perbankan ketik buku

Upload: riski-natashaa

Post on 10-Oct-2015

54 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

JASA PENGIRIMAN UANG (TRANSFER)Bank menyelenggarakan jasa pengiriman uang kepada masyarakat. Pengiriman uang adalah perpindahan dana antar rekening dari suatu tempat (bank) ke tempat lain (cabang bank sendiri/bank lain) baik untuk kepentingan perorangan, badan hukum atau badan usaha tidak berbadan hukum atau untuk kepentingan bank itu sendiri. Transfer atau jasa pengiriman uang juga dapat dimaknai sebagai kegiatan yang dilakukan penyelenggara pengiriman uang untuk melaksanakan perintah tidak bersyarat dari pengirim kepada penyelenggara pengiriman uang untuk mengirim uang kepada penerima uang. Penyelenggara pengiriman sebenarnya bisa perorangan, badan usaha berbadan hukum, dan badan usaha tidak berbadan hukum di Indonesia yang bertindak sebagai agen penerima pengiriman uang.Kegiatan transfer akan memberikan manfaat bagi bank yaitu adanya pengendapan dana terutama transfer yang dilaksanakan tidak pada hari yang sama, memberikan pendapatan jasa transfer dan bisa digunakan sebagai sarana promosi. Yang terakhir ini umumnya diberikan kepada nasabah berupa pembebasan biaya transfer, sedangkan non-nasabah akan ditentukan berdasarkan nilai transfernya.Jasa transfer saat ini semakin canggih, perkembangan terkini Bank Indonesia telah menyelenggarakan Bank Indonesia Real Time Gross Setlement (BI-RTGS). Sistem ini sangat cepat dalam menangani transfer antar bank. BI RTGS adalah sistem transfer/kliring antar bank seketika. Nasabah yang menggunakan fasilitas ini akan dapat mentransfer dalam waktu sangat cepat, dalam hitungan menit. Namun demikian biayanya relatif lebih mahal dan belum semua bank menyelenggarakan sistem ini. A. Pihak-pihak yang Terlibat Dalam Kegiatan TransferPihak yang terlibat dalam transaksi transfer adalah :1. Nasabah, yaitu sebagai pihak pemilik dana (pengirim) atau penerima dana yang akan memindahkan dananya/menerima sejumlah dana dari pihak pengirim melalui jasa pengiriman uang.2. Bank Penarik (drawer bank), yaitu bank pelaku transfer atau bank yang menerima dana dan amanat dari nasabah untuk ditransfer kepada drawee atau bank tertarik yang kemudian diserahkan kepada penerima dana (beneficiary).3. Bank Tertarik (drawee bank), yaitu bank yang menerima transfer masuk dari drawer bank untuk diteruskan/dibayarkan kepada penerima (beneficiary).4. Beneficiary, yaitu pihak akhir yang berhak menerima dana transfer dari drawee bank.

B. Jenis TransferBerdasarkan lalu lintas dananya, transfer dibedakan menjadi :1. Transfer keluar (outgoing transfer) yaitu pengiriman uang atas perintah nasabah/ bagian bank tertentu untuk keuntungan pihak lain pada bank lain atau cabang bank sendiri.2. Transfer masuk (incoming transfer) yaitu pengiriman uang yang diterima dari cabang lain, bank sendiri, atau dari bank lain utuk keuntungan nasabah sendiri atau penerima dana pada bank sendiri.

C. Kegiatan Pengiriman Uang dan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer/KYC)Kegiatan transefer dana memiliki resiko bagi bank, oleh karena itu harus dikendalikan sedini mungkin minimal melalui penerapan prinsip mengenal nasabah atau melalui monitoring uang yang dikirim dan/atau diterima dan perlunya mekanisme penyelesaian permasalahan mengenai uang kiriman yang terlambat atau tidak sampai.Khusus mengenai prinsip mengenal nasabah adalah sangat membantu tim audit dalam menentukan keberadaan penyimpangan di bidang akuntansi. Oleh karena kegiatan transfer wajib menerapkan prinsip mengenal nasabah agar tidak disalahgunakan untuk kepentingan money laundering atau pencucian uang.Prinsip mengenal nasabah adalah prinsip yang diterapkan oleh penyelenggara untuk mengetahui antara lain identitas pengirim dan/atau penerima, memantau kegiatan usaha pengiriman uang, dan melaporkan transaksi yang mencurigakan sebagaimana diatur dalam peraturan mengenai tindakan pidana pencucian uang. Dalam hal kegiatan transfer prinsip mengenal nasabah dapat dicontohkan sebagai berikut :Yang dimaksud dengan nasabah dalam tata cara ini adalah pengirim dan/atau penerima.1. Pengenalan terhadap nasabah mencakup hal-hal sebagai berikut :a. Penelitian Identitas Nasabah1) Perorangana) Meminta nasabah untuk memperlihatkan identitas diri antara lain : Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengenudi (SIM), atau Paspor.b) Meneliti bahwa nasabah telah sesuai dengan identitas nasabah, antara lain kesamaan wajah pengirim/penerima dengan foto yang ada dalam identitas dan/atau tanda tangan.2) Perusahaana) Meminta nasabah untuk memperlihatkan identitas seperti izin usaha atau NPWP.b) Meneliti bahwa nasabah telah sesuai dengan identitas nasabah. Dalam hal nasabah tidak dapat menunjukkan bukti identitas atau identitas nasabah tidak sesuai dengan data yang tertulis dalam formulir pengiriman atau data penerimaan, dan/atau petugas penyelenggara kegiatan usaha pengiriman uang meragukan keaslian atau kebenaran dari identitas nasabah maka transaksi dengan nasabah tersebut tidak boleh dilakukan.b. Pencatatan TransaksiPenyelenggara harus melakukan pencatatan transaksi setiap nasabah yang sekurang-kurangnya meliputi :1) Perorangan :a) nama dan alamat nasabahb) tempat dan tanggal lahirc) pekerjaand) kewarganegaraane) nomor bukti identitasf) nilai transaksig) tanggal transaksi2) Perusahaan :a) nama dan alamat nasabahb) bidang usahac) nomor izin usahad) NPWPe) nilai transaksif) tanggal transaksi c. Penyimpanan Dokumen Transaksi Data dan dokumen mengenai transaksi sebagaimana dimaksud pada huruf b harus ditatausahakan oleh penyelenggara sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai dokumen perusahaan.2. Contoh transaksi keuangan mencurigakan :a. Pengiriman uang tanpa disertai identitas yang jelas dari pengirim dan/atau penerima.b. Pengiriman uang tidak sesuai atau menyimpang dari profile, karakteristik, atau kebiasaan pola transaksi dari nasabah yang bersangkutan.c. Uang yang dikirim diduga berasal dari hasil tindak pidana.

