pertemuan 11 industrialisasi dan perkembangan sektor industry
TRANSCRIPT
1
INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR
INDUSTRY
MARIATUL QIBTIYAH11140694
5V-MA
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
2
Sektor Industri Untuk Memperkuat Pondasi Ekonomi Indonesia.......
3
AKSELERASI INDUSTRI MANUFAKTUR
SASARAN
INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019
Industri (%) 6,0 6,9 7,5 8,1 8,6
Share dalam PDB (%) 20,8 21,0 21,1 21,3 21,6
Pertumbuhan PDB rata-rata 7,0 persen
4
Alur Proses Keseluruhan Industri Di Indonesia
SDA Pemrosesan Keberlangsungan Proses SDA Proses / Manufakturing Produk Akhir
Sumber Bahan
Mentah / Bahan
Baku :
Contoh :
a) Tambang
b) Hutan
c) Pertanian
Tantangan dalam proses industri :a) SDM berkualitasb) Teknologic) Green Environment
Pemrosesan
SDA [Proses
Hilirisasi]
Contoh :
a) Logam
b) Mineral
c) Rotan
d) CPO Tantangan dalam merealisasikan proses manufaktur (Industri Hulu)a) SDM yang berkualitasb) Produk berteknologi tinggic) Standarisasid) Green environment
Produk Akhir
Bernilai
Tambah
Tinggi
Perdagangan Bebas Regional / Global : FTA, AEC, APEC, etc
5
Kontribusi Sektor Industri Terhadap GDP• GDP per
Sektor
• PDB Dunia diisi oleh Sektor Jasa sebagai kontributor terbesar (63%), sebagai hasil dari perkembangan nilai tambah sektor industri
• PDB Indonesia diisi oleh kontributor terbesar dari sektor industri (45%) namun masih berada pada tahap sektor bernilai tambah rendah, yang berimbas pada share PDB Indonesia terhadap PDB global sebesar hanya 1,4%
5.9% 30.7%63.4
%
JasaIndustri
Pertanian
Sektor Jasa terutama dipacu oleh imbas dari perkembangan nilai tambah di sektor industri
Kontribusi PDB Global berdasarkan sektor(PDB Dunia US$ 72 Trilyun)
14.43% 14.17
%
30.75%14.33%
7.01%
7.52%
11.79%
Transportasi
Pertanian
Industri (Non Migas
Industri (Migas)
44,92 %
Kontribusi PDB Indonesia berdasarkan sektor
(PDB Indonesia US$ 1 Trilyun)
Perdagangan & Hotel
Keuangan
Lain-Lain
6
Sektor Industri Indonesia DiharapkanDapat Mensupport Percepatan Pertumbuhan Ekonomi
Kontribusi Industri Berat IndonesiaIndonesia akan menghadapi
Fase Perangkap “Pendapatan Kelas Menengah”
Butuh >2 tahun untuk
bertransformasi
Percepatan pengembangan industri
diperlukan untuk menghindari perangkap
“middle income”
Kontribusi Industri Berat Indonesia / sektor dengan nilai tambah tinggi masih cukup rendah (± 9%) yang berdampak pada lambatnya transisi perkembangan industri ringan ke arah industri berat.
RUU Industri mengikutsertakan : ❶ Pengembangan SDM ❷ Kerjasama antar industri dan ❸ Fasilitasi Inovasi, yang keseluruhan ketiganya diharapkan dapat mengakselerasi pengembangan industri bernilai tambah tinggi.
