perbandingan persentase perkecambahan kayu afrika ... · buah keras berbentuk bulat telur sungsang,...

84
PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ( Maesopsis eminii ) DENGAN METODE SKARIFIKASI TEHNIK TANAM HORIZONTAL DAN TEHNIK TANAM VERTIKAL DESA BONTOLANGKASA KECAMATAN BONTONOMPO KABUPATEN GOWA SKRIPSI SUPRIADI 105950042713 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU

AFRIKA ( Maesopsis eminii ) DENGAN METODE SKARIFIKASI

TEHNIK TANAM HORIZONTAL DAN TEHNIK TANAM VERTIKAL

DESA BONTOLANGKASA KECAMATAN BONTONOMPO

KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

SUPRIADI

105950042713

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU

AFRIKA ( Maesopsis eminii ) DENGAN METODE SKARIFIKASI

TEHNIK TANAM HORIZONTAL DAN TEHNIK TANAM VERTIKAL

DESA BONTOLANGKASA KECAMATAN BONTONOMPO

KABUPATEN GOWA

SUPRIADI

105950042713

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Kehutanan Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,
Page 4: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,
Page 5: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA

(Maesopsis eminii) DENGAN METODE SKARIFIKASI TEHNIK TANAM

HORIZONTAL DAN TEHNIK TANAM VERTIKAL DESA

BONTOLANGKASA KECAMATAN BONTONOMPO KABUPATEN

GOWA

Adalah benar merupakan hasil karya sendiri yang belum diajukan dalam bentuk

apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi

yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan

dari Penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar

pustaka di bagian akhir skripsi.

Makassar, 04 Pebruari 2020

Supriadi

Page 6: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

Hak Cipta milik Unismuh Makassar, Tahun 2020

@ Hak Cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,

penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau

tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unismuh

Makassar

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh

karya tulis dalam bentuk laporan apa pun tanpa izin Unismuh

Makassar

Page 7: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

ABSTRAK

SUPRIADI 105950042713. Perbandingan Persentase perkecambahan kayu

Afrika (Maesopsis eminii) denga metode Skarifikasi Tehnik Tanam Horizontal

dan tehnik tanam Vertikal Desa Bontolangkasa Kecamatan Bontonompo

Kabuaten Gowa. Di Bimbing oleh Husnah Latifah dan Sultan.

Kayu Afrika (Maesopsis eminii) merupakan pohon yang tergolong ke

dalam family Rhamnaceae, termasuk jenis tanaman yang eksotik dan cepat

tumbuh (fast growing species). Perkecambahan adalah suatu pengaktifan embrio

yang mengakibatkan terbukanya kulit benih dan munculnya tumbuhan muda.

Skarifikasi merupakan cara untuk memecahkan dormansi biji yang bertujuan

untuk mengubah kulit benih yang tidak permeable menjadi permeable terhadap

gas-gas dan air (Sutopo, 1988).

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bonto Langkasa Kecamatan Bonto

Nompo Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan dalam waktu 2 (dua) bulan,

dimana penelitian awal dimulai dari bulan Juli–Agustus 2018. Adapun hasil

penelitian dari perbandingan persentase perkecambahan kayu afrika (maesopsis

eminii) yang menggunakan dua tehnik antara lain metode tanam horizontal dan

Vertikal.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase perkecambahan kayu

Afrika ( Maesopsis eminii ) dengan metode skarifikasi tehnik tanam horizontal

cukup efektif dibandingkan dengan tehnik tanam vertikal

Page 8: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjtakan kehadirat Allah SWT, karena berkat Ridha dan

Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi Penelitian ini. Shalawat dan salam

selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang

senantiasa istiqomah di atas jalan-Nya sampai hari akhir.

Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini tidak akan pernah terwujud

tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada terhingga dan penghargaan yang

teramat tulus kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta serta saudaraku tersayang juga

kepada Ibunda dan Ayahanda Pembimbing yang telah membesarkan, mendidik penulis

dan senantiasa mendoakan kepada Allah Yang Maha Pengasih yang tiada henti-hentinya

memberikan dorongan moril maupun bantuan material untuk kesuksesan penulis.

Semuanya tidak mampu penulis balas selain memohon maaf atas segala kekhilafan dan

sujud syukur dihadapan Allah.

Penulis juga menyadari sepenuh hati, mengingat kemampuan penulis dalam

menyusun Skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala tegur sapa dan

kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Skripsi ini.

Makassar, Januari 2019

Penulis

Page 9: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................

KATA PENGANTAR .............................................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................................

DAFTAR TABEL ...................................................................................................

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................

I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 2

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 3

2.1. Deskripsi Kayu Afrika ........................................................................................ 3

2.2. Dormansi .......................................................................................................... 6

2.3. Perkecambahan ................................................................................................ 8

2.4. Deskripsi Skarifikasi .......................................................................................... 12

2.5. Kerangka Pikir ................................................................................................... 13

Page 10: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

III. METODE PENELITIAN ..................................................................................... 14

3.1. Waktu dan Tempat Penelitan ........................................................................... 14

3.2. Variabel Penelitian ........................................................................................... 14

3.3. Alat dan Bahan ................................................................................................. 15

3.4. Populasi dan Sampel......................................................................................... 16

3.5. Sumber Data .................................................................................................... 16

3.6. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................................... 17

3.7. Pengamatan ..................................................................................................... 24

3.8. Analisis Data ..................................................................................................... 24

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ....................................................... 27

4.1. Letak Geografis dan Demografis ....................................................................... 27

4.2. Kondisi dan Ciri Geologis Wilayah .................................................................... 29

4.3. Kondisi dan Budaya Wilayah............................................................................. 29

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 31

5.1. Perkecambahan Benih ................................................................................. 31

5.2. Metode Tanam Horizontal .......................................................................... 31

5.3. Metode Tanam Vertikal ............................................................................... 34

5.4. Analisis Data Berdasarkan Uji t ................................................................... 36

VI PENUTUP ....................................................................................................... 51

6.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 51

6.2 Saran ................................................................................................................ 51

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 52

LAMPIRAN .........................................................................................................

Page 11: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Pengamatan Persentase Jumlah Benih .................................................................. 24

2. Luas Wilayah Desa Bontolangkasa ....................................................................... 27

3. Hasil Pengamatan Benih pada Interaksi Perkecambahan Benih dengan Metode

Tanam Horizontal ............................................................................................... 31

4. Hasil Pengamatan Benih pada Interaksi Perkecambahan Benih dengan Metode

Tanam Vertikal .................................................................................................... 34

5. Perbandingan Persentase Kecambah dengan Metode Skarifikasi Tehnik Horizontal

dan Vertikal ......................................................................................................... 37

6. Perbandingan Daya Kecambah dengan Metode Skarifikasi Tehnik Horizontal dan

Vertikal ................................................................................................................ 41

7. Perbandingan Kecepatan Kecambah dengan Metode Skarifikasi Tehnik Horizontal

dan Vertikal ......................................................................................................... 46

Page 12: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Kerangka Pikir ..................................................................................................... 13

2. Pasir dan Tanah yang dicampur Merata ............................................................. 17

3. Pasir dan Tanah yang dicampur Merata disiram ................................................ 17

4. Pemilihan Biji ....................................................................................................... 18

5. Contoh Benih yang Rusak .................................................................................... 18

6. Penanaman Biji Tehnik Horizontal....................................................................... 19

7. Penimbunan Benih .............................................................................................. 19

8. Penyiraman Bedeng ............................................................................................ 20

9. Pasir dan Tanah yang dicampur .......................................................................... 21

10. Penyiraman Bedeng ........................................................................................... 21

11. Pemilihan Benih ................................................................................................. 22

12. Contoh Benih yang Rusak ................................................................................... 22

13. Posisi Penanaman Biji Tehnik Horizontal............................................................ 22

14. Penimbunan Benih ............................................................................................ 23

15. Penyiraman pada Bedeng .................................................................................. 23

16. Histogram Persentase dan Daya Kecambah Biji/Benih Afrika

( Maesopsis eminii ) Tehnik Horizontal ............................................................. 33

17. Histogram Persentase dan Daya Kecambah Biji/Benih Afrika

( Maesopsis eminii ) Tehnik Vertikal ................................................................. 35

Page 13: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Tabel Mentah Pengamatan Perkecambahan Horizontal ..................................... 54

2. Tabel Mentah Pengamatan Perkecambahan Vertikal ......................................... 56

3. Foto Perkecambahan Tidak Normal .................................................................... 58

4. Foto Perkecambahan Normal .............................................................................. 60

5. Foto Perkecambahan Horizontal ......................................................................... 62

6. Foto Perkecambahan Vertikal ............................................................................. 64

7. Surat Izin Penelitian

Page 14: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kayu Afrika (Maesopsis eminii) merupakan pohon yang tergolong ke

dalam family Rhamnaceae, termasuk jenis tanaman yang eksotik dan cepat

tumbuh (fast growing species). Kayu Afrika banyak dikembangkan untuk

memenuhi kebutuhan kayu kontruksi ringan, sumber kayu bakar, peti kemas,

kotak, dan sudah digunakan untuk plywood, selain itu, pohon kayu Afrika dapat

dijadikan sebagai kombinasi tanaman dalam system agroforestry, kayu Afrika

mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan

tanaman (Winani dan Elia, 2009).

Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar

10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah, semakin tua warnanya

berubar dari hijau menjadi kuning hingga ungu kehitaman.

Perkecambahan adalah suatu pengaktifan embrio yang mengakibatkan

terbukanya kulit benih dan munculnya tumbuhan muda. Beberapa hal penting yang

terjadi pada saat perkecambahan adalah imbibisi (penyerapan) air, pengaktifan enzim,

munculnya kecambah dan akhirnya terbentuklah anakan (Copeland, 1976). Uji

perkecambahan dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan benih untuk

berkecambah maksimum pada kondisi optimum (Willan, 1985).

Kendala dalam silvikulture kayu Afrika adalah, benihnya memerlukan waktu

yang cukup lama untuk berkecambah akibat kulit biji yang tebal dank eras. Benih yang

telah berakhir masa dormansinya, dalam periode 15-25 harimasa perkecambahan akan

berkecambah (Nugraha, 1998). Hal ini sesuai dengan pernyataan Suharto (2003) bahwa,

Page 15: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

reproduksi generative spesies tumbuhan hutan yang bijinya termasuk golongan biji

orthodox mengalami masa dormansi atau biji rekalsitran yang berumur sangat pendek.

Karakteristik biji ini mengakibatkan sebagian besar terdapat kendala dalam pengujian

mutu fisiologis dan genetic benih di laboratorium pada uji perkecambahannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian yaitu

bagaimana teknik yang tepat untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam upaya

pematahan dormansi benih Afrika (Maesopsis eminii) yang disebabkan oleh

kondisi kulit biji yang keras dengan teknik tanam horizontal dan teknik tanam

vertical ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah untuk

membandingkan proses tumbuh biji/benih Afrika (Maesopsis eminii) mengunakan teknik

tanam horizontal dan teknik tanam vertikal.

1.4 Mamfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan dapat memberikan informasi tentang pematahan dormansi benih Afrika

(Maesopsis eminii) yang lebih cepat pada pelakuan tabur dan tanam

2. Dapat memberi informasi bagi dunia pendidikan dan penelitian maupun bagi

masyarakat kedepannya.

Page 16: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Kayu Afrika (Maesopsis eminii)

Kayu Afrika (Maesopsis eminii) adalah salah satu jenis kayu yang

pertumbuhannya cukup bagus dan berpotensi komersial untuk bahan bangunan

dan furniture (Nugraha, 1998). Kayu afrika termasuk kelas awet V dan kelas kuat

III/IV, bertekstur kasar dan kayunya mudah menyerap zat-zat cair. Kayu ini

banyak dimanfaatkan untuk konstruksi ringan di bawah atap, peti kemas, box, dan

kayu lapis (Ginting et al., 1999). Di Lampung Barat, sudah banyak masyarakat

menggunakan kayu afrika sebagai bahan konstruksi bangunan. Seperti balok dan

kusen banyak yang berbahan kayu afrika. Kayu ini dapat awet bila tidak sering

kontak dengan air, seperti air hujan misalnya. Penyebaran kayu Afrika

(Maesopsis eminii) dijumpai tumbuh secara alami pada 6°S dan 8°N di daerah

tropis Afrika yaitu di sepanjang teluk Guinea (termasuk Sao Tome) dari Liberia,

Zaire hingga Angola. Penyebaran di sebelah selatan di mulai di Sudan dan

Uganda hingga ke Kenya dan Tanzania. Spesies ini diintroduksi ke Jawa pada

tahun 1920-an dan dibudidayakan di Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Dari Jawa,

tumbuhan ini diintroduksi ke Semenanjung Malaysia pada tahun 1952.

Perkebunan Maesopsis eminii telah berlangsung di Afrika, India, Indonesia,

Malaysia dan Fiji, selain itu juga diujicobakan untuk diintroduksi di Costa Rica,

Hawaii, Puerto Rico, kepulauan Solomon dan Samoa Barat.

Page 17: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

2.2.1. Klasifikasi Kayu Afrika (Maesopsis Eminii)

Klasifikasi kayu Afrika adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub-kelas : Rosidae

Ordo : Rhamnales

Familia : Rhamnaceae

Genus : Maesopsis

Spesies : Maesopsis eminii Engl.

2.2.2. Morfologi Kayu Afrika (Maesopsis Eminii)

Pohon Afrika selalu hijau (evergreen) atau luruh (deciduous), tinggi

mencapai 15-25(-45) m. Batang lurus dengan garis tengah 50(-180) cm, kulit

batang halus atau beralur dalam dan vertikal. Akar Bentuk papan kecil atau

bahkan tidak ada. umumnya daun hampir berhadapan bersilang, tunggal, panjang

daun 2-6 mm, panjang tangkai daun 6-12 mmt, daun berbentuk bulat telur-jorong

sampai bulat telur memanjang, panjang 7-14 cm dan lebar 2.5-6 cm, pangkal daun

membulat sampai menjantung, ujung daun meruncing, tepi daun beringgit

(rounded teeth). Perbungaan majemuk, aksiler tak berbatas berukuran 1-5 cm,

tangkai bunga 4-25 mm, bunga banci, terdiri dari 5 daun mahkota, berwarna

kuning kehijauan. Pembungaan dan pembuahan dimulai ketika pohon berumur 4 –

5 tahun. Panen benih berlimpah setiap tahun. Di Uganda, pembuahan terjadi

Page 18: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

bulan April-Agustus, di Tanzania bulan Juni-Nopember dengan puncak berbuah

bulan Juli- Agustus. Pertanaman di Malaysia berbunga dua kali, yaitu bulan

Februari-Mei dan Agustus-September. Benih akan masak 2 bulan setelah

pembungaan. Buah disebarkan oleh burung, monyet dan binatang pengerat. Buah

keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm,

secara berangsur-angsur warna buah berubah, semakin tua warnanya berubar dari

hijau menjadi kuning hingga ungu kehitaman.

2.2.3. Penyebaran dan habitat Tumbuh

Penyebaran dan habitat Tumbuh alami di Afrika dari Kenya sampai

Liberia antara 8°LU dan 6°LS, kebanyakan ditemukan di hutan tinggi dalam

ekozona antara hutan dan sabana. Merupakan jenis suksesi yang tumbuh pada

areal hutan yang terganggu ekosistemnya. Mulai ditanam di Asia Tenggara dan

Amerika Tengah. Pada sebaran alami, jenis ini tumbuh di dataran rendah sampai

hutan sub pegunungan sampai ketinggian 1.800 m dpl. Pada pertanaman, biasanya

ditanam di dataran rendah dan tumbuh baik pada ketinggian 600 – 900 mdpl.

Menyukai daerah dengan curah hujan 1.200 – 3.600 mm/tahun dengan musim

kering sampai 4 bulan. Menyukai solum tanah dalam dengan drainase baik,

namun dapat tumbuh pada solum tipis asalkan terdapat air cukup.

2.2.4. Benih

Menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya

Tanaman, benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk

memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman. Benih dapat berupa biji

alami (zigotik) hasil pembuahan sel telur dan sperma atau biji sebagai hasil

Page 19: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

rekayasa manufaktural (sintetik). Benih sintetik hasil rekayasa manufaktural dapat

dihasilkan oleh tanaman setahun maupun tanaman tahunan. Termasuk ke dalam

benih alami antara lain adalah tanaman atsiri seperti ketumbar, jinten, adas ;

tanaman obat-obatan seperti katuk, dan ginseng jawa , tembakau, serat-seratan

seperti rosela, kenaf, kapas, tanaman minyak nabati seperti bunga matahari, wijen,

jarak, dan tanaman industri yang lainnya seperti jambu mete, kayu manis, tamarin,

dan macadamia. Sisanya semua tanaman industry yang dapat diperbanyak secara

vegetative. Untuk tanaman-tanaman yang menyerbuk silang selain perbanyakan

dengan cara generatif perbanyakan secara vegetatif lebih dianjurkan agar

keturunannya mempunyai sifat seperti induknya (Hasanah 2002).

2.2. Dormansi

Dormansi benih, menurut Tamin (2007) merupakan ketidakmampuan

benih hidup untuk berkecambah pada suatu kisaran keadaan luas yang dianggap

menguntungkan untuk benih tersebut. Dormansi dapat disebabkan karena tidak

mampunya benih secara total untuk berkecambah atau hanya karena

bertambahnya kebutuhan yang khusus untuk perkecambahannya. Menurut Sutopo

(2002) dalam Tamin (2007), dormansi benih dapat disebabkan keadaan fisik dari

kulit biji dan keadaan fisiologis embrio, atau kombinasi dari keduanya.

Dormansi adalah suatu keadaan pertumbuhan yang tertunda atau keadaan

istirahat, merupakan kondisi yang berlangsung selama suatu periode yang tidak

terbatas walaupun berada dalam keadaan yang menguntungkan untuk

perkecambahan (Gardner, Pearce dan 21 Mitchell 1991). Biji yang dorman adalah

biji yang gagal berkecambah dan apabila diletakkan pada suatu lingkungan yang

Page 20: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

mendukung perkecambahan anggota populasi biji yang lain, yang tidak dorman

(Willan, R.L. (1985). (Gardner, Pearce dan 21 Mitchell 1991) menggolongkan

mekanisme dormansi spesies-spesies tertentu sebagai berikut :

1. Embrio muda : Orchidaceae sp.

2. Kulit biji yang kedap : Leguminoceae (terhadap air), Gramineae (terhadap

O2).

