perkembangan intelektual pada fase remaja

30
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL PADA FASE REMAJA OLEH : KELOMPOK 5 : 1. NI KETUT OPAYANTI (1315057002) 2. ASGAR ARGA WIGUNA (1315057016) 3. I MADE ERI DWISANTIKA (1315057026) 4. I WAYAN GEDE KESUMA DANA (1315057028) i

Upload: ova-opayanti

Post on 26-Jun-2015

11.789 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja

TRANSCRIPT

Page 1: Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja

PERKEMBANGAN INTELEKTUAL

PADA FASE REMAJA

OLEH :

KELOMPOK 5 :

1. NI KETUT OPAYANTI

(1315057002)

2. ASGAR ARGA WIGUNA

(1315057016)

3. I MADE ERI DWISANTIKA

(1315057026)

4. I WAYAN GEDE KESUMA DANA

(1315057028)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

i

Page 2: Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2013

ii

Page 3: Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa maka penulis dapat

menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Perkembangan Intelektual Pada

Fase Remaja”.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-

kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan

yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis

harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini, semoga makalah ini

bermanfaat untuk memberikan.

Singaraja, Desember 2013

Penulis

iii

Page 4: Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL............................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 2

1.3 Tujuan............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Masa Remaja.................................................................................................. 3

2.1.1 Batas Masa Remaja............................................................................ 4

2.2 Pengertian Intelektual..................................................................................... 5

2.3 Perkembangan Intelektual Fase Remaja..........................................................7

2.3.1 Pemikiran Operasional Formal........................................................... 9

2.3.2 Kognisi Sosial..................................................................................... 9

2.3.3 Pengambilan Keputusan....................................................................11

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Intelektual.............................. 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................... 15

3.2 Saran............................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA

iv

Page 5: Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seorang individu dalam rentang kehidupannya di dunia ini harus melalui

berbagai macam masa seiring perkembangan usia mereka. Dalam setiap masa memiliki

tugas-tugas perkembangan masing-masing dan menghadapi bagaimana perubahan yang

terjadi dalam perkembangan usianya. Hal ini berbeda antara masa satu dengan masa

yang lainnya. Masing-masing individu dituntut untuk dapat menyelesaikan setiap tugas

perkembangannya dan mengetahui ciri dan karakteristik sesuai dengan tahapan masa

yang dilaluinya dan rentang usia yang sudah ditentukan pada tiap masa tersebut.

Seorang individu dapat dikatakan berhasil apabila ia telah melewati masanya

dengan baik dan menyelesaikan tugas perkembangannya dengan tepat waktu. Apabila

individu tersebut tidak dapat atau mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas

perkembangannya, maka individu tersebut akan mengalami gangguan atau

ketidakbahagiaan baik dalam aspek fisik, kognitif, emosi, sosial, maupun spiritualnya.

Dari seluruh fase yang terjadi selama rentang kehidupan, salah satu masa yang

memegang peranan penting dalam perkembangan seorang individu adalah masa bayi.

Masa bayi disebut sebagai salah satu fase terpenting karena selama masa ini seorang

individu mulai belajar dan memahami berbagai macam hal-hal dan pengalaman baru

tentang dirinya. Setelah masa bayi dilanjutkan pada masa balita dan anak-anak.

Di balik semua masa itu, ada tuntutan tersendiri yang wajib dicapai seorang

individu setelah melalui masa itu, yaitu menjadi individu yang akan meninggalkan masa

anak-anak menuju kedewasaan. Masa ini biasa disebut masa remaja. Dari masa inilah

yang menentukan kepribadian seorang individu dan menemukan jawaban yang tepat

atas dirinya. Untuk dapat mencapainya, individu-individu yang berusia remaja terlebih

dahulu harus memahami apa saja tugas-tugas perkembangan bagi usia remaja dan

mengetahui apa yang terjadi didalam masa tersebut agar dapat memenuhi tugas-tugas

perkembangannya, memahami kondisi yang dialami, dan siap menjalani masa

selanjutnya. Selain itu seorang individu juga mengetahui apa yang harus diperhatikan,

karena masa-masa ini adalah masa ingin mencari kebebasan yang membuat kecemasan

orang tua atas diri anaknya yang menginjak usia remaja.

