pernafasan - pengkajian sistem pernapasan rn

26
PENGKAJIAN SISTEM PERNAPASAN Pernapasan adalah tanda vital yang paling mudah dikaji, namun yang paling sering diukur secara sembrono. Perawat tidak boleh menaksir pernapasan. Pengukuran yang akurat memerlukan observasi dan palpasi gerakan dinding dada. Perawat yang terampil tidak akan memberitahu klien bahwa pernapasannya sedang dikaji. Pengkajian akan sangat Baik di lakukan segera setelah mengukur frekuensi nadi, dengan tangan perawat tetap di atas abdomen atau dada. Pada saat mengkaji pernapasan , perawat harus mengingat pola dan frekuensi normal ventilasi klien, pengaruh dari penyakit atau keadaan sakit pada fungsi pernapasan, hubungan antara pernapasan dan fungsi kardiovaskular dan pengaruh terhadap terapi pada pernapasan. Pengukuran Objektif dari pengkajian status pernapasan termasuk frekuensi dan kedalaman bernapas serta irama gerakan ventilatori. Fungsi pernapasan dapat dengan dramatis mempengaruhi fungsi dan parameter hemodinamik. Pengkajian pernapasan yang lengkap penting untuk semua pasien dan terutama penting bagi yang membutuhkan pemantauan hemodinamik karena kemungkinan komplikasi. Riwayat kesehatan yang juga penting dikaji pada pasien Gangguan Sistem pernapasan , meliputi data saat ini dan masalah yang lalu. Perawat mengkaji klien atau keluarga dan 1

Upload: rachmad-handani

Post on 24-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pengkajian

TRANSCRIPT

Page 1: PERNAFASAN - Pengkajian Sistem Pernapasan Rn

PENGKAJIAN SISTEM PERNAPASAN

Pernapasan adalah tanda vital yang paling mudah dikaji, namun yang

paling sering diukur secara sembrono. Perawat tidak boleh menaksir

pernapasan. Pengukuran yang akurat memerlukan observasi dan palpasi

gerakan dinding dada.

Perawat yang terampil tidak akan memberitahu klien bahwa

pernapasannya sedang dikaji. Pengkajian akan sangat Baik di lakukan segera

setelah mengukur frekuensi nadi, dengan tangan perawat tetap di atas abdomen

atau dada. Pada saat mengkaji pernapasan , perawat harus mengingat pola dan

frekuensi normal ventilasi klien, pengaruh dari penyakit atau keadaan sakit pada

fungsi pernapasan, hubungan antara pernapasan dan fungsi kardiovaskular dan

pengaruh terhadap terapi pada pernapasan. Pengukuran Objektif dari pengkajian

status pernapasan termasuk frekuensi dan kedalaman bernapas serta irama

gerakan ventilatori.

Fungsi pernapasan dapat dengan dramatis mempengaruhi fungsi dan

parameter hemodinamik. Pengkajian pernapasan yang lengkap penting untuk

semua pasien dan terutama penting bagi yang membutuhkan pemantauan

hemodinamik karena kemungkinan komplikasi.

Riwayat kesehatan yang juga penting dikaji pada pasien Gangguan

Sistem pernapasan , meliputi data saat ini dan masalah yang lalu. Perawat

mengkaji klien atau keluarga dan berfokus kepada manifestasi klinik dari keluhan

utama, Riwayat masa lalu, riwayat keluarga dan riwayat psikososial.

Riwayat kesehatan dimulai dari biografi klien, dimana aspek biografi yang

sangat erat hubungannya dengan gangguan oksigenasi mencakup usia, jenis

kelamin, pekerjaan ( terutama berhubungan dengan kondisi tempat kerja ) dan

tempat tinggal. Keadaan tempat tinggal mencakup kondisi tempat tinggal serta

apakah klien tinggal sendiri atau dengan orang lain yang nantinya berguna bagi

perencanaan pulang ( “Discharge Planning ).

