perkawinan dan perceraian dalam demografi

30
Perkawinan dan Perkawinan dan Perceraian Perceraian

Upload: sulusuban

Post on 30-Jun-2015

3.600 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

Perkawinan dan Perkawinan dan PerceraianPerceraian

Page 2: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

Dewasa

Kawin

Konsepsi

Lahir Hidup Lahir MatiAborsi

Kawin Lagi

Cerai/ Janda

Menopause

Hubungan Perkawinan dan Perceraian dengan Fertilitas

Page 3: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

Sumber data Sumber data

1. Registrasi Vital1. Registrasi Vital– Catatan dr pendaftaran Catatan dr pendaftaran

penduduk & Catatan sipilpenduduk & Catatan sipil– KUAKUA– GerejaGereja– Wihara, Pura dan KlentengWihara, Pura dan Klenteng

2. Sensus dan Susenas (data 2. Sensus dan Susenas (data terbatas)terbatas)

3. Survey 3. Survey khusus untuk khusus untuk perkawinan & perceraianperkawinan & perceraian

Page 4: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

Definisi PerkawinanDefinisi Perkawinan

Ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan Ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan sebagai suami istri dg tujuan perempuan sebagai suami istri dg tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (UUP th 1974 pasal I)Maha Esa (UUP th 1974 pasal I)

Syarat: Perempuan berumur minimal 16 tahun Syarat: Perempuan berumur minimal 16 tahun dan laki-laki 19 tahun.dan laki-laki 19 tahun.

Page 5: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

• Kawin adalah status dari mereka yang terikat Kawin adalah status dari mereka yang terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan, baik dalam perkawinan pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama, negara, dsb) tetapi juga mereka yang (adat, agama, negara, dsb) tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sah sebagai suami istri (BPS, 2000).dianggap sah sebagai suami istri (BPS, 2000).

Page 6: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

• Consensual Union/ de facto union/kumpul kebo Consensual Union/ de facto union/kumpul kebo yaitu : Ikatan hidup bersama tanpa mempunyai yaitu : Ikatan hidup bersama tanpa mempunyai predikat legal baik secara agama, adat maupun predikat legal baik secara agama, adat maupun hukum negarahukum negara

Page 7: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

STATUS PERKAWINAN (BPS)STATUS PERKAWINAN (BPS)

• Belum kawin : belum pernah menikah (termasuk Belum kawin : belum pernah menikah (termasuk anak,dan penduduk yg hidup selibat)anak,dan penduduk yg hidup selibat)

• Kawin adalah mereka yg kawin secara hukum Kawin adalah mereka yg kawin secara hukum (adat, negara, agama) & mereka yg hidup (adat, negara, agama) & mereka yg hidup bersama & dianggap suami istri oleh masyarakat bersama & dianggap suami istri oleh masyarakat setempatsetempat

• Cerai mereka yg bercerai dari suami/istri & Cerai mereka yg bercerai dari suami/istri & belum melakukan perkawinan ulangbelum melakukan perkawinan ulang

• Janda/Duda adalah mereka yg suami/istri Janda/Duda adalah mereka yg suami/istri meninggal & belum melakukan perkawinan meninggal & belum melakukan perkawinan ulangulang

Page 8: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

Bentuk PerkawinanBentuk Perkawinan

1. Kawin kontrak/kawin musim1. Kawin kontrak/kawin musim- contoh : di Jakarta, Kaltim, Cisarua dll- contoh : di Jakarta, Kaltim, Cisarua dll

2. Perkawinan campuran (agama, bangsa) 2. Perkawinan campuran (agama, bangsa) selebritis, TKW dll selebritis, TKW dll

3. Kawin di bawah tangan (agama syah 3. Kawin di bawah tangan (agama syah ttp belum dicatatkan secara hukum ttp belum dicatatkan secara hukum negara)negara)

4. Kawin Adat (syah secara adat)4. Kawin Adat (syah secara adat)- contoh di Jawa, Kalimantan dan suku2 - contoh di Jawa, Kalimantan dan suku2 lainnya.lainnya.