1

Page 6: Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja

Terdorong akan rasa keingintahuan serta kenyataan seperti yang tersebut di atas

itulah dipilih topik mengenai perkembangan masa usia remaja sebagai bahan kajian

dalam pembuatan makalah kali ini. Selanjutnya, hasil pengkajian tersebut, diuraikan

dalam makalah berjudul “Perkembangan Intelektual Pada Fase Remaja”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian masa remaja ?

2. Apa pengertian intelektual ?

3. Bagaimana perkembangan intelektual fase remaja ?

4. Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan intelektual ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian masa remaja.

2. Untuk mengetahui pengertian intelektual.

3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan intelektual fase remaja.

4. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan

intelektual.

2

Page 7: Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Masa Remaja

Masa remaja atau yang sering dikenal dengan istilah “Adolesense” yang

berarti “tumbuh” atau tumbuh menjadi dewasa. Secara psikologis, masa remaja

adalah usia dimana individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia dimana

anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada

ditingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integritas dalam

masyarakat mempunyai banyak aspek kurang lebih berhubungan dengan masa puber,

termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang

khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai integritas dalam

hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum

dari periode perkembangan ini.

Masa remaja adalah masa yang sangat menentukan dalam pembentukan

karakter manusia untuk menempuh perkembangan pada masa berikutnya, sehingga

sebagian psikolog mengatakan bahwa masa remaja adalah masa transisi yang dapat

diarahkan pada masa dewasa yang sehat. Jika saja seseorang gagal mengembangkan

tugas menemukan identitasnya pada masa remaja, maka mereka akan kehilangan

arah. Mereka akan mengembangkan prilaku menyimpang (telinquent), melakukan

kriminalitas atau bahkan menutup diri (mengisolasi diri) dari pergaulan kehidupan

masyarakat karena tidak menduduki posisi yang harmonis dalam masyarakat.

Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pada masa remaja adalah

hereditas, keturunan dan lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan disini

adalah lingkungan sosial teman sebaya atau teman dalam pergaulan. Faktor utama

yang menentukan daya tarik hubungan interpersonal diantara remaja adalah adanya

kesamaan dalam minat, nilai-nilai pendapat serta sifat-sifat kepribadian.

Masa remaja memiliki sifat kontinuitas dan diskontinuitas dengan masa

kanak-kanak. Salah satu bentuk kontinuitasnya adalah gen yang diwariskan orang tua

masih mempengaruhi pemikiran dan perilaku remaja, tetapi pada masa remaja, gen

berinteraksi dengan kondisi sosial dunia remaja seperti keluarga, teman sebaya,

persahabatan, pengalaman bersekolah, dan lain-lain (Santrock, 1995). Kemudian,

3

Page 8: Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja

bentuk diskontinuitas masa remaja dengan anak-anak terletak pada rangsangan yang

membangkitkan emosi dan derajat individu, khususnya pengendalian latihan individu

terhadap ungkapan emosi mereka (Hurlock, 1980). Jika pada masa kanak-kanak kita

dapat mengamati seorang anak memperlihatkan bentuk emosi kepada perilaku

nampak (merengek, marah, dan lain-lain.), di masa remaja kita akan melihat individu

meluapkan emosinya dengan perilaku yang berbeda dari masa kanak-kanaknya

seperti menggerutu, mengalihkan emosi dengan bercerita pada teman sebaya..