D. Akuntansi Transfer Keluar (Outgoing Transfer)Transfer keluar akan dilakukan setelah seluruh setoran efektif. Setoran transfer dapat berupa setoran tunai, pendebetan rekening koran/giro, pencairan tabungan, deposito, warkat lain yang disetujui. Setoran-setoran yang berupa warkat akan ditagihkan / diinkasokan / dikliringkan terlebih dahulu. Bila seluruh dana efektif, maka transfer dilakukan. Transfer keluar yang dinyatakan efektif akan dicatat sebesar nilai nominal yang diamanatkan nasabah. Pencatatan ini akan melibatkan rekening rekening antar kantor (RAK). Kegiatan transfer keluar akan mendatangkan pendapatan berupa komisi transfer.Contoh A :Tanggal 5 Mei 2011 Bank Mitra Niaga Semarang mentransfer dana sebesar Rp 100.000.000 ke cabang Solo sebagai pelimpahan likuiditas melalui Bank Indonesia cabang Semarang. Pencatatan jurnalnya adalah :

Bank Indonesia SemarangBank Mitra Niaga SemarangBank Indonesia SoloBank Mitra Niaga Solo

Pencatatan di Bank Mitra Niaga SemarangTanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

5/5/2011Dr. RAK Cabang Solo100.000.000

Cr. Giro Bank Indonesia100.000.000

Contoh B :Tanggal 1 April 2011 Bank Mitra Niaga Semarang menerima amanat dari nasabah giro Sdr. Faisal untuk mentransfer dananya sebesar Rp 30.000.000 ke Bank Bahana cabang Bandung. Untuk transfer ini membebani nasabah komisi transfer Rp 10.000 beban gironya.Dalam hal transfer dilakukan antarbank di luar kota maka solusinya adalah bank pengirim (pemrakarsa/drawer bank) harus tetap berhubungan dengan kantor cabangnya diluar kota. Sedangkan kantor cabang di luar kota akan berhubungan dengan bank tertuju (drawee bank) melalui kliring. Dengan memperhatikan contoh B, maka dapat dicatat jurnal di drawer bank (Bank Mitra Niaga Semarang) yaitu :

Bank Mitra Niaga SemarangBank Mitra Niaga BandungBank Bahana BandungBI

Pencatatan di Bank Mitra Niaga SemarangTanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

1/4/2011Dr. Giro Faisal30.010.000

Cr. RAK Cabang Bandung30.000.000

Cr. Pendapatan Komisi Transfer10.000

Contoh C :Tanggal 15 Mei 2011 nasabah giro bernama Amin memberikan amanat kepada Bank Mitra Niaga Semarang untuk mentransfer dana yang ditujukan kepada Sdr. Diana nasabah Bank Mitra Niaga cabang Cirebon sebesar Rp 50.000.000. Untuk itu Amin menyerahkan perintah pendebetan giro sebesar Rp 15.000.000, cek bank sendiri (Bank Mitra Niaga Semarang) yang ditarik oleh Sdr. Rahmat Rp 10.000.000, cek bank Mitra Niaga Semarang Rp 20.000.000, tunai Rp 5.000.000; untuk komisi transfer Rp 10.000 atas beban giro. Kliring dinyatakan efektif hari ini.

Bank Mitra Niaga SemarangBank Mitra Niaga Cirebon

Pada contoh C, transfer akan dilaksanakan kalau seluruh dana setoran telah efektif. Oleh karena itu setoran berupa warkat bank sendiri harus dikonfirmasikan terlebih dahulu dan warkat bank lain harus dikliringkan terlebih dahulu. Bila seluruh warkat efektif dananya, maka transfer dapat langsung dilakukan.Pencatatan saat kliring 1 :TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

15/5/2011Dr. Warkat Kliring20.000.000

Pencatatan saat kliring 2 dan seluruh dana dinyatakan efektif :TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

15/5/2011Cr. Warkat Kliring20.000.000

15/5/2011Dr. Kas5.000.000

Dr. Giro Amin15.010.000

Dr. Giro Rahmat10.000.000

Dr. Giro Bank Indonesia20.000.000

Cr. RAK Cab. Cirebon50.000.000

Cr. Pendapatan Komisi Transfer10.000.000

E. Akuntransi Transfer Masuk (Incoming Transfer)Transfer masuk adalah pengiriman uang yang diterima dari cabang lain bank sendiri atau dari bank lain untuk keuntungan nasabah sendiri atau penerima dana pada bank sendiri. Bank yang menerima transfer masuk adalah bank pelaksana atau drawee bank. Dalam hal menerima transfer masuk, bank akan membukukan sejumlah bersih yang menjadi hak beneficiary. Jumlah bersih adalah jumlah kiriman setelah dikurangi komisi transfer bagi bank pelaksana. Namun demikian tidak semua bank membebani komisi transfer masuk.Transfer masuk dapat diterima dari cabang pemrakarsa bank sendiri untuk keuntungan nasabah sendiri atau merupakan penerusan terhadap nasabah bank lain pada kota yang sama. Untuk penerusan umumnya bank penerus akan memungut komisi.

Merujuk pada contoh A, maka pencatatan di Bank Mitra Niaga Solo adalah :TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

5/5/2011Dr. Giro Bank Indonesia100.000.000

Cr. RAK Cabang Semarang100.000.000

Dengan merujuk pada contoh B, maka pencatatan pada Bank Mitra Niaga Bandung adalah :TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

1/4/2011Dr. RAK Cabang Semarang30.000.000

Cr. Giro Bank Indonesia30.000.000

Pencatatan di Bank Bahana Bandung selaku bank penerima transfer masuk bila transfer masuk ditujukan untuk nasabah tabungan di bank ini atas nama Sdr. Anisa :TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

1/4/2011Dr. Giro Bank Indonesia30.000.000

Cr. Tabungan - Anisa30.000.000

Untuk contoh C, transfer masuk yang diterima oleh Bank Mitra Niaga Cirebon adalah :TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