1

Page 2: PERNAFASAN - Pengkajian Sistem Pernapasan Rn

A. KELUHAN UTAMA

Keluhan utama menentukan prioritas intervensi dan mengkaji

pengetahuan klien tentang kondisinya saat ini. Keluhan Utama yang biasa

muncul pada klien gangguan kebutuhan oksigen dan karbondioksida

antara lain : batuk, peningkatan produksi sputum , dyspnea, hemoptysis,

dan chest pain.

B. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

Perawat menanyakan tentang riwayat penyakit pernafasan klien. Secara

umum perawat dapat mengkaji tentang : Riwayat merokok, pengobatan

saat ini dan masa lalu , Riwayat Alergi , dan Tempat tinggal.

C. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Tujuan dari pengkajian keluarga dan sosial pasien untuk pasien penyakit

paru-paru yaitu :

a. Mengetahui adanya penyakit infeksi tertentu : khususnya

Tuberculosa.

b. Kelainan Alergis seperti : Asma Bronchial ( factor predisposisi

herediter atau pencetus stress )

c. Mengetahui pasien bronchitis kronik yang mungkin bermukim di

daerah yang polusi udaranya tinggi.

D. PENGKAJIAN FISIK SISTEM PERNAPASAN

D.1. Pada Orang dewasa

Inpeksi

Dada :

Bandingkan kesamaan gerakan sisi kiri dan kanan

Kaji Ukuran dan Bentuk

Kaji simetrisitas : Barrel Chest, Pigeon chest, Funnel Chest, Lordosis,

Kiposis, Skoliosis.

2

Page 3: PERNAFASAN - Pengkajian Sistem Pernapasan Rn

Frekuensi dan pola pernapasan

Frekuensi Pernapasan rata-rata normal menurut usia :

Usia Frekuensi

Bayi baru lahir 35 – 40 x /mnt

Bayi ( 6 bulan ) 30 – 50 x / mnt

Todler ( 2 tahun ) 25 – 32 x / mnt

Anak-anak 20 – 30 x / mnt

Remaja 16 – 19 x / mnt

Dewasa 12 – 20 x / mnt

Bila frekuensi pernapasan orang dewasa lebih besar dari 20 x/mnt,

temukan penyebabnya. Penyebab yang mungkin termasuk cemas dan

nyeri; stimulasi system syaraf simpatis; kenaikan suhu; hipoksemia;

asidosis metabolik; dan masalah –masalah neurologi primer.

Cuping hidung mengembang dan penggunaan otot – otot Bantu bernapas

menunjukkan peningkatan upaya bernapas dan stress bagi pasien –

temukan penyebabnya.

Pola pernapasan abnormal dapat mengubah keseimbangan asam –basa

tergantung pada frekuensi dan volume tidal.

Gambaran pola nafas yang dapat mengganggu pola pernafasan antara lain :

Gambaran pola nafas Deskripsi Keterangan

Eupnea Irama halus dan ekspirasi

lebih lama daripada

inspirasi.

Wanita mempunyai

frekuensi pernapasan

agak lebih tinggi dari pria

Takipnea Pernafasan superfisial,

cepat; irama teratur atau

tidak teratur

Penyakit keterbatasan

paru ; pleuris

Bradipnea Frekuensi lambat dan

lebih dalam , irama

teratur

Saat tidur, minum

alkohol, narkotik opiat,

peningkatan tekanan

intrakranial

Apnea Penghentian nafas Terlihat pada periode

3

Page 4: PERNAFASAN - Pengkajian Sistem Pernapasan Rn

pernafasan atau henti

nafas

Cheyne Stokes Pernafasan periodik

sehubungan dg periode

apnea, bergantian

dengan serentetan siklus

pernafasan, siklus

bertahap meningkat lalu

menurun frekuensi dan

kedalamannya

Normal selama siklus

tidur pada usia lanjut,

peningkatan intrakranial,

gagal jantung kiri

Pernafasan ataxik

( pernafasan Biot’s )

Periode Apnea

bergantian, tidak teratur

dg rentetan pernafasan

dangkal pada kedalaman

yg sama

Meningitis , lesi fossa

posterior

Pernafasan Kussmaul’s Pernafasan mendesah

teratur, dalam dg

peningkatan pada

frekuensi pernafasan

Asidosis metabolik,

umumnya terlihat pada

asidosis diabetik, uremia

Apneusis Fase inspirasi terengah-

engah, panjang di ikuti

dengan fase ekspirasi tdk

adekuat, pendek.