Pemikiran individu pada saat mereka masuk ke dalam tahap perkembangan

remaja menjadi semakin abstrak, logis dan idealistis. Remaja lebih mampu menguji

pemikiran diri mereka sendiri maupun orang lain dan apa yang dipikirkan oleh orang

lain tentang diri mereka serta cenderung menginterpretasikan dan memantau dunia

sosial. Satu hal yang pasti tentang aspek psikologis dari perubahan fisik remaja

adalah bahwa remaja disibukkan dengan tubuh mereka dan mengembangkan citra

individual mengenai gambaran tubuh mereka. Kemudian, hal yang perlu kita ingat

adalah dunia seorang anak remaja meliputi perubahan social, kognitif dan perubahan

fisik. Sama seperti semua periode perkembangan, proses-proses ini bekerja bersama

untuk menghasilkan siapa kita dimasa remaja (Block, 1992; Eccles & Buchanan,

1992).

2.1.1 Batas Masa Remaja

Terdapat berbagai pendapat mengenai batas dan ukuran tentang kapan

mulainya dan kapan berakhirnya masa remaja itu. Menurut Harold Alberty (1957:86)

periode masa remaja itu kiranya dapat didefinisikan secara umum sebagai suatu

periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang semenjak

berakhirnya masa kanak-kanaknya sampai datangnya masa dewasanya. Para ahli

umumnya sependapat bahwa rentang masa remaja berlangsung dari sekitar 11-13

tahun sampai 18-20 tahun menurut umur kalender kelahiran seseorang. Batas masa

remaja Menurut Kartono (1990), dibagi tiga yaitu :

1. Remaja Awal (12-15 Tahun)

Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan

perkembangan intelektual yang sangat intensif sehingga minat anak pada dunia

luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi

4

Page 9: Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja

namun sebelum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada

masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan

merasa kecewa.

2. Remaja Pertengahan  (15-18 Tahun)

Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa

remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan

badaniah sendiri.Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan

perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis.

3. Remaja Akhir  (18-21 Tahun)

Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal

dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan

keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan

hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola

yang jelas yang baru ditemukannya.

2.2 Pengertian Intelektual

Istilah intelek berasal dari bahasa Inggris, intellect yang menurut Chaplin

(1981) diartikan sebagai :

1. Proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan

menilai, dan kemampuan mempertimbangkan;

2. Kemampuan mental atau itelegensi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian intelek tidak

berbeda dengan pengertian inteligensi yang memiliki arti kemampuan untuk

melakukan abstraksi, serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan

menyesuaikan diri terhadap situasi baru.

Piaget membangi empat tahapan perkembangan intelektual/kognitif, yaitu (1)

tahap sensori motoris, (2) tahap praoperasional, (3) tahap operasional konkret dan (4)

tahap operasional formal. Setiap tahapan memiliki karakteristik tersendiri sebagai

perwujudan kemampuan intelek individu sesuai dengan tahap perkembangannya.

Adapun karakteristik setiap tahapan perkembangan intelek tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Karakteristik Tahap Sensori-Motoris

5

Page 10: Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja

Tahap sensori-motoris ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut

:

a. Segala tindakannya masih bersifat naluriah

b. Aktivitas pengalaman didasarkan terutama pada pengalaman indra

c. Individu baru mampu melihat dan meresapi pengalaman, tetapi belum

mampu untuk    mengategorikan pengalaman

d. Individu mulai belajar menangani objek-objek konkret melalui skema-

skema sensori-motorisnya.

2. Karakteristik Tahap Praoperasional

Tahap praoperasional ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai

berikut :

a. Individu telah mengkombinasikan dan mentrasformasikan berbagai

informasi

b. Individu telah mampu mengemukakan alasan-alasan dalam menyatakan

ide-ide

c. Individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam suatu

peristiwa konkret, meskipun logika hubungan sebab akibat belum tepat

d. Cara berpikir individu bersifat egosentris ditandai oleh tingkah laku

3. Karakteristik Tahap Operasional Konkret

Tahap operasional konkret ditandai dengan karakteristik menonjol bahwa

segala sesuatu dipahami sebagaimana yang tampak saja atau sebagaimana

kenyataan yang mereka alami. Jadi, cara berpikir individu belum menangkap

yang abstrak meskipun cara berpikirnya sudah tampak sistematis dan logis.