15/5/2011Dr. RAK Cabang Semarang50.000.000

Cr. Giro Diana50.000.000

INKASOInkaso atau collection adalah jas perbankan yang melibatkan pihak ketiga dalam rangka penyelesaian tagihan berupa wakat-warkat atau surat berharga yang tidak dapat diambil alih atau dibayarkan segera kepada si pemberi amanat untuk keuntungannya. Kegiatan inkaso ini dilakukan hanya untuk penagihan antar bank/antar cabang bank sendiri yang berada diluar wilayah kliring atau di kota yang berbeda. Dengan kata lain transaksi inkaso disini adalah penagihan Cek/Billyet Giro oleh suatu bank yang berada di suatu wilayah kliring atau kota tertentu kepada bank penerbit yang berada diwilayah kliring atau kota yang berbeda. Hal ini terjadi karena para pelaku ekonomi yang melakukan transaksi tersebut merupakan nasabah bank yang berada dalam wilayah kliring atau kota yang berbeda.Dalam kaitannya dengan inkaso, dikenal adanya bank pemrakarsa dan bank pelaksana. Bank pemrakarsa adalah bank yang menerima warkat dari pihak ketiga untuk ditagihkan dan hasilnya untuk keuntungan pihak ketiga tersebut. Bank pelaksana adalah bank yang melaksanakan penagihan (pembebanan) kepada pihak ketiga (nasabah bank pelaksana) atas amanat dari cabang/bank pemrakarsa dan hasilnya untuk keuntungan pihak ketiga nasabah bank pemrakarsa.Kegiatan inkaso menggunakan media berupa warkat-warkat yang diinkasokan (cek, billyet giro), teleks, pos biasa atau faximile. Penggunaan media ini akan menimbulkan biaya dan biaya ini akan dibebankan kepada pihak ketiga yang memberikan amanat inkaso. Disisi lain bank pemrakarsa akan memperoleh pendapatan berupa komisi inkaso. Komisi inkaso ini akan didistribusikan pada setiap akhir bulan antara cabang pemrakarsa dan cabang pelaksana masing-masing 50% dari total komisi inkaso yang bersangkutan. Komisi hanya dibebankan kepada pihak pemberi amanat di cabang pemrakarsa.

A. Jenis InkasoDilihat dari jenisnya inkaso dapat dibedakan menjadi :a. Inkaso dengan warkat tanpa lampiran, yaitu warkat inkaso yang digunakan untuk melakukan inkaso tanpa dilampiri dokumen apapun. Contoh : cek, billyet giro, ataupun surat berharga lainnya.b. Inkaso dengan warkat berlampiran, yaitu warkat inkasonya harus dilampiri dokumen-dpkumen pendukung. Contoh : kwitansi, faktur, polis asuransi, atau surat-surat lain yang disetujui bank.Jenis inkaso dilihat dari lalu lintas dananya, inkaso dibedakan menjadi :a. Inkaso keluar yaitu inkaso atas instruksi nasabah untuk melakukan penagihan kepada pihak ketiga di cabang sendiri atau bank lain di luar kota. Inkaso ini dibayarkan atau dikreditkan ke rekening si pemberi amanat di bank pemrakarsa setelah inkaso berhasil.b. Inkaso masuk yaitu tagihan masuk atas beban rekening nasabah sendiri dan hasilnya dikirimkan ke cabang pemrakarsa untuk keuntungan pihak ketiga. Jenis inkaso dilihat dari mekanisme pelaksanaannya, dibedakan menjadi :a. Inkaso melalui bank lain, yaitu inkaso yang dilaksanakan terhadap pihak ketiga nasabah bank lain di luar kota. Dalam hal ini inkaso bisa dilakukan melalui cabang bank sendiri. Bia tidak memiliki kantor cabang di wilayah kliring yang dituju, maka bank biasanya menggunakan bank lain atau bank koresponden yang mempunyai kantor di wilayah kliring yang dituju.Gambar : Mekanisme Inkaso via Kantor Bank Sendiri

Keterangan :1. X yang merupakan nasabaha Bank B di Surabaya melakukan transaksi dengan Y yang merupakan nasabah Bank A di Jakarta. Dalam hal ini X melakukan pembayaran kepada Y dengan memberikan Cek/BG Bank B Surabaya kepada Y.2. Y kemudian menyetor Cek/BG tersebut ke rekeningnya di Bank A Jakarta.3. Bank A yang mempunyai kantor di Surabaya mengirimkan Cek/BG tersebut via ekspedisi ke kantor cabang di Surabaya.4. Kantor cabang A di Surabaya lalu mengkliringkan Cek/.BG Bank B melalui kliring lokal Surabaya.5. Bank B Surabaya melakukan validasi atas warkatnya tersebut. Jika warkat valid dan dana mencukupi, maka Bank B akan mendebet rekening nasabah X.6. Bank B kemudian menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana atas Cek/BG tersebut melalui penyelenggara kliring Surabaya.7. Bank A Surabaya memperoleh informasi mengenai efektivitas dana Cek/BG Bank B dari penyelenggara kliring Surabaya.8. Bank A Surabaya kemudian melakukan perhitungan antar kantor dan memberikan informasi kepada kantor Bank A Jakarta mengenai efektivitas dana atas penagihan Cek/BG Bank B. Atas informal tersebut, Bank A Jakarta kemudian mengkredit rekening nasabah Y. Inkaso melalui kantor sendiri biasanya relatif lebih cepat, terutama apabila penyampaian hasil kliring antar kantor Bank A di Surabaya dan Jakarta dilakukan secara online. Namun demikian, masih tetap diperlukan waktu untuk pengiriman fisik warkat antar kota untuk penagihan Cek/BG yang tentunya akan memakan waktu beberapa hari ke kota tujuan.Apabila suatu bank tidak mempunyai kantor cabang di wilayah kliring tertuju, maka bank biasanya melakukan inkaso melalui bank lain atau bank koresponden yang mempunyai kantor cabang di wilayah kliring tertuju dengan mekanisme sebagai berikut :Gambar : Mekanisme Inkaso via Bank Koresponden