Cedera pada mekanisme

pernafasan.

Obstruksi pernafasan Fase ekspirasi tdk

efektif , panjang dg

pernafasan

dangkal ,peningkatan

pernafasan.

Penyakit paru Obstruktif

4

Page 5: PERNAFASAN - Pengkajian Sistem Pernapasan Rn

Palpasi

Dikaji untuk melihat kesimetrisan pergerakan dada dan mengobservasi

abnormalitas ( kemungkinan adanya massa , lesi, atau bengkak ),

mengidentifikasi keadaan kulit ( kaji terutama pada saat klien mengeluh nyeri )

dan mengetahui vocal fremitus ( vibrasi )

Dada :

1. Pernapasan normal mempunyai rasio inspirasi : Ekspirasi 1 : 2 atau 1 : 3

2. Trakea harus dalam garis lurus di antara otot sternokleidomastoideus

pada leher. Deviasi trakea mungkin jauh dari keadaan patologi kearah sisi

normal atau kearah abnormalitas. Bila berat , deviasi trakea dapat

mengganggu ventilasi

3. Fremitus vocal adalah vibrasi yang dirasakan ketika pasien mengatakan

“ninety nine “. Vibrasi normal bila terasa diatas batang bronkus utama.

Bila teraba di atas perifer paru, hal ini menunjukkan konsolidasi sekresi

atau efusi pleura ringan sampai sedang.

4. Fremitus Ronkhi adalah vibrasi yang teraba di atas sekresi dan kongesti

pada bronkus atau trakea.

5. Emfisema subkutan menyebabkan krepitasi di atas daerah yang terkena.

Bila di auskultasi, juga terdengar crackles. Hal ini dapat berpindah ke

daerah yang berbeda tergantung pada posisi pasien. Kebocoran udara

dari suatu pneumothoraks atau pneumomediastinum ke dalam jaringan

subkutan menyebabkan emfisema subkutan.

Penyebab Deviasi Trakea :

a. Deviasi kearah patologi : Fibrosis paru unilateral , Atelektasis berat ,

Pneumothoraks.

b. Deviasi menjauh dari Patologi : Pneumothoraks tekanan ( Tension

Pneumothoraks ) , Hemothoraks atau silothoraks , Efusi pleura massif ,

Mediastinum atau massa paru yang mendorong jaringan paru menjauh.

5

Page 6: PERNAFASAN - Pengkajian Sistem Pernapasan Rn

Perkusi

Dada : Tonus perkusi antara lain :

Tonus perkusi Karakteristik Lokasi

Timpani Intensitas keras, bunyi nada

tinggi, lamanya sedang setara

dengan bunyi drum

Lambung, abdomen

distensi dengan udara

Hiperresonansi Intensitas sangat keras, bunyi

dg nada sgt rendah, lamanya

sangat singkat setara dg

bunyi dentuman

Bunyi abnormal

terdengar pada

emphisema , asthma,

pneumothoraks.

Resonansi Intensitas sedang, bunyi nada

rendah , lamanya panjang

setara dengan gaung

Bunyi paru normal

Pekak Intensitas lembut, bunyi nada

tinggi, lamanya sedang

Konsolidasi paru, Hati

Bunyi datar Intensitas halus, bunyi nada

tinggi, lamanya singkat

Paha , Sternum

Auskultasi

Dada :

Evaluasi frekuensi, kualitas, dan karakter bunyi napas serta mendengarkan bunyi

tambahan. Memperhatikan kesamaan bunyi napas tidaklah cukup. Meskipun

bunyi napas dapat menunjukkan masalah. Untuk memaksimalkan auskultasi,

anjurkan pasien bernafas melalui mulut daripada melalui hidung. Periksa mulai

aspek anterior, posterior dan lateral dari dada.