Dalam memahami konsep, individu sangat terikat kepada proses mengalami

sendiri. Artinya, mudah memahami konsep kalau pengertian konsep itu dapat

diamati atau melakukan sesuatu yang berkaitan dengan konsep tersebut.

4. Karakteristik Tahap Operasional Formal

Tahap operasional formal ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai

berikut :

a. Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan

abstraksi.

b. Individu mulai mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak.

6

Page 11: Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja

c. Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat

hipotesis.

d. Individu bahkan mulai mampu membuat perkiraan (forecasting) di masa

depan.

e. Individu mulai mampu untuk mengintrospeksi diri sendiri sehingga

kesadaran diri sendiri tercapai.

f. Individu mulai mampu membayangkan peranan-peranan yang akan

diperankan sebagai orang dewasa.

g. Individu mulai mampu untuk menyadari diri mempertahankan kepentingan

masyarakat di lingkungannya dan seseorang dalam masyarakat tersebut.

2.3 Perkembangan Intelektual Fase Remaja

Berbagai penelitian selama dua puluh tahun terakhir dengan menggunakan

berbagai pandangan teori juga menemukan gambaran yang konsisten dengan teori

Piaget yang menyimpulkan bahwa remaja merupakan suatu periode dimana

seseorang mulai berfikir secara abstrak dan logis. Berbagai penelitian menunjukkan

adanya perbedaan yang konsisten antara kemampuan kognitif anak-anak dan remaja.

Dibandingkan anak-anak, remaja memiliki kemampuan lebih baik dalam

berfikir hipotetis dan logis. Remaja juga lebih mampu memikirkan beberapa hal

sekaligus bukan hanya satu, dalam satu saat dan konsep-konsep abstrak, remaja juga

dapat berfikir tentang proses berfikirnya sendiri, serta dapat memikirkan hal-hal yang

tidak nyata, sebagaimana hal-hal yang nyata untuk menyusun hipotesa atau dugaan.

Menurut Piaget, pemikiran operasional formal berlangsung antara usia 11 sampai 15

tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak, idealis, dan logis daripada

pemikiran operasional konkret. Piaget menekankan bahwa bahwa remaja terdorong

untuk memahami dunianya karena tindakan yang dilakukannya penyesuaian diri

biologis.

Secara lebih lebih nyata mereka mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain.

Mereka bukan hanya mengorganisasikan pengamatan dan pengalaman akan tetapi

juga menyesuaikan cara berfikir mereka untuk menyertakan gagasan baru karena

informasi tambahan membuat pemahaman lebih mendalam.

7

Page 12: Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja

Secara lebih nyata pemikiran operasional formal bersifat lebih abstrak,

idealistis dan logis. Remaja berpikir lebih abstrak dibandingkan dengan anak-anak

misalnya dapat menyelesaikan persamaan aljabar abstrak. Remaja juga lebih

idealistis dalam berpikir seperti memikirkan karakteristik ideal dari diri sendiri,

orang lain dan dunia. Remaja berfikir secara logis yang mulai berpikir seperti

ilmuwan, menyusun berbagai rencana untuk memecahkan masalah dan secara

sistematis menguji cara pemecahan yang terpikirkan. Dalam perkembangan kognitif,

remaja tidak terlepas dari lingkungan sosial. Hal ini menekankan pentingnya

interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif remaja.

Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12–20 tahun secara

fungsional, perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat digambarkan

sebagai berikut.

1. Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak.

2. Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi,

membuat keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah.

3. Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit

dengan yang abstrak.

4. Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesis.

5. Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif untuk

mencapainya psikologi remaja.

6. Mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar berinstropeksi.

7. Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas,

dan identitas (jati diri).

