perkembangan peserta didik

Upload: tika-zahara

Post on 12-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar BelakangMenurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, disebutkan dalam undang-undang tersebut bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kualitas pendidikan perlu untuk terus ditingkatkan. Kualitas pendidikan ini terkait dengan kualitas proses dan kualitas hasil. Kualitas proses dapat dicapai apabila proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan peserta didik dapat menghayati serta menjalani proses pembelajaran secara bermakna. Kualitas hasil dapat dilihat pada unjuk kerja peserta didik yang menunjukan kecakapan hidup dan kompetensi dengan tingkat penguasaan yang tinggi; yang meliputi pemahaman dan penghayatan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan juga nilai-nilai terhadap tugas-tugas belajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam kehidupannya dan tuntutan yang ada di masyarakat.Guru merupakan suatu pekerjaan profesional, yang memerlukan suatu keahlian khusus. Karena keahliannya bersifat khusus, guru memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam kegiatan pembelajaran, yang akan menentukan mutu pendidikan di suatu satuan pendidikan. Keahlian khusus itu pula yang membedakan profesi guru dengan profesi yang lainnya. Dimana perbedaan pokok antara profesi guru dengan profesi yang lainnya terletak dalam tugas dan tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab tersebut erat kaitannya dengan kemampuan-kemampuan yang disyaratkan untuk memangku profesi tersebut.Oleh Karena itu, sebagai guru profesional, setiap guru harus melakukan pengembangan kemampuannya dalam pembelajaran secara berkesinambungan. Tuntutan terhadap pengembangan pembelajaran secara berkesinambungan disebabkan Karena substansi kajian dan konteks pembelajaran selalu berkembang dan berubah menurut dimensi ruang dan waktu. Di samping itu, keharusan bagi setiap guru untuk mengembangkan kemampuannya dalam pembelajaran secara terus-menerus dalam rangka pelaksanaan tugas dan tanggung jawab secara profesional, didorong juga oleh perkembangan dalam kehidupan bermasyarakat, perkembangan pemerintahan dan perubahan kurikulum pendidikan.Berdasarkan dari uraian di atas, maka pengembangan kemampuan guru dalam pembelajaran perlu ditingkatkan dalam rangka pelaksanaan tugas dan tanggung jawab secara professional.

B.Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang ada didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan (skill)?2. Keterampilan dasar apa saja yang harus dikuasai oleh seorang guru?3. Bagaimana cara mengembangkan keterampilan dasar seorang guru?

C.Tujuan PenulisanAdapun tujuan penulisan makalah ini adalah:1. Untuk mengetahui pengertian keterampilan (skill).2. Untuk mengetahui kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh seorang guru.3. Untuk mengetahui cara mengembangkan keterampilan dasar seorang guru.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian pembelajaran dan skill Secara umum, pembelajaran merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam prilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara lengkap pengertian pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[footnoteRef:1] [1: Tim pengembang ilmu pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 137.]

Skill atau keterampilan adalah perilaku yang menunjukkan kemampuan individu dalam melakukan tugas mental atau fisik tertentu yang dapat diobservasi.[footnoteRef:2] Sehingga dapat kita simpulkan keterampilan guru adalah suatu kemampuan guru melakukan tugas dalam upaya merubah perilaku siswa dalam pembelajaran. [2: Budy Purnawanto, Manajemen SDM Berbasis Proses, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 91.]