Bunyi napas normal :

Vesikular : terdengar di atas daerah perifer paru, fase inspirasi lebih panjang

dari fase ekspirasi. Karena bunyi terdengar di atas alveoli, aliran udara

kontinu dan tidak ada jeda diantara inspirasi dan ekspirasi. Bunyi ini

6

Page 7: PERNAFASAN - Pengkajian Sistem Pernapasan Rn

mempunyai kualitas tenang, menghembus. Bunyi vesicular mempunyai

karakter halus dan menghembus atau bergerisik.

Bronkial : mempunyai fase inspirasi singkat dan fase ekspirasi lebih panjang

serta lebih keras. Karena bunyi tersebut tidak terdengar di atas alveoli, ada

jeda yang jelas diantara kedua fase. Bunyi tubular tersebut hanya terdengar

pada cabang utama bronkus.

Bronkovesikular , mempunyai kualitas kombinasi dari bunyi bronchial dan

vesicular. Bunyi ini mempunyai fase inspirasi dan ekspirasi yang sama

dengan jeda diantaranya. Bunyi bronkial kualitasnya lebih tubular ( seperti

meniup pipa ) dari bunyi bronkovesikular ; bronkovesikular lebih tubular dari

vesicular.

Bunyi Nafas Abnormal :

1. Tidak terdengar bunyi nafas sama sekali

2. Bunyi bronchial atau bronkovesikular terdapat pada daerah perifer paru,

yang seharusnya hanya terdengar bunyi vesicular saja. Penyebabnya

adalah kompresi atau kolaps alveoli, konsolidasi sekresi, dan efusi pleura

ringan sampai sedang.

3. Bunyi Napas Tambahan ( bunyi napas abnormal menutupi bunyi napas

normal dan abnormal.

Bunyi Nafas Tambahan :

a. Crackles Halus / Rales / Krepitasi Halus / Bubbling.

Bunyi eksplosif , tidak kontinu ; seperti menggosokkan helaian rambut ke

dekat telinga berasal dari sekresi di alveoli , terdengar pada akhir

inspirasi.

b. Crackles sedang / Rales

Bunyi eksplosif, tidak kontinu; bunyi basah, lembab, menggelembung

tetapi lebih halus daripada crackles kasar, terdengar pada fase

pertengahan inspirasi di atas jalan nafas berukuran menengah.

7

Page 8: PERNAFASAN - Pengkajian Sistem Pernapasan Rn

c. Crackles kasar / Rales / Krepitasi kasar

Bunyi eksplosif dengan kualitas gelembung, tidak kontinu, mirip dengan

gelembung soda bikarbonat, berasal dari sekresi mukosa pada jalan

napas atau alveoli; terdengat pada awal inspirasi atau akhir ekspirasi

( sering di hubungkan dengan fremitus ronki dan memerlukan

pembersihan jalan napas ).

d. Ronki

Bunyi keras, nada rendah, kualitas mendengkur yang kontinu; seperti

gesekan dua balon, berasal dari sekresi mukosa atau obstruksi pada jalan

nafas besar.

e. Mengi / Wheezing

Bunyi kualitas musical yang kontinu dengan nada meninggi, berasal dari

penyempitan atau obstruksi jalan Napas; terdengar selama selama

inspirasi atau ekspirasi. ( Mengi mungkin lebih keras oleh beta blocker

yang mengganggu dengan efek bronkodilasi dari rangsangan system

saraf simpatis, dan oleh penyakit hiperaktif / Obstruksi jalan nafas, seperti

PPOM atau Asma).

D.2. PENGKAJIAN SISTEM PERNAPASAN PADA ANAK ( pediatric )

Persiapan untuk mengkaji anak atau bayi , yaitu dengan menanyakan

pada orangtua atau anak tentang batuk, demam, dispnea, kesulitan bernapas,

mengi, mudah letih, infeksi pernapasan masa lalu, sering pileks, dan riwayat

keluarga mengenai gangguan pernapasan. Bayi dan anak usia bermain paling

baik dikaji pada saat digendong orangtuanya.

Pengkajian Temuan / Tanda klinis

a. Kaji dada terhadap stridor, serak,

dengkur, mengi, dan batuk.