Karakteristik perkembangan intelektual remaja digambarkan oleh Keating

(Syamsu Yusuf, 2004 : 195 - 196) sebagai berikut:

1. Kemampuan intelektual remaja telah sampai pada fase operasi formal

sebagaimana konsep Piaget. Berlainan dengan cara berpikir anak-anak yang

tekanannya kepada kesadaran sendiri di sini dan sekarang (here and now), cara

berpikir remaja berkaiatan erat dengan dunia kemungkinan (world of

possibilities).

2. Melalui kemampuannya untuk menguji hipotesis, muncul kemampuan nalar

secara ilmiah.

8

Page 13: Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja

3. Mampu memikirkan masa depan dan membuat perencanaan dan mengeksplorasi

berbagai kemungkinan untuk mencapainya.

4. Mampu menyadari aktivitas kognitifnya dan mekanisme yang membuat proses

kognitif tersebut efisien atau tidak efisien.

5. Cakrawala berpikirnya semakin luas.

2.3.1 Pemikiran Operasional Formal

Pemikiran operasional formal merupakan salah satu perubahan yang

membedakan antara remaja dengan anak-anak. Pemikiran operasional formal ini

berlangsung pada usia sekitar 11 sampai dengan 15 tahun. Ciri khas dari pemikiran

ini adalah bersifat lebih abstrak, idealistis dan logis. Dengan pemikiran operasional

formal, remaja dapat membangkitkan situasi khayalan, kemungkinan hipotesis dan

penalaran yang benar-benar abstrak. Selain berpikir abstrak, remaja juga berpikir

idealistis. Remaja berpikir tentang ciri-ciri ideal bagi mereka sendiri maupun orang

lain serta  membandingkan diri mereka dengan orang lain. Bila pada masa kanak-

kanak, kita hanya melihat bahwa anak-anak lebih berpikir tentang sesuatu yang nyata

dan terbatas. Sehingga tidak heran bila remaja menjadi tidak sabar dan lebih sering

berfantasi tentang sesuatu yang mengarah ke masa depan. Disaat bersamaan, remaja

juga berpikir secara logis (Kuhn, 1991).

Remaja mulai berpikir layaknya ilmuwan; memecahkan masalah dan menguji

pemecahan masalah secara sistematis. Tipe pemecahan masalah ini diberi nama

penalaran deduktif hipotesis. Penalaran deduktif hipotesis adalah konsep operasional,

Piaget menyatakan bahwa remaja memiliki kemampuan kognitif untuk

mengembangkan hipotesis (dugaan terbaik) mengenai cara memecahkan masalah.

Setelah itu, mereka menarik kesimpulan secara sistematis dan menetapkan cara mana

yang paling tepat untuk memecahkan masalah tersebut. Namun pemikiran

operasional formal yang selama ini dikembangkan Piaget, baru-baru ini ditentang

oleh beberapa ilmuwan (Byrnes, 1988; Danner, 1989; Lapsley, 1989). Menurut para

ilmuwan ini, ternyata terdapat banyak variasi individual. Hanya satu dari tiga orang

remaja yang merupakan pemikir operasional formal dan banyak orang dewasa yang

tidak pernah menjadi pemikir operasional formal. Pada remaja yang menjadi pemikir

operasional formal, proses asimilasi (menggabungkan informasi baru ke dalam

9

Page 14: Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja

pengetahuan yang ada) mendominasi perkembangan awal operasional formal dan

dunia ini dilihat secara subyektif dan ideal.

2.3.2 Kognisi Sosial

Pemikiran remaja bersifat egosentris. Menurut Elkind, egosentrisme remaja

(adolescent egocentrism) memiliki dua bagian yaitu penonton khayalan dan dongeng

pribadi. Penonton khayalan (imaginary audience) merupakan keyakinan remaja

bahwa orang lain memperhatikan dirinya sebagaimana ia memikirkan dirinya sendiri.