Page 9: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

Type PerkawinanType Perkawinan

1. Monogami : perkawinan dg satu 1. Monogami : perkawinan dg satu istri/suamiistri/suami

2. Poligami : Perkawinan dg lebih dr satu 2. Poligami : Perkawinan dg lebih dr satu suami/istrisuami/istri

– Poligini : Perkawinan dari satu suami dg Poligini : Perkawinan dari satu suami dg beberapa org istribeberapa org istri• Poligini sororal (istri bersaudara)Poligini sororal (istri bersaudara)

• Poligini non sororal (tdk ada ikatan sdr)Poligini non sororal (tdk ada ikatan sdr)

– Poliandri : Perkawinan dr satu istri dg Poliandri : Perkawinan dr satu istri dg beberapa org suamibeberapa org suami• Poliandri fraternalPoliandri fraternal

•Polinadri non fraternalPolinadri non fraternal

Page 10: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

Kriteria asal suami/istri Kriteria asal suami/istri membedakan 4 konsep perkawinanmembedakan 4 konsep perkawinan

• Exogami Exogami : perkawinan yg : perkawinan yg suami/istri berlainan suku/rassuami/istri berlainan suku/ras

• Endogami Endogami : berasal dr suku yg : berasal dr suku yg samasama

• Homogami Homogami : berasal dari lapisan : berasal dari lapisan sosial yg samasosial yg sama

• HeterogamiHeterogami : berasal; dr lapisan : berasal; dr lapisan sosial yg berbedasosial yg berbeda

Page 11: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

Ukuran dalam PerkawinanUkuran dalam Perkawinan

• Angka Perkawinan Kasar Angka Perkawinan Kasar menunjukkan persentase penduduk menunjukkan persentase penduduk yang berstatus kawin terhadap yang berstatus kawin terhadap jumlah penduduk keseluruhan pada jumlah penduduk keseluruhan pada pertengahan tahun untuk suatu pertengahan tahun untuk suatu tahun tertentu tahun tertentu

• Rumus :Rumus :

1000

P

MM

Page 12: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

Contoh:Contoh:

• Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 menurut hasil sensus penduduk (SP2000) BPS menurut hasil sensus penduduk (SP2000) BPS adalah 210.241.999 orang. Jika penduduk adalah 210.241.999 orang. Jika penduduk berstatus kawin 91.274.893 orang maka Angka berstatus kawin 91.274.893 orang maka Angka Perkawinan Kasar adalah: Perkawinan Kasar adalah:

14,4341000210241999

91274893

M

Angka ini menunjukan rasio penduduk berstatus kawin tanpa mempedulikan urutan perkawinannya dan juga tidak menunjukan rasio banyaknya perkawinan yang terjadi selama tahun 2000, serta tidak mempedulikan apakah “umur” faktor penyebut telah berusia “pantas” menikah (marriageable age).

Page 13: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

• Kelemahan: Kelemahan: – Ukuran ini masih sangat kasar karena Ukuran ini masih sangat kasar karena

tidak memperhitungkan penduduk yang tidak memperhitungkan penduduk yang beresiko kawin.beresiko kawin.

Page 14: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

2. Angka Perkawinan Umum2. Angka Perkawinan Umum

• Angka Perkawinan Umum menunjukkan proporsi Angka Perkawinan Umum menunjukkan proporsi penduduk yang berstatus kawin terhadap jumlah penduduk yang berstatus kawin terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun keatas pada penduduk usia 15 tahun keatas pada pertengahan tahun untuk suatu tahun tertentu pertengahan tahun untuk suatu tahun tertentu

• Rumus :Rumus :

100015

P

MM u

Page 15: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

• Jumlah penduduk Indonesia usia 15+ pada tahun Jumlah penduduk Indonesia usia 15+ pada tahun 2000 menurut hasil sensus penduduk (SP2000) 2000 menurut hasil sensus penduduk (SP2000) BPS adalah 139.991.880, jika penduduk berstatus BPS adalah 139.991.880, jika penduduk berstatus kawin 91.274.893 maka angka perkawinan umum kawin 91.274.893 maka angka perkawinan umum adalah: adalah:

6521000800.991.139

91274893uM

Angka ini menunjukan rasio penduduk usia 15+ yang berstatus kawin tanpa mempedulikan urutan perkawinannya dan juga bukan rasio banyaknya perkawinan penduduk diatas usia 15 tahun yang terjadi selama tahun 2000.