Keterangan :1. X yang merupakan nasabaha Bank B di Surabaya melakukan transaksi dengan Y yang merupakan nasabah Bank A di Jakarta. Dalam hal ini X melakukan pembayaran kepada Y dengan memberikan Cek/BG Bank B Surabaya.2. Y kemudian menyetor Cek/BG tersebut ke rekeningnya di Bank A Jakarta.3. Bank A yang tidak mempunyai kantor di Surabaya akan menginkasokan Cek/BG tersebut melalui Bank C di Jakarta yang mempunyai kantor Cabang di Surabaya.4. Bank C Jakarta kemudian mengirimkan Cek/BG via ekspedisi ke kantor cabangnya di Surabaya.5. Kantor cabang Bank C di Surabaya lalu mengkliringkan warkat Bank B melalui kliring lokal Surabaya.6. Bank B Surabaya melakukan validasi atas warkatnya tersebut. Jika warkat valid dan dana mencukupi, maka Bank B akan mendebet rekening nasabah X.7. Bank B kemudian menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana atas Cek/BG tersebut melalui penyelenggara kliring Surabaya.8. Bank C Surabaya memperoleh informasi mengenai efektivitas dana atas penagihan Cek/BG dari penyelenggara kliring Surabaya.9. Bank C Surabaya kemudian melakukan perhitungan antar kantor dan memberikan informasi kepada kantor Bank C Jakarta mengenai efektivitas dana atas penagihan Cek/BG Bank B.10. Bank C Jakarta kemudian menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana Cek/BG kepada Bank A dan Bank A kemudian akan melakukan pengkreditan ke rekening nasabah Y.Dalam mekanisme ini, status Bank C bisa sebagai bank koresponden atau non koresponden. Dalam hal ini status Bank C merupakan bank koresponden maka Bank A harus memelihara rekening di Bank C untuk penyelesaian hasil inkaso. Penagihan Cek/BG melalui inkaso seperti ini relatif lebih lama jika dibandingkan dengan mekanisme yang pertama, terlebih lagi apabila bank penerus bukan merupakan bank koresponden dan tidak terikat suatu service level agreement tertentu. Disamping itu, biaya bagi nasabah juga relatif lebih tinggi sebab selain biaya yang dikenakan Bank A, nasabah juga akan dikenai biaya penerusan oleh Bank C yang besarnya seringkali dipotong langsung dari Cek/BG yang diinkasokan.

b. Inkaso melalui cabang bank sendiri yaitu inkaso yang dilakukan melalui cabang bank sendiri untuk pihak ketiga diluar kota pada kantor cabang bank sendiri.

Bank Pemrakarsa(Bank A Semarang)Bank Pelaksana(Bank B Bandung)Pemberi AmanatTertagih / Tertarik 4. Penagihan7. Konfirmasi5. Pembebanan6. Bayar1. Jual8. Keuntungan2. Beli3. AmanatGambar : Mekanisme Inkasi bila dilakukan antar cabang bank sendiri

B. Akuntansi Inkaso KeluarInkaso merupakan kegiatan bank yang mengandung ketidakpastian. Bank melakukan inkaso, namun tidak setiap inkaso akan memberikan hasil. Pihak tertagih kemungkinan tidak mampu membayar tagihan sehingga bank pelaksana tidak dapat memaksa pihak tertagih untuk membayarnya. Untuk mengetahui keberhasilan inkaso diperlukan waktu untuk konfirmasi. Selama selang waktu menerima amanat untuk menagih hingga tagihan berhasil atau tidak, transaksi ini harus dibukukan dalam rekening administratif. Mengingat bank pemrakarsa akan membayar kepada pihak pemberi amanat kalau inkaso berhasil, maka transaksi ini sebenarnya transaksi bersyarat. Dengan demikian pencatatan administratif ini dikelompokkan pada rekening kontinjensi kewajiban. Pencatatan pada rekening ini menggunakan ayat jurnal tunggal posisi kredit. Rekening ini akan di outstanding selama tenggang waktu menunggu hasil. Bila inkaso berhasil maka langsung dikreditkan atau dibayarkan ke rekening si pemberi amanat dan secara otomatis rekening administratif untuk inkaso harus dinihilkan (didebet) karena transaksi inkaso telah rill atau efektif (dan dibukukan pada rekening rill).Persoalan yang muncul adalah mengenai komisi inkaso dan ongkos transfer. Bila berhasil bank akan memotong rekening nasabah yang bersangkutan untuk ongkos transfer dan komisi transfer. Bila inkaso tidak berhasil umumnya bank hanya meminta ongkos transfer saja.Hasil inkaso bisa langsung dikreditkan ke rekening giro atau tabungan si pemberi amanat di bank pemrakarsa. Bila hasil inkaso untuk diberikan kepada bukan nasabah, maka bank harus mencatat terlebih dahulu pada rekening administratif warkat inkaso yang akan dibayar.Contoh transaksi inkaso antar cabang :Tanggal 10 Mei 2011 Bank A Semarang menerima amanat warkat inkaso (setoran Cek/BG Bank A di Bandung) dari Sdr. Amir untuk diinkasokan ke Bank A Bandung beban Sdr. Ali senilai Rp 100.000.000Pada saat menerima setoran cek B/G (warkat), Bank A Semarang selaku bank pemrakarsa harus mencatat pada rekening administratif sebagai berikut :TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

10/5/2011Cr. Warkat Inkaso disetor dan100.000.000

ditagihkan

Pencatatan dengan ayat jurnal tunggal posisi kredit, sebab transaksi ini sifatnya bersyarat dan bila berhasil akan menimbulkan kewajiban bank pemrakarsa untuk menyerahkan / mengkreditkan ke rekening pemberi amanat.Pada hari yang sama Bank A Semarang menerima konfirmasi bahwa inkaso untuk beban Sdr. Ali nasabah Bank A Bandung dinyatakan efektif (ada dananya). Kalau demikian maka tugas bank pemrakarsa pertama menihilkan rekening rekening administratif untuk inkaso ini, kedua melimpahkan hasil tagihannya kepada yang berhak dengan cara mencatat pada rekening rill/efektif. Komisi inkaso ditentukan 0,05%.Pencatatan di rekening administratif :TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

10/5/2011Dr. Warkat Inkaso disetor dan100.000.000

ditagihkan

Pencatatan di rekening rill :TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

10/5/2011Dr. RAK Cabang Bandung100.000.000

Cr. Giro Amir99.500.000

Cr. Pendapatan Komisi Inkaso500.000

Pelimpahan hasil inkaso sebenarnya tidak hanya ke giro, tapi tergantung permintaan si pemberi amanat, mislanya bisa ke tabungan atau rekening lain yang dikehendaki.Pada contoh diatas diasumsikan bahwa Amir adalah nasabah Bank A Semarang. Bila Amir bukan nasabah bank tersebut, maka bank A disamping mencatat rekening administratif seperti diatas, juga akan mencatat terlebih dahulu dalam rekening rill sebagai berikut :TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

10/5/2011Dr. RAK Cabang Bandung100.000.000

Cr. Warkat Inkaso Telah 100.000.000

Ditagihkan dan akan Dibayar

Catatan jurnal ini untuk menampung sampai pemberi amanat datang ke bank untuk mengambilnya. Bila pemberi amanat mengambilnya secara tunai maka dijurnal di Bank A Semarang :

TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

10/5/2011Dr. Warkat Inkaso Telah 100.000.000

Ditagihkan dan akan Dibayar

Cr. Kas99.500.000

Cr. Pendapatan Komisi Inkaso500.000

Untuk rekening administratif juga dinihilkan seperti sebelumnya.