Perilaku-perilaku yang ditujukan untuk menarik perhatian, umum terjadi pada masa

remaja. Hal ini mencerminkan egosentrisme pada remaja; timbul keinginan untuk

diperhatikan dan terlihat. Dongeng pribadi (the personal fable) adalah bagian dari

egosentrisme remaja yang meliputi perasaan unik seorang anak remaja. Rasa unik

pribadi seorang anak remaja membuat ia merasa bahwa tidak seorang pun mengerti

tentang perasaan mereka sebenarnya. Dongeng pribadi biasanya dapat ditemukan

pada diari seorang anak remaja. Di dalam dongeng pribadi itu terdapat pelampiasan

seorang remaja yang merasa bahwa tidak seorang pun yang mengerti perasaannya.

Misalnya, seorang remaja perempuan yang baru saja diputuskan oleh pacarnya dan ia

merasa bahwa ibunya tidak mungkin mengerti perasaan yang sedang dialaminya ini.

Oleh karenanya, ia mempertahankan rasa unik itu dengan menceburkan diri ke dalam

fantasi yang dibuatnnya sendiri.

David Elkind (1985) yakin bahwa egosentrisme remaja disebabkan oleh

pemikiran operasional formal. Namun di lain pihak, egosentrisme remaja bukan

suatu fenomena kognitif sama sekali. Mereka menganggap penonton khayalanlah

yang disebabkan oleh kemampuan berpikir secara hipotetis (pemikiran operasional

formal) dan kemampuan untuk melangkah ke luar diri sendiri serta mengantisipasi

reaksi orang lain dalam keadaan khayalan (pengambilan perspektif) (Lapsley, 1990,

1991). Beberapa ahli perkembangan menyatakan bahwa egosentrisme dapat

menjelaskan perilaku remaja yang nampak ceroboh; meliputi penggunaan obat-

obatan, pemikiran bunuh diri, dan lain sebagainya. Perilaku ini mungkin disebabkan

karakteristik keunikan dan kekebalan egosentris. Prediksi anak remaja yang memiliki

egosentris tinggi lebih rendah keakuratannya dibandingkan remaja beregosentris

rendah.

10

Page 15: Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja

Dapat dilihat bahwa remaja tidak begitu saja menerima suatu informasi dari

orang lain, melainkan mereka mencocokkan dengan informasi yang telah didapat

sebelumnya. Remaja juga cenderung mendeteksi perubahan yang bersifat situasional

baik pada diri sendiri maupun orang lain dibandingkan berpikir bahwa semua

berperilaku secara konsisten. Selain itu, para remaja mulai mencari lebih dalam

tentang siapa dirinya/orang lain baik dari hal yang kompleks bahkan sampai pada hal

yang tersembunyi yang membentuk kepribadian.

2.3.3 Pengambilan Keputusan

Masa remaja adalah masa dimana pengambilan keputusan meningkat

(Quaderel, Fischoff & Davis, 1993). Remaja yang lebih tua lebih kompeten dalam

mengambil keputusan dibandingkan dengan anak remaja yang lebih muda maupun

anak-anak. Anak remaja yang lebih muda cenderung menghasilkan pilihan-pilihan,

mengantisipasi akibat dari keputusan dan memastikan kredibilitas sumber-sumber.

Namun remaja yang lebih muda kurang kompeten dalam mengambil keputusan

dibandingkan remaja yang lebih tua. Transisi pengambilan keputusan muncul pada

usia 11 sampai dengan 12 tahun  dan pada usia 15 hingga 16 tahun. Mampu

mengambil keputusan tidak menjamin seseorang telah benar-benar dapat

menentukan dan memutuskan putusan mana yang terbaik untuknya, melainkan

luasnya pengalaman pribadi menjadi pengaruh yang besar dalam pengambilan

keputusan. Sehingga, mempelajari cara remaja mengambil keputusan menjadi hal

yang penting untuk diteliti. Salah satu strategi untuk meningkatkan kemampuan

pengambilan keputusan pada remaja adalah dengan melibatkan remaja dalam

permainan peran dan pemecahan masalah kelompok yang berkaitan dengan keadaan

yang meliputi masalah seperti seks, obat-obatan, dan lain-lain.