Page 16: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

3. Angka Perkawinan Spesifik3. Angka Perkawinan Spesifik• Angka Perkawinan Spesifik (Angka Perkawinan Spesifik (age specific marriage age specific marriage

raterate) atau Angka Perkawinan Menurut Kelompok ) atau Angka Perkawinan Menurut Kelompok umur melihat penduduk berstatus kawin menurut umur melihat penduduk berstatus kawin menurut kelompok umur dan jenis kelamin.kelompok umur dan jenis kelamin.– Angka perkawinan umur spesifik berguna untuk melihat perbedaan Angka perkawinan umur spesifik berguna untuk melihat perbedaan

konsekuensi perkawinan yang berbeda antar kelompok umur maupun konsekuensi perkawinan yang berbeda antar kelompok umur maupun jenis kelamin. Perbedaan tersebut menyangkut kesiapan mental, jenis kelamin. Perbedaan tersebut menyangkut kesiapan mental, kesiapan redproduksi dan lain sebagainya. Angka Perkawinan Spesifik kesiapan redproduksi dan lain sebagainya. Angka Perkawinan Spesifik ini memberikan gambaran persentase penduduk kawin menurut ini memberikan gambaran persentase penduduk kawin menurut kelompok umur dan jenis kelamin, sehingga dapat diperbandingkan kelompok umur dan jenis kelamin, sehingga dapat diperbandingkan perbedaannya. perbedaannya.

• Rumus :Rumus :

1000si

sis

i P

Mm

Page 17: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

• Jumlah penduduk Laki-laki Jumlah penduduk Laki-laki Indonesia usia 15-19 pada Indonesia usia 15-19 pada tahun 2000 menurut hasil tahun 2000 menurut hasil sensus penduduk (SP2000) sensus penduduk (SP2000) BPS adalah 10.649.348 jika BPS adalah 10.649.348 jika penduduk berstatus kawin penduduk berstatus kawin untuk kelompok yang sama untuk kelompok yang sama adalah sebesar 247.152 maka adalah sebesar 247.152 maka angka perkawinan penduduk angka perkawinan penduduk laki-laki usia 15-19 tahun laki-laki usia 15-19 tahun adalah adalah

• Angka Perkawinan laki-Angka Perkawinan laki-laki usia 15-19 tahun laki usia 15-19 tahun pada tahun 2000 pada tahun 2000 adalah sebesar 23 per adalah sebesar 23 per 1000 penduduk 1000 penduduk

• Angka perkawinan Angka perkawinan perempuan umur 15-perempuan umur 15-19 tahun sudah 19 tahun sudah mencapai 127, mencapai 127,

• Pada kelompok umur Pada kelompok umur yang sama lebih yang sama lebih banyak perempuan banyak perempuan yang sudah kawin yang sudah kawin dibandingkan laki-laki, dibandingkan laki-laki,

21,231000348.649.10

152.2471915

lakilakim

22,1271000169.500.10

881.335.11915

perempuanm

Jika jumlah penduduk perempuan berumur 15-19 tahun sebesar 1.335.881, maka

Page 18: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

Singulate Mean Age at MarriageSingulate Mean Age at Marriage

• Singulate Mean Age at Marriage (SMAM) Singulate Mean Age at Marriage (SMAM) adalah perkiraan (estimasi) untuk rata-rata adalah perkiraan (estimasi) untuk rata-rata umur kawin pertama berdasarkan jumlah umur kawin pertama berdasarkan jumlah penduduk yang tetap lajang (belum kawin).penduduk yang tetap lajang (belum kawin).– Kegunaan penghitungan umur kawin pertama Kegunaan penghitungan umur kawin pertama

adalah untuk penyuluhan pendewasaan usia adalah untuk penyuluhan pendewasaan usia kawin, peningkatan program kesehatan kawin, peningkatan program kesehatan reproduksi (KESPRO) bagi remaja dan kalau reproduksi (KESPRO) bagi remaja dan kalau tahu didaerah mana sasaran kegiatan akan tahu didaerah mana sasaran kegiatan akan menjadi lebih jelas menjadi lebih jelas

Page 19: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

Cara menghitung & InterpretasiCara menghitung & Interpretasi

• jumlah tahun kelangsungan hidup (jumlah tahun kelangsungan hidup (survival survival ratioratio) dari penduduk dibawah umur 50 ) dari penduduk dibawah umur 50 tahun yang belum menikah dibagikan tahun yang belum menikah dibagikan dengan jumlah penduduk menikah sebelum dengan jumlah penduduk menikah sebelum usia 50 tahun usia 50 tahun

• Contoh : Interpretasi Hasil, Contoh : Interpretasi Hasil, angka SMAM angka SMAM 24,21 di dapat diinterpretasikan sebagai 24,21 di dapat diinterpretasikan sebagai rata-rata umur pertama kali kawin rata-rata umur pertama kali kawin penduduk Indonesia pada tahun 2000.penduduk Indonesia pada tahun 2000.

