perkembangan sistem respirasi

11
PERKEMBANGAN SISTEM RESPIRASI Respirasi adalah pelepasan energi secara enzimatik dari senyawa organik yang memerlukan oksigen atau tidak (Abercrombie et al, 1997). Sistem respirasi merupakan turunan endoderm yang pada awal perkembangannya merupakan proses evaginasi pada saluran pencernaan primitif pada bagian depan (www.uoguelph.ca/zoology/devobio/210labs/endo1.html). . Gambar bagian-bagian usus depan Perkembangan paru-paru dimulai dari pembentukan alur laryngotracheal pada bagian ventral dari faring (akan berkembang menjadi esofagus) pada permulaan minggu keempat (hari ke-22) perkembangan embrio. Alur laryngotracheal akan berkembang menjadi divertikulum respiratori dan terpisah dari faring, kemudian membentuk laring dan trakea. Pada bagian kaudal, alur laryngotracheal bercabang dua membentuk tunas paru-paru pada hari ke-26 sampai 28. 1. bagian pertama, berada pada bagian ventral dari otak yang sedang berkembang, membentuk faring primitif , yang berasosiasi dengan busur branchial. 2. bagian kedua, berada pada bagian dorsal dari jantung, membentuk tunas paru-paru dan esophagus.

Upload: yuliana-purnamasari

Post on 24-Nov-2015

36 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Perkembangan Sistem Respirasi

TRANSCRIPT

PERKEMBANGAN SISTEM RESPIRASI

PERKEMBANGAN SISTEM RESPIRASI

Respirasi adalah pelepasan energi secara enzimatik dari senyawa organik yang memerlukan oksigen atau tidak (Abercrombie et al, 1997). Sistem respirasi merupakan turunan endoderm yang pada awal perkembangannya merupakan proses evaginasi pada saluran pencernaan primitif pada bagian usus depan (www.uoguelph.ca/zoology/devobio/210labs/endo1.html).. Gambar bagian-bagian

usus depanPerkembangan paru-paru dimulai dari pembentukan alur laryngotracheal pada bagian ventral dari faring (akan berkembang menjadi esofagus) pada permulaan minggu keempat (hari ke-22) perkembangan embrio. Alur laryngotracheal akan berkembang menjadi divertikulum respiratori dan terpisah dari faring, kemudian membentuk laring dan trakea. Pada bagian kaudal, alur laryngotracheal bercabang dua membentuk tunas paru-paru pada hari ke-26 sampai 28.

Lapisan endothelial pada bronki tunas paru-paru akan berkembang menjadi bronki, bronki akan terus berkembang dan akan berakhir membentuk kantung-kantung udara yang disebut alveoli, tempat difusi oksigen dan karbon dioksida dalam darah berlangsung. (www.uoguelph.ca/zoology/devobio/210labs/endo1.html).Percabangan asimetris terjadi selama 2 minggu, terlihat setelah pembentukan bronki sekunder : 3 di sebelah kanan dan 2 di sebelah kiri yang akhirnya membentuk lobus-lobus paru-paru pada minggu kelima. Pada minggu keenam, terjadi pembentukan bronki tersier dan segmen bronko-pulmonari.

Perkembangan dari paru-paru melewati 3 tahap:1. fase glandular- minggu ke-7 s.d 16-percabangan hingga tahap bronkiolus terminal

2. fase canalicular-minggu ke-16 s.d 28- perkembangan bronkiolus respiratory

3. fase saccular-minggu ke-28 s.d 36- perkembangan alveoli primer

4. fase alveolar-minggu ke-36 s.d 40- pendewasaan alveoli

a. pneumosit tipe I berdiferensiasi dan epithelium menjadi lebih tipis

b. pneumosit tipe II berdiferensiasi dan mengeluarkan sekret surfaktan

Endoderm tunas paru-paru dan percabangan yang berkembang darinya menjadi epitel yang melapisi permukaan dalam seluruh saluran respirasi, alveoli, dan kelenjar yang berasosiasi dengannya.Mesoderm yang mengelilinginya, yakni splanknopleura menjadi struktur pendukung sistem respirasi : jaringan ikat, kartilago, otot, dan pembuluh darah.

Percabangan bronki dipengaruhi oleh mesenkim disekitar trakea dan bronki. Mesenkim disekitar trakea akan menghambat terbentuknya percabangan sedangkan mesenkim disekitar bronki akan menginduksi bronki sehingga terjadi poliferasi untuk pembentukan cabang lebih lanjut.

Untuk membuktikan hal tesebut dilakukan percobaan, yaitu transplantasi bagian mesoderm bronki ke bagian mesoderm trakea akan menghasilkan cabang langsung pada bagian trakea. Transplantasi mesoderm trakea ke bagian bronki akan menghambat percabangan pada bronki.Kelainan-kelainan dalam pembentukan sistem respirasi1. Trakeo-esophageal fistula (esophageal atresia)

kelainan ini disebabkan adanya kegagalan dalam diferensiasi pembentukan trakea dari bakal esofagus. Tunas trakea dengan cepat berpoliferasi pada bagian bakal esofagus pada usus depan dan akan membentuk trakea melalui proses apoptosis untuk membentuk suatu struktur tabung. Pada waktu yang bersamaan, bagian esofagus pada usus depan juga mengalami poliferasi sehingga esofagus kehilangan lumen.

2. Lobar emphysema adanya defisien tulang rawan pada bagian lobus kiri atas bronkus sehingga lobus atas bronkus tampak menggelembung. Kemungkinan kelainan ini disebabkan kegagalan poliferasi sel dalam membentuk percabangan bronki.

3. Congenital diafragmatik herniakegagalan foramen pleuroperitoneal menutup untuk membatasi rongga perut dengan rongga dada sehingga usus, lambung, atau limfa dapat masuk kedalam rongga pleura menekan paru-paru.

4. Azygos lobe

lobus kanan atas paru-paru membesar atau melebar kearah posteriorDaftar pustaka

(www.uoguelph.ca/zoology/devobio/210labs/endo1.html). http://www.geocities.com/soid3my/janin.htm http://staff.um.edu.mt/acus1/Respiratory.pdf

Abercrombie, M, dkk. 1997. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta : Erlangga

Carlson, Bruce M. 1996. Pattens Foundatin of Embriology sixth edition. McGraw- Hill, Inc; AmerikaGilbert, S.F. 2000. Developmental Biolog,.sixth edition. Sinauer Associates, INC.,Publishers,Sunderland,Massachusetts.

bagian pertama, berada pada bagian ventral dari otak yang sedang berkembang, membentuk faring primitif , yang berasosiasi dengan busur branchial.

bagian kedua, berada pada bagian dorsal dari jantung, membentuk tunas paru-paru dan esophagus.

bagian ketiga, berada pada bagian dorsal dari septum transversum dan membentuk lambung dan struktur gastro-intestinal yang lain.

Selama minggu ke-7 hingga 16 percabangan terjadi sekitar 14 kali sampai tingkat bronkiolus terminal akhir. Pada tahap ini belum ada alveoli. Paru-paru fetus selama periode ini berada pada tahap glandular sebab bronkiolus terminal menyerupai kelenjar asini. Bronki yang mempunyai kartilago pada dindingnya manandai sayatan sebagai paru-paru fetus.