B. Keterampilan dasar mengajarSeorang guru hendaknya memiliki keterampilan dasar mengajar atau disebut juga sebagai teaching skills. Adapun teaching skills yang harus dikuasai dan dikembangkan oleh seorang guru adalah:1. Keterampilan bertanya.Dalam proses belajar-mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak positif terhadap siswa, yaitu:a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajarb. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakanc. Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya.d. Menuntun proses berpikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.e. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.Keterampilan dan kelancaran bertanya dari calon guru maupun dari guru itu perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi pertanyaannya maupun teknik bertanya.Dalam bertanya, guru hendaknya menggunakan dasar-dasar pertanyaan yang baik, seperti:a. Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.b. Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan.c. Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu.d. Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan.e. Bagikan semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata.f. Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya.g. Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.Dalam memberikan pertanyaam, guru hendaknya memberikan pertanyaan yang variatif, berikut jenis-jenis pertanyaan yang dapat diberikan oleh guru. a. Pertanyaan permintaan (compliance question), yakni pertanyaan yang mengharapkan agar siswa mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan. Contoh: dapatkah kamu tenang agar suara bapak/ibu dapat didengar oleh kalian?.b. Pertanyaan retoris, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh guru. Hal ini merupakan teknik penyampaian informasi kepada murid. Contoh: mengapa observasi diperlukan sebelum melaksanakan PPL? Sebab observasi merupakan dst.c. Pertanyaan mengarahkan atau menuntun, yaitu pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada murid dalam proses berpikirnya. Hal ini dilakukan apabila guru menghendaki agar siswa memperhatikan dengan saksama bagian tertentu atau inti pelajaran yang dianggap penting. Dari segi yang lain, apabila siswa tidak dapat menjawab atau salah menjawab, guru mengajukan pertanyaan lanjutan yang mengarahkan atau menuntun proses berpikir siswa sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan jawaban dari pertanyaan tadi.d. Pertanyaan menggali, yaitu pertanyaan lanjutan yang akan mendorong murid untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan pertama. Dengan pertanyaan menggali ini siswa didorong untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jawaban yang diberikan pada pertanyaan sebelumnya.[footnoteRef:3] [3: Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 75.]

Menurut taksonomi bloom, pertanyaan dibagi ke dalam beberapa jenis, diantaranya:a. Pertanyaan pengetahuan, atau ingatan dengan menggunakan kata-kata apa, di mana, kapan, siapa, dan sebutkan. Contoh: sebutkan ciri-ciri micro-teachingb. Pertanyaan pemahaman, yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bersifatb pemahaman dengan kata-kata sendiri. Biasanya menggunakan kata-kata jelaskan, uraikan, dan bandingkan. Contoh: jelaskan manfaat micro-teaching!c. Pertanyaan penerapan, yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban untuk menerapkan pengetahuan atau informasi yang diterimanya. Contoh: berdasarkan proses tersebut, kesimpulan apa yang dapat anda berikan?d. Pertanyaan sintesis, yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut murid untuk membuat ramalan, memecahkan masalah, mencari komunikasi. Contoh: apa yang terjadi bila musim kemarau tiba? Apa yang anda lakukan bila seorang siswa anda tidak mau memperhatikan pelajaran?e. Pertanyaan evaluasi, yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu issu yang ditampilkan. Contoh: bagaimana pendapat anda tentang program transmigrasi? Apa komentar anda tentang keluarga berencana.[footnoteRef:4] [4: Ibid., h. 76. ]

Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar-mengajar, guru perlu menunjukkan sikap baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Sikap dan cara guru termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan, dan posisi badan menampakkan ada-tidaknya kehangatan dan keantusiasan.Dalam bertanya, guru harus menghindari kebiasaan-kebiasaan seperti:a. Jangan mengulang-ulang pertanyaan bila siswa tidak mampu menjawabnya. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya perhatian dan partisipasi siswa.b. Jangan mengulang-ulang jawaban siswa. Hal ini akan membuang-buang waktu, siswa tidak memperhatikan jawaban temannya karena menunggu komentar dari guruc. Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa memperoleh kesempatan untuk menjawabnya. Hal ini membuat siswa frustasi dan mungkin ia tidak mengikuti pelajaran dengan baik.d. Usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan secara serempak karena guru tidak dapat mengetahui dengan pasti siapa yang menjawab benar dan siapa yang salah serta menutup kemungkinan merinteraksi selanjutnya.e. Menetukan siapa yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan akan menyebabkan siswa yang tidak ditunjuk untuk menjawab tidak memikirkan jawaban pertanyaan. Oleh karena itu, pertanyaan hendaknya ditujukan lebih dahulu kepada seluruh siswa, baru kemudian guru menunjuk salah seorang untuk menjawabnyaf. Pertanyaan ganda: guru kadang-kadang mengajukan pertanyaan yang sifatnya ganda, menghendaki beberapa jawaban atau kegiatan yang diharuskan oleh siswa. Contoh: apa yang dimaksud dengan micro-teaching dan apa gunanya bagi kita sebagai calon guru? Apa yang menyebabkan terjadinya turun hujan dan bagaimana akibatnya bila turun hujanAdapun komponen-komponen dalam keterampilan bertanya dasar adalah sebagai berikut: a. Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkatPertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.b. Pemberian acuanSebelum memberikan pertanyaan, kadang-kadang guru perlu memberikan acuan yang berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa, contoh: kita ketahui bahwa erosi tanah dapat disebabkan oleh air dan angina. Coba kamu sebutkan faktor penyebab yang lain yang mengakibatkan terjadinya erosi.c. Pemindahan giliranAdakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari seorang siswa karena jawaban siswa benar atau belum memadaid. PenyebaranUntuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya di dalam pelajaran, guru perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak. Ia hendaknya berusaha agar semua siswa mendapat giliran secara merata. Perbedaannya dengan pemindahan giliran adalah bahwa pada pemindahan giliran, beberapa siswa secara bergilir diminta menjawab pertanyaan yang sama, sedangkan pada penyebaran, berbeda, disebarkan giliran menjawabnya kepada siswa yang berbeda pula, sedangkan pada penyebaran, beberapa pertanyaan yang berbeda, disebarkan giliran menjawabnya kepada siswa yang berbeda pula. e. Pemberian waktu berpikirSetelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberi waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya.f. Pemberian tuntunanBila siswa itu menjawab salah atau tidak dapat menjawab, guru hendaknya memberikan tuntutan kepada siswa itu agar ia dapat menemukan sendiri jawaban yang benarSetelah keterampilan bertanya dasar, terdapat keterampilan bertanya lanjut dibentuk atas dasar penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Oleh sebab itu, komponen bertannya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponennya adalah sebagai berikut:a. Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaanPertanyaan yang dikemukakan guru dapat mengandung proses mental yang berbeda-beda, dari proses mental yang rendah sampai proses mental yang tinggi. Oleh karena itu, guru dalam mengajukan pertanyaan hendaknya berusaha mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan dari tingkat mengikat kembali fakta-fakta ke berbagai tingkat kognitif lainnya yang lebih tinggi seperti pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Guru dapat pula mengajukan pertanyaan pelacak (probing)b. Pengaturan urutan pertanyaanUntuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya rendah ke yang lebih tinggi dan kompleks, guru hendaknya dapat mengatur urutan pertanyaan yang diajukan kepada siswa dari tingkat mengingat, kemudian pertanyaan pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Usahakan agar jangan memberikan pertanyaan yang tidak menentu atau yang bolak-balik misalnya sudah sampai kepada pertanyaan analisis, kembali lagi kepada pertanyaan ingatan, dan kemudian melonjak kepada pertanyaan evaluasi. Hal ini akan menimbulkan kebingungan pada siswa dan partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran dapat menurun.c. Penggunaan pertanyaan pelacakJika jawaban siswa dinilai benar oleh guru, tetapi masih dapat ditingkatkan menjadi lebih sempurna, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut. Berikut ini adalah beberapa teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan.1) Klasifikasi: jika siswa menjawab dengan kalimat yang kurang tepat, guru memberikan pertanyaan pelacak yang meminta siswa tersebut untuk menjelaskan dengan kata-kata lain sehingga jawaban siswa menjadi lebih baik.2) Meminta siswa memberikan alasan (argumentasi) yang dapat menunjang kebenaran pandangannya dalam menjawab pertanyaan guru.3) Meminta kesempatan pandangan: guru memberikan kesempatan kepada siswa lainnya untuk menyatakan persetujuan atau penolakan disertai alasan terhadap jawaban rekannya, agar diperoleh pandangan yang dapat diterima oleh semua pihak.4) Meminta kesempatan jawaban: guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban yang diberikannya bila dianggap kurang tepat.5) Meminta kembali jawaban yang lebih relevan: bila jawaban siswa kurang relevan, guru dapat meminta jawaban yang benar dan relevan dari siswa tersebut.6) Meminta contoh: bila siswa menjawab dengan samar-samar, guru dapat meminta siswa untuk memberikan ilistrasi atau contoh konkret tentang apa yang dikemukakannya.7) Meminta jawaban yang lebih kompleks: guru dapat meminta siswa tersebut untuk memberi penjelasan atau ide-ide penting lainnya sehingga jawaban yang diberikannya menjadi lebih kompleks.Peningkatan terjadinya interaksiagar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab atas kemajuan hasil diskusi, guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan peranannya sebagai penanya sentral dengan cara mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Jika siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak segera menjawab, tetapi melontarkannya kembali kepada siswa lainnya.[footnoteRef:5] [5: Ibid., h. 79. ]