Agriculture Service Industry (Oil & Gas)
Industry (Non Oil &
Gas)
-
1,000,000
2,000,000
3,000,000
4,000,000
1,311,037
3,693,254
1,287,415
2,793,790
Food, Beverage & TobaccoTransport & MachineryFerilizer, chemical & othersBasic metals, iron, & steelsConstructionOthers
Industri berat hanya
berkontribusi
±8,79% dari total
kontribusi total
sektor industri
1,9 %
1 %
5,8 %
7
...... Pengembangan Sektor Industri Indonesia
Roadmap Ekonomi APINDO
Rekomendasi Program1-Tahun
Melanjutkan percepatanreformasi birokrasi dan
perijinan untuk mendukung perbaikan iklim investasi
Peningkatan kapasitasSDM industri manufaktur
untuk mendongkrak produktivitas dalam rangkamemenangkan persaingan
Pengembangan skema kebijakanterintegrasi, terinstitusionalisasi serta
insentif legal-formal dalam mendukung daya saing ekspor manufaktur, dalam kerangka
kesepakatan di dalam WTO
Implementasi Standar Nasional Indonesia (SNI)
akan menjadi insentif untuk peningkatan mutu produk
domestik
Percepatanpengembangan
intra dan inter koridorekonomi melalui koridor infrastruktur energi dan
logistik sebagai stimulus perkembangan investasi
industri manufaktur
MEMILIKI VISI :
Menuju kedigdayaan sektor industri yang berdaya saing global, yang memiliki nilai tambah tinggi serta mampu menyerap tenaga kerja
8
...... REKOMENDASI PROGRAM TRANSFORMASI INDUSTRI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
Fokus terhadap pengembangan industri pengolahan
pertanian, komponen, serta industri ringan akan
membuka lapangan kerja dalam rangka kesiapan
bergabung dengan global supply chain, sementara
dengan tetap mempromosikan kesiapan industri
berat, khususnya kesiapan SDM, dan akses kepada
infrastruktur energi dan logistik
Perbaikan konektivitas logistik multi-
moda serta koridor inter dan intra-
ekonomi yang dapat dapat
meningkatkan daya saing industriPeningkatan dukungan melalui insentif
dan R&D, khususnya di sektor yang
memproduksi produk derivatif dengan
nilai tambah tinggi
Sektor Industri yang mampu menyerap tenaga kerja dan menciptakan produktivitas merupakan kunci kesuksesan keberlanjutan transformasi struktural Indonesia menuju negara dengan income per kapita yang tinggi
Pengembangan aglomerasi kawasan industri
dekat dengan pelabuhan, sehingga
terhubung dengan industri pendukung
domestik lainnya dan dengan global supply
chain serta terkait dengan ketersediaan
SDM, khususnya di wilayah Jawa Tengah,
Jawa Timur bagian utara, Lampung, dan
Kalimantan bagian selatan
9
Rekomendasi Roadmap Ekonomi APINDO Menuju Sektor Industri Manufaktur Berdaya Saing Global
Menekan Hambatan-Hambatan Umum (General)
Strategi Lintas-Sektor
Fokus kebijakan sektor industri manufaktur secara umum harus diarahkan kepada fasilitasi ijin industri ringan serta industri pengolahan / komponen, yang dapat membuka lapangan kerja serta menarik investasi industri berat di sekitarnya.Disaat kesiapan industri berat terus diperbaiki (khususnya SDM, infrastruktur, dan kesiapan teknologi), opsi untuk bergabung dengan supply chain global akan membantu akselerasi growth industrialisasi Indonesia. Kondisi pangsa pasar domestik dan lokasi geografis dalam kawasan market Asia Timur menjadi aset berharga dalam menarik investasi industri ringan dan penyerapan tenaga kerja. Perkembangan industri ringan yang signifikan akan menjadi daya tarik minat investasi industri berat di sekitarnya.
