan tidak percaya (1-3 tahun), tahap kemandirian versus

malu-malu (2-4 tahun), tahap inisiatif versusrasa bersalah (3-6 tahun),

tahap terampil versus minder (6-12 tahun), tahap identidas versus

kebingungan peran (12-18 tahun) (Wong, 2008, hlm 117). Dalam teori

perkembangan psikososial anak prasekolah termasuk dalam tahap

perkembangan inisiatif versus rasa bersalah. Pada tahap ini anak

mulai mencari pengalaman baru secara aktif. Apabila anak menapat

dukungan dari orang tuanya untuk mengekplorasikan

keingintahuannya maka anak akan mengambil inisiatif untuk suatu

tindakan yang akan dilakukan, tetapi bila dilarang atau dicegah maka

akan tumbuh perasaan bersalah pada diri anak (Wong, 2008, hlm

118).

c. Teori Perkembangan Psikoseksual (Freud)

Teori perkembangan psikoseksual pertama kali dikemukakan oleh

Sigmun Freud, ia menggunakan istilah psikoseksual untuk menjelaskan

segala kesenangan seksual. Selama masa kanak-kanak bagian-bagian

Page 7: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

tubuh tertentu memiliki makna psikologik yang menonjol sebagai

sumber kesenangan baru dan konflik baru yang secara bertahap

bergeser dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lain pada tahap-

tahap perkembangan tertentu. Dalam perkembangan psikoseksual anak

dapat melalui tahapan yaitu: tahap oral (0-1 tahun), tahap anal (1-3

tahun), tahap falik (3-6 tahun), tahap laten (6-12 tahun), dan tahap genital

(>12 tahun) (Wong, 2008, hlm 117). Dalam teori perkembangan

psikoseksual anak prasekolah termasuk dalam tahap phalilc, dalam

tahap ini genital menjadi area tubuh yang menarik dan sensitif anak

mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dan men jadi ingin tahu

tentang perbedaan tersebut (Wong, 2008, hlm 117).

d. Teori Perkembangan Moral (Kohlberg)

Teori perkembangan moral dikemukakan oleh Kohlberg dengan

memandang tumbuh kembang anak ditinjau dari segi moralitas anak

dalam menghadapi kehidupan, tahapan perkembangan moral yaitu:

tahap prakonvensional (orientasi pada hukum dan kepatuhan), tahap

prakonvensional (orientasi instrumental bijak), tahap konvensional,

tahap pasca konvensional (orientasi kontak sosial) (Wong, 2008, hlm

119). Dalam teori perkembangan moral anak prasekolah termasuk dalam

tahap prakonvensional, dalam tahap perkembangan ini anak terorientasi

secara budaya dengan label baik atau buruk, anak-anak menetapkan

baik atau buruknya suatu tindakan dari konsekuensi tindakan tersebut.

Dalam tahap ini anak tidak memiliki konsep tatanan moral, mereka

menentukan prilaku yang benar terdiri atas sesuatu yang memuaskan

kebutuhan mereka sendiri meskipun terkadang kebutuhan orang lain.

Hal tersebut diinterprestasikan dengan cara yang sangat konkrit tanpa

kesetiaan, rasa terimakasih atau keadilan (Wong, 2008, hlm. 120)

3. Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan

Menurut Santrock (2011), Perkembangan dan pertumbuhan mengikuti

prinsip cephalocaudal dan proximodistal. Prinsip cephalocaudal merupakan

Page 8: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

rangkaian dimana pertumbuhan yang tercepat selalu terjadi diatas, yaitu

di kepala. Pertumbuhan fisik dan ukuran secara bertahap bekerja dari

atas kebawah, perkembangan sensorik dan motorik juga berkembang

menurut prinsip ini, contohnya bayi biasanya menggunakan tubuh bagian

atas sebelum meeraka menggunakan tubuh bagian bawahnya. Prinsip

proximodistal (dari dalam keluar) yaitu pertumbuhan dan perkembangan

bergerak dari tubuh bagian dalam keluar. Anak-anak belajar mengembangkan

kemampuan tangan dan kaki bagian atas ( yang lebih dekat dengan

bagian tengah tubuh) baru kemudian bagian yang lebih jauh, dilanjutkan

dengan kemampuan menggunakan telapak tangan dan kaki dan akhirnya jari-

jari tangan dan kaki (Papalia, dkk, 2010, hlm 170).