2. Keterampilan memberi penguatan Penguatan adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi. Atau, penguatan adalah suatu respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengajar atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar.Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan sebagi berikut:a. Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran.b. Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar.c. Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.Jenis-jenis penguatan dapat berupa penguatan verbal dan dapat pula nonverbal. Penguatan verbal biasanya diungkapkan atau diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan sebagainya, misalnya bagus, bagus sekali, betul, pintar, ya, seratus buat kamu!Sedangkan penguatan nonverbal terdiri daria. Penguatan isyarat, misalnya anggukan atau gelengan kepala.b. Penguatan pendekatan, penguatan ini berfungsi sebagai penambah penguatan verbal.c. Penguatan dengan sentuhan, dalam hal ini guru melakukan kontak dengan siswa yang menjawab pertanyaaan dengan benar seperti menyentuh pundaknya tau mengangkat tangan siswa yang memenangkan pertandingan.d. Penguatan dengan kegiatan menyenangkan, dengan penguatan ini guru menggunakan kegiatan atau tugas yang disenangi oleh siswa.e. Penguatan berupa simbol, penguatan ini dilakukan dengan memberikan benda kepada siswa yang melakukan ha benar.f. Untuk siswa yang memberikan jawaban sebagian benar, guru hendaknya melakukan pegutan partial berupa kata-kata seperti: ya, jawabannya sudah benar, tapi harus disempurnakan. Hal ini agar siswa mengetahui bahwa jawabannya tidak benar secara keseluruhan akan tetapi ia mendapat dorongan untuk memperbaikinya.Prinsip penguatan adalah memberikan kehangatan dan keantusiasan siswa terhadap belajar dan pembelajaran serta memberikan kebermaknaan sehingga siswa mengerti. Prinsip penguatan juga mennghindari penggunaan respon yang negatif ketika siswa tidak dapat menjawab dengan benar.Cara menggunakan penguatan bermacam-macam. Penguatan bisa dilakukan secara pribadi, kelompok, segera dan variatif.

3. Keterampilan mengadakan variasiVariasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam koteks interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk menghindari kebosanan dalam situasi belajar mengajar.[footnoteRef:6] Melihat pengertiannya, variasi stimulus bertujuan untuk: [6: Ibid., h. 84. ]

a. Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa tentang hal-hal baru.b. Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin tahu dasn menyelidiki hal baru.c. Memupuk tingkah laku positif terhadap sekolah dan guru.d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenangi.Variasi ini diguanakan dengan maksud dan tujuan tertentu, dilakukan secara berkesinambungan dan lancar, dan agar tidak luput dalam pembelajaran, hendaknya variasi juga dicantumkan dalam rencan pembelajaranVariasi bisa dilakukan dalam cara mengjar guru ataupun dalam penggunaan media dan lat pembelajaran. Tidak hanya itu variasi juga dilakukan dalam pola interaksi dan kegiatan siswa. Dalam cara mengajar, guru dapat menggunakan variasi seperti kontak pandang dan gerak, menggunakan variasi suara, gerakan badan dan mimik, pemusatan perhatian, dan bisa saja guru berpindah posisi agar tidak terpaku pada satu posisi. Selain itu, guru juga bisa saja menggunakan media atau alat yang variatif dalam mengajar sepeti power point, alat peraga, alat demonstrasi, dan lain-lain. Variasi juga dapat dilakukan dalam pola interaksi kegiatan siswa.