3. Kulit biji yang resisten secara mekanis : spesies tertentu Gramineae dan

spesies yang mempunyai biji yang keras (bentuk nuts).

4. Fisiologis : mempunyai rentangan spesies yang luas yaitu yang biji-bijinya

mengandung penghambat pertumbuhan atau pasokan perangsang

pertumbuhan dalam kantung embrio, kulit biji, atau sekam yang

jumlahnya tidak cukup untuk memulai proses penting perkecambahan

(Gardner, Pearce dan 21 Mitchell 1991). Menurut Abidin (1993), dormansi

terjadi disebabkan oleh faktor luar (eksternal) dan faktor dalam (internal).

Faktor-faktor yang menyebabkan dormansi pada biji adalah ;

1. Tidak sempurnanya embrio

2. Embrio yang belum matang secara fisiologis,

3. Kulit biji yang tebal (tahan terhadap gerakan mekanis),

4. Kulit biji impermeable ( tertutup rapat )

5. Adanya zat penghambat (inhibitor) untuk perkecambahan.

Fase induksi terjadi pada saat biji mengalami pematangan (maturation)

menuju fase istirahat. Proses ini dipengaruhi oleh cahaya, temperatur, zat kimia

dan faktor lingkungan lainnya. Kehadiran inhibitor (seperti ABA) dan promoter

Page 21: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

zat hormone tumbuhan (auksin, giberelin, dan sitokinin) sangat berpengaruh

terhadap biji yang mengalami dormansi dan perkecambahan (Abidin 1993).

Pemecahan dormansi dan penciptaan lingkungan yang cocok sangat perlu

untuk memulai proses perkecambahan untuk beberapa spesies. Perlakuan

tergantung pada tipe dormansi yang terlibat (dormansi fisik, dormansi fisiologi,

atau dormansi ganda). Perlakuan tersebut mencakup skarifikasi, stratifikasi,

biakan embrio, dan berbagai kombinasi dari perlakuan-perlakuan ini dengan

pengaturan lingkungan yang cocok (Harjadi 1991).

2.3. Perkecambahan

Perkecambahan adalah suatu proses mengaktifkan embrio yang

mengakibatkan terbukanya kulit benih dan munculnya tumbuhan muda. Beberapa

hal penting yang terjadi pada saat perkecambahan adalah imbibisi (penyerapan)

air, pengaktifan enzim, munculnya kecambah dan akhirnya terbentuklah anakan

(Copeland, 1976).

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan benih :

1. Faktor dalam

a. Tingkat Kemasakan Benih

Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya

tercapai tidak mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum

memiliki cadangan makanan yang cukup serta pembentukan embrio

belum sempurna (Sutopo, 2002). Pada umumnya sewaktu kadar air

biji menurun dengan cepat sekitar 20 persen, maka benih tersebut

juga telah mencapai masak fisiologis atau masak fungsional dan pada

Page 22: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

saat itu benih mencapat berat kering maksimum, daya tumbuh

maksimum (vigor) dan daya kecambah maksimum (viabilitas) atau

dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi.

b. Ukuran benih

Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan

makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil pada

jenis yang sama. Cadangan makanan yang terkandung dalam

jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio

pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih berpengaruh

terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih

menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat

tanaman pada saat dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).

c. Dormansi

Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya

hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan

yang secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu

perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih

menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel)

namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara

normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup,

suhu dan cahaya yang sesuai (Schmidt 2002).

Page 23: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

d. Penghambatan Perkecambahan

Menurut Sutopo,(2002), penghambat perkecambahan benih

dapat berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di

permukaan benih, adanya larutan dengan nilai osmotik yang tinggi

serta bahan yang menghambat lintasan metabolik atau menghambat

laju respirasi.

2. Faktor luar

a. Air

Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu

sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia

pada media di sekitarnya, sedangkan jumlah air yang diperlukan

bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat

pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo, 2002).

Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air belum terserap

masuk kedalam benih hingga 80 sampai 90 persen (Darjadi,1972)

dan umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55

persen (Kamil, 1979). Benih mempunyai kemampuan kecambah

pada kisaran air tersedia. Pada kondisi media yang terlalu basah akan

dapat menghambat aerasi dan merangsang timbulnya penyakit serta

busuknya benih karena cendawan atau bakteri(Sutopo,2002).

b. Suhu

Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan

berlangsungnya perkecambahan benih dimana presentase

Page 24: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu antara

26.5 sd 35°C (Sutopo, 2002). Suhu juga mempengaruhi kecepatan

proses permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh berbagai sifat

lainya itu sifat dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh gibberallin.

c. Oksigen

Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan

meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan

pelepasan CO2, air dan energy panas. Terbatasnya oksigen yang

dapat dipakaia kan menghambat proses perkecambahanbenih

(Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen sebanding dengan lajur espirasi

dan dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang terdapat dalam

benih .Menurut Kamil (1979) umumnya benih akan berkecambah

dalam udara yang mengandung 29 persenoksigendan 0.03 persen

CO2. Namun untuk benih yang dorman, perkecambahannya akan

terjadi jika oksigen yang masuk kedalam benih ditingkatkan sampai

80 persen, karena biasanya oksigen yang masuk keembrio kurang

dari 3 persen.

d. Cahaya

Kebutuhan benih akan cahaya untuk perkecambahannya

bervariasi tergantung pada jenis tanaman (Sutopo, 2002). Adapun

besar pengaruh cahaya terhadap perkecambahan tergantung pada

intensitas cahaya, kualitascahaya, lamanya penyinaran (Kamil,

1979). Menurut Adriance and Brison dalam Sutopo (2002) pengaruh

Page 25: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

cahaya terhadap perkecambahan benih dapat dibagi atas 4 golongan

yaitu golongan yang memerlukan cahaya mutlak, golongan yang

memerlukan cahaya untuk mempercepat perkecambahan, golongan

dimana cahaya dapat menghambat perkecambahan, serta golongan

dimana benih dapat berkecambah baik pada tempat gelap maupun

adagcahaya.

e. Media

Media yang baik untuk perkecambahan harus lah memiliki

sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air

dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan

(Sutopo, 2002). Pengujian viabilitas benih dapat digunakan media

antara lain substrat kertas, pasir dan tanah.

2.4. Deskripsi Skarifikasi

Skarifikasi merupakan cara untuk memecahkan dormansi biji yang

bertujuan untuk mengubah kulit benih yang tidak permeable menjadi permeable

terhadap gas-gas dan air (Sutopo, 1988). Scarifikasi dapat dilakukan dengan cara

mekanik seperti mengikir atau menggosok kulit benih dengan amplas, dengan

cara kimia yaitu dengan menggunakan asam kuat seperti asam sulfat dan asam

nitrat dengan konsentrasi pekat serta perlakuan cara fisik dengan merendam

dengan air yang dipanaskan sampai 60oC (Harjadi, 1996).

Skarifikasi merupakan salah satu upaya perawatan awal (pretreatment)

pada benih, yang ditujukan untuk mematahkan dormansi, serta mempercepat

terjadinya perkecambahan biji yang seragam (Schmidt, 2000).

Page 26: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

Upaya ini dapat berupa pemberian perlakuan secara fisis, mekanis,

maupun chemis. mengklasifikasikan dormansi atas dasar penyebab dan metode

yang dibutuhkan untuk mematahkannya (Harman, et. al., 1997).

2.5. Kerangka pikir

Gambar 1. Kerangka Pikir Metode Scarifikasi Teknik Tanam Horizontal Dan

Teknik Tanam Vertikal

Teknik horizontal adalah posisi biji pada saat ditanam yaitu dengan cara

direbahkan (horizontal) didalam media tanam dan teknik vertikal adalah posisi biji

pada saat ditanam yaitu dengan cara didirikan (vertikal) didalam media tanam.

Waktu Kecambah Yang Optimal

yay

Teknik Horizontal Teknik Vertikal

Kecambah

Persemaian

Page 27: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bonto Langkasa Kecamatan Bonto Nompo

Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan dalam waktu 2 (dua) bulan, dimana

penelitian awal dimulai dari bulan Juli–Agustus 2018.

3.2. Variabel Penelitian

Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan perkecambahan dengan menghitung persentase nilai kecambah

(PK) dengan menggunakan rumus :

1.

2. Pengamatan perkecambahan dengan menghitung daya kecambah (DK) dengan

menggunakan rumus:

2.

3. Kecepatan Berkecambahan (Hari)

Kecepatan berkecambahan dihitung mulai penaburan sampai kecambah

mulai muncul dari permukaan tanah.