C. Akuntansi Inkaso Masuk dari Cabang Bank SendiriUntuk Inkaso masuk yang berasal dari cabang bak sendiri, maka tugas bank pelaksana adalah membebankan ke rekening pihak tertagih. Misalnya kelanjutan dari contoh sebelumnya, bahwa Ali sepakat untuk membayar dengan beban Giro Ali Rp 50.000.000, beban tabungan Ali Rp 20.000.000 dan cek Bank A Bandung yang ditarik oleh Amin Rp 30.000.000. Maka pencatatan di Bank A Bandung adalah :

TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

10/5/2011Dr. Giro Ali 50.000.000

Dr. Tabungan Ali20.000.000

Dr. Giro Amin30.000.000

Cr. RAK Cabang Semarang100.000.000

D. Transaksi Inkaso Antarbank via Kantor Cabang Bank SendiriTransaksi inkaso antarbank dapat diselesaikan melalui kantor cabang bank sendiri yang terdekat (ada di wilayah kliring bank yang dituju). Dengan demikian bank pemrakarsa yang melakukan inkaso hanya akan berhubungan rekening dengan kantor cabangnya. Sedangkan kantor cabang sendiri akan berhubungan dengan bank lain di wilayah kliring yang berbeda yang telah menerbitkan cek atau bilyet giro. Oleh karena itu pencatatan transaksi ini terjadi di bank pemrakarsa, bank pelaksana cabang bank sendiri dan bank lain tertagih.Contoh :Tanggal 15 Mei 2011 nasabah Bank A di Jakarta bernama Y telah menjual barang-barang elektronik kepada X nasabah Bank B Surabaya. Total transaksi senilai Rp 500.000.000. Pada hari itu juga X menarik cek mundur untuk membayar kepada Y yang bisa dicairkan tanggal 20 Mei 2011.Tanggal 20 Mei 2011 Sdr. Y setor ke Bank A untuk keuntungan gironya berupa cek Bank B Surabaya yang ditarik oleh X senilai Rp 500.000.000.

Pencatatan di Bank A pada saat menerima setoran warkat inkaso adalah :Pencatatan di rekening administratif

TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

20/5/2011Dr. RAR Warkat Inkaso disetor 500.000.000

dan ditagihkan

Atas dasar setoran cek tersebut, kemudian Bank A Jakarta selanjutnya mengirimkan Cek/BG tersebut via ekspedisi ke kantor cabangnya di Surabaya untuk dikliringkan. Bila Bank A cabang Surabaya telah menginformasikan bahwa cek telah divalidasi oleh Bank B Surabaya dan dinyatakan efektif melalui kliring, maka Bank A Jakarta segera membukukan hasilnya ke rekening Sdr. Y setelah dipotong komisi inkaso. Komisi inkaso Rp 1.000.000. Misalnya tanggal 21 Mei 2011 dana dinyatakan efektif oleh Bank A Surabaya, maka pencatatan jurnal di Bank A Jakarta adalah :

TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

21/5/2011Cr. RAR Warkat Inkaso disetor500.000.000

dan ditagihkan

21/5/2011Dr. RAK Cabang Surabaya500.000.000

Cr. Giro Y499.000.000

Cr. Pendapatan Komisi Inkaso1.000.000

Pencatatan transaksi di cabang pelaksana (Bank A Surabaya) adalah :Pada saat menagih melalui kliring dengan Bank B Surabaya :TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

21/5/2011Dr. RAR Warkat Kliring500.000.000

Pada saat kliring dinyatakan berhasil atau dana dinyatakan efektif :TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

21/5/2011Dr. RAR Warkat Inkaso disetor500.000.000

dan ditagihkan

21/5/2011Dr. Giro BI500.000.000

Cr. RAK Cabang Jakarta500.000.000

Transaksi inkaso bila bank pemrakarsa tidak mempunyai cabang di wilayah kliring bank tertuju.Bila Bank A tidak mempunyai cabang di Surabaya, maka bisa minta bantuan ke Bank C Jakarta sebagai bank koresponden yang memiliki cabang di Surabaya. Dengan demikian untuk kasus diatas, ketika Bank A menerima setoran warkat inkaso langsung menginkasokan ke Bank C Jakarta melalui kliring. Dengan demikian transaksi ini akan melibatkan Bank A Jakarta, Bank C Jakarta, Bank C Surabaya, dan Bank B Surabaya.Pencatatan di Bank A Jakarta :Penerimaan warkat untuk diinkasokan melalui kliring dengan Bank C Jakarta, dicatat pada rekening administratif.TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

21/5/2011Cr. RAR Warkat Kliring500.000.000

Ketika Inkaso dinyatakan efektif oleh Bank C Jakarta :TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

21/5/2011Dr. RAR Warkat Kliring500.000.000

Dr. Giro BI500.000.000

Cr. Giro Sdr. Y500.000.000

Pencatatan di Bank C Jakarta :TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

21/5/2011Dr. RAK Cabang Surabaya500.000.000

Cr. Giro BI500.000.000

Pencatatan di Bank C Surabaya :Pada saat kliring penyerahan/penagihan :TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

21/5/2011Dr. RAR Warkat Kliring500.000.000

Pada saat dana dinyatakan efektif oleh BI Surabaya (Bank B Surabaya), jurnal di Bank C Surabaya adalah :TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

21/5/2011Cr. RAR Warkat Kliring500.000.000

Dr. Giro BI500.000.000

Cr. RAK Cabang Jakarta500.000.000

Pencatatan di Bank B Surabaya :TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