4. Aspek–Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan

a. Aspek Pertumbuhan

Untuk menilai pertumbuhan anak dilakukan pengukuran

antropometri, pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat

badan, tinggi badan (panjang badan), lingkar kepala. Pengukuran berat

badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan

semua jaringan yang ada pada tubuh, pengukuran tinggi badan

digunakan untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor

genetik sedangkan pengukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk

menilai pertumbuhan otak. Pertumbuhan otak kecil (mikrosefali)

menunjukkan adanya reterdasi mental, apabila otaknya besar (volume

kepala meningkat) terjadi akibat penyumbatan cairan serebrospinal.

b. Ciri Pertumbuhan Anak 2-3 Tahun

1. Berat Badan

Pada umur 2½ tahun berat badan meningkat 4 x berat badan lahir.

Pertambahan berat badan anak umur 1-2 th : 0,2 kg/bln.

2. Tinggi Badan

Berdasarkan data yang dikeluarkan Direktorat Kesehatan Gizi

Depkes RI untuk anak usia 0-5 tahun tanpa dibedakan jenis

Page 9: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

kelaminnya, pada usia tertentu harus memiliki tinggi badan ideal

dengan plus minus 2 standar deviasi.

Tabel 2.1 Standar tinggi dan berat badan untuk anak usia 2-3 tahun

UmurBerat (gram) Tinggi (cm)

Standar 80% standar Standar 80% standar2 tahun 0 Bulan

3 Bulan6 Bulan9 Bulan

12.40012.90013.50014.000

9.90010.50010.80011.200

87.089.592.094.0

69.571.573.575.0

3 tahun 0 bulan3 bulan6 bulan9 bulan

14.50015.00013.50016.000

11.60012.00012.40012.900`

96.098.099.5101.5

77.078.579.581.5

Pengukuran tinggi badan pada anak diatas 2 tahun dilakukan dengan

berdiri. Pada tahun kedua peningkatan tinggi badan lebih banyak

dibandingkan berat badan.

3. Lingkar kepala

Pertambahan ukuran lingkar kepala meliputi:

a) Pada tahun ke-2 menjadi 46,9 - 49,5 cm ( + 2,5 cm)

b) Pada tahun ke-3 menjadi 47,7 - 50,8 cm ( + 1,25 cm)

Berat otak sebesar 1/8 berat total bayi paling pesat berkembang pada

usia 2 tahun. Berat otak kecil sebesar 3x berat badan setelah bayi

berusia 2 tahun. Pengukuran lingkar kepala dipakai untuk mengetahui

pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Pengukuran dilakukan

pada diameter occipitofrontal dengan mengambil rerata 3 kali

pengukuran sebagai standar.

4. Pertumbuhan Gigi

Gigi susu yang berjumlah 20 buah biasanya telah tumbuh seluruhnya

pada umur 2,5 th.

c. Aspek perkembangan

1) Motorik kasar (gross motor) merupakan keterampilan yang

meliputi aktivitas otot yang besar seperti gerakan lengan dan

berjalan (Santrock, 2011, hlm 210). Perkembangan motorik kasar

pada masa prasekolah, diawali dengan kemampuan untuk berdiri

Page 10: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

dengan satu kaki selama 1-5 detik, melompat dengan satu kaki,

membuat posisi merangkak dan lain-lain (Hidayat, 2009, hlm.25).

2) Motorik halus (fine motor Skills) merupakan keterampilan fisik

yang melibatkan otot kecil dan koordinasi meta dan tangan yang

memerlukan koordinasi yang cermat (Papilia, Old & Feldman,

2010, hlm. 316). Perkembangan motorik halus mulai memiliki

kemampuan menggoyangkan jari -jari kaki, menggambar dua atau

tiga bagian, menggambar orang, mampu menjepit benda,

melambaikan tangan dan sebagainya (Hidayat, 2009, hlm.26).

3) Bahasa (language) adalah kemampuan untuk memberikan respon

terhadap suara, mengkuti perintah dan dan berbicara spontan.

Pada perkembangan bahasa diawali mampu menyebut hingga

empat gambar, menyebut satu hingga dua warna, menyebutkan

kegunaan benda, menghitung, mengartikan dua kata, meniru

berbagai bunyi, mengerti larangan dan sebagainya (Hidayat, 2009,

hlm.26).