Page 28: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

3.3. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Metode Tanam Horizontal

1. Bambu ukuran 1 x 4 M

2. Cangkul

3. Baskom

4. Label

5. Alat tulis

6. Kamera

7. Parang

8. Meter

9. Palu

b. Metode Tanam Vertikal

1. Bambu ukuran 1 x 4 M

2. Cangkul

3. Baskom

4. Label

5. Alat tulis

6. Kamera

7. Parang

8. Meter

9. Palu

2. Bahan

Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu :

a. Metode Tanam Horizontal

1. Buah/ Biji

2. Air

3. Pasir

Page 29: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

4. Tanah

b. Metode Tanam Vertikal

1. Buah/ Biji

2. Air

3. Pasir

4. Tanah

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan adalah Buah/ Biji kayu Afrika (Maesopsis eminii). Sampel

diambil dari populasi 1170 Buah/Biji kayu Afrika (Maesopsis eminii) yang telah disemai

dibedeng.

3.5. Sumber Data

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh lansung dilapangan meliputi

persentase kecambah, daya kecambah, kecepatan kecambah.

2. Data Sekunder

Studi literatur dengan membaca buku referensi atau dokumentasi yang

berhubungan dengan penelitian tentang kayu Afrika (Maesopsis eminii).

Dalam hal ini juga dilakukan browsing untuk mencari data atau dokumentasi

yang berhubungan dengan obyek yang diteliti.

Page 30: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

3.6. Pelaksanaan Penelitian

3.6.1. Teknik Tanam Horizontal

1. Persiapan lokasi pembibitan

a. Pembersihan lokasi pembibitan

b. Persiapan kayu ukuran 1x4 m untuk membuat bedeng.

c. Persiapan bambu ukuran 1 m untuk membuat ulangan pada

bedeng tabur.

2. Penyediaan media tumbuh

a. Pasir dan tanah dicampur merata dengan perbandingan 1:2

Gambar 2. Pasir dan tanah dicampur merata

b. Kemudian pasir dan tanah yang telah dicampur merata di

masukan dalam bedeng tabur dan ditabur secara merata

kemudian disiram sampai basah.

Gambar 3. Pasir dan tanah dicampur merata

disiram sampai basah .

Page 31: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

3. Pemilihan benih/biji

a. Benih/biji dipilih dengan kriteria yaitu tidak pecah atau cacat.

Gambar 4. Pemilihan benih/biji

b. Pemilihan benih/biji dengan cara membersihkan benih/biji

dengan air, benih/biji kriteria baik yaitu benih/biji yang tidak

pecah.

Gambar 5. Contoh benih/biji yang rusak

Page 32: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

4. Penanaman biji kayu Afrika

Penanaman biji ditanam dibedeng yang telah dibuat dengan

posisi horizontal.

Gambar 6. Posisi penanaman biji Afrika pada teknik horizontal

5. Penimbunan

a. Setelah penanaman benih/biji, pasir dan tanah yang telah

dicampur merata dengan perbandingan1:2 dan ditaburkan di atas

benih/biji setebal 1/2 cm.

Gambar 7. Penaburan pasir dan tanah pada benih/biji yang

ditanam.

Page 33: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

b. Penyiraman benih/biji kayu Afrika yang sudah ditimbun pasir dan

tanah.

Gambar 8. Penyiraman pada bedeng.

6. Pemeliharaan dilakukan dengan cara mengontrol kesehatan tanaman

terhadap hama ataupun penyakit serta membersihkan media tanam

dari gulma yang mungkin dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

7. Penyiraman dilakukan dengan tujuan menjaga ketersediaan air bagi

tanaman penyiraman ini dilakukan 1 kali sehari yaitu pada waktu

siang hari. Penyiraman dilakukan dengan mengunakan air keran.

8. Pengamatan dilakukan pada saat benih mulai berkecambah, dan

parameter yang diamati adalah persentase kecambah, daya

kecambah, kecepatan kecambah.

3.6.2. Teknik Tanam Vertikal

1. Persiapan Lokasi Pembibitan

a. Pembersihan lokasi pembibitan

b. Persiapan kayu ukuran 1x4 m untuk membuat bedeng.

c. Persiapan bambu ukuran 1 m untuk membuat ulangan pada

bedeng tabur tenik bakar.

2. Penyediaan Media Tumbuh

Page 34: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

c. Pasir dan tanah dicampur merata dengan perbandingan 1:2

Gambar 2. Pasir dan tanah dicampur merata

d. Kemudian pasir dan tanah yang telah dicampur merata di

masukan dalam bedeng tabur dan ditabur secara merata

kemudian disiram sampai basah.

Gambar 3. Pasir dan tanah dicampur merata

disiram sampai basah .

3. Pemilihan benih/biji

c. Benih/biji dipilih dengan kriteria yaitu tidak pecah atau cacat.

Gambar 4. Pemilihan benih/biji

Page 35: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

d. Pemilihan benih/biji dengan cara membersihkan benih/biji

dengan air, benih/biji kriteria baik yaitu benih/biji yang tidak

pecah.

Gambar 5. Contoh benih/biji yang rusak

4. Penanaman biji kayu Afrika

Penanaman biji ditanam dibedeng yang telah dibuat dengan posisi

vertikal.

Gambar 6. Posisi penanaman biji Afrika pada teknik Vertikal

5. Penimbunan

c. Setelah penanaman benih/biji, pasir dan tanah yang telah

dicampur merata dengan perbandingan1:2 dan ditaburkan di

atas benih/biji setebal 1/2 cm.

Page 36: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

Gambar 7. Penaburan pasir dan tanah pada benih/biji yang

ditanam.

d. Penyiraman benih/biji kayu Afrika yang sudah ditimbun pasir

dan tanah.

Gambar 8. Penyiraman pada bedeng.

6. Pemeliharaan dilakukan dengan cara mengontrol kesehatan tanaman

terhadap hama ataupun penyakit serta membersihkan media tanam

dari gulma yang mungkin dapat mengganggu pertumbuhan

tanaman.

7. Penyiraman dilakukan dengan tujuan menjaga ketersediaan air bagi

tanaman penyiraman ini dilakukan 1 kali sehari yaitu pada waktu

siang hari. Penyiraman dilakukan dengan mengunakan air keran.

Page 37: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

8. Pengamatan dilakukan pada saat benih mulai berkecambah, dan

parameter yang diamati adalah persentase kecambah, daya

kecambah, kecepatan kecambah.

3.7. Pengamatan

Pengamatan dilakukan setiap hari perubahan yang diamati persentase jumlah

benih yang berkecambah di masing-masing metode horizontal dan vertikal.

Tabel 1. Pengamatan persentase jumlah benih kayu Afrika yang berkecambah:

No

Perlakuan

Pengamatan Dilakukan Setiap Hari

1 2 3

1 2 3 4 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7

1 Horizontal

2 Vertikal

3.8. Analisis Data

Perbedaan persentase perkecambahan antara metode scarifikasi teknik Horizontal

dan teknik Vertikal digunakan uji beda dengan ulangan sebanyak 5 kali, rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut :

H0 : µ 1 = µ 2

H1 : µ 1 ≠ µ 2

Dengan statistik uji yang digunakan adalah uji t :

Sebelum dilakukan uji t. Pertama uji dulu apakah ragam kedua populasi sama atau

berbeda dengan rumus :

1. Menghitung nilai simpangan baku

S2

1

/)( 2

1

2

1

n

nxx

2. Uji ragam

Page 38: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

2

2

2

1

S

SFh ; db = n1-1,n2-1

H0 : 1 = 2 = 0

H1 : 12

Fhitung≥ Ftabel, maka tolak H0

1. Jika ragam kedua populasi sama digunakan statistik :

th

21

2 1

n

1

n

1

X X

Sp

; db = n1 + n2 – 2

2. Jika ragam kedua populasi tidak sama digunakan statistik :

th

)n/(S )n/(S

X X

2

2

21

2

1

2 1

; db = n1 + n2 – 2

Keterangan :

th = thitung

Sp = Standar deviasi gabungan

db = Derajat bebas

1X = Rata-rata pengamatan dengan metode scarifikasi teknik horizontal

2X = Rata-rata pengamatan dengan metode scarifikasi teknik vertikal

S12 = Simpangan baku dari hasil pengamatan dengan metode scarifikasi teknik horizontal

S22 = Simpangan baku dari hasil pengamatan dengan metode scarifikasi teknik vertikal

n1 = Jumlah pengamatan metode scarifikasi teknik horizontal

n2 = Jumlah pengamatan dengan metode scarifikasi teknik vertikal

Page 39: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

Kaidah keputusan yang digunakan untuk taraf nyata α adalah sebagai berikut:

Jika thitung ≥ ttabel maka tolak H0. Penolakan H0 berarti terdapat perbedaan nyata persentase

perkecambahan antara metode scarifikasi teknik horizontal dan teknik vertikal.

Page 40: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Letak Geografis dan Demografis

Desa Bontolangkasa secara geografis merupakan daerah dataran rendah

dengan ketinggian 10-50 mdpl dengan intensitas curah hujan pada cuaca normal

antara 100-120 hari dalam 365 hari dengan kisaran suhu rata-rata pertahun adalah

29-31 ᵒC. Secara administratif Desa Bontolangkasa terletak di Kecamatan

Bontonompo Kabupaten Gowa provinsi Sulawesi Selatan, luas wilayah 2,2181

km persegi setelah pemekaran Desa Bontolangkasa dipecah menjadi 6 Desa.