21/5/2011Dr. Giro X500.000.000

Cr. Giro BI500.000.000

KARTU PLASTIKSejak era delapan puluhan atau sejak terbitnya SK Mentri Keuangan No. 1251/ KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988, penggunaan kartu plastik di Indonesia semakin meluas. Kartu plastik ini merupakan pengganti alat bayar yang sangat praktis sehingga diminati masyarakat yang berpenghasilan cukup atau kalangan menengah ke atas. Citibank adalah salah satu pelopor yang menerbitkan kartu plastik di Indonesia.Kartu plastik adalah instrumen pembayaran atau kartu yang diterbitkan oleh bank atau lembaga pembiayaan yang lain yang dapat digunakan untuk penarikan tunai. Sebagai alat pembayaran, kartu ini sangat fleksibel dan praktis. Anda dapat berbelanja dan menunjukan kartu untuk membayar atau jika membutuhkan uang tunai maka dapat menariknya dengan kartu tersebut. Pemegang kartu akan merasa aman, sebab di samping tak perlu membawa uang tunai, juga mendapat purchase protection plan atau perlindungan asuransi pembelian barang-barang secara otomatis. A. Jenis Kartu Plastik Berdasarkan FungsinyaKartu plastik di indonesiaa cukup banyak, namun yang relatif dikenal berupa kartu kredit dan kartu tunai atau ATM . Untuk itu jenis-jenis kartu kredit perlu disampaikan agar dipahami oleh semua pihak.1. Kartu kredit (Credit Card) yaitu kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual-beli barang dan jasa, kemudian pelunasan atas penggunanya dapat dilakukan sekaligus atau secara angsuran sejumlah minimum tertentu. Pemegang kartu kredit (card holder) akan diberikan kredit limit, sehingga pengunaan kartu kredit tidak boleh melebihi limit yang telah ditetapkan oleh bank penerbit. Bila penggunaan melebihi limit tertentu maka card holder wajib membayar kelebihan tersebut dengan tingkat bunga yang lebih tinggi ditambah angsuran wajib sejumlah minimum tertentu pada setiap tanggal jatuh tempo setiap bulan yang ditetapkan oleh issuer atau bank. Angsuran wajib dimaksud adalah angsuran terhadap penggunaan kart kredit dalam batas plafon/limit yang disepakati.2. Charge Card adalah kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran suatu transaksi barang dan jasa, kemudian pemegang kartu diwajibkan membayar kembali secara penuh seluruh tagihannya pada akhir bulan atau bulan berikutnya dengan atau tanpa beban tambahan. Penggunaan kartu ini umumnya tidak dibatasi limitnya. Keterlambatan pembayaran penggunaan kartu ini akan dikenakan denda keterlambatan (late charge) oleh bank sebesar persentase tertentu. Namun kelebihannya pemegang kartu ini tidak akan dikenakan bunga setiap pembayaran. Contoh kartu ini : BCA Card, Hero Master, Dinners Club.3. Kartu Debit (Debit Card) yaitu kartu yang dapat digunakan sebagai perintah bayar atau pendebetan terhadap rekening pemegangnya. Transaksi dengan menggunakan kartu debit adalah transaksi tunai yang pembayarannya tidak dengan uang tunai, tetapi melalui pembebanan rekening pemegang kartu debit dan pengkreditan terhadap rekening merchant. Seorang pemegang kartu debit harus memiliki saldo rekening di bank penerbit kartu debit. Kartu ini juga dapat digunakan untuk penarikan tunai sebagaimana kartu ATM.4. Cash Card adalah kartu tunai, sering disebut kartu ATM yaitu kartu yang dapat digunakan untuk penarikan tunai baik di counter-counter bank maupun anjungan ATM. Dengan demikian seorang pemegang kartu ATM harus memiliki rekening tabungan di bank. Penarikan hanya bisa dilakukan bila saldo yang dimiliki mencukupi untuk diatrik.5. Check Guarantee Card adalah kartu yang dapat digunakan sebagai jaminan dalam penarikan cek oleh pemegang kartu tersebut.

B. Jenis Kartu Plastik Menurut Wilayah Berlakunya1. Kartu Plastik Lokal, yaitu kartu plastik yang berlaku pada wilayah tertentu misalnya seluruh Indonesia. Contoh : Kartu ATM Bank Muamalat Indonesia.2. Kartu Plastik Internasional, yaitu kartu plastik yang berlaku dan dapat digunakan seluruh dunia. Contoh : Visa, American Express, Carte Balance, Master Card, Dinner Club.

C. Mekanisme Transaksi Kartu kreditUntuk memiliki kartu kredit, seorang calon card holder harus mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada bank penerbit (issuer). Pihak issuer akan mempelajari kelayakan pemohon, dengan mengkaitkan persyaratan penghasilan minimum kemudian ditentukan kelompok reguler atau gold. Pada saat pembukaan, pemegang kartu kredit diwajibkan membayar uang pangkal dan annual fee yang besarnya bervariasi setiap bank. Besarnya uang pangkal dan annual fee untuk kelompok gold lebih tinggi dari kelompok reguler. Pemegang kartu kredit selanjutnya akan dikenai bunga. Beban bunga ini dibedakan dalam hal penggunaan yaitu beban bunga untuk penggunaan belanja dan beban bunga untuk penarikan tunai. Khusus untuk penarikan tunai dengan kartu kredit disamping dikenakan bunga juga fee tertentu.Kartu kredit yang disetujui dapat digunakan untuk transaksi dengan pihak merchant. Card holder cukup menunjukkan kartu kredit dan kemudian akan digesekkan pada mesin tertentu untuk mengetahui kebenaran kartu kredit dan pihak card holder langsung menandatanganinya. Penggunaan kartu kredit bisa dilakukan dimana saja pada tempat merchant yang telah menjalin kerja sama dengan bank penerbit kartu kredit. Merchant adalah pihak yang menyediakan barang dan jasa, contoh : hotel, supermarket, toko sepatu, minimarket, dan sebagainya.Rekap transaksi yang menggunakan kartu kredit selanjutnya menjadi dasar pihak merchant untuk melakukan penagihan pada tanggal tertentu kepada bank penerbit. Penagihan kartu kredit dilakukan melalui bank penerbit terdekat dengan merchant. Kemudian pihak bank akan langsung membayarkan sejumlah tagihan dengan cara mengkreditkan ke rekening pihak merchant dan mendebet pihak card holder. Jumlah yang dibayarkan ke pihak merchant adalah jumlah bersih setelah dikurangi dengan komisi kartu kredit yang besarnya berkisar 3% sampai dengan 5% dari nilai transaksi/tagihan. Komisi kartu kredit menjadi hak atau pendapatan bank karena jasa bank telah memberikan dukungan penjualan pihak merchant. Dengan terbitnya kartu kredit akan potensial meningkatkan penjualan pihak merchant yang melakukan kerja sama dengan bank bersangkutan. Contoh : Supermarket ABC melakukan penagihan penggunaan kartu kredit oleh nasabah Bank Buana sebesar Rp 10.000.000. Komisi kartu kredit 3%, maka yang dikreditkan/dibayarkan kepada Supermarket ABC sebesar Rp 9.700.000, dan pendapatan komisi kartu kredit bagi Bank Buana sebesar Rp 300.000Pada akhir bulan tertentu, card holder akan mendapat tagihan dari bank dan kemudian card holder membayarnya. Bank memperhitungkan besar tagihan yang terdiri dari nilai pokok penggunaan kartu kredit dan bunga. Pembayaran ini bisa dilakukan secara angsuran, secara total atau dengan jumlah minimum tertentu yang ditentukan bank.Beberapa bank menentukan tagihan bunga bila card holder membayar penggunaan kartu kredit setelah tanggal yang ditentukan (lewat jatuh tempo). Contoh : Jika transaksi dengan kartu kredit terjadi sebelum tanggal 31 Mei dan pembayaran sebelum 1 Juni maka kepadanya tidak dikenakan bunga. Pendek kata sebelum mencapai 1 bulan masa pembungaan, card holder tidak dikenakan bunga. Sistem pembungaan yang digunakan umumnya flat dan progressive (sliding) yang diperhitungkan secara harian berdasarkan saldo. Gambar : Mekanisme Transaksi Kartu Kredit Tanpa Acquirer