Stridor inspirasi dan dengkur

ekspirasi menunjukkan

epiglotitis.

Mengi menunjukkan asma,

bronkiolitis, atau aspirasi benda

asing.

8

Page 9: PERNAFASAN - Pengkajian Sistem Pernapasan Rn

b. amati nares eksternal terhadap

pengembangan

Pengembangan nares eksternal

menunjukkan distress pernapasan.

c. Amati bantalan kuku terhadap warna

dan clubbing

1. Sianosis kadang kadang

menunjukkan gagal nafas ,

vzsokontriksi atau polisitemia.

2. Clubbing biasanya menunjukkan

hipoksemia kronik, seperti pada

kistik fibrosis dan bronkoektasis.

d. Amati warna badan anak Sianosis dan bercak-bercak pada

badan menunjukkan hipoksemia yang

berat.

e. Periksa thoraks terhadap

konfigurasi, kesimetrisan, dan

abnormalitas.

Pada anak yang lebih tua > 6

tahun, bila dada bundar

menunjukkan gangguan paru

kronik

Sternum yang menonjol atau

tertekan harus diperhatikan . hal

ini dapat membahayakan

ekspansi paru.

Gerakan asimetris, dimana satu

sisi thoraks menurun

menunjukkan pneumonia,

pneumothoraks, atau benda

asing

f. Perhatikan ukuran payudara dalam

hubungan dengan umur anak.

Ginekomastia pada anak laki-laki

menunjukkan obesitas atau masalah

hormonal atau sistemik.

9

Page 10: PERNAFASAN - Pengkajian Sistem Pernapasan Rn

g. Amati dada terhadap retraksi atau

tertarik ke dalam di area

supraklavikula, trakea, substernal dan

interkostal. Pembengkakan atau

penonjolan pada area ini mungkin juga

dijumpai.

Retraksi merupakan indikasi dari

adanya pernapasan yang

memerlukan usaha besar pada

bayi dan anak-anak.

Pembengkakan menyertai air

trapping yang berat.

h. Amati jenis pernapasan anak Pernapasan abdomen pada anak > 7

tahun menunjukkan gangguan

pernapasan /tulang iga yang fraktur.

Amati kedalaman dan regularitas

pernapasan dan lama inspirasi dan

ekspirasi.

Palpasi : letakkan tangan anda dan ibu

jari bersama-sama sepanjang batas iga

dada atau punggung anak ketika anak

sedang duduk. Untuk fremitus taktil

bisa digunakan jari telunjuk atau

permukaan telapak tangan. Gerakan

secara simetris ketika berucap “99” .

Pada bayi fremitus dapat dirasakan

saat bayi menangis.

Perkusi : Lakukan diatas sela iga,

bergerak secara simetris dan

sistematik.

Auskultasi : dapat dilakukan pada

lapangan paru secara sistematis dan

simetris dari apeks ke dasar paru.

Di aksila untuk penderita pneumonia.

Fase ekspirasi yang memanjang

menunjukkan masalah

pernapasan obstruktif, seperti

asma.

Fremitus yang menurun

menunjukkan asma,

pneumothoraks, atau benda

asing .

Fremitus meningkat terjadi pada

pneumonia dan atelektasis.

Nada perkusi adalah pekak jika

terdapat cairan atau massa di

paru-paru.

Laporkan bunyi tambahan yang

terdengar. Ronki atau mengi

asimetris menunjukkan adanya

10

Page 11: PERNAFASAN - Pengkajian Sistem Pernapasan Rn

Rales atau crackles dengan mudah

terdengar di area ini.

Bunyi dapat menyebar dari traktus

respiratorius atas jika anak mempunyai

mucus di hidung atau tenggorok.

benda asing.

Tidak adanya bunyi nafas

unilateral menunjukkan

pneumothoraks.

Bunyi nafas normal pada anak : Vesikular ( inspirasi > ekspirasi );

bronkovesikular ( Inspirasi = Ekspirasi ) ; Bronkotubular ( Inspirasi < Ekspirasi ).