Batas Desa Bontolangkasa yaitu disebelah utara berbatasan dengan

kelurahan Tamallayang disebelah selatan berbatasan dengan Desa Bontolangkasa

selatan disebelah barat berbatasan dengan Desa Bontobiraeng disebelah timur

berbatasan dengan Desa Katangka. Desa Bontolangkasa berbatasan dengan ibu

kota Kecamatan Bontonompo, dari ibu kota Kabupaten 18 km, dari ibu kota

provinsi 28 km.

Table 2. luas wilayah Desa Bontolangkasa dalam tata guna lahan

No Tata Guna Lahan Luas Lahan ( Ha ) Persentase (%)

1

2

3

4

5

6

Pengairan/Persawahan

Setengah teknis

Tada hujan

Lahan kering pekarangan

Lahan kering perumahan

Lahan perkuburan

205,32

71,40

39,72

48,01

21,36

1,00

50,22

17,46

9,71

11,74

5,22

0,24

Page 41: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

7

8

Kandang Ayam potong

Pembuatan batu merah

10,00

12,00

2,44

2,93

Jumlah 408,81 100,00

Sumber :Data Sekunder, 2014

Tabel 1 menunjukkan bahwa luas wilayah Desa Bontolangkasa dalam tataguna

lahan terbagi 8 yaitu pengairan/persawahan luas lahannya 205,32 Ha atau 50,22%,

setengah teknis luas lahannya 71,40 Ha atau 17,46%, tada hujan luas lahannya

39,72 Ha atau 9,71%, lahan kering pekarangan luas lahannya 48,01 Ha atau

11,74%, lahan kering perumahan luas lahannya 21,36 Ha atau 5,22%, lahan

perkuburan luas lahannya1,00 Ha atau 0,24%, Kandang Ayam potong luas

lahannya 10,00 Ha atau 2,44%, pembuatan batu merah luas lahannya 12,00 Ha

atau 2,93% dan luas keseluruhan berjumlah 408,81 Ha.

Pembagian wilayah Desa Bontolangkasa terbagi atas 4 dusun 2 rukun

warga (RW) dan 4 rukun tetangga (RT) yaitu dusun Bontorikong terbagi 2 rukun

warga (RW) yakni RW 01 Bontorikong dan RW 02 Bontorikong dan rukun

tetangga (RT) terbagi 4 yaitu RT 1 RT 2 RT 3 dan RT 4 dusun Bontolangkasa 1

terbagi 2 rukun warga (RW) yakni RW 03 Bontolangkasa 1 dan RW 04

Bontolangkasa 1, dan rukun tetangga (RT) Terbagi 4 yaitu RT 5, RT 6, RT 7, dan

RT 8, dusun Bontolangkasa 2 terdiri dari 2 rukun warga (RW) RW 05

Bontolangkasa 2 dan RW 06 Bontolangkasa 2, dan rukun tetangga (RT) terbagi 4

yaitu RT 9, RT 10, RT 11, dan RT 12, dusun bontolangkasa terbagi 2 rukun warga

Page 42: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

(RW) yakni RW 07 Bontosunggu dan RW 08 Bontosunggu dan rukun tetangga

(RT) terbagi 4 yaitu RT 13, RT 14, RT 15, dan RT 16.

4.2. Kondisi dan Ciri Geologis Wilayah

Desa Bontolangkasa adalah daratan rendah dengan areal persawahan yang

lebih luas daripada daerah pemukima penduduk, jenis tanah coklat dan gembur,

beberapa tempat ditemukan jenis tanah berpasir sekitar 1-2 m bagian bawah tanah.

Dibagian timur Desa Bontolangkasa terdapat sungai yang merupakan anak sungai

dari air sungai je’neberang yang bermuara kelaut daerah Kabupaten Takalar. Pada

daerah disekitar sungai terbentuk pula rawa-rawa yang memiliki lumpur hidup

dan mata air yang kecil.

Pada bentangan persawahan didusun Bontorikong dan dusun

Bontolangkasa membentang hamparan perswahan yang luas dan jenis tanah yang

subur bahkan petani menanam Padi 2-3 kali pertahun. Pada daerah pinggir

kampung didusun Bontorikong bagian barat struktur tanahnya keras dan padat dan

didaerah ini digunakan oleh masyarakat untuk membuat batu merah. Tingkat

kadar air pada tanah sangat basah dan sumber air pada galian tanah 2-3 m

didapatkan air yang jernih dan bersih. Batu ganting, pasir, lempung, juga

ditemukan dibagian timur dan dibagian barat Desa Bontolangkasa.

Page 43: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

4.3. Kondisi dan Budaya Wilayah

Wilayah Desa Bontolangkasa merupakan daerah kerajaan masa lampau

dan adat istiadat masih dipegang teguh oleh penduduk Desa Bontolangkasa, hal

tersebut dapat dilihat pada rumah penduduk pada bagian atap depan atau dalam

bahasa Makassar “sambulayang” dan bahasa lainnya adalah timba, silea. Terdapat

4 tingkatan dengan cirri-ciri atap depan dan belakang antara lain: lapisan Lima

atau Lima susun timba silea adalah rumah golongan karaeng, lapisan Tiga adalah

rumah golongan tua baji’ atau keturunan karaeng bangsawan cendiaka. Lapisan

Dua adalah rumah masyarakat biasa, sedangkan satu lapisan tegak adalah

golongan tua barani atau pemberani, merupakan yang dahulu kala nenek

moyangnya adalah panglima perang kerajaan.

Page 44: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Perkecambahan Benih

Perkecambahan Benih merupakan suatu proses awal yang penting untuk

kehidupan tanaman selanjutnya. Proses perkecambahan benih perlu juga

diperhatikan metode yang dapat mempengaruhi scarifikasi proses perkecambahan

benih. Metode scarifikasi yang dilakukan yaitu dengan menjemur biji/benih satu

hari, lalu merendam satu malam dengan air hangat.

5.2. Metode Tanam Horizontal

Hasil penelitian proses perkecambahan benih dengan metode tanam

horizontal, hasil perkecambahan memiliki kemanpuan berkecambah yang berbeda

disetiap ulangan walaupun waktunya sama.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Benih Pada Interaksi Perlakuan Perkecambahan Benih

Dengan Metode Tanam Horizontal

Perlakuan

Persentase

Kecambah

%

Daya

Kecambah

%

Kecepatan

Berkecambah

(hari)

Ulangan 1 Teknik Horizontal 76 70 18

Ulangan 2 Teknik Horizontal 77 73 18

Ulangan 3 Teknik Horizontal 80 78 19

Ulangan 4 Teknik Horizontal 81 76 18

Ulangan 5 Teknik Horizontal 88 80 18

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2018

Berdasaran data pada tabel 3 diatas terlihat perlakuan perkecambahan

benih dengan metode scarifikasi penjemuran dan perendaman teknik tanam

horizontal diatas bedeng penanaman dengan waktu penjemuran selama 1 hari dan

Page 45: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

perendaman 1 malam menghasilkan persentase kecambah dan daya kecambah

paling besar, serta berkecambah paling cepat. Persentase kecambah dan daya

kecambah paling tinggi adalah 88% dan 80% kecepatan berkecambah 18 hari

yaitu pada ulangan ke-1, 2, 4, 5, dan 19 hari pada ulangan ke-3, sedangkan

persentase kecambah dan daya kecambah paling rendah serta berkecambah tidak

cepat adalah 76% pada ulangan ke-1 dan 70% pada ulangan ke-1 berkecambah

19 hari. Teknik tanam horizontal pada biji Afrika merupakan teknik yang cukup

efektif dalam pemecahan masalah dormansi kulit atau fisik tetapi pada hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa penjemuran selama satu (1) hari dengan

teknik tanam horizontal tidak maksimal dikarenakan panas matahari yang tidak

menentu saat penjemuran dan kulit biji yang sangat keras sehingga persentase

perkecambahannya tidak maksimal. Proses perkecambahan benih dengan metode

scarifikasi penjemuran dan perendaman dengan teknik tanam horizontal disetiap

ulangan menunjukan kecepatan berkecambah yang berbeda-beda setelah benih

ditanam dibedeng tabur. Proses menggontrolan berkecambah berakhir pada hari

ke-62 yaitu pada metode scarifikasi teknik tanam horizontal . Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada gambar 16.

Page 46: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

Gambar 16. Histogram Persentase Dan Daya Kecambah Biji/Benih Afrika Teknik

Horizontal.

Teknik tanam horizontal dengen penjemuran dan perendaman bertujuan

untuk mematahkan dormansi kulit biji, khususnya biji/benih Afrika karna

biji/benih Afrika memiliki kulit biji yang sangat keras. Teknik tanam horizontal

dengan penjemuran dan perendaman, perkecambahan setiap ulangan memiliki

persentase perkecambahan yang berbeda walaupun lama waktu penjemuran dan

perendaman yang sama.

Ulangan 1Teknik

Horizontal

Ulangan 2Teknik

Horizontal

Ulangan 3Teknik

Horizontal

Ulangan 4Teknik

Horizontal

Ulangan 5Teknik

Horizontal

Persentase Kecambah 76 77 80 81 88

Daya Kecambah 70 73 78 76 80

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Page 47: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

5.3. Metode Tanam Vertikal

Hasil penelitian proses perkecambahan benih dengan metode scarifikasi

teknik tanam vertikal memiliki perbedaan kemampuan berkecambah benih

disetiap ulangan.