Terkadang pengambilan keputusan remaja mungkin disalahkan ketika dalam

realitas, hal ini merupakan orientasi masyarakat terhadap remaja dan kegagalannya.

Tujuan masyarakat menyalahkan keputusan yang diambil oleh remaja adalah untuk

memberi remaja pilihan yang lebih memadai. Penyebab seorang anak lebih memilih

keputusan yang telah diambilnya  padahal keputusan itu akan membahayakan dirinya

sendiri adalah hasil pemikiran yang mendalam tentang perhitungan untung rugi

dalam situasi yang menekan yang menawarkan pilihan terbatas atau bahkan tidak

11

Page 16: Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja

adanya pilihan. Bila tidak menyukai pilihan yang dipilih seorang remaja, mungkin

perlu memberinya pilihan yang lebih baik untuk dipilih (Daniel Keating).

Bahasa dan Perilaku intelektual

Remaja Awal Remaja Akhir

Berkembang penggunaan bahsa sandi

dan mulai tertarik mempelajari bahasa

asing.

Lebih memantapkan diri pada bahasa

asing tertentu yang dipilihnya.

Menggemari literatur yang bernapaskan

dan mengandung segi erotik, fantastik,

dan estetik.

Menggemari literatur yang bernapaskan

dan mengandung nilai-nilai filosofis,

ethis, religius.

Pengamatannya dan tanggapannya masih

bersifat realisme kritis.Lebih bersifat rasionalisme idealis

Proses berfikirnya sudah mampu

mengoprasikan kaidah-kaidah logika

formal dalam term yang bersifat abstrak.

Sudah mampu mengoprasikan kaidah-

kaidah logika formal disertai

kemapuannya membuat generalisasi

yang lebih bersifat konklusif dan

komperhensif.

Kecakapan dasar intelektual umumnya

menjalani laju perkembangan yang

terpesat.

Tercapainya titik puncak kedewasaan,

yang kemudian mungkin ada

pertambahan yang sangat terbatas bagi

yang terus bersekolah, bahkan mungkin

menjadi mapan yang suatu saat

menjalani deklinasi.

Kecakapan dasar khusus atau aptitudes

mulai menunjukkan kecenderungan-

kecenderungan secara lebih jelas

Kecenderunga bakat tertentu mencapai

titik puncak dan kemantapannya.

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan  Intelektual

Dalam hubungannya dengan perkembangan intelegensi atau kemampuan

berpikir remaja, ada yang berpandangan bahwa suatu kekeliruan jika IQ dianggap

12

Page 17: Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja

bisa ditingkatkan, yang walaupun perkembangan IQ dipengaruhi antara lain oleh

faktor-faktor lingkungan. Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan intelek, antara

lain bertambahnya informasi yang disimpan dalam otak seseorang sehingga mampu

berpikir refleksif, banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah,

dan adanya perbedaan berpikir yang menimbulkan keberanian seseorang dalam

menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal, serta menunjang keberanian anak

memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan benar.

Mengenai konstan tidaknya intelegensi dalam waktu akhir-akhir ini masih

merupakan diskusi yang terbuka. Dari hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa

intelegensi itu sama sekali tidak sekonstan yang diduga sebelumnya. Penelitian

longitudinal selama 40 tahun dalam Institut Fels menunjukkan adanya pertambahan

rata-rata IQ sebanyak 28 butir antara usia 5 dan 17 tahun yang berarti kira-kira sama

dengan usia pendidikan di sekolah atau dipekerjaan.

Menurut hasil penelitian Piaget, ada 4 faktor yang mempengaruhi tingkat

perkembangan intelektual (mental) anak, yaitu :

1. Kematangan (maturation). Perkembangan sistem saraf sentral, otak, koordinasi

motorik, dan proses perubahan fisiologis dan anatomis akan mempengaruhi

perkembangan kognitif. Faktor kedewasaan atau kematangan ini berpengaruh

pada perkembangan intelektual tapi belum cukup menerangkan perkembangan

intelektual.