Adapun jenis interaksi yang dapat dilakukan adalah:a. Komunikasi 1 arahb. Komunikasi 2 arah antara guru dan muridc. Komunikasi guru ke murid dan sesama muridd. Komunokasi multi arah e. Komunikasi melingkar, yaitu siswa mendapat giliran untuk berbicara sekali dan tidak boleh berbicara sebanyak 2 kali bila siswa yang lain belum bemapat giliran untuk berbicara

4. Keterampilan Menjelasakan Keterampilan menjelaskan adalah keterampilan menyajikan bahan ajar secara sistematis sehingga dapat dimengerti oleh peserta didik dengan baik. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di dalam kelas. Oleh sebab itu, hal ini haruslah diperbaiki untuk ditingkatkan keefektifannya agar tercapai hasil optimal dari penjelasan dan pembicaraan guru sehingga bermakna bagi murid.Menurut Usman tujuan memberikan penjelasan adalah sebagai berikut: a. Membimbing murid untuk mendapat dan memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar.b. Melibatkan murid untuk berpikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan. c. Untuk mendapat balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.d. Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.[footnoteRef:7] [7: Ibid., h. 89]

Memberikan penjelasan merupakan salah satu aspek yang penting dalam perbuatan guru. Alasan mengapa hal ini sangat diperlukan adalah:a. Pada Umumnya Interaksi komunikasi lisan di dalam kelas di dominasi oleh guru.b. Sebagian besar kegiatan guru adalah memberikan informasi. Oleh karena itu efektivitas pembicaraan perlu ditingkatkan.c. Penjelasan yang diberikan oleh guru sering tidak jelas.d. Tidak semua siswa dapat menggali sendiri informasi yang diperoleh.e. Sumber informasi yang diperoleh siswa sering terbatas.f. Guru sering tidak dapat membedakan antara menceritakan dengan memberikan penjelasan.[footnoteRef:8] [8: JJ. Hasibuan, Dip. Ed, dan Drs. Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2008), hal. 70. ]

Menurut Soetomo, manfaat dari keterampilan menjelaskan adalah sebagai berikut:a. Dapat Membimbing siswa untuk memahami dengan jelas, juga pertanyaan mengapa, yang mereka ajukan atau dikemukakan oleh guru.b. Dapat menolong siswa untuk memahami dan mendapatkan hukum, dalil-dalil prinsip ilmu dengan contoh sehari-hari secara objektif dan bernalar.c. Dapat melibatkan murid secara aktif ikut berfikir.d. Dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar.e. Dapat memperluas bagi anak untuk menguasai materi yang dipelajari.[footnoteRef:9] [9: Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), hal. 109.]

5. Keterampilan Membuka dan Menutup PelajaranKeterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan keterampilan yang juga harus dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar agar kegiatan belajar dan mengajar tersebut dapat berjalan dengan baik. Membuka pelajaran dapat diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada apa yang akan dipelajari. Adapun menutup adalah mengakhiri proses pembelajaran dengan melihat tingkat pencapaian siswa. Keterampilan ini bertujuan untuk menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap tugas-tugas yang dihadapi, memungkinkan siswa mengetahui hubungan antara pelajaran sebelumnya, serta memungkinkan siswa untuk menggabungkan pengetahuannya dengan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan, serta konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa.[footnoteRef:10] [10: Miftahussirojudin, Delapan Keterampilan Dasar Bagi Pendidik Dalam Proses Pembelajaran, (Surabaya : Widyaiswara Muda BDK, tanpa tahun) h. 5.]

Menurut Usman komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah sebagai berikut:a. Membuka Pelajaran1) Menarik perhatian siswa.2) Menimbulkan motivasi siswa.3) Memberi acuan melalui berbagai usaha kepada siswa.4) Membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa.b. Menutup Pelajaran1) Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan.2) Mengevaluasi pelajaran yang telah dilakukan.[footnoteRef:11] [11: Bukunya novi hal 92-93]

6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok KecilMenurut Mulyasa, diskusi kelompok adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah.[footnoteRef:12] [12: Suwarna, Pengajaran Mikro, (Yogyakarta:Tiara Wacan, 2006) hal 79 ]

Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berfikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.Agar kita terampil mengelola dan membimbing diskusi kecil, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, antara lain:a. Diskusi berlangsung secara terbuka.Hal ini ditandai dengan adanya antusiasme berpartisipasi, kehangatan hubungan antar pribadi, kesediaan menerima dan mengenal lebih jauh topik diskusi, dan kesediaan menghargai pendapat orang lain. Dengan demikian, semua anggota kelompok mempunyai keinginan untuk dikenal dan dihargai, dapat merasa aman dan bebas mengemukakan pendapat. b. Perlu perencanaan dan persiapan yang matang1) Topik yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, minat, dan kemampuan setiap peserta didik.2) Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks, bukan jawaban tunggal.3) Perlu ada informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik tersebut agar para peserta didik memiliki persepsi yang sama.4) Kita harus benar-benar siap dengan sumber informasi sebagai motivator dan fasilitator sehingga mampu memberikan penjelasan dan mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi setiap orang.

7. Keterampilan Mengelola KelasPengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara konsidi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi gangguan dalam suasana belajar-mengajar.[footnoteRef:13] [13: Tim pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan aplikasi pendidikan, (Bandung: Grasindo, 2007), h. 164.]

Beberapa komponen keterampilan dalam mengelola kelas adalah sebagai berikut:a. Keterampilan yang berhubungan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif). Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil intensif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang beruhubungan dengan hal-hal tersebut yang meliputi kegiatan sebagai berikut:1) Menunjukkam sikap tanggap, kesan ketanggapan ini dapat ditunjukkan dengan berbagai cara sebagai berikut a) Memandang secara saksama.b) Gerak mendekati.c) Memberikan pernyataan.d) Memberi reaksi terhadap gangguan dan kericuhan siswa.2) Memberi perhatian secara visual maupun verbal.3) Memustakan perhatian kelompok yang dapat dilaksanakan dengan cara berikut:4) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas.5) Menegur, apabila terdapat siswa yang mengganggu situasi kelas guru dapat memberi teguran secara verbal. Teguran verbal yang efektif ialah yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:a) Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu serta kepada tingkah lakunya yang menyimpang.b) Menghindari sikap kasar dan menyakitkan atau yang mengandung penghinaan.c) Mengindari ochan dan ejekan.6) Memberi penguatan. Dalam hal ini guru dapat menggunakan dua macam cara sebagai berikut:a) Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang dianggap mengganggu, yaitu dengan jalan menangkap siswa tersebut ketika sedang melakukan tingkah laku yang tidak wajar.b) Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang bertingkah laku wajar dan demikian menjadi contoh atau teladan tentang tingkah laku positif bagi siswa yang suka mengganggu.[footnoteRef:14] [14: ]

b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud guru dapat mengadakan tindakan yang dapat mengembalikan kondisi belajar yang optimal.[footnoteRef:15] [15: Usman, Op.Cit., h. 100.]

Pada suatu tingkat tertentu guru dapat menggunakan strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku siswa yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam tugas kelas. Strategi tersebut mencakup:1) Modifikasi tingkah laku.2) Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara memperlancar tugas-tugas dan memelihara kegiatan-kegiatan kelompok.3) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.