Tabel 4. Hasil Pengamatan Benih Pada Interaksi Perlakuan Perkecambahan Benih

Dengan Metode Scarifikasi Teknik Tanam Vertikal

Perlakuan

Persentase

Kecambah

%

Daya

Kecamba

h

%

Kecepatan

Berkecambah

(hari)

Ulangan 1 Teknik Tanam Vertikal 81 63 18

Ulangan 2 Teknik Tanam Vertikal 80 50 18

Ulangan 3 Teknik Tanam Vertikal 71 45 18

Ulangan 4 Teknik Tanam Vertikal 81 54 18

Ulangan 5 Teknik Tanam Vertikal 66 50 18

Sumber : Data Primer Setelah Diolah,2018

Berdasarkan data pada tabel 4 diatas terlihat persentase perkecambahan

benih dengan metode scarifikasi teknik vertikal menghasilan persentase kecambah

dan daya kecambah paling besar, serta kecepatan berkecambah. Persentase

kecambah dan daya kecambah paling tinggi adalah 81% dan 63% kecepatan

berkecambah 18 hari yaitu pada setiap ulangan, sedangkan persentase kecambah

dan daya kecambah paling rendah serta kecepatan berkecambah adalah 66% dan

45%, kecepatan berkecambah 18 hari pada setiap ulangan.

Teknik tanam vertikal pada biji Afrika merupakan teknik yang tidak cukup

efektif dalam daya perkecambahan tetapi pada hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa penjemuran selama satu (1) hari tidak maksimal dikarenakan pada saat

Page 48: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

biji/benihnya mulai kecambah akarnya yang duluan muncul kepermukaan tanah

lalu ketanah lagi, berbeda dengan teknik tananm horizontal yang langsung

pucuknya muncul duluan, sehingga persentase perkecambahannya tidak

maksimal. Proses perkecambahan benih dengan metode scarifikasi teknik tanam

vertikal penjemuran dan perendaman setiap ulangan menunjukan kecepatan

berkecambah yang berbeda-beda setelah benih ditanam dibedeng tabur. Proses

menggontrolan berkecambah berakhir pada hari ke-62 yaitu pada metode

scarifikasi teknik tanam vertikal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar

17.

Gambar 17. Histogram Persentase Dan Daya Kecambah Biji/Benih Afrika Teknik

Tanam Vertikal.

Teknik tanam vertikal dengan penjemuran dan perendaman bertujuan untuk

mematahkan dormansi kulit biji, khususnya biji/benih Afrika karna biji/benih

Afrika memiliki kulit biji yang sangat keras. Teknik tanam vertikal dengan

penjemuran dan perendaman, perkecambahan setiap ulangan memiliki persentase

Ulangan 1Teknik

Vertikal

Ulangan 2Teknik

Vertikal

Ulangan 3Teknik

Vertikal

Ulangan 4Teknik

Vertikal

Ulangan 5Teknik

Vertikal

Persentase Kecambah 81 80 71 81 66

Daya Kecambah 63 50 45 54 50

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Page 49: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

perkecambahan yang berbeda walaupun lama waktu penjemuran dan perendaman

yang sama.

5.4. Analisis Data Berdasarkan Uji t

Analisis data uji t berdasarkan persentase perkecambahan, daya kecambah

, kecepatan berkecambah antara metode scarifikasi teknik horizontal dan teknik

vertikal adalah sebagai berikut :

1. Analisis Uji t Berdasaran Persentase Perkecambahan

Analisis data uji t berdasaran persentase kecambah dengan metode

scarifikasi teknik tanam horizontal dan teknik tanam vertikal digunakan uji beda

dengan ulangan sebanyak 5 kali. Pengunaan uji statistik t apabila rumusan

masalahnya atau pernyataan yang menyataan suatu objek dinyatakan dengan

kalimat ragam kedua sama dengan (H0), maka rumusan alternatifnya harus

diyatakan dengan bunyi kalimat ragam kedua tidak sama (H1). Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut :

H0 : µ 1 = µ 2

H1 : µ 1 ≠ µ 2

Page 50: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

Tabel 5. Perbandingan persentase kecambah dengan metode scarifikasi teknik

horizontal dan teknik vertikal

Perlakuan Teknik Horizontal

Dan Vertikal

Persentase Kecambah %

Horizontal Vertikal

X1 % X12 % X2 % X2

2%

Ulangan 1 76 5776 81 6561

Ulangan 2 77 5929 80 6400

Ulangan 3 80 6400 71 5041

Ulangan 4 81 6561 81 6561

Ulangan 5 88 7744 66 4356

Perlakuan Teknik horizontal Dan

vertikal

Persentase Kecambah %

Horizontal Vertikal

X1% X12% X2% X2

2%

Jumlah 402 32410 379 28919

Rata-rata 80,4 6482 75,8 5783,8

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2018

Keterangan:

X = Jumlah persentase kecambah

X2 = Rata-rata persentase kecambah

Sebelum dilakukan uji t persentase kecambah langka Pertama yang

dilakukan adalah menghitung nilai simpangan baku dan uji ragam kedua populasi

untuk membuktikan apakah rumus ragam kedua populasi sama atau ragam kedua

populasi tidak sama yang digunakan dalam uji t.

a. Menghitung nilai simpangan baku persentase kecambah teknik horizontal dan

teknik vertikal dengan rumus sebagai berikut :

S12

1

/)(. 2

1

2

1

n

nxxn

Page 51: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

S22

1

/)(. 2

2

2

2

n

nxxn

Keterangan:

S12 = Simpangan baku persentase kecambah teknik horizontal

S22 = Simpangan baku persentase kecambah teknik vertikal

n1 = Jumlah pengamatan persentase kecambah teknik horizontal

n2 = Jumlah pengamatan persentase kecambah teknik vertikal

1 x = Jumlah persentase kecambah teknik horizontal

2x = Jumlah persentase kecambah teknik vertikal

2

1 x = Rata-rata persentase kecambah teknik horizontal

2

2 x = Rata-rata persentase kecambah teknik vertikal

S12

1

/)(. 2

1

2

1

n

nxxn S2

2

1

/)(. 2

1

2

1

n

nxxn

15

5/)402(32410 2

15

5/)379(89192 2

S12 = 22,3^

S22 = 47,7^

S1 = 4,72 S2 = 6,90

b. Uji ragam kedua populasi persentase kecambah teknik horizontal dan teknik

vertikal

Fhitung

2

2

2

1

S

S ; db = n1-1 ; n2-1

Ftabel = (0,05 ; n-1 ; n-1)

Keterangan:

Page 52: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

Fh = Fhitung

Ft = Ftabel (Dalam penelitian ini menentukan risiko taraf signifikansi α = 5% =

0,05).

S12 = Simpangan baku persentase kecambah teknik horizontal

S22 = Simpangan baku persentase kecambah teknik vertikal

db = Derajat bebas

n1 = Jumlah pengamatan persentase kecambah teknik horizontal

n2 = Jumlah pengamatan persentase kecambah teknik vertikal

Fhitung

2

2

2

1

S

S ; db = n1-1 ; n2-1

6.90

4.72 ; db = 5-1 ; 5-1

= 0,68405797 ; db = 4 ; 4

Ftabel = (0,05 ; 4 ; 4)

= 6,388

Karna nilai Fhitung > Ftabel maka tolak H0, kesimpulannya uji ragam

keduan populasi tidak sama. Maka rumus yang digunakan untuk uji t

persentase kecambah adalah ragam kedua populasi tidak sama.

c. Ragam kedua populasi tidak sama (persentase kecambah) digunakan statistik :

th

)n/(S )n/(S

X X

2

2

21

2

1

2 1

db = n1 + n2 – 2

Keterangan :

th = thitung

Page 53: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

th = Ftabel (Dalam penelitian ini menentukan risiko kesalahan taraf signifikansi

α = 5% = 0,05)

db = Derajat bebas

1X = Rata-rata pengamatan dengan metode scarifikasi teknik horizontal

2X = Rata-rata pengamatan dengan metode scarifikasi teknik vertikal

S12

= Simpangan baku dari hasil pengamatan dengan metode scarifikasi teknik

horizontal

S22 = Simpangan baku dari hasil pengamatan dengan metode scarifikasi teknik

vertikal

n1 = Jumlah pengamatan metode scarifikasi teknik horizontal

n2 = Jumlah pengamatan dengan metode scarifikasi teknik vertikal

Dik : X1 = 80,4 S12 = 4,72 N1 = 5

X2 = 75,8 S22 = 6,90 N2 = 5

Dit : thitung.....?

thitung

)n/(S )n/(S

X X

2

2

21

2

1

2 1

; db = n1 + n2 – 2

)5/(6,90 )5/(4,72

75,8 4,80

; db = 5 + 5 – 2

323,1 0,944

6,4

; db = 8

2,324

6,4

; db = 8

1,52

6,4

; db = 8

Page 54: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

= 3,02 ; db = 8

ttabel = (0,05 ; 8)

= 2.306

Karna nilai thitung > ttabel maka tolak H0, Jadi kesimpulan persentase

perkecambahan antara teknik horizontal berbeda dengan teknik vertikal (

persentase perkecambahan teknik horizontal lebih tinggi dari teknik vertikal ).