4) Prilaku sosial (personal social) adalah aspek yang berhubungan

dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan

lingkungannya. Perkembangan adaptasi sosial pada anak prasekolah

yaitu dapat berrmain dengan permainan sederhana, mengenali

anggota keluarganya, menangis jika dimarahi, membuat

permintaan yang sederhana dengan gaya tubuh, menunjukan

peningkatan kecemasan terhadapa perpisahan dan sebagainya

(Hidayat, 2009, hlm.26). Untuk menilai perkembangan anak yang

dapat dilakukan adalah dengan wawancara tentang faktor

kemungkinan yang menyebabkan gangguan dalam perkembangan,

kemudian melakukan tes skrining perkembangan anak (Hidayat,

2009, hlm. 38).

d. Tahap Perkembangan Anak 2-3 Tahun

1) Perkembangan Motorik

Page 11: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

Masa ini disebut sebagai masa sangat aktif dari seluruh masa

kehidupannya, karena tingkat aktivitasnya dan perkembangan otot

besar mereka sedang tumbuh. Demikian halnya dengan kemampuan

motorik halus anak, sudah mulai meningkat. Dengan demikian masa

ini disebut juga sebagai masa belajar berbagai kemampuan dan

keterampilan, dengan berbekal rasa ingin tahu yang cukup kuat

dengan seringnya anak mencoba hal-hal baru dan seringnya

pengurangan menyebabkan masa ini menjadi masa yang tepat untuk

mempelajari keterampilan baru. Kemampuan motorik yang dimiliki

anak sbb;

Tabel 2.2 Aspek perkembangan motorik anak usia 2-3 tahun

Usia Motorik Kasar Motorik Halus24-36 bulan(2-3 tahun)

Mulai dapat memanjat dan melompat

Melakukan kegiatan dengan satu lengan, seperti mencorat-coret dengan alat tulis

Mulai kenal irama dan mulai membuat gerakan-gerakan yang berkaitan dengan menari

Menggunakan sendok dan garpu tanpa menumpahkan makanan

Melompat dengan 2 kaki Melepas kancing jepretBerdiri dengan satu kaki selama beberapa saat

Membuka halaman buku berukuran besar satu persatu

Naik turun 4-6 anak tangga tanpa bantuan dan biasanya tidak jatuh

Memegang gunting dan mulai memotong kertas

Menaiki dan mendorong benda keras seperti meja, kursi, dan lain-lain

Memakai dan melepas sepatu berperekat/tanpa tali

Bermain dengan bola (melempar, menangkap dan menggulirkan)

Melepas celana dan baju sederhana

Dapat berjalan jinjit, berjingkat-jingkat mengambil objek dari lantai tanpa terjatuh

Memegang pensil/krayon besar

Melempar bola dengan kedua tangan di atas kepala

Menyikat gigi dan menyisir rambut sendiri

2) Perkembangan Bicara dan Bahasa

Bertambahnya kematangan otak dikombinasikan dengan peluang-

peluang untuk menjelajahi dunia sekelilingnya dan sebagai

Page 12: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

penyumbang terbesar untuk lahirnya kemampuan kognitif anak.

Sejumlah kemampuan anak, seperti belajar membaca adalah berkaitan

dengan masukan dari mata anak yang ditransmisikan ke otak anak,

kemudian melalui sistem yang ada di otak, menterjemahkannya

kedalam kode huruf-huruf, kata-kata dan asosiasinya. Akhirnya akan

dikeluarkan dalam bentuk bicara. Bakat bicara anak karena system

otak diorganisasikan sedemikian rupa sehingga memungkinkan anak

memproses sebagai bahasa.

Anak mulai pandai berbicara, sejalan dengan perkembangannya

memahami sesuatu. Biasanya anak mulai berbicara sendiri,kemudian

berkembang menjadi kemampuan untuk bertindak tanpa harus

mengucapkannya. Dalam hal ini anak telah menginternalisasikan

pembicaraan yang egosentris dalam bentuk berbicara sendiri menjadi

pemikiran anak. Hal ini merupakan suatu transisi awal untuk dapat

lebih berkomunikasi secara sosial.