2. Pengalaman Fisik (Physical Experience). Pengalaman fisik terjadi karena anak

berinteraksi dengan lingkungannya. Tindakan fisik ini memungkinkan anak dapat

mengembangkan aktivitas dan gaya otak sehingga mampu mentransfernya dalam

bentuk gagasan atau ide. Dari pengalaman fisik yang diperoleh anak dapat

dikembangkan menjadi matematika logika. Dari kegiatan meraba, memegang,

melihat, berkembang menjadi kegiatan berbicara, membaca dan menghitung.

3. Pengalaman Sosial (Social Experience). Pengalaman sosial diperoleh anak

melalui interaksi sosial dalam bentuk pertukaran pendapat dengan orang lain,

percakapan dengan teman, perintah yang diberikan, membaca, atau bentuk

lainnya. Dengan cara berinteraksi dengan orang lain, lambat laun sifat egosentris

berkurang. Ia sadar bahwa gejala dapat didekati atau dimengerti dengan berbagai

cara. Melalui kegiatan diskusi anak akan dapat memperoleh pengalaman mental.

13

Page 18: Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja

Dengan pengalaman mental inilah memungkinkan otak bekerja dan

mengembangkan cara-cara baru untuk memecahkan persoalan. Di samping itu

pengalaman sosial dijadikan landasan untuk mengembangkan konsep-konsep

mental seperti kerendahan hati, kejujuran, etika, moral, dan sebagainya.

4. Keseimbangan (Equilibration). Keseimbangan merupakan suatu proses untuk

mencapai tingkat fungsi kognitif yang semakin tinggi. Keseimbangan dapat

dicapai melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi menyangkut pemasukan

informasi dari luar (lingkungan) dan menggabungkannya dalam bagan konsep

yang sudah ada padaotak anak. Akomodasi menyangkut modifikasi bagan konsep

untuk menerima bahan dan informasi baru.

14

Page 19: Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa

dewasa. Istilah ini menunjukkan masa dari awal pubertas sampai tercapainya

kematangan, biasanya mulai dari usia 14 tahun pada pria dan usia 12 tahun pada

wanita. Masa remaja adalah masa yang sangat menentukan dalam pembentukan

karakter manusia untuk menempuh perkembangan pada masa berikutnya.

Masa remaja memiliki pemikiran operasional formal bersifat lebih abstrak,

idealistis dan logis. Remaja berpikir lebih abstrak dibandingkan dengan anak-anak

misalnya dapat menyelesaikan persamaan aljabar abstrak. Remaja juga lebih

idealistis dalam berpikir seperti memikirkan karakteristik ideal dari diri sendiri,

orang lain dan dunia. Remaja berfikir secara logis yang mulai berpikir seperti

ilmuwan, menyusun berbagai rencana untuk memecahkan masalah dan secara

sistematis menguji cara pemecahan yang terpikirkan.

Ada 4 faktor yang mempengaruhi tingkat perkembangan intelektual yaitu

kematangan (maturation), pengalaman fisik (Physical Experience), pengalaman

sosial (Social Experience), dan keseimbangan (Equilibration)

3.2. Saran

Perkembangan remaja merupakan salah satu perjalanan yang bisa

mempengaruhi dalam kehidupannya, oleh sebab itu butuh arahan serta didikan agar

bisa melewati masa-masa transisi itu dengan baik dalam fisik maupun psikis

sehingga bisa mengatasi dan mengaplikasikan perubahan-perubahan itu dalam

kehidupan sehari-hari.

Hendaknya para remaja memahami bahwa mereka memiliki hak, kewajiban,

dan tanggung jawab, mereka harus mengerti apa yang diharapkan dari mereka,

mereka adalah generasi penerus untuk kedepannya dan di harapkan kepada orang tua

agar memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka agar semua

itu berjalan dengan optimal.

15

Page 20: Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja

DAFTAR PUSTAKA

16