Bunyi nafas Tambahan pada anak : Rales ( halus terdapat pada pneumonia,

gagal jantung kongestif ; sedang pada edema paru ; Kasar pada pneumonia

dengan gejala paru yang mereda, bronchitis) , Ronki ( Mengi ); Sonor terdengar

pada penyakit bronchitis ; bunyi berdesis ( sibilant ) terdengar pada asma. Mengi

yang terdengar inspirasi : obstruksi tinggi, pada ekspirasi : Obstruksi rendah.

Pleural Friction Rub : terdengar pada inspirasi atau ekspirasi menunjukkan

adanya permukaan pleura yang meradang.

E. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

Dalam hal ini,perawat dapat mengkaji tentang aspek kebiasaan

hidup klien yang secara signifikan berpengaruh terhadap fungsi respirasi.

Beberapa kondisi respiratory timbul akibat stress.

Penyakit pernafasan kronik dapat menyebabkan perubahan dalam

peran keluarga dan hubungan dengan orang lain, isolasi sosial, masalah

keuangan, pekerjaan atau ketidakmampuan.

Dengan mendiskusikan mekanisme koping, perawat dapat

mengkaji reaksi klien terhadap masalah stress psikososial dan mencari

jalan keluarnya.

11

Page 12: PERNAFASAN - Pengkajian Sistem Pernapasan Rn

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SISTEM PERNAPASAN

Yang perlu dilakukan antara lain : Pemeriksaan gas darah , foto, atau

fluoroscopi, pemeriksaan faal paru, EKG, pemeriksaan sputum dan lain –

lain.

Analisa Gas darah arterial

Penting untuk menentukan adanya Asidosis atau alkalosis atau

campuran keduanya. Selain itu analisa gas darah penting dalam

memperbaiki oksigenasi serta evaluasi kemajuan pengobatan.

Nilai gas darah Normal :

Variabel Arteri Vena

pH 7,35 -7,45 7,35 -7,45

pCO2 35 - 45 45 – 50

HCO3 22 - 26 22 – 26

O2 40 – 50

Saturasi O2 95 – 100 % 75 – 80 %

Kelebihan Basa +2 0 s.d +4

Secara definisi , pH di bawah 7,35 adalah asam dan di atas 7,45 adalah

basa. Kematian sel terjadi bila pH kurang dari 6,8 atau lebih dari 7,8.

Asidosis disebabkan oleh penambahan ion hidrogen ( H+ ) atau hilangnya

bicarbonat ( HCO3- ); Alkalosis adalah hilangnya hidrogen atau

penambahan bicarbonat.

Perubahan akut Analisa Gas Darah dan respon kompensasi :

Abnormalitas pH PaCO2 HCO3 Kondisi klinis

Asidosis Respiratorik

(retensi CO2, penurun-

an ventilasi permenit)

< 7,35 > 45 > 26 * CO2 tertahan shg

tidak berfungsinya

empat fase perna-

fasan : ventilasi,

difusi, perfusi dan

12

Page 13: PERNAFASAN - Pengkajian Sistem Pernapasan Rn

difusi sel

Alkalosis Respiratorik

( hilangnya CO2,

peningkatan ventilasi

per menit )

> 7,45 < 35 < 22 * Syok , edema paru

, emboli paru ,

hipoksemia.

Asidosis Metabolik

( penurunan HCO3 atau

kelebihan Hidrogen )

< 7,35 < 35 * < 22 Retensi asam

laktat dari syok ,

obat-obatan,

ketoasidosis,

toksin dll

Alkalosis Metabolik

(peningkatan HCO3

atau penurunan

hidrogen)

> 7,45 > 45 * > 26 Dapat

memperbaiki

keadaan

hipoventilasi pada

PPOM dan retensi

CO2.

* Perubahan kompensasi

Lingkungan sel dipertahankan oleh paru-paru dan ginjal dan dipantau

secara ketat oleh kemoreseptor di batang otak. Kemoreseptor mendeteksi

perubahan pada lingkungan dan menstimulasi paru-paru dan ginjal untuk

mengatur keseimbangan asam- basa. Keseimbangan ini dapat diubah

oleh teknologi dan terapi perawatan kritis.