Tabel 2.3 Aspek perkembangan bicara dan bahasa anak usia 2-3 tahun

Usia Kemampuan Bicara dan Bahasa24-36 bulan(2-3 tahun)

Bahasa yang dipergunakan dapat dimengerti orang lain, meskipun masih sering membuat kesalahanMenyebutkan tiga buah angka yang berurutanUmumnya kalimat terdiri dari 4 sampai 5 kataMenggunakan kata aku atau saya untuk menunjuk dirinyaDapat menyebutkan namanya sendiriKosa kata berjumlah lebih dari 1000 kataMemberi jawaban yang relevan jika ditanya Dapat melakukan 2 sampai 4 kegiatan dengan instruksi yang berhubunganMengerti arti hubungan jika menggunakan kata “kalau……”, ”kemudian……” dan “karena…..”Mengerti konsep besar dan kecil, panjang dan pendekMulai mengerti kata yang menerangkan waktu seperti : “Besok kita akan ke rumah nenek”

3) Perilaku Sosial dan Kemandirian

Dasar-dasar sosialisasi yang sudah diletakkan pada masa bayi,

maka pada masa ini mulai berkembang. Dalam hal ini hubungan

keluarga, orangtua-anak, antar saudara dan hubungan dengan sanak

Page 13: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

keluarga cukup berperan. Pengasuhan pada tahun pertama berpusat

pada perawatan, berubah ke arah kegiatan-kegiatan seperti permainan,

pembicaraan dan pemberian disiplin, akhirnya mengajak anak untuk

menalar terhadap sesuatu. Pada masa ini sebagai masa bermain, anak

mulai melibatkan teman sebayanya, melalui bermain, meski interaksi

yang dibangun dalam permainan bukan bersifat sosial, namun sebagai

kegiatan untuk menyenangkan dan dilaksanakan untuk kegiatan itu

sendiri. Jenis permainan yang dilakukan bisa berbentuk konstruktif,

permainan pura-pura, permainan sensori motorik, permainan sosial

atau melibatkan orang lain, games atau berkompetisi.

Tabel 2.4 Aspek perkembangan perilaku sosial dan kemandirian anak

usia 2-3 tahun

Usia Kemampuan Bersosialisasi Kemampuan Kemandirian24-36 bulan(2-3 tahun)

Dapat mematuhi perintah sederhana

Makan sendiri tanpa banyak bantuan

Sudah mulai memperlihatkan rasa cemburu/iri terhadap saudaranya

Menuangkan air/pasir dari teko (botol) ke dalam gekas/cangkir/wadah lainnya

Merasa sulit untuk berbagi dengan orang lain dan menunjukkan perasaan bersaing

Mencuci tangan tanpa bantuan

Mencoba memaksakan kehendaknya pada orang lain

Menggunakan toilet sendiri (namun masih memerlukan bantuan untuk membersihkan dan memakai baju kembali)

Ingin mandiri (mengerjakan segala sesuatunya sendiri) tapi masih mencari peneguhan orang dewasa

Bermain dengan anak lain, melakukan interaksi

Dapat mematuhi perintah yang rumit

Menunggu giliran dan berbagi dengan dorongan dari orang lain

Minat bermain ditunjukkan dengan cara memperhatikan temannya ketika bermain dan segera bergabung bila tertarik

Berusaha untuk membantu mengerjakan pekerjaan di rumah seperti menyapu

Sikap kemandirian semakin jelas dengan lebih banyak berbuat untuk diri sendiri tanpa memperdulikan apakah temannya memperhatikan atau justru membelakanginya

Memulai permainan sandiwara (drama) & melakukan tingkah laku menurut peranannya seperti mengurus bayi

Page 14: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

Dapat bekerja sama dengan orang dewasa dalam sejumlah aktivitas sederhana

Menyisir rambut sendiri

e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Menurut Hidayat (2009) Proses Percepatan dan Perlambatan Tumbuh

kembang anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

1) Faktor Herediter

Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai

dasar dalam mencapai tumbuh kembang. Yang termasuk faktor

herediter adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa. Faktor ini

dapat ditentukan dengan intensitas dan kecepatan alam

pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan terhaap

rangsangan, umur puberitas, dan berhentinya pertumbuhan tulang.

2) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan pranatal,

lingkungan postnatal, dan faktor hormonal. Faktor pranatal

merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai dari konsepsi

sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, posisi janin,

pengunaan obat -obatan , alkohol atau kebiasaan merokok. Faktor

lingkungan pasca lahir yang mempengaruhi tumbuh kembang

anak meliputi budaya lingkungan, sosial ekonomi, keluarga. nutrisi,

posisi anak dalam keluarga dan status kesehatan. Faktor hormonal

yang berperan dalam tumbuh kembang anak antara lain.

somatotrofin (growth Hormon) yang berperan alam mempengaruhi

pertumbuhan tinggi badan, dengan menstimulasi terjadinya

poliferasi sel kartigo dan sistem skeletal. Hormon tiroid

menstimulasi metabolisme tubuh, glukokartikoid menstimulasi

pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk memproduksi

testosteron dan ovarium untuk memproduksi esterogen

selanjutnya hormon tersebut menstimulasi perkembangan seks

Page 15: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

baik pada anak laki-laki maupun perempuan yang sesuai dengan

peran hormonnya.