Bank PenerbitCard HolderMerchant15834762

Keterangan :1. Perjanjian antara bank penerbit dengan pihak merchant mengenai penggunaan kartu kredit yang diterbitkan oleh bank yang bersangkutan.2. Kartu kredit disetujui dan card holder setuju dengan segala ketentuan kartu kredit yang berlaku di bank yang bersangkutan. Card holder diberikan kartu kredit.3. Card holder melakukan transaksi dengan merchant, misalnya member barang, membeli jasa hotel, dan sebagainya. Card holder membayar kepada merchant atas pembelian barang dan jasa dengan menunjukkan kartu kredit dan menandatangani slip atau langsung di layar.4. Merchant menyerahkan barang atau memberikan jasa kepada card holder. 5. Merchant melakukan tagihan kepada bank.6. Bank mengirimkan slip tagihan yang dibuat bank untuk card holder.7. Card holder melakukan pembayaran, dapat menggunakan fasilitas ATM atau pendebitan giro, tabungan secara langsung atau secara tunai.8. Diskon diberikan kepada merchant.

Pada kasus lain, mekanisme transaksi dengan kartu kredit terjadi dengan melibatkan acquirer. Pihak acquirer adalah pihak yang melakukan penagihan dan pembayaran antara bank penerbit (issuer) dan merchant dalam hal kartu kredit dilakukan secara franchise. Dalam transaksi seperti ini antara pihak bank dengan acquirer berbagi komisi atau diskon. Pihak merchant akan melakukan penagihan kepada acquirer sebesar nilai bersih yaitu nilai penggunaan kartu kredit dipotong diskon yang telah disepakati merchant dengan issuer (seperti contoh : 3%). Selanjutnya pihak acquirer akan membayarnya kepada merchant sebesar Rp 9.700.000, tetapi pihak acquirer akan menerima pembayaran dari issuer bank sebesar Rp 9.700.000 ditambah imterchange fee misalnya 2% dari Rp 10.000.000 yaitu Rp 200.000, sehingga total Rp 9.900.000. Dengan demikian komisi bersih atau diskon yang dinikmati dari acquirer dari aktifitas penjualan kartu kredit sebesar 1% dari Rp 10.000.000 atau Rp 100.000 sedangkan statement tagihan kepada card holder sebesar Rp 10.000.000.Gambar : Mekanisme Transaksi Kartu Kredit dengan Melibatkan AcquirerIssuerr Bank / AcquirerServicing Agent (Acquirer)8. Interchange 2%Penagihan 100%1. Perjanjian9. RembursmentRp 9.900.000Card HolderMerchant3. Perjanjian10. Statement Tagihan2. Perjanjian11. Pembayaran Cicilan Pokok + Bunga 4. Transaksi (kartu)5. Barang dan Jasa6. Tagihan7. Pembayaran Diskon 35 (Rp 9.700.000)

KeteranganJumlah (Rp)

1. Nominal Transaksi Kartu Kredit10.000.000 (+)

2. Diskon untuk Acquirer300.000 (-)

3. Nilai Bersih Dibayar Acquirer9.700.000 (+)

4. Interchange Fee untuk Acquirer 2% x Rp 10.000.000200.000 (+)

5. Nilai Klaim Acquirer terhadap Issuer Bank (Rembursement)9.900.000 (+)

Dalam mekanisme transaksi kartu kredit ini tidak ada perjanjian antara pihak acquirer dengan pihak merchant karena fungsi acquirer hanyalah sebagai jasa yang mempercepat dan mempermudah proses pembayaran kepada merchant. Sedangkan hubungan pihak bank penerbit (issuer bank) dengan pihak acquirer dan card holder harus difasilitasi oleh perjanjian sebab menyangkut kepastian pembayaran dan penerimaan.

D. Akuntansi Kartu KreditTransaksi kartu kredit dicatat sebesar nilai bruto tagihan bank yang belum dilunasi oleh card holder. Nilai bruto adalah sebesar baki debet. Namun demikian penerbitan kartu kredit merupakan komitmen bank untuk memberikan realisasi kredit ketikan card holder menggunakannya, sehingga pencatatan pertama adalah pada rekening administratif kelompok komitmen kewajiban. Komitmen ini sebesar plafon atau limit kredit yang diberikan. Secara terperinci pencatatan kartu kredit meliputi : pencatatan pada rekening administratif (komitmen kewajiban), penerimaan pendapatan komisi dan fee, realisasi (penagihan oleh merchant) akibat penggunaan kartu kredit, pelunasan pokok dan bunga, penambahan limit kredit.Contoh :Tanggal 5 Maret 2012 Bank Mitra Niaga Semarang melakukan otorisasi penerbitan kartu kredit untuk Sdr. Karina Ibrahim dengan limit Rp 10.000.000. Untuk itu Sdr. Karina Ibrahim dibebani iuran tahunan (annual fee) untuk kartu kredit Rp 150.000, uang pangkal Rp 100.000. Beban ini didebetkan dari rekening giro Karina Ibrahim. Suku bunga kredit 3% per bulan.