2. Analisis Uji t Berdasaran Daya Kecambah

Analisis data uji t berdasaran daya kecambah dengan metode scarifikasi

teknik horizontal dan teknik vertikal digunakan uji beda dengan ulangan sebanyak

5 kali. Pengunaan uji statistik t apabila rumusan masalahnya atau pernyataan yang

menyataan suatu objek dinyatakan dengan kalimat ragam kedua sama dengan

(H0), maka rumusan alternatifnya harus diyatakan dengan bunyi kalimat ragam

kedua tidak sama (H1). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

H0 : µ 1 = µ 2

H1 : µ 1 ≠ µ 2

Tabel 6. Perbandingan daya kecambah dengan metode scarifikasi teknik

horizontal dan teknik vertikal

Perlakuan Teknik Horizontal Dan

Vertikal

Daya Kecambah %

Horizontal Vertikal

X1% X12% X2% X2

2%

Ulangan 1 70 4900 63 3969

Ulangan 2 73 5329 50 2500

Ulangan 3 78 6084 45 2025

Ulangan 4 76 5776 54 2916

Ulangan 5 80 6400 50 2500

Jumlah 377 28489 262 13910

Page 55: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

Rata-rata 75,4 5697,8 52,4 2782

Sumber : Data Primer Setelah Diolah,2018

Keterangan:

X = Jumlah daya kecambah

X2 = Rata-rata daya kecambah

Sebelum dilakukan uji t pada daya kecambah langka Pertama yang

dilakukan adalah menghitung nilai simpangan baku dan uji ragam kedua populasi

untuk membuktikan apakah rumus ragam kedua populasi sama atau ragam kedua

populasi tidak sama yang digunakan dalam uji t.

a. Menghitung nilai simpangan baku daya kecambah teknik horizontal dan teknik

vertikal dengan rumus sebagai berikut :

S12

1

/)(. 2

1

2

1

n

nxxn

S22

1

/)(. 2

2

2

2

n

nxxn

Keterangan:

S12 = Simpangan baku daya kecambah teknik horizontal

S22 = Simpangan baku daya kecambah teknik vertikal

n1 = Jumlah pengamatan daya kecambah teknik horizontal

n2 = Jumlah pengamatan daya kecambah teknik vertikal

1 x = Jumlah daya kecambah teknik horizontal

2x = Jumlah daya kecambah teknik vertikal

2

1 x = Rata-rata daya kecambah teknik horizontal

Page 56: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

2

2 x = Rata-rata daya kecambah teknik vertikal

S12

1

/)(. 2

1

2

1

n

nxxn S2

2

1

/)(. 2

1

2

1

n

nxxn

15

5/)377(84892 2

15

5/)262(39101 2

S12 = √15,8 S2

2 =√ 45,3

S1 = 3,97 S2 = 6,73

b. Uji ragam kedua populasi daya kecambah teknik horizontal dan teknik vertikal

Fhitung

2

2

2

1

S

S ; db = n1-1 ; n2-1

Ftabel = (0,05 ; n-1 ; n-1)

Keterangan:

Fh = Fhitung

Ft = Ftabel (Dalam penelitian ini menentukan risiko kesalahan taraf signifikansi

α = 5% = 0,05)

S12 = Simpangan baku daya kecambah teknik horizontal

S22 = Simpangan baku daya kecambah teknik vertikal

db = Derajat bebas

n1 = Jumlah pengamatan daya kecambah teknik horizontal

n2 = Jumlah pengamatan daya kecambah teknik vertikal

Fhitung

2

2

2

1

S

S ; db = n1-1 ; n2-1

73,6

97,3 ; db = 5-1 ; 5-1

Page 57: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

= 0,589896 ; db = 4 ; 4

Ftabel = (0,05 ; 4 ; 4)

= 6,388

Karna nilai Fhitung > Ftabel maka tolak H0, kesimpulannya uji ragam

keduan populasi tidak sama. Maka rumus yang digunakan untuk uji t daya

kecambah adalah ragam kedua populasi tidak sama.

c. Ragam kedua populasi tidak sama (daya kecambah) digunakan statistik :

th

)n/(S )n/(S

X X

2

2

21

2

1

2 1

db = n1 + n2 – 2

Keterangan:

th = thitung

th = Ftabel (Dalam penelitian ini menentukan risiko kesalahan taraf signifikansi

α = 5% = 0,05)

db = Derajat bebas

1X = Rata-rata pengamatan dengan metode scarifikasi teknik horizontal

2X = Rata-rata pengamatan dengan metode scarifikasi teknik vertikal

S12

= Simpangan baku dari hasil pengamatan dengan metode scarifikasi teknik

horizontal

S22 = Simpangan baku dari hasil pengamatan dengan metode scarifikasi teknik

vertikal

n1 = Jumlah pengamatan metode scarifikasi teknik horizontal

n2 = Jumlah pengamatan dengan metode scarifikasi teknik vertikal

Page 58: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

Dik : X1 = 75,4 S12 = 3,97 N1 = 5

X2 = 52,4 S22 = 6,73 N2 = 5

Dit : thitung.....?

thitung )n/(S )n/(S

X X

2

2

21

2

1

2 1

; db = n1 + n2 – 2

)5/(6,73 )5/(3,97

52,4 4,75

; db = 5 + 5 – 2

)(1,346 )(0,794

23

; db = 8

2,14

23

; db = 8

1,46

23

; db = 8

= 15,75342 ; db = 8

ttabel = (0,05 ; 8)

= 2.306

Karna nilai thitung > ttabel maka tolak H0, Jadi kesimpulan daya kecambah

antara teknik horizontal berbeda dengan teknik vertikal (daya kecambah teknik

horizontal lebih tinggi dari teknik vertikal ).

Page 59: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

3. Analisis Uji t Berdasaran Kecepatan Berkecambah

Analisis data uji t berdasaran kecepatan berkecambah dengan metode

scarifikasi teknik horizontal dan teknik vertikal digunakan uji beda dengan

ulangan sebanyak 5 kali. Pengunaan uji statistik t apabila rumusan masalahnya

atau pernyataan yang menyataan suatu objek dinyatakan dengan kalimat ragam

kedua sama dengan (H0), maka rumusan alternatifnya harus diyatakan dengan

bunyi kalimat ragam kedua tidak sama (H1). Rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut :

H0 : µ 1 = µ 2

H1 : µ 1 ≠ µ 2

Tabel 7. Perbandingan kecepatan berkecambah dengan metode scarifikasi teknik

horizontal dan teknik vertikal

Perlakuan Teknik Horizontal Dan

Vertikal

Kecepatan Berkecambah (hari)

Horizontal Vertikal

X1 X12 X2 X2

2

Ulangan 1 18 324 18 324

Ulangan 2 18 324 18 324

Ulangan 3 19 361 18 324

Ulangan 4 18 324 18 324

Ulangan 5 18 324 18 324

Jumlah 91 1657 90 1620

Rata-rata 18.2 331.4 18 324

Sumber : Data Primer Setelah Diolah,2018

Keterangan:

Page 60: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

X = Jumlah kecepatan berkecambah

X2 = Rata-rata kecepatan berkecambah

Sebelum dilakukan uji t kecepatan berkecambah langka Pertama yang

dilakukan adalah menghitung nilai simpangan baku dan uji ragam kedua populasi

untuk membuktikan apakah rumus ragam kedua populasi sama atau ragam kedua

populasi tidak sama yang digunakan dalam uji t.

a. Menghitung nilai simpangan baku kecepatan berkecambah teknik horizontal

dan teknik vertikal dengan rumus sebagai berikut :

S12

1

/)(. 2

1

2

1

n

nxxn

S22

1

/)(. 2

2

2

2

n

nxxn

Keterangan:

S12 = Simpangan baku kecepatan berkecambah teknik horizontal

S22 = Simpangan baku kecepatan berkecambah teknik vertikal

n1 = Jumlah pengamatan kecepatan berkecambah teknik horizontal

n2 = Jumlah pengamatan kecepatan berkecambah teknik vertikal

1 x = Jumlah kecepatan berkecambah teknik horizontal

2x = Jumlah kecepatan berkecambah teknik vertikal

2

1 x = Rata-rata kecepatan berkecambah teknik horizontal

2

2 x = Rata-rata kecepatan berkecambah teknik vertikal

Page 61: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

S12

1

/)( 2

1

2

1

n

nxx S2

2

1

/)( 2

1

2

1

n

nxx

15

5/)91(6571 2

15

5/)90(6201 2

S12 = 0,2 S2

2 = 0

S2 = 0,45 S2 =0,00

b. Uji ragam kedua populasi kecepatan berkecambah teknik horizontal dan teknik

vertikal

Fhitung

2

2

2

1

S

S ; db = n1-1 ; n2-1

Ftabel = (0,05 ; n-1 ; n-1)

Keterangan:

Fh = Fhitung

th = Ftabel (Dalam penelitian ini menentukan risiko kesalahan taraf signifikans

α = 5% = 0,05)