• Data yang diperlukanData yang diperlukan– Data penduduk kelompok umur 15-54 tahun Data penduduk kelompok umur 15-54 tahun

menurut kelompok umur 5 tahunan dan jenis menurut kelompok umur 5 tahunan dan jenis kelamin, dankelamin, dan

– Data penduduk Data penduduk belum kawinbelum kawin pada kelompok pada kelompok umur 15-54 tahun menurut kelompok umur 5 umur 15-54 tahun menurut kelompok umur 5 tahunan dan jenis kelamintahunan dan jenis kelamin

Page 20: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

PerceraianPerceraianPerceraian adalah suatu pembubaran Perceraian adalah suatu pembubaran yang syah dari suatu ikatan yang syah dari suatu ikatan perkawinan antara suami dan istri perkawinan antara suami dan istri oleh surat keputusan pengadilan yg oleh surat keputusan pengadilan yg memberikan masing2 pihak hak utk memberikan masing2 pihak hak utk kawin ulang menurut hukum sipil dan kawin ulang menurut hukum sipil dan agama sesuaiu peraturan adat dan agama sesuaiu peraturan adat dan kebudayaan yg berlakukebudayaan yg berlaku

Page 21: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

Syarat perceraian (UU No 1/1974 psl 19)Syarat perceraian (UU No 1/1974 psl 19)

• Salah satu pihak berzina, Salah satu pihak berzina, pemabuk/pemadat/penjudipemabuk/pemadat/penjudi

• Salah satu pihak meninggalkan pihak lain Salah satu pihak meninggalkan pihak lain tanpa ijin selama 2 th/lebihtanpa ijin selama 2 th/lebih

• Salah satu pihak mendpt hukuman 5 Salah satu pihak mendpt hukuman 5 thn/hukuman berat selama perkawinan thn/hukuman berat selama perkawinan berlangsungberlangsung

• Salah satu pihak melakukan pelecehanSalah satu pihak melakukan pelecehan• Salah satu pihak cacat atau terkena Salah satu pihak cacat atau terkena

penyakit shg tdk dpt menjalankan penyakit shg tdk dpt menjalankan kuwajibannyakuwajibannya

• Antara suami-istri terjadi perselisihan terus Antara suami-istri terjadi perselisihan terus menerus & tdk ada harapan untuk rukun menerus & tdk ada harapan untuk rukun kembalikembali

Page 22: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

Penangguhan/Pembatalan PernikahanPenangguhan/Pembatalan Pernikahan* * Pd masyarakat yg tdk menganut perceraianPd masyarakat yg tdk menganut perceraian

* Pembatalan/penangguhan perkawinan adalah * Pembatalan/penangguhan perkawinan adalah putusnya suatu perkawinan atau berakhirnya suatu putusnya suatu perkawinan atau berakhirnya suatu perkawinan (Mc. Donald, 1980)perkawinan (Mc. Donald, 1980)

Rujuk Rujuk • Perkawinan yg terjadi antara seorang janda/duda Perkawinan yg terjadi antara seorang janda/duda

atau yg berstatus cerai dg mantan suami/istriatau yg berstatus cerai dg mantan suami/istri

Perkawinan UlangPerkawinan Ulang

• Perkawinan yg terjadi antara seorang janda/duda Perkawinan yg terjadi antara seorang janda/duda atau yg berstatus cerai dg laki/perempuan lain.atau yg berstatus cerai dg laki/perempuan lain.

Page 23: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

Ukuran PerceraianUkuran Perceraian1.1. Angka Perkawinan Kasar Angka Perkawinan Kasar

menunjukkan persentase penduduk menunjukkan persentase penduduk yang berstatus cerai terhadap yang berstatus cerai terhadap jumlah penduduk keseluruhan pada jumlah penduduk keseluruhan pada pertengahan tahun untuk suatu pertengahan tahun untuk suatu tahun tertentutahun tertentu

Rumus : Rumus :

c =

000.1xp

C

C =

Page 24: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

contoh : contoh : – angka perceraian kasar di Swedia tahun angka perceraian kasar di Swedia tahun

1960. Jumlah perceraian selama tahun 1960. Jumlah perceraian selama tahun 1960 di Swedia sebesar 8.958 orang 1960 di Swedia sebesar 8.958 orang dengan jumlah penduduk pada dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun sebesar 7.485.615 pertengahan tahun sebesar 7.485.615 orang, maka angka perceraian kasar di orang, maka angka perceraian kasar di Swedia tahun 1960 adalah: Swedia tahun 1960 adalah: 8.958/7.458.615 x 1000 = 1,28.958/7.458.615 x 1000 = 1,2

Page 25: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

2.2. Angka Perceraian Umum Angka Perceraian Umum menunjukkan proporsi penduduk menunjukkan proporsi penduduk yang berstatus cerai terhadap yang berstatus cerai terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun jumlah penduduk usia 15 tahun keatas pada pertengahan tahun keatas pada pertengahan tahun untuk suatu tahun tertentuuntuk suatu tahun tertentu