Pencatatan komitmen kredit ketika kartu kredit disetujui 5 Maret 2012 :TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

5/3/2012Cr. RAR. Fasilitas Kredit yang10.000.000

diberikan dan belum digunakan

Pencatatan beban nasabah kartu kredit ketika penerbitan kartu kredit :TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

5/3/2012Dr. Giro Karina Ibrahim250.000

Cr. Annual Fee Kartu Kredit150.000

Cr. Uang Pangkal Kartu Kredit100.000

Pada tanggal 10 Mei 2012 Karina Ibrahim menggunakan kartu kreditnya sebesar Rp 5.000.000 di Atlas Supermarket Semarang dan pada hari yang sama supermarket tersebut melakukan penagihan ke Bank Mitra Niaga Semarang dengan komisi 4% dari nilai penggunaan kartu kredit.TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

10/3/2012Dr. RAR. Fasilitas Kredit yang5.000.000

diberikan dan belum digunakan

TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

10/3/2012Dr. Kredit yang Diberikan - CC5.000.000

Cr. Giro Atlas Supermarket4.800.000

Cr. Komisi Kartu Kredit200.000

Tanggal 31 Maret 2012 Karina Ibrahim membayar penggunaan kartu kredit Rp 1.000.000 beserta bunganya atas beban giro.

TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

31/3/2012Cr. RAR. Fasilitas Kredit yang1.000.000

diberikan dan belum digunakan

TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

31/3/2012Dr. Giro Karina Ibrahim1.101.613

Cr. Kredit yang Diberikan KK1.000.000

Cr. Pendapatan Bunga Kredit101.613

Perhitungan bunganya adalah (Rp 5.000.000 x 3% x 21)/31 = Rp 101.613Tanggal 15 Juni 2012Karina Ibrahim melakukan bisnis di Cirebon, untuk itu ia bermalam di Hotel Indah Nian selama 3 hari. Biaya akomodasi Rp 1.500.000 dibayar dengan menggunakan kartu kredit Bank Mitra Niaga. Pada tanggal ini pihak hotel belum melakukan penagihan terhadap Bank Mitra Niaga Cirebon sehingga Bank Mitra Niaga Cirebon maupun Semarang belum perlu melakukan pencatatan.

Tanggal 16 Juli 2012Hotel Indah Nian Cirebon menagih ke Bank Mitra Niaga Cirebon atas penggunaan kartu kredit. Komisi 3%.TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

16/7/2012Dr. RAR. Fasilitas Kredit yang1.500.000

diberikan dan belum digunakan

TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

16/7/2012Dr. Kredit yang Diberikan CC1.500.000

Cr. Giro Atlas Supermarket1.455.000

Cr. Komisi Kartu Kredit45.000

Pencatatan di Cirebon :TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

16/7/2012Dr. RAK Cabang Semarang

Cr. Giro Hotel Indah Nian

Dalam hal ini Bank Mitra Niaga Cirebon tidak mendapatkan komisi kartu kredit, tetapi akan diperhitungkan bunga RAK pada setiap akhir bulan. Beberapa bank memang memperhitungkan komisi kartu kredit untuk cabang lain, namun akan didebet atau dikreditkan pada setiap akhir bulan dengan pembagian masing-masing 50% dari komisi yang diperhitungkan.

Safe Deposit BoxKebutuhan keamanan dan kerahasiaan barang berharga yang dimiliki seseorang atau lembaga akan lebih terjamin bila dititipkan di bank. Bank memberikan jasa penyimpanan barang berharga berupa safe deposit box. Keamanan barang berharga itu terjamin karena untuk membuka setiap kotak penyimpanan diperlukan duan kunci, kunci pertama dipegang bank dan kunci yang lain dipegang oleh penitip barang. Disamping itu untuk membukanya tidak setiap karyawan bank dapat melakukannya, akan tetapi hanya orang tertentu yang telah ditunjuk bank.Jasa penyimpanan (safe deposit box) ini akan memberikan pendapatan bagi bank. Besarnya pendapatan sewa tergantung pada lamanya masa sewa dan luas ruangan yang dipakai untuk menyimpan barang berharga/surat berharga. Pendapatan sewa diterima dimuka, oleh karena itu harus diamortisasi setiap periode/bulan.Penyimpanan barang berharga disamping dipungut biaya sewa, juga harus membayar setoran jaminan kunci SDB. Setoran jaminan diperlukan karena untuk menggantinya bila kunci hilang. Namun demikian bila sampai selesai penyimpanan barang berharga ternyata kunci hilang, maka setoran jaminan kunci akan dikembalikan kepada yang berhak (penyimpan barang berharga).Contoh :1 Juli 2012 Bank Mitra Niaga Semarang menerima permohonan seseorang nasabah bernama Bella Saphira untuk menyimpan barang berharga dan surat berharga miliknya. Untuk itu Bella menyerahkan setoran jaminan sebesar Rp 1.500.000 secara tunai dan membayar sewa dibayar dimuka sebesar Rp 2.400.000 untuk sewa 6 bulan kedepan atas beban giro Bella. Masa sewa akan jatuh tempo pada 31 Desember 2012. Catatan jurnal di Bank Mitra Niaga Semarang adalah:

TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

1/7/2012Dr. Kas1.500.000

Dr. Giro Bella Saphira2.400.000

Cr. Setoran Jaminan Kunci SDB1.500.000

Cr. Pendapatan Sewa SDB Diterima di Muka2.400.000

31/7/2012Dr. Pend. Sewa SDB Diterima di Muka400.000

Cr. Pendapatan Sewa SDB400.000

31/8/2012Dr. Pend. Sewa SDB Diterima di Muka400.000

Cr. Pendapatan Sewa SDB400.000

31/9/2012Dr. Pend. Sewa SDB Diterima di Muka400.000

Cr. Pendapatan Sewa SDB400.000

31/10/2012Dr. Pend. Sewa SDB Diterima di Muka400.000

Cr. Pendapatan Sewa SDB400.000

31/11/2012Dr. Pend. Sewa SDB Diterima di Muka400.000

Cr. Pendapatan Sewa SDB400.000

31/12/2012Dr. Pend. Sewa SDB Diterima di Muka400.000

Cr. Pendapatan Sewa SDB400.000

Dr. Setoran Jaminan SDB1.500.000

Cr. Giro Bella Saphira1.500.000

Jurnal yang dilakukan setiap akhir bulan (31 Juli, 31 Agustus, 30 September, 31 Oktober, 30 November, dan 31 Desember) adalah jurnal amortisasi terhadap pendapatan sewa SDB diterima dimuka. Khusus pada 31 Desember 2012, disamping jurnal amortisasi juga menjurnal pelimpahan setoran jaminan yang telah jatuh tempo dengan mengkredit ke rekening giro Bella Saphira. Bila ternyata kunci yang dipegang Bella Saphira hilang, maka setoran jaminan tidak dikembalikan namun menjadi hal bank sebagai pengganti kunci yang hilang dengan jurnal :

TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

31/12/2012Dr. Setoran Jaminan SDB1.500.000

Cr. Inventaris Kantor Alat-alat Tahan Api1.500.000