8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan Pengajaran kelompok kecil yang terdiri dari 3-8 orang setiap kelompoknya dan perseorangan memungkinkan guru memeberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akbar antara guru dan siswa maupun antar siswa dengan siswa. Terkadang ada siswa yang lebih mudah belajar dari temannya sendiri, ada pula siswa yang lebih mudah belajar karena harus mengajari atau melatih temannya sendiri. Dalam hal ini pengajaran kelompk kecil dapat memenuhi kebutuhan tersebut. pengajaran ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif, memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar, berkembangnya daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa, serta dapat memenuhi kebutuhan siswa secara optimal. Dengan demikian, penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan merupakan satu kebutuhan yang esensial bagi setiap calon guru dan guru professional. Berikut komponen keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki guru dalam mengajar kelompok kecil dan perseorangan:a. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadiSalah satu prinsip pengajaran kelompok kecil dan perseorangan adalaha terjadinya hubungan yang akrab dan sehat antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Hal ini dapat terwujud bila guru memiliki keterampilan berkomunikasi secara pribadi yang dapat diciptakan antara lain dengan:1) Menunjukkan kehangatan dan kepakan terhadap kebutuhan siswa baik dalam kelompok kecil maupun perseorangan.2) Mendengarkan secara simpatik ide-ide yang dikemukakan oleh siswa.3) Memberikan respon positif terhadap buah pikiran siswa.4) Membangun hubungan saling mempercayai.5) Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa.6) Berusaha mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman, penuh pemahaman, dan dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.b. Keterampilan mengorganisasiSelama kegiatan kelompok kecil atau perseorangan berlangsung, guru berperan sebagai orgasnisator yang mengatur dan memonitor kegiatan dari awal sampai akhir. Dalam hal ini guru memerlukan keterampilan sebagai berikut:1) Memberikan orientasi umum tentang tujuan dan tugas yang akan dilakukan.2) Memvariasikan kegiatan yang mencakup penyedian ruangan, perlatan, dan cara melaksanakannya.3) Membentuk kelompok yang tepat.4) Mengoordinasikan kegiatan.5) Membagi perhatian kepada berbagai tugas dan kebutuhan siswa.6) Mengakhiri kegiatan dengan laporan hasil yang dicapai oleh siswa.c. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajarKeterampilan ini memungkinkan guru membantu siswa untuk maju tanpa mengalami frustasi. Hal ini dapat dicapai bila guru memiliki keterampilan berikut.1) Memberikan penguatan yang merupakan dorongan yang penting bagi siswa untuk maju.2) Mengembangkan supervisi proses awal, yakni sikap tanggap guru terhadap siswa baik individu maupun kelompok yang memungkinkan guru mengetahui apakah segala sesuatu berjalan lancar sesuai dengan yang dihadapkan.3) Mengadakan supervisi proses lanjut yang memusatkan perhatian pada penekanan dan pemberian bantuan ketika kegiatan berlangsung.4) Mengadakan supervisi pemanduan yang memusatkan perhatian pada penilaian pencapaian tujuan dari berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyiapkan rangkuman dan pemantapan sehingga siswa saling belajar dan memperoleh wawasan yang menyeluruh.d. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajarUntuk membuat perencanaan yang tepat, guru dituntut mampu mendiagnosis kemampuan akademis siswa, memahami gaya belajar-mengajar, minat siswa, dan sebagainnya. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar ini mencakup:1) Membantu siswa menetapkan tujuan pelajaran dan menstimulasi siswa untuk mencapai tujuan tersebut.2) Merencanakan kegiatan belajar bersama siswa yang mencakup kriteria keberhasilan, langkah-langkah kerja, waktu, serta kondisi belajar.3) Bertindak atau berperan sebagai penasihat bagi siswa bila diperlukan.4) Membantu siswa menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri.

C.Format Observasi Keterampilan MengajarBerikut adalah beberapa format observasi keterampilan mengajar:Format 1CONTOH LEMBAR OBSERVASIKETERAMPILAN BERTANYA DASARNama Calon/Guru:Hari/Tgl. :Bidang Studi:Sekolah :Pokok Bahasan:Kelas :No.Komponene ket.FrekuensiKomentar

1.Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat

2.Pemberian acuan

3.Pemusatan

4.Pemindahan gilir

5.Penyebaran:a. ke seluruh kelasb. respon siswa

6.Pemberian waktu berpikir

7.Pemberian tuntutan:a. pengungkapan pertanyaan dengan cara lainb. pengungkapan penjelasan sebelumnya

Pengamat,[footnoteRef:16] [16: Usman, Op.Cit., h. 109.]

..

Format 2CONTOH LEMBAR OBSERVASIKETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECILNama Calon/Guru:Hari/Tgl. :Bidang Studi:Sekolah :Pokok Bahasan:Kelas :No.Komponen keterampilanTanda

1Keterampilan pengorganisasiana. memeberikan motivasib. membuat variasi tugasc. menutup

2Membimbing dan memudahkan belajara. memberi penguatan b. sepervisi proses awalc. supervise prosesd. interaksi

3Rencana penggunaana. ruanganb. alat-alatc. sumberd. gerakan siswae. gerakan guru

4Apakah tugas?a. Diarahkan dengan jelas?b. Menarik dan menantang.c. Memberikan kesempatan

Pengamat,[footnoteRef:17] [17: Usman, Op.Cit., h. 117.]

..