Strategi Sektor
10
STRATEGI SEKTOR – Sektor Padat Karya
Reformasi kebijakan upah dan pesangon sangat dibutuhkan bagi perbaikan industri padat karya
STRATEGI SEKTOR – Sektor Makanan Dan Minuman
Kebijakan yang menjamin kualitas supply chain sangat dibutuhkan oleh sektor Makanan dan Minuman
pulp & paper
11
STRATEGI SEKTOR – Sektor Elektronik
Tantangan utama sektor ini : terkoneksi secara kontinyu dengan jaringan global production network (GPN)Kesuksesannya akan didukung oleh :• Kemampuan insinyur / SDM terdidik atau terlatih• Jaringan logistik fisik tingkat-pertama
(dikarenakan produksi JPG menuntut jaringan logistik antar negara yang efisien)
• Dukungan layanan (layanan bisnis), manajemen logistik, desain, pengemasan
• Kerjasama yang baik dengan perusahaan PMASTRATEGI SEKTOR – Sektor Alat Berat
Kebijakan pengembangan industri berat bergantung penuh terhadap kemampuan industri ringan pendukungnya
12
STRATEGI LINTAS–SEKTOR – Makro Ekonomi (Fiskal-Moneter)
Expansi ruang fiskal bagi infrastruktur, dengan komitmen melakukan perubahan, seperti :a. Peningkatan rasio belanja infrastruktur terhadap
GDP dari 2,5% menjadi 4,5% pada 2019. Hal ini menuntut realokasi penuh dari subsidi BBM ke pos pengeluaran infrastruktur.
b. Perbaikan insentif fiskal bagi Pemda untuk memelihara kualitas infrastruktur, tidak hanya dengan membangun sarana baru.
c. Memberi kesempatan bagi Pemda untuk mencari sumber pendanaan bagi pembiayaan proyek infrastruktur.
d. Memperbaiki koordinasi institusi antar pemerintah dalam hal seleksi proyek serta persiapan pelaksanaan pembangunan.
e. Perbaikan implementasi UU Penyediaan Lahan bagi infrastruktur publik (UU No. 2 Tahun 2012).
Menjaga nilai tukar Rupiah bagi tingkat daya saing produk / barang ekspor Indonesia.
Pengembangan lembaga pembiayaan investasi industri dengan skema insentif yang terintegrasi dan terinstitusionalisasi bagi pengembangan kredit nasional yang pro-industri untuk mendukung sektor tersebut agar memiliki daya saing ekspor dan berkarakter industri substitusi impor.
13
STRATEGY LINTAS–SEKTOR – Infrastruktur
Mengembangkan kluster industri yang dekat dengan pelabuhan dan terkoneksi dengan global supply chain, khususnya di Jawa Tengah, Jawa Timur bagian utara, Lampung, serta bagian selatan Kalimantan. Manajemen infrastruktur dan rencana spasial daerah akan menjadi sangat penting bagi ekspansi kluster industri manufaktur.
Mengimplementasikan infrastruktur penunjang aktivitas ekspor serta pengembangan kluster industri manufaktur, seperti :a. Jalan lingkar luar, akses jalan ke pelabuhan,
ketersediaan energi, akses ke pergudangan, serta fasilitas dasar yang dibutuhkan bagi kehidupan pekerja.
b. Increasing international port with potential to become international hub
Menggantikan sistem pengangkutan barang dari truk ke moda kereta untuk jangkauan transport yang lebih panjang dan muatan yang lebih besar. Hal ini akan membutuhkan pengembangan lintasan kereta dan stasiun di kawasan industri, tempat dimana sebagian industri berada.
14
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN / INVESTASI INDUSTRI
15
GAMBARAN UMUM ARAH INVESTASI SEKTOR INDUSTRI
No. PROGRAM APBN MASYARAKAT PERUSAHAAN SWASTA
1 Sekolah Vokasi Industri
Investasi peningkatan kapasitan dan kualitas Penyelenggaraan pendidikan Investasi peningkatan
kapasitan dan kualitas
2 Pelatihan KerjaPenyiapan tenaga terampil untuk industri baru dan sudah investasi
Up-grading skill untuk mengisi medium skill jobs
On the job training (spesifik industri)
3 Kawasan IndustriInvestasi swasta belum layak terutama di luar Pulau Jawa
Di Pulau Jawa dan daerah lain yang layak
4 Industri Strategis Investasi Operasi bisnis dengan BUMN
5Revitalisasi Permesinan Industri
Kerjasama Pemerintah dan swasta (berbagi beban)
Kerjasama Pemerintah dan swasta (berbagi beban)
6Pembinaan IKM dan Industri Kreatif
Bersama APBD Partisipasi Pemanfaatan CSR
16Sumber: Bank Indonesia, 2014.