B. Stimulasi, Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak

1. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak

Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak 0-6

tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak

perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus

pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh

ibu dan ayah atau yang merupakan orang terdekat anak (Depkes, 2012,

hlm.15).

Perkembangan kemampuan dasar anak mempunyai pola yang

tetap dan berlangsung secara berurutan, dengan demikian stimulasi yang

diberikan kepada anak dalam rangka merangsang pertumbuhan dan

perkembangan anak dapat diberikan orang tua atau keluarga sesuai dengan

pembagian kelompok umur stimulasi (Depkes, 2012, hlm.15).

Tabel 2.5 Kelompok umur stimulasi anak (Depkes, 2012)

No. Priode Tumbuh KembangKelompok Umur

Stimulasi

1. Masa pranatal, janin dalam kandungan Masa prenatal

2. Masa bayi 0-12bulan Umur 0-3 bulan

Umur 3-6 bulan

Umur 6-9 bulan

Umur 9-12 bulan

3. Masa anak balita 12-60 hari Umur 12-15 bulan

Umur 15-18 bulan

Umur 18-24 bulan

Umur 24-36 bulan

Umur 361-48 bulan

Umur 48-60 bulan

4. Masa anak prasekolah 60-72 bulan Umur 60-72 bulan

Page 16: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

Kemampuan anak dirangsang dengan stimulasi terarah pada

kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara

dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian. Stimulasi yang

dilakukan pada kemampuan gerak kasar pada anak misalnya dengan

mendorong anak untuk bermain bola bersama temannya, permainan

menjaga keseimbangan tubuh, belari, melompat dengan satu kaki, diajari

bermain sepeda, dan sebagainya (Depkes, 2012, hlm.37).

Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan gerak halus pada

anak misalnya menulis namanya, menulis angka-angka, menggambar,

berhitung, berlatih mengingat, membuat sesuatu dari tanah liat atau

lilin, bermain berjualan, belajar mengukur dan lain-lain (Depkes, 2012,

hlm.37).

Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan bicara dan bahasa

pada anak misalnya bermain tebak-tebakan, berlatih mengingat -ingat,

menjawab pertanyaan “mengapa?”, mengenal uang logam, mengamati

atau meneliti keadaan sekitanya dan lain-lain (Depkes, 2012, hlm.38).

Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan bersosialisasi dan

kemandirian pada anak misalnya mendorong anak untuk berpakaian

sendiri, menyimpan mainan tanpa bantuan, ajak berbicara tentang apa

yang dirasakan, berkomunikasi dengan anak, berteman dan bergaul,

mematuhi peraturan keluarga dan lain-lain (Depkes, 2012, hlm.39).

2. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan

untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada

balita dan anak prasekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan

atau masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan mudah juga

mempunyai waktu dalam membuat rencana tindakan yang tepat terutama

untuk melibatkan ibu dan keluarga (Depkes, 2012, hlm. 40).

Page 17: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

Kegiatan stimulasi deteksi dan intervensi dini penyimpangan

tumbuh kembang balita yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan

dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan

anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat,

lembaga swadaya masyarakat) dan tenaga professional (kesehatan,

pendidikan dan sosial) (Depkes, 2012, hlm.1).

Melalui kegiatan SDIDTK kondisi terparah dari penyimpangan

pertumbuhan anak seperti gizi buruk dapat dicegah, karena sebelum anak

jatuh dalam kondisi gizi buruk, penyimpangan pertumbuhan yang terjadi

pada anak dapat terdeteksi melalui kegiatan SDIDTK. Selain mencegah

terjadinya penyimpangan pertumbuhan, kegiatan SDIDTK juga

mencegah terjadinya penyimpangan perkembangan dan penyimpangan

mental emosional (Hermawan, 2011).

Menurut Depkes RI (2012) ada 3 jenis kegiatan yang dapat

dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di tingkat puskesmas dan

jaringannya berupa deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, deteksi

penyimpangan perkembangan dan deteksi penyimpangan mental

emosional.