Radiologis

Pemeriksaan foto thoraks PA atau AP, dan lateral ; Pemeriksaan

fluoroscopy , Kalau perlu CT Scan Thoraks .

( Multiple slices ) , dapat diperoleh data seperti adanya : hiperinflasi ,

pneumothoraks , efusi pleura, hidro pneumothoraks , edema dan tumor

paru.

13

Page 14: PERNAFASAN - Pengkajian Sistem Pernapasan Rn

Contoh Gambaran X- Ray pada kelainan paru – paru :

Asthma Chronic Atelektasis paru Cancer Paru Efusi pleura

Efusi pleura Odema paru Pneumonia Tbc paru

Faal Paru

Dengan spirometri dapat di ketahui adanya gangguan obstruksi

dan retriksi paru. Normal FEV1 = 83 % , Obstruksi bila FEV1 = 70 % , dan

FEV1 / FVC = lebih kecil dari normal. FEV1 normal , tetapi FEV1 / FCV

sama atau lebih besar dari normal menunjukkan retriksi.

Tes Fungsi paru meliputi :

a. Tidal Volume ( VT ) adalah volume udara inspirasi atau ekspirasi

selama tiap pernapasan normal; nilai normal : 6 -7 ml /kg

14

Page 15: PERNAFASAN - Pengkajian Sistem Pernapasan Rn

b. Minute Volume ( VE ) adalah total udara inspirasi atau ekspirasi dalam

satu menit, nilai normal = 5 – 10 L / mnt.

E K G

Pulmonary HT ( Hypertension ) tampak pada EKG, P tinggi di II dan

III dan aVF dan biasanya pada Right Ventricular Hypertrophy. Iskemia dan

aritmia sering dijumpai pada gangguan ventilasi dan oksigenasi.

Sputum

Warna , bau , kekentalan, kultur, uji kepekaan, Blood streaked

sputum, kemungkinan bronchitis , bronkiektasis, pneumonia, TB dan

keganasan. “ Pink Frothy “ Sputum, kemungkinan edema paru. Groosy

bloody sputum kemungkinan terjadi pada TB Paru , Infark paru atau

keganasan. Cara pemeriksaan sputum Bta cukup diambil specimen

secara langsung ( dalam wadah tidak steril ) ; Untuk pemeriksaan kultur :

ambil dengan canula suction steril dan dalam wadah yang steril pula ;

untuk pemeriksaan keganasan pada paru, sputum di taruh dalam wadah

steril dengan alkohol 70 % ; dan untuk anak-anak dapat di periksa pagi

hari sebelum makan , diambil dari sputum aspirasi.

Pulse Oksimeter

Oksimeter nadi ( Pulse Oksimeter ) merupakan salah satu bentuk

monitoring oksigen dengan mengukur absorban komputer dari berbagai

panjang gelombang dapat diketahui kadar oksihemoglobin. Oksimeter

dapat mengukur saturasi yang di dasarkan atas pulse oksimeter sampai

kepada 2 % dari Sa O2. tempat pengukuran biasanya pada ujung pada

ujung jari , kepala , cuping telinga , dahi. Nilai Normalnya adalah 95 –

100% baik pada arteri maupun perifer.

Pengangkutan Oksigen transkutan dan karbondioksida

Tekanan oksigen transkutan ( Ptc CO2 ) dalah tekanan kedua gas

ini dari pembuluh darah yang mendifus ke dalam jaringan akhirnya ke

dalam kulit. Digunakan untuk mengetahui gangguan perfusi atau

pertukaran gas tetapi tidak pada keduanya.

15

Page 16: PERNAFASAN - Pengkajian Sistem Pernapasan Rn

Kapnografi

Kapnografi adalah display untuk mengukur ekspirasi PCO2 dan

untuk mengetahui perbedaan End- tidal PCO2 dan arterial PaCO2.

Continous Invasive intraarterial oxygen and carbondioxide monitors.