Permintaan Kredit Baru Berdasarkan Jenis Kredit (%)
17
Sektor yang paling banyak menyerap kredit perbankan adalah sektor rumah tangga (21,5%), sektor perdagangan besar dan eceran (19,7%), dan sektor industri pengolahan (17,9%) dengan total proporsi sebesar 59,1% dari total kredit perbankan. Risiko kredit yang muncul akibat adanya konsentrasi kredit pada sektor-sektor tertentu tersebut dianggap tidak terlalu besar karena penyebaran terhadap sektor-sektor yang ada cukup merata.
Sumber : OJK, 2014.
Konsentrasi Pemberian Kredit Terhadap Tiga Sektor(2013-2014)
Pemberian kredit terhadap sektor industri pengolahan tetap kuat antara lain dipicu dari kenaikan harga komoditas global serta perbaikan ekonomi negara maju seperti Amerika dan Jepang yang merupakan mitra dagang utama Indonesia.
18
Konsentrasi Penyebaran Pembiayaan 7 Sektor Usaha / Industri Lainnya
Sumber : OJK, 2014.
19
Prioritas Target Pemberian Kredit Baru
Keterangan : 1) Prioritas pertama 2) Prioritas kedua 3) Prioritas ketigaSumber: Bank Indonesia, 2014.
20Ket : PNB = Produk Nasional Bruto.
Kebutuhan Investasi (trilyun Rupiah)
Sumber : RPJMN 2015-2019, Bappenas.
21
Sumber Pembiayaan Investasi Masyarakat (trilyun Rupiah)
Sumber : RPJMN 2015-2019, Bappenas.
22
ARAH KEBIJAKAN1. Pengembangan Perwilayahan Industri2. Penumbuhan Populasi Industri3. Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas (Nilai Ekspor & Nilai Tambah Per Labour )
Peningkatan Efisiensi Teknis• Pembaharuan / revitalisasi permesinan industri• Peningkatan dan pembaharuan keterampilan tenaga kerja• Optimalisasi ke-ekonomian lingkup industri (economic of scope) melalui pembinaan
klaster industri Peningkatan Penguasaan Iptek / Inovasi
• Infrastruktur mutu (measurement, standardization, testing, and quality)• Layanan perekayasaan dan teknologi• Penyelenggaraan riset dan pengembangan teknologi• Penumbuhan entrepreneur berbasis inovasi teknologi (teknopreneur)
Peningkatan Penguasaan dan Pelaksanaan Pengembangan Produk Baru (New Product Development) oleh industri domestik
Pembangunan Faktor Input• Peningkatan kualitas SDM Industri• Akses ke sumber pembiayaan yang terjangkau
23
1 pemerintah perlu segera mensupport serta memberi asistensi terhadap sumber-sumber pembiayaan baru untuk menutupi kesenjangan kebutuhan investasi industri
3 Dalam upaya memberi kepastian investasi, diperlukan UU baru yang mengatur hubungan di antara pihak kreditur-debitur.
2
4
realokasi anggaran pemerintah yang lebih menitikberatkan kepada pembiayaan investasi sektor industri, serta mengajak pihak swasta berperan aktif dalam pembangunan dan pengelolaan infrastruktur
Kebijakan lain yang dapat diambil pemerintah adalah dengan membentuk lembaga keuangan dan investasi.
SUPPORT STRATEGIS
24
DAFTAR PUSTAKAwww.akpi.net/wp../07/APINDO_semnas_kadin-04012017