1) Skrining atau pemeriksaan perkembangan anak menggunakan

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

Tujuan skrining atau pemeriksaan perkembangan anak

menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak

normal atau ada penyimpangan. Jadwal skrining atau pemeriksaan

KPSP rutin adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42,

48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Skrining atau pemeriksaan dilakukan

oleh tenaga kesehatan, guru TK dan petugas PAUD terlatih. Alat

atau instrumen yang digunakan adalah formulir KPSP menurut umur,

alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola tenis, bola besar

dan kubus (Depkes, 2012, hlm 52).

Cara penggunaan KPSP yaitu :

Page 18: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

a. Pada waktu pemeriksaan atau skrining anak harus dibawa.

b. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun

anak lahir. Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan jadi 1 bulan.

c. setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan

umur anak.

d. KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu : pertanyaan yang

dijawab oleh ibu atau pengasuh anak, dan perintah kepada ibu

atau pengasuh anak untuk melaksanakan tugas yang tertulis

pada KPSP (Depkes, 2012, hlm 52).

2) Tes Daya Dengar (TDD)

Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan

pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk

meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak. Jadwal

TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur kurang dari 12 bulan

dan setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas. Tes ini dilaksanakan

oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PAUD dan petugas terlatih. Alat

yang diperlukan adalah instrumen TDD menurut umur anak,

gambar binatang (ayam, anjing, kucing) dan manusia, mainan

(boneka, kubus, sendok, cangkir, bola) (Depkes, 2012. hlm. 70).

Cara melakukan TDD :

a. Tanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak

dalam bulan.

b. Pilih daftar pertanaan TDD yang sesuai denga umur anak.

c. Pada anak umur kurang dari 24 bulan semua pertanyaan

dijawab oleh orang tua atau pengasuh anak.

d. Pada anak umur 24 bulan atau lebih, pertanyaan-pertanyaan

berupa perintah melalui orang tua atau pengasuh untuk

dikerjakan oleh anak. Amati kemampuan anak dalam

melakukan perintah orang tua atau pengasuh. (Depkes, 2012.

hlm. 70).

Page 19: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

3) Tes Daya Lihat (TDL)

Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini

kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan

sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat

menjadi lebih besar. Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan

pada anak usia prasekolah umur 36 sampai 72 bulan. Tes ini dilakukan

oleh tenaga kesehatan, guru TK, dan petugas terlatih. Alat atau

sarana yang diperlukan yaitu dua buah kursi, poster E atau snelle n chart

(Depkes, 2012, hlm 71).

C. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional Pada Anak Prasekolah

Deteksi Dini Penyimpangan mental Emosional adalah kegiatan atau

Pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah mental

emosional, autisme gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak,

agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan mental

emosional terlambat diketahui , maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini

akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Jenis kegiatan yang

dilaksanakan meliputi : Deteksi dini masalah mental emosional pada anak

prasekolah menggunakan Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME),

deteksi dini autis pada anak prasekolah menggunakan ceklist for Autism in

Todlers (CHAT) dan deteksi dini gangguan pemusatan parhatian dan

Hiperaktivitas pada anak pra sekolah menggunakan kuesioner Gangguan

Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas (GPPH) (Depkes, 2012, hlm.74).

Page 20: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Karakteristik Objek Pengamat

a. Nama : ZMA

b. Tanggal Lahir : 23 Agustus 2013

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Umur : 2 tahun 3 bulan

2. Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dan Perkembangan objek yang telah kami amati yaitu

dilakukan wawancara dengan ibu kandungnya yang menyatakan bahwa

pertumbuhan dan perkembangan adiknya tidak mengalami gangguan.

a. Aspek pertumbuhan objek pengamat

1) Tinggi Badan : 90 cm

2) Berat Badan : 11 kg

b. Aspek perkembangan objek pengamat

Tabel 3.1 Hasil wawancara aspek perkembangan responden

Motorik Kasar Motorik Halus Bersosialisasi Kemandirian Berbicara dan Berbahasa

Berjalan meloncat Membentuk lingkaran diatas kertas

Mengerti perintah dan larangan sederhana

Bermain dengan anak lain,melakukan interaksi

Menyusun kalimat sederhana

Memanjat dan melompat menggunakan 1 kaki

Menunjuk beberapa anggota tubuh

Bermain bersama orang lain

Mampu menyebutkan namanya

Berdiri satu kaki tanpa berpegangan

Meniru beberapa pekerjaan rumah tangga

Mengenal dan mencium anggota keluarga

Mampu mengucapkan kata-kata yang dapat dimengertiMelempar bola

B. Pembahasan

Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan kepada anak usia 2

tahun 3 bulan diperoleh hasil bahwa pertumbuhan secara fisik normal tidak

adanya gangguan terhadap anak. Anak tumbuh dan berkembang sesuai

dengan usianya dan tidak mengalami keterlambatan pertumbuhan.