RumusRumus1000

15

P

Ccu

Page 26: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

Faktor-faktor Perkawinan dan Faktor-faktor Perkawinan dan PerceraianPerceraian

• Umur, pendidikan, jenis kelamin, Umur, pendidikan, jenis kelamin, status ekonomi etnik dan tempat status ekonomi etnik dan tempat tinggal (desa/kota), agama tinggal (desa/kota), agama merupakan faktor2 yang merupakan faktor2 yang mempengaruhi perkawinan dan mempengaruhi perkawinan dan perceraian.perceraian.

Page 27: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

Tabel 2Angka Perkawinan Kasar di Beberapa Negara Tahun 1981-1985

Negara 1981 1982 1983 1984 1985

Kanada 13,5 10,1 12,1 12,7 -

Kuba 7,5 8,2 7,7 7,5 7,9

Meksiko 6,7 7,2 - - -

Brasilia 7,5 7,8 6,7 7,1 -

Amerika Serikat 10,5 10,7 10,4 10,5 10,1

Hongkong 9,8 9,8 9,0 10,0 -

Indonesia 7,9 7,5 - 7,2 -

Jepang 6,6 6,6 6,4 6,2 -

Swedia 4,5 4,4 4,3 4,4 4,5

Sumber: Demographic Yearbook 1985. UN, 1987.

Page 28: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

Gambaran Penduduk Menurut Status Gambaran Penduduk Menurut Status Perkawinan di Indonesia, 1971-1990Perkawinan di Indonesia, 1971-1990

Status Kawin 1971 1980 1990

L P L P L P

Belum kawin 60,2 50,5 41,8 30,6 41,5 30,6

Kawin 37,2 37,9 55,3 54,9 55,3 54,9

Cerai 0,9 2,5 1,2 4,1 1,7 10,4

Janda/duda 1,8 9,1 1,7 10,4 1,2 4,1

Jumlah 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Page 29: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

UNDANG-UNDANG PERKAWINANUNDANG-UNDANG PERKAWINAN

•Pasal 32 tentang hak dan Pasal 32 tentang hak dan kedudukan suami seimbang dengan kedudukan suami seimbang dengan hak dan kedudukan istrihak dan kedudukan istri

•Pasal : tentang batasan umur Pasal : tentang batasan umur kawin untuk perempuan 16 tahun kawin untuk perempuan 16 tahun dan laki-laki 19 tahun serta harus dan laki-laki 19 tahun serta harus mempunyai keinginan sama dari mempunyai keinginan sama dari kedua belah pihak yang akan kawin kedua belah pihak yang akan kawin dan keluarganya (tidak ada dan keluarganya (tidak ada pemaksaan)pemaksaan)

Page 30: Perkawinan dan perceraian dalam demografi

UU PERKAWINAN NO 1 TAHUN 1974UU PERKAWINAN NO 1 TAHUN 1974

•Pada dasarnya perkawinan di Indonesia Pada dasarnya perkawinan di Indonesia adalah monogami, tetapi poligami tidak adalah monogami, tetapi poligami tidak dilarang dengan persyaratan tertentu dilarang dengan persyaratan tertentu (psl 3 ayat 1), yaitu :(psl 3 ayat 1), yaitu :

•ps 4 ayat 1 menyatakan bahwa ps 4 ayat 1 menyatakan bahwa pengadilan hanya memberikan ijin pengadilan hanya memberikan ijin kepada suami yang akan beristri lebih kepada suami yang akan beristri lebih dari seorang apabila isteri tidak dapat dari seorang apabila isteri tidak dapat menjalankan kewajibannyasebagai isteri, menjalankan kewajibannyasebagai isteri, mendapat cacat badan atau penyakit mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan serta yang tidak dapat disembuhkan serta isteri tidak dapat melahirkan keturunan.isteri tidak dapat melahirkan keturunan.

•ps 5 menyatakan bahwa suami harus ps 5 menyatakan bahwa suami harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : memenuhi persyaratan sebagai berikut : isteri menyetujui suaminya untuk isteri menyetujui suaminya untuk menikah kembali, suami mampu menikah kembali, suami mampu menjamin keperluan hidup isteri-isteri menjamin keperluan hidup isteri-isteri dan anak-anak mereka, suami menjamin dan anak-anak mereka, suami menjamin bahwa akan berlaku adil terhadap isteri-bahwa akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan anak-anak mereka.isteri dan anak-anak mereka.