S12 = Simpangan baku kecepatan berkecambah teknik horizontal

S22 = Simpangan baku kecepatan berkecambah teknik vertikal

db = Derajat bebas

n1 = Jumlah pengamatan kecepatan berkecambah teknik horizontal

n2 = Jumlah pengamatan kecepatan berkecambah teknik vertikal

Fhitung

2

2

2

1

S

S ; db = n1-1 ; n2-1

0

45,0 ; db = 5-1 ; 5-1

=0 ; db = 4 ; 4

Page 62: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

Ftabel = (0,05 ; 4 ; 4)

= 6,388

Karna nilai Fhitung > Ftabel maka tolak H0, kesimpulannya uji ragam

keduan populasi tidak sama. Maka rumus yang digunakan untuk uji t kecepatan

berkecambah adalah ragam kedua populasi tidak sama.

c. Ragam kedua populasi tidak sama (kecepatan berkecambah) digunakan

statistik

th

)n/(S )n/(S

X X

2

2

21

2

1

2 1

db = n1 + n2 – 2

Keterangan:

th = thitung

th = Ftabel (Dalam penelitian ini menentukan risiko kesalahan taraf signifikansi

α = 5% = 0,05)

db = Derajat bebas

1X = Rata-rata pengamatan dengan metode scarifikasi teknik horizontal

2X = Rata-rata pengamatan dengan metode scarifikasi teknik vertikal

S12

= Simpangan baku dari hasil pengamatan dengan metode scarifikasi teknik

horizontal

S22 = Simpangan baku dari hasil pengamatan dengan metode scarifikasi teknik

vertikal

n1 = Jumlah pengamatan metode scarifikasi teknik horizontal

n2 = Jumlah pengamatan dengan metode scarifikasi teknik vertikal

Ragam kedua populasi tidak sama (kecepatan berkecambah) digunakan

statistik

Page 63: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

Dik : X1 = 18,2 S12 = 0,45 N1 = 5

X2 = 18 S22 = 0 N2 = 5

Dit : thitung.....?

thitung

)n/(S )n/(S

X X

2

2

21

2

1

2 1

)5/(0 )5/(0,45

18 2,18

0 0,09

2,0

0,09

2,0

0,3

2,0

= 0,6

ttabel = (0,05 ; 8)

= 2.306

Karna nilai thitung > ttabel maka tolak H0, Jadi kesimpulan kecepatan

berkecambah antara teknik horizontal berbeda dengan teknik vertikal

kecepatan berkecambah teknik horizontal lebih tinggi dari teknik vertikal ).

Page 64: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa

persentase perkecambahan kayu Afrika ( Maesopsis eminii ) dengan metode skarifikasi

tehnik tanam horizontal cukup efektif dibandingkan dengan tehnik tanam vertikal

6.2. Saran

1. Untuk penanaman biji kayu Afrika ( Maesopsis eminii ) sebaiknya ditanam pada

waktu musim hujan agar tidak merepotkan waktu penyiraman

2. Adanya penelitian lanjutan dengan menggunakan tehnik penanaman yang lebih

beragam untuk mengetahui pertumbuhan tanaman

Page 65: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 1993. Dasar-Dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh.

Bandung: Penerbit Angkasa

Copeland, L. D. 1976. Principles of Seed Science and Technology. Minneapolis

Minnesota: Burgess Publishing Company

Darjadi, L. dan Hardjono. 1972.Sendi-SendiSilvikultur. Jakarta: Dirjen Kehutanan

Gardner, F. P. ; R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman

Budidaya. Jakarta: UI Press

Ginting, J. 1999. Bercocok Tanam Kelapa Sawit dan Pengolahan Hasilnya.

Medan.

Harjadi. 1991. Dasar-Dasar Teknologi Benih. Dept. Bogor: Agronmi IPB Press

Harman, et. al. 1997. Plant Propagation. Principles and Practicess. Prentice Hall

International Inc, USA.

Hasanah, M. 2002. Peran mutu fisiologik benih dan pengembangan industri benih

tanaman industri. Jurnal Litbang Pertanian 21(3):84–91.

Kamil , jurnalis . 1979 . Dasar Teknologi Benih . Angkasa Raya : Padang

Nugraha, U.S. dan S. Wahyuni, 1998. Pengaruh kadar air benih dan jenis kemasan

terhadap daya simpan benih kedelai pada suhu kamar. Jurnal

Penelitian Pertanian Tanaman Pangan17(1): 59-67.

Schmidt, L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan

Suptropis. Derektorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan

Sosial. Departemen Kehutanan. Buku. Gramedia. Jakarta. 185 p.

Page 66: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

Schmidt, L.2002. Pedomanan Penanganan Benih Tanaman Hutan Topis dan

Subtropis (terjemahkan) Dr. Mohammad Na’iem dkk, Bandung

Suharto, E. 2003. Struktur Biji, Sifat Biji Dan Karakteristik Benih Kemiri

(Aleuritus moluccana wild) Provenan Karang Dempo. Jurnal Akta

Agrosia Vol. 6 No. 1 hlm 27-35. Jurusan Budidaya Hutan Fakultas

Pertanian UNIB: Bengkulu.

Sutopo, L. 1988. Teknologi Benih. CV. Rajawali, Jakarta.

Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Buku. Rajawali Pres. Jakarta. 238 p.

Tamin, R. P. 2007. Teknik perkecambahan benih jati (Tectona grandis Linn. F.).

Jurnal Agronomi. Vol 1 : Halaman 7-14

Willan, R.L. 1985. A Guide to Forest Seed Handling. DANIDA Forest Seed

Centre Hunleabeak. FAO. Denmark.

Winarni, T. dan S. Elia 2009. Pengaruh ukuran benih terhadap perkecambahan

benih kayu arika (Measopsis eminii). Jurnal. Balai Penelitian

Teknologi Pembenihan. Bogor. 6(1): 7-12.

Page 67: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

HORIZONTAL

tgl pengamatan perkecambahan

1 2 3 4 5

2 3 4

2 3

3 1 4 2 5 6

4 3 6 4 4 8

5 9 5 12 11 19

6 16 11 13 18 16

7 13 10 16 11 10

8 6 14 17 6 10

9 12 11 7 12 6

10 1 9 8 4 7

11 8 4 4 7 8

12 6 4 6 2 2

13

1 1 4 4

14 3 2 1 5

15 2 2

1 1

16 4 2 2

2

17 1

1 1

18

1

19 2

20

1

21

22

2

2

23

24

25

Page 68: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

26

27

28

29

30

31

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

jumlah 90 91 94 95 104

Jumlah yang tidak normal disetiap ulangan yaitu :

Perlakuan Horizontal Tidak Normal

Ulangan 1 8

Page 69: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

Ulangan 2 5

Ulangan 3 2

Ulangan 4 5

Ulangan 5 10

VERTIKAL

tgl pengamatan perkecambahan

1 2 3 4 5

2 5 3 5 5 5

3 3 3 2 1 1

4 5 8 8 6 2

5 7 12 8 8 9

Page 70: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

6 10 3 8 12 9

7 4 8 12 11 9

8 15 3 10 10 7

9 8 12 5 12 9

10 8 11 8 9 5

11 6 7 9 5 7

12 7 1

5 1

13 1 3 3 1 3

14 3 5 1

4

15 3 6

1

16 1 3

1 1

17 1

4

18

1 1 2

19 3 1

1 2

20 3 2

3

21

1

22

2

1

23

2

24 2

25

2

26

27

28

29

30

31

Page 71: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

jumlah 95 94 84 95 78

Jumlah yang Tidak Normal disetiap Ulangan yaitu :

Perlakuan Vertikal Tidak Normal

Ulangan 1 21

Ulangan 2 35

Ulangan 3 31

Ulangan 4 31

Ulangan 5 19

Page 72: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

Perkecambahan tidak normal

Page 73: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

Perkecambahan normal

Page 74: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,
Page 75: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

Perkecambahan Horizontal

Page 76: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,
Page 77: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

Perkecambahan Vertikal

Page 78: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,
Page 79: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,
Page 80: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,
Page 81: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,
Page 82: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,
Page 83: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,
Page 84: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN KAYU AFRIKA ... · Buah keras berbentuk bulat telur sungsang, panjang 20-35 mm dan lebar 10-18 mm, secara berangsur-angsur warna buah berubah,

RIWAYAT HIDUP

SUPRIADI lahir di Bonto Sapiri Kelurahan Onto

Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng pada tanggal

10 Mei 1995. Merupakan anak pertama dari Dua

bersaudara. Buah kasih dari pasangan H. Salatu dan Hj.

Sia. Penulis mulai mengecap Pendidikan Dasar di SD

Inpres Onto Kelurahan Onto Kecamatan Bantaeng

Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan pada tahun 2001 dan lulus pada tahun

2007. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Bantaeng dan lulus pada tahun 2010. Pada

tahun yang sama penulis melanjutkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2

Bantaeng dan lulus pada tahun 2013, pada tahun yang sama diterima di jurusan

Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar

(UNISMUH).

Selama menempuh Pendidikan di program studi Kehutanan Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar penulis aktif pada Pengurus

Himpunan Mahasiswa Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Makassar.