Page 21: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

Pertumbuhan anak dilihat dari berat badan dan tinggi badannya jika

dibandingkan dengan tabel berat badan dan tinggi ideal menurut Direktorat

Kesehatan Gizi Depkes RI Anak usia 2 tahun 3 bulan memiliki tinggi badan

ideal 89,5 cm. Tetapi anak yang kami teliti memiliki tinggi badan 90 cm. Ini

masih variasi normal dan dengan tinggi badan 90 cm, berat badan normalnya

menjadi 10,8 kg. Perbedaan tinggi badan ini masih dalam batas normal.

Perkembangan anak yang kami teliti sudah bisa menyebutkan

namanya sendiri tanpa bantuan orang lain, dapat menyanyikan beberapa lagu,

sudah bisa menyebutkan tiga buah angka yang berurutan, bahasa yang

dipergunakan dapat dimengerti orang lain meskipun masih sering membuat

kesalahan. Sedangkan, apabila dilihat dari segi perkembangan anak

mengalami gangguan berupa hiperaktivitas karena anak tidak bisa duduk

diam, tidak dapat mengikuti aktifitas dengan tenang, selalu bergerak terus dan

banyak bicara, dapat memulai pembicaraan dengan orang yang baru dia

kenal, bahkan mau diajak pergi dengan orang yang baru saja dikenal, sering

marah ketika sesuatu hal yang dia inginkan tidak bisa didapatkan, jika ada

teman yang mengganggunya, dia berani membalas dengan mengganggu

temannya juga.

Anak pra sekolah umumnya berusia 2-3 tahun, secara fisik anak pra

sekolah memiliki karakteristik sendiri dalam perkembangan fisik, yakni tinggi

dan berat badan dan proporsi bentuk tubuh. Perkembangan motorik adalah

proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya,

perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot

anak, sehingga setiap gerakan sederhana apapun merupakan hasil pola

interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang

dikontrol oleh otak. Perkembang motorik terbagi menjadi dua, yaitu

perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik halus.

Perkembangan motorik kasar adalah keterampilan yang meliputi aktivitas otot

yang besar seperti gerakan lengan dan berjalan (Santrock, 2011).

Perkembangan motorik halus adalah keterampilan fisik yang melibatkan otot

Page 22: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

kecil dan koordinasi mata dan tangan yang memerlukan koordinasi yang

cermat (Papilia, Old & Feldman, 2010). Berikut beberapa perkembangan

motorik kasar dan halus pada anak usia pra sekolah :

1. Perkembangan motorik kasar pada masa prasekolah, diawali dengan

kemampuan untuk berdiri dengan satu kaki selama 1-5 detik, melompat

dengan satu kaki, membuat posisi merangkak dan lain-lain (Hidayat,

2009).

2. Perkembangan motorik halus mulai memiliki kemampuan menggoyangkan

jari-jari kaki, menggambar dua atau tiga bagian, menggambar orang,

mampu menjepit benda, melambaikan tangan dan sebagainya (Hidayat,

2009).

Sosio-emosional adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan

mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Perkembangan

adaptasi sosial pada anak prasekolah yaitu dapat berrmain dengan permainan

sederhana, mengenali anggota keluarganya, menangis jika dimarahi, membuat

permintaan yang sederhana dengan gaya tubuh, menunjukan peningkatan

kecemasan terhadapa perpisahan dan sebagainya (Hidayat, 2009).

Anak usia 3 tahun yang kami amati memiliki kemampuan komunikasi

yang cukup baik terhadap teman-teman sebayanya, suka berbicara dan

bercerita dengan keluarganya kadang juga dengan dirinya sendiri, suka

bernyanyi dan menari-nari saat bernyanyi. Hal tersebut terlihat bahwa peran

orangtua dan keluarga sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan

perkembangan anak.

Page 23: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

IV. PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan yang kami dapatkan dari hasil studi kasus yaitu :

1. Pertumbuhan masa prasekolah pada anak yaitu pada pertumbuhan

fisik, khususnya berat badan mengalami kenaikan rata-rata pertahunnya

adalah 2 kg, kelihatan kurus, akan tetapi aktivitas motoriknya tinggi,

dimana sistem tubuh sudah mencapai kematangan Sedangkan

perkembangan pada masa ini merupakan masa perkembangan yang

pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting.