Dapat memonitor dengan tindakan invasive memasukkan kateter

sensor ke dalam kateter arteri nomor 20 dan berbagai faktor dapat diukur

dengan sensor ini yakni PCO2 dan PO2. Dengan cara ini system monitor

aman, akurat dan dapat digunakan .

Untuk mengetahui Gangguan oksigenasi dan karbondioksida pada system

nafas, sangat penting kita mengetahui komponen normal oksigenasi :

Komponen Normal Oksigenasi :

Transport oksigen 600 – 100 cc/mnt

500 – 600 mL/mnt/m2

Oksigen

konsumsi

120 – 160 mL/mnt/m2

3 – 4 cc/mnt/kg

Ekstrasi Oksigen 0.25 – 0.35 %

Cardiac Output 4 – 8 liter/mnt

2,5 – 4 ltr/mnt/m2

Hemoglobin 12 – 16 g/dL

SaO2 > 0,90 atau > 90 %

PaO2 60 – 100 mm Hg

Dengan mengetahui secara lengkap dan detail tentang pengkajian Sistem

Pernapasan baik pengkajian fisik maupun Diagnostik, serta penunjang lainnya,

diharapkan perawat yang professional dapat dengan segera mengetahui

16

Page 17: PERNAFASAN - Pengkajian Sistem Pernapasan Rn

gangguan pernapasan yang terganggu dari pasien, sehingga dapat menentukan

intervensi yang tepat dan melakukan kolaborasi dengan cepat dan akurat.

PENGKAJIAN PERNAFASAN PADA GAWAT DARURAT

Pada kondisi Gawat Darurat nafas , yang harus di perhatikan adalah :

AIRWAY : Lihat apakah ada sumbatan jalan nafas ( pada pasien tidak sadar,

hilangnya tonus otot tenggorokan sehingga pangkal lidah jatuh ke belakang. ,

buka jalan nafas dengan pengangkatan rahang bawah ( jaw thrust ) dan

Tengadah kepala topang dagu ( Head tilt Chin Lift ) untuk membebaskan

jalan nafas bila pasien tidak sadar, pasang oral / nasal airway; untuk

menahan pangkal lidah dari dinding belakang faring.

Yang harus di Ingat :

1. Selalu periksa apakah nafas spontan timbul selelah pemasangan oral /

nasopharing.

2. Bila ada nafas spontan lakukan nafas buatan dengan alat bantu nafas

yang memadai.

3. Bila tidak ada alat bantu nafas yang memadai , lakukan pernafasan dari

mulut ke mulut.

BREATHING : Setelah jalan nafas terbuka , kita perlu memonitor

pernafasan pasien dan apabila belum adekuat dapat diberikan pernafasan

buatan antara lain :

a. Pernafasan mulut ke mulut atau mulut ke hidung

b. Pernafasan mulut ke sungkup muka ( pocket Facemask )

c. Tahap lanjut bisa dengan bagging , atau pemasangan Endo trakeal Tube.

CIRCULATION : Periksa apakah ada tanda-tanda henti Jantung ; apabila

ada segera lakukan Resusitasi Jantung Paru ( RJP )

17

Page 18: PERNAFASAN - Pengkajian Sistem Pernapasan Rn

DAFTAR PUSTAKA

M. Amin , Hood Alsagaff , Pengantar Ilmu Penyakit Paru cetakan

kedua , Airlangga University Press , 1993.

Irman Somantri ; www. Pengkajian Sistem Nafas . com ; kumpulan

karya Ilmiah Sistem Pernapasan , 29 April 2008.

Potter & Perry ; Buku ajar Fundamental Keperawatan edisi 4 , EGC ,

cetakan 1 , 2005.

Brenda Goodner , Linda Skidmore Roth , Panduan Tindakan

Keperawatan klinik Praktis , cetakan I . EGC , 1995.

Anna Owen, Pemantauan Perawatan Kritis , cetakan 1 , EGC, 1997.

H. Tabrani Rab , Agenda Gawat Darurat ( Critical Care ) Jilid 1, edisi

pertama , penerbit alumni bandung , 1998.

18

Page 19: PERNAFASAN - Pengkajian Sistem Pernapasan Rn

19