2. Gangguan tumbuh kembang anak terdiri dari Gangguan Pemusatan

Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH), pada kasus objek yang kami

mengalami gangguan hiperaktivitas.

3. Mendeteksi gangguan tumbuh kembang pada anak dapat dilakukan berupa

deteksi dini pentimpangan pertumbuhan, deteksi perkembangan dan

deteksi penyimpangan mental emosional.

B. Saran

Ibu dan Keluarga harus memberikan contoh yang baik kepada anak,

memperhatikan proses pertumbuhan dan perkembangan anak dengan baik

serta memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan usianya. Agar tumbuh

kembang anak berjalan dengan optimal.

Page 24: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Lukman. 2013. “Peran Orangtua Sebagai Guru dengan Perkembangan

Perilaku Sosial Pada Anak Usia Prasekolah di TK AL-IKHLAS Desa

Sukoanyar Dusun Toyorono Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto”.

Hospital Majapahit. Vol 5 nomor 1.

Departemen Kesehatan . 2012 . Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011.

Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba

Medika.

______2009. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Jakarta : Heath

Books

Kay-Lambkin, F., Kemp, E.,Stafford, K., & Hazell, T. (207). Mental Health

Promotion and Early Intervention in Early Childhood and Primary School

Settings: A Review1. Journal of Student Wellbeing. (vol 1 No 1). Australia:

Hunter Institute of Mental

Health.http://www.responseability.org/data/assets/pdf_file/0004/4882/

MentaHealth PromotI on-and-Early-Intervention-in-Earl y-Childhood-and

Primary-School -Settings-A-Review.pdf.

Musarofah, S. 2011. Analisa pelaksanaan pendekatan sentra untuk mengembangkan

kreatifitas anak usia dini. skripsi. pontianak: Program studi bimbingan

dan konseling fakultas keguruan dan ilmu pendidikan UNTAN.

Nirwana, Ade Benih. 2011. Psikologi Bayi, Balita dan Anak. Jakarta : Nuha Medika

Papalia . 2010. Kecerdasan dan Kesehatan Emosi Anak. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Santrock . 2011. Perkembangan Masa Hidup Jilid. 1 edisi kelima. Jakarta: Penerbit

Erlangga

Utami, Sri. 2009. Bermain Lego Meningkatkan Kognitif Anak Usia Prasekolah (4-5

tahun). Ners Jornal Jurnal Ners Vol 3. Surabaya: Program Studi Ilmu

Keperawatan FKp Unair.

Wong, D., L., Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein, M.L., & Schwartz, P. 2008.

Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6 vol 1. Jakarta: EGC.

Page 25: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

______2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6 vol 1. Jakarta: EGC.

Alifiani Hervira dan Yuni M. “Pusat Tumbuh Kembang Anak” Jurnal Tingkat

Sarjana Bidang Seni Rupa dan Desain. Prodi Desain Interior, Fakultas Seni

Rupa dan Desain (FSRD). ITB.

Apriadi, Sandi. 2009. Bagian Ilmu Penyakit Anak Jurnal Fakultas Kedokteran.

Bandung.

Dewi Ratna dan Indarwati. 2011. “Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Orang

Tua Tentang Bahaya Cedera Dan Cara Pencegahannya Dengan Praktik

Pencegahan Cedera Pada Anak Usia Toddler Di Kelurahan Blumbang

Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar”. Jurnal GASTER. Vol. 8,

No. 2 : (750 - 764) 750.

Fristi Widya, dkk. “Perbandingan Tumbuh Kembang Anak Toddler Yang Diasuh

Orang Tua Dengan Diasuh Selain Orang Tua”. Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Riau.

Nirwana, Ade Benih. 2011. Psikologi Bayi, Balita dan Anak. Jakarta : Nuha Medika.

Nur Chamidah Atien. 2009. “Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan

Perkembangan Anak”. Jurnal Pendidikan Khusus.Vo. 5.No. 2.

Potter, P. A., & Perry, A.G. 2010. Fundamental of nursing. (buku 1 edisi 7). Jakarta:

EGC.

Suwariyah, P. 2013. Tes perkembangan bayi/anak menggunakan Denver

Developmental Screening Test (DDST). Jakarta: TIM.

Wong, D. L. 2008. Buku ajar keperawatan pediatrik Vol. 1. Jakarta: EGC.

__________. 2009. Buku ajar keperawatan pediatrik Wong edisi 6 volume 1. Jakarta:

EGC.